• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Peningkatan Kunjungan Wisatawan Di Obyek Wisata Alam Kolam Abadi Desa Rumah Galuh Kabupaten Langka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Upaya Peningkatan Kunjungan Wisatawan Di Obyek Wisata Alam Kolam Abadi Desa Rumah Galuh Kabupaten Langka"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Ismayati. 2010. Pengantar Pariwisata. Jakarta : Grasindo

Marpaung, Happy. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung : Alfabeta Yoeti, Oka A. 2002. Toursn and Travel Marketing. Jakarta : PT. Pradnya Paramita Yoeti, Oka A, dkk. 1996. Pariwisata Budaya Masalah dan Solusinya. Jakarta :

Pradnya Paramita

Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta : Garis Buku

Soekadijo. 2002. Anatomi Pariwisata (Memahami Pariwisata Sebagai Systemic Linkage). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum

Karyono, Hari. 1997. Kepariwisataan. Jakarta : PT. Gramedia

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi

Nasution, Solahuddin. 2006. “Keterpurukan Pariwisata”. Medan : USU Press

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tapanuli Tengah. 2014. “Brosur Pariwisata”. Langkat : Disparbud

Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Pariwisata

(2)

BAB III

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LANGKAT

3.5 Sejarah Kabupaten Langkat

Pada masa Pemerintahan Belanda, Kabupaten Langkat masih berstatus keresidenan dan kesultanan (kerajaan) dengan pimpinan pemerintahan yang disebut Residen dan berkedudukan di Binjai dengan Residennya Morry Agesten. Residen mempunyai wewenang mendampingi Sultan Langkat di bidang orang-orang asing saja sedangkan bagi orang-orang asli (pribumi) berada di tangan pemerintahan kesultanan Langkat. Kesultanan Langkat berturut-turut dijabat oleh :

1. Sultan Haji Musa Almahadamsyah 1865-1892

2. Sultan Tengku Abdul Aziz Abdul Jalik Rakhmatsyah 1893-1927 3. Sultan Mahmud 1927-1945/46

Dibawah pemerintahan Kesultanan dan Assisten Residen struktur pemerintahan disebut Luhak dan dibawah luhak disebut Kejuruan (Raja kecil) dan Distrik, secara berjenjang disebut Penghulu Balai (Raja kecil Karo) yang berada didesa. Pemerintahan luhak dipimpin seorang Pangeran, Pemerintahan Kejuruan dipimpin seorang Datuk, Pemerintahan Distrik dipimpin seorang kepala Distrik, dan untuk jabatan kepala kejuruan/Datuk harus dipegang oleh penduduk asli yang pernah menjadi raja di daerahnya.

(3)

1. Luhak Langkat Hulu, yang berkedudukan di Binjai dipimpin oleh T.Pangeran Adil. Wilayah ini terdiri dari 3 Kejuruan dan 2 Distrik yaitu :

• Kejuruan Selesai • Kejuruan Bahorok • Kejuruan Sei Bingai • Distrik Kwala • Distrik Salapian

2. Luhak Langkat Hilir, yang berkedudukan di Tanjung Pura dipimpin oleh Pangeran Tengku Jambak/T.Pangeran Ahmad. Wilayah ini mempunyai 2 kejuruan dan 4 distrik yaitu :

• Kejuruan Stabat • Kejuruan Bingei • Distrik Secanggang • Distrik Padang Tualang • Distrik Cempa

• Distrik Pantai Cermin

3. Luhak Teluk Haru, berkedudukan di Pangkalan Berandan dipimpin oleh Pangeran Tumenggung (Tengku Djakfar). Wilayah ini terdiri dari satu kejuruan dan dua distrik.

• Kejuruan Besitang meliputi Langkat Tamiang dan Salahaji. • Distrik Pulau Kampai

(4)

Awal 1942, kekuasaan pemerintah Kolonial Belanda beralih ke Pemerintahan jepang, namun sistem pemerintahan tidak mengalami perubahan, hanya sebutan Keresidenan berubah menjadi SYU, yang dipimpin oleh Syucokan. Afdeling diganti dengan Bunsyu dipimpin oleh Bunsyuco Kekuasaan Jepang ini berakhir pada saat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17-08-1945.

Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia, Sumatera dipimpin oleh seorang Gubernur yaitu Mr.T.M.Hasan, sedangkan Kabupaten Langkat tetap dengan status keresidenan dengan asisten residennya atau kepala pemerintahannya dijabat oleh Tengku Amir Hamzah, yang kemudian diganti oleh Adnan Nur Lubis dengan sebutan Bupati. Pada tahun 1947-1949, terjadi agresi militer Belanda I, dan II, dan Kabupaten Langkat terbagi dua, yaitu Pemerintahan Negara Sumatera Timur (NST) yang berkedudukan di Binjai dengan kepala Pemerintahannya Wan Umaruddin dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedudukan di Pangkalan Berandan, dipimpin oleh Tengku Ubaidulah.

Berdasarkan PP No.7 Tahun 1956 secara administratif Kabupaten Langkat menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri dengan kepala daerahnya (Bupati) Netap Bukit.

Mengingat luas Kabupaten Langkat, maka Kabupaten Langkat dibagi menjadi 3 (tiga) kewedanan yaitu :

1. Kewedanan Langkat Hulu berkedudukan di Binjai

(5)

Pada tahun 1963 wilayah kewedanan dihapus sedangkan tugas-tugas administrasi pemerintahan langsung dibawah Bupati serta Assiten Wedana (Camat) sebagai perangkat akhir.

Pada tahun 1965-1966 jabatan Bupati Kdh. Tingkat II Langkat dipegang oleh seorang Care Taher (Pak Wongso) dan selanjutnya oleh Sutikno yang pada waktu itu sebagai Dan Dim 0202 Langkat. Dan secara berturut-turut jabatan Bupati Kdh. Tingkat II Langkat dijabat oleh:

1. T. Ismail Aswhin 1967 – 1974 2. HM. Iscad Idris 1974 – 1979 3. R. Mulyadi 1979 – 1984

4. H. Marzuki Erman 1984 – 1989 5. H. Zulfirman Siregar 1989 – 1994 6. Drs. H. Zulkifli Harahap 1994 – 1998

7. H. Abdul Wahab Dalimunthe, SH 3-9-1998 s/d 20-2-1999 8. H. Syamsul Arifin, SE 1999-2009

(6)

3.6 Kondisi Wilayah Kabupaten Langkat

Letak Geografis Kabupaten Langkat terletak pada 30 14’ dan 40 13’ lintang utara, serta 930 51’ dan 980 45’ Bujur Timur dengan batas-batas sebagai berikut:

• Sebelah Utara berbatas dengan selat Malaka dan Prop. D.I.Aceh • Sebelah Selatan berbatas dengan Dati II Karo.

