• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hotel Resort Di Kawasan Air Panas Sipoholon (Arsitektur Organik)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hotel Resort Di Kawasan Air Panas Sipoholon (Arsitektur Organik)"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

HOTEL RESSORT DI KAWASAN AIR PANAS SIPOHOLON

(ARSITEKTUR ORGANIK)

LAPORAN PERANCANGAN

TGA 490 – STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh:

SAHAT L. HUTABARAT 060406010

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

(2)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan yang telah memimpin hidup penulis dalam

memulai dan menyelesaikan Proyek Tugas Akhir pada tahun ini sebagai persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur di Departemen Arsitektur Universitas Sumatera

Utara. Penulis mengucapkan syukur untuk setiap kesukaan dan kesukaran dalam menjalani

langkah demi langkah dangan pernyataan dan kasih-Nya.

Penulis mengucap syukur dan berterima kasih kepada Ayah dan Ibu tercinta untuk semua

kasih, dukungan, doa, perhatian, dan semangat yang diberikan kepada penulis.

Juga kepada kakak abang, Nurita, Jujung Harianto, Rimmel Dani dan adik-adik Evi, osi, Erni,

Fingki, dan Marten Hosea yang selalu memberikan dukungan untuk lebih baik dan belajar

untuk memandang lebih luas. Terima kasih telah menjadi keluarga yang baik.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Ir. Morida Siagian. MURP. Sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Andalucia

ST.MT, seebagai Dosen Pembimbing II, untuk semua dedikasi dan bimbingan yang

sangat berarti, dukungan moral dan konsistensi, membuka wawasan berpikir, dan

memberi yang terbaik sejak awal sampai akhir.

2. Bapak Ir. Samsul Bahri, MT, Bapak Ahmad Delianur Nasution ST, MT, dan bapak

Hajar Suwantoro ST,MT sebagai dosen penguji untuk semua saran, masukan dan

kritikan yang berguna.

3. Para staf dosen dan pengajar dan pegawai tata usaha di lingkungan Fakultas Teknik

Departemen Arsitektur untuk semua kerja sama yang baik.

4. Teman- teman seperjuangan dalam Tugas Akhir, Andrey Geaerdy Damanik, dan

Misria Siregar. Kepada Bang Vanal Simamora dan Aulia Batubara untuk dukungan,

semangat dan tenaga yang diberikan, serta semua teman- teman satu angkatan 2006

lainnya, dan kakak Rohani yang selalu membantu dan memberikan semangat.

Akhir kata penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penulisan lapran

ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua khususnya di Departemen Arsitektur

USU.

Medan, 27Desember

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR DIAGRAM ... viii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Maksud, Tujuan dan Manfaat Perancangan ... 3

1.3. Permasalahan Perancangan... 4

1.4. Pendekatan Masalah ... 5

2.2.1Sejarah Perkembangan Hotel ... 9

2.2.1.1Sejarah Perkembangan Hotel di Eropa dan Amerika ... 10

2.2.1.2 Sejarah Perkembangan Hotel di Indonesia ... 11

2.2.2 Pengertian Hotel ... 12

2.2.2.1 Pengertian Hotel di Indonesia ... 13

2.2.3 Pengertian Ressort ... 13

2.2.4 Pengertian Hotel Ressort ... 14

2.2.5 Faktor Penyebab Timbulnya Hotel Ressort ... 14

2.2.6 Karakteristik Hotel Ressort ... 15

2.2.7 Klasifikasi Hotel ... 16

2.2.7.1 Kriteria Fasilitas Hotel Bintang 5 ... 23

2.2.8 Klasifikasi Ressort ... 25

2.2.9 Persyaratan dan Kriteria Hotel Ressort Bintang 5 ... 27

(4)

2.3.1 Penetapan Lokasi Proyek ... 31

2.3.2 Tinjauan Terhadap Struktur Tata Ruang Wilayah ... 31

2.3.3 Pencapaian ... 31

2.3.4 Potensi Kawasan ... 32

2.3.5 Keberadaan Air Panas di Tapanuli Utara ... 33

2.3.6 Status Kepemilikan ... 33

2.4 Deskripsi Umum Proyek ... 33

2.5 Tinjauan Umum ... 33

2.5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Taput 2009 . 34 2.5.2 Gambaran Umum dari Kecamatan Sipoholon... 36

2.5.2.1 Orientasi dan Batasan Administrasi ... 37

2.5.2.2 Orientasi dan Batasan Administrasi ... 38

2.5.2.3 Kependudukan ... 39

2.5.2.3 Fasilitas Pelayanan ... 40

2.6 Tinjauan Khusus ... 41

2.7 Studi Kelayakan Proyek ... 41

2.8 Tinjauan Fungsi ... 51

2.8.1 Tinjauan Fungsi ... 51

2.8.2 Deskripsi Perilaku ... 53

2.8.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang ... 54

2.8.3 Studi Banding Fungsi Sejenis ... 63

2.8.3.1 Arenal Spring Resort ... 64

2.8.3.1 Sari Ater Hot Spring Resort ... 65

BAB III. ELABORASI TEMA ... 68

3.1 Pengertian Tema ... 68

3.1.1Pengertian Arsitektur Organik ... 68

3.1.2Pandangan Teoritis Arsitektur Organik ... 69

3.1.3 Pendekatan Teori Arsitektur Organik F.L Wright ... 71

3.2 Keterkaitan Tema dengan Judul ... 74

3.2.1 Latar Belakang Pemilihan Tema ... 74

3.2.2 Maksud dan Tujuan ... 75

3.3 Interpretasi Tema ... 75

3.3.1 Prinsip Arsitektur Organik ... 75

(5)

3.4.1 Falling water by Frank Lloyd Wright ... 78

4.1.2 Analisis Kondisi Site ... 84

4.1.3 Analisis Potensi Lahan ... 85

4.1.4 Analisis Pencapaian ... 87

4.1.5 Analisis Sirkulasi ... 88

4.1.6 Analisis View ... 89

4.1.7 Analisis Kontur ... 91

4.1.8 Analisis Kontur ... 93

4.1.9 Analisis Iklim ... 94

4.1.9.1 Analisis Matahari ... 94

4.1.9.2 Analisis Angin ... 95

4.1.10 Analisis Kebisingan dan Polusi ... 96

4.1.11 Analisis Keistimewaan Tapak ... 97

BAB V. KONSEP ... 98

5.1 Konsep Perancangan Tapak ... 98

5.2 Konsep Pengolahan Site ... 99

5.2.1 Penzoningan Site Berdasarkan Sifatnya... 99

5.2.2 Penzoningan Site Berdasarkan Kegiatannya ... 99

5.3 Konsep Sirkulasi Dalam Site ... 101

5.4 Konsep Vegetasi Dalam Site ... 103

5.5 Konsep Open Space ... 103

5.6 Konsep Tata Letak Massa ... 104

BAB VI. HASIL PERANCANGAN ... 106

(6)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Indonesia yang posisinya terletak sangat strategis berada pada silang dunia yang

menghubungkan antara dua benuaAsia dan Australia dan juga sebagai jalur lalu lintas teramai

pada samudera Hindia dan Samudera pasifik. Juga di dukung dengan adanya sumber

kekayaan alam yang melimpah menjadikannya sebagai negara yang berpotensi sekali sebagai

daerah pariwisata yang ditunjukkan kepada wisatawan mancanegara dan domestik.

Propinsi Sumatera Utara sebagai pintu gerbang bagian barat dari Indonesia, pada saat

ini sangat berperan penting dan berpotensi dalam memajukan dunia kepariwisataan air tanah

air.

Sumatera Utara pada saat sekarang ini juga sudah mempunyai daerah-daerah objek wisata,

seperti Berastagi, Bukit Lawang, Berastagi dan masih banyak kawasan wisata yang sangat

berpotensi untuk menarik minat wisatawan, tetapi sangat disayangkan potensi-potensi masih

belum terlalu dikembangkan secara maksimal.

Sebagai salah satu contohnya adalah Kabupaten Tapanuli Utara yang memiliki

potensi wisata alam yang beraneka ragam. Potensi ini terletak pada lokasi objek-objek wisata

yang menyebar pada beberapa kecamatan-kecamatannya, diantaranya terletak pada

kecamatan Sipoholon dan Kecamatan Tarutung yang mempunyai potensi pariwisata alam. Ini

disebabkan karena fokusnya masih terletak pada sektor pertaniannya saja di banding sektor

pariwisata. Apalagi sejak dicanangkannya kecamatan kecamatan Tarutung sebagai suatu

kawasan wisata Rohani oleh ibu Megawati Soekarno Putri, objek-objek wisata di kabupaten

Tapanuli Utara sudah mulai dapat prioritas dalam perkembangannya.

Kegiatan pariwisata yang saat ini belum digali dan dikelola secara baik di antaranya

adalah:

• Air Soda sebagai pariwisata dan rekreasi.

(7)

• Salib Kasih

Dalam mewujudkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan ruang serta untuk

mewujudkan visi dan misi pengembangan wilayah Kabupaten Tapanuli Utara di masa depan,

Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara telah membuat Rencana Tata Ruang Kabupaten

Tapanuli Utara Tahun 2001 – 2011 yang ditetapkan sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda)

Kabupaten Tapanuli Utara Nomor 21 Tahun 2001.

