• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas semen beku kambing peranakan etawah menggunakan modifikasi pengencer tris soya dan tris kuning telur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kualitas semen beku kambing peranakan etawah menggunakan modifikasi pengencer tris soya dan tris kuning telur"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

KUALITAS SEMEN BEKU KAMBING PERANAKAN

ETAWAH MENGGUNAKAN MODIFIKASI PENGENCER

TRIS SOYA DAN TRIS KUNING TELUR

BACHTIARI HARY PRAVITASARI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kualitas Semen Beku Kambing Peranakan Etawah Menggunakan Modifikasi Pengencer Tris Soya Dan Tris Kuning Telur adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)
(5)

ABSTRAK

BACHTIARI HARY PRAVITASARI. Kualitas Semen Beku Kambing Peranakan Etawah Menggunakan Modifikasi Pengencer Tris Soya Dan Tris Kuning Telur. Dibimbing oleh TUTY LASWARDI YUSUF.

Reproduksi kambing di Indonesia sebagian besar berlangsung secara kawin alam, sedangkan Inseminasi Buatan (IB) masih terbatas. Tingkat keberhasilan IB pada kambing masih rendah karena beberapa faktor, salah satu yang telah diidentifikasi adalah rendahnya kualitas pengencer. Tris Kuning Telur (TKT) dan AndroMed® telah banyak digunakan untuk pengencer semen beku pada kambing. Pengaruh Tris Soya (TS) yang memiliki lesitin nabati belum banyak diketahui dan penelitian mengenai gambaran efek pengencer TS terhadap kualitas spermatozoa masih sangat terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan pengencer TKT, AndroMed® dan TS terhadap motilitas dan viabilitas spermatozoa sebelum dan sesudah proses pembekuan semen kambing. Semen dikoleksi dari tiga kambing Peranakan Etawah dewasa kelamin yang dilakukan dua kali seminggu, masing-masing sampel semen dibagi menjadi tiga tabung kemudian dicampur dengan TKT, AndroMed® atau TS sebelum dilakukan proses pembekuan. Motilitas dan viabilitas spermatozoa dievaluasi secara makroskopik sebelum pembekuan dan mikroskopis sebelum dan setelah pembekuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa TKT dan AndroMed® menunjukkan persentase motilitas spermatozoa yang tinggi (68.52 ± 0,64% dan 68,71 ± 1,95%) dibandingkan TS (37,03 ± 4,25%). Viabilitas spermatozoa juga lebih tinggi pada TKT dan AndroMed® (73,45 ± 1,52% dan 73,94 ± 1,31%) dibandingkan TS (46.76 ± 4,76%). Simpulan dari penelitian ini adalah TKT dan AndroMed® merupakan pengencer yang lebih baik untuk melindungi spermatozoa kambing dibandingkan TS.

Kata kunci: AndroMed®, kambing Peranakan Etawah, semen beku, Tris Kuning Telur, Tris Soya.

ABSTRACT

BACHTIARI HARY PRAVITASARI. Frozen Semen Quality of Etawah Crossbreed Using Modified Extender Tris Soya and Tris Egg Yolk. Supervised by TUTY LASWARDI YUSUF.

(6)

freezing of goats semen. Semen was collected from three sexually mature Etawah Crossbreed goats twice a week, each semen sample was divided into three tubes to be mixed with TEY, AndroMed® or TS before those got frozen. Sperm motility and viability were evaluated macroscopically before freezing and microscopically before and after freezing. The result of this study revealed that TEY and AndroMed® gave higher sperm motiliy (68.52±0.64% and 68.71±1.95%) than TS (37.03±4.25%). The viability of sperm was also higher in TEY and AndroMed® (73.45±1.52% and 73.94±1.31%) compared TS (46.76±4.76%). It was concluded that TEY and AndroMed® were better extenders to protect goats sperm compared TS.

(7)

© Hak cipta milik IPB, tahun 2013

Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB.

