• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pelaksanaan Tugas Rutin Sekretaris Dalam Membantu Administrasi Pada Bidang Lelang Di Kantor Wilayah Djkn (Direktorat Jendral Kekayaan Negara) Cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pelaksanaan Tugas Rutin Sekretaris Dalam Membantu Administrasi Pada Bidang Lelang Di Kantor Wilayah Djkn (Direktorat Jendral Kekayaan Negara) Cabang Medan"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

ANALISIS PELAKSANAAN TUGAS RUTIN SEKRETARIS DALAM MEMBANTU ADMINISTRASI PADA BIDANG

LELANG DI KANTOR WILAYAH DJKN (DIREKTORAT JENDRAL KEKAYAAN NEGARA)

CABANG MEDAN OLEH:

LIDYA NINGSIH OKTAVIA

122103103

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)
(3)
(4)

i

karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Shalawat beriring salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah

membawa umatnya dari alam kegelapan menuju alam yang penuh ilmu

pengetahuan. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Ahli Madya pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Diploma III

Kesekretariatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis berharap penulisan Tugas Akhir ini tidak hanya sebatas penulisan

saja, tetapi mampu memberikan pengaruh positif bagi para pembacanya dan dapat

dijadikan sebagai suatu ilmu yang bisa dimanfaatkan bagi siapa saja.

Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, banyak bantuan yang diperoleh serta

dorongan dan dukungan dari semua pihak, untuk itu penulis menyampaikan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr.Beby Karina Fawzeea Sembiring,SE,MM selaku Ketua Program

Studi DIII Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

3. Ibu Magdalena Linda Leonita S, SE.MSiselaku Sekretaris Program Studi

DIII Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

(5)

ii

4. Bapak Fadli, SE,MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu

memberikan arahan dan membimbing penulis dalam penyusunan Tugas

Akhir ini.

5. Teristimewa kepada Orang Tua penulis yang penulis cintai Ayahanda

Muhammad Idris dan Ibunda Maharani Jempol Hasibuan serta Adik

penulis Muhammad Ardiansyah dan Riski Amalia yang selalu memberikan

doa serta dukungan baik moril maupun materil kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan laporan magang ini.

6. Terima kasih juga kepada Muhamad Ja’far Al-Farid yang telah

mendukung dan memberikan semangat kepada penulis dari awal masa

perkuliahan hingga penulis mampu menyelesaikan masa kuliah ini.

7. Seluruh sahabat Christin Nova Gultom, Febby Dwi Giofani, Anggi Sri

Hardiantisemasa kuliah dan sahabat seperjuangan semasa magang Dinda

Purnama Suci Rahmadani.

Penulis mengucapkan terima kasih dan hanya bisa berdoa semoga

kiranya bantuan, bimbingan, semangat dan dukungan yang telah diberikan kepada

penulis agar dapat dibalas dengan pahala yang berlipat ganda oleh Allah Swt.

Penulis menyadari masih banyaknya kekurangan didalam Tugas Akhir ini, maka

dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran dari pembaca

untuk lebih baiknya isi dari Tugas Akhir ini dan semoga Tugas Akhir ini

bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Oktober 2015

Penulis

(6)

iii

BAB II PROFIL KANWIL DJKN SUMATERA UTARA …………... 7

2.1 Sejarah Singkat ………... 7

2.4Budaya Organisasi………... 18

BAB III PEMBAHASAN………. 22

3.1. Peranan Sekretaris dalam Membantu Administrasi……….... 22

3.1.1. Pengertian Sekretaris ……….. 25

3.1.2. Manfaat Kompetensi Bagi Sekretaris ……….…….... 27

3.1.3 Komponen Utama Sekretaris ………..25

3.1.4 Ciri-Ciri Sekreatris yang Kopetensi ……….... 33

3.1.5. Pengertian Administrasi ………... 36

3.1.6 Peranan Administrasi Bagi Lembaga Pemerintahan 39

3.2. Kinerja Administrasi Pegawai ………... 37

3.2.1. Pengertian Administrasi Pegawai………... 38

3.2.2. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai ……... 41

3.2.3. Karakteristik Kinerja Karyawan.………... 43

3.2.4. Indikator Kinerja Karyawan……….... 44

3.2.5 Tujuan Penilaian Kinerja………... 45

3.2.6. Manfaat Penilaian Kinerja……….. 46

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ………... 47

4.1. Kesimpulan ………... 47

4.2. Saran ……….... 48

(7)

iv

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

(8)

v

No Judul Halaman

Tabel 2.1 Struktur Organisasi

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, maka lembaga

pemerintahdituntut untuk memberdayakan dan mengoptimalkan seluruh sumber

daya yang dimiliki, termasuksumber daya manusia. Mengelola sumber daya

manusiadengan berbagai ragam sifat, sikap dan kompetensi pegawaiagar mereka

dapat bekerja menuju satu tujuan yang direncanakan perusahaan. Sumber daya

organisasi tidak akan memberikan kontribusi yang optimal terhadap pencapaian

tujuan lembaga pemerintah seandainya sumber daya organisasi tersebut tidak

dikoordinasikan oleh suatu kegiatan manajemen yang memungkinkanlembaga

pemerintahmencapai tujuan yang diinginkan secara efektif dan efisien.

Administrasi sangat berpengaruh terhadap

kinerjaperusahaan.Administrasi merupakan salah satu dari kegiatan untuk

membantu pimpinan mengelola perusahaan,organisasi,yayasan.Administrasi

mencatat segala kegiatan,saran, dan prasarana perusahaan,organisasi,yayasan

dalam rangka mencapai tujuannya.Sekretarissebagai pelaku organisasi

mempunyai perbedaan dalam sikap dan pengalaman. Perbedaan tersebut

menyebabkanindividu yang melakukan kegiatan dalam lembaga

pemerintahmempunyai kompetensiatau kinerja yang masing-masing berbeda juga.

Sekretaris bidang mendapat lingkup perhatian atau pemikiran atas pekerjaan

tertentu.Untuk menangani ,mengurus,mengelola bidang yang diserahkan,seorang

(10)

Kompetensisekretarismerupakan keseluruhan pengetahuan, keterampilan,

perilaku, dan sikap yang ditampilkan oleh orang-orang yang sukses dalam

mengerjakan suatu tugas dengan prestasi kerja yang

optimal(Sanusi,2002).Kompetensi mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan

organisasi.Kompetensi Sekretaris di segala bidangdalam membantu administrasi

merupakan salah satu upaya yang wajib dilakukan bagi terciptanya kompetensi

yang berkualitas, memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan dan

menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.Peningkatan kompetensi Sekretaris

untuk dapat memenuhi tantangan peningkatan perkembangan yang semakin pesat,

efisien dan produktif, perlu dilakukan secara terus-menerus, kompetensi tinggi

sangat menunjang organisasi untuk maju dan berkembang pesat, Sedarmayanti

(2004 : 223).

Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi sekretarismerupakan kunci pokok

yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya. Sebagai kunci pokok,

kompetensi sekretarisakan menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan

organisasi.Keikutsertaan kompetensi sekretarisdalamperusahaandiatur dengan

adanyapemberian wewenang dan tanggung jawab. Wewenang merupakan dasar

untuk bertindak, berbuat, dan melakukan kegiatan/aktivitas dalam suatu

perusahaan sedangkan tanggung jawab keharusan untuk melakukan semua

kewajiban/tugas-tugas yang dibebankan kepadanya sebagai akibat dari wewenang

yang diterimanya atau dimilikinnya. Merumuskan wewenang dan tanggung

jawabyang harus dicapai sekretaris dengan standar yang telah ditetapkan dan

disepakati oleh sekretarisdan atasandalam suatu struktur organisasi. Struktur

(11)

3

bersama atasan masing-masing dapat menetapkan sasaran kerja dan standar

kinerja yang harus dicapaisesuai dengan tujuan organisasi. Seorang

sekreatrisharus diberitahu tentang hasil pekerjaannya, dalam arti baik, sedang atau

kurang. Sekretaris akan terdorong untuk berperilaku baik atau memperbaiki serta

mengikis kinerja dibawah standart. Peningkatan kinerja Pegawai secara

perorangan akan mendorong kinerja secara keseluruhan, yang direkflesikan dalam

kenaikanproduktifitas.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan kinerja merupakan suatu hal yang

tidak dapat dipisahkan dengan organisasi. Dukungan dari tiap manajemen yang

berupa kompeten sekretaris dan teknologi informasi, dengan dukungan sumber

daya seperti, memberikan peralatan yang memadai sebagai sarana untuk

memudahkan pencapaian tujuan yang ingin dicapai akan lebih mudah.

2. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka

terdapat permasalahan yang menjadi objek dalam penelitian ini yaitu ”Seberapa

Besar Peranan Sekretaris dalam membantu Administrasi di Kantor wilayah

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara ? ”.

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian A. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Besarnya Peranan

Sekretaris dalam membantu Administrasi di Kantor wilayah (DJKN) Direktorat

Jenderal Kekayaan Negara.

(12)

a. BagiPerusahan

Memberikan tambahan informasi tentang kinerja dan cara-cara untuk

meningkatkan kinerjasekreatris dalammembantu administrasi perkantoran agar

tercapainya tujuan yang efektif dan efesien.

b. BagiPenulis

Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan

teori-teori yang penulis dapatkan baik dari semasa kuliah maupun dari luar dan

memperdalam ilmu pengetahuan serta menambah wawasan dibidang Administrasi

khususnya menyangkut tentang praktek analisis tugas-tugas rutin sekretaris dalam

membantu administrasi perkantoran .

c. Bagi Pihak Lain

Sebagai pedoman atau bahan referensi dalam melakukan penelitian di

masa yang akan datang, khususnya penelitian yang berkaitan dengan kompetensi

pegawai dan kinerja seorang pegawai.

(13)

5

Penelitian ini dlakukan di Kantor Wilayah Direktorat Jendral Kekayaan

Negara Jl.Diponegoro No.30A Medan Sumatera Utara. Untuk lebih jelasnya

jadwal kegiatan ini dapat dilihat pada table 1.1 dibawah ini :

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan

NO KEGIATAN

MINGGU KE

I II III IV V VI VII

1 Persiapan

2 Pengumpulan

Data

3 Penulisan

Laporan

Sumber : Penulis (2015)

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

Pada Bab I ini diuraikan tentang latar belakang, permasalahan,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan rencana yang terdiri dari

jadwal survey/observasi dan sistematika penulisan.

(14)

Pada Bab II ini diuraikan tentang sejarah singkat instansi, struktur

organisasi dan personalia, deskripsi pekerjaan (Job Description),

kinerja usaha terkini ,visi dan misi Kantor Wilayah Direktorat

Jendral Kekayaan Negara Medan.

BAB III : Pembahasan

Pada Bab III ini dilakukan penelitian pada Kantor Wilayah

Direktorat Jendral Kekayaan Negara Medan berkaitan dengan

tugas rutin sekretaris dalam membantu administrasi pada Kantor

Wilayah Direktorat Jendral Kekayaan Negara Medan.

BAB IV : Kesimpulan Dan Saran

Pada Bab IV ini diberikan kesimpulan berdasarkan uraian

terdahulu dan memberikan saran-saran yang bertitik tolak dari

pengumpulan data dan pembahasan yang dilakukan dimana

diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi

Kantor Wilayah Direktorat Jendral Kekayaan Negara Medan

(15)

7 BAB II

PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI

2.1. Sejarah Singkat Direktorat Jendral Kekayaan Negara

2.1.1 Sejarah Kantor Wilayah Direktorat Jendral Kekayaan Negara

Pada tahun 1971 struktur organisasi dan sumber daya manusia Panitia

Urusan Piutang Negara (PUPN) tidak mampu menangani penyerahan piutang

negara yang berasal dari kredit investasi. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor

11 Tahun 1976 dibentuk Badan Urusan Piutang Negara (BUPN) dengan tugas

mengurus penyelesaian piutang negara sebagaimana Undang-Undang Nomor 49

Prp Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara, sedangkan PUPN yang

merupakan panitia interdepartemental hanya menetapkan produk hukum dalam

pengurusan piutang negara. Sebagai penjabaran Keppres tersebut, maka Menteri

Keuangan mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 517/MK/IV/1976 tentang

susunan organisasi dan tata kerja BUPN, dimana tugas pengurusan piutang

Negara dilaksanakan oleh SatuanTugas (Satgas) BUPN.

Untuk mempercepat proses pelunasan piutang negara macet, diterbitkanlah

Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 1991 yang menggabungkan fungsi lelang

dan seluruh aparatnya dari lingkungan Direktorat Jenderal Pajak ke dalam struktur

organisasi BUPN, sehingga terbentuklah organisasi baru yang bernama Badan

Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN). Sebagai tindak lanjut, Menteri

Keuangan memutuskan bahwa tugas operasional pengurusan piutang Negara

(16)

tugas operasional lelang dilakukan oleh Kantor Lelang Negara (KLN).

Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 177 Tahun 2000 yang

ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 2/KMK.01/2001

tanggal 3 Januari 2001, BUPLN ditingkatkan menjadi Direktorat Jenderal Piutang

dan Lelang Negara (DJPLN) yang fungsi operasionalnya dilaksanakan oleh

Kantor Pengurusan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN).

Reformasi Birokrasi di lingkungan Departemen Keuangan pada tahun

2006 menjadikan fungsi pengurusan piutang negara dan pelayanan lelang

digabungkan dengan fungsi pengelolaan kekayaan negara pada Direktorat

Pengelolaan Barang Milik/Kekayaan Negara (PBM/KN) Direktorat Jenderal

Perbendaharaan (DJPb), sehingga berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 66

Tahun 2006 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun

2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Republik

Indonesia, DJPLN berubah menjadi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

(DJKN), dan KP2LN berganti nama menjadi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara

dan Lelang (KPKNL) dengan tambahan fungsi pelayanan di bidang kekayaan

negara dan penilaian.

Penertiban Barang Milik Negara (BMN) yang terdiri dari kegiatan

inventarisasi, penilaian dan pemetaan permasalahan BMN mengawali tugas DJKN

dalam pengelolaan kekayaan negara, dilanjutkan dengan koreksi nilai neraca pada

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan

Kementerian/Lembaga (LKKL). Dari kegiatan ini, LKPP yang sebelumnya

(17)

9

pengecualian. Pada periode pelaporan 2012, sebanyak 50 dari 93

kementerian/lembaga meraih opini wajar tanpa pengecualian.

Mengingat fungsi pengelolaan aset negara yang merupakan pos terbesar

neraca pada LKPP, dan sebagai kontributor perkembangan perekonomian

nasional, saat ini DJKN tengah melaksanakan transformasi kelembagaan sebagai

bagian dari Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan. Transformasi

kelembagaan di DJKN ini dimaksudkan untuk meningkatkan dan mempertajam

fungsi DJKN (DirektoratJendral Kekayaan Negara) yang terkait dengan

manajemen aset dan special mission pengelolaan kekayaan negara.

2.

Visi dan Misi DJKN (Direktorat Jendral Kekayaan Negara)

VISI Direktorat Jendral Kekayaan Negara

Menjadi pengelola kekayaan negara yang profesional dan akuntabel untuk

sebesar-besar kemakmuran rakyat

MISI Direktorat Jendral Kekayaan Negara

1. Mewujudkan optimalisasi penerimaan, efisiensi pengeluaran, dan

efektivitas pengelolaan kekayaan negara.

2. Mengamankan kekayaan negara secara fisik, administrasi, dan hukum.

3. Meningkatkan tata kelola dan nilai tambah pengelolaan investasi

pemerintah

4. Mewujudkan nilai kekayaan negara yang wajar dan dapat dijadikan acuan

(18)

5. Melaksanakan pengurusan piutang negara yang efektif, efisien,

transparan, dan akuntabel.