Secara umum Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Utara (2001 –

2011) terdiri atas Kawasan Lindung, Kawasan Budidaya dan Kawasan Prioritas, dimana pada

kawasan budidaya tekait dengan dengan pariwisata adalah :

- Kawasan Pariwisata

Sesuai dengan Rencana Pembangunan Pariwisata Sumatera Utara bahwa Tapanuli

Utara merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) Utama Nasional. Salah

satu pengembangan pariwisata di Kabupaten Tapanuli Utara adalah “Kawasan Wisata Danau Toba di Kecamatan Muara”. Selain itu juga akan diteruskan/dikembangkan beberapa objek wisata alam, budaya dan agama yang

terdapat di Kecamatan Muara, Adiankoting, Sipoholon dan Tarutung

Kecamatan Sipoholon selama ini fungsinya hanya sebagai Koridor Wisata Medan –

Sibolga yang terlupakan, sementara potensi wisata alam seperti bukit batu kapur dan tempat

pemandian air panas belum diolah dengan baik, penataan yang kurang baik, dan minimnya

fasilitas pendukung wisata di kecamatan sipoholon ini.

Sipoholon yang terletak pada kabupaten Tapanuli Utara, terkenal dengan pemandian air

panas alamnya. Namun hingga saat ini kawasan/ lokasi pemandian ini masih belum tertata

dan kurang oleh fasilitas- fasilitas yang mendukung potensi alam seperti penginapan,sarana

olahraga dan rekreasi pemandian air panas. Hal ini menyebabkan daerah tersebut kurang

begitu dikunjungi oleh wisatawan asing. Untuk itu dengan adanya dukungan alam yang ada

seperti Bukit Kapur, flora dan fauna,aliran sungai Aek Sigeaon, topografi lahan yang

berkontur, iklim yang sejuk, keasrian alamnya, kemudian lokasinya sebagai salah satu lintas

koridor Wisata Medan-Sibolga ini, diharapkan nantinya kawasan ini bukan hanya sebagai

(8)

dan menjadi salah satu tujuan wisatawan favorit bagi wisatawan domestik maupun

Wisatawan mancanegara.

Untuk itu diperlukan suatu hotel yang dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi bagi para

wisatawan berupa sebuah hotel resor dengan mengangkat objek utama air panas Sipoholon

yang merupakan salah satu potensi alam penting di kota tarutung tepatnya di Sipoholon lalu

dikembangkan menjadi suatu hotel resor yang letaknya di desa Situmeang Habinsaran

sehingga para wisatawan dapat menghabiskan waktunya lebih lama di kota Tarutung yang

pada akhirnya akan memajukan sektor pariwisata kota Tarutung.

1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1. Maksud dan Tujuan

Maksud dari perencanaan kasus proyek ini adalah:

1. Mendukung kota Tarutung sebagai salah satu wisata rohani

2. Memperkenalkan daerah tujuan wisata yang selama ini belum dikenal masyarakat

wisatawan luas.

3. Menyediakan fasilitas resor yang teratur dan rapi, yang selama ini tidak diperhatikan

4. Mengembangkan potensi alam menjadi kawasan wisata yang lebih memadai

1.2.2. Tujuan

1. Memanfaatkan potensi alam Sipoholon

2. Merencanakan suatu resor yang mampu mengakomodasi kegiatan parawisata di

Tapanuli Utara khususya di Tarutung.

3. Mengembangkan wisata air panas Sipoholon tampa merusak lingkungan dan

ekosistem yang ada.

4. Merancang bangunan resor sebagai salah satu wadah hiburan dan wisata dengan

pengolahan lahan yang optimal dan pemamfaatan potensi alam.

1.3. Masalah Perancangan

(9)

a.Arsitektur :

1.Bagaimana merencanakan sebuah hotel resor yang efisien, untuk dapat

mengakomodasi segala aktifitas pengguna yang sedang berwisata, menginap,

berolahraga,dan pengolahan fasilitas bangunan itu sendiri.

2. Bagaimana merencanakan pencapaian/aksesibilitas yang mudah (easy accessibility).

3. Bagaimana mewujudkan rancangan bentuk bangunan yang sesuai dengan judul

yang diangkat dan tujuan yang hendak dicapai untuk menunjang keberadaan

proyek bangunan.

4. Pengembangan potensi pemandian air panas alam ke dalam perancangan ruang

dalam maupun ruang luarnya.

5. Merancang hotel resor tampa merusak suatu tatanan ekosistem yang sudah ada.

B.Lingkungan :

1. Mengembangkan potensi pemandian air panas dan topografi untuk mendukung

kegiatan wisata.

2. Menyesuaikan rancangan dengan iklim yang ada di daerah kawasan perancangan.

C. Teknis :

Topografi lahan yang berkontur bervariasi sehinggga perlunya menyesuaikan struktur

pemandian air air panas

1.4. Pendekatan Masalah Perancangan

Pendekatan-pendekatan masalah yang dilakukan pada proyek HotelResort di Kawasan Air Panas Sipoholon adalah :

1. Studi pustaka untuk yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang diangkat

untuk mendapatkan informasi dan bahan berupa literature yang sesuai dengan

materi laporan yang berguna untuk memperkuat secara ilmiah.

2. Studi banding terhadap proyek dan tema sejenis dengan melihat keadaan yang

sudah ada, sumber dapat berupa buku, majalah, internet dan sebagainya.

3. Studi lapangan mengenai kondisi sekitar lahan studi dan lingkungan fisik yang

berhubungan dengan kasus proyek.

4. Wawancara dengan instansi terkait dan orang-orang yang dianggap ahli dan

(10)

1.5. Lingkup Batasan Masalah

Lingkup pembahasan dari proyek ini adalah pengembangan kawasan wisata

pemandian air panas yang nantinya terdapat suatu fasilitas pendukung berupa fasiilitas

penginapan, fasilitas olahraga, rekreasi pemandian air panas dan sarana komodasi yang dapat

menampung kegiatan yang akan direncanakan tampa merusak atau merubah potensi alam

yang sudah ada.

Nantinya diharapkan proses perencanaan ini dapat mengeluarkan suatu resor yang

dapat mengakomodasi kebutuhan akan adanya suatu penginapan terhadap kawasan wisata

rohani yang berada di kawasan Tapanuli Utara.

1.5. Asumsi- Asumsi

• Di asumsikan bahwa kondisi lahan dalam keadaan kosong / layak bangun

• Diasumsikan kepemilikan oleh pihak swasta dengan penekanan bangunan sebagai

bangunan komersil yang bergerak dalam bidang jasa

• Diasumsikan bahwa keberadaan sosial budaya masyarakat setempat tidak menjadi suatu permasalahan yang dapat menghambat keberadaan dari proyek ini

• Diasumsikan bahwa pemilik dari bangunan ini adalah pihak swasta.

I.7. Kerangka Berpikir Latar Belakang

- Kota Tarutung sebagai salah satu wisata rohani

- Pengembangan kawasan air panas Sipoholan sebagai daerah wisata - Merupakan Sumber air panas terbesar di Tapanuli Utara

- Keberadaan Cristian center yang berpusat di Tarutung

Maksud dan Tujuan

- Sebagai sarana penginapan yang menyediakan fasilitas rekreasi di tengah kota - Mengembangkan potensi alam yang teratur yang selama ini kurang

diperhatikan

.- merencanakan sebuah kawasan resor yang dapat mengakomodasi wiasatawan

(11)

I.8. Sistematika Laporan

Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai

berikut:

Bab 1 Pendahuluan, berisi kajian tentang latar belakang pembangunan pabrik daur ulang

kertas, maksud dan tujuan, masalah perancangan, lingkup dan batasan, dan metode

pendekatan.

Bab 2 Deskripsi Proyek, berisi tentang pembahasan mengenai terminologi judul, pemilihan

lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan

fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.

Bab 3 Elaborasi Tema, menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema,

keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis. Judul dan Tema Proyek

-Judul Perancangan : “ Hotel Resor di Kawasan Air Panas Sipoholon “ -Tema Perancangan : Organik

Perumusan Masalah

- Bagaimana mewujudkan rancangan bentuk bangunan yang sesuai dengan judul yang . diangkat dan tujuan yang hendak dicapai untuk menunjang keberadaan proyek bangunan. - Bagaimana memahami dan menerapkan tema yang digunakan dan mewujudkannya dalam bangunan melalui tahapan perancangan.

.- Merancang hotel resor tampa merusak suatu tatanan ekosistem yang sudah. - Bagaimana merencanakan pencapaian/aksesibilitas yang mudah (easy accessibility).

(12)

Bab 4 Analisa Perancangan, menjelaskan tentang analisa kondisi tapak dan lingkungan,

analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema, serta kesimpulan.

Bab 5 Konsep Perancangan, menjelaskan konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang

digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah.

Bab 6 Perancangan Arsitektur , menjelaskan tentang gambar hasil perancangan berupa foto

maket maupun gambar kerja

Daftar Pustaka , berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses

perencanaan dan perancangan kasus proyek.

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

II.1. Judul dan Pengertian Judul

Adapun Judul Proyek ini adalah “HotelResort di Kawasan Air Panas Sipoholon”

Pada pembahasan ini, akan diuraikan tentang pengertian judul proyek. Dalam judul “Hotel

Resort di Kawasan Air Panas Sipoholon”mengandung 4 pengertian utama antara lain : • Sipoholon adalah nama dari kecamatan kabupaten Tapanuli Utara, daerah dimana

tempat proyek ini akan dibangun.

