• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Bauran Pemasaran Pupuk Organik Tumaritis Galuga Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Bauran Pemasaran Pupuk Organik Tumaritis Galuga Bogor"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN

PUPUK ORGANIK TUMARITIS GALUGA BOGOR

Oleh : YUSAL PIANSYAH

A14103714

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(2)

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PUPUK

ORGANIK TUMARITIS GALUGA BOGOR

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Oleh:

YUSAL PIANSYAH

A14103714

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

(3)

Judul : Analisis Strategi Bauran Pemasaran Pupuk Organik Tumaritis Galuga Bogor

Nama : Yusal Piansyah

NRP : A14103714

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir.Eka Intan Kumala Putri, MSi NIP. 131 918 659

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. H. Supiandi Sabiham, M.Agr NIP. 130 422 698

(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Rikit Paluh, Kecamatan Bambel, Kabupaten Aceh Tenggara pada tanggal 27 Oktober 1980 sebagai putra pertama dari empat bersaudara keluarga Bapak Jalaluddin Ripa dan Ibu Nurhayati.

Penulis memulai jenjang pendidikan dasar di SD Negeri Kutabuluh Kabupaten Aceh Tenggara pada tahun 1988 dan menamatkan pada tahun 1994. pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan menengah di SMP Negeri 1 Bambel Kabupaten Aceh Tenggara sampai tahun 1997. Kemudian melanjutkan ke jenjang SLTA di SMU Al-Azhar Medan Kotamadya Medan sampai tahun 2000

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, berkat rahmat dan karunia-Nya skripsi ini akhirnya dapat selesai. Penulis menyadari bahwa karya kecil ini terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MSi selaku dosen pembimbing. Suatu kebanggaan tersendiri bagi penulis dapat dibimbing atas prinsip perfeksionis dengan dasar pemikiran logis.

2. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen evaluator kolokium dengan segala masukannya yang berharga.

3. Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS selaku dosen penguji dengan segala kritik dan masukannya yang berharga.

4. Dra. Yusalina, Msi selaku dosen komisi pendidikan dengan segala masukannya dari sisi penulisan.

5. Orangtuaku tercinta, atas doa dan nasehatnya yang ikhlas dan tak putus.

6. Adik-adikku tercinta (Nani, Uwin dan Junet), untuk smsnya yang memberi semangat.

7. Kepada Ust. Rachmad Yanuar (Bang Wai) dan Ust. Fatih Kharim, serta teman seperjuangan Yane, Agung, Faujan, Husni, Heru, Andi atas nasehat dan doanya.

8. Teman-teman semua (Hendri, Apip, Wahyu, Dori, Wachizin, dan lain-lain), untuk debat yang kita lakukan tiap malam.

(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ”ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PUPUK ORGANIK TUMARITIS GALUGA BOGOR ” BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Januari 2007

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, karunia izin dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi sebagai suatu bentuk tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Strategi Bauran Pemasaran Pupuk Oraganik Tumaritis Galuga Bogor, berkaitan dengan Menganalisis faktor-faktor yang paling berpengaruh dan menjadi unsur penyusun strategi pemasaran pada Perusahaan Tumaritis. Menganalisis alternatif strategi pemasaran apakah yang paling tepat untuk dilaksanakan sesuai dengan kendala yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki oleh Tumaritis. Menyusun rekomendasi alternatif strategi pemasaran dan strategi harga yang paling tepat bagi Perusahaan Tumaritis sesuai dengan kendala yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki.

Penulis berharap penelitian yang dilakukan dapat diterima dan bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan dan pihak lain yang berkepentingan.

Bogor, Januari 2007

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR GAMBAR... iv

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1.4. Ruang lingkup ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pupuk Organik... 10

2.2. Jenis Organik ... 10

2.3. Konsep Permintaan dan Penawaran... 12

2.4. Konsep Strategi Bauran Pemasaran... 12

2.5. Analisis Pengambilan Keputusan ... 13

2.6. Studi Empiris Terdahulu... 14

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 18

3.1.1. Pengertian dan Konsep Pemasaran ... 18

3.1.1.1. Strategi Bauran Produk ... 19

3.1.1.2. Strategi Bauran Harga ... 19

3.1.1.3. Strategi Bauran Promosi ... 20

3.1.1.4. Strategi Bauran Distribusi ... 21

3.1.2. Metode Proses Hierarki Analisis ... 22

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 25

IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

4.2. Jenis dan Sumber Data... 29

4.3. Metode Pengumpulan Data ... 30

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 30

4.5. Teknik Metode Analitik Hierarki Proses (AHP)... 32

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah dan Perkembangan ... 42

5.2. Strategi Bisnis... 44

5.3. Rencana Aksi ... 45

5.4. Analisis Strategi... 45

5.4.1. Visi dan Misi... 46

5.4.2. Identifikasi Variabel Internal ... 47

5.4.3. Manajemen Operasional ... 47

5.4.2.1. Manajemen Keuangan ... 48

5.4.2.2. Manajemen Administrasi ... 48

5.4.2.3. Manajemen Sumberdaya Manusia ... 48

5.4.2.4. Manajemen Pemasaran ... 49

VI. STRATEGI BAURAN PEMASARAN 6.1. Strategi Produk ... 50

(9)

6.3. Strategi Promosi ... 53

6.4. Strategi Distribusi... 54

VII. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN 7.1. Analisis Model Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Bauran Pemasaran ... 58

7.1.1. Pertumbuhan Penjualan ... 59

7.1.2. Memperluas Jaringan Distribusi ... 60

7.1.3. Efisiensi Biaya-Biaya Pemasaran... 60

7.1.4. Profitabilitas ... 61

7.2. Identifikasi Kendala Yamg Dihadapi Dan Pendukung Yang Dimiliki Oleh Perusahaan ... 63

7.3. Analisis Pengolahan Horizontal ... 64

7.3.1. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Tujuan Tumaritis 64

7.3.2. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Bauran Pemasaran... 67

7.3.3. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Strategi Operasional... 70

7.4. Analisis Pengolahan Vertikal ... 89

7.4.1. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Tujuan Tumaritis 89

7.4.2. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Bauran Pemasaran ... 91

7.4.3. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Strategi Operasional ... 92

IX. KESIMPULAN DAN SARAN 8. 1. Kesimpulan ... 100

8. 2. Saran ... 101

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Alat Pengolahan Data Yang Tepat... 31

2. Nilai Skala Banding Berpasangan ... 34

3. Matriks Pendapatan Individu (MPI) ... 35

4. Matriks Pendapatan Gabungan (MPG)... 35

5. Nilai Indeks Acak ... 37

6. Jabatan dan Jumlah Karyawan Pabrik Pupuk Organik Tumaritis... 48

7. Standar Kualitas Kompos Menurut Bank Dunia (Persyaratan Minimum Bagi Program Subsidi Kompos)... 51

8. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Tujuan Tumaritis Tahun 2006 ... 65

9. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Taktis Untuk Tujuan Pertumbuhan Penjualan Tumaritis, Tahun 2006 ... 70

10. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Taktis Untuk Tujuan Profitabiliatas. Tumaritis, Tahun 2006 ... 75

11. Hasil pengolahan Horizontal Elemen Taktis Untuk Tujuan Memperlus Jaringan. Tumaritis, Tahun 2006. ... 75

12. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Taktis Untuk Tujuan Efisiensi Biaya Operasional. Tumaritis Tahun, 2006 ... 85

13. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Tujuan Tumaritis Tahun 2006 ... 90

14. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Bauran Pemasaran ... 91

(11)

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN

PUPUK ORGANIK TUMARITIS GALUGA BOGOR

Oleh : YUSAL PIANSYAH

A14103714

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(12)

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PUPUK

ORGANIK TUMARITIS GALUGA BOGOR

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Oleh:

YUSAL PIANSYAH

A14103714

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

(13)

Judul : Analisis Strategi Bauran Pemasaran Pupuk Organik Tumaritis Galuga Bogor

Nama : Yusal Piansyah

NRP : A14103714

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir.Eka Intan Kumala Putri, MSi NIP. 131 918 659

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. H. Supiandi Sabiham, M.Agr NIP. 130 422 698

(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Rikit Paluh, Kecamatan Bambel, Kabupaten Aceh Tenggara pada tanggal 27 Oktober 1980 sebagai putra pertama dari empat bersaudara keluarga Bapak Jalaluddin Ripa dan Ibu Nurhayati.

Penulis memulai jenjang pendidikan dasar di SD Negeri Kutabuluh Kabupaten Aceh Tenggara pada tahun 1988 dan menamatkan pada tahun 1994. pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan menengah di SMP Negeri 1 Bambel Kabupaten Aceh Tenggara sampai tahun 1997. Kemudian melanjutkan ke jenjang SLTA di SMU Al-Azhar Medan Kotamadya Medan sampai tahun 2000

(15)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, berkat rahmat dan karunia-Nya skripsi ini akhirnya dapat selesai. Penulis menyadari bahwa karya kecil ini terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MSi selaku dosen pembimbing. Suatu kebanggaan tersendiri bagi penulis dapat dibimbing atas prinsip perfeksionis dengan dasar pemikiran logis.

2. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen evaluator kolokium dengan segala masukannya yang berharga.

3. Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS selaku dosen penguji dengan segala kritik dan masukannya yang berharga.

4. Dra. Yusalina, Msi selaku dosen komisi pendidikan dengan segala masukannya dari sisi penulisan.

5. Orangtuaku tercinta, atas doa dan nasehatnya yang ikhlas dan tak putus.

6. Adik-adikku tercinta (Nani, Uwin dan Junet), untuk smsnya yang memberi semangat.

7. Kepada Ust. Rachmad Yanuar (Bang Wai) dan Ust. Fatih Kharim, serta teman seperjuangan Yane, Agung, Faujan, Husni, Heru, Andi atas nasehat dan doanya.

8. Teman-teman semua (Hendri, Apip, Wahyu, Dori, Wachizin, dan lain-lain), untuk debat yang kita lakukan tiap malam.

(16)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ”ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PUPUK ORGANIK TUMARITIS GALUGA BOGOR ” BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Januari 2007

(17)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, karunia izin dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi sebagai suatu bentuk tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Strategi Bauran Pemasaran Pupuk Oraganik Tumaritis Galuga Bogor, berkaitan dengan Menganalisis faktor-faktor yang paling berpengaruh dan menjadi unsur penyusun strategi pemasaran pada Perusahaan Tumaritis. Menganalisis alternatif strategi pemasaran apakah yang paling tepat untuk dilaksanakan sesuai dengan kendala yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki oleh Tumaritis. Menyusun rekomendasi alternatif strategi pemasaran dan strategi harga yang paling tepat bagi Perusahaan Tumaritis sesuai dengan kendala yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki.

Penulis berharap penelitian yang dilakukan dapat diterima dan bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan dan pihak lain yang berkepentingan.

Bogor, Januari 2007

(18)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR GAMBAR... iv

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1.4. Ruang lingkup ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pupuk Organik... 10

2.2. Jenis Organik ... 10

2.3. Konsep Permintaan dan Penawaran... 12

2.4. Konsep Strategi Bauran Pemasaran... 12

2.5. Analisis Pengambilan Keputusan ... 13

2.6. Studi Empiris Terdahulu... 14

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 18

3.1.1. Pengertian dan Konsep Pemasaran ... 18

3.1.1.1. Strategi Bauran Produk ... 19

3.1.1.2. Strategi Bauran Harga ... 19

3.1.1.3. Strategi Bauran Promosi ... 20

3.1.1.4. Strategi Bauran Distribusi ... 21

3.1.2. Metode Proses Hierarki Analisis ... 22

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 25

IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

4.2. Jenis dan Sumber Data... 29

4.3. Metode Pengumpulan Data ... 30

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 30

4.5. Teknik Metode Analitik Hierarki Proses (AHP)... 32

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah dan Perkembangan ... 42

5.2. Strategi Bisnis... 44

5.3. Rencana Aksi ... 45

5.4. Analisis Strategi... 45

5.4.1. Visi dan Misi... 46

5.4.2. Identifikasi Variabel Internal ... 47

5.4.3. Manajemen Operasional ... 47

5.4.2.1. Manajemen Keuangan ... 48

5.4.2.2. Manajemen Administrasi ... 48

5.4.2.3. Manajemen Sumberdaya Manusia ... 48

5.4.2.4. Manajemen Pemasaran ... 49

VI. STRATEGI BAURAN PEMASARAN 6.1. Strategi Produk ... 50

(19)

6.3. Strategi Promosi ... 53

6.4. Strategi Distribusi... 54

VII. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN 7.1. Analisis Model Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Bauran Pemasaran ... 58

7.1.1. Pertumbuhan Penjualan ... 59

7.1.2. Memperluas Jaringan Distribusi ... 60

7.1.3. Efisiensi Biaya-Biaya Pemasaran... 60

7.1.4. Profitabilitas ... 61

7.2. Identifikasi Kendala Yamg Dihadapi Dan Pendukung Yang Dimiliki Oleh Perusahaan ... 63

7.3. Analisis Pengolahan Horizontal ... 64

7.3.1. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Tujuan Tumaritis 64

7.3.2. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Bauran Pemasaran... 67

7.3.3. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Strategi Operasional... 70

7.4. Analisis Pengolahan Vertikal ... 89

7.4.1. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Tujuan Tumaritis 89

7.4.2. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Bauran Pemasaran ... 91

7.4.3. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Strategi Operasional ... 92

IX. KESIMPULAN DAN SARAN 8. 1. Kesimpulan ... 100

8. 2. Saran ... 101

(20)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Alat Pengolahan Data Yang Tepat... 31

2. Nilai Skala Banding Berpasangan ... 34

3. Matriks Pendapatan Individu (MPI) ... 35

4. Matriks Pendapatan Gabungan (MPG)... 35

5. Nilai Indeks Acak ... 37

6. Jabatan dan Jumlah Karyawan Pabrik Pupuk Organik Tumaritis... 48

7. Standar Kualitas Kompos Menurut Bank Dunia (Persyaratan Minimum Bagi Program Subsidi Kompos)... 51

8. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Tujuan Tumaritis Tahun 2006 ... 65

9. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Taktis Untuk Tujuan Pertumbuhan Penjualan Tumaritis, Tahun 2006 ... 70

10. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Taktis Untuk Tujuan Profitabiliatas. Tumaritis, Tahun 2006 ... 75

11. Hasil pengolahan Horizontal Elemen Taktis Untuk Tujuan Memperlus Jaringan. Tumaritis, Tahun 2006. ... 75

12. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Taktis Untuk Tujuan Efisiensi Biaya Operasional. Tumaritis Tahun, 2006 ... 85

13. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Tujuan Tumaritis Tahun 2006 ... 90

14. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Bauran Pemasaran ... 91

(21)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Penanganan Sampah Di Indonesia ... 1

2. Penjualan Pupuk Organik Tumaritis ... 7

3. Saluran Pemasaran Barang Konsumsi... 22

4. Diagram Alir Kerangka Pemikiran... 28

5. Hierarki Pengambilan Keputusan Strategi Pemasaran Tumaritis... 41

6. Peta Lokasi Pabrik Tumaritis ... 42

7. (1) Kebun Percobana dan (2) Kandang Kambing Sebagai Sumber Bahan Tambahan Bagi Pupuk Organik. ... 44

8. (1) Pengambilan Sampah, (2) Mesin Pengolahan Sampah, (3) Pabrik Pengolahan Sampah, (4) Kompos Yang Sedang Proses Pemisahan Dan (5) Tanaman Hasil Uji Coba Dengan Menggunakan Pupuk Tumaritis ... 46

9. Saluran Distribusi Pupuk Organik Tumaritis ... 56

10. Tingkat Pencapaian Dan Target Penjualan Pupuk ... 60

11. (1) Pupuk Oragnik yang Telah Dikemas, (2) Pupuk yang Siap Dikemas Dan (3) Tanaman Uji Dengan Mengunkan Pupuk Tumaritis... 66

12. (1) Pupuk Cair, (2) Tanaman Uji Coba Dengan Pupuk Organik Dan (3)Pupuk Dalam Kememasan Plastik... 79

13. (1) Pabrik Tumaritis, (2) Tumpukan Sampah Dan (3) Hasil Kompos Untuk Tanaman Hias... 84

(22)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Persoalan sampah biasanya muncul di tempat pembuangan akhir (TPA), yang sering dikeluhkan adalah bau dan dianggap sebagai sumber penyakit. Namun yang sering dilupakan masyarakat adalah dampak positifnya, yaitu berubahnya sampah organik menjadi pupuk organik yang dapat memulihkan dan menyuburkan tanah, tetapi selama ini masyarakat sering tidak mengolah sampah menjadi pupuk organik, sementara itu lebih dari 60 persen keluarga di Indonesia adalah petani yang membutuhkan pupuk organik1.

Jumlah sampah yang dihasilkan di Indonesia diperkirakan akan bertambah lima kali lipat pada tahun 2020, dengan rata-rata produksi sampah tersebut meningkat dari 800 gram per hari per kapita pada tahun 1995 menjadi 910 gram per hari per kapita pada tahun 2000. Akan tetapi, penanganan dan pengelolaan sampah tersebut masih belum optimal. Sebagian besar sampah di daerah perkotaan dan pedesaan ditimbun/dibakar, dibuang ke kali atau dibuang sembarangan, dan diangkut oleh petugas, hanya 6.35 persen di kota dan 7 persen di desa yang dibuat pupuk organik data selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1

Gambar 1. Proses Penanganan dan Pengolahan Sampah di Indonesia Tahun 2000.

