• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Struktur Modal Dan Beban Pajak Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Survey Pada Bank BUMN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Struktur Modal Dan Beban Pajak Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Survey Pada Bank BUMN)"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

INFLUENCE CAPITAL STRUCTURE AND TAX BURDEN ON A COMPANY’S FINANCIAL PERFORMANCE

( Survey on BANK BUMN )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh :

Erick Santolius Kusnady

NIM : 21108085

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(3)
(4)

iv

Populasi dalam penelitian ini adalah Bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian tahun 2003 sampai 2011, berjumlah 4 bank. Teknik pengujian data adalah dengan menggunakan regresi linear berganda dan uji interaksi variabel untuk menguji secara parsial dan simultan, dengan tingkat signifikansi alpha 5%.

Hasil penelitian ini membuktikan secara bersama-sama (simultan) struktur modal dan beban pajak terhadap kinerja keuangan pada Bank BUMN yang listing di Bursa Efek Indonesia dan hasil pengujian menunjukkan bahwa struktur modal dan beban pajak secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Kemudian struktur modal secara parsial terhadap kinerja keuangan pada Bank BUMN yang listing di Bursa Efek Indonesia dan hasil pengujian menunjukkan bahwa struktur modal secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Selanjutnya beban pajak secara parsial terhadap kinerja keuangan pada Bank BUMN yang listing di Bursa Efek Indonesia dan hasil pengujian menunjukkan bahwa beban pajak juga secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.

(5)

v

The population in this study are state-owned bank listed on the Indonesia Stock Exchange with the study period 2003 to 2011, amounting to 4 banks. Mechanical testing of the data is by using multiple linear regression and test the interaction variable to test partially and simultaneously, with a significance level alpha of 5%.

These results prove jointly (simultaneously) and the capital structure of the tax burden on the financial performance of listed state-owned bank in Indonesia Stock Exchange and the test results show that the capital structure and tax burden together no significant effect on financial performance. Then the capital structure of the partially state-owned Bank's financial performance in the listing on the Indonesia Stock Exchange and the test results show that capital structure is partially no significant effect on financial performance. Furthermore the partial tax burden on the financial performance of listed state-owned bank in Indonesia Stock Exchange and the test results show that the partial tax burden also no significant effect on financial performance.

(6)

vi

atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitian

yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal dan Beban Pajak terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan”. Maksud dan tujuan dari Usulan Penelitian ini diajukan

untuk memenuhi persyaratan Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

Penulis menyadari akan keterbatasan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman, karena itu makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk menambah pengetahuan penulis guna penyempurnaan karya ilmiah di masa yang akan datang

Dalam kesempatan ini saya sebagai penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing dalam penyusunan usulan penelitian ini, terutama kepada yang terhormat:

1. Dr. Ir Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

(7)

vii

memberikan masukan yang berguna bagi penulis dalam penyusunan usulan penelitian ini.

6. Kedua Orangtuaku yang telah mencurahkan perhatian atas materi, dorongan spiritual dan doa-doanya.

7. Seluruh keluarga dan keluarga besar yang telah memberikan semangat dan doanya dalam penyelesaian laporan ini.

8. Maria Stephani yang selalu mendukung dan menyemangati penulis untuk menyelesaikan laporan ini.

9. Seluruh anak-anak AK-2 angkatan 2008, sukses buat semuanya dan selalu semangat dalam menempuh jalan hidup.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan usulan penelitian ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca serta pihak yang memerlukan pada umumnya.

Bandung, Juli 2012

(8)

viii

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 12

1.2.1. Identifikasi Masalah 12

1.2.2. Rumusan Masalah 12

1.3. Maksud dan Tujuan 13

1.3.1. Maksud Penelitian 13

1.3.2. Tujuan Penelitian 13

1.4. Kegunaan Penelitian 13

1.4.1. Kegunaan Praktis 13

1.4.2. Kegunaan Akademis 14

1.5. Tempat dan Waktu 14

1.5.1. Tempat Penelitian 14

1.5.2. Waktu Penelitian 15

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS 16

2.1. Kajian Pustaka 16

2.1.1. Struktur Modal 16

(9)

ix

2.1.3. Kinerja Keuangan Perusahaan 24

2.1.3.1. Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan 24 2.1.3.2. Manfaat Penilaian Kinerja Keuangan 25 2.1.3.3. Jenis-jenis rasio profitabilitas 26

2.1.3.4. Bentuk-bentuk rasio keuangan 26

2.1.3.5. Indikator Kinerja Keuangan Perusahaan 28

2.1.4. Keterkaitan Variabel Penelitian 29

2.1.4.1.Keterkaitan antara Struktur Modal dan

Kinerja Keuangan Perusahaan 29

2.1.4.2.Keterkaitan antara Beban Pajak dan Kinerja

Keuangan Perusahaan 29

2.2. Kerangka Pemikiran 30

2.2.1. Pengaruh Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

30

2.2.2. Pengaruh Beban Pajak terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan 34

2.3. Hipotesis 42

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 43

3.1. Objek Penelitian 43

3.2. Metode Penelitian 43

3.2.1 Desain Penelitian 44

3.2.2 Operasionalisasi Variabel 47

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 49

3.2.3.1. Sumber Data 49

3.2.3.2. Teknik Penentuan Data 49

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data 51

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 52

3.2.5.1. Rancangan Analisis 52

3.2.5.2. Pengujian Hipotesis 60

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 63

(10)

x

terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

4.1.4.1 Estimasi Persamaan Regresi 73

4.1.4.2 Pengujian Asumsi Klasik 75

4.1.4.3 Analisis Korelasi Parsial 80

4.1.4.4 Koefisien Korelasi Berganda 82

4.1.4.5 Koefisien Determinasi Berganda 83 4.1.4.6. Pengujian Koefisien Regresi secara Bersama 84 4.1.4.7 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial 85

4.2. Pembahasan 89

4.2.1 Pengaruh Struktur Modal dan Beban Pajak Terhadap

Kinerja Keuangan Perusahaan 89

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 92

5.1. Kesimpulan 92

5.2. Saran 93

DAFTAR PUSTAKA 95

LAMPIRAN 97

(11)

xi TABEL

1.1. Kesehatan Bank 2

1.2. Waktu Penelitian 15

3.1. Operasional Variabel 48

4.1. Gambaran Data Struktur Modal 63

4.2. Gambaran Data Beban Pajak 67

4.3. Gambaran Data Kinerja Keuangan Perusahaan 71

4.4. Hasil Estimasi Model Regresi 74

4.5. Hasil Pengujian Asumsi Normalitas 76

4.6. Hasil Pengujian Asumsi Multikolinieritas 77

4.7. Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas 78 4.8. Nilai Durmin-Watson Untuk Uji Autokorelasi 79 4.9. Koefisien Korelasi Parsial Struktur Modal dengan Kinerja

Keuangan Perusahaan 80

4.10. Koefisien Korelasi Parsial Beban Pajak dengan Kinerja

Keuangan Perusahaan 81

4.11. Koefisien Korelasi Berganda dan Koefisien Determinasi 82 4.12. Anova Untuk Pengujian Koefisien Regresi Secara Bersama –

sama

84

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman GAMBAR

1.1. Paradigma Penelitian 42

4.1. Grafik Data Arus Struktur Modal 66

4.2. Grafik Data Arus Beban Pajak 70

4.3. Grafik Data Arus Kinerja Keuangan Perusahaan 72

4.4. Daerah Kriteria Pengujian Autokorelasi 79

4.5. Grafik Daerah Penerimaaan dan Penolakan Ho pada Uji Simultan

85

4.6. Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho pada Uji Parsial

(Pengaruh Struktur Modal) 87

4.7. Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho pada Uji Parsial

(13)

xiii

Halaman LAMPIRAN

1. Regression 97

2. Uji Multikolinieritas 98

3. Uji Normalitas Mode 99

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sumber pendanaan perusahaan dapat diperoleh dari dalam perusahaan (modal saham, laba ditahan, dan laba tahun berjalan), dan sumber dana yang berasal dari pihak ekstern (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang). Proporsi antara jumlah dana dari dalam dan luar lazim disebut struktur pendanaan atau struktur modal (capital structure). Brigham (1983:452) menyatakan bahwa dalam mengembangkan capital structure perlu dilakukan analisis dari banyak faktor dengan mempertimbangkan kondisi keuangan perusahaan.Salah satu faktor adalah tax planning.

