BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsangan sensorik atau dengan rangsangan lain. Tidur harus dibedakan dengan koma, yang merupakan keadaan bawah sadar dimana orang tersebut tidak dapat dibangunkan ( Guyton & Hall, 1997).
Tidur ditandai dengan menurunnya kesadaran secara reversibel, biasanya disertai posisi berbaring dan tidak bergerak. Aserinsky dan Kleitmen (1953) di University of Chicago menemukan bahwa biasanya pada orang yang sedang tidur bola matanya bergerak ke kiri dan ke kanan, tetapi kadang-kadang bola matanya bergerak dengan cepat pula, tarikan-tarikan pendek. Keadaan tidur ini dinamakan
“tidur tanpa gerak mata cepat” (NREM atau Non-REM sleep atau non-rapid eye movement sleep) dan “tidur dengan gerak mata cepat” (“REM sleep” atau rapid eye movement sleep) (Maramis Willy F, 2009).
Gangguan tidur dapat berupa: insomnia (sukar tidur, biasanya karena sebab psikologi); berjalan sewaktu tidur (somnambulisme); mimpi buruk (nightmare) atau pavor nokturnus, sering pada anak-anak dan biasanya hilang dengan sendirinya; dan narkolepsi (serangan tidur bersamaan dengan kateplexi, kelumpuhan tidur atau halusinasi hipnagogik) (Maramis & Willy F, 2009).
Keluhan insomnia mencakup jenis masalah tidur yang luas, yaitu kesulitan
2
Insomnia dapat dibedakan menjadi 3 yaitu Insomnia awal (kesulitan masuk tidur) disebabkan antara lain oleh faktor-faktor kejiwaan seperti emosi, kecemasan, ketegangan, dan depresi. Insomnia menengah (terjaga di tengah malam) timbul pada peristiwa-peristiwa medis seperti penghentian pernapasan sementara selama tidur (sleepapnoe) dan gangguan prostat (nocturia) dan Insomnia terlambat (late insomnia) terbanyak di waktu subuh, disebabkan antara lain oleh depresi dan malnutrisi (anoreksia nervosa) ( Tjay & Rahardja, 2007).
Sebuah artikel menyatakan Riset internasional yang telah dilakukan US Census
Bureau, International Data Base tahun 2004 terhadap penduduk Indonesia menyatakan
bahwa dari 238,452 juta jiwa penduduk Indonesia, sebanyak 28,035 juta jiwa(11,7%)
terjangkit insomnia (Anonim, 2009). Angka ini membuat insomnia sebagai salah satu
gangguan paling banyak yang dikeluhkan masyarakat Indonesia yang meminta evaluasi serius dalam menemukan kemungkinan penyebabnya (organik, psikologik, situasional, dan sebagainya) yang mungkin diatasi tanpa obat-obat hipnotik-sedatif. Kadang-kadang terapi nonfarmakologi juga berguna, yang meliputi diet dan gerak badan yang tepat, menghindari perangsangan sebelum istirahat, memastikan tempat tidur yang nyaman dan istirahat pada waktu teratur tiap malam. Walaupun begitu, dalam beberapa kasus, penderita akan membutuhkan dan harus diberikan hipnotik-sedatif untuk waktu yang terbatas (Trevor & Way, 1997).
Suatu obat sedatif yang efektif (ansiolitik) seharusnya dapat mengurangi
3
Penggunaan obat hipnotik-sedatif merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menangani insomnia. Akan tetapi banyak efek samping yang penggunaan obat-obat ini juga mempunyai pengaruh. Misalnya pengaruh jangka panjang Flurazepam dapat menyebabkan tidur berlangsung lebih lama, tetapi mungkin akan menyebabkan perasaan sakit pada keesokan harinya dan pengaruh jangka pendek misalnya Tremazepam dapat menyebabkan tidur lebih mudah tetapi tidak menjadi lebih nyenyak. Efek rasa sakit yang ditimbulkan pada keesokan harinya lebih sedikit (Wong, 1993).