Sampah yang dihasilkan kota Bogor mencapai + 2,208 m

2

/hari atau

rata-rata setiap orang menghasilkan sampah 2,69 liter/hari dan + 40,09 persen diolah

menjadi pupuk organik (Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, 2005), dan

sangat potensil untuk memenuhi kekurangan permintaan pupuk, karena sejak

tahun 1970, produksi padi meningkat hampir tiga kali lipat, dari 18 juta ton

1

www.air.bappenas.go.id. APA ITU ORGANIK

Posted on Monday, February 21 @ 11:36:34 WIT

11.25 63.35 6.35 19.05 19 54 7 20 0 10 20 30 40 50 60 70

Di angkut oleh Petugas

Dibakar Pupuk Organik Dibuang

(23)

menjadi 54 juta ton, dengan peningkatan produktivitas dua kali lipat, dari 2,25 ton

menjadi 4,58 ton per ha pada tahun 2004.

Pada periode yang sama, penggunaan pupuk meningkat hampir enam kali

lipat, yaitu dari 635 ribu ton menjadi 4,424 juta ton. Saat ini, kebutuhan pupuk

buatan untuk padi sawah sekitar 4,2 juta ton pertahun atau 75 persen dari total

penggunaan pupuk (5,6 juta ton), sebagian besar (75 persen) adalah pupuk urea

sedangkan sisanya adalah pupuk organik dan pupuk laimnya, dengan kebutuhan

pupuk yang terus meningkat petani juga menghadapi harga pupuk yang mahal.

Harga pupuk setiap satu sak berisi 50 kg pupuk urea mencapai 80 ribu,

TSP 36 juga mencapai 100 ribu/sak dengan kebutuhan 4,5 kwintal pupuk urea/0,5

hektar lahan pertanian

2

, sedangkan penetapan harga eceran tertinggi (HET) pupuk

menurut pemerintah adalah 1200/kg namun banyak pedagang yang menjual di

atas harga HET yang ditetapkan pemerintah sehingga sangat memberatkan petani,

padahal pupuk sangat identik dengan petani (BPS, 1999).

Kelebihan pupuk organik, dapat digunakan untuk memperbaiki aerasi

udara dalam tanah secara tidak langsung, juga menyuburkan tanah sehingga

sistem perakaran tanaman akan membaik dan produksi akan meningkat. Untuk itu

perlu dilakukan perbaikan kondisi tanah pertanian dengan aerasi, terutama di

lapisan olahan. Selama ini masyarakat sudah terlalu larut dengan menggunakan

pupuk buatan (anorganik) sehingga tanah menjadi jenuh (pemadatan struktur

tanah). Akibatnya, apapun jenis yang ditanam tumbuhnya akan kecil, atau bahkan

tidak tumbuh sehingga menyebabkan tingkat produktivitas yang tidak optimal,

atau sebaliknya tidak efisien. Hal inilah yang mendorong perlunya rangkaian

penelitian dan pengembangan teknologi, serta rekomendasi pemupukan untuk

2

(24)

padi sawah yang efisien. Pada dasarnya penggunaan pupuk organik adalah suatu

solusi tepat untuk mengatasi kejenuhan tanah atas pupuk kimia yang kini sudah

mulai dikeluhkan oleh banyak petani. Konsep pertanian berkelanjutan dengan

residu nol harus mulai diterapkan sekarang juga di Indonesia.

Selain manfaat di atas pupuk organik merupakan salah satu faktor pendukung dalam kegiatan produksi produk agribisnis yaitu dengan pengunaan pupuk organik (bebas bahan kimia) diharapkan kualitas produk agribisnis dapat ditingkatkan pengunaanya dan pemasarannya. Hal ini dapat diketahui bahwa masyarakat moderen saat ini cenderung beralih kepada produk yang bebas dalam pengunaan bahan kimia, dengan demikian maka pengunaan pupuk organik perlu ditingkatkan.

Manfaat lainnya adalah pemanfaatan limbah produk agribisnis yaitu berupa sayuran-sayuran yang tidak terpakai lagi serta tidak memiliki nilai ekonomi, dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan produk baru yaitu pupuk organik, dengan demikian manfaat dari suatu produk agribisnis tersebut dapat lebih berguna, sehingga sangat potensial untuk berusaha dalam bidang pengolahan pupuk yang mengunakan limbah bahan organik ini.

1.2. Perumusan Masalah

Penerapan strategi pemasaran yang baik merupakan tantangan bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan dan pemasaran pupuk organik, guna meningkatkan daya saing produk serta memperluas pangsa pasar yang semakin terbuka, sehingga upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut membutuhkan strategi oleh karena pemasaran yang baik menentukan keberhasilan perusahaan.

Petani yang menggunakan organik unggul

(fine compost)

menunjukkan

hasil nyata dibanding tanpa organik. Dari aplikasi penggunaan organik di lahan

petani, terbukti hasil padinya jauh lebih baik, secara kuantitas produksinya empat

ton per ha kemudian harga organik unggul yaitu Rp 550/kg. Sekarang ini sudah

(25)

penggunaannya setara dengan pupuk kimia. Sebagai ilustrasi, telah dicobakan di

daerah Jalaksana (Kuningan-Jawa Barat) untuk luasan 100 bata (kurang lebih

1.400 meter persegi) hanya dibutuhkan pupuk (berbentuk pril) sejumlah 150 Kg,

tanpa mengunakan pupuk lainnya (pupuk kimia) yang biasanya digunakan oleh

petani setempat. Namun dengan pupuk organik, ada nilai ekonomis lain yaitu

biaya tenaga kerja lebih hemat karena pengerjaan tanah lebih ringan. Setelah dua

kali diberi pupuk organik, tanah sawah petani menjadi lebih empuk, gembur,

3

.

Berdasarkan keunggulan yang dimiliki pupuk organik di atas, perlu

dilakukan analisis bisnis untuk lebih mengetahui prospek pupuk organik dimasa

yang akan datang, selain itu terdapat berbagai tantangan dan peluang yang

dihadapai perusahaan seperti yang telah disebutkan di atas membuat produsen

pupuk harus bertindak untuk mencari berbagi alternatif penyelesaian untuk

mempertahankan konsumen yang ada dengan tantangan besar yang akan dihadapi

dan membuat peluang untuk mendapatkan konsumen baru. Dengan barbagai

kondisi ini produsen pupuk organik dituntut untuk tetap menjaga hubungannya

dengan masyarakat, dengan terus mengomunikasikan keberadaan produknya yang

tentu saja secara tidak langsung akan memperluas pangsa pasar.

Harapan Tumaritis terhadap penggunaan pupuk organik untuk

menggantikan pupuk anorganik secara luas, ternyata tak bisa terealisasi dalam

waktu singkat, karena petani sudah terbiasa mengunakan pupuk kimia. Selama

lima tahun terakhir penggunaan pupuk organik di kalangan petani masih terbatas,

walaupun pemerintah juga mendorong penggunaan pupuk organik di kalangan

petani.

3

(26)

Ketidakmampuan petani memiliki akses yang optimal terhadap sarana produksi ini terkait dengan masalah pembiayaan, ketersediaan pasokan pada waktu yang diperlukan, dan sosialisasi teknologi yang belum maksimal. Dengan makin luasnya gejala kelelahan tanah, maka teknologi pemupukan organik seharusnya menjadi pilihan strategis bagi petani dalam upaya mempertahankan tingkat produksi yang ekonomis dengan menikmati keuntungan yang lebih baik serta berpartisipasi dalam program peningkatan pengunaan pupuk organik dalam pertanian.

Melihat kondisi di atas banyak tanah pertanian yang memperihatinkan mengalami penurunan produktivitas dan perlu dibantu, salah satu caranya adalah dengan memberi pupuk organik. Timbulnya berbagai masalah pada pertanian bukan hanya karena jarang pemberian pupuk oleh petani tetapi juga karena kebanyakan diberi pupuk buatan (pupuk anorganik), sehingga tanah pertanian menjadi kekurangan udara, minim aerasi dan menjadi padat. Artinya, lahan-lahan pertanian itu perlu diperbaiki kondisinya agar memiliki tingkat kesuburan dan produktivitas yang tinggi. Salah satu pemecahan masalahnya adalah pengunaan pupuk organik.

Didirikannya pabrik pupuk organik Tumaritis diharapkan dapat memenuhi permintaan pupuk organik di Bogor sehingga kebutuhan pupuk buatan seperti Urea, TSP dan KCl dapat dikurangi, dalam merealisasikan manfaat di atas, TPST Galuga tampil berbeda dengan TPST lainya karena TPST Galuga ini memiliki pabrik pengolahan pupuk organik sendiri yang khusus menghasilkan pupuk organik yang bahan bakunya berupa sisa (limbah) produk agribisnis yang diperoleh dari pasar yang ada di Bogor, selain bertujuan untuk mengurangi tumpukan sampah yang berasal dari kabupaten Bogor, Tumaritis juga bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari hasil penjualan pupuk organik.

