• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketahanan Fiber Plastic Composite (FPC) Termodifikasi terhadap Serangan Penggerek Laut (Marine Borer)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Ketahanan Fiber Plastic Composite (FPC) Termodifikasi terhadap Serangan Penggerek Laut (Marine Borer)"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

K

ETAHAN

TERMO

PENG

091

PR

UN

NAN

FIBE

ODIFIKA

GGEREK

ADE 1201120 / T

ROGRAM

FAKU

NIVERSIT

ER PLAS

ASI TERH

K LAUT (

SKRIP

DWI FON TEKNOLO

M STUDI

ULTAS PE

TAS SUM

2013

STIC COM

HADAP S

(

MARINE

PSI

NNA RIZK OGI HASIL

I KEHUT

ERTANIA

MATERA

3

MPOSITE

SERANG

E BORER

I

L HUTAN

TANAN

AN

UTARA

E

(FPC)

GAN

R)

(2)

ABSTRAK

ADE DWI FONNA RIZKI. Ketahanan Fiber Plastic Composite (FPC) Termodifikasi terhadap Serangan Penggerek Laut (Marine Borer). Dibimbing oleh LUTHFI HAKIM dan RIDWANTI BATUBARA

Papan Fiber Plastic Composite (FPC) yang terbuat dari serat kardus dan plastik polipropilena dengan penambahan maleat anhidrida (1% dan 2%) sebagai compatibilizer dan benzoil peroksida (15%) sebagai inisiator (termodifikasi) diuji ketahanannya terhadap serangan marine borer. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi kualitas sifat fisis papan FPC termodifikasi, identifikasi jenis-jenis marine borer, dan ketahanannya terhadap serangan marine borer. Pengujian sifat fisis berdasarkan pada standar JIS A 5905-2003 dan JIS A 5908-2003 sedangkan ketahanan papan FPC termodifikasi terhadap serangan marine borer berdasarkan SNI 01-7207-2006. Papan FPC termodifikasi diumpankan di perairan Pelabuhan Belawan, Medan selama enam bulan.

Hasil penelitian menunjukkan sifat fisis papan FPC telah memenuhi standar JIS A 5905-2003 dan JIS A 5908-2003. Papan FPC yang telah diumpan selama 6 bulan, sesuai dengan SNI 01-7207-2006 ketahanannya terhadap organisme marine borer di laut diklasifikasikan ke dalam kelas I yaitu sangat tahan dan kelas II yaitu tahan. Organisme laut yang ditemukan pada papan FPC termodifikasi sebanyak 17 jenis, namun yang berperan sebagai marine borer hanya 2 jenis yaitu Teredo sp. dan Limnoria sp. dan setelah uji belah diketahui bahwa pola serangan pada papan FPC merupakan pola serangan Martesia striata dari famili pholadidae.

Kata kunci: FPC, Marine Borer, Perairan Pelabuhan Belawan, Termodifikasi, Sifat Fisis

(3)

ABSTRACT

ADE DWI FONNA RIZKI. Durability of Modified Fiber Plactic Composite (FPC) Against Marine Borer. Guided by LUTHFI HAKIM and RIDWANTI BATUBARA

The Fiber plastic composite (FPC) board that made from corrugated paper fiber and plastic polypropylene with maleic anhydride (1 % and 2 %) as compatibilizer and benxzoil peroxide (15 %) as initiator (modified). The purpose of this research were to evaluate the quality of the physical properties of modified FPC board, identification kinds of marine borer, and the durability against marine borer. The physical properties was based on JIS A 5905-2003 and JIS A 5908-2003. The durability of modified FPC board against marine borer was based on SNI 01-7207-2006. The Modified FPC board was soaking in the sea of Port Belawan, Medan for six months.

The results showed the physical properties of modified FPC board were full fil the standard JIS A 5905-2003 and JIS A 5908-2003. The durability of modified FPC board against marine borer according SNI 01-7207-2006 was classified into very durable and durable. The marine organism which found on modified FPC board were 17 specieses but only 2 specieses classified as marine borers, there are Limnoria sp and Teredo sp. After the split test was known that the pattern of attacks on the modified FPC board is Martesia striata's attack patterns of pholadidae. 

 

Keywords: FPC, Marine Borer, Modified, Physical Properties, Sea Of Port Belawan 

 

 

 

 

 

 

 

 

(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Banda Aceh pada tanggal 18 Juli 1991 dari Ayah Afrian Sudi dan Ibu Nazifah Nasution (Alm). Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Pada tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 4 “DKI Jakarta” Banda Aceh, dan lulus seleksi masuk USU melalui jalur SNMPTN. Penulis memilih program studi Kehutanan, Fakultas Pertanian.

Semasa perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten laboratorium Dendrologi, Geodesi dan Kartografi dan Ekologi Hutan pada tahun 2011 serta asisten Klimatologi Hutan, Dendrologi, Pemanenan Hasil Hutan, Anatomi dan Identifikasi Kayu dan Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) pada tahun 2012. Penulis mengikuti kegiatan organisasi Himpunan Mahasiswa Sylva (HIMAS) USU dan BKM Baitul Assyjar. Penulis pernah mengikuti kegiatan magang selama sebulan pada tahun 2010 di LSM Sumatran Rainforest Institute (SRI) dan pada tahun 2011 di Desa Paluh Manan, Belawan, Medan.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Judul dari skripsi ini adalah “Ketahanan Fiber Plastic Composite Termodifikasi terhadap Serangan Marine Borer”. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dalam penggunaan papan alternatif pengganti kayu di luar ruangan (outdoor) seperti konstruksi pelabuhan. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayah Afrian Sudi, Ibu Nazifah Nasution (Alm), Ibu Tina Sari Handayani, Bang Bobby Prima Zifriandi, Herry Novi Riandi, Ade Mutia Rizki, Bujing Nastuti Nasution, Ayah Haris Nasution, Ayah Mukhlis Nasution yang telah memberikan doa yang tulus, kasih sayang, dorongan materi serta semangat kepada penulis. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada komisi pembimbing Luthfi Hakim S.Hut, M.Si, dan Ridwanti Batubara S.Hut, MP yang telah banyak memberikan bantuan serta masukan yang sangat bermanfaat selama penulis menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN... x

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 3

Manfaat ... 3

Hipotesis ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Fiber Plastic Composite (FPC) ... 4

Kertas Kardus ... 5

Polipropilena ... 7

Maleat Anhidrida (MAH) ... 8

Benzoil Peroksida ... 9

Marine Borer (Penggerek Laut) ... 10

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian ... 13

Bahan dan Alat Penelitian ... 13

Prosedur Penelitian Penyusunan Contoh Uji Papan FPC ... 14

Perendaman Contoh Uji Papan FPC di Laut ... 16

Pengujian Sifat Fisis Papan FPC ... 16

Kerapatan ... 16

Kadar Air ... 17

Daya Serap Air ... 17

Pengembangan Tebal ... 17

Pengujian Kualitas Papan FPC ... 18

Pengujian Kadar Garam Air Laut dan pH Papan FPC ... 18

Pengukuran Persentase Intensitas Serangan Marine Borer ... 19

(7)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perubahan Warna dan Pengikisan Papan FPC ... 22

Sifat Fisis Papan FPC ... 25

Kerapatan ... 25

Kadar air ... 28

Daya serap air ... 31

Pengembangan tebal... 33

Intensitas serangan Marine Borer ... 35

Penurunan Berat Papan FPC ... 37

Jenis-Jenis Organisme Laut di Perairan Belawan ... 39

Balanus sp. ... 39

Barbatia sp. ... 41

Coryphella sp. ... 42

Crepidula sp. ... 44

Cylindrotis quadrasi. ... 45

Dostia violecea ... 47

Limnoria sp. ... 48

Membranipora membranacea. ... 49

Musculista senhousia. ... 51

Nereis sp. ... 53

Ophiocoma dentata. ... 54

Parasesarma sp. ... 55

Saccostrea cucullata. ... 56

Teredo sp.. ... 58

Tubifex sp. ... 59

Urosalpinx sp.. ... 60

Jumlah Jenis dan Individu Organisme Laut pada Papan FPC ... 62

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 75

Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(8)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Nilai Sifat Fisis Papan Komposit Menurut JIS A 5905-2003

Hardboard S 20 dan JIS A 5908-2003 Particleboard Type 13 ... 18 2. Klasifikasi Ketahanan Papan FPC Terhadap Serangan

Marine Borer Berdasarkan Persentase Intensitas Serangan

(SNI 01-7207-2006) ... 19 3. Klasifikasi Ketahanan Papan Fpc Terhadap Serangan

Marine Borer berdasarkan Persentase Penurunan Berat ... 20 4. Nilai pH Papan FPC ... 24 5. Nilai Rata-Rata Hasil Pengujian Sifat Fisis Papan FPC ... 25 6. Nilai Rata-Rata Persentase Intensitas Serangan Marine Borer

Papan FPC ... 35 7. Nilai Rata-Rata Persentase Penurunan Berat Papan FPC ... 37 8. Jumlah Jenis Organisme Laut yang Ditemukan pada

Papan FPC ... 73 9. Jumlah Individu Organisme Laut yang Ditemukan pada

Papan FPC Per Minggu Pengamatan ... 74

     

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Polimerisasi Polipropilena ... 8

