PENERAPAN CAPITAL ASSETS PRICING MODEL (CAPM)
SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI
SAHAM PADA PERUSAHAAN PEFINDO25
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Firli Hikmah Melyana 09610088
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatulloh Wabarokatuh
Alhamdulillah wa syukurillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang selalu melimpahkan rahmat, hidayah, dan nikmat-Nya sehingga
penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Penerapan
Capital Assets Pricing Model (CAPM) Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Saham Pada Indeks PEFINDO25” ini tepat pada waktunya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat gelar Sarjana Ekonomi tahun 2013. Dalam penulisan skripsi ini,
penulis mendapat bimbingan, bantuan, serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis berkeinginan untuk mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Ibunda Ariani Hikmah Melyana dan Ayahanda Jully Martoto yang telah membesarkan, membimbing, dan menyayangi
dengan penuh kasih, ketulusan, pengorbanan yang takkan pernah berakhir, dan selalu mendoakan dan memberikan yang terbaik bagi putra-putrinya. 2. Dr. H. Nazaruddin Malik, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
3. Drs. M. Jihadi, M.,Si. dan Dra. Dewi Nurjannah, M.M., AFP. Selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan
masukan, saran, dan solusi kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu Dosen Manajemen yang telah memberikan bekal ilmu
selama menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang, yang nantinya sungguh sangat berarti bagi penulis dalam dunia kerja.
5. Adikku, kakakku dan M. Thonawi yang selalu kubanggakan, doa dan senyummu yang selalu mengingatkan untuk selalu berusaha menjadi lebih
baik.
6. Temanku Dedik Suhendhi yang suka aku repotkan, terima kasaih atas bantuannya selama ini.
7. Teman-temanku Miftakhul Amylia, Angga Yoga Pratama, Rizky Ramadhan, Ariska Ferina Husdanti, dan Nur Efendi yang telah memberikan
saran, dukungan dan masukan kepada penulis.
8. Teman-teman Manajemen kelas B yang telah bersedia melewati suka, duka, senang, gembira, dan kebahagiaan bersama penulis.
9. Dan untuk semua pihak yang telah memberikan dukungan dan membantu penulis selama ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan , kelemahan, maupun kesalahan dalam penyusunan Skripsi ini yang dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan tenaga penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kalangan akademik pada khususnya dan menjadi pijakan bagi penulis untuk berkarya lebih
baik lagi dimasa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Warahmatulloh Wabarakatuh.
Malang, Juli 2013
Surat Pernyaataan
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Firli Hikmah Melyana NIM : 09610088
Jurusan : Manajemen Fakultas : Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Malang Dengan ini menyatakan yang sebenar-benarnya bahwa:
1. Tugas Akhir dengan judul “Penerapan Capital Assets Pricing Model(CAPM) Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Saham Pada Perusahaan PEFINDO25” adalah hasil karya saya, dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, baik sebagai sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
2. Apabila ternyata didalam tugas akhir ini dapat dibuktikan unsure-unsur PLAGIASI saya bersedia TUGAS AKHIR INI DIGUGURKAN dan
GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH
DIBATALKAN. Serta diproses dengan ketentuan yang berlaku.
3. Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTI NON EKSKLUSIF.
Demikian pernyataan saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dihgunakan sebagaimana mestinya.