Masalah yang dihadapi Tumaritis, salah satunya adalah masalah promosi

yang belum efektif selama ini promosi dilakukan hanya melalui dari mulut ke

mulut, sehingga penjualan pupuk organik masih rendah, untuk memecahkan

masalah tersebut memperkuat strategi bauran promosi kepada konsumen. Perlu

dilakukan dengan memperkuat strategi bauran promosi diharapkan informasi yang

(27)

konsumen berminat untuk memakai pupuk organik yang dihasilkan oleh

Tumaritis.

Sejauh ini Tumaritis telah melakukan berbagai bentuk strategi bauran

pemasaran dengan alat produk, harga, promosi dan distribusi yang ada, namun

Tumaritis belum menemukan strategi pemasaran yang efektif, sehingga

perusahaan berusaha mencari strategi yang tepat untuk dijalankan untuk mencapai

tujuan perusahaan. Strategi pemasaran yang dilakukan sejauh ini dirasakan masih

belum maksimal sehingga Tumaritis berharap dapat menemukan prioritas yang

mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran yang paling tepat untuk pupuk

organik sesuai dengan kondisi yang menyertai produk dan perusahaan, diharapkan

produk dapat dijual dengan baik kepada konsumen.

Gambar 2. Penjualan Pupuk Organik Tumaritis Tahun 2006 .

Berdasarkan di atas terlihat bahwa permasalahan dalam pengelolaan persampahan sangat kompleks. Permasalahan paling serius yang dihadapi oleh Tumaritis adalah masalah pemasaran, ini terjadi pada Tumaritis dimana produksi pupuk organik yang telah siap dipasarkan kurang diserap oleh pasar sehingga berpengaruh terhadap penjualan pupuk Tumaritis, walupun pupuk organik telah sesuai standar kualitas yang ditetapkan (Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, 2000).

Berbagai strategi pemasaran telah dilakukan, namun hasil yang diperoleh belum sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu peningkatan penjualan. Hal ini juga dipengaruhi oleh distribusi

0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 1600000 1800000 2000000 2200000 2400000 M e i J u J u li A

g Se

O k t N o D

e Ja Fe

M a A g M e i J

u Ja Fe

M a A p M e i J u J u li A g

2004 2005 2006

(28)

sehingga akses petani untuk mendapatkan pupuk organik dipasaran sangat sulit. Sehingga diperlukan strategi pemasaran yang paling tepat.

Perusahaan Tumaritis dalam usaha pengomposan bertanggung jawab

dalam kegiatan operasional proses pengomposan, namun dalam kegiatan

memasarkan produk Perusahaan Tumaritis mengalami kendala terutama dalam

menetapkan strategi pemasaran yang efektif, sehingga dilakukan penetapan

strategi pemasaran yang lebih baik, karena pemasaran yang baik menentukan

keberhasilan suatu perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apakah yang paling berpengaruh dan menjadi unsur penyusun strategi pemasaran pada Perusahaan Tumaritis?

2. Alternatif strategi pemasaran apakah yang paling tepat untuk dilaksanakan sesuai dengan kendala yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki oleh Tumaritis?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian kali ini antara lain adalah: 1. Menganalisis faktor-faktor yang paling berpengaruh dan menjadi unsur penyusun strategi

pemasaran pada Perusahaan Tumaritis.

2. Menganalisis alternatif strategi pemasaran apakah yang paling tepat untuk dilaksanakan sesuai dengan kendala yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki oleh Tumaritis.

3. Menyusun rekomendasi alternatif strategi pemasaran dan strategi harga yang paling tepat bagi Perusahaan Tumaritis sesuai dengan kendala yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki.

Informasi-informasi dari hasil penelitian kali ini, diharapkan dapat

memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pertanian, khususnya ilmu

sosial ekonomi, dan untuk dunia bisnis pupuk organik dapat dijadikan

pertimbangan dalam pengembangan usaha pupuk organik serta lebih lanjut,

(29)

kebijakan pemerintah dalam usaha meningkatkan kuantitas dan kualitas

penggunaan pupuk organik di Indonesia, serta usaha memperbaiki kualitas

lingkungan hidup melalui penggunaan pupuk organik.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pupuk Organik

Organik dikatakan telah masak apabila organik tersebut telah memiliki

sifat fisik dan sifat kimia yang baik. Sifat fisik organik yang baik antara lain:

warna yang gelap menuju hitam, bau seperti tanah, ukuran partikel sebesar serbuk

gergaji, bila dikepal tidak menggumpal keras, suhu sama dengan lingkungan; dan

lain-lain. Sedangkan organik dengan sifat kimia yang baik adalah organik yang

telah mampu menyediakan unsur hara bagi tanah dan tanaman di atasnya, artinya

organik yang telah memiliki kandungan unsur hara yang lebih baik (Supardi,

2001).

2.2.

Jenis Pupuk Organik

Produksi organik dapat dibedakan ke dalam tiga kelompok.

Pertama

,

organik murni. Pupuk ini ditujukan untuk lahan tanaman organik, namun juga

dapat digunakan untuk lahan pertanian nonorganik.

Kedua

, organik plus mikroba

(pengikat N dan pelepas P). Pupuk yang telah diperkaya ini juga diperuntukkan

untuk lahan pertanian organik, namun juga dapat digunakan untuk lahan pertanian

nonorganik (biasa).

Ketiga

, organik plus pupuk buatan. Pupuk ini hanya dapat

digunakan untuk lahan pertanian nonorganik

Pada dasarnya organik dapat meningkatkan kesuburan kimia dan fisik

tanah yang selanjutnya akan meningkatkan produksi tanaman. Pada tanaman

hortikultura (buah-buahan, tanaman hias, dan sayuran) atau tanaman yang sifatnya

Perishable

ini hampir tidak mungkin ditanam tanpa organik. Demikian juga di

bidang perkebunan, penggunaan organik terbukti dapat meningkatkan produksi

(31)

Sementara itu, pada perikanan, umur pemeliharaan ikan berkurang dan pada

tambak, umur pemeliharaan tujuh bulan menjadi 5-6 bulan

4

.

Selain itu, pupuk organik membuat rasa buah-buahan dan sayuran lebih

enak, lebih harum dan lebih masif. Hal inilah yang mendorong perkembangan

tanaman organik, selain lebih sehat dan aman karena tidak menggunakan pestisida

dan pupuk kimia rasanya lebih baik, lebih getas, dan harum. Penggunaan organik

sebagai pupuk organik saja akan menghasilkan produktivitas yang terbatas.

Penggunaan pupuk buatan saja (urea, SP, MOP, NPK) juga akan memberikan

produktivitas yang terbatas. Namun, jika keduanya digunakan saling melengkapi,

akan terjadi sinergi positif. Produktivitas jauh lebih tinggi dari pada penggunaan

jenis pupuk tersebut secara masing-masing.

Selain itu, air lindi yang dianggap mencemarkan sumur di lingkungan

TPA dapat dijadikan pupuk cair atau diolah terlebih dahulu sebelum dialirkan ke

saluran umum. Keuntungan lainnya dengan dihilangkannya TPA (tempat

pembuangan akhir) dan diganti dengan TPK (tempat pengolahan organik) alias

pabrik organik, lahan untuk sampah ini tidak berpindah-pindah, cukup satu tempat

untuk kegiatan yang berkesinambungan.

Dengan demikian, pembuatan organik dari sampah organik perkotaan akan sangat menguntungkan. Pemkot pun bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Jika dalam sehari ada 5.000 ton sampah, dalam sehari tersedia 3.500 ton sampah organik yang siap dikonversi menjadi organik. Berdasarkan asumsi 1 kg sampah organik bisa menghasilkan 0,6 kg organik, dalam sehari bisa dihasilkan 2.100 ton organik. Dalam sebulan tersedia 63.000 ton organik. Jika tiap kilogram organik dijual dengan harga Rp 200,00, gross income per bulannya mencapai 12,6 miliar dan net income Rp 6,3 miliar, hal ini cukup besar5.

4

TEMPO Interaktif/ Keungulan Pupuk Organik, Jakarta Kamis, 25 November 2004 | 14:57 WIB

6

(32)

2.3.

Konsep Permintaan dan Penawaran

Permintaan

(Demand)

menunjukan hubungan antara jumlah semua ouput/

komoditi yang diminta oleh konsumen dan harga output, makin tinggi tingkat

harga komoditi, makin kecil jumlah output/komoditi yang diminta oleh

konsumen. Penawaran

(Supply)

menunjukan hubungan antara output/komoditi

keseluruhan yang ditawarkan oleh produsen dan tingkat harga output/ komoditi

itu. Makin tinggi tingkat harga suatu komoditi, makin besar jumlah output/

komoditi yang ditawarkan oleh produsen (Lipsey, 1986).

2.4.

