• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN CAPITAL ASSETS PRICING MODEL (CAPM) SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM PADA PERUSAHAAN PEFINDO 25

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN CAPITAL ASSETS PRICING MODEL (CAPM) SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM PADA PERUSAHAAN PEFINDO 25"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN CAPITAL ASSETS PRICING MODEL (CAPM)

SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

SAHAM PADA PERUSAHAAN PEFINDO25

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Firli Hikmah Melyana 09610088

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatulloh Wabarokatuh

Alhamdulillah wa syukurillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang selalu melimpahkan rahmat, hidayah, dan nikmat-Nya sehingga

penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Penerapan

Capital Assets Pricing Model (CAPM) Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Saham Pada Indeks PEFINDO25” ini tepat pada waktunya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah

Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat gelar Sarjana Ekonomi tahun 2013. Dalam penulisan skripsi ini,

penulis mendapat bimbingan, bantuan, serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis berkeinginan untuk mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ibunda Ariani Hikmah Melyana dan Ayahanda Jully Martoto yang telah membesarkan, membimbing, dan menyayangi

dengan penuh kasih, ketulusan, pengorbanan yang takkan pernah berakhir, dan selalu mendoakan dan memberikan yang terbaik bagi putra-putrinya. 2. Dr. H. Nazaruddin Malik, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi

(7)

3. Drs. M. Jihadi, M.,Si. dan Dra. Dewi Nurjannah, M.M., AFP. Selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan

masukan, saran, dan solusi kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu Dosen Manajemen yang telah memberikan bekal ilmu

selama menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang, yang nantinya sungguh sangat berarti bagi penulis dalam dunia kerja.

5. Adikku, kakakku dan M. Thonawi yang selalu kubanggakan, doa dan senyummu yang selalu mengingatkan untuk selalu berusaha menjadi lebih

baik.

6. Temanku Dedik Suhendhi yang suka aku repotkan, terima kasaih atas bantuannya selama ini.

7. Teman-temanku Miftakhul Amylia, Angga Yoga Pratama, Rizky Ramadhan, Ariska Ferina Husdanti, dan Nur Efendi yang telah memberikan

saran, dukungan dan masukan kepada penulis.

8. Teman-teman Manajemen kelas B yang telah bersedia melewati suka, duka, senang, gembira, dan kebahagiaan bersama penulis.

9. Dan untuk semua pihak yang telah memberikan dukungan dan membantu penulis selama ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan , kelemahan, maupun kesalahan dalam penyusunan Skripsi ini yang dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan tenaga penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan

(8)

Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kalangan akademik pada khususnya dan menjadi pijakan bagi penulis untuk berkarya lebih

baik lagi dimasa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Warahmatulloh Wabarakatuh.

Malang, Juli 2013

(9)

Surat Pernyaataan

Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Firli Hikmah Melyana NIM : 09610088

Jurusan : Manajemen Fakultas : Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Malang Dengan ini menyatakan yang sebenar-benarnya bahwa:

1. Tugas Akhir dengan judul “Penerapan Capital Assets Pricing Model(CAPM) Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Saham Pada Perusahaan PEFINDO25” adalah hasil karya saya, dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, baik sebagai sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

2. Apabila ternyata didalam tugas akhir ini dapat dibuktikan unsure-unsur PLAGIASI saya bersedia TUGAS AKHIR INI DIGUGURKAN dan

GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH

DIBATALKAN. Serta diproses dengan ketentuan yang berlaku.

3. Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTI NON EKSKLUSIF.

Demikian pernyataan saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dihgunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 27 Juli 2013 Yang Menyatakan

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR LAMPIRAN ... I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Penelitian Terdahulu ... 7

B. Tinjauan Teori ... 8

1. Investasi ... 8

2. Capital Asset Pricing Model (CAPM) ... 12

3. Dasar Pengambilan Keputusan Investasi ... 18

C. Kerangka Pikir ... 21

III.METODE PENELITIAN ... 23

A. Jenis Penelitian ... 23

B. Definisi Operasional Variabel ... 23

C. Jenis dan Sumber Data ... 25

1. Jenis Data ... 25

(11)

