• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pelayanan Perpustakaan Desa dan Perpustakaan Sekolah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Pelayanan Perpustakaan Desa dan Perpustakaan Sekolah"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Pelayanan

Perpustakaan

Desa/Kelurahan dan

Perpustakaan

Sekolah

OLEH :

MURNIATY, S.SOS.

PUSTAKAWAN PADA PERPUSTAKAAN USU

Disampaikan Pada :

PELATIHAN PENGELOLA

PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN

PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN

TANGGAL 18-19 MARET 2013

DI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH

TARUTUNG (SUMATERA UTARA)

(2)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya akhirnya penulis dapat

menyelesaikan Makalah Sistem Pelayanan Perpustakaan Desa dan

Perpustakaan Sekolah ini dengan baik.

Makalah ini disusun sebagai bahan bacaan bagi peserta Pelatihan

Pengelola Perpustakaan Desa dan Perpustakaan Sekolah pada tanggal 18 –

19 Maret 2013 di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah di Tarutung

(Sumatera Utara). Pelatihan ini diikuti oleh 35 orang peserta pengelola

Perpustakaan Desa dan 35 orang peserta pengelola Perpustakaan Sekolah

yang berasal dari berbagai desa dan sekolah yang ada di sekitar Kota

Tarutung (Sumut).

Isi makalah bersifat teoritis dan praktis sehingga di dalamnya

selain banyak menguraikan teori-teori juga hal-hal yang bersifat

teknis/praktis, karena tujuannya adalah untuk memberikan gambaran secara

teoritis dan praktis bagaimana penyelenggaraan sistem pelayanan yang baik

di Perpustakaan Desa maupun di Perpustakaan Sekolah.

Semoga apa yang penulis sajikan memberikan banyak manfaat

bagi para peserta pelatihan khususnya dan bagi pembaca pada umumnya,

terutama bagi para pengelola Perpustakaan Desa dan Perpustakaan Sekolah

di tanah air.. Akhir kata, tiada gading yang tak retak, tiada manusia yang

sempurna. Mohon maaf atas kekurangan yang mungkin ada.

Wassalam Penulis

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar... i

DaftarIsi ... ii

1. Pendahuluan... 1

2. Pengertian Pelayanan Perpustakaan 2 3. Tujuan dan Fungsi Pelayanan Perpustakaan Desa dan Perpustakaan Sekolah ... 3

4. Peran Pustakawan Dalam Kegiatan Pelayanan ... 4

5. Waktu Pelayanan ... 5

6. Sistem Pelayanan Perpustakaan Desa dan Perpustakaan Sekolah ... 7

6.1 Sistem Layanan Terbuka (Open Access) ... 7

6.2 Sistem Layanan Tertutup (Close Access) ... 8

6.3 Sistem Layanan Campuran (Mixed Access) ... 10

7. Jenis-Jenis Pelayanan di Perpustakaan Desa dan Sekolah .. 11

7.1 Layanan Sirkulasi ……….. 12

7.2 Layanan Referensi ………. 12

7.3 Layanan Bimbingan Pemakai ………. 13

7.4 Layanan Membaca di Perpustakaan ………. 13

7.5 Layanan Bercerita (Story Telling) ……….. 13

7.6 Layanan Audio Visual, Multimedia, dan Internet ……. 14

7.7 Layanan Terbitan Berkala ……….. 14

7.8 Layanan Ekstensi ……….. 14

7.8.1 Layanan Perpustakaan Keliling (Mobile Library) Untuk Umum ……… 15

7.8.2 Layanan Perpustakaan Keliling (Mobile Library) Untuk Sekolah ………. 15

8. Penutup ... 15

(4)

SISTEM PELAYANAN

PERPUSTAKAAN DESA DAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Oleh : Murniaty, S.Sos.

1. Pendahuluan

Perpustakaan sebenarnya adalah suatu lembaga layanan masyarakat di

bidang ilmu pengetahuan dengan koleksi bahan pustaka yang dimiliki baik

dalam bentuk tercetak, terekam, ataupun koleksi berbasis online. Tugas dari

perpustakaan adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa

perpustakaan sesuai dengan perpustakaannya, seperti halnya masyarakat

pengguna Perpustakaan Desa dan pengguna Perpustakaan Sekolah.

