• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Efikasi Diri Kewirausahaan (Entrepreneurial Self-Efficacy) Dan Keunggulan Bersaing (Competitive Advantage) Terhadap Keberhasilan Usaha Anggota Bpd Hipmi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Efikasi Diri Kewirausahaan (Entrepreneurial Self-Efficacy) Dan Keunggulan Bersaing (Competitive Advantage) Terhadap Keberhasilan Usaha Anggota Bpd Hipmi Sumatera Utara"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN

NO:_____ Pemilik yang terhormat,

Bersama ini saya mohon ketersediaan Bapak/Ibu atau Saudara/I untuk mengisi daftar pernyataan untuk data penyusunan skripsi saya yang berjudul “PengaruhEntrepreneurialSelf-Efficacy dan Competitive Advantage terhadap Keberhasilan Usaha Anggota BPD HIPMI SUMUT) pada Program Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU).

Saya memohon saudara/i untuk menjawab pernyataan yang telah disediakan dengan melingkari antara angka 1 sampai 5 sesuai dengan jawaban anda terhadap pernyataan tersebut. Pada bagian 1 yaitu Indetentitas Responden, sedangkan pertanyaan pada bagian II dan III menyediakan jawaban dengan pilihan yang dapat dilakukan sebagai berikut:

Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 Sangat Setuju

(2)

I. INDENTITAS RESPONDEN

Nama Usaha :

Alamat Usaha :

Lama Usaha :

Usia Pemilik Usaha :

Tingkat Pendidikan :

Jumlah Pegawai :

(3)

Silahkan melingkari antara 1 sampai 5 sesuai dengan jawaban Anda terhadap pernyataan.

Entrepreneurial Self-Efficacy (X1)

No. Pernyataan STS TS KS S SS

1. Saya yakin untuk berwirausaha dengan bakat dan kemampuan yang saya miliki

1 2 3 4 5

2. Saya yakin dapat mengatasi segala macam situasi pada saat menjalankan bisnis

1 2 3 4 5

3. Saya yakin bahwa saya mampu menghadapi segala resiko yang terjadi

1 2 3 4 5

4. Saya pantang menyerah dalam menghadapi tantangan

1 2 3 4 5

5. Saya sigap memikirkan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah.

1 2 3 4 5

6. Saya menghindari tindakan dan situasi yang diluar batas kemampuan saya

1 2 3 4 5

7. Saya merasa mampu bersaing dengan usaha sejenis lainnya.

1 2 3 4 5

8. Saya yakin mendapat tanggapan yang baik dari pelanggan

1 2 3 4 5

9 Saya mampu meminimalisir keluhan pelanggan melalui

perbaikan-perbaikan pada usaha saya

1 2 3 4 5

10. Saya merasa mampu memotivasi diri agar terus bekerja keras sehingga tujuan usaha tercapai

1 2 3 4 5

11. Saya yakin dapat bertindak dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis

(4)

Competitive Advantage (X2)

No. Pernyataan STS TS KS S SS

1. Saya memiliki usaha yang unik (memadukan nilai seni dan selera pelanggan) dari segi pelayanan

1 2 3 4 5

2. Saya menciptakan pelayanan dengan harga bersaing juga sesuai dengan kualitas yang disediakan

1 2 3 4 5

3. Saya memiliki usaha yang tidak mudah ditiru oleh pesaing lain

1 2 3 4 5

4. Saya memberi jaminan atas kualitas pelayanan yang saya berikan

1 2 3 4 5

5. Saya menggunakan teknologi yang lebih unggul, berkualitas dan lebih modern dibandingkan pesaing

1 2 3 4 5

6. Saya memiliki jaringan kerja (networking) yang cukup luas

1 2 3 4 5

7. Saya selalu memberikan pelatihan keterampilan kepada pegawai-pegawai saya

1 2 3 4 5

8. Saya memiliki spesifikasi atas para pegawai yang saya rekrut

1 2 3 4 5

9. Saya selalu melalukan promosi yang efektif dan efisien

1 2 3 4 5

10. Saya memiliki customer service untuk menampung kritik saran dari para pelanggan saya

1 2 3 4 5

11. Saya selalu meningkatkan kualitas pelayanan dari waktu ke waktu

(5)

Keberhasilan Usaha (Y)

No. Pernyataan STS TS KS S SS

1. Laba usaha meningkat dari waktu ke waktu

1 2 3 4 5

2. Jumlah kebutuhan asset (peralatan dan perlengkapan) meningkat

1 2 3 4 5

3. Jumlah pendapatan usaha saya terus meningkat

1 2 3 4 5

4. Perputaran modal saya terus meningkat

1 2 3 4 5

5. Jumlah pelanggan stabil bahkan meningkat

1 2 3 4 5

6. Banyak pelanggan yang

menggunakan jasa pelayanan usaha saya secara berkala

1 2 3 4 5

7. Saya memiliki pelanggan dari luar daerah Medan

1 2 3 4 5

8. Minimnya keluhan para pegawai dan karyawan saya

1 2 3 4 5

9. Saya memiliki komunikasi langsung dengan konsumen (cth: dengan sosial media, customer service, dll)

1 2 3 4 5

10. Pelanggan melakukan pembelian ulang terhadap pelayanan usaha saya

1 2 3 4 5

11. Pelanggan puas dengan pelayanan yang saya berikan

1 2 3 4 5

12. Saya telah menambah jumlah toko/kantor/lahan usaha saya

1 2 3 4 5

13. Saya telah/sedang memperluas tempat usaha

(6)

Lampiran 2

(7)
(8)

VAR00015 136.1957 192.916 .493 .957

VAR00016 136.1522 191.910 .448 .957

VAR00017 136.0435 191.954 .584 .956

VAR00018 136.3261 192.269 .421 .957

VAR00019 136.0870 192.837 .673 .956

VAR00020 136.1739 192.591 .763 .955

VAR00021 136.1522 192.887 .792 .955

VAR00022 136.1087 192.499 .734 .955

VAR00023 136.1304 192.205 .713 .955

VAR00024 136.1739 188.102 .684 .955

VAR00025 136.1304 189.049 .706 .955

VAR00026 136.0870 190.837 .605 .956

VAR00027 136.0000 188.000 .714 .955

VAR00028 136.0870 188.481 .746 .955

VAR00029 136.0435 191.954 .584 .956

VAR00030 136.1304 193.005 .731 .955

VAR00031 136.0870 192.837 .673 .956

VAR00032 136.1739 192.591 .763 .955

VAR00033 136.1304 189.627 .672 .955

VAR00034 136.4783 190.833 .455 .957

VAR00035 136.4130 190.426 .486 .957

Scale Statistics

(9)

Lampiran 3

HASIL REGRESI ANALISIS LINIER BERGANDA

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.448 2.480 .987 .329

Efikasi Diri .563 .059 .557 9.537 .000

Keunggulan Bersaing .567 .065 .507 8.689 .000

a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha

Lampiran 4

(10)

Lampiran 5

Lampiran 6

Uji Normalitas Pendekatan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 46

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.64110206 Most Extreme Differences Absolute .106

