• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SINGGAH ANAK JALANAN DI SURAKARTA Dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku Studi Kasus Kecamatan Banjarsari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SINGGAH ANAK JALANAN DI SURAKARTA Dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku Studi Kasus Kecamatan Banjarsari"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENGARUH KEPEMIMPINAN KHARISMATIK DAN NON

KHARISMATIK TERHADAP KINERJA DITINJAU

DARI MOTIVASI PEGAWAI NEGERI SIPIL

(

di Dinas Kesehatan Kab. Kutai Kartanegara

)

T E S I S

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh :

H i d a y a t u l l a h S 540809410

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang merupakan sebagian persyaratan

untuk menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Magister Kesehatan pada

Program Studi Kedokteran Keluarga Pascasarjana, Minat Utama Pendidikan Profesi

Kesehatan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selama penulisan tesis ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan

dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan penuh kerendahan hati penulis

sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Drs. Suranto, MSc.,PhD selaku direktur Magister Kedokteran Keluarga

2. Prof.Dr. Didik Gunawan Tamtomo, dr.,MM.,M.Kes.,PAK selaku Ketua Prodi

Magister Kedokteran Keluarga

3. Prof. Dr. Sri Yutmini, M.Pd selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan

arahan, masukan dan bimbingan yang sangat berguna hingga selesainya tesis ini.

4. dr. Putu Suriyasa,MS., PKK., Sp.OK selaku pembimbing II sekaligus Sekretaris

Prodi Magister Kedokteran Keluarga yang tidak bosan - bosan memberikan

arahan dan bimbingannya.

5. Seluruh Dosen, staf dan karyawan pada Prodi Magister Kedokteran Keluarga

6. Kepala dinas dan seluruh staf Dinas Kesehatan Kab. Kutai Kartanegara

7. Rekan-rekan seperjuangan di Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan,

khususnya Paralel 7 Kutai Kartanegara yang saling membantu selama

pendidikan. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu

yang turut membantu baik dalam pendidikan maupun dalam penulisan proposal

tesis ini.

(3)

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ………. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ………. iii

(4)

B. Penelitian Yang Relevan ………. 27

C. Kerangka Berfikir ………. 31

D. Hipotesis Penelitian ………... 32

BAB III. METODE PENELITIAN ……….… 33

A. Desain Penelitian ……… 33

B. Tempat Penelitian ……… 33

C. Populasi dan Sampel ……… 33

1. Populasi ……….. 33

2. Sampel ……… 34

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian …... 34

1. Kepemimpinan ………. 34

2. Kinerja ………..……….. 34

3. Motivasi .……… 35

E. Alat Pengumpul Data ………... 36

1. Data Primer ………. 36

2. Data Sekunder ………. 36

3. Uji Reabilitas dan Validitas Pengukuran …….. 37

a. Uji Validitas ………. 37

b. Uji Reliabilitas ………. 38

4. Uji Persyaratan ………. 39

a. Uji Normalitas ………. 39

b. Uji Homogenitas ………. 40

5. Uji Coba dan Analisa Angket / Instrument………. 40

a. Kuesioner Kepemimpinan ………. 40

(5)

commit to user

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……. 54

A. Deskripsi data ………. 54

B. Uji Normalitas dan Homogenitas ……….. 55

1. Uji Normalitas ……… 55

2. Uji Homogenitas ……… 56

C. Pengujian Hipotesa ………..………. 57

D. Pembahasan ……… 61

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN …….…. 65

A. Simpulan ……….. 65

B. Implikasi ……….. 65

C. Saran ……….. 66

DAFTAR PUSTAKA ……….. 68

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Ringkasan Hasil Pengujian Validitas Kepemimpinan …….. 42

Tabel 2 : Ringkasan Hasil Pengujian Validitas Kinerja Staf …….. 46

Tabel 3 : Ringkasan analisis validitas instrument motivasi kerja …….. 50

Tabel 4 : Distribusi normal uji sampel one sample

Kolmogorov-Smirnov test ... 56

Tabel 5 : Uji homogenitas dengan uji Levene ... 56

Tabel 6 : Kepemimpinan Kharismatik dan Non Kharismatik

dengan Motivas Tinggi ………... 57

Tabel 7 : Kepemimpinan Kharismatik dan Non Kharismatik

(7)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 : Instrumen Untuk Pengukuran Perilaku Hubungan Pemimpin 23

Gambar 2 : Elemen – elemen Pokok System Penilaian prestasi kerja... 24

Gambar 3 : Kerangka berfikir kajian pengaruh gaya kepemimpinan

Kharismatik dan non kharismatik terhadap kinerja pegawai

ditinjau dari motivasi ... 31

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kab. Kukar

Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 : Tabel Induk Data

Lampiran 5 : Data Penelitian

Lampiran 6 : Uji Normalitas dan Homogenitas

Lampiran 7 : Ringkasan Tabulasi Data Penelitian.

Lampiran 8 : Ijin Penelitian

Lampiran 9 : Undangan Menguji Tesis

Lampiran 10 : Lembar Pengantar Surat Biasa / Rahasia

Lampiran 11 : Kartu konsultasi penyusunan tesis mahasiswa

Lampiran 12 : Surat Keterangan lulus uji komprehensif

(9)

commit to user

A B S T R A K

Hidayatullah NIM S 540809410. Pengaruh Kepemimpinan Kharismatik dan Non Kharismatik Terhadap Kinerja Ditinjau Dari Motivasi Pegawai Negeri Sipil ( di Dinas Kesehatan Kab. Kutai Kartanegara ).

Tujuan : Penelitian dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan menguji apakah ada pengaruh antara kepemimpinan kharismatik dan non kharismatik terhadap kinerja ditinjau dari motivasi pegawai negeri sipil Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal komparatif, adalah penyelidikan empiris yang sistematis dimana ilmuwan tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena eksistensi dari variabel tersebut telah terjadi, atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi. Kesimpulan tentang adanya hubungan diantara variabel tersebut dibuat berdasarkan perbedaan yang mengiringi variabel bebas dan variabel terikat, tanpa intervensi langsung. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode ex post facto dengan desain factorial 2 x 2. Teknik analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah ANOVA dua jalur, menggunakan uji F untuk menguji variabel independent secara bersama – sama ( serentak ). Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai negeri sipil pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara dengan responden sampel yang diambil untuk penelitian ini berjumlah 90 orang staf.

Hasil : Hasil penelitian menjawab bahwa : 1. Ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kharismatik dan non kharismatik terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara ditunjukkan dari nilai F hitung sebesar 32,735 dengan p = 0,000. 2. Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi tinggi dan rendah terhadap kinerja ditunjukkan dari nilai F hitung sebesar 421,349 dengan p = 0,000. 3. Ada Interaksi antara kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja ditunjukkan dari nilai F hitung sebesar 32,204 dengan p = 0,000.

Kesimpulan : Pemimpin yang berkharisma terhadap bawahan serta karyawan yang memiliki motivasi tinggi terhadap pekerjaan akan meningkatkan kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara.

(10)

A B S T R A C T

Hidayatullah, S540809410. The Effect of Charismatic and Non-Charismatic Leadership on the Work Performance Viewed from the Motivation of the Civil Servants (at the Office of Health, Kutai Kartanegara Regency).

Objective: The objectives of the research are to investigate and examine whether or not there is an effect of the charismatic and non-charismatic leadership on the work performance viewed from the motivation of the civil servants at the Office of Health, Kutai Kartanegara regency.

Research Method: The research is a causal comparative one , which conducts a systematic empirical investigation, where the scientist does not control the independent variables directly because the existence of the variables have already persisted or because the variables cannot be manipulated. The conclusion of the correlation among the variables is made based on the prevailing difference between the independent variable and the dependent ones without a direct intervention. The research used an ex post facto research method with the factorial design of 2 X 2. The proposed hypotheses of the research were statistically analyzed by using a two-way analysis of variance (ANOVA), using the F test to examine the independent variables simultaneously. The population of the research was all of the civil servants of the Office of Health, Kutai Kartanegara regency. The samples of the research consisted of 90 staffs.

Result: Based on the statistical analysis, the results of the research are as follows: 1. There is a significant effect of the charismatic and non-charismatic leadership on the work performance of the civil servants of the Office of Health, Kutai Kartanegara regency as indicated by Fcount = 32.735 with p = 0.000. 2. There is a significant effect

of the high and low motivations on the work performance as shown by Fcount =

421.349 with p = 0.000. 3. There is an interaction of the leadership and the motivation to the work performance as pointed out by Fcount = 32.204 with p = 0.000.