Malang, 27 Juli 2013 Yang Menyatakan
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR LAMPIRAN ... I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Penelitian Terdahulu ... 7
B. Tinjauan Teori ... 8
1. Investasi ... 8
2. Capital Asset Pricing Model (CAPM) ... 12
3. Dasar Pengambilan Keputusan Investasi ... 18
C. Kerangka Pikir ... 21
III.METODE PENELITIAN ... 23
A. Jenis Penelitian ... 23
B. Definisi Operasional Variabel ... 23
C. Jenis dan Sumber Data ... 25
1. Jenis Data ... 25
D. Populasi dan Sampel ... 25
E. Teknik Pengumpulan Data ... 26
F. Teknik Analisis Data ... 26
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29
A. Hasil Penelitian ... 29
1. Populasi dan Sampel ... 29
Analisis Data ... 32
1.Menghitung return saham dan expected stock return ... 32
2.Menghitung return pasar dan expected return market ... 33
3.Menghitung tingkat aset bebas risiko ... 34
4.Menghitung risiko sistematis (β) ... 35
5.Menghitung required return ... 36
6.Menghitung excess return ... 37
7.Menentukan hubungan antara return dan risiko dan Menentukan beta signifikan ... 38
8.Menentukan Pilihan Investasi ... 47
9.Menentukan Keputusa Investasi ... 51
B. Pembahasan ... 51
V. SIMPULAN DAN SARAN ... 57
A. Kesimpulan ... 57
B. Saran ... 57
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Harga Saham Bulanan Periode 2008 sd 2012 Lampiran 2 Daftar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bulanan
Periode 2008-2012
Lampiran 3 Daftar Suku Bunga SBI Periode 2008-2012
Lampiran 4 Return Saham dan Expected Stock Return Anggota Indeks Saham PEFINDO25 Periode 2008-2012.
Lampiran 5 Return Pasar dan Expected Return Market Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Periode 2008-2012
Lampiran 6 Tingkat Aset Bebas Risiko (SBI) Periode 2008-2012
Lampiran 7 Risiko Sistematis (β) Anggota Indeks Saham PEFINDO25 Periode 2008-2012
Lampiran 8 Required Return dan Excess Return Anggota Indeks Saham PEFINDO25 Periode 2008-2012
DAFTAR PUSTAKA
Fabozzi, Frank J. 1999. Manajemen Investasi. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.
Husnan, Suad. 2000. Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang). Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE
Irawati, Dewi. 2010. Analisis Metode CAPM Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Pada Perusahaan Perbankan yang Tercatat di
BEI. UMM: Malang
Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Keenam. Yogyakarta: BPFE
Riskin, Hidayat. 2010. Keputusan Investasi dan Financial Constraint: Studi Empiris Pada Bursa Efek Indonesia. Buletin Ekonomi dan Perbankan. 458
Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat
Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Yogyakarta:BPFE
Tendelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.
http://www.finance.yahoo.com. Historical Prices. (Diunduh tanggal 11 Mei
2013).
http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate/Data+BI+Rate/ (Diunduh tanggal
13 Mei 2013)
http://new.pefindo.com/files/p25/KinerjaIndeksPEFINDO25Tahun2012.pdf
1
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah
Riskin (2010) bahwa pengambilan keputusan merupakan faktor
penting dalam fungsi keuangan perusahaan karena untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan kemakmuran pemegang saham hanya dihasilkan melalui investasi perusahaan. Tujuan keputusan investasi adalah
memperoleh keuntungan yang tinggi dengan tingkat risiko tertentu. Keuntungan yang tinggi disertai dengan risiko yang bisa dikelola, diharapkan
akan menaikkan nilai perusahaan, yang berarti menaikkan kemakmuran pemegang saham. Bila dalam berinvestasi perusahaan mampu menghasilkan keuntungan dengan menggunakan sumber daya perusahaan secara efisien,
maka perusahaan akan memperoleh kepercayaan dari calon investor untuk membeli sahamnya. Semakin tinggi keuntungan perusahaan semakin tinggi
nilai perusahaan. Berarti semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.
Keputusan investasi meliputi investasi pada aktiva jangka pendek (aktiva lancar) dan aktiva jangka panjang (aktiva tetap). Aktiva jangka pendek biasanya didefinisikan sebagai aktiva dengan jangka waktu kurang
dari satu tahun atau kurang dari satu siklus bisnis, dalam hal ini dana yang diinvestasikan pada aktiva jangka pendek diharapkan akan diterima kembali
2
perusahaan berinvestasi dalam jangka pendek adalah untuk digunakan sebagai modal kerja atau operasional perusahaan.
