• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG ELIT POLITIK DALAM SISTEM POLITIK INDONESIA (STUDI DESKRIPTIF PADA MAHASISWA JURUSAN PPKN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI MAHASISWA TENTANG ELIT POLITIK DALAM SISTEM POLITIK INDONESIA (STUDI DESKRIPTIF PADA MAHASISWA JURUSAN PPKN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG ELIT POLITIK DALAM

SISTEM POLITIK INDONESIA (Studi Deskriptif Pada

Mahasiswa Jurusan PPKn FIS UNIMED)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Yunita Christy Hasibuan NIM. 3113311047

JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)

Abstrak

Yunita Christy Hasibuan, NIM. 3113311047. Persepsi Mahasiswa tentang Elit Politik dalam Sistem Politik Indonesia (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan).

(5)
(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

karna atas Berkat dan Anugerah kasih-Nya yang telah memberikan segala

kemudahan bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik

sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Penyelesaian skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Adapun judul

dari skripsi ini adalah Persepsi Mahasiswa tentang Elit Politik dalam Sistem

Politik Indonesia (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Jurusan PPKn FIS

UNIMED).

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada keluarga besar penulis, teristimewa kepada kedua orang tua

tercinta D. Hasibuan dan N. br.Sinaga yang telah banyak memberikan dukungan

moril dan materil kepada penulis. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih

sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing Skripsi yaitu Bapak Drs. Halking,

M.Si yang telah memberikan bimbingan, arahan dan semangat dengan hebat

kepada penulis sehingga membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada

kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Bapak Dr.H.Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan.

3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Pembantu Dekan / Wakil Dekan

Bidang Akademik Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Dr. Sugiharto, M.Si selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Drs. Liber Siagian, M.Si selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Medan dan sebagai Dosen Pembimbing

(7)

iii

6. Ibu Dr. Reh Bungana Beru P.A, S.H, M.Hum selaku Ketua Jurusan PPKn

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

7. Bapak Arif Wahyudi, S.H selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

8. Seluruh Bapak / Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

9. Teristimewa kepada adik-adik Penulis yang sangat penulis sayangi dan

akan selalu kubanggakan, Ayu Oktavia Hasibuan, Boy Hasibuan, Putri

Ananda Hasibuan, Reinhard Hasibuan, yang menjadi sumber motivasi ku

dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Kepada teman-teman penulis semua stambuk 2011 terkhusus Ekstensi A

stambuk 2011 dan Kepada sahabat yang luar biasa yang telah banyak

melewati suka dan duka bersama selama perkuliahan yaitu Ermida

Sihombing, Linda Rahayu, Yenni Sitorus, Teti Juliana, Eka Rani, Asnateti

yang selalu memberi semangat dan masukan yang sangat bermanfaat.

Semoga kita semakin jaya.

11.Penulis juga mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada

adik-adik kelas penulis terkhusus stambuk 2013, Reguler A dan Reguler B,

Ekstensi A dan Ekstensi B, yang telah bersedia membantu penulis sebagai

narasumber dalam penelitian penulis. Terakhir penulis mengucapkan

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kerangka Teoritis ... 8

1. Persepsi ... 8

2. Mahasiswa ... 8

3. Politik ... 9

4. Elit Politik ... 10

5. Pengertian Sistem Politik ... 16

B. Kerangka berpikir... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 20

A. Lokasi Penelitian ... 20

B. Populasi dan Sampel ... 20

(9)

2. Sampel ... 21

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 22

1. Variabel Penelitian ... 22

2. Defenisi Operasional ... 22

D. Teknik Pengumpulan Data ... 22

E. Teknik Analisis Data ... 23

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 25

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 25

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(10)

vi

DAFTAR LAMPIRAN 1. Angket

2. Daftar Wawancara

3. Nota Tugas

4. Kartu Bimbingan Skripsi

5. Surat Izin Penelitian oleh Jurusan

6. Surat Izin Penelitian oleh Fakultas

7. Surat Keterangan Penelitian dari Tempat Penelitian

8. Surat Keterangan Bebas Perpustakaan dari Jurusan

9. Surat Keterangan Bebas Perpustakaan UNIMED

10.Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian Mahasiswa Jurusan PPKn

11.Pernyataan Keaslian Tulisan

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Seluruh kegiatan politik berlangsung dalam suatu sistem. Politik, salah

satunya bertujuan melembagakan penyelesaian konflik agar konflik itu tidak

melebar menjadi anarkisme dan kekerasan. Dengan kata lain, politik justru

menyalurkan konflik ke dalam prosedur, aturan dan mekanisme membangun

kompromi dan konsensus antaraktor dan pemain-pemain politik. Seperti yang

dikemukakan oleh David Dalam Damsar (2010:11) bahwa “Menerangkan politik

sebagai pola-pola kekuasaan, aturan dan kewenangan”.

