i
IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI MAKANAN BERGIZI
Disusun oleh SELI FEBRIYANTI
20120320062
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
i Nama : Seli Febriyanti NIM : 20120320062 Program Studi : Ilmu Keperawatan
Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Menyatakan dengan benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalambentuk apapunkepada perguruan tinggi manapun.sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir Karya Tulis Ilmiah
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan,maka saya bersedia menerima sanki atas perbuatan tersebut.
Yogyakarta, 27 Agustus 2016 Yang membuat pernyataan
ii
ALLAH SWT atas segala nikmat dan rahmatnya. Orang tua ku tercinta Ayahanda Darman terima kasih atas
semua nasehat, motivasi maupun dukungan moril dan material, terimakasih bapak sudah berjuang kerja keras
menguras tenanga demi keluarga.
Ibunda Sulastri yang tercinta terimaksih atas kasih sayang dan do’a yang tak pernah hentinya serta dukungan yang
membuat peneliti lebih kuat.
Teruntuk kakakku Afri yansyah dan ayunda Lusi susanti terimakasih motivasi yang telah diberikan sehingga peneliti
lebih optimis dan dapat menyelesikan dengan lancar. Adikku Ferdi Iswanto tetap semangat ya sekolahnya semoga
kita bisa membanggakan kedua orangtua.
Keluarga besar saya yang banyak memberikan do’a dan dukunganya.
Ibu Yuni Astuti, M.kep., Ns., Sp.Kep.Mat, terima kasih atas setiap waktu dan ilmu yang diberikan sehingga karya tulis
ini dapat terwujud.
Untuk sahabat-sahabat saya terimaksih untuk support dan semua hal yang kita lalui bersama.
Teman-teman mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan semua pihak
iii
HALAMAN MOTTO
“ Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi
dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan
itu untuk dirimu sendiri”
(QS. Al-Isra’: 7)
“ Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan”
iv
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Segala puji kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Hubungan Dukungan Suami dengan Perilaku Kesehatan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Makanan Bergizi”.
Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan, bimbingan dan pengarahan dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak dr. H. Andi Pramono Sp.An., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2. Ibu Sri Sumaryani,Ns., M.Kep., Sp.Mat., HNC, selaku Kaprodi Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Ibu Yuni Astuti, S.Kep., Ns., M.Kep.,Sp.Mat, selaku Pembimbing Proposal Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan kritik dan saran untuk kebaikan proposal yang penulis susun.
4. Ibu Dr.Titih Huriah, Ns.,M.kep., Sp.Kom, selaku dosen penguji yang banyak memberikan bimbingan dan masukan dalam penulisan ini.
v
yang sudanh berpartisipasi dalam penelitian ini
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa proposal Karya Tulis Ilmiah ini ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis harapkan untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah yang akan penulis susun.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Yogyakarta, Agustus 2016
Penulis
vi
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
vii
4. Perilaku Kesehatan Ibu hamil ... 44
5. Hubungan Dukungan Suami Dengan Perilaku Kesehatan ibu Hamil ... 44
B. Pembahasan ... 45
1. Dukungan Suami ... 45
2. Perilaku Kesehatan Ibu Hamil Dalam Mengkomsumsi Makanan Bergizi ... 47
3. Hubungan Dukungan Suami Dengan Perilaku Kesehatan Ibu Hamil Dalam Mengkomsumsi Makanan Bergizi ... 48
C. Keterbatasan Penelitian ... 51
1. Kekuatan Penelitian ... 51
2. Kelemahan Penelitian ... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 52
B. Saran ... 52 DAFTAR PUSTAKA
ix
Tabel 2.2. Perbandingan porsi makanan wanita tidak hamil dan hamil ... 22 Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel ... 33 Tabel 3.2. Kisi-Kisi Kuesioner tentang Dukungan Suami terhadap Ibu
Hamil dalam Mengkonsumsi Makanan Bergizi ... 36 Tabel 3.3. Kisi-Kisi Kuesioner tentang Perilaku Kesehatan Ibu Hamil dalam
x BAK : Buang Air Kecil
BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah
BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Ca : Calsium
DJJ : Denyut Jantung Janin
HCG : Human Chorionic Gonadotropin HPHT : Haid Pertama Haid Terakhir IUGR : Intrauterine Growth Restriction KEK : Kurang Energy Kronis
MDGs : Millenium Development Goals
xv
Pregnant were a natural process an human life and every woman expect it. Every pregnant mother have to consume nutritious food for fulfilling nutritional requirements, so mother will not experience KEK , BBLR , IUGR , death .SDKI ( 2012, AKI = 359 / 100,000 KH>AKI 2007 = 228 / 100,000 KH. Men nane an obligation in maintenance the health of pregnant women .Puskesmas Gamping 1: 5 / 3 bumil is not between husband when checking pregnancy, but pregnant women who eats nutritious were not to be taken husband . To know support husband relations with the behavior the health of pregnant women in consumed the food nourishing at Puskesmas Gamping 1sleman Yogyakarta .
The kind of research analytic correlational with the design cross-sectional .Sample is 37 pregnant women that visit Puskesmas Gamping 1 Sleman of the date may 5 until the date of 4 june 2016 , taken a total of sampling. Hundreds of thousands is kuisioner . Data analyzed by test chi square .
Characteristic of a pregnant mother in Puskesmas Gamping 1 Sleman most of them are was & gt; 30 years of age ( 37.8 % ) , educated and middle 73,0 % ) , was the mother households namely 21 people ( 56,8 % ) , and including of parity 0 or of parity 1 .Characteristic of husband mother is was & gt; 30 years of age ( 56,7 % ) , educated and middle 73,0 % ) and in private ( 43,2 % ) .Pregnant women most attracted support both in consume nutritious food for pregnant ( 75,7 % ) and keep good behaviour for consume nutritious food for pregnant ( 89,2 % ) .The results of the chi square value significance 0,038.