D. Populasi dan Sampel ... 25

E. Teknik Pengumpulan Data ... 26

F. Teknik Analisis Data ... 26

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Hasil Penelitian ... 29

1. Populasi dan Sampel ... 29

Analisis Data ... 32

1.Menghitung return saham dan expected stock return ... 32

2.Menghitung return pasar dan expected return market ... 33

3.Menghitung tingkat aset bebas risiko ... 34

4.Menghitung risiko sistematis (β) ... 35

5.Menghitung required return ... 36

6.Menghitung excess return ... 37

7.Menentukan hubungan antara return dan risiko dan Menentukan beta signifikan ... 38

8.Menentukan Pilihan Investasi ... 47

9.Menentukan Keputusa Investasi ... 51

B. Pembahasan ... 51

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 57

A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 57

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Harga Saham Bulanan Periode 2008 sd 2012 Lampiran 2 Daftar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bulanan

Periode 2008-2012

Lampiran 3 Daftar Suku Bunga SBI Periode 2008-2012

Lampiran 4 Return Saham dan Expected Stock Return Anggota Indeks Saham PEFINDO25 Periode 2008-2012.

Lampiran 5 Return Pasar dan Expected Return Market Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Periode 2008-2012

Lampiran 6 Tingkat Aset Bebas Risiko (SBI) Periode 2008-2012

Lampiran 7 Risiko Sistematis (β) Anggota Indeks Saham PEFINDO25 Periode 2008-2012

Lampiran 8 Required Return dan Excess Return Anggota Indeks Saham PEFINDO25 Periode 2008-2012

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Fabozzi, Frank J. 1999. Manajemen Investasi. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.

Husnan, Suad. 2000. Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang). Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE

Irawati, Dewi. 2010. Analisis Metode CAPM Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Pada Perusahaan Perbankan yang Tercatat di

BEI. UMM: Malang

Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Keenam. Yogyakarta: BPFE

Riskin, Hidayat. 2010. Keputusan Investasi dan Financial Constraint: Studi Empiris Pada Bursa Efek Indonesia. Buletin Ekonomi dan Perbankan. 458

Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat

Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Yogyakarta:BPFE

Tendelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.

(14)

http://www.finance.yahoo.com. Historical Prices. (Diunduh tanggal 11 Mei

2013).

http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate/Data+BI+Rate/ (Diunduh tanggal

13 Mei 2013)

http://new.pefindo.com/files/p25/KinerjaIndeksPEFINDO25Tahun2012.pdf

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Riskin (2010) bahwa pengambilan keputusan merupakan faktor

penting dalam fungsi keuangan perusahaan karena untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan kemakmuran pemegang saham hanya dihasilkan melalui investasi perusahaan. Tujuan keputusan investasi adalah

memperoleh keuntungan yang tinggi dengan tingkat risiko tertentu. Keuntungan yang tinggi disertai dengan risiko yang bisa dikelola, diharapkan

akan menaikkan nilai perusahaan, yang berarti menaikkan kemakmuran pemegang saham. Bila dalam berinvestasi perusahaan mampu menghasilkan keuntungan dengan menggunakan sumber daya perusahaan secara efisien,

maka perusahaan akan memperoleh kepercayaan dari calon investor untuk membeli sahamnya. Semakin tinggi keuntungan perusahaan semakin tinggi

nilai perusahaan. Berarti semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.

Keputusan investasi meliputi investasi pada aktiva jangka pendek (aktiva lancar) dan aktiva jangka panjang (aktiva tetap). Aktiva jangka pendek biasanya didefinisikan sebagai aktiva dengan jangka waktu kurang

dari satu tahun atau kurang dari satu siklus bisnis, dalam hal ini dana yang diinvestasikan pada aktiva jangka pendek diharapkan akan diterima kembali

(16)

2

perusahaan berinvestasi dalam jangka pendek adalah untuk digunakan sebagai modal kerja atau operasional perusahaan.

Pada umumnya hampir semua investasi yang dilakukan dalam dunia bisnis mengandung risiko dan hasil ini membuat investor tidak mengetahui hasil yang didapatkan dari investasi yang dilakukan. Investor yang

mengharapkan keuntungan tinggi maka investor juga harus menanggung risiko yang tinggi pula. Dalam dunia yang sebenarnya hampir semua investasi

mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Pemodal tidak tahu dengan pasti hasil yang diperolehnya dari investasi yang dilakukannya. Yang bisa dilakukan adalah memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dari

investasinya, dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan.

