• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Arsitektur Enterprise Untuk Mendukung Sistem Informasi Pada Universitas Gunung Leuser Kutacane Aceh Tenggara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Model Arsitektur Enterprise Untuk Mendukung Sistem Informasi Pada Universitas Gunung Leuser Kutacane Aceh Tenggara"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK MENDUKUNG

SISTEM INFORMASI PADA UNIVERSITAS GUNUNG

LEUSER KUTACANE ACEH TENGGARA

TESIS

Oleh

FAKHRURRAZI SANTOSO

097038036/TINF

PROGRAM STUDI MEGISTER (S2) TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

MODEL ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK MENDUKUNG

SISTEM INFORMASI PADA UNIVERSITAS GUNUNG

LEUSER KUTACANE ACEH TENGGARA

TESIS

Oleh

FAKHRURRAZI SANTOSO

097038036/TINF

PROGRAM STUDI MEGISTER (S2) TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012

(3)

MODEL ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK MENDUKUNG

SISTEM INFORMASI PADA UNIVERSITAS GUNUNG

LEUSER KUTACANE ACEH TENGGARA

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dalam Program Studi Magister (S2) Teknik Informatika pada Program Pascasarjana

Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara

Oleh

FAKHRURRAZI SANTOSO

097038036/TINF

PROGRAM STUDI MEGISTER (S2) TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(4)

PENGESAHAN TESIS

Judul Tesis : MODEL ARSITEKTUR ENTERPRISE

UNTUK MENDUKUNG SISTEM

INFORMASI PADA UNIVERSITAS GUNUNG LEUSER KUTACANE ACEH TENGGARA Nama Mahasiswa : Fakhrurrazi Santoso

Nomor Induk Mahasiswa : 09 70 38 036

Program Studi : Megister Teknik Informatika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Menyetujui Komisi Pembimbing

Syahril Efendi, S.Si,M.IT. Anggota

Prof. Dr. Iryanto, M.Si Ketua

Ketua Program Studi,

Prof. Dr. Muhammad Zarlis NIP.19570701198601 1003

D e k a n,

Dr. Sutarman, M.Sc NIP.19631026199103 1001

(5)

PERNYATAAN ORISINALITAS

MODEL ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK MENDUKUNG

SISTEM INFORMASI PADA UNIVERSITAS GUNUNG

LEUSER KUTACANE ACEH TENGGARA

T E S I S

Dengan ini saya nyatakan bahwa saya mengakui semua karya tesis ini adalah hasil

kerja saya sendiri kecuali kutipan dan ringkasan telah dijelaskan sumbernya dengan

benar.

Medan, Januari

2012

(6)

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang telah bertandatangan dibawah ini :

Nama : Fakhrurrazi Santoso

NIM : 097038036

Program Studi : Magister Teknik Informatika

Jenis Karya Ilmiah : Tesis

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif (Non-Exclusive Royalty Free Right) atas tesis saya yang berjudul :

Model Arsitektur Enterprise Untuk Mendukung Sistem Informasi Pada Universitas Gunung Leuser Kutacane Aceh Tenggara

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini, Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media, memformat, mengelola dalam bentuk data-base, merawat dan mempublikasikan Tesis saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis dan sebagai pemegang dan atau sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Medan, Januari 2012

Fakhrurrazi Santoso

(7)

Telah diuji pada

Tanggal : Januari 2012

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Iryanto, M.Si Anggota : 1. Syahril Efendi, S.Si, MIT

2. Prof. Dr. Herman Mawengkang 3. Prof. Dr. Muhammad Zarlis

(8)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap Berikut Gelar : Fakhrurrazi Santoso, S.Kom

Tempat dan Tanggal Lahir : Kutacane, 24 Agustus 1984

Alamat Rumah : Jl. Kelapa Gading Desa Lawe Sumur No.

116

Kec. Lawe Sumur Kab. Aceh Tenggara

Telepon/Faks/HP : 082164576384

E-mail : gue_raz@yahoo.co.id

Instansi Tempat Bekerja : Universitas Gunung Leuser Kutacane Aceh Tenggara

Alamat Kantor : Jl. Iskandar Muda No. 1 Kutacane

Telepon/Faks/HP : 0629-522574

DATA PENDIDIKAN

SD : Terutung Megara Kutacane, Aceh Tenggara Tamat : 1996

SMP : Pasantren Darul Arafah Laubakri, Medan Tamat : 1999

SMA : Patra Nusa Rantau Kuala Simpang, Aceh Tamiang Tamat : 2002

Diploma-1 : AMIKOM, Medan Tamat : 2003

Strata-1 : STMIK AKAKOM, Yogyakarta Tamat : 2008

(9)
(10)

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirraihmanirrahim. Alhamdulillah, Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Model Arsitektur Enterprise Untuk Mendukung Sistem Informasi Pada Universitas Gunung Leuser Kutacane Aceh Tenggara”.

Dengan selesainya tesis ini, perkernankanlah penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp. A(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penyusun mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister.

Dekan Fakkultas MIPA Universitas Sumatera Utara, Bapak Dr. Sutarman, M.Sc atas kesempatan menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana FMIPA Universitas Sumatera Utara.

Ketua Program Studi Magister Teknik Informatika, Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis. Sekretaris Program Studi Magister Teknik Informatika, Bapak M. Andri Budiman, ST, M.Comp. Sc, beserta seluruh Staf Pengajar Program Studi Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara.

Terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan setinggi-tingginya atas bimbingan, pengarahan dan dorongan yang telah diberikan selama penyusunan tesis ini kepada Bapak Prof. Dr. Iryanto, M.Si selaku Promotor/Pembimbing Utama, demikian juga kepada Bapak Syahril Efendi, S.Si, M.IT selaku Co. Promotor/Pembimbing yang dengan penuh kesabaran menuntun dan membimbing penyusun hingga selesainya penelitian ini.

Kepada kedua orang tua, Ayahanda H. Abdul Rahim Sekedang dan Ibunda Hj. Kasume Selian serta seluruh keluarga, Terimakasih atas segala pengorbanan kalian baik berupa moril maupun materil, budi baik ini tidak dapat dibalas hanya diserahkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.

Kepada teman-teman seangkatan, khususnya kepada pak Marlin Sinulingga dan Pak Kaptem Mariadi. Terima kasih banyak atas dukungan dan petunjuknya, serta teman-teman satu pekerjaan, terimakasih atas pengertian dan waktu yang diberikan.

Dengan penuh kesadaran dan rendah hati, penyusun menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penyusun. Harapan penyusun semoga penelitian ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya. Amiin.

Fakhrurrazi Santoso

(11)

MODEL ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK MENDUKUNG

SISTEM INFORMASI PADA UNIVERSITAS GUNUNG

LEUSER KUTACANE ACEH TENGGARA

ABSTRAK

Persaingan bisnis yang semakin ketat diantara perguruan tinggi di indonesia mendorong stakeholder untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya termasuk penyediaan informasi. Arsitektur pada data, sistem dan teknologi sangat diperlukan untuk membentuk sistem yang dapat diandalkan. Metode Enterprise Architectur Planning (EAP) merupakan metode yang digunakan pada perancangan sistem informasi di Universitas Gunung Leuser Kutacane Aceh Tenggara. Hasil dari perancangan dengan metode EAP mendapatkan jumlah entitas sebanyak 32 entitas dan 28 usulan aplikasi.

(12)

iii

ENTERPRISE ARCHITECTURE MODEL FOR SUPPORTING

INFORMATION SYSTEM IN GUNUNG LEUSER UNIVERSITY

KUTACANE ACEH TENGGARA

ABSTRACT

Business competition is increasingly fierce among universities in Indonesia encourages stakeholders to provide the best possible service including provision of information. Architecture on the data, systems and technology is needed to establish reliable systems. Method of Enterprise Architectur Planning (EAP) is a method used in the design of information systems at the University of Gunung Leuser Kutacane Aceh Tenggara. The results of the design with the EAP method to get the number of entities as many as 32 entities and 28 proposed application.