(11)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menciptakan kepemerintahan yang baik, salah satu unsur penting

adalah kepemimpinan, karena pemimpin memegang peranan yang penting untuk

dapat mempengaruhi dan menggerakkan anggota guna mencapai tujuan lembaga /

organisasi secara berhasil guna dan berdaya guna sehingga bisa menciptakan suatu

kepemerintahan yang baik seperti yang diharapkan, yang menyatakan bahwa

keberhasilan atau kegagalan yang dialami sebagian besar dari organisasi ditentukan

oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki orang-orang yang diserahi tugas

memimpin organisasi itu. ( Siagian 1998 : 28 )

Peran pemimpin dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja, kualitas

kehidupan kerja, dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Keberhasilan

organisasi dalam mencapai tujuan yang ingin diraih tergantung kepada

kepemimpinannya yaitu apakah kepemimpinan tersebut mampu mengarahkan semua

sumber daya manusia, sumber daya alam, sarana, dan waktu secara efektif, efisien

serta terpadu dalam proses managemen. Kepemimpinan merupakan inti dari

organisasi, manajemen, dan administrasi. ( Kartono 1998: 12).

Tergantung pada situasinya, maka pemimpin dapat bertindak sesuai dengan

gaya kepemimpinannya, baik secara otoriter maupun demokratis. Bagaimana cara

bertindak seorang pemimpin akan dipengaruhi oleh kekuatan yang ada pada dirinya

sendiri, bawahan yang dipimpinnya serta situasi dan lingkungannya. Gaya

(12)

mempengaruhi bawahannya guna melakukan sesuatu demi pencapaian tujuan

tertentu ( Tjandra Yoga A, 2002 : 194 )

Gaya kepemimpinan akan berpengaruh dan memiliki hubungan dengan

kepuasan kerja karyawan. Keterlibatan karyawan dalam proses organisasi seperti

perencanaan, pengambilan keputusan,turut mendukung terciptanya keputusan kerja

karyawan. Hal ini penting untuk mendorong tingkat kinerja karyawan agar lebih

produktif. Ketika pemimpin dan karyawan terus membentuk serangkaian asumsi dan

harapan mereka sendiri-sendiri yang berbeda, maka perbedaan ini pada akhirnya

akan berpengaruh pada tingkat kinerja organisasi menjadi tidak optimal.( Tjandra

Yoga A, 2002 : 193 )

Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh

seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain.

Gaya kepemimpinan tidak hanya membiasakan berperilaku tetapi justru

membiasakan proses berpikir untuk bertindak yang akan memberikan hasil yang

lebih nyata. Gaya kepemimpinan yang tepat akan meningkatkan kinerja karyawan

(Hardini, 2001 dalam Sri Suranta 2003).

Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya

tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak

(13)

commit to user

Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota

organisasi mau dan rela untuk menggerakkan kemampuan dalam bentuk keahlian

atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan

yang menjadi tanggungjawab dan mengungsikan kewajibannya, dalam rangka

pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Siagian (1996: 140)

Pengelolaan sumber daya manusia bertujuan untuk meningkatkan efektivitas sumber

daya manusia dalam organisasi, sehingga membentuk satuan kerja yang efektif.

Untuk mencapai sasaran tersebut perlu mengevaluasi hal-hal yang berkaitan dengan

masalah yang dapat memberikan motivasi, gairah dan minat bekerja yang lebih baik

agar dapat memberikan kontribusi yang baik pula. ( Handoko,1993:45 )

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin meneliti tentang : Pengaruh

Kepemimpinan Kharismatik dan non Kharismatik terhadap Kinerja ditinjau dari

(14)

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil

Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara ?

2. Apakah ada pengaruh motivasi terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil

Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara ?

3. Apakah ada interaksi pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja

Pegawai Negeri Sipil Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka penelitian ini

mempunyai tujuan yaitu :

1. Untuk menguji pengaruh kepemimpinan kharismatik terhadap kinerja

Pegawai Negeri Sipil Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara.

2. Untuk menguji pengaruh motivasi terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil

Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara.

3. Untuk menguji pengaruh interaksi kepemimpinan dan motivasi terhadap

(15)

commit to user

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Penulis

Merupakan sarana kegiatan dalam mengakumulasikan dan

mengintergrasikan pengalaman belajar yang didapat dibangku kuliah.

Selain itu juga sebagai tempat berlatih mengkaji masalah secara

sistematis yang mendalam.

b. Bagi Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta

Diharapkan dapat menambah koleksi bacaan di perpustakaan

Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta, juga sebagai acuan

dalam pengembangan penelitian terhadap masalah yang sama dengan

topik yang berbeda.

2. Manfaat Praktis

Bagi Instansi Dinas Kesehatan Kutai Kartanegara agar nantinya dapat

dipergunakan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan tugas kepemimpinan

maupun kinerja Pegawai Negeri Sipil Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Landasan Teori 1 Kepemimpinan

Pemimpin dan kepemimpinan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

Pemimpin menunjukkan pelaku yang memiliki kemampuan memimpin, sedang

kepemimpinan adalah kualitas kemampuan dan pribadi yang dimiliki pemimpin

dalam menggerakkan pengikutnya. Dengan demikian, dimensi kualitas

kepemimpinan menjadi faktor pembeda antara pemimpin dengan pemimpin

lainnya dan pemimpin dengan pengikutnya. Para peneliti biasanya

mendefinisikan kepemimpinan menurut perspektif mereka masing-masing dan

aspek fenomena yang paling menarik dari mereka. Yulk (1989 : 3)

Pada hakekatnya definisi kepemimpinan terbagi menurut sifat individu,

pengaruh individu, pengaruh individu terhadap orang lain, pola-pola interaksi,

kedudukan administrasi, dan persepsi orang lain mengenai legimitasi pengaruh.

Sesuatu yang dianggap penting adalah kemungkinan berbeda dengan pengikut

dalam hal ini orang yang dianggap sangat berpengaruh dalam sebuah kelompok

dan yang melakukan sebagian besar fungsi kepemimpinan disebut sebagai

(17)

commit to user

Diantara para ahli memberikan tekanan yang berbeda - beda terhadap arti

kepemimpinan sebagai “Hubungan Kekuasaan“. melihat kepemimpinan sebagai “

Proses mempengaruhi kegiatan individu dan kelompok ”.

Dari berbagai pandangan tersebut akhirnya dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

itu merupakan :

1. Perwujudan kepribadian seseorang yang tercipta adanya kondisi kelompok

2. Hubungan kekuasaan dimana ada satu pihak yang mempunyai hak untuk

menentukan perilaku orang lain

3. Saling mempengaruhi antara pemimpin dan yang dipimpin

4. Upaya untuk menjadikan orang-orang sadar tentang apa yang sepatutnya mereka

lakukan. Hersey dan Blanchard ( 1992 : 82 )

Definisi Gaya Kepemimpinan :

1. Menurut Kartini Kartono

Gaya kepemimpinan adalah pola – pola perilaku konsisten yang diterapkan

seorang pemimpin dalam bekerja melalui orang lain seperti yang

dipersepsikan oleh orang – orang. Pola – pola itu timbul pada diri orang pada

waktu mereka mulai memberikan tanggapan dengan cara yang sama dalam

kondisi yang serupa dan pola itu membentuk kebiasaan tindakan yang

setidaknya dapat diperkirakan bagi mereka yang bekerja dengan orang-orang.

Para pemimpin membentuk gaya mereka dalam periode waktu tertentu

melalui pengalaman, pendidikan dan pelatihan. Meskipun penting disadari

(18)

kepemimpinan yang berbeda-beda, namun penting pula diingat bahwa itu

bukanlah soal bagaimana pendapat pemimpin tentang perilaku mereka dalam

situasi tertentu tetapi bagaimana persepsi orang lain tentang perilaku

pemimpin. Kartini Kartono ( 1994 : 46 )

2. Menurut Edwin A Fleishman

Edwin A.Fleishman menyatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah

usaha untuk mempengaruhi orang antar perseorangan ( interpersonal ), lewat

proses komunikasi, untuk mencapaisatu atau beberapa tujuan. Tjandra Yoga

A ( 1973 : 3 )

3. Menurut Robbin

Gaya kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas sesorang atau

sekelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Robbin (1996: 90 )

4. Menurut Weirich dan Koontz

Menurut Weirich dan Koontz gaya kepemimpinan adalah seni atau proses

untuk mempengaruhi orang lain sehingga mereka bersedia dengan

kemampuan sendiri dan secara antusias bekerja untuk mencapai tujuan

(19)

commit to user

5. Hellriegel dan Slocom

Gaya kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi,

memotivasi dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.