2. Maleat Anhidrida ... 9

3. Standar Ukuran Penyusunan Contoh Uji ... 14

4. Pola Penyusunan Ketahanan Papan FPC terhadap Marine Borer ... 15

7. Perbandingan Papan FPC A10 Sebelum Perendaman (a) dan Setelah Perendaman (b) ... 22

6. Grafik Nilai pH Papan FPC ... 25

7. Grafik Rata-Rata Kerapatan (g/cm3) Papan FPC Sebelum dan Setelah Perendaman ... 26

8. Grafik Rata-Rata Persentase Kadar Air Papan FPC Sebelum dan Setelah Perendaman ... 28

9. Grafik Rata-Rata Persentase Daya Serap Air Papan FPC ... 31

10. Grafik Rata-Rata Persentase Pengembangan Tebal Papan FPC ... 33

11. Grafik Rata-Rata Persentase Intensitas Serangan Marine Borer Papan FPC ... 36

12. Grafik Rata-Rata Persentase Penurunan Berat Papan FPC ... 38

13. Teritip (Balanus sp.) ... 39

14. Pola Penempelan Balanus sp. Pada Contoh Uji papan FPC ... 40

15. Barbatia sp. ... 41

16. Coryphella sp. ... 43

17. Crepidula sp. ... 44

18. Cylindrotis quadrasi ... 46

19. Dostia violecea ... 47

(10)

21. Membranipora membranacea ... 50

22. Musculista senhousia. ... 51

23. Nereis sp. ... 53

24. Ophiocoma dentata ... 54

25. Parasesarma sp. ... 56

26. Saccostrea cucullata. ... 57

27. Teredo sp. ... 58

28. Tubifex sp. ... 60

29. Urosalpinx sp. ... 61

30. Telur Kapsul Urosalpinx sp. ... 62

31. (a) Pola Serangan Teredo sp (Didziulis, 2009) dan (b) Pola Serangan Limnoria sp. (Batham, 1951) ... 63

32. Pola Serangan Martesia striata ... 63

30. Macam-Macam Pola Serangan Marine Borer; (a) Shipworms; (b) Pholad; (c) Pill bugs; (d) Pill bugs with juveniles (Santhakumaran, 2000) ... 64

34. Tahapan Penyerangan Martesia striata Pada Papan FPC; (a) Larva terbawa oleh air; (b) Larva mengeluarkan kaki untuk menempel pada papan FPC; (c) Larva menempel pada papan FPC; (d) Kaki dimasukkan kembali ke dalam cangkang; (e) Tahap pengikisan dan pembuatan lubang pada papan FPC; dan (f) Larva berkembang hingga dewasa dan menggali papan FPC sampai ukuran maksimum tubuhnya ... 65

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Hasil Pengujian Sidik Ragam dan Uji Lanjut DMRT 5 % Sifat Fisis

Contoh Uji Papan FPC, Persentase Penurunan Berat dan

(12)

ABSTRAK

ADE DWI FONNA RIZKI. Ketahanan Fiber Plastic Composite (FPC) Termodifikasi terhadap Serangan Penggerek Laut (Marine Borer). Dibimbing oleh LUTHFI HAKIM dan RIDWANTI BATUBARA

Papan Fiber Plastic Composite (FPC) yang terbuat dari serat kardus dan plastik polipropilena dengan penambahan maleat anhidrida (1% dan 2%) sebagai compatibilizer dan benzoil peroksida (15%) sebagai inisiator (termodifikasi) diuji ketahanannya terhadap serangan marine borer. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi kualitas sifat fisis papan FPC termodifikasi, identifikasi jenis-jenis marine borer, dan ketahanannya terhadap serangan marine borer. Pengujian sifat fisis berdasarkan pada standar JIS A 5905-2003 dan JIS A 5908-2003 sedangkan ketahanan papan FPC termodifikasi terhadap serangan marine borer berdasarkan SNI 01-7207-2006. Papan FPC termodifikasi diumpankan di perairan Pelabuhan Belawan, Medan selama enam bulan.

Hasil penelitian menunjukkan sifat fisis papan FPC telah memenuhi standar JIS A 5905-2003 dan JIS A 5908-2003. Papan FPC yang telah diumpan selama 6 bulan, sesuai dengan SNI 01-7207-2006 ketahanannya terhadap organisme marine borer di laut diklasifikasikan ke dalam kelas I yaitu sangat tahan dan kelas II yaitu tahan. Organisme laut yang ditemukan pada papan FPC termodifikasi sebanyak 17 jenis, namun yang berperan sebagai marine borer hanya 2 jenis yaitu Teredo sp. dan Limnoria sp. dan setelah uji belah diketahui bahwa pola serangan pada papan FPC merupakan pola serangan Martesia striata dari famili pholadidae.

Kata kunci: FPC, Marine Borer, Perairan Pelabuhan Belawan, Termodifikasi, Sifat Fisis

(13)

ABSTRACT

ADE DWI FONNA RIZKI. Durability of Modified Fiber Plactic Composite (FPC) Against Marine Borer. Guided by LUTHFI HAKIM and RIDWANTI BATUBARA

The Fiber plastic composite (FPC) board that made from corrugated paper fiber and plastic polypropylene with maleic anhydride (1 % and 2 %) as compatibilizer and benxzoil peroxide (15 %) as initiator (modified). The purpose of this research were to evaluate the quality of the physical properties of modified FPC board, identification kinds of marine borer, and the durability against marine borer. The physical properties was based on JIS A 5905-2003 and JIS A 5908-2003. The durability of modified FPC board against marine borer was based on SNI 01-7207-2006. The Modified FPC board was soaking in the sea of Port Belawan, Medan for six months.

The results showed the physical properties of modified FPC board were full fil the standard JIS A 5905-2003 and JIS A 5908-2003. The durability of modified FPC board against marine borer according SNI 01-7207-2006 was classified into very durable and durable. The marine organism which found on modified FPC board were 17 specieses but only 2 specieses classified as marine borers, there are Limnoria sp and Teredo sp. After the split test was known that the pattern of attacks on the modified FPC board is Martesia striata's attack patterns of pholadidae. 

 

Keywords: FPC, Marine Borer, Modified, Physical Properties, Sea Of Port Belawan 

 

 

 

 

 

 

 

 

(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi (Peraturan Pemerintah No 61, 2009). Konstruksi-konstruksi di pelabuhan biasanya menggunakan kayu sebagai bahan dasarnya, seperti pembuatan tiang-tiang dermaga dan jembatan. Selain itu, kapal yang menjadi sarana angkutan bagi para nelayan juga masih menggunakan kayu. Selama ini penggunaan kayu untuk konstruksi-konstruksi pelabuhan tertuju kepada jenis-jenis kayu berkualitas baik dengan persyaratan tidak mudah pecah, tidak ada cacat belah, kuat, tahan terhadap organisme perusak kayu, perubahan iklim dan cuaca yang ekstrim. Namun, ketersediaan kayu berkualitas baik semakin berkurang. Maka untuk mengantisipasi hal tersebut, dilakukanlah banyak penelitian untuk membuat berbagai macam papan alternatif, salah satunya adalah Fiber Plastic Composite (FPC). FPC merupakan papan buatan yang terbuat dari kombinasi serat (bahan berlignoselulosa) dengan plastik termoplastis sebagai matriks perekatnya.

(15)

berakhir, maka kardus dibuang begitu saja tanpa ada upaya pemanfaatan lanjutan. Di lain pihak, polipropilena juga sering digunakan sebagai kemasan berbagai

jenis produk, peralatan rumah tangga, mebel hingga bahan banguanan dan automotif. Hal ini mengakibatkan banyaknya limbah polipropilena yang sukar

terdekomposisi dan akhirnya menimbulkan masalah lingkungan. Salah satu upaya untuk menangani masalah ini adalah menjadikan limbah kardus dan limbah polipropilena sebagai bahan baku dalam pembuatan papan FPC.

Masalah yang selalu dihadapi dalam pembuatan papan FPC adalah kurang kompaknya ikatan antara serat yang bersifat hidrofilik dengan plastik yang bersifat hirofobik. Upaya untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan zat aditif yang berfungsi untuk meningkatkan kekompakan antara kedua bahan dasar tersebut, seperti maleat anhidrida (MAH). Penambahan MAH dapat dikombinasikan dengan benzoil peroksida (BPO) yang berfungsi sebagai inisiatornya.

(16)

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur sifat fisis, persentase kehilangan berat, intensitas serangan marine borer, dan mengidentifikasi jenis-jenis marine borer yang menyerang dan pola penyerangan terhadap papan FPC yang terbuat dari serat kardus dan plastik polipropilena dengan penambahan zat aditif maleat anhidrida (MAH) dan benzoil peroksida (BPO).

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah adalah sebagai berikut :

1. Tersedianya data ketahanan papan FPC yang terbuat dari serat kardus dan plastik polipropilena dengan penambahan zat aditif MAH dan BPO terhadap serangan marine borer

2. Tersedianya data jenis marine borer yang menyerang papan FPC yang terbuat dari serat kardus dan plastik polipropilena dengan penambahan zat aditif MAH dan BPO di pelabuhan Belawan, Medan

3. Informasi bagi pengguna untuk penggunaan papan alternatif (FPC) sebagai pengganti kayu pada konstruksi di laut.

Hipotesis

Hipotesis yang digunakan adalah komposisi bahan baku (polipropilena:serat kardus) dan penambahan zat aditif (MAH dan BPO) serta

(17)

TINJAUAN PUSTAKA

Fiber Plastic Composite (FPC)

Menurut Taurista, et, al. (2004) komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material, yang memiliki sifat mekanik dari material pembentuk berbeda-beda. Dikarenakan karakteristik pembentukanya berbeda-beda, maka akan dihasilkan material baru yaitu komposit yang mempunyai sifat mekanik dan karakteristik yang berbeda dari material-material pembentuknya. Komposit dibentuk dari dua jenis material yang berbeda, yaitu : 1. Penguat (reinforcement), yang mempunyai sifat kurang ductile tetapi rigid

serta lebih kuat

2. Matriks, umumnya lebih ductile tetapi mempunyai kekuatan dari rigiditas yang lebih rendah

Komposit kayu plastik adalah komposit yang terbuat dari plastik sebagai matriks dan serbuk kayu sebagai pengisi (filler), yang mempunyai sifat gabungan keduanya. Penambahan filler ke dalam matriks bertujuan mengurangi densitas, meningkatkan kekakuan, dan mengurangi biaya per unit volume. Dari segi kayu, dengan adanya matriks polimer di dalamnya maka kekuatan dan sifat fisiknya juga akan meningkat (Febrianto, 1999).

