1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tabel 1.1
Jenis-Jenis Pajak Daerah berdasarkan Undang-Undang No 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Pajak Provinsi Pajak Kabupaten/Kota
Pajak Kendaraan Bermotor Pajak Hotel Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Pajak Restoran Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Pajak Hiburan
Pajak Air Permukaan Pajak Reklame
Pajak Rokok Pajak Penerangan Jalan
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
Pajak Parkir
Pajak Air Tanah
Pajak Sarang Burung Walet
Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Sumber : Data diolah (2015)
Menurut Peraturan daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2011 Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Maka dari itu, Pajak Hotel mengambil peranan penting dan menjadi komponen yang cukup berpengaruh dalam menyumbang penerimaan Pajak Daerah. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 1.2 sebagai berikut.
Tabel 1.2
Sumber : Bidang Pelaporan, DPDPK Kota Yogyakarta
LAPORAN REALISASI PENERIMAAN PAJAK DAERAH YANG DIKELOLA OLEH
DINAS PAJAK DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA YOGYAKARTA ANGGARAN TAHUN 2010- 2014
No Pajak Daerah Realisasi Penerimaan
2010 % 2011 % 2012 % 2013 % 2014 %
1 Pajak Hotel 32.512.281.932 41,55 37.861.435.936 31,39 56.008.075.844 26,81 68.563.528.929 29,75 81.960.462.082 31,29
2 Pajak Restoran 13.313.057.154 17,01 13.817.217.336 11,45 16.191.239.327 7,25 18.768.048.311 8,14 24.829.369.813 9,48
3 Pajak Hiburan 4.646.317.241 5,94 4.684.984.072 3,38 4.643.027.341 2,22 7.508.687.487 3,25 9.357.105.030 3,57
4 Pajak Reklame 4.639.213.808 5,93 5.439.731.728 4,51 6.303.861.072 3,01 7.000.369.458 3,03 5.627.770.201 2,14
5
Pajak Penerangan
Jalan 22.461.182.048 28,70 23.857.657.675 19,79 26.167.953.923 12,52 31.362.812.256 13,60 3.173.738.039 14,19
6 Pajak Parkir 679.527.059 0,87 776.411.843 0,64 989.893.465 0,47 1.400.475.835 0,60 1.610.854.034 0,61
7 Pajak Air Tanah - - 318.039.903 0,26 1.014.247.639 0,48 810.205.300 0,35 1.264.988.835 0,48
8
Pajak Sarang
Burung Walet - - 3.050.000
0,002 2.950.000 0,001 7.925.000 0,003 7.350.000 0,002
9
Pajak Bumi dan
Bangunan - - - - 44.118.519.712,72 21,12 44.358.025.929 19,24 48.775.400.672 18,62
10
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan - - 33.820.108.301 28,05 53.410.221.050 25,57 50.685.720.257 21,99 51.253.098.935 19,57
[image:4.842.92.744.113.531.2]Maka dari itu, agar pajak daerah dari pajak hotel dapat tetap optimal diperlukan adanya pengoptimalan dengan beberapa cara salah satunya adalah meningkatkan kepatuhan wajib pajak hotel. Cara meningkatkan kepatuhan wajib pajak hotel dapat dilakukan melalui beberapa faktor diantaranya kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan, sosialisasi perpajakan dan pelayanan fiskus. Beberapa faktor tersebut sering dijadikan tolok ukur peningkatan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Apabila ada upaya peningkatan kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan, sosialisasi perpajakan dan pelayanan fiskus diharapkan akan berdampak pada kepatuhan wajib pajak hotel dalam membayar atau melunasi kewajibannya sehingga penerimaan dari pajak daerah dapat terus meningkat setiap tahunnya.
