• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usulan Rancangan Fasilitas Kerja pada Stasiun Pengulir Tangkai Sapu untuk Mengurangi Resiko Musculoskeletal Disorder di CV Arba Jaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Usulan Rancangan Fasilitas Kerja pada Stasiun Pengulir Tangkai Sapu untuk Mengurangi Resiko Musculoskeletal Disorder di CV Arba Jaya"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

”Pengulir Tangkai Sapu”

Tujuan: Untuk mengetahui atribut pengulir tangkai sapu yang diinginkan oleh

operator pada bagian pengulir tangkai sapu.

DATA RESPONDEN

1. Berapakah dimensi alat pengulir tangkai sapu yang anda inginkan? (panjang x lebar x tinggi)

Jawab : ………..

2. Bagaimana cara penggunaan alat pengulir tangkai sapu yang anda inginkan?

Jawab : ………..

3. Apa bahan utama alat pengulir tangkai sapu yang anda inginkan?

Jawab : ………..

4. Apa bahan penutup batangan ulir yang anda inginkan?

Jawab : ………..

5. Berapa putaran pengulir tangkai sapu yang anda inginkan per menit?

Jawab : ………..

(3)

7. Bagaimana bentuk tempat oli yang anda inginkan?

Jawab : ………..

8. Apa bahan tempat oli yang anda inginkan?

Jawab : ………..

9. Bagaimana bentuk tempat duduk yang anda inginkan?

Jawab : ………..

10.Apa bahan tempat duduk yang anda inginkan?

Jawab : ………..

11.Fungsi tambahan apa yang sesuai untuk alat pengulir tangkai sapu yang anda inginkan?

Jawab : ………

12.Apa warna alat pengulir tangkai sapu yang Anda inginkan?

Jawab : ………

(4)

DATA RESPONDEN

Kuesioner ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kinerja dan harapan responden terhadap alat pengulir tangkai sapu. Cara pengisian kuesioner ini adalah dengan memberi tanda (X) pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan Performansi (Kinerja) dan Harapan anda terhadap produk ini.

Primer

Sekunder Tersier Kinerja Harapan

SB B CB KB TB SP P CP KP TP Fungsi Tambahan Tempat Bahan

Baku Atribut

(5)

Bagian II

PertanyaanAtribut

Petunjuk Pengisian

Berikan tanda silang (X) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pengalaman yang anda ketahui.

(6)
(7)

Rev : 00

Tgl. Effektif : 01 Feb 2012 Halaman : 61 dari 1

PROPOSAL TUGAS SARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS : TEKNIK

PROGRAM : EKSTENSI (S1) DEPARTEMEN : TEKNIK INDUSTRI

NAMA MAHASISWA : SAMUEL DIOKTORO HUTASOIT NIM : 120423002

JUDUL : Usulan Rancangan Fasilitas Kerja pada Stasiun Pengulir Tangkai Sapu untuk Mengurangi Resiko Musculoskeletal

Disorder di CV Arba Jaya

DOSEN PEMBIMBING : Ir. Mangara M Tambunan,M.Sc.

NO TANGGAL MATERI

BIMBINGAN PARAF KETERANGAN

1

2

3

MEDAN, NOVEMBER 2015

PEMBIMBING,

(8)

Rev : 00

Tgl. Effektif : 01 Feb 2012 Halaman : 62 dari 1

PROPOSAL TUGAS SARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS : TEKNIK

PROGRAM : EKSTENSI (S1) DEPARTEMEN : TEKNIK INDUSTRI

NAMA MAHASISWA : SAMUEL DIOKTORO HUTASOIT NIM : 120423002

JUDUL : Usulan Rancangan Fasilitas Kerja pada Stasiun Pengulir Tangkai Sapu untuk Mengurangi Resiko Musculoskeletal

Disorder di CV Arba Jaya

DOSEN PEMBIMBING : Ir. Anizar, M.Kes.

NO TANGGAL MATERI

BIMBINGAN PARAF KETERANGAN

1

2

3

MEDAN, AGUSTUS 2015

PEMBIMBING,

(9)

Artati, Nuning. 2013. Perancangan Alat Perajang Umbi-Umbian Dengan Metode

Quality Function Development (QFD). Jurnal Teknik Industri STT

Wiworotomo. Purwokerto.

Cross, Nigel. 1996. Engineering Design Methods: Strategies for Product Design. New

York: John Wiley dan Sons.

Kuorinka, I., Jonsson, B., Kilbom, A., Vinterberg, H., Biering-Sorensen, F., AnderssonG.,Jorgensen, K. 1987.Standardised Nordic

Questionnaores(Applied Ergonomics)

Nurmianto, Eko.2008. ErgonomiKonsepDasardanAplikasinya. Surabaya: GunaWidya

Philips, Chandler Allen. 2000. Human Factors Engineering. New York: John Wiley

dan Sons.

Ginting, Rosnani. 2007. SistemProduksi.Yogyakarta: GrahaIlmu. 2009. PerancanganProduk. Yogyakarta: GrahaIlmu.

Simoneau, Serge. 1996. Work-Related Musculoskeletal Disorder (MSDs). New York: ASP Metal Melectrique.

Sinulingga, Sukaria. 2011. MetodologiPenelitian. Medan: USU Press.

Stanton, Naville. 2005. Handbook of Human Factors and Ergonomics Methods. New York: CRC Press LLC.

Suhardi, Bambang; Rochman, Taufiq; dan Wiranta, Edy. 2013. Redesain Kursi Kuliah

(10)

Teknik Industry Usu. Medan

Wibowo, Deonalt Praharyo; Nasifah, Laila; Berlianty, Intan. 2011. Perancangan

Ulang Desain Kursi Penumpang Mobil Land Rover yang Ergonomis

dengan Metode EFD. Yogyakarta: Teknik Industri UPN Veteran.