Menurut Priangani (2012:2) “Sistem Politik Indonesia merupakan sebuah

sistem politik demokratis yang bersendikan nilai-nilai lokal bangsa Indonesia

yaitu Pancasila. Karakteristik Sistem Politik Indonesia adalah kedaulatan rakyat,

pelaksanaan kedaulatan melalui sistem perwakilan, di dalam lembaga perwakilan

selalu diupayakan permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan”.

Dalam hubungan ini, Sistem politik Indonesia bisa dilihat dari proses

politik yang terjadi di dalamnya. Sama halnya dengan membahas Elit politik

secara luas, tidak harus diartikan bahwa Elit itu berdiri sendiri tetapi merupakan

sebuah elemen dari sebuah sistem politik dan kekuasaan.

Keberadaan Elit pada hakekatnya membahas pihak yang mempunyai

kewenangan akan bermakna manakala dihadapkan pada pihak yang tidak

memiliki kewenangan. Elit sebagai kelas yang berkuasa mempunyai kewenangan

(12)

2

massa sebagai kelas atau pihak yang dikuasai. Elit yang dimaksudkan adalah Elit

Politik. Keberadaan dan peran Elit politik tidak bisa lepas dari pengaruh

perubahan yang terjadi pada sistem politik yang melingkupinya. Perubahan yang

terjadi pada sistem politik membawa pengaruh selain terhadap hubungan antara

Elit dengan massa, juga terhadap hubungan antara Elit dengan negara. Perubahan

yang berlangsung menjadikan massa tidak lagi sebagai obyek yang pasif dalam

hubungannya dengan Elit. Demikian pula Elit untuk mempertahankan posisinya

tidak bisa hanya dengan menyandarkan pada negara (pemerintah), tetapi harus

mampu melakukan sesuatu yang sensasional secara bertahap untuk meraih dan

mempertahankan kekuasaan. Selain itu, dapat pula dinyatakan bahwa di kalangan

internal Elit berlangsung dinamika, di mana masing-masing individu Elit saling

bersaing untuk mempertahankan posisi dan peranannya. Oleh karena itu, dengan

terjadinya perubahan sistem politik, Elit politik harus mampu menyusun strategi

untuk bisa meraih dan mempertahankan posisi dan perannya.

Mengkaji Elit politik, selalu menarik perhatian karena mengingat kajian

yang demikian memiliki keterkaitan dengan konstruksi sosial dan pandangan

terhadap sistem politik. Bagian Elit Politik diantaranya tentang Aktor Politik,

Kekuasaan Politik, Stratifikasi Politik, Siapa yang Berkuasa, dan Hubungan Elit

dengan Khalayak Dalam Halking (2012:157). Dengan demikian akan lebih

memperluas dan memperkaya teori mengenai Elit politik.

Fenomena atau gejala politik akan berpengaruh terhadap sikap politiknya

dan sekaligus perilaku politiknya. Gambaran sistem politik Indonesia yang

(13)

3

ruang bagi kelompok masyarakat manapun untuk bergerak mengadakan suatu

gerakan (perlawanan) terhadap kekuasaan negara termasuk dalam hal ini

mahasiswa. Untuk itu menarik diteliti bagaimana sesungguhnya persepsi tentang

Elit politik dalam sistem politik?.

Elit politik seharusnya menjadi pelaku pencerahan dan pendorong

terjadinya perubahan. Namun, lapisan ini tampak tidak lagi berada di tangan

politisi yang memiliki komitmen yang besar untuk membangun demokrasi,

budaya politik yang membebaskan masyarakatnya dari krisis. Kekuasaan Elit

yang miskin idealisme itu begitu besar sehingga menyingkirkan Elit yang

memainkan peran kritis. Menurut Sudirman (2013:4) Keadaan Elit politik saat ini

sangat memprihatinkan, karena pada saat ini ada partai atau politikus yang

mengklaim bahwa Elit sangat peduli dengan masyarakat kecil, tetapi ternyata Elit

bahkan tidak tahu apa yang sedang terjadi di masyarakat grassroot (lapisan

masyarakat yang berada paling bawah, yang merasakan dan bersentuhan langsung

dengan kehidupan yang sulit) yang sesungguhnya. Hal tersebut dapat terlihat pada

gambaran Elit Politik dalam rangkaian Pilkada yaitu Pertama: Memainkan

“Money Politik” dalam Pilkada, Kedua: Tidak siap Kalah, Ketiga: Nasionalisme

relatif rendah, Keempat: Mengerahkan masa untuk mencapai cita-citanya.