There was a correlation between support husband with the behavior the health of pregnant women in consume nutritious food for pregnant in Puskesmas Gamping 1sleman .
xv
Hamil merupakan suatu yang alamiah dan diharapkan oleh setiap wanita. Setiap ibu hamil harus mengkonsumsi makanan bergizi untuk memenuhi kebutuhan gizi selama hamil, agar tidak mengalami KEK, BBLR, IUGR, kematian. SDKI (2012): AKI = 359 / 100.000 KH > AKI 2007 = 228 / 100.000 KH. Suami memiliki kewajiban dalam pemeliharaan kesehatan ibu hamil. Puskesmas Gamping I : 3/5 bumil tidak diantara suami ketika memeriksakan kehamilan, tetapi ibu hamil yang makan bergizi justru yang tidak diantar suami. Untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan perilaku kesehatan ibu hamil dalam mengkonsumsi makanan bergizi di Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta.
Jenis penelitian analitik korelasional dengan desain cross-sectional. Sampel adalah 37 ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Gamping I Sleman sejak tanggal 5 Mei sampai dengan tanggal 4 Juni 2016, diambil dengan teknik total sampling. Data dianalisis dengan uji chi square.
Karakteristik ibu hamil di Puskesmas Gamping I Sleman sebagian besar adalah berumur >30 tahun (37,8%), berpendidikan menengah (73,0%), merupakan ibu rumah tangga yaitu 21 orang (56,8%), dan termasuk paritas 0 atau paritas 1. Karakteristik suami ibu adalah berumur >30 tahun (56,7%), berpendidikan menengah (73,0%) dan bekerja swasta (43,2%). Ibu hamil sebagian besar memperoleh dukungan baik dalam mengkonsumsi makanan bergizi selama hamil (75,7%) dan berperilaku baik dalam mengkonsumsi makanan bergizi selama hamil (89,2%). Hasil uji chi square nilai signifikansi 0,038.
Ada hubungan antara dukungan suami dengan perilaku kesehatan ibu hamil dalam mengkonsumsi makanan bergizi selama hamil di Puskesmas Gamping I Sleman.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehadiran seorang anak merupakan anugerah bagi setiap keluarga,
banyak harapan yang tumbuh saat mengetahui seorang wanita hamil karena
kehadiran seorang anak diharapkan membawa keadaan yang lebih baik dalam
keluarga. Diluar kebahagiaan tersebut, peristiwa kehamilan mempunyai arti
emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan
kelahiran akan membawa perubahan yang sangat besar bagi seorang wanita,
disamping perubahan fisik juga terdapat perubahan pada kondisi psikisnya,
oleh karena itu dalam menghadapi kehamilan dan kelahiran tidak hanya
membutuhkan persiapan fisik tetapi juga membutuhkan persiapan psikis
(Rusli, 2011).
Kebutuhan psikis dipersiapkan untuk mencegah hal-hal yang dapat menimbulkan perasaan cemas yang sering dialami oleh wanita hamil. Banyak hal yang dapat membangkitkan rasa cemas ibu seperti ukuran tubuh (pertambahan berat badan), rasa nyeri persalinan, kesehatan bayi yang kelak lahir, sampai hal-hal lainnya (Margiantari, 2009). Kebutuhan fisik dipersiapkan diantaranya dengan cara memperhatikan makanan yang dikonsumsi ibu selama hamil haruslah makanan yang mengandung zat
tenaga, zat pembangun, zat pengatur dan makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi untuk pertumbuhan janin (Manuaba, 2010).
Ibu hamil yang tidak berperilaku secara sehat saat hamil terutama perilaku dalam mengkonsumsi makanan bergizi saat hamil dapat mempengaruhi kondisi ibu dan bayi dalam kandungan. Ibu hamil berisiko mengalami anemia dan Kurang Energy Kronis (KEK). Ibu hamil dengan KEK berisiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan bayi asfiksia yang dapat mengakibatkan perkembangan mental dan kecerdasan kurang pada bayi yang dilahirkan. BBLR juga akan membawa risiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin (IUGR) bahkan kematian bayi. Anemia dan KEK pada ibu hamil juga merupakan penyebab tidak langsung terjadinya kematian ibu (Kemenkes, 2010).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini meningkat dibandingkan dengan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 yang menunjukkan sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini menjauhkan upaya Indonesia mencapai target MDGs tahun 2015 adalah AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2014).
target yang ditentukan yaitu sebesar 22 per 1000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2014).
Tingginya AKI di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, infeksi, partus lama dan abortus, sedangkan masalah utama penyebab tingginya AKB adalah pada masa neonates (bayi baru lahir umur 0-28 hari). Komplikasi yang menjadi penyebab tingginya AKB terbanyak adalah asfiksia, bayi berat lahir rendah, dan infeksi (Kemenkes RI, 2014).
Penurunan AKI dan AKB dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), pengendalian penyakit menular (imuniasi, HIV/AIDS, Tuberkulosis, malaria, penyakit menular seksual), penanganan penyakit kronis, dan pemenuhan gizi ibu sebelum dan selama hamil. Upaya pemenuhan gizi pada ibu ini perlu mendapat perhatian khusus karena dapat menyebabkan terjadinya komplikasi pada kehamilan dan persalinan (Kemenkes RI, 2010).
membangun kepercayaan dan keyakinan ibu dalam berperilaku melakukan perawatan kesehatannya terutama saat hamil (Yulianti, 2006).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 28 Desember 2015 di Puskesmas Gamping I Sleman terhadap 5 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan diketahui bahwa 2 ibu hamil diantar suaminya, 2 ibu diantar oleh saudaranya, dan satu ibu hamil berangkat sendiri ketika memeriksakan kehamilannya. Selanjutnya, peneliti mengajukan pertanyaan tentang perilaku dalam mengkonsumsi makanan bergizi diketahui 4 ibu menjawab makan makanan yang biasa dimakan setiap harinya seperti nasi, sayur dan lauk dan minum air putih atau teh, satu ibu menjawab makan lebih dari biasanya baik porsi maupun jenis sayur dan lauk yang lebih beragam. Ibu hamil yang makan lebih dari biasanya ini adalah ibu yang tidak diantar oleh suaminya ketika memeriksakan kehamilannya.
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Dukungan Suami dengan Perilaku Kesehatan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Makanan Bergizi di Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka, masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah “adakah hubungan dukungan suami dengan perilaku kesehatan ibu hamil dalam mengkonsumsi makanan bergizi di Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta? “
C. Tujuan Penelitian 1. Umum
Untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan perilaku kesehatan ibu hamil dalam mengkonsumsi makanan bergizi di Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta.
2. Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik ibu hamil dan suami, yang meliputi umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan jumlah anak di Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta.
b. Untuk mengetahui dukungan suami terhadap ibu hamil dalam mengkonsumsi makanan bergizi di Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta.
d. Untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan perilaku kesehatan ibu hamil dalam mengkonsumsi makanan bergizi di Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Keperawatan
Dengan hasil penelitian yang diperoleh, dapat menambah pengetahuan dan teori tentang dukungan suami yang baik untuk ibu hamil dan tentang perilaku kesehatan ibu selama hamil.
2. Bagi Peneliti
Ilmu yang diperoleh selama proses penelitian dapat menambah pengalaman baru dalam diri peneliti dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan di masyarakat.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat sebagai salah satu informasi bagi tenaga kesehatan dalam memberikan konseling, edukasi, dan informasi tentang dukungan suami terhadap istri selama hamil.
4. Bagi Responden
Menambah pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya dukungan suami selama ibu hamil dalam mengupayakan kehamilan yang sehat dan dapat melahirkan bayi yang sehat pula.
E. Keaslian Penelitian
1. Melati, Rima tahun 2012 dengan judul Hubungan Dukungan Suami dengan Motivasi Menjaga Kesehatan Selama Kehamilan. Jenis penelitian analitik korelatif dengan rancangan cross-sectional. Sampel penelitian adalah ibu hamil yang berada di Pekanbaru berjumlah 80 orang dan teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Alat ukur yang digunakan kuesioner. Data dianalisis dengan correlation product moment pearson. Hasil analisis diketahui p-value= 0,781, artinya ada hubungan antara dukungan sosial suami dengan motivasi dalam menjaga kesehatan selama kehamilan. Perbedaan penelitian Melati dengan penelitian yang dilakukan ini terletak pada variabel terikat, untuk penelitian Melati adalah motivasi dalam menjaga kesehatan selama kehamilan sedangkan pada penelitian ini adalah perilaku kesehatan selama hamil. Perbedaan lainnya adalah analisis data yang digunakan pada penelitian Melati adalah korelasi product moment pearson sedangkan penelitian ini adalah dilakukan menggunakan uji chi square.
kebiasaan, dan adat istiadat yang berhubungan dengan soal makan dan makanan. Adat kebiasaan yang melarang ibu hamil makan ikan dan daging sehingga banyak ibu hamil yang menderita kekurangan protein hewani dan mengakibatkan kondisi kurang gizi kronis serta melahirkan bayi BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih bagi ibu yang menderita anemia. Perbedaan penelitian Kusuma dengan penelitian ini terletak pada jenis dan rancangan penelitiaan, instrument penelitian, serta alat analisis yang digunakan. 3. Novitasari, Irma tahun 2014 dengan judul Dukungan Sosial Suami dan
Affective Well Being pada Wanita Hamil di Puskesmas Jatinangor. Jenis penelitian non eksperimental bersifat korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Partisipan adalah wanita hamil yang berkunjung di Puskesmas Jatinangor Sumedang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial suami yang berbentuk dukungan emosional, informasi berhubungan dengan affective well being. Perbedaan penelitian Novitasari dengan penelitian ini terletak pada variabel terikat adalah affective well being, sampel adalah wanita hamil yang berkunjung di Puskesmas Jatinangor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan didefinisikan secara berbeda-beda oleh beberapa ahli, namun pada prinsipnya memiliki inti yang sama. Wiknjosastro (2009), mendefinisikan kehamilan sebagai suatu proses yang terjadi antara perpaduan sel sperma dan ovum sehingga terjadi konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari atau 40 minggu dihitung dari haid pertama haid terakhir (HPHT). Menurut BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) kehamilan adalah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma, lalu keduanya menyatu membentuk sel yang akan tumbuh.
Manuaba, dkk (2012) memberikan definisi kehamilan secara berbeda. Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur) dan spermatozoa (sperma) terjadilah pembuahan dan pertumbuhan zigot kemudian bernidasi (penanaman) pada uterus dan pembentukan plasenta dan tahap akhir adalah tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm) (Manuaba, dkk., 2012). Berdasarkan beberapa definisi kehamilan tersebut dapat disimpulkan bahwa kehamilan
merupakan bertemunya sel telur dan sperma yang telah matang sehingga terjadilah nidasi dan tumbuh berkembang sampai aterm. b. Tanda-Tanda Kehamilan
Menurut Siswosudarmo (2009), secara klinis tanda-tanda kehamilan dapat dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu sebagai berikut:
1) Tanda kehamilan yang tidak pasti (probable signs)
a) Amenorea, yaitu wanita yang terlambat mengalami haid dalam masa wanita tersebut masih mampu hamil.
b) Mual dan Muntah (morning sickness), sering muncul pada pagi hari dan diperberat oleh makanan yang baunya menusuk.
c) Mastodinia, yaitu rasa kencang dan sakit pada payudara yang disebabkan payudara membesar. Vaskularisasi bertambah, asinus dan duktus berproliferasi karena pengaruh progesterone dan estrogen.
d) Quickening, yaitu persepsi gerakan janin pertama yang bisanya disadari oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu.
e) Keluhan kencing (BAK), frekuensi kencing bertambah dan sering kencing malam disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan tarikan oleh uterus ke kranial.
g) Perubahan berat badan, yang terjadi pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah.
h) Perubahan temperature, kenaikan temperature basal lebih dari 3 minggu biasanya merupakan tanda-tanda terjadinya kehamilan. i) Perubahan warna kulit, yaitu warna kulit kehitam-hitaman pada
dahi, punggung hidung, dan kulit daerah tulang pipi.
j) Perubahan payudara, akibat stimulasi prolaktin, payudara mensekresi kolostrum bisanya setelah kehamilan enam minggu, k) Pembesaran perut, menjadi nyata setelah minggu ke-16 karena
pada saat ini uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut.
l) Kontraksi uterus, tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit. m) Balotemen, yaitu tanda adanya benda terapung melayang dalam
cairan.
2) Tanda Pasti Kehamilan. Siswosudarmo (2009) menyebutkan tanda pasti kehamilan adalah sebagai berikut:
a) Denyut jantung janin (DJJ), dapat didengarkan dengan stetoskop laenec atau dengan stetoskop ultrasonic (dopller).
c) Rontgenografi, sehingga dapat terlihat gambaran tulang-tulang janin.
d) Ultrasonografi (USG).
e) Test laboratorium, yaitu test inhibisi koagulasi yang bertujuan untuk mendeteksi adanya HCG dalam urin.
