• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Media Sosial dan Lokasi Usaha Terhadap Keunggulan Bersaing Usaha Kuliner Dapoer Ndoro Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Media Sosial dan Lokasi Usaha Terhadap Keunggulan Bersaing Usaha Kuliner Dapoer Ndoro Medan"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAMPIRAN I

KUESIONER PENELITIAN

NO:

PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN LOKASI USAHA TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING

USAHA DAPOER NDORO MEDAN

Responden yang terhormat,

Saya mohon kesediaan saudara/saudari untuk mengisi daftar pertanyaan (kuesioner) penelitian ini. Informasi yang Saudara/i berikan adalah sebagai data penelitian dalam rangka penyusunan skripsi. Informasi yang Saudara/I berikan merupakan bantuan yang sangat berarti dalam penyelesaian penelitian ini. Atas bantuan Saudara/i, saya ucapkan terima kasih.

I.

Tingkat Pendidikan : II

Silahkan Anda pilih jawaban yang menurut Anda paling sesuai dengan memberikan tanda (√) pada pilihan jawaban yang tersedia.

Petunjuk Pengisian

No. Pernyataan Jawaban Responden

SS S KS TS STS

01. Media sosial memudahkan dalam mengakses informasi Dapoer Ndoro

02. Dapoer Ndoro memanfaatkan media sosial untuk promosi.

(3)

04. Dapoer Ndoro memanfaatkan media sosial sebagai media pemasaran

05. Dapoer Ndoro menggunakan media sosial untuk membangun hubungan dengan konsumen.

06. Dapoer Ndoro menggunakan media sosial sebagai wadah untuk komunikasi dengan konsumen.

07. Gaya penyampaian informasi Dapoer Ndoro berbeda dari yang lain

08 Dapoer Ndoro menyampaikan informasi yang akurat

B Lokasi Usaha

No. Pernyataan Jawaban Responden

SS S KS TS STS

01. Lokasi Dapoer Ndoro memudahkan dalam pembelian

02. Akses yang mudah untuk ke Dapoer Ndoro 03 Lokasi Dapoer Ndoro Strategis

C Keunggulan Bersaing

No. Pernyataan Jawaban Responden

SS S KS TS STS

01. Produk Dapoer Ndoro mempunyai keunikan tersendiri daripada produk lain

02. Produk Dapoer Ndoro memiliki keunggulan tersendiri dari pesaing. 03 Produk Dapoer Ndoro memiliki ciri khas

tersendiri dari yang lain

04. Tata cara pelayanan Dapoer Ndoro yang berbeda dari pesaing.

05. Harga yang ditawarkan Dapoer Ndoro berbeda dari yang lain.

06. Produk Dapoer Ndoro berbeda dari produk pesaing.

07. Produk usaha Dapoer Ndoro tidak dapat digantikan produk lain.

08 Pelayanan yang diberikan Dapoer Ndoro adalah yang terbaik

(4)

Lampiran 2:

DAFTAR DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN

NO X1 X2 Y

(5)

40 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4

41 4 4 4 3 3 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5

42 4 4 4 3 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4

43 4 4 4 4 2 3 5 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4

44 5 4 4 5 4 4 1 1 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4

45 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4

46 4 3 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4

47 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4

48 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

49 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

50 3 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3

51 5 5 4 5 5 4 3 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4

52 5 5 4 5 5 4 1 1 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4

53 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4

54 5 4 5 4 4 4 4 3 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5

55 4 3 3 3 3 3 4 3 5 5 4 3 3 3 3 4 4 3 4

56 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 5 4 4 3

57 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4

58 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 5

59 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 3 5 5 4 3

60 5 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3 3 5 5 4 4

61 5 3 4 3 4 3 4 4 4 4 5 3 3 3 4 5 5 4 4

62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

63 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 5

(6)
(7)

Lampiran 4 : Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. B

Std.

Error Beta B

Std. Error

1 (Constant) 9,783 4,310 2,270 ,027

Media_Sosial ,441 ,096 ,490 4,608 ,000

Lokasi_Usaha ,592 ,277 ,227 2,137 ,003

(8)

Lampiran 5 : Uji Asumsi Klasik

(9)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardi zed Residual

N 64

Normal

Parameters(a,b)

Mean ,0000000

Std. Deviation 2,41538793 Most Extreme

Differences

Absolute ,072

Positive ,061

Negative -,072

Kolmogorov-Smirnov Z ,577

Asymp. Sig. (2-tailed) ,894

a Test distribution is Normal.

(10)

2. Uji Heteroskedastisitas

(11)

3. Uji Multikolinieritas

a Dependent Variable: Keunggulan_Bersaing

Lampiran 6 : Hasil Uji Hipotesis

1. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

ANOVA(b)

a Predictors: (Constant), Lokasi_Usaha, Media_Sosial b Dependent Variable: Keunggulan_Bersaing

2. Uji Parsial (Uji-T)

(12)

Lampiran 7 : Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,567(a) ,322 ,300 2,45467

a Predictors: (Constant), Lokasi_Usaha, Media_Sosial

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Budiarta, Kustoro. 2010. Pengantar Bisnis, Edisi 2, Bogor : Penerbit Mitra wacana media.

Heizer, Jay dan Bary Render, 2008. Manajemen Operasi, Edisi 1, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program, Semarang Badan Penerbit Universitas Diponegoro Cetakan ke tujuh

Juliandi, Azuar. 2013.Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Bisnis, Medan : Percetakan M200

Kuncoro, Mudrajat, 2009. Metode Riset Untuk Ekonomi dan Bisnis: Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis, Erlangga , Jakarta.

Lupiyoadi, Rambat, 2001, Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba Empat, Jakarta. Madura, Jeff. 2007. Pengantar Bisnis, Edisi 4, Jakarta: Salemba Empat.

Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lutfi, 2011. Analisis Data Untuk Riset Manajemen Dan Bisnis, Edisi 2, Medan : USU Press.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Penerbit Alfabeta

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Penerbit Alfabeta cetakan ke delapan.

Sugiyono.2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Penerbit Alfabeta Sugiyono, 2012.Metodologi Penelitian Bisnis, Bandung: Penerbit Alfabeta

cetakan 16.

Zimmerer, Thomas W dan Norman M. Scarborough. 2005. Essential of Entrepreneurship and Small business Management, Edisi 4, United States of America: Pearson Prentice Hall.

Jurnal:

(14)

Iksyansyah, Nuril dan Yoyok Soesatyo. 2015. Pengaruh Lokasi Usaha Terhadap Keberhasilan Usaha Pedagang Kaki Lima Di Pasar Baru Krian Sidoarjo. FE Universitas Negeri Surabaya 2015 Vol 3 No 3.

Maharani, Mutida dkk. 2012. Faktor-Faktor PengaruhMedia Sosial Terhadap Keunggulan Bersaing : Studi Kasus Coffee Toffee Indonesia. Jurnal Teknik POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

Mohebi, Mohammad Mehdi dan Sakineh Farzollahzade. 2014. Improving Competitive Advantage and Business Performance of SMEs by Creating Entrepreneurial Social Competence. Vol 2 pp 20-26, October 2014.

Nugroho Heru dan Kastaman. 2014. Pengaruh Media Sosial Facebook DalamPeningkatan Penjualan Bisnis Online. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014.

Prasettiyo, Faizal Aji. 2012. Pemanfaatan jejaring sosial untuk bisnis online.STMIK AMIKOM Yogyakarta.

Setiawati, Ira dan Agus Alwi Mashuri. 2011. Peran Media Sosial Sebagai Upaya Pemasaran Bisnis Online (Studi Deskriptif Kualitatif).STMIK HIMSYA.