Positive .106

Negative -.096

Kolmogorov-Smirnov Z .719

Asymp. Sig. (2-tailed) .679

(11)

Lampiran 7

Lampiran 8

Uji Glesjer Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.078 1.657 2.462 .018

Efikasi Diri -.025 .039 -.115 -.626 .535

(12)

Lampiran 9

Uji Nilai Tolerance dan VIF

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.448 2.480 .987 .329

Efikasi Diri .563 .059 .557 9.537 .000 .641 1.559 Keunggulan

Bersaing .567 .065 .507 8.689 .000 .641 1.559

a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha

Lampiran 10

Hasil Uji F Signifikansi Simultan (UJI-F)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1168.044 2 584.022 207.212 .000a

Residual 121.195 43 2.818

Total 1289.239 45

(13)

Lampiran 11

Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.448 2.480 .987 .329

Efikasi Diri .563 .059 .557 9.537 .000

Keunggulan Bersaing .567 .065 .507 8.689 .000

a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha

Lampiran 12

Hasil Pengujian Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .852a .706 .702 1.67883

(14)

Lampiran 13

(15)
(16)

46

4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0

Lampiran 14

(17)
(18)

44

(19)
(20)

42

4.0 4.0 5.0 5.0 5.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 3.0 3.0

43

5.0 4.0 4.0 4.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 4.0 4.0 4.0

44

4.0 3.0 3.0 4.0 4.0 5.0 4.0 4.0 4.0 4.0 3.0 4.0 4.0

45

3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0

46

(21)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Alma, Buchari. 2013. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Bloom, BS., 1984. Stability and Change in Human Characteristics, Wiley, New York.

Dhohiri, T. R., 2007. Sosiologi Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat, Yudhistira, Jakarta.

Dwi, Riyanti, 2003. Kewirausahaan Dari Sudut Pandang. Psikologi Kepribadian, Grasindo, Jakarta.

Echdar, Saban, Dr. H., 2013. Manajemen Entrepreneurship: Kiat Sukses Menjadi Wirausaha. Penerbit: ANDI, Yogyakarta.

Ghozali, Imam. (2009). ”Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS”, Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.

Gunarsa, S., 2004.Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga, Gunung Mulia, Jakarta.

Hutagalung, Raja Bongsu, Syafrizal Helmi, dan Frida Ramadini. 2010. Kewirausahaan.Medan. USU Press.

Joko Tri Prasetya, dkk. 2004. Ilmu Budaya Dasar, Rineka Cipta, Jakarta.

Kadampully, Jay & Duddy, Ria. (1999). “Competitive Advantage Through Anticipation, Innovation and Relationship”. Management Decision.p.51-56.

Kasmir, 2006.Kewirausahaan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kementerian Negara Koperasi dan UKM. 2009. Undang-Undang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) UU RI No.20 Tahun 2008, Jakarta: Sinar Grafika.

Noor, Henry Faizal, 2007. Ekonomi Manajerial, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

(22)

Santoso, Singgih dan Fandy Tjiptono. (2000). “Riset Pemasaran : Konsep dan Aplikasi dengan SPSS”, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Scarborough, N.M., 2011. Essentials of Entrepreneurship and Small Business Management 6thEdition, Pearson, England.

Sjabadhyni, Bertina, Graito, Indarwahyanti, Wutun dan Rufus Patty, 2001. Pengembangan Kualitas SDM dari Perspektif PIO, Bagian PIO Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Depok.

Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabet, Bandung. Suryana, 2011.Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses Edisi 4, Salemba

Empat, Jakarta.

Zimmerer, Thomas W. Norman Scarbrough, 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, Jakarta: Salemba Empat.

Jurnal

A Küçükaslan , ‎1997. The Determinants of Competitive Advantageand Success Factors of Firms within The Global Ccompetition.

Bayu Andri Nugraha, 2014. “Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan BudayaKeluarga terhadap Minat Berwirausaha ( Studi Kasus pada Mahasiswa UMS Program Pendidikan PKn Angkatan 2012 ).

Brindley, C., 2005. Barriers to Women Achieving Their Entrepreneurial Potential: Women and Risk. International Journal of Entrepreneurial Behaviour and Research Volume 11(2) hal 144-161.

Daulay, Rina W. dan Frida Ramadini. 2013. Efikasi Diri dan Motivasi terhadap Keberhasilan Usaha pada Usaha Fotocopy dan Alat Tulis Kantor diKecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal

Endang Tri Wahyuni, 2008. “Pengaruh Lingkungan Keluarga, Lembaga Pendidikan dan Teman Pergaulan terhadap Sikap Berwirausaha Mahasiswa”.

Erfikas Widiyatnoto, 2013. “Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Budaya Keluarga terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa SMKN 1 Wonosari dan SMKN 2 Wonosari di Kabupaten Gunung Kidul”.

(23)

Universitas Pendidikan Indonesia,Bandung.

Gallyn, Ditya M., 2011. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia” Skripsi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak Diterbitkan.

Gusti Ayu Candrasari, 2015. “Strategi Bisnis Mahasiswa Anggota HIPMI PT (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi) di Unhas : Suatu Tinjauan Antropologi Bisnis”.

Indarti, N. dan Rokhima Rostiani. 2008. “Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan antara Indonesia, Jepang dan Norwegia”. Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia, Vol. 23, No. 4

J.A. Badenhorst, Weiss & J.O. Cilliers, 2014. Competitive advantage of independent small businesses in Soweto, Southern African Business Review Volume 18 No 3 2014

Kartini Mat Rashid, Haslina Che Ngah, Zuraida Mohamed and Norudin Mansor, 2015. “Success Factors Among Women Entrepreneur in Malaysia”.International Academic Research Journal of Business and Technology Volume 1(2) 2015 hal 28-36.

Le, Mei dan Eni Visantia 2013.”Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pemilik Toko Pakaian di Pusat Grosir Metro Tanah Abang, Jakarta”.Jurnal Manajemen, Vol.13, No.1, November 2013

Porter, M.E., (1994), “Keunggulan Bersaing”, Tim Penerjemah Binarupa Aksara, Binarupa Aksara, Jakarta.

Porter, M.E., (1996), “Strategi Bersaing: Teknik Menganalisis Industri dan pesaing”, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sohail Zafar, 2013. “Examining Factors of Entrepreneurial Success: Culture, Gender,Education, Family, Self-Perception, Journal of Poverty, Investment and Development”. An Open Access International Journal Vol.2 2013.

(24)

Skripsi

Suyanto, Chamdan Purnama, 2010. “Motivasi dan Kemampuan Usaha Dalam meningkatkan Keberhasilan Usaha Industri Kecil (Studi Pada Industri Kecil Sepatu di Jawa Timur), Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan”, hal 179.

Tontowi, Armanu, and Djumahir, 2014.“Entrepreneur Development Process at Family Environment to National and Global (Constructionistic Study of an Entrepreneur atPt. Maspion Sidoarjo)”.International Journal of Business and Management Invention ISSN (Online)Volume 3 No. 10 hal 01-11.