Hellriegel dan Slocom ( 1992 : 24 )

Pendekatan Study Gaya Kepemimpinan

a. Paul Hersey dan Kenneth Blanchard mengemukakan 4 ( empat ) gaya

kepemimpinan berdasarkan pendekatan situasional.

Keempat gaya tersebut mempunyai ciri – ciri sendiri yaitu :

1. Gaya Kepemimpinan Direktif

Tipe ini ditandai dengan adanya komunikasi satu arah. Pemimpin

membatasi peranan karyawan tentang tugas yang dilaksanakan. Pemecahan

masalah dan pengambilan keputusan semata – mata menjadi tanggung jawab

pemimpin.

2. Gaya Kepemimpinan Konsultatif

Pemimpin tipe konsultatif memberikan direktif yang cukup besar serta

menetapkan keputusan – keputusan. Berbeda dengan tipe direktif, dalam tipe

konsultatif mempergunakan konsultasi dua arah dan memberikan suportif

kepada karyawan. Pemimpin mau mendengarkan keluhan dan persaan

(20)

3. Gaya Kepemimpinan Pertisipatif

Pada tipe partisipatif, control atas pemecahan masalah dan pengambilan

keputusan antara pemimpin dan karyawan dalam keadaan seimbang. Pemimpin dan

karyawan sama- sama terlibat dalam pemecahan masalah dan pengambilan

keputusan. Komunikasi dua arah semakin meningkat. Keikutsertaan karyawan dalam

memecahkan masalah dalam pengambilan keputusan makin bertambah, sebab

pemimpin berpendapat bahwa karyawan memilih kecakapan dan pengetahuan yang

luas dalam menyelesaikan tugas.

4. Gaya Kepemimpinan Delegatif

Pemimpin mendiskusikan yang dihadapi dengan karyawan selanjutnya

mendelegasikan pengambilan keputusan seluruhnya kepada karyawan. Karyawan

berhak menentukan langkah-langkah bagaimana keputusan dilaksanakan. Karyawan

memberikan wewenang untuk menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan keputusan

sendiri, sebab mereka dianggap memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan dan

(21)

commit to user

b. Lippit dan White mengemukakan gaya kepemimpinan yang

berdasarkan oleh pendekatan situasional meliputi 3 ( tiga ) gaya kepemimpinan

yaitu :

1. Gaya kepemimpinan otoriter mempengaruhi orang lain agar bersedia

bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan segala

cara kegiatan yang akan dilakukan diputuskan semata – mata oleh

pemimpin.

2. Gaya kepemimpinan demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang

lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan bersama

antara pemimpin dan karyawan. Penerapan gaya kepemimpinan demokratis

dapat mendatangkan keuntungan antara lain berupa keputusan serta

tindakan yang lebih obyektif, rasa ikut memiliki, serta terbinanya moral

yang tinggi.

3. Gaya kepemimpinan liberal adalah kemampuan mempengaruhi

orang lain bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dengan cara kegiatan yang akan dilakukan lebih banyak

diserahkan pada karyawan. Keuntungan gaya kepemimpinan ini adalah para

anggota atau karyawan akan dapat mengembangkan kemampuan dirinya,

tetapi gaya kepemimpinan ini jelas membawa kerugian bagi organisasi

antara lain berupa kekacauan karena tiap anggota bekerja menurut selera

(22)

House dan Mitchell mengemukakan 4 ( empat ) gaya kepemimpinan sebagai berikut

:

1. Supportive Leadership ( Kepemimpinan yang mendukung ) Member perhatian

kepada kebutuhan para bawahan, memperlihatkan perhatian terhadap

kesejahteraan mereka dan menciptakan suasana yang bersahabat dalam unit kerja

mereka.

2. Directive Leadership ( Kepemimpinan yang instruktif )

Memberitahukan kepada bawahan apa yang diharapkan dari mereka, member

pedoman yang spesifik, meminta para bawahan untuk mengikuti peraturan –

peraturan dan prosedur –prosedur, mengatur waktu dan mengkoordinir pekerja

mereka.

3. Partisipative Leadership ( Kepemimpinan Partisipatif )

Berkonsultasi dengan para bawahan dan memperhitungkan opini dan saran

mereka.

4. Achievement Oriental Leadership ( Kepemimpinan yang berorientasi

padakeberhasilan )

Menetapkan tujuan-tujuan yang menantang, mencari perbaikan dalam kinerja,

menetapkan pada keunggulan dalam kinerja dan memperlihatkan kepercayaan

(23)

commit to user

Kepemimpinan Kharismatik

Teori kharismatik merupakan suatu perpanjangan dari teori atribusi. Teori ini

mengemukakan bahwa para pengikut membuat atribusi ( perhubungan ) dari

kemampuan kepemimpinan yang heroic atau luar biasa bila mereka mengamati

perilaku – perilaku tertentu. Telaah mengenai kepemimpinan kharismatik sebagain

besar telah diarahkan pada pengidentifikasian perilaku-perilaku yang membedakan

pemimpin kharismatik daripada mereka yang non kharismatik. Robbins ( 1996 : 59 )

Karakteristik utama dari pemimpin kharismatik adalah :

Ø Percaya diri. Mereka benar – benar percaya akan penilaian dan kemampuan mereka

Ø Visi mereka mempunyai tujuan ideal yang menuju pada masa depan yang lebih baik

dari pada status quo. Makin besar disparitas antara tujuan ideal ini dengan status quo,

makin besar kemungkinan bahwa pengikut akan menghubungkan visi yang luar biasa

itu pada si pemimpin.

Ø Kemampuan untuk mengungkapkan visi dengan jelas. Mereka mampu memperjelas

dan menyatakan visi dalam kata – kata yang dipahami oleh orang lain.

Ø Perilaku di luar kebiasaan. Mereka dengan kharisma ikut serta dalam perilaku yang

dipahami sebagai baru, tidak konvensional dan berlawaanan dengan norma – norma.

Bila berhasil perilaku ini menimbulkan kejutan dan kekaguman para pengikut.

Ø Keyakinan kuat mengenai visi tersebut. Pemimpin kharismatik merasa sebagai yang

berkomitmen kuat, dan bersedia mengambil resiko, pribadi yang tinggi,

mengeluarkan biaya tinggi dan melibatkan diri dalam pengorbanan untuk mencapai

(24)

Ø Dipahami sebagai agen perubahan. Pemimpin kharismatik dipahami sebagai

agen perubahan yang radikal bukannya sebagai pelindung status quo.

Ø Kepekaan lingkungan. Pemimpin itu mampu membuat penilaian yang realitas

terhadap kendala lingkungan dan sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan

perubahan.

Seorang pemimpin kharismatik mempunyai dampak yang dalam dan tidak biasa

terhadap para pengikut, mereka merasakan bahwa keyakinan pemimpin tersebut

adalah benar, mereka menerima pemimpin tersebut tanpa mempertanyakan lagi,

mereka tunduk kepada pemimpin dengan senang hati, mereka merasa sayang

terhadap pemimpin tersebut, mereka terlibat secara emosional dalam misi kelompok

atau organisasi tersebut, mereka percaya bahwa mereka dapat memberikan kontribusi

terhadap keberhasilan misi tersebut dan mereka mempunyai tujuan – tujuan kinerja

(25)

commit to user

c. Kinerja

Kinerja adalah hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau perilaku nyata

yang ditampilkan sesuai dengan perannya dalam organisasi. Beberapa definisi

kinerja, antara lain :

a. Thomas C ( dalam Timpe, 1999 : 224 ) menyatakan bahwa “

kinerja merupakan akumulasi tiga elemen yang saling berkaitan, yakni keterampilan,

upaya dan sifat keadaan eksternal”. Tingkat keterampilan merupakan bahan mentah

yang dibawa oleh seorang karyawan ke tempat kerja seperti pengetahuan,

kemampuan, kecakapan – kecakapan teknis. Marihot Tua Efendi Hariandja (2002 :

195 )

b. Suatu pekerjaan adalah kesatuan kegiatan yang ada dalam suatu kerja yang memiliki

langkah- langkah atau prosedur kinerja tertentu. Soedijarto ( 1991 : 78 )

c. Kinerja berhubungan dengan aspek tugas pokok yaitu perilaku, hasil dan

keefektifan organisasi. Perilaku menunjukkan kegiatan dalam pencapaian tujuan.