Konsep Strategi Bauran Pemasaran

Kotler (2000), mengemukakan bahwa alat-alat pemasaran yang dapat

digunakan untuk mempengaruhi pembeli adalah bauran pemasaran (

marketing

mix

). Sedangkan bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang

digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di

pasar sasaran. Alat-alat pemasaran ini dikelompokkan menjadi empat kelompok

yang disebut empat P dalam pemasaran yaitu; produk (

Product

), harga (

Price

),

tempat (

Place

), promosi (

Promotion

). Masing-masing unsur bauran pemasaran ini

berinteraksi satu sama lain dan mereka harus dikembangkan, sehingga dapat

saling mendukung dan berinteraksi

.

2.5. Analisis

Pengambilan

Keputusan

Pelaksanaan peroses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah

memilih suatu alternatif, yang diharapkan seoptimal mungkin berdasarkan

fakta-fakta di lapang, dan selanjutnya menyusunnya ke dalam sebuah kerangka yang

(33)

penelitian ini pengambilan keputusan digunakan metode Analitik Hierarki Proses

(AHP).

Metode AHP pertama kali dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, pada

awal tahun 1970. AHP mencerminkan cara alami manusia dalam bertingkah laku

dan berfikir. Keunggulan AHP ini dapat memperbaiki dan mempercepat proses

berfikir dan meluaskan kesadaran agar mencakup lebih banyak faktor yang bisa

dipertimbangkan. AHP adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang untuk

mempertimbangkan suatu persoalan sebagai suatu keseluruhan dan mengkaji

intraksi serempak dari bebagai komponennya di dalam suatu hierarki. AHP dapat

menangani permasalahan-permasalahan itu sendiri. Proses ini menjabarkan

persoalan sebagaimana dilihat dalam kompleksitasnya dan diperluas definisi dan

strukturnya melalui pengulangan.

Alasan pemilihan metode AHP adalah (1) AHP merupakan proses yang

sederhana untuk menganalisis masalah yang kompleks, memodelkan masalah

yang tidak terstruktur dan masalah pemasaran, (2) AHP dapat menunjukan

prioritas untuk suatu kriteria dan alternatif yang diturunkan dari hasil komparasi

berpasangan dengan menentukan dan menginterpretasikan konsistensi dari

penilaian pendapat kualitatif ke pendapat kuantitatif, (3) AHP menghargai

subyektifitas pendapat responden (Dyer dan Ernest,1991).

Lebih lanjut Dyer dan Ernest (1991), mengemukakan, bahwa pengambilan

keputusan dibidang pemasaran harus tepat karena: (1) Biaya pemasaran memiliki

presentase yang besar terhadap biaya akhir suatu produk dan jasa, (2) Keputusan

(34)

personalia dan (3) Keputusan pemasaran memikul dua tanggung jawab, yaitu

penerimaan dan pengawasan biaya.

Menurut Saaty (1993), ada tiga prinsip dasar AHP yaitu: (1)

Menggambarkan dan menguraikan secara hierarki, yang disebut menyusun secara

hierarki adalah memecah persoalan menjadi unsur-unsur terpisah, (2) Pembedaan

prioritas dan sintesis, yang disebut penetapan prioritas, yaitu menentukan

peringkat elamen-elemen menurut relatif pentingnya, (3) Konsistensi logis yaitu

menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan

secara konsistensi sesuai dengan kriteria yang logis.

2.6. Studi Empiris Terdahulu

Studi/penelitian tentang pupuk Organik telah banyak dilakukan orang dengan fokus kajian pengelolaan sampah, analisis keragaan ekonomi dan kelembagaan pengelola sampah, pencemaran yang diakibatkan sampah, dan lain-lain. Penelitian yang dilakukan Mandailing et al.

(2001) tentang partisipasi pedagang dalam program kebersihan dan pengelolaan sampah pasar yang mengambil studi kasus di Kota Bogor, bertujuan untuk melakukan survai terhadap 90 responden (pedagang) dengan variabel yang diperhatikan adalah karakteristik pedagang dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah pasar, selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Jumiono et al. (2000) mengenai prospek pendirian industri vermiorganik berbahan baku sampah kota, menekankan pada analisis finansial industri vermiorganik yang berbahan baku sampah kota.

Suhartiningsih et al. (1998) melakukan penelitian tentang sistem penunjang keputusan investasi usaha daur ulang sampah kota untuk produksi organik. Metoda penelitiannya mengarah kepada simulasi dengan menggunakan paket program komputer INVESKOM yang berbasiskan

Visual Basic.

(35)

Bandung, aktifitas pemanfaatan sampah kota serta aspek ekonominya, dan pengaruh aktifitas pemanfaatan sampah terhadap penurunan volume dan biaya pengelolaan sampah. Untuk mencapai tujuan penelitiannya, Djuwendah et al. (1998) mengambil sampel 100 orang perangkas, 42 orang lapak, dan 9 orang bandar.

Aida et al. (1996) meneliti usaha pemanfaatan barang bekas dari sampah dan pengaruhnya terhadap pengelolaan sampah di Kota Bogor yang mengambil studi kasus di TPA Gunung Galuga Kabupaten Bogor. Penelitian tersebut mengarah kepada kajian aktifitas perangkas dan pengaruhnya terhadap kuantitas dan kualitas sampah di TPA Galuga.

Iriani et al. (1994) meneliti sistem organisasi pengelolaan sampah pemukiman di Kota Medan. Dalam penelitiannya, diambil responden sebanyak 80 kepala keluarga. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi langsung, dan studi dokumentasi. Variabel yang digunakan sebagai indikator adalah pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah anggota keluarga, lamanya tinggal, dan pengetahuan masyarakat tentang sampah.

Penelitian Diana et al. (1992) adalah pemantauan dampak lokasi pembuangan akhir sampah secara sanitary landfill Bantar Gebang terhadap kualitas air permukaan, air tanah, dan sosial ekonomi masyarakat disekitarnya. Dalam rangka mencapai tujuan penelitiannya, peneliti mengambil sampel air sumur penduduk sekitar TPA, kemudian menganalisis sifat fisik dan kimianya. Di samping itu dilakukan pula wawancara dengan masyarakat sekitar TPA.

Bakri et al. (1992) melakukan penelitian tentang pengelolaan sampah pemukiman dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaannya di Kota Depok. Penelitian tersebut bertujuan mengetahui pola pengelolaan sampah yang dilakukan di Kota Depok serta sejauh mana tingkat partisipasi masyarakat Kota Depok dalam pengelolaan sampah. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah wawancara dan pengamatan lapangan dengan variabel yang diamati mencakup partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program kebersihan, umur, tingkat pendidikan, pendapatan, keadaan lingkungan pemukiman, lama tinggal, luas halaman, dan bimbingan penyuluhan yang pernah diterima masyarakat.

(36)

pengelolaan sampah rumah tangga di Ujung Pandang, yaitu: partisipasi masyarakat, persepsi masyarakat, pengelolaan sampah oleh pemerintah kota, dan peraturan perundang-undangan.

Selanjutnya Artha T. (2002) melakukan penelitian analisis strategi promosi pupuk urea pada PT Pupuk Sriwijaya. Dalam penelitiannya bertujuan untuk mengkaji bentuk kegiatan promosi dan tujuan promosi dilakukan kemudian selanjutnya menganalisis faktor-faktor yang paling berpengaruh dan menjadi penyusun strategi promosi pada PT. Pusri.

(37)

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Pengertian dan Konsep Pemasaran

Kotler (2000), mengemukakan bahwa alat-alat pemasaran yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pembeli adalah bauran pemasaran (Marketing mix). Kemudian bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Alat-alat pemasaran ini dikelompokkan menjadi empat kelompok yang disebut 4 P dalam pemasaran yaitu; produk (Product), harga (Price), tempat (Place), promosi (Promotion). Selain 4 P, juga menambah 3 P khusus digunakan dalam bidang industri jasa yaitu; personel/orang (People), proses (Process), dan bukti fisik (Physical evidence ) Booms dan Bitner Kotler (2000). PT Tumaritis termasuk bisnis barang sehingga bauran pemasarannya ada 4 P. Empat P bauran pemasaran dapat digunakan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan pemasarannya. Masing-masing unsur bauran pemasaran ini berinteraksi satu sama lain dan mereka harus dikembangkan, sehingga dapat saling mendukung dan berinteraksi.

Terdapat tiga tingkat interaksi antara unsur-unsur bauran pemasaran yaitu: konsistensi, dimana ada kesesuaian yang logis dan bermanfaat antara dua atau lebih unsur bauran pemasaran. Integrasi, yang menyangkut interaksi harmonis aktif antara unsur-unsur bauran. Leverage, yang mencakup pendekatan yang lebih canggih dan berkaitan dengan setiap unsur sebaik mungkin untuk mendukung semua bauran pemasaran. Hubungan pemasaran yang efektif didasari oleh pemilihan dan perancangan unsur-unsur bauran pemasaran ini (Payne, 2001).