Pada umumnya hampir semua investasi yang dilakukan dalam dunia bisnis mengandung risiko dan hasil ini membuat investor tidak mengetahui hasil yang didapatkan dari investasi yang dilakukan. Investor yang
mengharapkan keuntungan tinggi maka investor juga harus menanggung risiko yang tinggi pula. Dalam dunia yang sebenarnya hampir semua investasi
mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Pemodal tidak tahu dengan pasti hasil yang diperolehnya dari investasi yang dilakukannya. Yang bisa dilakukan adalah memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dari
investasinya, dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan.
Teknik yang dipilih mengambil keputusanpun juga berbagai macam, tetgantung pada kecermatan dan ketelitian investor untuk melakukan
investasi. Salah satu cara untuk meminimalisasi kerugin adalah dengan melakukan portfolio investasi, dengan menginvestasikan tidak pada satu jenis saham saja atau dengan kata lain melakukan diversifikasi portofolio. Hal ini
dilakukan supaya investor mengetahui seberapa besar keuntungan dari pengembalian investasi yang dilakukan. Dari investasi yang telah dilakukan,
3
analisis yang banyak digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan adalah Capital Assets Pricing Model (CAPM).
Warsono (2000) model ini mendasarkan diri pada risiko sistematis dalam mengestimasikan tingkat pengembalian yang diharapkan. Ukuran risiko yang digunakan dalam CAPM adalah beta, sebagai ukuran risiko
sistematis. Beta digunakan sebagai ukuran risiko karena mempunyai dua alasan. Pertama, memperbaiki ukuran risiko total yang menggunakan varian
dan deviasi standar. Masalah yang timbul adalah jumlah perhitungan koefisien korelasi yang banyak. Kedua, dari berbagai penilitian empiris, nampaknya beta relatif cukup stabil. Dengan stabilitas relatif beta ini
memungkinkan penggunaan data historis sebagai prediktor untuk beta di masa yang akan datang. Dalam CAPM, beta merupakan variabel yang sangat
penting. Beta adalah suatu ukuran relatif risiko-risiko relatif saham individual untuk portofolio saham dari semua saham.
Gambar 1.1
Pertumbuhan Indeks 2009-2012 (% CAGR)
Sumber: Bursa Efek Indonesia, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing 19.4%
4
Tabel 1.1
Perbandingan Kinerja Indeks PEFINDO25 dengan Indeks Lainnya
Tahun
IHSG LQ45 SRI-KEHATI KOMPAS100 BISNIS-27 PEFINDO25
Indeks % (*) Indeks % (*) Indeks % (*) Indeks % (*) indeks % (*) indeks % (*)
2009 2.534,4 498,3 146,4 612,4 235,8 207,8
2010 3.703,5 46,10% 661,4 32,70% 192,0 31,10% 860,7 40,50% 322,3 36,70% 379,1 82,40%
2011 3.821,9 3,20% 673,5 1,80% 204,0 6,30% 865,2 0,50% 326,6 1,30% 402,3 6,10%
2012 4.316,7 12,90% 735,0 9,10% 231,1 13,20% 946,3 9,40% 368,7 12,90% 469,9 16,80%
Sumber: PEFINDO Divisi Equity & Index Valuation (*) % pertumbuhan YoY
Berdasarkan Gambar 1.1 dan Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa kineja indeks PEFINDO 25 tahun 2012 konsisten mencatat pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan indeks harga saham PEFINDO25
berhasil mengungguli dengan pertumbuhan indeks harga saham lainnya yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) meningkat 12,9% YoY, indeks LQ-45 (meningkat 9,1% YoY), indeks SRI-KEHATI (meningkat 13,2% YoY), indeks KOMPAS 100 (meningkat 9,4% YoY), dan indeks BISNIS 27 (meningkat 12,9% YoY). Di
akhir tahun 2012, indeks PEFINDO25 meningkat 469,9 point atau tumbuh 16,8% YoY. Hal ini konsisten dengan pencapaian pertumbuhan selama
periode tahun 2010 dan 2011, dimana indeks PEFINDO25 selalu menjadi salah satu indeks yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi. (new.pefindo.com).
