i
MAKNA PRESTASI BELAJAR (NILAI) BAGI SISWA YANG
BERASAL DARI KELUARGA MISKIN
DI SMA NEGERI 3 JOMBANG
Penelitian Untuk Tesis Sarjana S2 PROGRAM STUDI MAGISTER SOSIOLOGI
Diajukan oleh : TRIJANI KRISTANTINA
NIM 21110270211002
PROGRAM PASCASARJANA
ii
T E S I S
Dipersiapkan dan disusun oleh :
TRIJANI KRISTANTINA
21110270211002
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada hari/tanggal, Senin / 20 Januari 2014 dan dinyatakan memenuhi syarat sebagai kelengkapan memperoleh gelar Magister/Profesi di Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Malang
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
Ketua : Prof. Dr. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si. ……….
Sekretaris : Dr. Achmad Habib, MA ……….
Penguji I : Dr. Wahyudi, M.Si ………..
Penguji II : Drs. Rinikso Kartono, M.Si ………
iii
MAKNA PRESTASI BELAJAR (NILAI) BAGI SISWA YANG
BERASAL DARI KELUARGA MISKIN
DI SMA NEGERI 3 JOMBANG
Diajukan Oleh : TRIJANI KRISTANTINA
21110270211002
Telah Disetujui
Pada hari /tanggal, Senin / 20 Januari 2014
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Prof. Dr. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si Dr. H. Achmad Habib, MA
Direktur Ketua Program studi
Program PascaSarjana Magister Sosiologi
iv
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah dengan judul “MAKNA PRESTASI BELAJAR (NILAI) BAGI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA MISKIN DI SMA
NEGERI 3 JOMBANG ” ini ku Persembahkan Kepada :
1. Ibundaku tercinta
2. Almarhum Ayahku tercinta
3. Almarhum dan Almarhumah Bapak dan Ibu Mertuaku tercinta 4. Suami dan Anak-anakku tercinta
v
MOTTO
Raihlah Prestasimu Setinggi MungkiN
SEBELUM MATAHARI TERBIT DI SEBELAH
vi
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya
Nama : TRIJANI KRISTANTINA Nim : 21110270211002
Program Study : Magister Sosiologi
Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :
1.
Tesis dengan judul MAKNA PRESTASI BELAJAR (NILAI) BAGI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA MISKIN DI SMA NEGERI 3 JOMBANG Adalah hasil karya saya dan dalam naskah Tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperolah gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, sebagian atau keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.2.
Apabila dalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIASI, Saya bersedia TESIS ini DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG SAYA PEROLEH DIBATALKAN, Serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku3.
Tesis ini bisa dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTY NON EKSKLUSIFDemikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dijadikan sebagaimana mestinya.
Malang, Januari 2014 Yang Menyatakan
vii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadlirat Allah SWT., hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul “MAKNA PRESTASI BELAJAR (NILAI) BAGI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA MISKIN DI SMA NEGERI 3 JOMBANG”.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka penulisan tesis ini tidak dapat terselesaikan dengan baik, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada:
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang. 3. Ketua Program Studi Magister Sosiologi.
4. Prof. Dr. Jabal Tarik, M.Si, selaku Pembimbing Utama tesis ini yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, kritik dan saran dalam penyempurnaan tesis ini. 5. Dr. H. Achmad Habib, MA, selaku Pembimbing Pendamping tesis ini
yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyempurnaan tesis ini.
6. Seluruh Dosen Program Studi Magister Sosiologi Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan wawasan dan pengetahuan yang sangat bermanfaat hingga mampu mengantarkan penulis dalam penyelesaikan studi ini.
7. Semua subyek dan informan dalam penelitian ini, atas segala informasi yang telah disampaikan kepada penulis sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.