Didunia kedokteran terdapat jenis obat yang berkhasiat sebagai “Obat tidur” (sedatif atau hipnotik) yang mengandung zat aktif nitrazepam atau barbiturat atau senyawa lain yang berkhasiat serupa. Penggunaan sedatif atau hipnotik ini yang seharusnya sebagai pengobatan (medicine) bila disalahgunakan dapat menimbulkan ketagihan (adiksi) dan ketergantungan (dependen), apalagi bila dosisnya melampui batas. Misalnya Fentobarbital dan flunitrazepam. Yang termaksud Psikotropika golongan IV berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contohnya adalah diazepam, fenobarbital, nitrazepam dan klonazepam. Zat adiktif adalah bahan yang dapat menimbulkan kerugian bagi seseorang yang menggunakannya akibat timbulnya ketergantungan psikis seperti
golongan alkohol, nikotin dan sebagainya (Susilo, 1993).
Penggunaan obat-obat sedatif-hipnotik yang ada sekarang merupakan masalah tersendiri yang perlu diperhatikan. Dari aspek medis, perlu diperhatikan efektifitas dan keamanan obat yang digunakan. Sedangkan dari aspek nonmedis yang perlu diperhatikan adalah timbulnya penyalahgunaan obat yang kini kian marak di masyarakat, sehingga diperlukan adanya obat – obat sedatif-hipnotik yang efektif, aman, murah, dan mudah didapat (Sayidin, 2009)
4
banyak digunakan meskipun fasilitas pengobatan modern sudah tersedia. Di Indonesia, cara tradisional masih banyak dianut bahkan dihormati oleh sebagian besar rakyat sehingga pengobatan tradisional masih menduduki tempat penting dalam pemeliharaan kesehatan rakyat (Munaf, 2008)
Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) merupakan salah satu tumbuhan yang seringkali dikembangkan menjadi obat tradisional. Namun penggunaan obat tradisional oleh masyarakat luas masih berdasarkan pengalaman empiris, sehingga harus dilakukan pendekatan secara ilmiah agar suatu obat tradisional dapat diterima dalam praktek kedokteran (Pramono, 2004).
Tanaman pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) memiliki bentuk daun khas seperti ginjal manusia. Kandungan kimia tanaman pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) antara lain senyawa saponin, termaksud asiaticoside, asam asiatat, madecassoside, thankunside, isothankunside, brahmoside, brahmic acid, madasiatic acid, triterpen acid, meso-inosetol, centellose, carotenoids, garamK,Na, Ca, Fe, fosfor, vellarine, tannin, mucilage, resin, pectin, gula, vitamin B, minyak lemak, kalsium oksalat dan amygladin. Salah satu kandungan kimia pegagan yaitu
brahmoside dari golongan senyawa saponin memperlihatkan efek sedatif. Kenyataan ini juga mendukung kegunaan tumbuhan tersebut dalam pengobatan tradisional sebagai obat sedatif (Permadi, 2005; Achmad 2008).
5
1.2 Perumusan masalah
Bagaimanakah perbandingan efek sedasi pada mencit akibat pengaruh pemberian ekstrak etanol 70% dan 96% herba pegagan (Centella asiatica (Linn.) Urban ) yang diinduksi oleh fenobarbital dengan metode potensiasi narkose.
1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui perbandingan efek sedasi pada mencit akibat pengaruh pemberian ekstrak etanol 70% dan 96% herba pegagan (Centella asiatica (Linn.) Urban.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui pengaruh ekstrak etanol 70% dan 96% herba pegagan (Centella asiatica (Linn.) Urban ) terhadap waktu yang dibutuhkan mencit untuk mulai tidur dengan penginduksi fenobarbital menggunakan metode potensiasi narkose.
2. Mengetahui pengaruh ekstrak etanol 70% dan 96% herba pegagan (Centella asiatica (Linn.) Urban ) terhadap durasi tidur mencit dengan penginduksi fenobarbital menggunakan metode potensiasi narkose.
1.4 Manfaat penelitian
1. Memberi informasi tentang pelarut yang dipilih untuk mengekstraksi herba pegagan Centella asiatica (Linn.) Urban ) sehingga diperoleh bahan baku yang memiliki aktivitas sebagai sedatif.
2. Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang pengobatan tradisional menggunakan pegagan Centella asiatica (Linn.) Urban ).