Suyati, Sri dan Sri Puji Lestari. 2013. Kompertensi Sosial Kewirausahaan Mencapai Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Pada Pengrajin Wingko Babat Di Kota Semarang Vol 1, No 2.

Wahyudi, Nur dan Efreda Lau. 2010. Analisis Faktor-Faktor Pemilihan Lokasi Usaha Terhadap Kesuksesan Usaha Jasa Mikro Di Kecamatan Sungai Kunjang: Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.

Skripsi:

Anandawari, Anindya Rachma. 2014. Pengaruh Harga, Lokasi, Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian.Semarang. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Fauzi, Ari Ahmad. 2014. Pengaruh Orientasi Pasar dan Inovassi Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Sentra Sepatu dan Tas Cibaduyut Bandung. Bandung. Fakultas Manajemen dan Bisnis Universitas Widyatama.

Herawati Vica. 2010. Analisis Pengaruh ACFTA Terhadap Kinerja Keuangan yang Dilihat Dari Penjualan Pada UKM Tekstil di Pekalongan. Semarang. Fakultas Ekonomi UNDIP.

(15)

Wahyuni, Nanik 2005. Lingkungan Eksternal Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Orientasi Strategik Sebagai Variabel Intervening. Semarang. Universitas Katolik Soegija.

Sumber Lainnya:

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012:11).Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah Media sosial (X1), Lokasi Usaha (X2), dan Keunggulan Bersaing (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Usaha Dapoer Ndoro yang berlokasi di Jalan Pertambangan Pasar 2 Setia Budi Komplek Maysa Taman Sari Residence.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini direncakanan akan dilaksanakan sejak bulan April 2016 sampai dengan bulan Mei 2016.

3.3 Batasan Operasional

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka penelitian ini dibatasi pada pengaruh Media sosial,Lokasi usaha terhadap Keunggulan Bersaing.

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:

(17)

3.4 DefinisiOperasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu defenisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :kedekatan dengan pelanggan dan kemudahan akses

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Indikator Skala

Ukur

1 Kemudahan memberikan informasi kepada pelanggan

2 Media sosial sebagai media pemasaran

3 Memanfaatkan media sosial untuk membangun hubungan dengan pelanggan

4 Media sosial sebagai wadah komunikasi dengan pelanggan

1. Lokasi yang memudahkan untuk pembelian

2. Akses yang mudah dicapai 3. Lokasi usaha yang strategis

Likert

1. Mempunyai keunikan produk 2. memiliki keunggulan dari pesaing 3. memiliki ciri khas dari yang lain 4. Tata cara pelayanan yang berbeda

dari pesaing

5. Biaya yang ditawarkan berbeda dari yang lain

6. Mempunyai merek yang dikenal 7. Mempunyai produk dengan mutu

yang baik

8. Tidak Mudah digantikan

(18)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah media sosial (X1), lokasi usaha (X2), dan keunggulan bersaing (Y) yang diukur dengan skala likert.

Pengukuran variabel bebas dan terikat menggunakan skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, persepsi, dan pendapat yang dijabarkan menjadi indikator variabel dan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen dengan menghadapkan responden terhadap pernyataan kemudian memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberi skor (Sugiyono, 2005).

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Alternatif Jawaban Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Kurang Setuju (KS) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju

(STS)

1

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1 Populasi

(19)

3.6.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang akan kita teliti (Kurniawan, 2012:59). Teknik sampling yang diuraikan dalam penelitian ini adalah Purposive digunakan sebagai pertimbangan layak tidaknya sebuah usaha menjadi sampel dalam penelitian ini dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti (Sekaran,2006:136).Adapun kriteria yang digunakan adalah orang yang telah melakukan pembelian di Dapoer Ndoro sebanyak dua kali atau lebih dan melakukan pembelian dari media sosial. Untuk mencari jumlah sampel, maka akan digunakan rumus Slovin untuk menentukanjumlah sampel yaitu:

N

1+Ne

2

n=

176

1+176(0,1)2

dimana:

n = 63,768responden atau n = 64 responden

Keterangan:

N = Ukuran populasi

E = Tingkat ketetapan yang digunakan dengan mengemukakan besarnya error maksimum secara 10%.

Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 64 responden.

3.7Jenis Data

Data adalah hasil pencatatan penulis, baik yang berupa fakta ataupun angka. Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan (Marzuki, 2005:55).

(20)

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni : 1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan / kuesioner kepada konsumen Dapoer Ndoro.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal dan majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian. Melalui tinjauan pustaka dapat dibangun landasan teori yang sesuai dengan permasalahan atau kerangka konseptual penelitian misalnya buku-buku referensi (baik buku-buku wajib perkuliahan maupun buku-buku umum), jurnal-jurnal penelitian yang berkaitan dengan pembahasan penelitian untuk mencari teori-teori dan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam penelitian ini.

3.8Metode Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

2. Studi Dokumentasi

(21)

yang berhubungan dengan faktor-faktor yang menghambat produktivitas berwirausaha pada wanita wirausaha.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu kuesioner layak digunakan sebagai instrument penelitian. Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Skala pengukuran dikatakan valid jika skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Reliabilitas digunakan untuk mengukur akurasi dan konsistensi dari pengukuranya yaitu instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama menghasilkan data yang sama. Realibitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukuranya (Situmorang dan Lutfi, 2011:76). Uji validitas dan Realibilitas akan dilakukan pada 30 responden yang merupakankonsumen Dapoer Ndoro, namun merupakan diluar responden.

3.9.1 Uji Validitas

Menurut Situmorang dan Lufti (2011:76), validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.Suatu pengukuran instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan tujuan dan harapan peneliti. Uji validitas dilakukan

dengan membandingkan nilai correlated item–total correlation atau disebut dengan rhitung pada setiap butir pertanyaan terhadap nilai rtabel. Sunyoto (2009: 72) menyatakan sebagai berikut:

(22)

jika rhitung negatif atau rhitung rtabel , maka butir pertanyaan pada setiap variabel penelitian dinyatakan tidak valid.

2. rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation.

3. Nilai rtabel dengan responden awal berjumlah 30 orang dan alpha 10% adalah 0,361.

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, APRIL 2016 (data diolah)

(23)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Situmorang dan Lufti (2011:79), Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali-untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan disebut reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan bersifat konsisten dari waktu ke waktu.

Penelitian ini menggunakan one shot dimana kuesioner diberikan hanya sekali saja kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain untuk mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.Pengukuran reliabilitasnya menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. Menurut Sunyoto (2009: 68) suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >0,60.

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,89 19

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, APRIL 2016 (data diolah)

(24)

3.10 Teknik Analisis Data.

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan dengan melakukan pengumpulan data dan penganalisaan data yang diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.

3.10.2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan Analisis Regresi Linear Berganda, agar dapat perkiraan yang tidak biasa maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Adapun kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yakni :

3.10.2.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah data dalam sebuah model berdistribusi mengikuti/mendekati distribusi normal atau tidak. Jika data tidak berdistribusi normal, maka hasil analisis akan menjadi bias. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan grafik histogram, Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual dan pendekatan Kolmogrov-Smirnov. Dengan menggunakan tingkat

signifikan 10% maka nilai Asymp. Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 10% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang dan Lufti, 2011:107). Dengan kata lain data berdistribusi normal, jika nilai sig (signifikansi) > 0,01 dan data berdistribusi tidak normal, jika nilai sig (signifikansi) < 0,01.