(18)

Teknologi baru yang berkembang saat ini adalah pembuatan papan kombinasi antara serat dengan plastik sebagai matriksnya. Sianturi (2011) dan Tampubolon (2012) telah melakukan penelitian pembuatan papan FPC yang memanfaatkan kertas kardus sebagai bahan baku serat dan plastik polipropilena sebagai matriks pengikatnya. Pembuatan papan FPC ini dikombinasikan dengan penambahan maleat anhirida sebagai compatibilizer dan benzoil peroksida sebagai inisiator.

Kertas Kardus

Kardus atau corrugated paper merupakan bahan dasar kemasan yang memiliki daur hidup sangat singkat dan berharga ketika berlangsungnya proses distribusi produk dari produsen ke konsumen. Material kardus saat ini dipandang sebagai kebutuhan sekunder dalam suatu proses produksi industri. Bahan dasar utama kertas kardus berasal dari limbah industri pemotongan kayu (sisa potongan, serutan, serbuk gergaji). Sifat kardus mudah untuk diolah kembali atau didaur ulang beberapa kali, baik untuk bahan pembuatan kardus baru atau papan daur ulang (MDF/medium density fibreboard). Bahan bakunya sangat berlimpah dan didukung oleh sifatnya yang ramah lingkungan sehingga kardus menjadi material yang sangat ekonomis untuk dimanfaatkan (Ervasti, 1996).

Willy dan Yahya (2001) menyatakan bahwa kekurangan dan kelebihan kertas kardus adalah sebagai berikut :

(19)

2. Proses cetak dilakukan dengan sistem cetak sablon (silk-screen printing). Teknik pencetakan sablon cukup sulit untuk diterapkan karena permukaan material ini tidak begitu rata, disebabkan alur gelombang atau flute sehingga bagian yang cekung tidak dapat tercapai oleh screen sablon dan tinta tidak dapat tercetak secara merata.

3. Kertas sebagai bahan dasarnya tidak tahan terhadap air dan kelembaban, baik yang disebabkan oleh zat cair atau kelembaban udara. Sehingga harus dilakukan penjemuran atau pemanasan dengan plat lain (misalnya lampu sorot, oven, dan lain-lain) untuk mengembalikan kekuatan struktur material.

4. Dalam keadaan kadar air tinggi, sangat mudah terjadi perubahan permukaan atau kekuatan struktur gelombang bahkan terbukanya rekatan antar lapisan.

5. Ketebalan material yang tersusun dari lapisan-lapisan kardus berdampak langsung terhadap kekuatan struktur material. Semakin banyak lapisan atau semakin tebal material maka semakin kuat pula struktur material tersebut.

6. Penyusunan lapisan dengan sistem modul pada saat perekatan mempermudah proses pembuatan material untuk suatu produk. Hal ini dapat menekan banyaknya material yang terbuang pada saat proses produksi.

(20)

8. Proses produksi tidak membutuhkan peralatan khusus yang mahal dan tidak membutuhkan keahlian khusus sehingga kardus olahan dapat diproduksi dalam skala pribadi, rumah tangga, industri kecil hingga industri besar untuk menanggulangi kardus bekas yang umumnya hanya menjadi limbah.

9. Pengolahan dapat dilakukan dengan mudah untuk menghasilkan produk dengan sistem bongkar pasang.

Polipropilena

Polipropilena adalah suatu polimer yang dibentuk melalui reaksi kimia polimerisasi dari monomer yang merupakan senyawa vinil. Polipropilena termasuk jenis plastik komoditas yaitu jenis plastik dengan volume yang tinggi dan harganya murah. Plastik komoditas mewakili sekitar 90 % dari seluruh produk termoplastik. Polipropilena merupakan jenis bahan baku plastik yang sangat ringan, densitas 0,90-0,92 g/cm2, memiliki kekerasan dan kekakuan yang tinggi dan bersifat kurang stabil terhadap panas karena adanya hydrogen tersier. Penggunaan bahan aditif memungkinkan polipropilena memiliki mutu kimia yang baik sebagai bahan polimer (Sarumaha, 2008).

Monomer polipropilena merupakan hasil samping dari pemurnian minyak bumi. Monomer yang menyusun polipropilena memiliki struktur kimia CH2 = CH – CH3. Pembuatan polipropilena adalah melalui polimerisasi adisi dari

(21)

H CH3 H CH3

n C = C C C n = unit perulangan H H H H n

Gambar 1. Polimerisasi Polipropilena

Polipropilena mempunyai konduktivitas panas yang rendah (0,12 W/m), tegangan permukaan yang rendah, kekuatan benturan yang tinggi, tahan terhadap pelarut organik, bahan kimia anorganik, uap air, minyak, asam dan basa, isolator yang baik tetapi dapat dirusak oleh asam nitrat pekat, mudah terbakar, titik leleh 166ºC dan suhu dekomposisi 380ºC (Cowd, 1991).

Polipropilen mempunyai titik leleh yang tinggi (190-200ºC), sedangkan titik kristalisasinya antara 130-135ºC. Polipropilen mempunyai ketahanan terhadap bahan kimia (chemical resistence) yang tinggi, tetapi ketahanan pukul (impact strenght) rendah (Mujiarto, 2005). Adanya beraneka ragam produk berbahan polipropilena disebabkan karena polimer ini dapat bercampur baik dengan sejumlah bahan aditif, sehingga polimer ini sangat banyak digunakan. Polipropilena mempunyai sifat fisis keras dan kaku sehingga secara komersil selalu ditambah bahan aditif dengan tujuan agar diperoleh derajat kekerasan dan kelunakan tertentu (Wirjosentono, 1998).

Maleat Anhidrida (MAH)

(22)

khas yaitu adanya ikatan etilenik dengan gugus karbonil didalamnya, ikatan ini berperan dalam reaksi adisi. Umumnya senyawa dengan dua karbon ikatan rangkap mempunyai sifat yang karakteristik. MAH dengan berat molekul 98,06 larut dalam air, meleleh pada temperature 57-60ºC, mendidih pada 202ºC (Wulan, 2012). MAH mempunyai sifat kimia khas yaitu adanya ikatan etilenik dengan gugus karbonil di dalamnya, ikatan ini berperan dalam reaksi adisi (Arifin, 1996). Struktur kimia MAH ditunjukkan pada Gambar 2.

O

HC C

O HC C

O

Gambar 2. Maleat Anhidrida

Benzoil Peroksida (BPO)

Benzoil peroksida merupakan senyawa peroksida yang berfungsi sebagai inisiator dalam proses polimerasi dan bahan pembentukan ikatan silang dari berbagai polimer dan material polimer. Tanpa adanya inisiator maka kinerja dari compatibilizer dalam hal ini maleat anhidrat hanya bisa terjadi reaksi esterifikasi dengan gugus OH dari bahan baku sedangkan reaksi gabungan dengan polipropilena tidak terjadi (Wulan, 2012).

(23)

mengeliminasi karbondioksida, dengan demikian mengurangi pemborosan inisiator (Steven, 2001).

Benxzoil peroxide (BPO) adalah paling umum digunakan sebagai inisiator. Biasanya jumlah peroksida yang ditambahkan berkisar dari 0 %, 2 %, 3 % oleh berat dari monomer (Klyosov, 2007). Peran benxzoil peroxide sebagai inisiator

pada reaksi antara rantai polipropilena dengan maleic anhydride. Han et., al. (1990), mengemukakan bahwa inisiator diperlukan dalam pembuatan

papan partikel berbahan baku limbah serbuk kayu dan limbah plastik polipropilena, karena tanpa adanya inisiator maka kinerja dari compatibilizer dalam hal ini maleic anhydride hanya bisa terjadi reaksi esterifikasi dengan gugus OH dari bahan baku sedangkan reaksi gabungan dengan polipropilena tidak terjadi.

Marine Borer (Penggerek Laut)

Organisme perusak kayu di laut sering disebut dengan marine borer. Organisme ini dapat menyebabkan kerusakan yang luas pada bagian tiang-tiang dan kayu-kayu dermaga yang bersentuhan dengan air asin atau setengah asin dan perahu-perahu yang terbuat dari kayu. Binatang ini tersebar luas di sebagian besar perairan asin di dunia dan lebih banyak merusak di daerah-daerah tropis daripada di daerah sub tropis (Hunt dan Garrrat, 1986). Aktifitas perkembangan penggerek kayu di laut dipengaruhi oleh temperatur, salinitas, arus, pasang surut, gerakan ombak dan lain sebagainya (Muslich dan Sumarni, 2004).

(24)

berbeda, demikian pula cara menyerangnya. Dua tipe serangan yang dikenal adalah shipworm dan gribble (Muslich dan Sumarni, 1998). Berikut dua filum penggerek laut yang sering menyerang kayu atau bahan berlignoselulosa di laut :

Filum Crustacea

Terdapat sekitar 40.000 species, mencakup jenis- jenis copepod, udang dan kepiting. Berukuran kurang dari 0,1 mm sampai 60 cm, dengan berbagai bentuk tubuh. Keberhasilan crustaceae hidup di perairan antara lain disebabkan oleh anggota badannya yang bersendi-sendi, sehingga mudah berjalan dan berenang dengan cepat. Disamping itu adanya kulit keras, adakalanya tebal dan berduri tidak disukai predator (Suwignyo, et. al., 2005).