Perlu dipahami bahwa keberadaan Perpustakaan Desa (umum) di

tengah-tengah masyarakat desa memiliki tujuan sebagai lembaga penyedia informasi

bagi penggunanya, yaitu seluruh masyarakat yang berada di sekitar

perpustakaan tanpa memandang perbedaan ras, usia, jenis kelamin,

pendidikan, dan lain-lain.

Sementara keberadaan Perpustakaan Sekolah adalah sebagai sumber

belajar di sekolah dan bertujuan untuk memberikan kelengkapan sarana belajar

mengajar yang berupa bahan tercetak dan terekam sesuai dengan kurikulum

sekolah, untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah.

Pelayanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama sebuah

perpustakaan. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa layanan

perpustakaan merupakan titik sentral dari kegiatan perpustakaan. Dengan kata

lain, perpustakaan identik dengan layanan, karena tidak ada perpustakaan jika

tidak ada layanan.

Sering dikatakan bahwa warna wajah, penampilan, kinerja serta

keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan dapat dicerminkan melalui

(5)

memberikan rasa senang, puas serta dapat memenuhi keinginan pemakai

perpustakaan (Sutarno, 2004: 112).

Perlu diingat bahwa kualitas pelayanan menjadi ukuran bermanfaat

tidaknya sebuah perpustakaan bagi penggunanya. Pelayanan Perpustakaan

Desa dan Perpustakaan Sekolah yang baik tentu membuat kehadiran

perpustakaan tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat desa di

sekitar Perpustakaan Desa dan juga murid-murid serta guru di sekitar

Perpustakaan Sekolah.

Pelayanan perpustakaan merupakan tujuan akhir semua kegiatan yang

dilakukan oleh semua pengelola perpustakaan, yang diarahkan kepada

terciptanya suasana yang kondusif sehingga layanan perpustakaan dapat

dilaksanakan dengan semaksimal dan seefisien mungkin. Untuk dapat

mencapai semua itu maka perpustakaan perlu membuat sebuah sistem

pelayanan sebaik dan seefektif mungkin sehingga semua jenis layanan yang

diberikan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Perpustakaan perlu membekali

pustakawan/pengelola perpustakaannya dengan pengetahuan dan pemahaman

yang benar tentang sistem dan jenis layanan yang akan diberikan kepada

pengguna perpustakaan, sehingga dalam pelaksanaannya sistem dan jenis

layanan yang diberikan dapat dilaksanakan dengan baik.

2. Pengertian Pelayanan Perpustakaan

Pelayanan perpustakaan dapat diartikan sebagai kegiatan pemberian

bantuan kepada pengguna perpustakaan untuk dapat memperoleh informasi

yang sesuai dengan kebutuhannya. Termasuk didalamnya pemberian bantuan

terhadap penggunaan seluruh sarana dan fasilitas yang tersedia di

(6)

Melalui kegiatan layanan di perpustakaan, pengguna dapat memperoleh

hal berikut:

1. Informasi yang dibutuhkannya secara optimal dari berbagai media.

2. Manfaat berbagai alat bantu penelusuran yang tersedia.

Kegiatan pelayanan yang diberikan di sebuah perpustakaan paling tidak

harus memenuhi prinsip-prinsip dasar :

• Sesuai dengan kebutuhan atau keinginan pengguna perpustakaan.

• Diberikan kepada pengguna atas dasar keseragaman, keadilan, dan

kemerataan.

• Dilaksanakan secara optimal dan dilandasi oleh peraturan yang jelas.

• Dilaksanakan secara cepat, tepat, dan mudah melalui cara yang teratur,

terarah, dan cermat.

• Menarik, menyenangkan dan menimbulkan rasa simpati.

• Mengundang rasa ingin kembali.

• Pustakawan yang komunikatif, ramah tamah, bersifat informatif,

membimbing, dan mengarahkan, tetapi tidak bersifat menggurui.

• Mengembangkan hal-hal yang baru atau inovatif

• Mampu berkompetisi dengan layanan di bidang lain

• Mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pemakai

3. Tujuan dan Fungsi Pelayanan Perpustakaan Desa dan Perpustakaan Sekolah

Tujuan dan fungsi pelayanan perpustakaan berbeda-beda tergantung

pada jenis perpustakaannya dan tergantung juga kepada siapa pengguna yang

menjadi sasaran pelayanan tersebut.