3.10.2.2 Uji Multikolinearitas

(25)

mengetahui ada tidaknyagejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerence dan VIF (Varians Inflation Factors) melalui program SPSS. Kriteria

yang dipakai adalah :

1. Melihat nilai Tolerance

a. Tidak terjadi Multikolinearitas , jika nilai Tolerance lebih besar 0,1. b. Terjadi Multikolinearitas, jika nilai Tolerance lebih kecil atau sama

dengan 0,1.

2. Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)

a. Tidak terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih kecil 5,00.

b. Terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih besar atau sama dengan 5,00.

3.10.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedostisitas dipakai untuk menguji sama atau tidaknya varians dari resual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varian yang sama maka disebut terjadi heteroskedostisitas dan sebaliknya jika variansnya tidak sama atau berbeda maka dikatakan tidak terjadi heteroskedostisitas. Persamaan yang baik adalah tidak terjadi heteroskedostisitas.

Dasar pengambilan keputusan (Situmoran dan Lufti, 2011:119) : 1. Tidak terjadi heteroskedastisitas, jika nilai signifikansi > 0,05. 2. Terjadi heteroskedastisitas, jika nilai signifikansi lebih < 0,05

3.10.3 Metode Analisis Regresi Linear Berganda

(26)

hasil yang lebih terarah, peneliti menggunakan bantuan SPSS 17.0for windows. Menurut Sugiyono (2003:204) model Regresi Linear Berganda yang digunakan adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2+ e

Keterangan:

Y = Keunggulan Bersaing a = Konstanta

X1 = Media Sosial X2 = Lokasi Usaha

b1 = Koefisien Media Sosial b2 = Koefisien Lokasi Usaha e = Standard error

3.10.3.1 Koefisien Determinasi (R2)

(27)

3.10.3.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Untuk menguji pengaruh variabel independen Media Sosial (X1), Lokasi Usaha (X2) secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen Keunggulan Bersaing (Y) digunakan uji statistik F (Uji-F) dimana sebagai indikator adalah nilai Fhitung dibandingkan dengan nilai Ftabel.

Hipotesis awal didefinisikan sbb:

Ho = Tidak terdapat pengaruh antara Media Sosial dan Lokasi Usaha secara simultan atau serempak dalam Keunggulan Bersaing ;

Ha = Terdapat pengaruh antara Media Sosial dan Lokasi Usaha secara simultan atau serempak dalam Keunggulan Bersaing.

Setelah dilakukan Uji F jika :

Nilai Fhitung> nilai Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, dan jika Nilai Fhitung< nilai Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

dimana Ftabel yang digunakan pada uji F ini adalah Ftabel pada tingkat interval kepercayaan (confidence interval) 90% atau alpha = 0,01, yakni sebesar = 2,96. (Sujarweni, 2014: 245)

3.10.3.3 Uji Signifikan Parsial (Uji t)

(28)

1. Tidak terdapat pengaruh antara Media Sosial dan Lokasi Usaha secara simultan atau serempak dalam Keunggulan Bersaing ;

2. Terdapat pengaruh antara Media Sosialdan Lokasi Usaha secara simultan atau serempak dalam Keunggulan Bersaing.

Ha = Variabel bebas yang terdiri dari media sosialdan lokasi usaha secara serentak terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu keunggulan bersaing.

(29)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Usaha Kuliner Dapoer Ndoro

Dapoer Ndoro adalah salah satu usaha kuliner yang berbasis di Kota Medan beralamat di Baraya Cafe Komplek Taman Setia Budi Indah Medan. Didirikan oleh Ibu Tamara Anindita dan Bapak Rizky Aditya pada 15 Maret 2011. Nama Dapoer Ndoro sendiri diambil dari gelar yang dimiliki oleh pemilik Dapoer Ndoro yang masih keturunan bangsawan Jogjakarta, jadi Dapoer Ndoro itu merupakan sebutan atau panggilan untuk orang yang masih mempunyai gelar dari keraton Jogjakarta. Pada awal berdirinya Dapoer Ndoro masih mempromosikan produknya dengan cara konvensional yaitu dengan membuka toko, promosi produk lewat brosur, bazar dan mulut ke mulut. Ini dianggap masih kurang efektif dan belum mampu menarik banyak konsumen. Seiring dengan perkembangan pasar dan meningkatnya penggunaan internet yang telah menarik berbagai macam bisnis, Pada tahun 2014 usaha Dapoer Ndoro berinovasi dengan memanfaatkan media sosial yang lebih modern sekaligus efektif dan efisien.

(30)

lebih cepat. Dampak dari memanfaatkan media sosial Instagram secara maksimal membuat usaha Dapoer Ndoro ini sudah mendapatkan tempat dihati pelanggan. Selain memanfaatkan Media Sosial untuk Mengembangkan Usahanya pemilik Dapoer Ndoro juga selau mengevaluasi kestrategisan dari Lokasi Usaha berdirinya Dapoer Ndoro tersebut. Lokasi awal berdirinya Dapoer Ndoro dinilai masih kurang strategis Pada tahun 2014 Dapoer Ndoro berpindah lokasi ke tempat yang lebih strategis sehingga mampu menarik lebih banyak konsumen, hingga saat ini Usaha Kuliner Dapoer Ndoro beralamat di Komplek Maysa Taman Sari Residence Blok E Nomor 1 Medan.

Dapoer Ndoro membuktikan bahwa dengan berbisnis melalui media sosial bisnis dapat menjadi sukses dan dikenal oleh banyak orang, hal ini dibuktikan dengan banyaknya Jumlah Followers Instagram dari Usaha Kuliner Dapoer Ndoro yakni mencapai 4314 followers menggungguli usaha-usaha kuliner lain yang juga memanfaatkan media sosial dalam berbisnis seperti Moggy Kithchen (597 followers), 2 Novproject (933 followers), Barness Food (962 followers), Dapoer_Tumpeng (214 followers), sehingga sekarang ini Dapoer Ndoro telah

memiliki banyak pelanggan dari berbagai kalangan.

Berikut ini adalah menu yang disajikan di Usaha Kuliner Dapoer Ndoro Medan:

(31)

2. Menu Western/Luar: Zuppa, Lasagna Meat Lover, Macaroni Schotel, Fusilli Meat Lover, Fusilli Spicy Tuna, Chessy Freezy, Spaghetti Bolognaise, Lasagna Kriuk, Sosis Pastry.

3. Berbagai Jenis minuman seperti Jus, Teh, Ice Cream, Float, Milk Shake dan lain sebagainya.

4.2 Hasil dan Pembahasan

4.2.1 Analisis Deskriptif

4.2.1.1 Analisis Deskripif Responden

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer yang diperoleh dari hasil pemberian kuesioner kepada responden. Pada penelitian ini terdapat 11 butir pernyataan untuk variabel X dan 8 pernyataan untuk variabel Y. Jumlah keseluruhan pernyataan adalah 19 pernyataan. Responden dalam penelitian ini adalah orang yang telah melakukan pembelian di Dapoer Ndoro sebanyak dua kali atau lebih dan melakukan pembelian dari media sosial yaitu sebanyak 64 responden. Berikut Jumlah dan persentase gambaran umum responden:

1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentasi (%)

Laki-laki 40 62,5%

Perempuan 24 37,5%

Total 64 100%

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, (data diolah)

(32)

perempuan berjumlah 24 responden dengan tingkat persentasi 37,5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden Laki-laki lebih banyak berkunjung ke Dapoer Ndoro.