Sekarang situasi politik berubah. Elit yang bisa menikmati aset dan

sumber-sumber langka nasional di pusat maupun di daerah bergeser ke tangan

Elit-Elit serta Elit yang mampu menjalin relasi, terutama partai berkuasa di pusat

maupun di masing-masing daerah. “Moral hazard” atau moral tak peduli dan

(14)

4

Komposisi Elit politik dan penguasa yang memiliki kesalehan sosial itu

tampaknya masih jauh panggang dari api, karena setiap hari Bangsa Indonesia

masih saja disuguhi dengan berita - berita seperti “Wakil Ketua DPD : Polri dan

Elit Politik dapat menimbulkan efek negatif”, Media Massa sebagai Alat

pertarungan Elit Politik”, dan LSI : Rakyat makin Tak Percaya Perilaku Moral

Elit Politik” dan lain sebagainya. Serta pertunjukan mengenai sikap-sikap Elit

politik yang miskin hati, rakus kekuasaan dan tidak memiliki rasa empati terhadap

rakyatnya yang tengah bergulat dengan berbagai tekanan struktural.

Bagi sebahagian rakyat Indonesia sudah tidak percaya lagi dengan

pemerintah karena antara pembagian kekuasaan dan pemisahan kekuasaan sangat

sulit untuk dilakukan di Indonesia. Rakyat Indonesia seakan hanya dijadikan

obyek pemuas Elit – Elit politik dibirokrasi, legislatif maupun partai-partai politik.

Pandangan secara komprehensif akan kualitas sumber daya dengan

profesionalisme yang tinggi memungkinkan realisasi secara nyata nilai-nilai

idealisme mahasiswa yang berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan bangsa

dengan berlandaskan sikap kritis, obyektif, dan korektif sangat diperlukan untuk

memantapkan sistem politik Indonesia. Sebagai mahasiswa pasti memiliki

pandangan tersendiri dan lebih khusus jika dibandingkan dengan pandangan

publik dalam menilai Elit politik dalam sistem politik Indonesia. Pandangan

tersebut sama artinya dengan kata Persepsi. Persepsi menjadi proses penting yang

berisi informasi tentang pandangan seseorang dalam mengidentifikasikan suatu

(15)

5

Tetapi penulis tertarik untuk meneliti mengenai bagian – bagian Elit

politik dalam Sistem Politik Indonesia ditinjau dari persepsi Responden tentang

Elit politik. Karena dalam mengkaji penelitian pada Elit politik dalam sistem

politik Indonesia ditinjau juga dari segi peranan Elit politik yang semakin

berkembang tanpa pernah melihat bagaimana moral ataupun perilaku Elit politik

dalam sistem politik Indonesia. Hal inilah yang menarik penulis mengambil topik

pada Elit politik adalah semakin banyak muncul fenomena-fenomena moral Elit

politik yang merupakan suatu kajian dalam sistem politik Indonesia.

Mahasiswa jurusan PPKn pada saat memasuki semester 2 sudah

mendapatkan mata kuliah Sistem Politik Indonesia, yang membahas mengenai

sistem politik, budaya politik dan juga Elit politik. Mahasiswa PPKn seharusnya

berpikir kritis di dalam menilai bagaimana kajian Elit politik yang didalam

bagiannya membahas tentang aktor politik, kekuasaan politik, stratifikasi politik,

siapa yang berkuasa, dan hubungan Elit dengan khalayak. Sudah seharusnya

mahasiswa PPKn sebagai Input dapat mengkaji, melihat dan mengetahui apa-apa

saja yang menjadi Elit politik itu dan kenyataannya di dalam melaksanakan

peranan aktif politiknya dalam sistem politik Indonesia. Sehingga sebagai

Outputnya adalah Persepsi Mahasiswa tentang Elit Politik.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Persepsi Mahasiswa Jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas

(16)

6

2. Faktor – faktor yang mendukung mahasiswa Jurusan PPKn Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Medan dalam memahami Elit politik dalam

sistem politik Indonesia.