Teknik yang dipilih mengambil keputusanpun juga berbagai macam, tetgantung pada kecermatan dan ketelitian investor untuk melakukan

investasi. Salah satu cara untuk meminimalisasi kerugin adalah dengan melakukan portfolio investasi, dengan menginvestasikan tidak pada satu jenis saham saja atau dengan kata lain melakukan diversifikasi portofolio. Hal ini

dilakukan supaya investor mengetahui seberapa besar keuntungan dari pengembalian investasi yang dilakukan. Dari investasi yang telah dilakukan,

(17)

3

analisis yang banyak digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan adalah Capital Assets Pricing Model (CAPM).

Warsono (2000) model ini mendasarkan diri pada risiko sistematis dalam mengestimasikan tingkat pengembalian yang diharapkan. Ukuran risiko yang digunakan dalam CAPM adalah beta, sebagai ukuran risiko

sistematis. Beta digunakan sebagai ukuran risiko karena mempunyai dua alasan. Pertama, memperbaiki ukuran risiko total yang menggunakan varian

dan deviasi standar. Masalah yang timbul adalah jumlah perhitungan koefisien korelasi yang banyak. Kedua, dari berbagai penilitian empiris, nampaknya beta relatif cukup stabil. Dengan stabilitas relatif beta ini

memungkinkan penggunaan data historis sebagai prediktor untuk beta di masa yang akan datang. Dalam CAPM, beta merupakan variabel yang sangat

penting. Beta adalah suatu ukuran relatif risiko-risiko relatif saham individual untuk portofolio saham dari semua saham.

Gambar 1.1

Pertumbuhan Indeks 2009-2012 (% CAGR)

Sumber: Bursa Efek Indonesia, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing 19.4%

(18)

4

Tabel 1.1

Perbandingan Kinerja Indeks PEFINDO25 dengan Indeks Lainnya

Tahun

IHSG LQ45 SRI-KEHATI KOMPAS100 BISNIS-27 PEFINDO25

Indeks % (*) Indeks % (*) Indeks % (*) Indeks % (*) indeks % (*) indeks % (*)

2009 2.534,4 498,3 146,4 612,4 235,8 207,8

2010 3.703,5 46,10% 661,4 32,70% 192,0 31,10% 860,7 40,50% 322,3 36,70% 379,1 82,40%

2011 3.821,9 3,20% 673,5 1,80% 204,0 6,30% 865,2 0,50% 326,6 1,30% 402,3 6,10%

2012 4.316,7 12,90% 735,0 9,10% 231,1 13,20% 946,3 9,40% 368,7 12,90% 469,9 16,80%

Sumber: PEFINDO Divisi Equity & Index Valuation (*) % pertumbuhan YoY

Berdasarkan Gambar 1.1 dan Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa kineja indeks PEFINDO 25 tahun 2012 konsisten mencatat pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan indeks harga saham PEFINDO25

berhasil mengungguli dengan pertumbuhan indeks harga saham lainnya yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) meningkat 12,9% YoY, indeks LQ-45 (meningkat 9,1% YoY), indeks SRI-KEHATI (meningkat 13,2% YoY), indeks KOMPAS 100 (meningkat 9,4% YoY), dan indeks BISNIS 27 (meningkat 12,9% YoY). Di

akhir tahun 2012, indeks PEFINDO25 meningkat 469,9 point atau tumbuh 16,8% YoY. Hal ini konsisten dengan pencapaian pertumbuhan selama

periode tahun 2010 dan 2011, dimana indeks PEFINDO25 selalu menjadi salah satu indeks yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi. (new.pefindo.com).

Secara rata-rata, sejak akhir tahun 2009 hingga akhir tahun 2012

indeks PEFINDO25 mampu mencatatkan rata-rata pertumbuhan hingga

(19)

5

lainnya yang hanya mencatat pertumbuhan tidak lebih dari 20%. (new.pefindo.com). Kinerja indeks PEFINDO25 mengalami konsisten

pertumbuhan yang baik, kebutuhan akan analisis perdagangan sekuritaspun akan semakin meningkat. Hal ini terutama untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi.