• Sebelah Timur berbatas dengan Dati II Deli Serdang

• Sebelah Barat berbatas dengan Dati D.I Aceh (Aceh Tengah)

Topografi wilayah Kabupaten Langkat dibedakan atas 3 bagian, diantaranya adalah :

1. Pesisir Pantai dengan ketinggian 0 – 4 m diatas permukaan laut 2. Dataran rendah dengan ketinggian 0 – 30 m diatas permukaan laut 3. Dataran Tinggi dengan ketinggian 30 – 1200 m diatas permukaan laut

Jenis – jenis tanah di Kabupaten Langkat, diantaranya adalah sepanjang pantai terdiri dari jenis tanah Alluvial, yang sesuai untuk jenis tanaman pertanian pangan, sementara dataran rendah dengan jenis tanah Glei Humus rendah, Hydromofil kelabu dan plarosal, dan dataran tinggi jenis tanah Podsolid berwarna merah kuning.

(7)

Luas wilayah pesisir Kabupaten Langkat meliputi 8 kecamatan yaitu: Kecamatan Stabat (90,64 km), Kecamatan Secanggan (248,73 km), Kecamatan Tanjung Pura (165,78 km), Kecamatan Gebang (16.299 km), Kecamatan Babalan (101,80 km), Kecamatan Brandan Barat (92 km), Kecamatan Besitang (710,48 km), serta Kecamatan Pangkalan Susu (271,31 km).

3.7 Demografi Penduduk

Berdasarkan angka hasil Sensus Penduduk tahun 2000, penduduk Kabupaten Langkat berjumlah 902.986 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,14 persen pada periode 1990-2000 dan kepadatan penduduk sebesar 144,17 jiwa per km2. sedangkan tahun 1990 adalah sebesar 1,07 persen. Untuk tahun 2008, berdasarkan hasil proyeksi penduduk Kabupaten Langkat bertambah menjadi 1.042.523 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,80 untuk periode 2005-2010.

(8)
(9)

3.8 Potensi Pariwisata Kabupaten Langkat

Kabupaten Langkat memiliki destinasi pariwisata alam lokal yang sangat menarik dan

masih alami. Sumber daya alam yang terdapat di Kabupaten Langkat masih banyak yang

belum terjamah oleh tangan manusia, sehingga sangat mudah untuk melestarikan sumber

daya alam tersebut menjadi suatu kawasan ekowisata lokal yang bisa di perkenalkan ke

seluruh Dunia.

Objek wisata yang ada di Kabupaten Langkat sangat menjanjikan untuk dijadikan sebagai tempat rekreasi, hiburan, menambah pengetahuan, maupun ziarah (wisata religi). Banyaknya ragam objek wisata yang ada di wilayah ini, tentunya memberikan banyak pilihan kepada wisatawan. Apalagi objek-objek wisata yang tersebar di Kabupaten Langkat tersebut ditunjang oleh sarana transportasi dan akomodasi yang memadai, sehingga wisatawan benar-benar dapat bersantai tanpa khawatir kekurangan fasilitas penunjang pariwisata.

(10)

Salah satu objek wisata yang terkenal yaitu wisata Bukit Lawang. Taman Bukit Lawang terletak di kaki Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dengan udara sejuk oleh hujan tropis, di bukit Lawang ini terdapat lokasi rehabilitasi orang hutan (mawas) yang dikelola oleh WNF Taman Nasional gunung Leuser merupakan aset Nasional terdapat berbagai satwa yang dilindungi seperti: Badak Sumatera, Rusa, Kijang, Burung Kuau, siamang juga terdapat tidak kurang dari 320 jenis burung, 176 binatang menyusui, 194 binatang melata, 52 jenis ampibi serta 3500 jenis species tumbuh-tumbuhan serta yang paling menarik adalah bunga raflesia yang terbesar di dunia.

(11)

BAB IV

UPAYA PENINGKATAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI OBJEK WISATA

ALAM KOLAM ABADI DESA RUMAH GALUH DI KABUPATEN

LANGKAT

4.1 Gambaran Umum Objek Wisata Alam Kolam Abadi

Obyek Wisata Kolam Abadi merupakan objek wisata alam yang berada di Desa Rumah Galuh, Kecamatan Sei Bengai, Kabupaten Langkat, tetapi penduduk lokal lebih terbiasa menyebutnya Desa Rumah Galoh. Kolam Abadi sebenarnya merupakan aliran dari air terjun Teroh Teroh, namun karena lokasinya jauh dari air tejun tersebut, maka diberi nama berbeda. Air Terjun Teroh Teroh pertama kali ditemukan pada tahun 2011 dan diresmikan menjadi objek wisata pada awal Februari 2014.

Gambar 4.1 Keindahan Kolam Abadi

(12)

Kolam Abadi merupakan objek wisata terbaru dan terasri di Kabupaten Langkat. Kolam Abadi pertama kali ditemukan oleh Dudu Sembiring, pemilik lahan perkebunan karet di Desa Rumah Galuh, kemudian diresmikan menjadi objek wisata oleh penduduk desa pada awal Februari 2014 bertepatan pada perayaan Imlek. Kolam Abadi ini menjadi objek wisata favorit dan asri di Kabupaten Langkat, karena Kolam Abadi ini masih alami bahkan belum ada campur tangan dari pemerintah.

Gambar 4.2 Pengunjung Kolam Abadi

(Sumber : www.mediapijar.com)

(13)

4.2 Aksesibilitas Menuju Objek Wisata Alam Kolam Abadi

Aksesibilitas merupakan salah satu prasarana pariwisata yang harus dimiliki oleh suatu objek dan daya tarik wisata, agar dapat dikatakan sebagai objek dan daya tarik wisata (ODTW). Sarana transportasi sangat dibutuhkan dalam melakukan perjalanan meuju suatu objek dan daya tarik wisata, seperti penyediaan sarana angkutan umum yang baik dan murah dengan jumlah armada yang cukup.

(14)

Gambar 4.3 Pintu Masuk dan Aksesibilitas Menuju Kolam Abadi

(Sumber : wwww.medanwisata.com)

(15)

4.3 Upaya Peningkatan Kunjungan Wisatawan Di Objek Wisata Alam

Kolam Abadi Desa Rumah Galuh di Kabupaten Langkat.

Dalam peningkatan kunjungan wisatawan di objek wisata, perlu ada beberapa peningkatan yang dilakukan baik dari segi peningkatan sumber daya manusia, sarana dan prasarana pariwisata, serta promosi pariwisata. Objek Wisata Kolam Abadi Desa Rumah Galuh merupakan objek wisata alam yang memiliki potensi wisata yang besar, didukung keindahan alam yang indah dan asri, menjadikan Kolam Abadi menjadi objek andalan wisatawan untuk berkunjung ke objek ini. Dalam upaya ini perlu adanya koordinasi dan kerjasama antar Stakeholder dalam pengembangan kawasan wisata.

4.3.1 Peningkatan Sumber Daya Manusia

(16)

mengelola potensi pariwisata tersebut diperlukan tenaga-tenaga khusus yang ahli dibidang kepariwisataan. Saat ini terdapat pelatihan-pelatihan pengembangan SDM yang dilakukan oleh dinas pariwisata Kabupaten Langkat, namun hal tersebut dinilai masih kurang untuk meningkatkan kualitas SDM kepariwisataan karena pemerintah Kabupaten Langkat sendiri belum mengadakan peningkatan kualitas SDM kepariwisataan.

