• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep kafaÂ’ah dalam perkawinan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konsep kafaÂ’ah dalam perkawinan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP KAFA’AH DALAM PERKAWINAN

MENURUT IBN HAZM DAN IMAM SYAFI’I

SKRIPSI

Oleh:

AINUL RUSLAN

201110020311048

AHWAL SYAKHSIYYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’aalamiin segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, kepada-Nya penulis memuji, memohon pertolongan dan memohon ampun. Hanya kepada-Nyalah kami bersyukur atas melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya, sehingga sampai saat ini kita masih mendapatkan ketetapan Iman dan Islam. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepangkuan Rasulullah Muhammad SAW pembawa rahmat bagi Makhluk sekian alam, keluarga, sahabat dan para tabi’in serta kita umatnya, semoga kita mendapat pertolongan di hari akhir nanti.

Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul:” KONSEP KAFA’AH MENURUT IBN HAZM DAN IMAM SYAFI’I” sebagai tugas akir untuk mendapatkan gelar strata satu dalam bidang hukum Islam. Penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada beberapa pihak yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, utamanya kepada yang terhormat :

1. Kedua orangtuaku tercinta dengan penuh kasih sayang yang selalu memberi nasehat dan memberi semangat serta slalu berdoa untuku.

2. Bapak Prof. Dr. Muahadjir Effendy, M.AP. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

(4)

Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Bapak Dr. Moh. Nurhakim, M.Ag. sebagai pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab untuk membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini.

5. Bpak Syamsurizal Yazid, MA. sebagai pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktunya dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab untuk membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu dosen di seluruh lingkungan Jurusan Syari’ah Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membimbing, mengarahkan dan mengajar penulis selama di bangku kuliah sehingga penulis dapat menyelesaiakan kuliah ini dengan baik. 7. Bapak-Ibu beserta keluarga tercinta yang telah memberikan

modal semangat baik secara moril maupun material.

8. Teman-teman dan saudaraku seperjuangan utamanya teman-teman Es Teler yang telah memberikan dorongan semangat kepada penulis dalam segala aktivitas.

(5)

berupa kritik dan saran yang kontruktif dari para pembaca.

Akhirnya dengan memohon Ridha Allah SWT, semoga skripsi ini penuh makna dan bermenfaat bagi pribadi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Amiin.

Malang, 25 November 2015 Penulis

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Abi Muhammad Ali bin Ahmad Sa’id bin Hazm, al-Muhalla, Beirut: Dar al-Fikr, t.t

Abu Zahrah, Muhammad.(1950) al-Ahwal asy-Syakhsiyyah. Mesir: Dar al-Fikr wa al-Arabi.

Al-Hamdani, ( 2002). Risalah Nikah. Jakarta: Pustaka Amani.

Ali Himaya, Ibn Hazm. (2001). Biografi, Karya, dan Kajian Agama-Agama, Jakarta: Lentera.

Ali as-Sayis, Muhammad.(1996).Sejarah Pembentukan dan Perkembangan HukumIslam, Jakarta: Akademika Preesindo.

Al- imam Asy Syafi’i. (1989) Terjemahan Al-Umm(Kitab Induk), Kuala Lumpur: PT. Victory Agency.

Munakahat Dan Undang-Undang Perkawinan, Jakarta : Prenada Media. Az-Zuhaili, Wahbah. (2011). Fiqih Islam Wa Adillatuhu: Jakarta: Gema Insani.

(2010). Fiqih Imam Syafi’i.Jakarta:Almahira.

Ash Shiddieqy, Hasbi. (1972). Pokok-Pokok Pegangan Imam Mazhab, Semarang: PT.Pustaka Rizki Putra.

Ash Sharqawi, Abdurrahman. (1997). Riwayat Sembilan Imam Fiqh, Jogjakarta: Logos.

(7)

Departemen Agama RI. ( 1971 ). Alqur’an Dan Terjemah. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemahan/Pentafsir Alqur’an.