Secara rata-rata, sejak akhir tahun 2009 hingga akhir tahun 2012
indeks PEFINDO25 mampu mencatatkan rata-rata pertumbuhan hingga
5
lainnya yang hanya mencatat pertumbuhan tidak lebih dari 20%. (new.pefindo.com). Kinerja indeks PEFINDO25 mengalami konsisten
pertumbuhan yang baik, kebutuhan akan analisis perdagangan sekuritaspun akan semakin meningkat. Hal ini terutama untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi.
Untuk mengambil suatu keputusan investasi, maka dapat menerapkan metode CAPM dengan harapan dapat membantu investor dalam menghitung
risiko yang tidak dapat didiversifikasi dalam sutu proses portoflio dan membandingkan tingkat keuntungan yang tinggi dan risko yang rendah. Berdasarkan latar belakang maka dapat diambil judul “ Penerapan Capital
Assets Pricing Model (CAPM) Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Saham Pada Indeks PEFINDO25”.
B.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perumusan masalah penelitian adalah: Bagaimana penerapan CAPM sebagai dasar pengambilan
keputusan investasi pada PEFINDO25.
C.Batasan Masalah
Batasan penelitian perlu dilakukan dengan tujuan agar pokok permasalahan tidak terlalu melebar dari yang sudah ditentukan, atau dengan
6
1. Periode penelitian adalah 2008 sampai 2012 dengan menggunakan data harga saham perusahaan yang termasuk dalam Indeks saham
PEFINDO25. Data yang diambil merupakan data harga saham harian yang disajikan dalam bentuk harga saham bulanan.
2. Pengukuran tingkat suku bunga bebas risiko menggunakan tingkat suku
bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) bulanan selama periode penelitian. 3. Pengukuran tingkat pengembalian pasar (Return Market) diukur dengan
menggunakan data IHSG selama periode penelitian.
4. Metode yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi adalah metode CAPM.
D.Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana menentukan investasi saham yang tepat
dengan menggunakan CAPM pada PEFINDO25.
E.Manfaat Penelitian
a. Bagi Investor dan Calon Investor
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu investor dan calon
investor dalam mengambil keputusan investasi di pasar modal dengan memilih saham – saham yang tergolong dalam Indeks saham PEFINDO25. b. Bagi Peneliti Selanjutnya.
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pengembangan dan perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang akan mengangkat tema mengenai Capital
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A.Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian mengenai CAPM salah satunya penelitian yang
dilakukan oleh Dewi Irawati (2010) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Metode CAPM Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Pada Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEI. Berdasarkan hasil analisis maka
dapat diketahui saham yang memiliki nilai risiko sistematis yang lebih besar dari nilai rata-rata adalah saham INPC BDMN BEKS BBCA BKSW BMRI
BBNI NISP BNI.I BBRI BVIC MEGA dan PNBN. Perusahaan yang memakili risiko sistematis lebih kecil dari nilai rata-rata BNII dan BNGA. Dari hasil perhitungan tingkat keuntungan yang diharapkan bahwa rata- rata keuntungan
dapat diketahui sebesar 0,098716. Dari hasil perbandingan antar beta dan return saham tersebut maka dapat diketahui bahwa secara keseluruhan
perusahaan masuk dalam kategori tidak efisien.
Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian
sekarang memiliki kesamaan penelitian yaitu sama-sama menggunakan alat analisis CAPM untuk menentukan investasi saham yang paling tepat. Perbedannya terletak pada obyek penelitian dan tahun penelitian yang
8
B.Landasan Teori 1. Investasi
Jogiyanto (2009:5) Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Husnan (2008:139) Suatu investasi dikatakan menguntungkan (profitable)
jika investasi tersebut bisa membuat pemodal menjadi lebih kaya. Kemakmuran pemodal menjadi lebih besar setelah melakukan investasi.
menurut Sunariyah, (2003:4) Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Agar harapan
tersebut tercapai maka, sebelum memasuki dunia investasi diperlukan pemahaman pengetauan di bidang investasi. Pemahaman ini penting sebagai
pegangan ketika memasuki dunia investasi yang penuh risiko dan ketidakpastian.