8. Kepala SMA Negeri 3 Jombang yang telah banyak memberikan fasilitas dan kemudahan dalam penelitian, sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya para pembaca dan penulis harapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan tesis ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan memberikan keridlo‟an pada kita semua, sehingga kita selalu berjalan di jalan yang lurus. Amiin
viii A. Latar Belakang Masalah ……….1
B. Rumusan Masalah ………...7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………...7
D. Definisi Konsep ………..8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Landasan Teori ………..12
1. Teori Interaksi Simbolik ………...12
2. Teori Tindakan Sosial ………...16
B. Kajian Pustaka ………...19
1. Makna Pendidikan ………...19
2. Fungsi Pendidikan ………...21
ix
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar …………...28
5. Usaha Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar ………..38
6. Pengertian Kemiskinan ………....40
7. Penyebab Kemiskinan ………...43
8. Pengentasan Kemiskinan ………...45
9. Pentingnya Pendidikan Bagi Orang Miskin ………....47
C. Kerangka Pemikiran ………..53
BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma, Pendekatan , dan Jenis Penelitian ………..55
B. Fokus dan Lokasi Penelitian ………...57
C. Subyek dan Informan Penelitian ………..58
D. Teknik Pengumpulan Data ………...59
E. Teknik Analisa data ………..60
F. Uji Keabsahan Data ………..64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……… 66
1. Sejarah Singkat SMA Negeri 3 Jombang ………...66
2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ………..67
3. Diskripsi Keadaan Jumlah Guru dan Siswa ………...69
4. Diskripsi Keadaan Subyek dan Orang Tua Subyek …..……….72
5. Diskripsi Nilai Siswa Dari Keluarga Miskin Yang Berprestasi..75
x
B. Makna Prestasi Belajar Bagi Siswa Yang Berasal Dari Keluarga
Miskin ………. 78
C. Tindakan Yang Dilakukan Untuk Mencapai Prestasi Belajar …… 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………..100
1. Kesimpulan Teoritik ………..100
2. Kesimpulan Hasil Penelitian ………. 102
B. Saran-Saran ………..104
DAFTAR PUSTAKA ………xiv
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Keadaan Jumlah Guru Tahun Pelajaran 2013/2014 ………..69
Tabel 2 Keadaan Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2013/2014 ……….71
Tabel 3 Identitas Subyek dan Orang Tua Subyek Siswa Berprestasi ………..73
Tabel 4 Identitas Subyek Siswa dan Orang Tua Subyek Siswa Tidak
Berprestasi ………...74
Tabel 5 Nilai Siswa Dari Keluarga Miskin Yang Berprestasi ……….75
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Gambar Kerangka Pemikiran ………...54
Gambar 2 Komponen dalam analisa data (interactive model) oleh Huberman
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Agus Salim, 2001. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial (Pemikiran Norman K. Denzin & Egon Guba, dan Penerapannya), Yogja; PT Tiara Wacana.
Azyumardi Azra, 1998. Esei-Esei Intelektual Muslik & Pendidikan Islam,
Jakarta: Logos Wacana Ilmu. BPS Provinsi DKI Jakarta, 2009, Jakarta.
Budi Ardiansyah, Berprestasi Tujuan Hidupku, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional.
Damsar, 2011. Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Kencana.
Djamarah, Syaiful Bahri, 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha Nasional.
Eko Suharto, 2009. Kemiskinan & Perlindungan Sosial di Indonesia, Bandung. Hassan Shadily, 1998. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Hasbullah, 2008. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Edisi Revisi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Henslin, James M.,2007. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi, Edisi 6 jilid 2, (diterjemahkan dari Essential of Sociology : a Down-To-Earth Approach,6th Edition,oleh Prof. Kamanto Sunarto,S.H,Ph.D) Jakarta: Erlangga.
Horton, Paul B, dan Chester l. Hunt, 2006. Sosiologi Jilid 1 Edisi 6 (diterjemah-kan dari Sociology, oleh Aminuddin Ram dan Tita Sobari) , Jakarta : Erlangga.
I.B.Wirawan, 2012. Teori-teori Sosial Dalam Tiga Paradigma, Edisi Pertama. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.