2. Karakteristik responden berdasarkan usia

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia * Jenis Kelamin Crosstabulation

Count

Pada Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa karakteristik usia dari responden yang paling banyak di teliti adalah responden yang berusia 21-25 Tahun yaitu sebanyak 23 responden.

3. Karakteristik responden berdasarkan profesi/pekerjaan

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi/Pekerjaan

Pekerjaan * Jenis Kelamin Crosstabulation

(33)

Pada Tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa responden yang paling banyak adalah Mahasiswa yaitu sebanyak 30 responden.

4. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Valid SMA 21 33 33

Pada Tabel 4.4 diatas dapat disimpulkan bahwa responden yang paling banyak diteliti adalah responden dengan tingkat pendidikan S1 yaitu sebanyak 27 responden.

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel

Responden dalam penelitian ini adalah orang yang telah melakukan pembelian di Dapoer Ndoro sebanyak dua kali atau lebih dan melakukan pembelian dari media sosial. Terdapat 19 butir pernyataan: 8 butir pernyataan untuk variabel Media Sosial (X1), 3 butir pernyataan untuk variabel Lokasi Usaha (X2) dan 8 butir pernyataan untuk variabel Keunggulan Bersaing (Y). Dan kuisioner disebarkan kepada 64 orang sampel. Berikut distribusi jawaban responden terhadap variabel X dan Y:

1. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Media Sosial

(34)

Tabel 4.5

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Media Sosial

Pernyataan STS TS KS S SS TOTAL media sosial untuk promosi

0 0 2 3,125 23 35,937 32 50 7 10,937 64 100

Dapoer Ndoro memanfaatkan media Sosial untuk memberikan informasi kepada konsumen

0 0 3 4,7 11 17,1 38 59,4 12 18,8 64 100

Dapoer Ndoro memanfaatkan media sosial sebagai media pemasaran

0 0 4 6,25 23 35,937 30 46,876 7 10,937 64 100

Dapoer Ndoro menggunakan media sosial untuk membangun hubungan dengan konsumen media sosial sebagai wadah untuk komunikasi dengan Dapoer Ndoro berbeda dari yang lain

(35)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa :

1) Pada butir pernyataan satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 62,5 % setuju dengan pernyataan bahwa “Media sosial memudahkan dalam mengakses informasi Dapoer Ndoro”. 25 % menyatakan sangat setuju, 9,375 % menyatakan kurang setuju, dan 3,125 % menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

2) Pada butir pernyataan dua dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 50 % setuju dengan pernyataan bahwa “Dapoer Ndoro memanfaatkan media sosial untuk promosi”. 10,937 % menyatakan sangat setuju, 35,937 % menyatakan kurang setuju, dan 3,125 % menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

3) Pada butir pernyataan tiga dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 59,4 % setuju dengan pernyataan bahwa “Dapoer Ndoro memanfaatkan media Sosial untuk memberikan informasi kepada konsumen”. 18,8 % menyatakan sangat setuju, 17,1 % menyatakan kurang setuju, dan 4,7 % menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

(36)

% menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

5) Pada butir pernyataan lima dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 42,1875 % setuju dengan pernyataan bahwa “Dapoer Ndoro menggunakan media sosial untuk membangun hubungan dengan konsumen”. 7,8125 % menyatakan sangat setuju, 39,0625 % menyatakan kurang setuju, 7,8125 % menyatakan tidak setuju, dan 3,125 % menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

6) Pada butir pernyataan enam dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 54,6875 % setuju dengan pernyataan bahwa “Dapoer Ndoro menggunakan media sosial sebagai wadah untuk komunikasi dengan konsumen”. 12,5 % menyatakan sangat setuju, 28,125 % menyatakan kurang setuju, dan 4,6875 % menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut. 7) Pada butir pernyataan tujuh dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,

terdapat 50 % setuju dengan pernyataan bahwa “Gaya penyampaian informasi Dapoer Ndoro berbeda dari yang lain”. 17,1875 % menyatakan sangat setuju, 17,1875 % menyatakan kurang setuju, dan 3,125 % menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

(37)

menyampaikan informasi yang akurat”. 14,0625 % menyatakan sangat setuju, 31,25 % menyatakan kurang setuju, 1,5625 % menyatakan tidak setuju, dan 3,125 % menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Lokasi Usaha

Adapun distribusi jawaban responden terhadap variabel lokasi usaha adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Lokasi Usaha

Pernyataan STS TS KS S SS TOTAL

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa :

a. Pada butir pernyataan sembilan dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 64,0625 % setuju dengan pernyataan bahwa “Lokasi Dapoer Ndoro memudahkan dalam pembelian”. 34,375 % menyatakan sangat setuju dan 1,5625 % menyatakan kurang setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

(38)

untuk ke Dapoer Ndoro”. 35,9375 % menyatakan sangat setuju dan 1,5625 % menyatakan kurang setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

c. Pada butir pernyataan sebelas dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 64,0625 % setuju dengan pernyataan bahwa “Lokasi Dapoer Ndoro Strategis”. 34,375% menyatakan sangat setuju, dan 1,5625% menyatakan kurang setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

3. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keunggulan Bersaing

Adapun distribusi jawaban responden terhadap variabel keunggulan bersaing adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keunggulan Bersaing

(39)

Tabel 4.7 (Lanjutan)

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa :

1. Pada butir pernyataan duabelas dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 56,25 % setuju dengan pernyataan bahwa “Produk Dapoer Ndoro mempunyai keunikan tersendiri daripada produk lain”. 6,25 % menyatakan sangat setuju, 34,75 % menyatakan kurang setuju, dan 3,125 % menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

(40)

menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.

3. Pada butir pernyataan empatbelas dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 54,6875 % setuju dengan pernyataan bahwa “Produk Dapoer Ndoro memiliki ciri khas tersendiri dari yang lain”. 9,375 % menyatakan sangat setuju, 34,75 % menyatakan kurang setuju, dan 3,125 % menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

4. Pada butir pernyataan limabelas dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 43,75 % setuju dengan pernyataan bahwa “Tata cara pelayanan Dapoer Ndoro yang berbeda dari pesaing”. 6,25 % menyatakan sangat setuju, 45,3125 % menyatakan kurang setuju, dan 4,6875 % menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

5. Pada butir pernyataan enambelas dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 65,625 % setuju dengan pernyataan bahwa “Harga yang ditawarkan Dapoer Ndoro berbeda dari yang lain”. 20,3125 % menyatakan sangat setuju, dan 14,0625 % menyatakan kurang setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

(41)

setuju, dan 1,5625 % menyatakan kurang setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut. 7. Pada butir pernyataan delapanbelas dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,

terdapat 68,75 % setuju dengan pernyataan bahwa “Produk usaha Dapoer Ndoro tidak dapat digantikan produk lain”. 10,9375 % menyatakan sangat setuju, dan 20,3125 % menyatakan kurang setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

8. Pada butir pernyataan sembilanbelas dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 65,625 % setuju dengan pernyataan bahwa “Pelayanan yang diberikan Dapoer Ndoro adalah yang terbaik”. 23,4375 % menyatakan sangat setuju, dan 10,9375 % menyatakan kurang setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut.