(8)
(9)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan

pada

Fakultas Kedokteran Hewan

KUALITAS SEMEN BEKU KAMBING PERANAKAN

ETAWAH MENGGUNAKAN MODIFIKASI PENGENCER

TRIS SOYA DAN TRIS KUNING TELUR

BACHTIARI HARY PRAVITASARI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(10)
(11)

Judul Skripsi : Kualitas Semen Beku Kambing Peranakan Etawah Menggunakan Modifikasi Pengencer Tris Soya Dan Tris Kuning Telur

Nama : Bachtiari Hary Pravitasari NIM : B04080128

Disetujui oleh

Prof. Dr. drh. Tuty Laswardi Yusuf, MS Pembimbing

Diketahui oleh

drh. Agus Setiyono, MS, Ph.D, APVet Wakil Dekan Fakultas Kedokteran

(12)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Kualitas Semen Beku Kambing Peranakan Etawah Menggunakan Modifikasi Pengencer Tris Soya Dan Tris Kuning Telur ini berhasil diselesaikan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. drh. Tuty L Yusuf, MS selaku dosen pembimbing skripsi atas segala bimbingan, nasihat dan kesabaran yang diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi, Prof. Dr. Dra. R Iis Arifiantini, MSi atas bimbingan selama penelitian dan Dr. Nastiti Kusumorini selaku dosen pembimbing akademik. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada keluarga tercinta ayah Moch. Hariyono, S.Sos, M.Si dan ibu Chustin Andarwati, S.Pd, mas Vian, dek Aca atas segala doa dan kasih sayang kepada penulis; my little angel Nugrah; teman-teman penelitian kak Ocha, Putra, Azmi; Ayu, Zani, Keisya, Fathia dan teman-teman Avenzoar dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2013

(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Hipotesa 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Bahan Pengencer Semen Beku 2

Tris Kuning Telur 2

Tris Soya 3

Krioprotektan Gliserol 3

MATERI DAN METODE 3

Tempat dan Waktu Penelitian 3

Hewan Percobaan 4

Alat dan Bahan 4

Persiapan Media dan Metode Pembuatan Pengencer 4

Koleksi Semen dengan Vagina Buatan 6

Evaluasi Semen Segar 6

Pengolahan Semen Beku 6

Evaluasi Semen Beku 7

Rancangan Percobaan dan Analisis Data 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Evaluasi Semen Segar 7

Evaluasi Semen Beku 8

SIMPULAN DAN SARAN 10

Simpulan 10

Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 10

(14)

DAFTAR TABEL

1 Komposisi Bahan Pengencer Semen 5

2 Evaluasi Semen Segar 8

3 Motilitas dan Spermatozoa Hidup (%) Semen Kambing Peranakan

(15)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Secara umum komoditas kambing terdistribusi di berbagai provinsi di seluruh wilayah Indonesia terutama di Jawa Tengah. Populasi kambing di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan hanya sebesar 5%. Tahun 2010 tercatat jumlah kambing di Indonesia adalah 16.620.000 ekor (Kementrian Pertanian RI 2011) dan jumlah ini dikhawatirkan akan menurun baik kualitas maupun kuantitasnya disebabkan oleh penggunaan kambing sebagai hewan konsumsi. Kepentingan kambing di masyarakat adalah sebagai penghasil daging dan susu.

Selama ini pengembangbiakan kambing berlangsung secara alami, meskipun progam Inseminasi Buatan (IB) telah dikembangkan namun belum banyak digunakan di masyarakat. Tingkat keberhasilan IB pada kambing masih rendah karena beberapa faktor, salah satu yang telah diidentifikasi adalah rendahnya kualitas pengencer. Teknik IB dapat menggunakan semen cair maupun semen beku. Beberapa hasil penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa faktor pengencer pada semen cair dan semen beku masih belum optimal dan memerlukan penelitian lebih lanjut.