Daradjat, Zakiyah , (1995). Ilmu fiqih, Jakarta: Dana Bahakti Wakaf.

Himaya, Ali. (2001). Ibn Hazm, Biografi, Karya, dan Kajian Agama-Agama, terj. Khalid al-Kaf, Jakarta: Lentera.

I Doi, A.Rahman. (1996). Karateristik Hukum Islam Dan Perkawinan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ibn Hanbal, Ahmad.(1991).Musnad Imam Ahmad .Dar al-Fikr.

Idris asy-Syafi’I, Muhammad. (1969). ar-Risalah, Beirut: Dar Kutub al-Ilmiyah.

Jawad Mughniyah, Muhammad. (2007). Fiqh Lima Madzhab, Jakarta:Lentera.

Kholil, Munawar. Biografi Empat Serangkai Imam Mazhab, Jakarta: Bulan Bintang.

K.H.Q. Shaleh, dk. ( 2004) Asbâbun Nuzul: Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-Ayat al-Qur’an CV. Bandung: Penerbit Diponegoro.

Mahmud Mathlub, Abdul Majiid, (2005). Panduan Hukum Keluarga Sakinah Solo:Era Intermedia.

Mubarok, Jaih. (2000). Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, Bandung: Rusda.

Muchtar, Kamal. (1993). Asas-Asas Hukum Islam tentang Perkawinan, Jakarta: Bulan Bintang.

(8)

Musthafâ al-Maraghi, Ahmad. (1993) Tafsir Maraghi, Semarang: Toha Putra. Nahrawi Abdus Salam Al-Indunisi,Ahmad. (2008) Ensiklopedia Imam Syafi’I.

Jakarta: PT Mizan Publika.

Nasib ar-Rifa’I,Muhammad. (1999). Kemudahan dari Allah: Ringkasan Tafsir Ibn Katsir.Jakarta: Gema Insani Press.

Nazir,Moh. ( 2011 ). Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia.

Quraish Shihab,M. (2002).Tafsir Mishbâh: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati.

Rahman ,Fatchur. (1987). Ihtisar Musthalihul Hadits. Bandung: al-Ma’arif. Rahman Ghazzaly, Abd. (2003). Fiqh Munakahat, Seri Buku Daras. Jakarta:

Kencana.

Rasjid,Sulaiman. (2008).Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo. Rusyd, Ibnu. ( 2007) Bidayatul Mujtahid, Jakarta:pustaka Amani. Sabiq, Sayyid. (2013) Fiqih Sunnah. Jakarta : Tinta Abadi Gemilang.

Syarifudin, Amir. (2003) Garis-Garis Besar Fiqih. Jakarta: Fajar interpratama Offset.

(2006). Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara Fiqh

Tahido Yanggo, Huzaimah.(1997).Pengantar Perbandingan Madzhab, Yogyakarta: Logos.

Umar Hasyim: Cara Mendidik Anak Dalai Islam.Jakarta: Bina Ilmu,t.t.

(9)

Yuyun. (1998).Tradisi Baru Penelitian Agama Islam Tinjauan Antardisiplin Ilmu, Jakarta: Penerbit Nuansa.

Zainudin Ahmad bin Abd Al-Lathif Az-Zabidi, Al-Imam. ( 2002 ). Ringkasan hadis Shahih Al-Bukhari.. Jakarta: Pustaka Amani.

Dari Software

Hadis Sunan Ad-Darimi.(2009).Kitab Nikah,Bab Wanita dinikahi karena empat,di ambil dari software CHM.Program yang di produksi oleh Abu Ahmad As-Sidokare.

Shahih Muslim, Kitab an-Nikah; BabNadbi Ra’a Imra’atan Fa waqa’at fi nafsihi ilaan ya’tia au jariyatuhu fa yuwaqiuha, diambil dari software CHM: program yang di produksi oleh Ashabul-Muslimin, ( Bekasi: 2011)

Shahih Sunan Ibnu Majah. (2008). Kitab Nikah, Bab kufu. diambil dari software CHM. Jakarta: program yang di produksi oleh Yoga Peramana.