SKRIPSI
SRI ARYATI DG. MALURENG
POTENSIASI EFEK SEDATIF FENOBARBITAL OLEH
EKSTRAK ETANOL 70% DAN 96% HERBA PEGAGAN
(
Centella asiatica
(L.) Urban
) PADA MENCIT JANTAN
BALB/C DENGAN METODE POTENSIASI NARKOSE
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Lembar Pengesahan
POTENSIASI EFEK SEDATIF FENOBARBITAL
OLEH EKSTRAK ETANOL 70% DAN 96% HERBA
PEGAGAN (
Centella
Asiatica
(L.) Urban PADA
MENCIT JANTAN BALB/C DENGAN METODE
POTENSIASI NARKOSE
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang 2013
Oleh:
SRI ARYATI. Dg. MALURENG NIM : 09040119
Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
iii
LEMBAR PENGUJIAN
UJI POTENSIASI EFEK SEDATIF FENOBARBITAL OLEH
EKSTRAK ETANOL 70% DAN 96% HERBA PEGAGAN
(
Centella
Asiatica
(L.) Urban
) PADA MENCIT JANTAN
BALB/C
DENGAN METODE POTENSIASI NARKOSE
SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 03 Januari 2013
Oleh:
SRI ARYATI. DG. MALURENG Nim: 09040119
Tim Penguji :
Penguji I Penguji II
(Drs. Herra Studiawan, MS, Apt) (Siti Rofida S.Si, M.Farm, Apt) NIDN: 195703101986011001 NIP UMM: 11408040453
Penguji III Penguji IV
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Potensiasi Efek Sedatif Fenobarbital Oleh Ekstrak Etanol 70% Dan 96% Herba Centella asiatica (L.) Urban Pada Mencit Jantan Balb/C Dengan Metode Potensiasi Narkose” untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada manusia pilihan, dan panutan yang baik dalam segala hal dalam menjalani kehidupan yaitu Nabi kita Muhammad SAW, yang telah membimbing kita menuju sebuah cahaya
kebenaran yakni agama islam serta yang kita harapkan syafa’atnya dihari kiamat
nanti. Amin.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari berbagai hambatan dan kesulitan. Namun berkat bimbingan dan bantuan berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep.Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dra. Uswatun Chasanah, Apt., M.Kes. selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang. 3. Drs. Herra Studiawan, MS, Apt., selaku Dosen pembimbing I, yang
dengan segala kesabaran, nasehat, kebijaksanaan dan ketelatenan beliau, telah membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini.
v
membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini.
5. Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., M.P. selaku Dosen penguji atas semua saran dan kritik yang diberikan agar skripsi ini menjadi lebih baik.
6. Nailis syifa, S, Farm. M.sc.Apt selaku Dosen penguji atas semua saran dan kritik yang diberikan agar skripsi ini menjadi lebih baik.
7. Sovia Aprina Basuki S.Farm, MSi, Apt. selaku Kepala Laboratorium Program Studi Farmasi.
8. Kedua orangtuaku tercinta, Nurhayati dan Drs.Anwar. Dg. Malureng. MSi. yang tak terkira jasanya telah mendidik dari kecil hingga dewasa dengan penuh kasih sayang dan selalu memberikan dukungan serta doa yang tiada henti.
9. Kakak dan adikku tercintaku, Ardamsyah, Imam dan Tirta yang selalu memberikan cinta dan motivasi untuk terus semangat dalam menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini.
10.Fazrul Rafsanjani, terima kasih untuk cinta, kasih sayang dan semangatnya selama ini hingga penyusunan skripsi ini selesai tepat pada waktunya. 11.Teman – teman terbaik dan seperjuangan Suci herawati dan Dwi silviana
debby, terima kasih untuk hari – hari yang menyenangkan dan kerja samanya dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
12.Laboran –laboran Laboratorium program studi farmasi dan Laboratorium Farmakologi, mbak susi, mas ferdi dan mas mifta terima kasih atas arahan, bantuanya dan kerja samanya selama penelitian.
13.Teman – teman Farmasi ’09, terima kasih untuk motivasi dan semangatnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuannya, baik moril maupun material.
semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang optimal. Bertolak dari inilah penulis sangat mengharapkan masukan dari berbagai pihak. Semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca, menjadi sumbangan yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Amin…
Wassalamu’alaikum,Wr. Wb
Malang, November2013 Penulis,
vii
RINGKASAN
POTENSIASI EFEK SEDATIF FENOBARBITAL OLEH EKSTRAK ETANOL 70% DAN 96% HERBA PEGAGAN (Centella
Asiatica (L.) Urban ) PADA MENCIT JANTAN BALB/C DENGAN METODE POTENSIASI NARKOSE
Insomnia merupakan jenis masalah tidur yang luas, yaitu kesulitan jatuh
tertidur, sering terbangun, masa tidur yang singkat dan tidur “yang tidak menyegarkan”. Insomnia adalah salah satu gangguan paling banyak yang
dikeluhkan masyarakat Indonesia yang meminta evaluasi serius dalam menemukan kemungkinan penyebabnya (organik, psikologik, situasional, dan sebagainya) yang mungkin diatasi tanpa obat-obat hipnotik-sedatif. Salah satu tanaman berkhasiat obat yang saat ini sering dijadikan sebagai pengobatan alternatif adalah herba pegagan (Centella asiatica (Linn.) Urban )
Pegagan (Centella asiatica (Linn.) Urban ) yang termasuk dalam famili Apiaceae di Indonesia umumnya dikenal dengan nama pegagan atau antanan. Salah satu kegunaan utama dari berbagai jaringan tumbuhan pegagan atau Centella asiatica ini ialah menyembuhkan penyakit yang berhubungan dengan kulit. Tumbuhan ini juga berkhasiat tonik, antiinfeksi, antirematik, batuk,
mimisan, menghentikan perdarahan, peluruh kencing atau diuretik, pereda demam atau antipiretik, obat malaria, penenang atau sedatif, tekanan darah tinggi. Kandungan kimia tanaman pegagan antara lain senyawa saponin, termaksud asiaticoside, asam asiatat, madecassoside, thankunside, isothankunside, brahmoside, brahmic acid, madasiatic acid, triterpen acid, meso-inosetol, centellose, carotenoids, garamK,Na, Ca, Fe, fosfor, vellarine, tannin, mucilage, resin, pectin, gula, vitamin B, minyak lemak, kalsium oksalat dan amygladin. Kandungan brahmosida dalam pegagan (Centella asiatica (Linn.) Urban ) mengakibatkan peningkatan GABA, neurotransmitter yang berperan dalam proses sedatif. Kenyataan ini mendukung kegunaan tumbuhan ini dalam pengobatan tradisional sebagai obat penenang atau sedatif.
menggunakan mencit Balb/c jantan sebagai objek penelitian. Metode yang digunakan adalah metode potensi narkose, untuk menentukan waktu mencit mulai tidur dan durasi tidur mencit. Dalam penelitian ini menggunakan 8 kelompok, 1 kelompok kontrol positif, 1 kelompok kontrol negatif, dan 6 kelompok uji dengan dosis berbeda yaitu 0,6 mg/20gBB; 1,2 mg/20gBB dan 2,4 mg/gBB . Penelitian hanya dilakukan pada saat post test, dengan membandingkan hasil pengamatan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui metode potensiasi narkose ekstrak etanol 70% dan 96% herba pegagan (Centella asiatica (Linn.) Urban ) untuk waktu mencit mulai tidur dan durasi tidur mencit pada dosis 0,6 mg/gBB, 1,2 mg/gBB dan 2,4 mg/gBB diperoleh efek sedasi paling optimal yaitu pada dosis 2,4 mg/gBB dari lima kali replikasi. Berdasarkan hasil uji statistik ANAVA ekstrak etanol 70% dan 96% herba pegagan (Centella asiatica (Linn.) Urban ) untuk waktu mencit mulai tidur dan durasi tidur mencit didapatkan nilai (P= 0,000) sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol negatif terhadap kelompok uji dan kelompok kontrol positif. Sedangkan antara kelompok perlakuan ekstrak etanol 70% dan 96% pada dosis yang sama yaitu 0,6 mg/gBB, 1,2 mg/gBB dan 2,4 mg/gBB tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ekstrak etanol 70% dan 96% herba pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) memiliki aktivitas sedasi yang sama
ix ABSTRACT
POTENTIATION OF PHENOBARBITAL SEDATIVE EFFECT BY ETHANOL EXTRACT 70% AND 96% OF CENTELLA ASIATICA (L)
URBAN HERBS AT MALE MICE OF BALB/C BY NARCOTIC POTENTIATION METHOD
Insomnia is one of disturbances that need serious evaluation in finding the causes that may be can be overcome without hypnotic sedative medicines. One of efficacious medicinal plants that often be used as alternative is Centella Asiatica (L) Urban. The content of brahmoside in the Centella Asiatica (L) urban cause the increase of GABA, neutrotransmitter has role in the sedative process.