Pengencer semen yang telah dikenal untuk semen kambing adalah Tris Kuning Telur (TKT) dan sudah dikembangkan pengencer komersial seperti AndroMed® (Minitüb Abfüll- und Labortechnik GmbH & Co. KG, Tiefenbach, Germany), Biociphos PlusÒ® (IMV Technologies, L’Aigle, French) dan Bioxcell® (IMV Technologies, L’Aigle, French). Tris Soya (TS) merupakan pengencer tanpa kuning telur yang belum banyak dikembangkan karena peranannya terhadap perlindungan spermatozoa masih perlu diteliti. Dalam penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan TS sebagai pengencer semen beku kambing Peranakan Etawah (PE).

Tujuan Penelitian

(16)

2

Hipotesa

Motilitas dan persentase spermatozoa hidup pada pengencer TS sama dengan pengencer TKT dan AndroMed® pada semen kambing PE.

TINJAUAN PUSTAKA

Bahan Pengencar Semen Beku

Pembekuan semen (kriopreservasi) merupakan usaha untuk menjamin daya tahan sperma dalam waktu yang lama melalui proses pengolahan, pengawetan, dan penyimpanan semen sehingga dapat digunakan pada suatu waktu sesuai kebutuhan (Graha 2005). Bahan pengencer semen beku pada kambing Peranakan Etawah yang telah dikembangkan adalah pengencer Tris Sitrat (Kostaman et al. 2000), pengencer dengan bahan dasar susu skim, sodium sitrat, laktosa atau larutan garam fisiologis (Werdhany 1999), Tris Fruktosa (Azawi et al. 1993) dan Skim Kuning Telur (Susilowati dan Tatik 2001). Pengencer Tris dikenal mempunyai hasil yang baik terhadap keberhasilan pembekuan semen. Hal ini telah dijelaskan oleh Tambing et al. (2001) bahwa kelebihan dari pengencer dengan bahan dasar Tris Sitrat Fruktosa dengan motilitas post thawing sebesar 68.43%, terletak pada kapasitas penyangga yang baik dan mempertahankan osmolaritas semen. Penggunaan krioprotektan gliserol berkisar antara 5-7% (Tambing et al. 2000) sehingga dapat melindungi sel sperma terhadap proses pembekuan.

Tris Kuning Telur

(17)

3

Tris Soya

Pengencer Tris Soya sudah dikembangkan oleh beberapa peneliti, namun keberhasilannya masih rendah dibandingkan dengan AndroMed® dan Tris Kuning Telur. Khasiat utama kacang kedelai adalah kandungan lesitin (phosphatidilcholin) yang dapat bersifat melapisi membran untuk tetap mempertahankan konfigurasi normal phospolipid bilayer yang merupakan susunan utama membran sel spermatozoa. Lesitin yang berasal dari kacang kedelai merupakan pilihan yang tepat untuk sumber lesitin bahan pengencer semen di masa datang (Aires et al. 2003).

AndroMed® adalah pengencer semen komersial yang tidak mengandung kuning telur didalamnya sehingga tidak terkontaminasi mikroorganisme yang berasal dari kuning telur dan dapat mencegah terjadinya penularan bibit penyakit yang mungkin terdapat di dalam kuning telur. Konsentrasi 20% AndroMed®

merupakan dosis yang digunakan dalam proses kriopreservasi spermatozoa epididimis domba (M Surachman et al. 2006).

Krioprotektan Gliserol

Penambahan krioprotektan seperti gliserol merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi rendahnya kualitas semen beku kambing. Peranan gliserol sangat penting dalam melindungi sel selama proses pembekuan. Rendahnya suhu pembekuan menyebabkan terjadinya kristal es yang dapat merusak struktur membran plasma. Selain dapat melindungi sel pada saat pembekuan, krioprotektan juga bersifat toksik terhadap sel terutama pada saat ekuilibrasi dan setelah thawing. Gliserol berperan mencegah pengumpulan molekul H2O dan

mencegah kristalisasi es pada daerah titik beku larutan (Mazur 1980). Konsentrasi gliserol dalam pengencer Tris semen kambing yang optimal adalah sekitar 6% (Sinha et al. 1992, Tambing et al. 2000).