Maleong J. Lexy, 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mead, George H., 1934. Mind, Self, and Society. Chicago: University of Chicago Press.
xiv
Nanang Martono, 2011. Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Nasrullah Nazsir, 2008. Teori-Teori Sosiologi, Bandung: Widya Padjadjaran. Nurkencana, 2005. Evaluasi Hasil Belajar Mengajar, Surabaya: Usaha Nasional. Poloma, Margaret M., 1998. Sosiologi Kontemporer, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Rachmad K. Dwi Susilo, 2008. 20 Tokoh Sosiologi Modern, Biografi Para Peletak Sosiologi Modern, Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Rahmat Mulyana, 2004. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Alfabeta: Bandung. Ritzer, George-Goodman J. Douglas, 2011. Teori Sosiologi Modern, Edisi
keenam, Jakarta: Kencana.
Riyadi Soeprapto, 2002. Interaksionisme Simbolik (Perspektif Sosiologi Modern), Malang: Averroes Press.
Saroni Mohammad, 2013. Pendidikan Untuk Orang Miskin, Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta.
Soerjono Soekanto, 1982. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Sukirno Sadono, 1978. Ekonomi Pembangunan, Jakarta: Lembaga penerbit fakultas ekonomi Universitas Indonesia.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah investasi diri untuk masa depan lebih baik. Pendidikan adalah citra diri agar kehidupan di masyarakat lebih bermartabat secara eksis. Sebagai investasi masa depan, proses pendidikan merupakan
pengharapan utama agar kehidupan di masa depan tidak mengalami kesulitan dan dapat mencapai kebahagiaan maksimal. Dengan pendidikan yang baik,
kita dapat menjadikannya sebagai bekal untuk mencapai kondisi kehidupan terbaik. Sebab, dengan bekal yang baik, kita mempunyai kompetensi khusus yang dapat diaplikasikan untuk melakukan kegiatan hidup yang efektif.
Dalam mempersiapkan kehidupan yang lebih baik, setiap orang melakukan berbagai hal. Mereka tidak ingin kehidupannya mengalami
kesulitan, terutama dalam aspek kesempatan hidup lebih baik. Khususnya bagi kelompok orang miskin. Mereka bekerja membanting tulang untuk memperbaiki kondisi kehidupannya, terutama pada aspek finansial. Mereka
terus berusaha agar terjadi peningkatan kualitas hidupnya dan mereka yakin kondisi tersebut dapat diciptakan oleh anak-anak. Anak-anaklah yang
2
sebabnya, anak-anak dikirim ke sekolah untuk meningkatkan kualitas dirinya, yang dapat diperoleh melalui proses pendidikan.
Selama ini, kelompok masyarakat miskin dikonotasikan sebagai orang-orang bodoh dan ternyata hal tersebut sangat tidak benar. Orang miskin
bukanlah orang bodoh. Mereka sebagaimana anggota masyarakat lainnya mempunyai tingkat kecerdasan yang jika diasah secara baik, kualitasnya tidak dapat diragukan lagi. Ada banyak contoh yang menjadi bukti bahwa orang
miskin bukanlah orang bodoh jika mereka diberi kesempatan untuk mengembangkan diri. Selama ini yang terjadi adalah diskriminasi proses
pendidikan sehingga kesempatan mereka mengikuti proses pendidikan berkurang, bahkan hilang sama sekali. Jadi, bagaimana mereka dapat pintar, jika kesempatan untuk mengikuti proses pendidikan dikebiri? Bagaimana
seseorang dapat pandai jika mereka tidak mengikuti proses pendidikan yang proporsional? Sungguh sebuah kondisi yang sangat ironis bahwa anak bangsa
tidak mendapatkan kesempatan mengikuti proses pendidikan hanya karena kondisi ekonomi keluarga yang kurang beruntung.
Seperti tulisan kigedhe, “Orang miskin (masih) ga boleh pintar…??”