(11)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Postur Kerja1

Pekerjaan yang bervariasi menyebabkan posisi kerja yang bervariasi pula. Masing-masing posisi kerja mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap tubuh. Grandjean (1993) berpendapat bahwa bekerja dengan posisi duduk mempunyai keuntungan antara lain:

1. Pembebanan pada kaki

2. Pemakaian energi dapat dikurangi

3. Keperluan untuk sirkulasi darah dapat dikurangi

Pekerjaan dengan posisi duduk terlalu lama dapat menyebabkan otot perut melembek dan tulang belakang akan melengkung sehingga cepat lelah. Mengingat posisi duduk mempunyai keuntungan dan kerugian, untuk mendapatkan hasil kerja yang lebih baik tanpa pengaruh buruk pada tubuh, perlu dipertimbangkan pada jenis pekerjaan apa saja sesuai diterapkan posisi duduk. Menurut Pulat (1992) memberikan pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi duduk. Pekerjaan tersebut antara lain:

1. Pekerjaan yang memerlukan kontrol dengan teliti pada kaki

2. Pekerjaan utama adalah menulis atau memerlukan ketelitian pada tangan

1

(12)

3. Tidak diperlukan tenaga dorong yang besar

4. Objek yang dipegang tidak memerlukan tangan bekerja pada ketinggian lebih dari 15 cm dari landasan kerja

5. Diperlukan tingkat kestabilan tubuh yang tinggi 6. Pekerjaan dilakukan pada waktu yang lama

7. Seluruh objek yang dikerjakan atau disuplai masih dalam jangkauan dengan posisi duduk

3.2. Gangguan Musculoskeletal2

Terdapat banyak penyebab terjadinya keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDS), faktor terbesar dalam keluhan MSDS adalah pekerjaan yang berulang-ulang, hal tersebut merupakan salah satu faktor dari faktor risiko (risk factor) yang dimiliki oleh stasiun kerja. Faktor risiko dapat menjadi penyebab langsung dari masalah kesehatan, adanya faktor risiko bukan berarti merupakan salah satu faktor penyebab. Faktor risiko merupakan suatu kondisi yang menunjukkan tingkat

Gangguan musculoskeletal yang sering juga disebut Work-related

Musculoskeletal Disorder (WMSD) adalah rasa sakit yang mempengaruhi tulang,

otot, dan persendian tubuh yang diderita oleh seseorang. Pekerjaan yang berulang ulang serta beban kerja yang berlebihan menyebabkan tubuh mengalami rasa sakit dan berakibat terhadap lamanya tubuh melakukan proses pemulihan.

3.2.1. Penyebab Gangguan Muskuloskeletal

(13)

risiko yang dimiliki suatu pekerjaan terhadap masalah kesehatan yang mungkin muncul di stasiun kerja.

3.3. Standard Nordic Questionnaire (SNQ)3

3

Kuorinka, I., Jonsson, B., Kilbom, A., Vinterberg, H., Biering-Sorensen, F., Andersson, G., Jorgensen, K, Standardised Nordic Questionnaores (Applied Ergonomics, 1987).

Standard Nordic Questionnaire (SNQ) merupakan salah satu alat ukur

yang biasa digunakan untuk mengenali sumber penyebab keluhan kelelahan otot. Melalui Standard Nordic Questionnaire dapat diketahui bagian-bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari rasa tidak sakit sampai sangat sakit. Dengan melihat dan menganalisis peta tubuh seperti Gambar 2.8. maka diestimasi jenis dan tingkat keluhan otot skeletal yang dirasakan oleh pekerja.

Dimensi-dimensi tubuh tersebut dapat dibuat dalam format Standard

Nordic Questionnaire. Standard Nordic Questionanire dibuat atau disebarkan

untuk mengetahui keluhan-keluhan yang dirasakan pekerja akibat pekerjaanya.

Standard Nordic Questionnaire bersifat subjektif, karena rasa sakit yang

(14)

Gambar 3.1. Peta Tubuh

Keterangan:

0. leher bagian atas 16. tangan kiri

1. leher bagian bawah 17. Tangan Kanan

2. bahu kiri 18. Paha Kiri

3. bahu kanan 19. Paha Kanan

4. lengan atas kiri 20. Lutut Kiri

5. punggung 21. Lutut Kiri

6. lengan atas kanan 22. Betis Kiri

7. pinggang 23. Betis Kanan

8. bokong 24. Pergelangan Kaki Kiri

9. pantat 25. Pergelangan Kaki Kanan

10. siku kiri 26. Kaki Kiri

11. siku kanan 27. Kaki Kanan

12. lengan bawah kiri 13. lengan bawah kanan 14. pergelangan tangan kiri 15. pergelangan tangan kanan

2.3 REBA (Rapid Entire Body Assesment)4

(15)

REBA dirancang oleh Lynn Mc Atemney dan Sue Hignett (2000) sebagai sebuah metode penilaian postur kerja untuk menilai faktor resiko gangguan tubuh secara keseluruhan. Data yang dikumpulkan adalah data mengenai postur tubuh, kekuatan yang digunakan, jenis pergerakan atau aksi, pengulangan atau pegangan. Skor akhir REBA dihasilkan untuk memberikan sebuah indikasi tingkat risiko dan tingkat keutamaan dari sebuah tindakan yang harus diambil.

Untuk masing-masing tugas, menilai faktor postur tubuh dengan penilaian pada masing-masing grup yang terdiri atas dua grup, yaitu:

1. Grup A, terdiri atas: a. Batang tubuh (trunk) b. Leher (neck)

c. Kaki (legs) 2. Grup B, terdiri atas:

a. Lengan atas (upper arm) b. Lengan bawah (lower arm) c. Pergelangan tangan (wrist)

Pada masing-masing grup, diberikan suatu skala skor postur tubuh dan suatu pernyataan tambahan. Diberikan juga faktor beban atau kekuatan dan

coupling.

REBA dapat digunakan ketika penilaian postur kerja diperlukan dalam

sebuah pekerjaan:

1. Keseluruhan bagian badan digunakan.

(16)

3. Melakukan sebuah pembebanan seperti: mengangkat benda baik secara rutin ataupun sesekali.

4. Perubahan dari tempat kerja, peralatan, atau pelatihan pekerja sedang dilakukan dan diawasi sebelum atau sesudah perubahan.