Dari pengertian di tersebut dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan pengalokasian dana pada saat ini, yang dilakukan oleh investor dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.
a. Jenis Investasi
Jogiyanto (2009:6) jenis investasi dibagi ke dalam aktiva dapat
berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. 1. Investasi Langsung
Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva
9
pasar modal (capital market), atau pasar turunan (derivative market). Investasi langsung juga dapat dilakukan dengan membeli aktiva
keuangan yang tidak dapat diperjualbelikan. 2. Investasi Tidak Langsung
Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli
surat-surat berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa keua ngan dengan cara
menjual sahamnya ke public dengan menggunakan cara yang diperoleh untuk diinvestasikan kedalam portofolionya.
b. Tujuan Investasi
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang. Bahwa investor di dalam melakukan kegiatan penanaman
modal atau kegiatan investasi selalu mempunyai satu tujuan yaitu untuk memperoleh keuntungan yang akan meningkatkan pendapatan
yang bertujuan untuk tekanan inflasi.
2. Mengurangi tekanan inflasi. Melakukan kegiatan investasi dalam perusahaan tentunya seorang dpat menghindarkan kekayaan yang
dimilkinya merosot nilainya.
3. Dorongan untuk menghemat pajak. Banyak Negara di dunia seperti
Indonesia, pihak pemerintah melakukan kebijaksanaan dalam hal ini tax holiday untuk menarik adanya investor melakukan investasi pada
10
c. Manfaat Investasi
Manfaat dari investasi saham yang dapat diperoleh investor
melalui kepemilikan saham adalah:
1. Dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham, sejumlah saham yang dipegang oleh
masing-masing pemilik.
2. Capital Gain, merupakan selisih antara harga jual dengan harga beli
dapat disebut selisih kenaikan kurs. Capital Gain terjadi bila pemilik saham atau investor menjual sahamnya dengan kurs yang lebih dibanding kurs pada waktu membeli.
d. Proses Investasi
Menurut Halim, (2003:2) Proses investasi menunjukkan
bagaimana seharusnya investor membuat keputusan investasi pada efek - efek yang bisa dipasarkan, dan kapan dilakukan, untuk itu
diperlukan tahapan sebagai berikut: 1) Menentukan tujuan investasi
Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini,
Yaitu: Tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), Tingkat risiko (rate of risk), dan ketersediaan jumlah dana
11
2) Melakukan Analisis
Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suatu
efek atau sekelompok efek. Salah satu tujuannya adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced). Apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu rendah.
3) Melakukan Pembentukan Portofolio
Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek - efek
mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing – masing efek tersebut. Efek yang dipilih dalam rangka pembentukan portofolio adalah efek – efek
yang mempunyai koefisien korelasi negatif (mempunyai hubungan yang berlawanan). Hal ini dilakukan karena dapat memperkecil
risiko.
4) Melakukan Evaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang telah dibentuk, baik terhadap tingkat keuntungan yang diharpkan maupun terhadap tingkat risiko yang ditanggung.
5) Melakukan Revisi Kinerja Porofolio
Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evalusi kinerja
portofolio. Dari hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan revisi (perubahan) terhadap efek – efek yang membentuk portofolio tersebut jika dirasa bahwa komposisi portofolio yang sudah
12
return-nya lebih rendah dari yang disyaratkan. Revisi tersebut bisa
dilakukan secara total, yaitu dilakukan likuidasi atas portofolio
yang ada, kemudian dibentuk portofolio yang baru, atau dilakukan secara terbatas, yaitu dilakukan perubahan atas proporsi (komposisi) dana yang dialokasikan dalam masing - masing efek
yang membentuk portofolio tersebut. 2. Capital Assets Pricing Model (CAPM)
a. Capital Assets Pricing Model
Jogiyanto (2009:469) Capital Assets Pricing Model adalah suatu model keseimbangan untuk megistimasi return suatu individual sekuritas.