Tujuan dari kegiatan pelayanan di Perpustakaan Desa adalah

memberikan kesempatan bagi masyarakat desa untuk memperoleh informasi

melalui koleksi bahan pustaka serta membantu meningkatkan kualitas

(7)

“sebagai lembaga penyedia layanan bahan pustaka dan informasi kepada

masyarakat untuk kepentingan pendidikan, informasi, penerangan, dan

rekreasi”.

Tujuan dan fungsi pelayanan di Perpustakaan Sekolah adalah menyajikan informasi untuk kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar, dan rekreasi bagi siswa-siswi dengan mempergunakan bahan perpustakaan yang disediakan,

serta bimbingan dan peningkatan minat baca.

4. Peran Pustakawan Dalam Kegiatan Pelayanan

Peran pustakawan dalam kegiatan pelayanan perpustakaan begitu

penting karena pustakawanlah ujung tombak dari keberhasilan kegiatan

pelayanan tersebut. Apalah artinya sarana dan fasilitas yang lengkap, koleksi

bahan pustaka yang memadai, apabila hal tersebut tidak ditunjang oleh

pustakawan yang mampu bekerja secara profesional.

Berkaitan dengan masalah pelayanan, perlu diperhatikan bahwa

pustakawan yang bertugas di bagian pelayanan hendaknya orang-orang yang

mempunyai sikap dan kepribadian yang baik, memiliki wawasan pengetahuan

yang luas, inovatif, berpenampilan menarik, mampu berkomunikasi dengan

baik, ramah, sopan, dan supel. Hendaknya pustakawan menghindari sikap

kerja yang santai, menunggu, dan ada kesan selalu menghindari untuk

berinteraksi dengan pengguna, birokratis, dan berbelit-belit dalam

menyelesaikan suatu masalah.

Perlu disadari bahwa pada kegiatan pelayanan perpustakaan,

pustakawan lebih banyak berinteraksi dengan pengguna dibandingkan dengan

jenis pekerjaan yang lain di Perpustakaan. Maka dalam kegiatan pelayanan

tersebut pustakawan dituntut untuk lebih aktif dalam berinteraksi dan

berkomunikasi dengan penggunanya.

Sekarang ini terdapat kecendrungan perubahan sikap pustakawan.

(8)

membiarkan pengunjung yang datang mencari sendiri informasi yang

dibutuhkannya, dan menghindari semaksimal mungkin berinteraksi dengan

pustakawan. Sikap mereka ini lebih mengarah ke sikap pustakawan yang

pasif-reaktif (passive-reactive). Kini pustakawan dituntut untuk bersikap lebih aktif

mengejar pengguna dan lebih responsif terhadap berbagai kebutuhan informasi

penggunanya. Ini artinya pustakawan dituntut untuk lebih aktif-responsif

(active-responsive). Pendekatan professional ini mengharuskan pustakawan

mengetahui informasi apa yang dibutuhkan oleh pengguna, berapa cepat dia

mampu menyediakan informasi, dalam bentuk apa informasi tersebut disajikan,

dan dari sumber mana saja informasi tersebut di dapatkan.

Tanpa disadari banyak pustakawan hanya berhubungan dengan

pengguna dengan sangat terbatas. Mereka hanya menjawab bila kebetulan

ditanya oleh pengguna dan jarang berinteraksi dengan pengguna. Sehingga hal

tersebut membuat pengguna kurang simpati dan enggan untuk datang kembali

ke perpustakaan.

5. Waktu Pelayanan

Ada sedikit perbedaan waktu pelayanan Perpustakaan Desa dengan

Perpustakaan Sekolah. Berkaitan dengan waktu pelayanan maka seringkali

waktu pelayanan Perpustakaan Desa sangat tergantung kepada jam buka

perpustakaan yang sudah terjadwal secara rutin setiap hari yang biasanya

disesuaikan dengan jam kerja kantor aparat desa/kelurahan, misalnya jam buka

perpustakaan pada pukul 08.00 Wib. dan tutup pada pukul 15.00 Wib. Sehingga

bila ada pengunjung yang datang ke perpustakaan di luar jam buka pasti akan

kecewa karena tidak dapat dilayani lagi. Apalagi dengan banyaknya

keberagaman aktivitas masyarakat desa yang menyebabkan mereka tidak bisa

memiliki waktu yang bisa ditentukan untuk dapat berkunjung ke perpustakaan.