Pada dasarnya hal yang sangat perlu dilakukan perusahaan berhubungan dengan pajak adalah merencanakan pajak (tax planning) yaitu dengan memperhitungkan pengaruh pengambilan keputusan tertentu terhadap kewajiban pajaknya, misalnya keputusan untuk melakukan investasi.susunan dari aktiva akan menentukan struktur kekayaan perusahaan, sedangkan pemilihan dari pasiva akan menentukan struktur financial dan struktur modal perusahaan (Riyanto, 2001:4).

(15)

pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan.Struktur modal tercermin pada hutang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri.Kebijakan struktur modal melibatkan (trade off) antara risiko dan tingkat pengembalian (Brigham, 2001).

(16)

Sinaga (2003) mengemukakan bahwa struktur modal suatu badan usaha tercermin dalam semua pos pada sisi pasiva neraca perusahaan. Seluruh pos ini bila dikurangi dengan kewajiban jangka pendek adalah struktur pemodalan perusahaan. Sisi kanan neraca perusahaan ini, identik dengan sumber dana yang diperoleh perusahaan yang menciptakan adanya kewajiban termasuk ekuitas atau modal sendiri. Pemilihan susunan aktiva yang digunakan perusahaan akanmenentukan struktur kekayaan perusahaan. Sedangkan pemilihan struktur kuantitatif dari pasiva akan menentukan stuktur finansial dan struktur modal (Adi Prasetyawan, 2011).

Suatu perusahaan jika dalam memenuhi kebutuhan dananya mengutamakan pemenuhan dengan sumber dari dalam perusahaan akan mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar. Jika kebutuhan dana sudah demikian meningkat karena pertumbuhan perusahaan, dan dana dari dalam sudah digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain, selain menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan, baik dari hutang (debtfinancing) maupun dengan mengeluarkan saham baru (external equity financing) dalam memenuhi kebutuhan dananya. Ketergantungan pada pihak luar akan menyebabkan resiko finansial akan makin besar jika perusahaan lebih mengutamakan pemenuhan dana dengan hutang. Sebaliknya dengan saham biasa, biaya pengguanan dana yang berasal dari penggeluaran saham baru (cost of newcommon stock) adalah paling mahal dibandingkan dengan sumber-sumber dana lainnya.(Riyanto, 2005).

(17)

harus diperhatikan, sehingga dapat diketahui beban perusahaan terhadap para pemilik modal tersebut (Brigham, 1983).Jensen (2001) menjelaskan bahwa untuk memaksimalkan nilai perusahaan tidak hanya dengan nilai ekuitas saja yang harus diperhatikan, tetapi juga semua sumber keuangan seperti hutang, warran, maupun saham preferen.

Fama dan French (1998) berpendapat bahwa optimalisasi nilai perusahaan (kinerja) yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akanmempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada kinerja perusahaan. Nilai pasar perusahaan merupakan nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan ditambah nilai pasar hutang (Helfert, 1997 : 335). Dengan demikian, penambahan dari jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang perusahaan dapat mencerminkan kinerja perusahaan.

Faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan salah satunya adalah struktur modal, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan.Kinerja perusahaan adalah nilai laba masa yang akan datang yang diekspektasi yang dihitung kembali dengan suku bunga yang tepat (Winardi, 2001:23). Teori struktur modal menjelaskan pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan.Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai ekspektasi nilai investasi pemegang saham (harga pasar ekuitas) dan/ atau ekspektasi nilai total perusahaan (harga pasar ekuitas ditambah dengan nilai pasar hutang, atau ekpektasi harga pasar aktiva (Sugihen, 2003:28).

(18)

struktur modal optimal maka diharapkan akan memberikan dampak dan kontribusi langsung terhadap maksimalisasi pencapaian laba Husnan (2001:5). Masih menurut Husnan (1998:564) rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi pemilik modal sendiri.

Syamsudin (1985: 58) menjelaskan bahwa Return on Equity (ROE) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan, sehingga semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan.

Riyanto (1982: 37-186) mengemukakan bahwa penambahan modal asing hanya dibenarkan kalau penambahan modal tersebut mempunyai efek finansial yang menguntungkan (favorable financial leverage) terhadap modal sendiri yaitu jika “rate of return” daripada tambahan modal asing tersebut lebih besar daripada biaya modalnya atau bunganya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tambahan modal asing itu hanya dibenarkan apabila rentabilitas modal sendiri dengan tambahan modal asing lebih besar daripada rentabilitas modal sendiri dengan tambahan modal sendiri, karena modal rentabilitas modal sendiri merupakan kemampuan perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan.

(19)

mengorbankan berbagai sumber daya, baik sumber daya manusia maupun keuangan perusahaan. Di pasar modal, para investor menilai tingkat kinerja saham perusahaan menggunakan parameter laba akuntansi dan arus kas (Parawiyati dan Baridwan, 1998:2-3; Wilson, 1987; Baridwan, 1997; Sutopo, 2001; Board dan Day, 1989; Clubb, 1995). Kinerja perusahaan hendaknya dievaluasi setelah periode waktu tertentu (Husein Umar, 2002 : 11).

Penilaian kinerja dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Penilaian kinerja suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisis dua aspek, yakni kinerja financial dan kinerja non-financial. Kinerja financial dapat dilihat melalui data-data laporan keuangan, sedangkan kinerja non-financial dapat dilihat melalui aspek-aspek non-financial, diantaranya aspek pemasaran, aspek teknologi maupun aspek manajemennya (Aulia, 2007 : 2).

Menurunnya kinerja perusahaan akan direspon investor di pasar modal sehingga mempengaruhi harga pasar saham (Ciputra 2001).Saham-saham AS turun tajam, di tengah kekhawatiran akan lebih banyak bank-bank besar yang gagal meski pemerintah menyelamatkan raksasa asuransi bermasalah American International Group Inc (AIG).Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 449,36 poin (4,06 persen) menjadi 10.609,66. Sekitar 700 miliar uang investor menguap begitu saja.Indeks Standard &

Poor’s 500 turun 57,20 poin (4,71 persen) pada 1.156,39. Serta indeks composit Nasdaq

(20)

mengumumkan akan memberikan dana talangan 85 miliar dollar AS kepada AIG, Wall Street kembali mengkhawatirkan adanya perusahaan finansial lainnya yang senasib dengan raksasa asuransi di AS itu.Sentimen negatif mengarah ke Goldman Sachs Group Inc dan Morgan Stanley, kedua bank investasi AS tersebut mengalami penurunan terburuk mereka.