6. Mewujudkan lelang yang efisien, transparan, akuntabel, adil, dan

kompetitif sebagai instrumen jual beli yang mampu mengakomodasi

kepentingan masyarakat.

Tugas dan Fungsi DJKN (Direktorat Jendral Kekayaan Negara)

Tugas

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara mempunyai tugas merumuskan serta

melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kekayaan negara,

piutang negara, dan lelang.

Fungsi

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang negara,dan lelang;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang;

c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kekayaan negara

d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kekayaan negara, piutang

negara,danlelang.

e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) adalah salah satu eselon

satu di Kementerian Keuangan yang mempunyai visi menjadi pengelola kekayaan

negara yang profesional dan akuntabel untuk sebesar-besarnya kemakmuran

(19)

11

Tugas: Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang sesuai dengan kebijakan yang

ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Fungsi:

1. Penyiapan perumusan kebijakan Departemen Keuangan di bidang

kekayaan negara, piutang negara, dan lelang;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan

lelang;

3. Penyusunan standardisasi, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di

bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang;

4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kekayaan negara,

piutang negara, da

5. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.

Image DJKN adalah suatu Direktorat Jenderal yang mempunyai tugas

merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang

kekayaan negara, piutang negara da

ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN)

PUPN adalah panitia interdepartemental yang mengurus piutang negara yang

(20)

Anggota PUPN berasal dari Kantor Departemen Keuangan, Kepolisian,

Kejaksaan, Bank Indonesia, dan Pemerintah Daerah. PUPN Pusat berkedudukan

di Jakarta sedangkan PUPN Cabang mempunyai kedudukan di setiap Kantor

Operasional.

Hubungan PUPN Dengan DJKN

PUPN Mempunyai wewenang mengurus piutang negara berdasarkan

Undang-Undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960.Pelaksanaan produk hukum (putusan)

wewenang PUPN dilakukan oleh DJKN yang mempunyai kantor operasional

yang dikoordinasi Kantor Wilayah.

2.2. Struktur Organisasi

Struktur OrganisasiKantor Wilayah Direktorat Jendral Kekayaan Negara Provinsi Sumatera Utara.

Struktur organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan batas-batas

wewnang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya

hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang tekah

ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu perusahaan diperlukan suatu

wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan perusahaan tersebut.

Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan perusahaan .yang telah

ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi

dalam perusahaan.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan

dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan

(21)

13

tercapai. Suatu perusahaan terdiri dari beberapa unit kerja yang dapat

dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk

melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara

vertikal, melalui saluran tunggal. Struktur Organisasi Kantor Wilayah Direktorat

Jenderal Kekayaan Negara dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini:

Sumber: Kantor Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (2015)

(22)

1. Pimpinan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

Direktur Jenderal Kekayaan Negara : Sonny Loho

Sekretaris Jenderal Kekayaan Negara : Dodi Iskandar

Direktur BMN : Chalimah Puthastuti

Direktur KND : Dedi Syarif Usman

Direktur PNKNL : Soepomo

Direktur PKNSI : Encep Sudarman

Direktur Penilaian : Meirual Nur

Direktur Lelang : Purnma T.Sianturi

Direktur Hukum danHumas : Tavianto Nogroho

Direktur Kekayaan Negara : Moechtar

2. Bidang Lelang

Kepala Bidang Lelang : Nyoman Hermawan

Staff Bidang LelangWilayah Medan :Pujosuma

Staff Bidang LelangWilayah P.Sidempuan :Pujosuma

Staff Bidang LelangWilayah Siantar : Hammam Tawaqal

Staff Bidang LelangWilayah Sibolga : Roster Hutagalung

Staff Administrasi : Helena

3. Bidang Penilaian

Kepala Bidang Penilaian : Hamidah Armaini

Staff Bidang PenilaianWilayah Medan : Aji Darmawan

Staff Bidang PenilaianWilayah MedanP.sidempuan : Gindo Panjaitan Staff Bidang Penilaian Wilayah Siantar : Juliawan

Staff Bidang LelangWilayah Sibolga : Halimah

4. Bidang Piutang Negara

Kepala Bidang Piutang Negara : Iswandi

Staff Bidang Piutang Wilayah Medan : Poltak.Manurung

Staff Bidang Piutang Wilayah P.Sidempuan : Siswandi

Staff Bidang Piutang Wilayah Siantar : Hermawan

Staff Bidang Piutang Wilayah Sibolga : Sandian Tobing

Staff Administrasi Piutang : Baharuddin

5. Bidang Pengelola Kekayaan Negara

(23)

15

Staff Bidang P.Kekayaan Negara Wil. Siantar : Miftasanti Staff Bidang P.Kekayaan Negara Wil. Sibolga : Andi Tobing

Staff Administrasi : Sarah

6. Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi

Kepala Bidang KIHI : Tanto Hendrawan

Staff Bidang KIHI Wilayah Medan : Syarifuddin

Staff Bidang KIHI Wilayah P.Sidempuan : Dahlan Dalimunthe

Staff Bidang KIHI Wilayah Siantar : Denny suwandi

Staff Bidang KIHI Wilayah Sibolga : Janna Handina

2.3. Deskripsi Tugas

Berikut ini adalah deskripsi pekerjaan dari setiap unit pada bagian Kantor

Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Medan :

A. Direktur Jendral Kekayaan Negara

1)Bertanggung jawab kepada General Manager

2)Mengomandoi:

a. Direktur Bidang BMN

b. Direktur Bidang KND

c. DirekturPNKNL

d. DirekturPKNSI

e. DirekturLelang

f. DirekturKekayaan Negara

g. DirekturHukum dan Humas

3)Tujuan: Menjadi pengelola kekayaan negara yang professional dan

akuntabel untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

4)Peran:

(24)

b. Mengendalikan kegiatan operasi dan pemeliharaan.

c. Mengendalikan kegiatan penerimaan.

d. Mengendalikan kegiatan administrasi umum.

B.Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan

1)Bertanggung jawab kepada Manager Area Medan.

2)Mengomandoi:

a. Staff pengendalian operasi.

b. SR Staff / Staff Operasional dan Pemeliharaan.

3)Tujuan: Melaksanakan sistem kinerja yang optimal

4)Peran:

a. Melakukan koordinasi, mengawasi dan mengevaluasi

pelaksaan,pemeliharaan di Kantor wilayah Direktorat Jendral

Kekayaan Negara.

C. Kepala Seksi Administrasi dan Layanan Umum

1)Bertanggung jawab kepada Manager Wilayah Medan.

2) Mengomandoi:

a. Staff Bidang Administrasi dan Layanan Umum

3) Tujuan: Mengelola transaksi keuangan

4) Peran:

a. Melaksanakan penyediaan pemeliharaan sarana atau prasarana kantor.

b. Melaksanakan penyediaan, pemeliharaan,serta pengaturan akomodasi

c. Melaksanakan administrasi SDM.

d. Melaksanakan administrasi dan layanan umum

(25)

17

1)Bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Administrasi Layanan Umum.

2) Tujuan: Melaksanakan pembayaran dan pemeliharaan dana serta

pencatatannya secara akurat dan tepat waktu untuk mendukung kegiatan

operasional.

3)Peran:

a. Menginput data ke oracle dan menghitung saldo kas pagi dan sore hari.

b. Mencatat transaksi penerimaan dan pengeluaran pada buku kas.

c. Melakukan penarikan dan penyetoran uang di bank.

d. Melakukan entry uang jaminan pelanggan rumah tangga pada bidang

yang dilelang.

E. Staff Bidang Administrasi dan Layanan Umum

1) Bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Administrasi LayananUmum.

2) Tujuan: Melaksanakan layanan di kantor area Medan untuk mendukung

pekerjaan secara efektif dan efisien.

3) Peran:

a. Mengidentifikasi kebutuhan dan menyediakan sarana dan prasarana.

b. Mengantur pemakaian kendaraan opersional dan mencatat pemakaian.

c. Mengidentifikasi kebutuhan dan melaksanakan pemeliharaan.

d. Melaksanakan inspeksi secara berkala atas asset tanah dan bangunan.

