• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelayanan Perpustakaan Tolak Ukur Keberhasilan Perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pelayanan Perpustakaan Tolak Ukur Keberhasilan Perpustakaan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

P

PE

EL

L

A

A

Y

Y

A

A

N

N

A

A

N

N

P

PE

ER

RP

P

U

U

S

S

TA

T

AK

KA

AA

AN

N

T

T

O

O

L

L

A

A

K

K

U

U

K

K

U

U

R

R

K

K

E

E

B

B

E

E

R

R

H

H

A

A

S

S

I

I

L

L

A

A

N

N

P

P

E

E

R

R

P

P

U

U

S

S

T

T

A

A

K

K

A

A

A

A

N

N

MAKALAH

Oleh :

MURNIATY, S.SOS.

NIP : 19690410200112 2 001

Pustakawan Pada Perpustakaan dan Sistem Informasi USU

DISAMPAIKAN PADA

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA PUSTAKAWAN

PERPUSTAKAAN UMUM SINTONG BINGEI PEMATANG SIANTAR

Tanggal 21 – 25 Maret 2011

(2)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillan Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena

berkat RahmatNya Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Pelayanan Perpustakaan Tolak Ukur Keberhasilan Perpustakaan” ini dengan

baik. Makalah ini sebagai bahan presentasi Penulis pada Kegiatan Diklat

Pustakawan di lingkungan Perpustakaan Umum Sintong Bingei Pematang

Siantar.

Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan pustakawan merupakan sebuah

upaya untuk meningkatkan kompetensi para pengelola perpustakaan, baik dari

segi peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi kepribadian.

Mudah-mudahan materi yang telah saya tulis dan sampaikan kepada seluruh

peserta Diklat ini benar-benar dapat bermanfaat dalam meningkatkan

kompetensi pengetahuan dan keterampilan bagi para peserta, untuk kemudian

dapat diaplikasikan di lingkungan kerjanya.

Akhir kata, tiada gading yang tak retak. Tiada manusia yang sempurna.

Kesempurnaan hanya milik Allah. Mohon maaf kepada seluruh pembaca atas

kekurangan yang terdapat pada tulisan ini.

Wassalam Penulis,

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ……… i

Daftar Isi ……….... ii

Pendahuluan ………... 1

Pengertian Pelayanan Perpustakaan ………. 2

Peran Pustakawan Dalam Kegiatan Pelayanan ………... 3

Waktu Pelayanan ………. 4

Jenis-jenis Pelayanan di Perpustakaan Umum ……… 6

Penutup ……….. 10

(4)

Pelayanan Perpustakaan

Tolak Ukur Keberhasilan Perpustakaan

Oleh : Murniaty, S.Sos.

Pendahuluan

Pelayanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama sebuah

perpustakaan termasuk perpustakaan umum yang dilakukan baik langsung

maupun tidak langsung dengan pengguna jasa perpustakaan. Layanan

perpustakaan umum diberikan kepada masyarakat umum dengan tidak

memandang perbedaan ras, usia, jenis kelamin, dan dasar pendidikan. Karena

itu cakupan koleksinya luas sekali. Ini dimaksudkan agar perpustakaan dapat

memberikan kepuasan kepada mereka yang berasal dari berbagai tingkatan

masyarakat. Juga tingkat kedalaman materi koleksi begitu luas dari yang

paling sederhana sampai yang paling sulit.

Fungsi perpustakaan umum adalah sebagai pusat informasi, pendidikan,

rekreasi dan penelitian. Fungsi pendidikan tak dapat ditinggalkan, sebab masih

ada sebagian masyarakat yang tidak dapat melanjutkan pelajaran formal di

bangku sekolah karena keterbatasan dana misalnya. Mereka dapat belajar di

perpustakaan umum sampai memiliki pengetahuan yang setaraf dengan mereka

yang terpelajar. Bahkan mungkin melebihi mereka karena kebiasaan belajar

mandiri membuka kesempatan untuk belajar seumur hidup.

Sering dikatakan bahwa warna wajah, penampilan, kinerja serta

keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan dapat dicerminkan melalui

kegiatan pelayanan yang diberikan. Pelayanan yang baik adalah yang dapat

memberikan rasa senang, puas serta dapat memenuhi keinginan pemakai

perpustakaan (Sutarno, 2004: 112).

Perlu diingat bahwa kualitas pelayanan menjadi ukuran bermanfaat

(5)

umum yang baik tentu membuat kehadiran perpustakaan tersebut dapat

dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di sekitar perpustakaan.