(17)

4.3.2 Peningkatan Sarana dan Prasarana Objek Wisata Alam Kolam Abadi

Fasilitas sarana dan prasarana sangat mempengaruhi tingkat minat pengunjung suatu tempat pariwisata. Karena jika suatu tempat wisata memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang kurang memenuhi standar, maka dapat menurukan minat untuk mendatangi tempat wisata tersebut. Sarana pariwisata disebut sebagai ujung tombak usaha kepariwisataan dapat diartikan sebagai usaha yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan pelayanan kepada wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata dimana keberadaannya sangat tergantung kepada adanya kegiatan perjalanan wisata. Menurut Inskeep (199:42) sarana tersebut adalah sebagai berikut:

1. Akomodasi

Wisatawan akan memerlukan tempat tinggal untuk sementara waktu selama dalam perjalanan untuk dapat beristirahat. Dengan adanya sarana ini, maka akan mendorong wisatawan untuk berkunjung dan menikmati objek dan daya tarik wisata dengan waktu yang relatif lebih lama. Informasi mengenai akomodasi ini mempengaruhi penilaian wisatawan. Pilihan jenis akomodasi yang dipilih seperti jenis fasilitas dan pelayanan yang diberikan, tingkat harga, jumlah kamar yang tersedia dan sebagainya.

(18)

2. Tempat Makan dan Minum

Wisatawan yang berkunjung ke suatu objek wisata tentunya ingin menikmati perjalanan wisatanya, sehingga pelayanan makanan dan minuman harus mendukung hal tersebut bagi wisatawan yang tidak membawa bekal. Bahkan apabila suatu daerah tujuan wisata mempunyai makanan yang khas, wisatawan yang datang di samping menikmati atraksi wisata juga menikmati makanan khas tersebut.

Pertimbangan yang diperlukan dalam penyediaan fasilitas makanan dan minuman antara lain adalah jenis dan variasi makanan yang ditawarkan, tingkat kualitas makanan dan minuman, pelayanan yang diberikan tingkat harga, tingkat kebersihan dan hal-hal lain yang dapat menambah selera makan seseorang serta lokasi tempat makannya.

Pada objek wisata alam Kolam Abadi, hingga saat ini belum ada akomodasi, yang tersedia hanya warung-warung makan. Sehingga perlu ada peningkatan akomodasi di objek wisata ini dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan. 3. Tempat Belanja

(19)

4. Fasilitas Umum di Lokasi Objek Wisata

Fasilitas umum yang akan dikaji adalah fasilitas yang biasanya tersedia di tempat rekreasi seperti tempat parker, toilet umum, tempat ibadah dan lain-lain. Untuk fasilitas umum di objek wisata ini sudah tersedia baik itu lokasi parker, toilet umum maupun tempat ibadah namun belum memenuhi standarisasi sarana pariwisata. Sehingga perlu ada perhatian khusus dalam meningkatkan fasilitas umum di objek wisata alam Kolam Abadi.

4.3.3Promosi dan Pemasaran Objek Wisata Alam Kolam Abadi

(20)

Dengan digalakkannya kegiatan promosi pariwisata, maka salah satu dampak yang paling dirasakan dengan adanya kegiatan promosi pariwisata adalah bertambahnya jumlah kunjungan wisata ke suatu destinasi wisata. Begitu juga dengan kunjungan wisata yang terjadi di Kabupaten Langkat. Aktivitas promosi kepariwisataan secara prinsip merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh Organisasi Penyelenggara Pariwisata (destinasi) yang berusaha mempengaruhi khalayak atau pasar wisatawan yang merupakan tumpuan atau sasaran dari penjualan produk wisatanya dalam bentuk objek dan daya tarik wisata.

(21)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian terdahulu yang penulisan sampaikan maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kolam Abadi merupakan salah satu objek wisata yang memiliki keindahan panorama alam yang begitu indah dengan kasat mata, memiliki jenis flora dan fauna yang begitu beragam. Ini merupakan potensi yang sangat besar yang dimiliki Kolam Abadi Rumah Galuh sebagai objek dan daya tarik wisata alam.

2. Kabupaten Langkat menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor andalan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

(22)

5.2 Saran

Adapun saran – saran yang perlu disampaikan anatara :

1. Dalam peningkatan kunjungan wisatawan ke objek wisata alam Kolam Abadi Rumah Galuh, perlu ada peningkatan terutama dalam sarana dan prasarana dengan catatan tetap menjaga kelestarian alam dan tidak merusak cirri khas dari objek wisata tersebut dengan konsep pengelolaan lingkungan hidup.

2. Kolam Abadi Rumah Galuh merupakan daya tarik wisata alam, yang mana perlu adanya fasilitas penyedia kegiatan wisata yang harus ditingkatkan.

3. Promosi Kolam Abadi Rumah Galuh sebagai objek dan daya tarik wisata alam dengan potensi yang sangat besar, perlu peningkatan media promosi-promosi baik itu dari segi media dan jangkauan wilayah promosi.

4. Perlu adanya jangkauan lebih luas dalam mensosialisasikan “Sadar Wisata” kepada masyarakat setempat, agar siap dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan yang berkunjung. 5. Dalam pengelolaan Kolam Abadi Rumah Galuh, perlu adanya

(23)
(24)

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

2.1 Pengertian Umum dalam Sistem Kepariwisataan

Pariwisata bila ditinjau secara harfiah berasal dari asal kata wisata dengan kata kerjanya berwisata artinya bepergian atau melancong untuk bersenang-senang.Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.(UU RI No. 10 Tahun 2009).

Istilah pariwisata berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata.Pari berarti banyak, berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain. Pengertian pariwisata secara luas dapat dilihat dari beberapa definisi sebagai berikut :

(25)

• Menurut Hunzieker,dkk, pariwisata dapat didefinisikan sebagai keseluruhan jaringan dan gejala – gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing di suatu tempat, dengan syarat bahwa mereka tidak tinggal di situ untuk melakukan suatu pekerjaan yang penting yang memberikan keuntungan yang bersifat permanen maupun sementara. (Soekadijo,2000:12).