Berikut ini adalah faktor-faktor yang dinilai pada metode REBA. 1. Grup A, terdiri dari :

a. Batang tubuh (trunk)

Gambar 3.2. Postur Batang Tubuh (Trunk) Tabel 3.1. Penilaian Batang Tubuh (Trunk)

Pergerakan Skor Skor Perubahan

Posisi normal 1

+1 jika batang tubuh berputar/bengkok/bungkuk 0 - 200 (ke depan dan belakang) 2

<-200 atau 20 - 600 3

>600 4

(17)

Gambar 3.3. Postur Tubuh Bagian Leher (Neck) Tabel 3.2. Penilaian Leher (Neck)

Pergerakan Skor Skor Perubahan

0 - 200 1

+1 jika leher berputar/bengkok >200- ekstensi 2

c. Kaki (legs)

Gambar 3.4. Postur Tubuh Bagian Kaki (Legs) Tabel 3.3. Penilaian Kaki (Legs)

Pergerakan Skor Skor Perubahan

Posisi normal/seimbang (berjalan/duduk)

1 +1 jika lutut antara 30-600 +2 jika lutut >600 Bertumpu pada satu kaki lurus 2

d. Beban (load)

(18)

Gambar 3.5. Ukuran Beban (Load) Tabel 3.4. Penilaian Beban (Load)

Pergerakan Skor Skor Pergerakan

<5 kg 0

+1 jika kekuatan cepat

5 - 10 kg 1

>10 kg 2

2. Grup B, terdiri dari:

a. Lengan atas (upper arm)

Gambar 3.6. Postur Tubuh Bagian Lengan Atas (Upper Arm) Tabel 3.5. Penilaian Lengan Atas (Upper Arm) Pergerakan Skor Skor Perubahan

200 (ke depan dan belakang) 1 +1 jika bahu naik

+1 jika lengan berputar/bengkok -1 miring, menyangga berat lengan

>200 (ke belakang) atau 20 - 450 2

45 - 900 3

>900 4

(19)

Gambar 3.7. Postur Lengan Bawah Tabel 3.6. Skor Lengan Bawah

Pergerakan Skor

60 - 1000 1

<600 atau >1000 2

c. Pergelangan tangan (wrist)

Gambar 3.8. Postur Pergelangan Tangan Tabel 3.7. Skor Pergelangan Tangan

Pergerakan Skor Skor Perubahan

(20)

d. Coupling

Tabel 3.8. Coupling

Coupling Skor Keterangan

Baik 0 Kekuatan pegangan baik

Sedang 1

Pegangan bagus tapi tidak ideal atau kopling cocok dengan bagian tubuh

Kurang baik 2

Pegangan tangan tidak sesuai walaupun mungkin

Tidak dapat diterima 3

Kaku, pegangan tangan tidak nyaman, tidak ada pegangan atau kopling tidak sesuai dengan bagian tubuh

Tabel 3.9. Skor Aktivitas

Aktivitas Skor Keterangan

Postur statik +1 1 atau lebih bagian tubuh statis/diam Pengulangan +1 Tindakan berulang-ulang

Ketidakstabilan +1

Tindakan menyebabkan jarak yang besar dan cepat pada postur (tidak stabil)

3.6. Antropometri5

(21)

3.6.1. Defenisi Antropometri

(22)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di CV. Arba Jaya yang beralamat di desa Limau Manis, Tanjung morawa, Kabupaten Deli Serdang. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan mulai Oktober 2015 hingga Januari 2016.

4.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif (Deskriptif

Research) dengan jenis studi kasus, yaitu penelitian yang berusaha memaparkan

pemecahan masalah terhadap suatu masalah yang ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. Penelitian ini meliputi proses pengumpulan data, penyajian data dan pengolahan data, serta analisis dan interprestasi.

4.3. Objek Penelitian

Objek penelitian yang diamati adalah alat pembuat ulir tangkai sapu di CV Arba Jaya sedangkan pengukuran antropometri dilakukan kepada pekerja pembuatan ulir tangkai sapu pada CV Arba Jaya.

4.4. Kerangka Konseptual

(23)

direncanakan cara atau prosedur beserta tahapan-tahapan yang jelas dan disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Tiap tahapan merupakan bagian yang menentukan tahapan selanjutnya sehingga harus dilalui dengan cermat. Kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian

Ketidaksesuaian postur kerja, fasilitas kerja, dan anthropometri operator menimbulkan keluhan rasa sakit. Untuk mengurangi rasa sakit tersebut diperlukanperbaikan alat kerja dengan menggunakan data postur tubuh operator.. Berdasarkan gambar diatas yang menjadi inti permasalahan adalah alat pengulir tangkai sapu yang tidak ergonomis. Pembuatan ulir tangkai sapu dikatakan tidak ergonomis karena antropometri operator tidak sesuai dengan alat pengulir tangkai sapu yang digunakan, sehingga menghasilkan keluhan musculoskeletal disorder dan kelelahan. Musculoskeletal disorder juga terjadi karena adanya aktifitas yang berulang-ulang (repetitif) yang mengakibatkan kemampuan otot untuk bekerja semakin menurun.

Postur Kerja Fasilitas Kerja

Antropometri

Keluhan Rasa Sakit

(24)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1 Pengumpulan Data

5.1.1 Data Standard Nordic Questionnaire (SNQ)

Hasil rekapitulasi data SNQ dapat dilihat pada Tabel 5.1.

5.1.2 Data Postur Kerja

Postur kerja dari elemen kegiatan pengulir tangkai sapu yang dilakukan oleh operator bagian pembuat ulir sebagai berikut:

1. Operator mengambil tangkai sapu

Kegiatan operator mengambil tangkai sapu dapat dilihat pada Gambar 5.1

(25)

2. Operator melakukan proses penguliran tangkai sapu

Operator melakukan pekerjaan mengulir tangkai sapu dapat dilihat pada Gambar 5.2

Gambar 5.2 Kegiatan Penguliran Tangkai Sapu

3. Operator meletakkan sapu yang telah diulir

Operator melakukan kegiatan meletakkan sapu yang telah diulir dapat dilihat pada gambar 5.3

(26)

No Nama

0. Sakit kaku di leher bagian atas 10. Sakit pada siku kiri 20. Sakit pada lutut kiri 1. Sakit kaku di leher bagian bawah 11. Sakit pada siku kanan 21. Sakit pada lutut kanan 2. Sakit di bahu kiri 12. Sakit pada lengan bawah kiri 22. Sakit pada betis kiri 3. Sakit di bahu kanan 13. Sakit pada lengan bawah kanan 23. Sakit pada betis kanan