(13)

Bab 4 Analisa Perancangan, menjelaskan tentang analisa kondisi tapak dan lingkungan,

analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema, serta kesimpulan.

Bab 5 Konsep Perancangan, menjelaskan konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang

digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah.

Bab 6 Perancangan Arsitektur , menjelaskan tentang gambar hasil perancangan berupa foto

maket maupun gambar kerja

Daftar Pustaka , berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses

perencanaan dan perancangan kasus proyek.

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

II.1. Judul dan Pengertian Judul

Adapun Judul Proyek ini adalah “HotelResort di Kawasan Air Panas Sipoholon”

Pada pembahasan ini, akan diuraikan tentang pengertian judul proyek. Dalam judul “Hotel

Resort di Kawasan Air Panas Sipoholon”mengandung 4 pengertian utama antara lain : • Sipoholon adalah nama dari kecamatan kabupaten Tapanuli Utara, daerah dimana

tempat proyek ini akan dibangun.

(14)

sipohulon. Kata sipohulon ini bermula ketika zaman pembuatan periuk dari tanah liat

at

karena tanah tersebut diremas (dipohuli), maka Sipoholon sekarang disebut sebagai tano Sipohulon. Seiring waktu, pengucapan Sipohulon menjadi

• Resort berasal dari bahasa Inggris , dalam bahasa Indonesia berarti “tempat yang

sering dikunjungi ; tempat peristirahatan “ ( W.J.S. Poerwadarminta , Kamus Umum Bahasa Indonesia , PN Balai Pustaka , Jakarta 1976 ).

Resort ( n ) popular holiday centre ( Homby AS, Oxford , Advanced Learner’s Dictionary of Current English )

Resort adalah sebuah ruang tempat kita dapat menemukan sesuatu yang “ berbeda “

itu. Di ruang inilah seseorang dapat “ merealisasikan “ impiannya akan pelarian yang

sempurna. Resort adalah sebuah tontonan ( une spectacle ) yang dihadirkan dalam bentuk fisik. Resort adalah bagian dari la societte du spectacle ( masyarakat tontonan ) , Guy Debord.

Resort adalah satu dari sekian banyak contoh bagaimana arsitektur dapat berperan

dalam mengolah ruang menjadi sebuah tontonan , yang sekaligus menawarkan sebuah

pelarian bagi kita yang bersedia menyisihkan sebagian uang untuk menikmati

tontonan dan pelarian tersebut.

• Hotel

Hotel ( n ) bangunan yang bersifat bisnis untuk penginapan atau diam beberapa waktu

dengan tarif tertentu ; penginapan yang tersiri dari beberapa kamar (W.J.S. Poerwadarminta , Kamus Umum Bahasa Indonesia , PN Balai Pustaka , Jakarta 1976 ).

Hotel ( n ) building where rooms and meals are provided for travellers ( Homby AS, Oxford , Advanced Learner’s Dictionary of Current English ).

Hotel merupakan :

o Suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh jasa pelayanan penginapan , makanan dan minuman

serta jasa lain. ( Keputusan dirjen Pariwisata No. 14 / U / 11 / 88 , tentang

(15)

o Hotel menurut buku Managing Front Office Orientation dari AHMA ( American Hotel & Motel Association ) adalah suatu tempat , dimana

disediakan penginapan , makan dan minum, serta pelayanan lainnya, untuk

disewakan bagi para tamu atau orang – orang yang tinggal untuk sementara

waktu.

• Suatu bangunan umum yang diusahakan bagi pelaku perjalanan ( wisatawan ) yang

membayar dua jenis pelayanan , yaitu akomodasi serta makanan. ( Lawson , Fred , Hotel , Motels and Condominiums Design Planning

Jadi pengertian “HotelResort di Kawasan Air Panas Sipoholon” adalah :

“Tempat akomodasi yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi yang terletak di daerah

Sipoholon yang diperuntukkan bagi para wisatawan baik domestik maupun manca negara

sehingga dapat memajukan sektor pariwisata di Tapanuli Utara khususnya di Sipoholon“.

II.2. Tinjauan Umum

II.2.1. Sejarah Perkembangan Hotel

II.2.1.1 Sejarah Perkembangan Hotel Di Eropa dan Amerika

Usaha hotel mungkin dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan usaha komersial yang

tertua di dunia , hal tersebut terbukti bahwa penginapan yang pertama yaitu penginapan yang

berbentuk Inn, didirikan pada tahun 3000 B.C . Penginapan berbentuk Inn , adalah rumah – rumah pribadi dengan beberapa kamar disediakan bagi para pejalan kaki untuk istirahat atau

tidur , satu ruangan / kamar ditempati oleh beberapa tamu, dan kadang – kadang untuk tidur

hanya disediakan tikar , kualitas kebersihan ruangan pada waktu itu belum diperhatikan ,

makanan yang disediakan untuk tamunya adalah makanan yang sangat sederhana. Kenudian

pada tahun 961 A.D di Swiss – Alpine sudah terdapat sebuah hotel bernama Le Grand Saint Bernard Hospice yang dibangun oleh Augustinian Monks.Pada waktu itu hotel dibangun untuk menyediakan penginapan bagi orang – orang yang melakukan ziarah dari dan ke Roma.

Struktur bangunan hotel tersebut menggunakan batu – batu besar sebagai tiang , dan dengan

fasilitas 70 atau 0 tempat tidur yang dapat menampung sebanyak 300 orang.

Di Amerika , pada tahun 1794 untuk yang pertama kali dibangun khusus sebuah hotel

(16)

berkembang dan antara tahun 1800-an negara Amerika menjadi negara pengembang usaha

hotel yang utama. Pada waktu itu , oleh karena harga sewa kamar dan makanan yang mahal ,

maka hanya kaum hartawan sajalah yang dapat menikmati menginap di hotel yang mewah

bergaya Eropa.

Hotel – hotel jaman dahulu , baik di Eropa maupun di Amerika , pintu kamar tidur

tanpa dilengkapi dengan kunci , tidak mempunyai ruang lobby , dan tidak mempunyai khusus

pintu masuk ke ruang hotel. Kemudian pada tahun 1829 hotel Tremont House di Boston , Amerika untuk yang pertama kali melengkapi hotelnya dengan ruang lobby , menyediakan

kamar privat dengan pintu kamar – kamarnya dipasang kunci pengaman, serta disetiap kamar

dilengkapi dengan system drainase.

Pada periode awal tahun 1900-an , pelayanan hotel secara professional mulai

dikembangkan oleh Ellsworth M.Statler seorang operator hotel Amerika , membuka usaha hotelnya yang dilengkapi dengan beberapa keistimewaan – keistimewaan yaitu , setiap kamar

dilengkapi dengan kamar mandi privat dan kaca rias yang lebar. Kemudian pada pertengahan

tahun 1900-an beberapa hotel di Amerika dimiliki oleh individu ataupun suatu perusahaan

memiliki beberapa hotel , dan pada saat itulah melalui berkembangnya hotel – hotel yang

dikelola oleh suatu mata rantai pengelola usaha hotel ( hotel chains ).

II.2.1.2 Sejarah Perkembangan Hotel Di Indonesia

Perkembangan hotel modern ( dibangun dan dikelola dengan menggunakan konsep –

konsep manajemen hotel modern ) di Indonesia diawali dengan dibukanya Hotel Indonesia di

Jakarta pada tahun 1962.

Untuk mengetahui secara pasti kapan sebenarnya usaha hotel di Indonesia mulai

dikelola secara komersial adalah sulit , tetapi yang jelas sejak jaman penjajahan Belanda

sudah terdapat usaha akomodasi yang dikelola secara komersial, walaupun pada waktu itu

belum dikelola secara modern , sebagai contoh : Hotel Savoy Homan , Bandung dibangun pada tahun 1888 , kemudian direnovasi pada tahun 1937 dan selesai 1939. Kemudian hotel

Preanger dibangun pada tahun 1897 dan pada waktu itu masih menyatu dengan took, kemudian dibangun kembali sebagai suatu hotel yang lebih terkonsep pada tahun 1928. Hotel

Mij De Boer di Medan , Sumatera Utara didirikan oleh Aeint Herman de Boer , orang Belanda , pada tahun 1898. Pada saat itu hotel Mij de Boer merupakan hotel yang paling

megah di Medan yang diperuntukkan bagi penguasa perkebunan dan para pejabat pemerintah

(17)

rangka nasionalisasi perusahaan – perusahaan asing , hotel Mij de Boer diambil alih

pemerintah Republik Indonesia diganti namanya menjadi hotel Dharma Bhakti , dan sekarang

namanya diganti lagi menjadi hotel Dharma Deli. Di Yogyakarta juga terdapat sebuah hotel

lama yaitu Grand Hotel de Djokya berlokasi di jalan Malioboro , didirikan tahun 1908 dan

beroperasi pada tahun 1911. Setelah mengalami beberapa kali proses renovasi , saat ini hotel

tersebut berganti nama menjadi hotel Garuda. Dengan adanya usaha – usaha renovasi

bangunan hotel pada waktu itu , hal ini menunjukkan suatu keinginan untuk memperbaiki

fasilitas hotel yang lebih baik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengelolaan akomodasi secara komersial

di Indonesia sudah dimulai dari sejak zaman Belanda , walaupun pada waktu itu cara

pengelolaannya masih menggunakan konsep pengelolaan penginapan , dan belum

menggunakan konsep pengelolaan hotel seperti sekarang.