Keywords: architecture, enterprise, EAP, entity, UGL

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

ABSTRAK ii

ABSTRACT iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Arsitektur Enterprise 4

2.2 Metodelogi Arsitektur Enterprise 7

2.3 Enterprise Architecture Planning (EAP) 8

2.3.1Inisiasi Perencanaan 11

2.3.2Pemodelan Bisnis 13

2.3.2.1 Dokumentasi Struktur Organisasi 13

2.3.2.2 Identifikasi dan Defenisi Fungsi Bisnis 13

(14)

v

2.3.2.4 Arsitektur Data 16

2.3.2.5 Arsitektur Aplikasi 17

2.3.2.6 Arsitektur Teknologi 18

2.3.2.7 Rencana Penerapan 19

2.4 Four Stagelife Cycle Business System Planning (BSP) 20

2.5 Perencanaan Strategis Informasi 21

2.6 Zachman Framework 22

2.7 Riset-riset Terkait 22

2.8 Persamaan dan Perbedaan Penelitian 23

2.9 Kontribusi Riset 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian 24

3.2 Data Penelitian 24

3.3 Proses Penelitian 25

3.3.1 Inisiasi Perencanaan 25

3.3.1.1 Pendifisian Ruang Lingkup dan

Sasaran Pengerjaan EAP 25

3.3.1.2 Pendefisian Visi 26

3.3.1.3 Pemilihan Pendekatan Metodologi

Perencanaan 26

3.3.1.4 Penggunaan Sumber Daya Komputer 27

3.3.2 Pemodelan Bisnis 28

3.3.2.1 Struktur Organisasi 28

3.3.2.2 Identifikasi Area Bisnis Utama 28

3.3.3 Bagan Hierarki Fungsi Bisnis UGL Kutacane

Aceh Tenggara 33

3.3.4 Hubungan Fungsi-fungsi Unit Organisasi 35

3.4 Analisis Kondisi Organisasi 36

3.5 Arah Strategi Pengembangan Teknologi Informasi 37

3.6 Jaringan Komputer dan Komunikasi Data 38

(15)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Arsitektur Data 40

4.1.1 Daftar Kandidat Entitas 40

4.1.2 Definisi Entitas, Atribut dan Relasi 41

4.2 Arsitektur Aplikasi 43

4.2.1 Menentukan Kandidat Aplikasi 43

4.2.2 Hubungan Aplikasi dengan Entitas Data 44

4.2.3 Hubungan Aplikasi dengan Fungsi 46

4.3 Arsitektur Teknologi 46

4.3.1 Identifikasi Prinsip dan Platform Teknologi 47

4.3.2 Konfigurasi Platform Teknologi 50

4.3.3 Hubungan Platform Teknologi dengan

Fungsi Bisnis 53

4.3.4 Hubungan Platform Teknologi dengan Aplikasi 53

4.4 Rencana Implementasi 54

4.4.1 Urutan Implementasi Aplikasi 54

4.4.2 Estimasi Pelaksanaan Penerapan 55

4.4.3 Faktor Sukses Penerapan 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 60

5.2 Saran 61

(16)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Four Stage Life cycel Fungsi Bisnis Utama UGL 31

Tabel 4.1 Kandidat Entitas 41

Tabel 4.2 Daftar Kandidat Aplikasi 43

Tabel 4.3 Prinsip Teknologi 48

Tabel 4.4 Daftar Lokasi Bisnis Dilingkungan UGL 50

Tabel 4.5 Urutan Penerapan Aplikasi 56

Tabel 4.6 Tabel Penerapan Pengembangan Aplikasi 58

(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Komponen Lapisan EAP (Spewak..at, 1992) 9

Gambar 2.2 Model Rantai Nilai (Value Chain) (Porter-1985) 14

Gambar 2.3 Four Stage Life Cycle(IBM, 1981) 20

Gambar 2.4 Metodelogi Information Engineering (Martin, 1990) 21

Gambar 3.1 Rantai Nilai Model Pendidikan 29

Gambar 4.1 Diagram E-R Pada Aktivitas Utama Bidang Akademik 42

Gambar 4.2 Arsitektur Data Untuk Fungsi Bisnis Operasional Akademik 42

Gambar 4.3 Skematika Arsitektur Aplikasi 44

Gambar 4.4 Hubungan Aplikasi Administrasi Rencana Studi dengan

Entitas Matakuliah dan Entitas Mahasiswa 45

Gambar 4.5 Konseptual Arsitektur Jaringan Enterprise 51

(18)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Struktur Organisasi Universitas Gunung Leuser Kutacane L.1

Hubungan Fungsi Dengan Organisasi L.2

Diagram ER Operasional Akademik L.3

Hubungan Aplikasi Pada Entitas L.4

Hubungan Aplikasi Pada Fungsi L.5

Denah Universitas Gunung Leuser L.6

(19)
(20)

ii

MODEL ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK MENDUKUNG

SISTEM INFORMASI PADA UNIVERSITAS GUNUNG

LEUSER KUTACANE ACEH TENGGARA

ABSTRAK

Persaingan bisnis yang semakin ketat diantara perguruan tinggi di indonesia mendorong stakeholder untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya termasuk penyediaan informasi. Arsitektur pada data, sistem dan teknologi sangat diperlukan untuk membentuk sistem yang dapat diandalkan. Metode Enterprise Architectur Planning (EAP) merupakan metode yang digunakan pada perancangan sistem informasi di Universitas Gunung Leuser Kutacane Aceh Tenggara. Hasil dari perancangan dengan metode EAP mendapatkan jumlah entitas sebanyak 32 entitas dan 28 usulan aplikasi.

Kata Kunci: arsitektur, enterprise, EAP, entitas, UGL

(21)

ENTERPRISE ARCHITECTURE MODEL FOR SUPPORTING

INFORMATION SYSTEM IN GUNUNG LEUSER UNIVERSITY

KUTACANE ACEH TENGGARA

ABSTRACT

Business competition is increasingly fierce among universities in Indonesia encourages stakeholders to provide the best possible service including provision of information. Architecture on the data, systems and technology is needed to establish reliable systems. Method of Enterprise Architectur Planning (EAP) is a method used in the design of information systems at the University of Gunung Leuser Kutacane Aceh Tenggara. The results of the design with the EAP method to get the number of entities as many as 32 entities and 28 proposed application.

(22)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persaingan bisnis yang semakin ketat diantara perguruan tinggi di Indonesia

mendorong perguruan tinggi untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya

termasuk penyediaan informasi bagi Stakeholder. Globalisasi dunia pendidikan

menuntut perguruan tinggi untuk dapat mengelola informasi dengan baik, sehingga

kebutuhan informasi masing-masing pihak yang berkepentingan dapat terpenuhi

dengan cepat dan tepat. Teknologi informasi dapat mengotomasikan proses

pengelolaan informasi dari mulai memasukkan informasi, menyimpan dan

memperbaruinya setiap saat sehingga setiap orang bisa mendapatkan informasi

terbaru dan melakukan analisis dengan mudah. Oleh karena itu proses penyampaian

pesan, informasi maupun pengetahuan dapat lebih cepat, mudah dan dijamin

up-to-date.(Choldun,2006)

Informasi-informasi yang ada pada lingkungan dunia pendidikan dapat

menjadi pendukung kemajuaan bisnis pada Universitas Gunung Leuser Kutacane

Aceh Tenggara. Dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat menjadikan sebuah

organisasi pendidikan bersaing untuk memajukan kelancaran sebuah bisnis

dilingkungan dunia pendidikan tersebut, dukungan informasi yang akurat dan tidak

tumpang tindih merupakan salah satu faktor yang dapat mewujudkan sebuh misi

tersebut.

Dalam organisasi yang telah berjalan lama, banyak ditemui adanya aplikasi

sistem informasi dengan berbagai platform teknologi dan perangkat

teknologi dan perangkat teknologi informasi pendukungnya. Sistem ini dikenal dengan istilah “ sistem legacy ”. Biasanya sistem ini salaing terpisah satu dengan yang lain, diiringi dengan banyak dan menyebarnya “ pulau data ” dalam

(23)

organisasi. Keterpisahan ini memberikan dampak yaitu rendahnya tingkat

ketersediaan, konsistensi dan efektivitas penyediaan data (Cook, 1996).

Kondisi tersebut membuat sistem informasi tidak dapat dimanfaatkan sesuai

dengan misinya, yaitu menyediakan dan mengolah informasi secara efektif bagi

unit organisasi yang membutuhkannya (Spewak, 1992). Hal tersebut

memperlihatkan bahwa pengembangan sistem informasi tidak derencanakan secara

baik.

Berbagai macam paradikma dan metode bisa digunakan dalam

pengembangan model arsitektur enterprise diantarannya adalah : Zachman

Framework, The Open Group Architecture Frame Work (TOGAF), Architecture

Depelopment Method (ADM), Enterprise Architektur Planning (EAP) dan lain

sebagainya.

Universitas sebagai industri jasa pendidikan tinggi, dituntut untuk

melakukan peningkatan mutu atau perbaikan secara bersikenambungan (continous

improvenent) yang memerlukan sistem manajemen tertentu untuk melakukannya

seperti Total Quality Manajemen (TQM) (Sudirman, 1997) dan manajemen bisnis

total (Gaspers, 1997).