Kinerja perusahaan BUMN tidak sebaik perusahaan swasta. Hal ini ditunjukan dengan kontribusi perusahaan swasta (Perusahaan Gula) lebih besar dibanding perusahaan gula BUMN pada tahun 2009.Buruknya kinerja perusahaan gula BUMN akibat rendahnya produktivitas dan rendemen gula yang dikelola dan digiling oleh pabrik gula-pabrik gula milik perusahaan gula BUMN (Hermas Effendi Prabowo, 2010).

Kinerja financial diukur dengan angka rasio. Salah satu rasio yang biasa digunakan adalah ROA (Return On Asset). Fokus ROA adalah profitabilitas dan independen terhadap biaya modalnya. Menurut Prastowo (2005: 91), ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Demikian pula menurut Syamsudin (2000:59) ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing – masing pengukuran dihubungkan dengan total aktiva (Return OnAsset), volume penjualan (Net Profit Margin), modal sendiri (Return On Equity) dan ROI (Return Of Invesment).

Menurut Hastuti, (1998) adanya fluktuasi total modal akan mempengaruhi

(21)

mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimilikinya. ROE merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total ekuitas yang berasal dari setoran modal pemilik, laba tak dibagi dan cadangan lain yang diperoleh perusahaan. Analisis ROE sering diterjemahkan sebagai rentabilitas modal sendiri. ROE berarti juga ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian (return) dari modal sendiri yang ditanamkan dalam bisnis yang bersangkutan yang dinyatakan dalam prosentase. Penanam modal lebih mengharapkan ROE yang tinggi daripada ROA karena ROA sangat berkaitan dengan hutang perusahaan yang mengandung biaya hutang.

Semakin tinggi laba perusahaan setelah pajak maka akan semakin tinggi ROE, besarnya laba perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui aktivitas penjualannya yang tercermin melalui net profit margin dan aktivitas penjualan perusahaan dengan memanfaatkan total assetnya yang tercermin melalui total asset turnover(Riyanto, 1996).

Berkenaan dengan laba sebagai indikator penting penyertaan modal suatu perusahaan, tentunya berkaitan dengan pajak yang menjadi kewajiban perusahaan.Karena laba yang dicantumkan adalah laba setelah pajak.Sehingga hal ini membutuhkan perencanaan pajak yang baik yaitu dengan memperhitungkan pengaruh pengambilan keputusan tertentu terhadap kewajiban pajaknya (Riyanto, 2005).

(22)

mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan.Pada umumnya, penekanan perencanaan pajak (tax planning) adalah untuk meminimimalisasi kewajiban pajak(Suryandoro, 2009).

Selanjutnya perencanaan pajak juga berkaitan dengan pemotongan pajak bagi karyawan.Pada prinsipnya tax planning juga merupakan salah satu alternatif untuk memberikan jaminan kesejahteraan bagi karyawan. Adanya jaminan kesejahteraan tersebut memungkinkan karyawan memperkecil masalah-masalah yang timbul dari risiko-risiko yang akan dihadapi dalam perjalanan hidupnya, contoh risiko kehilangan pekerjaan, lanjut usia, kecelakaan yang mengakibatkan cacat tubuh atau bahkan mungkin meninggal dunia. Risiko-risiko tersebut memberikan dampak finansial terutama bagi kehidupan karyawan dan keluarganya sehingga kesejahteraan yang bersangkutan secara otomatis akan terganggu dan menimbulkan goncangan yang pada gilirannya akan mengganggu kelangsungan hidupnya (Suryandoro, 2009).

(23)

mengalami kesulitan keuangan apabila sewaktu-waktu karyawan yang bersangkutan berhenti bekerja akibat tidak mampu lagi atau meninggal dunia. Jaminan kesejahteraan tersebut akan memberikan ketenangan pada karyawan karena adanya kepastian akan masa depannya.

Disisi lain bagi perusahaan, pajak yang dikenakan terhadap penghasilan yang diterima atau diperoleh karyawan berupa tunjangan tersebut dapat dianggap sebagai biaya (cost) atau beban (expense), yang mempengaruhi distribusi laba. Asumsi pajak sebagai biaya akan mempengaruhi laba (profit margin), sedangkan asumsi pajak sebagai distribusi laba akan mempengaruhi tingkat pengembalian atas investasi ( rate of returnon investment). Secara ekonomis pajak merupakan unsur pengurang laba yang tersedia untuk dibagi atau diinvestasikan kembali oleh perusahaan. Dalam praktik bisnis, umumnya perusahaan mengidentikkan pembayaran pajak sebagai beban sehingga akan berusaha untuk meminimalkan beban tersebut guna mengoptimalkan laba setelah pajak. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan daya saing maka manajer wajib menekan biaya seoptimal mungkin. Demikian pula halnya dengan kewajiban membayar pajak, karena biaya pajak akan menurunkan laba setelah pajak (after taxprofit), menurunkan tingkat pengembalian (rate of return ), dan menurunkan arus kas (cash flows) sehingga daya saing menjadi turun (Suandy: 2006).

(24)

negara menurut ketentuan pajak.Pajak penghasilan juga dikenakan atas penghasilan yang diterima karyawan.Dalam hal ini karyawan tersebut langsung menerima penghasilan bersih yang sudah dipotong pajak.Perhitungan besarnya pajak yang dikenakan dan pengenaan pajak penghasilan pada karyawan, seluruhnya ditanggung perusahaan.Pada dasarnya, ada dua hal yang perlu dilakukan perusahaan berhubungan dengan pajak (Astri, 2010).

Usaha pengurangan (penghematan) beban pajak dapat dilakukan antara lain dengan cara penggelapan pajak (tax evasion) dan penghindaran pajak (tax avoidance)(Lumbantoruan, 1997:489). Upaya penghematan pajak secara eufimisme sering disebut perencanaan pajak (tax planning).Diperlukan manajemen pajak yang bertujuan menekan pajak serendah mungkin dan menunda selambat mungkin pembayaran pajak untuk memperoleh laba likuiditas yang diharapkan.

(25)

maka manajer wajib menekan biaya seoptimal mungkin dengan cara melakukan tax planning(Lindawati, 2007).

Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Struktur Modal dan Beban Pajak terhadap Kinerja Perusahaan pada Bank BTN.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

1. Perusahaan di Indonesia yang diwakili oleh Bank Tabungan Negara (BTN) belum memiliki struktur modal yang kuat.

2. BTN harus memperkuat struktur modal melalui restrukturisasi aset pada tahun 2009 sebesar Rp.500 milyar.

3. Kinerja perusahaan BUMN tidak sebaik perusahaan swasta.

1.2.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana struktur modal di Bank BUMN

2. Bagaimana beban pajak karyawan di Bank BUMN 3. Bagaimana kinerja keuangan di Bank BUMN

(26)

1.3 Tujuan dan Maksud Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah mengetahui Pengaruh Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penerimaan Pajak di Indonesia, guna bermanfaat bagi bagian Akademi pada Fakultas Ekonomi di UNIKOM.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui apakah struktur modal berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

b. Untuk mengetahui apakah beban pajak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini menjelaskan tentang manfaat yang akan diperoleh darihasilpenelitian, danbagipihak – pihak yang akan diperoleh data dan informasinya dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan baru. Khususnya bagi penulis dan umumnya bagi yang membaca hasil penelitian ini, serta bagi Jurusan Akuntansi itu sendiri.

