• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Penerapan Beban Kerja yang Optimal dan Di Evaluasi dengan Metode ECPM dan ECPT Serta Strain Physiology Pekerja pada Proses Produksi Di CV. Aneka Jaya Gypsum Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Studi Penerapan Beban Kerja yang Optimal dan Di Evaluasi dengan Metode ECPM dan ECPT Serta Strain Physiology Pekerja pada Proses Produksi Di CV. Aneka Jaya Gypsum Medan"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

?? ySTUDI PENERAPAN BEBAN KERJA YANG OPTIMAL DAN DI EVALUASI DENGAN METODA ECPM DAN ECPT SERTA

STRAIN PHYSIOLOGYPADA PROSES PRODUKSI DI CV. ANEKA JAYA GYPSUM MEDAN

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

ANDRICO FERDIAN NIM. 060403025

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

(2)

STUDI PENERAPAN BEBAN KERJA YANG OPTIMAL DAN DI EVALUASI DENGAN METODA ECPM DAN ECPT SERTA

PHYSIOLOGY STRAIN PADA PROSES PRODUKSI DI CV. ANEKA JAYA GYPSUM MEDAN

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

ANDRICO FERDIAN NIM. 060403025

Disetujui oleh :

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

(Ir. Sugiarto Pujongkoro, MM) (Ir. Anizar, M.Kes)

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Tugas Akhir merupakan salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi oleh

mahasiswa Teknik Industri untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.

Penulis melaksanakan Tugas Akhir di CV. Aneka Jaya Gypsum Medan

yang bergerak di bidang pembuatan Paving Block. Tugas Akhir ini berjudul

“Studi Penerapan Beban Kerja yang Optimal dan Di Evaluasi dengan Metode

ECPM dan ECPT Serta Strain Physiology Pekerja pada Proses Produksi Di CV.

Aneka Jaya Gypsum Medan.”

Dalam penyajian penyusunan Tugas Akhir ini, penulis telah berusaha

menguraikannya dengan sistematis. Namun disadari masih banyak

kekurangannya, hal ini disebabkan keterbatasan baik dari segi pengetahuan,

waktu, materi, serta pengalaman yang dimiliki. Oleh sebab itu, segala kritik dan

saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan dari semua pihak guna

perbaikan pada pengerjaan laporan tugas sarjana dan juga untuk kesempurnaan

tulisan ini ke depannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Medan, Mei 2011

(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak mendapat bimbingan

dan motivasi dari berbagai pihak, baik berupa materiil, spiritual, informasi

maupun administrasi. Oleh karena itu, sudah selayaknya penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua (Bapak Hasmardi dan Ibu Mardiati), saudara-saudara (Rina

Fransisca S.Kom dan Nila Permata Sari Amd. Kep), dan seluruh keluarga

besar penulis sebagai sumber inspirasi yang selalu memberikan dukungan dan

doa bagi penulis.

2. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri

Universitas Sumatra Utara.

3. Bapak Ir. Sugiharto Pujongkoro, MM, selaku koordinator Tugas Akhir dan

juga sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,

pengarahan, dan masukan yang sangat berharga.

4. Ibu Ir. Anizar, M.Kes, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

banyak waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan memberi masukan yang

sangat berharga.

5. Bapak Aulia Ishak, S.T., M.T. selaku Koordinator Tugas Akhir yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dalam pengajuan judul Tugas Sarjana.

6. Bapak Ir. A. Jabbar M. Rambe, M.Eng. selaku Ketua Bidang Ergonomi dan

Dasar Perancangan Sistem Kerja yang telah memberikan dukungan dan arahan

(5)

7. Bapak Agung selaku Pembimbing Lapangan dan selaku pemilik CV. Aneka

Jaya Gypsum Medan yang memberi dukungan dan informasi mengenai

kondisi pabrik.

8. Para karyawan di CV. Aneka Jaya Gypsum Medan yang telah memberi

informasi dalam hal pengambilan data.

9. Ahmad Fauzi Alkaromi ST, selaku teman seperjuangan dalam melakukan

penelitian di CV. Aneka Jaya Gypsum Medan yang telah banyak membantu

dalam menyelesaikan laporan ini.

10.Kepada teman penulis, khususnya Rudi Ari Aslam, Tengku Fuad Maulana,

Risky Hidayat, Gigih Wicaksono Adhi, Said Alfandri yang selalu dekat

dengan penulis, baik senang maupun susah.

11.Kepada rekan-rekan seperjuangan di Laboratorium Tataletak Pabrik dan

Pemindahan Bahan, Andi Veriko Sitanggang ST, Damayanti Nasution ST,

Astrina Kaban, Viva Surensia Damanik ST, Marwan Lubis ST, Mastora

Siahaan ST, Ellise Citra ST, Erwin Haryantan ST, Hela ST, Suwandi ST dan

Asisten junior 2007 yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan

Tugas Akhir ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

12.Teman-teman angkatan 2006, Dian Amru Damanik, Dendi Rinaldi, Andi

Candra Wijaya ST, M. Iman Risky ST, OK Rahma Putri ST, Delfandi Putra

Siregar ST, Arif Fadillah ST, Helga Yulanda, Budi Arianto ST, Joko

Purnomo, dan selurih teman-teman angkatan 2006 lainnya.

13.Seluruh pihak yang tidak dapat dituliskan satu per satu, namun telah

(6)

DAFTAR ISI

BAB Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

ABSTRAK ... xviii

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ... I-1

1.2. Rumusan Masalah... I-3

1.3. Tujuan Penelitian ... I-4

1.3.1. Tujuan Umum ... I-4

1.3.2. Tujuan Khusus ... I-4

1.4. Manfaat Penelitian ... I-4

1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-5

(7)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB Halaman

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Industri Perusahaan ... II-1

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1

2.3. Tenaga Kerja ... II-2

2.4. Proses Produksi ... II-3

2.4.1. Bahan-Bahan yang Digunakan ... II-7

2.4.1.1. Bahan Baku... II-7

2.4.1.2. Bahan Penolong ... II-7

2.4.2. Metode Kerja ... II-7

2.4.3. Mesin dan Peralatan ... II-8

III LANDASAN TEORI

3.1. Ergonomi ... III-1

3.1.1. Konsep Keseimbangan dalam Ergonomi ... III-2

3.2. Fisiologi ... III-5

3.3. Beban Kerja Fisik ... III-6

3.4. Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja ... III-7

3.4.1. Beban Kerja oleh Karena Faktor Eksternal ... III-7

(8)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB Halaman

3.5. Penilaian Beban Kerja Fisik ... III-10

3.5.1. Pemulihan Energi Saat Istirahat ... III-16

3.5.2. Periode Istirahat ... III-17

3.5.3. Pengaruh Waktu Kerja dan Waktu Istirahat ... III-18

3.5.4. Penentuan Waktu Istirahat dengan

Menggunakan Pendekatan Fisiologis ... III-19

3.6. Standar untuk Energi Kerja ... III-20

3.7. Fisiologi Tubuh Saat Bekerja dan Istirahat ... III-25

3.7.1. Penentuan Waktu Kerja dan Waktu Istirahat ... III-26

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV- 1

4.2. Rancangan Penelitian ... IV- 1

4.3. Objek Penelitian ... IV-1

4.4. Kerangka Konsep ... IV-2

4.5. Identifikasi Variabel penelitian ... IV-2

4.6. Populasi dan Sampel Penelitian ... IV-3

4.6.1. Populasi ... IV-3

(9)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB Halaman

4.7. Teknik Sampling yang Digunakan ... IV-3

4.8. Sumber Data ... IV-4

4.9. Instrumen Penelitian ... IV-5

4.10. Metode Pengumpulan Data ... IV-6

4.11. Prosedur Penelitian ... IV-7

4.12. Pengolahan Data ... IV-8

4.12.1. Metode Penilaian Tidak Langsung... IV-9

4.12.2. Metode Penilaian Langsung ... IV-11

4.12.3. Perhitungan Jumlah Konsumsi Energi ... IV-12

4.12.4. Perhitungan Estimate Energy Requirement (EER). IV-13

4.12.5. Penentuan Standart Deviasi ... IV-15

4.12.6. Perhitungan ECPT dan ECPM ... IV-15

4.13. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-17

4.14. Kesimpulan dan Saran ... IV-18

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data ... V- 1

5.1.1. Elemen Kegiatan Pada Kondisi Awal... V-1

(10)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB Halaman

5.1.3. Layout Pabrik ... V-6

5.1.4. Data Pekerja ... V-6

5.2. Pengolahan Data ... V-10

5.2.1. Penilaian Beban Kerja Dengan Metode Tidak

Langsung ... V-10

5.2.1.1. Perhitungan %CVL... V-20

5.2.2. Penilaian Beban Kerja Dengan Metode Langsung ... V-24

5.2.4. Perhitungan Estimate Energy Requirement (EER)... V-28

5.2.5. Perhitungan Standart Deviasi Tiap Pengukuran ... V-31

5.2.5.1. Perhitungan Standar Deviasi pada Pengukuran

Suhu Inti Tubuh ... V-31

5.2.5.2. Perhitungan Standar Deviasi pada

Pengukuran Denyut Nadi ... V-37

5.2.6. Perhitungan ECPT dan ECPM ... V-43

5.2.6.1. Perhitungan ECPT ... V-44

5.2.6.2. Perhitungan ECPM ... V-46

5.2.7. Physiology Strain Index (PSI) Tiap Pekerja ... V-49

(11)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB Halaman

VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Metode Penilaian Tidak Langsung ... VI-1