Oleh karena itu Enterprise Architektur Planning merupakan pilihan yang

tepat yang dapat digunakan dalam mewujudkan terciptanya arsitektur enterprise

untuk mendukung sistem informasi dalam mendukung dunia bisnis dilingkungan

Universitas Gunung Leuser Kutacane Aceh Tenggara. Metode Enterprise

Architektur Planning merupakan metode yang tepat untuk merancang penerapan

sistem informasi di Universitas Gunung Leuser, selain memiliki tahap memahami

kondisi saat ini, EAP juga memiliki tahap pendefinisian visi masa depan dan tahap

menyusun perancanaan dalam mencapai visi masa depan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut :

a. Bagaimana menciptakan sebuah arsitektur enterprise untuk mendukung sistem

informasi khususnya pada bidang akademik, manajemen sumber daya manusia

(24)

b. Bagaimana model Enterprise Architektur Planning (EAP) dapat digunakan

untuk merancang terciptanya perencanaan yang strategis dalam membangun

sistem informasi pada lingkungan Universitas Gunung Leuser Kutacane Aceh

Tenggara untuk mewujudkan proses bisnis yang diinginkan.

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini dibatasi beberapa hal sebagai berikut :

a. Penerapan model ERP hanya berfokus pada pada tiga item yaitu bidang

akademik, manajemen sumber daya manusia dan pada manajemen keuangan.

Dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti.

b. Penelitian hanya berfokus pada ruang lingkup kampus UGL Kutacane Aceh

Tenggara.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan utama Penelitian ini adalah membangun suatu model arsitektur Enterprise

untuk mendukung sistem informasi pada perguruan tinggi Gunung Leuser Kutacane

Aceh Tenggara khususnya dibidang Akademik, Manajemen Sumber Daya Manusia

dan Manajemen Keuangan agar dapat dijadikan pedoman dalam menentukan

perencanaan dan pengembangan organisasi bisnis di lingkungan UGL Kutacane

Aceh Tenggara dalam pencapaian visi, misi dan tujuan strategisnya dengan

menerapkan metode Enterprise Architektur Planning (EAP).

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Dapat digunakan diberbagai bidang, khususnya pelaku bisnis dibidang

pendidikan tinggi, yang ingin membangun suatu arsitektur informasi

dilingkungan organisasinya.

2. Dapat berguna khususnya bagi UGL Kutacane Aceh Tenggara sebagai upaya

untuk mendukung pengembangan organisasinya khususnya pada bidang

akademik, manajemen sumber daya manusia dan manajemen keuangan.

3. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai penerapan model EAP

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ketika suatu organisasi akan diproyeksikan dan dikembangkan dengan harapan

agar organisasi tersebut mempunyai eksistensi dan conpetitive advantage yang

baik, maka perencanaan strategis terhadap seluruh aspek organisasi, produk dan

sistem dalam organisasi tersebut harus terdefinisi dan terdokumentasi dengan baik,

melibatkan seluruh elemem organisasi serta komitmen manajemen yang konsisten.

Enterprise Architecture Planning selanjutnya disebut EAP, merupakan

suatu metode yang digunakan untuk membangun sebuah arsitektur informasi.

Menurut Steven H. Spewak, Enterprise Architecture Planning atau EAP adalah

suatu metode pendekatan perencanaan kualitas data yang berorientasi pada

kebutuhan bisnis serta bagaimana cara implementasi dari arsitektur tersebut

dilakukan sedemikian rupa dalam usaha untuk mendukung perputaran roda bisnis

dan pencapaian isi sistem informasi dan organisasi.

Enterprise Architecture Planning (EAP) merupakan suatu metode yang

digunakan untuk merencanakan secara strategis suatu organisasi dari aspek sistem.

Berikut ini adalah definisi-definisi umum yang berkaitan dengan EAP dalam

pembahasan tesis ini.

2.1. Arsitektur Enterprise

Enterprise architecture atau lebih dikenal dengan arsitektur enterprise adalah

deskripsi dari misi stakeholder yang didalamnya termasuk informasi,

(26)

enterprise mengambarkan rencana untuk mengembangkan sebuah sistem atau

sekumpulan sistem (Osvalds, 2001).

Arsitektur enterprise merupakan wujud kegiatan yang memungkinkan

organisasi membangun fondasi yang diperlukan untuk kelangsungan hidup

organisasi serta untuk menghadapi tantangan bisnis pada saat ini dan masa yang

akan datang.

Seperti yang dikatakan John Zachman (Zachman, 2000) bahwa Enterprise

Architecture sudah bukan lagi menjadi suatu pilihan tetapi sudah menjadi suatu

kewajiban. Enterprise Architecture adalah suatu praktek manajemen pembangunan

sistem untuk mencapai tujuan kenerjanya (Grounlund, 2009).

Arsitektur enterprise mengidentifikasi komponen utama dari suatu

organisasi dan bagaimana komponen di dalam sistem berfungsi secara

bersama-sama untuk mencapai tujuan bisnis yang didefinisikan. Komponen-komponen ini

terdiri dari sumbar daya manusia, proses bisnis, teknologi, financial dan sumber

daya lainnya.

Arsitektur adalah seni atau praktek merancang dan membangun suatu

struktur atau peta. Sedangkan menurut IEEE 2000, arsitektur merupakan prinsip

organisasi dari suatu enterprise (atau sistem) yang meliputi komponen-komponen,

hubungan satu sama lain, hubungan dengan lingkungan serta panduan pokok pada

perancangan dan evolusinya. Enterprise adalah suatu organisasi yang menggunakan

teknologi informasi untuk melaksanakan misinya.

Defenisi dari Arsitektur Enterprise (Enterprise Architecture)antara lain

sebagai berikut :

1. Enterprise Architecture adalah sebuah pendefinisian sistem bisnis dengan

lingkungan bisnis yang seharusnya dan dapat juga berupa rancangan untuk

mengelola dan mengoperasikan setiap komponen bisnis (misalnya : kebijakan,

operasional, infrastruktur dan informasi).

2. Enterprise Architecture adalah suatu enterprise-wide, mengintegrasikan

kerangka kerja yang menyertakan : arsitektur bisnis (strategi, pengaturan,

organisasi, proses), arsitektur data/informasi, arsitektur alokasi (sistem) dan

arsitektur teknologi.

(27)

3. Enterprise Architecture adalah sebuah mekanisme untuk memastikan sumber

daya teknologi informasi suatu organisasi dapat sejalan dengan strategi dari

organisasi tersebut.

4. Deskripsi dari misi para stakeholder yang terdiri dari informasi, fungsi, lokasi,

organisasi dan parameter pelaksanaan. Arsitektur enterprise menggambarkan

rencana untuk pembangunan sebuah sistem atau kumpulan sistem.

5. Arsitektur enterprise merupakan suatu pendekatan logis, yang komperehensif

dan holistic untuk merancang dan mengimplementasikan sistem dan komponen

sistem yang bersama-sama meliputi suatu infrastruktur manajemen

informasi/teknologi informasi. Arsitektur data (informasi), arsitektur teknologi

dan arsitektur aplikasi.

Berdasarkan definisi-definis tersebut maka lingkungan dari Enterprise

Architecture adalah sebagai berikut :

A. Ruang Lingkup

1. Level organisasi (Perusahaan, divisi dan sebagainya)

2. Level abstraksi (sistem)

B. Organisasi

1. Misi (kebijakan, operasional, infrastruktur dan informasi)

2. Sumber daya organisasi

3. Keterhubungan (relationship dengan stakeholder organisasi)

C. Kebutuhan (fungsional, sekuritas, performance, kemampuan

pemeliharaan/maintenability, kemampuan adaptasi/adaptable,

kegunaan/usability).

D. Kemampuan staf dan fungsionalnya

E. Lingkungan sistem

1. Komponen (hardware, software, brainware)

2. Penghubung/interface (media penghubung)

(28)

Enterprise Architecture juga merupakan salah satu disiplin ilmu dalam

teknologi informasi memiliki definisi sebagai berikut :

1. Sebuah mekanisme untuk menjamin sumber daya informasi teknologi dari

perusahaan/organisasi agar berada pada jalur strategi (Doherty, 1999).

2. Tool untuk membantu eksekutif berpikir tentang organisasi secara menyeluruh

dan untuk membantu dalam pengambilan keputusan (Paul,2004).

3. Deskripsi misi para stakeholder mencangkup parameter informasi,

fungsionalitas/kegunaan, lokasi, organisasi dan kinerja. Arsitektur enterprise

menjelaskan rencana untuk membangun sistem atau sekumpulan sistem

(Osvalds, 2001)

Selain itu istilah arsitektur enterprise meliputi fasilitas fisik, layanan dan

manajemen yang mendukung semua sumber daya informasi di suatu organisasi

yang diharapkan dapat meningkatkan pengembalian investasi, serta menciptakan

suatu framework untuk pengambilan keputusan masa kini dan mendatang.