(25)

Filum Molusca

Beberapa genera terpenting dari kelas Mollusca yaitu Bankia, Teredo, Martesia dan Xylophaga. Bankia dan Teredo termasuk dalam famili Teredinidae sedangkan Martesia dan Xylophaga termasuk dalam famili Pholadidae. Teredo dan Bankia sering disebut teredine borer atau shipworm. Binatang ini dapat hidup dan berkembang normal di air yang mempunyai salinitas 10-30 per mil. Jenis lain dari Mollusca adalah Martesia dan Xylophaga. Martesia striata Linne merupakan salah satu spesies yang dijumpai di perairan pantai yang mempunyai bentuk seperti buah pear. Kerusakan yang ditimbulkan dapat mudah diketahui, berupa pengikisan bagian luar kayu dengan lubang-lubang yang dangkal. Sedangkan

(26)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 hingga September 2013. Penelitian dilaksanakan di 2 lokasi yaitu di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan, Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, untuk pengujian sifat fisis contoh uji papan FPC dan di Perairan/ areal PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan, Medan, untuk pengujian ketahanan contoh uji papan FPC terhadap serangan marine borer.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah contoh uji Papan FPC berukuran 10 x 5 x 1 cm sebanyak 36 contoh uji dengan komposisi bahan baku polipropilena:serat kardus (50:50, 60:40 dan 70:30), persentase penambahan zat aditif MAH (1 % dan 2 % dari berat polipropilena) dan BPO (15 % dari berat MAH) yang dibuat sebanyak 6 ulangan, cat minyak, semen, air, pasir dan buku identifikasi yang berjudul Biologi Laut Jilid 2, Mengenal Hewan Laut, Marine Wood Maintenance Manual: A Guide for Proper Use of Douglas-Fir in Marine

Exprosure, Wood Borers, Bivalves, serta Marine Invasive Species Identification Guide.

(27)

Prosedur

Penyu Pe mengacu k FPC ditun

Penyusuna manual de berurutan tersusun penyusuna pada Gam

Penelitian

usunan Con nyusunan c kepada SNI njukkan pad

Gam

an contoh engan pengu

ke arah axi dan mene an ketahana mbar 4.

ntoh Uji Pa contoh uji u I 01-7207-2 da Gambar 3

mbar 3. Stand

uji dilakuk undian. Set

al sebanyak empati ked

an contoh uj

apan FPC untuk penga 2006. Standa

3.

dar Ukuran P

kan secara tiap kode sa k 6 sampel b dudukannya uji papan FP

amatan terha ar ukuran p

Penyusunan

a acak. Pen ampel yang begitu selan a masing-m PC terhadap

adap serang enyusunan

Contoh Uji

ngacakan d keluar akan njutnya hing masing sec

p Marine Bo

gan marine contoh uji p

dilakukan s an disusun s gga ke 36 sa cara acak.

orer ditunju borer

papan

(28)

Gambar 4

Pe dilakukan tambang p dilubangi mengguna kemudian diikatkan berhubung dan air dii

4. Pola Penyu

nyusunan c dengan m plastik yang bagian ten akan tali tam

lubang per ke bagia gan. Pember ikatkan pada

usunan Ketah

contoh uji d menggunaka

g telah terp ngahnya de mbang plast rtama dan te an pegang

rat yang tel a rangkaian

ahanan Conto

dibuat denga an bor lis pasang cont engan meng tik dan dibe erakhir pada gan pelamp lah dibuat se n contoh uji

oh Uji Papan

an melubang strik, setiap

toh uji (seb ggunakan b eri jarak ant

a pipa paral pung (jirig

ebelumnya pertama da

FPC terhada

gi pipa para p lubang d belumnya s bor, lalu di

ar contoh uj lon diberi ta gen) yang

dari campu an terakhir.

ap Marine B

alon. Peluba dimasukkan setiap conto dirangkai de uji sebesar 5 ali tambang

dibuat s uran semen,

Borer

angan n tali oh uji

(29)

Perendaman Contoh Uji Papan FPC di Laut

Contoh uji yang telah disusun diletakkan di dalam laut dengan salinitas 30-40 ppm, dan air pasang surut maksimal 1,5-2 m (nilai ini berdasarkan acuan standar SNI 01-7207-2006). Pengamatan dilakukan setiap 2 minggu sekali pada pukul 14.00-17.00 WIB hingga 6 bulan pengamatan. Pengamatan yang dilakukan adalah mengidentifikasi jenis-jenis marine borer yang menyerang, pola penyerangannya, perubahan warna serta pengikisan permukaan contoh uji papan FPC.

Proses identifikasi jenis dilakukan dengan cara mengamati secara visual dan mencatat keseluruhan ciri fisik organisme laut yang menyerang papan FPC dan pola penyerangannya. Selanjutnya data tersebut akan dibandingkan dengan data yang diperoleh pada beberapa buku identifikasi. Identifikasi juga dilakukan dengan bantuan beberapa jurnal ilmiah dan situs-situs internet tentang organisme laut atau organisme penggerek laut (marine borer).

Pengujian Sifat Fisis Papan FPC

Pengujian sifat fisis yang dilakukan terhadap papan FPC antara lain pengujian kerapatan, kadar air, daya serap air dan pengembangan tebal. Berikut cara pengujian terhadap keempat sifat fisis tersebut:

a. Kerapatan

(30)

Kerapatan (g/cm3) =

) (

) (

3

cm Volume

gram Berat

b. Kadar Air (KA)

Contoh uji yang digunakan untuk menguji kadar air papan komposit berukuran 10 cm x 5 cm x 1 cm. Kadar air papan partikel dihitung berdasarkan berat awal (BA) dan berat kering oven (BKO) selama 6 jam pada suhu 80ºC. Nilai kadar air papan FPC dihitung berdasarkan rumus:

Kadar Air (%) = x100% BKO

BKO BA

c. Daya Serap Air (DSA)

Contoh uji berukuran 10 cm x 5 cm x 1 cm dalam keadaan kering udara ditimbang berat awalnya (B1). Kemudian direndam dalam air laut selama 6 bulan,

dan ditiriskan airnya hingga mencapai kondisi kering udara. Setelah itu ditimbang beratnya (B2). Nilai daya serap air papan FPC dihitung berdasarkan rumus:

Daya Serap Air (%) = 100%

1 1

2 x

B B B

d. Pengembangan Tebal

Contoh uji berukuran 10 cm x 5 cm x 1 cm sama dengan contoh uji daya serap air. Pengembangan tebal didasarkan pada tebal sebelum (T1) yang diukur

pada keempat sisi tebal contoh uji dan dirata-ratakan dalam kondisi kering udara dan tebal setelah perendaman (T2) dalam air laut selama 6 bulan. Nilai

pengembangan tebal papan komposit dihitung berdasarkan rumus:

Pengembangan Tebal (%) = 2 1 x100% T

(31)

Pengujian Kualitas Papan FPC

[image:31.595.112.514.287.369.2]

Pengujian sifat fisis dilaksanakan berdasarkan standar JIS (Japanese Industrial Standard) A 5905-2003 dan standar JIS A 5908-2003. Parameter kualitas papan yang diuji adalah kerapatan, kadar air, pengembangan tebal, dan daya serap air. Nilai standar JIS A 5905-2003 hardboard S20 dan JIS A 5908-2003 particleboardstype 13 ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Sifat Fisis Papan Komposit Menurut JIS A 5905-2003 Hardboard S20 dan JIS A 5908-2003 Particleboard Type 13.

No. Sifat Fisis Mekanis JIS A 5905-2003

hardboard S20

JIS A 5908 -2003 type

13

1. Kerapatan (g/cm3) ≥ 0,800 0,400-0,900 2. Kadar Air (%) 5-13 5-13

3. Daya Serap air (%) ≤ 30 Tidak dipersyaratkan 4. Pengembangan Tebal (%) Tidak dipersyaratkan ≤ 12

Pengujian Kadar Garam Air Laut dan pH Papan FPC

Pengujian kadar garam air laut (salinitas) berguna untuk mengetahui pengaruh kadar garam air laut terhadap kerusakan contoh uji. Pengujian ini dilakukan dengan cara meneteskan air laut diatas alat uji kadar garam (hand refractometer), kadar garam akan terbaca secara otomatis pada alat tersebut. Sedangkan pengujian pH contoh uji adalah untuk mengetahui pengaruh air laut terhadap perubahan tingkat keasaman contoh uji. Pengujian pH papan FPC dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Masukkan masing-masing 10 gram serbuk contoh uji papan FPC yang telah digergaji ke dalam botol kocok

b. Tambahkan air dengan perbandingan 1:5

(32)

Pengukuran Persentase Intensitas Serangan Marine borer

[image:32.595.109.517.303.380.2]

Contoh uji kering oven dibelah menjadi 2 pada bagian tebalnya. Hal ini dilakukan untuk melihat tingkat serangan marine borer di dalam contoh uji. Intensitas serangan dinilai berdasarkan perbandingan bagian yang rusak dengan luas permukaan yang diukur. Untuk menilai tingkat ketahanan papan FPC berdasarkan persentase intensitas serangan marine borer dapat dilihat seperti pada Tabel 2:

Tabel 2.Klasifikasi Ketahanan Papan FPC Terhadap Serangan Marine Borer Berdasarkan Persentase Intensitas Serangan (SNI 01-7207-2006)

Kelas Intensitas Serangan (%) Selang Intensitas Serangan I

II III IV V

< 7,3 7,3 – 27,1 27,1 – 54,8

54,8- 79,1 > 79,1

Sangat Tahan Tahan Sedang

Buruk Sangat Buruk

Pengukuran Persentase Penurunan Berat Papan FPC

Pengukuran persentase penurunan berat contoh uji dilakukan berdasarkan SNI 01-7207-2006. Perhitungan persentase penurunan berat (P) dilakukan dengan cara mengukur berat contoh uji kering oven sebelum perendaman (W1) dan berat

contoh uji kering oven setelah perendaman selama 6 bulan (W2). Perhitungannya

dengan menggunakan persamaan:

P (%) = 100% 2

2 W1

x W

W

(33)
[image:33.595.105.518.113.203.2]

Tabel 3. Klasifikasi Ketahanan Papan FPC Terhadap Serangan Marine Borer

Berdasarkan Persentase Penurunan Berat

Kelas Ketahanan Penurunan Berat (%) I Sangat tahan < 3,52

II Tahan 3,52-7,50

III Sedang 7,50-10,96

IV Buruk 10,96-18,94

V Sangat buruk 18,94-31,89

Analisis Data

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial, dengan dua faktor perlakuan yaitu faktor A adalah perlakuan komposisi bahan baku (polipropilena : serat kardus) yaitu 50 : 50, 60 : 40 dan 70 : 30 dan faktor B adalah persentase zat aditif MAH yaitu 1% dan 2%. Perlakuan dibuat sebanyak 6 kali ulangan. Sehingga jumlah contoh uji adalah 36 satuan percobaan. Model statistik yang digunakan adalah:

    Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + ∑ijk

Keterangan :

Yijk = Nilai sifat fisis (kerapatan, kadar air, daya serap air, pengembagan tebal),

persentase penurunan berat dan persentase intensitas serangan marine borer terhadap papan FPC yang direndam di laut selama 6 bulan dengan perlakuan ketiga taraf komposisi bahan baku dan kedua taraf persentase MAH sebanyak 6 kali ulangan.

µ = Rataan umum/nilai tengah.

αi = Pengaruh ketiga taraf perlakuan komposisi bahan baku

βj = Pengaruh kedua taraf perlakuan persentase MAH

(αβ)ij = Pengaruh interaksi kedua faktor perlakuan yaitu komposisi bahan baku

(34)

∑ijk = Pengaruh acak galat percobaan dari perlakuan ketiga taraf komposisi

bahan baku, kedua taraf persentase MAH sebanyak 6 kali ulangan.

Ada tidaknya pengaruh perlakuan terhadap sifat fisis, persentase penurunan berat dan persentase intensitas serangan marine borer terhadap papan FPC, dilakukan dengan analisis sidik ragam pada taraf keyakinan 95%. Kesimpulan analisis sidik ragam diperoleh dengan kriteria uji, yaitu jika F hitung ≤ F tabel maka H0 diterima dan jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak. Jika hasil

(35)
[image:35.595.218.407.270.488.2]

Perubaha Pe visual, se padatan ol sebelum d Gambar 5   Ha pengikisan terhadap p penyinaran FPC selam mengenai lumpur s melindung

an Warna d

rubahan wa edangkan p

leh air, ang dan setelah p

. Perbandin Perendaman

asil peneliti n yang terj perubahan n matahari ma perendam

papan FPC ehingga ai gi papan FP

HASIL D

dan Pengik

arna merup pengikisan gin, dan lain

perendaman

ngan Papan n (b)

ian menunj jadi pada p warna dan

secara lang man. Sinar C. Selain itu

ir cenderun PC dari sinar

DAN PEM

kisan Papan pakan perbe merupakan n sebagainy n ditunjukka FPC A10 jukkan bah papan FPC pengikisan gsung deng matahari ak u, perairan B

ng keruh. r matahari.

MBAHAS

n FPC

edaan warna n proses te

a. Perbandi an pada Gam

Sebelum P

hwa tidak (Gambar n dikarenak gan periode kan terurai o Belawan m

Keruhnya

SAN

a yang dap erbawanya ingan conto mbar 5.   Perendaman ada peruba 5). Ketaha kan tidak a yang lama oleh air lau engandung air ikut

pat dilihat s partikel-pa oh uji papan

(a) dan S

ahan warna anan papan adanya peng a terhadap p ut, sehingga partikel-pe berperan d

(36)

Sudiyani et al., (2003) menyatakan bahwa penggunanan kayu atau wood-based material untuk aplikasi outdoor, akan menyebabkan perubahan warna. Kerusakan ini disebabkan oleh pengaruh kombinasi dari sinar matahari, curah hujan, oksigen dan organisme seperti jamur. Penyinaran matahari yang mengandung UV adalah faktor dominan yang menyebabkan depolimerisasi lignin dalam dinding sel yang kemudian hilang/tercuci oleh hujan. Terlindungnya papan FPC dari penyinaran matahari, menyebabkan tidak terjadinya depolimerisasi lignin pada dinding sel serat kardus yang merupakan pengisi papan FPC. Selain itu, Subowo dan Satoto (1993) menyatakan bahwa proses pelapukan oleh cuaca dimulai dengan proses foto kimia oleh UV dari matahari yang dapat terjadi pada polimer. Dengan adanya oksigen di atmosfer, proses foto kimia berlanjut dengan proses oksidasi yang kemudian disebut proses fotooksidasi. Proses fotooksidasi dapat menyebabkan rantai molekul polimer terdegradasi dan mengakibatkan kerusakan. Perubahan sifat yang mungkin terjadi adalah memudarnya warna menjadi buram, erosi, retak-retak halus, dan penurunan kekuatan tarik.

Cowd dan Starley (1991) menyatakan bahwa bersifat kuat terhadap benturan, tahan terhadap pelarut organik, bahan kimia anorganik, uap air, minyak, asam dan basa. Sifat polipropilena yang keras dan kuat menyebabkan papan FPC tahan terhadap pengikisan. Diketahui bahwa pH air laut Belawan berdasarkan penelitian Sitorus (2011) umumnya berkisar antara 7,4-7,8 yang termasuk kategori basa. Polipropilena tahan terhadap basa sehingga papan FPC tidak mengalami pengikisan.

(37)
[image:37.595.183.443.331.453.2]

asam. Fengel dan Wegener (1984) bahwa berdasarkan kajian penelitian mengenai sifat keasaman dari kayu yang berasal dari wilayah subtropis dan tropis, menunjukkan hasil bahwasanya sebagian besar kayu bersifat asam. Farmer (1967) menyatakan kayu bersifat asam disebabkan oleh adanya asam-asam yang terdapat pada jaringan kayu seperti asam asetat, asam format, asam gallat, asam ellagat dan asam lemak. Serat kardus yang bersifat asam ini, kemudian menyerap air laut yang bersifat lebih basa, sehingga pHnya menjadi lebih basa. Nilai pH contoh uji papan FPC disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai pH papan FPC

PP : SK Zat Aditif pH MAH BPO

50:50 1%

15%

8,36

2% 9,03

60:40 1% 8,67

2% 8,66

70:30 1% 8,05

2% 8,05

Nilai pH papan FPC berkisar 8,05-9,03. pH terendah pada papan FPC

70:30 1 % dan 2 % MAH sedangkan yang tertinggi pada papan FPC 50:50 2 % MAH. Hal ini disebabkan pada papan FPC 70:30, jumlah serat kardusnya

(38)
[image:38.595.149.431.90.274.2]

Gambar 6. Grafik Nilai pH Papan FPC

Penurunan nilai pH jelas terlihat pada ketiga taraf komposisi bahan baku dengan persentase MAH 2 %. Pada Gambar 6, terlihat jelas bahwa semakin tinggi jumlah polipropilena maka semakin rendah nilai pHnya, sebaliknya semakin besar jumlah serat kardus maka semakin besar pula nilai pHnya.

Sifat Fisis Papan FPC

Hasil penelitian menunjukkan variasi masing-masing sifat fisis papan FPC. Nilai rata-rata hasil pengujian sifat fisis papan FPC ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Nilai Rata-Rata Hasil Pengujian Sifat Fisis Papan FPC

PP : SK Zat Aditif Sebelum Perendaman Setelah Perendaman DSA (%) PT (%)

MAH BPO ρ (g/cm3) KA (%) ρ (g/cm3) KA (%)

50:50

1%

15%

0,93 2,6 0,97 16,59 12,64 6,08

2% 1,02 0,65 0,98 8,32 6,73 7,11

60:40

1% 0,83 0,9 0,87 15,42 13,59 6,28

2% 1 1,04 1 7,76 6,11 4,84

70:30

1% 0,96 0,22 0,97 6,11 5,47 3,4

2% 0,96 0,16 0,94 6,18 4,09 4,63

Kerapatan

Kerapatan merupakan perbandingan antara massa dan volume papan FPC

8,36

8,67

8,05 9,03

8,66

8,05

7,4 7,6 7,8 8 8,2 8,4 8,6 8,8 9 9,2

PP:SK (50:50) PP:SK (60:40) PP:SK (70:30)

pH Contoh Uji

Komposisi Bahan Baku

MAH 1 %

[image:38.595.112.534.562.666.2]
(39)
[image:39.595.144.485.514.710.2]

0,83-1,02 perendama 50:50 2 % Kerapatan sedangkan kerapatan Nilai kera sedangkan Ni 50:50, me komposisi adanya pe pada masi tertinggi a g/cm3 men

Gambar 7

Kerapatan (gr/cm3)

g/cm3 ( an). Kerap % MAH, se n tertinggi s n yang tere

ini sesuai apatan teren n yang tertin

lai kerapat enurun pad i bahan bak enambahan

ing-masing adalah pada

njadi 1,00 g

. Grafik Ra Perendam 0,93 0,97 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 50:50 MAH 1 V

(sebelum p atan terting edangkan ya etelah peren endah adal dengan pen ndah papan

nggi pada p an secara a komposis ku 70:30 d persentase

komposisi komposisi g/cm3.