6.2. Analisis Metode Penilaian Langsung ... VI-3

6.3. Analisis Pengukuran Suhu Inti Tubuh dan Denyut Nadi ... VI-4

6.3.1. Analisis Pengukuran Suhu Inti Tubuh ... VI-4

6.3.2. Analisis Pengukuran Denyut Nadi ... VI-4

6.4. Analisis Perhitungan ECPT dan ECPM ... VI-5

6.5. Analisis Hasil Rancangan ... V-9

VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1

7.2. Saran ... VII-2

(12)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi CV. Aneka Jaya Gypsum ... II-2

2.2. Block Diagram Pembuatan Paving Block ... II-5

2.3. Assembly Process Chart Pembuatan Paving Block ... II-6

3.1. Keseimbangan Dalam Ergonomi ... III-3

3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekuatan dan Kapasitas untuk

Melakukan Pekerjaan ... III-7

3.3. Proses Metabolisme Tubuh ... III-15

4.1. Kerangka Konsep Penelitian ... IV-2

4.2. Block Diagram Prosedur Penelitian ... IV-8

4.3. Block Diagram Pengolahan Data ... IV-9

5.1. Pekerja Membersihkan Cetakan dengan Menggunakan Kuas ... V-1

5.2. Pekerja Memasukkan Pasir Merah Ke Dalam Cetakan ... V-2

5.3. Pekerja Mengangkut Bahan Ke Cetakan ... V-2

5.4. Pekerja Memasukkan Campuran Pasir dan Semen Ke Cetakan ... V-3

5.5. Pekerja Mencetak Paving Block Dengan Mesin Press ... V-3

5.6. Pekerja Mengangkat Paving Block Dari Cetakan ... V-4

5.7. Pekerja Meletakkan Hasil Cetakan Ke Tempat penyusunan ... V-4

(13)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

GAMBAR HALAMAN

5.9. Layout Stasiun Pencetakan ... V-6

5.10. Representasi Grafis Perbedaan ECPT dan ECPM ... V-44

5.12. Peta Kontrol Dimensi Tinggi Popliteal ... V-58

6.1. Hasil Analisis Representasi Grafis Perbedaan ECPT dan ECPM... VI-6

6.2. Mesin Cetak Aktual ... VI-10

6.3. Mesin Cetak Paving Block ... VI-12

6.4. Mesin Cetak Paving Block Tampak Depan ... VI-12

6.5. Mesin Cetak Paving Block Tampak Samping ... VI-13

(14)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1. Jumlah Unit Produk dan Target Produksi/Hari CV. Aneka Jaya

Gypsum Medan ... I-3

2.1. Produk yang Dihasilkan Di CV. Aneka Jaya Gypsum ... II-2

3.1. Kategori Kerja Berdasarkan Metabolisme, Respirasi, Suhu Tubuh

dan Denyut Jantung ... III-11

3.2. Kategori Beban Kerja yang Disesuaikan Dengan Energi Kerja ... III-23

3.3 Physical Activity Factor untuk Perhitungan EER ... III-24

3.4. Kategori Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi ... III-27

3.5. Kriteria Strain Fisiologis ... III-29

4.1. Physical Activity Factor untuk Perhitungan EER ... IV-16

4.2. Kriteria Strain Fisiologis ... IV-19

5.1. Data Pekerja Pada Pencetakan Paving Block ... V-7

5.2. Hasil Pengukuran Denyut Nadi Pekerja ... V-8

5.3. Hasil Pengukuran Suhu Inti Tubuh Pekerja ... V-9

5.4. Hasil Pengukuran Denyut Nadi, Lima Menit Terakhir, Sesaat Setelah

Aktivitas Berakhir Untuk Penentuan ECPT dan ECPM ... V-9

5.5. Data Waktu 10 Denyut Nadi Pekerja Bagian Pencetakan ... V-11

5.6. Hasil Perhitungan Denyut Nadi Dengan Metode 10 Denyut ... V-18

5.7. Rekapitulasi Denyut Nadi Pekerja Bagian Pencetakan ... V-19

(15)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.9. Denyut Nadi Pemulihan Pekerja Per 30 Detik ... V-22

5.10. Denyut Nadi Pemulihan Pekerja Per Menit ... V-23

5.11. Hasil Penilaian Metode Tak Langsung Pekerja ... V-24

5.12. Konsumsi Oksigen Pekerja Bagian Pencetakan ... V-25

5.13. Konsumsi Oksigen Pekerja Dalam L/Min ... V-25

5.14. Kategori Beban Kerja Yang Disesuaikan Dengan Energi Kerja ... V-28

5.15. Rekapitulasi Perhitungan Jumlah Energi ... V-28

5.16. Physical Activity Factor Untuk Perhitungan EER ... V-29

5.17. Hasil Pengukuran Suhu Inti Tubuh Pada Pengukuran I ... V-32

5.18. Hasil Pengukuran Suhu Inti Tubuh Pada Pengukuran II ... V-33

5.19. Hasil Pengukuran Suhu Inti Tubuh Pada Pengukuran III ... V-34

5.20. Hasil Pengukuran Suhu Inti Tubuh Pada Pengukuran IV ... V-35

5.21. Hasil Pengukuran Suhu Inti Tubuh Pada Pengukuran V... V-36

5.22. Hasil Pengukuran Denyut Nadi Pada Pengukuran I... V-37

5.23. Hasil Pengukuran Denyut Nadi Pada Pengukuran II ... V-38

5.24. Hasil Pengukuran Denyut Nadi Pada Pengukuran III ... V-39

5.25. Hasil Pengukuran Denyut Nadi Pada Pengukuran IV ... V-40

5.26. Hasil Pengukuran Denyut Nadi Pada Pengukuran V ... V-41

5.27. Hasil Pengukuran Denyut Nadi Pekerja Selama Lima Kali

(16)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.28. Rekapitulasi Hasil Perhitungan ECPT dan ECPM Tiap Pekerja ... V-47

5.29. Kriteria Strain Fisiologis (Physiology Strain Index) ... V-49

5.30. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Menggunakan PSI ... V-54

5.31. Data Dimensi Tubuh Operator ... V-54

5.32. Data Dimensi Tubuh Tambahan dari Laboratorium E dan APK ... V-55

5.33. Uji Keseragaman Data Antropometri ... V-58

5.34. Uji Kecukupan Data Antropometri ... V-60

6.1. Rekapitulasi Perhitungan %CVL Stasiun Pencetakan ... VI-1

6.2. Hasil Penilaian Metode Tak Langsung Pekerja ... VI-2

6.3. Hasil Penilaian Metode Langsung Pekerja ... VI-3

6.4. Hasil Pengukuran Denyut Nadi Selama Tiga Kali Pengukuran ... VI-5

6.5. Rekapitulasi Hasil Perhitungan ECPM dan ECPT... VI-6

6.6. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Menggunakan PSI ... VI-8

(17)

ABSTRAK

Besar atau kecilnya beban kerja dapat mempengaruhi produktivitas seorang pekerja dilihat dari pendekatan fisiologis. Pendekatan fisiologis meliputi kebutuhan energi (Kkal/menit) dan energi yang mampu dihasilkan oleh masing-masing pekerja. Perusahaan Batako “Aneka Jaya Gypsum” merupakan sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang Industri Pembuatan berbagai jenis batako dan bahan baku bangunan. Kegiatan produksi di CV. Aneka Jaya Gypsum terdapat bagian pencetakan paving block dengan beban kerja tergolong berat. Setiap pekerja harus melakukan kegiatan mencetak paving block dengan posisi agak sedikit melompat, agar daya tekan maksimal. Kondisi lingkungan pabrik yang tidak baik, dimana lantai produksi berada diruangan terbuka dan hanya ditutupi atap, serta lantai hanya berupa tanah. Target produksi perhari terpenuhi sebanyak 700 pcs paving block, dimana pekerja hanya mampu menyelesaikan sebesar 500-600 pcs/hari. Dengan tidak terpenuhi nya target produksi, maka perlu dianalisis beban kerja dengan pendekatan fisiologis.