The research aimed at knowing the comparison of ethanol 70% and 96% of Centella asiatica (L) urban herbs to the sedative effects to the male mice of Balb/c. At the research, the used method is narcotic potentiation and the collected data are data when the mice begin to sleep and the sleep duration of the mice. The data are analyzed by One Way Anova and then continued by LSD test. From the LSD test showed significant results to all treatment groups toward the negative control is negative. There is no significant results between group of ethanol 70% and 96% of Centella asiatica (L) urban herbs. From the research, it can be known that the ethanol 70% and 96% of Centella Asiatica (L) urban have similar sedative activities at dosage of 0.6 mg/20 dBB, 1.2 mg /20g BB and 2.4 mg/20g BB.
ABSTRAK
POTENSIASI EFEK SEDATIF FENOBARBITAL OLEH EKSTRAK ETANOL 70% DAN 96% HERBA PEGAGAN (Centella Asiatica (L.) Urban
) PADA MENCIT JANTAN BALB/C DENGAN METODE POTENSIASI NARKOSE
Insomnia adalah salah satu gangguan yang membutuhkan evaluasi serius dalam menemukan penyebabnya yang mungkin bisa diatasi tanpa obat-obat hipnotik-sedatif. Salah satu tanaman berkhasiat obat yang saat ini sering dijadikan sebagai pengobatan alternatif adalah pegagan. Kandungan brahmosida dalam pegagan mengakibatkan peningkatan GABA, neurotransmiter yang berperan dalam proses sedatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan ekstrak etanol 70% dan 96% herba pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) terhadap efek sedasi pada mencit jantan Balb/c. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah potensiasi narkose dan data yang dikumpulkan yaitu waktu mencit mulai tidur dan durasi tidur mencit. Data dianalisis dengan uji One Way ANAVA dan dilanjutkan dengan uji LSD. Dari Uji LSD menunjukkan hasil yang signifikan pada semua kelompok perlakuan terhadap kelompok kontrol negatif. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan ekstrak etanol 70% dan 96% herba pegagan pegagan (Centella asiatica (L.) Urban). Dari penelitian ini dapat
diketahui bahwa ekstrak etanol 70% dan ekstrak etanol 96% herba pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) memiliki aktivitas sedasi yang sama pada dosis 0,6
mg/20gBB, 1,2 mg/20gBB dan 2,4 mg/20gBB.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENGUJIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
RINGKASAN ... vii
ABSTRACK ... ix
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
DAFTAR SINGKATAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.3.1. Tujuan umum ... 5
1.3.2.Tujuan khusus ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2. 1. Pegagan (Centella asiatica (Linn.) Urban) ... 6
2.1.1 Taksonomi ... 6
2.1.2 Nama indonesia dan nama daerah ... 7
2.1.3 Deskripsi morfologi ... 7
2.1.4 Kegunaan ... 8
2.1.5 Kandungan kimia ... 8
2.1.6 Efek farmakologi ... 10
2. 2. Metode ekstraksi ... 11
2.2.2Cara panas ... 12
2.2.3 Maserasi ... 12
2.3. Metode uji hipnotik ... 13
2.4. Kromatografi Lapis Tipis ... 13
2.4.1.Fase Diam ... 14
2.4.2.Fase Gerak ... 14
2.5 Tinjauan tentang pelarut ... 15
2.5.1 Pemilihan pelarut ... 16
2.5.2 Etanol ... 16
2.6 Fisiologi tidur ... 18
2.7 Insomnia ... 20
2.8 Sedatif... 21
2.8.1 Pengertian ... 21
2.8.2 Penggunaan obat sedatif ... 21
2.8.3 Obat sedatif ... 22
2.8.4 Macam preparat hipnotik-sedatif ... 22
2.8.4.1 Obat-obat hipnotik-sedatif non-barbiturat ... 22
2.8.4.1.1 Diazepam ... 23
2.8.4.2 Obat-obat hipnotik-sedatif turunan Barbiturat ... 24
2.8.4.2.1 Fenobarbital ... 24
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 25
3. 1. Uraian Kerangka Konseptual ... 25
3. 2. Skema Kerangka Konseptual ... 27
BAB IV METODE PENELITIAN ... 28
4. 1. Rancangan Penelitian ... 28
4. 2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29
4. 3. Populasi dan sampel ... 29
4.3.1. Populasi penelitia ... 29
4.3.2. Sampel penelitian ... 29