1.4.1 Kegunaan Praktis

(27)

1. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan mengenai Pengaruh Struktur Modal dan Beban Pajak terhadap Kinerja Perusahaan.

2. Bagi Instansi

Dapat dijadikan sebagai masukan untuk bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan-kebijakan.

3. Bagi Pihak Lain

Pihak lain yang dimaksud adalah pembaca. Usulan penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi atau pertimbangan dalam meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai perpajakan.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Pengembangan ilmu Perpajakan serta memberi masukan untuk jurusan Akuntansi. 2. Diharapkan dapat dijadikan acuan atau referensi bagi peneliti lain yang ingin

melakukan penelitian Pengaruh Struktur Modal dan Beban Pajak terhadap Kinerja Perusahaan.

3. Mengimplementasikan hasil dari pembelajaran selama masa perkuliahan di Universitas Komputer Indonesia.

1.5 Tempat dan Waktu

1.5.1 Tempat Penelitian

(28)

1.5.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Juli 2012 Untuk kelancaran kegiatan penelitian maka ditetapkan jadwal sebagaimana tercantum pada Tabel 1.2

(29)

16 2.1.1 Struktur Modal

2.1.1.1 Pengertian Struktur Modal

Struktur modal merupakan perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri.Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal secara keseluruhan atau biaya modal rata-rata (Martono dan Agus, 2007).

Menurut Sawir(2004:43) struktur modal adalah bauran sumber pendanaan permanen (jangka panjang) yang digunakan perusahaan.Sedangkan Mardiyanto (2009:258) menjelaskan bahwa struktur modal adalah komposisi dan proporsi utang jangka panjang dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang di tetapkan perusahaan.

Senada dengan Martono dan Agus (2007), Widoatmodjo(2004:40) memberikan definisi struktur modal sebagai perbandingan antara modal ekuitas dengan hutang jangka panjang.Struktur Modal adalah menggambarkan, yakni pembiayaan permanen perusahaan yang terdiri dari utang jangka panjang dan modal sendiri(Margaretha, 2007 : 219).

(30)

17

adalah bagimana perusahaan memenuhi kebutuhan dana jangka panjangnya yaitu melalui hutang dan ekuitas (Weston dan Copeland, 1992).

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa struktur modal merupakan perbandingan antara utang jangka panjang dan ekuitas.

2.1.1.2 Indikator Struktur Modal

Indikator struktur modal yang digunakan dalam penelitian ini adalah modal dan hutang jangka panjang (Margaretha, 2007 : 219).

1. Modal

adalah segala sumber daya hasil produksi yang tahan lama, yang dapat digunakan sebagai input produktif dalam proses produksi berikutnya. Sebagai bagian hal pemilik dalam perusahaan yang merupakan selisih antara aset dan utang, sehingga bukan merupakan nilai jual perusahaan.Merupakan sejumlah uang yang diberikan oleh penyedia dana kepada pengelola dengan tujuan menginvestasikannya.Dan dapat dikatakan pula bahwa modal adalah nilai sisa atas aktiva dikurangi kewajiban (utang) (Darwanto, 2008).Modal terdiri dari:

a. Transaksi modal jangka pendek:

- Kredit untuk perdagangan dari negara lain (kredit) - Kredit perdagangan kepada penduduk negara lain (debet) - Deposit bank di LN (debet)

- Deposit bank dalam negeri milik penduduk negara lain (kredit) - Pembelian surat berharga LN jk. pendek (debet)

(31)

18 b. Transaksi modal jangka panjang:

- Investasi langsung di luar negeri (transaksi debet ) - Investasi asing di dalam negeri (transaksi kredit ).

- Pembelian surat berharga jk. panjang penduduk LN (debet)

- Pembelian surat berharga jk. panjang DN oleh penduduk LN (kredit)

2. Hutang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi dihitung dari tanggal pembuatan neraca per 31 Desember. Pembayaran dilakukan dengan kas namun dapat diganti dengan asset tertentu (Yoyok, 2006).Hutang terdiri dari:

a. HutangHipotik :Hutang yang timbul berkaitan dengan perolehan dana dari pinjaman yang dijaminkan dengan harta tetap.

Dalam penjanjian disebutkan harta peminjam yang dijadikan jaminan berupa tanah atau gedung.Jika peminjam tidak melunasi pada waktunya, pemberi pinjaman dapat menjual jaminan tersebut yang kemudian diperhitungkan dengan hutang (Yoyok, 2006).

(32)

19 2.1.2 Beban Pajak

2.1.2.1 Pengertian Beban Pajak

Beban Pajak atau penghasilan pajak adalah jumlah agregat pajak kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam penghitungan laba atau rugi pada satu periode (SAK, 2007:268).

Beban Pajak adalah jumlah agregat pajak kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam penghitungan laba rugi akuntansi pada suatu atau dalam periode berjalan sebagai beban atau penghasilan (Waluyo, 2008:215).

Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan atau sebagai imbalan atas jasa (Prabowo, 2004 : 34).

Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak, atau dapat pula dikenakan pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak, apabila kewajiban pajak subjektifnya dimulai atau berakhir dalam tahun pajak ( Suandy, 2008 : 23 )

Pajak Penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas penghasilan kena pajak perusahaan (PSAK 46)

(33)

20 2.1.2.2 Indikator Beban Pajak

Beban pajak penghasilan terdiri atas beban pajak kini (dalam tahun berjalan) dan beban pajak tangguhan. PSAK No. 46 memberikan beberapa istilah yang perlu dipahami:

1. Beban Pajak (tax expense) adalah jumlah agregat pajak kini (current tax) dan pajak tangguhan (deferred tax) yang diperhitungkan dalam penghitungan laba rugi akuntansi pada suatu atau dalam periode berjalan sebagai beban atau penghasilan. 2. Pajak Kini (current tax) adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang atas

Penghasilan Kena Pajak dalam periode atau tahun pajak berjalan. Jumlah pajak kini sama dengan beban pajak yang dilaporkan dalam SPT.

3. Pajak Penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak Perusahaan (penghasilan objek pajak tarik pasal 17 Undang-Undang Pajak penghasilan).

4. Pajak Penghasilan Final adalah pajak penghasilan atas penghasilan tertentu yang dikenakan pajak tersendiri bersifat final tidak digabungkan dengan penghasilan objek pajak tarif pasal 17 sebagai komponen Penghasilan Kena Pajak yang dikenakan pajak tidak bersifat final. Penghasilan tertentu yang dikenakan pajak tersendiri dan bersifat final adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, yang berasal dari transaksi, kegiatan, atau usaha tertentu (menurut ketentuan yang ditetapkan dalam Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Pajak Penghasilan).

(34)

21

6. Laba atau rugi fiskal (Taxable Income or Loss) atau Penghasilan Kena Pajak adalah laba atau rugi dalam suatu tahun pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan menjadi dasar perhitungan pajak penghasilan yang terutang dalam tahun pajak berjalan.

7. Beban (penghasilan) pajak tangguhan adalah jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang muncul akibat adanya pengakuan atas kewajiban atau aset pajak tangguhan.

8. Kewajiban Pajak Tangguhan (Deferred Tax Liabilities) adalah jumlah beban Pajak Penghasilan Terutang untuk periode mendatang akibat adanya perbedaan temporer kena pajak (taxable temporary differences).