Zulkifli. 2009. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan dan Kegagalan Seorang Wirausaha Dihubungkan Dengan Pemilihan Bidang Usaha”. Jurnal Ekonomi Volume 3 hal 28-33.

Website

http://bps.go.id/brs/view/1158 (diakses tanggal 05 februari 2016 oleh Berlian Nalom M)

http://hipmi.org/sejarah/ (diakses tanggal 15 Maret 2016 oleh Berlian Nalom M)

http://oshin-mahmud.blogspot.co.id/2012/11/pengaruh-strategi-terhadap-keunggulan.html

https://www.google.com/search?q=pengaruh+self+efficacy+dan+keunggulan+ber

saing+dalam+keberhasilan+udaha&ie=utf-8&oe=utf-8#q=pengaruh+self+efficacy+dan+keunggulan+bersaing+dalam+keberhas ilan+usaha

(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif, yaitu menurut Sugiyono (2010:69) adalah penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian asosiatif merupakan penelitian untuk mengetahui hubungan antara dua variabel (atau lebih) tersebut. Di mana hubungan antara variabel dalam penelitian akan dianalisis dengan menggunakan ukuran-ukuran statistika yang relevan atas data tersebut untuk menguji hipotesis. Penelitian ini berusaha menguraikan pengaruh Entrepreneurial Self-Efficacy danCompetitive Advantage terhadap keberhasilan usaha

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

anggota HIPMI BPD Sumut.

Penelitian ini dilakukan pada anggota BPD HIPMI SUMUT.Waktu penelitian dilakukan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2016.

3.3 Batasan Operasional

Menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka penelitian ini dibatasi hanya pada faktor Entrepreneurial Self-Efficacy dan Competitive Advantage yang mendorong Keberhasilan Usaha

(26)

a.

b.

Variabel Independent (X) yaitu Entrepreneurial Self-Efficacy (X1), dan Competitive Advantage (X2).

Variabel Dependent (Y) adalah Keberhasilan Usaha (Y).

Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu defenisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut:

(27)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

VARIABEL DEFINISI DIMENSI INDIKATOR PENGUKURAN

(28)

VARIABEL DEFINISI DIMENSI INDIKATOR PENGUKURAN 3. Jarang dijumpai

(langka)

2. 1.Jumlah pelanggan

baru meningkat. Pelanggan

(29)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Sumber : Bandura (2009), Darodjat (2015), Kasmir (2006), Farisi (2013), Data diolah (2016)

Pengukuran variabel bebas dan variabel terikat pada penelitian ini menggunakan skala numerikal.Skala ini menggunakan dua kutub ekstrim yaitu positif dan negatif.Skala numerikal merupakan variasi dari skala diferensial semantik.Di mana skala ini digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang, dan data yang diperoleh ialah data interval (Sugiyono, 2008:138).

VARIABEL DEFINISI DIMENSI INDIKATOR PENGUKURAN

(30)

Pernyataan: Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 Sangat Setuju

Responden yang memberikan penilaian dengan angka 5 berarti memiliki persepsi yang sangat positif, sedangkan jika memberikan jawaban pada angka 3 berarti netral, dan jika memberi jawaban pada angka 1 maka persepsi responden terhadap pernyataan yang diajukan sangat negatif.

3.6 Populasi dan Sampel Penilitian

3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:115).Populasi pada penilitian ini adalah 46 pelaku UMKM yang bergerak di bidang jasa dari anggota BPD HIPMI SUMUT (Kesekretariatan BPD HIPMI SUMUT masa bakti 2014-2017). Jenis usaha anggota BPD HIPMI SUMUT secara keseluruhan bergerak di bidang jasa, kontraktor, perkebunan, handmade, dan sebagainya.

3.6.2 Sampel

(31)

Adapun kriteria-kriteria penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang sudah memiliki badan hukum.

2. Merupakan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang dimiliki oleh seluruh anggota Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPD HIPMI) Sumatera Utara masa bakti 2014-2017.

Dari teknik pengambilan sampel tersebut, diperoleh sampel sebanyak 46 anggota Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPD HIPMI) Sumatera Utara masa bakti 2014-2017 yang mempunyai usaha kecil ataupun menengah dan sudah memiliki badan hukum. Berikut ini data perusahaan sampel yang diperoleh.

Tabel 3.2

Data Perusahaan Sampel

No. Nama Nama Perusahaan Jenis

Perusahaan 1 Akbar Himawan Buchari PT. Saka Mitra Sejati Jasa 2 Benny Indra Batubara PT. Indra Berkah Karya Jasa

3 Surya Dharma PT. Darmatama Indonesia Jasa

4 Riza Armaya Nasution PT. Armaya Abadi Jaya Jasa

5 Syafrizal Ramli PT. Manel Star Jasa

12 Muhammad Olko Olila Siba PT. Siba Island Indonesia Jasa

13 Marzuky Desky PT.Alas Putra Jasa

14 Leo Prima Putra PT. Leprim Globalindo Utama Jasa

15 Yuriko CV. Asko Jasa

(32)

17 Fahrul Siregar PT. Cendana Jaya Mulia Kencana Jasa

18 Juanda Iqbal PT. Funindo Jasa

19 M. Rahmaddian Shah CV. Dian Pratama Abadi Jasa 20 Agustinus Limbong PT. Halumbeak Karya Utama Jasa 21 Elbarino Shah PT. Pemuda Simalungun Abadi Jasa

22 Agung Angkat CV. Agung Merotor Mandiri Jasa

23 Adhitia Melfan Tanjung PT. Barus Indah Jasa

24 Agung Nugraha Buchari PT. Saka Mitra Sejati Jasa

25 S.F. Yudha CV. Kurnia Jasa

26 M. Fauzi CV. Nabila Agro Mandiri Jasa

27 Irwan Arbie CV. Mitra Setia Abadi Jasa

28 Aulia Parinduri PT. Diana Jaya Mandiri Jasa

29 Alvian Yasmin PT. Sri Rejeki Fertilizer Jasa

30 Jejen Kusmawan CV. Nusantara Abadi Jasa

31 Ferry Afandi Hasibuan PT. Indograha Amanah Jasa

32 Siska Zullian PT. Safindo Raya Jasa

33 Ashadi CV. Mitra Utama Solusindo Jasa

34 Fredi Rakatiwi Sitepu CV. Nilam Sari Jasa

35 Herman Arbie PT. Citra Bintang Samudra Line Jasa

36 Aziza Fazira CV. Sinergy Management Jasa

37 Arimansyah CV. Saga Production Indonesia Jasa 38 Denny Bahroeny PT. Putra Pertama/PT. Putra Kedua Jasa

39 Dendy Bahari CV. Bahari Mandiri Jasa

40 Putra A. Syarief Irawan P. PT. Pastindo Sejahtera Bersama Jasa 41 Sunny Boy Hutabarat PT. Rajamas Trasindo Jasa

42 Mustaqim Imanullah CV.Total Art Jasa

43 Sayid Haris Aceh House Jasa

44 Irfansyah Lubis CV. Ukalina Jasa

45 M. Valdy Arya Akbar S. PT. Sera Reksa Bantala Jasa

46 M. Zaini CV. Media Mandiri Jasa

Sumber: data diolah 2016

3.7 Jenis Data

(33)

1. Data Primer.

Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh perorangan atau organisasi secara langsung dari objek yang diteliti, diolah dan digunakan untuk kepentingan studi yang bersangkutan (Situmorang dan Lufti, 2012:3). Data primer diperoleh dengan menyebarkan kuisioner yang dibagikan kepada 46 Anggota BPD HIPMI SUMUT

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari dalam penelitian ini.berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian.Melalui tinjauan pustaka dapat dibangun landasan teori yang sesuai dengan permasalahan atau kerangka konseptual penelitian misalnya buku-buku referensi (baik buku-buku wajib perkuliahan maupun buku-buku umum), jurnal-jurnal penelitian, yang berkaitan dengan pembahasan penelitian untuk mencari teori-teori dan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan.