3. Pemahaman Mahasiswa Jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan terhadap Elit politik yang ada di Indonesia.

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup permasalahan yang terlalu luas, maka

permasalahan perlu dibatasi. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah

pada persepsi mahasiswa Jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Medan tentang Elit politik dalam sistem politik Indonesia.

D. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana persepsi mahasiswa Jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan tentang Elit politik dalam sistem politik Indonesia?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan suatu tolak / acuan untuk mencapai suatu permasalahan

yang akan diteliti. Dengan demikian yang menjadi tujuan dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang Elit politik dalam sistem

politik Indonesia dari sudut pandang mahasiswa Jurusan PPKn Fakultas Ilmu

(17)

7

F. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan mampu memperkaya

penelitian di bidang Ilmu politik, khususnya pada mata kuliah Sistem

politik Indonesia.

2. Secara individu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi

peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sejalan dengan

penelitian yang akan dilakukan penulis.

3. Bagi Mahasiswa dan para pembaca adalah sebagai tambahan pengetahuan

untuk meningkatkan wawasan para pembaca. Selain itu sebagai referensi

untuk para mahasiswa yang ingin membahas masalah tentang perilaku

(18)

57 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian yang telah diungkapkan, dapat

disimpulkan bahwa persepsi tentang Elit Politik dalam Sistem Politik Indonesia

yang ditunjukkan oleh mahasiswa jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan memberikan gambaran bahwa mahasiswa memiliki pengetahuan

yang rendah tentang bagian-bagian Elit Politik dalam Sistem Politik Indonesia

seperti Aktor Politik, Kekuasaan Politik, Stratifikasi Politik, Siapa yang Berkuasa,

dan Hubungan Elit dengan Khalayak.

Bagian-bagian Elit Politik yang menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki

pengetahuan yang rendah tentang Elit Politik dalam Sistem Politik Indonesia,

sebagai berikut :

1. Elektabilitas aktor politik secara bebas perilaku politiknya dapat diartikan

sebagai sebagian tingkah laku politik para aktor politik dan warga negara yang

dalam kenyataannya tidak memiliki hubungan dengan kultur politik. Dengan

demikian sebagian tingkah laku aktor politik merupakan parameter dalam

melihat bagaimana sikap dan dengan siapa individu itu bergaul atau

berkumpul. Apalagi menjelaskan hal-hal yang lebih substansial dan detail

mengenai aktor. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan responden

tentang bagian Elit politik sebagai Aktor politik tergolong rendah.

2. Responden melihat Fenomena politik yang terlihat bahwa mekanisme

(19)

58

baru pencarian keuntungan bagi elit tertentu. Kekuasaan politik dengan

demikian adalah kemampuan untuk membuat masyarakat dan negara dalam

membuat keputusan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan

responden tentang bagian Elit politik sebagai Kekuasaan politik tergolong

rendah.

3. Penulis memperoleh data deskripsi tentang sistem stratifikasi berdasarkan

evaluasi atau persepsi responden yang bersifat subyektif tentang stratifikasi

sosial terstrata secara politik diartikan sebagai tingkatan sosial yang terstruktur

secara hirarkis berdasarkan pada otoritas dan kekuasaan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang Elit politik sebagai

Kekuasaan politik tergolong tinggi.

4. Penulis memperoleh data deskripsi dari responden mengenai hal tersebut yaitu

dari semua responden yang menjadi subjek penelitian memiliki pandangan

yang hampir sama bahwa Untuk mencari tahu siapa yang berkuasa atau

mengidentifikasi elit politik dapat menggunakan tiga strategi: Analisis posisi,

Analisis Reputasi, Analisis Keputusan. Analisis pembuatan keputusan

menekankan bahwa Untuk mengetahui siapa yang berkuasa diantara para elit

dengan cara mempelajari proses pembuatan keputusan, perhatian utama dari

analisa ini adalah siapa yang banyak berinisiatif dan memberi kontribusi

terhadap pembuatan keputusan organisasi, dari proses ini juga diketahui siapa

saja yang menjadi penentang dari proses pembuatan keputusan tersebut. Hal

tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang bagian Elit

(20)