9. Aset Pajak Tangguhan (Deferred Tax Assets) adalah jumlah pajak penghasilan yang terpulihkan (recovered) pada periode mendatang sebagai akibat perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan sisa kerugian yang dapat dikompensasikan.

10.Perbedaan Temporer Kena Pajak (Taxable Temporary Differences) adalah perbedaan temporer yang dapat menimbulkan jumlah kena pajak (taxable amounts)

dalam penghitungan laba fiskal periode mendatang saat tercatat aset terpulihkan atau nilai tercatat kewajiban dilunasi.

Akuntansi mendefinisikan biaya sebagai suatu yang dikorbankan untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan. Jadi semua usaha, tenaga, dan sumber yang digunakan untuk memperoleh hasil adalah biaya. Oleh karena itu, semua pembayaran dalam bentuk natura atau kenikmatan kepada karyawannya adalah biaya.

(35)

22 1. PPh Pasal 21 Karyawan

PPh Pasal 21 karyawan adalah pajak yang dibebankan pada karyawan atas penghasilan yang diperoleh dari pemberi kerja. PPh Pasal 21 itu dipungut oleh pemberi kerja kemudian disetorkan pada pemerintah. PPh Pasal 21 tersebut dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu :

a) PPh ditanggung karyawan yang bersangkutan

Dalam hal ini jumlah PPh pasal 21 yang terhutang kan ditanggung oleh karyawan itu sendiri sehingga benar-benar mengurangi penghasilan. b) Tunjangan PPh

Jika PPh pasal 21 diberikan dalam bentuk tunjangan, maka jumlah tunjangan tersebut akan menambah penghasilan karyawan dan kemudian baru dikenakan PPh pasal 21. Dalam hal ini perhitungan PPh dilakukan dengan cara gross up dimana besarnya tunjangan pajak sama dengan jumlah PPh pasal 21 terhutang untuk masing-masing karyawan. Sepintas lalu kebijakan PPh pasal 21 jenis ini akan terlihat memberatkan perusahaan karena jumlah penghasilan karyawan akan bertambah besar sebagai akibat dari penambahan tunjangan pajak. Namun demikian beban perusahaan tersebut akan tereliminasi karena PPh pasal 21 dapat dibiayakan.

c) PPh yang ditanggung oleh perusahaan

(36)

23

yang diterima oleh karyawan tersebut tidak dikurangi dengan PPh pasal 21 karena perusahaan lah yang menanggung biaya PPh pasal 21. Pasal 21 yang ditanggung perusahaan tersebut tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto perusahaan.

2. Pengobatan/kesehatan karyawan

Perusahaan biasanya memberikan fasilitas pengobatan atau kesehatan pada karyawannya, yang dapat dilakukan sebagai berikut :

a) Perusahaan mendirikan klinik sendiri atau bekerja sama dengan pihak rumah sakit tertentu.

b) Karyawan diberi tunjangan kesehatan secara rutin baik sakit maupun tidak. c) Karyawan diikutkan asuransi kesehatan, sehingga klaim jika sakit dilakukan

ke perusahaan asuransi.

d) Pembayaran premi asuransi untuk karyawan. e) Iuran pensiun dan iuran jaminan hari tua. f) Rumah dinas karyawan.

(37)

24 2.1.3 Kinerja Perusahaan

2.1.3.1 Pengertian Kinerja Perusahaan

Kinerja Perusahaan adalah hasil akhir dari proses manajemen selama suatu peridoe ke periode yang lain ( Samsul, 2009 :129 )

Kinerja Perusahaan adalah keberhasilan perusahaan secara keseluruhan dalam mencapai sasaran – sasaran strategik yang telah ditetapkan melalui inisiatif strategik pilihan ( Mulyadi, 2007 : 328 )

Kinerja Perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen atau merupakan suatu catatan hasil yang dicapai dari fungsi suatu aktivitas tertentu selama peridoe waktu tertentu ( Sugiono, 2008:78 )

Kinerja adalah sebuah konsep yang sulit, baik definisi maupun dalam pengukurannya (Keats & Hill, 1998).

Kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indicator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas (Jumingan, 2006:239).

Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut (Sutrisno, 2009:53).

(38)

25

perusahaan dan informasi yang dibutuhkan oleh pihak – pihak tertentu untuk membantu mereka dalam proses pengambilan keputusan.

2.1.3.2 Manfaat Penilaian Kinerja Keuangan

Menurut Sucipto (2003) penilaian kinerja keuangan dimanfaatkan oleh manajemen untuk hal – hal sebagai berikut:

a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisian melalui pemitivasian karyawan secara maksimum. Dalam mengelola perusahaan, manajemen menetapkan sasaran yang akan dicapai dimasa yang akan datang dan didalam proses tersebut dinamakan planning.

b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan seperti promosi, transfer dan pemberhentian. Penilaian kinerja akan menghasilkan data yang dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan yang dinilai berdasarkan kinerjanya.

c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. Jika manajemen puncak tidak mengenal kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya, sulit bagi manajemen untuk mengevaluasi dan memilih program pelatihan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan karyawan.

(39)

26 2.1.3.3 Jenis – Jenis Rasio Profitabilitas

Adapun jenis-jenis rasio profitabilitas menurut Sutrisno (2009:222) adalah sebagai berikut :

1. Profit Margin (NPM)

Profit Margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. 2. Return On Assets (ROA)

ROA sering disebut juga rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dlam mengfhasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

3. Return On Equity (ROE)

ROE yaitu kemampuan perusahaan dlam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiriyang dimiliki.

4. Return On Investment (ROI)

ROI merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan.

5. Earning Per Share (EPS)

EPS merupakan ukuran kemempuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham yang pemiliki.

2.1.3.4 Bentuk – Bentuk Rasio Keuangan

(40)

27 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio Likuditas menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.

2. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio)

Rasio Solvabilitas mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang. Rasio ini mempunyai beberapa implikasi, (1) kredit mengharapkan dana yang sediakan pemilik perusahaan sebagai margin keamanan bila pemilik hanya menyediakan sebagian kecil modalnya maka resiko bisnis sebagian besar ditanggung oleh kreditur; (2) meskipun pengadaan dana melalui hutang, pemilik masih dapat mengendalikan perusahaan; (3) bila perusahaan mendapatkan keuntungan lebih besar dari dana yang dipinjamnya dibandingkan biaya bunga yang harus dibayar, maka pengambilan kepada pemilik dapat diperbesar.

3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Rasio Aktivitas ini mengukur tingkat efektivitas pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio ini membandingkan tingkat penjualan dengan investasi dalam berbagai rekening aktiva seperti perputaran persediaan, perputaran piutang, perputaran aktiva tetap dan juga biaya perputaran total aktiva.

4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

(41)

28

untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada di perusahaan seperti kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. 5. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)

Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai pada masyarakat (investor) atau pada para pemegang saham. Rasio ini memberikan informasi seberapa besar mesyarakat menghargai perusahaan, sehingga mereka mau membeli saham perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai buku saham.

2.1.3.5 Indikator Kinerja Keuangan Perusahaan

Indikator kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran kuantitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan perusahaan yang telah ditetapkan berupa rasio. Penilaian kinerja keuangan perusahaan umumnya menggunakan analisis rentabilitas.Kelebihan pengukuran dengan metode tersebut adalah kemudahan dalam perhitungannya selama data historis tersedia. Sedangkan kelemahannya adalah metode tersebut tidak dapat mengukur kinerja perusahaan secara akurat. Hal ini disebabkan karena data yang digunakan adalah data akuntansi yang tidak terlepas dari penafsiran atau estimasi yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam distorsi sehingga kinerja keuangan perusahaan tidak terukur secara tepat dan akurat.