II.2.2. Pengertian Hotel

Secara harfiah, kata Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM (bahasa Latin), artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses perubahan

pengertian dan untuk membedakan antara Guest House dengan Mansion House (rumah besar) yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar disebut dengan HOSTEL. Rumah-rumah besar atau hostel ini disewakan kepada masyarakat umum untuk menginap dan

beristirahat sementara waktu, yang selama menginap para penginap dikoordinir oleh seorang

host, dan semua tamu-tamu yang (selama) menginap harus tunduk kepada peraturan yang dibuat atau ditentukan oleh host (HOST HOTEL). Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan orang-orang yang ingin mendapatkan kepuasan, tidak suka dengan aturan atau peraturan yang

terlalu banyak sebagaimana dalam hostel, dan kata hostel lambat laun mengalami perubahan.

Huruf “s” pada kata hostel tersebut menghilang atau dihilangkan orang, sehingga kemudian

kata hostel berubah menjadi Hotel seperti apa yang kita kenal sekarang. Menurut beberapa pengertian, Hotel didefinisikan sebagai berikut : • Menurut Dirjen Pariwisata – Depparpostel

Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh

bangunan, untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya

(18)

• Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM 10/PW – 301/Phb. 77,

tanggal 12 Desember 1977

Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi

setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan minum. • Menurut Webster

Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang menyediakan kamar untuk

menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya untuk umum.

Menurut Hotel Proprietors Act , 1956 , hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan , minuman dan fasilitas kamar

untuk tidur kepada orang – orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar

dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian

khusus , maksudnya perjanjian seperti membeli barang yang disertai dengan perundingan –

perundingan sebelumnya.

Sedangkan pengertian hotel yang dimuat oleh Grolier Electronic Publishing Inc. (

1995 ) , menyebutkan bahwa : Hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat

menginap , makanan dan pelayanan – pelayanan lain untuk umum.

II.2.2.1 Pengertian Hotel di Indonesia

Pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri

Pariwisata , Pos dan Telekomunikasi No. KM 37 / PW.340/MPPT-86 tentang Peraturan

Usaha dan Penggolongan Hotel. Bab I , Pasal 1 , Ayat (b) dalam surat keputusan tersebut

menyebutkan bahwa : Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian

atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan , makanan dan minuman serta

jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

II.2.3. Pengertian Resort

• Menurut Dirjen Pariwisata , Pariwisata Tanah air Indonesia, hal. 13, November, 1988 , Resort adalah suatu perubahan tempat tingga untuk sementara bagi seseorang

di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran

(19)

kepentingan yang berhubungan dengan kegiata olah raga, kesehatan, konvensi,

keagamaan serta keperluan usaha lainnya.

• Menurut John M. Echols, Kamus Inggris-Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1987, Resort

adalah tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantai/di pegunungan yang

banyak dikunjungi.

• Menurut A.S. Hornby, Oxford Leaner’s Dictionary of Current English, Oxford University Press, 1974 , Resort adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering

dikunjungi orang dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alamnya. • Menurut Nyoman.S. Pendit. Ilmu Pariwisata, Jakarta : Akademi Pariwisata Trisakti,

1999 , Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus

untuk kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa, tracking, dan

jogging, bagian concierge berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resor, bila

ada tamu yang mau hitch-hiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar

resort ini.

• Menurut Chuck Y. Gee, Resort Development and Management, Watson-Guptil Publication 1988 , Resort adalah sebuah kawasan yang terrencana ydab tidak hanya

sekedar untuk menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi.

• Menurut Nyoman S. Pendit. Ilmu Pariwata. Jakarta : Akademi Pariwisata Trisakti, 1999 , Sebuah hotel resort sebaiknya mempunyai lahan yang ada kaitannya dengan

obyek wisata, oleh sebab itu sebuah hotel resort berada pada perbukitan, pegunungan,

lembah, pulung kecil dan juga pinggiran pantai.

II.2.4. Pengertian Hotel Resort

Hotel Resort didefinisikan sebagai hotel yang umunya terletak dikawasan wisata,

dimana sebagian pengunjung yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Umumnya

terletak cukup jauh dari pusat kota sekaligus difungsikan sebagai tempat peristirahatan. Dari

definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hotel resort secara total menyediakan fasilitas untuk

berlibur, rekreasi dan olah raga. Juga umumnya tidak bisa dipisahkan dari kegiatan menginap

bagi pengunjung yang berlibur dan menginginkan perubahan dari kegiatan sehari-hari.

(20)

Sesuai dengan tujuan dari keberadaan Hotel Resort yaitu selain untuk menginap juga sebagai sarana rekreasi. Oleh sebab itu timbulnya hotel resort disebabkan oleh faktor-faktor

berikut :

a) Berkurangnya waktu untuk beristirahat

Bagi masyarakat kota khususnya kota Medan kesibukan mereka akan pekerjaan selalu

menyita waktu mereka untuk dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman.

b) Kebutuhan Manusia akan rekreasi

Manusia pada umumnya cenderung membutuhkan rekreasi untuk dapat bersantai dan

menghilangkan kejenuhan yang diakibatkan oleh aktivitas mereka.

c) Kesehatan

Gejala-gejala stress dapat timbul akibat pekerjaan yang melelahkan sehingga dapat

mempengaruhi kesehatan tubuh manusia. Untuk dapat memulihkan kesehatan baik

para pekerja maupun para manula membutuhkan kesegaran jiwa dan raga yang dapat

diperoleh di tempat berhawa sejuk dan berpemandangan indah yang disertai dengan

akomodasi penginapan sebagai sarana peristirahatan.

d) Keinginan Menikmati Potensi Alam

Keberadaan potensi alam yang indah dan sejuk sangat sulit didapatkan di daerah

perkotaan yang penuh sesak dan polusi udara. Dengan demikian keinginan

masyarakat perkotaan untuk menikmati potensi alam menjadi permasalahan, oleh

sebab itu hotel resort menawarkan pemandangan alam yang indah dan sejuk sehingga

dapat dinikmati oleh pengunjung ataupun pengguna hotel tersebut.

II.2.6. Karakteristik Hotel Resort

Ada 4 (empat) karakteristik hotel resort sehingga dapat dibedakan menurut jenis hotel

lainnya, yaitu :

a. Lokasi

Umumnya berlokasi di tempat-tempat berpemandangan indah, pegunungan, tepi

pantai dan sebagainya, yang tidak dirusak oleh keramaian kota, lalu lintas yang padat dan

bising, “Hutan Beton” dan polusi perkotaan. Pada Hotel Resort, kedekatan dengan atraksi

utama dan berhubungan dengan kegiatan rekreasi merupakan tuntutan utama pasar dan akan

berpengaruh pada harganya. (Fred Lawson, Hotel and Resort, Planning, Design and Refubishment, Watson-Guptil, 1995 )

(21)

Motivasi pengunjung untuk bersenang-senang dengan mengisi waktu luang menuntut

ketersedianya fasilitas pokok serta fasilitas rekreatif indoor dan outdoor. Fasilitas pokok

adalah ruang tidur sebagai area privasi. Fasilitas rekreasi outdoor meliputi kolam renang,

lapangan tennis dan penataan landscape.( Manuel-Bory Boid and Fred Lawson, Tourism and Recreation Development, The Achithectur Ltd, London, 1977 )

c. Arsitektur dan Suasana

Wisatawan yang berkunjung ke Hotel Resort cenderung mencari akomodasi dengan

arsitektur dan suasana yang khusus dan berbeda dengan jenis hotel lainnya. Wisatawan

pengguna hotel resort cenderung memilih suasana yang nyaman dengan arsitektur yang

mendukung tingkat kenyamanan dengan tidak meninggalkan citra yang bernuansa etnik.

d. Segmen Pasar

Sasaran yang ingin dijangkau adalah wisatawan / pengunjung yang ingin berlibur,

bersenang-senang, menikmati pemandangan alam, pantai, gunung dan tempat-tempat lainnya

yang memiliki panorama yang indah.

II.2.7. Klasifikasi Hotel

Di Indonesia pada tahun 1970 oleh pemerintah menentukan klasifikasi hotel

berdasarkan penilaian-penilaian tertentu sebagai berikut : • Luas Bangunan

• Bentuk Bangunan • Perlengkapan (fasilitas) • Mutu Pelayanan

Namun pada tahun 1977 ternyata sistem klasifikasi yang telah ditetapkan tersebut

dianggap tidak sesuai lagi. Maka dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No.

PM.10/PW. 301/Pdb – 77

tentang usaha dan klasifikasi hotel, ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi hotel secara

minimum didasarkan pada :

• Jumlah Kamar yang tersedia • Fasilitas yang tersedia • Peralatan yang digunakan

(22)

Berdasarkan pada penilaian tersebut, hotel-hotel di Indonesia kemudian digolongkan

ke dalam 5 (lima) kelas hotel, yaitu : • Hotel Bintang 1 (*)

• Hotel Bintang 2 (**) • Hotel Bintang 3 (***) • Hotel Bintang 4 (****) • Hotel Bintang 5 (*****)

Hotel-hotel yang tidak bisa memenuhi standar kelima kelas tersebut, ataupun yang

berada di bawah standar minimum yang ditentukan oleh Menteri Perhubungan disebut Hotel Non Bintang.