Manuaba (2010) menyebutkan bahwa tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi tiga, yaitu tanda dugaan hamil, tanda kemungkinan hamil, dan tanda pasti kehamilan. Terjadinya pembesaran rahim dan perut, terdapat kontraksi rahim saat diraba, ada tanda hegar, chadwick, dan reaksi kehamilan positif merupakan tanda kemungkinan hamil. c. Klasifikasi Masa Kehamilan
Kehamilan menurut Prawirohardjo (2011) diklasifikasikan dalam
3 trimester, yaitu:
1) Trimester kesatu, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12
minggu).
2) Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-27
minggu).
3) Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (28-40
minggu).
2. Perilaku Kesehatan a. Pengertian
manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung (Notoatmodjo, 2007).
Sementara itu, Sunardi (2010) menyatakan bahwa perilaku sinonim dari aktivitas, aksi, respons, atau reaksi. Perilaku adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dikatakan oleh manusia.
b. Klasifikasi Perilaku
Notoatmodjo (2007) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (health related behavior) sebagai berikut:
1) Perilaku kesehatan (health behavior) yaitu hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Termasuk juga tindakan-tindakan untuk mencegah penyakit, kebersihan perorangan, memilih makanan, sanitasi, dan sebagainya.
mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit serta usaha-usaha mencegah penyakit tersebut.
3) Perilaku peran sakit (the sick role behavior) yakni segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan. Perilaku ini disamping berpengaruh terhadap kesehatan/kesakitannya sendiri, juga berpengaruh terhadap orang lain terutama kepada anak-anak yang belum mempunyai kesadaran dan tanggung jawab terhadap kesehatannya. c. Tahap Perubahan Perilaku
Prabandari (2009), menyatakan bahwa perubahan perilaku pada seseorang terjadi melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1) Prekontemplasi
Tahap ini seseorang belum memiliki kesadaran untuk melakukan sesuatu yang diketahuinya dan belum bersedia untuk merubah perilaku. Intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan informasi, komunikasi secara persuasif, dan memberikan pengalaman.
2) Kontemplasi
3) Persiapan
Tahap ini seseorang mengalami perubahan sikap dan menjadi langkah awal untuk bertindak. Pendekatan intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan keterampilan.
4) Tindakan
Tindakan merupakan aksi seseorang terhadap objek. Intervensi yang dilakukan adalah dengan memberikan dukungan dan manajemen diri.
5) Pemeliharaan perilaku
Tahap ini seseorang memerlukan manajemen diri dan dukungan dari lingkungan sehingga perilaku yang sudah terwujud dapat terpelihara dengan baik.
d. Domain Perilaku
Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku.
Notoatmodjo (2007) menyebutkan bahwa determinan perilaku dapat dibedakan menjadi:
2) Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku.
e. Pengukuran Perilaku
Teknik skala yang dapat digunakan untuk mengukur perilaku adalah dengan menggunakan skala Gutman dan skala Likert. Skala Gutman merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti: jawaban dari pernyataan/pernyataan: ya dan tidak, positif dan negatif. Skala Gutman pada umumnya dibuat seperti checklist dengan interpretasi penilaian apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 (Hidayat, 2007).
f. Praktik atau Tindakan
Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktikkan apa yang dia ketahui atau disikapinya (dinilai baik). Indikator praktik kesehatan mencakup hal-hal sebagai berikut: (Notoatmodjo, 2007).
1) Tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (health promotion behaviour)
2) Tindakan sehubungan dengan penyakit
Tindakan atau perilaku ini mencakup: a) pencegahan penyakit (health prevention behaviour), misalnya: mengimunisasikan anaknya, melakukan pengurasan bak mandi, dan b) penyembuhan penyakit, misalnya: minum obat sesuai petunjuk dokter, berobat ke fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat.
3) Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (health rehabilitation behaviour)
Yaitu perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha pemulihan kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit. Misalnya melakukan diet, mematuhi anjuran-anjuran dokter dalam rangka pemulihan kesehatannya.
g. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Menurut teori Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku adalah terdiri dari 3 faktor-faktor, yaitu : 1) Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud
dalam faktor demografi (umur, pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi), pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
3) Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors), yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
3. Perilaku Kesehatan Ibu Hamil
Selama hamil, kesehatan ibu hamil sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu hamil. Setiap ibu hamil hendaknya memiliki perilaku kesehatan yang baik yaitu selalu memperhatikan nutrisi kehamilan dan segala kebutuhan ibu hamil selama kehamilan. Arisman (2007) menyebutkan bahwa tujuh tujuan penataan nutrisi pada wanita hamil.
kehamilan), dan yang ketujuh adalah mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan kebiasaan makan yang baik yang dapat diajarkan kepada anaknya selama hidup (Arisman, 2007).
4. Kebutuhan Nutrisi Selama Masa Kehamilan
Arisman (2007), mengatakan bahwa anjuran makanan untuk ibu hamil adalah :
a. Makan makanan yang memenuhi 4 sehat 5 sempurna, yaiu: nasi, lauk, sayur, buah, susu.
b. Porsi makanan lebih dibanding ketika tidak hamil. c. Tidak ada pantangan selama hamil.
d. Jika mual dan muntah, pilih makanan yang tidak berlemak, seperti: roti, ubi, singkong, biskuit dan buah.
e. Jangan minum jamu, minuman keras, dan merokok.