4. 4. Besar sampel ... 30
4. 5. Cara pengambilan sampel ... 30
xiii
4.6.1. Variabel bebas ... 30
4.6.2. Variabel tergantung ... 30
4. 7. Alat dan bahan ... 31
4.7.1. Alat ... 31
4.7.2. Bahan ... 31
4. 8. Teknik pengumpulan data ... 32
4.8.1. Pembuatan ekstrak etanol herba pegagan (Centella asiatica (Linn.) Urban) ... 32
4.8.2. Perhitungan dosis ... 32
4.8.2. pembuatan larutan stok dan penetapan volume pemberian Ekstrak etanol herba pegagan ... 33
4.8.3.Uji efek sedasi ekstrak etanol herba pegagan (Centella asiatica (Linn.) Urban) ... 34
4.8.4.Cara kerja ... 35
4.9. Identifikasi kandungan kimia ekstrak ... 35
4.9.1 Identifikasi Glikosida Saponin ... 35
4.9.1.1. Uji Buih ... 35
4.9.1.2 Uji Salkowski ... 35
4.9.2 Identifikasi Sapogenin Steroid/Triterpenoid Secara KLT ... 36
4.9.3 Identifikasi Terpenoid/Steroid Secara KLT ... 36
4.10. Bagan alur penelitian ... 37
4.11. Skema penelitian ... 42
4.12. Definisi operasional... 43
4.13. Analisis data ... 43
BAB V HASIL PENELITIAN ... 44
5.1. Hasil Ekstraksi Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) Dengan Menggunakan Pelarut Etanol 70% Dan 96% ... 44
5.2. Hasil Skrining Golongan Saponin Ekstrak Etanol 70% Dan 96% Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) Dengan Uji Buih Dan Uji KLT ... 44 5.3. Hasil Pengamatan Uji Efek Sedasi Ekstrak Etanol
Dengan Metode Potensiasi Narkose ... 46
5.3.1. Hasil Pengamatan Uji Efek Sedasi Pada Pemberian Ekstrak Etanol 70% Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) Terhadap Terhadap Waktu Yang Dibutuhkan Mencit Untuk Mulai Tidur ... 46
5.3.2. Hasil Pengamatan Uji Efek Sedasi Pada Pemberian Ekstrak Etanol 96% Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) Terhadap Waktu Yang Dibutuhkan Mencit Untuk Mulai Tidur ... 48
5.3.3. Hasil Pengamatan Uji Efek Sedasi Pada Pemberian Ekstrak Etanol 70% Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) Terhadap Durasi Tidur Mencit ... 50
5.3.4. Hasil Pengamatan Uji Efek Sedasi Pada Pemberian Ekstrak Etanol 96% Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) Terhadap Terhadap Durasi Tidur Mencit ... 52
5.4. Anasis Data ... 54
BAB VI PEMBAHASAN ... 55
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 59
7.1 Kesimpulan ... 59
7.2 Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 60
xv
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1. Sifat-sifat umum pelarut ... 15 2.2. Sifat-sifat fisika etanol ... 17 5.1. Hasil maserasi herba pegagan (Centella asiatica (L) Urban) ... 44 5.2. Waktu Mencit mulai tidur pada uji efek sedasi akibat oleh ekstrak etanol
70% herba pegagan (Centella asiatica (L) Urban) ... 47 5.3. Waktu mencit mulai tidur pada uji efek sedasi akibat oleh ekstrak etanol
96% herba pegagan (Centella asiatica (L) Urban) ... 48 5.4. Durasi tidur mencitWaktu pada uji efek sedasi oleh ekstrak etanol 70%
herba pegagan (Centella asiatica (L) Urban) ... 50 5.5. Durasi tidur pada uji efek sedasi oleh ekstrak etanol 96% herba pegagan
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Pegagan (Centella asiatica (Linn.) Urban) ... 6
2.2 Struktur Kimia Saponin ... 9
2.3 Struktur Kimia Diazepam ... 23
2.4 Struktur Kimia Fenobarbital ... 24
3.1 Skema Kerangka Konseptual ... 27
4.1. Rancangan Penelitian ... 28
4.2 Bagan proses pembuatan ekstrak etanol 70% ... 37
4.3 Bagan proses pembuatan ekstrak etanol 96% ... 38
4.4 Bagan proses identifikasi glikosida saponin dengan uji buih ... 39
4.5 Bagan proses pembuatan larutan uji ekstrak pegagan... 39
4.6 Bagan proses persiapan pembuatan larutan kontrol negatif ... 40
4.7 Bagan proses persiapan pembuatan larutan kontrol positif... 40
4.8 Bagan proses pengujian efek sedatif dengan metode potensiasi narkose ... 41
4.9 Skema penelitian ... 42
5.1 Hasil uji KLT senyawa saponin ekstrak etanol 70% dan 96% herba pegagan ... 46
5.2 Rata-rata waktu mencit mulai tidur pada uji efek sedasi oleh ekstrak etanol 70% herba pegagan (Centella asiatica (L) Urban) ... 47