Metode yang digunakan adalah metode dengan pengamatan langsung variabel denyut nadi dan suhu inti tubuh, serta dievaluasi dengan pendekatan ECPT, ECPM serta Physiology Strain. Pengukuran variabel denyut nadi dan suhu inti tubuh dilakukan lima kali selama kegiatan produksi berlangsung, sebelum aktivitas, setelah satu sampai empat jam. Pengukuran denyut nadi pemulihan dilakukan lima menit terakhir, dimana denyut nadi pemulihan diukur pada 30 detik terakhir setiap menit. Beban kerja dan kemungkinan strain fisiologi dievaluasi berdasarkan klasifikasi beban kerja standar yang ada.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban kerja pada pencetakan tergolong sedang dengan jumlah denyut nadi 100-125 denyut/menit dan strain fisiologi 2-3. Akan tetapi strain fisiologis subjek ada kecendrungan meningkat bila lamanya pelaksanaan pekerjaan diperpanjang, karena ECPT lebih besar dari ECPM maka upaya-upaya intervensi untuk perbaikan terhadap pelaksanaan pekerjaan dapat diarahkan pada hal-hal yang berhubungan dengan iklim mikro setempat. Dari kesimpulan yang didapat dengan strain fisiologi kategori sedang, maka dapat dibuat suatu rancangan, yaitu berupa rancangan mesin pencetak paving block yang menggunakan prinsip-prinsip ergonomi. Dengan demikian, maka target produksi pun tercapai yaitu sekitar 700 pcs/hari untuk semua jenis paving block.

(18)

ABSTRAK

Besar atau kecilnya beban kerja dapat mempengaruhi produktivitas seorang pekerja dilihat dari pendekatan fisiologis. Pendekatan fisiologis meliputi kebutuhan energi (Kkal/menit) dan energi yang mampu dihasilkan oleh masing-masing pekerja. Perusahaan Batako “Aneka Jaya Gypsum” merupakan sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang Industri Pembuatan berbagai jenis batako dan bahan baku bangunan. Kegiatan produksi di CV. Aneka Jaya Gypsum terdapat bagian pencetakan paving block dengan beban kerja tergolong berat. Setiap pekerja harus melakukan kegiatan mencetak paving block dengan posisi agak sedikit melompat, agar daya tekan maksimal. Kondisi lingkungan pabrik yang tidak baik, dimana lantai produksi berada diruangan terbuka dan hanya ditutupi atap, serta lantai hanya berupa tanah. Target produksi perhari terpenuhi sebanyak 700 pcs paving block, dimana pekerja hanya mampu menyelesaikan sebesar 500-600 pcs/hari. Dengan tidak terpenuhi nya target produksi, maka perlu dianalisis beban kerja dengan pendekatan fisiologis.

Metode yang digunakan adalah metode dengan pengamatan langsung variabel denyut nadi dan suhu inti tubuh, serta dievaluasi dengan pendekatan ECPT, ECPM serta Physiology Strain. Pengukuran variabel denyut nadi dan suhu inti tubuh dilakukan lima kali selama kegiatan produksi berlangsung, sebelum aktivitas, setelah satu sampai empat jam. Pengukuran denyut nadi pemulihan dilakukan lima menit terakhir, dimana denyut nadi pemulihan diukur pada 30 detik terakhir setiap menit. Beban kerja dan kemungkinan strain fisiologi dievaluasi berdasarkan klasifikasi beban kerja standar yang ada.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban kerja pada pencetakan tergolong sedang dengan jumlah denyut nadi 100-125 denyut/menit dan strain fisiologi 2-3. Akan tetapi strain fisiologis subjek ada kecendrungan meningkat bila lamanya pelaksanaan pekerjaan diperpanjang, karena ECPT lebih besar dari ECPM maka upaya-upaya intervensi untuk perbaikan terhadap pelaksanaan pekerjaan dapat diarahkan pada hal-hal yang berhubungan dengan iklim mikro setempat. Dari kesimpulan yang didapat dengan strain fisiologi kategori sedang, maka dapat dibuat suatu rancangan, yaitu berupa rancangan mesin pencetak paving block yang menggunakan prinsip-prinsip ergonomi. Dengan demikian, maka target produksi pun tercapai yaitu sekitar 700 pcs/hari untuk semua jenis paving block.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pekerja atau operator memiliki peranan yang sangat penting didalam

meningkatkan produktivitas, baik produktivitas si pekerja tersebut maupun

produktivitas perusahaan, selain itu fasilitas-fasilitas pendukung yang digunakan

dalam membuat suatu produk. Menurunnya produktivitas dapat terjadi karena

faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang datang dari dalam

diri si pekerja, seperti kelelahan musculoskeletal, emosi, dan lain sebagainya.

Sedangkan dari faktor eksternal yang datang dari luar diri si pekerja, lingkungan

kerja, seperti pencahayaan, kebisingan, kelembaban, dan lain sebagainya.

Besar atau kecilnya beban kerja dapat mempengaruhi produktivitas

seorang pekerja dilihat dari pendekatan fisiologis. Pendekatan fisiologis meliputi

kebutuhan energi (Kkal/menit) dan energi yang mampu dihasilkan oleh

masing-masing pekerja.

Beban kerja pada proses produksi tergolong berat, yaitu lebih besar dari

350-500 Kkal/jam dan kondisi lingkungan dalam pabrik tidak baik, seperti lantai

pabrik hanya berupa tanah, dan hanya ditutupi dengan atap tanpa dibatasi

dinding.. Kecepatan pernafasan dipengaruhi oleh tekanan fisiologis, tekanan oleh

lingkungan, atau oleh tekanan akibat kerja keras, dimana ketiga tekanan tersebut

sama pengaruhnya. Apabila kecepatan denyut jantung seseorang meningkat, akan

(20)

terlalu panas. Dengan demikian, pengukuran berdasarkan kriteria Fisiologis dapat

digunakan apabila faktor-faktor yang berpengaruh tersebut kecil, atau situasi

kerjanya harus dalam keadaan normal.

Perusahaan Batako ”Aneka Jaya Gypsum” merupakan sebuah perusahaan

yang bergerak pada bidang Industri Pembuatan berbagai jenis batako dan bahan

baku bangunan. Kegiatan produksi di CV. Aneka Jaya Gypsum terdapat bagian

pencetakan paving block sebagai salah satu bagian yang sangat penting untuk

dapat menghasilkan paving block yang diinginkan. Target produksi perhari

terpenuhi sebanyak 700 pcs paving block. Pada kenyataannya, pekerja hanya

mampu menyelesaikan sebesar 500-600 unit pcs/hari. Kondisi aktualnya dalam

mencetak 1 pcs paving block, pekerja membungkuk pada saat mengambil

campuran pasir dan semen untuk dimasukkan ke dalam cetakan. Disebabkan

campuran pasir dan semen tersebut berada di lantai. Pada saat melakukan

pencetakan paving block dilakukan dengan menekan mesin cetakan tetapi posisi

pekerja dalam keadaan sedikit melompat pada saat menekan. Apabila dilakukan

secara terus menerus oleh pekerja, maka dapat menyebabkan kelelahan otot, dan

(21)

Tabel 1.1. Jumlah Unit Produk dan Target Produksi/Hari CV. Aneka Jaya Gypsum

No Jenis Produk Kondisi Aktual Target Produksi

1. Paving block bentuk segienam 500-600 pcs/hari 700 pcs/perhari

2. Paving block bentuk berlian 500-600 pcs/hari 700 pcs/perhari

3. Paving block bentuk kacang 500-600 pcs/hari 700 pcs/perhari

4. Paving block bentuk kombinasi 500-600 pcs/hari 700 pcs/perhari

Sumber : CV. Aneka Jaya Gypsum

Berdasarkan kenyataan tersebut di atas maka perlu dipandang untuk

mengadakan evaluasi secara objektif tentang besarnya beban kerja untuk

menentukan beban kerja yang optimal dilihat dari segi jumlah konsumsi energi

yang dibutuhkan, waktu istirahat, serta evaluasi beban kerja berdasarkan

pendekatan Extra Calorie Due To Peripheral Temperature (ECPT) dan Extra

Calorie Due To Peripheral Metabolism (ECPM) dalam melakukan aktivitas

produksi pada bagian pencetakan dan kemungkinan terjadinya strain fisiologis.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan

permasalahan yang dapat ditentukan dalam penelitian ini adalah tidak tercapai nya

target produksi yang dihasilkan oleh pekerja sehingga perlu di analisis beban kerja

dengan pendekatan fisiologis dan evaluasi dengan ECPM, ECPT dan physiologi

(22)

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah menentukan beban kerja

(workload) pekerja yang optimal pada stasiun pencetakan dan mengevaluasi

secara objektif tentang besarnya beban kerja dalam melakukan kegiatan

pencetakan dan kemungkinan terjadinya strain fisiologis pada pekerja.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi faktor-faktor fisik pekerja secara fisiologis pada stasiun

pencetakan dengan melihat faktor konsumsi energi.

2. Mengidentifikasi kebutuhan energi pekerja dalam melakukan proses

produksi pada stasiun pencetakan.

3. Membuat suatu rancangan terhadap masalah yang dihadapi agar dapat

memberikan suatu solusi agar beban kerja optimal.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Mahasiswa

Meningkatkan kemampuan bagi mahasiswa dalam menerapkan teori dan

metode ilmiah yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan dengan

(23)

2. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan bagi pihak perusahaan untuk dapat menerapkan

metode, sehingga dapat meningkatkan output produksi perusahaan.

3. Bagi Departemen Teknik Industri USU

Mempererat kerjasama antara perusahaan dengan Departemen Teknik

Industri, Fakultas Teknik USU dan sebagai tambahan informasi yang dapat

digunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan.