Keadaan tersebut hendaknya dapat menjadi pertimbangan bagi pihak pengelola

perpustakaan/pustakawan bahwa sekarang pengguna menginginkan pelayanan

yang lebih lama lagi (full time) dan tidak tergantung pada jam buka

(9)

mempunyai keinginan jam buka perpustakaan tersebut 7 hari dalam seminggu

selama 24 jam perhari. Ini artinya perpustakaan tidak boleh tutup.

Pada layanan yang konvensional hal tersebut mungkin tidak dapat

dilakukan karena pengguna harus dilayani oleh pustakawan secara fisik,

artinya pelayanan yang diberikan sangat tergantung kepada kehadiran

pustakawan secara fisik. Tetapi pada layanan yang bersifat moderen maka

kehadiran pustakawan secara fisik tidak lagi diperlukan. Pelayanan

perpustakaan akan tetap dapat berjalan walaupun perpustakaannya sudah

tutup dan pustakawannya sudah pulang ke rumah.

Jadi yang terpenting lagi, hal yang berkaitan dengan jam buka

perpustakaan ini adalah bagaimana perpustakaan mampu menyediakan sebuah

sarana/fasilitas yang dapat membuat seorang pengguna dapat

memanfaatkan/mengakses perpustakaan kapanpun dan dimanapun si

pengguna tersebut berada, tidak tergantung pada jam buka perpustakaan.

Misalnya saja dengan penyediaan sarana akses secara online terhadap

perpustakaan. Perpustakaan membuka website perpustakaan yang memuat

profil perpustakaan, koleksi perpustakaan, sarana dan fasilitas, serta cara-cara

yang memudahkan pengguna untuk dapat mengakses seluruh sumber daya

informasi yang dimiliki oleh Perpustakaan Desa tersebut. Dengan layanan yang

bersifat online seperti ini pada saat pengguna sedang berada di rumah dia tetap

bisa melihat katalog perpustakaan sehingga si pengguna dapat memastikan

buku yang dicarinya tersedia atau tidak di perpustakaan. Perpustakaan juga

perlu menyediakan fasilitas WIFI sehingga memudahkan pengguna untuk

melakukan akses informasi secara online dan gratis ke semua sumber informasi

dari berbagai negara. Untuk dapat menyediakan layanan yang berbasis online

(internet) ini, maka Perpustakaan Desa dapat meminta bantuan kepada

Pemerintah Daerah melalui alokasi dana ataupun penyediaan perangkat

komputer dari Pemerintah Daerah (Pemda) ataupun Pemerintah Kabupaten

(10)

Bagi Perpustakaan Sekolah, jam buka perpustakaan sangat bergantung

pada jam istirahat sekolah yang sangat terbatas sekali waktunya. Sehingga

pemanfaatan perpustakaan sekolah pada umumnya tidak dapat maksimal

seperti di Perpustakaan Desa. Kondisi ini perlu mendapat perhatian yang serius

dari pihak guru dengan cara menugaskan siswa untuk memanfaatkan koleksi

perpustakaan ketika siswa mengerjakan tugas-tugas dari sekolah ataupun

mengajak siswa untuk membaca di perpustakaan ketika jam istirahat sekolah.

6. Sistem Pelayanan Perpustakaan Desa dan Perpustakaan Sekolah

Ada tiga macam sistem akses layanan yang biasa dilakukan oleh

perpustakaan, baik Perpustakaan Desa maupun Perpustakaan Sekolah, yaitu

akses layanan terbuka (open access), akses layanan tertutup (close access), dan

akses layanan campuran (mixed access). Ketiga akses layanan ini ada

hubungannya dengan cara bagaimana perpustakaan memberikan ksempatan

kepada penggunanya untuk menemukan bahan pustaka dalam mencari

informasi. Masing-masing layanan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan

dalam pelaksanaannya.