Pada tahun 1970-an sampai dengan tahun 2001, penggolongan kelas hotel bintang 1

sampai dengan bintang 5 lebih mengarah ke aspek bangunannya seperti luas bangunan,

jumlah kamar dan

fasilitas penunjang hotel dengan bobot penilaian yang tinggi. Tetapi sejak tahun 2002

berdasarkan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. KM 3/HK 001/MKP 02

tentang penggolongan kelas hotel, bobot penilaian aspek mutu pelayanan lebih tinggi

dibandingkan dengan aspek fasilitas bangunannya.

Selanjutnya dijelaskan oleh United State Lodging Industry bahwa , yang utama hotel

terbagi menjadi tiga jenis yaitu :

• Transient Hotel , adalah hotel yang letak / lokasinya di tengah kota dengan jenis tamu yang menginap sebagian besar adalah untuk urusan bisnis dan turis.

• Residential Hotel , adalah hotel yang pada dasarnya merupakan rumah – rumah

berbentuk apartemen dengan kamar – kamarnya , dan disewakan secara bulanan atau

tahunan. Residential Hotel juga menyediakan kemudahan – kemudahan seperti

layaknya hotel , seperti restoran , pelayanan makanan yang diantar ke kamar , dan

pelayanan kebersihan kamar

• Resort Hotel , adalah hotel yang pada umumnya berlokasi di tempat – tempat wisata ,

dan menyediakan tempat – tempat rekreasi dan juga ruang serta fasilitas konferensi

untuk tamu – tamunya.

Pengelompokan hotel menurut standard hotel yaitu : • Hotel international standard

(23)

• Hotel non national standard ( non claccipied )

Penentuan standard hotel tersebut didasarkan atas beberapa system yaitu : • Management system ( sistem pengelolaan )

• Room capacity system ( sistem kapasitas kamar ) • Facilities system ( sistem fasilitas yang dimiliki ) • Employment system ( sistem penempatan pegawai ) • Administration system ( sistem administrasi )

Pengelompokan jenis hotel menurut ukuran besar / kecilnya hotel yaitu :

• Hotel kecil ( small hotel ) : jumlah kamarnya kurang dari 26 kamar tamu

• Hotel rata – rata kecil sedang ( small average size hotel ): jumlah kamar 26 – 99 kamar tamu

• Hotel rata – rata sedang menengah ( medium average size hotel ) : jumlah kamar 100

– 299 kamar tamu

• Hotel besar ( large hotel ) : jumlah kamar 300 – 3000 kamar tamu

Pengelompokan hotel menurut sistem perencanaan / penentuan tarifnya yaitu :

• European Plan ( EP ) : sistem penentuan tariff yang dicantumkan hanya harga sewa

kamarnya tidak termasuk makan – minum dan lainnya

• American Plan ( AP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar ala Amerika dimana harga

yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 3 kali makan

• Full American Plan ( FAP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana harga yang

ditawarkan termasuk sewa kamar + 3 kali makan + 3 extras

• Modified American Plan ( MAP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana harga

yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 2 meals

• Bermuda Plan atau Dual Plan ( BP / DP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana

harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 1 breakfast

• Continental Plan ( CP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 1 breakfast ala continental

(24)

• Resort hotel atau beach hotel

Pengelompokan hotel menurut ukuran mayoritas tamunya yang menginap yaitu : • Hotel yang mayoritas tamunya “ businessman “ disebut business hotel • Hotel yang mayoritas tamunya remaja disebut youth hotel ( hostel ) • Hotel yang mayoritas tamunya adalah wanita disebut woman hotel

• Hotel yang mayoritas tamunya adalah orang tua yang ingin istirahat ( cure hotel )

Pengelompokan hotel yang ditinjau dari segi hari – hari operasinya yaitu : • Seasonal hotel , hotel yang hanya beroperasi secara musiman

• Year around operating days hotel , hotel yang beroperasi sepanjang tahun.

Boutique Hotel

Perkembangan Boutique Hotel

Dari tahun ke tahun , industry perhotelan terus meningkat dan dimonopoli oleh grup –

grup hotel ternama. Setiap hotel dilengkapi oleh fasilitas – fasilitas yang memuaskan

tamunya. Tetapi , industry perhotelan menganggap bahwa akan lebih menguntungkan jika

kamar – kamar dibangun dengan cara lebih mudah dengan biaya pemeliharaan lebih sedikit

daripada membangun hotel dengan kamar paling bagus yang akan menghabiskan banyak

biaya dalam pemeliharaannya.

Hal ini kemudian mendorong beberapa hotel untuk menawarkan kamar – kamar yang

tipikal dengan diberi pelayanan yang baik. Ini merupakan suatu usaha untuk menyetarakan

penawaran / fasilitas mereka , sehingga pengunjung sudah mengetahui apa yang akan mereka

dapatkan ketika memasuki hotel dengan kategori yang sama. Contohnya , ketika seorang

wisatawan menginap di kamar standard room di hotel A , maka fasilitas yang diterimanya

akan sama ketika ia menginap di hotel B. Setiap hotel akan mnyetarakan fasilitas yang akan

diperoleh di setiap tipe akamr tidur , hal ini juga memungkinkan penyetaraan biayanya.

Karena kamar standard room yang diberikan di hotel A biasanya akan sama dengan hotel B.

Setiap industry perhotelan berusaha untuk membuat tamu – tamunya nyaman dan betah

menginap di hotelnya. Tetapi , pengunjung sekarang ini berharap lebih dari sekadar merasa

nyaman dan santai.

Seiring perjalanan waktu , para pengunjung mulai jenuh dengan kamar – kamar hotel

(25)

baru , yang mengejutkan / eksotis , dan lebih tradisional. Ketika mereka merencanakan suatu

perjalanan , mereka lebih tertarik dengan hotel yang berbeda dibanding hotel – hotel yang

pada umumnya sama.

Untuk mengatasi kondisi pasar ini , sejumlah hotel membuat strategi baru dengan

menawarkan produk yang berbeda. Hotel – hotel ini menawarkan gaya yang unik dengan

memberikan pelayanan yang ramah. Dan yang lebih penting lagi , setiap ruang – ruang

memiliki ciri khas tersendiri. Hotel – hotel ini kemudian dikenal sebagai “ hotel boutique “

yaitu sebuah hotel yang memiliki sense of place.

Hotel boutique merupakan konsep baru di dalam dunia perhotelan. Hotel boutique

memiliki keunikan yang berbeda dibanding hotel – hotel lainnya. Hotel boutique diyakini

pertama kali dibuka pada tahun 1981 oleh The Kimpton Group’s Bedford Hotel di San

Fransisco dan The Blakes Hotel di South Kensington , London yang dirancang oleh stylist

selebriti Anouska Hempel. Pada tahun 1984 , Ian Schrager membuka hotel boutique

pertamanya di Murray Hill , New York yang dimiliki oleh Morgans Hotel yang dirancang

oleh arsitek dari Prancis yaitu Andree Putnam.

Menurut Lucienne Anhar , defenisi hotel boutique bermacam – macam , tetapi telah

disepakati bahwa hotel boutique memiliki komponen – komponen sebagai berikut : • Arsitektur dan Desain

Gaya ( style ) , keunikan dan keramahan, dan keakraban adalah kata kunci di dalam

merancang hotel boutique , yang dapat menarik perhatian wisatwan untuk datang.

Dimana pihak hotel lebih berusaha mengenal sifat – sifat spesial dari tamu – tamunya

, dan berusaha menariknya dengan menghadirkan dan memenuhi kebutuhan individu

mereka.

Hotel boutique tidak memiliki standard. Konsep dan tema untuk setiap ruang berbeda

– beda ( setiap ruang mempunyai keunikan sendiri ) , hal inilah yang membuat tamu

tertarik untuk datang. Misalnya , hotel Library di kota New York menawarkan tema

berbeda ( dari romantis ke musikal ) dalam setiap ruang tamunya.

• Pelayanan

Yang membedakan hotel boutique dengan hotel standard adalah tamu – tamu hotel

memiliki hubungan pengalaman dengan anggota staff hotel. Tamu dilayani sepuas –

puasnya , dimana staff mengenal dengan baik tamu – tamunya. Kebanyakan hotel

(26)

mengenal baik staff – staffnya dan pelayanannya maksimal untuk tamu. Ada juga

hotel boutique yang memiliki jumlah kamar yang besar , umumnya terletak di tengah

kota.

• Target pemasaran

Target konsumen hotel boutique umumnya adalah konsumen yang penghasilannya

menengah ke atas. Keberhasilan hotel boutique dimulai dengan dasar – dasar seperti :

pemilihan lokasi , kualitas produk , permintaan pasar , pendekatan pemasaran , dan

penanganan distribusi / reservasi yang efektif.

Meskipun tidak ada defenisi standard untuk hotel boutique tentang ukuran kamar

yang sangat luas , banyak hotel boutique telah membuat karakteristik sendiri untuk setiap

ruangnya. Berbagai pandangan mengenai hotel boutique yaitu :

• Menurut Bhuvan G M , hotel boutique adalah hotel yang memiliki 150 – 200 kamar ,

yang istimewa dan didekorasi menarik.

• Hotel boutique adalah hotel yang tidak melayani lebih dari 150 kamar dan dibentuk

dengan menggunakan cara masa kini , dimana setiap area di hotel ini memiliki bentuk

yang unik.

• Kata kunci dari hotel boutique adalah kecil ( small ) dan disenangi ( fashionable ).

Kecil bukan ukurannya , tetapi jumlah kamarnya yang sedikit tetapi unik ( istimewa )

dan nyaman ( luxury ).

