• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lensa Kotak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Lensa Kotak"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LENSA KOTAK

OLEH :

ARYANI ATIYATUL AMRA NIP. 131 996 177

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

I. PENDAHULUAN

Pada saat ini pemakaian lensa kontak sangat digemari masyarakat,

karena mempunyai banyak keuntungan dibandingkan dengan kaca mata.

Dengan menggunakan lensa kontak kita tetap dapat mempertahankan

kecantikan wajah asli, tidak mengubah wajah dan reversible, jadi apabila

tidak senang menggunakannya dapat dilepaskan, karena tidak

menimbulkan kerugian permanen pada mata1,2.

Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan diperlukan pemeriksaan

pendahuluan yang baik, fitting dan pemesanan yang benar. Diperlukan

penyesuaian beberapa waktu sebelum merasa nyaman, juga harus

diberitahukan cara memakai yang baik, melepas, menyimpan dan

perawatannya, agar tidak terjadi efek samping pada pemakaian lensa

kontak2,3.

Semua lensa kontak menempel pada kornea, maka penting untuk

mengetahui kelengkungan kornea, agar tidak mendapat suatu lensa kontak

yang longgar duduknya di kornea ( flat) atau yang terlalu menempel erat

pada kornea (steep), dan sebaiknya memiliki keratometer 1,4,5,6,7.

PMMA (Polimetilmetakrilat) merupakan plastik pertama yang

digunakan sebagai bahan dasar lensa kontak. PMMA tidak dapat ditembus

O2 dan CO2 sehingga kornea mengandalkan resapan air mata antara

lensa dan kornea sewaktu berkedip untuk keperluan respirasi kornea. Jadi

walaupun lensa kontak dapat dipakai dengan nyaman tetapi kornea

menolak pada pemakaian jangka panjang pada kornea yang mengalami

(3)

kaku yang permeabel terhadap gas yaitu Rigid Gas Permeabel (RGP),

yang terbuat dari bermacam macam bahan yang umumnya lebih lunak dari

lensa kontak PMMA, yang dibuat dengan disain yang lebih tebal, untuk

memperbaiki astigmat kornea, permeable oksigennya berbeda – beda

antara yang satu dengan yang lainnya. RGP dibuat dengan diameter yang

lebih besar dari PMMA. Keuntungannya adalah mudah ditembus O2 dan

dapat memperbaiki metabolise kornea1,4,6,8.

II. SKRINING PEMAKAI LENSA KONTAK

Untuk pemakaian lensa kontak harus memiliki kriteria / syarat – syarat

agar mencapai keberhasilan dan tidak mengalami kesulitan / komplikasi :

Skrining pemakaian lensa kontak berdasarkan2,3:

1. Keadaan anatomi dan fisiologi;

Struktur, bentuk, kejernihan segmen anterior harus ”normal”.

2. Psikologis;

Motivasi, intelegensia dan kepribadian pasien mempengaruhi ”succes

rate” pemakai lensa kontak.

3. Patologis;

Berdasarkan anamnese : kesehataan umum, kasehatan mata, obat –

obat yang digunakan, penyakit mata, visus dan kaca mata

4. Faktor umur, pekerjaan olah raga

(4)

Indikasi pemakaian lensa kontak2,3,9

1. Perbaikan penglihatan : Pengganti kacamata, astigmat irregular,

keratokonus, miopia tinggi, afakia.