3.8 Metode Pengempulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Kuesioner

(34)

2. Studi Dokumentasi

Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang diperoleh dari berbagai macam buku, jurnal dan informasi dari internet yang berhubungan dengan Entrepreneurial Marketing dan kinerja usaha.

3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Uji validitas dan realibilitas dilakukan terhadap alat penelitian yaitu kuesioner.Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar sampel yaitu anggota BPD HIPMI SUMUT di luar sampel.

3.9.1 Uji Validitas

Menurut Situmorang dan Lufti (2011:76), validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu pengukuran instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan tujuan dan harapan peneliti. Uji validitas dilakukan

dengan membandingkan nilai correlated item – total correlation atau disebut dengan rhitung pada setiap butir pertanyaan terhadap nilai rtabel. Sunyoto (2009: 72) menyatakan sebagai berikut:

1. Jika r hitung positif dan r hitungrtabel , maka butir pertanyaan pada setiap variabel penelitian dinyatakan valid, dan

jika r hitung negatif atau r hitungr tabel , maka butir pertanyaan pada setiap variabel penelitian dinyatakan tidak valid.

(35)
(36)

Sumber : Hasil Pengelolahan SPSS (2016).

Pada Tabel 3.3 diatas terlihat seluruh pernyataan valid, karena seluruh nilai Corrected Item-Total Correclation pada tiap pernyataaan memiliki nilai diatas

0,361 sehingga dapat dinyatakan 35 (Tiga Puluh Lima) butir pernyataan pada kuesioner dalam penelitian ini valid.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Realibilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan, (Situmorang,2014:89). Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0, butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut (Situmorang,2014:92) :

(37)

Jika nilai Cronbach's Alpha> 0,8 maka reliabilitas sangat baik 0,7<Cronbach's Alpha< 0,8 maka reliabilitas baik

Jika nilai Cronbach's Alpha< 0,7 maka tidak reliable

Tabel 3.4 Reliabillity Statistic

Sumber : Hasil Pengelolahan SPSS (2016)

Tabel 3.4 menjelaskan bahwa semua butir pernyataan instrument kuesioner memiliki reliable sangat baik karena nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,960 lebih besar dari 0,70.

3.10 Uji Asumsi Klasik

Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi linier berganda sebelum data dianalisis adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau kedua-duanya mempunyai distribusi normal atau tidak, atau (untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak). Model Regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

(38)

Untuk Mendeteksi apakah residual berditribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat Normal Propability Plot dan dapat juga dilakukan dengan non parametic test. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan non parametic test dengan melihat tabel One Sample Kolmogorov Smirnov. Dalam uji ini apabila nilai Sig.< 0.05 maka data tidak berditribusi normal. Namun, jika nilai Sig. > 0.05 maka data terdistribusi dengan normal (Santoso, 2011: 193-196).

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain, model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas yaitu dengan uji Glejser yang meregresikan nilai Absolute Residual (AbsRes) atau memutlakkan nilai residual terhadap variabel independent dapat dilihat dari tabel Coefiecients nilai Sig. pada variabel independent lebih besar dari 5 %, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinieritas

(39)

3.11 Teknik Analisis Data

3.11.1 Analisis Statistik Deskriptif

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis statistik deskriptif, yaitu dengan menyebarkan 46 kuesioner yang diisi oleh Anggota BPD HIPMI SUMUT .Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai suatu data.Dalam hal ini, statistik deskriptif menjelaskan mengenai karakteristik responden dan variabel yang digunakan.

3.11.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2002:163).Variabel independen terdiri dari entrepreneurial self-efficacy (X1), dan competitive advantage (X2), sedangkan variabel dependennya adalah keberhasilan usaha (Y). Rumus persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:

�= �+�+�+�

Dimana :

Y : Keberhasilan Usaha A : Konstanta

�1dan �2 : Koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau

penurunan variabel yang didasarkan pada hubungan nilai variabel independen.

�1 : Entrepreneurial Self Efficacy

�2 : Competitive Advantage

(40)

3.12 Pengujian Hipotesis

Model regresi yang telah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:

1. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji ini menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2009:84).

Menurut Santoso (2002:120) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

b. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

2. Uji Signifikan Individual/Uji Parsial (Uji-T)

(41)

dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2009:84).

Menurut Santoso (2002:168) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.

b. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.

3. Uji Koefisien Determinasi (R²)

(42)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum UKM BPD HIPMI SUMATERA UTARA

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) didirikan pada tanggal 10 Juni 1972.Pendirian organisasi ini dilandasi semangat untuk menumbuhkan wirausaha di kalangan pemuda, karena pada saat itu tidak banyak kaum muda yang bercita – cita menjadi pengusaha.Para pendiri yang rata – rata merupakan pengusaha pemula yang terdiri dari Drs. Abdul Latief, Ir. Siswono Yudo Husodo, Teu ku Sj ahrul, Datuk Hakim Thantawi, Badar Tando, Irawan Djajaatmadja, SH , Hari Sjamsudin Mangaan, Pontjo Sutowo, dan Ir. Mahdi Diah.

Pada saat itu anggapan yang berkembang di masyarakat menempatkan kelompok pengusaha pada strata yang sangat rendah sehingga sebagian besar anak muda terutama kalangan intelektual lebih memilih profesi lain seperti birokrat, TNI / POLRI dan sebagainya.

(43)

Pada Era Reformasi, terutama pasca krisis ekonomi, di tuntut adanya perubahan visi, dan misi organisasi. HIPMI senantiasa adaptif dengan paradigma baru yakni menjadikan Usaha Kecil – Menengah sebagai pilar utama dan lokomotif pembangunan ekonomi nasional.

Jenis usaha anggota HIPMI diantaranya: Perkebunan, Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, Pertambangan, Industri Kimia, Industri Elektronika, Industri Suku Cadang Otomotif, Industri Furniture, Pariwisata, Jasa Konstruksi Sipil dan Mekanikel, Jasa Konsultansi, Jasa Pengadaan, Jasa Keuangan, Distributor, Jasa - jasa lainnya.