• Menurut Kuntowijoyo, pariwisata memiliki dua aspek, aspek kelembagaan dan aspek substansial, yaitu sebuah aktivitas manusia. Dilihat dari sisi kelembagaannya, pariwisata merupakan lembaga yang dibentuk sebagai upaya manusia memenuhi kebutuhan rekreatifnya. Sebagai sebuah lembaga, pariwisata dapat dilihat dari sisi manajemennya, yakni bagaimana perkembangannya, mulai dari direncanakan, dikelola, sampai dipasarkan pada pembeli yakni wisatawan.(Wardiyanta, 2006 : 49)

(26)

2.2 Pengertian Wisatawan

Menurut undang – undang No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, disebutkan wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Wisatawan juga adalah orang–orang yang datang berkunjung pada suatu tempat atau negara, biasanya mereka disebut sebagai pengunjung (visitor) yang terdiri dari banyak orang dengan bermacam– macam motivasi kunjungan, termasuk didalamnya. Jadi tidak semua pengunjung adalah wisatawan. Sesuai dengan Pasal 5 Resolusi Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa No. 870, yang dimaksud dengan pengunjung adalah seperti yang diuraikan di bawah ini :”Untuk tujuan statistik, yang dimaksud dengan visitor adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara yang bukan merupakan tempat tinggalnya yang biasa, dengan alasan apapun juga, kecuali mengusahakan sesuatu pekerjaan yang dibayar oleh negara yang dikunjunginya”.

Menurut rumusan tersebut di atas yang termasuk ke dalamnya :

a. Wisatawan (tourist) yaitu pengunjung yang paling sedikit tinggal selama 24 jam di negara yang dikunjunginya dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan ke dalam kalsifikasi sebagai berikut :

• Pesiar (leisure), seperti untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan,studi keagamaan dan olah raga.

• Hubungan dagang (bussines), keluarga, konferensi dan missi.

(27)

Menurut G.A. Schmoll, wisatawan adalah individu atau kelompok individu yang mempertimbangkan dan merencanakan tenaga beli yang dimilikinya untuk perjalanan rekreasi dan berlibur, yang tertarik pada perjalanan pada umumnya dengan motivasi perjalanan yang pernah ia lakukan, menambah pengetahuan, tertarik oleh pelayanan yang diberikan oleh suatu daerah tujuan wisata yang dapat menarik pengunjung di masa yang akan datang.

Sedangkan defenisi wisatawan menurut World Tourism Organization (WTO) memberi defenisi, wisatawan adalah setiap orang bertempat tinggal di suatu negara, tanpa memandang kewarganegaraannya, berkunjung ke suatu tempat pada negara yang sama untuk jangka waktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanannya dapat diklasifikasikan pada salah satu dari hal berikut ini :

a. Memanfaatkan waktu luang untuk berkreasi, liburan, kesehatan, pendidikan, keagamaan dan olah raga.

b. Bisnis atau mengunjungi kaum keluarga.

(28)

Pada tahun 1937, Komisi Ekonomi Liga Bangsa-bangsa menyebutkan motif-motif yang menyebabkan orang asing dapat disebut wisatawan. Mereka yang termasuk wisatawan adalah :

• Orang yang mengadakan perjalanan untuk bersenang-senang (pleasure), karena alasan keluarga, kesehatan dan sebagainya.

• Orang yang mengadakan perjalanan untuk mengunjungi pertemuan-pertemuan atau sebagai utusan (ilmiah, administratif, diplomatik, keagamaan, atletik dan sebagainya)

• Orang yang mengadakan perjalanan bisnis.

• Orang yang datang dalam rangka pelayaran pesiar (sea cruise), kalau ia tinggal kurang dari 24 jam.

Akan tetapi istilah wisatawan tidak meliputi orang-orang berikut :

• Orang yang datang untuk memangku jabatan atau mengadakan usaha di suatu negara

• Orang yang datang untuk menetap.

• Penduduk daerah perbatasan dan orang yang tinggal di negara yang satu, akan tetapi bekerja di negara tetangganya.

• Pelajar, mahasiswa dan kaum muda di tempat-tempat pemondokan dan di sekolah-sekolah.

(29)

Ekskursionis adalah pengunjung yang hanya tinggal sehari di negara yang dikunjunginya, tanpa bermalam.Hal tersebut juga meliputi orang-orang yang mengadakan pelayaran pesiar (cruise passanger).Di dalamnya tidak termasuk orang - orang yang secara legal tidak memasuki sesuatu negara asing, seperti misalnya orang yang dalam perjalanan menunggu di daerah transit di pelabuhan udara.

Menurut Swarbrooke, dkk (Ismayanti, 2010 : 3) mengidentifikasi empat jenis wisatawan yaitu:

a. Wisatawan Massal kelompok atau Organized Mass Tourist b. Wisatawan Massal Individu atau Individual Mass Tourist c. Penjelajah atau Explorer

d. Petualang atau Drifter

Wisatawan merupakan unsur utama dalam pariwisata. Terlaksananya kegiatan pariwisata tergantung pada adanya interaksi antara wisatawan dan objek wisata, yang didukung dengan berbagai sarana prasarana pariwisata. Sebuah objek wisata akan dikatakan menarik jika banyak dikunjungi wisatawan. (Kuntowijoyo, 2006 : 55). Wisatawan adalah aktor dalam kegiatan wisata. Berwisata menjadi sebuah pengalaman manusia untuk menikmati, mengantisipasi dan mengingatkan masa-masa didalam kehidupan. (Ismayanti, 2010 : 2)

(30)

• Pengunjung adalah setiap orang yang berkunjung kesuatu negara lain dimana ia mempunyai tempat kediaman, dengan alasan melakukan pekerjaan yang diberikan oleh negara yang dikunjunginya.

• Wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal disuatu negara tanpa memandang kewarganegaraannya, berkunjung ke suatu tempat pada negara yang sama untuk jangka waktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanannya dapat diklasifikasikan pada salah satu hal berikut ini.

a. Memanfaatkan waktu luang untuk untuk rekreasi, liburan kesehatan, pendidikan, keagamaan dan olahraga.

b. Bisnis atau mengunjungi keluarga.

(31)

2.3 Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata

Untuk mengembangkan pariwisata diperlukan Tourist Supply, Jadi Tourist Supply ialah prasarana dan sarana kepariwisataan. Prasarana kepariwisataan sesungguhnya perlu dipersiapkan atau disediakan bila akan mengembangkan industry pariwisata, karena kegiatan pariwisata pada hakekatnya tidak lain adalah salah satu kegiatan dari sektor perekenomian juga.

Prasarana (Infrastruktur) : adalah semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Fungsi Prasarana adalah untuk melengkapi sarana kepariwisataan sehingga dapat memberikan pelayanan sebagaimana mestinya. Yang termasuk prasarana adalah :

a. Prasarana Umum :

• Sistem penyediaan air bersih • Pembangkit tenaga listrik

• Jaringan jalan raya dan jembatan

• Airport, pelabuhan laut, terminal, stasiun

(32)

b. Kebutuhan masyarakat banyak adalah Prasarana yang menyangkut kebutuhan masyarakat banyak, yang termasuk dalam hal ini adalah : Rumah Sakit, Apotek, Bank, Kantor Pos, Pompa Bensin, Administration Office (Pemerintah Umum, Polisi, Pengadilan, Badan Legislatif, dan sebagainya )