Sementara hasil menunjukkan keefektifan perilaku individu yang bersifat obyektif

maupun subyektif, sedangkan keefektifan organisasi merupakan langkah-langkah

dalam pertimbangan hasil kerja organisasi, menekankan pada aspek proses. Soehardi

Sigit ( 2003 : 328 )

d. Menurut Ilyas ( 2001 ) mengartikan kinerja sebagai penampilan hasil karya personel

baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan

penampilan individu maupun kelompok kerja personel. Penampilan hasil karya tidak

terbatas kepada personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural,

(26)

e. Soeprihanto ( 2000 ) mendefinisikan kinerja karyawan sebagai hasil kerja seorang

karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,

misalnya standar, target atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan

disepakati bersama.

Menurut Dewan Produktivitas Nasional, bahwa individu yang mempunyai

kinerja kerja adalah individu yang mempunyai sikap mental yang selalu

berpandangan bahwa hari ini harus lebih baik dari kemaren dan hari esok lebih baik

dari hari ini. Marihot Tua Efendi Harianja ( 2002 : 195 )

Selanjutnya pendekatan perilaku dan gaya lebih dapat menjelaskan hubungan

interaksi antar pimpinan dengan bawahan atau anggota didalam suatu organisasi.

Pendekatan ini berlandaskan asumsi bahwa kemampuan untuk memimpin dan

kemampuan untuk mengikuti didasarkan atas gaya kepemimpinan.Kemudian Hersey

berusaha memadukan model efektifitas pemimpin tiga dimensi dengan gaya

kepemimpinan yang didasarkan pada tuntutan situasi lingkungan yang spesifik

menyatakan bahwa gaya pemimpin yang sesuai dengan situasi tertentu disebut

efektif. Sedangkan Gaya yang tidak sesuai dengan situasi tertentu disebut tidak

efektif. ( Hersey, K. Blanchard : 1992 .115).

Prestasi kerja merupakan tindakan-tindakan atau pelaksanaan tugas yang telah

(27)

commit to user

Penilaian kinerja adalah suatu cara untuk mengukur kontribusi – kontribusi dari

individu – individu anggota organisasi kepada organisasinya. Penilaian pekerjaan

merupakan suatu pedoman dalam bidang personalia yang diharapkan dapat

menunjukkan prestasi kerja para karyawan secara rutin dan teratur sehingga sangat

bermanfaat bagi pengembangan karier karyawan yang dinilai maupun perusahaan

secara keseluruhan. (Soeprihanto 2000 ).Penilaian kinerja dapat didefenisikan

sebagai proses formal yang dilakukan untuk mengevaluasi tingkat pelaksanaan

pekerjaan atau penilaian kinerja seorang pegawai dan memberikan umpan balik

untuk kesesuaian tingkat kinerja atau kegiatan kilas balik kajian kinerja atau

pegawai. ( Ilyas 2001 ).

3. Motivasi

Motivasi kerja sebagaimana dikemukakan oleh Berelson dan Steiner seperti

dikutip oleh Ofoegbu disebutkan sebagai ”all those inner striving conditions,

described as wishes, desires, urges, to stimulate the interest of a person in an

activity.” Dengan demikian motivasi dipandang sebagai suatu kondisi dalam diri

individu yang dapat memicu dan menstimulasi perilaku seseorang ( Ofoegbu, 2004:

(28)

Motivasi berarti memberikan dorongan semangat dan inspirasi kerja kepada

orang lain untuk bekerja lebih giat dan lebik baik. Amstrong (1995: 372)

Motivasi adalah keinginan (desire) dan kemauan (willingness) seseorang untuk

mengambil keputusan, bertindak dan menggunakan seluruh kemampuan yang ada

pada dirinya, baik kemampuan psikis, fisik maupun daya untuk mencapai tujuan

yang diinginkannya. Sergiovanni (1987:126)

Menurut Vroom (dalam Siagian, 1999: 742) Motivasi adalah akibat dari suatu

hasil.

Teori Herzberg faktor motivasi adalah hal-hal pendorong berprestasi yang

sifatnya instrinsik, yang berarti bersumber dari dalam diri seseorang, sedangkan yang

dimaksud dengan faktor hygien atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya

ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri seseorang, misalnya dari organisasi,

tetapi turut atau ikut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan kekaryaannya.

Selanjutnya Herzberg menerangkan faktor motivasi itu terdiri dari: pekerjaan

seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier

(29)

commit to user

Teori Motivasi

Banyak teori motivasi yang ada. Dari teori motivasi tersebut akan penulis

kemukakan tentang enam teori motivasi yaitu teori kebutuhan, teori dua faktor, teori

prestasi, teori ERG (Existence, Relatedness, and Growth), teori motivasi Human

Relation dan teori motivasi dari George. Selanjutnya ke enam teori tersebut akan

penulis uraikan sebagai berikut.

a. Teori Kebutuhan

Menurut Maslow (dalam Bropy, 1998: 3-7), motivasi itu mempunyai lima

tingkatan atau hirarki kebutuhan yaitu: 1) Kebutuhan fisiologikal, seperti sandang,

pangan, dan papan; 2) Kebutuhan keamanan, tidak hanya dalam arti fisik, akan tetapi

juga mental, psikologikal dan intelektual; 3) Kebutuhan sosial; 4) Kebutuhan prestise

pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; 5) Aktualisasi diri

dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi

yang terdapat dalam dirinya, sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.

Adapun motivasi yang mengkaitkan imbalan dengan prestasi sangat dipengaruhi oleh

berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Untuk faktor internal

yaitu: (a) persepsi seseorang mengenai diri sendiri, (b) harga diri, (c) harapan pribadi,

(d) kebutuhan, (e) keinginan, (f) kepuasan kerja, (g) prestasi kerja yang dihasilkan.

Sedangkan faktor eksternal yang ikut mempengaruhi motivasi seseorang adalah: (a)

jenis dan sifat pekerjaan, (b) kelompok kerja dimana seseorang bergabung, (c)

organisasi tempat bekerja, (d) situasi lingkungan pada umumnya, (e) sistem imbalan

yang berlaku dan cara penerapannya. Jadi dapat dikatakan di sini bahwa seorang

(30)

untuk menyelesaikan pekerjaannya, memiliki kemampuan menyelesaikan kendala

pekerjaan dan dapat menghargai terhadap rekan sekerja atas prestasi kerja yang

diperoleh. Siagian, ( 1999: 294).

b. Teori Dua Faktor

Teori dua faktor dikembangkan oleh Fredierick herzberg. Menurut Umar dalam

Sunarto (2004: 35) bahwa orang melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua

faktor utama yang merupakan kebutuhan, yaitu faktor faktor pemeliharaan

(Maintenance factor) dan faktor-faktor pemeliharaan motivasi. Teori dua faktor

menurut Sunarto dinamakan dengan konsep higiens, yang terdiri dari: isi pekerjaan,

dan faktor higienis.

Kedua faktor tersebut dapat dijelaskan di bawah ini.

1) Isi pekerjaan (Content = Satisfiers) yang berupa prestasi (achievement) yaitu

kepuasan pribadi karena dapat menyelesaikan pekerjaannya secara baik, pengakuan

(recognition) yaitu pengakuan maupun pujian atas pekerjaan yang selesai dengan

baik, pekerjaan itu sendiri (the work it self), tanggung jawab (responsibility) yaitu

derajad kontrol terhadap pekerjaan, pengembangan potensi individu (advancement).