Untuk mengambil suatu keputusan investasi, maka dapat menerapkan metode CAPM dengan harapan dapat membantu investor dalam menghitung

risiko yang tidak dapat didiversifikasi dalam sutu proses portoflio dan membandingkan tingkat keuntungan yang tinggi dan risko yang rendah. Berdasarkan latar belakang maka dapat diambil judul “ Penerapan Capital

Assets Pricing Model (CAPM) Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Saham Pada Indeks PEFINDO25”.

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perumusan masalah penelitian adalah: Bagaimana penerapan CAPM sebagai dasar pengambilan

keputusan investasi pada PEFINDO25.

C.Batasan Masalah

Batasan penelitian perlu dilakukan dengan tujuan agar pokok permasalahan tidak terlalu melebar dari yang sudah ditentukan, atau dengan

(20)

6

1. Periode penelitian adalah 2008 sampai 2012 dengan menggunakan data harga saham perusahaan yang termasuk dalam Indeks saham

PEFINDO25. Data yang diambil merupakan data harga saham harian yang disajikan dalam bentuk harga saham bulanan.

2. Pengukuran tingkat suku bunga bebas risiko menggunakan tingkat suku

bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) bulanan selama periode penelitian. 3. Pengukuran tingkat pengembalian pasar (Return Market) diukur dengan

menggunakan data IHSG selama periode penelitian.

4. Metode yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi adalah metode CAPM.

D.Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana menentukan investasi saham yang tepat

dengan menggunakan CAPM pada PEFINDO25.

E.Manfaat Penelitian

a. Bagi Investor dan Calon Investor

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu investor dan calon

investor dalam mengambil keputusan investasi di pasar modal dengan memilih saham – saham yang tergolong dalam Indeks saham PEFINDO25. b. Bagi Peneliti Selanjutnya.

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pengembangan dan perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang akan mengangkat tema mengenai Capital

(21)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A.Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian mengenai CAPM salah satunya penelitian yang

dilakukan oleh Dewi Irawati (2010) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Metode CAPM Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Pada Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEI. Berdasarkan hasil analisis maka

dapat diketahui saham yang memiliki nilai risiko sistematis yang lebih besar dari nilai rata-rata adalah saham INPC BDMN BEKS BBCA BKSW BMRI

BBNI NISP BNI.I BBRI BVIC MEGA dan PNBN. Perusahaan yang memakili risiko sistematis lebih kecil dari nilai rata-rata BNII dan BNGA. Dari hasil perhitungan tingkat keuntungan yang diharapkan bahwa rata- rata keuntungan

dapat diketahui sebesar 0,098716. Dari hasil perbandingan antar beta dan return saham tersebut maka dapat diketahui bahwa secara keseluruhan

perusahaan masuk dalam kategori tidak efisien.

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian

sekarang memiliki kesamaan penelitian yaitu sama-sama menggunakan alat analisis CAPM untuk menentukan investasi saham yang paling tepat. Perbedannya terletak pada obyek penelitian dan tahun penelitian yang

(22)

8

B.Landasan Teori 1. Investasi

Jogiyanto (2009:5) Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Husnan (2008:139) Suatu investasi dikatakan menguntungkan (profitable)

jika investasi tersebut bisa membuat pemodal menjadi lebih kaya. Kemakmuran pemodal menjadi lebih besar setelah melakukan investasi.

menurut Sunariyah, (2003:4) Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Agar harapan

tersebut tercapai maka, sebelum memasuki dunia investasi diperlukan pemahaman pengetauan di bidang investasi. Pemahaman ini penting sebagai

pegangan ketika memasuki dunia investasi yang penuh risiko dan ketidakpastian.