2.2. Metodologi Arsitektur Enterprise

Metodologi adalah kumpulan metode untuk menguraikan bagaimana suatu

kumpulan aktivitas dilaksanakan. Umumnya metodologi terdiri dari prosedur, teknik

dan disiplin tertentu. Dalam beberapa dekade terakhir metodologi untuk menyusun

rencana arsitektur enterprise masih kurang, pendekatan yang dibuat hanyalah

mencakup aspek data (informasi) atau proses (bisnis), tidak mencakup aspek lain

dari arsitektur enterpsrise yaitu arsitektur teknologi dan aplikasi Untuk menentukan

ruang lingkup, batasan dan content suatu arsitektur enterprise dapat menggunakan

suatu framework. Framework adalah suatu struktur logis yang dapat diperluas untuk

menggolongkan dan mengorganisasikan satu set konsep, metode, teknologi dan

perubahan pada suatu perancangan atau proses pengolahan.

Beberapa framework yang popular diantaranya adalah model Zachman,

model Gartner Group dan model Index. Setiap model framework mendefinisikan

entitas-entitas arsitektur ke dalam baris-baris dan atribut untuk setiap entitas ke

dalam kolom-kolom.

(29)

Salah satu pendekatan yang mencakup seluruh komponen arsitektur

enterprise adalah metodologi Enterprise Architecture Planning (EAP) yang

mempunyai beberapa tahapan kegiatan yang dikelompokkan ke dalam empat

lapisan. EAP menggunakan model framework Zachman dan mengadopsi

perencanaan sistem informasi tradisional seperti Business System Planning (BSP).

2.3. Enterprise Architecture Planning (EAP)

Enterprise Architecture Planning selanjutnya disebut EAP, merupakan suatu metode

yang digunakan untuk membangun sebuah arsitektur informasi. Menurut Steven H.

Spewak, Enterprise Architecture Planning atau EAP adalah suatu metode

pendekatan perencanaan kualitas data yang berorientasi pada kebutuhan bisnis serta

bagaimana cara implementasi dari arsitektur tersebut dilakukan sedemikian rupa

dalam usaha untuk mendukung perputaran roda bisnis dan pencapaian isi sistem

informasi dan organisasi.

Pada dasarnya EAP bukan merancang bisnis dan arsitekturnya, tetapi

mendefinisikan kebutuhan bisnis dan arsitekturnya. Dalam EAP, arsitektur

menjelaskan mengenai data, aplikasi dan teknologi yang dibutuhkan untuk

mendukung bisnis organisasi. Untuk hal tersebut tadi, Steven H Spewak menyatakan

bahwa pemakaian istilah arsitektur terdiri dari arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan

arsitektur teknologi. Arsitektur disini dimaksudkan layaknya cetak biru,

penggambaran, atau model.

Seluruh arsitektur tersebut, dibutuhkan untuk mendukung bisnis yang

diselenggarakan oleh enterprise. Kata "mendefinisikan" menurut pengertian Spewak

adalah mendefinisikan bisnis dan mendefinisikan arsitektur. Jadi EAP bukan suatu

perancangan tetapi pendefinisian. Sedangkan kata "rencana" secara umum adalah

membicarakan tentang definisi arsitektur apa yang dibutuhkan, dukungan diartikan

sebagai kapan arsitektur tersebut akan diimplementasikan.

Komponen dari metodologi EAP menurut Spewak menggunakan dasar dua

lapisan (layer) dari kerangka kerja John Zachman yaitu tahap tinjauan Ballpark

(30)

aplikasi dan teknologi untuk keseluruhan enterprise yang akan digunakan pada

proses perancangan dan penerapan selanjutnya.

Struktur EAP ditunjukkan dalam suatu gambaran komponen yang

dikelompokkan menjadi empat lapisan (layer) seperti pada Gambar 2.3 .

Masing-masing blok merepresentasikan suatu tahap proses yang berfokus pada bagaimana

[image:30.595.125.524.261.429.2]

cara mendefinisikan arsitektur terpadu dan rencana pengembangannya.

Gambar 2.1. Komponen Lapisan EAP (Spewak..at, 1992)

Setiap lapisan juga mencerminkan urutan dan cara kegiatan dilakukan. Penjelasan

komponen EAP pada Gambar 2.1. adalah sebagai berikut :

1. Lapisan 1 (Posisi mulainya)

Inisiasi perencanaan : mempersiapkan pelaksanaan proyek EAP (seperti :

membuat rencana kerja, memastikan komitmen manajemen dan lain-lain).

2. Lapisan 2 (Posisi sekarang)

a. Pemodelan bisnis : menghimpun pengetahuan mengenai bisnis dan

informasi yang digunakan dalam melangsungkan bisnis.

b. Sistem dan teknologi saat ini : menetukan sistem dan teknologi yang ada

saat ini sebagai dasar untuk rencana migrasi jangka panjang.

3. Lapisan 3 (Posisi yang diinginkan dimasa mendatang)

a. Arsitektur data : menentukan jenis data utama yang dibutuhkan untuk

melangsungkan bisnis. Inisiasi Perencanan Pemodelan Proses Bisnis Sistem dan

Teknologi Saat ini

Arsitektur data Arsitektur Apliksi Arsitektur Teknologi Rencana Implementasi Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 3 Lapisan 4

(31)

b. Arsitektur aplikasi : menentukan jenis aplikasi utama yang dibutuhkan

untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis.

c. Arsitektur teknologi : menentukan platform teknologi yang dibutuhkan

untuk menyediakan lingkungan aplikasi yang mengelola data dan

mendukung fungsi bisnis.

Tanda panah pada layer ini memiliki arti bahwa ketiga arsitektur ini ditentukan

secara berurutan dimulai dari arsitektur data, kemudian arsitektur aplikasi dan

terakhir arsitektur teknologi.

4. Lapisan 4 (Bagaimana cara mencapainya)

Rencana penerapan : menentukan tahapan penerapan aplikasi, jadwal

penerapan, dan mengajukan jalur yang jelas untuk bermigrasi dari posisi saat ini

ke posisi yang diingikan di masa mendatang.

Manfaat yang diperoleh dari penerapan EAP adalah :

1. Manfaat yang seharusnya diperoleh sebagai hasil langsung dari EAP. Beberapa

manfaat yang dimaksud ini misalnya :

a. Fokus ke penggunaan strategis dari teknologi untuk mengelola data sebagai

aset.

b. Proses dokumentasi meningkatkan pemahaman mengenai bisnis.

c. Integrasi sistem saat ini dengan sistem baru.

2. Manfaat yang diperoleh dengan memiliki sistem terintegrasi yang direncanakan

dengan baik. Beberapa manfaat yang dimaksud misalnya :

a. Mengurangi biaya pemasukan data

b. End User memiliki akses langsung ke shared data.

c. Mempermudah evaluasi dan pemilihan paket perangkat lunak dari vendor.

3. Dokumen yang dihasilkan lengkap.

Berikut ini akan dibahas seluruh lapisan EAP sesuai dengan tahapan yang

(32)

2.3.1. Inisiasi Perencanaan

Sesuai dengan matriks langkah pengerjaan EAP diatas, maka tahapan awal yang

harus dikerjakan adalah melakukan inisiasi perencanaan, dengan harapan agar

proses pembangunan model arsitektur ini dapat terarah dengan sangat baik. Hal ini

dilakukan karena pada tahap inilah ditentukannya apa yang akan dilakukan dan apa

yang akan digunakan pada tahapan pengerjaan berikut.

Menurut Steven H Spewak, tahapan awal ini menjadi penting, terutama

karena pada tahapan inilah ruang lingkup dan perencanaan kegiatan atau rencana

kerja didefinisikan. Faktor lain yang menjadi penting adalah, justru pada tahapan

inilah dukungan dan komitmen dari unsur manajemen dibutuhkan, yang tidak

hanya dalam bentuk verbal, tetapi juga berpengaruh pada personil, anggaran dan

waktu.

Ada tujuh langkah yang dimiliki oleh fase ini yaitu :

1. Penentuan ruang lingkup dan sasaran EAP

Tujuan adalah hal yang harus ditentukan dari awal karena tujuanlah yang akan

menjadi penuntun arah, dan agar manajemen serta semua unsur yang akan

terlibat mengerti persis apa peran dan kontribusi yang harus dilakukan dan yang

harus dihasilkan pada tahap ini, yaitu :

a. Ruang lingkup organisasi dan penentuan participant/komponen organisasi

yang akan terlibat.

b. Pernyataan tujuan yang akan diselesaikan.

Penentuan ruang lingkup dan sasaran yang ingin dicapai dengan EAP dapat

dilakukan dengan menggunakan analisis kondisi internal terhadap enterprise

atau organisasi.

Definisi analisis internal, merupakan suatu analisis untuk mengukur

kemampuan internal relatif dengan posisi industri dan pencapaian visi dan misi

organisasi. Analisis internal memberikan gambaran mengenai kondisi lingkungan

yang digunakan sebagai dasar acuan perencanaan. Analisis internal meliputi kondisi

bisnis organisasi (struktur bisnis, iklim organisasi) serta kondisi sistem informasi

dan teknologi yang digunakan organisasi.