Para tamu yang masuk ke hotel boutique akan disambut dengan sapaan atas nama mereka

, jika sudah tinggal sebelumnya di sana , bahkan akan menanyakan kabar pasangannya

dan anak – anaknya. Hotel boutique selalu berusaha untuk menyenangkan dan memberi

kejutan terhadap tamunya selama tinggal di sana. Pelanggan hotel boutique adalah

pengunjung yang menikmati keunikan penginapannya. Pengunjung hotel boutique

bersedia membayar lebih untuk mendapatkan yang lebih lagi dan tertarik atas pelayanan

yang ramah. Hotel boutique menarik bagi para wisatawan maupun para pebisnis yang

menginap dan para pelanggan ini biasanya betah dengan penginapannya , sehingga

mencatat angka rata – rata yang tinggi pada kunjungan berulang oleh orang yang sama.

(27)

Hotel ini terletak di daerah yang menjadi tujuan wisatawan. Lokasi sangat

mempengaruhi keberhasilan hotel ini , karena lingkungan sekitarnya harus dapat

mendukung keberadaan hotel ini. Kawasan kota yang dipilih adalah kawasan yang

unik ( memiliki ciri – ciri khusus ). Hotel boutique di tengah kota lebih modernisme ,

dan intrepetasi abad 21 – pada saat yang sesuai dengan komponen sejarah dan seni

bergaya modis. Teknologi cukup mempengaruhi faktor – faktor tersebut , baik

teknologi yang meningkatkan ambisi dan emosional tamu seperti cahaya , DVD

Player , ruang televisi layar datar , telepon wireless , komputer dengan akses internet,

dan lain – lain yang membuat tamu – tamunya nyaman. Hiburan di hotel ini

merupakan dinamika penting dalam menciptakan suasana santai , ramai , dan

berpikiran trendi. Dekorasi interior yang spektakuler juga menjadi keunikan hotel

boutique.

• Hotel boutique resort

Hotel boutique resort tujuannya lebih bersifat eksotik , kecil dan pribadi. Hotel

boutique ini memberikan kesempatan bagi tamu – tamu mereka untuk menjelajahi

perasaan lokal tanpa melupakan kemewahan. Kriteria lokasi hotel ini adalah

tersembunyi , jauh di sudut – sudut pulau atau gunung. Lokasi penting untuk hotel ini

, karena setiap ruang harus mempunyai view yang bagus. Keberhasilan hotel ini

adalah perpaduan antara arsitektur tradisional dengan modernisme dengan

mempertimbangkan faktor kenyamanan dan kemewahan tanpa menghilangkan

kepribadian komunitas setempat.

Prinsip hotel boutique antara lain :

• Penggunaan elemen – elemen perancangan yang tidak biasanya seperti garis , warna ,bentuk , tekstur , pola , ruang dan cahaya

• Arsitektur yang unik

• Hotel yang kecil dengan yang memiliki style dan ciri khas tersendiri • Di lengkapi dengan fasilitas berteknologi tinggi

• Fokus terhadap style yang eksotis , keramahan / keakraban dan mendapat pelayanan

yang memuaskan.

Hal umum yang biasa ditemui pada hotel boutique yang paling sukses adalah

(28)

Sering juga hotel boutique memanfaatkan struktur yang belum pernah digunakan

sebelumnya untuk sebuah hotel dan diwujudkan pada keunikan strukturnya.

Hotel boutique berpeluang untuk mencapai harga sedemikian tinggi dikarenakan

beberapa faktor. Salah satunyadalam hal menargetkan pasar pada pengunjung yang

bersedia membayar lebih untuk produk yang lebih baik dan berkeinginan untuk mencoba

hotel – hotel yang menawarkan kesan yang berbeda. Dengan biaya yang tinggi ,

pengunjung biasanya mengharapkan pelayanan yang lebih baik lagi.

II.2.7.1. Kriteria fasilitas hotel bintang 5

Hotel kelas ini mempunyai kondisi sebagai berikut:

 Umum

• Lokasi mudah dicapai, dalam arti akses ke lokasi tersebut mudah • Bebas polusi

• Unsur dekorasi Indonesia tercermin pada lobby • Bangunan terawat rapi dan bersih

• Sirkulasi di dalam bangunan mudah

a) Bedroom

• Mempunyai minimum 100 kamar standar dengan luasan 26 m2/ kamar • Mempunyai minimum 4 kamar suite dengan luasan 52 m2/ kamar • Tinggi minimum 2.6 m tiap lantai

• Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam kamar

b) Dining room

Mempunyai minimum 3 buah dinning room, salah satunya dengan spesialisasi

masakan (Japanese/ Chinese/ European food).

c) Bar

Minimum seperti pada hotel berbintang 4

d) Ruang fungsional

Minimum seperti pada hotel berbintang 4

e) Lobby

(29)

f) Drug store

Minimum seperti pada hotel berbintang 4

g) Sarana rekreasi dan olah raga

Seperti pada hotel berbintang 4 ditambah dengan area bermain anak minimum ayunan

atau ungkit (children playground).

h) Utilitas penunjang

Minimum seperti hotel bintang 4 dengan tambahan: • Transportasi vertikal mekanis.

• Ketersediaan air bersih minimum 700 liter/ orang/ hari. • Dilengkapi dengan instalasi air panas/ dingin.

• Dilengkapi dengan sentral video, musik, teleks, radio, carcall.

i) Business center

Di business center ini tersedia beberapa staf yang dapat membantu dengan bertindak

sebagai co-secretary para tamu yang ingin berkomunikasi dengan kantor pusatnya

maupun relasi bisnisnya. Selain itu, ada pula fasilitas lain seperti faksimili, teleks,

mecanograf. Para tamu dapat memanfaatkan pelayanan dengan akses internet melalui

kamarnya untuk reservasi dan promosi usahanya, di samping juga dapat melakukan

telekonferensi.

j) Restoran

Subbagian restoran di hotel yang besar dapat dibagi menjadi:

Main dining room atau ruang makan utama yang menyediakan makanan Peraneis atau internasional.

Coffee shop, restoran yang menyediakan dan menyajikan makan pagi dengan menu dan jenis pelayanannya lebih sederhana atau biasa disebut ready on plate.

• Restoran yang spesilik seperti grill-room, pizzarea, japanesse, oriental.

Room service: restoran yang melayani dan menyediakan hidangan makanan dan minuman kepada tamu hotel yang enggan keluar kamar. Atas dasar pesanan tamu,

makanan dan minuman diantar langsung ke kamar tamu.

Take out service dan out side catering: untuk lebih meningkatkan pendapatan penjualan produk yang dihasilkan oleh dapur hotel, ada beberapa hotel yang

(30)

hotel seperti misalnya untuk perjamuan instansi-instansi pemerintah, perjamuan

kenegaraan dan instansi-instansi swasta. Di samping itu, toko makanan berupa

kue yang dijual oleh pastry shop yang ada di hotel juga melayani penjualan

kue-kue dan ice cream untuk keperluan umum.

II.2.8. Klasifikasi Resort

Jenis – jenis resort berdasarkan kelengkapan atraksi wisata antara lain :

1. Resort Gabungan ( Integrated Resort )

Resort gabungan berorientasi khusus pada keistimewaan alam seperti pantai , laut

, lereng ski , pemandangan gunung , atau keistimewaan lain seperti sejarah ,

lapangan golf , dan fasilitas olahraga lainnya , termasuk di dalamnya

perkampungan pedesaan untuk berlibur

Resort gabungan dapat memiliki variasi menurut ukuran dari satu hotel dengan

hotel lainnya , menurut keseluruhan jumlah kamar , menurut fasilitas pelayanan

seperti olahraga , rekreasi , atau konferensi. Beberapa resort gabungan juga

dibedakan menurut tingkat pelayanan akomodasi , misalnya tipe hotel dan cottage

dengan pelayanan pribadi , apartemen , town house dan villa. Contoh resort di

kepulauan Hawai.

2. Resort Perkotaan ( Town Resort )

Resort perkotaan menggabungkan penggunaan lahan dan aktivitas pada komunitas

perkotaan , tetapi secara ekonomi difokuskan pada aktivitas resort yang memiliki

akomodasi seperti hotel dan pelayanan wisata. Contoh resort di kota – kota Eropa

, Amerika Utara , pantai australia , dan Jepang.

3. Resort Retreat ( Retreat Resort )

Skala resort retreat lebih kecil , kira – kira 20 – 25 kamar , tetapi direncanakan

dengan analisa dan kelayakan yang hati – hati. Karena karakter khusus resort ini

yang akses pencapaiannya terbatas , melayani tamu yang menginginkan

ketenangan , lingkungan yang menyendiri , tetapi diikuti oleh aktivitas rekreasi ,

seperti berburu , menyelam , memancing. Contoh resort – resort di karibia dan

(31)

Beberapa resort yang termasuk dalam jenis resort berdasarkan lokasi dan

kelengkapan atraksi wisata :

1. The Beach , Golf and Tennis Resort

Resort di sepanjang pantai yang selain menyediakan unit hunian yang baik , juga

menyediakan fasilitas tenis dan golf serta variasi fasilitas olahraga dan kebugaran

( fitness ) yang diharmonisasikan dengan suasana pantai atau pegunungan.

2. The Vacation Village ( Dusun Wisata )

Bentuk bangunan dusun wisata meniru bentuk bangunan setempat yang

disesuaikan dengan kebutuhan dan merupakan sebuah kompleks bangunan besar

dan modern yang meniru konsep dusun.