(http:///4.bp.blogspot.com, 17 Juni 2009)
Ya, orang miskin tidak boleh pintar, mengapa? Karena untuk pintar alias
pandai juga diperlukan modal uang sekarung. Bayangkan saja, untuk sekolah yang bermutu dari SD sampai Perguruan Tinggi tidak murah lagi. Memang ada program sekolah gratis, tetapi itu hanya utuk sekolah yang „ecek-ecek‟,
3
memang SMP yang kurang bermutu sehingga orang tua siswa pun sebenarnya enggan untuk memasukkan anaknya sekolah disana. Dengan digulirkan
sekolah model, sekolah unggulan, sekolah rintisan standar internasional, memunculkan celah bagi sekolah untuk memungut biaya kepada para siswa
secara legal. Bagaimana mungkin anak petani atau buruh yang berpenghasilan pas-pasan akan bisa masuk sekolah-sekolah tersebut meskipun si anak memiliki kecerdasan dan kemampuan yang sangat layak?
Darimana orang-orang tersebut bisa membeli laptop, membayar biaya pendidikan yang mahal, dll? Lagi-lagi disini kapital yang berbicara, dan
lagi-lagi orang miskin dilarang pintar.
Peter D. Weldon dan Dwight Y. King dalam sebuah studinya (Income Distribution and Levels of Living in Java) secara gamblang mengungkapkan kemiskinan absolute ini baik di desa maupun di kota sebagai pencerminan keadaan sosial ekonomi masyarakat Indonesia dalam tingkat kehidupan di pulau Jawa. “Titik perkembangan penelitian menyimpulkan bahwa telah
terjadi kemerosotan tingkat hidup dari 40% penduduk yang disertai dengan semakin besarnya jurang antara kelompok kaya dam miskin di daerah
perkotaan dan bertambahnya ketidakseimbangan antara ibu kota dengan daerah-daerah Jawa lainnya”. Kenyataan ini menunjukkan bahwa dalam
lingkungan sosial yang miskin tingkat pendidikan yang mampu diraih sangat rendah. Pengaruh kemiskinan ini lebih jauh bisa dilihat dari terhambatnya perkembangan kognitif, intelektual, dan mental anak-anak. Dalam lingkungan
4
kemampuan mereka tersebut. Ini berlainan sekali dengan keluarga mampu dan terdidik. Mereka mempunyai kesempatan lebih luas mendapatkan
fasilitas dan sarana guna mengembangkan kemampuan anak-anaknya. Akibatnya, perkembangan anak-anak kalangan miskin pada umumnya
tertinggal dibandingkan anak-anak yang mampu.
Pada saat ini, lapisan masyarakat atas menengah yang jumlahnya hanya 20 % dari rakyat di negara berkembang memiliki suatu monopoli pendidikan.
Monopoli mana dipertahankan melalui mekanisme seleksi yang ketat seperti terjadi dewasa ini. Seleksi ini dengan sendirinya cenderung membuang dan
mendiskriminasikan mereka yang berasal dari lapisan bawah. Dengan demikian, maka tetap sulitlah bagi rakyat miskin untuk berharap dengan pendidikan yang akan membawa kearah kehidupan yang lebih baik. Mereka
tidak mampu keluar dari ketimpangan struktural itu dan harus tetap bergulat dengan kemiskinan dan kemelaratan.
Padahal, seperti yang tercantum dalam UUD 1945 pasal 31 menyebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. Amanat yang terkandung dalam pasal tersebut adalah mendapatkan
pendidikan merupakan hak setiap individu tanpa memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun demikian, pendidikan yang
diharapkan bukanlah sebatas pemberian atau pentransferan ilmu dari pengajar kepada peserta didik saja, tetapi pendidikan yang mampu mengantarkan peserta didik menjadi pribadi yang unggul dan dapat menghadapi
5
dituntut untuk mempersiapkan peserta didik dalam menampilkan keunggulan dirinya yang cerdas, kreatif, serta mandiri.