59

5. Dari semua responden yang menjadi subjek penelitian memiliki pandangan

yang hampir sama bahwa apabila terdapat interaksi antara elit yang

memerintah dengan rakyat yang diperintah maka Elit politik tidak harus

mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat dalam mengendalikan

kekuasaan. Karena diantara hubungan-hubungan yang dilakukan

antarmanusia, terdapat suatu hubungan yang mempengaruhi aspek kehidupan

manusia. Hubungan tersebut adalah hubungan sosial dalam satu kesatuan

sistem. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang

Hubungan Elit dengan khalayak tergolong rendah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis mengajukan saran-saran

sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada Responden yaitu Mahasiswa sebagai kaum intelektual

bangsa perlu mengetahui bagian Elit Politik tentang aktor politik,

kekuasaan politik, stratifikasi politik, siapa yang berkuasa, dan hubungan

Elit dengan khalayak dalam sistem politik Indonesia dan yang paling

penting harus memiliki wawasan yang cukup luas dan perspektif Elit

Politik yang bagus agar bisa menganalisis permasalahan sosial pemerintah

dan membangun perspektif baru dalam masyarakat.

2. Bagi perguruan tinggi sebagai miniatur negara harus memperluas

pembahasan pada kajian Elit Politik di bidang Ilmu Politik, khususnya

(21)

60

3. Bagi peneliti selanjutnya agar membenahi kejanggalan dan kekurangan

dalam penelitian ini sehingga menjadi suatu kajian yang

(22)

61

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku :

Arifin. Anwar. 2014. Perspektif Ilmu Politik. Jakarta : Pustaka Indonesia Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitan. Jakarta : Rineka Cipta

2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Budiyono, Kabul. 2012. Teori dan Filsafat Ilmu Politik. Bandung : ALFABETA

Damsar. 2010. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta : Kencana

Gatara, A.A. Sahid. 2008. Ilmu Politik : Memahami dan menerapkan. Bandung : Pustaka Setia

Halking, dan Ali Mukmin, Budi. 2012. Bahan Ajar : Sistem Politik Indonesia. Medan : FIS UNIMED

2011. Bahan Ajar : Ilmu Politik. Medan : FIS UNIMED

Haris. 2006. Politik Organisasi : Perspektif Mikro Diagnosa Psikologis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Ibrahim, Amin. 2009. Pokok – pokok Pengantar Ilmu Politik. Bandung : Mandar

Maju

Jurdi, Fatahullah. 2014. Studi Ilmu Politik. Yogyakarta : Graha Ilmu

Maliki, Zainuddin. 2004. Politikus Busuk : Fenomena Insensibilitas Moral Elit

Politik. Yogyakarta : Galang Press

Mas’oed, Mochtar dan MacAndrews, Colin, Ed. 2001. Perbandingan Sistem

Politik. Yogyakarta : Gajah Mada University Press

Mashad, Dhurorudin, dkk. 2005. Konflik Antarelit Politik lokal dalam Pemilihan

Kepala Daerah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Mufti, Muslim. 2012. Teori teori Politik. Bandung : Pustaka Setia

Nurjaman, Asep, dkk. 2006. Kebijakan Elitis Politik Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

(23)

62

Poerdarminta. 2001. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta

Sitepu, P.Anthonius. 2012. Teori teori Politik. Yogyakarta : Graha Ilmu

Sudijoo, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Syafiie, Inu. 2009. Pengantar Ilmu Politik (Dari keseimbangan good governance dengan clean government sampai pada state of the art ilmu politik dalam mengubah politik biadab menjadi politik beradab). Bandung : Pustaka Reka Cipta

2012. Teori dan Analisis Politik. Bandung : Pustaka Reka Cipta University Press

Varma, SP. 2001. Teori Politik Modern. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sumber Jurnal / Tesis :

Darwis. 2011. Elit Politik Lokal Dalam Konflik Ibukota di Kabupaten

Morowali. Dalam Jurnal Studi Pemerintahan. Vol.2 No. 2. Agustus 2011

Gunawati, Rindang, dkk. 2006. Hubungan antara Efektifitas Komunikasi

Mahasiswa dengan Pembimbing Utama Skripsi Dengan Stres dalam menyusun Skripsi pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Dalam Jurnal Psikologi Universitas

Diponegoro Vol. 3 No. 2 Desember 2006.