MATERI DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

(18)

4

Hewan Percobaan

Hewan yang digunakan adalah tiga ekor kambing Peranakan Etawah (PE) jantan dewasa, umur berkisar antara 2-3.5 tahun dengan berat badan antara 65-95 kg. Memiliki konsentrasi sperma 2500 juta/ml, motilitas sperma lebih dari 70% dan abnormalitas tidak lebih dari 10%.

Kambing yang digunakan ditempatkan dalam kandang individu yang dilengkapi dengan tempat pakan dan minum. Pakan yang diberikan berupa hijauan rumput gajah segar sebanyak 20% per bobot badan dan konsentrat sebanyak 10% dari pakan rumput, serta air minum yang diberikan secara ad libitum.

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan adalah satu unit vagina buatan, mikroskop binokuler (Olympus CH 20), sentrifuse, peralatan evaluasi pengencer semen yaitu mikropipet 10 µL dan 1000 µL, gelas objek, gelas penutup, heating table, pH paper, pipet ukur, kamar hitung Neubauer, dan mini straw dan container N2 cair.

Bahan yang digunakan adalah :

Bahan pengencer: (1) Tris (hydroxymethyl aminomethane) (Merck KgaA, Darmstadt, Germany), asam sitrat monohidrat (Merck KgaA, Darmstadt, Germany), (2) susu kedelai (PT. Melilea internasional Indonesia), (3) AndroMed® (Minitüb Abfüll- und Labortechnik GmbH & Co. KG, Tiefenbach, Germany).

Bahan sekali pakai: NaCl Fisiologis 0,9% (Pharmaceutical Indonesia), Gliserol (Sigma Chemical Co., St. Louis, MO, USA), antibiotik streptomisin dan penisilin (Pharmaceutical Indonesia), pewarna Eosin-Negrosin (Merck KgaA, Darmstadt, Germany), aquadest, KY Jelly dan alkohol.

Persiapan Media dan Metode Pembuatan Pengencer

Buffer Tris

Bahan utama: Tris (hydroxymethyl aminomethane) sebanyak 2.98 g, asam sitrat monohidrat 1.65 g dan D-fruktosa 2 g. Pengencer Tris dibuat dengan cara melarutkan bahan utama dalam 100 ml aquadest (Tabel 1).

Pengencer Tris Soya (TS)

(19)

5 diambil sebanyak 9.6 ml dan ditambahkan gliserol sebanyak 0.4 ml (perbandingan pengencer dan gliserol adalah 96 : 4), dihomogenkan kemudian ditambahkan antibiotika lalu siap digunakan sebagai pengencer. Panambahan antibiotika ditujukan agar tidak terjadi cemaran mikroba di dalam bahan pengencer.

Pengencer Tris Kuning Telur (TKT)

Pengencer TKT dibuat dengan mencampurkan 8 ml kuning telur dengan 32 ml buffer Tris (perbandingan kuning telur dan buffer Tris adalah 20 : 80) (Tabel 1). Kemudian disentrifugasi. Supernatan diambil sebanyak 9.6 ml dan ditambahkan gliserol sebanyak 0.4 ml (perbandingan pengencer dan gliserol adalah 96 : 4), dihomogenkan kemudian ditambahkan antibiotika lalu siap digunakan sebagai pengencer. Panambahan antibiotika ditujukan agar tidak terjadi cemaran mikroba di dalam bahan pengencer.

Pengencer AndroMed®

Pengencer AndroMed® dibuat dengan cara mencampurkan 2 ml AndroMed® dengan 8 ml aquadest kemudian dihomogenkan. Pada pengencer AndroMed® tidak perlu ditambahkan antibiotika karena telah terdapat campuran antibiotika di dalamnya (Tabel 1).