Menurut Arisman (2007), kebutuhan zat gizi wanita hamil dihitung berdasarkan persentase peningkatan asupan zat gizi sebagai berikut: Tabel 2.1. Kebutuhan Zat Gizi Wanita Hamil
Jenis-jenis nutrisi yang dibutuhkan ibu selama hamil adalah: a. Energi
Banyaknya energi yang harus disiapkan selama kehamilan sekitar 80.000 kkal atau kira-kira 300 kkal setiap hari.
b. Protein
Jumlah protein yang harus tersedia selama kehamilan diperkirakan sebanyak 295 g yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta bayi. Bahan pangan yang dijadikan sumber sebaiknya 2/3nya merupakan bahan pangan yang bernilai tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan olahan lainnya.
c. Zat besi
Kebutuhan wanita hamil akan Fe meningkat sebesar 200-300%. Jumlah sebanyak ini tidak mungkin tercukupi hanya memalui diet. Karena itu, suplementasi zat besi perlu sekali diberlakukan, bahkan kepada wanita yang bergizi baik.
d. Asam folat
e. Vitamin B
Anemia pernisiosa yang disertai dengan rasa letih yang parah merupakan akibat dari defisiensi B12. Pangan sumber vitamin B12 adalah hati, telur, ikan, kerang, daging, unggas, susu dan keju. Asupan yang dianjurkan sekitar 3 mg/hari.
f. Vitamin D
Kekurangan vitamin D selama hamil berkaitan dengan gangguan metabolisme kalsium pada ibu dan janin. Sumber vitamin D ialah susu, telur, hati, dan minyak ikan.
g. Yodium
Kekurangan yodium selama hamil mengakibatkan janin menderita hipotiroidisme. Koreksi terhadap kekurangan yodium sebaiknya dilakukan sebelum 3 bulan pertama kehamilan. Anjuran asupan per hari untuk wanita hamil dan menyusui sebesar 200 mg dalam bentuk garam beryodium.
h. Kalsium
Tabel 2.2. Perbandingan porsi makanan wanita tidak hamil dan hamil dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Kelompok Makanan Jumlah Porsi
Tidak Hamil Hamil
Arisman (2007), sumber makanan bergizi, dapat disebutkan sebagai berikut:
1) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan penyedia energi utama. Sumber karbohidrat adalah pisang, sawo, nangka, sukun, keluwih, beras, akar, umbi, tepung, sagu, kacang-kacangan, daging, dan hati. 2) Lemak
Lemak merupakan penyedia energi dan asam lemak. Sumber lemak dibedakan menjadi lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuh, lemak hewani mengandung asam lemak jenuh.
3) Protein
terakhir. Sumber protein adalah daging, hati, pankreas, ginjal, paru, jantung, jeroan, susu, telur, ikan.
4) Vitamin
Vitamin adalah senyawa kimia sangat esensial dibutuhkan tubuh walaupun dalam jumlah yang sangat kecil. Untuk pemeliharaan kesehatan dan pertumbuhan normal. Vitamin berguna untuk mengatur proses metabolisme. Berbagai jenis vitamin diantaranya adalah vitamin C bersumber dari buah-buahan asem, tomat, jeruk nipis, mangga, pepaya, jambu biji, rambutan, alpukat, nanas. Vitamin B1 bersumber dari padi-padian, kacang-kacangan, daging. Sumber vitamin B2 adalah hati, keju, telur, sayuran, daun, daging. Sumber vitamin A adalah daun katuk, lamtorogung, wortel, daun singkong, hati sapi, mangga. Sumber vitamain D adalah minyak ikan, telur, hati, susu.
5) Zat besi
Zat besi berguna untuk sintesa darah merah, sentesa darah otot dan cadangan besi pada hati. Sumber makanan yang mengandung zat besi adalah kuning telur, ikan, hati, daging ayam, kerang-kerangan, biji-bijian, sayur berwarna hijau (bayam dan daun singkong).
6) Mineral
darah, eksitabilitas syaraf otot, dan mengaktifkan reaksi enzim dan sekresi hormon. Sumber Ca adalah susu, keju, es krim, kacang-kacangan (Arisman, 2007).
5. Dukungan Suami a. Pengertian
Dukungan suami adalah respons suami terhadap kehamilan istri yang dapat menyebabkan ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri. Suami adalah orang pertama dan utama dalam memberi dorongan kepada istri sebelum pihak lain turut memberi dorongan, dukungan dan perhatian seorang suami terhadap istri yang sedang hamil akan membawa dampak bagi bayi. Dukungan suami adalah respon suami terhadap kehamilan istri yang dapat menyebabkan adanya ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri (Dagun, 2010).
b. Faktor yang Mempengaruhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan sosial, dikemukakan oleh Dagun (2010) adalah sebagai berikut:
1) Keintiman
2) Harga Diri
Individu dengan harga diri memandang bantuan dari orang lain merupakan suatu bentuk penurunan harga diri karena dengan menerima bantuan orang lain diartikan bahwa individu yang bersangkutan tidak mampu lagi dalam berusaha.
3) Keterampilan Sosial
Individu dengan pergaulan yang luas akan memiliki keterampilan sosial yang tinggi, sehingga akan memiliki jaringan sosial yang luas pula. Sedangkan, individu yang memiliki jaringan individu yang kurang luas memiliki ketrampilan sosial rendah.
c. Bentuk Dukungan
Menurut Friedman (2008), dukungan sosial meliputi: 1) Dukungan Emosional (Emotional Support)
Dukungan yang berupa pemberian sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi, yang meliputi ungkapan empati, kepedulian dan perhatian.
2) Dukungan Penghargaan (Apprasial Assistance)
orang-orang yang kurang mampu atau lebih buruk keadaannya (menambah harga diri).
3) Dukungan Materi (Tangible Assistance)
Dukungan berupa pertolongan praktis dan konkrit, mencakup bantuan langsung seperti dalam bentuk uang, peralatan, waktu, modifikasi lingkungan maupun menolong dengan pekerjaan waktu mengalami stress.
4) Dukungan Informasi (Information Support)
Pemberian atau penyebaran informasi, mencakup memberi nasehat, petunjuk-petunjuk, saran atau umpan balik. Bentuk dukungan yang diberikan adalah dorongan semangat, pemberian nasehat atau mengawasi tentang pola makan sehari-hari dan pengobatan. Dukungan social juga merupakan perasaan individu yang mendapat perhatian, disenangi, dihargai dan termasuk bagian dari masyarakat (Friedman, 2008).
d. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Friedman (2008) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu:
1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyoganya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.
3) Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda. Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.
4) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada). e. Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Dukungan
1) Pemberi dukungan
Dukungan yang diterima melalui sumber yang sama akan lebih berarti daripada dukungan yang berasal dari sumber yang berbeda. 2) Jenis dukungan
Jenis dukungan akan mempunyai arti bila dukungan bermanfaat dan sesuai dengan situasi yang ada.