2. Indikasi medik :

Melindungi kornea : coloboma trichiasis, keratitis sicca

Pengganti perban : keratitis bulosa, ulkus kornea

descemetocele

Lensa kontak warna : alasan kosmetik menutupi makula,

leukoma luas

3. Indikasi preventif : mencegah terjadinya simbleparon

4. Indikasi diagnostik : penggunaan gonioskopi, elektroretinograpi

5. Indikasi operasi : digunakan selama operasi goniostomy pada

glaukoma kongenital

6. Indikasi kosmetik : pada parut kornea, ptosis, ptisis bulbi

7. Indikasi pekerjaan : olahragawan, pilot, aktor

Kontra indikasi pemakaian lensa kontak 1,9,6,10

1. Kontra indikasi absolute :

Tidak dapat digunakan pada keadaan peradangan, bleparitis,

konjungtivitis akut, keratitis

2. Kontra indikasi relatif :

Dry eye sindrom, blep setelah operasi glaukoma, penderita dengan

Gangguan kekebalan tubuh, kelainan plpebra ; kalazion, trikiasis,

(5)

III. BAHAN DASAR LENSA KONTAK RGP 1,2,4,6,9,11

1. Celullosa Asetate Butirate (CAB)

CAB termasuk gas permeable hard lens’s sagat baik dipakai pada

orang – orang yang tidak bisa memakai hard contak len’s biasa.

2. Silicone Acrylate

RGP dgn bahan ini permeabilitas oksigennya tinggi, kualitas optik

jernih, kuat, sehingga memungkinkan dapat dipakai dalam waktu

lama.

3. Fluoro Silioxane Acrylates

Tahan terhadap deposit, lebih plexibel dibandingkan dengan cili

con acrilat, tidak alergi, tidak beracun dan kelemahan dari bahan ini

adalah permukaannya mudah terores.

4. Butyl Styrene (T-Butyl – Styrene)

Mempunyai indeks bias refraksi sebesar 1,533 D. Bahan ini tipis dan

ringan.

Dengan adanya silikon pada permukaa lensa RGP mempengaruhi

keadaan klinis dimana silikon menghalangi air. Permukaan lensa RGP lebih

cepat kering dari pada jenis PMMA dan permukaan yang mengikat air mata

mengandung lipid kuat, tanpa adanya suplai air mata yang adekuat dan

berkesinambungan, lipid yang berada dibawah lensa akan melekat

dipermukaan belakang lensa sehingga menyebabkan terjadinya gesekan

selama berkadip yang disebut sensasi kekeringan dan sensasi berpasir.

(6)

kebanyakan pemakai lensa kontak RGP menjadi terbatas sebagaimana

suplai air mata berkurang seiring dengan bertambahnya usia1,6.

Sifat –sifat bahan lensa kontak RGP 2:

– Bahannya keras

– Lebih flexibel dibandingkan dengan PMMA

– Jernih

– Tidak beracun

– Diameter menengah ( lebah besar dari PMMA dan lebih kecil dari soft

contak lens)

– Permeabilitas oksigen tinggi

– Tahan terhadap deposit

– Stabil dan mudah dikerjakan

IV. CARA PEMBUATAN LENSA KONTAK RGP

Pembuatan RGP bisa dilakukan dengan dua cara, dimana masing –

masing cara mempunyai sistem dan keunggulan yang berbeda 2,3:

1. Lathing (Bubut)

- Keuntungannya: Caranya simple dan sederhana, lebih

ekonomis dan dapat dibuat dalam bermacam – macam

parameter.

- Kerugiannya: Disain complek yang sulit, prosesnya lamat,

produksi pembuatan sedikit.

- Cara pembuatannya: bahan dasar polymer dari lensa yang

(7)

lensa yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas optiknya, dan

untuk mendapatkan tepi lensa yang lembut.

2. Molding (Cetak)

- Keuntungannya: Biaya pembuatan murah, cepat

pembuatannya, volume produksi banyak, kualitas permukaan

baik serta memungkinkan disain yang kompleks / beragam.

- Kerugiannya: Parameter yang tersedia terbatas, tidak semua

bahan memungkinkan dapat dibuat dan biaya mahal untuk

memulai produksi.

- Cara pembuatannya: Monomer cair dimasukkan kedalam

cetakan yang berbentuk cekung, sisi / pemukaan yang

cembung di tekan kedalam sisi yang cekung kemudian diberi

sinar ultraviolet, selanjutnya lensa dapat diangkat dari cetakan

untuk diberi sinar ultraviolet, selanjutnya lensa dapat diangkat

dari cetakan untuk kemudian dilakukan hidrasi.