(31)

commit to user

selalu mempertimbangkan kondisi lingkungan yang berhubungan dengan kerja

motivator yang timbul dalam diri seeorang

c. Teori Motivasi Prestasi oleh MC. Clelland

Mc. Clelland mengatakan bahwa manusia pada hakekatnya mempunyai

kemampuan untuk berprestasi di atas kemampuan orang lain. Dari pendapat dari

Mc.Clelland tersebut dapat dikatakan bahwa setiap orang sebenarnya mempunyai

kemampuan yang apabila dikembangkan dengan baik maka seseorang tersebut

akan dapat berprestasi lebih baik dari yang diperkirakan.Mulyasa ( 2001:123 )

Mc. Clelland berpendapat ada tiga kebutuhan manusia, yaitu (1) Kebutuhan untuk

berprestasi (needs for achievement); (2) Kebutuhan untuk berafiliasi (Needs for

affiliation); (3) Kebutuhan akan kekuasaan (Needs for power). Ketiga kekuasan

tersebut merupakan unsur-unsur yang sangat penting dalam menentukan prestasi

seseorang dalam bekerja .Sunarto ( 2004:36 ).

d. Teori ERG (Existence, Relatedness, and Growth) oleh Clyton Alderfer

Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori yang dikemukakan

Oleh Maslow dan menurut para ahli dianggap lebih mendekati keadaan yang

sebenarnya menurut data empiris. Teori ini mengemukakan bahwa ada tiga

kelompok kebutuhan utama, yaitu kebutuhan keberadaan (eksistence

needs),kebutuhan afiliasi (relatednees needs), dan kebutuhan kemajuan (growth

needs). ( Sulistiyani, 2004: 212 ).

Motivasi berhubungan erat dengan bagaimana perilaku itu dimulai,dikuatkan,

disokong, diarahkan, dihentikan dan reaksi subjektif yang timbul dalam organisme

(32)

maupun penghambat individu dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Dalam kaitan

dengan kinerja pegawai, motivasi berkaitan dengan bagaimana perilaku dalam

melaksanakan tugas profesional dimulai Indikator dijabarkan dari aspek-aspek

motivasi baik yang bersifat internal maupun eksternal. Untuk faktor internal yaitu:

(a) persepsi seseorang mengenai diri sendiri, (b) harga diri, (c) harapan pribadi, (d)

kebutuhan, (e) keinginan, (f) kepuasan kerja, (g) prestasi kerja yang dihasilkan.

Sedangkan faktor eksternal yang ikut mempengaruhi motivasi seseorang adalah: (a)

jenis dan sifat pekerjaan, (b) kelompok kerja dimana seseorang bergabung, (c)

organisasi tempat bekerja, (d) situasi lingkungan pada umumnya, (e) sistem imbalan

yang berlaku dan cara penerapannya. Jadi dapat dikatakan di sini bahwa seorang

guru akan mempunyai kinerja yang baik bila guru tersebut mempunyai motivasi

untuk menyelesaikan pekerjaannya, memiliki kemampuan menyelesaikan kendala

pekerjaan dan dapat menghargai terhadap rekan sekerja atas prestasi kerja yang

(33)

commit to user

Pengertian perilaku tugas oleh Hersey dan Blanchard sama dengan arahan.

Sedangkan Fiedler mengemukakan struktur tugas adalah sejauh mana kejelasan tugas

dan orang yang bertangung jawab melaksanakannya. Kadar upaya pemimpin

mengorganisasikan dan menetapkan peran anggota kelompok (pengikut)

menjelaskan aktifitas menyelesaikannya, dicirikan dengan upaya untuk menetapkan

pola organisasi, saluran komunikasi dan cara menyelesaikan secara rinci dan jelas (

Hersey dan Blanchard,1992 :114).

Instrumen untuk mengukur perilaku hubungan menurut Hersey, Blanchard dan

Hembleton (1992 :123) didasarkan lima dimensi perilaku yaitu:

Gambar 1 : Instrumen untuk mengukur Perilaku Hubungan Pemimpin DIMENSI PERILAKU TUGAS INDIKATOR PERILAKU

Sejauh mana pemimpin

Memberikan dukungan Memberikan dukungan dan dorongan

Mengkomunikasikan Melibatkan orang-orang dalam diskusi yang bersifat “

Memberi dan menerima “ tentang pekerjaan

Memudahkan interaksi Memudahkan interaksi diantara orang-orangnya

Aktif menyimak Berusaha mencari dan menyimak pendapat dan kerisauan

orang-orangnya

(34)

Sedangkan elemen- elemen system penilaian adalah sebagai berikut :

Gambar 2 : Elemen – elemen pokok system penilaian prestasi kerja.

Notoatmojo, 2003

Berdasarkan uraian diatas, nampaknya sangat diperlukan gambaran kinerja dari

Pegawai Negeri Sipil Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara dalam

mengemban tugas dibidang kesehatan.

a. Kuantitas pekerjaan

Kuantitas pekerjaan adalah jumlah atau banyaknya pekerjaan yang dihasilkan

staf/ bawahan. Oleh karena itu satu alat untuk mengetahui staf yang Prestasi Kerja

Karyawan

Kriteria yang ada hubungannya dengan

pelaksanaan kerja Ukuran – ukuran bagi

karyawan

Penilaian Prestasi Kerja Umpan balik bagi karyawan

(35)

commit to user

Berkaitan dengan hal tersebut maka sangat tepat apabila dalam penelitian tentang

kinerja Pegawai Negeri Sipil Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara ini

menggunakan variable kuantitas pekerjaan sebagai salah satu alat untuk

mengukur kinerja staf.

b. Kualitas pekerjaan

Salah satu cara untuk mengetahui tinggi rendahnya kinerja staf dapat dilihat

dari sejauh mana staf dapat menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas yang baik.

Kualitas pekerjaan terdiri dari keharusan, kebersihan,dan ketelitian pekerjaan.

Berdasarkan pendapat tersebut maka kualitas pekerjaan dapat dilihat dari

kehalusan, kebersihan, dan ketelitian pekerjaan yang dihasilkan. Sehingga dapat

dikatakan bahwa anggota yang tingkat kinerjanya tinggi, mereka cenderung

menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas yang tinggi. Syarif ( 1987:74 )

c. Ketepatan waktu.

Ketepatan waktu adalah sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan

pimpinan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya, oleh karena itu

untuk mengetahui tinggi rendahnya kinerja anggota, selain diukur dengan

kuantitas pekerjaan, kualitas pekerjaan, juga dapat diukur pula dengan ketepatan

waktu. Semakin sedikit waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas maka

staf tersebut dapat dikatakan lebih berprestasi dari pada anggota yang

menyelesaikan pekerjaannya lebih lama. Ketepatan waktu dapat dilihat dari

(36)

Berkaitan dengan pandapat di atas maka dapat dikatakan bahwa anggota yang

tingkat kinerjanya tinggi mereka cenderung dapat menyelesaikan pekerjaan dengan

tepat. Agus Darma (1984:55)

4. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Jadi didalam suatu

penelitian pada hakekatnya tidak selalu perlu untuk meneliti semua individu

didalam suatu populasi, karena akan memakan waktu, tenaga dan biaya yang

besar. Meneliti sebagian dari populasi di harapkan dapat menggambarkan

hasil yang sesungguhnya dari populasi. Oleh karena itu diperlukan

pengklasifikasian terhadap unit analisis dari klasifikasi tersebut melalui

sampel, seperti pendapat Suharsini Arikunto (1992:104) yaitu sebagian atau

wakil dari populasi yang di teliti. Arikunto ( 1992 : 102 )

Kemudian Arikunto mengatakan pula bahwa kebanyakan peneliti semakin

banyak sampel atau semakin besar presentase sampel dari populasi, hasil

penelitian akan semakin baik. Arikunto (1992:108)

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek

(37)

commit to user

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut ( Sugiyono, 1992:51). Selanjutnya Agus Irianto,

menyebutkan sample adalah himpunan bagian pengukuran yang dipilih dari

populasi yang menarik perhatian ( Agus Irianto, 1989:62 ).

Sedangkan menurut Mantra dan Kastra, dalam Singarimbun ( 1985:105-106 )

menyatakan : besarnya sample tidak boleh kurang dari 10% dan ada pula

peneliti lain yang mengatakan bahwa besarnya sample minimal 5% dari jumlah

satuan elementer ( elementary unit ) dari populasi.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode random sampling atau teknik acak .Pada teknik acak ini, secara teoritis

semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang

sama untuk dipilih menjadi sampel.( Sukardi, 2009 :58 )

B. Penelitian Yang Relevan

PENGARUH MOTIVASI DAN KEMAMPUAN TERHADAP PRESTASI

KERJA KARYAWAN PADA PD BPR DJOKO TINGKIR KABUPATEN

SRAGEN

Sumber daya manusia merupakan suatu hal yang essensial bagi

kelangsungan suatu kegiatan untuk mencapai tujuannya. Sumber daya manusia

merupakan sumber daya yang paling penting diantara sumber daya lainnya.

Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada perlu

(38)

Masalah yang hendak dicari dalam penelitian ini adalah apakah

variabel-variabel kebutuhan eksistensi, kebutuhan keterkaitan, kebutuhan pertumbuhan

dan kemampuan intelektual secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada PD BPR DJOKO TINGKIR

KAB SRAGEN ?, apakah variabel-variabel kebutuhan eksistensi, kebutuhan

keterkaitan, kebutuhan pertumbuhan dan kemampuan intelektual secara parsial

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada

PD BPR DJOKO TINGKIR KAB SRAGEN ?, manakah variabel yang

mempunyai pengaruh dominan terhadap prestasi kerja karyawan pada PD BPR

DJOKO TINGKIR KAB SRAGEN ?. Sejalan dengan masalah tersebut, maka

penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode sensus. Populasi dari

penelitian ini meliputi seluruh karyawan pada PD BPR DJOKO TINGKIR

KAB SRAGEN yang berjumlah 33 orang. Tehnik analisa data yang digunakan

regresi linier berganda, uji asumsi klasik uji t, uji F, pengolahan data statistik

enggunakan bantuan program SPSS.

Hasil analisis menunjukkan bahwa keseluruhan hasil uji validitas dapat

dinyatakan valid pada setiap item pertanyaan karena diperoleh r hitung > r

tabel. Sementara dari uji reliabilitas seluruh item pertanyaan dinyatakan

(39)

commit to user

kebutuhan pertumbuhan 2,074, kemampuan intelektual sebesar 2,776. Dari uji

F yang dilakukan diperoleh nilai F hitung lebih besar dari F tabel. Koefisien

determinasi yang diperoleh sebesar 81,1%.

Dari bukti-bukti tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien regresi

dari persamaan regresi bersifat positif sehingga bahwa variabel independen

yang terdiri dari variabel kebutuhan eksistensi, kebutuhan keterkaitan,

kebutuhan pertumbuhan dan kemampuan intelektual berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel dependen (prestasi kerja). Dari uji F diperoleh

hasil nilai F hitung lebih besar dari F tabel sehingga dapat diambil kesimpulan

bahwa variabel-variabel kebutuhan eksistensi, kebutuhan keterkaitan,

kebutuhan pertumbuhan dan kemampuan intelektual secara bersama-sama

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada

PD BPR DJOKO TINGKIR KAB SRAGEN. Berdasarkan temuan-temuan

tersebut maka diajukan saran-saran sebagai berikut : motivasi karyawan pada

perusahaan ditingkatkan yaitu dengan cara memberikan imbalan sesuai dengan

prestasi yang dicapai oleh karyawan, misalnya dengan memberi kenaikan gaji,

pemberian bonus, jaminan kerja, pemberian promosi tugas yang menantang

kreativitas, kebebasan dalam bekerja dan pujian dari atasan, pemberian

imbalan ini tentu harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi

perusahaan sehingga mampu mengarahkan para karyawan pada pelaksanaan

pekerjaan yang lebih efektif dan efisien dan tidak merugikan perusahaan.

Pimpinan senantiasa meningkatkan kemampuan pegawai dengan cara

(40)

seminar/melanjutkan pendidikan lebih tinggi sehingga pagawai dapat

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Perusahaan dalam meningkatkan

prestasi kerja dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan-pelatihan

terhadap karyawan untuk perbaikan kualitas kerja, melakukan peningkatan

kemampuan kualitas kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan, peningkatan

ketangguhan dengan pelatihan-pelatihan mengenai penguasan dan inisiatif

dalam melaksanakan pekerjaan. Serta peningkatan sikap karyawan terhadap

pekerjaan pada waktunya. Perlu ditingkatkan pembinaan agar diantara teman

sekerja tidak mengalami kesulitan atau hambatan dalam menjalankan tugas

rutin. Bila perlu, diadakan perbincangan diantara teman sekerja mengenai tugas

(41)

commit to user

C. Kerangka Berfikir

Berangkat dari konsep diatas ( Kepemimpinan, kinerja dan motivasi ) maka

dibuatlah suatu kerangka pemikiran, yang bertujuan untuk memudahkan

pemahaman tentang konsep dalam penelitian ini.

Gambar 3 : Kerangka Berfikir Kajian pengaruh gaya kepemimpinan

kharismatik dan non kharismatik terhadap kinerja pegawai

ditinjau dari motivasi .

Penelitian ini akan difokuskan pada apakah ada pengaruh antara

kepemimpinan kharismatik dan non kharismatik serta motivasi tinggi dan

motivasi rendah karyawan yang akan dihubungkan dengan kinerja staf di Dinas

Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara.

KEPEMIMPINAN

Kharismatik

Non Kharismatik

MOTIVASI

Tinggi

Rendah

(42)

D. Hipotesis Penelitian

1. Ada perbedaan pengaruh kepemimpinan kharismatik dan non kharismatik

terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai

Kartanegara ditinjau dari motivasi

2. Ada perbedaan pengaruh motivasi tinggi dan motivasi rendah terhadap

kinerja Pegawai Negeri Sipil Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara .

3. Ada interaksi kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja Pegawai Negeri

(43)

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal komparatif ( Ex Post

Facto ), adalah penyelidikan empiris yang sistematis dimana ilmuwan tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena eksistensi dari variabel

tersebut telah terjadi, atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat

dimanipulasi. ( Kerlinger, 1973 : 379 ).

B. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil

Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara yang berjumlah 180

(44)

2.

Sampel

Sampel dalam penelitian ini ditetapkan 50 % dari jumlah Pegawai Negeri

Sipil di Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara termasuk tenaga

honor,kontrak dan lainnya yaitu : 50 % X 180 = 90 ( Sembilan puluh ) orang

responden. Dengan pertimbangan jumlah tersebut cukup representative dalam

arti semua ciri-ciri atau karakteristik yang ada pada populasi dapat terwakili.

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Kepemimpinan

Kepemimpinan kharismatik adalah kepercaya diri, dimana mereka benar

– benar percaya akan penilaian dan kemampuan mereka serta proses

mempengaruhi kegiatan individu dan kelompok yang menunjukkan tingkat

kemampuan sebagai seorang pemimpin/ leadership, secara operasional akan

diukur dengan kuisioner yang dinyatakan dengan skor yang diperoleh dengan

jawaban : ya (2), kadang – kadang (1) dan tidak (0). Skala pengukuran :

ordinal, penilaian kepemimpinan kharismatik apabila skor ( 43 – 48 ) dan

kepemimpinan non kharismatik skor ( 33–42 ).

(45)

commit to user

depan, 5) Mampu penyelesaikan persoalan. Secara operasional akan diukur

dengan kuisioner yang dinyatakan dengan skor yang diperoleh dengan

jawaban : (5) selalu , (4) sering, (3) kadang-kadang, (2) jarang ,(1) tidak

pernah.

3. Motivasi

Motivasi adalah keinginan untuk melaksanakan tugas – tugas dengan

baik, secara operasional diukur dengan kuisioner terdiri dari pertanyaan atau

pernyataan motivasi. Untuk faktor internal yaitu: (a) persepsi seseorang

mengenai diri sendiri, (b) harga diri, (c) harapan pribadi, (d) kebutuhan, (e)

keinginan, (f) kepuasan kerja, (g) prestasi kerja yang dihasilkan. Sedangkan

faktor eksternal yang ikut mempengaruhi motivasi seseorang adalah: (a) jenis

dan sifat pekerjaan, (b) kelompok kerja dimana seseorang bergabung, (c)

organisasi tempat bekerja, (d) situasi lingkungan pada umumnya, (e) sistem

imbalan yang berlaku dan cara penerapannya. Rentang jawaban dengan skor

yang diperoleh dari jawaban : (5) selalu , (4) sering, (3) kadang-kadang, (2)

jarang ,(1) tidak pernah. Skala pengukuran, ordinal : penilaian motivasi tinggi

(46)

E. Alat Pengumpul Data

Dalam setiap penelitian diperlukan kemampuan memilih dan

menyusun tehnik serta alat pengumpulan data yang relevan, disamping

penggunaan metode yang tepat, juga di perlukan kecermatan dalam memilih

data.