3.1.1.1. Strategi Bauran Produk (Product)

(38)

3.1.1.2. Strategi Bauran Harga (Price)

Menurut Swastha dan Sukotjo, (2000). Harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanan. Kotler (2000), menyatakan harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk/jasa, jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk/jasa. Harga pengecer merupakan faktor utama penentuan posisi dan harus diputuskan sesuai dengan pasar sasarannya, ragam produk, pelayanan, serta persaingan. Pengecer harus memperhatikan taktik penetapan harga, pengecer umumnya menetapkan harga yang rendah untuk beberapa jenis produk yang berfungsi sebagai penarik konsumen. Menurut Alma (1998) harga adalah nilai barang yang dapat dinyatakan dengan uang. Pada umumnya ada tiga strategi harga yang dapat diterapkan produsen yaitu :

1. Skimming Price yaitu menetapkan harga yang setinggi-tingginya. Strategi ini mungkin apabila produk diarahkan kepada konsumen yang berpenghasilan tinggi, dan produk yang dipasarkan adalah produk baru dan istimewa.

2. Penetration Price yaitu menerobos produk yang banyak dipasaran, perusahaan mencoba merebut pasar dengan menentukan harga yang lebih rendah dari pasaran.

3. Strategi harga mengikuti harga pasar yaitu perusahaan menetapkan harga-harga sama seperti harga di pasar karena ada kekhawatiran jika harga diturunkan akan ada perang harga yang sangat berbahaya.

Prinsip yang sangat penting bagi suatu perusahaan dalam menetapkan harga adalah menitikberatkan kepada kemauan pembeli untuk harga yang telah ditentukan untuk menghasilkan produk dan menghasilkan laba.

3.1.1.3. Strategi Bauran Promosi

(39)

atau persuasi satu-arah yang dimuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

Bauran promosi terdiri dari empat alat utama yaitu iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan penjualan personal. Iklan meliputi setiap bentuk dari penyajian non personal, promosi ide-ide, dan promosi barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang mendapat imbalan dari perusahaan. Promosi penjualan berupa insentif jangka pendek untuk mendorong pembeli maupun penjual suatu produk atau jasa. Setiap tempat wisata harus menggunakan alat promosi yang dapat mendukung dan memperkuat penentuan posisi citranya (Kotler, 2000).

3.1.1.4. Strategi Bauran Distribusi

Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi (Kotler, 2000). Menurut Swastha dan Sukotjo (2000), saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri. Saluran pemasaran dibagi menjadi empat tingkat untuk barang konsumsi yaitu: 1. Saluran nol tingkat atau saluran pemasaran langsung terdiri dari suatu perusahaan manufaktur

yang menjual langsung kepelanggan akhir.

2. Saluran satu tingkat yang terdiri dari suatu perusahaan manufaktur, satu perantara penjualan (misalnya pengecer), konsumen akhir.

3. Saluran dua tingkat yang terdiri dari satu perusahaan manufaktur, dua perantara penjualan (pedagang besar dan pengecer pengecer), konsumen akhir.

[image:39.595.106.519.588.709.2]

4. Saluran tiga tingkat yang terdiri dari satu perusahaan manufaktur, tiga perantara penjualan (pedagang besar, pemborong, pengecer), konsumen akhir.

Gambar 3. Saluran Pemasaran Barang Konsumsi Produsen

Pedagang besar

Pedagang besar Pemborong Pengecer

Pengecer

Pengecer

(40)

Sumber : Kotler (1997)

Suatu produk perusahan mungkin berjalan buruk karena beberapa alasan: berada di lokasi yang jauh dari pusat keramaian, hal ini terjadi pada Perusahaan Tumaritis sehingga kesulitan dalam mendistribusikan produk pupuk organik yang dihasilkan, namun masalah tersebut dapat di atasi misalnya dengan menambah penyediaan sarana transportasi yang baik.

3.1.2. Metode Analitik Hierarki Proses

Ketepatan menganalisis masalah dan kemudian menetapkan prioritas adalah suatu hal yang sangat mutlak. Dalam sistem perusahaan yang kompleks, pemimpin dihadapkan banyak hal, mulai dari perencanaan produksi hingga pemasaran, sedangkan kemampuan yang dimiliki sangat terbatas, guna menangani persoalan-persoalan tersebut di atas diperlukan penyusunan peringkat/prioritas bagi tiap persoalan yang ada, sehingga dalam jangka pendek, permasalahan yang utama atau yang menduduki prioritas tertinggi akan terpecahkan terlebih dahulu.

Proses pemikiran intuitif dituntut dalam menangani permasalahan di atas. Selain menggunakan kemampuan logika yang tepat, untuk mendukung dalam pemecahan masalah bagi pengambil keputusan, banyak alternatif alat analisis yang dapat digunakan, dengan kekuatan dan kelemahanya.

Analitik Hierarki Proses (AHP) yang akan diuraikan sebagai berikut; mencoba menjadikan permasalahan yang kompleks dan saling bergantung antara faktor ke dalam kerangka terstruktur yang lebih sederhana. Kerangka ini akan mempermudah dalam menstratifikasikan permasalahan dan informasi yang tersedia.

Hasil yang diharapkan akan lebih mencerminkan efisiensi, baik itu efisiensi waktu dan tenaga dalam pengambilan keputusan nantinya. Menurut Saaty (1993), ada dua fokus untuk memecahkan permasalahan :

1) Ancangan deduktif, memfokuskan pada bagian-bagian.

2) Ancangan sistem yang memutuskan pada bekerjanya sistem secara keseluruhan.

(41)

masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan dirinya. Analitik Hierarki Proses memasukkan pertimbangan-petimbangan untuk menghasilkan skala prioritas relatif.

Keuntungan menggunakan Analitik Hierarki Proses adalah :

1. Memberi suatu model tunggal yang sangat mudah untuk dimengerti dan luwes terhadap segala permasalahan.

2. Memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan permasalahan yang kompleks.

3. Dapat menangani saling ketergantungan antar faktor dalam suatu sistem.

4. Melacak konsistensi logis dari berbagai pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas.

5. Menuntun ke arah suatu taksiran menyeluruh terhadap kebaikan setiap alternatif.

6. Mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan pemilihan alternatif terbaik berdasarkan tujuan utama yang ingin dicapai.

7. Mensintesis suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda-beda.

Permasalah yang kompleks hanya akan terpecahkan apabila terlebih dahulu dipecahkan menjadi elemen-elemen yang kecil dan kemudian masing-masing elemen disusun berdasarkan pertimbangan dari yang tertinggi sampai yang terendah untuk menghasilkan skala prioritas relatif. Hierarki merupakan alat yang mendasar yang digunakan untuk mengelompokan berbagai elemen yang homogen ke dalam tingkatan tertentu.

Dalam menyusun suatu hierarki, tidak ada batasan/prosedur untuk menempatkan tujuan, kriteria dan kegiatan yang terdapat dalam hierarki. Semuanya bergantung pada tujuan apa yang hendak dicapai dalam menghadapi kompleksnya permasalahn tersebut. Setiap permasalahan, baik itu sosial, ekonomi maupun manajemen, dalam penyusunan hierarki tidak harus sama strukturnya, tetapi dilihat dulu faktor-faktor pendukungnya. Prinsip dasar Analitik Hierarki Proses, yaitu : 1. Penyusunan hierarki (menggambarkan dan menguraikan secara hierarki), yaitu memecah

persoalan menjadi unsur-unsur yang terpisah.

2. Penetapan prioritas (pembedaan prioritas), yaitu menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya.

(42)

Kelemahan metode Analitik Hierarki Proses, yaitu :

1. Jika rasio inkonsistensi lebih besar dari 0,1, maka mutu informasi harus diperbaiki dengan memperbaiki penggunaan pertanyaan ketika membuat perbandingan berpasangan dan atau melakukan pengisian ulang kuisioner.

2. Responden adalah yang benar-benar menguasai, mempengaruhi pengambilan kebijakan perusahaan atau mengetahui informasi yang dibutuhkan.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Setiap tahunnya Indonesia mengkonsumsi pupuk dalam jumlah yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan produksi pangan. Indonesia Sampai tahun 2007 belum mendapatkan endapan bahan baku dalam jumlah yang memadai untuk dieksploitasi untuk pembuatan pupuk bagi petani, sehingga bahan baku untuk pembuatan pupuk P dan K harus di impor. Di sisi lain, kebutuhan akan pupuk sulit dikurangi karena berkaitan langsung dengan produksi pangan.

Selain pupuk kimia pabrik, biasanya pupuk diperoleh pula dari bahan organik, berupa pupuk kandang dan pupuk hijau. Pupuk organik sangat baik untuk lingkungan karena dapat memperbaiki sifat fisik tanah, di samping sifat kimianya. Dilihat dari proses daur ulang, maka pupuk organik merupakan suatu cara untuk mengembalikan unsur hara tanah yang diambil pada proses-proses penanaman sebelumnya, di samping itu, tanah-tanah pertanian sudah demikian terbuka, sehingga proses pencucian lebih intensif. Oleh karena itu pemupukan pada lahan pertanian, pada suatu saat pasti akan diperlukan.