D. Budaya Organisasi

Budaya Direktorta Jendral Kekayaan Negara adalah Lembaga Pemerintah

yang kepanjangan dari Profesionalisme, Continuous,

(26)

A. Professionalisme (profesional)

1. Kompeten di Bidangnya.

Setiap Insan Dirktorat Jendral Kekayaan Negara berperilaku :

a. Memberikan hasil kerja terbaik dengan didukung kompetensi yang

memadai.

b. Senantiasa meningkatkan kompetensi diri sesuai tuntutan pekerjaan

c. Berani menyampaikan gagasan/pandangan konstruktif sesuai

dengan keahlian yang dimiliki.

2. Bertanggung Jawab.

Setiap Insan Direktorat Jendral Kekayaan Negaraberperilaku :

a. Selalu bekerja tuntas serta bertanggung jawab atas tindakan.

b. Berani mengambil keputusan sesuai tanggung jawab dan

wewenang.

c. Memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara efektif dan

efisien.

B. Continuous Improvement (penyempurnaan terus-menerus)

1. Kreatif dan Inovatif.

Setiap Insan Dirktorat Jendral Kekayaan Negara berperilaku :

a. Mampu mengantisipasi adanya peluang dan perubahan lingkungan.

b. Mampu mengidentifikasi dan mengembangkan peluang.

2. Adaptif Terhadap Perubahan.

(27)

19

a. Mampu melihat manfaat perubahan baik bagi diri sendiri, unit

kerjaperusahaan.

b. Berkomitmen untuk beradaptasi terhadap perubahan.

c. Berinisiatif untuk melaksanakan perubahan yang memiliki nilai

tambah.

C. Integrity (integritas)

1. Jujur, Terbuka dan Berpikir Positif.

Setiap Insan Dirktorat Jendral Kekayaan Negara berperilaku :

a. Selalu berkata dan bertindak sesuai dengan kondisi yang

sebenarnya (sesungguhnya).

b. Selalu mengutamakan kepentingan dan tidak melakukan hal-hal

yang dapat mengakibatkan benturan kepentingan.

c. Selalu terbuka terhadap masukan, pendapat dan kritik.

2. Disiplin dan Konsisten.

Setiap Insan Dirktorat Jendral Kekayaan Negara berperilaku :

a. Selalu mematuhi kebijakan, sistem, prosedur dan ketentuan lainnya

yang berlaku.

b. Teguh dalam memegang prinsip sesuai dengan kaidah dan norma

yang berlaku.

c. Melaksanakan komitmen yang sudah disepakati.

D. Safety (keselamatan kerja)

1. Mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

(28)

a. Selalu mematuhi ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja.

b. Senantiasa memelihara seluruh sumber daya perusahaan dalam

rangka menjaga kelangsungan sistem, keselamatan dan kesehatan

kerja.

c. Mengambil tindakan preventif untuk memastikan tingkat

keselamatan dan kesehatankerja.

2. Peduli lingkungan Sosial dan Alam.

Setiap Insan Dirktorat Jendral Kekayaan Negara berperilaku :

a. Peka dan peduli terhadap situasi dan kondisi perubahan

lingkungan.

b. Selalu berperan aktif dan berkontribusi terhadap perbaikan

lingkungan alam dan lingkungan sosial di sekitar wilayah operasi.

E. Excellent Service (pelayanan prima)

1. Mengutamakan Kepuasan Pelanggan.

Setiap Insan Dirktorat Jendral Kekayaan Negara berperilaku :

a. Memahami betul kebutuhan dan harapan pelanggan.

b. Selalu melayani dengan tulus, ramah dan santun.

c. Selalu memberikan pelayanan terbaik bahkan melampaui harapan.

2. Proaktif dan Cepat Tanggap.

Setiap Insan Dirktorat Jendral Kekayaan Negara berperilaku :

a. Selalu proaktif dalam mengidentifikasi kebutuhan spesifik

(29)

21 BAB III PEMBAHASAN

3.1.1. Peranan Sekretaris Dalam Membantu Administrasi Perkantoran Organisasi memerlukan sumber daya manusia yang mampu mengimbangi

dinamika organisasi tersebut, yaitu sumber daya manusia yang memiliki nilai

yang kuat, fleksibel dan dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Untuk

itu sumber daya manusia harus memiliki kapasitas yang dibangun di atas pondasi

yang kuat, yang sesuai dengan tuntutan usaha. Sumber daya manusia yang

berbasis kompetensi dapat meningkatkan kapasitas dan membangun pondasi

karena apabila orang-orang yang bekerja dalam organisasi memiliki kompetensi

yang tepat sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, maka dia akan mampu baik dari

segi pengetahuan, keterampilan maupun mental serta karakter produktifnya.

Dengan kepemilikan nilai yang kuat, mereka akan selalu siap menghadapi

perubahan sesuai dengan tuntutan organisasi tanpa menghilangkan jati dirinya.

Sekretaris merupakan pegawai yang bertugas memberikan bantuan

kepada pimpinan dalam bidang pekerjaan ketatausahaaan (surat-menyurat,

pendiktean, stenografi). Sekretaris juga membantu pimpinan dalam menyelesaikan

pekerjaan-pekerjaannya, denga kata lain sekretaris adalah pembantu seorang

pimpinan. Sekretaris bukan sekedar pembantu atasan semata tetapi seorang

dengan kualifikasi tugas, pekerjaan, dan tanggung jawab yang sangant tinggi.

Seorang pimpinan memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat besar

dalam memimpin dan menjalankan roda perusahaan atau organisasi.

(30)

sekretaris. Sekretaris di masa sekarang ini harus dapat menyesuaikan diri

dengan perkembangan teknologi sekaligus memahami cara pandang

pimpinanya.

1. Pengertian Sekretaris

Chozana (2001) menyimpulkan sekretaris berasal dari kata secretum

dalam bahasa Latin artinya something hidden atau rahasia. Dalam bahasa Latin,

orang yang memegang rahasia disebut dengan secretarium atau secretaries,

dalam bahasa Prancis disebut secretaire, dalam bahasa Belanda disebut

secretares, dan dalam bahasa Inggris disebut secretary. Berdasarkan arti

katanya maka seorang sekretaris dihubungkan dengan secret atau rahasia,

yaitu orang yang bisa menyimpan rahasia.

Selanjutnya untuk menjadi seorang sekretaris , ada beberapa

persyaratan yang harus terpenuhiNunung (2001) adalah typing skill yaitu

kemampuan mengetik cepat merupakan syarat mutlak, dan harus memiliki

typing speed yaitu mengetik cepat sampai dengan 60 wpm (words per

minute). Computer skill yaitu sekretaris dalam mengoperasikan dan Apa yang

dapat diungkapkan mengenai kompetensi-kompetensi yang diperlukan untuk

menghadapi tantangan-tantangan baru di tempat bekerja di masa mendatang. Lyle

& Signe Spencer bersama David McClelland (2000) berpendapat bahwa profil

kompetensi akan semakin penting bagi sekretaris pada lembaga pemerintah masa

(31)

23

Menurut Mitrani dalam Usmara (2002) mengemukakan bahwa kompetensi

sekretaris adalah bagian kepribadian yang mendalam dan melekat kepada

seseorang serta perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas

pekerjaan. Malthis dan Jackson (2006) bahwa kompetensi sekretaris adalah

karakteristik-karakteristik dasar yang dapat dihubungkan dengan kinerja yang

meningkat dari individu-individu atau tim. Ada semakin banyak organisasi yang

menggunakan beberapa segi analisis kompetensi. Tigaalasan utama organisasi

menggunakan pendekatan kompetensi untuk mengomunikasikan perilaku yang

dihargai di seluruh organisasi, untuk meningkatkan tingkat kompetensi di

organisasi tersebut, dan untuk menekankan kapabilitas karyawan guna

meningkatkan keunggulan kompetitif organisasional. Memiliki sumber daya

manusia yang kompeten adalah keharusan bagi perusahaan. Mengelola sumber

daya manusia berdasarkan kompetensi diyakini bisa lebih menjamin keberhasilan

mencapai tujuan. Sebagian besar perusahaan memakai kompetensi sebagai dasar

dalam memilih orang, mengelola kinerja, pelatihan dan pengembangan serta

pemberian kompensasi.