3) Penerima dukungan
Karakter dukungan seperti kepribadian, kebiasaan, dan peran sosial akan menentukan efektivitas dukungan. Proses yang terjadi dalam dukungan ini dipengaruhi oleh kemampuan penerima untuk mencari dan mempertahankannya. 2. Sarana dan fasilitas
kesehatan
C. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ha: Ada hubungan dukungan suami dengan perilaku kesehatan ibu hamil dalam mengkonsumsi makanan bergizi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional. Penelitian analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa suatu fenomena kesehatan terjadi, sedangkan penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti mencoba menggali fenomena dukungan suami terhadap ibu hamil yang merupakan faktor risiko dan perilaku kesehatan ibu hamil yang merupakan faktor efek kemudian mencari hubungan antara dukungan suami dengan perilaku kesehatan ibu hamil.
Desain penelitian ini adalah cross-sectional, yaitu penelitian yang dilakukan dalam rangka mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko (dukungan suami) dengan efek (perilaku kesehatan ibu hamil) dengan pendekatan (point time approach), artinya variabel dukungan suami dan variabel perilaku kesehatan ibu hamil diobservasi sekaligus pada saat yang sama, artinya tiap subyek hanya diobservasi satu kali saja, dan variabel dukungan suami serta variabel perilaku kesehatan ibu hamil diukur menurut keadaan atau status waktu diobservasi (Pratiknya, 2008).
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi penelitian ini adalah 41 ibu hamil yang berkunjung di Puskemas Gamping I tanggal 5 Mei sampai dengan tanggal 4 Juni 2016.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010). Sampel dalam penelitian adalah 41 ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Gamping I Sleman saat penelitian dilakukan yaitu tanggal 5 Mei sampai dengan tanggal 4 Juni 2016 dan memenuhi kriteria.
3. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah cara ataupun teknik-teknik tertentu yang digunakan dalam mengambil sampel penelitian sehingga sampel tersebut sedapat mungkin mewakili populasinya (Notoatmodjo, 2007). Teknik sampling dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu teknik pengambilan sampel apabila seluruh anggota populasi dijadikan sebagai sampel (Sugiyono, 2010). Kriteria sampel adalah sebagai berikut:
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
1) Ibu hamil tidak bersedia menjadi responden. 2) Ibu hamil tidak bisa membaca dan menulis.
3) Ibu hamil berpendidikan diploma dan sarjana kesehatan. C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Gamping I, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama enam bulan terhitung sejak penyusunan proposal sampai dengan penyusunan laporan penelitian yaitu mulai bulan November 2015 sampai dengan bulan Juni 2016.
D. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas
Variabel bebas (independent) adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variable bebas (Sugiyono, 2010). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dukungan suami.
2. Variabel terikat
Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel terikat (Sugiyono, 2010). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku kesehatan ibu hamil.
3. Variabel pengganggu
a. Usia, dikendalikan dengan memilih ibu hamil yang berusia 20-35 tahun. b. Pekerjaan, tidak dikendalikan karena ibu hamil di wilayah Puskesmas
Gamping Sleman memiliki pekerjaan yang bermaam-macam.
c. Sosial ekonomi, dikendalikan dengan memilih keluarga yang berpenghasilan minimal sebesar UMK yaitu Rp 1.338.000,-.
d. Sarana dan fasilitas kesehatan, tidak dikendalikan karena sarana dan fasilitas pemenuhan gizi dan fasilitas kesehatan seperti Puskesmas telah tersedia.
E. Definisi Operasional
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Alat Ukur Parameter Skala
Dukungan suami
F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti sendiri, bukan dari dokumen atau catatan yang sudah tersedia. Data primer dalam penelitian ini berupa data tentang karakteristik responden, dukungan suami, dan perilaku kesehatan ibu hamil.
2. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data akan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Setelah memperoleh ijin penelitian, peneliti meminta bantuan seorang petugas kesehatan di Puskesmas Gamping I yang berpendidikan DIII untuk membantu proses penelitian.
b. Peneliti menemui ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Gamping I Sleman selama penelitian dilakukan.
c. Peneliti menemui dan memilih calon responden yang sesuai dengan kriteria.
d. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti kepada calon responden.
f. Peneliti memberikan kuesioner kepada responden dan meminta mengisi kuesioner secara lengkap.
g. Peneliti melakukan pendampingan kepada responden selama proses pengisian kuesioner.
h. Setelah kuesioner selesai dijawab responden, seluruh kuesioner dikumpulkan dan dijadikan sebagai data penelitian untuk diolah dan dianalisis.
G. Alat Penelitian
Alat atau instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tentang dukungan suami dan perilaku kesehatan ibu hamil. Kuesioner ini merupakan kuesioner tertutup yaitu responden menjawab pertanyaan dengan memilih dan memberikan tanda pada salah satu jawaban yang sudah disediakan. Kisi-kisi kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Kuesioner tentang Dukungan Suami terhadap Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Makanan Bergizi
Sub Variabel Jumlah Soal Nomor Soal
Emosional 5 1-5
Penghargaan 5 6-10
Materi 5 11-15
Informasi 5 16-20
Dengan kriteria hasil:
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Kuesioner tentang Perilaku Kesehatan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Makanan Bergizi
Sub Variabel Jumlah Soal Nomor Soal
Konsumsi karbohidrat 4 1-4
Konsumsi protein 4 5-9
Konsumsi vitamin 4 10-13
Porsi makan 3 14-16
Pantangan 4 17-20
Dengan kriteria hasil:
1. Baik, jika jumlah skor jawaban dalam kuisioner >76% dari skor tertinggi. 2. Cukup, jika jumlah skor jawaban dalam kuisioner 55-76% dari skor
tertinggi.
3. Kurang, jika jumlah skor jawaban dalam kuisioner <55% dari skor tertinggi.
H. Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan bahwa alat ukur yang digunakan benar–benar mengukur apa yang ingin diukur, sedangkan reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmojo, 2007). Kuesioner dukungan suami dan perilaku kesehatan ibu hamil dalam penelitian ini diuji coba terhadap 20 responden di Puskesmas Gamping II untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner sebagai instrument penelitian.
soal tidak valid yaitu soal nomor 2 dan soal nomor 4 dengan nilai r-hitung masing-masing adalah 0,348 dan 0,354 (Riwidigdo, 2010).