V. PARAMETER DAN DISAIN LENSA

Permukaan kurva dasar dari sebuah lensa kontak memiliki fungsi

optikal dan fungsi mengikat. Permukaan yang lebih datar mempunyai jari -

jari lebih panjang dari kurvatura, sebaliknya kurva yang curam memiliki jari -

jari yang pendek. Pencuraman dasar kurva meningatkan kelengkungan

suatu lensa kontak. Seperti juga lensa kaca mata, daya suatu lensa kontak

dijelaskan sebagai daya vertek posterior diukur dengan menempelkan

(8)

(Anterior surface Curvature)

(Posterior surface Curvature)

Lensa RGP didisain berdasarkan: kurvatura kornea, jumlah

astigmatisma kornea, pemeriksaan refraksi, posisi kelopak dan ukuran

palpebra.

Lensa RGP dapat didesain dengan bentuk3,12:

1. Lensa sferis :

Merupakan lensa yang paling umum digunakan untuk memperbaiki

miopia dan hipermetropia. Lensa sferis mempunyai jari – jari

kurvatura yang sama dari suatu bagian datar. Satu jari – jari kurva

dasar dan satu daya yang digunakan untuk menentukan sebuah

lensa sferis.

2. Lensa permukaan depan torik :

Merupakan lensa torik dengan komponen silinder yang terletak

dibagian permukaan anterior lensa kontak, sedangkan bagian

permukaan posteriornya lensa sferis. Lensa jenis ini dapat dibuat dari

semua jenis material tembus gas. Lensa kontak ini digunakan untuk

(9)

diperlukan apabila lensa RGP sferis tidak mengkoreksi penglihatan

dengan sepenuhnya akibat adanya astigmatisme sisa yang nyata.

3. Lensa permukaan belakang torik :

Merupakan lensa torik dengan komponen silinder yang terletak

dibagian pemukaan posterior lensa kontak. Lensa ini mempunyai dua

kurva dengan kelengkungan yang berbeda. Satu kurva dipasang

sesuai dengan kurvatura kornea yang paling datar, sedangkan kurva

yang satunya lagi disesuaikan dengan jumlah astigmatisma

korneanya. Lensa kontak ini digunakan untuk kelainan refraksi jenis

astigmatisma murni dengan lebih dari 2 dioptri. Apabila lensa sferis

tidak mampu memberi kepuasan fisik dan fisiologi dalam fitting, maka

diperlukan lensa jenis ini.

4. Lensa bitorik :

Merupakan lensa torik dengan komponen silinder yang terletak

dibagian pemukaan anterior dan posterior lensa kontak. Lensa kontak

ini digunakan untuk kelainan refraksi jenis astigmatisma dengan

lebih dari 2,5 dioptri.

Bentuk dan ketebalan tepi lensa kontak adalah faktor penting dalam

kenyamanan pemakai lensa kontak. Ketebalan minimum pusat dari lensa

minus rendah atau daya plus ditentukan oleh ketebalan lensa dan diameter

(10)

VI. PENYESUAIAN LENSA KONTAK RGP

Penyesuaian lensa kontak bertujuan untuk memberikan kenyamanan

pemakai, mengkoreksi penglihatan secara optimal dan pemeliharaan

kesehatan mata. Ketidaknyamanan pada pemakaian lensa kontak RGP

dapat berasal dari kelopak mata terutama kelopak mata bagian atas dan

kornea. Setiap mata berkedip, kelopak mata akan menggerakkan sedikit

lensa kontak RGP dengan air mata. Gerakan ini memungkinkan air mata

yang mengalir dibawah lensa dapat melumasi dan memberi oksigen untuk

kornea. Lensa kontak RGP yang tidak bergerak cenderung melekat

dikornea akibat permukaannya yang hidrofobik1,35,6.