Proses rekrutmen dan seleksi diarahkan untuk mencari orang yang

mendekati kompetensinya, demikian pula halnya untuk pengembangan kinerja

dan karir pegawai. Setiap diadakan uji kompetensiuntuk mencocokkan apakah

karyawan bisa memenuhi model kompetensinya atau tidak. Bila terjadi

kekurangan maka karyawan tersebut harus dilatih dan dibina lebih lanjut.

Kelalaian atau mengabaikan pelatihan bisa berakibat karyawan menjadi tidak

kompeten sehingga kinerja tidak maksimal. Kompetensi dalam manajemen

(32)

merupakan Human capital dan Active agent bagi pengembangan suatu organisasi,

di sisi lain merupakan faktor determinan kapabilitas yang merupakan sekumpulan

keahlian dan keterampilan dalam mengkoordinasikan dan mengintegrasikan

serangkaian sumber daya yang ada dalam suatu sistem organisasi sehingga

menghasilkan serangkaian kompetensi yang akan membentuk kompetensi inti

(core competency).

Kompetensi sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan pada

tingkat yang memuaskan di tempat kerja, termasuk di antaranya kemampuan

seseorang untuk mentransfer dan mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuan

tersebut dalam situasi yang baru dan meningkatkan manfaat yang disepakati.

2. Manfaat Kompetensi bagi Sekretaris dalam membantu Administrasi Mengacu pada pendapat Rylatt dan Lohan (2000) kompetensi memberikan

beberapa manfaat kepada karyawan, organisasi sebagai berikut :

1. Pegawai

a. Kejelasan relevansi pembelajaran sebelumnya, kemampuan untuk

mentransfer keterampilan, nilai, dari kualifikasi yang diakui, dan potensi

pengembangan karir.

b. Adanya kesempatan bagi pegawai untuk mendapatkan pendidikan dan

pelatihan melalui akses sertifikasi nasional berbasis standar yang ada.

c. Penempatan sasaran sebagai sarana pengembangan karir

d. Kompetensi yang ada sekarang dan manfaatnya akan dapat memberikan

(33)

25

e. Pilihan perubahan karir yang lebih jelas untuk berubah pada jabatan baru

seseorang dapat membandingkan kompetensi mereka sekarang dengan

kompetensi yang diperlukan untuk jabatan baru.

f. Penilaian kinerja yang lebih obyektif dan umpan balik berbasis standar

kompetensi yang ditentukan dengan jelas.

g. Meningkatnya ketrampilan dan ‘marketability’ sebagai pegawai.

2. Organisasi ( Lembaga Pemerintah)

a. Pemetaan yang akurat mengenai kompetensi angkatan kerja yang ada yang

dibutuhkan.

b. Meningkatnya efektifitas rekrutmen dengan cara menyesuaikan

kompetensi yang diperlukan dalam pekerjaan dengan yang dimiliki

c. Pendidikan dan pelatihan difokuskan pada kesenjangan keterampilan dan

persyaratanketerampilan perusahaan yang lebih khusus.

d. Akses pada pendidikan dan pelatihan yang lebih efektif dari segi biaya

berbasis kebutuhan industri dan identifikasi penyedia pendidikan dan

pelatihan internal dan eksternal berbasis kompetensi yang diketahui.

e. Pengambil keputusan dalam organisasi akan lebih percaya diri karena

pegawai telah memiliki keterampilan yang akan diperoleh dalam

pendidikan dan pelatihan.

f. Penilaian pada pembelajaran sebelumnya dan penilaian hasil pendidikan

dan pelatihan akan lebih reliable dan konsisten.

g. Mempermudah terjadinya perubahan melalui identifikasi kompetensi yang

(34)

3.1.3 Komponen Utama Kompetensi

Memiliki sumber daya manusia adalah keharusan bagi lembaga

pemerintah. Mengelola sumber daya manusia berdasarkan kompetensi diyakini

bisa lebih menjamin keberhasilan mencapai tujuan. Sebagian besar perusahaan

menggunakan kompetensi sebagai dasar dalam memilih pegawai, mengelola

kinerja, pelatihan dan pengembangan serta pemberian kompensasi.

Prihadi (2004) mengatakan bahwa komponen utama kompetensi adalah

seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang saling terkait

mempengaruhi sebagian besar jabatan (peranan atau tanggung jawab), berkorelasi

dengan kinerja pada jabatan tersebut, dan dapat diukur dengan standar-standar

yang dapat diterima, serta dapat ditingkatkan melalui upaya-upaya pelatihan dan

pengembangan.

Kemudian Hutapea dan Thoha (2008) mengungkapkan bahwa ada empat

komponen utama pembentukan kompetensi yaitu pengetahuan yang dimiliki

seseorang, kemampuan, pengalaman, dan perilaku individu. Keempat komponen

utama dalam kompetensi dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki oleh seseorang. Pengetahuan

adalah komponen utama kompetensi yang mudah diperoleh dan mudah

diidentifikasi. Yuniarsih dan Suwatno (2008) bahwa : ”Pengetahuan adalah suatu

informasi yang dimiliki seseorang khususnya pada bidang spesifik.”

Pengetahuan pegawai turut menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan tugas yang

dibebankan kepadanya,pegawai yang mempunyai pengetahuan yang cukup akan

(35)

27

pengetahuan cukup, maka akan bekerja tersendat-sendat. Pemborosan bahan,

waktu dan tenaga serta faktor produksi yang lain akan diperbuat oleh pegawai

berpengetahuan kurang. Pemborosan ini akan mempertinggi biaya dalam

pencapaian tujuan organisasi. Atau dapat disimpulkan bahwa pegawai yang

berpengetahuan kurang, akan mengurangi efisiensi. Maka dari itu, pegawai yang

berpengetahuan kurang harus diperbaiki dan dikembangkan melalui pelatihan

sumber daya manusia, agar tidak merugikan usaha-usaha pencapaian tujuan

organisasi yang sudah ditentukan sebelumnya. Pengetahuan dikategorikan sebagai

berikut :

a) Informasi yang didapatkan dan diletakkan dalam ingatan kita

(Deklaratif).

b) Bagaimana informasi dikumpulkan dan digunakan ke sesuatu hal yang

sudah kita ketahui (Procedural).

c) Mengerti tentang how, when dan why informasi tersebut berguna dan

dapat digunakan (Strategic).

2. Keterampilan

Faktor yang juga ikut mensukseskan pencapaian tujuan organisasi adalah

faktor keterampilan pegawai. Bagi pegawai yang mempunyai keterampilan kerja

yang baik, maka akan mempercepat pencapaian tujuan organisasi, sebaliknya

pegawai yang tidak terampil akan memperlambat tujuan organisasi. Untuk

pegawai-pegawai baru atau pegawai dengan tugas baru diperlukan tambahan

keterampilan guna pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.

Keterampilan merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas

(36)

sebagai kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu rangkaian tugas

yang berkembang dari hasil pelatihan dan pengalaman. Keahlian seseorang

tercermin dengan seberapa baik seeorang dalam melaksanakan suatu kegiatan

yang spesifik, seperti mengoperasikan suatu peralatan, berkomunikasi efektif atau

mengimplementasikan suatu strategi bisnis. Yuniarsih dan Suwatno (2008) bahwa

Keterampilan (skill) merupakan kemampuan untuk mampu melaksanakan

tugas-tugas fisik dan mental.