(33)

Maksud dilakukan analisis terhadap lingkungan internal adalah untuk

menilai posisi saat ini dari organisasi secara relatif dengan kondisi ideal dari visi,

misi organisasi sebagai bagian dari pemetaan perencanaan. Analisis internal

merupakan bentuk dari evaluasi manajerial pada level atas, menengah dan

operasional dari organisasi.

2. Pembuatan visi (pertemuan dengan manajemen)

Tahap ini adalah tahapan dimana lingkungan organisasi dianalisis, sehingga kita

dapat mengetahui visi organisasi dari pihak manajemen. Berdasarkan

pemahaman tersebut inilah yang akan digunakan untuk mendefinisikan tujuan

dan sistem informasi yang akan dibuatkan arsitekturnya sedemikian rupa untuk

mendukung kegiatan bisnis organisasi.

3. Penyesuaian metodologi

EAP adalah sebuah metodologi, dengan demikian maka pada tahap ini semua

yang akan direncanakan harus berpedoman kepada pengerjaan yang EAP

sarankan.

4. Penataan sumber daya komputer

Pada tahapan ini, EAP meminta agar organisasi mampu merekondisikan semua

sumber daya komputer dan data/informasi yang terlibat sedemikian rupa agar

siap pakai.

5. Pembentukan tim perencanaan

Menyusun kerangka tim yang baik bisa jadi merupakan hal yang paling penting

pada fase inisiasi perencanaan ini, karena akan sangat berpengaruh pada

kualitas hasil dari EAP nantinya.

6. Persiapan perencanaan kerja EAP

Perencanaan kerja sangat penting karena akan menjadi acuan bagi semua

aktifitas team.

7. Pengkonfirmasian komitmen manajemen dan pembiayaan

Langkah terakhir ini diperlukan agar semua unsur organisasi termasuk

manajemen, dapat mengerti sasaran dan tujuan yang akan dicapai.

(34)

2.3.2. Pemodelan Bisnis

Pemodelan bisnis merupakan salah satu tahapan EAP pada lapisan 2, menurut

Steven H Spewak, Pemodelan bisnis adalah proses identifikasi fungsi-fungsi bisnis,

pendeskripsian fungsi dan identifikasi unit organisasi yang melaksanakan setiap

fungsi tersebut serta melakukan survey untuk mendapatkan informasi lengkap

mengenai bisnis sebagai acuan pemodelan bisnis. Tujuan dari pemodelan bisnis ini

adalah untuk menyediakan pengetahuan dasar yang lengkap dan menyeluruh yang

dapat digunakan untuk mendefinisikan arsitektur dan rencana implementasinya.

Ada tiga tahapan untuk memodelkan bisnis, yaitu sebagai berikut :

1. Dokumentasi struktur organisasi.

2. Identifikasi dan definisi fungsi bisnis.

3. Dokumentasi bisnis model utama, distribusi dan presentasi kepada semua

komunitas bisnis untuk mendegarkan komentarnya.

2.3.2.1. Dokumentasi Struktur Organisasi

Tahapan ini mempunyai tujuan yaitu mendokumentasikan struktur organisasi dan

mengidentifikasi setiap individu dan lokasi yang membentuk suatu fungsi bisnis

dalam organisasi. Hasil dari tahapan ini adalah bagan organisasi, daftar posisi dan

jabatan, jumlah pekerja dan lokasi pekerja ditempatkan, dokumentasi dari tujuan

bisnis, sasaran dan rencana strategi bisnis (boleh dibuat boleh tidak/pilihan).

2.3.2.2. Identifikasi dan Definisi Fungsi Bisnis

Tahapan ini bertujuan untuk mendefinisikan struktur dari model bisnis, sedangkan

yang harus disampaikan pada tahapan ini adalah laporan mengenai fungsi yang

diidentifikasi, dimana setiap fungsi harus memiliki nama, deskripsi singkat, turunan

fungsi dan dibentuk dari sedikitnya satu unit organisasi. Fungsi sendiri merupakan

sekumpulan aksi yang diadakan dalam menjalankan bisnis organisasi. Fungsi dapat

didefinisikan sejalan dengan sub fungsinya.

(35)

Rincian dari tahapan ini adalah :

1. Pemodelan bisnis awal dapat dilakukan dengan mendefinisikan area bisnis

utama dengan menggunakan model rantai nilai (value chain) Porter untuk

menyoroti aktivitas di dalam bisnis. Rantai terdiri dari satu rangkaian aktivitas

yang menciptakan dan membangun suatu nilai yang dapat menghasilkan margin

[image:35.595.134.546.277.468.2]

nilai tambah bagi organisasi.

Gambar 2.2 Model Rantai Nilai (Value Chain) (Porter-1985)

Gambar 2.2 menunjukkan rantai nilai (value chain) Porter yang terdiri dari

aktivitas utama (primary activities) dan aktivitas pendukung (support acivities).

Primary activities (kegiatan utama) pada rantai nilai ini adalah sebagai berikut :

a. Inbound Logistic : Aktivitas yang berhubungan dengan penerimaan,

penyimpanan, dan menyebarkan masukan.

b. Operations : Aktivitas yang mentransformasikan masukkan menjadi keluaran

menjadi produk akhir.

c. Outbound Logistic : Aktivitas yang berhubungan dengan menyebarkan

produk/jasa ke pelanggan.

d. Marketing & Sales : Kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran dan

(36)

e. Service : Kegiatan yang berhubungan dengan penyedia layanan untuk

meningkatkan pemeliharaan produk seperti instalasi, pelatihan, perbaikan,

suplai bahan dan perawatan.

Support activities (kegiatan pendukung) yang digambarkan Porter adalah

sebagai berikut :

a. Firm Infrastructure : merupakan aktivitas, biaya dan aset yang berhubungan

dengan manajemen umum, accounting dan keuangan, keamanan dan

keselamatan sistem informasi dan fungsi lainnya.

b. Human Resource Management : terdiri dari aktivitas yang terlibat seperti

penerimaan, dengar pendapat, pelatihan, pengembangan dan kompensasi untuk

semua tipe personil dan mengembangkan tingkat keahlian pekerja.

c. Technology Development : aktivitas yang terkait dengan biaya yang

berhubungan dengan produk, perbaikan proses, perancangan peralatan,

pengembangan perangkat lunak komputer, sistem telekomunikasi, kapabilitas

basis data baru dan pengembangan dukungan sistem berbasis komputer.

d. Procurement : kegiatan yang berhubungan dengan bagaimana sumber daya

diperoleh seperti fungsi pembelian input yang digunakan dalam value chain

organisasi.

Istilah margins menyiratkan bahwa organisasi mendapat suatu margin

keuntungan melalui kinerja yang efektif dan efisien yang bergantung pada

kemampuan untuk mengatur keterkaitan antar semua aktivitas didalam rantai nilai

tersebut. Keterkaitan itu dapat berupa arus informasi, barang-barang dan jasa, serta

sistem dan prosedur untuk menjalankan aktivitas.

2. Membagi area fungsional menjadi subfungisi-subfungsi dengan menjawab pertanyaan “Apa fungsi ini?” atau “apa makna dari nama fungsi ini?”. Kemudian lanjutkan mendekomposisi fungsi sampai subfungsi yang didapatkan

merupakan aksi tunggal, dilaksanakan secara berulang, menghasilkan keluaran

yang dikenal atau dapat dihubungkan dengan unit organisasi tertentu.

3. Menghubungkan fungsi detil dengan unit organisasi yang melaksanakannya.

(37)

Hubungan fungsi dan unit organisasi dapat dinyatakan dengan membuat matriks

fungsi ke organisasi yang merupakan peta bagi team EAP dalam melakukan

survey enterprise.

2.3.2.3. Sistem dan Teknologi Saat Ini

Tahapan ini mempunyai tujuan yaitu untuk mendokumentasikan dan

mendefinisikan seluruh platform teknologi dan sistem yang digunakan oleh

enterprise saat ini. Sedangkan yang harus dihasilkan pada fase ini disebut dengan

Information Recource Catalog (IRC) yang juga disebut Ensiklopedia Sistem atau

inventory system.

Manfaat pembuatan IRC diantaranya adalah :

1. Menyediakan referensi semua sumber daya informasi.

2. Menunjukkan distribusi sumber daya informasi.

3. Sebagai petunjuk lokasi informasi yang dibutuhkan manajemen.

4. Dapat digunakan dalam EAP sebagai basis perencanaan.

IRC dibuat berdasarkan langkah-langkah berikut :

1. Menentukan ruang lingkup dan tujuan IRC

2. Persiapan untuk koleksi data

3. Melaksanakan pengumpulan data

4. Validasi informasi IRC dan buat draft IRC

5. Menggambarkan skema aplikasi.

2.3.2.4. Arsitektur Data

Arsitektur data mengidentifikasi dan mendefinisikan berbagai jenis data utama

yang mendukung fungsi bisnis yang terdefinisi pada model bisnis. Arsitektur data

adalah salah satu dari tiga arsitektur (arsitektur data, arsitektur aplikasi, arsitektur

teknologi) enterprise wide pada Zachman Framework untuk arsitektur sistem

informasi. Hal pertama dari ketiga arsitektur tersebut yang didefinisikan terlebih

dahulu karena kualitas data adalah produk dasar dan fungsi Sistem Informasi.