4.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linier antara beberapa variabel bebas yang terdiri dari Media Sosial (X1), Lokasi Usaha (X2) dan variabel terikat yaitu Keunggulan Bersaing (Y). Yang nantinya berguna untuk dapat mengetahui pengaruh positif atau negatif faktor-faktor tersebut. Dengan model persamaan yang digunakan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2+ e

(42)

Tabel 4.8

Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients(a)

a Dependent Variable: Keunggulan_Bersaing

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, (data diolah)

Berdasarkan hasil pengolahan data tabel 4.8 kolom (unstandardized coefficients) bagian B diperoleh model persamaan regresi linier berganda sebagai

berikut:

Y= 9,783 + 0,441 X1 + 0,592 X2

Pada persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Koefisien Regresi X1 (Media Sosial) = 0,441 menunjukkan bahwa variabel Media Sosial berpengaruh positif terhadap Keunggulan Bersaing (Y), artinya jika Media Sosial ditingkatkan sebesar satu satuan maka keunggulan bersaing akan bertambah sebesar nilai koefisien regresi X1 yaitu 0,441.

(43)

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

4.2.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Dalam uji normalitas dilakukan dengan beberapa cara, sebagai berikut:

1. Pendekatan Histogram

Sumber : Hasil pengolahan SPSS, (data diolah) Gambar 4.1 : Histogram

(44)

2. Pendekatan Grafik

Sumber : Hasil pengolahan SPSS, (data diolah) Gambar 4.2 : Pengujian Normalitas P-Plot

Pada Gambar 4.2 menunjukkan bahwa grafik plot terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan tidak ada data yang menjolok jauh sehingga data ini memiliki distribusi normal. Dan untuk memastikan apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji Kolmogorv- Smirnov.

3. Uji Kolmogrov-Smirnov

Tabel 4.9

Uji Kolmogorv-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual

N 64

Normal Parameters(a,b) Mean ,0000000

Std. Deviation 2,41538793

Most Extreme Differences Absolute ,072

Positive ,061

Negative -,072

Kolmogorov-Smirnov Z ,577

Asymp. Sig. (2-tailed) ,894

(45)

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0,894 dan diatas nilai signifikan (0,05) atau 0,894 > 0,05. Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas Pendekatan Grafik dan Pendekatan Statistik

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat seberapa besar peranan variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan homokedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melihat apakah heterokedastisitas dapat dilakukan pendekatan grafik dan pendekatan statistik (Uji Glejser) sebagai berikut :

(46)

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen, berdasarkan masukan variabel independennya.

Tabel 4.10

a Dependent Variable: absut

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, (data diolah)

Hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukkan tidak satu pun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut Ut (absUt). Hal ini terlihat dari tingkat signifikansinya di atas (0,05) atau 0,307 > 0,05 dan 0,510 > 0,05 jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

4.2.3.3 Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen

(47)

oleh variabel lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance < 0,1 sedangkan Variance Inflation Factor (VIF) > 5.

Tabel 4.11

a Dependent Variable: Keunggulan_Bersaing

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, (data diolah)

Berdasarkan pada Tabel 4.11 di atas diketahui bahwa:

a. Variabel Media Sosial tidak terjadi multikolinieritas karena nilai tolerance = 4,608 > 0,1 dan nilai VIF = 0,000 < 5.

b. Variabel Lokasi Usaha tidak terjadi multikolinieritas karena nilai tolerance = 2,137 > 0,1 dan nilai VIF = 0,037 < 5.

4.2.4 Pengujian Hipotesis

1. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

` Uji F dilakukan untuk melihat apakah variabel independent secara bersama-sama (serentak) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependent. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah sebagai berikut :

(48)

Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent yaitu Media Sosial (X1), Lokasi Usaha (X2) terhadap variabel dependent yaitu Keunggulan Bersaing.

H0 : b1≠ b2≠ 0

Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent yaitu Media Sosial (X1), Lokasi Usaha (X2) terhadap variabel dependent yaitu Keunggulan Bersaing.

Kriteria pengambilan keputusan, yaitu :

H0 diterima apabila Fhitung< Ftabelpada α = 10% H0 ditolak apabila Fhitung> Ftabel pada α = 10%

Dalam penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 64 orang dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 3 sehingga diperoleh:

a. Df (Pembilang) = k – 1 3 – 1 = 2 b. Df (Penyebut) = n – k 64 – 3 = 61

Diperoleh nilai Ftabel pada tingkat α = 10% (2:88) = 3.147791. Berikut ini merupakan hasil pengujian uji-F pada Tabel 4.12:

Tabel 4.12 Uji Simultan (Uji-F)

ANOVA(b)

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 174,452 2 87,226 14,476 ,000(a)

Residual 367,548 61 6,025

Total 542,000 63

a Predictors: (Constant), Lokasi_Usaha, Media_Sosial b Dependent Variable: Keunggulan_Bersaing

(49)

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai Fhitung adalah 14,476 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel adalah 3,147791. Dari hasil tersebut Fhitung (14,476) > Ftabel (3,147791) dan tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05. Sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa variabel Media Sosial (X1), Lokasi Usaha (X2), secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keunggulan Bersaing.

2. Uji Signifikansi Parsial (Uji-T)

Uji t dilakukan untuk mengetaui signifikansi dari pengaruh variabel independent yaitu Media Sosial (X1), Lokasi Usaha (X2), terhadap variabel dependent yaitu Keunggulan Bersaing.

Kriteria pengambilan keputusan, yaitu: a. H0 diterima apabila thitung< ttabel pada α = 10% b. H0 ditolak apabila thitung> ttabel pada α = 10%

Dalam penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 64 orang dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 3 sehingga diperoleh:

a. Derajat bebas (Df) = n – k = 64 – 3 = 61

b. Diperoleh nilai t tabel pada tingkat α = 10% (61) = 1.670219

Berikut merupakan hasil pengujian uji-T pada Tabel 4.13, yaitu:

(50)

Tabel 4.12 menunjukkan nilai t hitung yang diperoleh dari masing-masing variabel yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Variabel Media Sosial (X1) memiliki t hitung sebesar 4,608 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan t table adalah sebesar 1,670219. Oleh karena itu t hitung (4,608) > t table (1,670219) dan tingkat signifikansiya 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Media Sosial secara individual atau secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keunggulan Bersaing. Artinya jika ditingkatkan variabel Media Sosial maka Keunggulan Bersaing akan meningkat.

b. Variabel Lokasi Usaha (X2) memiliki t hitung sebesar 2,137 dengan tingkat signifikansi 0,003. Sedangkan t table adalah sebesar 1,670219. Oleh karena itu t hitung (2,137) > t table (1,670219) dan tingkat signifikansiya 0,003 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Lokasi Usaha secara individual atau secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keunggulan Bersaing. Artinya jika ditingkatkan variabel Lokasi Usaha maka Keunggulan Bersaing akan meningkat.

4.2.5 Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

(51)

Nilai koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut ini:

Tabel 4.14

Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,567(a) ,322 ,300 2,45467

a Predictors: (Constant), Lokasi_Usaha, Media_Sosial

b Dependent Variable: Keunggulan_Bersaing

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, (data diolah)

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa:

1. Nilai R (relation) adalah 0,567 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara Media Sosial (X1), Lokasi Usaha (X2) dengan Keunggulan Bersaing (Y) sebesar 56,7 %. Sedangkan sisanya sebesar 43,3 % adalah hubungan dengan faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

2. Nilai Adjusted R Square adalah 0,300 angka ini menunjukkan bahwa hanya sebesar 30,0 % Keunggulan Bersaing (Y) dapat dipengaruhi oleh Media Sosial (X1) dan Lokasi Usaha (X2) sedangkan sisanya sebesar 70,0 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Media Sosial Terhadap Keunggulan Bersaing

(52)

pesaingnya. Hal ini sesuai dengan penelitian Nugroho (2014) bahwa media sosial memberikan pengaruh dalam peningkatan penjualan bisnis online. Media sosial dapat berpengaruh terhadap keunggulan bersaing usaha karena media sosial memberikan kemudahan dalam penyampaian informasi kepada pelanggan selain itu media sosial dapat berfungsi sebagai media pemasaran sebuah usaha dan media sosial juga dapat digunakan sebagai wadah komunikasi yang mendekatkan kepada konsumen yang mana konsumen Dapoer Ndoro mayoritas adalah pengguna media sosial sehingga lebih memudahkan dalam membangun hubungan dengan pelanggan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Mutia, (2012) bahwa sosial media memberikan keunggulan bersaing dengan meningkatkan bargaining position terhadap pelanggan.