Selain itu pelayanan perpustakaan juga merupakan tujuan akhir semua

kegiatan yang dilakukan oleh semua pengelola perpustakaan yang diarahkan

pada terciptanya suasana yang kondusif sehingga layanan perpustakaan dapat

dilaksanakan dengan semaksimal dan seefisien mungkin. Untuk dapat

mencapai semua itu maka perpustakaan perlu membuat sebuah sistem

pelayanan sebaik dan seefektif mungkin sehingga semua jenis layanan yang

diberikan kepada pengguna perpustakaan dapat dimanfaatkan secara

maksimal.

Pada prinsipnya layanan perpustakaan adalah layanan jasa, oleh karena

itu yang penting untuk disadari oleh pustakawan/pengelola perpustakaan

adalah bagaimana menciptakan kepercayaan dan kepuasan dari pengguna,

serta kemampuan pustakawan dalam menemukan informasi secara cepat dan

tepat. Berkaitan dengan hal ini maka pustakawan yang bertugas di bagian

pelayanan perpustakaan khususnya untuk perpustakaan umum sudah

seharusnya dipersiapkan dengan sebaik-baiknya dengan memberikan

pengetahuan dan ketrampilan yang cukup guna meningkatkan kompetensinya.

Di samping itu juga harus ditanamkan kemauan dan sikap perilaku yang

simpati dalam memberikan pelayanan. Karena keberhasilan pelayanan

perpustakaan merupakan tolak ukur keberhasilan perpustakaan.

Pengertian Pelayanan Perpustakaan

Pelayanan perpustakaan dapat diartikan sebagai kegiatan pemberian

bantuan kepada pengguna perpustakaan untuk dapat memperoleh informasi

yang sesuai dengan kebutuhannya. Termasuk didalamnya pemberian bantuan

terhadap penggunaan seluruh sarana dan fasilitas yang tersedia di

perpustakaan.

Melalui kegiatan layanan di perpustakaan, pengguna dapat memperoleh

(6)

1. Informasi yang dibutuhkannya secara optimal dari berbagai media.

2. Manfaat berbagai alat bantu penelusuran yang tersedia.

Kegiatan pelayanan yang diberikan di sebuah perpustakaan paling tidak

harus memenuhi prinsip-prinsip dasar :

• Sesuai dengan kebutuhan atau keinginan pengguna perpustakaan.

• Diberikan kepada pengguna atas dasar keseragaman, keadilan, dan

kemerataan.

• Dilaksanakan secara optimal dan dilandasi oleh peraturan yang jelas.

• Dilaksanakan secara cepat, tepat, dan mudah melalui cara yang teratur,

terarah, dan cermat.

• Menarik, menyenangkan dan menimbulkan rasa simpati.

• Mengundang rasa ingin kembali.

• Pustakawan yang komunikatif, ramah tamah, bersifat informatif,

membimbing, dan mengarahkan, tetapi tidak bersifat menggurui.

• Mengembangkan hal-hal yang baru atau inovatif

• Mampu berkompetisi dengan layanan di bidang lain

• Mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pemakai

Peran Pustakawan Dalam Kegiatan Pelayanan

Peran pustakawan dalam kegiatan pelayanan perpustakaan begitu

penting karena pustakawanlah ujung tombak dari keberhasilan kegiatan

pelayanan tersebut. Apalah artinya sarana dan fasilitas yang lengkap, koleksi

bahan pustaka yang memadai, apabila hal tersebut tidak ditunjang oleh

pustakawan yang mampu bekerja secara profesional.

Berkaitan dengan masalah pelayanan, perlu diperhatikan bahwa

pustakawan yang bertugas di bagian pelayanan hendaknya orang-orang yang

mempunyai sikap dan kepribadian yang baik, memiliki wawasan pengetahuan

yang luas, inovatif, berpenampilan menarik, mampu berkomunikasi dengan

baik, ramah, sopan, dan supel. Hendaknya pustakawan menghindari sikap

(7)

berinteraksi dengan pengguna, birokratis, dan berbelit-belit dalam

menyelesaikan suatu masalah.

Perlu disadari bahwa pada kegiatan pelayanan perpustakaan,

pustakawan lebih banyak berinteraksi dengan pengguna dibandingkan dengan

jenis pekerjaan yang lain di Perpustakaan. Maka dalam kegiatan pelayanan

tersebut pustakawan dituntut untuk lebih aktif dalam berinteraksi dan

berkomunikasi dengan penggunanya.