3. Perilaku

Disamping pengetahuan dan ketrampilan pegawai, hal yang perlu

diperhatikan adalah sikap perilaku kerja pegawai. Apabila pegawai mempunyai

sifat yang mendukung pencapaian tujuan organisasi, maka secara otomatis segala

tugas yang dibebankan kepadanya akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Menurut Gitosudarmo dan Sudita (2008) mengemukakan bahwa Perilaku kerja

adalah sikap keteraturan perasaan dan pikiran seseorang dan kecenderungan

bertindak terhadap aspek lingkungannya. Amirullah (2002) bahwa Perilaku kerja

sebagai status mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk

menganggapi, yang diorganisasi melalui pengalaman dan memilih pengaruh yang

mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku.

4. Pengalaman kerja

Banyak perusahaan atau organisasi yang sering sekali menganggap bahwa

pengalaman sebagai indikator yang tepat dari kemampuan dan sikap yang

berhubungan dengan pekerjaan.

Pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang diperoleh seseorang dari

(37)

29

membentuk kompetensi seseorang misalnya pengalaman yang diperoleh dari

bekerja dan berorganisasi. Baik pengalaman manis maupun pahit berperan penting

dalam pembentukan kompetensi dari individu. Mengingat pengalaman seseorang

memiliki peran yang cukup besar dalam pembentukan kompetensi, maka sudah

sewajarnya seorang pemimpin mengetahui latar belakang sumber daya

manusianya.

Menurut Manullang (2002) bahwa Pengalaman kerja adalah proses

pembentukan pengetahuan atau keterampilan tentang metode suatu pekerjaan

karena keterlibatan karyawan tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan.

Sedangkan Knoers dan Hadinoto (2001) mengemukakan bahwa Pengalaman kerja

adalah sebagai suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi

bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau atau bisa

diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola

tingkah laku yang lebih tinggi.

Selanjutnya Boyatzis (Sudarmanto, 2009) mengemukakan bahwa

komponen-komponen kompetensi terdiri dari motive (dorongan), traits (ciri, sifat,

karakter pembawaan), self image (citra diri), social role (peran sosial), dan skills

(keterampilan).

Untuk lebih jelasnya komponen-komponen kompetensi tersebut akan diuraikan

satu persatu sebagai berikut :

1. Motive (Dorongan)

Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga

tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut

(38)

bertingkah-laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu. Setiap tindakan

yang dilakukan oleh manusia selalu dimulai dengan motivasi (niat). Sedangkan

menurut Mitchell (Winardi,2002) motivasi mewakili proses persistensi

kegiatan-kegiatan sukarela yang diarahkan ke tujuan tertentu. Sedangkan menurut Gray

(Winardi,2002) motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau

eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme

dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Morgan

(Soemanto,1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang

sekaligus merupakan aspek-aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah :

keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang

didorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan dari pada tingkah

laku tersebut, (Goals or ends of such behavior).

Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena

kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang

lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara

biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang

berbeda pula (Suprihanto,dkk. 2003).

Lebih lanjut motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh

dorongan efektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakukan manusia

itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang

memberi kekuatan bagi tingkah laku lmencapai tujuan, telah terjadi di dalam diri

seseorang. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah energi

aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri seseorang yang

(39)

31

individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan,

kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan.

2. Traits (Ciri, sifat, karakter pembawaan)

Trait adalah elemen dasar dari kepribadian yang berperan vital dalam

usaha meramalkan tingkah laku. Hal ini tampak definisi kepribadian menurut

Cattell. Menurutnya, kepribadian adalah struktur kompleks yang tersusun dalam

berbagai kategori yang memungkinkan prediksi tingkah laku seseorang dalam

situasi tertentu, mencakup seluruh tingkah laku baik yang konkrit atau yang

abstrak.

3. Self image (Citra diri)

Menurut Brisset (Burn,2000) self image merupakan suatu gambaran dan

keadaan diri yang dimiliki oleh individu yang bersangkutan. Self image berkenaan

dengan karakteristik fisik dan mentalnya. Proses perkembangan self image

merupakan gambaran diri yang dimiliki individu melalui interaksi dengan

lingkungan. Individu mendapat umpan balik dan persetujuan mengenai

perilakunya dari orang-orang di sekitar individu tersebut.

4. Social role (Peran sosial)

Social role merupakan seperangkat harapan dan perilaku atas status sosial.

Menurut Soerjono Soekanto (2002), peran sosial merupakan tingkah laku individu

yang mementaskan suatu kedudukan tertentu. Dalam peranan yang berhubungan

dengan pekerjaannya,seseorang diharapkan menjalankan kewajiban-kewajibannya

(40)

3. Ciri-ciri Sekretaris Yang Memiliki Kompetensi

Kompetensi menurut Sutrisno (2009) merupakan landasan dasar

karakteristik orang dan mengindikasikan cara berperilaku atau berpikir,

menyamakan situasi, dan mendukung untuk periode waktu cukup lama.

Ada lima karakteristik kompetensi, yaitu sebagai berikut :

1. Motif (Motive), apa yang secara konsisten dipikirkan atau keinginan -

keinginan yang menyebabkan melakukan tindakan. Apa yang mendorong

perilaku mengarah dan dipilih terhadap kegiatan atau tujuan tertentu.

Contoh motif berprestasi akan memotivasi orang-orang secara terus

menerus untuk merancang tujuan yang cukup menantang serta mengambil

tanggung jawab atas pekerjaannya dan menggunakan umpan balik untuk

menjadi lebih baik.

2. Sifat/ciri bawaan (Trait), ciri fisik dan reaksi-reaksi yang bersifat konsisten

terhadap situasi atau informasi. Contoh, reaksi waktu, luas pandangan

yang baik merupakan kompetensi bagi seorang pilot.

3. Konsep diri (Self concept), sikap, nilai atau self image dari orang-orang.

Contoh, percaya diri (self confidence), keyakinan bahwa ia akan efektif

dalam berbagai situasi, merupakan bagian dari konsep dirinya.

4. Pengetahuan (Knowledge), yaitu suatu informasi yang dimiliki seseorang

khususnya pada bidang spesifik. Pengetahuan merupakan kompetensi yang

kompleks. Biasanya tes pengetahuan mengukur kemampuan untuk

memilih jawaban yang paling benar, tetapi tidak bisa melihat apakah

seseorang dapat melakukan pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang

(41)

33

5. Keterampilan (Skill), kemampuan untuk mampu melaksanakan

tugas-tugas fisik dan mental tertentu. Contohnya seorang sekretaris mampu

mengatur jadwal pimpinan tanpa harus mengganggu pekerjaan yang lain.

Kompetensi pengetahuan dan keterampilan cenderung lebih tampak dan relatif

berada di permukaan sebagai salah satu karakteristik yang dimiliki manusia.

Kompetensi konsep diri, sifat dan motif lebih tersembunyi dan berada pada titik

sentral kepribadian seseorang. Kompetensi pengetahuan dan kompetensi

keterampilan relatif lebih mudah untuk dikembangkan dan program pelatihan

adalah cara yang paling efektif untuk menjamin kemampuan karyawan. Inti

kompetensi motif dan sifat berada pada dasar ”Personality Iceberg” sehingga sulit

untuk dinilai dan dikembangkan serta memakan biaya yang besar untuk memilih

karakteristik tersebut. Sedangkan konsep diri berada diantara keduanya. Sikap dan

nilai seperti percaya diri dapat diubah melalui pelatihan dan psikoterapi atau

pengalaman pengembangan yang positif, walaupun memerlukan jangka waktu

yang lebih lama dan sulit.

Kompetensi merupakan dimensi perilaku yang berada di belakang kinerja

kompeten. Sering dinamakan kompetensi perilaku karena dimaksudkan untuk

menjelaskan bagaimana orang berperilaku ketika mereka menjalankan perannya

dengan baik. Perilaku apabila didefinisikan sebagai kompetensi dapat

diklasifikasikan sebagai :

1. Memahami apa yang perlu dilakukan dalam bentuk alasan kritis

(42)

2. Membuat pekerjaan dilakukan melalui; dorongan prestasi, pendekatan

proaktif,percaya diri, kontrol, fleksibilitas, berkepentingan dengan

efektivitas, persuasi danpengaruh.

3. Membawa serta orang dengan motivasi, keterampilan antarpribadi,

berkepentingandengan hasil, persuasi, dan pengaruh.