Tabel 1 Komposisi Bahan Pengencer Semen

Keterangan: TKT (Tris Kuning Telur), TS (TrisSoya)

Komposisi Pengencer

TKT TS AndroMed®

Tris buffer

Tris (hydroxymethyl aminomethane) (g) 2.98 2.98 -

(20)

6

Koleksi Semen dengan Vagina Buatan

Vagina buatan disiapkan dengan tabung penampung. Suhu vagina buatan disesuaikan hingga mencapai 39-42⁰C. Penampungan semen dilakukan dengan vagina buatan yang diberi pelicin (KY Jelly) menggunakan betina pemancing. Ejakulasi ditandai dengan adanya dorongan dari pejantan pada saat menaiki betina. Penampungan dilakukan dua kali seminggu.

Evaluasi Semen Segar

Sebelum dilakukan pengenceran, semen terlebih dahulu dievaluasi secara makroskopis dan mikroskopis.

Secara makroskopis diamati terhadap:

1. Warna dibedakan berdasarkan warna krem, putih susu, atau kuning transparan. 2. Volume dapat dilihat langsung dari skala tabung (cc).

3. Konsistensi merupakan tingkat kekentalan semen. 4. pH diketahui dengan indikator pH (pH paper). Secara mikroskopis diamati:

1. Motilitas dinilai berdasarkan banyak sedikitnya sperma yang bergerak dan dinilai dalam persentase (0-100%).

2. Jumlah spermatozoa hidup, menggunakan pewarnaan Eosin-Negrosin. Spermatozoa yang hidup akan berwarna transparan sedangkan spermatozoa mati berwarna merah. Presentase spermatozoa hidup adalah jumlah spermatozoa hidup dibagi dengan jumlah dari spermatozoa hidup dan mati dikalikan 100% dihitung dari 200 spermatozoa.

3. Konsentrasi spermatozoa, merupakan jumlah spermatozoa per mililiter semen. Perhitungan konsentrasi spermatozoa menggunakan kamar hitung (Neubauer) berdasarkan jumlah spermatozoa dari lima kotak kecil x 107.

Pengolahan Semen Beku

Semen yang telah ditampung masing-masing dibagi ke dalam tiga tabung dan dicampur dengan pengencer TKT, TS 2.5% dan AndroMed®. Semen yang telah diencerkan dikemas dalam straw (0.25 mL) dengan konsentrasi spermatozoa 100x106. Kemudian diekuilibrasi selama 3 jam kemudian dibekukan dalam uap N2

(21)

7

Evaluasi Semen Beku

Evaluasi semen dilakukan setelah thawing untuk mengamati motilitas dan persentase spermatozoa hidup (viabilitas). Motilitas spermatozoa dievaluasi pada saat semen segar, setelah penambahan pengencer, setelah ekuilibrasi dan setalah thawing. Presentase spermatozoa hidup di evaluasi pada saat semen segar dan setelah thawing.

Rancangan Percobaan dan Analisis Data

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) menggunakan tiga ekor kambing dengan tiga kali ulangan. Data yang didapat diolah menggunakan uji Anova dan jika terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji Duncans.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi Semen Segar

Hasil evaluasi pada semen segar, secara makroskopis didapatkan hasil rataan dari ketiga kambing yang digunakan memiliki volume 1.21±0.33 ml, warna semen krem, pH 6.60±0.15, dan konsistensi kental. Sedangkan secara mikroskopis didapatkan konsentrasi spermatozoa 3088.89±639.10x106 sel/mL, motilitas 78.33±1.67%, spermatozoa hidup 83.26±3.01%, serta morfologi normal dan abnormal masing-masing 95.75±2.48% dan 4.25±2.48% (Tabel 2).

Semen tersebut termasuk dalam kualitas cukup baik dan dapat digunakan untuk pengolahan semen beku, dimana hasilnya termasuk di dalam syarat fisiologis normal. Tambing et al. (2000) mendapatkan konsentrasi spermatozoa pada kambing PE sebesar 2801.43±438.79x106sel/mL, dengan syarat semen segar yang akan dibekukan yaitu minimal persentase motilitas 70%, konsentrasi 2x109 sel/mL, gerakan massa ++/+++, persentase hidup minimal 80% dan persentase abnormal tidak lebih dari 15%.