6.1 Sistem Layanan Terbuka (Open Access)

Dalam sistem layanann terbuka, perpustakaan memberi kebebasan

kepada penggunanya untuk dapat masuk dan memilih sendiri koleksi yang

diperlukannya di rak buku. Tujuan akses layanan terbuka ini adalah

memberikan kesempatan kepada pengguna perpustakaan untuk

mendapatkan koleksi seluas-luasnya, tidak hanya sekedar membaca-baca di

rak, tetapi juga mengetahui berbagai alternatif dari pilihan koleksi yang ada

di rak. Oleh karena itu, penataan ruang koleksi perlu diperhatikan.

Misalnya rambu-rambu yang menunjukkan lokasi koleksi harus lengkap

dan jelas. Jarak antara rak satu dengan yang lain lebih lebar. Akses

layanan terbuka ini biasanya diterapkan untuk layanan di Perpustakaan

(11)

Kelebihan :

Ada beberapa kelebihan yang diperoleh apabila perpustakaan

menerapkan akses layanan terbuka ini, antara lain :

• Pengguna bebas memilih sendiri koleksi ke rak buku.

• Kebebasan ini menimbulkan rangsangan untuk membaca karena

biasanya pengguna akan menemukan bahan pustaka yang menarik yang

sebelumnya tidak dicari.

• Pengguna dapat mengganti koleksi yang isinya mirip, jika bahan pustaka

yang dicarinya tidak ada.

• Pengguna dapat membandingkan isi koleksi dengan judul yang dicarinya.

• Pengguna tidak harus menggunakan katalog karena dia dapat langsung

browsing ke rak buku.

• Koleksi bahan pustaka akan lebih didayagunakan.

• Menghemat tenaga pustakawan/petugas perpustakaan.

Kekurangan :

Selain kelebihan tersebut, akses layanan terbuka juga memiliki beberapa

kekurangan, antara lain :

• Pengguna cenderung mengembalikan koleksi seenaknya sehingga

susunan buku di rak buku menjadi kacau.

• Kemunginan kehilangan koleksi sangat besar.

• Tidak semua pengguna paham dalam mencari koleksi di rak, apalagi bila

koleksinya sudah banyak.

• Koleksi bahan pustaka lebih cepat rusak.

• Perlu pembenahan terus menerus

6.2 Sistem Layanan Tertutup (Close Access)

Akses layanan tertutup memiliki arti pengguna tidak boleh langsung

(12)

harus melalui pustakawan perpustakaan. Pengguna dapat memilih koleksi

bahan pustaka yang diinginkannya melalui katalog yang disediakan.

Sistem ini ditujukan untuk koleksi khusus yang keberadaannya perlu

memperoleh pengamanan. Misalnya jumlah eksemplarnya yang terbatas

atau koleksi yang bersifat langka. Akses layanan tertutup ini akan

membuat pustakawan menjadi sibuk karena harus mencari bahan pustaka

di rak, terutama pada jam-jam sibuk pada saat banyak pengguna yang

memerlukan bahan pustaka.

Kelebihan :

Kelebihan menggunakan akses layanan tertutup ini antara lain :

• Koleksi lebih terjaga kerapian susunannya di rak karena hanya

pustakawan/petugas perpustakaan yang dapat mengambil buku dari rak.

• Kemungkinan koleksi hilang sangat kecil.

• Koleksi bahan pustaka tidak cepat rusak.

• Pengawasan dapat dilakukan lebih longgar.

• Proses temu kembali informasi lebih efektif.

Kekurangan :

Kekurangan menggunakan akses layanan tertutup ini antara lain :

• Pengguna kurang puas dalam mencari koleksi bahan pustaka yang

diinginkannya

• Koleksi yang didapat kadang-kadang tidak sesuai dengan kebutuhan

pengguna.

• Tidak semua pengguna paham menggunakan katalog.

• Tidak semua koleksi dapat didayagunakan oleh pengguna.

(13)

6. 3 Sistem Layanan Campuran (Mixed Access)

Akses layanan campuran dapat menerapkan dua jenis akses

layanan terbuka dan tertutup sekaligus. Perpustakaan yang memberikan

akses layanan campuran biasanya memberikan layanan secara tertutup

untuk koleksi referensi, skripsi, thesis dan koleksi deposit. Sedangkan

untuk koleksi lainnya menggunakan akses terbuka. Akses layanan

campuran ini biasanya diterapkan di perpustakaan perguruan tinggi dan

perpustakaan sekolah.