4.2 Analisis Deskriptif

(44)

4.2.1 Karakteristik Responden

4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha Tabel 4.1

Karateristik Responden Berdasarkan Lamanya Usaha

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan lamanya usaha berdri terdiri dari kurang 5 tahun berjumlah 13 usaha (28,3%), 5 -7 tahun berjumlah 22 usaha (45,5%), 8 -10 tahun berjumlah 9 usaha (19,6%), dan 11 – 13 tahun berjumlah 2 usaha (6,6%)

4.2.1.2 Karateristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.2

Karateristik Responden Berdasarakan Usia

(45)

Berdasarakan Tabel 4.2 dapat dilihat karakteristik responden berdasarkan usia terdiri dari usia 20 - 30 Tahun berjumlah 28 orang (60,9%), usia 31 - 40 tahun berjumlah 15 orang (32,6%), dan usia 41 - 50 tahun berjumlah 3 orang (6,5%).

4.2.1.3.Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4.3

Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan Jumlah responden Persentase %

SLTA-SMA/ sederajat 1 2,2

Diploma 17 36,9

Sarjana (S1) 26 56,5

Pasca Sarjana (S2) 3 4,4

JUMLAH 46 100 %

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa karateristik responden berdasarkan tingkat pendidikan adalah 1 orang responden (2,2%) berpendidikan SLTA/SMA sederajat, 17 orang responden (36,9%) berpendidikan Diploma, 26 orang responden (56,5%) berpendidikan Sarjana (S1) dan 3 orang responden (4,4%) berpendidikan pasca sarjana (S2).

4.2.1.4 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Jumlah Pegawai Tabel 4.4

Karateristik Responden Berdasarkan Jumlah Pegawai

(46)

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahawa karakteristik responden berdasarkan jumlah pegawai yang dimiliki adalah 8 (17,4%) responden memiliki kurang dari 5 pegawai , 17 (36,9%) responden yang memiliki 6 – 10 pegawai, 11 (23,9%) responden yang memiliki 11 – 15 pegawai, 7 (15,2%) responden yang memiliki 16 – 20 pegawai dan 3 (6,6%) responden yang memiliki lebih 21 pegawai.

4.2.1.5 Karateristik Responden Berdasarkan Jumlah Cabang Usaha Tabel 4.5

Karateristik Responden Berdasarkan Jumlah Cabang Usaha

No. Kategori Jumlah

Nominal %

1. Tidak Memiliki Cabang 19 41,3

2. 1 - 2 17 36,9

3. 3 - 4 8 17,4

4. > 4 2 4,4

Total 46

(47)

4.3 Deskriptif Variabel

4.3.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Efikasi Diri

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Efikasi Diri

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

1. Pada pernyataan pertama ”Saya yakin untuk berwirausaha dengan bakat dan kemampuan yang saya miliki”, sebanyak 10,9% responden menyatakan sangat setuju, 69,6% menyatakan setuju, dan 19,6% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

2. Pada pernyataan pertama ”Saya yakin dapat mengatasi segala macam situasi pada saat menjalankan bisnis”, sebanyak 6,5% responden menyatakan sangat setuju, 71,7% menyatakan setuju, 6,5% menyatakan kurang setuju, dan 15,2% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut. No.

Item

(48)

3. Pada pernyataan pertama ”Saya yakin bahwa saya mampu menghadapi segala resiko yang terjadi”, sebanyak 15,2% responden menyatakan sangat setuju, 58,7% menyatakan setuju, 19,6% menyatakan kurang setuju, dan 6,5% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut. 4. Pada pernyataan pertama ”Saya pantang menyerah dalam menghadapi

tantangan”, sebanyak 21,7% responden menyatakan sangat setuju, 60,9% menyatakan setuju, dan 17,4% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

5. Pada pernyataan pertama ”Saya sigap memikirkan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah”, sebanyak 10,9% responden menyatakan sangat setuju, 71,7% menyatakan setuju, dan 17,4% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

6. Pada pernyataan pertama ”Saya menghindari tindakan dan situasi yang diluar batas kemampuan saya”, sebanyak 17,4% responden menyatakan sangat setuju, 67,4% menyatakan setuju, dan 15,2% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

(49)

tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

8. Pada pernyataan pertama ”Saya yakin mendapat tanggapan yang baik dari pelanggan”, sebanyak 28,3% responden menyatakan sangat setuju, 56,5% menyatakan setuju, dan 15,2% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

9. Pada pernyataan pertama ”Saya mampu meminimalisir keluhan pelanggan melalui perbaikan-perbaikan pada usaha saya”, sebanyak 23,9% responden menyatakan sangat setuju, 52,2% menyatakan setuju, dan 23,9% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

10. Pada pernyataan pertama ”Saya mampu memotivasi diri agar terus bekerja keras sehingga tujuan usaha tercapai”, sebanyak 21,7% responden menyatakan sangat setuju, 60,9% menyatakan setuju, dan 17,4% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

(50)

4.3.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keunggulan bersaing Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keunggulan bersaing

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

1. Pada pernyataan pertama ”Saya memiliki usaha yang unik (memadukan nilai seni dan selera pelanggan) dari segi pelayanan”, sebanyak 32,6% responden menyatakan sangat setuju, 45,7% menyatakan setuju, 13% menyatakan kurang setuju dan 8,7% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

2. Pada pernyataan pertama ”Saya menciptakan pelayanan dengan harga bersaing juga sesuai dengan kualitas yang disediakan”, sebanyak No.

Item

(51)

23,9% responden menyatakan sangat setuju, 60,9% menyatakan setuju, dan 15,2% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

3. Pada pernyataan pertama ”Saya memiliki usaha yang tidak mudah ditiru oleh pesaing lain”, sebanyak 26,1% responden menyatakan sangat setuju, 60,9% menyatakan setuju, dan 13% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

4. Pada pernyataan pertama ”Saya memberi jaminan atas kualitas pelayanan yang saya berikan”, sebanyak 17,4% responden menyatakan sangat setuju, 63% menyatakan setuju, dan 19,6% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

5. Pada pernyataan pertama ”Saya menggunakan teknologi yang lebih unggul, berkualitas dan lebih modern dibandingkan pesaing”, sebanyak 21,7% responden menyatakan sangat setuju, 65,2% menyatakan setuju, 6,5% menyatakan kurang setuju dan 6,5% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

(52)

setuju, 65,2% menyatakan setuju, dan 10,9% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

7. Pada pernyataan pertama ”Saya selalu memberikan pelatihan keterampilan kepada pegawai-pegawai saya”, sebanyak 10,9% responden menyatakan sangat setuju, 73,9% menyatakan setuju, 4,2% menyatakan kurang setuju dan 10,9% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

8. Pada pernyataan pertama ”Saya memiliki spesifikasi atas para pegawai yang saya rekrut”, sebanyak 15,2% responden menyatakan sangat setuju, 78,3% menyatakan setuju, dan 6,5% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

9. Pada pernyataan pertama ”Saya selalu melalukan promosi yang efektif”, sebanyak 8,7% responden menyatakan sangat setuju, 82,6% menyatakan setuju, dan 8,7% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

(53)

6,5% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

11. Pada pernyataan pertama ”Saya selalu meningkatkan kualitas pelayanan dari waktu ke waktu”, sebanyak 13% responden menyatakan sangat setuju, 80,4% menyatakan setuju, dan 6,5% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

4.3.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keberhasilan Usaha Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keberhasilan Usaha

Sumber: Hasil Penelitian (2016) No.