Motilitas yang didapat cenderung sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Winarto dan Isnaini (2008) dan Yusuf et al. (2005) yaitu berturut-turut 79±0.03% dan 77.50±1.35%, namun lebih tinggi dari motilitas yang didapat oleh Kostaman dan Sutama (2007) yaitu 64.00±11.41%. Perbedaan motilitas spermatozoa tergantung faktor lingkungan, pakan dan genetik.

(22)

8

Motilitas spermatozoa yang didapat pada semen segar sebelum pembekuan adalah 78.33±1.67% pada semua pengencer TKT, TS, dan AndroMed®. Setelah pengenceran, motilitas spermatozoa tidak mengalami penurunan. Bahan pengencer memiliki peran utama dalam pembekuan semen yaitu sebagai sumber nutrisi, bahan penyangga, serta mempertahankan tekanan osmotik dan keseimbangan elektrolit, sehingga kualitas semen dapat dipertahankan tetap tinggi dan kemungkinan adanya kerusakan spermatozoa dikurangi.

Setelah semen mengalami proses ekuilibrasi selama tiga jam, lalu diamati kembali motilitasnya. Pada pengencer TKT, motilitas semen yang didapatkan 75.00±2.89% yang menunjukkan adanya penurunan sebesar 3.3% jika dibandingkan dengan motilitas semen pada saat setelah diencerkan. Pengencer TS dan AndroMed® masing-masing adalah 68.89±2.55% dan 75.89±4.17%, terjadi penurunan masing-masing sebesar 9.4% dan 2.4%.

(23)

9 lesitin yang memiliki High Density Lipoprotein (HDL) dalam soya diperkirakan lebih rendah dibandingkan kuning telur, sehingga dapat menghambat respirasi dan motilitas spermatozoa (Moussa et al. 2002). Hasil penelitian Aku (2005) didapatkan bahwa disamping lesitin, AndroMed® juga mengandung protein, karbohidrat (fruktosa, glukosa dan maltosa), mineral (natrium, kalsium, kalium, magnesium, klorida, fosfor dan mangan), asam sitrat, gliserol, lemak dan gliserilfosforil kolin (GPC). Selanjutnya dilaporkan bahwa AndroMed® mengandung lesitin yang cukup tinggi, yakni sebanyak 6.76 g/100 ml.

Tabel 3 Motilitas dan Spermatozoa Hidup (%) Semen Kambing Peranakan

Thawing 68.52±0.64aN 37.03±4.25iP 68.71±1.95aN 73.45±1.52a 46.76±4.76i 73.94±1.31a

Huruf vokal (a, i, u, e, o) berbeda yang mengikuti angka pada baris yang sama dan huruf konsonan (M, N, P, Q, R, S, T) berbeda yang mengikuti angka pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0.05).

Dari hasil di atas terlihat bahwa pengencer kuning telur yang berisi lesitin belum dapat diganti sepenuhnya oleh pengencer soya. Lesitin dalam kuning telur lebih mampu melindungi spermatozoa dari cekaman dingin daripada lesitin soya. Perlakuan sentrifugasi pada pengencer dapat menyebabkan HDL akan mengendap pada bagian bawah pengencer sedangkan LDL tidak mengendap (Putra 2012). Komponen spesifik dari kuning telur yang bertanggung jawab sebagai agen krioprotektif adalah phosphatidylcholine (lesitin), fraksi LDL, dan ekstrak lipid (Vishwanath dan Shannon 2000). Peran lipoprotein dalam pembekuan spermatozoa adalah menstabilkan membran plasma saat melalui zona temperatur kritis, dimana bagian lipid berfungsi sebagai isolasi termal. Dengan terlindunginya membran plasma maka tudung akrosom juga akan tetap utuh selama proses pembekuan berlangsung. Soya sebagai protein nabati dipelajari lebih lanjut sebagai upaya perbaikan fungsi optimal dalam pembekuan semen. Lesitin yang terkandung dalam soya memiliki keunggulan dibanding lesitin yang terdapat dalam kuning telur, yaitu dapat mencegah terjadinya penularan bibit penyakit yang mungkin terdapat dalam kuning telur.