Kini terdapat kecendrungan perubahan sikap pustakawan. Dahulu

pustakawan lebih banyak bersikap menunggu pengunjung, dan membiarkan

pengunjung yang datang mencari sendiri informasi yang dibutuhkannya, dan

menghindari semaksimal mungkin berinteraksi dengan pustakawan. Sikap

mereka ini lebih mengarah ke sikap pustakawan yang pasif-reaktif (

passive-reactive). Kini pustakawan dituntut untuk bersikap lebih aktif mengejar

pengguna dan lebih responsif terhadap berbagai kebutuhan informasi

penggunanya. Ini artinya pustakawan dituntut untuk lebih aktif-responsif

(active-responsive). Pendekatan professional ini mengharuskan pustakawan

mengetahui informasi apa yang dibutuhkan oleh pengguna, berapa cepat dia

mampu menyediakan informasi, dalam bentuk apa informasi tersebut disajikan,

dan dari sumber mana saja informasi tersebut di dapatkan.

Tanpa disadari banyak pustakawan hanya berhubungan dengan

pengguna dengan sangat terbatas. Mereka hanya menjawab bila kebetulan

ditanya oleh pengguna dan jarang berinteraksi dengan pengguna. Sehingga hal

tersebut membuat pengguna kurang simpati dan enggan untuk datang kembali

ke perpustakaan.

Waktu Pelayanan

Berkaitan dengan waktu pelayanan maka seringkali waktu pelayanan

perpustakaan sangat tergantung kepada jam buka perpustakaan yang sudah

terjadwal secara rutin setiap hari, misalnya jam buka perpustakaan pada pukul

(8)

datang ke perpustakaan di luar jam buka pasti akan kecewa karena tidak dapat

dilayani lagi. Keadaan tersebut hendaknya dapat menjadi pertimbangan bagi

pihak pengelola perpustakaan/pustakawan bahwa sekarang pengguna

menginginkan pelayanan yang lebih lama lagi (full time) dan tidak tergantung

pada jam buka perpustakaan. Pengguna perpustakaan di masa sekarang

cenderung mempunyai keinginan jam buka perpustakaan tersebut 7 hari dalam

seminggu selama 24 jam perhari. Ini artinya perpustakaan tidak boleh tutup.

Pada layanan yang konvensional hal tersebut mungkin tidak dapat

dilakukan karena pengguna harus dilayani oleh pustakawan secara fisik,

artinya pelayanan yang diberikan sangat tergantung kepada kehadiran

pustakawan secara fisik. Tetapi pada layanan yang bersifat moderen maka

kehadiran pustakawan secara fisik tidak lagi diperlukan. Pelayanan

perpustakaan akan tetap dapat berjalan walaupun perpustakaannya sudah

tutup dan pustakawannya sudah pulang ke rumah.

Jadiy yang terpenting lagi, hal yang berkaitan dengan jam buka

perpustakaan ini adalah bagaimana perpustakaan mampu menyediakan sebuah

sarana/fasilitas yang dapat membuat seorang pengguna dapat

memanfaatkan/mengakses perpustakaan kapanpun dan dimanapun si

pengguna tersebut berada, tidak tergantung pada jam buka perpustakaan.

Misalnya saja dengan penyediaan sarana akses secara online terhadap

perpustakaan. Perpustakaan membuka website perpustakaan yang memuat

profil perpustakaan, koleksi perpustakaan, sarana dan fasilitas, serta cara-cara

yang memudahkan pengguna untuk dapat mengakses seluruh sumber daya

informasi yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut. Dengan layanan yang

bersifat online seperti ini pada saat pengguna sedang berada di rumah dia tetap

bisa melihat katalog perpustakaan sehingga si pengguna dapat memastikan

buku yang dicarinya tersedia atau tidak di perpustakaan. Kemudian pengguna

juga dapat memanfaatkan jurnal-jurnal elektronik/online yang dimiliki oleh

perpustakaan dan mengakses berbagai macam informasi yang disediakan oleh

perpustakaan. Sehingga semua sumber daya informasi yang dimiliki oleh

(9)

dan dimanapun dia berada. Perpustakaan juga perlu menyediakan fasilitas

WIFI sehingga memudahkan pengguna untuk melakukan akses informasi

secara online dan gratis ke semua sumber informasi dari berbagai negara.