Jika dilihat dari mayoritas konsumen Dapoer Ndoro adalah kalangan muda yang dalam kehidupan sehari-harinya menggunakan gadget yang memiliki aplikasi media sosial. Hal tersebut lah yang dimanfaatkan Dapoer Ndoro dalam meningkatkan penjualan sesuai dengan penelitian Heru dan Kastaman (2014) yang menyatakan bahwa media sosial memberikan pengaruh dalam peningkatan penjualan online.

(53)

4.3.2 Pengaruh Lokasi Usaha Terhadap Keunggulan Bersaing

Berdasarkan hasil uji signifikansi parsial bahwa variabel Lokasi Usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keunggulan Bersaing. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anindya (2014) yang menyebutkan bahwa lokasi mempengaruhi keputusan pembelian seseorang sehingga mampu meningkatkan keunggulan bersaing sebuah usaha dibandingkan pesaingnya. Hal ini sesuai dengan penelitian (Azizah,2013) yang menyatakan pentingnya faktor lokasi dalam sebuah usaha untuk mendapatkan konsumen karena pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibanding gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis, meskipun sama-sama menjual produk yang sama dan juga mempunyai pramuniaga yang sama banyak dan terampilnya

(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan : 1. Media Sosial dan Lokasi Usaha secara serempak (Uji-F) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Keunggulan Bersaing Usaha Kuliner Dapoer Ndoro Medan.

2. Berdasarkan Uji signifikansi parsial (Uji-T) dapat diketahui bahwa pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut:

a. Media Sosial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Keunggulan Bersaing Usaha Kuliner Dapoer Ndoro Medan. Artinya bahwa Media Sosial mempengaruhi terhadap Keunggulan Bersaing Usaha Kuliner Dapoer Ndoro Medan.

b. Lokasi Usaha memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Keunggulan Bersaing Usaha Kuliner Dapoer Ndoro Medan. Artinya bahwa Lokasi Usaha mempengaruhi terhadap Keunggulan Bersaing Usaha Kuliner Dapoer Ndoro Medan.

(55)

sebesar 70,0% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diambil, maka saran yang dapat diberikan penulis adalah:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Media Sosial dan Lokasi Usaha secara serempak berpengaruh terhadap Keunggulan Bersaing Dapoer Ndoro Medan. Maka hal ini tentunya harus dipertahankan dan di tingkatkan lagi oleh perusahaan agar ke depannya Keunggulan Bersaing yang dimiliki oleh Dapoer Ndoro semakin meningkat.

2. Bagi Dapoer Ndoro sendiri disarankan untuk mempertimbangkan menambah penggunaan jenis media sosial yang lain untuk semakin memajukan bisnisnya, mengingat semakin hari semakin banyak jenis media sosial yang baru. Dan Dapoer Ndoro diharapkan agar selalu rutin dalam mengeluarkan menu menu baru yang memiliki kreatifitas dan inovasi untuk meningkatkan daya saing Dapoer Ndoro dalam usaha kuliner.

(56)

4. Bagi wirausaha yang ingin memulai usahanya maupun yang telah memulai usahanya disarankan untuk memilih dan mengevaluasi dengan cermat lokasi pendirian usahanya karena terbukti berpengaruh terhadap keunggulan bersaing suatu usaha.

(57)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Media Sosial

Perkembangan media sosial berdampak pada cara berkomunikasi organisasi. Munculnya web 2.0 memungkinkan orang membangun hubungan bisnis dan sosial serta berbagi informasi. Pemasaran melalui media sosial biasanya berpusat pada upaya membuat konten yang menarik perhatian dan mendorong pembaca untuk berbagi dengan jaringan sosial mereka. media sosial menjadi platform yang mudah diakses oleh siapapun, maka peluang perusahaan untuk meningkatkan kesadaran merek mereka dan memfasilitasi percakapan dengan pelanggan.

Teknologi-teknologi web baru memudahkan semua orang untuk membuat dan yang terpenting menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di blog, tweet, atau video di YouTube dapat direproduksi dan dilihat oleh jutaan orang secara gratis. Pemasang iklan tidak harus membayar banyak uang kepada penerbit atau distributor untuk memasang iklannya. Sekarang pemasang iklan dapat membuat konten sendiri yang menarik dan dilihat banyak orang (Zarrella, 2010: 2).

Social media atau dalam bahasa indonesia disebut media sosial adalah

(58)

Menurut Gunelius (2011: 10) media sosial adalah penerbitan online dan alat-alat komunikasi, situs, dan tujuan dari Web 2.0 yang berakar pada percakapan, keterlibatan, dan partisipasi. Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliput jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia (Wikipedia.org).

Defenisi media sosial diperluas dikatakan bahwa media Sosial adalah demokratisasi informasi, mengubah orang dari pembaca konten ke penerbit konten. Hal ini merupakan pergeseran dari mekanisme siaran ke model banyak ke banyak, berakar pada percakapan antara penulis, orang, dan teman sebaya. berdasarkan defenisi tersebut diketahui unsur-unsur fundamental dari media sosial yaitu pertama, media sosial melibatkan saluran sosial yang berbeda dan online menjadi saluran utama. Kedua, media sosial berubah dari waktu ke waktu, artinya media sosial terus berkembang. Ketiga, media sosial adalah partisipatif. “penonton” dianggap kreatif sehingga dapat memberikan komentar (Evans, 2008 : 34).

Media sosial dapat mengambil berbagai bentuk, termasuk forum internet, papan pesan, weblog, wiki, podcast, gambar dan video. Teknologi seperti blog, berbagi gambar, dinding posting, e-mail, instant messaging, music-sharing, pembuatan grup dan voice over IP. Beberapa Jenis aplikasi media sosial adalah Bookmarking, Content Sharing, Wiki, Flikcr, Connecting, Creating-opinion, Blog

(59)

Terdapat empat pilar pemasaran media sosialyaitu (Gurnelius, 2011: 16): 1. Membaca: pemasaran melalui media sosial dimulai dengan penelitian dan

penelitian yang harus berkelanjutan. Pemasaran melalui media sosial membutuhkan banyak membaca. Tidak hanya tinggal pada apa yang terjadi dalam industri, tetapi juga perlu disadari dari percakapan online yang sedang berlangsung terjadi hubungan dengan industri, produk, layanan, pelanggan dan pesaing. Membaca dalam berbagai bentuk untuk mencerna informasi sebanyak yang berhubungan dengan bisnis sehingga secara efektif dapat berkomunikasi dengan baik.

2. Membuat: buat dan terbitkan konten online yang berguna dan bermakna. Sukses dalam pemasaran media sosial berasal dari mengembangkan percakapan online tentang bisnis, merek, produk dan promosi dengan menawarkan konten yang menarik minat target audiens.

3. Share (bagikan): aspek unik dari pemasaran media sosial adalah berbagi

(60)

untuk mempublikasikan secara online melalui berbagai alat media sosial. Mempublikasikan sebuah posting di blog, berbagi melalui twitter, melalui sosial bookmark, melalui jejaring sosial. Tujuannya adalah berbagi konten ke khalayak yang lebih luas.