Kelebihan :

Beberapa kelebihan yang dapat diperoleh bila menerapkan akses

layanan campuran ini antara lain:

• Pengguna dapat langsung menggunakan koleksi referensi dan umum

secara bersamaan.

• Tidak memerlukan ruang baca khusus koleksi referensi.

• Menghemat tenaga pustakawan

Kekurangan :

Beberapa kekurangan apabila menerapkan akses layanan

campuran ini antara lain:

• Pustakawan/pengelola perpustakaan sulit mengontrol pengguna yang

menggunakan koleksi referensi dan koleksi umum sekaligus

• Ruang koleksi umum dan koleksi referensi menjadi satu.

(14)

7. Jenis-Jenis Pelayanan Di Perpustakaan Umum

Ada beberapa jenis kegiatan pelayanan perpustakaan yang dapat diselenggarakan oleh perpustakaan. Hal ini biasanya tergantung pada jenis perpustakaannya. Perpustakaan yang biasanya mempunyai layanan yang paling banyak/bervariasi adalah Perpustakaan Desa yang termasuk dalam jenis perpustakaan umum. Selain karena jenis koleksinya yang sangat banyak dan variatif, pengguna perpustakaannya juga paling banyak dan berasal dari berbagai kalangan masyarakat. Jenis koleksi Perpustakaan Desa meliputi seluruh disiplin ilmu, tetapi yang diutamakan adalah koleksi yang berkaitan dengan mata pencaharian pokok dari masyarakat desa yang bersangkutan, misalnya petani, nelayan, peternak, buruh pabrik, dan lain-lain. Pengguna Perpustakaan Desa juga memiliki latar belakang pendidikan, sosial, ekonomi, budaya, serta kepentingan yang berbeda-beda.

Berbeda dengan Perpustakaan Desa, jenis Perpustakaan Sekolah memiliki pengguna perpustakaan yang bersifat homogen (satu jenis), yaitu murid-murid, guru, dan pegawai yang ada di sekolah tersebut. Koleksi perpustakaannya juga meliputi seluruh bidang ilmu, tetapi umumnya yang berkaitan dengan kurikulum sekolah. Umumnya koleksi Perpustakaan Sekolah adalah buku paket yang wajib digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah tersebut, sehingga pengelolaan koleksinya lebih mudah dibanding dengan koleksi Perpustakaan Desa.

Jenis layanan yang lazim dilakukan di Perpustakaan Desa yang masih bersifat konvensional adalah layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan koleksi deposit, layanan koleksi langka, layanan bimbingan pengguna, layanan story telling, layanan perpustakaan keliling, dan jenis-jenis layanan lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kreatifitas dari pustakawannya. Lebih luas lagi perpustakaan dapat menyediakan layanan yang lebih moderen yaitu penyediaan Wifi, layanan internet,

website perpustakaan, fotokopi, dan stationary.

(15)

Beberapa jenis layanan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

7.1 Layanan Sirkulasi :

Adalah layanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka

kepada pengguna yang telah menjadi anggota perpustakaan. Di dalam

layanan ini pengguna yang telah menjadi anggota perpustakaan dapat

meminjam bahan pustaka ke luar ruang perpustakaan dalam jumlah dan

waktu yang telah ditetapkan, misalnya 5 eksemplar buku untuk dipinjam

paling lama 1 minggu.

Jadi layanan sirkulasi berkaitan dengan peredaran bahan

pustaka di luar perpustakaan. Pelayanan ini ditujukan agar pengguna

perpustakaan dapat meminjam dan membaca bahan pustaka lebih lebih

leluasa sesuai kesempatan yang ada. Kegiatan sirkulasi sering dianggap

sebagai ujung tombak atau tolok ukur keberhasilan perpustakaan, karena

bagian ini rutinitas kegiatannya berhubungan langsung dengan pemakai.

Jenis pekerjaan di bagian Pelayanan Sirkulasi sebagai berikut :

1. Pendaftaran anggota

2. Peminjaman

3. Pengembalian

4. Perpanjangan

5. Penagihan

6. Pemungutan denda

7. Pemberian Sanksi

8. Statistik

9. Bebas Perpustakaan

10. Peraturan Perpustakaan

7. 2 Layanan Referensi

(16)

informasi secara cepat dari koleksi referensi. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menjawab langsung pertanyaan pengguna berdasarkan sumber/koleksi referensi. Apabila pengguna datang ke perpustakaan petugas dapat membimbing pengguna cara memakai koleksi referensi tersebut.