Jenis-Jenis Pelayanan Di Perpustakaan Umum

Ada beberapa jenis kegiatan pelayanan perpustakaan yang dapat

diselenggarakan oleh perpustakaan. Hal ini biasanya tergantung pada jenis

perpustakaannya. Namun yang biasanya mempunyai layanan yang paling

banyak/bervariasi adalah perpustakaan umum, karena selain jenis koleksinya

yang sangat banyak dan variatif, pengguna perpustakaannya juga paling

banyak dan berasal dari berbagai kalangan masyarakat. Jenis koleksi

perpustakaan umum meliputi seluruh disiplin ilmu, selain itu penggunanya

memiliki latar belakang pendidikan, sosial, ekonomi, budaya, serta kepentingan

yang berbeda-beda.

Jenis layanan yang lazim dilakukan di Perpustakaan Umum yang masih

bersifat konvensional adalah layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan

koleksi deposit, layanan koleksi langka, layanan bimbingan pengguna, layanan

story telling, layanan perpustakaan keliling, dan jenis-jenis layanan lainnya

sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kreatifitas dari pustakawannya.

Lebih luas lagi perpustakaan dapat menyediakan layanan yang lebih moderen

yaitu penyediaan Wifi, layanan internet, website perpustakaan, fotokopi,

stationary, dan penyediaan jurnal elektronik. Beberapa jenis layanan tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Layanan Sirkulasi :

Adalah layanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka kepada

pengguna yang telah menjadi anggota perpustakaan. Di dalam layanan ini

pengguna yang telah menjadi anggota perpustakaan dapat meminjam bahan

pustaka ke luar ruang perpustakaan dalam jumlah dan waktu yang telah

(10)

Jadi layanan sirkulasi berkaitan dengan peredaran bahan pustaka di

luar perpustakaan. Pelayanan ini ditujukan agar pengguna perpustakaan dapat

meminjam dan membaca bahan pustaka lebih lebih leluasa sesuai kesempatan

yang ada. Kegiatan sirkulasi sering dianggap sebagai ujung tombak atau tolok

ukur keberhasilan perpustakaan, karena bagian ini rutinitas kegiatannya

berhubungan langsung dengan pemakai.

Ada dua sistem penyelenggaraan layanan sirkulasi, yaitu sistem terbuka

dan sistem tertutup.

a. Sistem Terbuka (Open Access)

Sistem ini memberikan kebebasan kepada pengguna perpustakaan untuk

memilih dan mengambil sendiri bahan pustaka yang diinginkan dari ruangan

koleksi perpustakaan.

b. Sistem Tertutup (Close Access)

Sistem ini ditujukan untuk koleksi khusus yang keberadaannya perlu

memperoleh pengamanan. Pengguna perpustakaan tidak dapat mengambil

sendiri bahan pustaka dari ruangan koleksi. Pengambilan bahan pustaka

dilakukan oleh pustakawan/petugas perpustakaan.

Jenis pekerjaan di bagian Pelayanan Sirkulasi sebagai berikut :

1. Pendaftaran anggota

2. Peminjaman

3. Pengembalian

4. Perpanjangan

5. Penagihan

6. Pemungutan denda

7. Pemberian Sanksi

8. Statistik

9. Bebas Perpustakaan

(11)

2. Layanan Referensi

Layanan referensi adalah layanan yang diberikan kepada pengguna

perpustakaan dengan menggunakan koleksi referensi. Layanan referensi

diberikan dengan tujuan membantu pengguna perpustakaan dalam menemukan

informasi secara cepat dari koleksi referensi. Kegiatan ini dilakukan dengan

cara menjawab langsung pertanyaan pengguna berdasarkan sumber/koleksi

referensi. Apabila pengguna datang ke perpustakaan petugas dapat

membimbing pengguna cara memakai koleksi referensi tersebut.

Jenis-jenis Koleksi Referensi antara lain: kamus, ensiklopedi, direktori, bibliografi,

katalog, indeks dan abstrak, buku sumber geografi, buku sumber biografi, buku tahunan (year

book) dan almanak, buku pegangan/pedoman (handbook), manual dan guidebooks, terbitan

pemerintah (UU, PP, dan lain sebagainya).

2. Layanan Bimbingan Pemakai

Layanan Pendidikan Pemakai merupakan kegiatan layanan dengan cara

memberikan bimbingan kepada pengguna tentang bagaimana cara

memanfaatkan seluruh sarana dan fasilitas perpustakaan dengan baik dan

benar. Tujuan dari layanan ini adalah optimalisasi pemanfaatan sarana,

fasilitas dan layanan yang tersedia. Adapun bentuk dan cara menyampaikan

layanan pendidikan pemakai, adalah dengan cara :

• Ceramah umum.

