• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Peran Ranting ‘Aisyiyah Gedong Dalam Meningkatkan Pendidikan Akhlak Di Kelurahan Gedong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar Periode 2010-2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Peran Ranting ‘Aisyiyah Gedong Dalam Meningkatkan Pendidikan Akhlak Di Kelurahan Gedong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar Periode 2010-2015."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang memberikan arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Islam memiliki dasar pokok yang menjadi pedoman bagi kehidupan manusia yakni Al-Qur`an dan Hadits yang di dalamnya menguraikan dengan jelas tentang moral atau akhlak dalam kegiatan manusia. Akhlak dalam Islam merupakan salah satu aspek yang sangat penting.

Akhlak Islam dapat dikatakan sebagai akhlak yang Islami adalah akhlak yang bersumber pada ajaran Allah dan Rasul-Nya. Akhlak Islami ini merupakan amal perbuatan yang sifatnya terbuka sehingga dapat menjadi indikator seseorang apakah seorang Muslim yang baik atau buruk1. Hal ini yang menjadi misi utama diutusnya Nabi Muhammad Saw sebagaimana disebutkan dalam hadits:

ُل ِ ُتْثِعُب

مَت

ِ ِْا َلْأ َاَِمَرََ َم

Artinya:

Aku diutus untuk menyempurnakan keperibadian yang baik (HR.Malik)2.

1Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm.

139.

2Muhaimin dkk, Kawasan dan Wawasan Study Islam (Jakarta: Prenada Media, 2005),

(2)

Dari hadits di atas dapat dipahami bahwa tujuan utama diutusnya Nabi Muhammad Saw hanyalah untuk membangun akhlak yang mulia atau menciptakan manusia-manusia yang memiliki perilaku yang baik dan jujur. Akhlak merupakan bentuk proyeksi dari amalan ihsan, yaitu sebagai puncak kesempurnaan dari keimanan dan ke-Islaman seseorang3. Dengan kata lain taqwa dan akhlak sangat erat kaitannya karena hakikat kemanusiaan yang tertinggi dihadapan Allah adalah karena taqwanya, sedangkan dihadapan sesama manusia karena akhlaknya. Untuk itu setiap manusia dituntut untuk menjadikan dirinya dan lingkungannya sebagai individu yang memegang teguh akhlak yang mulia.

Investasi akhlak yang baik dan budi pekerti yang luhur tidaklah terbatas sebagaimana investasi harta. Apabila harta benda ada dalam genggaman seseorang, ribuan orang yang lain akan merasa merana karena tidak memilikinya. Bahkan Investasi harta dapat menimbulkan kemarahan dan kebencian orang lain. Akan tetapi, investasi akhlak pasti menimbulkan kesenangan dan kecintaan orang lain4.

Akhlak dalam agama Islam ialah suatu ilmu yang dipelajari di dalamnya tingkah laku manusia, atau sikap hidup manusia (the humanconduct) dalam pergaulan hidup5. Adapun perlunya dipelajari “sikap hidup” manusia tersebut karena manusia adalah termasuk makhluk social atau

“zoonpoliticon” yakni makhluk berpolitik. Manusia tidak bisa hidup

menyendiri tanpa bantuan manusia yang lain. Oleh karena itu tingkah laku

3Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm.51.

4Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam, hlm. 144.

5

(3)

atau sikap manusia dalam pergaulan hidup menimbulkan suatu norma atau akibat yang dapat menguntungkan atau merugikan. Norma-norma di dalam akhlak disebut hukum budi yang bertugas menjelaskan mana yang benar dan mana yang salah6.

Pendapat lainnya mengatakan akhlak adalah suatu sifat yang terpendam dalam jiwa seseorang dan sifat itu akan timbul waktu ia betindak tanpa ia merasa sulit (timbul dengan mudah). Akhlak seseorang merupakan sikap seseorang yang dimanifestasikan ke dalam perbuatan. Suatu sikap yang dimiliki seseorang dapat dikatakan sebagai akhlak seseorang, apabila hal itu sudah menjadi kebiasaannya dan mudah dilakukannya. Misalnya seseorang yang pemurah maka baginya memberikan sesuatu pada orang lain itu sudah hal yang biasa, dalam memberi dia tidak akan banyak pertimbangan lagi7.

Mengingat pentingnya pendidikan akhlak bagi terciptanya kondisi lingkungan yang harmonis, diperlukan upaya serius untuk menanamkan nilai-nilai tersebut secara intensif. Pendidikan akhlak berfungsi sebagai panduan bagi manusia agar mampu memilih dan menentukan suatu perbuatan dan selanjutnya menetapkan mana yang baik dan mana yang buruk.