(42)

29

suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.

2.1.4 Keterkaitan Variabel Penelitian

2.1.4.1 Keterkaitan antara Struktur Modal dan Kinerja Keuangan Perusahaan

Kenaikan utang pada struktur modal akan menaikkan ROE(return on equity) sekaligus menaikkan pula risiko investor. Karena dua pengaruh itu saling meniadakan, tanpa pajak dan risiko kebangkrutan, nilai suatu perusahaan tidak terpengaruh oleh tingkat leverage. Dengan kata lain, nilai perusahaan yang menggunakan utang sama dengan nilai perusahaan tanpa utang. Dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan akan terus meningkat secara linear, seiring dengan bertambahnya proporsi utang pada struktur modal perusahaan(Handono, 2008:261).

2.1.4.2 Keterkaitan antara Beban Pajak dengan Kinerja Keuangan Perusahaan

(43)

30

membuat perencanaan perpajakan yang proporsional dengan mengedepankan strategi legal (Alfian, 2010:39). Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan perpajakan yaitu :

 Hindari membuat perencanaan perpajakan yang bertentangan dengan ketentuan

perundang – undangan yang berlaku.

 Lakukan perencanaan yang komprehensif, sehingga perencanaan pajak menjadi

bagian dari perencanaan perusahaan. Hal ini untuk mengurangi risiko pajak ganda dan untuk mendistribusikan beban pajak secara proporsional kepada semua input-output usaha.

 Hindari strategi untuk merekayasa pajak secara tidak realistis seberapa besar pun

kewajiban pajak yang harus dibayar, karena akan mengundang risiko yang bisa merusak citra bisnis yang telah terbangun dengan baik.

 Kenali lingkup subjek pajak dan bukan subjek pajak dengan cermat untuk

kepastian penghitungan kewajiban pajak.

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Pengaruh Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

Penelitian yang dilakukan oleh Sharma, K Anil (2006) melakukan penelitian tentang hubungan struktur modal dengan nilai perusahaan perusahaan manufaktur di India. Hasilnya ditemukan bahwa adanya hubungan dan pengaruh yang signifikan antara struktur modal dengan nilai perusahaan.

(44)

31

adanya hubungan dan pengaruh yang signifikan antara struktur modal dengan kinerja keuangan.

Penelitian yang dilakukan oleh Kusumajaya (2011) melakukan penelitian tentang pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hasilnya ditemukan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara struktur modal dengan nilai perusahaan.

Struktur modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan.Keputusan struktur modal secara langsung berpengaruh terhadap besarnya risiko yang ditanggung pemegang saham serta besarnya tingkat pengembalian atau keuntungan yang diharapkan (Brigham dan Houston, 2006).

Penentuan struktur modal merupakan kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber dana sehingga dapat digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Keputusan yang diambil oleh manajemen dalam pencarian sumber dana tersebut sangat dipengaruhi oleh para pemilik/ pemegang saham. Sesuai dengan tujuan utama perusahaanadalah untuk meningkatkan kemakmuran para pemegang saham, maka setiap kebijakan yang akan diambil oleh pihak manajemen selalu dipengaruhi oleh keinginan para pemegang saham (Brigham, 1983 : p. 457).

(45)

32

1. Stabilitas penjualan. Jika penjualan relatif stabil, maka perusahaan akan dapat menjamin hutang yang lebih besar, sehingga stabilitas penjualan akan berpengaruh positif terhadap rasio hutang.

2. Struktur Asset. Asset perusahaan yang digunakan sesuai dengan aktivitas utama perusahaan cenderung akan menjamin pinjaman yang diterima, sehingga kreditor semakin terjaga keamanan.

3. Tingkat pertumbuhan. Tingkat pertumbuhan ditunjukkan dengan peningkatan penjualan dari periode ke periode.Tingkat pertumbuhan ini umumnya diukur dengan besarnya ukuran perusahaan (size) dari penjualan. Dengan semakin meningkatnya

size, maka kreditor akan semakin percaya dengan kinerja perusahaan, sehingga dapat meningkatkan dana untuk operasional perusahaan. Dengan meningkatnya aktivitas operasional diharapkan penjualan jugameningkat.

(46)

33

bila mendapat tambahan hutang dan berpengaruh positif bila terjadi peningkatan laba ditahan dan tambahan hutang.

5. Pajak. Dengan semakin meningkatnya pajak, maka keinginan pemenuhan dana mengarah pada peningkatan hutang, karena meningkatnya pajak akan memperkecil

cost of debt.

Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan menjadi hal yang penting sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan komposisi struktur modal perusahaan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi komposisi struktur modal perusahaan diantaranya stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, ukuran perusahaan, dan fleksibilitas keuangan ( Brigham dan Houston, 2006). Dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi beberapa faktor yang akan diteliti yang diduga berpengaruh terhadap struktur modal diantaranya profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, dan pajak. Untuk mengukur struktur modal digunakan rasio struktur modal yang disebut rasio Leverage.Rasio Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang apabila pada suatu saat perusahaan dibubarkan atau dilikuidasi. Martono dan Agus (2007) mendefinisikan rasio leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang.

(47)

34

pertumbuhan mempunyai hubungan positif terhadap struktur modal, sedangkan struktur aktiva dan ukuran perusahaan mempunyai hubungan positif terhadap struktur modal.Hasil penelitian yang dilakukan satu peneliti kadang tidak konsisten dengan penelitian serupa yang dilakukan peneliti lainnya.Hal ini dapat terjadi dimungkinkan karena perbedaan sampel, waktu penelitian, dan populasi yang diteliti. Semakin berkembangnya pembangunan industri otomotif saat ini, maka perusahaan otomotif dituntut untuk lebih profesional dalam kinerjanya serta mempunyai wawasan yang luas agar dapat menghasilkan atau menciptakan produk otomotif yang berkualitas baik sehingga konsumen akan tertarik dan sanggup mengeluarkan berapapun dananya untuk sebuah produk otomotif tersebut

2.2.2 Pengaruh Beban Pajak terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

Penelitian yang dilakukan oleh Aprilia (2010) melakukan penelitian tentang Perencanaan PPh 21 Karyawan Untuk Penghematan Pembayaran Pajak Penghasilan Pada Wajib Pajak Badan. Hasil penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa setelah penerapan perencanaan pajak dengan metode gross up dengan memberikan tunjangan pajak penghasilan kepada karyawan dapat menghemat pembayaran beban pajak badan. Selain itu dengan dilaksanakannya perencanaan pajak yang sesuai dengan kondisi perusahaan dapat mengurangi pajak penghasilan badan yang harus dibayar oleh Koperasi Simpan Pinjam Tunas Artha Mandiri Nganjuk.

(48)

35

perencanaan yang maksimal atas PPh Badan khususnya biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. Perencanaan pajak yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan mengganti pemberian natura dan kenikmatan dengan pemberian tunjangan kepada karyawan, melakukan gross up nilai transaksi atas pemakaian jasa yang terkait dengan PPh pasal 23 dan membuat bukti-bukti pendukung atas biaya-biaya yang dikeluarkan agar dapat menjadi biaya fiskal.