(38)

memiliki atribut dan relasi antar entitas. Dalam pendefinisian arsitektur data

dilakukan pendefinisian entitas, yang dapat didefinisikan sebagai orang, tempat,

konsep, sesuatu atau bahkan kejadian yang memiliki arti dalam konteks bisnis dan

juga mengenai kemungkinan data tersebut didefinisikan. Atribut didefinisikan

sebagai karakteristik dari entitas, sedangkan relasi adalah merupakan hubungan

antar entitas yang terkait dengan fungsi bisnis.

Arsitektur data dapat didefinisikan melalui tahapan berikut :

1. Buat daftar calon entitas data dengan mengkaji model bisnis dan deskripsi

sistem dan teknologi yang dipakai.

2. Tetapkan entitas yang digunakan.

3. Definisi setiap entitas tersebut dan didokumentasi dengan memanfaatkan

diagram entitas-relasi/E-R.

4. Hubungkan entitas data dengan fungsi bisnis detil dalam bentuk matriks.

Untuk menghubungkan dengan fungsi bisnis detil dapat disajikan dalam

bentuk matriks entitas ke fungsi. Matriks ini sering disebug matriks CRU. C untuk

create, U untuk update dan R sebagai reference/read. Selain itu terdapat

metodologi lain untuk matriks sejenis dengan menambah inisial D untuk delete,

matriks ini dikenal sebagai matriks CRUD.

Manfaat matriks data ke fungsi adalah :

1. Menyajikan pemakaian bersama data oleh fungsi bisnis.

2. Mendefinisikan lingkup sistem aplikasi yang akan datang.

3. Bersama matriks hubungan aplikasi ke fungsi, dipakai untuk membuat urutan

atau prioritas penerapan aplikasi.

2.3.2.5. Arsitektur Aplikasi

Setelah arsitektur data terdefinisi, selanjutnya disusun suatu arsitektur aplikasi.

Arsitektur aplikasi mendefinisikan jenis aplikasi utama yang dibutuhkan untuk

mengelola data dan mendukung fungsi bisnis enterprise. Aplikasi yang dimaksud

adalah proses pendefinisian aplikasi apa saja yang akan mengelola data dan

menyediakan informasi untuk pihak manajemen terhadap fungsi bisnisnya.

(39)

Untuk mendefinisikan arsitektur aplikasi dilakukan langkah-langkah

berikut:

1. Buat daftar kandidat aplikasi

2. Definisikan setiap aplikasi tersebut dan buat skematikanya

3. Hubungkan aplikasi dengan fungsi bisnis

4. Distribusikan arsitektur aplikasi

2.3.2.6. Arsitektur Teknologi

Berdasarkan arsitektur data dan arsitektur aplikasi, selanjutnya disusun suatu

arsitektur teknologi yang mendefinisikan jenis teknologi utama (platform) yang

dibutuhkan untuk menyediakan lingkungan bagi aplikasi yang mengelola data.

Arsitektur teknologi bukan merupakan analisis kebutuhan detil atau rancangan

perangkat komputasi enterprise. Penyusunan arsitektur teknologi dapat diselesaikan

melalui tahapan berikut :

1. Mengidentifikasi prinsip dan platform teknologi.

Prinsip teknologi merupakan aturan atau pedoman yang memberikan arahan

untuk penyediaan platform teknologi. Prinsip teknologi diantaranya dapat

berupa :

a. Basis antara muka yang digunakan adalah berbasis grafis yang umum

(GUI/Graphical User Interface).

b. Penyimpanan data yang menggunakan basis data relasional.

c. Tersedianya kemampuan recovery data dan aplikasi.

2. Mendefinisikan distribusi data dan aplikasi serta platform teknologi.

Distribusi data dan aplikasi didefinisikan dengan memperhatikan lokasi bisnis,

dilanjutkan dengan definisi konfigurasi untuk platform teknologi dalam tiga

tingkatan sebagai berikut :

a. Workstation konseptual : fasilitas yang digunakan pemakai untuk

mengakses data secara langsung atau meyediakan data kepada aplikasi atau

(40)

b. Jaringan enterprise konseptual : terdiri dari fasilitas komputasi, masukkan,

keluaran, penyimpanan dan telekomunikasi.

c. Arsitektur sistem bisnis : teknologi untuk menerapkan dan merawat aplikasi

dan basis data dalam enterprise.

3. Hubungkan platform teknologi ke aplikasi dan fungsi bisnis.

2.3.2.7. Rencana Penerapan

Rencana penerapan merupakan rencana yang dipersiapkan untuk

mengimplementasikan arsitektur enterprise. Dasar pembuatan rencana ini adalah

model bisnis, katalog sumber daya informasi dan arsitektur-arsitektur yang telah

didefinisikan sebelumnya.

Tahapan yang dikerjakan untuk menyusun rencana penerapan adalah :

1. Menyusun urutan/prioritas penerapan sistem.

Urutan atau prioritas penerapan aplikasi dapat dinyatakan berdasarkan rantai

nilai enterprise. Dengan membuat matriks aplikasi ke entitas data yang telah

dioptimalisasi dapat diperoleh suatu urutan aplikasi.

2. Membuat estimasi waktu dan sumber daya berdasarkan kegiatan.

3. Faktor sukses implementasi.

Faktor sukses pada penerapan EAP misalnya melakukan :

1. Penerapan fungsi atau unit organisasi sistem informasi baru.

2. Inisiasi segera untuk fase transisi.

3. Persetujuan rencana.

4. Adopsi metodologi pengembangan sistem yang baru.

5. Evaluasi pemilihan teknologi baru.

(41)
[image:41.595.124.530.161.408.2]

2.4. Four StageLife Cycle Business System Planning (BSP)

Gambar 2.3 Four Stage Life Cycle (IBM,1981)

Four Stage Life Cycle adalah tool yang digunakan untuk menemukan turunan dari

fungsi bisnis yang terkait dengan produk/layanan yang diberikan oleh fungsi bisnis

tersebut. Four Stage Life Cycle pada BSP digunakan pada tahap pendefinisian

proses bisnis. Ada empat siklus yang digunakan yaitu :

1. Tahap I, Requirements, planning, measurement and control.

Yaitu aktifitas yang menentukan berapa banyak produk/layanan yang

dibutuhkan, rencana untuk mendapatkannya dan pengukuran serta kontrol yang

terkait dengan rencana.

2. Tahap II, Acquisition

Aktifitas yang dibentuk untuk mengembangkan produk/layanan atau untuk

mendapatkan sumber daya yang akan dipergunakan untuk kegiatan

pengembangan.

3. Tahap III, Stewardships

Aktivitas atau membentuk, mempertajam, memodifikasi atau merawat

dukungan sumber daya dan untuk menyimpan atau menelusuri produk atau

layanan.

REQUIREMENTS (Kebutuhan)

STEWARDSHIP

(Pengelolaan)

DISPOSITION

(Disposisi)

ACQUISITION

(Akuisisi)

Data Transaksi Data Perencanaan

Data Transaksi Data

Rangkuman Statistik

Data

Rangkuman Statistik

(42)

4. Tahap IV, Retirement/Disposition

Aktifitas atau keputusan akhir dari tanggungjawab organisasi untuk suatu

produk atau layanan atau sinyal yang menyatakan akhir dari penggunaan

sumber daya.

2.5. Perencanaan Strategis Informasi

Tujuan utama perencanaan strategis informasi adalah mempersiapkan rencana bagi

pengelolaan analisis, perancangan dan pengembangan sistem berbasis komputer

(Parizeau,2002). Dalam metodologi kerekayasaan informasi, tiap langkah dapat

dilihat dari dua sisi, yaitu data dan aktivitas. Untuk perencanaan strategi informasi

di sisi data, arah tinjauan strategisnya adalah terhadap kebutuhan informasi yang

dibutuhkan oleh enterprise. Sedangkan di sisi aktivitas, arah tinjauan strategisnya

[image:42.595.106.515.399.724.2]

adalah dalam hal pemanfaatan teknologi untuk peningkatan kinerja enterprise.

Gambar 2.4 Metodelogi Information Engineering (Martin,1990)

(43)

2.6.