Untuk mengantikan pemakaian pupuk kimia dan untuk memperbaiki kondisi hara tanah pertanian yang semakin menurun akibat pemakaian pupuk kimia secara tererus-menerus maka Tumaritis tampil sebagai perodusen pupuk organik yang ramah lingkungan dengan demikian perlu mensosialisasikan produknya kepada masyarakat untuk dapat dikenal, selanjutnya diharapkan penggunaan pupuk organik meningkat.

(43)

peringkat (prioritas) bagi setiap perusahaan, sehingga dalam jangka pendek, permasalahan yang utama (prioritas) tertinggi akan terpecahkan terlebih dahulu.

Dalam merencanakan strategi perlu diketahuinya faktor-faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam menyusun strategi pemasaran. Hal ini sangat penting untuk melihat faktor apa saja yang paling dominan agar perusahaan dapat mengetahui sejauh mana faktor tersebut berperan dalam penyusunan strategi promosi, distribusi, harga dan produk, maka digunakan metode Analitik Hierarki Proses (AHP) dengan menyusun suatu struktur hierarkinya. Selanjutnya dapat dibuat suatu alternatif strategi yang tepat bagi Perusahaan Tumaritis dasarkan tujuan dan masalah yang dihadapi. Metode AHP juga digunakan untuk keperluan ini.

(44)
[image:44.595.98.512.100.728.2]

Gambar 4. Diagram Alir Kerangka Pemikiran.

Pemilihan Strategi

Adanya Keinginan Perusahaan untuk Meningkatkan Penjualan

Produk

Analisis PemilihanAlternatif Strtategi yang Terpilih

Pemasaran yang digunakan Perusahaan Tumaritis Belum Efektif

Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas, Memperluas Jaringan dan Efisiensi biaya operasional

Harga Tempat Promosi

Metode AHP

(45)

IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Galuga Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Tempat penelitian ini dipilih secara sengaja (Purposive) dengan pertimbangan bahwa Tumaritis merupakan produsen pupuk organik yang masih paling lama bertahan di Bogor, dan yang masih memiliki potensi yang sangat besar serta perkembangan yang cukup potensial. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus (Case study), dimana sebagai kasus dipilih Perusahaan Tumaritis. Berdasarkan metode ini diharapkan akan diperoleh gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari Perusahaan Tumaritis (Nazir, 1988). Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Mei 2006 sampai dengan bulan Juli 2006.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder, untuk data primer strategi pemasaran diperoleh dari wawancara langsung dengan pimpinan tertinggi perusahaan. Data yang diperoleh dari perusahaan meliputi, jumlah karyawan, keahlian serta laporan kegiatan operasional dan pemasaran. Selain itu ada juga data yang diperoleh dari konsumen pupuk organik untuk memperoleh informasi tambahan sebagai pendukung data yang diperoleh, pengamatan langsung dilakukan di lapangan terhadap segala aktivitas perusahaan.

Data sekunder diperoleh dari literatur-literatur yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga terkait dengan penelitian, seperti literatur dari BPS, Departemen pertanian, Departemen Perindustrian, artikel dan tulisan yang berhubungan dengan topik penelitian.

4.3. Metode Pengumpulan Data

(46)

Pemilihan responden dari pihak/staf Tumaritis dilakukan secara sengaja (Purposive)

dengan pertimbangan responden adalah pelaku (Individu) yang mempengaruhi pengambilan kebijakan perusahaan yaitu pimpinan utama perusahaan, menguasai atau mengetahui informasi yang dibutuhkan, sedangkan responden dari konsumen dipilih melalui metode Convenience sampling dengan pendekatan Non–probability sampling, yaitu ketika responden yang dijadikan contoh sedang berada pada lokasi penelitian.

4.4. Metode Pengolahan Data

[image:46.595.114.513.427.572.2] [image:46.595.116.509.427.572.2]

Data maupun informasi yang diperoleh akan diolah secara kuantitatif dan kualitatif. Data ini akan diolah dengan menggunakan program Microsoft excell, dan disajikan dalam bentuk tabel, grafik, dan diuraikan secara narasi, sedangkan untuk AHP akan diolah dengan menggunakan program Expert Choice 2000.

Tabel 1. Alat pengolahan data yang Tepat

No. Tujuan Penelitian Alat Analisis

1 Faktor-faktor yang paling berpengaruh dan menjadi unsur penyusun strategi pemasaran pada Perusahaan Tumaritis.

Digunakan alat analisis AHP (Analitik Hierarki Proses )

2 Alternatif strategi pemasaran apakah yang paling tepat untuk dilaksanakan sesuai dengan kendala yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki oleh Tumaritis.

Digunakan alat analisis AHP (Analitik Hierarki Proses )

3 Menyusun rekomendasi alternatif strategi pemasaran dan strategi harga yang paling tepat bagi Perusahaan Tumaritis sesuai dengan kendala yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki

Rekomendasi alternatif strategi pemasaran dan strategi harga yang paling tepat dalam meningkatkan penjualan

4.5. Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan.

4.5. 1. Metode Analisis Deskriptif

(47)

4.5. 2. Analisis Analitik Hierarki Proses

Alat analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor bagi penyusun alternatif prioritas strategi pemasaran yang tepat pada Tumaritis adalah dengan pendekatan AHP untuk pengambilan keputusan.

Menurut Saaty (1980), metode AHP adalah cara menganalisis situasi yang rumit dan tidak terstruktur, mengatur bagian-bagian kedalaman suatu hierarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subyektif tentang relatif pentingnya setiap variabel, mensintesis berbagai kriteria yang ada guna menetapkan alternatif/pilihan yang memiliki tingkat prioritas paling tinggi serta bertindak untuk mempengartuhi hasil pada situasi tersebut.

Dalam menerapkan metode AHP, yang diutamakan adalah kualitas dari responden, bukan pada kuantitas tertentu. Data yang diperoleh dari responden kemudian diproses dengan menggunakan program komputer Expert Choice Version 2000. Program ini merupakan program yang disusun oleh Asian Institute of Technology dan Microsoft Co.

4.6. Teknik Metode Analitik Hierarki Proses (AHP)

Kerangka kerja AHP pada dasarnya terdiri dari delapan langkah utama (Saaty, 1993), yaitu :

1. Mendefinisikan persoalan dan merinci pemecahan persoalan yang diinginkan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam langkah ini adalah penguasaan masalah secara mendalam, karena yang menjadi perhatian adalah pemilihan tujuan, kriteria, kreativitas dan elemen-elemen yang menyusun struktur hierarki. Komponen sistem dalam hierarki dapat diidentifikasi berdasar kemampuan para analisis untuk menemukan unsur-unsur yang dapat dilibatkan dalam suatu sistem dan dapat dilakukan dengan memperoleh informasi yang relevan dengan masalah yang sedang dihadapi.

2. Membuat struktur dari sudut pandang manajemen secara menyeluruh.

(48)

akan diikut sertakan dalam hierarki. Elemen-elemen tersebut dapat berupa faktor-faktor, pelaku-pelaku, aktivitas, tujuan, skenario, alternatif dan lain-lain.

3. Menyusun matriks banding berpasangan

Dalam matriks ini, pasangan-pasangan elemen dibandingkan berkenaan dengan kriteria di tingkat yang lebih tinggi, dimulai dari puncak hierarki untuk fokus G (Goal), yang merupakan dasar untuk melakukan perbandingan berpasangan antar elemen yang terkait yang ada di bawahnya. Menurut perjanjian, suatu elemen yang ada di sebelah kiri diperiksa perihal dominasi atas yang ada di sebelah kiri suatu elemen di puncak matriks (pembanding pertama dilakukan pada level kedua terhadap fokus G).