Pola kedipan lensa kontak keras digolongkan atas ; tinggi, tenggah,

dan rendah sesuai dengan posisi rata – rata pusat geometriknya yang

berhubungan dengan pusat kornea.Lensa posisi tinggi; lensa tertutup

sebagian oleh kelopak mata atas melalui siklus kedipan dideskripsikan

sebagai pola penyesuaian perlekatan kelopak. Lensa posisi tengah; lensa

diharapkan tinggi dengan perlekatan lensa dan kelopak mata karena

pinggir kelopak mata atas miring jadi harus melewati tepi superiornya

selama kedipan. Lensa posisi rendah; lensa bagian atas akan terpapar

akibat turunnya pinggir kelopak mata atas. Sensasi tersebut menghambat

kedipan dan sering mengarah kepola kedipan tak lengkap yang tak disadari

dan mengurangi tingkat kedipan1,6.

Posisi gerakan rata – rata dari lensa kontak RGP diterminasi oleh

keefektifan kelopak atas ketika lensa tertarik keatas dan kebawah melawan

(11)

lensa minus meningkat dari pusat ke tepi, gesekan antara lensa kontak

anterior dan permukaan kelopak atas bagian posterior meningkat seiring

dengan kelopak mata atas bergeser keatas melewati lensa. Ini

mempertinggi efektifitas kelopak mata atas dalam menggerakkan lensa

kontak RGP ke superior. Posisi ini untuk lensa plus tunggal yang

digunakan pada posisi rendah1.

VII. TOPOGRAFI KORNEA UNTUK PENYESUAIAN LENSA KONTAK

Pada umumnya kornea normal lebih curam, mendekati pusat

geometri, di luar dari permukaan yang datar. Area yang curam dikenal

sebagai zona puncak dan pusatnya adalah puncak kornea. Zona puncak

sekitar 3 – 4 mm, bagian pinggir yang didatarkan dapat bervariasi secara

bermakna dalam meridian kornea yang berbeda pada mata pasien yang

sama, dan pada mata pasien yang berbeda1,4.

Bentuk paralimbus superior dan kornea tidak dapat diukur secara

akurat dengan cincin plasido (cakram) topografi kornea. Cincin – cincin

dibuat dengan menghubungkan koordinat – koordinat yang memiliki

kemirinngan yang identik dari elevasi yang diperlukan untuk mendisain

permukaan posterior dari lensa kontak kaku1.

Kekakuan koordinat cincin juga berkurang pada kornea bagian perifer

dan peralatan ini tidak mampu mengukur bentuk dari paralimbus superior

kornea yaitu suatu area dalam menggambarkan disain lensa kontak

(12)

atas asumsi kornea secara rotasi simetris dan bentuknya diwakili oleh

silinder sferis. Penggunaan keratometer hanya memberi perkiraan bentuk

pusat kornea1.

VIII. PENYESUAIAN LENSA KONTAK DENGAN KORNEA

Berdasarkan pengalaman banyak metode yang menyatakan

hubungan permukaan posterior disain lensa dan diameter terhadap

pengukuran kornea sentral. Saat ini metode terbaik memfiksasi lensa RGP

dengan menunjukkan diagnosa lensa kontak yang sedang dievaluasi dan

mengamati pola fluresen dinamiknya. Metode ini memberikan suatu

peramalan posisi lensa kontak ( atas, tenggah, bawah ) dan pola

pergerakan kedipan1,2,3,6.

Permukaan belakang lensa kontak RGP didisain untuk mencapai 4 tujuan1:

1. Memberikan pengangkatan tepi yang adekuat untuk mencegah tepi

dari pengalihan menjadi perifer kornea yang rata.

2. Memfasilitasi pergerakan lensa melalui permukaan rata dari kornea

perifer superior untuk mendapat suatu posisi yang tinggi.