3. The Health Spa Resort

Resort yang menawarkan fasilitas tambahan berupa perawatan dan penyembuhan

penyakit tertentu dengan air mineral.

4. The Marina Hotel

Biasa disebut juga Floating Hotel , yakni bentuk penginapan yang terdapat di tepi

sungai atau laut yang membutuhkan akses pencapaian yang mandiri dan memiliki

jumlah tamu tertentu selama perjalanan.

II.2.9. Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 5

Untuk membangun sebuah Hotel Resort khususnya Bintang 5 harus memperhatikan

persyaratan dan kriteria bangunan sebagai berikut :

1. Lokasi dan Lingkungan

• Lokasi hotel mudah dicapai kendaraan umum/pribadi roda empat langsung ke area

hotel dan dekat dengan tempat wisata.

• Hotel harus menghindari pencemaran yang diakibatkan gangguan luar yang

berasal dari suara bising, bau tidak enak, debu, asap, serangga dan binatang

mengerat.

2. Hotel harus memiliki taman baik di dalam maupun di luar bangunan.

3. Hotel harus memiliki tempat parkir kendaraan tamu hotel.

4. Tersedianya fasilitas Olah Raga dan Rekreasi

(32)

• Tersedianya area permainan anak. • Tersedianya Diskotik atau Night Club.

• Hotel pantai menyediakan fasilitas untuk olah raga air.

• Hotel gunung menyediakan fasilitas untuk olah raga gunung seperti mendaki

gunung, menunggang kuda atau berburu.

• Hotel harus menyediakan satu jenis sarana olah raga dan rekreasi lainnya merupakan pilihan dari tennis, bowling, golf, fitness center, sauna, billiard,

jogging.

5. Bangunan hotel memenuhi persyaratan perizinan sesuai dengan Undang-Undang yang

berlaku.

• Ruang hotel memperhatikan arus tamu, arus karyawan, arus barang/produksi

hotel.

• Unsur dekorasi khusus harus tercermin dalam :

- Ruang Lobby

- Restoran

- Kamar Tidur

- Function Room

6. Banyak kamar tidur standar berjumlah 100 buah termasuk 4 kamar suite (sekarang

ketentuan jumlah kamar sudah tidak berlaku, maka dalam perencanaan dan

perancangan skripsi ini jumlah kamar tidak harus sebanyak 100 kamar). • Semua kamar dilengkapi dengan kamar mandi di dalam.

• Luas Minimal :

- Kamar Standar = 26 m2

- Kamar Suite = 52 m2

• Tinggi Kamar Minimal = 2, 60 m • Kamar tidur kedap suara (noise 40 dB)

• Pintu dilengkapi dengan alat pengaman berupa kunci double lock. • Untuk Hotel Pantai :

- Lantai dari teraso/ubin/marmer/kayu.

- Lantai tidak licin, kualitas tinggi. • Untuk Hotel Gunung :

(33)

- Komposisi vynil 20 %, wool atau jenis bahan lain yang tidak mudah terbakar

80 %.

• Jendela dengan tirai yang tidak tembus sinar dari luar.

• Tersedia alat pengatur suhu kamar tidur dan ventilasi/exhaust di kamar mandi • Interior kamar mencerminkan suasana khusus.

• Dinding kamar mandi harus dengan bahan kedap air. • Tersedia instalasi air panas dan air dingin

• Perlengkapan Kamar Tidur :

- Tersedia tempat tidur dengan perlengkapan untuk 1 (satu) orang atau untuk 2

(dua) orang sesuai dengan ukuran kamar standar :

 Ukuran tempat tidur 1 (satu) orang 2, 00 m x 1, 00 m  Ukuran tempat tidur 2 (dua) orang 2, 00 m x 1, 60 m • Perlengkapan Kamar Mandi :

- Tersedia Bathup anti slip, Shower, Grabbar dan tempat sabun - Wastafel

- dan lain-lain

7. Hotel harus menyediakan restoran minimal 3 buah yang berbeda jenisnya, salah

satunya Coffee Shop.

• Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas restoran dengan ketentuan 1,5 m2

per tempat duduk.

• Tinggi restoran tidak boleh rendah dari tinggi ruang tamu (2, 60 m).

8. Hotel harus menyediakan satu bar yang terpisah dari restoran.

• Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas bar dengan ketentuan 1,1 m2 per

tempat duduk.

• Lebar ruang kerja bar tender minimal 1 m.

• Bar dilengkapi dengan tempat untuk mencuci peralatan dan perlengkapan yang

terdiri dari atas :

- Wastafel dengan dua buah keran air panas dan air dingin.

- Mesin pencuci gelas.

- Saluran pembuangan air.

9. Tersedianya Function Room yaitu ruang untuk acara-acara tertentu (ruang serba guna).

(34)

11.Hotel harus menyediakan Lounge.

12.Hotel menyediakan telepon umum di lobby. 13.Hotel menyediakan toilet umum di lobby.

• Toilet Pria :

- Ruang Rias dengan kaca rias

14.Hotel menyediakan ruangan yang disewakan untuk keperluan lain di luar kegiatan

usaha hotel minimal 3 ruangan untuk kegiatan yang berbeda.

15.Hotel harus menyediakan ruangan poliklinik.

16.Tersedianya Dapur dengan luas sekurang-kurangnya 40 % dari luas restoran. • Ruang dapur terdiri dari :

- Ruang Persiapan

- Ruang Pengolahan

- Ruang Penyimpanan Bahan Makanan

- Ruang administrasi (Chef)

- Ruang Pencucian dan penyimpanan peralatan/perlengkapan

- Ruang Penyimpanan bahan bakar gas/elpiji untuk dapur • Lantai dapur tidak licin.

• Dinding dapur dilapisi dengan tegel kedap air setinggi langit-langit. • Penerangan dapur minimal 200 lux.

17.Tersedianya area Administrasi yang terdiri dari Kantor Depan (Front Office) dan Kantor Pengelola Hotel

18.Tersedianya area Tata Graha.

• Ruang Seragam (Uniform Room)

• Ruang Lena dengan luas minimal 50 m2 beserta rak. • Ruang Jahit Menjahit

(35)

- Tersedia ruang pelayanan kamar tamu minimal 1 (satu) buah untuk setiap 40

kamar

• Ruang Binatu dengan luas minimal 100 m2

19.Tersedianya area dan ruang Operator • Tersedianya Gudang yang terdiri dari :

- Gudang bahan makanan dan minuman

- Gudang peralatan dan perlengkapan

- Gudang untuk engineering

- Gudang Botol Kosong

- Gudang barang-barang bekas

• Ruang penerimaan barang/bahan yang dapat menampung minimal 1 (satu) truk.. • Ruang Karyawan

- Ruang Loker dan kamar mandi/WC yang terpisah untuk pria dan wanita.

- Ruang Makan Karyawan.

- Dapur Karyawan.

- Ruang Ibadah Karyawan.

II.3. Lokasi Proyek

II.3.1 Penetapan Lokasi Proyek

Dalam pemilihan lokasi ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan yang sangat untuk

diperhatikan yaitu :

• Lokasi merupakan kawasan pengembangan wisata yang memiliki potensial alam yang

baik untuk dikembangnkan.

• Mengikuti rencana pemerintah kota, dalam hal ini sesuai dengan arah pengembangan

fisik dan zona peruntukan wilayah.

II.3.2 Tinjauan Terhadap Struktur Tata Ruang Wilayah

Sebagai sebuah sarana yang dibangun di wilayah pengembangan kawasan wisata ada

baiknya proses perancangannya perlu diperhatikan sehingga tidak mengganggu tata guna

lahan yang telah direncanakan untuk sebuah wilayah daerah objek wisata. Sebagai sebuah

sarana pariwisata, maka hotel tersebut harus direncanakan yang secara tata guna lahan

(36)

II.3.3 Pencapaian

Pencapaian mernuju lokasi malalui jalan lintas Medan-Sibolga. Sasaran pengguna

adalah para pengunjung wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang melakukan

perjalanan baik itu wisata ataupun bisnis ke Sumatera khususnya Tarutung.

Jarak antara pusat pemerintahan wilyah kecamatan Sipoholon ( Kota Sipoholon) dengan

Ibukota Kabupaten Tapanuli Utara ( Tarutung) sekitar 6 Km.

II.3.4 Potensi Kawasan

Daerah Tapanuli yang secara umum berada di sepanjang hamparan Danau Toba

adalah suatu tempat yang eksotis dan sangat memikat untuk dijadikan sebagai salah satu

pilihan daerah pelancongan atau daerah wisata.

Pada periode tahun 80-an sampai pertengahan tahun 90-an, daerah ini sempat menjadi

daerah pilihan wisata yang favorit khususnya wisata Danau Toba yang sagat terkenal saat itu.

Pada masa ini, sangat dirasakan betapa pengaruhnya sangat besar terhadap perekonomian

penduduk sekitar daerah wisata khususnya daerah Parapat dan Samosir. Setelah pertengahan

tahun 90-an hingga saat ini daerah ini semakin terlupakan untuk menjadi daerah wisata

pilihan.