5.3 Rata-rata waktu mencit mulai tidur pada uji efek sedasi oleh ekstrak etanol 96% herba pegagan (Centella asiatica (L) Urban) ... 49
5.4 Rata-rata durasi tidur mencit pada uji efek sedasi oleh ekstrak etanol 70% herba pegagan (Centella asiatica (L) Urban)... 51
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Daftar Riwayat Hidup ... 64
2 Surat Pernyataan ... 65
3 Surat Determinasi Tanaman ... 66
4 Gambar Hasil Uji KLT Senyawa Saponin Ekstrak Etanol 70% Dan 96% Herba Pegagan ... 67
5 Gambar Hasil Uji Buih Ekstrak Etanol 70% Dan 96% Herba Pegagan ... 68
6 Gambar Hasil Uji Salkowski ... 69
7 Hasil Analisis SPSS Waktu Yang Dibutuhkan Mencit Untuk Mulai Tidur ... 70
8 Hasil Analisis SPSS Durasi Tidur Mencit ... 75
9 Konversi Dosis ... 80
10 Volume Maksimum Larutan Obat Yang Diberikan Pada Hewan Percobaan ... 81
11 Perhitungan Dosis ... 82
12 Berat Badan Mencit Dan Volume Pemberian Dosis ... 84
13 Gambar Alat-alat Penelitian ... 87
DAFTAR SINGKATAN
BB = Berat badan Cm = Centi meter
EEG = elektro-ence-falogram GABA = Gamma aminobutiyric acid Gr = Gram
Kg = Kilo gram
KLT = Kromatografi Lapis Tipis M = Meter
Ml = mili liter
NREM = Non-rapid eye movement sleep REM = Rapid eye movement sleep Rf = Retardation Factor
SPSS = Statistical Product and Services Solution SSP = Susunan saraf pusart
xix
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Sjamsul Arifin, et al, 2008. Tumbuhan-Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid : 1, ITB, Bandung.
Amalia, R., 2009, Pengaruh Ekstrak Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) Terhadap Efek Sedasi Pada Mencit Balb/C, Universitas Diponegoro, Semarang.
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1993, Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik, 57-58, Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica, Jakarta
Anonim, 2003, statistics by country for insomnia, US Census Bureau, International.
Cheeke, R.P., 2004. Saponins: Surprising Benefits Of Desert Plants. Linus Pailing
Ciccone CD. Pharmacology in rehabilitation. 4th edition. Philadelphia: Davis
Cowan, 1999, Plant Produk as antimicrobial agents Clinical Microbiology Reviews, California:Addison Wesley Longman Inc. hal 565-582.
Davidson M.W, 2004, Saponin, diakses pada tanggal 24 Maret 2011, (http://micro.magnet.fsu.edu/phytochemicals/pages/saponin.html).
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depkes RI: Hal: 1159
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Materia Medica Indonesia. Jakarta : Depkes RI; Hal: 143-147
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (III). Jakarta : Depkes RI
Ghosh, M.N., 1971. Fundamental of Experimental Pharmacology. Scientific Book Agency, Calcutta, p. 85
Gunawan, S G. Setiabudy, R. Nafrialdi. Elysabeth,. 2007. FarmakologidanTerapi. Edisi ke-5. Jakarta : Gaya Baru;.p.139-160.
Guyton, Arthur C, Hall, John E,. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-9. Jakarta: EGC, hal 945-946
Harborne, J.B., 1984, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Penerbit ITB, Bandung, hal 47-109 dan 281.
Jacinda T. James and Ian A. Dubery. Pentacyclic Triterpenoids from the Medicinal Herb, Centella asiatica (L.) Urban. Journal Molecules 2009, 14, 3922-3941; doi:10.3390/molecules14103922
Japardi, Iskandar. Gangguan tidur. available from URL :
http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi12.pdf. John Wiley and Sons Ltd, Canada
Kartasapoetra, G. 1992. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Jakarta: PT.Rineka Cipta, hal 22
Katzung, Bertram G. 1997. Farmakologi dasar dan klinik. Edisi ke-6. Jakarta: EGC
Kirk, R.E, and R.F. Othmer, 1951, Encyclopedia of chemical Technology, vol.9
Kloppenburg J 1983. Petunjuk Lengkap mengenai Tanaman-tanaman Di Indonesia & Khasiatnya sebagai Obat Tradisional. Jilid I- 11, Yayasan Dana Sejahtera & CD. RS. Betesda. Yogyakarta.