Hasil penelitian yang di lakukan oleh Andi (2011) melakukan penelitian tentang Implementasi Tax Planning dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Perusahaan Pada PT BANK SULSEL. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa Penerapan tax planning pada PT Bank Sulsel dapat dikatakan berhasil karena dari segi perpajakan terjadi penghematan pajak (tax saving) sebesar Rp 906.746.500,00 dan dari segi akuntansi terjadi peningkatan laba sebesar Rp 906.746.500,00. Selain berhasil menghemat pajak juga dalam penerapan tax planning di PT Bank Sulsel juga dapat meningkatkan kinerja perusahaan dengan mengalihkan tax saving yang diperoleh pada program pelatihan, pendidikan karyawan yang akan berdampak pada peningkatan kemampuan karyawan di masa yang akan datang.

(49)

36

Menurut Lumbantoruan dalam buku “Akuntansi Pajak”, secara teoritis tax

planning merupakan bagian dari fungsi – fungsi manajemen pajak, yang terdiri dari :planning, implementation dan control.

Menurut Suandy (2001;7) perencanaan pajak (tax planning) ada lah unt uk me minimu mka n kewajiba n pa jak. Jika tujuan dar i pada t ax planning adala h mereka yasa agar beban pa jak (tax burden) serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada tetapi berbeda dengan tujuan pembuat Undang – Undang maka tax planning di sini sama dengan tax avoidance karena secara hakikat ekonomis kedua – duanya berusaha untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak (after tax return)

Dalam buku Mohammad zain (2006 : 67) pengertian perencanaan pajak adalah

sebagai berikut: “Perencanaan pajak merupakan tindakan penstrukturan yang terkait

(50)

37

penyeludupan pajak jelas-jelas merupakan perbuatan illegal yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan”

Jika tujuan perencanaan pajak adalah untuk merekayasa agar beban pajak (tax burdens) serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada tetapi berbeda dengan tujuan pembuat undang-undang maka perencanaan pajak disini sama dengan tax avoidance karena secara hakekat ekonomis keduanya berusaha untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak (after tax return) karena pajak merupakan unsur pengurang laba yang tersedia baik untuk dibagikan kepada pemegang saham maupun untuk di inventasikan kembali.

Apabila implementasi tax planning pada perusahaan dilakukan secara baik dan benar, hal tersebut akan memberikan beberapa manfaat bagi perusahaan yang diantaranya, adalah:

a. Penghematan kas keluar, pajak dianggap sebagai unsur biaya yang dapat diminimalisasi dalam proses operasional perusahaan.

b. Mengatur aliran kas, dengan tax planning yang dikelola secara cermat, perusahaan dapat menyusun anggaran kas secara lebih akurat, mengestimasi kebutuhan kas terhadap pajak dan menentukan waktu pembayarannya, sehingga tidak terlalu awal atau terlambat yang mengakibatkan denda atau sanksi.

2. Tahapan dalam Membuat Perencanaan Pajak (Tax Planning)

(51)

38

internasional, maka agar perencanaan pajak dapat berhasil sesuai dengan yang di harapkan, maka perencanaan itu seharusnya dilakukan melalui berbagai urutan tahap-tahap berikut:

a. Analysis of the existing data base (Analysis informasi yang ada)

Tahap pertama dari proses pembuatan perencanaan pajak adalah menganalisis komponen yang berbeda atas pajak yang terlibat dalam suatu proyek dan menghitung seakurat mungkin beban pajak yang harus ditanggung. Ini hanya bisa dilakukan dengan mempertimbangkan masing-masing elemen dari pajak baik secara sendiri-sendiri maupun secara total pajak yang harus dapat dirumuskan sebagai perencanaan pajak yang paling efesien. Adalah juga penting untuk memperhitungkan kemungkinan besarnya penghasilan dari suatu proyek dan pengeluaran-pengeluaran lain diluar pajak yang mungkin terjadi. Untuk itu seorang manajer perpajakan harus memperhatikan faktor-faktor baik dari segi internal maupun eksternal yaitu:

1) Fakta yang relevan 2) Faktor pajak

3) Faktor non pajak lainnya

b. Design of one more possible tax plans (Buat satu model atau lebih rencana

kemungkinan besarnya pajak)

Model perjanjian internasional dapat melibatkan satu atau lebih tindakan berikut: 1) Pemilihan bentuk transaksi operasi atau hubungan internasional.

(52)

39 3) Penggunaan satu atau lebih negara tambahan.

c. Evaluating a tax plan (Evaluasi pelaksanaan rencana pajak)

Perencanaan pajak sebagai suatu perencanaan merupakan bagian kecil dari seluruh perencanaan strategik perusahaan.Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi untuk melihat sejauh mana hasil pelaksanaan suatu perencanaan pajak terhadap beban pajak.Perbedaan laba kotor dan pengeluaran selain pajak atas berbagai alternatif perencanaan. Variable-variabel tersebut akan dihitung seakurat mungkin dengan hipotesis sebagai berikut:

1) Bagaimana jika rencana tersebut tidak dilaksanakan

2) Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan dan berhasil dengan baik 3) Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan tapi gagal

Dari ketiga hipotesis tersebut akan mengeluarkan hasil yang berbeda. Kemudian berdasarkan hasil tersebut barulah dapat ditentukan apakah perencanaan pajak tersebut layak untuk dilaksanakan atau tidak.

d. Debugging the tax plan (Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki

kembali rencana pajak)

(53)

40

sangat kecil. Sepanjang masih besar penghematan pajak (tax saving) yang bisa diperoleh, rencana tersebut harus tetap di jalankan. Karena bagaimana pun juga kerugian yang ditanggung merupakan kerugian minimal. Jadi tetap akan sangat membantu jika pembuatan suatu rencana disertai dengan pemberian gambaran/perkiraan berapa peluang kesuksesan dan berapa potensial laba yang akan diperoleh jika berhasil maupun kerugian potensial jika terjadi kegagalan.

e . Updating the tax plan (Mutakhirkan rencana pajak)

Meskipun suatu rencana pajak telah dilaksanakan dan proyek juga telah berjalan, namun juga masih perlu memperhitungkan setiap perubahan yang terjadi baik dari undang-undang maupun pelaksanaannya di negara dimana aktivitas tersebut dilakukan yang mungkin mempunyai dampak terhadap komponen dari suatu perjanjian, yang berkenan dengan perubahan yang terjadi diluar negeri atas berbagai macam pajak maupun aktivitas informasi bisnis yang tersedia sangat terbatas. Pemuktahiran dari suatu rencana adalah konsekuensi yang perlu dilakukan sebagaimana dilakukan oleh masyarakat yang dinamis. Dengan memberikan perhatian terhadap perkembangan yang akan datang maupun situasi yang terjadi saat ini, seorang manajer akan mampu mengurangi akibat yang merugikan adanya perubahan, dan pada saat yang bersamaan mampu mengambil kesempatan untuk memperoleh manfaat yang potensial.

(54)

41

Kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan.

Kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan.

Kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau tugas individu tersebut dalam suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari perusahaan dimana individu tersebut bekerja.

Kinerja perusahaan dibagi dua yaitu kinerja operasional dan kinerja keuangan. - Kinerja operasional adalah penentuan secara periodik tampilan perusahaan yang

berupa kegiatan operasional, struktur organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.Kinerja operasional mewakili konsep kinerja non keuangan seperti pangsa pasar, pengenalan produk baru, kualitas produk, efektivitas pemasaran, dan ukuran – ukuran lain dari efisiensi teknologis yang merupakan bagian dari operasi perusahaan.