Dari pengertian di tersebut dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan pengalokasian dana pada saat ini, yang dilakukan oleh investor dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.

a. Jenis Investasi

Jogiyanto (2009:6) jenis investasi dibagi ke dalam aktiva dapat

berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. 1. Investasi Langsung

Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva

(23)

9

pasar modal (capital market), atau pasar turunan (derivative market). Investasi langsung juga dapat dilakukan dengan membeli aktiva

keuangan yang tidak dapat diperjualbelikan. 2. Investasi Tidak Langsung

Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli

surat-surat berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa keua ngan dengan cara

menjual sahamnya ke public dengan menggunakan cara yang diperoleh untuk diinvestasikan kedalam portofolionya.

b. Tujuan Investasi

1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang. Bahwa investor di dalam melakukan kegiatan penanaman

modal atau kegiatan investasi selalu mempunyai satu tujuan yaitu untuk memperoleh keuntungan yang akan meningkatkan pendapatan

yang bertujuan untuk tekanan inflasi.

2. Mengurangi tekanan inflasi. Melakukan kegiatan investasi dalam perusahaan tentunya seorang dpat menghindarkan kekayaan yang

dimilkinya merosot nilainya.

3. Dorongan untuk menghemat pajak. Banyak Negara di dunia seperti

Indonesia, pihak pemerintah melakukan kebijaksanaan dalam hal ini tax holiday untuk menarik adanya investor melakukan investasi pada

(24)

10

c. Manfaat Investasi

Manfaat dari investasi saham yang dapat diperoleh investor

melalui kepemilikan saham adalah:

1. Dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham, sejumlah saham yang dipegang oleh

masing-masing pemilik.

2. Capital Gain, merupakan selisih antara harga jual dengan harga beli

dapat disebut selisih kenaikan kurs. Capital Gain terjadi bila pemilik saham atau investor menjual sahamnya dengan kurs yang lebih dibanding kurs pada waktu membeli.

d. Proses Investasi

Menurut Halim, (2003:2) Proses investasi menunjukkan

bagaimana seharusnya investor membuat keputusan investasi pada efek - efek yang bisa dipasarkan, dan kapan dilakukan, untuk itu

diperlukan tahapan sebagai berikut: 1) Menentukan tujuan investasi

Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini,

Yaitu: Tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), Tingkat risiko (rate of risk), dan ketersediaan jumlah dana

(25)

11

2) Melakukan Analisis

Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suatu

efek atau sekelompok efek. Salah satu tujuannya adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced). Apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu rendah.

3) Melakukan Pembentukan Portofolio

Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek - efek

mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing – masing efek tersebut. Efek yang dipilih dalam rangka pembentukan portofolio adalah efek – efek

yang mempunyai koefisien korelasi negatif (mempunyai hubungan yang berlawanan). Hal ini dilakukan karena dapat memperkecil

risiko.

4) Melakukan Evaluasi Kinerja Portofolio

Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang telah dibentuk, baik terhadap tingkat keuntungan yang diharpkan maupun terhadap tingkat risiko yang ditanggung.

5) Melakukan Revisi Kinerja Porofolio

Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evalusi kinerja

portofolio. Dari hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan revisi (perubahan) terhadap efek – efek yang membentuk portofolio tersebut jika dirasa bahwa komposisi portofolio yang sudah

(26)

12

return-nya lebih rendah dari yang disyaratkan. Revisi tersebut bisa

dilakukan secara total, yaitu dilakukan likuidasi atas portofolio

yang ada, kemudian dibentuk portofolio yang baru, atau dilakukan secara terbatas, yaitu dilakukan perubahan atas proporsi (komposisi) dana yang dialokasikan dalam masing - masing efek

yang membentuk portofolio tersebut. 2. Capital Assets Pricing Model (CAPM)

a. Capital Assets Pricing Model

Jogiyanto (2009:469) Capital Assets Pricing Model adalah suatu model keseimbangan untuk megistimasi return suatu individual sekuritas.