Hasil uji reliabilitas dengan uji Alpha Cronbach diketahui bahwa kuesioner dukungan suami yang terdiri dari 19 soal valid diketahui memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,880 dan kuesioner perilaku ibu hami yang terdiri dari 18 soal valid diketahui memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,868. Kedua nilai reliabilitas tersebut lebih besar dari 0,7 sehingga kuesioner dapat dinyatakan reliabel atau dapat dipercaya sebagai alat penelitian (Riwidigdo, 2010).
I. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan data
a. Editing
Tahap ini peneliti melakukan pemeriksaan terhadap seluruh data yang telah diperoleh selama penelitian dilakukan.
b. Scoring
Tahap ini peneliti memberikan nilai pada jawaban responden yang tertera dalam kuesioner.
c. Coding
Tahap ketiga ini peneliti memberikan kode atau tanda pada masing-masing kategori jawaban responden.
d. Tabulating
2. Analisis data
a. Analisis satu variabel (univariat)
Analisis univariat adalah analisis terhadap satu variabel yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai jumlah dan prosentase pada setiap kategori dari karakteristik responden, dukungan suami, dan perilaku kesehatan ibu hamil. Rumus yang digunakan untuk mengetahui prosentase adalah sebagai berikut:
%
f : Frekuensi untuk setiap kategori dari variabel yang diteliti N :Jumlah sampel
b. Analisis dua variabel (bivariat)
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel. Analisis bivariat berfungsi untuk mengetahui hubungan antara dukungan suami dengan perilaku kesehatan ibu hamil di Puskesmas Gamping I Sleman. Alat uji yang digunakan adalah uji Chi Square karena data penelitian merupakan data kategorial.
fo = frekuensi yang di observasi fh = frekuensi yang diharapkan
Ketentuan terhadap hasil uji chi Square adalah apabila terdapat nilai expected yang kurang dari 5 maka dilakukan penggabungan sel sehingga tidak terdapat nilai expected yang kurang dari 5 (Dahlan, 2013). Interpretasi terhadap hasil analisis chi Square adalah apabila nilai χ2 hitung > χ2 tabel atau p-value < 0,05 maka ada hubungan antara dukungan suami dengan perilaku kesehatan ibu hamil di Puskesmas Gamping I Sleman dan apabila χ2 hitung < χ2 tabel atau p-value > 0,05 maka tidak ada hubungan antara dukungan suami dengan perilaku kesehatan ibu hamil di Puskesmas Gamping I Sleman.
J. Jalannya Penelitian
kuesioner dikumpulkan.Tahap terakhir dari jalannya penelitian ini adalah melakukan pengolahan dan analisis data yang dilanjutkan dengan menyusun laporan penelitian serta menyerahkan laporan hasil penelitian.
K. Etika Penelitian
Penelitian ini diawali dengan proses pengajuan permohonan ijin penelitian. Penelitian ini telah mendapatkan kelayakan etikapenelitian dengan nomor: 182/EP-FKIK-UMY/V/2016. Setelah mendapatkan persetujuan, selanjutnya melakukan penelitian dengan menggunakan etika penelitian yang meliputi:
1. Lembar persetujuan (Informed consent)
2. Tanpa nama (Anonimity)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak mencantumkan nama tetapi hanya dengan memberikan kode atau hanya mencantumkan inisialnya saja.
3. Kerahasiaan (Confidentially )
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Lokasi Penelitian
Pusat Kesehatan Masyarakat Gamping I beralamat didusun Delingsari,desa Ambarketawang, kecamatan Gamping kabupaten Sleman Yogyakarta, yang terletak di wilayah Sleman Barat Daya dengan luas wilayah kerja16.149 km2. Wilayah kerja Pusat Kesehatan Msayarakat Gamping I terdri dari 2 Desa yaitu Desa Ambarketawang dan Desa Balecatur. Desa Ambarketawang terdiri dari 13 dusun dengan 110 RT dan desa Belecatur terdiri dari 18 dusun degan 127 RT.
Sarana Pelayanan Kesehatan dan Fasilitas yang terkait di wilayah puskesmas Gmping I terdiri dari 1 buah fasilitas kesehatan pusat kesehatan masyarakat, 2 buah pusat kesehatan masyarakat pembantu, 2 buah poskesdes, 3 ruang dokter praktek, 1 dokter spesialis, 3 dokter gigi, 10 bidan praktek swasta, 2 buah apotek, 1 buah laboratorium, 51 buah posyandu, dan 214 orang kader aktif. Fasilitas lainya 5 ruang kerja pegawai, 1 buah aula yang biasa digunakan untuk rapat dan penyuluhan, ruang menyusui, mushola, dan toilet. Waktu pelayanan di Pusat Kesehatan Masyarakat ialah pukul 07.30 WIB sampai pukul 11.00 WIB. Pusat Kesehatan Masyarakat Gamping I sudah terjangkau oleh BPJS bagi penduduk miskin sebanyak 7079 jiwa degan jumlah kunjngan miskin 4.634 jiwa.
2. Karakteristik Responden
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik
Karakteristik Ibu Hamil Suami
f % F %
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden penelitian ini adalah ibu hamil yang
hampir setengahnya berumur >30 tahun yaitu 14 orang (37,8%) dan suami yang
juga berumur >30 tahun yaitu 21 orang (56,7%). Berdasarkan tingkat pendidikan
sebagian besar responden adalah ibu hamil yang berpendidikan menengah yaitu
27 orang (73,0%) dan memiliki suami yang juga berpendidikan menengah yaitu
27 orang (73,0%). Berdasarkan pekerjaan lebih dari setengah ressponden adalah
ibu hamil yang merupakan ibu rumah tangga yaitu 21 orang (56,8%) dan memiliki
riwayat persalinan sebagian responden adalah ibu hamil yang belum pernah
melahirkan dan paritas 1 masing-masing sebanyak 14 orang (37,8%).
3. Dukungan Suami
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Suami
Dukungan Suami F %
Baik 28 75,7
Cukup 9 24,3
Jumlah 37 100,0
Tabel 4.2. menunjukkan bahwa ibu hamil yang menjadi responden penelitian
sebagian besar memiliki dukungan suami baik 28 orang (75,7%).