Persentase Spermatozoa Hidup

(24)

10

terkandung didalamnya. Menurut Werdhany et al. (2000) dan Rizal et al. (2003), secara fisiologis terdapat hubungan antara motilitas dan keutuhan membran plasma serta daya hidup spermatozoa. Kerusakan membran plasma akan menyebabkan hilangnya enzim-enzim yang diperlukan dalam proses metabolisme sehingga tidak dihasilkan energi, motilitas menjadi rendah serta daya hidup dan keutuhan tudung akrosom menjadi rendah.

Dari penelitian ini terlihat bahwa pengencer Tris Soya 2.5% belum dapat memberikan perbandingan optimal dalam proses pembekuan semen kambing. Pengencer Tris Kuning Telur menghasilkan motilitas setelah thawing hampir sama dengan AndroMed®.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa motilitas dan persentase spermatozoa hidup pada pengencer TKT dan AndroMed® lebih tinggi dari pengencer TS. Penurunan motilitas setelah thawing pada pengencer TKT dan AndroMed® sebesar 6-7% sedangkan pada pengencer TS sebesar 31.9%. Pengencer TKT dan AndroMed® lebih baik daripada pengencer TS. Hasil setelah ekuilibrasi pada pengencer TS masih dapat digunakan sebagai semen cair.

Saran

Perlu penelitian lebih lanjut mengenai sumber soya lain, konsentrasi krioprotektan gliserol dan pembuktian keberhasilan IB menggunakan pengencer TS.

DAFTAR PUSTAKA

(25)

11 Aku AS. 2005. Preservasi dan kriopreservasi semen domba garut (Ovis aries) dalam berbagai jenis pengencer berbasis lesitin [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Azawi OI, SYA Al Dahash, FT Juma. 1993. Effect of different diluents on Shami goat semen. SmallRum. Res. 9: 347 – 352.

Deka BC, Rao AR. 1986. Effect of egg yolk levels on quality of frozen buck semen. Indian Vet J. 63: 909-912.

Gaha N. 2005. Recovery rate dan longivitas pasca thawing semen beku sapi FH (Frisian Holstein) menggunakan berbagai bahan pengencer [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Hoesni F. 1997. Pengaruh kadar kuning telur dalam berbagai pengencer terhadap kualitas spermatozoa domba pasca pembekuan [tesis]. Bandung (ID): Universitas Padjadjaran.

Kementrian Pertanian RI. 2011. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2011. Jakarta: Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Kostaman T, I Ketut Sutama, P Situmorang, IGM Budiarsana. 2000. Pengaruh jenis pengencer dan waktu ekuilibrasi terhadap kualitas semen beku kambing peranakan etawah. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. 2000. hlm 156-163.

Kostaman T, IK Sutama. 2007. Morfometrik organ reproduksi dan kualitas semen kambing PE jantan muda yang diberi pakan jerami padi dan jerami kedelai. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. 2007.

Mazur P. 1980. Fundamental aspects of the freezing of cells, with emphasis on mammalian ova and embryos. Proc. 9th International Congess on Animals Reproduction & AI. vol I. hlm 99-114.

M Surachman Herdis, MA Setiadi, M Rizal. 2006. Kriopreservasi spermatozoa epididimis domba menggunakan pengencer berbasis lesitin. J Indon Trop Anim Agic. 31 [2].

Moussa M, Martinez V, Trimeche A, Tanturier D, Anton M. 2002. Low density lipoprotein extracted from hen egg yolk by an easy method: cryoprotective effect on frozen-thawed bull semen. Theriogenol. 57: 1591-1762.

Putra A. 2012. Pemanfaatan tris sari kedelai sebagai bahan pengencer semen cair kambing peranakan etawah [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Rizal M, MR Toelihere, TL Yusuf, B Purwantara, P Situmorang. 2003. Kualitas

semen beku domba garut dalam berbagai konsentrasi gliserol. JITV. 7(3): 194-199.