Agus Sartono (2001:168) Capital Assets Pricing Model menjelaskan keseimbangan antara tingkat risiko yang sistematis dan tingkat

keuntungan yang disyaratkan sekuritas portofolio. Tujuan utama penggunaan CAPM adalah untuk menentukan tingkat keuntungan

minimum yang disyaratkan atau minimum required rates of return dari investasi yang berisiko.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Capital

Asset Pricing Model (CAPM) merupakan sebuah model yang

menggambarkan hubungan antara risiko dan return yang diharapkan,

model ini digunakan dalam penilaian harga sekuritas. b. Asumsi-Asumsi CAPM

Jogiyanto (2009:470) penggunaan CAPM ini didasari asumsi

(27)

13

lainnya, beberapa asumsi diperlukan untuk mengembangkan model ini. Asumsi-asumsi yang digunakan untuk menyederhanakan

persoalan-persoalan yang sesungguhnya terjadi di dunia nyata. Asumsi-asumsi yang diperlukan supaya suatu model lebih mudah untuk dipahami dan lebih mudah untuk diuji. Asumsi-asumsi yang digunakan di model CAPM

adalah sebagai berikut:

1. Semua indikator mempunyai cakrawala waktu satu periode yang

samaInvestor memaksimumkan kekayaannya dengan memaksimumkan utiliti harapan dalam satu periode waktu yang sama.

2. Semua investor melakukan pengambila keputusan investasi berdasarkan pertimbangan antara nilai return ekspetasian dan deviasi

standar return dari portofolionya.

3. Semua indikator mempunyai harapan yang seragam terhadap

faktor-faktor input yang digunakan untuk keputusan portofolio.

4. Semua investor dapat meminjamkan sejumlah dananya (lending) atau meminjam (borrowing) sejumlah dana dengan jumlah yang

tidak terbatas pada tingkat suku bunga bebas risiko.

5. Penjualan pendek (short sale) diijinkan. Investor individual dapat

menjual pendek berapapun yang dikehendaki.

6. Semua aktiva dapat dipecah-pecah menjadi bagian yang lebih kecil dengan tidak terbatas.

(28)

14

8. Tidak ada biaya transaksi. 9. Tidak terjadi infalsi.

10. Tidak ada pajak pendapatan pribadi 11. Investor adalah penerima harga.

12. Pasar modal dalam kondisi ekuilibrium

3. Keunggulan dan Kelemahan Metode CAPM

Sartono (2001:179) keunggulan dan kelemahan CAPM adalah

sebagai berikut :

a. Keunggulan Metode CAPM

1) CAPM sangat menentukan tingkat keuntungan yang disyaratkan

dan selanjutnya dipakai sebagai discount rate untuk mengukur nilai sekarang aliran kas yang diharapkan akan diterima di masa datang.

2) CAPM sangat bermanfaat khususnya dalam keputusan investasi, merger, maupun ekspansi usaha.

3) CAPM memungkinkan kita untuk memperoleh informasi yang penting untuk keputusan investasi.

b. Kelemahan Metode CAPM

1) CAPM tidak dapat ditest validitasnya, karena tidak mungkin melakukan pengujian terhadap keseluruhan sekuritas untuk

memperoleh portofolio yang efisien.

(29)

15

3) Jangka waktu pengujian, dimana jangka waktu pengujian yang berbeda akan berakibat pada hasil estimasi beta yang antara satu

periode dengan periode yang lain.

4. Metode CAPM untuk Pengambilan Keputusan Investasi

Salah satu model analisis yang banyak digunakan untuk membantu

dalam pengambilan keputusan adalah Model Penetapan Harga Aset-Aktiva (Capital Asset Pricing Model (CAPM)). Model ini mendasarkan diri pada

risiko sistematis dalam mengestimasi tingkat pengembalian yang diharapakan. Model CAPM dapat digunakan sebagai prediksi hubungan antara risiko suatu aset dan pengembalian yang diharapakan (Warsono,

2000).

Menurut Yesica (2009) pilihan berinvestasi menurut CAPM dilihat

dari sisi risiko dan return harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu antara lain:

1. Saham tersebut merupakan saham agresif (β > 1).

β adalah ukuran kepekaan return saham terhadap

perubahan pasar. Apabila return saham tertentu peka terhadap

segala perubahan pasar yang terjadi sekecil apapun maka β akan

menunjukkan nilai yang tinggi (β > 1) dan saham itu disebut

saham agresif (agresive stock). Bila return saham tersebut menunjukkan nilai yang stabil walaupun pasar mengalami

perubahan maka β pun akan bernilai tetap (β=1) dan saham itu

(30)

16

memiliki kepekaan lebih kecil dari fluktuasi pasar maka β akan

menunjukkan nilai yang rendah (β < 1) dan saham itu dinamakan

saham lemah (defensive stock).