List PH and Schmidt DC. 1989. Phytopharmaceutical Technology. Germany : CRC Press Inc., PP. 107-112.
Malole, M. B. M, 1981. Penggunaan Hewan-hewan Percobaan Di Laboratorium. Bogor
Mangas Susana, 2006. The effect of methyl jasmonate on triterpene and sterol metabolism of Centella asiatica, Ruscus Ruscus aculeatus and Galphimia glauca cultured plants. Journal Of Phytochemistry. Available Online At: Www. ScientDirect.com
Maramis, Willy F, 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi ke-2. Surabaya: Airlangga University Press.
xxi
Novindriana Dini, 2012. Uji efek sedative infusa daun kratom (Mitragyna speciosa) pada mencit jantan galur babl/c. Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Permadi, A. 2005. Tanaman obat pelancar air seni. Jakarta: Penebar swadaya
Pramono,S., 1992, Profil Kromatogram Ekstrak Herba Pegagan yang Berefek Antihipertensi, Warta Tumbuhan Obat Indonesia, Vol.I, no.2, 37-39.
Pramono S. D, Ajiastuti. 2004. Standarisasi Ekstrak Herba Pegagan (Centella asiatica L) Berdasarkan Kadar Asiaticosida Secara KLT-Desnsitometri. Majalah Farmasi Indonesia 15 (3), hal 118-123.
Ramaswamy, et al, 1970. Pharmacological Studies on Centella asiatica. Journal of Phytomedicine. Germany: CRC Press Inc., PP. 427-448.
Rasyid Abdullah. Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Serta Uji Aktivitas Antibakteri dan Antioksidan Ekstrak Metanol Teripang (Stichopus hermanii). Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 4, No. 2, Hal. 360-368, Desember 2012
Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung : ITB.
Rosenfeld GC, Loose DS. Pharmacology. 4th edition. USA: Lippincott
Rusdi, 1988. Tetumbuhan Sebagai Sumber Bahan Obat. Padang: Depdikbut Pusat Penelitian Universitas Andalas.
Sarker, D, Satyajit.Latif, Zahid.Gray, I, Alexander,. 2006. .Natural Product Isolation.
Sayidin, B, 2009. Uji Pendahuluan Pengaruh Ekstrak Biji Paja (Myristica fragnans Houtt) Terhadap Waktu Induksi Tidur Dan Durasi Tidur Mencit Balb/C Yang diinduksi Tiopental, Universitas Diponegoro, Semarang.
Setyaningsih, T, 2008. Analisis Fenobarbial. Universitas Indonesia, Jakarta.
Siswandono dan Soekardjo, Bambang. 2000.,Kimia Medisinal. Surabaya: Airlangga University
Stahl, Egon. 1985. Analisis Obat Secara Kromoatografi dan Spektroskopi. Bandung: ITB.
Sushma Tiwari, Sangeeta Gehlot, Gambhir. Centella asiatica a Concise Review with Probable Clinical Uses. Journal of Stress Physiology & Biochemistry, Vol. 7 No. 1 2011, pp. 38-44 ISSN 1997-0838
Tjay, T, H, Raharjda, K,. 2007. Obat – Obat Penting. Edisi ke-6. Jakarta: PT.Gramedia, hal 384
Trevor, Anthony J, Way, Walter L,. 1997. Farmakologi Dasar Dan Klinik. Betram G. Katzung. Edisi ke-6. Jakarta: EGC, hal 351-364
Usia T, Banskota AH, Tezuka Y, Midorikawa K, Matsushige K, Kadota S. Chemical constituents of Chinese propolis and their antiproliferative activities. Journal Natural Products. 2002. 65(5): 673-76.
Wiria , M, S, S. 2009. Farmakologi Dan Terapi. Edisi ke-5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, hal 139
Wong, Moses. 1993. Tidur Tanpa Obat. Jakarta: PT. Bumi Aksara, hal 81
Wynn GS, Fougere B, 2000. Veterinary clinical uses of medical plants. Veterinary herbal medicine
Yodhian, Leilani F, 2008. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Edisi ke-2. Jakarta: EGC, hal 519-528