1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian

Batasan terhadap masalah yang akan dianalisis antara lain sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan di CV. Aneka Jaya Gypsum yang berlokasi di jalan

Kenanga Raya kelurahan Tanjung Sari Medan.

2. Metode kerja yang dianalisis hanya pada stasiun pencetakan.

3. Penentuan beban kerja pekerja menggunakan metode Penilaian Langsung

dan tidak langsung dengan menggunakan pendekatan Cardio Vascular

Load (CVL).

4. Penentuan jumlah konsumsi energi.

5. Pada penelitian ini faktor yang mempengaruhi beban kerja hanyalah faktor

internal yaitu umur.

6. Penilaian beban kerja dilakukan berdasarkan metabolisme tubuh yang

meliputi konsumsi oksigen, denyut nadi atau jantung.

7. Penentuan waktu istirahat pekerja agar tidak mengalami kelelahan kronis

(24)

8. Mengevaluasi beban kerja tiap pekerja dengan pendekatan Extra Calorie

Due To Peripheral Temperature (ECPT) dan Extra Calorie Due To

Peripheral Metabolism (ECPM) dan kemungkinan terjadinya strain

fisiologis berdasarkan angka Physiology Strain Index (PSI)

Adapun asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Pekerja yang akan diamati dalam penelitian ini diasumsikan sudah

terampil dengan pekerjaan yang dilakukan dan jumlahnya mencukupi.

2. Kondisi lingkungan kerja yang ada diasumsikan telah memenuhi

persyaratan kondisi lingkungan kerja yang baik dan layak seperti kondisi

kebisingan, pencahayaan, getaran, suhu, dan lainnya.

3. Semua peralatan yang digunakan dalam proses produksi, berada dalam

kondisi normal.

4. Proses produksi yang berlangsung dari awal sampai akhir proses dengan

jam kerja normal.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana

Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir ini

adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang permasalahan, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi masalah

yang digunakan dalam penelitian dan sistematika penulisan tugas

(25)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Memaparkan dan menjelaskan secara singkat tentang sejarah dan

gambaran umum perusahaan, struktur organisasi, manajemen

perusahaan serta proses produksi.

BAB III LANDASAN TEORI

Menampilkan teori-teori yang digunakan dalam analisis pemecahan

masalah. Teori tersebut berhubungan dengan beban kerja, konsumsi

energy, ECPT, ECPM dan Physiology Strain Sumber teori atau

literatur yang digunakan dapat berupa buku-buku, jurnal penelitian

dan tugas sarjana mahasiswa yang pernah mengangkat topik

permasalahan yang sama.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Menjelaskan tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan hingga

penyusunan laporan tugas akhir. Setiap tahap persiapan, studi

literatur, pengumpulan dan pengolahan data, pembahasan, penulisan

laporan hingga penulisan laporan akhir dijelaskan dan disajikan

dalam bentuk jadwal pelaksanaan tugas akhir.

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Melakukan pengumpulan data yang diperoleh dari penelitian berupa

data primer dan sekunder serta pengolahan data dengan metode yang

(26)

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Menganalisis hasil pengolahan data dan pembahasan pemecahan dari

masalah yang ada serta melakukan perbaikan terhadap masalah

tersebut.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Memberikan kesimpulan yang didapat dari hasil pemecahan masalah

(27)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Industri

CV. Aneka Jaya Gypsum merupakan sebuah industri yang bergerak di

bidang pembuatan berbagai jenis paving block dan bahan baku bangunan.

Perusahaan tersebut dipimpin oleh Bapak Agung selaku pendiri dan pemilik.

Industri ini berada di Tanjung Sari pasar 6 Jalan Kenanga Raya, Medan. Industri

ini didirikan sejak Tahun 2000.

CV. Aneka Jaya Gypsum bertindak sebagai produsen dan distributor.

Harga produk yang ditawarkan cukup bersaing dengan industri sejenis yang

banyak terdapat di daerah tersebut.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Industri ini memiliki produk yang bervariasi. Hal ini bertujuan agar

konsumen memiliki keinginan yang berbeda-beda. Produk-produk ini memiliki

bahan baku yang hampir serupa. Perbedaan yang mendasar hanya dari segi bentuk

(28)

Tabel 2.1. Produk Yang Dihasilkan di CV. Aneka Jaya Gypsum

No Jenis Produk Target Produksi

1. Paving block bentuk segienam 700 pcs/perhari

2. Paving block bentuk berlian 700 pcs/perhari

3. Batu bata 500 pcs/perhari

4. Paving block bentuk kacang 700 pcs/perhari

5. Paving block bentuk kombinasi 700 pcs/perhari

6. Tabung untuk sumur 2 pcs/perhari

Sumber : CV. Aneka Jaya Gypsum

2.3. Tenaga Kerja

Sesuai dengan struktur organisasi yang berbentuk sederhana (simple),

maka industri ini dipimpin langsung oleh pemilik. Bapak Agung memegang

peranan penting dan sebagai penanggung jawab mutlak atas semua kegiatan

produksi hingga pemasaran pada CV. Aneka Jaya Gypsum. Struktur organisasi

pada CV. Aneka Jaya Gypsum dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Struktur Organisasi CV. Aneka Jaya Gypsum

PIMPINAN INDUSTRI

(29)

Industri ini memiliki beberapa orang pekerja dengan tugas yang

berbeda-beda namun tidak mengikat. Dengan kata lain para pekerja tidak memiliki

tanggung jawab secara khusus dan tetap, tetapi dapat berpindah tanggung jawab

dan pekerjaan dilakukan sesuai kebutuhan industri. Dari hasil pengamatan, para

pekerja dapat dirinci sebagai berikut:

1. Jumlah pekerja yang bekerja di lantai produksi paving block sebanyak 4 orang

pada bagian pencetakan dan 1 orang pekerja wanita bertugas sebagai

pengawas. Pekerja wanita mengerjakan pekerjaan yang bersifat ringan, dengan

metabolism basal 1,4 kkal/menit, sedangkan pekerja pria mengerjakan

pekerjaan yang membutuhkan tenaga dengan metabolisme basal 1,7

kkal/menit.

2. Jumlah pekerja pada bagian penjualan dan transport sebanyak 3 orang. Ketiga

orang ini adalah pria, bertanggung jawab untuk mengantar barang pesanan

pembeli dan bernegoisasi dengan pembeli bersama pemilik industri untuk

melakukan transaksi.

Jumlah keseluruhan pekerja adalah 8 orang dengan perincian 7 orang pria dan

1 orang wanita. Kegiatan proses produksi dimulai pukul 8 pagi sampai pukul 4

sore dengan jam istirahat dari pukul 12.00 sampai pukul 13.00 siang.

2.4. Proses Produksi

Paving block adalah batu untuk membangun rumah atau gedung. Paving

(30)

paving block teras. Namun, dengan kualitas yang berbeda paving block press abu

batu mempunyai kualitas yang sangat baik, berbeda dengan paving block teras.

Adapun proses produksi paving block adalah sebagai berikut:

1. Pasir diayak untuk mendapatkan pasir yang halus

2. Pasir dan semen diaduk sampai rata dengan menambahkan air

3. Adonan pasir, semen, dan air tersebut diaduk kembali sehingga didapat bahan

baku yang siap dipakai.

4. Bahan baku yang siap dipakai ditempatkan di mesin pencetak paving block

dengan menggunakan sekop dan di atasnya dapat ditambahkan pasir halus

hasil ayakan (bergantung pada jenis produk paving block yang dibuat).

5. Dengan menggunakan lempengan besi khusus kemudian ditekan sampai padat

dan rata dengan mekanisme tekan pada mesin cetak

6. Paving block mentah yang sudah jadi tersebut kemudian dikeluarkan dari

cetakan dengan cara menempatkan potongan papan di atas seluruh permukaan

alat cetak.

7. Kemudian alat cetak dibalik secara hati-hati dengan skala produksi dan

keunggulan produk akhir sehingga paving block mentah tersebut keluar dari

alat cetaknya.

8. Proses berikutnya adalah mengeringkan paving block mentah dengan cara

diangin-anginkan atau dijemur di bawah terik matahari sehingga didapat

(31)

Hasil produksi paving block sebelum dipasarkan harus menjalani

pengujian mutu yang meliputi:

a. pengujian ukuran dan tampak luar

b. pengujian daya serap, dan

c. pengujian kuat tekan

Proses Pembuatan Paving Block dapat dilihat pada Block Diagram pada

(32)

Pasir Semen

Diaduk sampai rata dengan mesin pengaduk

Air

Diaduk lagi dengan mesin pengaduk

Pasir halus hasil ayakan dengan mesin pengayak

Dicetak dengan mesin pencetak

Dikeluarkan dari mesin pencetak

Batako atau bermacam-macam bentuk paving block

Uji kualitas cetakan (kuat dan tegangan tekan, ukuran dimensi dan tampak luar, daya serap)

Dikeringkan dengan cara diangin-anginkan atau dijemur dibawah terik matahari.