Berdasarkan informasi yang penulis dapat dari wali kelas maupun guru BP SMA Negeri 3 Jombang, ternyata siswa yang berprestasi tidak hanya
mereka yang memiliki orang tua yang kaya saja, tetapi mereka yang berasal dari keluarga miskin pun banyak yang berprestasi. Bahkan mereka mendapatkan prestasi yang terbaik , yaitu rangking 1 (satu) sampai dengan
rangking 5 (lima). Hal ini tidak hanya mereka peroleh di bangku SMA saja, namun sejak mereka duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP)
mereka sudah menduduki rangking 1 (satu) sampai dengan rangking 5 (lima). Bahkan ada juga yang mendapatkan rangking tersebut sejak mereka duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Pihak sekolah pun yaitu SMA Negeri 3 Jombang memberikan penghargaan bagi siswanya yang berprestasi, yaitu jika mereka menduduki
rangking 1, maka mereka tidak perlu membayar SPP alias gratis SPP selama 6 (enam) bulan, rangking 2, gratis SPP selama 4 (empat) bulan, dan rangking 3, gratis SPP selama 2 (dua) bulan. Hal ini berarti meringankan beban bagi
orang tua mereka, sehingga mereka semakin termotivasi untuk belajar lebih giat lagi dan prestasi yang mereka dapatkan yaitu nilai yang bagus pun akan
mereka dapatkan. Karena hanya dengan cara inilah yang bisa mereka lakukan untuk meringankan beban orang tua mereka.
Prestasi belajar yang bagus bagi siswa yang berasal dari keluarga miskin,
6
sudah mereka lakukan yang berhubungan dengan proses pembelajarannya selama ini telah menghasilkan sesuatu yang mereka harapkan, yaitu prestasi
yang bagus. Dimana hasil prestasi belajar tersebut digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat penguasaan pembelajaran yang sudah dilakukan siswa.
Dengan hasil prestasi belajar yang bagus yang sudah didapatkan, hal ini sangat menyenangkan, tidak hanya bagi siswa yang bersangkutan saja, tetapi juga bagi orangtua mereka. Peran orang tua sangat penting terutama dalam
memberikan motivasi bagi putra-putrinya. Mereka berharap, walaupun dari keluarga miskin, jangan sampai anak mereka kalah dengan anak-anak orang
kaya, anak-anak mereka harus meraih prestasi belajar yang bagus agar apa yang dicita-citakan oleh anak mereka dapat diraih dan nantinya dapat terjadi perubahan pada keluarga mereka, yaitu memiliki masa depan yang lebih baik
dibandingkan dengan orang tua dan saudara-saudaranya.
Namun tidak hanya sampai disini, walaupun dari keluarga miskin orang
tua masih berharap agar prestasi belajar yang bagus yang sudah diperoleh anaknya lebih ditingkatkan lagi. Karena anak-anak mereka mempunyai cita-cita yang mulia, ada yang ingin menjadi guru, ada yang ingin menjadi
peneliti, bahkan ada yang ingin menjadi dokter.
Untuk mewujudkan cita-cita anaknya, orang tua mereka berharap agar
7
tuanya, apapun keadaan yang ada jika seseorang mempunyai kemauan pasti ada usaha untuk meraihnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan masalah yang dapat disampaikan adalah:
1. Apakah makna prestasi belajar (nilai) bagi siswa yang berasal dari
keluarga miskin di SMA Negeri 3 Jombang ?
2. Bagaimanakah tindakan yang dilakukan untuk mencapai prestasi belajar
bagi siswa yang berasal dari keluarga miskin di SMA Negeri 3 Jombang ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian:
a. Untuk mendiskripsikan makna prestasi belajar (nilai) bagi siswa yang berasal dari keluarga miskin di SMA Negeri 3 Jombang.
b. Untuk mendiskripsikan tindakan yang dilakukan untuk mencapai prestasi
8
2. Manfaat Penelitian:
a. Memberi sumbangan pemikiran bagi pihak pemerintah untuk
memperhatikan siswa yang berprestasi yang berasal dari keluarga miskin.
b. Memberi sumbangan pemikiran bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian tentang fenomena yang dihadapi oleh siswa berprestasi yang berasal dari keluarga miskin.
c. Bagi peneliti, untuk menyusun karya ilmiah sebagai tugas akhir penyelesaian program studi Magister Sosiologi program Pasca Sarjana
Universitas Muhammadiyah Malang.