Tanpa prasarana yang baik, sarana – sarana kepariwisataan tidak dapat memenuhi fungsinya dalam memberikan pelayanan bagi wisatawan. Adapun sarana kepariwisataan, terbagi atas :

a. Sarana Pokok Kepariwisataan

Sarana pokok kepariwisataan ialah perubahan – perubahan yang hidup dan kehidupannya sangat bergantung pada lalu lintas wisatawan dan traveler lainnya. Fungsinya adalah untuk menyediakan fasilitas pokok yang dapat memberikan pelayanan bagi kedatngan wisatawan. Sarana Pokok Kepariwisataan terbagi atas :

• Receptive Tourist Plan : yaitu perusahaan – perusahaan yang mempersiapkan perjalanan dan penyelenggaraan tour seperti Travel Agent, Tour Operator, Tourist Transportation (touris bus, taxi dan sebagainya)

(33)

b. Sarana Pelengkap Kepariwisataan

Sarana pelengkap adalah fasilitas – fasilitas yang dapat melengkapi sarana pokok, Fungsinya adalah untuk mengusahakan agar wisatawan dapat lebih lama tinggal di daerah yang dikunjungi. Contoh : olahraga seperti main ski dan berenang sehingga diusahakan agar tamu tidak mudah merasa bosan.

c. Sarana Penunjang Kepariwisataan

Sarana penunjang adalah fasilitas yang diperlukan oleh wisatawan. Fungsinya adalah sebagai beriikut :

• Melengkapi sarana pokok • Melengkapi sarana pelengkap

• Melengkapi sarana diatas agar wisatawan lebih banyak membelanjakan uangnya ditempat yang dikungjunginya.

(34)

Untuk jelasnya dapat dilihat skema Tourist Supply dibawah ini :

Skema 2.1 Tourist Supply

(35)

2.4 Pengertian Industri Pariwisata dan Produk Wisata

Industri pariwisata memberikan kontibusi langsung terhadap devisa negara. Dalam perkembangannya pariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun, diketahui dari banyaknya produk wisata yang tercipta dan terhubung dalam industri ini.Dalam industri pariwisata keseluruhan rangkaian kegiatan tercipta dalam usaha menjual barang dan jasa yang diperlukan wisatawan.

2.4.1 Pengertian Industri Pariwisata

Pengertian kata industri disini bukanlah suatu tempat untuk mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Namun pengertian kata industri disini lebih cenderung memberikan pengertian industri pariwisata yang artinya kumpulan dari berbagai macam perusahaan yang secara bersama – sama menghasilkan barang dan jasa (good and service) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan biro perjalanan wisata pada umumnya.

Industri pariwisata adalah industry yang menyediakan jasa, daya tarik dan sarana wisata.

Industri yang merupakan unit – unit usaha atau bisnis di dalam kepariwisataan dan tersebar di

ketiga area geografi, diantaranya adalah Daerah Asal Wisatawan (DAW), Daerah Transit

(DT), Daerah Tujuan Wisata (DTW), sebagai contoh biro perjalanan wisata bisa ditemukan

baik itu daerah asal wisatawan maupun daerah transit, dan akomodasi bisa ditemukan di

(36)

Menurut Damardjati (dikutip oleh Sihite 2000 : 54) Industri pariwisata adalah

rangkuman dari berbagai bidang usaha yang secara bersama – sama menghasilkan produk

– produk dan pelayanan (service) yang nantinya secara langsung akan dibutuhkan oleh

wisatawan dalam perjalanan. Bila orang mendengar kata industri, gambaran dari

kebanyakan orang adalah suatu bangunan pabrik dengan segala perlengkapannya yang

mempunyai cerobong asap dengan menggunakan mesin dalam proses produksinya.

Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan / atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata (UU Kepariwisataan, No. 10 tahun 2009). Pariwisata merupakan kegiatan yang sifatnya dinamik, banyak memerlukan prasarana dan sarana untuk kemudahan. Karena sifatnya sementara, maka tiap waktu kemungkinan besar sering berganti pengujung yang berbeda atau mungkin saja orang / kelompok yang sama untuk menikmati kembali suasana wisata ditempat tersebut. Citra baik dari daya tarik wisata adalah membuat rasa puas orang lain sehingga orang tersebut merasa ingin kembali pada obyek wisata tersebut pada kesempatan lain. Bahkan terkadang suka mempromosikan kepada orang lain atau kerabatnya untuk berkunjung ke tempat wisata tersebut, agar dapat menikmati kesenangan yang sama ditempat tersebut.

Dengan demikian secara tidak langsung mereka telah bertindak sebagai agen

promosi (agent of promotion) dengan menyampaikan pengalaman yang menarik dalam

(37)

Bahkan terkadang pengalaman mereka akan mereka tulis pada media cetak yang ada di

negerinya. Suasana demikian akan dapat menumbuh kembangkan citra wisata daerah dan

akan sangat membawa dampak positif terhadap kemajuan dan perkembangan pariwisata,

sehingga dalam proses modernisasi, dinamika Industri Pariwisataan akan berkembang

dalam suatu konsep pendekatan dalam kegiatan ke pariwisataan yang dikategorikan

menjadi salah satu kegiatan Industri jasa pariwisata, dengan jangkauan ruang lingkup

yang lebih luas untuk memperkaya output dari pariwisata.

Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Pembangunan pariwisata perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan. Adapaun yang menajadi tujuan kepariwisataan diantaranya adalah :

a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi;

b. Meningkatkan kesejahteraan rakyat;

c. Menghapus kemiskinan;

d. Mengatasi pengangguran;

e. Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya;

f. Memajukan kebudayaan;

g. Mengangkat citra bangsa;

h. Memupuk rasa cinta tanah air;

i. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan

(38)

2.4.2 Pengertian Produk Wisata

Dalam hal pariwisata, produk yang dipasarkan itu adalah dalam arti jasa atau pelayanan (service). Produk pariwisata adalah sejumlah fasilitas dan pelayanan yang disediakan dan diperuntukkan bagi wisatawan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu sumber daya yang terdapat pada suatu daerah tujuan wisata, fasilitas, dan transportasi (Yoeti, 2002 : 128).

Burkart dan Medlik mengatakan : yang dimaksudkan dengan produk usaha pariwisata adalah “suatu susunan produk yang terdiri dari campuran atraksi wisata, transportasi, akomodasi, dan hiburan”.

Medlik dan Middleton mengatakan : Produk usaha pariwisata adalah “keseluruhan bentuk pelayanan yang dinikmati wisatawan, semenjak ia meninggalkan tempat kediaman dimana biasanyanya tinggal, selama di Daerah Tujuan Wisata (DTW) atau kota yang ia kunjungi, hingga ia kembali ke kota tempat tinggal semula”.

(39)

Menurut batasan ini produk wisata adalah semua bentuk pelayanan yang dinikmati wisatawan dari mulai berangkat meninggalkan tempat tinggalnya hingga kembali pulang. Adapun unsur – unsur dari produk wisata yang merupakan suatu paket yang tidak terpisah, yaitu :

1. Tourist Objects yang terdapat pada daerah daerah tujuan wisata yang menjadi daya tarik orang – orang untuk datang berkunjung ke daerah tersebut.