Batako atau bermacam-macam bentuk paving block

Produk cetakan berkualitas Produk cacat

[image:32.595.124.539.141.654.2]

Didistribusikan atau dipasarkan

(33)

Skala produksi dan keunggulan produk akhir paving block yang dihasilkan

dengan sistem produksi ini mempunyai kelebihan bentuk cetakan lebih bagus,

permukaan lebih rata dan pori-porinya lebih rapat sehingga kuat tekan dan

tegangan tekannya lebih tinggi serta tidak mudah retak. Di samping itu dengan

sistem produksi ini skala produksi harian dapat ditingkatkan dari 200-250 buah

paving block/hari (dengan sistem produksi manual). Assembly Process Chart

Pembuatan Paving Block di CV. Aneka Jaya Gypsum dapat dilihat pada Gambar

(34)

ASSEMBLY PROCESS CHART

Tanggal Dipetakan : 20 Februari 2011 Pekerjaan :

Peta Sekarang

Dipetakan Oleh : Andrico Ferdian Usulan

Pembuatan Paving Block

Keterangan Peta Transportasi Storage Operasi Inspeksi Simbol Jumlah 5 0 6 7 Pasir Tempat Penimbunan Pasir Dibawa ke Stasiun Pencetakan Dengan Beko Semen Gudang Dibawa ke Stasiun Pencetakan Dengan Beko Pasir Merah Gudang Semen Dibawa ke Stasiun Pencetakan Dengan Beko Diayak Dicampur Dimasukan ke Mesin Cetak dengan Sekop Kecil Dicetak Dipindahkan Ke Tempat Penumpukan Batako Dijemur

Disiram Dengan Air

Dijemur

Dibawa Ke Tempat Penyimpanan

Disimpan di Gudang Bahan Jadi

S-1 S-2 S-3

T-1 T-2 T-3

[image:34.595.115.471.118.551.2]

O-1 O-2 T-4 O-3 T-5 O-4 O-5 O-6 T-6 S-4 Air S-5 T-7 Tempat Penyimpanan Air Dibawa ke Stasiun Pencetakan Dengan Beko

(35)

2.4.1. Bahan-Bahan Yang Digunakan 2.4.1.1.Bahan Baku

Dalam proses produksi pembuatan paving block ini menggunakan bahan

baku pasir dan semen yang diperoleh dari pemasok. Bahan baku ini dipesan dalam

jumlah besar untuk beberapa hari.

2.4.1.2.Bahan Penolong

1. Air

Fungsi air yaitu untuk membantu proses penyatuan pasir dan semen yang ada.

2. Pasir merah

Fungsi pasir merah adalah untuk memberi warna merah pada paving block

yang dihasilkan.

2.4.2. Metode Kerja

Adapun metode kerja yang digunakan dalam membuat paving block, yaitu:

1. Mengambil pasir dengan beko

2. Mengayak pasir

3. Mengambil semen

4. Menuang semen ke atas pasir

5. Mengambil air

6. Mencampur sedikit air, pasir, dan semen menggunakan sekop

7. Menyiapkan cetakan (mengoleskan oli bila perlu)

(36)

9. Memasukkan bahan ke dalam cetakan

10. Meratakan cetakan

11. Melakukan proses pencetakan

12. Mengeluarkan paving block dari cetakan

13. Memindahkan paving block ke tempat peletakan

14. Mengulangi kegiatan no.6 sampai no.12 hingga paving block dirasa cukup.

15. Setelah jumlah paving block dirasa cukup, maka paving block dipindahkan ke

tempat penjemuran

16. Menyiram paving block dengan air

17. Menjemur paving block hingga kering

2.4.3. Mesin dan Peralatan

Jumlah dan spesifikasi mesin dan peralatan yang terdapat pada CV. Aneka

Jaya Gypsum adalah sebagai berikut :

1. Mesin Press

Kapasitas = 1 cetakan

Jumlah = 1 unit

Tenaga = Manual

Fungsi = mengepres campuran bahan menjadi Paving block

2. Kuas

Jumlah = 1 buah

(37)

3. Oli bekas

Jumlah = Secukupnya

Fungsi = Melumasi cetakan

4. Beko

Jumlah = 3

Fungsi = Mengangkut pasir ke stasiun pencetakan

5. Cangkul

Jumlah = 3

Fungsi = Mencampur bahan-bahan dan menuang pasir ke beko

6. Sekop

Jumlah = 3

(38)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Ergonomi

Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang secara sistematis

memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan

manusia untuk merancang sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja

pada sistem itu dengan baik yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui

pekerjaan itu dengan efektif, aman, nyaman, sehat dan efisien1

1. Penyelidikan tentang tampilan (display)

.

Pada penerapan ergonomi, diperlukan informasi yang lengkap mengenai

kemampuan manusia dengan segala keterbatasannya. Salah satu usaha untuk

mendapatkan informasi tersebut adalah dengan melakukan

penyelidikan-penyelidikan. Berkaitan dengan bidang penyelidikan yang dilakukan, ergonomi

dikelompokkan atas 4 bidang penyelidikan yaitu :

Tampilan (display) adalah suatu perangkat antara (interface) yang

menyajikan informasi tentang keadaaan lingkungan dan kemudian

mengkomunikasikannya pada manusia dalam bentuk tanda-tanda,

angka-angka, lambang dan sebagainya. Informasi tersebut dapat disajikan dalam

bentuk dinamis yang menggambarkan perubahan menurut waktu sesuai

dengan variabelnya, misalnya speedometer.

1

(39)

2. Penyelidikan tentang kekuatan fisik manusia

Penyelidikan tentang kekuatan fisik manusia dilakukan ketika manusia

mulai melakukan aktivitas kerja dan kemudian dipelajari cara mengukur

aktivitas-aktivitas tersebut. Penyelidikan ini juga mempelajari perancangan

objek serta peralatan yang sesuai dengan kemampuan fisik manusia pada

saat melakukan aktivitasnya.

3. Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja

Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja bertujuan untuk mendapatkan

rancangan tempat kerja yang sesuai dengan ukuran (dimensi) tubuh

manusia, agar diperoleh tempat kerja yang baik yang sesuai dengan

kemampuan dan keterbatasan manusia.

4. Penyelidikan tentang lingkungan kerja

Penyelidikan tentang lingkungan kerja meliputi kondisi fisik tempat kerja

dan fasilitas kerja, seperti pengaturan cahaya, kebisingan, temperatur,

getaran, dan lain-lain yang dianggap dapat mempengaruhi tingkah laku

manusia.

3.1.1. Konsep Keseimbangan Dalam Ergonomi

Ergonomi merupakan suatu ilmu, seni dan teknologi yang berupaya untuk

menyerasikan alat, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan

(40)

tanpa pengaruh buruk dari pekerjaannya. Dari sudut pandang ergonomi, antara

tuntutan tugas dengan kapasitas kerja harus selalu dalam garis keseimbangan

sehingga dicapai performansi kerja yang tinggi. Dalam kata lain, tuntutan tugas

tidak boleh terlalu rendah (underload) dan juga tidak boleh terlalu berlebihan

(overload). Karena keduanya, baik underload maupun overload akan

menyebabkan stress. Konsep keseimbangan antara kapasitas kerja dengan tuntutan

tugas tersebut dapat diilustrasikan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Keseimbangan Dalam Ergonomi

(sumber: Manuaba, 2000 dalam Tarwaka, dkk 2004 : 8)

a. Kemampuan Kerja (Work Capacity)

1. Personal Capacity (Karakteristik Pribadi); meliputi faktor usia, jenis

kelamin, antropometri, pendidikan, pengalaman, status sosial, agama dan

kepercayaan.

2. Physicological Capacity (Kemampuan Fisiologis); meliputi kemampuan

(41)

3. Biomechanical Capacity (Kemampuan Biomekanik) berkaitan dengan

kemampuan dan daya tahan sendi dan persendian, tendon dan jalinan

tulang.

b. Tuntutan Tugas (Task Demand)

1. Task and Material Characteristic (Karakteristik tugas dan Material);

ditentukan oleh karakteristik peralatan dan mesin, tipe, kecepatan dan

irama kerja.

2. Organization Characteristic; berhubungan dengan jam kerja dan jam

istirahat, shift kerja, cuti dan libur, manajemen.

3. Environmental Characteristic; berkaitan dengan teman setugas, kondisi

lingkungan kerja fisik, norma, adat kebiasaan dan sosiobudaya.

c. Performansi (Performance)

1. Bila rasio tuntutan tugas (Task Demand) > Kapasitas kerja (Work

Capacity), maka hasil akhirnya berupa: ketidaknyamanan overstress,

kelelahan, kecelakaan, cidera, rasa sakit dan tidak produktif.

2. Bila rasio tuntutan tugas (Task Demand) < Kapasitas kerja (Work

Capacity), maka hasil akhirnya berupa: undertress, kebosanan,

kejemuan, kelesuan, sakit dan tidak produktif.