ata-Rata Ke man 1,02 0, 7 0,98 % 50:50 MAH 2 %

6 MA Variasi Per perendaman ggi sebelum ang terenda ndaman ada lah pada p nelitian Sia FPC terdap erbandingan keseluruhan si bahan ba dengan 1 % MAH seba bahan baku bahan baku erapatan (g/ 83 1 0,87 1 60:40 AH 1 %

60:40 MAH 2 %

rlakuan Pa

n) dan 0 m perendam

ah pada pap alah pada pa papan FPC anturi (2011 pat pada per n 60:40 2 % n tinggi pa aku 60:40, % MAH (G gai agen pe u mengalam u 60:40 2 %

cm3) papan

0,96 0,9

0,97

% 70:30 MAH 1 %

70 MAH

apan FPC

0,87-1,00 an adalah p pan FPC 60 apan FPC 6

60:40 1 1) yang me rbandingan % MAH. ada kompos namun nai Gambar 7). engcoupling mi peningkat % MAH, yai

FPC Sebe

960,94

0:30 H 2 %

Seb

Sete

59

g/cm3 (se pada papan 0:40 1 % M 60:40 2 % M % MAH. enyatakan b 60:40 1% M

sisi bahan ik kembali Namun, de g, nilai kera atan. Pening itu dari nilai

elum dan S

(40)

Secara keseluruhan nilai kerapatan papan FPC setelah perendaman mengalami peningkatan (Gambar 7), kecuali pada papan FPC 50:50 2 % MAH dan 70:30 2 % MAH. Meningkatnya nilai kerapatan contoh uji papan FPC, dikarenakan sifat higroskopis serat kardus sebagai bahan pengisinya. Sifat higroskopis inilah yang menyebabkan terjadinya penambahan dimensi pada papan FPC, sehingga meningkatkan nilai kerapatannya. Selain itu, penambahan berat papan FPC disebabkan adanya pengendapan kadar garam air laut Belawan.

Nilai kerapatan papan FPC sebelum maupun setelah perendaman, telah memenuhi kriteria standar Japanese Industrial Standard (JIS) A 5905-2003 untuk papan berkerapatan tinggi, dengan persyaratan minimal ≥ 0,80 g/cm3. Namun, jika dibandingkan dengan standar JIS 5908-2003 untuk papan partikel tipe 13, hanya papan FPC 60:40 1 % MAH yang memenuhi standarnya, yaitu 0,4-0,9 g/cm3.

Berdasarkan hasil uji sidik ragam pada taraf keyakinan 95 % (Lampiran 1), faktor persentase MAH dan faktor interaksi komposisi bahan baku

dengan persentase MAH berpengaruh nyata terhadap nilai kerapatan papan FPC sebelum perendaman. Selanjutnya hasil uji lanjut DMRT 5 % menyatakan bahwa kedua taraf persentase MAH saling berbeda nyata pengaruhnya terhadap nilai kerapatan papan FPC sebelum perendaman dan faktor interaksi 60:40 1 % MAH berbeda nyata dengan faktor interaksi lainnya.

(41)
[image:41.595.139.493.221.449.2]

Kadar Air Ka pada papa Nilai rata-Gambar 8 Gambar 8. Ka kadar air sebelum p terendah p perendama papan FPC Se penambah perendama meningkat 1 1 1 1 1

K

a

d

a

r A

ir

(%

)

r

adar air pap an FPC de -rata kadar . dibawah in

Grafik

Rata-adar air seb setelah per perendaman pada papan an terdapat C 70:30 1 %

cara keselu han persenta an. Berkura tkan ikatan 2,60 16,5 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 50:50 MAH 1

pan FPC ada ngan berat

air contoh ni:

-Rata Kadar

belum pere endaman b n adalah pa

FPC 70:30 pada papan % MAH.

uruhan kad ase MAH, k angnya kad n antar muk

0,65 0,

59

8,32

% 50:50 MAH 2 % M

Variasi Pe

alah perban t kering ov h uji papan

Air (%) Pap

endaman be erkisar anta ada papan 0 2 % MAH an FPC 50:5

dar air pap kecuali pad dar air dise ka antara se

,90 1,04

15,42

7,7

60:40 MAH 1 %

60:40 MAH 2 erlakuan P ndingan anta vennya dan FPC dapat

pan Fpc Sebe

erkisar anta ara 6,11-16

FPC 50:50 H, sedangka 50 1 % MA

pan FPC da papan FP

ebabkan ole erat kardus 0,22 0, 76 6,11 0 2 % 70:30 MAH 1 % M

apan FPC

ara jumlah a dinyatakan t dilihat pa

elum dan Sete

ara 0,16-2,6 ,59 %. Ka

1 % MAH n kadar air AH dan yan

berkurang PC 70:30 2

eh peran M dan polipro

16 6,18

70:30

MAH 2 % Seb

Set

air yang ter n dalam pe ada Tabel 5

telah Perenda

6 %, sedan adar air tert H dan kada

tertinggi se ng terendah

dengan ad % MAH se MAH yang opilena seh belum Perendaman telah Perendaman JIS A 5905- 2003 & 5908-2003 rdapat ersen. 5. dan

(42)

papan FPC lebih stabil dan tidak mudah menyerap air. Hull (1992) menyatakan bahwa untuk kerja dan stabilitas dari bahan komposit yang diperkuat oleh serat tergantung kepada suatu ikatan antar muka antara serat dan matriks. Selanjutnya Chattopadhyay (2000) menambahkan bahwa kompatibilitas plastisiser dengan bahan polimer ditentukan oleh interaksi molekul polimer-plastisier, bahan aditif, tekanan, suhu, kelembaban dan cahaya.

Persentase kadar air papan FPC setelah perendaman mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa contoh uji papan FPC cenderung menyerap air. Serat kardus sebagai pengisi pada papan FPC merupakan pengisi alami yang mengandung selulosa. Selulosa inilah yang mampu berikatan dengan air, sehingga ketika kondisi lingkungannya basah atau lembab akan sangat mudah terjadi penyerapan air. Hal ini sesuai dengan pendapat Pratama (2011) yang menyatakan bahwa persenyawaan dari selulosa bertanggungjawab terhadap proses serapan air, hal ini disebabkan oleh adanya gugus karboksil (R-COOH) memiliki kemampuan untuk mengikat molekul air dengan membentuk ikatan hidrogen antara gugus karboksil dengan molekul air. Tsoumis (1991) menambahkan bahwa kadar air juga sangat tergantung pada kondisi lingkungan sekitarnya, karena papan komposit terdiri atas bahan-bahan yang mengandung lignoselulosa sehingga bersifat higroskopis dan kadar air dapat berubah sesuai keadaan kelembaban udara sekelilingnya.

(43)

Sedangkan persentase kadar air papan FPC setelah perendaman memenuhi standar JIS A 5905-2003 dan JIS A 5908-2003, kecuali pada papan FPC 50:50 1 % MAH dan 60:40 1 % MAH.

Berdasarkan hasil uji sidik ragam pada taraf keyakinan 95 % (Lampiran 1), faktor komposisi bahan baku dan faktor interaksi komposisi bahan

(44)

Daya S

Da kemampua bulan. Dat

Pe MAH), da serap air komposisi disebabka Hal ini te pada papa daya serap pada kom diperoleh 1 1 2 2 3 Daya Serap Air (% ) Serap Air

aya serap a an papan un

ta hasil pengu

Gambar 9. G

rsentase da an 4,09-6,7 tertinggi ad i 70:30. Tin an kurang k erlihat pada an tersebut p air terting mposisi baha telah meme 12,64 0 5 10 15 20 25 30 PP:SK air merupak ntuk menye

ujian dapat d

Grafik Rata-R

aya serap ai 3 % (2 % dalah pada ngginya nila kompaknya a saat papan

(Lampiran ggi adalah an baku 70 enuhi standa

6,73

(50:50) P Variasi Pe

kan sifat f erap air sete

dilihat pada T

Rata Persent

ir papan FP MAH). Pa komposisi ai daya serap

ikatan anta n FPC dibe 2). Sedang pada komp 0:30. Persen ar JIS A 590

[image:44.595.141.491.197.407.2]

13,59 6,11 PP:SK (60:40) erlakuan Pa fisis papan elah dirend

Tabel 5. dan

tase Daya Se

PC berkisar ada papan F

bahan baku p air pada p ara poliprop elah, banya gkan pada p posisi bahan ntase daya

05-2003.

5,47

) PP:SK ( apan FPC

FPC yang am dalam a

Gambar 9.

rap Air Papa

antara 5,47 FPC 1 % M u 60:40 da papan FPC 6

pilena deng k terdapat papan FPC 2

n baku 50: serap air p

4,09

(70:30)

g mencerm air laut sela

an FPC

7-13,59 % MAH, nilai an terendah 60:40 1 % M gan serat ka

rongga (lub 2 % MAH, 50 dan tere papan FPC

(45)

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa dengan adanya penambahan persentase MAH, terjadi pengurangan persentase daya serap air pada papan FPC. Hal ini disebabkan oleh karena MAH dapat meningkatkan ikatan adhesi antara plastik polipropilena dan serat kardus sehingga papan lebih kompak dan serat kardus sulit menyerap air dari lingkungannya. Hal ini sesuai dengan penelitian Yeh Wang, et al., (2003), yang menyatakan bahwa adhesi yang tinggi dalam pembuatan Wood Polymer Composite (WPC) dapat meminimalkan daya serap air karena semakin kompaknya ikatan antar serat atau serbuk kayu dengan polimer.

Selain itu polipropilena pada papan FPC yang berfungsi sebagai matriks pengikat mampu menutupi permukaan serat kardus sehingga kemampuannya dalam menyerap air berkurang. Jadi, semakin banyak jumlah polipropilena, maka kemampuannya menyerap air akan semakin berkurang. Pratama (2010) menyatakan bahwa lapisan permukaan papan komposit polimer akan tertutupi oleh plastik yang mempunyai sifat tidak dapat menyerap air. Mujiarto (2005) menambahkan polipropilena yang memiliki sifat kekakuan yang tinggi sehingga sangat tahan terhadap air karena sedikit sekali menyerap air.