‘Aisyiyah adalah organisasi otonom Muhammadiyah. Organisasi ini

lahir sebagai pendukung usaha dakwah Muhammadiyah. Jika Muhammadiyah lebih Fokus pada persoalan umum, ‘Aisyiyah lebih fokus pada masalah kaum wanita. Tujuan awalnya adalah memberantas kebodohan dikalangan kaum wanita sehingga mereka bisa maju, tidak tertinggal dengan kemajuan kaum

6Ibid, hlm. 51.

7

(4)

pria. Dari Organisasi sederhana kini ‘Aisyiyah sudah berkembang menjadi Organisasi besar dan mampu bersaing dengan organisasi wanita lainnya. Tujuan ‘Aisyiyah sejalan dengan tujuan Muhammadiyah yakni mewujudkan masyarakat Islam yang sebenarnya.

Dari hasil observasi yang dilakukan pada masyarakat Gedong terlihat bahwa masih ada beberapa kendala yang dihadapi diantaranya: (a) belum tertanamnya nilai-nilai keIslaman dalam kehidupan sehari-hari; (b) belum menjadikan agama sebagai pedoman hidup, sehingga budaya meminum minuman keras dan perjudian dianggap sebagai suatu kewajaran; (c) kesadaran masyarakat yang masih rendah dalam memahami adab berpakaian sehingga banyak para muslimah yang belum menutup auratnya8.

Berdasarkan analisis diatas, solusi yang dapat dilakukan yakni dengan memanfaatkan berbagai macam kekuatan yang dimiliki didukung dengan berbagai peluang yang ada, maka ‘Aisyiyah sebagai organisasi yang peduli terhadap pembinaan dan pendidikan akhlak dapat menghadapi kelemahan sekaligus ancaman yang akan merusak akhlak generasi bangsa, khususnya kaum muda Islam. Meningkatkan pengawasan terhadap program tersebut berikut melakukan evaluasi sehingga program tersebut dapat berjalan secara efektif dan efesien serta mendapatkan hasil yang maksimal.

Berdasarkan paparan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan judul “Peran Ranting ‘Aisyiyah Gedong Dalam

8Hasil observasi didukung oleh wawancara dengan ibu Sunarni, S.Ag selaku Ketua

(5)

Meningkatkan Pendidikan Akhlak di Kelurahan Gedong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar Periode 2010-2015”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis uraikan di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pelaksanaan peran Ranting ‘Aisyiyah Gedong dalam meningkatkan pendidikan Akhlak di masyarakat?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian yang ingin penulis capai yaitu untuk mendeskripsikan peran ranting ‘Aisyiyah Gedong dalam meningkatkan pendidikan akhlak pada masyarakat di Kelurahan Gedong Kecamatan Karanganyar.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritik dan praktis:

a. Secara teoritis, yaitu untuk menambah wawasan dan khasanah keilmuan mengenai peran ranting ‘Aisyiyah Gedong dalam meningkatkan pendidikan Akhlak di masyarakat.

b. Secara praktis, yaitu sebagai bahan pertimbangan bagi ranting

‘Aisyiyah Gedong dalam mengembangkan pendidikan Akhlak di

Referensi

Dokumen terkait

Dari definisi-definisi di atas, dapat diketahui bahwa laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban dari manajemen kepada pemilik perusahaan yang menyajikan informasi yang

Dengan menggunakan teknik tes dan teknik nontes ditemukan hasil penelitian (1) kualitas proses pembelajaran keterampilan berbicara dalam bahasa Jawa menggunakan model

Adapun manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tersedianya media pembelajaraan bagi anak dengan berbasis lingkungan yang dapat meningkatkan keterampilan

[r]

Menganalisis gaya-gaya dalam rencana yang terdiri dari momen lentur, gaya geser, momen torsi, dan beban aksial pada elemen struktur baik kolom, balok dan pelat dengan

Pengembangan ekonomi lokal sebagai salah satu usaha untuk mengurangi kesenjangan dengan memperkuat basis ekonomi wilayah sesuai dengan karakteristik wilayah

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengaruh Karakteristik Peternak Melalui Kompetensi Peternak terhadap Kinerja Usaha Ternak Sapi Potong di Kabupaten Bandung

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada pengaruh kultur keluarga terhadap hubungan antara status sosial ekonomi orangtua dengan penentuan kualitas jasa pemondokan..