3. Agar penampilan menjadi optimal maka perlu adanya keseimbangan

dinamis (task demand = Work capacity) sehingga tercapai kondisi

(42)

3.2. Fisiologi

Kriteria fisiologis dari kegiatan manusia biasanya ditentukan berdasarkan

kecepatan denyut jantung dan pernafasan. Usaha untuk menentukan besarnya

tenaga yang setepat-tepatnya berdasarkan kriteria ini agak sulit karena perubahan

fisik dari keadaan normal menjadi keadaan fisik yang aktif akan melibatkan

beberapa fungsi fisiologis yang lain, seperti tekanan darah, peredaran udara dalam

paru-paru, jumlah oksigen yang digunakan, jumlah karbondioksida yang

digunakan, temperatur badan, banyaknya keringat dan komposisi kimia dalam

urine darah. Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa kecepatan jantung dan

kecepatan pernafasan dipengaruhi oleh tekanan fisiologis, tekanan oleh

lingkungan, atau oleh tekanan akibat kerja keras, dimana ketiga tekanan tersebut

sama pengaruhnya. Sehingga apabila kecepatan denyut jantung seseorang

meningkat, akan sulit ditentukan apakah akibat kerja, akibat rasa takut atau akibat

temperatur ruangan yang terlalu panas.

Pengukuran berdasarkan kecepatan denyut jantung akan mudah dilakukan

tetapi pengukuran ini kurang tepat dibandingkan dengan konsumsi oksigen karena

lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor individu, seperti emosi, kondisi fisik,

kelamin, dan lain-lain. Sehubungan dengan pekerjaannya sendiri, terdapat banyak

faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran tenaga selama bekerja,

diantaranya cara melaksanakan kerjanya, kecepatan kerjanya, sikap pekerja,

(43)

3.3. Beban Kerja Fisik

Sudut pandang ergonomi menganalisi setiap beban kerja yang diterima oleh

seseorang harus sesuai atau seimbang baik dalam kemampuan fisik, kognitif,

maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut. Kemampuan kerja

seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada yang lainnya dan sangat tergantung

dari tingkat keterampilan, kesegaran jasmani, usia dan ukuran tubuh dari pekerja

yang bersangkutan.

Beban kerja fisik (physical workload) merupakan beban yang diterima oleh

fisik akibat pelaksanaan kerja. Prinsip dasar dalam ergonomic adalah bagaimana

agar Demand < Capacity, sehingga perlu diupayakan agar beban kerja fisik yang

diterima tubuh saat bekerja tidak melebihi kapasitas fisik manusia yang

bersangkutan. Untuk mengevaluasi suatu pekerjaan berdasarkan kapasitas fisik

manusia dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi biomekanika dan sisi fisiologis. Sisi

fisiologis melihat kapasitas kerja manusia dari sisi fisiologi tubuh, meliputi

anatomi tubuh, denyut jantung, pernafasan dan lain-lain. Beban kerja dari sisi

fisiologis dihitung menurut kebutuhan kalori berdasarkan energy yang

dikeluarkan selama melakukan aktivitas.

Astrand dan Rodahl (1986) menguraikan faktor-faktor utama yang dapat

mempengaruhi tingkat energi yang dikeluarkan oleh pekerja, dapat dilihat pada

(44)

Fungsi-fungsi Pemeliharaan/service tubuh: 1. Bahan bakar

2. Oksigen yang diambil Adaptasi terhadap training

Faktor Psikhis: Perilaku Motivasi

Lingkungan: Ketinggian Tekanan Udara

Panas Dingin Kebisingan Polusi Udara

Proses untuk menghasilkan energi

Performansi Fisik Faktor Somatik

Jenis kelamin & usia Dimensi tubuh

Kesehatan

Kondisi latihan Intensitas

[image:44.595.83.537.133.374.2]

Durasi Teknik Posisi Ritme Skedul

Gambar 3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekuatan dan Kapasitas untuk Melakukan Aktivitas Fisik

3.4. Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja

Menurut Rodhal (1989), Adipura (1998) dan Manuaba (2000) bahwa

secara umum hubungan antara beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi oleh

berbagai faktor yang sangat komplek, baik faktor formal internal maupun faktor

eksternal.

3.4.1. Beban Kerja oleh Karena Faktor Eksternal

Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luat

(45)

sendiri, organisasi dan lingkungan kerja. Ketiga aspek ini sering disebut sebagai

stressor.

1. Tugas-tugas (task) yang dilakukan baik yang bersifat fisik, seperti stasiun

kerja, tata ruang, tempat kerja, alat dan saranakerja, kondisi atau medan kerja,

sikap kerja, cara angkat-angkut, beban yang diangkat-angkat dan lain-lain.

Sedangkan tugas-tugas yang bersifat mental seperti, kompleksitas pekerjaan

atau tingkat kesulitan pekerjaan yang mempengaruhi tingkat emosi pekerja,

tanggung jawab terhadap pekerjaan, dan lain-lain.

2. Organisasi kerja yang dapat mempengaruhi beban kerja seperti, lamanya

waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, kerja malam, sistem pengupahan,

dan lain-lain.

3. Lingkungan kerja yang dapar memberikan beban tambahan kepada pekerja,

seperti lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja kimiawi, lingkungan kerja

biologis, dan lingkungan kerja psikolologis.

3.4.2. Faktor Kerja oleh Karena Faktor Internal

Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu

sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal. Reaksi tubuh

tersebut dikenal sebagai strain. Berat ringannya starin dapat nilai baik secara

objektif maupun subjektif. Penilaian secara objektif yaitu melalui perubahan

reaksi fisiologis. Sedangkan penilaian subjektif dapat dilakukan melalui

perubahan reaksi psikologis dan perubahan perilaku. Karena itu strain secara

(46)

lainnya. Secara lebih ringkas faktor internal meliputi fakotr somatis dan faktor

psikis.

Untuk mengetahui berapa besar tenaga yang dibutuhkan oleh seorang

pekerja diperlukan pengukuran terhadap aktivitas kerja. Pengukuran aktivitas

kerja ini dapat dibagi dalam dua kelas utama, yaitu kriteria fisiologis dan kriteria

operasional, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kriteria fisiologis.

Kriteria fisologis dari kegiatan manusia biasanya ditentukan berdasarkan

kecepatan denyut jantung dan pernafasan. Usaha untuk menentukan besarnya

tenaga yang setepat-tepatnya berdasarkan kriteria ini agak sulit, karena

perubahan fisik dari keadaan normal menjadi keadaan fisik yang aktif akan

melibatkan beberapa fungsi fisiologis yang lain, seperti tekanan darah,

peredaran udara dalam paru-paru, jumlah oksigen yang digunakan, jumlah

karbondioksida yang dihasilkan, temperatur badan, banyaknya keringat, dan

komposisi kimia dalam urin dan darah. Secara lebih luas dapat dikatakan

bahwa kecepatan denyut jantung dan kecepatan pernafasan dipengaruhi oleh

tekanan psikologis, tekanan oleh lingkungan atau tekanan akibat kerja keras,

dimana ketiga tekanan tersebut sama pengaruhnya. Pengukuran berdasarkan

kecepatan denyut jantung lebih mudah dilakukan tetapi pengukuran ini

kurang tepat dibandingkan dengan konsumsi oksigen karena lebih banyak

(47)

2. Kriteria Operasional

Kriteria operasional melibatkan teknik-teknik untuk mengukur atau

menggambarkan hasil-hasil yang bisa dilakukan tubuh atau anggota-anggota

tubuh pada saat melaksanakan gerakan-gerakannya. Secara umum hasil

gerakan yang bisa dilakukan tubuh atau anggota tubuh dapat dibagi dalam

berbagai bentuk: range (rentangan) gerakan, pengukuran aktivitas berdasarkan

kekuatan, ketahanan, kecepatan dan ketelitian. Untuk mengukur

aktivitas-aktivitas tersebut, bisa digunakan bermacam-macam alat ukur seperti: alat

pengukur tegangan dinamometer.

3.5. Penilaian Beban Kerja Fisik

Menurut Astrand dan Rodhal, bahwa penilaian beban kerja dapat

dilakukan denga dua metode secara objektif, yaitu metode penilaian langsung dan

metode penilaian tidak langsung.

1. Metode Penilaian Langsung

Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energi yang

dikeluarkan melalui asupan oksigen selama bekerja. Smakin berat beban kerja

akan semakin banyak energi yang diperlikan untuk dikonsumsi. Metode

pengukuran asupan oksigen terlihat lebih akurat, namun kenyataannya hanya

dapat mengukur untuk waktu kerja yang singkat dan diperlukan peralatan yang

mahal. Kategori beban kerja yang didasarkan pada metabolisme, respirasi suhu

(48)

Tabel 3.1. Kategori Kerja Berdasarkan Metabolisme,Respirsasi,Suhu Tubuh dan denyut jantung.