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Allah telah menciptakan lelaki dan perempuan agar dapat berhubungan satu sama lain, saling mencintai, menghasilkan keturunan, dan hidup berdampingan secara damai dan sejahtera sesuai dengan perintah Allah dan petunjuk Rasulullah1. Al-Qur’an Ar-rum (30) ayat 21, Allah berfirman :



























































“ Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Diaciptakan untukmu isteri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mau berpikir” ( QS. Ar-rum [30] :21)2

Dalam pandangan Islam perkawinan itu bukanlah hanya urusan perdata semata, bukan pula sekedar urusan keluarga dan masalah budaya , tetapi maslahan peristiwa agama, oleh perkawinan itu dilakukan untuk

1 A.Rahman I Doi, Karateristik Hukum Islam Dan Perkawinan, PT Raja Grafindo

Persada, (Jakarta,1996 ) hal 203.

2

Departemen Agama RI: Alqur’an Dan Terjemah, Yayasan Penyelenggara

(11)

2

memenuhi sunnah Allah dan sunnah Nabi dan dilaksanakan sesuai petunjuk Allah dan Petunjuk Nabi.3

Ada beberapa motivasi yang mendorong seseorang laki-laki memilih seseorang perempuan untuk pasangan hidupnya dalam perkawinan dan demikian pula dorongan seseorang perempuan waktu memilih laki-laki menjadi pasangan hidupnya.4 mengingat perkawinan adalah salah satu bagian terpenting dalam menciptakan keluarga yang sakinah dan diridohi oleh Allah SWT. Maka dalam memilih calon suami atau istri adalah salah satu bagian yang sangat penting dalam perkawinan.

Oleh sebab itu islam memberikan solusi untuk memilih sifat-sifat yang di anjurkan pada suami istri. Istri adalah unsur terpenting dalam keluarga. Dialah yang melahirkan anak dan darinya pula terwariskan segala perilaku, sifat, adat, serta kebiasaan. Oleh karena itu, syariat islam menganjurkan untuk memilih seorang istri atas dasar agama dan akhlak.

Rasulullah Saw bersabda,

ع

ن

أ ب

زي زُه ي

ة

ّ

ي ب

ّ

نلا ن ع ُهن ع ُ

ه

ي ض ر

ص

ل

ُت : لا ق مل س و هي ل ع ُ

ه

ى

ُح كن

ل :ٍع بر

ِ

ُةأز ملا

م

ت ب ز ت ني

دلا تا ذ ب ز فظا ف ا ه ني د ل و ،ا ه لا م ج ل و ،ا ه ب س ح ل و ،ا ه لا

ّ

ا د ي

ك

Artinya :

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Saw. Pernah bersabda : “perempuan dinikahi karena empat hal ; karena hartanya, karena status

3 Amir Syarifudin, Garis-Garis Besar Fiqih,Fajar interpratama Offset,( Jakarta, 2003)

hal 81.

(12)

3

orang tuanya/keluarganya, karena kecantikannya dank arena agamanya, maka kamu akan memperoleh keuntungan yang tidak terhingga”5

Dalam hadis ini, Rsulullah Saw. Menjelaskan bahwa seorang lelaki bisa terpengaruh oleh perempuan pada hartanya, keturunanya, kecantikannya, dan pada agamanya. Beliau memerintahkan agar pertimbangan pertama ditumpukan pada agama. Karena sesungguhnya harta, keturunan atau kecantikan, bisa menjadi penyebab ketidakharmonisan kehidupan rumah tangga.6

Salah satu permasalahan utuk mencari pasangan yang baik adalah masalah kafa’ah atau kufu’, kafa’ah menurut bahasa artinya setaraf atau sederajat, kafa’ah dalam pernikahan menurut hukum islam yaitu keseimbangan dan keserasian antara calon istri dan suami seingga masing-masing calon tidak merasa erat untuk melangsungkan pernikahan.7 penulis melihat di masa sekarang orang cenderung mengabaikan kafa‘ah padahal dalam Islam sendiri kafa‘ah sangat diperhatikan khususnya dalam persoalan agama.