Jenis-jenis Koleksi Referensi antara lain: kamus, ensiklopedi, direktori,

bibliografi, katalog, indeks dan abstrak, buku sumber geografi, buku sumber biografi,

buku tahunan (year book) dan almanak, buku pegangan/pedoman (handbook), manual

dan guidebooks, terbitan pemerintah (UU, PP, dan lain sebagainya).

7.3 Layanan Bimbingan Pemakai

Layanan Pendidikan Pemakai merupakan kegiatan layanan

dengan cara memberikan bimbingan kepada pengguna tentang bagaimana

cara memanfaatkan seluruh sarana dan fasilitas perpustakaan dengan baik

dan benar. Tujuan dari layanan ini adalah optimalisasi pemanfaatan

sarana, fasilitas dan layanan yang tersedia. Adapun bentuk dan cara

menyampaikan layanan pendidikan pemakai, adalah dengan cara :

• Ceramah umum.

• Bimbingan kelompok

• Penerbitan dan penyebaran brosur, leaflet, atapun buku petunjuk.

• CD – interaktif

Tour de Library

7. 4 Layanan Membaca di Perpustakaan

Layanan membaca ini adalah layanan perpustakaan kepada para pengguna perpustakaan dengan menyediakan ruangan khusus untuk membaca dan belajar yang dilengkapi dengan meja dan kursi baca.

7.5 Layanan Bercerita (Story Telling) :

Layanan bercerita (story telling) merupakan kegiatan layanan

untuk anak-anak, baik di Perpustakaan Desa maupun di Perpustakaan

(17)

bahan bacaan lainnya yang ada di perpustakaan melalui layanan bercerita

yang dilakukan oleh pustakawan dengan cara bercerita berdasarkan kisah

yang ada pada buku-buku cerita, dongeng-dongeng, komik atau sejenisnya.

Kegiatan ini dapat dilakukan secara rutin setiap minggu dan cerita yang

diambil harus bervariasi. Layanan story telling di perpustakaan biasanya

digunakan untuk promosi perpustakaan dan upaya peningkatan minat baca

anak-anak. Dengan memberikan layanan story telling ini berarti

perpustakaan telah berupaya untuk menumbuhkan minat baca pada anak

sedini mungkin.

7.6 Layanan Audio Visual, Multimedia, Dan Internet

Layanan ini dilakukan dengan cara menyediakan ruang dan sarana

layanan audio visual berupa koleksi bentuk mikro, foto, video, televisi dan

radio. Pemutaran film, slide atau film strip dapat dilakukan pada jam-jam

tertentu dengan materi film cerita, film ilmu pengetahuan maupun film

dokumenter. Lebih luas lagi perpustakaan dapat menyediakan layanan

multimedia untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai, khususnya

akses terhadap koleksi digital (elektronik) seperti kaset dan CD/DVD yang

ada di perpustakaan untuk mendengarkan musik ataupun meningkatkan

kemampuan bahasa asing, penelusuran informasi melalui internet, dan

lain-lain. Layanan ini diharapkan menjadi sarana rekreasi dan hiburan bagi

pengunjung perpustakaan.

7.7 Layanan Terbitan Berkala

Yaitu layanan bahan hasil terbitan berkala seperti surat kabar, majalah baik ilmiah ataupun populer, buletin, dan jurnal, yang selain bertujuan untuk menambah pengetahuan juga sebagai sarana hiburan atau rekreasi.

7.8 Layanan Ekstensi

Tujuan diberikannya layanan ekstensi pada umumnya untuk

(18)

7. 8.1 Layanan Perpustakaan Keliling (Mobile Library) Untuk Umum

Layanan perpustakaan keliling untuk umum dilakukan

dengan tujuan untuk menjangkau daerah-daerah terpencil yang tidak

memiliki sarana dan fasilitas taman bacaan ataupun perpustakaan.

Layanan ini diberikan dengan dasar pemikiran bahwa masih banyak

masyarakat di daerah terutama daerah terpencil yang belum

terjangkau oleh layanan perpustakaan.