3. Memberikan mekanisme bagi pertukaran air mata.

4. Mendistribusikan tekanan dari lensa melalui area terluas dari

(13)

IX. PENYESUAIAN LENSA KONTAK PERCOBAAN1,3

Mata terlebih dahulu ditetesi anastesi lokal untuk mengurangi refleks

produksi air mata yang dapat merubah posisi lensa kontak dan gerakan

kedipan. Parameter selanjutnya adalah :

KURVA DASAR

Pilihan lensa kontak percoban awal kurva dasar minimal ditentukan

dengan pengukuran kurvatura sepanjang 2 meredian utama. Jika

perbedaan antara 2 meredian adalah 0,15 mm atau kurang, kurva dasar

optimal ( jika sferis ) biasanya sama terhadap meridian sentral lebih

besar, kurva dasar jari – jari lensa percobaan harus lebih datar dari jari –

jari meredian kornea yng paling datar.

Setelah lensa percobaan awal dimasukkan, penyesuaian dengan nilai

pola fluoresen yang diamati selama gerakan kedipan. Jika polanya

menunjukkan kecekungan pusat atau terlalu datar, dipilih lensa

percobaan lain dengan kurva dasar yang lebih sesuai.

• DIAMETER

Diameter lensa RGP percobaan dapat berkisar antara 8,0 s/d 11,5 mm

tergantung diameter kornea dan posisi lensa. Zona optikal harus cukup

besar untuk memberikan penglihatan yang stabil pada tiap kedipan.

Umumnya diameter lensa kontak sekitar 3 mm lebih kecil dari pada

diameter iris. Jika dudukan lensa kontak percobaan rendah, diberikan

diameter yang lebih kecil atau lebih besar untuk mendapatkan posisi

(14)

DAYA

Daya lensa percobaan dipesan dengan beberapa dioptri karena daya

lensa mempengaruhi bentuk permukaan anterior lensa kontak,

ketebalan juga berpengaruh terhadap posisi dan pergerakannya. Daya

lensa yang dipesan jarak verteknya lebih dalam dari lensa yang

direfraksi yaitu 5 dioptri.

• DISAIN

Bentuk perifer dari permukaan depan dapat mempengaruhi posisi lensa

kontak. Contohnya : tanpa melihat minus yang lebih tinggi dalam disain

lentikular dapat mempertinggi efektifitas kelopak mata atas menahan

lesa kontak pada posisi posterior. Secara alternatif peningkatan

kejernihan perifer permukaan posterior dapat mengatasi pendataran

kornea perifer superior jika hal ini menghalangi lensa kontak bergerak

kearah yag diinginkan.

X. PEMESANAN LENSA KONTAK RGP

Pemesanan lensa kontak minimal harus sudah termasuk kurva dasar,

diameter, daya, dan pilihan polimer. Dokter yang berpengalaman juga akan

memspesipikasikan EOZ, IOZ, konfigurasi pembawa (jika ada), ketebalan

sentral, ketebalan sambungan (jika lentikular), kejernihan tepi sumbu, dan

(15)

XI. ORTOKERATOLOG1

Lensa kontak keras didisain untuk meratakan kornea sentral dan

menguranngi miopia. Akhir – akhir ini disain geometrik kembali dan strategi

pemakaian sampai larut malam telah terbukti memberikan keberhasilan1,6.

Kompensasi kornea sentral eksesif dan insidensi perlekatan lensa karena

pemakaian bermalam – malam dapat mengancam integritas epitel pusat

kornea dan dapat menginduksi astigmatisme reguler dan irreguler. Terlebih

– lebih pasien yang mendekati batas teratas miopia mungkin mengeluh

kekaburan malam hari1,4.