D. Definisi Konsep
Judul penelitian ini adalah makna prestasi belajar (nilai) bagi siswa yang
berasal dari keluarga miskin di SMA Negeri 3 Jombang adalah merupakan studi kasus yang terjadi pada siswa berprestasi yang berasal dari keluarga
miskin di SMA Negeri 3 Jombang Jawa Timur. Oleh sebab itu kata kunci makna prestasi belajar (nilai) bagi siswa yang berasal dari kelurga miskin dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Prestasi Belajar
Prestasi belajar menurut Nana Sudjana (2008: 17) dapat diartikan sebagai “Suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
9
keterampilan, kecakapan, dan kemampuan serta perubahan-perubahan aspek lainnya pada individu belajar”.
2. Makna Prestasi Bagi Keluarga
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat
dibedakan atas dua jenis, yaitu:
a. Faktor internal atau yang bersumber dari dalam diri individu, yaitu dorongan dari siswa SMA Negeri 3 Jombang itu sendiri karena ingin
meraih prestasi belajar yang bagus, dan
b. Faktor eksternal atau yang bersumber dari luar individu, yaitu adanya
motivasi dari orang-orang di sekitarnya, terutama orang tua.
Dengan demikian banyak orang tua berharap agar anak-anaknya mempunyai prestasi yang gemilang baik secara akademik maupun non
akademik, walaupun secara ekonomi mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan pendidikan putra-putrinya secara layak. Dengan adanya
keinginan itu, maka yang bisa dilakukan orang tua adalah memberikan motivasi kepada putra-putri mereka agar mendapatkan prestasi belajar yang diharapkan.
3. Makna Keluarga Bagi Siswa
Keluarga adalah suatu lembaga yang terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari ayah, ibu dan anak. Keluarga mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak-anaknya. Untuk itu orang tua tidak boleh beranggapan bahwa pendidikan anak adalah semata-mata tanggung
10
utama didalam suatu proses pendidikan karena disinilah anak mulai melakukan interaksi. Justru keluargalah sebagai lembaga pendidikan yang
tertua dan berlangsung sepanjang hidup manusia. Maka betapa pentingnya peran orang tua dalam memberikan motivasi dan pendidikan
informal yang terbaik bagi putra-putrinya agar apa yang diharapkan orang tua dari anak dapat tercapai, termasuk didalamnya adalah prestasi belajar yang diharapkan.
4. Kondisi Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga sangat mempengaruhi prestasi belajar
bagi anak-anaknya. Karena tidak hanya kebutuhan dasar saja, seperti sandang, pangan, dan papan yang harus dipenuhi, tetapi juga kebutuhan lain, seperti kesehatan dan pendidikan pun harus dipenuhi oleh orang tua.
Bagi siswa yang berasal dari keluarga kaya, hal itu bukan menjadi penghalang, maka wajarlah jika siswa yang orang tuanya kaya, mereka
dapat dengan mudah mendapatkan prestasi belajar yang tinggi. Namun, bagi siswa yang berasal dari keluarga miskin, darimana mereka mendapatkan fasilitas belajar yang cukup, untuk memenuhi kebutuhan
dasar saja orang tua mereka masih kesulitan. 5. Prestasi Belajar Siswa
Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah berasal dari dalam individu itu sendiri, yaitu dorongan dari siswa SMA Negeri 3 Jombang sendiri, karena ingin meraih prestasi dengan harapan terjadi
11
adalah dengan cara belajar lebih giat dan rajin dan tidak lupa adalah berdo‟a. Mereka sangat meyakini, bahwa segala sesuatu akan mudah
dicapai asalkan ada keseimbangan antara usaha dan do‟a. Dengan
demikian diharapkan siswa mampu mendapatkan prestasi belajar atau
mendapatkan rangking belajar tertinggi.