Menurut Jogiyanto (2009:365) Beta yang dihitung dengan menggunakan data pasar adalah Beta pasar. Beta pasar dapat

diestimasi dengan mengumpulkan nilai-nilai historis return dari sekuritas dan return dari pasar selama periode tertentu. Beta

pasar dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

2. Excess Return bernilai positif.

Excess Return adalah selisih antara rata-rata return saham yang diperoleh investor dengan return yang diharapkan dari

saham tersebut. Apabila nilai excess return bernilai positif maka investor akan mendapatkan keuntungan dari investasi saham

tersebut karena return yang diterima melebihi return yang diharapkan, dan sebaliknya.

3. Ada hubungan (berkorelasi) yang liniear antara risiko dan return

saham.

Jika angka koefisien korelasi yang dihasilkan bernilai

(31)

17

dihasilkan bernilai negatif (-) maka terdapat hubungan yang berlawanan antara risiko dan return. Artinya, bila return

meningkat akan diikuti oleh penurunan risiko, dan sebaliknya. 4. β bernilai signifikan.

Penentuan apakah seluruh sampel perusahaan termasuk

dalam saham yang signifikan dalam teori CAPM, dilakukan suatu uji hipotesa dengan menggunakan analisis regresi linear

sederhana. Regresi linear sederhana digunakan sesuai dengan persamaan CAPM yang linear dengan 1 variabel dependen (terikat) dan 1 variabel independen (bebas).

Adapun persamaan CAPM tersebut adalah sebagai berikut :

Ri = Rf + (Rm Rf) βi

Dimana : R

i = Tingkat keuntungan yang layak untuk sekuritas i R

f = Tingkat keuntungan dari investasi bebas risiko R

m = Tingkat keuntungan pasar β

i = Beta (ukuran risiko) sekuritas i

CAPM merupakan model untuk menetukan harga suatu asset pada kondisi ekuilibrium, tujuannya adalah untuk menentukan minimum required

(32)

18

5. Dasar Pengambilan Keputusan Investasi

Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang

diharapkan, tingkat risiko, serta hubungan antara return dan risiko. Berikut ini akan dijelaskan masing – masing dasar keputusan investasi tersebut:

1)Return

Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh

keuntungan. Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut sebagai return. Suatu hal yang sangat wajar jika suatu investor menuntut tingkat return tertentu atas dana

yang telah diinvestasikan. Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukanya merupakan kompensasi atas biaya

kesempatan dan risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi.

Jogiyanto (2009, 199) menyatakan bahwa return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return terbagi menjadi dua, yaitu return ekspektasian dan return realisasian. Perbedaan utama

return ekspektasian dan return realisasian adalah return

ekspektasian belum terjadi, sedangkan return realisasian telah

(33)

19

data historis. Return realisasian ini dapat digunakan sebagai dasar penentuan return ekspektasian dan risiko di masa datang.

(Fakhruddin dan Hadianto, 2001:25-26) mengatakan tingkat keuntungan yang diharapkan merupakan pengukuran atasa tingkat pengembalian (return) dari investasi yang dilakukan. Return dapat

berupa return realisasi yang sudah terjadi tetapi yang diharapkan terjadi di masa mendatang. Return realisasi dihitung berdasarkan

data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan tingkat keuntungan yang

diharapkan (expected return) dan risiko di masa datang. Tingkat keuntungan yang diharapkan adalah return yang diharapakan akan

diperoleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi.

Dalam tingkat pengembalian yang akan digunakan untuk mengekspektasi keuntungan tersebut, terdiri atas:

1) Tingkat Pengembalian Saham Individu (Ri)

Dalam hal ini mengetahui tingkat pengembalian yang diharapkan maka harus mengetahui tingkat pengembalian saham

individu yang dapat diukur sebagai berikut:

Ri=

Dimana:

(34)

20

Pt = Harga Saham Pada Periode Sekarang Pt-1 = Harga Saham pada periode lalu

2) Tingkat Pengembalian Pasar (Rm)

Merupakan tingkat pengembalian pasar berdasarkan pada perkembangan indeks harga saham. Perhitungan tingkat

pengembalian pasar dapat dihitung sebagai berikut:

Rm=

Dimana :

Rm = tingkat keuntungan pasar

IHSGt = Indeks harga saham gabungan periode akhir IHSGt-1 =Indeks harga saham gabungan periode awal 3) Tingkat Pengembalian Bebas Risiko

Merupakan tingkat pengembalian investor berdasarkan pada tingkat pengembalian bebas risiko sebagai ukuran tingkat pengembalian minimum

pada saat risiko β bernilai 0.