4. Sakit lengan atas kiri 14. Sakit pada pergelangan tangan kiri 24. Sakit pada pergelangan kaki kiri 5. Sakit di punggung 15. Sakit pada pergelangan tangan kanan 25. Sakit pada pergelangan kaki kanan 6. Sakit lengan atas kanan 16. Sakit pada tangan kiri 26. Sakit pada kaki

7. Sakit pada pinggang 17. Sakit pada tangan kanan 27. Sakit pada kaki kanan 8. Sakit pada bokong 18. Sakit pada paha kiri

(27)

tabel 5.2

Tabel 5.2 Dimensi Tubuh Operator NAMA TBD PKL JT LP

5.2.1 Pengumpulan Data Kuesioner Terbuka

Kuisioner terbuka ini disebarkan kepada 10 responden (pengguna alat pengulir tangkai sapu). Atribut dari Alat pengulir Tangkai Sapu yang ditanyakan pada kuisioner adalah:

Hasil yang diperoleh dari pembagian kuisioner adalah data penilaian atribut alat pengulir tangkai sapu. Hasil kusioner dapat dilihat pada Tabel 5.3

Tabel 5.3 Rekapitulasi Kuesioner Terbuka

(28)

Bahan

1 Bahan Utama Besi 6 Besi

Jumlah 10

2 Bahan Penutup Batangan Ulir

8 Bentuk Tempat Duduk

Persegi Panjang 3

Persegi

Persegi 6

Bulat 1

Jumlah 10

Tabel 5.3 Rekapitulasi Kuesioner Terbuka

Atribut No Pertanyaan Jawaban

Responden Jumlah

Modus Kuesioner

(29)

Jumlah 10

5.2.2 Pengumpulan Data Kuesioner Terbuka

Penyusunan kuesioner tertutup dilakukan setelah mengetahui rekapitulasi kuisioner terbuka. Kuesioner tertutup disusun dengan memberi penilaian atas atribut-atribut dari produk alat pengulir tangkai sapu dengan metode penilaian dengan skala

Likert, di mana nilai tersebut diartikan sebagai berikut :

E = 1 : menunjukkan performansi tersebut sangat buruk D = 2 : menunjukkan performansi tersebut buruk C = 3 : menunjukkan performansi tersebut cukup B = 4 : menunjukkan performansi tersebut baik

A = 5 : menunjukkan performansi tersebut sangat baik

Atribut–atribut yang akan dinilai responden pada Tabel 5.4 sebagai berikut:

Tabel 5.4 Atribut Pengulir Tangkai Sapu

Primer Sekunder Tersier

Bahan

Bahan Utama Besi

Bahan Penutup Batangan Ulir Besi

Bahan Tempat Oli Plastik

Bahan Tempat Duduk Kayu

Desain

Penggunaan Alat Pengulir Otomatis

Putaran Pengulir 100rpm

Bentuk Tempat Oli Bulat

Bentuk Tempat Duduk Persegi

Dimensi

Alat Pengulir Tangkai Sapu 65x35x50cm Tinggi Pengulir Tangkai

(30)

Tambahan

Sumber: Pengumpulan Data

Rekapitulasi kuesioner tertutup atribut untuk kinerja dapat dilihat pada Tabel 5.5

Tabel 5.5 Hasil Kuesioner Tertutup untuk Kinerja Atribut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 4

3 3 4 2 2 2 1 2 3 2 3 2

3 3 3 2 1 3 2 3 4 3 4 4

3 4 1 3 3 3 2 2 2 3 2 3

3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4

5 3 5 3 4 4 3 3 3 2 2 3

4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3

3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2

4 2 1 3 3 2 3 3 2 2 3 3

2 3 2 3 2 3 2 1 2 3 3 3

(31)

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Musculoskletal Disorders Berdasarkan SNQ

Hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan penyebaran kuisioner SNQ terhadap 10 operator diperoleh rasa sakit pada semua segmen tubuh, tetapi rasa sakit yang paling menonjol ditunjukkan : sakit kaku di leher bagian bawah, sakit di bahu kanan, sakit di punggung, sakit lengan atas kanan, sakit pada pinggang, sakit pada lengan bawah kanan, sakit pada pergelangan tangan kanan, sakit pada tangan kiri, sakit pada tangan kanan. .

Hasil rekapitulasi bobot pada kuisioner SNQ persentase keluhan rasa sakit pada operator pengulir tangkai sapu adalah :

1. Sakit dibahu kanan (11,66 %) 2. Sakit pada bokong (7,91%) 3. Sakit pada siku kanan ( 10,4%) 4. Sakit lengan atas kanan (11,25%) 5. Sakit pada tangan kiri ( 4,58%) 6. Sakit pada tangan kanan (9,58 %) 7. Sakit pada paha kiri (5,83%)

(32)

penguliran tangkai sapu. Kegiatan penguliran tangkai sapu berdasarkan hasil kuisoner REBA menunjukkan tidak baiknya postur tubuh operator dalam bekerja. Tingginya skor menunjukkan bahwa diperlukan segera perancangan alat yang sesuai postur tubuh operator. Hasil penilaian postur kerja memperlihatkan bahwa keluhan otot yang dialami oleh seluruh operator, yaitu pada bagian lengan atas, lengan bawah, pinggang serta punggung. Hal ini disebabkan oleh postur tubuh operator pada saat melakukan pekerjaannya yang kurang ergonomis dan fasilitas kerja yang kurang baik menambah keluhan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian postur kerja operator bagian sortasi yang memiliki risiko sangat tinggi. Hasil penilaian postur kerja aktual dengan metode REBA dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1. Hasil Penilaian Postur Kerja Aktual dengan Metode REBA No Elemen Kegiatan Bagian

Tubuh Skor Tindakan Perbaikan

1 Mengambil Tangkai Sapu

Kanan 6 Perlu tindakan

Kiri 9 Perlu tindakan secepatnya 2 Mengulir Tangkai Sapu Kanan 8 Perlu tindakan secepatnya Kiri 8 Perlu tindakan secepatnya 3 Meletakkan Tangkai

Sapu

(33)