(46)
[image:46.595.143.488.276.490.2]

Pengem Pe terhadap b pengemba persentase FPC yan Tabel 5. d

Gam

Pe 3,4-6,28 % 1 % MAH 60:40 dan nilai daya terendah persentase cenderung Pengembangan T e bal (% ) mbangan T ngembanga besaran awa angan tebal e pengemb ng dihasilk dan Gambar

mbar 10. Gra

rsentase % (1 % MA H, nilai peng

terendah pa a serap air

pada komp e daya serap g mengalam 6,08 0 2 4 6 8 10 12 PP:SK ebal

an tebal mer al setelah di

sangat me bangan teb kan rendah 10. afik Rata-Ra pengemban AH), dan 4,6 gembangan ada kompos r tertinggi

posisi baha p air papan mi perubahan 7,11 (50:50) P Variasi Pe rupakan per irendam dal empengaruh bal tinggi h. Data h

ata Persentase

ngan teba 63-7,11 % (2

tebal tertin sisi 70:30. S

adalah pad an baku 7

FPC. Ketik n dimensi t

6,28

4,84

PP:SK (60:40)

erlakuan Pa

rsentase per lam air laut hi kestabila maka k hasil pengu

e Pengemban

al papan 2 % MAH) nggi adalah Sedangkan p da komposi

0:30. Nilai ka nilai day erutama dib

3,4

PP:SK (7

apan FPC

rtambahan t t selama 6 b n dimensi kestabilan

ujian dapa

ngan Tebal P

FPC b (Tabel 5). pada kompo pada papan isi bahan b i ini berhu a serap airn bagian tebal 4,63 70:30) tebal papan bulan. Perse dari papan

dimensi p at dilihat

Papan FPC

berkisar a Pada papan osisi bahan n FPC 2 % M

baku 50:50 ubungan de nya tinggi, p lnya. Papan

(47)

dengan pengisi serat kardus cenderung menyerap air jika kondisi lingkungannya lembab atau basah. Keberadaan selulosa yang bersifat hidrofilik akan menyebabkan terjadinya penyerapan kadar air yang kemudian berkorelasi terhadap pertambahan dimensi contoh uji. Mwaikambo dan Ansell (1999), kandungan air dan penyerapan kelembaban yang tinggi pada serat-serat selulosa menyebabkan pembengkakan (swelling) dan efek pemplastikan yang menyebabkan ketidakstabilan dimensional dan menurunkan sifat-sifat mekanik. Persentase pengembangan tebal papan FPC yang diperoleh telah memenuhi standar JIS A 5908-2003.

Pada papan FPC 1 % MAH, persentase pengembagan tebal komposisi bahan baku 60:40 lebih besar dibandingkan 50:50, dan mengalami penurunan pada komposisi bahan baku 70:30. Sedangkan pada papan FPC 2 % MAH, persentase pengembangan tebal terlihat semakin menurun dengan semakin banyaknya jumlah polipropilena yang digunakan. Tujuan ditambahkannya MAH, yaitu untuk meningkatkan kekompakan antara dua bahan yang berbeda sifatnya itu telah cukup berperan. Hasil penelitian Febrianto et al., (2006) yang meneliti komposit wood flour dengan polipropilena daur ulang dan penambahan MAH serta inisiator dicumyl perixide menunjukkan bahwa dengan penambahan MAH pada sifat fisis secara signifikan memperbaiki daya serap air dan pengembangan tebal komposit.

(48)

persentase MAH tidak berpengaruh nyata terhadap persentase pengembagan tebal papan FPC.

Intensitas Serangan Marine Borer

[image:48.595.125.499.345.454.2]

Intensitas serangan marine borer merupakan tingkat serangan marine borer terhadap papan FPC yang dinyatakan dalam persen. Intensitas serangan marine borer diperoleh dari perbandingan luas papan FPC yang terserang dengan luas keseluruhan papan FPC. Data rata-rata persentase intensitas serangan marine borer disajikan pada Tabel 6. dan Gambar 11.

Tabel 6. Nilai Rata-Rata Persentase Intensitas Serangan Marine Borer Papan FPC

PP : SK Zat Aditif IS (%)

MAH BPO

50:50 1%

15%

4,48

2% 1,89

60:40 1% 7,83

2% 0,96

70:30 1% 0,66

2% 0,64

(49)
[image:49.595.150.489.142.352.2]

persentase bahan bak

Gambar 11

Pe 01-7207-2 60:40 1 % Rendahny kerapatan marine bo

bahwa sem tidak bera di laut, h dengan ka bahwa apa akan cend Intensi tas Serangan Marine Borer (% ) e intensitas ku 50:50, se

. Grafik Rat

rsentase int 2006 termas % MAH ter ya intensitas yang tingg orer. Musl makin besar arti akan ter hanya mung ayu yang me abila ada du derung mem 4,48 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PP:SK V serangan dangkan ya a-Rata Perse tensitas sera suk kelas I ( rmasuk kel s serangan

i, yaitu seki lich dan Su r kerapatan rbebas sama gkin memak

emiliki kera ua pilihan je milih kayu ya

1,89

K (50:50) P

Variasi Perl

marine bo

ang terendah

entase Intens

angan mari (sangat taha las II (tahan

marine bo

itar 0,83-1,0 umarni (20

kayu maki a sekali dar akan waktu

apatan yang enis kayu y ang lebih lu

7,83

0,96

PP:SK (60:40)

lakuan Pap

orer terting h pada komp

itas Serangan

ne borer pa an), yaitu < n), karena orer terhada

02 g/cm3 se 005) menya

n tinggi ket ri serangan yang relat g rendah. Ba yang diseran unak. 0,66 0,64 PP:SK (70:3 pan FPC ggi adalah posisi bahan

n Marine Bo

apan FPC, b 7,3 %. Kec berada dian ap papan F ehingga suli atakan ada tahanan alam

organisme tif lama jik acker (1975 ng, maka org

4 0) Tah SNI 0 Tah SN pada komp n baku 70:3

orer Papan F

berdasarkan cuali, papan ntara 7,3-27 FPC dikaren it untuk dis a kecenderu aminya mesk penggerek ka dibandin 5) menamba rganisme pe

MAH 1 % MAH 2 % Kelas I han (< 7.3 %)

(50)

Hasil uji sidik ragam pada taraf keyakinan 95 % (Lampiran 1), menyatakan bahwa hanya faktor komposisi bahan baku dan faktor persentase MAH yang berpengaruh nyata terhadap persentase intensitas serangan marine borer. Selanjutnya, hasil uji DMRT 5 % menyatakan bahwa komposisi bahan baku 50:50 berbeda nyata dengan komposisi bahan baku 60:40, namun tidak berbeda nyata dengan komposisi bahan baku 70:30. Hasil uji DMRT 5 % untuk persentase MAH menyatakan bahwa, kedua taraf persentase MAH saling berbeda nyata terhadap persentase intensitas serangan marine borer papan FPC.

Penurunan Berat Papan FPC

[image:50.595.126.497.483.577.2]

Penurunan berat merupakan jumlah kehilangan berat papan FPC terhadap berat kering ovennya setelah direndam selama 6 bulan di perairan Belawan. Nilai rata-rata persentase penurunan berat papan FPC dapat dilihat pada Tabel 7. dan Gambar 12.

Tabel 7. Nilai Rata-Rata Persentase Penurunan Berat Papan FPC

PP : SK Zat Aditif PB (%)

MAH BPO

50:50 1%

15%

0,9

2% 0,83

60:40 1% 0,7

2% 0,51

70:30 1% 0,39

2% 0,32

Persentase penurunan berat papan FPC berkisar antara 0,39-0,9 % (1 % MAH) dan 0,32-0,83 % (2 % MAH) (Tabel 7). Persentase penurunan berat

(51)

menjadi s sedikit da Garrat (19 dicernanya dalam air semakin penurunan G Ad persentase aditif MA diserang berdasarka Ha hanya fak penurunan Penurunan Berat (% ) umber mak an sulit unt 986) menya a dengan b r laut. Sem

[image:51.595.145.480.283.491.2]

kecil pula n beratnya s

Gambar 12. G

danya pen e penurunan AH berfungs

penggerek an SNI 01-7 asil uji sidi ktor kompos n berat papa

0,9 0 0,4 0,8 1,2 1,6 2 2,4 2,8 3,2 3,6 PP:S kanan pengg tuk diperole atakan bina bantuan sel makin berku intensitas semakin kec Grafik Rata-R nambahan n berat pap si meningka kayu di 7207-2006 t ik ragam p sisi bahan b an FPC. Uji

9 0,83

K (50:50)

Variasi P

gerek laut p eh karena atang laut (

lulosa dan urangnya ju serangan cil pula. Rata Persent persentase pan FPC (G atkan kerap

laut. Perse termasuk ke pada taraf baku yang b i lanjut DM

0,7 0,51

PP:SK (60:40

Perlakuan P

pada serat k dilapisi ole (marine bo

dari plank umlah serat marine b

tase Penurun

e MAH Gambar 12 patan dan ku

entase penu elas I (sanga keyakinan berpengaruh MRT 5 % me

0,39

0) PP:SK

Papan FPC

kardus, jum eh poliprop

rer) hidup kton yang

t kardus pa orer, sehin

nan Berat Pap

menyebabk 2). Hal ini

ualitas papa urunan ber at tahan), ya

95 %, men h nyata terh enyatakan b 0,32 (70:30) C mlahnya sem pilena. Hun dari kayu banyak ter ada papan ngga perse pan FPC kan penur dikarenaka an sehingga rat papan aitu < 3,2 % nyatakan b hadap perse bahwa komp