Item

(54)

1. Pada pernyataan pertama ”Laba usaha meningkat dari waktu ke waktu”, sebanyak 13% responden menyatakan sangat setuju, 78,3% menyatakan setuju, dan 8,7% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

2. Pada pernyataan pertama ”Jumlah kebutuhan asset (peralatan dan perlengkapan) meningkat”, sebanyak 23,9% responden menyatakan sangat setuju, 52,2% menyatakan setuju, dan 23,9% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

3. Pada pernyataan pertama ”Jumlah pendapatan usaha saya terus meningkat”, sebanyak 21,7% responden menyatakan sangat setuju, 60,9% menyatakan setuju, dan 17,4% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

4. Pada pernyataan pertama ”Perputaran modal saya terus meningkat”, sebanyak 23,9% responden menyatakan sangat setuju, 60,9% menyatakan setuju, dan 15,2% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

(55)

ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

6. Pada pernyataan pertama ”Banyak pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan usaha saya secara berkala”, sebanyak 23,9% responden menyatakan sangat setuju, 60,9% menyatakan setuju, dan 15,2% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

7. Pada pernyataan pertama ”Saya memiliki pelanggan dari luar daerah Medan”, sebanyak 23,9% responden menyatakan sangat setuju, 65,2% menyatakan setuju, dan 10,9% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

8. Pada pernyataan pertama ”Minimnya keluhan para pegawai dan karyawan saya”, sebanyak 10,9% responden menyatakan sangat setuju, 82,6% menyatakan setuju, dan 6,5% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

(56)

10. Pada pernyataan pertama ”Pelanggan melakukan pembelian ulang terhadap pelayanan usaha saya”, sebanyak 8,7% responden menyatakan sangat setuju, 82,6% menyatakan setuju, dan 8,7% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

11. Pada pernyataan pertama ”Pelanggan puas dengan pelayanan yang saya berikan”, sebanyak 21,7% responden menyatakan sangat setuju, 60,9% menyatakan setuju, dan 17,4% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

12. Pada pernyataan pertama ”Saya telah menambah jumlah toko/kantor/lahan usaha saya”, sebanyak 8,7% responden menyatakan sangat setuju, 65,2% menyatakan setuju, 13% menyatakan kurang setuju dan 13% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.

(57)

4.4 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat apakah suatu model layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian.Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada regresi liner berganda. Uji Asumsi Klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

4.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas, nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang dan Lufti, 2012:100)

(58)

a. Pendekatan Histogram

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Gambar 4.1

Histogram Uji Normalitas

(59)

b. Pendekatan Grafik

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Gambar 4.2

Plot Uji Normalitas

(60)

c. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov

Tabel. 4.9

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 46

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.64110206

Most Extreme Differences Absolute .106

Positive .106

Negative -.096

Kolmogorov-Smirnov Z .719

Asymp. Sig. (2-tailed) .679

a. Test distribution is Normal.

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

(61)

4.4.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknnya gejala multikolinearitas pada data dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance value dan Varians Inflation factor (VIF). Dengan kriteria sebagai berikut :

1. Apabila VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan Multikolinearitas. 2. Apabila VIF < dari 5 maka tidak terdapat Multikolinearitas.

3. Apabila tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan Multikolinearitas

4. Apabila tolerance> 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas.

Tabel 4.10

Uji Nilai Tolerance dan VIF Coefficientsa

a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

(62)

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual antara satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Ada beberapa cara untuk mendekati ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu :

a. Pendekatan Grafik

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

(63)

Berdasarkan gambar 4.3 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi layak dipakai untuk memprediksi Keberhasilan Usaha berdasarkan masukan variabel efikasi diri dan keunggulan bersaing.

b. Uji Glejser

Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap

variabel independen.Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel absut maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.11

Hasil Uji Glejser heteroskedastisitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.078 1.657 2.462 .018

Efikasi Diri -.025 .039 -.115 -.626 .535

Keunggulan Bersaing -.041 .044 -.174 -.945 .350

a. Dependent Variable: Absut

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Pada Tabel 4.11 terlihat variabel independen (efikasi diri dan keunggulan bersaing) yang tidak signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolute Ut (absUt). Hal ini terlihat dari probabilitas efikasi diri (0,535), dan

(64)

4.5 Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas (efikasi diri dan keunggulan bersaing) terhadap variabel terikat (Keberhasilan Usaha). Data diolah secara statistik untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu program SPSS. Adapun bentuk umum persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :

Y = α + b1X1 + b2X2+e

Dimana :

Y = Keberhasilan Usaha X1 = Efikasi Diri

X2 = Keunggulan bersaing

α = Konstanta

b1, b2 = Koefisien regresi e = Standar eror

(65)

Tabel 4.12

Hasil Regresi Linier Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.448 2.480 .987 .329

Efikasi Diri .563 .059 .557 9.537 .005

Keunggulan Bersaing .567 .065 .507 8.689 .000

a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui pada kolom kedua (unstandardized Coefficients) bagian B diperoleh nilai b1 variabel efikasi diri sebesar 0,563 nilai b2 variabel keunggulan bersaing sebesar 0,567 dan nilai konstanta (a) adalah 2,448 maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = 2,448 + 0,563X1 + 0,567 X2 + e

4.6 Pengujian Hipotesis

4.6.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

(66)

Tabel 4.13

Hasil Uji F Signifikansi Simultan (UJI-F) ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1168.044 2 584.022 207.212 .000a

Residual 121.195 43 2.818

Total 1289.239 45

a. Predictors: (Constant), Keunggulan Bersaing, Efikasi Diri

b. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Tabel 4.13 diatas mengungkapkan bahwa nilai F-hitung adalah 207,212 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F-tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) adalah . Oleh karena itu pada kedua perhitungan yaitu F-hitung >

F-tabel dan tingkat signifikansinya (0,000) < 0,05 menunjukan bahwa pengaruh variabel bebas (efikasi diri dan keunggulan bersaing) secara serempak adalah signifikan terhadap Keberhasilan Usaha UKM BPD HIPMI Sumatera Utara.

4.6.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

(67)

Tabel 4.14

Uji Signifikansi Parsial (Uji t) Coefficientsa

a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa :

1. Konstanta (a) = 2,448 ini menunjukkan bahwa jika variabel efikasi diri dan keunggulan bersaing dianggap konstan maka tingkat variabel Keberhasilan Usaha UKM BPD HIPMI Sumatera Utara.meningkat sebesar 2,448

2. Variabel efikasi diri berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha UKM BPD HIPMI Sumatera Utara, hal ini terlihat dari nilai signifikan variabel efikasi diri (0,005) lebih kecil dari 0,05 dan t-hitung (9,537) lebih besar dibandingkan t-tabel (2,01669) artinya jika variabel efikasi diri ditingkatkan maka Keberhasilan Usaha UKM BPD HIPMI Sumatera Utara akan meningkat sebesar 0,563

(68)

4.6.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian Koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas (efikasi diri dan keunggulan bersaing) terhadap variabel terikat (Keberhasilan Usaha).Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R2≥ 1).