4. Diskusikan: ketika konsumen berinteraksi dengan pemasar dengan meninggalkan komentar di salah satu posting blog terhubung dengan pemasar melalui twitter atau jejaring sosial, sangat penting ditanggapi oleh perusahaan. Tidak ada yang suka diabaikan, tapi semua orang suka menjadi pengetahuan positif. Dengan kata lain, menunjukkan bahwa perusahaan menghargai, menghormati pendapat dan ingin membangun hubungan dengan konsumen.

Memberikan informasi yang berguna dan berinteraksi menjadi kepribadian semua elemen penting dari keberhasilan media sosial, tapi hal ini belum cukup. Perusahaan juga harus dapat diakses yang berarti perlu untuk mengelilingi audiens, sehingga orang dapat memilih di mana pelanggan merasa nyaman terlibat

dengan perusahaan. (Gurnelius, 2011).

Berikut beberapa manfaat media sosial menurut Puntoadi (2011: 5) sebagai berikut:

1. Personal branding is not only figure, it’s for everyone. Berbagai media

(61)

adalah tidak mengenal trik atau popularitas semu, karena audiensnya lah yang akan menentukan (Puntoadi, 2011: 6).

2. Fantastic marketing result throught social media. People don’t watch TV’s

anymore, they watch their mobile phones. Fenomena dimana cara hidup

masyarakat saat ini cenderung lebih memanfaatkan telepon genggam mereka yang sudah terkenal dengan sebutan “smartphones”. Dengan smartphone, kita dapat melihat berbagai informasi (Puntoadi, 2011: 19). 3. Media sosial memberikan kesempatan untuk berinteraksi lebih dekat

dengan konsumen. Media sosial menawarkan bentuk komunikasi yang lebih individual, personal dan dua arah. Melalui media sosial para pemasar dapat mengetahui kebiasaan konsumen mereka dan melakukan interaksi secara personal serta membangun keterikatan yang lebih dalam (Puntoadi, 2011: 21).

4. Media sosial memilki sifat viral. Viral menurut Danis (2011) berarti memiliki sifat seperti virus yaitu menyebar dengan cepat. Informasi yang muncul dari suatu produk dapat tersebar dengan cepat karena para penghuni sosial media memliki karakter berbagi.

2.1.2 Lokasi Usaha

(62)

posisi persaingan; memudahkan pengadaan bahan/barang dan meningkatkan kemampuan pelayanan terhadap konsumen. Sebaliknya kerugian dari penetapan lokasi usaha yang tidak tepat adalah posisi persaingan yang lemah, karena letaknya bukan pada tempat yang strategis dan kesulitan dalam pengadaan bahan/barang.

Lokasi usaha adalah pemacu biaya yang begitu signifikan, lokasi usaha sepenuhnya memiliki kekuatan untuk membuat (atau menghancurkan) strategi bisnis sebuah usaha. Disaat pemilik usaha telah memutuskan lokasi usahanya dan beroperasi disatu lokasi tertentu, banyak biaya akan menjadi tetap dan sulit untuk dikurangi. Pemilihan lokasi usaha mempertimbangkan antara strategi pemasaran jasa dan preferensi pemilik. Kedekatan dengan pasar memungkinkan sebuah organisasi memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan dan sering menghemat biaya pengiriman. Dari kedua keuntungan tersebut, memberikan layanan yang lebih baik biasanya adalah lebih penting. Usaha-usaha yang bergerak dibidang jasa harus lebih

Lokasi juga merupakan faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran (marketing mix). Karena pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibanding gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis, meskipun sama-sama menjual produk yang sama dan juga mempunyai pramuniaga yang sama banyak dan terampilnya (Azizah,2013).

(63)

perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang mementingkan segi ekonominya.

Lokasi usaha adalah hal utama yang perlu dipertimbangkan. Lokasi Strategis menjadi salah satu faktor penting dan sangat menentukan keberhasilan suatu usaha. Dalam memilih lokasi usahanya, pemilik lokasi usaha harus mempertimbangkan fakto-faktor pemilhan lokasi, karena lokasi usaha akan berdampak pada kesuksesan usaha itu sendiri.

Lokasi merupakan saluran distribusi yaitu jalur yang dipakai untuk perpindahan produk dari produsen kekonsumen. Lokasi adalah keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan dengan dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan (Lupiyoadi, 2001). Lokasi usaha memiliki beberapa dimensi yaitukedekatan dengan pelanggan dan kemudahan akses (Wahyudi dan Efreda, 2010).

2.1.3 Keunggulan Bersaing

Keunggulan bersaing merupakan strategi keuntungan dari perusahaan yang melakukan kerjasama untuk berkompetisi lebih efektif dalam pasar. Strategi yang didesain bertujuan untuk mencapai keunggulan bersaing yang terus menerus agar perusahaan dapat terus menjadi pemimpin pasar (Prakosa,2005). Perusahaan mengalami keunggulan bersaing ketika tindakan-tindakan dalam suatu industri atau pasar menciptakan nilai ekonomi dan ketika beberapa perusahaan yang bersaing terlibat dalam tindakan serupa (Barney,2010).

(64)

mampu untuk mencapai laba sesuai rencana, meningkatkan pangsa pasar, meningkatkan kepuasan pelanggan serta melanjutkan kelangsungan hidup suatu usaha (Saiman,2014).

Konsep keunggulan bersaing (competitive advantage), menurut Porter dalam Yuni (2011), tidak dapat dipahami dengan cara memandang sebuah perusahaan sebagai suatu keseluruhan, tetapi harus dari asal keunggulan bersaing itu yaitu berbagai aktivitas berlainan yang dilakukan oleh perusahaan dalam mendesain, memproduksi, memasarkan, menyerahkan dan mendukung produknya.

Keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh perusahaan bagi langganan atau pembeli. Keunggulan bersaing menggambarkan cara perusahaan memilih dan mengimplementasikan strategi generik (biaya rendah, diferensiasi dan faktor) untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing. Dengan kata lain, keunggulan bersaing menyangkut bagaimana perusahaan benar-benar menerapkan strategi generiknya dalam kegiatan.

Konsep keunggulan bersaing (competitive advantage) menurut Day dan Wensley dalam Yuni(2011) diartikan sebagai kompetisi yang berbeda dalam

keunggulan keahlian dan sumber daya. Secara luas menunjukkan apa yang diteliti di pasar yaitu keunggulan posisional berdasarkan adanya customer value yang unggul atau pencapaian biaya relatif yang lebihrendah dan menghasilkan pangsa pasar dan kinerja yang menguntungkan.

(65)

yang terdiri atas sumber keunggulan, keunggulan posisi dan prestasi hasil akhir sertaiinvestasi laba untuk mempertahankan keunggulan dipertahankan dengan berjuang sekuat tenaga untuk melakukan perbaikan secara terus menerus terhadap nilai yang diberikan pada para pembeli dan atau mengurangi biaya dalam menyediakan produk atau jasa.

D’Aveni(dalam Suryana, 2013:257) juga menyatakan keunggulan

padadasarnya dinamis, dan tidak bisa dipertahankan. Persaingan hari ini dan masamendatang harus dipandang sebagai persaingan dengan dinamika tinggi bukansuatu yang statis sehingga kita perlu melalui hal tersebut dengan beberapapemikiran strategi.