Beberapa tehnik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini,

antara lain :

1. Data Primer

Diperoleh langsung melalui pengisian angket atau kuisioner tentang

kepemimpinan, kinerja dan motivasi Pegawai Negeri Sipil Dinas Kesehatan

Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai obyek penelitian.

2. Data Sekunder

Yaitu tehnik pengumpulan data / informasi dengan mempelajari

dokumen-dokumen lembaga / organisasi yang meliputi gambar / bagan

struktur organisasi lembaga, nama dan jumlah anggota, uraian tugas dan

wewenang, dan data lainnya yang dibutuhkan yang berada di Dinas

(47)

commit to user

3. Uji Reabilitas dan Validitas Pengukuran

Dalam sebuah penelitian, Instrument yang baik harus memenuhi 2 ( dua )

persyaratan penting yaitu valid dan reabilitas.

a. Uji Validitas

Pengujian validitas adalah sebagai ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidan suatu instrument. Validitas digunakan untuk mengetahui apakah

kuisioner dapat mengungkapkan data – data yang ada pada variabel – variabel

penelitian secara tepat. Untuk menguji validitas digunakan rumus korelasi

Product Momen Pearson ( Singarimbun.1995 : 157 ) yaitu :

r = n ( ∑ xy ) – (∑ x ) (∑y )

n x - ∑x ∑n ∑y -∑ y )

Dimana :

r = Koefesien korelasi antara skor pertanyaan tertentu dengan

skor total skala sikap

x = Skor subyek pada pertanyaan tertentu

y = Skor total pada skala sikap

n = Banyaknya subyek keseluruhan item

Untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi product moment,

dimana butir soal dikatakan valid apabila r dihitung lebih besar dari pada r table ( r

(48)

b. Uji Reliabilitas

“ Suatu alat pengukur dikatakan reliabilitas jika kita selalu mendapatkan hasil

yang tetap sama dari gejala pengukuran yang tidak berubah yang dilakukan

padawaktu yang berbeda-beda ”( Walizer, Wiener,1990:38 ).

Pengujian reabilitas menggunakan koefesien alpha cronbach, dengan rumus :

1-

σb² ( Arikunto, 1998 )

σ1²

Dimana :

r = reabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

∑σb² = jumlah varians butir

σ1² = varians total

Instrument penelitian dikatakan reliable apabila nilai cronbach alpha lebih besar ( > )

dari 0,60 ( Ghozali, 2004 ) k

(49)

commit to user

4. Uji Persyaratan.

Uji persyaratan analisis diperlukan guna mengetahui apakah analisis

data untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Beberapa

teknik analisis data menuntut uji persyaratan analisis. Analisis varian

mempersyaratkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi

normal dan kelompok-kelompok yang dibandingkan homogen. Oleh

karena itu analisis varian mempersyaratkan uji normalitas dan

homogenitas data.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Distribusi normal

merupakan distribusi teoritis dari variable random yang kontinyu. Uji

normalitas bertujuan menguji apakah dalam model penelitian variabel

terdistribusi secara normal. Data dikatakan terdistribusi dengan normal

apabila residual terdistribusi dengan normal yaitu memiliki tingkat

signifikansi diatas 5% (Ghozali, 2005).Uji normalitas yang paling sederhana

adalah membuat grafik distribusi frekuensi atas skor yang ada.Mengingat

kesederhanaan tersebut, maka pengujian kenormalan data sangat tergantung

(50)

b. Uji Homogenitas

Homogenitas merupakan kesamaan variansi antar kelompok yang

ingin dibandingkan, sehingga kita akan berhadapan dengan kelompok

yang dari awalnya dalam kondisi yang sama. Uji Homogenitas variansi (

variance ) sangat diperlukan sebelum kita membanding dua kelompok atau lebih, agar perbedaan yang ada bukan disebabkan oleh adanya

perbedaan data dasar ( ketidakhomogenan kelompok yang dibandingkan

) Data dikatakan homogeny apabila value sig. lebih besar dari 0,05 . (

Irianto,A : 2004 ,275 )

5. Uji Coba dan Analisa Angket / Instrument. a. Angket / Kuisioner Kepemimpinan

Kisi – kisi instrument variabel Kepemimpinan Kharismatik

Dimensi Indikator Nomor Butir Jumlah

(51)

commit to user

Proses pengembangan instrument kepemimpinan dimulai dengan menyusun butir

instrument sebanyak 29 butir pernyataan dengan tiga pilihan jawaban ( options).

Penyusuna intrumen tersebut mengacu pada indikator-indikator seperti pada kisi-kisi

yang tampak pada tabel diatas.

Setelah konsep instrument selesai, selanjutnya diujicobakan kepada 30 orang staf

Dinkes Kota Samarinda, dimana Dinas Kesehatan Kota Samarinda memiliki

karakteristik yang mirip dengan rencana lokasi penelitian sebenarnya.

Proses kalibrasi instrument dilakukan dengan menganalisa data hasil ujicoba

untuk menentukan validitas butir dan reabilitas instrument. Analisis validitas yang

dikenakan pada pengujian ini adalah analisis butir. Formula yang digunakan dalam

pengujian adalah formula product moment dari pearson, dan perhitungan reabilitas instrument digunakan rumus Alpha Cronbach. Untuk efisiensi pengolahan data,

pengujian validitas butir dan reabilitas digunakan bantuan computer dengan

menggunakan program excel.

Dalam analisis yang menggunakan excel, terdapat tiga bagian hasil analisis.

Bagian pertama berisi butir – butir soal yang dianalisis validitasnya, bagian kedua

berisi hasil analisis reabilitas instrument keseluruhan soal dimana soal yang tidak

valid juga diikutkan dalam analisis. Sedangkan bagian ketiga berisi hasil analisis

(52)

Pengambilan keputusan bahwa suatu butir soal valid atau tidak, ditentukan oleh

perbandingan antara harga r hitung dengan r table dimana untuk harga r table diperoleh

dari daftar r kritis dengan taraf signifikan 1% pada derajat bebas (db) = n-2.

Berdasarkan harga r table untuk taraf signifikan 1% dan db = 28 diperoleh hasil harga

r tabel = 0,306. Dengan demikian, pengambilan keputusan dirumuskan sebagai

berikut.

(1) Jika r hitung positif dan > r tabel maka butir tersebut adalah valid

(2) Jika r hitung tidak positif dan < r table maka butir tersebut adalah tidak valid.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir, ditemukan ada 4 butir pertanyaan

yang tidak memenuhi persyaratan karena r hitung < r table. Keempat butir

pertanyaan yang drop tersebut adalah nomor 5,10,14 dan 21 . Butir yang dinyatakan

valid sehingga boleh digunakan sebagai instrument penelitian adalah:

1,2,3,4,6,7,8,9,11,12,13,15,16,18,19,20,22,23,24,25,27,28 dan butir 29.

Tabel 1 : Ringkasan Hasil Pengujian Validitas Kepemimpinan

N = 30

Dimensi Percaya Diri Dimensi Kemampuan

(53)

commit to user

Sumber : Data primer pengisian angket, Agustus 2010.

Keterangan :

V : Valid ( butir instrument digunakan sebagai pengumpul data )

D : Drop ( butir instrument dikeluarkan / tidak dipakai )

Berdasarkan rumus Alpha Cronbach, perhitungan reliabilitas instrument penilaian staf tentang perilaku kepemimpinan yang memuat 29 butir termasuk 4

butir yang tidak valid diperoleh harga r = 0,9625. Sedangkan perhitungan kedua yang

hanya memuat butir yang valid saja, yakni 25 butir, harga reliabilitasnya adalah r =

0,9759.

b. Angket / Kuisioner Kinerja Staf

Kisi – kisi instrument variabel kinerja Staf Dinas Kesehatan

Dimensi Indikator

Merencanakan program kerja dengan tepat

(54)

Kecepatan/

Melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang pekerjaan

Menyelesaikan program kerja sesuai dengan waktu yang ditentukan

Menggunakan peralatan/aplikasi yang mendukung pekerjaan

Menggunakan berbagai model pekerjaan

Menciptakan teknis/system baru dalam melakukan pekerjaan Mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik

Mampu menggunakan peralatan modern/teknologi

Berkomunikasi dengan baik dengan rekan kerja

Terbuka dalam menerima kritik dan masukan untuk perbaikan perkerjaan

(55)

commit to user

Setelah konsep instrument selesai, selanjutnya diujicobakan kepada 30 orang staf

Dinkes Kota Samarinda, dimana Dinas Kesehatan Kota Samarinda memiliki

karakteristik yang mirip dengan rencana lokasi penelitian sebenarnya.