XII. JADWAL PENYESUAIAN PEMAKAIAN LENSA KONTAK RGP2

Hari ke Dipakai Istirahat Dipakai

lagi

I 1 jam 1 jam 1 jam

II

Pagi 2 jam

Siang 2 jam

Malam 2 jam

1 jam 2 jam 2 jam 2 jam III

Pagi 2 jam

Siang 2 jam

Malam 2 jam

1 jam 2 jam 2 jam 2 jam IV

Pagi 2 jam

Siang 2 jam

1 jam

3 jam

(16)

Malam 2 jam 3 jam

V

Pagi 3 jam

Siang 3 jam

Malam 3 jam

1 jam 3 jam 3 jam 3 jam VI

Pagi 4 jam

Siang 4 jam

Malam 4 jam

1 jam

4 jam

4 jam

4 jam

VII 12 jam berturut – turut

VIII Bebas pakai

XIII. PERAWATAN LENSA KONTAK RGP2,3,10

Diperlukan cairan perawatan yaitu :

1. Cairan pencuci lensa ( Cleaning solution ) : untuk membersihkan

lensa sebelum dan sesudah dipakai, yang berguna untuk

menghilangkan kotoran di permukaan seperti lipid dan lendir.

2. Cairan pembasah ( Wetting solution ) : untuk membasahi kembali

lensa kontak dengan cara meneteskannya kemata apabila lensa

kering dimata dan menjernihkan mata agar lensa kontak tetap baik.

Digunakan saat pemasangan dan bertindak sebagai bantalan antara

lensa dan kornea dan juga meningkatkan penyerapan air mata pada

permukaan lensa. Efek dari larutan ini bertahan untuk 5 – 15 menit.

3. Cairan perendam atau penyimpan ( Soaking solution ) : untuk

menjaga lensa kontak agar tetap basah, tidak tergores dan bebas

(17)

4. Pelumas : Perawatan dan pemeliharaan RGP tetes mata pelumas

mengandung polimer dan suatu bahan untuk meningkatkan viskositas

/ bahan – bahan untuk :

• Menurunkan gesekan antara kornea, kelopak mata dan

permukaan lensa kontak.

• Memberi tambahan cairan ke mata bagian depan.

• Mengeluarkan kotoran dari belakang lensa kontak ( dengan

menggunakan gerakan yang menjadi lebih mudah setelah diberi

tetes mata pelumas).

5. Enzim pembersih : Bisa berbentuk tablet atau cairan, dianjurkan

untuk membersihkan protein.

Perawatan harian & mingguan. Perawatan harian :

- Bila lensa dilepas / dipakai, segera bilas degan NaCl 0,9%.

- Simpan dalam kotak penyimpan yang telah diisi 2/3

cairan desinfeksi.

Perawatan mingguan : gunakan tablet penghilang protein, untuk

menghilangkan endapan protein pada lensa yang berasal dari air

mata.

(18)

XIV. TEHNIK MEMASANGAN DAN MELEPASKAN LENSA KONTAK RGP2,13,14

A. Tehnik memasang lensa kontak RGP:

Sebelum memegang lensa kontak tangan terlebih dahulu dicuci.

Berdiri menghadap kecermin.

Bersihkan lensa kontak dengan larutan pencuci.

Letakkan lensa kontak pada ujung jari telunjuk tangan kanan,

yang sebelumnya sudah dibasahi agar lensa tidak mudah

jatuh.

[image:18.612.156.459.346.506.2]

Gambar : cara pemakaian lensa kontak13

Basahi lensa kontak lagi dengan setetes cairan pembasah.

Jari tengah tangan kiri menahan kelopak mata atas, dan

supaya mata tidak berkedip, jari tengah tangan kanan menahan

kelopak mata bawah.

Lensa kontak pada jari telunjuk tangan kanan diletakkan tepat

dikornea.

Lepaskan kelopak bawah perlahan – lahan, kemudian kelopak

(19)

B. Tehnik melepaskan lensa kontak RGP

Untuk melepaskan lensa kontak RGP disediakan sebuah karet penghisap.

Sebelum melepas lensa kontak, tangan juga harus dicuci dahulu

dan berdiri menghadap kecermin.

Mata melihat lurus dan berfiksasi dalam kecermin.

Ujung karet penghisap dibersihkan dengan cara dicelupkan

kedalam air bersih atau aqua.