• Bimbingan kelompok

• Penerbitan dan penyebaran brosur, leaflet, atapun buku petunjuk.

• CD – interaktif

Tour de Library

3. Layanan Membaca di Perpustakaan

(12)

4. Layanan Bercerita (Story Telling) :

Layanan bercerita (story telling) dilakukan oleh pustakawan dengan cara

bercerita berdasarkan kisah yang ada pada buku-buku cerita, dongeng-dongeng,

komik atau sejenisnya khusus kepada pengguna anak-anak pada hari-hari

tertentu.

Layanan story telling di perpustakaan biasanya digunakan untuk promosi

perpustakaan dan upaya peningkatan minat baca anak-anak. Pada

perpustakaan umum, baik tingkat kotamadya maupun tingkat provinsi,

biasanya memberikan layanan khusus bagi anak. Layanan anak ini diberi ruang

tersendiri yang terpisah dengan layanan remaja dan dewasa. Ruang layanan

anak dapat disulap menjadi dunia anak yang tidak jauh dari bermain. Dunia,

dimana semua anak memiliki peluang cukup besar untuk mengembangkan

kapasitas individual mereka dalam lingkungan yang mendukung. Dunia yang

mendorong perkembangan fisik, psikologis, spiritual, sosial, emosional, kognitif

dan budaya anak-anak. Dengan memberikan layanan story telling ini berarti

perpustakaan telah berupaya untuk menumbuhkan minat baca pada anak

sedini mungkin.

5. Layanan Audio Visual, Multimedia, Dan Internet

Layanan ini dilakukan dengan cara menyediakan ruang dan sarana

layanan audio visual berupa koleksi bentuk mikro, foto, video, televisi dan radio.

Pemutaran film, slide atau film strip dapat dilakukan pada jam-jam tertentu

dengan materi film cerita, film ilmu pengetahuan maupun film dokumenter.

Lebih luas lagi perpustakaan dapat menyediakan layanan multimedia untuk

memenuhi kebutuhan informasi pemakai, khususnya akses terhadap koleksi

digital (elektronik) seperti kaset dan CD/DVD yang ada di Perpustakaan untuk

mendengarkan musik ataupun meningkatkan kemampuan bahasa asing,

penelusuran informasi melalui internet, dan lain-lain. Layanan ini diharapkan

menjadi sarana rekreasi dan hiburan bagi pengunjung perpustakaan.

(13)

6. Layanan Terbitan Berkala

Yaitu layanan bahan hasil terbitan berkala seperti surat kabar, majalah

baik ilmiah ataupun populer, buletin, dan jurnal, yang selain bertujuan untuk

menambah pengetahuan juga sebagai sarana hiburan atau rekreasi.

7. Layanan Perpustakaan Keliling (Mobile Library)

Layanan perpustakaan keliling dilakukan dengan tujuan untuk

menjangkau daerah-daerah terpencil yang tidak memiliki sarana dan fasilitas

taman bacaan ataupun perpustakaan. Layanan ini diberikan dengan dasar

pemikiran bahwa masih banyak masyarakat di daerah terutama daerah

terpencil yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan.

Penutup

Profesi sebagai seorang pustakawan harus aktif kreatif melakukan

pengembangan diri dalam rangka penyelenggaraan perpustakaan yang

berorientasi pada kepuasan pengguna. Pustakawan juga harus aktif-responsif

terhadap kebutuhan dan keinginan pengguna. Peran dan tanggungjawab

seorang pustakawan menjadi tolok ukur kepuasan pengguna. Peran pustakawan

dituntut untuk mendengarkan dan menerima ‘suara-suara’ pelanggan dengan

lapang dada demi kemajuan dan peningkatan pelayanan.

Agar pekerjaan di bagian pelayanan pengguna dapat dijalankan dengan

baik, maka pimpinan perpustakaan perlu membuat sebuah sistem yang baik,

yang menyangkut peran pustakawan sebagai pelaksana, waktu pelayanan yang

lebih lama, dan jangkauan pelayanan yang lebih luas. Khusus untuk bagian

pelayanan pengguna, pimpinan harus berhati-hati dalam menempatkan

pustakawan dengan melihat sikap dan pribadi si pustakawan tersebut. Sebab

pelayanan pengguna merupakan ujung tombak pelayanan perpustakaan. Baik

buruknya suatu perpustakaan akan dapat dilihat dari baik atau tidaknya sistem

pelayanan yang ada. Maka dalam pelaksanaannya kontrol atau evaluasi harus

terus dilaksanakan, baik evaluasi terhadap sistem pelayanannya maupun

(14)

balik dalam upaya peningkatan pelayanan perpustakaan yang cepat, tepat,

santun, dan memuaskan.