Agus Sartono (2001:168) Capital Assets Pricing Model menjelaskan keseimbangan antara tingkat risiko yang sistematis dan tingkat
keuntungan yang disyaratkan sekuritas portofolio. Tujuan utama penggunaan CAPM adalah untuk menentukan tingkat keuntungan
minimum yang disyaratkan atau minimum required rates of return dari investasi yang berisiko.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Capital
Asset Pricing Model (CAPM) merupakan sebuah model yang
menggambarkan hubungan antara risiko dan return yang diharapkan,
model ini digunakan dalam penilaian harga sekuritas. b. Asumsi-Asumsi CAPM
Jogiyanto (2009:470) penggunaan CAPM ini didasari asumsi
13
lainnya, beberapa asumsi diperlukan untuk mengembangkan model ini. Asumsi-asumsi yang digunakan untuk menyederhanakan
persoalan-persoalan yang sesungguhnya terjadi di dunia nyata. Asumsi-asumsi yang diperlukan supaya suatu model lebih mudah untuk dipahami dan lebih mudah untuk diuji. Asumsi-asumsi yang digunakan di model CAPM
adalah sebagai berikut:
1. Semua indikator mempunyai cakrawala waktu satu periode yang
samaInvestor memaksimumkan kekayaannya dengan memaksimumkan utiliti harapan dalam satu periode waktu yang sama.
2. Semua investor melakukan pengambila keputusan investasi berdasarkan pertimbangan antara nilai return ekspetasian dan deviasi
standar return dari portofolionya.
3. Semua indikator mempunyai harapan yang seragam terhadap
faktor-faktor input yang digunakan untuk keputusan portofolio.
4. Semua investor dapat meminjamkan sejumlah dananya (lending) atau meminjam (borrowing) sejumlah dana dengan jumlah yang
tidak terbatas pada tingkat suku bunga bebas risiko.
5. Penjualan pendek (short sale) diijinkan. Investor individual dapat
menjual pendek berapapun yang dikehendaki.
6. Semua aktiva dapat dipecah-pecah menjadi bagian yang lebih kecil dengan tidak terbatas.
14
8. Tidak ada biaya transaksi. 9. Tidak terjadi infalsi.
10. Tidak ada pajak pendapatan pribadi 11. Investor adalah penerima harga.
12. Pasar modal dalam kondisi ekuilibrium
3. Keunggulan dan Kelemahan Metode CAPM
Sartono (2001:179) keunggulan dan kelemahan CAPM adalah
sebagai berikut :
a. Keunggulan Metode CAPM
1) CAPM sangat menentukan tingkat keuntungan yang disyaratkan
dan selanjutnya dipakai sebagai discount rate untuk mengukur nilai sekarang aliran kas yang diharapkan akan diterima di masa datang.
2) CAPM sangat bermanfaat khususnya dalam keputusan investasi, merger, maupun ekspansi usaha.
3) CAPM memungkinkan kita untuk memperoleh informasi yang penting untuk keputusan investasi.
b. Kelemahan Metode CAPM
1) CAPM tidak dapat ditest validitasnya, karena tidak mungkin melakukan pengujian terhadap keseluruhan sekuritas untuk
memperoleh portofolio yang efisien.
15
3) Jangka waktu pengujian, dimana jangka waktu pengujian yang berbeda akan berakibat pada hasil estimasi beta yang antara satu
periode dengan periode yang lain.