Zachman Framework

Zachman Framework atau ZF merupakan skema untuk melakukan klasifikasi

pengorganisasian artifak enterprise (Zachman,1987). ZF terdiri dari 6 kolom dan 6

baris. Tiap kolom merepresentasikan fokus, abstraksi, atau topik arsitektur

enterprise, yaitu: data, fungsi, jaringan, manusia, waktu, dan motivasi. Tiap baris

merepresentasikan perspektif berikut:

1. Perspektif Perencana: menetapkan konteks, latar belakang, & tujuan.

2. Perspektif Pemilik: menetapkan model konseptual dari enterprise.

3. Perspektif Perancang: menetapkan model sistem informasi sekaligus

menjembatani hal yang diinginkan pemilik & hal yang dapat direalisasikan

secara teknis dan fisik.

4. Perspektif Pembangun: menetapkan rancangan teknis & fisik yang digunakan

dalam mengawasi implementasi teknis dan fisik.

5. Perspektif Subkontraktor: menetapkan peran dan rujukan bagi pihak yang

bertanggung jawab untuk melakukan pembangunan sistem informasi.

6. Perspektif Fungsional: merepresentasikan perspektif pengguna dan wujud nyata

hasil implementasi.

2.7. Riset-riset Terkait

Terdapat beberapa riset yang telah dilakukan oleh banyak peneliti berkaitan dengan

seperti yang akan dijelaskan di bawah ini :

“Succes and Failure Factor of Adopting SAP in ERP System Implementation” oleh Vidyaranya B. Gargeya dan Cydnee Brady (2005). Penelitian ini menghasilkan teori bahwa ada banyak faktor yang terlibat dalam menentukan

kesuksesan implementasi ERP, yakni apakah perusahaan pekerja dengan fungsi

SAP (maintained scope), bagaimana dukungan team, manajemen dan konsultasi,

bagaimana kesiapan internal, apakah sistem tersebut sesuai dengan organizational

deversity, bagaimana perencanaan, pengembangan dan anggarannya serta apakah

(44)

“Desain Sistem Manufaktur Menggunakan ERP Sistem : Suatu Pendekatan Praktis” Vincent Gaspersz (2001), yaitu mengintegrasikan banyak informasi yang saling berhubungan, terutama informasi yang berasal dari lantai pabrik (shop floor)

dengan informasi akutansi dan keuangan sehingga akan memberikan informasi

komprehensif dan terintegrasi yang beragam untuk komunikasi komprehensif dan

terintegrasi yang berguna untuk komunikasi diantara orang-orang dalam sistem

manufaktur itu, serta memudahkan manajemen industri manufaktur untuk

mengambil tindakan atau membuat keputusan tepat waktu dalam mencapai

tujuan-tujuan perusahaan.

2.8. Persamaan dan Perbedaan Penelitian

Dalam riset-riset yang telah ada banyak persamaan dalam penerapan EAP yaitu

sama-sama memiliki sistem yang saling terintegrasi antara satu dengan yang

lainnya. Namun yang menjadi perbedaan mendasar dalam penelitian ini yaitu masih

kurangnya penerapan EAP pada Perguruan tinggi atau universitas serta penelitian

ini dilakukan pada Universitas Gunung Leuser (UGL).

2.9. KontribusiRiset

Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman kita tentang penerapan

model arsitektur enterprise pada sebuah universitas dengan mengunakan metode

Enterprise Architecture Planning (EAP) sehingga akan lebih mempermudah

mengapai segala informasi yang terintegrasi dan terdistribusi dalam menjalankan

bisnis dibidang pendidikan.

(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada Universitas Gunung Leuser (UGL) di Jl. Iskandar Muda

No.1 Kecamatan Babussalam Kabupaten Aceh Tenggara. Lamanya waktu yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini 3 bulan yaitu selama bulan yang

dimulai pada awal November 2011 sampai dengan akhir bulan Januari 2012.

3.2. Data Penelitian

Data-data penelitian didapat melalui :

1. Pengamatan (observasi) dan wawancara langsung pada pihak pengelola

Universitas Gunung Leuser Kutacane Aceh Tenggara, yaitu untuk mempelajari

seluk beluk kebutuhan sistem yang diperlukan untuk kemajuan bisnis

pendidikan pada universitas Gunung Leuser kutacane Aceh Tenggara. Hasil

pengamatan kemudian dibuat skenario-skenario yang mendukung untuk

membangun sebuah arsitektur enterprise.

2. Literatur/perpustakaan, yaitu untuk melihat model apa saja yang dapat

digunakan dalam merancang sebuah sistem informasi yang mampu mendukung

bisnis dalam sebuah organisasi.

3. Media Maya/Internet, yaitu sebagai tambahan wawasan dalam penyusunan tesis

ini.

Selanjutnya, setelah data-data terkumpul maka akan dilakukan perencanaan dalam

menyusun level arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi. Hasil

dari perencanaan ini nantinya agar bisa dijadikan referensi untuk membangun

arsitektur enterprise sistem informasi pada Universitas Gunung Leuser Kutacane

(46)

3.3. Proses Penelitian

Proses penelitian yang dilakukan yaitu dengan cara menerapkan Struktur EAP yaitu

mulai dari inisiasi perencanaan yang ada pada level 1, pemodelan bisnis dan sistem

dan teknologi saat ini yang ada pada level 2. Dari level satu dan dua ini akan

menghasilkan output pada level 3 yaitu arsitektur data, arsitektur aplikasi dan

arsitektur teknologi yang dapat dilihat pada bab selanjutnya.

3.3.1. Inisiasi Perencanaan

Ada tujuh langkah yang dimiliki pada fase ini yaitu : pendefinisian ruang lingkup

dan sasaran pengerjaan EAP, pendefinisian visi, pendekatan metodologi

perencanaan, pengunaan sumber daya komputer, pembentukan tim perencanaan,

persiapan perencanaan kerja EAP dan pengkonfirmasian komitmen manajemen dan

pembiayaan. Namun sebagai awal hanya akan dikerjakan empat langkah dalam

tesis ini. Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang dilakukan pada fase inisiasi

perencanaan, yaitu :

1. Pendefinisian ruang lingkup dan sasaran pengerjaan EAP.

2. Pendefinisian visi.

3. Pemilihan pendekatan metodologi perencanaan.

4. Penggunaan sumber daya komputer.

3.3.1.1. Pendefinisian Ruang Lingkup Dan Sasaran Pengerjaan EAP

Pada peraturan ketua umum yayasan pendidikan Gunung Leuser Kutacane Nomor:

Kep.197/YPGL/VII/2011 pada bab IV unsur pelaksana akademik, pasal 9 tentang Fungsi dan Tugas Dekan poin 1 dan 2 yaitu “Melaksanakan visi dan misi Universitas serta penyelengaraan Tridarma perguruan tinggi”, maka bisa ditarik kesimpulan bahwasanya inti bisnis di Universitas Gunung Leuser Kutacane Aceh

Tenggara adalah menyelengarakan layanan jasa pendidikan secara luas untuk

masyarakat sesuai dengan tingkatan pendidikannya, sampai dengan meluluskan

para peserta didiknya, sehingga dapat memanfaatkan ilmunya dilingkungan

pekerja.

(47)

Penyelengaraan Tri Darma perguruan tinggi pada pelaksanaannya nanti

pasti akan berkaitan dengan kebutuhan terhadap layanan data/informasi, yang akan

digunakan untuk menjalankan kegiatannya dengan lebih baik dan terencana serta

terkendali.

Dengan demikian maka ruang lingkup dan sasaran dalam pengerjaan EAP

adalah sistem informasi dan teknologi informasi yang berkaitan dan dibutuhkan

untuk mendukung penyelenggaraan proses pendidikan mulai dari awal pendaftaran

sampai dengan lulus dari pendidikan serta kegiatan pendukungnya yaitu

manajemen sumber daya dan manajemen keuangan.

3.3.1.2. Pendefinisian Visi

Visi dari UGL Kutacane adalah “Mewujudkan lulusan yang mampu bertaqwa kepada Allah SWT, menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan pola pikir yang

berwawasan lingkungan”. Dari visi tersebut, maka visi pengembangan sistem informasinya diformulasikan sebagai berikut : “Membangun Perguruan Tinggi Dengan Sistem Informasi yang terintegrasi, bertujuan untuk mengevaluasi rencana

dan prioritas penggunaan dan layanan teknologi informasi di UGL Kutacane Aceh Tenggara”.

3.3.1.3. Pemilihan Pendekatan Metodologi Perencanaan

Metode pendekatan yang digunakan dalam perencanaan arsitektur sistem informasi

dan teknologi informasi pada lingkungan organisasi Universitas Gunung Leuser

Kutacane ini yaitu Enterprise Architekture Planning Methodology, yang terdiri dari

empat tahap pengerjaan :

1. Planning Initiation

2. Business Modelling and Current Technology

3. Data Arcgutecture, Application Architecture and Technology Architecture.

4. Implementation

Untuk pengerjaan dari tahap keempat, yang dilakukan adalah sampai pada tahap

(48)

3.3.1.4. Penggunaan Sumber Daya Komputer

Penggunaan sumber daya komputer masih sanggat minim sekali dilingkungan

Universitas Gunung Leuser, sehingga penggunaan dana dan waktu dalam

pengelolaan proses pendidikan dan peningkatan mutu sumber daya manusia

menjadi semakin besar, dengan demikian perlu adanya sebuah sistem yang dapat

mengatasi permasalahan-permasalahan yang dapat merugikan organisasi-organisasi

pada lingkungan universitas Gunung Leuser Kutacane Aceh Tenggara.