2. Fasilitas yang diperlukan ditempat tujuan tersebut, seperti akomodasi, restoran, bar, entertainment, dan rekreasi.

3. Transportsi yang menghubungkan negara asal wisatawan dengan daerah tujuan wisata seperti transportasi ditempat tujuan ke objek – objek wisata.

Ciri – ciri produk pariwisata adalah sebagai berikut :

1. Hasil atau produk pariwisata tidak dapat dipisahkan

2. Calon konsumen tidak dapat mencicipi produk yang akan dibeli 3. Hasil atau produk wisata tidak dapat ditimbun

4. Hasil atau produk wisata banyak tergantung pada tenaga manusia

5. Hasil atau produk wisata tidak mempunyai standar atau ukuran yang objektif’

6. Peranan perantara tidak diperlukan kecuali biro perjalanan (travel agent) atau

operator perjalanan (tour operator)

7. Dari segi kepemilikan usaha penyediaan produk wisata memerlukan biaya yang

(40)

Produk pariwisata merupakan suatu susunan produk yang terpadu, terdiri dari objek wisata, atraksi wisata, transportasi, akomodasi dan hiburan dimana setiap unsure persiapkan oleh setiap perusahaan dan ditawarkan secara terpisah.Berdasarkan batasan – batasan industri pariwisata itu maka secara umum dapat disimpulkan bahwa industri pariwisata adalah kumpulan dari macam – macam perusahaan yang secara bersama – sama menghasilkan barang – barang dan jasa jasa (good and servis) yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam perjalanan”.

Pengelompokan perusahaan yang termasuk dalam usaha pariwisata adalah : • Travel Agent

• Tourist Transportation • Hotel dan akomodasi lainnya

• Catering Trade (Bar dan Restaurant) • Tour Operator

• Tourist Object dan Tourist Attraction serta entertainment lainnya • Souvenir Shop

(41)

Jadi produk yang dihasilkan oleh beberapa perusahaan dalam bentuk jasa yang diperlukan oleh wisatawan dapat merupakan paket wisata yang perjalanannya dapat dilaksanakan oleh Biro Perjalan Wisata (BPW). Dalam uraian diatas, maka jelas bahwa komitmen (pemakai) adalah wisatawan, sedangkan produsennya adalah Kantor Pariwisata untuk daerah dan Direktorat Jenderal Pariwisata untuk seluruh Indonesia.

2.5 Pengertian Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata merupakan fokus utama penggerak pariwisata di sebuah destinasi. Dalam arti, daya tarik wisata sebagai penggerak utama yang memotivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Contoh wisatawan akan mendatangi pesisir pantai yang memiliki ombak tinggi, pasir putih dan air biru sebagai daya tarik. Daya tarik wisata juga menjadi fokus orientasi bagi pembangunan wisata terpadu. Misalnya dengan ditemukannya situs sejarah purbakala, wisatawan yang tertarik akan datang mengunjungi dan masyarakat setempat menyediakan berbagai fasilitas untuk kebutuhan wisatawan selama berlibur, seperti akomodasi, fasilitas makan minum, dan transportasi. (Ismayanti , 2010 : 147),

(42)

Daya Tarik Wisata sejatinya merupakan kata lain dari objek wisata namun sesuai peraturan pemerintah Indonesia tahun 2009 kata obyek wisata sudah tidak relevan lagi untuk menyebutkan suatu daerah tujuan wisatawan maka digunakanlah kata “Daya Tarik Wisata” maka untuk mengetahui apa arti dan makna dari daya tarik wisata di bawah ini adalah beberapa definisi atau pengertian mengenai daya tarik wisata menurut beberapa ahli:

Dalam Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, daya tarik wisata adalath sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan. Daya tarik wisata itu harus dikelola sedemikian rupa agar keberlangsungannya dan kesinabungannya terjamin. Adapun daya tarik wisata sebagai berikut :

a. Daya tarik wisata ciptaan tuhan yang maha esa yang berwujud keadaan alam flora dan fauna.

b. Daya tarik alam merupakan daya tarik alami yang telah ada dengan sendirinya tanpa campur tangan manusia

(43)

Daya tarik wisata merupakan sasaran perjalanan wisata seperti berikut :

1. Cipataan Tuhan yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna seperti pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatang – binatang langka.

2. Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata argo, wisata tirta, wisata petualangan, taman rekreasi dan tempat hiburan.

3. Saran wisata minat khusus, seperti berburu, mendaki gung, gua, industry dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat – tempat ibadah dan tempat – tempat ziarah.

Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. (UU Kepariwisataan No. 10 tahun 2009).

(44)

mempunyai potensi daya tarik, tetapi daya tarik tersebut dari terbentuk bila objek tadi ditunjang oleh unsur-unsur lain seperti aksesibilitas dan fasilitas penujang.Jadi obyek dan daya tarik wisata merupakan faktor utama yang mempengaruhi seseorang meninggalkan daerah asal untuk mengunjungi suatu daerah wisata.

2.6Wisata Alam

Wisata alam merupakan kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi alam untuk menikmati keindahan alam baik yang masih alami atau sudah ada usaha budidaya, agar ada daya tarik wisata ke tempat tersebut. Wisata alam digunakan sebagai penyeimbang hidup setelah melakukan aktivitas yang sangat padat, dan suasana keramean kota. Sehingga dengan melakukan wisata alam tubuh dan pikiran kita menjadi segar kembali dan bisa bekerja dengan lebih kreatif lagi karena dengan wisata alam memungkinkan kita memperoleh kesenangan jasmani dan rohani. Dalam melakukan wisata alam kita harus melestarikan area yang masih alami, memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya masyarakat setempat sehinga bias menjadi Desa wisata, agar desa tersebut memiliki potensi wisata yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti alat transportasi atau penginapan (anonimous).

Wisata alam merupakan bentuk kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan

potensi sumberdaya alam, baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budidaya,

sehingga memungkinkan wisatawan memperoleh kesegaran jasmaniah dan rohaniah

mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap

(45)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara dua benua Asia dan Autralia serta antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 3.466 pulau, maka itu Indonesia disebut sebagai Nusantara. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki potensi yang cukup besar di bidang kepariwisataan. Dunia kepariwisataan sekarang ini dapat dirasakan semakin bertambah pesat dari tahun ke tahun dan menjadi sektor yang sangat strategis bagi setiap negara untuk menambah devisa Negara dari sektor non migas, Sehingga perlu adanya perhatian yang sangat serius terhadap pengelolaan di sektor ini. Indonesia memiliki sumber potensi alam yang melimpah, mulai dari seni budaya, keanekaragaman hayati, kekayaan laut hingga eksotisme daratan yang luar biasa tersebar diseluruh pulau-pulau Indonesia, maka layaklah Indonesia menyandang posisi sebagai negara terkaya dan terindahdi seluruh dunia

(46)

dalam penangananya harus dilakukan dengan serius dan melibatkan pihak-pihak yang terkait, selain itu untuk mencapai semua tujuan pengembangan pariwisata, harus diadakan promosi agar potensi dan daya tarik wisata dapat lebih dikenal dan mampu menggerakkan calon wisatawan untuk mengunjungi dan menikmati tempat wisata.

Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri di Indonesia dengan prospek yang cerah, dan mempunyai potensi serta peluang yang sangat besar untuk dikembangkan, yang didukung dengan potensi yang dimiliki Indonesia seperti, letak dan keadaan geografis, lapisan tanah yang subur dan panorama, serta bebrbagai flora dan fauna yang memperkaya isi daratan dan lautannya. Pariwisata menurut UU RI No. 9 tahun 1990 adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pariwisata termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha – usaha yang terkait

(47)

Sumatera adalah dengan luas 443.065,8 km2. Penduduk pulau ini sekitar 52.210.926 (sensus 2010). Sumatera Utara merupakan sebuah provinsi yang memiliki sejumlah obyek wisata yang unik, baik wisata alam maupun budaya. Beberapa obyek wisata tersebut telah dikenal luas hingga ke mancanegara seperti Danau Toba dengan panorama alam yang indah dan Bukit Lawang dengan orangutan Sumatera yang unik, berbeda dengan orangutan Kalimantan.

Sumatera Utara juga memiliki daerah wisata alam lainnya yang berpotensi dalam peningkatan objek wisata alam salah satunya terdapat di Kabupaten Langkat. Kabupaten Langkat adalah sebuah kabupaten yang terletak di Sumatera Utara, Indonesia. Ibukotanya berada di kota Binjai.

Kabupaten Langkat merupakan Kabupaten yang berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai Daerah Tujuan Wisata berkelas dunia. Lembah yang di aliri sungai bening, pegunungan dan bukit menghijau dengan air terjun dan segala macam flora dan fauna, yang menjadikan kabupaten ini sebagai Daerah Tujuan Wisata yang lengkap. Namun, kekayaan alam yang dimiliki ini ibarat permata yang agak memudar dan perlu di asah agar mengkilap, sehingga mengagumkan bagi setiap yang datang melihatnya. Polesan dari pemerintah sangat diharapkan agar layak dijual kepada wisatawan lokal maupun manca negara.

(48)

ditemukan sungai yang airnya berwarna biru seperti air laut kemudian dibuka menjadi tempat wisata sekitar 2010 silam. Namun, saat itu hanya beberapa komunitas saja yang betandang kesana mengingat akses jalan yang belum memadai (belum di aspal maksudnya). Hingga sekitar tahun 2013 saat sosmed kian populer desa ini pun naik daun.

(49)

biasanya pada hari libur nasional atau libur panjang. Maka, jika objek wisata ini dikembangkan dan di kelola secara maksimal diharapkan dapat memberikan manfaat untuk mensejahterakan masyarakat sekitar serta tentunya akan menambah pendapatan asli daerah.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membahas objek wisata di kecamatan sei binge Kabupaten Langkat, karena semakin berkurangnya pengunjung yg datang di objek wisata kolam abadi, maka dibuatlah judul "Upaya Peningkatan Kunjungan Wisatawan Di Obyek Wisata Akam Kolam Abadi Desa Rumah Galuh di Kabupaten Langkat"

1.2Pembatasan Masalah

Penulis membatasi masalah yang akan dibahas agar terarah dan tetap fokus sesuai dengan judul kertas karya ini. Adapun batasan masalah yang penulis buat, anatara lain :

1. Bagaimana Potensi Pariwisata di Kabupaten Langkat 2. Bagaimana aksebilitas menuju obyek wisata Kolam Abadi

(50)

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :

1. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Ahli Madya Pariwisata program Diploma III Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara

2. Memberikan wawasan serta pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya mengenai objek wisata Kolam Abadi sebagai obyek daya tarik wisata alam di Kabupaten Langkat.

3. Berpartisipasi dalam mendukung pemerintah demi terwujudnya pembangunan pariwisata di Kabupaten Langkat dan memberikan pola pikir serta memperkenalkan potensi obyek dan daya tarik wisata alam Kolam Abadi yang dapat menunjang kepariwisataan di Sumatera Utara.

(51)

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat penulisan daapat dibagi menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis :

a. Manfaat teoritis penulisan ini di harapkan akan memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu kepariwisataan, khususnya wisata alam, baik dari segi bentuk maupun strategi peningkatan kunjungan

b. Manfaat praktis penulisan di harapkan bermanfaat bagi pemerintah daerah sebagai pengambil kebijakan, bagi para pelaku pariwisata serta bagi masyarakat pemilik daerah objek wisata tersebut dalam pembanguan kepariwisataan di daerahnya. Dalam menghadapi persaingan yang ketat dalam dunia kepariwisataan baik di tingkat lokal, regional, nasional, dan Internasional diharapkan juga peningkatan - peningkatan kepariwisataan yang ada di suatu daerah objek dan daya tarik wisata seperti lingkungan alam, budaya serta kehidupan masyarakat setempat dapat berjalan seimbang dan tetap terjaga keberlanjutannya dengan kualitas yang dapat dibanggakan dan pada akhirnya dapat memberikan kepuasan bagi wisatawan.

(52)

1.5Metode Penelitian

Dalam rangka penyusunan kertas karya ini diperlukan data – data dan informasi yang akurat untuk dapat menjawab permasalahan yang dihadapi penulis serta dapat dipertanggungjawabkan. Adapun metode yang digunakan dalam memperoleh data dan informasi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Penelitian Perpustakaan (Library Research)

Pengumpulan data berdasarkan bahan acuan dari perpustakaan yang berkaitan dengan objek pembahasan, baik berupa buku, majalah, brosur, surat kabar, internet dan media cetak lainnya.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

(53)

1.6Sistematika Penulisan

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis membagi pokok pembahasan dalan lima (5) bab, dan pembahasan dibagi ke dalam beberapa sub bab. Sistematika pembahasan tersebut adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab I ini memuat mengenai Alasan Pemilihan Judul, Pembatasan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, dan Metode Penelitian, serta Sistematika Penulisan.

BAB II : URAIAN TEORETIS

Bab II menguraikan Pengertian Umum Kepariwisataan, Wisatawan, Sarana dan Prasarana Pariwisata, Industri Pariwisata dan Produk Wisata,Obyek dan Daya Tarik Wisata, serta Wisata Alam.