MAH 1 % MAH 2 %

(52)

bahan bak tidak berb penurunan Jenis-Jen Be perendama berikut:

Balanus s

Kingdom Phylum Kelas Ordo Famili Genus Spesies Ba garis-garis hasil peng sp. ditunju

ku 70:30 b beda nyata n berat papa

is Organism

eberapa jeni an di pera

sp. : Anim : Arthr : Crust : Thor : Ballo : Balan : Balan alanus sp. s coklat ke gamatan, dik

ukkan pada

erbeda nya dengan ko an FPC.

me laut di P

is organism airan Belaw malia ropoda tacea aciceae onoidae nus

nus sp. yang men eunguan. U

[image:52.595.197.428.623.726.2]

ketahui uku Gambar 13

ata dengan omposisi ba

Perairan B

me laut yan wan, yang b

nyerang p Ukuran Bala

uran Balanu 3. komposisi ahan baku Belawan ng ditemuka berhasil di apan FPC, anus sp. ju s sp. berkis

bahan bak 60:40 terh

an pada pap identifikasi

, berwarna uga bervaria

ar antara 0,

ku 50:50, n hadap perse

pan FPC se adalah se

a putih de asi, berdas ,5-1 cm. Ba

(53)

Ha permukaan

Bo senyawa a akan berk akan me (Gambar 1 pada pap menjadika surut air la Me bercangka seperti ke 0-30ºC. Pa pada sian matahari, juga dapa pinggir pa atau di da

asil pengam n papan FP

Gambar oesono (200 arthropodin kumpul dan eninggalkan 14:Tanda M pan FPC, an papan F

aut dan peny enurut Iraw ang. Bentuk

erang dan ada siang h ng hari per

sehingga t at dijumpai antai. Pada m asar peraira

matan mem C (Gambar

r 14. Pola Pe

08) menyata ne yang dik

tumbuh hin n bekas Merah). Bala

hanya saj PC sebagai yinaran mat wan (2007 k cangkangn ada yang ari hewan i rmukaan b eritip berlin pada poto malam hari an, karena p

mperlihatkan 14).

enempelan Ba akan bahwa keluarkanny ngga terjadi berwarna anus sp tida a mengura i tempat be tahari di ka 7) Balanus

nya bermac seperti ca ini dapat dij atu karang ndung di se ongan batan i, teritip dap pada malam

n bahwa B

alanus sp. pa

a dominasi B ya sehingga

i penumpuk putih p ak menimbu

angi nilai erlindungny

la siang har s sp. ada cam-macam acing. Bala jumpai di se g terasa pa

ela-sela bat ng atau da pat dijumpa m hari air la

Balanus sp

ada Papan FP

Balanus sp a spesies te kan. Teritip pada perm ulkan kerusa

estetikany ya dari gera

ri.

alah sejeni m, ada yang

anus sp. hi ela-sela batu anas akibat

tu karang, t ahan pohon ai di permuk aut pasang,

p. mendom

PC

disebabkan eritip yang p yang telah mukaan p akan yang b ya. Balanus

akan pasang

is hewan g seperti ker idup pada tu karang, k t sengatan

terkadang t n yang lapu

kaan batu k sehingga t minasi n oleh sama h mati papan berarti

(54)

berjalan d yang ber (mikrosko memiliki jumlahnya hewan-hew

Barbatia s

Kingdom Phylum Kelas Ordo Family Genus Spesies Ba keabu-abu antara 0, Barbatia

Barbatia s

di atas pasir rukuran ke opis) yang

tentakel ( a banyak. T

wan kecil y

sp. : Anim : Moll : Bival : Arco : Arcid : Barb : Barb arbatia sp. y uan, dengan ,5-1 cm. sp. berkisa sp. ditunjuk mencari ma ecil yang menempel (lengan ya Tentakel in yang terbawa malia usca lvia oida dae batia

batia sp. yang ditemu n bulu-bulu

Meerwasse ar antara 1 kkan pada G

akan. Maka terbawa pada batu ang berben ni dijulurka a oleh air la

ukan pada c u halus pad

er (2008) -4 cm, suh Gambar 15.

anan hewan oleh omb

karang da ntuk sepert an keluar ca

aut.

contoh uji p da cangkang menyataka hu tempatn

ini adalah h bak, alga/g an rumput ti cambuk angkang un papan FPC, gnya. Ukura an bahwa nya hidup a

hewan-hew ganggang laut. Hewa pendek) ntuk menan berwarna c annya berv

(55)

Menurut Kiat dan Henrietta (2010) kerang ini melekat kuat di bawah batu-batu dan benda-benda keras lainnya di pantai dengan cara berkelompok, Kerang ini memiliki bulu-bulu di bagian cangkangnya. Lapisan bulu coklat halus disebut periostracum. Golongan kerang ini memakan hewan-hewan kecil yang terdapat dalam perairan berupa protozoa, diatom, dan lain-lain. Makanan ini dicerna di lambung dengan bantuan getah pencernaan dan hati. Sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui anus.

Barbatia sp. ditemukan menempel di bagian permukaan papan FPC. Tidak ada kerusakan yang ditimbulkan oleh hewan ini terhadap papan FPC. Hewan ini menempel pada papan FPC untuk berlindung dari gerakan pasang dan surut air laut. Tidak adanya serangan pada contoh uji papan FPC, dikarenakan sumber pakan hewan ini adalah plankton bukan selulosa yang terdapat pada serat kardus sebagai bahan pengisi pada papan FPC.

Coryphella sp.

Kingdom : Animalia Phylum : Mollusca Kelas : Gastropoda Ordo : Nudibranchia Family : Flabellinidae Genus : Coryphella Spesies : Coryphella sp.

(56)

berwarna pencernaa tubuhnya m

Nu nudibranc branchia y pada tubu substrat d memiliki t bau. Nudi dapat mem spons pad telur mer ditemukan intertidal s Co gerak pasa coklat kek an. Cerata b mencapai 1 udibranchia hia berasal yang berara uhnya. Nudi dasar. Ukur tentakel di ibranchia m mbuahi dir da hydroid, b

reka sendir n di daerah

sampai 120 oryphella sp

ang surut a

kuning-kuni berada di ba

cm. Coryp

Gam merupaka dari bahasa ati “insang” ibranchia m ran tubuhny

bagian kep merupakan k i sendiri. S bryozoan, s ri (Doming h yang ter

m ke dasar p. menjadik air laut. Pad

ingan. Cera agian samp phella sp. di

mbar 16. Cor an sekelom a latin nudu ”. Nudibran merupakan h ya bervaria alanya, yan kelompok h

Semua nudi siput laut at gues, et. a rlindung da r laut, sering kan papan da papan FP

ata merupa ping kiri da tunjukkan p

ryphella sp. mpok hew us yang ber nchia memi hewan bent asi antara ng sensitif te

ewan herma ibarnchia a tau bersifat al., 2008). ari aliran p g terdapat p

FPC sebag PC, terdapa

akan tonjola an kanan ba

pada Gamba an bertubu rarti “telanja iliki warna ik, umumny 20-600 mm erhadap sen aprodit, teta adalah karn kanibal me Jenis nud pasang air ada batu-ba gai tempat at salah satu

an dari kel adannya. Uk

ar 16.

uh lunak, ang” dan y

yang men ya berjalan m. Nudibra ntuhan, rasa api mereka nivora, mem emakan jeni dibranchia laut, dari atu keras. berlindung u jenis bryo

(57)

yang men FPC. Crepidula Kingdom Phylum Kelas Ordo Family Genus Spesies Cr bervariasi dan putih hanya mem papan FPC He ukuran tub njadi sumbe

<

Gambar

Tabel 1. Nilai Sifat Fisis Papan Komposit Menurut JIS A 5905-2003 Hardboard S20 dan JIS A 5908-2003 Particleboard  Type 13
Tabel 2.Klasifikasi Ketahanan Papan FPC Terhadap Serangan Marine Borer Berdasarkan Persentase Intensitas Serangan (SNI  01-7207-2006)
Tabel 3. Klasifikasi Ketahanan Papan FPC Terhadap Serangan Marine Borer Berdasarkan Persentase Penurunan Berat
Gambar 5 . PerbandinPerendamanngan Papann (b)  FPC A10 Sebelum PPerendaman (a) dan Setelah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Seleksi Mahasiswa Penerima Dana Bantuan Sekolah Melalui Penerapan Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode SAW. Tri Ginanjar L,

penilaian dan evaluasi dari Semua Data dalam surat penawaran harga.. perusahaan ternyata rekanan / perusahaan tersebut telah

MANAJEMEN KONEKTIVITAS JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN LINUX MINT MELALUI PENDEKATAN EMAIL DAN SMS ALERT. Dadang Sudrajat, M,Si Yudhistira

Probolinggo berkesimpulan bahwa Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi untuk pekerjaan tersebut diatas telah memenuhi syarat, dan sebagaimana ketentuan kepada

Pemilihan Alat Kontrasepsi Melalui Penerapan Sistem Pendukung Keputusan dengan Metode AHP. Raditya Danar Dana,

Nama Paket Pekerjaan : Pembangunan Gedung Balai Nikah dan Manasik Haji KUA Kecamatan Sukadana Tahun 2017.. Unsur-Unsur Yang Dievaluasi : Dokumen Penawaran

kumpulan sajak cinta asmara romantis yang indah – sajak-sajak percintaan mesra dan romantis – sajak sajak asmara ucapan selamat ulang tahun

Berangkat dari fenomena tersebut, maka penulis menemukan bahwa sangat perlu adanya media yang mudah diakses dan mudah dipahami sebagai alat edukasi mengenai