Penelitian tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan
wajib pajak melati diantaranya dilakukan oleh Jatmiko (2006) yang meneliti tentang “Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi di Kota Semarang” disimpulkan bahwa sikap wajib pajak terhadap
wajib pajak terhadap kesadaran perpajakan secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini menunjukkan bahwa makin tinggi sikap wajib pajak terhadap kesadaran perpajakan maka makin tinggi pula kepatuhan wajib pajak. Selanjutnya, Setyaningsih (2013) tentang “Kepatuhan Wajib Pajak Hotel Melati di Kota Yogyakarta” disimpulkan para
pemilik usaha hotel melati di Kota Yogyakarta sebagian besar memahami tentang peraturan pajak usaha hotel melati ditunjukan dari hasil mean (rata-rata) yang menunjukan nilai 2,733 dan sebagian besar pemilik usaha hotel melati di Kota Yogyakarta yaitu 87 (delapan puluh tujuh) dari total responden 90 (sembilan puluh) sudah melakukan kewajibannya sebagai wajib pajak orang pribadi usahawan hotel melati, yaitu membayar pajak sesuai dengan peraturan yang ada. Akan tetapi ada 3 (tiga) responden yang melakukan pembayaran pajak karena ditagih oleh petugas pajak,bukan karena kesadaran diri sendiri sebagai Wajib Pajak yang melakukan kewajibannya membayar pajak. Selanjutnya, Rohmawati, Prasetyono, Rimawati (2013) yang meneliti tentang ”Pengaruh Sosialisasi dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Tingkat
Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan
Usaha dan Pekerjaan Bebas pada KPP Pratama Gresik Utama” disimpulkan
sosialisasi dan pengetahuan perpajakan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kesadaran wajib pajak, sosialisasi, pengetahuan perpajakan dan kesadaran wajib pajak secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
[image:7.595.89.509.274.733.2]Peneliti termotivasi untuk meneliti kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan, sosialisasi perpajakan dan pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak hotel melati dikarenakan penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak hasilnya inkonsistensi. Peneliti juga melakukan perluasan obyek tidak hanya wajib pajak hotel melati yang berada di Kecamatan Gedongtengen dan Kecamatan Mergangsan melainkan seluruh kecamatan di Kota Yogyakarta, sehingga sampel dapat lebih luas cakupannya. Kota Yogyakarta dipilih sebagai obyek pada penelitian ini karena Kota Yogyakarta merupakan tempat tujuan utama bagi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara jika berkunjung ke Daerah istimewa Yogyakarta sehingga pelu disediakan fasilitas akomodasi yang menunjang salah satunya hotel atau penginapan.
Tabel 1.3
Rekapitulasi Jumlah Wajib Pajak Hotel Kota Yogyakarta 2014
Klasifikasi Hotel
Bintang Melati
Bintang Lima 4 Melati Tiga 19
Bintang Empat 4 Melati Dua 43
Bintang Tiga 14 Melati Satu 271
Bintang Dua 6 Non Melati 86
Bintang Satu 10
Berdasarkan Tabel 1.3 menunjukkan bahwa jumlah wajib pajak hotel melati di Kota Yogyakarta jumlahnya paling tinggi. Hal ini memicu peneliti untuk melakukan penelitian ke wajib pajak hotel melati. Wajib pajak hotel melati sebanyak 333 yang merupakan gabungan dari jumlah wajib pajak hotel melati satu, dua dan tiga. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan maka judul pada penelitian kali ini “Analisis Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan dan Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Hotel Melati di Kota Yogyakarta”.
1.2. Rumusan Masalah
Jatmiko (2006), mengungkapkan kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus dan sanksi denda akan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi denda yang semakin tinggi makin tinggi pula kepatuhan wajib pajak.
sinis terhadap keberadaan pajak, pajak masih dianggap sebagai sesuatu yang memberatkan.
Maka berdasarkan uraian tersebut rumusan masalah pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Hotel Melati di Kota Yogyakarta?
2. Apakah Pengetahuan Perpajakan berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Hotel Melati di Kota Yogyakarta?
3. Apakah Sosialisasi Perpajakan berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Hotel Melati di Kota Yogyakarta?
4. Apakah Pelayanan Fiskus berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Hotel Melati di Kota Yogyakarta?
5. Apakah Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan dan Pelayanan Fiskus secara simultan berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Hotel Melati di Kota Yogyakarta?
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian Kontribusi Kebijakan
Melalui hasil penelitian ini dapat memberikan masukan strategi kepada Dinas Pendapatan Daerah dan Pengelola Keuangan Kota Yogyakarta guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak hotel melati.
1.5. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis dan sistematika pelaporan atau penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini membahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan Pajak Hotel seperti pengertian Pajak Hotel, subyek dan obyek Pajak Hotel, tarif dan dasar pengenaan Pajak Hotel, mekanisme pembayaran Pajak Hotel, pelayanan fiskus, kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan dan sosialisasi perpajakan. Selain itu, bab ini juga membahas teori-teori mengenai kepatuhan wajib pajak. Pada bagian akhir bab ini akan dimuat pula hasil-hasil penelitian terdahulu serta pengembangan hipotesis.
BAB III Metode Penelitian
BAB IV Hasil Analisis dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh serta pembahasan.