Pada prinsipnya layanan perpustakaan adalah layanan jasa, oleh karena

itu yang penting untuk disadari oleh pustakawan/pengelola perpustakaan

adalah bagaimana menciptakan kepercayaan dan kepuasan dari pengguna,

serta kemampuan pustakawan dalam menemukan informasi secara cepat dan

tepat. Berkaitan dengan hal ini maka pustakawan yang bertugas di bagian

pelayanan perpustakaan perlu dibina dan diarahkan agar dapat menempatkan

dirinya sebagai “pelayan informasi” yang baik dan menganggap pengguna

sebagai “raja”. Untuk itu pustakawan di bagian pelayanan perlu dilatih dan

dibina agar dapat meningkatkan keahlian dan keterampilannya dengan cara

memiliki pendidikan formal di bidang ilmu perpustakaan, ataupun mengikuti

pelatihan-pelatihan dan seminar-seminar yang berkaitan dengan teknik atau

cara memberikan pelayanan yang baik kepada kepada pengguna. Selain itu

pustakawan juga perlu meningkatkan kecerdasan emosinya (emotional

intelligence), khususnya kemampuan dalam ber-emphaty dan ber-social skil

dengan penggunanya. Karena apabila seorang pustakawan dapat

berkomunikasi dengan penggunanya secara baik, memiliki keterampilan

mendengarkan keluhan penggunanya, mau menanggapi ketidak puasan

pengguna, tahu cara menghadapi pengguna yang tidak sopan atau melanggar

peraturan, maka sudah pasti pengguna akan merasa nyaman dalam

memanfaatkan segala sarana dan fasilitas yang ada di perpustakaan, meskipun

terkadang mereka tidak menemukan informasi yang dicarinya.

(15)

Daftar Pustaka

Istiana, Purwani. 2005. Mewujudkan Layanan Prima di Bagian Referensi.

Artikel dalam Media Informasi: Forum Komunikasi Perpustakaan. Vol.

XIV. No. 20. Thn. 2005. Perpustakaan Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta.

Murniaty. 2009. Mewujudkan Pelayanan Prima Di Bagian Pelayanan Pengguna

Perpustakaan.

NS, Sutarno. 2004. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktek.

Sagung Seto, Jakarta.

Priyanto, Ida Fajar. 1999. Materi Workshop Sistem Pelayanan Perpustakaan

IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Perpustakaan IAIN Sunan Kalijaga,

Yogyakarta.

Rumani, Sri. 2000. Paradigma Baru Perpustakaan Yang Berorientasi Pada

Pelayanan. Artikel dalam Media Informasi: Forum Komunikasi

Perpustakaan. Vol. XIII. No. 4. Thn. 2000. UPT Perpustakaan Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sugiarto, Endar. 1999. Psikologi Pelayanan Dalam Industri Jasa. Jakarta:

Referensi

Dokumen terkait

Agro Indomas Terawan Estate, untuk mengetahui keanekaragaman serangga Ordo Coleoptera yang ditemukan di Hutan sekitar Perkebunan Kelapa Sawit PT.. Agro Indomas

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA siswa kelas VII SMP Negeri 11 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 antara pembelajaran menggunakan

Nilai SNR yang tinggi pada saat pemancaran bertujuan agar kualitas sinyal suara yang dipancarkan berada pada kondisi optimal karena saat melalui media transmisi

analisis sidik ragam atau ANOVA (Lampiran 8) menggunakan program SAS V 9.1.3 (Statistical Analysis System) menunjukkan bahwa perlakuan pengukusan dan pembebanan pada kayu karet

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran

Dalam hal demikian setelah diakumulatifkan,jumlah tidak masuk kerja tanpa alasan yg sah menjadi 6 hari kerja,maka ybs dijatuhi hukuman disiplin yang lebih berat

Staff Menyimpan alat kebersihan Makan dan Minum Ruang Staff Kebersihan Kantin Privat Publik Indoor

Skripsi Analisis Kandungan Logam Berat PB dan Cd .... Husnia