4. Metode CAPM untuk Pengambilan Keputusan Investasi
Salah satu model analisis yang banyak digunakan untuk membantu
dalam pengambilan keputusan adalah Model Penetapan Harga Aset-Aktiva (Capital Asset Pricing Model (CAPM)). Model ini mendasarkan diri pada
risiko sistematis dalam mengestimasi tingkat pengembalian yang diharapakan. Model CAPM dapat digunakan sebagai prediksi hubungan antara risiko suatu aset dan pengembalian yang diharapakan (Warsono,
2000).
Menurut Yesica (2009) pilihan berinvestasi menurut CAPM dilihat
dari sisi risiko dan return harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu antara lain:
1. Saham tersebut merupakan saham agresif (β > 1).
β adalah ukuran kepekaan return saham terhadap
perubahan pasar. Apabila return saham tertentu peka terhadap
segala perubahan pasar yang terjadi sekecil apapun maka β akan
menunjukkan nilai yang tinggi (β > 1) dan saham itu disebut
saham agresif (agresive stock). Bila return saham tersebut menunjukkan nilai yang stabil walaupun pasar mengalami
perubahan maka β pun akan bernilai tetap (β=1) dan saham itu
16
memiliki kepekaan lebih kecil dari fluktuasi pasar maka β akan
menunjukkan nilai yang rendah (β < 1) dan saham itu dinamakan
saham lemah (defensive stock).
Menurut Jogiyanto (2009:365) Beta yang dihitung dengan menggunakan data pasar adalah Beta pasar. Beta pasar dapat
diestimasi dengan mengumpulkan nilai-nilai historis return dari sekuritas dan return dari pasar selama periode tertentu. Beta
pasar dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
2. Excess Return bernilai positif.
Excess Return adalah selisih antara rata-rata return saham yang diperoleh investor dengan return yang diharapkan dari
saham tersebut. Apabila nilai excess return bernilai positif maka investor akan mendapatkan keuntungan dari investasi saham
tersebut karena return yang diterima melebihi return yang diharapkan, dan sebaliknya.
3. Ada hubungan (berkorelasi) yang liniear antara risiko dan return
saham.
Jika angka koefisien korelasi yang dihasilkan bernilai
17
dihasilkan bernilai negatif (-) maka terdapat hubungan yang berlawanan antara risiko dan return. Artinya, bila return
meningkat akan diikuti oleh penurunan risiko, dan sebaliknya. 4. β bernilai signifikan.
Penentuan apakah seluruh sampel perusahaan termasuk
dalam saham yang signifikan dalam teori CAPM, dilakukan suatu uji hipotesa dengan menggunakan analisis regresi linear
sederhana. Regresi linear sederhana digunakan sesuai dengan persamaan CAPM yang linear dengan 1 variabel dependen (terikat) dan 1 variabel independen (bebas).
Adapun persamaan CAPM tersebut adalah sebagai berikut :
Ri = Rf + (Rm –Rf) βi
Dimana : R
i = Tingkat keuntungan yang layak untuk sekuritas i R
f = Tingkat keuntungan dari investasi bebas risiko R
m = Tingkat keuntungan pasar β
i = Beta (ukuran risiko) sekuritas i
CAPM merupakan model untuk menetukan harga suatu asset pada kondisi ekuilibrium, tujuannya adalah untuk menentukan minimum required
18
5. Dasar Pengambilan Keputusan Investasi
Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang
diharapkan, tingkat risiko, serta hubungan antara return dan risiko. Berikut ini akan dijelaskan masing – masing dasar keputusan investasi tersebut:
1)Return
Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh
keuntungan. Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut sebagai return. Suatu hal yang sangat wajar jika suatu investor menuntut tingkat return tertentu atas dana
yang telah diinvestasikan. Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukanya merupakan kompensasi atas biaya
kesempatan dan risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi.
Jogiyanto (2009, 199) menyatakan bahwa return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return terbagi menjadi dua, yaitu return ekspektasian dan return realisasian. Perbedaan utama
return ekspektasian dan return realisasian adalah return
ekspektasian belum terjadi, sedangkan return realisasian telah
19
data historis. Return realisasian ini dapat digunakan sebagai dasar penentuan return ekspektasian dan risiko di masa datang.