Tapanuli merupakan daerah yang memiliki cirri-ciri yang khas dimana daerah ini

merupakan daerah yang secara umum berada di sepanjang Bukit Barisan yang menjadi cirri

khas sepanjang Panatai Barat Pulau Sumatera. Hal ini tentu saja mempengaruhi relief

permukaan tanah yang berbukit-bukit dan tentunya sangat berpengaruh terhadap demografi

penduduk, yang sangat berpengaruh terhadap unsur budaya dan adat istiadat penduduk, baik

itu dalam hal bercocok tanam, beternak, berkebun dan kebiasaan lainnya yang melekat

kepada masyarakat. Dimana jenis tanaman yang biasa tumbuh di sana adalah jenis tanaman

yang khas perbukitan.

Ciri khas dari daerah ini tentunya adalah adanya hamparan danau yang mrupakan

danau terbesar di Indonesia, yakni Danau Toba. Ada beberapa catatan sejarah yang mendasari

terbentuknya danau ini baik itu fiksi yang tercipta dalam ceritera penduduk sekitar Danau

(37)

luar biasa yang terjadi ribuan tahun silam, yang menurut catatan penelitian meyebabkan

jaman es karena hamper seluruh atmosfir bumi tertutup oleh debu yang dimuntahkan dari

perut bumi oleh kejadian vulkamis tersebut.Cirri khas lainnya adalah pulau yang tercipta

persis di tengah-tengah danau tersebut, yakni pulau Samosir yang sangat eksotis dengan

hamparan budaya yang layak untuk dinikmati dan ditelusuri.

Perkembangan kekristenan di daerah ini juga turut mempengaruhi pola pikir dan

demografi penduduk yang mendiami daerah ini. Sejarah mencatat terjadinya perubahan yang

sangat fundamental pada masyarakat setempat dengan diterimanya ajaran agama Kristen

dibandingkan sebelum masuknya ajaran kekristenan di daerah tersebut, dimana sebelum

masuknya ajaran kekristenan banyak hal-hal dan kejadian kemanusiaan yang luar biasa

terjadi misalnya pembunuhan sesama manusia adalah hal yang wajar, perang antar daerah

atau antar kumpulan dan kebiasaan-kebiasaan adat istiadat setempat yang memuja

dewa-dewa dan roh-roh gaib. Dengan masuknya ajaran kekristenan tersebut, perlahan-lahan ajaran

setempat mulai ditinggalkan dan memasuki era baru dengan tata krama yang lebh manusiawi

dan lebih beradab.

II.3.5 Keberadaann Air Panas di Tapanuli Utara

II.3.6 Status Kepemilikan

Pemilik dari proyek ini adalah swasta/ investor yang menanamkan modalnya dengan bantuan

dana kerja sama dari pemerintah. Dimana untuk status kepemilikannya diatur oleh

pemerintah.

II.4. Deskripsi Umum Proyek

Berada pada kelurahan Situmeang Habinsaran terletak pada dataran tinggi, berada pada jalan

Lintas Negara yang merupakan wajah kota Kecamatan Sipoholon dan merupakan pintu

gerbang Kabupaten Tapanuli Utara.

• Jarak tempuh Kelurahan Situmeang Habinsaran :

- Dari ibukota Provinsi = 278 KM

(38)

- Sebelah Utara : Desa Sipahutar

- Sebelah Selatan : Desa Hutauruk.

- Sebelah Timur : Desa Hutauruk

- Sebelah Barat : Desa Situmeang Habinsaran • Ketinggian

Ketinggian keseluruhan Situmeang Habinsaran antara 950-1100 m diatas permukaan laut. • Kepadatan penduduk

Kepadatan penduduk : 88.93 jiwa

Lokasi berada di Sumatera utara,

tepatnya di Kabupaten TAPUT, Kota Tarutung

II.5. Tijauan Umum

II.5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara 2009

Dalam mewujudkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan ruang serta untuk

mewujudkan visi dan misi pengembangan wilayah Kabupaten Tapanuli Utara di masa depan,

Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara telah membuat Rencana Tata Ruang Kabupaten

Tapanuli Utara Tahun 2001 – 2011 yang ditetapkan sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda)

Kabupaten Tapanuli Utara Nomor 21 Tahun 2001.

Secara umum Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Utara (2001 –

2011) terdiri atas Kawasan Lindung, Kawasan Budidaya dan Kawasan Prioritas.

Kawasan Lindung

Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi

kelestarian lingkungan hidup, yang terdiri dari :

- Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, yaitu berupa

kawasan hutan lindung yang terdapat di semua kecamatan Kabupaten Tapanuli Utara.

- Kawasan perlindungan setempat, berupa sempadan sungai di sepanjang aliran sungai,

kawasan sekitar danau/waduk yang terdapat di 13 kecamatan.

- Kawasan suaka alam dan cagar budaya

(39)

Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk

dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia

dan sumber daya buatan. Kawasan budidaya di Kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari:

1. Kawasan Hutan Produksi Terbatas

Terdapat di Kecamatan Parmonangan, Adiankoting, Pangaribuan, Garoga dan Sipahutar.

2. Kawasan Pertanian termasuk:

Kawasan Tanaman Pangan lahan basah dan lahan kering yang terdapat di seluruh

kecamatan.

Kawasan Tanaman Tahunan yang terdapat di seluruh kecamatan namun potensi terbesar

terdapat di Kecamatan Garoga, Pangaribuan dan Parlilitan.

Kawasan Peternakan pengembangannya terdapat di Kecamatan Tarutung, Siatas Barita,

Siborongborong, Parmonangan, Sipahutar dan Pangaribuan.

Kawasan Perikanan, berupa tambak, kolam, perairan darat dan danau dengan wilayah

pengembangan direncanakan di Kecamatan Muara dan Pahae Jae.

3. Kawasan Pertambangan

Khususnya bahan tambang galian golongan C terdapat di Kecamatan Tarutung, Pahae

Julu, Pahae Jae, Parmonangan, Pangaribuan, Sipahutar dan Siborongborong.

4. Kawasan Pariwisata

Sesuai dengan Rencana Pembangunan Pariwisata Sumatera Utara bahwa Tapanuli

Utara merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) Utama Nasional. Salah satu

pengembangan pariwisata di Kabupaten Tapanuli Utara adalah “Kawasan Wisata Danau

Toba di Kecamatan Muara”. Selain itu juga akan diteruskan/dikembangkan beberapa

objek wisata alam, budaya dan agama yang terdapat di Kecamatan Muara, Adiankoting,

Sipoholon dan Tarutung.

5. Kawasan Perindustrian

Kawasan Industri Kecil, dikembangkan di semua kecamatan yang memiliki potensi

industri kecil dan kerajinan.

(40)

6. Kawasan Permukiman

Terdiri dari permukiman perkotaan dan perdesaan. Kawasan permukiman perkotaan

utama direncanakan pada Ibukota Kecamatan Tarutung, Siborongborong, Pahae Jae dan

Muara.

7. Arahan Pengembangan Sarana/ Prasarana

Pengembangan prasarana irigasi dilaksanakan di seluruh kecamatan yang memiliki lahan

potensi sawah.

Pengembangan prasarana kelistrikan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas terpasang.

Pengembangan telekomunikasi

Pengembangan Kawasan Transportasi.

Kawasan Prioritas

1. Kawasan Pesisir Danau Toba

Kawasan Muara dengan pusat kegiatan kota Muara dengan potensi sektor pertanian dan

pariwisata

2. Kawasan Siborongborong

Mencakup Kecamatan Siborongborong dengan potensi sektor pertanian, perkebunan dan

perindustrian terutama pengembangan potensi agroindustri dan kerajinan tangan.

3. Kawasan Tarutung – Sipoholon

Mencakup Kecamatan Tarutung dan Sipoholon dengan pusat kegiatan adalah kota

Tarutung dengan potensi sektor pertanian, perindustrian, pemerintahan dan

kepariwisataan.

4. Kawasan Sipahutar – Pangaribuan

Sepanjang ibukota Kecamatan Pangaribuan – ibukota Kecamatan Sipahutar – ibukota

Kecamatan Garoga dengan potensi sektor pertanian dan industri pengolahan.

5. Kawasan Pahae

Gambar

Gambar 4.6. analisa sirkulasi  pada site
Gambar 4.9. analisa kontur
Gambar 4.10. analisa sumber mata air panas
Gambar V.1. Gambar konsep perancanagn tapak
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan pengertian yang telah diterapkan bahwa selain menyediakan fasilitas kamar hotel juga menyediakan fasilitas makanan dan minuman untuk memenuhi persyaratan tersebut

Sedangkan menurut I Gusti Bagus (2016) hotel adalah suatu usaha akomodasi dengan menyediakan pelayanan penginapan, makanan, minuman, dan fasilitas lainnya, yang dikelola

Dari uaraian diatas, maka untuk mendukung pegembangan pariwisata terutama sarana akomodasi di kawasan Rawapening khususnya dan Kabupaten Semarang pada umumnya, dibutuhkan adanya

Sebagai hotel yang berbasis syariah tentunya dalam menyediakan makanan dan minuman baik itu yang merupakan paket fasilitas sewa kamar –setiap pengunjung yang

Tamu yang datang ke hotel tidak hanya memerlukan tempat tidur (kamar) tetapi juga memerlukan makanan dan minuman yang akan dilayani oleh bagian tata hidang atau

Perkembangan hotel modern (dibangun dan dikelola dengan menggunakan konsep–konsep manajemen hotel modern) di Indonesia diawali dengan dibukanya Hotel Indonesia di

Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan

Pengertian Hotel menurut Hotel Propietors Act dalam Sulastiyono, 1999:5 Hotel adalah suatu perusahaan yang di kelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, dan minuman