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Hasil pengolahan data dan analisis pembahasan memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil identifikasi dari kuesioner SNQ menunjukkan bahwa keluhan yang paling banyak dirasakan operator bagian pengulir tangkai sapu pada bahu kanan (11,66%), Sakit pada bokong (7,91%), sakit pada siku kanan

(10,4%), sakit pada tangan kiri (4,58%), sakit pada tangan kanan (9,58%), sakit pada paha kiri (5,83%) dan hasil penilaian postur kerja dengan metode REBA menunjukkan bahwa kegiatan mengambil tangkai sapu untuk tubuh bagian kiri memiliki skor 9 dengan kategori perlu tindakan secepatnya dan untuk tubuh bagian kanan dengan skor 6 dengan kategori perlu tindakan, untuk aktivitas mengulir tangkai sapu pada bagian kiri dan kanan memiliki skor 8 dengan kategori perlu tindakan secepatnya. Begitu juga dengan meletakkan tangkai sapu pada bagian kiri memiliki skor 5 dengan kategori perlu tindakan, sedangkan pada bagian kanan memiliki skor penilian 6 dengan kategori perlu tindakan.

(34)

yang murah.

7.2. Saran

Saran yang diusulkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Diharapakan kepada CV atau UKM agar dapat mempertimbangkan dalam penerapan rancangan usulan alat pengulir tangkai sapu otomatis untuk mereduksi keluhan MSDs pada operator pengulir tangkai sapu dan memudahkan dalam proses penguliran tangkai sapu.

2. Diharapkan pada penelitiaan selanjutnya, alat pengulir tangkai sapu diukur produktivitas kerja dengan membandingkan penggunaan alat pengulr tangkai sapu aktual dan alat pengulir tangkai sapu usulan.

(35)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

CV. Arba Jaya pada awalnya salah satu UKM sederhana yang didirikan sebagai usaha sampingan oleh seorang bapak yang sebelumnya bekerja sebagai salah satu pembuat sapu ijuk di daerah Tanjung Morawa. Berbekal keterampilan yang dia miliki selama bekerja sehingga menimbulkan keinginan untuk memiliki usaha sendiri dalam bidang pembuatan sapu ijuk. Pada tahun 2000 UKM CV.Arba Jaya hanya memiliki 4 pekerja untuk melakukan proses pembuatan sapu ijuk secara keseluruhan. Setelah beberapa tahun kemudian usaha sapu ijuk berkembang mengingat semakin banyaknya permintaan terhadap kebutuhan sapu ijuk dari berbagai daerah. Hal ini membuat pemilik UKM Arba Jaya semakin mengembangkan kualitas dan produksi sapu ijuk yang dimilikinya. Sehingga pada tahun 2005 – sekarang UKM Arba Jaya menambah jumlah pekerja dengan merekrut penduduk daerah yang ada di sekitar UKM. Hal ini dilakukan pemilik UKM dengan tujuan untuk membantu dan menambah perekonomian warga yang ada di sekitar UKM. Jumlah pekerja yang dimiliki oleh UKM Arba Jaya hingga saat ini berkisar 20 pekerja. Hingga saat ini, UKM Arba Jaya tetap beroperasi yang berlokasi di Jl. Limau Manis, Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang – Sumatera Utara yang berganti nama menjadi sebuah UKM CV.Arba Jaya didirikan oleh bapak Ridho sekaligus pemilik UKM CV.Arba Jaya.

(36)

2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha

UKM CV.Arba Jaya bergerak dalam bidang pembuatan sapu ijuk. UKM CV.Arba Jaya menjual produknya kepada toko-toko baik disekitar daerah maupun keluar daerah, seperti Medan, Belawan. Penjualan produk dilakukan sendiri oleh pemilik UKM CV.Arba Jaya.

2.3 Lokasi Perusahaan

UKM CV.Arba Jaya terletak di Jl. Limau Manis, Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang – Sumatera Utara. Lokasi UKM CV.Arba Jaya dari kota Medan memiliki jarak tempuh sekitar 57 Km.

2.4 Organisasi dan Manajemen 2.4.1 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan gambaran skematis tentang hubungan-hubungan dan kerjasama diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan. Struktur ditentukan atau dipengaruhi oleh badan usaha, jenis usaha, besarnya usaha dan system produksi perusahaan tersebut.

(37)

yaitu bentuk struktur organisasi yang ditunjukkan dengan adanya pembagian tugas dan wewenang yang jelas pada masing-masing bagian kerja. Struktur organisasi UKM CV.Arba Jaya dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Pimpinan

(38)

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang tujuannya adalah mempelajari sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam melakukan pekerjaannya, sehingga di lakukan sebuah perancangan sistem kerja agar orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik dan benar secara EASNE (Efektif, Aman, Sehat, Nyaman, dan Efisien).

CV. Arba Jaya merupakan industri kecil menengah yang bergerak di bidang produksi sapu ijuk dan memasarkan sapunya ke grosir-grosir yang berada disekitar kawasan Tj.Morawa dan Medan. Kualitas produksi sapu ijuk sangat dipengaruhi oleh kemampuan operator dalam menjalankan alat produksi, industri kecil menengah ini memproduksi 100 – 150 tangkai sapu perhari.

CV Arba Jaya memiliki beberapa stasiun, di antaranya stasiun pemotongan tangkai sapu, stasiun penghalus tangkai sapu dan stasiun pembuatan ulir tangkai sapu. Stasiun pengulir tangkai sapu membentuk ujung tangkai sapu agar memiliki ulir untuk memudahkan proses penyatuan antara tangkai sapu dengan kepala sapu. Pada Stasiun ini operator menjangkau

(39)

operator selama 8 jam kerja. Operator melakukan pekerjaannya tidak sesuai dengan prinsip ergonomis yaitu membungkuk, jangkauan tangan berlebihan, dan pekerjaan yang berulang-ulang sehingga menimbulkan kelelahan dan rasa nyeri pada punggung dan pinggang, hal ini disebabkan ketidaksesuaian anthropometri operator dengan alat. Pernyataan diatas didapat berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan langsung dilapangan. Aktivitas operator melakukan pekerjaannya dapat dilihat pada Gambar 1.1

Gambar 1.1. Operator Melakukan Aktivitas Produksi

Penelitian Sritomo Wignjosoebroto (2010) menyatakan fasilitas kerja yang telah disesuaikan dengan antropometri mengakibatkan adanya penurunan tingkat keluhan rasa sakit yang dialamioleh operator pada saat bekerja.