Haryanto. 2009. Elit Politik Lokal dalam Perubahan Sistem Politik. Dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Politik Vol. 13 No. 2. Nopember 2009

Kurniadi, Putra. 2013. Perilaku Politik Elit Politik Lokal Pada Pemilukada Kota

TanjungPinang. Dalam Studi Kasus di Kelurahan Sei-Jang Kecamatan

Bukit Bestari. TanjungPinang : FISIPOL Universitas Maritim Raja Ali Haji

Menda, Suara Ginting, dkk. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Somatis

Auditori Visual dan Intelektual (SAVI) Berbantuan Media Komputer untuk meningkatkan kualitas Pembelajaran Kimia Fisika II. Dalam

Jurnal Exacta. Vol. X No.1 Juni 2012.

(24)

63

Silaban, T. Jane, dkk. 2013. Persepsi Mahasiswa FISIP UNDIP terhadap

Demokratisasi di Indonesia. Dalam Jurnal Ilmu Pemerintahan.

Universitas Diponegoro Semarang.

Singkoh, C. Frans. 2012. Peran Elit Politik Dalam Proses Penetapan Kebijakan

Publik di DPRD Kota Manado

Sudirman. 2013. Kerjasama Politik dan Keamanan ASEAN dapat mendukung

Kepentingan Nasional Indonesia : Optimalisasi Peran Elit Politik pada pemilu guna mencegah konflik sosial dapat mewujudkan Ketahanan Nasional. Dalam Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia.

Suryanef. 2011. Persepsi Politik Mahasiswa FIS Universitas Negeri Padang. Dalam Jurnal Demokrasi. Vol. X No.2 April 2011.

Suyatmin, dkk. 2008. Persepsi Mahasiswa Akuntansi terhadap Lingkungan

Kerja Akuntan Publik. Dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 7 No.

2 September 2008.

Yunus, Subhan. 2014. Persepsi Jamaah Ahbaabul Musthofa Yogyakarta

terhadap Relasi Habib Syech dengan Elit Politik. Dalam Skripsi Program

Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Sumber Internet :

Nurhayani, Lily. 2013. LSI : Rakyat Makin Tak Percaya Perilaku Moral Elit

Politik. (Berdikari Online). http://www.berdikarionline.com/kabar

rakyat/20130707/lsi-rakyat-makin-tak-percayaperilaku-moral-elit politik.html. Diakses tanggal 13 Februari 2015 jam 20.24 Wib

Aini, Tsalisa Nur. Wakil Ketua DPD: Polri dan Elit Politik Dapat Menimbulkan

Efek Negatif. (RRI.Co.Id Online).

http://www.rri.co.id/post/berita/133750/nasional/wakil_ketua_dpd_polri_ an_elit politik dapat_menimbulkan_efek_negatif.html. Diakses tanggal 13 Febuari 2015 jam 14.13 Wib

Prastyia, Devin. 2013. Media Massa Sebagai Alat Pertarungan Elit Politik. (Berdikari Online). http://www.berdikarionline.com/kabar rakyat/20130519/media-massa-sebagai-alat pertarungan-elit-politik.html.

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan white carbon black nanorod dan alumina nanopartikel sebagai bahan pengisi pada nanokomposit berbasis polymethylmethacrylate diharapkan dapat menjadi alternatif

PENGUMPULAN DATA & INFORMASI PENDUKUNG AKREDITASI. SDN JATIBENING

Tabel 3 juga menunjukkan bahwa perlakuan umur semai 6 hari menghasilkan jumlah anakan produktif lebih banyak dan berbeda dengan pola tanam konvensional.. Laju

Interaksi varietas (genotip) dengan lokasi (lingkungan) terjadi pada karakter persentase tanaman berbunga sempurna, persentase tanaman berbunga betina, ruas letak bunga pertama,

Studi-studi mengenai peran HBsAg kuantitatif dalam memprediksi relaps virologis pasca penghentian terapi analog nukleosida/nukleotida pada pasien hepatitis B kronik

Pada hari ini Jum’at tanggal Sembilan bulan Juni tahun dua ribu tujuh belas, Panitia Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Penataan Halaman Gedung Kantor Badan

Wasesane iku minangka jinise tembung kriya tumindak. Tembung kriya tuindake iku kagolong resiprokal. Mula kalungguhan kanggo nglungguhi wasesa yaiku tanduk tarung

Terbukti bahwa penyemprotan desinfektan kombinasi glutaraldehid dan poli dimetil ammonium klorida sangat efektif dalam membasmi mikroorgaisme yang terdapat pada kandang ayam