Proses kalibrasi instrument dilakukan dengan menganalisa data hasil ujicoba

untuk menentukan validitas butir dan reabilitas instrument. Analisis validitas yang

dikenakan pada pengujian ini adalah analisis butir. Formula yang digunakan dalam

pengujian adalah formula product moment dari pearson, dan perhitungan reabilitas instrument digunakan rumus Alpha Cronbach. Untuk efisiensi pengolahan data,

pengujian validitas butir dan reabilitas digunakan bantuan computer dengan

menggunakan program excel.

Dalam analisis yang menggunakan excel, terdapat tiga bagian hasil analisis.

Bagian pertama berisi butir – butir soal yang dianalisis validitasnya, bagian kedua

berisi hasil analisis reabilitas instrument keseluruhan soal dimana soal yang tidak

valid juga diikutkan dalam analisis. Sedangkan bagian ketiga berisi hasil analisis

reabilitas soal-soal yang valid saja.

Pengambilan keputusan bahwa suatu butir soal valid atau tidak, ditentukan oleh

perbandingan antara harga r hitung dengan r table dimana untuk harga r table diperoleh

dari daftar r kritis dengan taraf signifikan 1% pada derajat bebas (db) = n-2.

Berdasarkan harga r table untuk taraf signifikan 1% dan db = 28 diperoleh hasil harga

r tabel = 0,306. Dengan demikian, pengambilan keputusan dirumuskan sebagai

(56)

(1) Jika r hitung positif dan > r tabel maka butir tersebut adalah valid

(2) Jika r hitung tidak positif dan < r table maka butir tersebut adalah tidak valid.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir, ditemukan ada 5 butir pertanyaan yang

tidak memenuhi persyaratan karena r hitung < r table. Kelima butir tersebut adalah

nomor 5,9,17,21 dan 26 . Butir yang dinyatakan valid sehingga boleh digunakan

sebagai instrument penelitian adalah :

1,2,3,4,6,7,8,10,11,12,13,14,15,16,18,19,20,22,23,24,25,27,28,29,30,31 dan 32.

Tabel 2 : Ringkasan Hasil Pengujian Validitas Kinerja Staf

N=30 Dimensi Kualitas Kerja Dimensi Kecepatan/Ketepatan Kerja

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Dimensi Inisiatif dalam kerja Dimensi Kemampuan Kerja

(57)

commit to user

Keterangan :

V : Valid ( butir instrument digunakan sebagai pengumpul data )

D : Drop ( butir instrument dikeluarkan )

Berdasarkan rumus Alpha Cronbach, perhitungan reliabilitas instrument kinerja staf yang memuat 32 butir termasuk 5 butir yang tidak valid diperoleh harga r =

0,9684. Sedangkan perhitungan kedua yang memuat butir yang valid saja, yakni 27

butir, harga reabilitasnya adalah r = 0,9747. Tampak bahwa makin valid butir

instrument, makin tinggi harga reabilitasnya. Harga reabilitas ini, setelah diadakan

estimasi melalui standard error of measurement termasuk reabilitas sangat tinggi.

c. Angket / Kuisioner Motivasi Kerja Staf

Dimensi dan Indikator Motivasi Kerja

Dimensi Indikator

Motivasi Internal

- Tanggung jawab staf dalam melaksanakan tugas - Melaksanakan tugas dengan target yang jelas - Memiliki tujuan jelas dan menantang

- Ada umpan balik atas hasil pekerjaannya - Selalu berusaha untuk mengungguli orang lain - Diutamakan prestasi dari apa yang

dikerjakannya

Motivasi Eksternal

- Selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan kerjanya perhatian dari teman dan atasan.

(58)

Dimensi Indikator Nomor Butir Jumlah Pengembangan Diri - Peningkatan

keterampilan

Proses pengembangan instrument motivasi staf dimulai dengan penyusunan

butir instrument sebanyak 34 butir pernyataan dengan lima pilihan jawaban (

options). Penyusuna intrumen tersebut mengacu pada indikator-indikator seperti pada

kisi-kisi yang tampak pada tabel diatas.

Setelah konsep instrument selesai, selanjutnya diujicobakan kepada 30 orang staf

Dinkes Kota Samarinda, dimana Dinas Kesehatan Kota Samarinda memiliki

(59)

commit to user

instrument digunakan rumus Alpha Cronbach. Untuk efisiensi pengolahan data,

pengujian validitas butir dan reabilitas digunakan bantuan computer dengan

menggunakan program excel.

Dalam analisis yang menggunakan excel, terdapat tiga bagian hasil analisis.

Bagian pertama berisi butir – butir soal yang dianalisis validitasnya, bagian kedua

berisi hasil analisis reabilitas instrument keseluruhan soal dimana soal yang tidak

valid juga diikutkan dalam analisis. Sedangkan bagian ketiga berisi hasil analisis

reabilitas soal-soal yang valid saja.

Pengambilan keputusan bahwa suatu butir soal valid atau tidak, ditentukan oleh

perbandingan antara harga r hitung dengan r table dimana untuk harga r table diperoleh

dari daftar r kritis dengan taraf signifikan 1% pada derajat bebas (db) = n-2.

Berdasarkan harga r table untuk taraf signifikan 1% dan db = 28 diperoleh hasil harga

r tabel = 0,306. Dengan demikian, pengambilan keputusan dirumuskan sebagai

berikut.

(1) Jika r hitung positif dan > r tabel maka butir tersebut adalah valid

(2) Jika r hitung tidak positif dan < r table maka butir tersebut adalah tidak valid.

Berdasarkan hasil pengujian validitas, butir soal pada kuisioner yang semula

berjumlah 34 ditemukan ada 4 butir pertanyaan yang tidak memenuhi persyaratan

validitas karena r hitung < r table. Keempat butir yang dinyatakan drop tersebut

(60)

Sedangkan 30 butir yang dinyatakan valid dan boleh digunakan sebagai instrument

penelitian adalah :

1,2, 3,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,19,20,21,23,24,25,26, 28,29,30,31,32,33 dan

34.

Tabel 3 : Ringkasan analisis validitas instrument motivasi kerja

N=30

Dimensi Pengembangan Diri Dimensi Kemandirian

Gambar

Tabel 2   : Ringkasan Hasil Pengujian Validitas Kinerja Staf
Gambar 3 : Kerangka berfikir kajian pengaruh gaya kepemimpinan
Gambar 1 : Instrumen untuk mengukur Perilaku Hubungan Pemimpin
Gambar  2 :  Elemen – elemen pokok system penilaian prestasi kerja.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maryam Kandari (2009) tentang Gambaran Sanitasi Lingkungan Terminal Cicaheum di Kota Bandung menunjukkan kondisi fisik air

Hasil regresi dengan tingkat signifikan 5% menunjukkan bahwa modal, jumlah tenaga kerja dan jam kerja per hari berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan pedagang kaki

Salah satu upaya yang ditempuh oleh guru bimbingan dan konseling MAN 1 Bawu Jepara sebagai seorang pembimbing di sekolah untuk meningkatkan kedisiplinan peserta

Pameran adalah media promosi yang pertama kali digunakan oleh Perusahaan Dian Mandala dalam memasuki pasar internasional. Perusahaan Dian Mandala telah

To overcome the problems, the researcher designed an action research using Papercraft as teaching media to impro ve students’..

I hereby grant Dian Nuswantoro University the right to display or copy any part of the. thesis, in all forms of media for reference purposes and legitimate

siswa dalam mengungkapkan pemahaman siswa terhadap cerita yang dibaca. Pada siklus II dan III kegiatan setelah membaca tidak hanya mengisi story map namun ditambahkan

Dalam perancangan mobile game sebagai media pendukung pembelajaran siswa kelas VIII SMP untuk memahami sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia yang dibahas di pelajaran