Tabel 4.15

Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .852a .706 .702 1.67883

a. Predictors: (Constant), Keunggulan Bersaing, Efikasi Diri

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa :

1. Nilai R sebesar 0.852 sama dengan 85,2 % berarti hubungan antara variabel efikasi diri dan keunggulan bersaing terhadap variabel Keberhasilan Usaha UKM BPD HIPMI Sumatera Utara sebesar 85,2 % artinya hubungannya sangat erat.

2. Nilai Adjusted R Square 0,702 berarti 70,2 % Keberhasilan Usaha UKM BPD HIPMI Sumatera Utara dapat di jelaskan oleh variabel efikasi diri dan keunggulan bersaing. Sedangkan sisanya 29,8 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang diteliti dalam penelitian ini seperti pengetahuan kewirausahaan, motivasi dan sebagainya.

(69)

4.7 Pembahasan

4.7.1 Pengaruh Efikasi Diri Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Dalam konteks bisnis, menurut Thomas W. Zimmerer (1996) “Entrepreneurship is the result of a disciplined, systematic process of

applying creativity and innovations to needs and opportunitiesin the

marketplace”

Dahulu, kewirausahaan diangap hanya dapat dilakukan melalui pengalaman langsung di lapangan dan merupakan bakat yang dibawa sejak lahir, sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan diajarkan. Sekarang, kewirausahaan bukan hanya urusan lapangan, tetapi merupakan disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan diajarkan.

. Kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.

"Entrepreneurship are not only born but

also made”, artinya kewirausahaan tidak hanya bakat bawaan sejak lahir atau

(70)

menjadi wirausaha yang sukses, memiliki bakat saja tidak cukup, tetapi juga harus memiliki pengetahuan mengenal segala aspek usaha yang akan ditekuninya.

Wirausaha yang sukses pada umumnya ialah mereka yang memiliki kompetensi, yaitu seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan. Wirausaha tidak hanya memerlukan pengetahuan tapi juga keterampilan. Keterampilan-keterampilan tersebut di antaranya keterampilan manajerial (managerial skill), keterampilan konseptual (conceptual skill) dan keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi, dan berelasi (human skill) dan keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan (decision making skill), keterampilan mengatur dan menggunakan waktu (time management skill), dan keterampilan teknik lainnya secara spesifik. Akan tetapi memiliki pengetahuan dan keterampilan saja tidaklah cukup.Wirausaha harus memiliki sikap positif, motivasi, dan selalu berkomitmen terhadap pekerjaan yang sedang dilakukannya.

(71)

samping itu, pengusaha juga harus memiliki tanggung jawab terhadap segala kegiatan yang dilakukan dan komitmen terhadap apa yang sudah dijalankan.

Kompetensi wirausaha diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu (personality atau self) yang langsung berpengaruh pada kinerja.Kinerja bagi wirausaha merupakan tujuan yang selalu ingin dicapainya. Komponen kompetensi tersebuttentunya sangat kompleks maka dalam penelitian ini penulis fokus pada keyakinan akan kemampuan individu dalam menangani suatu tugas sebab terkait kesadaran individu akan kelebihan dan kelemahan diri. Pertimbangan subyektif individu terhadap kemampuannya untuk menyusun tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus disebut dengan self efficacy. Persepsi individu akan keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki ini berkontribusi pada keputusan individu untuk memilih berwirausaha dengan berani mengambil resiko, baik uang ataupun waktu.

(72)

Keyakinan pada diri individu ini akan mengontrol pikiran, perasaan dan perilakunya. Proses berwirausaha gagal dan bangkitnya ini tentunya adalah suatu pengalaman yang dijalani individu yang membutuhkan keyakinan individu bahwa dirinya mampu menjalankan tugas dan menjadi wirausaha sukses. Self efficacy dapat membuat perbedaan dalam setiap diri individu, sesuai dengan bagaimana individu berkeyakinan atas kemampuan mereka untuk mendapatkan rejeki demi pencapaian keberhasilan usahanya, Individu dengan self efficacy

4.7.2 Pengaruh Keunggulan Bersaing Terhadap Keberhasilan Usaha

yang tinggi akan merancang suatu skenario kesuksesan yang menjadi panduan dan pedoman dalam diri, ketika gagal akan mengerahkan usaha yang lebih besar dari sebelumnya, mampu mengontrol stress dalam diri, dan mampu mempertimbangkan tugas-tugas yang dapat dijalaninya sesuai dengan kemampuan.

Dengan kemajuan teknologi yang tidak dapat dibendung maka suatu produk perusahaan akan tambah berkembang sampai pada suatu titik, dimana produk tersebut nantinya akan sulit dibedakan antara satu dengan lainnya. Agar menang dalam suatu persaingan, maka dalam memasarkan produk saat ini produsen tidak hanya berdasarkan pada kualitas produk saja, tetapi juga tergantung pada strategi yang umumnya digunakan perusahaan yaitu orientasi pasar dan inovasi serta orientasi kewirausahaan (Weerawerdena, 2003).

(73)

yang dibutuhkan untuk menciptakan superior value bagi pembeli dan menghasilkan superior performance bagi perusahaan.

Perusahaan yang telah menjadikan orientasi pasar sebagai budaya organisasi akan berdasar pada kebutuhan dasar eksternal, keinginan dan perinintaan pasar sebagai dasar dalam penyusunan strategi bagi masing – masing unit bisnis dalam organisasi, dan menentukan keberhasilan perusahaan. Selain orientasi pasar, inovasi juga dapat dijadikan sebagai salah satu strategi dalam mencapai keunggulan bersaing.

(74)

Pendapat yang serupa juga dikemukakan oleh Porter (1990) bahwakeunggulan bersaing adalah jantung kinerja pemasaran untuk menghadapi persaingan. Keunggulan bersaing diartikan sebagai strategi benefit dari perusahaan yang melakukan kerjasama untuk menciptakan keunggulan bersaing yang lebih efektif dalam pasarnya. Strategi ini harus didesain untuk mewujudkan keunggulan bersaing yang terus menerus sehingga perusahaan dapat mendoininasi baik dipasar maupun pasar baru.Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur keunggulan bersaing adalah keunikan, jarang dijumpai, tidak mudah ditiru, tidak mudah diganti, dan harga bersaing. Keunikan produk adalah keunikan produk perusahaan yang memadukan nilai seni dengan selera pelanggan. Harga bersaing adalah kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan harga produknya dengan harga umum di pasaran. Tidak mudah dijumpai berarti keberadaannya langka dalam persaingan yang saat ini dilakukan. Tidak mudah ditiru berarti dapat ditiru dengan tidak sempurna. Sulit digantikan berarti tidak memiliki pengganti yang sama.