(55)

42

Gambar 1.1 Paradigma Pemikiran

2.3 Hipotesis

Kata hipotesis berasal dari kata “hipo” yang artinya lemah dan “tesis” berarti

pernyataan.Dengan demikian hipotesis berarti pernyataan yang lemah, disebut demikian karena masih berupa dugaan yang belum teruji kebenarannya.

Menurut Sugiyono (2010:64), hipotesis penelitian adalah: “Penelitian yang

menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis.Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif”.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka Penulis mencoba merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut:

Hipotesis : Pengaruh struktur modal dan beban pajakberpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan

Struktur Modal

Sharma, K Anil (2006) Liliana, Yogantara (2010) Kusumajaya (2011)

Kinerja Perusahaan

(56)

43 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian menurut Husein Umar (2005:303) menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan.Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.

Sesuai dengan pengertian diatas bahwa pengertian objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi sasaran dalam penelitian ilmiah.Objek Penelitian ini adalah Struktur Modal, Beban Pajakdan Kinerja Keuangan Perusahaan.Penelitian ini dilakukan pada Bank BUMN sesuai tujuan penelitian ini bahwa untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan beban pajak terhadap kinerja keuangan perusahaan.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Deskriptif dan metode Verifikatif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik ( angka ) dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

(57)

data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.

Sedangkan menurut Masyhuri (2008:45)Penelitian verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan ditempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupannya.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik.Penelitian ini digunakan untuk menguji perubahan variabel X1, X2

terhadap Y yang diteliti.Verifikatif berarti menguji teori yang dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Dalam penelitian ini objek yang akan diuji dan diambil hipotesis apakah diterima atau ditolak dengan menggunakan metode deskriptif verifikatif yaitu pengaruh struktur modal dan beban pajak terhadap kinerja keuangan perusahaan.

3.2.1Desain Penelitian

(58)

Untuk menggambarkan secara keseluruhan alur penelitian ini, peneliti membuat suatu desain penelitian.Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2011:30) adalah:

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian.

Dalam penelitian ini permasalahan yang akan analisis adalah pengaruh struktur modal dan beban pajak terhadap kinerja keuangan perusahaan di Bank BUMN. 2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Dalam penelitian ini yang diambil adalah struktur modal dan beban pajak.

3. Menetapkan rumusan masalah.

Dalam penelitian ini rumusan masalahnya yaitu : 1. Bagaimana struktur modal di Bank BUMN

2. Bagaimana beban pajak karyawan di Bank BUMN 3. Bagaimana kinerja keuangan di Bank BUMN

4. Berapa besar pengaruh struktur modal dan beban pajak terhadap kinerja keuangan Bank BUMN

5. Menetapkan tujuan penelitian.

Tujuan penelitian dalam penelitian ini yaitu ingin menganalisis seberapa besar pengaruh struktur modal dan beban pajak karyawan terhadap kinerja keuangan perusahaan di Bank BUMN.

(59)

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Pengaruh struktur modal dan beban pajak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan

7. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Struktur Modal dan Beban Pajak, sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah Kinerja Keuangan Perusahaan.

8. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.

Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan, teknik penentuan sampelnya terdiri dari populasi dan sampel. Populasinya laporan laba rugi Bank BUMN. sejak periode listing di BEI di tahun 2002 yaitu 10 tahun, sedangkan sampelnya yaitu laporan keuangan Bank BUMN sejak tahun 2002 hingga 2011 atau sebanyak 10 tahun, teknik pengumpulan data diperoleh dari dokumentasi dan studi kepustakaan.

9. Melakukan analisis data.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

(60)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis dan indikator dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini. Variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu:

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).Sesuai dengan judul yang peneliti ajukan, maka yang menjadi variabel bebas yaitu Struktur Modal dan Beban Pajak.Struktur Modal menurut (Martono dan Agus, 2007)adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal secara keseluruhan atau biaya modal rata-rata.Beban Pajak menurut (Waluyo, 2008:215 )adalahjumlah agregat pajak kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam penghitungan laba atau rugi pada satu periode (PSAK 46).Beban Pajak adalah jumlah agregat pajak kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam penghitungan laba rugi akuntansi pada suatu atau dalam periode berjalan sebagai beban atau penghasilan.

2. Variabel Dependen

(61)

dependen yaitu kinerja keuangan perusahaan. Kinerja Keuangan perusahaan menurut (Sutrisno, 2009:53) adalah prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Indikator an Ukuran

Struktur Modal

(62)

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Sumber data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan. Definisi data primer dan data sekunder menurut Jonathan Sarwono (2006:209) adalah sebagai berikut:

“Data primer berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui wawancara

dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam penelitiannya. Data dapat

direkam atau dicatat oleh peneliti.”

“Data sekunder berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh

oleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan. Data ini biasanya

berasal dari data primer yang sudah diolah oleh peneliti sebelumnya.”

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010:215) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

(63)

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yangdimiliki oleh populasi tersebut.

Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi harus dilakukan dengan teknik pengambilan sampling yang tepat.Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonprobability sampling.

Menurut Sugiyono (2010:84) nonprobability sampling adalah Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatansama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadisampel.

Teknik nonprobability sampling yang digunakan penulis dalam penelitianini yaitu dengan menggunakan teknik sampling purposive.

Pengertian sampling purposive menurut Sugiyono (2010:85)adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Dengan demikian sampel yang diambil oleh penulis adalah Laporan Keuangan Bank BTN sejak tahun 2002 hingga 2011 dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. Data yang diambil merupakan laporan keuangan Bank BUMNyang merupakan sumber informasi keuangan tahunan.

2. Data yang diambil adalah data yang sudah diaudit.

Gambar

TABEL
Tabel 1.1
Gambar 1.1 Paradigma Pemikiran
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

Referensi

Dokumen terkait

pengembangan dari istilah Satu Jalan yakni apabila biji terakhir yang disebarkan ke semua lubang kecuali lubang induk milik lawan, jatuh pada lubang yang memiliki

Pada proses utama, komputasi menggunakan metode Template Matching dan Hamming Distance, pola wajah akan dilatih untuk mendapatkan sebuah matriks bobot, yang selanjutnya

Bangunan di kawasan Ba- luwarti, bangunan utama Keraton Kasunanan, bangunan tempat para pejabat keraton serta para pung- gawa dan abdi dalem masih terjaga keasliannya

Komposisi vegetasi gulma yang ditemukan pada 3 lokasi penelitian yaitu 39 jenis termasuk dalam 15 famili. Keragaman gulma didominasi oleh famili Poaceae dan

Hal ini sesuai dengan hasil studi yang dilakukan oleh (Lingga et al., 2020), bahwa tampilan animasi dapat menembus ruang waktu, artinya antara penyaji dan

Berdasarkan integrasi struktur geologi terhadap situs-situs di Kawasan Huu tersebut, maka dihasilkan data mengenai pemilihan lokasi situs yang terletak pada bagian yang

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengkaji dan menganalisa permasalahan yang telah dirumuskan, yakni untuk mengkaji dan menganalisa tentang perjanjian

System EMS pada mobil bensin bermanfaat terutama untuk mengurangi emisi gas buang sehingga lebih ramah lingkungan, hemat bahan bakar, performa mesin yang