• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI ANALISIS KINERJA RUAS JALAN AKIBAT PARKIR PADA BADAN JALAN (Studi Kasus Jl. José Maria Marques, Dili).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LANDASAN TEORI ANALISIS KINERJA RUAS JALAN AKIBAT PARKIR PADA BADAN JALAN (Studi Kasus Jl. José Maria Marques, Dili)."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

20 BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Volume Lalu Lintas

Volume lalu lintas menunjukkan jumlah kendaraan yang melintasi satu titik pengamatan dalam satu satuan waktu (hari, jam, menit). Sehubungan dengan penentuan jumlah dan lebar jalur, satuan volume lalu lintas yang umum dipergunakan adalah lalu lintas harian rata-rata, volume jam perencanaan, dan kapasitas. Data volume lalu lintas dapat berupa:

1. Volume berdasarkan arah arus: a. Dua arah.

b. Satu arah. c. Arus lurus.

d. Arus belok (belok kiri atau belok kanan).

2. Menurut Hendarsin (2000) volume berdasarkan jenis kendaraan: a. Mobil penumpang atau kendaraan ringan (LV).

Kendaraan bermotor ber as dua dengan empat roda dan dengan jarak as 2.0 - 3.0 m (meliputi mobil penumpang , oplet, microbus, pick up, dan truck kecil sesuai sistem klasifikasi Bina Marga).

b. Kendaraan berat (HV).

Bus dengan dua atau atau tiga gandar dengan jarak as 5.0 - 6.0 m. c. Sepeda motor (MC).

(2)

21

d. Kendaraan tak bermotor (UM)

Kendaraan dengan roda yang digerakkan oleh orang atau hewan (meliputi sepeda, becak, kereta kuda, dan kereta dorong sesuai sistem klasifikasi Bina Marga).

Data jumlah kendaraan kemudian dihitung dalam kendaraan/jam untuk setiap kendaraan. Arus lalu lintas total dalam smp/jam dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan: Q = volume kendaraan bermotor (smp/jam)

emp LV = nilai ekivalen mobil penumpang untuk kendaraan ringan emp HV = nilai ekivalen mobil untuk kendaraan berat

emp MC = nilai ekivalen mobil penumpang untuk sepeda motor LV = notasi untuk kendaraan ringan

HV = notasi untuk kendaraan berat MC = notasi untuk sepeda motor

Faktor satuan mobil penumpang dapat dihitung dengan rumus sebabagai berikut:

Keterangan: F smp = faktor satuan mobil penumpang

(3)

22

3.2 Kecepatan Waktu Tempuh dan Kecepatan Arus Bebas

Kecepatan waktu tempuh kendaraan digunakan untuk ukuran utama kinerja ruas jalan. Kecepatan waktu tempuh dapat didefenisikan sebagai kecepatan rata-rata ruang dari kendaraan ringan (LV) sepanjang ruas jalan. Kecepatan rata-rata dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan: V = kecepatan rata-rata ruang LV (km/jam). L = panjang segmen jalan (km).

TT = waktu tempuh rata-rata LV sepanjang segmen jalan (jam). Kecepatan arus bebas adalah kecepatan pada tingkat arus nol, yaitu kecepatan yang akan dipilih pengemudi jika mengendarai kendaraan bermotor tanpa dipengaruhi oleh kendaraan bermotor lain di jalan. Kecepatan arus bebas menurut (MKJI, 1997) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

!

Keterangan: FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan (km/jam). FVo = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (km/jam).

FVw = Penyesuaian lebar jalir lalu-lintas efektif (km/jam).

FFVSF = Faktor penyesuaian kondisi hambatan samping.

FFVCS = Faktor penyesuaian ukuran kota.