Adanya kafa’ah dalam perkawinan dimaksudkan sebagai upaya untuk menghindari terjadinya krisis rumah tangga. Keberadaannya dipandang sebagai aktualisasi nilai-nilai dan tujuan perkawinan. Dengan adanya kafa’ah dalam perkawinan diharapkan masing-masing calon mampu mendapatkan keserasian dan keharmonisan. Berdasarkan konsep

5

Al-Imam Zainudin Ahmad bin Abd Al-Lathif Az-Zabidi, Ringkasan hadis Shahih

Al-Bukhari: Pustaka Amani ( Jakarta : 2002 ), hal 907.

6 Abdul Majiid Mahmud Mathlub, Panduan Hukum Keluarga Sakinah: Era Intermedia (

Solo :2005), hal 7-8.

7

Abd. Rahman Ghazzaly, FiqhMunakahat, Seri Buku Daras: Kencana ( Jakarta: 2003),

(13)

4

kafa’ah, seorang calon mempelai berhak menentukan pasangan hidupnya

dengan mempertimbangkan segi agama, keturunan, harta, pekerjaan maupun hal yang lainnya.

Adanya berbagai pertimbangan terhadap masalah-masalah tersebut dimaksudkan agar supaya dalam kehidupan berumah tangga tidak didapati adanya ketimpangan dan ketidakcocokan. Selain itu, secara psikologis seseorang yang mendapat pasangan yang sesuai dengan keinginannya akan sangat membantu dalam proses sosialisasi menuju tercapainya kebahagiaan keluarga, yaitu keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah. Mayoritas Fuqaha berpendapat bahwa kesetaraan ( kafa’ah ) dalam

pernikahan itu ada dan termasuk syarat lazimnya pernikahan. Akan tetapi,

diantara mereka pun masih berselisih pendapat dalam mengenai ukuran dari

kesetaraan itu sendiri.8 Ahmad dalam sebuah riwayat berpendapat, bahwa ia

menganggap kesetaraan itu ada pada agama dan kedudukan ( yakni posisi dalam

jabatan dan keluarga). Riwayat yang lain, menambahkan berupa status

kemerdekaan, pekerjaan, dan kekayaan.9 Menurut mazhab Hanafi ada enam sifat

kafa’ah yaitu, agama, islam, kemerdekaan, nasab harta dan profesi.10

Dalam hak kafa’ah, jumhur fuqaha berpendapat bahwa kafa’ah merupakan hak bagi perempuan dan wali. Seseorang wali tidak boleh menikahkan seorang perempuan dengan laki-laki yang tidak sekufu dengannya, kecuali atas ridhanya dan ridha pada para wali yang lain.

8

Abdul Majid Mahmud Mathlub,Panduan Hukum Keluarga Sakinah: Era Itermedia (

Solo: 2005 ) hal. 197.

9Ibi

10

Wahbah Az-Zuhaili : Fiqih Islam Wa Adillatuhu: Alih bahasa oleh Abdul Hayyie

(14)

5

Adapun menikahkannya dengan laki-laki yang tidak sekufu berarti menimpakan aibkepadanya dan para walinya sehingga hal itu tidak diperbolehkan, kecuali atas ridha dari mereka semua. Tetapi, apabila dia ridha

dan para walinya juga ridha, maka wali diperbolehkan untuk menikahkannya

dengan laki-laki tersebut. Larangan ini ditetapkan demi memelihara hak mereka.