Menurut Thoha (2008) bahwa ciri-ciri kompetensi karyawan adalah memiliki

pengetahuan, kapabilitas dan sikap, inisiatif dan inovatif berupa :

1. Keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang berorientasi

pada efisiensi, produktivitas, mutu dan kepedulian terhadap dampak

lingkungan.

2. Keterampilan dan sikap dalam pengendalian emosi diri, membangun

persahabatan dan obyektivitas persepsi.

3. Keterampilan dalam berkomunikasi, membangun persahabatan

4. Sikap untuk mau belajar secara berkelanjutan

5. Keterampilan dan sikap dalam mengembangkan diri

6. Keterampilan dan sikap maju untuk mencari cara-cara baru dalam

mengoptimumkan pelayanan mutu kepada pelanggan.

7. Keterampilan dan sikap saling mempererat hubungan antar karyawan

untuk meningkatkan mutu produk/pelayanan pada pelanggan.

5. Pengertian Administrasi

Kata adminstrasi berasal dari bahasa latin,yaitu Ad dan Ministrare. Ad

berarti ‘Intensif’ dan Ministrare berarti ‘Melayani, Membantu, atau Memenuhi’ .

(43)

35

usaha’. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

administrasi adalah usaha dan kegiatan yang meliputi penetapan tujuan serta

penetapan cara-cara penyelenggaraan pembinaan organisasi, usaha dan kegiatan

yang berakaitan dengan penyelenggaraan kebijakan untuk mencapai tujuan

kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan, kegiatan kantor

dan tata usaha.

Dalam arti sempit, adminstrasi adalah suatu kegiatan catat-mencatat,

surat-menyurat, pembukuan, dan kegiatan lainnya yang bersifat teknis ketatausahaan.

Sementara itu, dalam arti luas administrasi adalah kegiatan kerja sama yang

dilakukan dua orang atau lebih berdasarkna pembagian kerja yang telah

ditentukan dalam struktur organisasi dengan mendayagunakan sumber daya yang

ada untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Berdasarkan beberapa pengertian administrasi tersebut, dapat disimpulkan

bahwa administrasi merupakan segenap proses penyelenggaraan kegiatan tata

usaha yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam kerja sama untuk mencapai

tujuan bersama.

Soewarno HandayaningratMengungkapkan bahwa administrasi adalah

kegiatan ketatausahaan yang terdiri dari berbagai kegiatan seperti pembukuan baik

penghitungan, pencatatan atau yang lainnya dengan tujuan untuk menyediakan

informasi yang dibutuhkan. Sedangkan dala arti yang sempit, menurutnya

administrasi merupakan kegiatan catat mencatat atau pembukuan, surat menyurat

(44)

6. Peranan Administrasi Bagi Lembaga Pemerintah. Fungsi Administrasi

Fungsi administrasi dan manajemen menurut Luther M. Gullick adalah

sebagaisuatu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),staffing (

pengadaantenagakerja), directing (pemberianbimbingan),coordinating (pengko

ordinasian), reporting (pelaporan), dan budgeting(penganggaran). Adapun

penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Planning (perencanaan)

Yaitu dalam kegiatan administrasi atau ketatausahaan pasti memerlukan

sebuah perencanaan yang baik dan matang. Contohnya pengumpulan data,

penyusunan perencanaan, pengolahan data dls, dimana dalam kegiatan

tersebut administrasi sangat dibutuhkan.

2. Organizing ( pengorganisasian)

Begitu juga dengan pengorganisasian, dimana setiap melakukan kegiatan

organisasi pasti sangat membutuhkan administrasi seperti contoh dalam

penetapan petugas atau pekerja.

3. Directing

Fungsi yang bekaitan dengan usaha dalam membimbing, memberikan

saran-saran, masukan untuk perbaikan suatu kegiatan yang sedang

dilakukan agar tugasnya dapat dilakukan semaksimal mungkin, dengan

hasil yang memuaskan.

4. Coordinating (pengkoordinasian)

(45)

37

dari organisasi yang dilaksanakan bisa bersatu dan dapat sinkron dengan

tempat dan waktunya.

5. Reporting (pelaporan)

Yakni bagaimana cara menginformasikan dari apa yang telah dilakukan

dalam seluruh kegiatan sebagai salah satu pertanggungjawaban.

6. Budgeting (penganggaran)

Yaitu bagaimana cara merencanakan keuangan, berapa anggaran yang

diperlukan, darimana pembiayaannya, perhitungan uang masuk dan

keluarnya, serta pengawasan yang dilakukan.

Fungsi ini dikenal dengan istilah "POSDCORB". Dimana hal terpenting dari

fungsi-fungsi tersebut yakni directing sebagai suatu konsep yang lebih lunak

dari commanding.

Sedangkan fungsi administrasi menurut George R. Terry dikenal dengan istilah

"POAC"

3.2.KINERJA ADMINISTRASI PEGAWAI 3.2.1 Pengertian Kinerja Administrasi Pegawai

Administrasi kepegawaian adalah seluruh aktivitas atau kegiatan yang

berkaitan dengan masalah penggunaan pegawai (tenaga kerja) untuk mencapai

tujuan. Sedangkan administrator bertujuan untuk menyusun dan mengendalikan

seluruh aktivitas untuk memelihara, mengembangkan, mendapatkan maupun

menggunakan para pegawai sesuai dengan beban kerja untuk mencapai tujuan

(46)

Pada dasarnya administrasi kepegawaian melakukan 2 (dua) fungsi

diantaranya fungsi manajerial dan fungsi teknis. Fungsi manajerial berkaitan

dengan menggunakan pikiran,misalnya seperti: perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengendalian. Sedangkan fungsi teknis berkaitan dengan

berbagai macam kegiatan yang dilakukan menggunakan fisik misalnya seperti:

pengadaan, konpensasi, pengembangan, integrasi, pemeliharaan, maupun

pemensiunan.

Perencanaan pegawai, dapat diartikan sebagai suatu proses penentuan

berbagai macam kebutuhan pegawai di masa yang akan datang berdasarkan dari

perubahan yang terjadi dan persediaan pegawai yang sudah ada. Perencanaan

pegawai merupakan hal yang sangat penting, sebab dapat membantu suatu

perusahaan atau organisasi dalam menentukan sumber yang di butuhkan serta

dapat membantu menentukan apa saja yang bisa dicapai dari sumber yang

tersedia.

Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau

kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk

mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. (Tika, 2008)

Menurut Rivai dan Basri (2005) pengertian kinerja adalah kesediaan

seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan

menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang

diharapkan.

Guritno dan Waridin (2005) kinerja merupakan perbandingan hasil kerja

yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. kinerja sebagai

(47)

39

individu tersebut dalam suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, yang

dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari perusahaan

dimana individu tersebut bekerja. Kinerja merupakan perbandingan hasil kerja

yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan.

Dalam kerangka organisasi terdapat hubungan antara kinerja perorangan

(Individual Performance) dengan kinerja organisasi (Organization Performance).

Suatu organisasi pemerintah maupun swasta besar maupun kecil dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan harus melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan

oleh orang atau sekelompok orang yang aktif berperan sebagai pelaku, dengan

kata lain tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena adanya upaya

yang dilakukan oleh orang dalam organisasi tersebut.

Kinerja organisasi akan sangat ditentukan oleh unsur karyawannya karena

itu dalam mengukur kinerja suatu organisasi sebaiknya diukur dalam tampilan

kerja dari karyawannya. terdapat beberapa pengertian dari kinerja yang

diungkapkan oleh beberapa pakar berikut ini.