BAB III : GAMBARAN UMUM KABUPATEN LANGKAT

(54)

BAB IV : UPAYA PENINGKATAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI OBYEK

WISATA ALAM KOLAM ABADI DESA RUMAH GALUH

KABUPATEN LANGKAT

Bab IV ini menguraikan gambaran umum obyek wisata alam Kolam Abadi, Aksesibilitas menuju obyek wisata alam Kolam Abadi, dan upaya peningkatan kunjungan wisatawan di obyek wisata alam Kolam Abadi Desa Rumah Galuh Kabupaten Langkat

BAB V : PENUTUP

(55)

ABSTRAK

Kabupaten Langkat memiliki potensi pariwisata yang dapat dijadikan sebagai Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW). Salah satunya adalah Kolam Abadi Desa Rumah Galuh yang memiliki keindahan alam, keanekaragaman flora dan fauna dan air yang jernih yang berpotensi sebagai obyek dan daya tarik wisata alam. Kolam Abadi saat ini sedang dikembangkan dan dikelola dengan baik oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat yang bertujuan untuk meningkatkan arus kunjungan wisatawan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), menambah devisa negara, membuka lapangan pekerjaan dan kesempatan berusaha. Upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dengan membangun sarana dan prasarana serta promosi, dimaksudkan untuk meningkatkan citra Kolam Abadi sebagai obyek dan daya tarik wisata alam yang menarik. Dalam pengelolaan daya tarik wisata alam, Kolam Abadi harus ditangani dan dikelola secara professional dan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak yang terkait (stakeholder), seperti pemerintah, pihak swasta dan masyarakat guna mendapatkan hasil yang optimal

(56)

UPAYA PENINGKATAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI OBYEK WISATA

ALAM KOLAM ABADI DESA RUMAH GALUH KABUPATEN LANGKAT

KERTAS KARYA

OLEH

ANETA GREGLICKA 122204081

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PARIWISATA FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(57)

ABSTRAK

Kabupaten Langkat memiliki potensi pariwisata yang dapat dijadikan sebagai Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW). Salah satunya adalah Kolam Abadi Desa Rumah Galuh yang memiliki keindahan alam, keanekaragaman flora dan fauna dan air yang jernih yang berpotensi sebagai obyek dan daya tarik wisata alam. Kolam Abadi saat ini sedang dikembangkan dan dikelola dengan baik oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat yang bertujuan untuk meningkatkan arus kunjungan wisatawan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), menambah devisa negara, membuka lapangan pekerjaan dan kesempatan berusaha. Upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dengan membangun sarana dan prasarana serta promosi, dimaksudkan untuk meningkatkan citra Kolam Abadi sebagai obyek dan daya tarik wisata alam yang menarik. Dalam pengelolaan daya tarik wisata alam, Kolam Abadi harus ditangani dan dikelola secara professional dan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak yang terkait (stakeholder), seperti pemerintah, pihak swasta dan masyarakat guna mendapatkan hasil yang optimal

(58)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

kebesaranNya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini tepat waktu. Sudah

merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa Program Studi D-III Pariwisata Fakultas

Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk menyusun dan menyelesaikan sebuah

kertas karya. Kertas karya ini untuk melengkapi persyaratan mencapaigelar Diploma III

Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera

Utara. Adapun judul kertas karya ini adalah “Upaya Peningkatan Kunjungan Wisatawan

di Obyek Wisata Alam Kolam Abadi Desa Rumah Galuh Kabupaten Langkat”

Penulis menyadari bahwa kertas karya ini belum sempurna. Hal ini disebabkan

oleh keterbatasan, pengetahuan, kemampuan dan sumber bacaan yang diperoleh. Oleh

karena itu, dengan rendah hati penulis bersedia menerima kritik dan saran yang sifatnya

membangun dari pembaca guna penyempurnaan kertas karya yang penulis buat.

Dalam menyelesaikan kertas karya ini, penulis banyak mendapat dukungan,

semangat dan motivasi yang penulis terima dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini

terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis M.A., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

(59)

3. Bapak Solahuddin Nasution, S.E., MSP, sebagai dosen pembimbing dalam kertas karya ini yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan kritik dan saran dalam pembuatan kertas karya ini dan rasa terima kasih saya sampaikan kembali atas motivasi dan nasihat yang telah bapak berikan selama ini.

4. Bapak Sugeng Parmono,M.Si.sebagai dosen pembaca yang telah banyak meluangkan waktunya buat saya serta memberi nasehat nya

5. Bapak Solahuddin Nasution, S.E., MSP, sebagai Koordinator Praktek Jurusan Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata, yang telahmembimbing, memberikan dukungan dan mengarahkan penulis. dosen yang selalu memberikan semangat dan inspirasi yang luar biasa

6. Kepada alm papa tercinta Undetnatarius Sonen dan mama Martha Sigi yang selalu berdoa memberikan dukungan yang luar biasa buat chika.

7. Buat abang Bernad, Uchie, kaka Indah, abang Iwan dan sepupu sepupu lainnya yang turut memberikan dan dukungan yang luar biasa.

8. Buat sahabat Yaser Arafat yang selalu ada dalam meluangkan waktu dan membantu chika dalam segala masalah dan urusan kampus, sukses untuk kita bersama.

(60)

10. Untuk kekasih tercinta kaka ace saya ucapkan terimaksih banyak karna sanggup menjadi teman cerita dan memberikan motifasi yang baik selama chika galau menghadapi tugas kampus.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini. Semoga kertas karya ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya.

Medan, Januari 2016

Penulis,

(61)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………..

KATA PENGANTAR ………...…...

DAFTAR ISI ………...….

DAFTAR GAMBAR………...……...….

DAFTAR TABEL ………..…...…

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……….….………...…....

1.2 Pembatasan Masalah ………...…....………...……….. 1.3 Tujuan Penelitian ………..….………...…...……… 1.4 Manfaat Penelitian ………. 1.5 Metode Penelitian ……….….…………..……...………. 1.6 Sistematika Penulisan ……….…….…………...…………..… BAB II TINJAUAN TEORETIS

(62)

2.4 Pengertian Industri dan ProdukWisata ……….……… 2.4.1 Pengertian Industri Pariwisata ……….………...……….. 2.4.2 Pengertian Produk Wisata ……….

2.5 Pengertian Daya Tarik Wisata ………...………...….. 2.6 Wisata Alam ……….……… BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN LANGKAT

3.1 Sejarah Kabupaten Langkat……… 3.2 Kondisi Wilayah Kabupaten Langkat………. 3.3 Demografi Penduduk ………...……….………….… 3.4 Potensi Pariwisata Kabupaten Langkat …………...…………...… BAB IV UPAYA PENINGKATAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI OBYEK

WISATA KOLAM ABADI DESA RUMAH GALUH KABUPATEN

LANGKAT

4.1 Gambaran Umum Kolam Abadi ………….…..……...

4.2 Aksesibilitas Menuju Kolam Abadi………..…..….… 4.3 Upaya Peningkatan Kunjungan Wisatawan Di Obyek Wisata Kolam

Abadi Desa Rumah Galuh Kabupaten Langkat ………..… 4.3.1 Peningkatan Sumber Daya Manusia….………..…..

(63)

4.4.3 Promosi dan Pemsaran Obyek Wisata Alam Kolam Abadi…

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ………...……….…………

5.2 Saran ……….……….………….

(64)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan Halaman

Gambar 4.1 Keindahan Kolam Abadi 41

(65)

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Halaman

Gambar

Gambar 4.1 Keindahan Kolam Abadi
Gambar 4.2 Pengunjung Kolam Abadi
Gambar 4.3 Pintu Masuk dan Aksesibilitas Menuju Kolam Abadi
Gambar Keterangan
+2

Referensi

Dokumen terkait