Salamon S, Maxwell WMC. 1995. Frozen storage of ram semen processing, freezing, thawing, and fertility after cervical insemination. Anim Reprod Sci. 37.

Sinha S, BC Deka, MK Tamulu, BN Borgohain. 1992. Effect of equilibration period and glycerol level in tris extenders on quality of frozen goat semen. Indian Vet J. 69: 1107-1110.

Susilowati S, Tatik H. 2001. Penambahan protein insulin like gowth factor-1 complex dalam pengencer pembekuan semen terhadap kualitas spermatozoa kambing pada waktu ekuilibrasi. J Kedokteran Hewan. 5 (2): 67-72

(26)

12

Tambing SN, M Gazali, B Purwantara. 2001. Pemberdayaan teknologi inseminasi buatan pada ternak kambing. Wartazoa. 11(1).

Tredjo AG, Anaya MJ, Hernandez GM. 1996. Effect of egg yolk concentration and the cooling rates on the sperm motility and acrosomal integity of frozen caprine semen. VI International Conference on Goats. 1996 Mei 6-11; Beijing, Cina. Beijing: vol 2. hlm 854-857.

Viswanath R, Shannon P. 2000. Storage of bovine semen in liquid frozen state. Anim Reprod Sci. 62: 23-53.

Werdhany WI. 1999. Efektifitas penambahan α-tokoferol di dalam pengencer tris dan susu skim terhadap kualitas semen kambing peranakan etawah [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Werdhany IW, MR Toelihere, I Supriatna, IK Sutama. 2000. Efek pemberian berbagai konsentrasi α-tokoferol sebagai antioksidan dalam pengencer tris-sitrat terhadap motilitas dan keutuhan membran plasma spermatozoa kambing peranakan etawah (PE). Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor. Indonesia. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Bogor. hlm 244-252.

Winarto A, N Isnaini. 2008. Pengaruh tingkat pengencer terhadap kualitas spermatozoa kambing PE setelah penyimpanan pada suhu kamar. J Ternak Tropika. 9(2): 72-80.

(27)

13

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Malang pada tanggal 14 Oktober 1990 sebagai anak kedua dari pasangan bapak Moch. Hariyono, S.Sos, M.Si dan ibu Chustin Andarwati, S.Pd. Penulis menempuh pendidikan dasarnya di SD Negeri Sukabumi 04 Probolinggo hingga lulus pada tahun 2002. Penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Probolinggo hingga lulus pada tahun 2005 kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Tumpang Malang. Tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Tumpang Malang dan pada tahun yang sama diterima di Fakultas Kedokteran Hewan IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kualitas semen sapi Pesisir yang diukur dari motilitas, persentase hidup, abnormalitas dan membran plasma utuh pada

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kualitas spermatozoa semen sexing kambing PE dengan menggunakan pengencer CEP+ kuning telur + putih telur pada

Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat memberikan informasi tentang motilitas dan persentase hidup spermatozoa kambing PE yang diencerkan menggunakan pengencer

Evaluasi dilakukan untuk melihat perubahan persentase motilitas, persentase hidup dan membran plasma utuh spermatozoa domba Garut pada semen cair yang telah diberi

Pengencer tris aminomethane kuning telur tanpa rafinosa mampu mempertahankan kualitas semen kambing Boer selama simpan dingin sampai hari ke-5 ditinjau dari motilitas

Pada penelitian ini dicoba suplementasi trehalosa dan rafinosa pada pengencer Tris kuning telur dan Tris soya sebagai upaya mengoptimalkan kualitas semen cair kambing peranakan

Pengencer tris aminomethane kuning telur tanpa rafinosa mampu mempertahankan kualitas semen kambing Boer selama simpan dingin ditinjau dari motilitas individu,

Pada semen beku post thawing jenis pengencer Andromed® dapat mempertahankan kualitas terbaik semen beku ditinjau dari aspek motilitas, viabilitas dan tudung akrosom utuh, jenis