Apabila mereka ridha, maka larangan ini hilang.11

Menurut mazhab Hmbali sifat kafa’ah juga ada lima: yaitu agama, profesi, nasab, kemkamuran ( harta ), profesi. Mereka sepakat atas kafa’ah dalam agama. Dan mazhab yang selain Maliki sepakat atas kafa’ah dalam kemerdekaan, nasab, dan profesi.12 Dalam memandang kriteria kafa’ah Dalam tradisi orang Jawa dalam memilih pasangan biasanya menggunakan standar bobot, bibit, bebet. Bobot yaitu suatu tinjauan untuk memilih jodoh dari segi harta (kekayaan) dan status sosialnya. Bibit adalah suatu tinjauan dari segi nasab (keturunan) dan bebet merupakan tinjauan dari segi akhlaknya.13

Namun konsep kafa’ah menurut Ibn Hazm berbeda dengan para imam-imam mazhab, terutama imam syafi’i yang berpendapat bahwa kafa’ah merupakan syarat dalam lazimnya perkawinan, bukan syarat

sahnya perkawinan.14 Ibn Hazm sebagai pengembang madzhab Zâhirî berpendapat bahwa kafâ’ah hanya berlaku dalam masalah keimanan saja,

karena pada hakekatnya orang Islam sama kedudukannya, bersaudara satu

11 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah: Tinta Abadi Gemilang ( Jakarta :2013 ), hal.409.

12 Wahbah Az-Zuhaili : Fiqih Islam Wa Adillatuhu: Alih bahasa oleh Abdul Hayyie

Al-Kettani, Gema Insani( Jakarta: 2011),jilid 9, hal.223.

13 Umar Hasyim: Cara Mendidik Anak Dalam Islam: ( Jakarta: Bina Ilmu,t.t) hal. 42.

14

Wahbah Az-Zuhaili : Fiqih Islam Wa Adillatuhu: Alih bahasa oleh Abdul Hayyie

(15)

6

dengan yang lainnya sebagaimana firman Allah SWT surat al-Hujurât ayat

10:







“Sesungguhnya semua orang mukmin bersaudara”.15

Dari ayat di atas menunjukkan tidak adanya pembedaan antara mukmin

satu dengan lainnya,16 menurut Ibn Hazm laki-laki muslim mana saja, selama dia

bukan pezina, memiliki hak untuk menikah dengan perempuan muslim mana

saja, selama dia bukan pezina.17

Sedangkan konsep kafa’ah menurut Imam Syafi’i, dalam menentukan

ukuran sekufu bukan hanya sekedar keimanan saja akan tetapi terletak pada

Agama, nasab, status kemerdekaan, pekerjaan, dan tidak adanya cacat yang

membolehkan kyiar. Orang non Arab tidak sekufu dengan orang Arab, orang

Quraisy tidak sekufu dengan orang non Quraisy, keturunan Bani Hasyim dan

Bani Muthalib tidak sekufu dengan Bani lain, laki-laki fasik tidak sekufu dengan

perempuan terhormat.18

Atas dasar penjelasan di atas, penelitian ini di lakukan dengan mengangkat pemikiran Ibn Hazm dan Imam Syafi’i tentang konsep

kafa‘ah dalam perkawinan. Ibnu Hazm dan Imam Syafi’I merupakan

tokoh atau ulama yang berkompetent dalam bidang hukum Islam. Namun

15

Departemen Agama RI: Alqur’an Dan Terjemah, Yayasan Penyelenggara

Penerjemahan/Pentafsir Alqur’an ( Jakarta:1971), hal.846.

16

Abi Muhammad Ali bin Ahmad Sa’id bin Hazm, al-Muhalla, vol. 10 (Beirut: Dar

al-Fikr, t.t.), hal. 24.

17 Sayyid Sabiq: Fiqih Sunnah: Tinta Abadi Gemilang ( Jakarta :2013 ), hal.397.

(16)

7

keduanya terjadi perbedaan pendapat.

Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka, penulis mengangkat judul

penelitian tentang “KONSEP KAFA’AH DALAM PERKAWINAN MENURUT

IBN HAZM DAN IMAM SYAFI’I”

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana konsep kafa’ah dalam perkawinan menurut Ibn Hazm dan Imam Syafi’i ?

b. Bagaimana kedudukan hukum kafa’ah dalam perkawinan menurut Ibn Hazm dan Imam Syafi’i ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permaslahan yang telah dirumuskan dan agar penelitian ini menjadi terarah secara jelas maka perlu ditetapkan tujuannya sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui konsep kafa’ah dalam perkawinan menurut perkawinan menurut Ibn Hazm dan Imam Syafi’i

b. Untuk mengetahui kedudukan hukum kafa’ah dalam perkawinan menurut perkawinan menurut Ibn Hazm dan Imam Syafi’i

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:

(17)

8

Dengan adanya penelitian ini, peniliti mengharapkan agar skripsi ini dapat menambah refrensi terkait dengan konsep kafa’ah dalam perkawinan.

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi perkembangan ilmu-ilmu dalam hukum Islam.

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan refrensi di bidang karya ilmiah serta dasar pemikiran bagi penelitian sejenis dimasa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

Dengan adanya penelitian ini, agar para calon-calon pengantin tidak mengabaikan dengan masalah kafa’ah ini, karena kafa’ah adalah salah satu pertimbangan dan sangat penting untuk melangsungkan sebuah pernikahan.

Dengan adanya penelitian ini, peneliti mengharapkan agar skripsi ini dapat membuka wacana-wacana baru bagi peneliti selanjutnya untuk dapat membaca fenomena-fenomena yang terjadi saat ini dan masa yang akan datang.

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran sebagai bahan pelengkap dalam bidang Akhwal Syakhsyiyyah, khususnya yang berkaitan dengan masalah hukum perkawinan.

(18)

9

Penelitian tentang kafa’ah telah banyak dilakukan oleh para peneliti muslim.

Pertama: Zakiah Drajat dalam bukunya ilmu fiqih menyebutkan

bahwa kafa’ah ialah keseimbangan dan keserasian antara calon suami dan isteri sehingga masing-masing calon tidak merasa berat untuk melangsungkan perkawinan.19

Kedua :Ibrahim Muhammad Al-Jamal dalam bukunya fiqih wanita

menyebutkan bahwa kafa’ah ialah kesepadanan antara suami dan isterinya baik itu status sosialnya, ilmunya, akhlaknya maupun hartanya.12

Ketiga : skripsi Haerul Anwar yang berjudul” Kafa’ah dalam

Perkawinan sebagai Pembentukan Keluarga Sakinah ( Studi kasus di desa Kemang kecamatan Kemang Kaupaten Bogor)” Universitas Islam Negri Hidayatullah Jakarta tahun 2009, bahwa kafa’ah adalah suami dan istri harus sepadan.

Keempat : skripsi Muammad Ali Qoyyimuddin yang berjudul”

Analisis Hukum Islam Terhadap Konsep Kafa’ah Menurut KGPAA Mangkunegara IV” Institut Agama Islam Negri Walisongo Semarang, tahun 2008, bahwa kafa’ah mencakup ilmu pengetahuan, keturunan, harta,ketaatan, kecantikan ,wibawa dan prilaku.

Kelima: skripsi Musafak yang berjudul” Konsep Kafa’a

DalamPernikaan”( Studi Pemikiran Mazhab Hanafi)” Universitas Negri

19

(19)

10

Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta, tahun 2010. Bahwa Kafa’ah adalah antara suami dan sepadan dalam hal, ketururnan, agama, kekayaan, kemerdekaan dan pekerjaan.

Meskipun sudah banyak para cendikiawan muslim atau sarjana hukum yang membahas tentang kafa‘ah tetapi penulis tidak menjumpai tulisan tentang konsep kafa‘ah yang mendeskripsikan pandangan Ibnu Hazm dan Imam Syafi’i. Kajian sangat penting dan sangat membantu aktivitas penetapan (istinbath) hukum yang sesuai dengan harapan atau kepentingan masyarakat. Di sisi lain juga menunjukkan bahwa kajian ini sangat kreatif dan solutif dalam konteks kepentingan hidup di zaman modern ini.

F. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian

Penelitian yang dilakukan ini termasuk jenis penelitian pustaka, artinya sebagai objek penelitian yang utama adalah menelaah buku-buku dan kitab-kitab yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas. 2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang bermaksud menjelaskan tentang konsep dan kedudukan kafa’ah dalam perkawinan menurut Ibn Hazm dan Imam Syafi’i.20

Sumber Data a. Primer

20

(20)

11

Sumber data primer terdiri dari, Buku-buku karya Ibn Hazm almuhalla dan imam Syafi’i al-um atau fiqih imam Syafi’i, dan buku fiqih tentang perkawinan

b. Sekunder Sumber data sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai data primer yang berupa dokumen-dokumen, hasil penelitian dan buku-buku.21

G. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan penulis adalah metode analisis kritis dengan tujuan adalah mengkaji gagasan primer mengenai suatu ruang lingkup permasalahan yang dipercaya oleh gagasan sekunder yang relevan. Fokus penelitian analitis kritis adalah menedeskripsikan, membahas dan mengkeritik gagasan primer selanjutnya” dikonfrontasikan” dengan gagasan primer yang lain dalam upaya melakukan studi yang berupa perbandingan, hubungan, dan pengembangan model.22

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan peneliti dalam menyusun skripsi ini disusunlah sistematika penelitian skripsi sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan Bab ini menguraikan mengenai latar belakang permasalahn yang diangkat oleh peneliti, rumusan masalah,

21 Ibid hal 50.

22 Yuyun: Tradisi Baru Penelitian Agama Islam Tinjauan Antardisiplin Ilmu,Penerbit

(21)

12

tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II: Kajian pustaka Bab ini memuat tentang landasan teori secara umum tentang pengertian perkawinan, syarat perkawinan, tujuan perkawinan,hukum perkawinan dam pengertian kafa’ah menurut para ulama

BAB III: Biografi Bab ini memuat tentang,biografi, pemikiran hukum islam dan konteks sosial Ibn hazm dan Imam Syafi’i.

BAB IV: Hasil penelitian, Bab ini berisi tentang penelitian konsep dan kedudukn kafa’ah dalam perkawinan menurut ibn Hazm dan Imam Syafi’i.

Referensi

Dokumen terkait

3 Isi Ada pembukaan, banyak kalimat di atas 15 kalimat, sesuai dengan tema, ada penutup Banyak kalimat antara 12-14 kalimat, memnuhi ketiga kriteria lain Banyak kalimat

Jika panjang kepala seekor ikan sama dengan 9 cm, panjang ekor sama dengan panjang kepala ditambah panjang setengah badan.. Sedangkan panjang badan adalah panjang ekor

KLINIK PRIMA HUSADA CINERE DOKTER SPESIALIS RAWAT JALAN YANG TIDAK KERJASAMA DENGAN ALLIANZ 1.

Pengadaan dan pendayagunaan sumber daya Pendidikan Diniyah Persatuan Islam di Kota Bandung dilakukan oleh Jam’iyyah, anggota, keluarga peserta didik,

Dari uraian fenomena yang digambarkan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang sejauhmana pengaruh penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment

Phase Change Material (PCM) sebagai salah satu teknologi thermal storage dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi listrik pada sistem pemanas air.. PCM

cereus per gram atau per mililiter atau atau perbandingan dua hasil uji pada skala normal dari yang lebih tinggi ke yang lebih rendah, diperoleh dengan menggunakan metode yang sama

ekonominya semakin meningkat menunjukkan kecenderungan yang semakin menurun dari 50,09 persen pada 1983 menjadi 19,31 persen pada 2003, rumah tangga pertanian yang kondisi