• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.1.3 Entrepreneurial Self-Efficacy (Efikasi Diri

Judge (dalam Ghufron dan Risnawita, 2012:76), menganggap bahwa Self-Efficacy adalah indikator positif dari core self evaluation untuk melakukan evaluasi diri yang berguna untuk memahami diri. Self-Efficacy merupakan salah satu aspek pengetahuan tentang diri atau self knowledge yang paling berpengaruh

dalam kehidupan manusia sehari-hari karena Self-Efficacy yang dimiliki ikut mempengaruhi individu dalam menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan, termasuk didalamnya perkiraan terhadap tantangan yang akan dihadapi.

Philips dan Gully (dalam Sahertian, 2010) menyatakan bahwa Self-Efficacy adalah keyakinan seseorang atas kapabilitas yang dimilikinya guna mengorganisir dan melaksanakan kegiatan yang mensyaratkan pencapain tingkat kinerja tertentu.Reveich dan Shatte (dalam Wahyuni, 2013) mendifiniskan Self-Efficacy sebagai keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan memcahkan masalah dengan efektif.

Bandura (dalam Chowdhury 2009) menyatakan bahwa EntrepreneurialSelf-Efficacy adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya untuk melakukan sesuatu pekerjaan dan mendapatkan prestasi tertentu. Lebih lanjut Bandura menyatakan bahwa EntrepreneurialSelf-Efficacyakan menentukan cara seseorang untuk berfikir, bertindak dan memotivasi diri mereka menghadapi kesulitan dan permasalahan. Sukses atau gagalnya seseorang ketika melakukan tugas tertentu ditentukan oleh Self-Efficacy dalam diri mereka masing-masing. Orang yang memiliki Self-Efficacy yang tinggi akan bisa menghadapi kegagalan dan hambatan yang mereka hadapi, stabil emosinya, bersikap dan memiliki locus of control yang tinggi. Bandura et al., (dalam Sebayang, 2014:33) juga berpendapat bahwa keyakinan keberhasilan seseorang memediasi pola-pola pikir berikutnya, respon kreatif, dan tindakan, bahwa self efficacy berhubungan positif dengan pola motivasi yang positif.

Secara langsung EntrepreneurialSelf-Efficacy dapat berpengaruh pada: 1. Pola pemikiran

Self efficacy mempengaruhi perkataan pada diri wirausaha. 2. Pemilihan perilaku

Keputusan seorang wirausaha didasarkan pada efficacy yang dirasakan terhadap pilihannya, misalnya pada usaha yang dijalankan.

3. Usaha motivasi

Seorang wirausaha yang memiliki self efficacy tinggi cenderung mencoba lebih keras dan berusaha melakukan tugasnya dengan baik.

4. Daya tahan

Wirausaha yang memiliki self efficacy tinggi cenderung akan bangkit dan bertahan ketika menghadapi kegagalan, sedangkan wirausaha dengan tingkat self efficacy lebih rendah cenderung menyerah pada tantangan dan resiko.

5. Daya tahan terhadap stres

Seorang wirausaha yang memiliki self efficacy yang lebih tinggi cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah pada kegagalan.Sedangkan wirausaha yang memiliki self efficacy yang rendah cenderung mengalami stres dan perasaan mudah gagal.

2.1.3.1 Sumber-sumber Entrepreneurial Self-Efficacy

Ada tiga cara untuk mencapai efikasi diri (Bandura dalam Oosterbeek 2008).

1. Pengalaman sukses atau kegagalan yang terjadi berulang kali.

Pengalaman sukses akan memperkuat kepercayaan seseorang bahwa dirinya memang mempunyai kemampuan untuk mencapai prestasi yang baik, sebaliknya pengalaman gagal berulang kali dapat membuat seseorang meragukan kemampuan dirinya sehingga menurunkan kepercayaan pada dirinya sendiri.

2. Melihat orang lain melakukan perilaku tersebut dan kemudian mencontoh atau belajar dari pengalaman tersebut. Jadi ada suatu model yang menjadi panutan seseorang, model ini memiliki kemampuan yang mirip dengan dirinya. Melihat model bisa sukses dengan melakukan usaha tertentu, maka seseorang menjadi yakin ia juga bisa berhasil sama seperti model tersebut.

3. Persuasi verbal yakni memberikan semangat atau menjatuhkan performa seseorang agar seseorang berperilaku tertentu.

2.1.3.2 Dimensi Entrepreneurial Self-Efficacy

Menurut Bandura (dalam Gufron dan Risnawati, 2010), Self-Efficacy pada tiap individu akan berbeda antara satu individu dengan yang lainnya berdasarkan tiga dimensi. Berikut adalah tiga dimensi tersebut:

1. Kekuatan keyakinan (Strength)

Kekuatan keyakinan (Strength), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas kemampuannya. Pengharapan yang kuat dan mantap pada individu akan mendorong untuk gigih dalam berupaya mencapai tujuan, walaupun mungkin belum memiliki pengalaman-pengalaman yang menunjang. Sebaliknya pengharapan yang lemah dan ragu-ragu akan kemampuan diri akan mudah digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak menunjang.

2. Tingkat kesulitan tugas (Magnitude)

Tingkat kesulitan tugas (Magnitude) yaitu suatu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada pemilihan perilaku yang akan dicoba individu berdasar ekspektasi efikasi pada tingkat kesulitan tugas. Individu akan berupaya melakukan tugas tertentu yang dapat dilaksanakannya dan akan menghindari situasi atau perilaku di luar batas kemampuannya.

3. Generalitas (Generality)

Generalitas (Generality), yaitu hal yang berkaitan dengan cakupan luas bidang tingkah laku dimana individu merasa yakin terhadap kemampuannya. Individu dapat merasa yakin terhadap kemampuan dirinya.Tergantung pada pemahaman kemampuan dirinya yang terbatas pada serangkaian aktivitas dan situasi yang lebih luas dan bervariasi.

2.1.3.3 Entrepreneurial Self-Efficacy dan Keberhasilan Usaha

Betzdan dan Hacket (dalam Indarti dan Rostiani, 2008) semakin tinggi tingkat efikasi diri pada diri seorang wirausaha pada masa awal berkarir, maka intensitas kewirausahaan yang dimilikinya akan semakin kuat. Dalam penelitian ditunjukkan bahwa perilaku yang diharapkan dari seseorang tidak cukup bernilai untuk mendapatkan umpan balik yang positif. Ketika seseorang memiliki kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan memiliki kompetensi sosial yaitu dengan memiliki empati kepada orang lain biasanaya orang ini akan cenderung bekerja keras dengan didasarkan pada kehati-hatian (Sebayang, 2014). Keberhasilan peluang menyelesaikan tugas akan semakin besar jika diikuti dengan efikasi yang tinggi (Muhdiyanto, 2013).

Bandura (dalam Campo, 2011) mengatakan bahwa efikasi diri adalah konsep yang menujukkan bahwa perilaku, kesadaran, dan lingkungan mempengaruhi satu sama lain dalam mode yang dinamis, sehingga memungkinkan individu untuk membentuk keyakinan tentang kemampuan mereka dalam melakukan tugas-tugas khusus. Entrepreneurial self efficacy (efikasi diri kewirausahaan) dipandang sebagai yang memiliki kemampuan yang dapat merubah keyakinan seseorang dalam kemungkinan dia menyelesaikan tugas-tugas yang diperlukan untuk berhasil dalam memulai dan membangun bisnis baru. Lebih khususnya, entrepreneurial self efficacy didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa ia mampu berhasil memulai usaha bisnis baru (Campo, 2011).

Dokumen terkait