4. Mengumpulkan semua pertimbangan yang diperlukan dari hasil perbandingan berpasangan antar elemen pada langkah 3.

[image:48.595.113.509.572.731.2]

Setelah matriks pembandingan berpasangan selesai dibuat, maka langkah berikutnya adalah melakukan pembandingan berpasangan antara elemen pada kolom ke- i dengan setiap elemen pada baris ke- j yang berhubungan dengan fokus G. Pembanding berpasangan antara elemen dilakukan dengan pertanyaan: seberapa kuat elemen baris ke- i didominasi atau dipengaruhi oleh fokus G dibandingkan dengan kolom ke- j. Untuk mengisi matriks banding berpasangan digunakan skala banding yang terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Skala Banding Berpasangan

NILAI

SKALA DEFINISI PENJELASAN

1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen mempengaruhi sama kuat pada sifat itu

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada lainnya

Pengalaman atau pertimbangan sedikit menyokong satu elemen di atas lainnya

5 Elemen yang satu jelas lebih penting dibandingkan dengan elemen yang lain

Pengalaman atau pertimbangan dengan kuat disokong dan dominasinya terlihat dalam praktek 7 Suatu elemen sangat lebih penting dibanding

elemen yang lainnya

Satu elemen dengan disokong dan dominasinya terlihat dalam praktek

9 Satu elemen mutlak lebih penting dibanding elemen yang lainnya

Sokongan elemen yang satu atas yang lain terbukti memiliki tingkat penegasan tertinggi

2,4,6,8 Nilai-nilai di antara dua pertimbangan yang berdekatan

Kompromi diperlukan di antara dua pertimbangan

Kebalikan nilai-nilai di atas

Bila nilai-nilai di atas dianggap membandingkan antara elemen A dan B maka nilai-nilai kebalikan (1/2, 1/3, 1/4, ..., 1/9) digunakan untuk membandingkan kepentingan B terhadap A

(49)

5. Memasukkan nilai-nilai kebalikan beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama dan di bawah diagonal utama diisi dengan nilai-nilai kebalikannya.

Angka 1 sampai 9 digunakan bila Fi lebih mendominasi atau mempengaruhi sifat G dibandingkan dengan sifat Fj. Sedangkan bila Fi kurang mendominasi sifat G dibandingkan sifat Fj, maka digunakan angka kebalikannya. Matriks dibawah diagonal utama diisi dengan nilai-nilai kebalikannya. Contoh, bila elemen F13 memiliki nilai 6, maka nilai elemen F31 adalah 1/6.

6. Melaksanakan langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkat dan gugus dalam hierarki. Pembandingan dilanjutkan untuk semua elemen pada setiap tingkat keputusan yang terdapat dalam hierarki, berkenaan dengan kriteria elemen di atas. Ada dua macam matriks pembandingan yang dipakai dalam AHP, yaitu :

a. Matriks Pendapatan Individu (MPI) pada tabel 2, merupakan matriks hasil pembandingan yang dilakukan oleh individu dimana elemennya disimbolkan oleh aij , yaitu elemen matriks

[image:49.595.112.515.466.565.2]

baris ke –i dan kolom ke-j. Nilai-nilai dalam MPI dapat diubah-ubah oleh individu yang bersangkutan sehingga diperoleh hasil yang memuaskan, namun apabila ada MPI yang tidak memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi maka MPI tersebut tidak diikutsertakan dalam analisis.

Tabel 3. Matriks Pendapatan Individu (MPI)

G A1 A2 A3 ... An

A1 A2 A3 ... ... An a11 a21 a31 . . an1 a12 a22 a32 . . an2 a13 a23 a33 . . an3 ... ... ... . . .. a1n a2n a3n . . Ann b. Matriks Pendapatan Gabungan (MPG) pada Tabel 3, merupakan matriks baru yang elemennya

(Gij) berasal dari rata-rata geometrik pendapatan yang rasio inkonsistensinya lebih kecil atau

sama dengan 0,1 dan setiap elemen pada baris dan kolom yang sama dari MPI yang satu dengan yang lainnya tidak terjadi konflik.

Syarat-syarat MPG yang bebas dari konflik adalah :

1) Pendapatan masing-masing individu pada baris dan kolom yang sama memiliki selisih kurang dari empat satuan antara nilai dari pendapat individu yang tertinggi dengan yang terendah. 2) Tidak terdapat angka kebalikan (resiprokal) pada baris dan kolom yang sama.

(50)

G G1 G2 G3 ... Gn G1 G2 G3 ... Gn g11 g21 g31 ... g1n g12 g22 g32 ... gn2 g13 g23 g33 ... gn2 ... ... ... ... ... g1n g2n g3n ... gnn

Rumus matematika yang digunakan untuk memperoleh rata-rata geometrik adalah :

Gij =m m k ij

a

=1

)

(

k

Dimana: Gij = elemen MPG baris ke-i kolom ke-j

(aij) k = elemen baris ke-i kolom ke-j dari MPI ke-k

k = indeks MPI dari individu ke-k yang memenuhi syarat

m m

k

=1

= perkalian elemen ke- i sampel ke-m

7. Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor-vektor prioritas

Menggunakan organisasi secara hierarki untuk membobotkan vektor-vektor prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya, dan seterusnya.

Pengolahan kedua matriks di atas terdiri dari dua tahap, yaitu :

a. Pengolahan horizontal bertujuan untuk melihat prioritas suatu elemen terhadap tingkat yang persis berada satu tingkat di atas elemen tersebut, yang terdiri dari tiga bagian, yaitu penentuan vektor prioritas (Rasio Vektor Eigen), uji konsistensi, dan revisi MPI dan MPG yang memiliki rasio inkonsistensi tinggi.

(51)

Zi = n n i k ij

a

=

(i, j = 1, 2,...., n)

- Perhitungan Vektor Prioritas (VP) atau Rasio Vektor Eigen adalah:

VPi =

∑ ∏

= = = n i n n k ij n n k ij

a

a

1 1 1

VP = (VPi), untuk i = 1, 2, 3..., n

- Perhitungan nilai Eigen Maks (λmaks), dengan rumus :

VA = (aij) x VA dengan VA = (Vai)

VB =

i

VP

VA

dengan VB = (Vbi) dan λmaks =

n

1

= n i i

vb

1

untuk i = 1, 2, 3,...,n

- Perhitungan indeks Inkonsistensi (CI) dengan rumus : CI =

1

n

n

maks

λ

- Perhitungan Rasio Inkonsistensi (CR) adalah :

RI

CI

CR

=

RI = indeks acak (random indeks) yang dikeluarkan oleh Oak Ridge Laboratory (Saaty, 1993) dari matriks berorde 1 s/d 15 yang menggunakan sample berukuran 100 (Tabel 5).

[image:51.595.105.457.81.426.2]

Nilai rasio inkonsistensi (CR) yang lebih kecil atau sama dengan 0,1 merupakan nilai yang mempunyai tingkat konsistensi yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini dikarenakan CR merupakan tolak ukur bagi konsistensi atau tidaknya suatu hasil perbandingan berpasangan dalam suatu matriks pendapat .

Tabel 5. Nilai Indeks Acak

Orde (n) Indeks Acak (RI) Orde (N) Indek Acak (RI)

1 0,00 8 1,41

2 0,00 9 1,45

3 0,58 10 1,49

4 0,90 11 1,51

5 1,12 12 1,48

6 1,24 12 1,56

7 1,32 14 1,57

Sumber : Saaty, 1993

(52)

prioritas pengaruh elemen ke-j pada tingkat ke-i terhadap sasaran utama, maka :

)

1

,

(

=

CH

t

i

CV

ij ij x VWt (i – 1)

Untuk : i = 1, 2, 3,...,n ; j = 1, 2, 3,...,n ; t = 1, 2, 3,...,n

Dimana : CHij (t,i-1) = nilai prioritas pengaruh elemen ke-i terhadap elemen ke-t

pada tingkat di atasnya (i-1), yang diperoleh dari hasil pengolahan horisontal.

VWt(i-1) = nilai prioritas pengaruh elemen ke- t pada tingkat ke-(i-1) terhadap sasaran utama, yang diperoleh dari hasil perhitungan horisontal.

P = jumlah tingkat hierarki keputusan r = jumlah elemen yang ada pada tingkat ke-i

s = jumlah elemen yang ada pada tingkat ke-(i-1) 8. Mengevaluasi konsistensi untuk seluruh hierarki

Langkah ini dilakukan dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas-prioritas kriteria yang bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Dengan cara yang sama, setiap indeks konsistensi acak juga dibobot

Gambar

GAMBARAN UMUM
Gambar 1Perentase (%)
Gambar 2. Penjualan Pupuk Organik Tumaritis Tahun 2006 .
Gambar 3. Saluran Pemasaran Barang Konsumsi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kelompok sosial , manusia membutuhkan norma untuk pengaturannya.. Sebagai makhluk sosial , masyarakat memiliki

We develop and test seven indices on three Colorado cities to measure the relationship between the distribution of environmental hazards and minority and poverty-stricken

menggunakan tempat yang kosong pada naskah soal ini dan jangan pernah menggunakan lembar jawaban karena akan mengakibatkan jawaban Anda.. tidak

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, perlu penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi dampak pemaparan Cr (VI) terhadap organ-organ internal larva ikan nilem

[r]

Disini kita dapat melihat dimana fenomena agama (Islam) di Sulawesi Selatan dapat mempengaruhi fenomena budaya. Dimana kedatangan Islam di Sulawesi Selatan sangat

Refleksi dengan kolaborator menghasilkan masukan terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan digunakan sebagai dasar penyusunan perencanaan pada siklus II.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada novel Ki Hadjar Sebuah Memoar karya Haidar Musyafa, dapat disimpulkan bahwa dalam novel tersebut mengandung