Adapun pengertian kinerja, yang dikemukakan oleh Agus Dharma dalam bukunya

“Manajemen Prestasi” yaitu Kinerja karyawan adalah sesuatu yang dicapai oleh

karyawan, prestasi kerja yang diperhatikan oleh karyawan, kemampuan kerja

berkaitan dengan penggunaan peralatan kantor.(Dharma,2005)

Sejalan dengan pengertian tersebut, Mangkunegara dalam bukunya

“Evaluasi Kinerja SDM”, mengatakan bahwa Kinerja Karyawan (Prestasi Kerja)

adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

(48)

Sedangkan pengertian Kinerja karyawan menurut Bambang Kusriyanto

yang dikutip oleh Harbani Pasolong dalam bukunya “Teori Administrasi Publik”

adalah Kinerja karyawan adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu

organisasi.(Pasolong, 2008)

1. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001) faktor-faktor yang

memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:

1. Kemampuan mereka

2. Motivasi

3. Dukungan yang diterima

4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan

5. Hubungan mereka dengan organisasi.

Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja

merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun

kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami

atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk

berprestasi.

Menurut Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa faktor yang

memengaruhi kinerja yaitu:

a. Faktor kemampuan Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari

kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu

pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya.

b. Faktor motivasi yang terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam

(49)

41

menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental

merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha

mencapai potensi kerja secara maksimal. Mangkunegara (2001), berpendapat

bahwa Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian

kerja. Motif berprestasi dengan pencapaian kerja. Motif berprestasi adalah

suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau

tugas dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja)

dengan predikat terpuji.

Menurut Prawirosentono (2000) faktoryang mempengaruhi kinerja adalah sebagai

berikut:

a. Efektifitas dan efisiensi

Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa

kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari kegiatan

menilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan kepuasan

walaupun efektif dinamakan tidak efesien. Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari

tidak penting atau remeh maka kegiatan tersebut efesien.

b. Otoritas (wewenang)

Otoritas menurut adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu

organisasi formal yang dimiliki seorang anggota organisasi kepada anggota yang

lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya. Perintah

tersebut mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dalam

(50)

c. Disiplin

Disiplin adalah taat kepda hukum dan peraturan yang berlaku. Jadi, disiplin

karyawan adalah kegiatan karyawan yang bersangkutan dalam menghormati

perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia bekerja.

d. Inisiatif

Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam membentuk ide

untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi.

2. Karakteristik Kinerja Karyawan

Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai berikut

(Mangkunegara, 2002):

1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.

2. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi.

3. Memiliki tujuan yang realistis.

4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi

tujuannya.

5. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh

kegiatan kerja yang dilakukannya.

6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah

diprogramkan.

3. Indikator Kinerja Karyawan

Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada enam

(51)

43

1. Kualitas

Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan

yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan

kemampuan pegawai.

2. Kuantitas

Kuantitas kerja merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam

istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

3. Ketepatan waktu

Ketepatan waktu kerja merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal

waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output

serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

4. Efektivitas

Efektivitas kerja merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi

(tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud

menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.

5. Kemandirian

Kemandirian kerja merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya

akan dapat menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan

suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan

instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.

4. Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Syafarudin Alwi (2001) secara teoritis tujuan penilaian

dikategorikan sebagai suatu yang bersifat evaluation dan development yang

(52)

1. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi.

2. Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision

3. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar meengevaluasi sistem seleksi.

Sedangkan yang bersifat development penilai harus menyelesaikan :

1. Prestasi riil yang dicapai individu

2. Kelemahan - kelemahan individu yang menghambat kinerja

3. Prestasi- prestasi yang dikembangkan.

5. Manfaat Penilaian Kinerja

Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang sangat bermanfaat

bagi perencanaan kebijakan organisasi adapun secara terperinci penilaian kinerja

bagi organisasi adalah :

1. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi

2. Perbaikan kinerja

3. Kebutuhan latihan dan pengembangan

4. Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, dan

(53)

45 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian pada bab-bab terdahulu yang berdasarkan data yang didapat

dari Kantor Wilayah Direktorat Jendral Kekayaan Negara Cabang Medan dapat

disimpulkan bahwa :

1. Dalam administrasi lembaga pemerintahan terdapat metode tersendiri

dalam mengambil keputusan dan sangat berperan penting terhadap kinerja

pegawai Kantor Wilayah Direktorat Jendral Kekeayaan Negara Cabang

Medan.

2. Kompetensi pegawai tercermin dari pekerjaan yang dilakukan oleh

pegawai itu sendiri, bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, menerima

tantangan pekerjaan, disiplin, serta jujur dalam bekerja, Menciptakan

hubungan kerja yang baik dengan atasan,rekan kerja, serta bawahan dalam

menyelesaikan tugas,memiliki kemampuan memanfaatkan,

mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Selalu menciptakan perilaku yang baik dan mampu meningkatkan kinerja

secara perorangan demi tercapainnya produktifitas yang baik.

4. Agar terciptanya produktifitas yang baik maka diperlukan dukungan dari

tiap manajemen yang berupa kompeten sekretaris dan teknologi informasi,

dengan dukungan sumber daya seperti, memberikan peralatan yang

memadai sebagai sarana untuk memudahkan pencapaian tujuan yang ingin

(54)

B. Saran

Pada akhir penulisan tugas akhir ini, penulis akan memberikan saran yang

mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan pegawai dalam meningkatkan

kompetensinya. Adapun saran-saran penulis sebagai berikut:

1. Pegawai harus memperhatikan kompetensi dirinya, karena apabila

pegawai kompeten terhadap pekerjaannya maka pegawai memberikan

kontribusi yang optimal terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

2. Pegawai harus memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan dan

menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendapatkan informasi.

3. Pegawai harus bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, menerima

tantangan pekerjaandan sasaran kerja yang harus dilakukan atau dicapai

agar pegawai dapat berprestasi dengan baik.

4. Pegawai yang kompeten harus meningkatkan kapasitas dan membangun

pondasi karena apabila pegawai yang bekerja dalam perusahaan memiliki

kompetensi yang tepat sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, maka

pegawai akan mampu baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun

(55)

47

DAFTAR PUSTAKA

Chozanah. 2001. Paket Keahlian Sekretaris.Bandung: CV.Armico

HasibuanMalayu. 2001.Manajemen:Dasar,pengertian,dan Masalah.

Jakarta:BumiAksara.

Kinerja

Marakas M. George dan James A.O’Brien. 2000. Sistem Informasi

Manajemen.Jakarta Selatan:Salemba Empat.

Nuraida. 2008. Manajemen Administrasi Perkantoran.Yogyakarta: Penerbit

Kanisius.

Riadi Muchlisin. 2014.Pengertian, Indikator dan Faktor yang Mempengaruhi.

Terry R.George dan Lelie W. Rue. 2000. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta:Bumi

Gambar

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Kepala Bidang Dan Kepala Seksi

Referensi

Dokumen terkait

Pimpinan perusahaan yang menentukan dan menjalankan pola komunikasi yang diperlukan oleh perusahaan tersebut dalam memaksimalkan koordinasi yang efektif antara berbagai

Fokus penelitian dari penelitian ini adalah representasi kebudayaan Indonesia melalui tanda-tanda yang digunakan dalam Iklan Kuku Bima Energi versi Flores, Nusa

pengaruh elemen iklan televisi Kartu As Bebas Galau 30 Jam Versi.. Drama Lebay terhadap Keputusan

Jika pasti akan ada pilihan ya dan batal, pilih ya untuk membuat permanen pengajuannya, pilih batal untuk kembali mengecek berkas- berkas..

Elemen-elemen yang diukur dalam penelitian ini adalah fungsi dari penggunaan alat keselamatan yaitu Alat Perlindungan Diri (APD) dan Sign Systems sebagai faktor yang

c. Memiliki kalender pendidikan yang sesuai dengan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung. Pelaksanaan pembelajaran didasarkan pada SKL, SI,

Model Lampu Lalu Lintas Pada Jalan Pertigaan Berbasiskan Mikrokontroler AT89C51 ini merupakan suatu rangkaian Lampu Lalu Lintas yang dirangkai dengan menggunakan jenis

Miniature scoring box digunakan untuk mempermudah petugas pencatat nilai, Untuk mengaktifkannya, alat diberikan tegangan sebesar 5 volt, kemudian tegangan tersebut