(4)

23

Tabel 3.1 Kecepatan Arus Bebas Dasar

Tipe jalan

Kecepatan arus bebas dasar (FVo) (km/jam) Kendaraan

ringan (LV)

Kendaraan berat (HV)

Sepeda motor

(MC)

Semua kendaraan (rata-rata)

(6/2 D) atau (3/1) 61 52 48 57

(4/2 D) atau (2/1) 57 50 47 55

(4/2 UD) 53 46 43 51

(2/2 UD) 44 40 40 42

Sumber: MKJI 1997

Menurut MKJI (1997) tipe-tipe jalan dapat dapat dilihat pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Tipe-tipe Jalan 3.3 Lebar Jalur

Faktor penyesuaian untuk lebar jalur lalu lintas (FVw) ditentukan Jalan 1-3 lajur 1 arah (1-3/1)

Jalan 2 lajur 2 arah (2/2 UD) Jalan 6 lajur 2 arah (6/2 D)

(5)

24

berdasarkan tipe jalan dan lebar jalur lalu lintas efektif (Wc). Nilai dari faktor penyesuaian untuk lebar jalur lalu lintas menurut MKJI (1997) dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Lebar Jalur Lalu-Lintas (FVw)

Tipe jalan Lebar jalur lalu-lintas efektif (Wc) (m) FVw (km/jam)

Empat-lajur terbagi atau Jalan

satu-arah

Per lajur 3,00 3,25 3,50 3,75 4,00

-4 -2 0 2 4

Empat-lajur tak-terbagi

Per lajur 3,00 3,25 3,50 3,75 4,00

-4 -2 0 2 4

Dua-lajur tak-terbagi

Total 5 6 7 8 9 10 11

-9,5 -3

0 3 4 6 7 Sumber: MKJI 1997

Lebar jalur lalu lintas merupakan bagian jalan yang paling menentukan lebar melintang jalan secara keseluruhan. Besarnya lebar lalu lintas hanya dapat ditentukan dengan pengamatan langsung di lapangan.

Jalur dan lajur lalu lintas:

(6)

25

Tabel 3.3 Jumlah Lajur

Lebar jalur efektif Wes (m) Jumlah lajur

5-10,5 2

10,5-16 4

Sumber: MKJI 1997

2. Lebar jalur

Tabel 3.4 Lebar Jalur Lalu Lintas

Kelas perencanaan Lebar jalur lalu lintas Tipe: Kelas I

Kelas II Tipe: Kelas I Kelas II Kelas III 3,5 3,5 3,5 3,25 3,25-3,0 Sumber MKJI 1997

Faktor penyesuaian hambatan samping (FFVsf) ditentukan berdasarkan tipe jalan, kelas hambatan samping (SFC) dan lebar kerb efektif rata-rata (Ws). Nilai faktor ini menurut MKJI (1997) dapat dilihat padaTabel 3.5.

Tabel 3.5 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Hambatan Samping (FFVsf)

Tipe jalan

Kelas hambatan samping

(SFC)

Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar kerb Lebar kerb efektif rata-rata Ws (m)

0,5 m 1,0 m 1,5 m 2 m

(7)

26

lanjutan Tabel 3.5

Tipe jalan

Kelas hambatan samping

(SFC)

Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar kerb Lebar kerb efektif rata-rata Ws (m)

0,5 m 1,0 m 1,5 m 2 m Dua-lajur

tak-terbagi 2/2 UD atau

Jalan satu arah Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi 0,98 0,93 0,87 0,78 0,68 0,99 0,95 0,89 0,81 0,72 0,99 0,96 0,92 0,84 0,77 1,00 0,98 0,95 0,88 0,82 Sumber: MKJI 1997

Tabel 3.6 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Ukuran Kota (FFVcs)

Ukuran kota (juta penduduk) Faktor penyesuaian untuk ukuran kota

< 0,1 0,1 – 0,5 0,5 – 1,0 1,0 – 3,0 > 3,0 0,90 0,93 0,95 1,00 1,03 Sumber: MKJI 1997

Tabel 3.7 Kelas Ukuran Kota

Ukuran kota (juta penduduk) Kelas ukuran kota < 0,1

0,1 – 0,5 0,5 – 1,0 1,0 – 3,0 > 3,0 Sangat kecil Kecil Sedang Besar Sangat besar Sumber: MKJI 1997

3.4 Kapasitas

(8)

27

kapasitas ditentukan per lajur. Manual Kapasita Jalan Indonesia (MKJI, 1997), memberikan persamaan untuk memperkirakan kapasitas jalan dengan rumus sebagai berikut:

" " " " #

Keterangan: C = kapasitas (smp/jam) Co = kapasitas dasar (smpjam)

Fcw = faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas

FCsp = faktor penyesuaian akibat pemisah arah

FCsf = faktor penyesuaian akibat hambatan samping FCcs = faktor penyesuaian untuk ukuran kota

Tabel 3.8 Kapasitas Dasar Jalan Perkotaan Tipe jalan Kapasitas Jalan

(smp/jam)

Catatan

Empat lajur terbagi atau jalan satu arah 1650 perlajur

Empat lajur tak terbagi 1500 perlajur

Dua lajur tak terbagi 2900 Total dua arah

Sumber: MKJI 1997

Tabel 3.9 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw)

Tipe jalan Lebar jalur lalu-lintas efektif (Wc) (m) FCw

Empat lajur terbagi atau Jalan satu arah

Per lajur: 3,00 3,25 3,50 3,75 4,00

0,92 0,96 1,00 1,04 1,08

Empat lajur tak terbagi

Per lajur: 3,00 3,25 3,50 3,75 4,00

(9)

28

lanjutan Tabel 3.9

Tipe jalan Lebar jalur lalu-lintas efektif (Wc) (m) FCw

Dua lajur tak terbagi

Total dua arah 5 6 7 8 9 10 11 0,56 0,87 1,00 1,14 1,25 1,29 1,34 Sumber: MKJI 1997

Tabel 3.10 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Pemisahan Arah (FCsp) Pemisahan arah SP %-% 50-50 55-45 60-40 65-35 70-30 FCsp Dua-lajur 2/2 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88

Empat-lajur 4/2 1,00 0,985 0,97 0,955 0,94 Sumber: MKJI 1997

Tabel 3.11 Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Hambatan Samping (FCsf)

Tipe jalan

Kelas hambatan

samping

Faktor penyesuaian untuk hambatan samping Dan lebar kerb FCsf

Lebar kerb efektif Ws (m)

0,5 1 1,5 2,0

(10)

29

Tabel 3.12 Kelas Hambatan Samping untuk Jalan Perkotaan Kapasitas

hambatan samping

(SFC)

Kode

Jumlah berbobot kejadian per 200 m perjam (dua

sisi)

Kondisi khusus

Sangat rendah VL <100 Daerah pemukiman, jalan samping tersedia

Rendah L 100-299 Daerah pemukiman, beberapa

toko sisi jalan

Sedang M 300-499 Daerah industri, beberapa toko disisi jalan tinggi

Tinggi H 500-899 Daerah komersial, aktifitas sisi jalan tinggi

Sangat tinggi VH >900 Daerah komersial, dengan aktifitas pasar di samping jalan Sumber : MKJI 1997

Tabel 3.13 Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Ukuran Kota (FCcs) Ukuran kota (juta penduduk) Faktor penyesuaian untuk ukuran

kota < 0,1

0,1 – 0,5 0,5 – 1,0 1,0 – 3,0 > 3,0

0,86 0,9 0,94 1,00 1,04 Sumber: MKJI 1997

3.5 Waktu Tempuh

Waktu tempuh adalah waktu yang diperlukan oleh kendaraan untuk melewati suatu ruas jalan. Menurut MKJI (1997) persamaan waktu tempuh adalah sebagai berikut:

$

Keterangan: TT = waktu tempuh rata-rata LV sepanjang jalan (jam) V = kecepatan rata-rata ruang LV (km/jam)

(11)

30

Gambar 3.2 Kecepatan Sebagai Fungsi Dari DS Untuk Jalan Banyak Lajur dan Satu Arah

3.6 Derajat Kejenuhan

Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas, digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan. Nilai Derajat kejenuhan menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Derajat kejenuhan dihitung dengan menggunakan arus dan kapasitas dinyatakan dalam smp/jam. Derajat kejenuhan digunakan untuk analisa perilaku lalu lintas berupa kecepatan (MKJI 1997). Derajat kejenuhan/tingkat pelayanan dapat dihitung dengan rumus:

%& '

Keterangan: DS = derajat kejenuhan

(12)