Kategori beban kerja Konsumsi oksigen (1/min) Ventilasi paru (1/min) Suhu Rektal (C) Denyut jantung (denyut/min) - Ringan - Sedang - Berat

- Sangat berat

- sangat berat sekali

0,5-1,0 1,0-1,5 1,5-2,0 2,0-2,5 2.5-4,0 11-20 20-31 31-43 43-56 60-100 37,5 37,5-38,0 38,0-38,5 38,5-39,0 >39 75-100 100-125 125-150 130-175 >175

2. Metode Penilaian Tidak Langsung

Metode penilaian tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi

selama bekerja. Pengukuran denyut jantung selama kerja merupakan suatu metode

untuk menilai cardiovasculair strain. Salah satu peralatan yang dapat digunakan

untuk menghitung denyut nadi adalah telenetri dengan menggunakan rangsangan

electro cardia graph (ECG). Apabila peralatan tersebut tidak tersedia, maka dapat

dicatat secara manual memakai stopwatch dengan metode 10 denyut (Kilbon,

1992). Dengan metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut:

60 10 ) / ( x an penghitung Waktu Denyut menit Denyut nadi Denyut =

Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringannya beban kerja mempunyai

beberapa keuntungan, selain mudah, cepat, sangkil dan murah juga tidak

(49)

menganggu ataupun menyakiti orang yang diperiksa. Denyut nadi untuk

mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari beberapa jenis yaitu:

1. Denyut Nadi Istirahat (DNI) adalah rerata denyut nadi sebelum

pekerjaan dimulai.

2. Denyut Nadi Kerja (DNK) adalah rerata denyut nadi selama bekerja

3. Nadi Kerja (NK) adalah selisih antara denyut nadi istirahat dengan

denyut nadi kerja.

Peningkatan denyut nadi mempunyai peranan yang sangat penting didalam

peningkatan cardiat output dari istirahat sampai kerja maksimum. Peningkatan

yang potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja maksimum oleh

Rodahl (1989) dalam Tarwaka, dkk (2004:101) didefinisikan sebagai Heart Rate

Reverse (HR Reverse) yang diekspresikan dalam presentase yang dapat dihitung

menggunakan rumus sebagai berikut.

100 max

Re

% x

DNI DN

DNI DNK

verse HR

− − =

Denyut Nadi Maksimum (DNMax) adalah:

(220 – umur) untuk laki-laki dan (200 – umur) untuk perempuan

Grandjean (1993) juga menjelaskan bahwa konsumsi energi sendiri tidak

cukup untuk mengestimasi beban kerja fisik tidak hanya ditentukan oleh jumlah

KJ yang di konsumsi, tetapi juga ditentukan oleh jumlah otot yang terlibat dan

meningkatkan deyut nadi. Berdasarkan hal tersebut maka denyut nadi lebih mudah

dan dapat digunakan untuk menghitung indek beban kerja. Astrand & Rodhal

(1977); Rodhal (1989) menyatakan bahwa denyut nadi mempunyai hubungan

(50)

sederhana untuk menghitung denyut nadi adalah dengan mersakan denyutan pada

arteri radialis di pergelangan tangan.

Denyut nadi untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari

beberapa jenis yang didefenisikan oleh Grandjean (1993).

1). Denyut nadi istirahat adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai

2). Denyut nadi kerja adalah rerata denyut nadi selama bekerja

3). Nadi kerja adalah selisih antara denyut nadi istirahat dan denyut nadi

kerja.

Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang sangat penting di dalam

peningkatan cardiac output dari istirahat sampai kerja maksimum. Peningkatan

yang potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja maksimum tersebut

oleh rodhal (1989) didefenisikan sebagai heart rate reserve (HR reserve). HR

reserve tersebut diekspresikan dalam persentase yang dapat dihitung dengan

menggunaksn rumus sebagai berikut.

100 ker Re % x istirahat nadi Deyut maksimum nadi Denyut istirahat nadi Denyut ja nadi Denyut serve HR − − =

Lebih lanjut, Manuaba & Vanwonterghem (1996) menentukan klasifikasi

beban kerja berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan

denyut nadi maksimun karena beban kardiovaskuler (cardivasculair load =

%CVL) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut.

istirahat nadi Denyut maksimum nadi Denyut istirahat nadi Denyut ja nadi Denyut x CVL −−

=100 ( ker )

%

Di mana denyut nadi maksimum adalah (220-umur) untuk laki-laki dan

(51)

Dari hasil penghitungan %CVL tersebut kemudian dibandingkan dengan

klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut.

< 30% = Tidak terjadi kelelahan

30 s.d. < 60% = Diperlukan perbaikan

60 s.d. < 80% = Kerja dalam waktu singkat

80 s.d. < 100% = Diperlukan tindakan segera

> 100% = Tidak diperbolehkan beraktivitas

Selain cara tersebut diatas cardiovascular strain dapat diestimasi

menggunakan denyut nadi pemulihan atau dikenal dengan metode Brouha.

Keuntungan metode ini adalah sama skali tidak mengganggu atau menghentikan

pekerjaan, karena pengukuran dilakukan setelah subjek berhenti bekerja. Denyut

nadi pemulihan (P) dihitung pada akhir 30 detik menit pertama, kedua dan ketiga

(P1, P2, P3). Rerata dari ketiga nilai tersebut dihubungkan dengan total cadiac

cost dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika P1 – P3 > 10 atau P1, P2, P3 seluruhnya <90, nadi pemulihan normal

2. Jika rerata P1 yang tercatat < 110 atau P1 - P3 > 10, maka beban kerja

tidak berlebihan

3. Jika P1 – P3 < 10 dan jika P3 > 90, perlu redesain pekerjaan

Laju pemulihan denyut nadi dipengaruhi oleh nilai absolut denyut nadi

pada keterganungan pekerjaan, tingkat kebugaran dan pemaparan lingkungan

panas. Jika pemulihan nadi tidak segera tercapai maka diperlukan redesain

(52)

variabel tunggal maupun variabel keseluruhan dari variabel bebas task (tugas),

organisasi kerja dan lingkungan kerja yang menyebabkan beban kerja tambahan.

Salah satu proses yang paling penting dalam badan manusia ialah

berubahnya energi kimia dari makanan menjadi panas dan tenaga mekanik.

Makanan dipecah di dalam usus menjadi senyawa kimia sederhana sehingga dapat

diserap oleh dinding alat pencerna sampai ke aliran darah. Bagian besar dari

pecahan makanan lalu diangkut ke hati untuk disimpan sebagai cadangan energi

dalam bentuk glikogen, dan jika dibutuhkan lalu dilepaskan ke dalam aliran darah

sebagian besar dalam bentuk senyawa gula, yang mana dapat dilihat pada Gambar

[image:52.595.157.446.392.726.2]

3.3.

(53)

Segenap perubahan yang menyangkut bahan makanan itu disebut ”

metabolisme ”. Oleh proses metabolik itulah energi dihasilkan dan dipakai untuk

kerja mekanis melalui sarana kimiawi di dalam otot. Sedangkan yang dimaksud

metabolisme basal adalah konsumsi energi secara konstan pada saat istirahat

dengan perut dalam keadaan kosong, yang mana tergantung pada ukuran berat

badan dan jenis kelamin.

Total metabolisme tubuh secara langsung dapat diukur melalui konsumsi

oksigen dengan persamaan sebagai berikut: (Konz, 1996 : 50)

Tot Met = 60 Energy x Ox Uptk ... (2.5)

Dimana:

Tot Met = Total Metabolism (total metabolisme)

Energy = Konsumsi energi (Kkal/menit)

Ox Uptk = Oxygen Uptake (konsumsi oksigen) (Liter/menit)

3.5.1. Pemulihan Energi Saat Istirahat

Irama antara konsumsi energi dan pembayaran kembalinya, atau

pergantian antara bekerja dan pemulihannya berlaku sama bagi semua fungsi

tubuh. Ia diperlukan bagi keseluruhan orang maupun jantung atau otot. Waktu

istirahat merupakan kebutuhan Fisiologis yang tidak dapat ditawar demi untuk

mempertahankan kapasitas kerja. Waktu istirahat dibutuhkan tidak hanya bagi

kerja fisik, tetapi juga oleh jabatan yang menimbulkan tegangan mental dan saraf.

(54)

indera serta ketekunan konsentrasi mental. Menurut Suma’mur (1982) bahwa

bekerja adalah anabolisme yakni mengurangi atau menggunakan bagian-bagian

yang telah dibangun sebelumnya. Dalam keadaan demikian, sistem syaraf utama

yang berfungsi adalah komponen simpatis. Maka pada kondisi seperti itu,

aktivitas tidak dapat dilakukan terus-menerus, melainkan harus diselingi istirahat

untuk memberi kesempatan tubuh melakukan pemulihan. Pada saat istirahat

tersebut, maka tubuh mempunyai kesempatan membangun kembali tenaga yang

telah digunakan (katabolisme).

Grandjean (1993) menjelaskan bahwa setiap fungsi tubuh manusia dapat

dilihat sebagai keseimbangan ritmis antara kebutuhan energi (kerja) dengan

penggantian kembali sejumlah energi yang telah digunakan (istirahat). Kedua

proses tersebut merupakan bagian integral dari kerja otot, kerja jantung dan

keseluruhan fungsi biologis tubuh. Dengan demikian jelas bahwa untuk

memelihara performansi dan efisiensi kerja, waktu istirahat harus diberikan

secukupnya, baik antara waktu kerja maupun di luar jam kerja (istirahat pada

malam hari).