Analisis Hasil Penelitian

(66)

Tabel 2.1 (Lanjutan 1) dalam bisnis online

(67)

Tabel 2.1 (Lanjutan 2)

Analisis Hasil Penelitian

Arasy Alimudin

(68)

2.3 Kerangka Konseptual

Media sosial adalah sarana pertukaran informasi antar individu dan dapat digunakan juga sebagai sarana promosi pemasaran. Setiawati dan Mashuri (2012) mengatakan peningkatan dan upaya media sosial menjadi maksimal serta strategis bagi para pebisnis untuk memasarkan barang dagangannya secara online. Sedangkan Maharani, dkk (2012) mengatakan bahwa sosial media memberikan keunggulan bersaing dengan meningkatkan bargaining position terhadap pelanggan.

Penelitian Lupiyoadi (2001) menyatakan bahwa lokasi adalah dimana perusahaan harus bermarkas dan melakukan kegiatan operasi. Lokasi usaha mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian yang menjadikan sebuah usaha menjadi unggul dalam persaingan (Andanawari, 2014). Wahyudi, dkk (2010) menyatakan bahwa lokasi usaha turut berperan terhadap kesuksesan usaha yang juga akan menjadikan sebuah usaha memiliki keunggulan bersaing terhadap usaha lain.

(69)

agar pelaku usaha bisa bertahan dalam melaksanakan usaha berkelanjutan. Keunggulan bersaing pada sebuah usaha menjadi penting dalam menghadapi persaingan bisnis. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing adalah lokasi usaha dan pemanfaatan media sosial sebagai sarana bisnis.

Berdasarkan landasan teori dan tinjauan pustaka yang ada, dapat disimpulkan bahwa media sosial dan lokasi usaha memiliki pengaruh pada keunggulan bersaing usaha, maka kerangka pemikiran teoritis dari penelitian ini disajikan dalam gambar sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber: Andanawari (2014), Lupyodi (2001), Maharani,dkk (2012), Mohebi dan Sakinan (2014)

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pernyataan.Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka konseptual yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. (Sugiyono, 2009:96).

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang di kemukakan oleh peneliti adalah :

Media Sosial dan lokasi usaha berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing Dapoer Ndoro

Keunggulan Bersaing (Y)

Lokasi Usaha (X2) Media Sosial

(70)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perkembangan globalisasi yang merambah di berbagai belahan dunia dialami oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Globalisasi berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan masyarakat, laju kondisi sosial ekonomi masyarakat, dan perubahan sistem-sistem nilai telah membawa berbagai perubahan, seperti perubahan terhadap pola kehidupan,gaya hidup, dan kebutuhan masyarakat. Berkembangnya teknologi informasi bebasis internet yang mendukung pertumbuhan e-commerce adalah salah satu dari dampak perkembangan globalisasi (Nuril, 2015). Teknologi informasi yang berubah begitu cepat dan begitu mudah didapat menjadikan banyak masyarakat menjadi pengguna internet terutama di kota-kota besar.

(71)

yang dibutuhkan pengguna internet mengakses informasi melalui PC atau laptop kisaran 5 jam 27 menit setiap harinya, sedang rata-rata waktu yang dihabiskan oleh pengguna internet melalui mobile atau smartphone di Indonesia sekitar 2 jam 30 menit setiap harinya. Rata-rata waktu yang dibutuhkan user untuk mengakses sosial media di Indonesia sekitar 2 jam 54 menit setiap harinya (http://benmen.com).

Dengan populasi pengguna internet yang begitu besar dan terus berkembang tentu menghasilkan dampak positif dengan munculnya peluang bisnis. Media sosial dapat digunakan sebagai media promosi, media berjualan, media mencari konsumen, dan lain-lain. Dengan media sosial biaya sewa tempat ataupun lokasi dan batasan jarak maupun bentuk toko tidak menjadi masalah yang membebankan bisnis. Umumnya toko konvensional memiliki masalah dalam pemilihan lokasi, terkadang dalam memilih lokasi yang strategis memiliki masalah dalam mahalnya biaya sewa tempat ataupun terbatasnya persediaan tempat di lokasi strategis. Hal tersebut membuat pemilihan media sosial sebagai tempat berjualan menjadi salah satu solusi berbisnis yang mana pasar sebagai sasaran bisnis sangat besar. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi yang mencapai $10 miliar (untuk perdagangan) dan pertumbuhannya dalam 3-4 tahun ke depan diperkirakan akan mendekati 40 perse

Media sosial merupakan saluran atau sarana pergaulan sosial secara online di dunia maya (internet). Para pengguna memanfaatkan media sosial untuk berkomunikasi (communication), berinteraksi (interaction), saling kirim pesan (message delivery) dan

(72)

Menurut Andreas dan Haenlein (2010), media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content (Kaplan danl Haenlein, 2010). Perkembangan internet di dunia begitu

cepat, hal ini tentu memberikan ruang bagaimana memanfaatkan media sosial untuk melakukan promosi dan penjulan sebuah pruduk

(73)

Dalam pemilihan lokasi usaha belum semua pengelola usaha melakukan dengan berbagai pertimbangan secara ekonomis dan strategis, apalagi melakukan analisa kelayakan, pada kenyataannya banyak usaha yang pendiriannya tanpa perencanaan lokasi yang tepat sehingga banyak diantara usahatersebut yang berpotensi tidak efisien, salah satu contohnya adalah usaha Dapoer Ndoro. Di tahun 2011 usaha Dapoer Ndoro membuka lokasi didaerah Setia Budi namun lokasi usaha masih bersifat rumahan dan letaknya yang jauh dibagian belakang komplek Setia Budi, sehingga banyak konsumen yang tidak mengetahui lokasi toko tersebut. Namun di tahun 2014 Dapoer Ndoro berpindah lokasi ke komplek Villa Setia Budi Garden dengan lokasi yang lebih strategis dan punya pelanggan tetap dibandingkan ketika didaerah Setia Budi. Hidayat (2012:02) mengatakan ketepatan pemilihan lokasi merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh seorang pengusaha sebelum membuka bisnisnya. Hal ini terjadi karena pemilihan lokasi yang tepat sering kali menentukan tingkat penjualan suatu bisnis. Lokasi yang tepat bagi bidang bisnis merupakan modal untuk mencapai tujuan demikian juga sebaliknya pemilihan lokasi yang salah akanmenghambat segala gerak-gerik bisnis sehingga akan membatasi kemampuan memperoleh keuntungan maupun kelangsungan bisnis

Gambar

Tabel 3.1  Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2  Instrumen Skala Likert
Tabel 3.3 Uji Validitas
Tabel 3.4 Uji Reliabilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah, Jalan Lasoso No 62, Biromaru, Kotak Pos 51 Palu Telp. chinensis merusak daun tanaman bawang yang baru tumbuh

Pada tahun 2014 pihak Jabatan Audit Negara (JAN) telah menjalankan pengauditan di MAINJ dan hasil daripada pengauditan tersebut JAN mendapati proses pendaftaran harta

[r]

Pada penulisan ini akan dijelaskan bagaimana perancangan permainan VIRUZ, dimulai dari urutan perancangan, pembuatan aplikasi yang terdiri dari lima buah script yang fungsinya bermacam

Perdana II, Karangploso, Maguwoharjo Depok Sleman 107 Anisa Maullida,Amd Keb Perum Puskesmas Pembantu,. Nglarang Sidoarum,

Penulisan Ilmiah ini adalah membuat suatu website perakitan perangkat keras pendukung motherboard type ASUS dengan menggunakan PHP Triad. Sebagai sebuah situs diperlukan

[r]