2)Risiko

Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda dengan return yang diharapkan. Dalam ekonomi pada umumnya, dan ilmu investasi pada khususnya terhadap asumsi

bahwa investor adalah makhluk yang rasional. Investor yang rasional tentunya tidak akan menyukai ketidak pastian atau risiko. Sikap investor terhadap risiko akan sangat tergantung kepada

(35)

21

Menurut Fabozzi (1999:96) Investor dalam melakukan investasi dihadapkan oleh beberapa risiko yaitu:

1) Risiko Sistematis

Merupakan risiko yang berasal dari kondisi ekonomi dan kondisi pasar secara umum yang tidak dapat diversifikasi.

Misalnya adanya perubahan tingkat bunga, kebijakan pemerintah, dan sebagainya.

2) Risiko Tidak Sistematis

Merupakan risisko yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Misalnya faktor struktur asset, struktur modal,

tingkat likuiditas, tingkat keuntungan, dan sebagainya. 3)Hubungan tingkat risiko dan return yang diharapkan

Hubungan antara risiko dan return yang diharapkan merupakan hubungan yang bersifat searah dan linear. Artinya,

semakin besar risiko suatu aset, semakin besar pula return yang diharapkan atas aset tersebut, demikian sebaliknya.

C.Kerangka Pikir

Investor dalam berinvestasi sangat mempertimbangkan keamanan dari

(36)

22

Kerangka pikir tersebut investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh

keuntungan di masa mendatang. Salah satu alat yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi adalah dengan menggunakan Capital Assets Pricing Model (CAPM) dengan kriteria saham tersebut merupakan saham

agresif (β > 1), excess return bernilai positif (+) atau E(Ri) > E(Rj), ada hubungan yang linear antara risiko dan return saham, dan β bernilai signifikan. Dari kriteria tersebut maka dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan

investasi saham.

Gambar 2.2 Kerangka Pikir

Pasar Modal

Investasi saham

Keputusan Investasi CAPM:

Saham tersebut merupakan saham agresif (β > 1).

Excess return bernilai positif (+) atau E (Ri) > E (Rj).

Ada hubungan yang linear antara risiko dan return saham.

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 2.2 Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

petugas kantor depan hotel yang khusus mencari ta- mu yang sedang dicari oleh tamu lainnya; biasanya dia berkeliling hotel dengan membawa papan tulis kecil sambil membunyikan

Apakah rasio likuiditas berpengaruh terhadap opini audit going concern pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 -

4.2 Pengaruh Kepemilikan Institusional, Profitabilitas, Dividen Payout Ratio, Likuiditas, dan Investment Opportunity Set (IOS) Secara Parsial Terhadap Kualitas Laba dan

Keterangan palsu adalah suatu keterangan yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kebenaran, keterangan mana mengenai sesuatu hal/kejadian yang harus dibuktikan oleh akta otentik

Persepsi responden terhadap tingkat kenyaman RTH Universitas Lampung berkategori nyaman berdasarkan karakteristik pohon, kebersihan, dan keamananan pada semua Arboretum, sedangkan

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru di SMK Sunan Giri Menganti Gresik, bahwa permasalahan yang ditemui pada mata pelajaran Produktif Akuntansi

Bahan Kimia Pengawalan Rapi Perubatan, Keselamatan dan Kesihatan Pekerjaan (Penggunaan dan Piawaian Pendedahan Bahan Kimia Berbahaya kepada Kesihatan) Peraturan 2000: Jadual 2.

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak nikmat, mempersembahkan kedua orang tua, tiga adik-adik, sahabat-sahabat serta