31

3.7 Tingkat Pelayanan

Tingkat pelayanan jalan didefenisikan sejauh mana kemampuan jalan untuk menjalankan fungsinya. Atas dasar itu pedekatan tingkat pelayanan dipakai sebagai indikator tingkat kinerja jalan (level of service).Adapun tingkat pelayanan (Los) dilakukan dengan persamaan sebagai berikut:

(

Keterangan: Los = tingkat pelayanan jalan V = volume lalu lintas (smp/jam) C = kapasitas ruas jalan (smp/jam)

Tabel 3.14 Nilai Tingkat Pelayanan Jalan

Tingkat Pelayanan Karateristik Lalu llintas Batas Lingkup V/C

A

Kondisi arus lalu lintas bebas dengan kecepatan tinggi dan

volume lalu lintas rendah 0,00 – 0,20 B

Arus stabil, tetapi kecepatan kendaraan mulai dibatasi oleh

kondisi lalu lintas 0,20 – 0,44

C Arus stabil, tetapi kecepatan dan

gerak kendaraan dikendalikan 0,45 – 0,74

D

Arus mendekati tidak stabil, kecepatan masih dapat

dikendalikan, V/C masih dapat di tolerir

0,75 – 0,84

E

Arus tidak stabil, kecepatan terkadang terhenti, peminatan sudah mendekati kapasitas.

0,85 – 1,00

F

Arus dipaksakan, kecepatan rendah, volume diatas kapasitas, antrian panjang (macet).

≥ 1,00

(13)

32

3.8 Volume Parkir

Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang telah menggunakan ruang parkir pada suatu lokasi parkir dalam satuan waktu tertentu.Volume parkir dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

)* + ,+ - .

Keterangan: Ei = Entry ( kendaraan yang masuk pada lokasi) X = Kendaraan yang sudah ada

3.9 Akumulasi Parkir

Akumulasi parkir merupakan banyaknya kendaraan yang parkir di suatu lokasi parkir pede selang waktu tertentu. Informasi akumulasi parkir diketahui dengan cara menjumlahkan kendaraan yang telah menggunakan lahan parkir ditambah dengan kendaraan yang masuk pada selang waktu tertentu dan dikurangi dengan kendaraan yang keluar dari lokasi parkir.

/ * *) + - ,+ 0 ," 1

Keterangan: Ei = Entry ( kendaraan yang masuk pada lokasi) Ex = Exit (kendaraan yang keluar lokasi)

Gambar

Tabel 3.1 Kecepatan Arus Bebas Dasar Kecepatan arus bebas dasar (FVo) (km/jam)
Tabel 3.2 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Lebar Jalur Lalu-Lintas (FVw)
Tabel 3.3 Jumlah Lajur Lebar jalur efektif Wes (m)
Tabel 3.6 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Ukuran Kota (FFVcs)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Akumulasi parkir merupakan jumlah kendaraan yang parkir di suatu tempat pada waktu tertentu dan dapat dibagi sesuai dengan kategori jenis dan maksud

Volume parkir menyatakan jumlah kendaraan yang termasuk dalam beban. parkir (yaitu jumlah kendaraan dalam periode tertentu, biasanya

Diperoleh (1) Karakteristik parkir pinggir jalan tertinggi untuk kendaraan ringan adalah sebagai berikut: Akumulasi parkir mencapai 20 kendaraan/jam, Volume parkir

Besarnya nilai PP (baik keluar atau masuk petak parkir) pada lokasi parkir, dikalikan dengan asumsi waktu yang dipakai dan dibagi dengan waktu selama 1 (satu) jam akan

Kapasitas lalu lintas adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung arus atau volume lalu lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam

Pergantian parkir atau Parking Turnover menunjukkan tingkat penggunaan ruang parkir yang diperoleh dengan membagi volume parkir dengan jumlah ruanparkir untuk periode waktu

Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan parkir pada suatu tempat pada selang waktu tertentu, dimana jumlah kendaraan parkir tidak akan pernah sama pada suatu tempat

Analisis data yang dilakukan adalah dengan menghitung volume kendaraan yang parkir dibandingkan dengan kapasitas ruang parkir yang tersedia pada area tersebut, dengan adanya