Dekatkan dan tempelkan penghisap tadi ke lensa kontak yang

menempel di kornea, maka dengan sendirinya lensa kontak

akan terhisap.

Tarik perlahan lahan hingga keluar dari mata. Jangan menarik

lensa dari karet penghisap untk melepaskannya, tetapi geserlah

(20)

DAFTAR PUSTAKA

1. American Academy of Ophthalmology : Optics, Refraction, and Contact

Lenses, Section 3. Basic and Clinical Science Course, 2002 – 2003,

page 181 – 195

2. Kumpulan Naskah Kursus Lensa Kontak Perdami, Jakarta, 2001

3. Pembelajaran lensa kontak IACLE, MODUL 5 – Perawatan dan

pemeliharaan lensa kontak RGP

4. Sihota R and Tandon R, Parsons’ Diseases of the Eye, Twentieth

Edition, Elsevier, 2007, page 81 – 82

5. Tehnik Tepat Menjaga Keindahan Mata, available at :

http://www,klinikmatanusantara.com/lensa.php.

6. Lye Chong, Phaik Sonn, Clinical Ophthalmology An Asian Perspective,

Elsevier, 2005, page 267 – 269

7. Contact Lens Fitting, available at : www.Laico.org/V2020resource/files/

contact lens.Apr-Jun 04.pdt

8. Tasman W, Duane,s, Clinical Ophthalmology, Volume 1, Revised

Edition, Chapter 54 A, 2004, page 1 – 8.

9. Khurana AK, Comprehensive Ophthalmology, Fourth Edition, 2006, page

9 – 10, 44 – 46

10. Kanski, JJ, Clinical Ophthalmology A Syistematic Approach, Sixth

Edition Butterworth Heinemann Elsevier, 2007, page 310 – 311

11. Vaughan Daniel G, MD, Asbury T.Eva Paul R. Ophthalmology Umum,

(21)

12. Jurnal Oftalmologi Indonesia : Lensa Kontak Untuk Astitigmat.

Volume 1 Juli 2003, page 1 – 5

13. Caring for Rigid Gas Permeable or RGP contak lens. Access Media

Group LLC, 2008, available at :

www.alaboutvision.com/contacts/carergplens.htm.

14. Handling Rigid Gas Permeable (Hard) Contact Lenses, available at :

http://www.contactlens.org.nz/ © 1999 - 2007 Cornea and Contact

Lens Society of New Zealand Inc. (CCLS) (Formerly known as New

Zealand Society of Contact Lens Practitioners [NZSCLP]). All rights

reserved.

Gambar

Gambar : cara pemakaian lensa kontak13

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa rancangan tes dan evaluasi fisika yang informatif dan komunikatif yang dikembangkan untuk

Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dimana data diperoleh dari penelitian berupa tuturan atau percakapan antara dosen dan mahasiswa dalam seminar

kecenderungan untuk mengalami stres. Dalam hal ini, peneliti mengembangkan hipotesis bahwa dukungan pasangan dan dukungan organisasi yang merupakan bagian dari sumber daya

Tujuan penelitian untuk mengevaluasi efek penggunaan 5 mikroskill pada pendidikan klinik residen kepada dokter muda, sedangkan tujuan penelitian penulis adalah untuk

Beberapa mitos yang beredar di masyarakat meliputi : penggunaan dua kondom dapat meminimalisasi risiko kebocoran, faktanya jelas tidak benar bahkan penggunaan kondom

Tema lima mengenai konsep Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dengan bentuk representasi verbal, soal tentang menyatakan jenis gerak benda yang bergerak denan

Penelitian terkait dengan pengelolaan harta anak yatim yang dilakukan di panti asuhan Al-Muslimun, dan Al-Husna yang berada di Kabupaten Tulungagung ini, nantinya

Setelah dilakukan penelitian tentang hubungan outdoor learning dengan kecerdasan kinestetik anak usia dini dengan hasil adanya hubungan outdoor learning dengan