(40)

MSDS yang terjadi sebelum menggunakan rancangan alat sebesar 43,39% dan sesudah menggunakan rancangan alat menjadi 33,77%

Penelitian yang dilakukan Terang Ukur Ginting (2015) di langkat bahwa terdapat 9 variabel kebutuhan petani untuk mendapatkan alat penyadapan sesuai dengan yang diinginkan. Pembangunan house of quality pada perancangan alat penyadapan karet dapat diketahui bahwa kadar besi dan kekuatan kayu menjadi masalah pada alat penyadapan karet yang harus diselesaikan. Kadar besi dan kekuatan kayu menjadi sesuatu yang sangat penting terhadap daya tahan dan kwalitas alat penyadap yang dimiliki oleh petani karet. Hasil perhitungan validitas data alat penyadapan karet diketahui bahwa seluruh variabel dinyatakan valid dikarenakan koefisien korelasi product moment bernilai lebih besar dari nilai r tabel yaitu 0,191 yang berarti bahwa kuesioner yang digunakan sebagai instrumen pengumpulan data telah benar dan tidak perlu diganti. Dari hasil perhitungan reliabilitas data juga didapatkan hasil yang reliable yang berarti bahwa keseluruhan data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner telah layak digunakan dan diolah lebih lanjut.

(41)

1.2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah penilitian ini adalah adanya keluhan rasa sakit pada operator penguliran tangkai sapu. Timbulnya rasa sakit akibat aktivitas membungkuk, menjangkau, dan memutar yang dilakukan secara repetitif selama 8 jam kerja. Alat yang tidak sesuai dengan postur tubuh operator membutuhkan perancangan fasilitas kerja yang ergonomis

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan umum penelitian adalah mendapatkan rancangan alat pengulir tangkai sapu yang ergonomis sehingga mengurangi keluhan rasa sakit yang dialami operator.

Tujuan khusus penelitian adalah:

1. Mengidentifikasi keluhan rasa sakit operator dengan menggunakan

Standard Nordic Questionnaire (SNQ) dan menganalisa postur kerja

operator dengan metode REBA (Rapid Entire Body Assesment).

2. Merancang alat pembuatan ulir tangkai sapu dengan menggunakan metode

Quality Function Deployment (QFD).

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian adalah : 1. Bagi Mahasiswa

(42)

Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja, khususnya dalam penilaian beban serta postru kerja dan perancangan fasilitas kerja berdasarkan dimensi dan prissip antropometri yang telah didapat di perguruan tinggi ke dalam lingkungan industri secara nyata dalam menyelesaiakan suatu permasalahan-permasalahan praktis.

2. Bagi perusahaan

Menjadikan suatu pertimbangan sebagai masukan untuk merancang fasilitas kerja yang ergonomis dalam usaha untuk mereduksi keluhan muskoloskeletal.

3. Bagi Departemen Teknik Industri

Mempererat kerjasama antara perusahaan dengan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dan untuk menambah literatur perpustakaan.

1.5. Batasan dan Asumsi Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah:

3. Penelitian hanya dilakukan di stasiun pembuatan ulir tangkai sapu.

4. Pengukuran hanya dilakukan pada operator yang bertugas membuat ulir tangkai sapu.

(43)

6. Rancangan alat usulan, dalam perwujudan alatnya dilakukan dengan mempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan peneliti.

Asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Operator yang diteliti bekerja dalam keadaan normal.

2. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berada pada kondisi baik dan sesuai standar.

3. Prosedur kerja tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung. 4. Operator yang akan diamati sudah berpengalaman dan telah terbiasa dalam

(44)

ABSTRAK

Sapu ijuk merupakan alat bantu yang umum digunakan masyarakat untuk membersihkan lantai. Aktivitas pembuatan sapu ijuk dilakukan secara manual dengan bantuan alat seadanya. Operator pada stasiun pengulir tangkai sapu ijuk melakukan aktivitas membungkuk dan memutar secara repetitif selama 8 jam kerja. Pekerjaan ini digolongkan pekerjaan berat dan dilakukan secara berulang dalam jangka waktu yang lama. Hasil Standard Nordic Questionnaire (SNQ) memperlihatkan keluhan yang dirasakan operator bagian pengulir tangkai sapu adalah sakit dibahu kanan, sakit pada bokong, sakit pada siku kanan, sakit lengan atas kanan, sakit pada tangan kiri, sakit pada tangan kanan, Sakit pada paha kiri, dengan kategori sangat sakit. Hasil Penilaian postur kerja menggunakan metode

rapid entire body assesment (REBA) menunjukan level risiko tinggi bernilai 5-11

artinya operator memerlukan perbaikan sekarang juga. Usulan rancangan fasilitas kerja berdasarkan prinsip antropometri operator pengulir tangkai sapu ijuk yaitu tinggi bahu duduk (TBD), Pantat ke lutut (PKL), Lebar pinggul (LP) dan Jangkauan tangan (JT).

(45)

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN

PENGULIR TANGKAI SAPU UNTUK MENGURANGI

RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDER

DI CV ARBA JAYA

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar SarjanaTeknik

Oleh

SAMUEL DIOKTORO HUTASOIT 120423002

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(46)

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN

PENGULIR TANGKAI SAPU UNTUK MENGURANGI

RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDER

DI CV ARBA JAYA

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar SarjanaTeknik

Oleh

SAMUEL DIOKTORO HUTASOIT 120423002

Disetujui oleh

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Ir. Mangara M. Tambunan M.Sc) (Ir. Anizar, M.Kes)

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(47)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi ekstensi strata satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul untuk tugas sarjana ini adalah “Usulan Rancangan Fasilitas Kerja pada Stasiun Pengulir Tangkai Sapu untuk Mengurangi Resiko Musculoskeletal Disorder di CV Arba Jaya”.

Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan pembaca lainnya.

Medan, Januari 2016

(48)

UCAPAN TERIMAKASIH

Syukur dan terimakasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah membimbing penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan tugas sarjana ini.

Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini.

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana.

3. Bapak Ir. Mangara M.Tambunan,M.Sc selaku Dosen Pembimbing I atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

(49)

5. Ayahanda Ir.Rasinton Hutasoit dan Ibunda Dr.Paskawani Siregar yang tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril maupun materil sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari tidak dapat membalas segala kebaikan dan kasih sayang dari keduanya, oleh karena itu izinkanlah penulis memberikan karya ini sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta.

6. Abang tercinta Hans Maruahal Hutasoit, kakak Audina Uli Julianti Hutasoit dan Ria Dimeina Hutasoit yang selalu membantu dan mendukung penulis untuk secepatnya menyelesaikan laporan ini.

7. Tempat ternyaman kedua setelah rumah yaitu jalan setia sebagai tempat penulis mendapatkan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir, terima kasih kepada kak Julia Fransiska Marpaung, Riris Natalia Marpaung, Stiphany Marpaung serta amang Marpaung dan inang Br.Sinulingga selaku pemilik rumah yang selalu mebukakan pintu untuk penulis.

8. Sahabat seperjuangan yang selalu medukung penulis : Robi, Inyong, Wahyu, Pacod, Deo dan teman-teman dari Naposo Bulung GKPA Medan Barat yang selalu memotivasi penulis.

9. Kekasih yang selalu memberikan dorongan dan semangat Yohana Cornelia Pulungan

(50)

11. Seluruh teman-teman ekstensi 2012, terimakasih atas dukungan dan kerjasamanya.

(51)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvii ...

I PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar Belakang Masalahan ... I-1 1.2. Perumusan Masalah... I-4 1.3. Tujuan Penelitian... I-4 1.4. Manfaat Penelitian... I-5 1.5. Pembatasan Masalah ... I-6 1.6. Sistematika Penulisan Laporan ... I-7

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

(52)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Lokasi Perusahaan ... II-2 2.4. Organisasi dan Manajemen ... II-2 2.4.1. Struktur Organisasi ... II-2 2.4.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-3 2.4.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-7 2.4.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas ... II-7 2.5. Proses Produksi ... II-7

III LANDASAN TEORI ... III-1

(53)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

3.5.4. Aplikasi Antropometri dalam Perancangan Produk ... III-14 3.5.5. Uji Keragaman Data ... III-15 3.5.6. Uji Kecukupan Data ... III-16 3.6 Perancangan Produk ... III-17 3.6.1. Metode Perancangan Produk ... III-18 3.6.2. Proses-proses dalam Perancangan Produk ... III-21 3.6.2.1. Klarifikasi Tujuan ... III-21 3.6.2.2. Penetapan Fungsi ... III-28 3.6.2.3. Penetapan Kebutuhan ... III-31 3.6.2.4. Penentuan Karakteristik dengan QFD ... III-32

IV HASIL PENELITIAN ... IV-1

4.1. Metodologi Penelitian ... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Objek Penelitian... IV-1 4.4. Kerangka Berpikir ... IV-2 4.5. Metode dan Instrumen Penelitian ... IV-4 4.6. Pengumpulan Data ... IV-5 4.7. Pengolahan Data ... IV-6

(54)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

4.7.1. Penentuan Modus Keluhan Berdasarkan Kuesioner

SNQ ... IV-7 4.7.2. Tahapan Penilaian Level Resiko Kerja dengan Metode

REBA ... IV-8 4.7.3. Tahapan Pengolahan Data Antropometri ... IV-9 4.7.4. Menentukan Karakteristik dengan QFD (Quality

Function Deployment) ... IV-10

4.8. Analisis dan Pemecahan Masalah ... IV-11 4.9. Kesimpulan dan Saran ... IV-12

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... V-1

(55)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

5.3.1. Keluhan Operator Berdasarkan Kuesioner SNQ pada

Stasiun Penggilingan ... V-10 5.3.2. Penentuan Level Tindakan Postur Kerja dengan Metode

REBA ... V-14 5.3.3. Perhitungan Data Antropometri Tubuh Operator ... V-21 5.3.4. perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, Nilai

Maksimum dan Minimum ... V-21 5.3.4.1. Perhitungan Rata-rata... V-23 5.3.4.2. Perhitungan Standar Deviasi ... V-24 5.3.4.3. Perhitungan Nilai Maksimum dan Minimum . V-23 5.3.4.4. Uji Keseragaman Data Antropometri ... V-25 5.3.4.5. Uji Kecukupan Data ... V-30 5.3.4.6. Uji Kenormalan Data dengan Kolmogorov

Smirnov ... V-31

5.4. Perhitungan Persentil ... V-32 5.5. Uji Validitas ... V-35 5.6. Uji Reliabilitas ... V-38 5.7. Perancangan Fasilitas Kerja dengan Menggunakan

(56)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

5.7.1. Klarifikasi Tujuan (Clarifiying Objectives) .... V-41 5.7.2. Penetapan Fungsi (Establishing Function) ... V-46 5.7.3. Penyusunan Kebutuhan ... V-50 5.7.4. Penentuan Karakteristik ... V-52

VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1

6.1. Analisis Keluhan Musculoskeletal Disorders Berdasarkan

SNQ ... VI-2 6.2. Analisis dan Evaluasi Postur Kerja dengan REBA ... VI-2 6.3. Analisis Metode Perancangan QFD ... VI-3 6.4. Analisis Rancangan Fasilitas Kerja Aktual dan Usulan ... VI-6

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1. Kesimpulan... VII-1 7.2. Saran ... VII-1

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(57)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

3.1 Penilaian Batang Tubuh (Trunk) ... III-6 3.2 Penilaian Leher (Neck) ... III-7 3.3 Penilaian Kaki (Legs) ... III-7 3.4 Penilaian Beban (Load) ... III-8 3.5 Penilaian Lengan Atas (Upper Arm) ... III-8 3.6 Skor Lengan Bawah ... III-9 3.7 Skor Pergelangan Tangan ... III-9 5.1 Rekapitulasi Standar Nordic Questioner (SNQ)... V-4 5.2. Dimensi Tubuh Operator... V-5 5.3. Rekapitulasi Kuisoner Terbuka ... V-6 5.4. Atribut Pengulir Tangkai Sapu... V-8 5.5. Data Hasil Kuesioner Tertutup untuk Kinerja Atribut ... V-9 5.6. Data Hasil Kuesioner Tertutup untuk Harapan Atribut ... V-9 5.7. Persentase Keluhan Operator ... V-12 5.8. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Postur Kerja ... V-21 5.9. Data Dimensi Tubuh Operator ... V-21 5.10. Hasil Pengukuran dengan X,σ, Xmin dan Xmaks ... V-25