(75)

4.7.3 Pengaruh Efikasi Diri Kewirausahaan dan Keunggulan bersaing Terhadap Keberhasilan Usaha

Entrepreneurial self efficacy merupakan keyakinan individu terhadap

kemampuannya sendiri.Dengan adanya entrepreneurial self efficacy pada diri mereka, para wirausaha muda biasanya memiliki keyakinan untuk memulai usaha baru dan membawa usaha tersebut menuju keberhasilan. Sumber daya yang ada pada diri mereka seringkali dijadikan bisnis yang mereka jalankan sesuai kebutuhan dan hobi atau kesenangan mereka (Hurlock dalam Hutagalung, 2010:9 ; Nasution et al., 2007:32).

Wirausaha muda yang memiliki entrepreneurial self efficacyyang tinggi memiliki keyakinan yang lebih kuat bahwa mereka mampu melakukan sesuatu dengan mengubah kejadian-kejadian di sekitarnya bila dibandingkan dengan wirausaha yang kurang memiliki entrepreneurial self efficacy. Wirausaha muda dengan entrepreneurial self efficacyrendah cenderung mudah menyerah, menghindari resiko atau berhenti sama sekali ketika menghadapi masalah. Sehingga dalam kewirausahaan, entrepreneurial self efficacymerupakan kombinasi yang tepat untuk mencapai keberhasilan usaha.

Menurut Hutagalung et al., (2010:3), wirausaha muda yang memiliki entrepreneurial self efficacyselalu terdorong untuk mengubah kemampuan yang

(76)

Sebuah usaha harus memiliki keunggulan tertentu untuk dapat bersaing di dunia usaha karena perkembangan usaha kian waktu kian berkembang dengan sangat cepat.Keunggulan bersaing atau yang biasa kita kenal dengan sebutan competitive advantage ini harus benar-benar dipilih sebaik mungkin oleh

wirausaha muda selaku pengambil keputusan dan pelaku sesuai dengan tantangan dan permasalah yang dihadapi dalam berwirausaha.

Penjelasan di atas didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Cunningham dalam Riyanti (2003:22), bahwa 178 wirausaha dan manajer profesional di Singapura menunjukkan keberhasilan, yang dipengaruhi oleh sifat-sifat kepribadian sebesar 49%. Sebagai contoh ialah keinginan untuk melakukan pekerjaan dengan baik, keinginan untuk berhasil, memotivasi diri, percaya diri, berpikir positif, komitmen dan sabar.Ada bukti yang menyatakan bahwa motivasi dan keberhasilan ditentukan oleh dari bagaimana seseorang percaya bahwa mereka mampu (Punnett et al., 2007). Kemampuan untuk berhubungan dengan pelanggan menyumbang keberhasilan usaha sebesar 17%, kemampuan memahami lingkungan bisnis sebesar 15%, kemampuan untuk mengembangkan dan mempertahankan kemajuan teknologi sebesar 28,1%, tingkat pendidikan, pengalaman, dan usia. Hal ini diungkapkan para peneliti seperti Cunningham et al., dalam Riyanti (2003).Usia yang dimaksud bukanlah usia dari wirausahawan,

namun yang dimaksud dengan entrepreneurial age ialah lamanya usaha tersebut telah berjalan (Staw dalam Hutagalung et al., 2010:9).

(77)

setelah selesai atau lulus menempuh bangku sekolah atau perkuliahan. Sehingga orang tersebut kemudian mulai mencari bidang pekerjaan apa yang cocok dengan kebutuhan, minat, bakat, atau hobi mereka. Pada masa dewasa awal kecenderungan yang sering muncul adalah keinginan untuk mencoba-coba hal yang baru.Usia dewasa awal berkisar 18 sampai 40 tahun. Sehingga usia dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi kerja seseorang (Hurlock dalam Hutagalung, 2010:9).

(78)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan (Uji-F) diketahui bahwa variabel efikasi diri dan keunggulan bersaing secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha UKM BPD HIPMI Sumatera Utara.

2. Berdasarkan (Uji-t) variabel efikasi diri dan keunggulan bersaing secara parsial masing-masing berpengaruh positif dan signifikan tehadap keberhasilan usaha UKM BPD HIPMI Sumatera Utara.

3. Berdasarkan perhitungan koefisien determinan (R2) menunjukkan bahwa hubungan antar variabel efikasi diri dan keunggulan bersaing memiliki hubungan yang sangat erat terhadap keberhasilan usaha UKM BPD HIPMI Sumatera Utara.

5.2 Saran

(79)

Utara, ini terjadi seiring perkembangan zaman menuju Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sedang berlangsung. Tidak sedikit resiko yang harus dihadapi oleh para pengusaha khususnya para anggota BPD HIPMI Sumatera Utara sehingga membuat para anggota terkadang ragu dan enggan untuk mengambil tindakan yang baik dalam menghadapi resiko usaha. Namun hal ini dapat diminimalisir dengan beberapa cara seperti: mengikuti seminar-seminar mengenai usaha pribadi (ataupun usaha sejenis), mengikuti forum-forum atau organisasi yang berhubungan dengan usaha ataupun memperbanyak jaringan usaha sehingga resiko dapat diperkecil lewat komunikasi dan pengetahuan kewirausahaan.

(80)
(81)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Kewirausahaan

Kata kewirausahaan (entrepreneurship) berasal dari bahasa Perancis, yakni entreprendre yang berarti melakukan (to under take) dalam artian bahwa wirausahawan adalah seorang yang melakukan kegiatan mengorganisasikan dan mengatur.Secara harafiah kewirausahaan terdiri atas kata dasar wirausaha yang mendapat awalan ke dan akhiran an, sehingga dapat diartikan bahwa kewirausahaan adalah hal-hal yang terkait dengan wirausaha, sedangkan wira berarti keberanian dan usaha berarti kegiatan bisnis yang komersial atau non-komersial, dengan demikian kewirausahaan dapat pula diartikan sebagai keberanian seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan bisnis.

(82)

Menurut Ducker (1994) dalam Suryana (2003), kewirausahaan merupakan proses penciptaan sesuatu yang berbeda untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan usaha diikuti penggunaan uang, fisik, resiko, dan kemudian menghasilkan jasa berupa uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

Menurut Suryana (2003), kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Dari pandangan ahli, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) adalah suatu kemampuan berfikir kreatif dan inovatif seseorang dalam menciptakan peluang dan sesuatu yang baru dan berbeda dengan tujuan menghasilkan keuntungan dalam menghadapi risiko dan tantangan hidup.

2.1.2 Wirausaha

Gambar

GRAFIK HISTOGRAM UJI NORMALITAS
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan yang positif antara efikasi diri atau self-efficacy dengan intensi berwirausaha atau entrepreneurial intention pada

Dalam rangka meyelesaikan skripsi yang akan menganalisis pengetahuan kewirausausahaan dan keunggulan bersaing terhadap keberhasilan usaha rumah makan minang di kota Medan,

berarti variabel Orientasi Kewirausahaan tidak berpengaruh secara parsial terhadap Keberhasilan Usaha, sedangkan variabel keunggulan bersaing Berdasarkan pengujian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara literasi digital, karakter kewirausahaan, dan keunggulan bersaing secara simultan