(Fakhruddin dan Hadianto, 2001:25-26) mengatakan tingkat keuntungan yang diharapkan merupakan pengukuran atasa tingkat pengembalian (return) dari investasi yang dilakukan. Return dapat
berupa return realisasi yang sudah terjadi tetapi yang diharapkan terjadi di masa mendatang. Return realisasi dihitung berdasarkan
data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan tingkat keuntungan yang
diharapkan (expected return) dan risiko di masa datang. Tingkat keuntungan yang diharapkan adalah return yang diharapakan akan
diperoleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi.
Dalam tingkat pengembalian yang akan digunakan untuk mengekspektasi keuntungan tersebut, terdiri atas:
1) Tingkat Pengembalian Saham Individu (Ri)
Dalam hal ini mengetahui tingkat pengembalian yang diharapkan maka harus mengetahui tingkat pengembalian saham
individu yang dapat diukur sebagai berikut:
Ri=
Dimana:
20
Pt = Harga Saham Pada Periode Sekarang Pt-1 = Harga Saham pada periode lalu
2) Tingkat Pengembalian Pasar (Rm)
Merupakan tingkat pengembalian pasar berdasarkan pada perkembangan indeks harga saham. Perhitungan tingkat
pengembalian pasar dapat dihitung sebagai berikut:
Rm=
Dimana :
Rm = tingkat keuntungan pasar
IHSGt = Indeks harga saham gabungan periode akhir IHSGt-1 =Indeks harga saham gabungan periode awal 3) Tingkat Pengembalian Bebas Risiko
Merupakan tingkat pengembalian investor berdasarkan pada tingkat pengembalian bebas risiko sebagai ukuran tingkat pengembalian minimum
pada saat risiko β bernilai 0.
2)Risiko
Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda dengan return yang diharapkan. Dalam ekonomi pada umumnya, dan ilmu investasi pada khususnya terhadap asumsi
bahwa investor adalah makhluk yang rasional. Investor yang rasional tentunya tidak akan menyukai ketidak pastian atau risiko. Sikap investor terhadap risiko akan sangat tergantung kepada
21
Menurut Fabozzi (1999:96) Investor dalam melakukan investasi dihadapkan oleh beberapa risiko yaitu:
1) Risiko Sistematis
Merupakan risiko yang berasal dari kondisi ekonomi dan kondisi pasar secara umum yang tidak dapat diversifikasi.
Misalnya adanya perubahan tingkat bunga, kebijakan pemerintah, dan sebagainya.
2) Risiko Tidak Sistematis
Merupakan risisko yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Misalnya faktor struktur asset, struktur modal,
tingkat likuiditas, tingkat keuntungan, dan sebagainya. 3)Hubungan tingkat risiko dan return yang diharapkan
Hubungan antara risiko dan return yang diharapkan merupakan hubungan yang bersifat searah dan linear. Artinya,
semakin besar risiko suatu aset, semakin besar pula return yang diharapkan atas aset tersebut, demikian sebaliknya.
C.Kerangka Pikir
Investor dalam berinvestasi sangat mempertimbangkan keamanan dari
22
Kerangka pikir tersebut investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh
keuntungan di masa mendatang. Salah satu alat yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi adalah dengan menggunakan Capital Assets Pricing Model (CAPM) dengan kriteria saham tersebut merupakan saham
agresif (β > 1), excess return bernilai positif (+) atau E(Ri) > E(Rj), ada hubungan yang linear antara risiko dan return saham, dan β bernilai signifikan. Dari kriteria tersebut maka dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
investasi saham.
Gambar 2.2 Kerangka Pikir
Pasar Modal
Investasi saham
Keputusan Investasi CAPM:
Saham tersebut merupakan saham agresif (β > 1).
Excess return bernilai positif (+) atau E (Ri) > E (Rj).
Ada hubungan yang linear antara risiko dan return saham.