3.5.2. Periode Istirahat

Dalam buku Sastrowinoto (1985), menyebutkan bahwa dengan studi kerja

kita mengetahui bahwa orang yang bekerja diselipi oleh istirahat dengan berbagai

(55)

a. Spontan

Istirahat spontan jelas merupakan istirahat yang diselipkan oleh pekerja

sendiri untuk mengaso. Meski tidak akan memakan waktu lama meskipun

sering dilakukan, terutama pada pekerjaan yang berat.

b. Tersembunyi

Ialah melakukan pekerjaan yang tidak perlu bagi tugas yang sedang Ia

tangani. Banyak juga tempat-tempat yang memungkinkan waktu mengaso

jenis itu, misalnya membersihkan komponen mesin, membenahi bangku

kerja, duduk yang enak dan lain-lain.

c. Kondisi pekerja

Istirahat kondisi kerja terdiri atas segala tipe waktu tunggu, tergantung pada

pengaturan pekerja atau gerakan dari mesin. Seringkali waktu tunggu

semacam itu terjadi ketika operasi mesin telah selesai, perkakas harus

didinginkan, menanti datangnya komponen, atau operasi perawatan mesin.

d. Telah ditentukan

Istirahat telah ditentukan dibuat berdasarkan studi kerja. Kalau ditentukan

banyaknya waktu istirahat pendek yang diselipkan selama bekerja, maka

ternyata bahwa mengaso tersembunyi dan mengaso spontan akan berkurang

jumlahnya.

3.5.3. Pengaruh Waktu Kerja dan Waktu Istirahat.

Pengaturan waktu istirahat harus disesuaikan dengan sifat, jenis pekerjaan

(56)

dingin, bising dan berdebu. Namun demikian secara umum, di Indonesia telah

ditentukan lamanya waktu kerja sehari maksimum adalah 8 jam kerja dan

selebihnya adalah waktu istirahat. Memperpanjang waktu kerja lebih dari itu

hanya akan menurunkan efisiensi kerja, meningkatkan kelelahan, kecelakaan dan

penyakit akibat kerja. Dalam hal lamanya waktu kerja melebihi ketentuan yang

telah ditetapkan (8 jam per hari atau 40 jam seminggu), maka perlu diatur

waktuwaktu istirahat khusus agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani tetap

dapat dipertahankan dalam batas-batas toleransi. Pemberian waktu istirahat

tersebut secara umum dimaksudkan untuk:

1. Mencegah terjadinya kelelahan yang berakibat kepada penurunan

kemampuan fisik dan mental serta kehilangan efisiensi kerja.

2. Memberi kesempatan tubuh untuk melakukan pemulihan atau penyegaran.

3. Memberikan kesempatan waktu untuk melakukan kontak sosial.

3.5.4. Penentuan Waktu Istirahat Dengan Menggunakan Pendekatan Fisiologis

Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu bentuk

hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu sebuah persamaan regresi

kuadratis sebagai berikut:

E = 1,80411 – 0,0229038 X + 4,71733 x 10-4 X2

Dimana:

E = Energi (Kkal/menit)

(57)

Setelah melakukan penghitungan diatas, kita dapat menghitung konsumsi

energi dengan menggunakan persamaan :

K= Et -Ei

Dimana:

K = Konsumsi energi (kilokalori/menit)

Et = Pengeluaran energi pada waktu kerja tertentu (kilokalori/menit)

Ei = Pengeluaran energi pada waktu sebelum bekerja

Selanjutnya konsumsi energi dikonversikan kedalam kebutuhan waktu

istirahat dengan menggunakan persamaan Murrel (Pullat, 1992) sbb:

Rt = 0 untuK<S

60

2 / ) . ( 1 /

x BM S K xT S K

Rt = untuk S<K<2S

1,11 .

) . (

x BM K

S K T

Rt = untuk K>2S

Dimana :

Rt = waktu istirahat

K = energi yang dikeluarkan selama bekerja

S = standar energi yang dikeluarkan (pria = 5 kkal/mnt, wanita = 4 kkal/mnt)

BM = Metabolisme basal (pria = 1.7 Kkal/mnt, wanita = 1.4 Kkal/mnt)

T = lamanya bekerja (menit)

3.6. Standar untuk Energi Kerja

Standar dalam hal ini adalah pengaturan yang dibuat untuk mengetahui

(58)

Konsumsi energi diawali pada saat pekerjaan fisik dimulai. Semakin banyaknya

kebutuhan untuk aktivitas otot bagi suatu jenis pekerjaan, maka semakin banyak

pula energi yang dikonsumsi, dan diekspresikan sebagai kalori kerja. Kalori ini

didapat dengan cara mengukur konsumsi energi pada saat bekerja kemudian

dikurangi dengan konsumsi energi pada saat istirahat atau pada saat metabolisme

basal.

Derajat beratnya beban kerja tidak hanya tergantung pada jumlah kalori

yang dikonsumsi, akan tetapi juga bergantung pada jumlah otot yang terlibat pada

pembebanan otot statis. Sejumlah konsumsi enenrgi tertentu akan lebih berat jika

hanya ditunjang oleh sejumlah kecil otot relatif terhadap sejumlah besar otot.

Faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya denyut jantung adalah:

1. Temperatur sekeliling yang tinggi

2. Tingginya pembebanan otot statis

3. Semakin sedikit otot yang terlibat dalam suatu kondisi kerja

Untuk berbagai macam alasan itulah, sehingga denyut jantung telah

dipakai sebagai index beban kerja. Pengukuran denyut jantung adalah merupakan

salah satu alat untuk mengetahui beban kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan

berbagai cara:

1. Marasakan denyut jantung yang ada pada arteri radial pada pergelangan

tangan.

(59)

3. Menggunakan ECG (electrocardiogram), yaitu mengukur signal elektrik

yang diukur dari otot jantung pada permukaan kulit anda.

Muller (1962) memberikan beberapa definisi sebagai berikut:

1. Denyut jantung pada saat istirahat (resting pulse) adalah rat-rata denyut

jantung sebelum suatu pekerjaan dimulai.

2. Denyut jantung selama bekerja (working pulse) adalah rata-rata denyut

jantung selama (pada saat) seseorang bekerja.

3. Denyut jantung untuk kerja (work pulse) adalah selisih antara denyut jantung

selama bekerja dan selama istirahat.

Untuk merumuskan hubungan antara energi expenditur dengan kecepatan

denyut jantung (nadi) dapat digunakan analisis regresi. Bentuk regresi hubungan

energi dengan kecepatan denyut jantung (nadi) adalah regresi kuadratis dengan

persamaan sebagai berikut :

Y = 1,80411 – 0,0229038 X + 4,71733.10-4 X2

Dimana :

Y = energi (kkal/menit)

X = kecepatan denyut jantung (denyut/menit)

Denyut kerja total (total work pulse or cardiac cost) adalah jumlah denyut

jantung dari mulainya suatu pekerjaan sampai dengan denyut berada pada kondisi

istirahatnya (resting level).

Untuk mengetahui berapa jumlah energi kerja yang dibutuhkan sesuai

(60)

Tabel 3.2. Kategori Beban Kerja yang Disesuaikan Dengan Energi Kerja

Beban Kerja

Energi Kerja (Kkal/jam)

Ringan 100 - 200 Kkal / jam

Sedang > 200 – 350 Kkal / jam

Berat > 350 – 500 Kkal / jam

Energy yang dihasilkan oleh metabolism tubuh seseorang saat melakukan

aktivitas diklasifikasikan menjadi:

1. Energi BMR (Basal Metabolic Rate), yaitu kebutuhan energy untuk

mempertahankan kehidupan pada saat tubuh sedang dalam kondisi

istirahat (dari pencernaan, aktivitas fisik maupun emosional).

2. Energi yang dibutuhkan untuk menjalankan aktivitas fisik (physical

activity/PA).

3. Thermic Effect of Food (TEF), yaitu jumlah energy yang digunakan

tubuh untuk proses penyerapan dan pencernaan makanan. Jumlahnya

proporsional terhadap energy yang dihasilkan makanan, dan biasanya

diperkirakan sebesar 10% dari energy yang dikonsumsi.

4. Adaptive Thermogenesis, yaitu sejumlah energy tambahan yang

dibutuhkan ketika seseorang harus beradaptasi terhadap perubahan

kondisi yang dramatis.

Perkiraan Kebutuhan Energi (Estimate Energy Requirement/EER) dapat

(61)

a. Untuk laki-laki berusia di atas 19 tahun :

EER = 662 – 9,53 x age + PA x [(15,91 x wt) + (539,6 x ht)] ……… 1

b. Untuk wanita berusia di atas 19 tahun:

<

Gambar

Gambar 2.2. Block Diagram Pembuatan Paving Block
Gambar 2.3. Assembly Process Chart Pembuatan Paving Block
Gambar 3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekuatan dan Kapasitas
Gambar 3.3. Proses Metabolisme Tubuh
+7

Referensi

Dokumen terkait