Beberapa kondisi yang dapat diuraikan berdasarkan hasil pengamatan di

UGL Kutacane Aceh Tenggara adalah sebagai berikut :

a. UGL Kutacane Aceh Tenggara diberi kepercayaan untuk mengelola dana yang cukup besar untuk membangun kampus baik “raga” maupun “jiwa” –nya.

b. Jumlah mahasiswa yang cukup besar dan belum ada suatu program terintegrasi

agar mahasiswa melek dan lancar menggunakan Teknologi Informasi.

c. Jumlah mahasiswa yang memiliki komputer pribadi makin meningkat.

d. Beberapa fakultas telah memulai kegiatan memperkenalkan teknologi

informasi.

e. Perpustakaan telah menggunakan teknologi informasi untuk mendukung

kegiatan operasionalnya.

f. Dilingkungan area UGL telah terpasang 3 titik jaringan tampa kabel (WiFi)

g. Penggunaan platform teknologi yang ada belum dimanfaatkan/digunakan secara

optimal, terlihat dari adanya perangkat komputer yang tidak digunakan dan

hanya menggunakan beberapa komputer untuk melakukan pekerjaan. Demikian

juga untuk penggunaan perangkat lunaknya.

h. Letak geografis yang agak berjauhan dari ruangan kantor administratif, tiap

fakultas dan ruang kelas yang tersebar.

i. Infrastruktur pendukung untuk sistem informasi terintegrasi seperti peralatan

jaringan dan komunikasi data masih terbatas dan belum mendukung sistem

terintegrasi.

(49)

3.3.2. Pemodelan Bisnis

Model bisnis merupakan gambaran fungsi-fungsi bisnis organisasi yang dapat

diuraikan menjadikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan organisasi. Fungsi-fungsi

bisnis dapat dibagi ke dalam subfungsi-subfungsi sehingga membentuk struktur

pohon yang secara sederhana dapat ditampilkan dengan menggunakan daftar secara

indentasi yang menunjukkan setiap tingkatan sampai ke tingkat detilnya.

Pada tahapan pengembangan model bisnis ini, tahapan yang akan dilakukan

adalah :

1. Dokumentasi Struktur Organisasi, dan

2. Indentifikasi dan definisi area dan fungsi bisnis utama.

3.3.2.1. Struktur Organisasi

Dalam pencapaian visi organisasi, maka harus ada dukungan dari segenap

fungsi-fungsi bisnis yang ada seperti fungsi-fungsi akademik, fungsi-fungsi sumber daya manusia, fungsi-fungsi

keuangan serta pusat komputer dan sistem informasi. Struktur Organisasi

Universitas Gunung Leuser dapat dilihat pada lampiran halaman L1.

3.3.2.2. Identifikasi Area Bisnis Utama

Berdasarkan konsep rantai nilai Michael Porter dan siklus hidup ( Stage Life

Cycle), area fungsional utama untuk model pendidikan di UGL Kutacane Aceh

Tenggara dapat dikelompokkan ke dalam kegiatan utama (Primary Activities) dan

kegiatan pendukung (Support Activities). Gambar 3.1 memperlihatkan rantai nilai

dengan siklus hidup (Stage Life Cycle) untuk model pendidikan di UGL Kutacane

(50)
[image:50.595.131.512.58.330.2]

Gambar 3.1 Rantai Nilai Model Pendidikan

Masing-masing kegiatan utama dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Penerimaan Mahasiswa dapat dideskripsikan sebagai kegiatan yang meliputi

proses penerimaan mahasiswa baru sampai dengan pendataan mahasiswa baru.

b. Operasional Akademik merupakan aktivitas yang berkaitan dengan usaha untuk

menjalankan operasional akademik atau kegiatan proses belajar mengajar

selama mahasiswa berada dalam masa akademik.

c. Penglepasan Akademik adalah aktivitas yang berkaitan dengan manajemen

akhir akademik atau penglepasan akademik sebagai akhir dari studi mahasiswa.

Kegiatan pendukung dapat dijelaskan seperti dibawah ini :

a. Manajemen Sumber Daya Manusia : adalah kegiatan pendukung untuk

penentuan kebutuhan, pemantauan dan alokasi sumber daya manusia khususnya

pada aktifitas operasional akademik.

b. Manajemen Keuangan : adalah aktifitas pendukung yang berkaitan dengan

usaha untuk memberikan dukungan manajemen keuangan yang berkisar pada

perencanaan budget dan investasi pengembangan.

c. Manajemen Sarana dan Prasarana : adalah kegiatan pendukung yang dimulai

dari perencanaan kebutuhan saran dan perlengkapan serta pengelolaannya untuk

kegiatan akademik.

A P

K D

A P

K D

A P

K D

A : Akuisisi

K : Kebutuhan : Alur Informasi

P: Pengelolaan : Informasi, Layanan, Mahasiswa D: Disposisi

(51)

d. Pusat Komputer dan Sistem Informasi (PKSI) : adalah kegiatan yang berkaitan

dengan usaha untuk memberikan dukungan terhadap pengembangan,

pemanfaatan dan pengelolaan teknologi informasi, riset dan laboratorium.

Pembahasan kegiatan pendukung disini hanya untuk manajemen sumber

daya manusia dan manajemen keuangan dikarenakan keterbatasan waktu

pengerjaan tesis. Untuk selanjutnya kegiatan di dalam bisnis organisasi dapat

dinyatakan dengan fungsi.

Margin dalam kaitan dengan pengembangan sistem informasi adalah

memproleh kriteria informasi dengan kualitas seperti efektivitas, efisiensi,

kerahasiaan integritas, ketersediaan ketaatan keandalan informasi.

Untuk mengetahui siklus dan dekomposisi dari setiap fungsi, maka berikut

ini adalah dekomposisi dari setiap fungsi tersebut dengan menggunakan Tools Four

Stage Life Cycle dari IBM dan bagan hirarki fungsi rinci. Adapun hasil dari

dekomposisi setiap fungsi menggunakan Four Stage Life Cycle adalah sebagai

(52)
[image:52.842.80.764.110.476.2]

Tabel 3.1 Four Stage Life cycel Fungsi Bisnis Utama UGL

Stage

Fungsi Kebutuhan Akuisisi Pengelolaan Disposisi

Penerimaan Mahasiswa Baru

Perencanaan Stratesis Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun Akademik baru

a. Pembentukan Panitia PMB b. Penetapan Kebijakan Anggaran

PMB

c. Penentuan Standarisasi Penerimaan

d. Penentuan Kapasitas Mahasiswa e. Penjadwalan Kegiatan PMB f. Penyusunan Materi Ujian

Seleksi

a. Penerimaan Pendaftaran Mahasiswa Baru

b. Pelaksanaan Seleksi Calon Mahasiswa Baru

c. Pengolahan Hasil Ujian Seleksi

Registrasi Mahasiswa Baru

Operasional Akademik

Perencanaan Strategis Penetapan Kurikulum dan Kebijakan Akademik

a. Penetapan Kurikulum

b. Penetapan Kalender Akademik

a. Pelaksanaan Perwalian b. Heregistrasi Mahasiswa c. Perubahan Rencana Studi d. Pelaksanaan PMB

Akademik

e. Administrasi Nilai

a. C

Gambar

Gambar 2.1. Komponen Lapisan EAP (Spewak..at, 1992)
Gambar 2.2 Model Rantai Nilai (Value Chain) (Porter-1985)
Gambar 2.3 Four Stage Life Cycle (IBM,1981) Data Inventaris
Gambar 2.4 Metodelogi Information Engineering (Martin,1990)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penyusun mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tesis ini dengan judul :

enterprise yang dilakukan oleh Joko Triloka yang berjudul "Pemodelan Arsitektur Enterprise Untuk Mendukung Sistem Informasi Terintegrasi Di Bidang Akademik

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis mendapat bimbingan dan kemudahan untuk menyelesaikan

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan Pengaturan Gizi

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan Tesis dengan judul “Pengaruh Dosis dan Durasi

Puji sukur kami pajatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya , sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Skripsi

Salah satu metode yang digunakan untuk memodelkan arsitektur sistem informasi adalah EAP (Enterprise Architecture Planning), dimana metode ini merupakan metode yang

Merode TOGAF ADM ini dapat digunakan bagaimana membangun dan mengelola serta mengimplementasikan arsitektur enterprise dan sistem informasi yang disebut dengan