5.11. Uji Keseragaman Data ... V-27 5.12. Uji Keseragaman Data Setelah Beberapa Kali Dilakukan Revisi

(58)

5.13. Data Dimensi Tubuh Operator Setelah Revisi ... V-29 5.14. Uji Kecukupan Data ... V-31 5.15. Uji Kenormalan Data dengan Kolmogorov-Smirnov ... V-32 5.16. Perhitungan Persentil 5, 50, dan 95 untuk Seluruh Dimensi

Antropometri ... V-34 5.17. Uji Validitas Kinerja untuk Produk Pengulir Tangkai Sapu ... V-35 5.18. Uji Validitas Harapan untuk Produk Pengulir Tangkai Sapu ... V-36 5.19. Rekapitulasi Uji Validitas pada Kinerja untuk Semua Atribut

Pengulir Tangkai Sapu ... V-37 5.20. Rekapitulasi Uji Validitas pada Harapan untuk Semua Atribut

Pengulir Tangkai Sapu ... V-37 5.21. Pengelompokan Data Berdasarkan Pertanyaan Ganjil dan Genap . V-39 5.22. Daftar Tujuan Perancangan Produk Pengulir Tangkai Sapu... V-42 5.23. Spesifikasi Produk Pengulir Tangkai Sapu ... V-52 5.24. Evaluasi Harapan Konsumen Produk Pengulir Tangkai Sapu ... V-54 5.25. Matriks antara Atribut Produk dan Karakteristik Teknik ... V-55 5.26. Matriks antara Atribut Produk Pengulir Tangkai Sapu dan

(59)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi CV.Arba Jaya ... II-3 3.1. Peta Tubuh... III-4 3.2. Postur Batang Tubuh (Trunk) ... III-6 3.3. Postur Tubuh Bagian Leher (Neck) ... III-7 3.4. Postur Tubuh Bagian Kaki (Legs) ... III-7 3.5. Ukuran Beban (Load) ... III-8 3.6. Postur Tubuh Bagian Lengan Atas (Upper Arm) ... III-8 3.7. Postur Lengan Bawah... III-9 3.8. Postur Pergelangan Tangan ... III-9 3.9 Input, Elemen, dan Area Kajian dari Biomekanika ... III-14 3.10. Black Box... III-30 3.11. House of Quality... III-31 4.1 Kerangka Konseptual Penelitan ... IV-2 4.2. Langkah-langkah Penelitian ... IV-4 4.3. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-6 4.4. Blok Diagram Penentuan Modus Keluhan Berdasarkan

Kuesioner SNQ ... IV-8 4..5. Blok Diagram Penilaian Level Resiko Kerja dengan

(60)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

GAMBAR HALAMAN

4.8. Blok Diagram Menentukan Alternatif dengan QFD ... IV-12 5.1. Kegiatan Mengambil Tangkai Sapu ... V-1 5.2. Kegiatan Penguliran Tangkai Sapu ... V-2 5.3. Kegiatan Meletakkan Hasil Penguliran ... V-2 5.4. Data Keluhan Musculuskeletal Operator I ... V-9 5.5. Persentasi Keluhan MSDs Operator Bagian Pengulir Tangkai

Sapu ... V-11 5.6. Penialain Postur Tubuh (Kiri) Pada Proses Pengambilan

Tangkai Sapu ... V-14 5.7. Penialain Postur Tubuh (Kanan) Operator Pengulir Tangkai

Sapu ... V-16 5.8. Penialain Postur Tubuh (Kanan) Meletakkan Hasil Mengulir

Tangkai Sapu ... V-18 5.9. Peta Kontrol Dimensi Tinggi Bahu Duduk (TBD) ... V- 5.32. Peta Kontrol Revisi I untuk Tinggi Polipteal (TPo) ... V-68 5.33. Peta Kontrol Revisi I untuk Jangkauan Tangan ... V-69

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

GAMBAR HALAMAN

(61)

5.35. Pohon Tujuan Desain ... V-84 5.36. Pohon Tujuan Dimensi ... V-85 5.37. Pohon Tujuan Fungsi ... V-85 5.38 Pohon Tujuan Atribut Tambahan ... V-85 5.39. Pohon Tujuan Penggiling Buah Kopi... V-86 5.40. Sistem Input Output Produk Penggiling Buah Kopi Otomatis ... V-88 5.41. Hubungan Antara Sesama Karakteristik Teknis Penggiling

Buah Kopi ... V-98 5.42. Quality Function Deployment (QFD) Produk Penggiling Buah

Gambar

Tabel A Leher
Gambar 3.1. Peta Tubuh
Gambar 3.2. Postur Batang Tubuh (Trunk)
Tabel 3.2. Penilaian Leher (Neck)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat ini yang bersangkutan menjabat sebagai Kepala Seksi Penyebaran Varietas, Subdit Pengembangan Varietas, Direktorat Perbenihan Hortikultura, Direktorat

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi;. Keputusan Menteri Pendidikan dan

Pitriansyah Kosim mendapat gelar Sarjana Pertanian tahun 1986 dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto dan gelar S2 diperoleh dari Sekolah Tinggi Ilmu

[r]

D iharapkan dengan adanya w ebsite penjualan pulsa ini dapat m em ban tu para pengguna telepon seluler dalam m em enuhi kebutuhan pulsa m elalui fasilitas m enjadi anggota dan dapat

Dewan Komisaris melihat dengan aksi korporasi yang telah dijalankan oleh Direksi, diantaranya berpartner dengan mitra strategis pada enitas anak Panorama baik yang sudah

Software yang digunakan pada pembuatan website ini menggunakan PHP dikarenakan PHP merupakan bahasa pemrograman yang bersifat open source artinya siapa saja boleh

[r]