7.8.2 Layanan Perpustakaan Keliling (Mobile Library) Untuk Sekolah

Layanan perpustakaan keliling yang dilakukan ke

sekolah-sekolah dengan tujuan untuk membangkitkan minat baca siswa

sekolah dan juga untuk memenuhi kebutuhan informasi siswa karena

keterbatasan koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan Sekolah.

8. Penutup

Pelayanan perpustakaan merupakan tujuan akhir semua kegiatan yang

dilakukan oleh semua pengelola perpustakaan yang diarahkan pada terciptanya

suasana yang kondusif sehingga layanan perpustakaan dapat dilaksanakan

dengan maksimal dan seefisien mungkin. Untuk dapat mencapai semua itu

maka perpustakaan perlu membuat sebuah sistem pelayanan sebaik dan

seefektif mungkin, sehingga semua jenis layanan yang diberikan kepada

pengguna perpustakaan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Perpustakaan

juga perlu membekali pustakawan/pengelola perpustakaannya dengan

pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang sistem dan jenis layanan

yang diberikan kepada pengguna perpustakaan, sehingga dalam

pelaksanaannya sistem dan jenis layanan yang diberikan dapat dilaksanakan

dengan baik.

(19)

masyarakat desa di sekitar perpustakaan. Sedangkan pelayanan Perpustakaan sekolah yang baik adalah yang dapat menunjang proses belajar di sekolah yang bersangkutan.

Baik buruknya suatu perpustakaan dapat dilihat dari baik atau tidaknya

sistem pelayanan yang diberikan. Maka dalam pelaksanaannya kontrol dan

evaluasi harus terus dilakukan, baik evaluasi terhadap sistem pelayanannya

maupun evaluasi terhadap pelaksanaan tugas pustakawannya. Hal ini dapat

dijadikan sebagai feedback atau umpan balik dalam upaya peningkatan

(20)

Daftar Rujukan

1. Murniaty. 2007. Manajemen dan Organisasi Perpustakaan Sekolah. Makalah.

Disampaikan pada Diklat Pustakawan Perpustakaan Sekolah di Kabupaten

Serdang Bedagai Sumut. Perpustakaan USU, Medan.

Up-load di

2. Murniaty. 2012. Pelayanan Perpustakaan Tolak Ukur Keberhasilan

Perpustakaan. Modul Teoritis. Disampaikan pada Pelatihan Tenaga

Pustakawan di Lingkungan Perpustakaan Umum Sintong Bingei, Pematang

Siantar. Perpustakaan USU, Medan. Up-load di

3. NS, Sutarno. 2004. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktek.

Sagung Seto, Jakarta.

4. Pujihastuti. 2012. Sistem Layanan Perpustakaan. Up-load di

Referensi

Dokumen terkait

Pelayanan sirkulasi mencakup kegiatan: peminjaman, pengembalian koleksi, perpanjangan dan penerbitan kartu anggota. Kegiatan layanan sirkulasi pada perpustakaan STMIK BUDIDARMA

Layanan membaca ini adalah layanan perpustakaan kepada para pengguna perpustakaan dengan menyediakan ruangan khusus untuk membaca dan belajar yang dilengkapi dengan meja dan

Menurut Sjahrial-Pamuntjak, (2000:97),“Sirkulasi adalaha kegiatan pelayanan koleksi perpustakaan, baik untuk dibaca didalam Perpustakaan maupun untuk dibawah keluar Perpustakaan.”

Penelitian ini memiliki 4 tujuan yaitu untuk mendeskripsikan: 1) pengadaan bahan bacaan dan referensi perpustakaan, 2) Kegiatan sirkulasi bahan bacaan pada perpustakaan,

Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka disimpulkan bahwa Layanan Sirkulasi dan Layanan Referensi Perpustakaan Pusat Universitas Jember berpengaruh signifikan terhadap

Layanan-layanan yang terdapat di Perpustakaan Daerah Jawa Tengah antara lain layanan keanggotaan, layanan anak, layanan sirkulasi remaja dan anak, layanan sirkulasi dewasa,

Sistem informasi sirkulasi buku pada perpustakaan sekolah berbasis web ini dikembangkan guna memudahkan bagi petugas perpustakaan untuk melakukan input transaksi

Sementara itu, melalui program transformasi perpustakaan desa berbasis inklusi sosial, maka perpustakaan desa dapat menjadi ruang terbuka bagi masyarakat untuk membudayakan gemar