4. Perilaku Kesehatan Ibu Hamil
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Kesehatan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Makanan Bergizi
Perilaku Kesehatan Ibu Hamil F %
Baik 33 89,2
Cukup 4 10,8
Jumlah 37 100,0
Tabel 4.3. menunjukkan bahwa ibu hamil yang menjadi responden penelitian
ini sebagian besar memiliki perilaku kesehatan baik dalam mengkonsumsi
makanan bergizi selama hamil yaitu 33 orang (89,2%).
5. Hubungan Dukungan Suami dengan Perilaku Kesehatan Ibu Hamil
Tabel 4.4. Tabel Silang antara Dukungan Suami dengan Perilaku Kesehatan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Makanan Bergizi
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 28 ibu hamil yang memperoleh dukungan
suami dalam kategori baik, sebagian besar ibu hamil yaitu 27 orang (96,4%)
berperilaku baik dalam mengkonsumsi makanan bergizi selama hamil.
Hasil uji chi square diketahui bahwa nilai x2 hitung sebesar signifikansi 6,257 dengan nilai signifikasi (p-value) untuk fisher exact test sebesar 0,038 < 0,05, artinya ada hubungan antara dukungan suami dengan perilaku kesehatan ibu hamil
dalam mengkonsumsi makanan bergizi selama hamil di Puskesmas Gamping I
Sleman.
B. Pembahasan
1. Dukungan Suami
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memperoleh
dukungan suami dalam mengkonsumsi makanan bergizi selama hamil dalam
kategori baik. Dukungan suami merupakan perhatian yang diberikan suami
kepada istrinya. Bentuk dukungan suami tersebut dapat berupa dukungan
emosional, penghargaan, materi, dan informasi. Dukungan suami yang demikian
dapat meringankan beban istri secara psikis. Istri yang sedang hamil dapat
menjadi lebih tenang, tentram karena merasa diperhatikan oleh suaminya. Hal ini
selaras dengan teori yang menyebutkan bahwa dukungan suami adalah respon suami terhadap kehamilan istri yang dapat menyebabkan adanya ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri (Dagun 2010).
misalnya dapat berupa selalu mengajak berbicara istrinya dan mendengarkan
keluhannya atau mendorong istri untuk menjaga pola makan dengan makanan
yang bergizi. Setiap ibu hamil sangat membutuhkan bantuan dari suami untuk mendukungnya, mengurangi stres fisik sehingga dapat memberikan keamanan emosional bagi istrinya yang sedang hamil. Oleh karena itu penting bahwa setiap suami agar lebih terlibat dalam memberikan dukungan kepada istrinya selama kehamilan, persalinan dan melahirkan (Sokoya, 2014).
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa masih terdapat responden
memperoleh dukungan dari suami dalam mengkonsumsi makanan bergizi dalam
kategori cukup baik. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya perbedaan karakteristik
pribadi responden ataupun karakter suami sehingga hal-hal tersebut
mempengaruhi wujud dukungan. Sebagai contoh, misalnya pasangan istri yang
memiliki suami yang romantis lebih mudah memperoleh dukungan dari suaminya
dibandingkan istri yang memiliki suami kurang romantis (Friedman, 2008). Hal
ini seperti dikemukakan oleh Dagun (2010) yang menyebutkan bahwa dukungan
sosial dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor keintiman., semakin intim
Sedangkan, individu yang memiliki jaringan individu yang kurang luas memiliki ketrampilan sosial rendah.
2. Perilaku Kesehatan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Makanan Bergizi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berperilaku
baik dalam mengkonsumsi makanan bergizi selama hamil. Salah satu perilaku
yang baik pada seorang ibu yang sedang hamil adalah perilaku ibu dalam
mengkonsumsi makanan bergizi selama hamil. Ibu hamil harus mengkonsumsi
makanan yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan janin yang sedang
dikandungnya. Perilaku baik seorang ibu hamil dalam mengkonsumsi makanan
bergizi tersebut disebutkan oleh Arisman (2007) adalah mengkonsumsi makanan yang memenuhi 4 sehat 5 sempurna, porsi makanan lebih dibanding ketika tidak hamil, tidak memiliki pantangan makan selama hamil, jika mual dan muntah, pilih makanan yang tidak berlemak,serta tidak minum jamu, minuman keras, ataupun merokok.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa masih terdapat responden yang
berperilaku dalam mengkonsumsi makanan bergizi selama hamil dalam kategori
cukup baik. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor sehingga menyebabkan
ibu hamil berperilaku dalam mengkonsumsi makanan bergizi dalam kategori
cukup. Faktor tersebut misalnya tingkat pendidikan ibu yang rendah. Ibu hamil
yang berpendidikan rendah dapat mempengaruhi kualitas pemahaman ibu
terhadap informasi tentang pola makan yang baik selama hamil yang diterimanya,
sehingga ibu tidak mampu berperilaku dalam mengkonsumsi makanan bergizi
selama hamil dengan lebih baik (Notoatmodjo, 2007). Hal ini seperti
karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku, yang meliputi faktor internal seperti tingkat kecerdasan, tingkat emosional serta faktor eksternal misalnya lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi politik.
3. Hubungan Dukungan Suami dengan Perilaku Kesehatan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Makanan Bergizi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang berperilaku baik dalam
mengkonsumsi makanan bergizi selama hamil lebih besar pada yang memperoleh
dukungan baik dari suami dibandingkan dengan yang memperoleh dukungan
cukup baik dari suami. Dukungan suami terhadap istri yang sedang hamil yang
baik adalah dukungan yang dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh istri.
Misalnya adalah ketika istri kurang memahami tentang jenis makanan yang
mengandung zat besi yang harus dikonsumsi selama hamil dan suami memberikan
penjelasan secara baik hingga istri dapat memahaminya akan lebih bermanfaat
bagi istrinya dibandingkan dengan hanya mendorong istri untuk bertanya agar
dapat memahami. Hal ini seperti dikemukakan oleh Friedman (2008) bahwa salah
satu faktor yang mempengaruhi efektivitas suatu dukungan adalah jenis dukungan, jenis dukungan akan mempunyai arti bila dukungan bermanfaat dan sesuai dengan situasi yang ada. Hasil penelitian Novitasari (2014), menemukan bahwa dukungan emosional dan penghargaan merupakan dukungan
yang paling mempengaruhi ibu hamil.
Faktor dukungan suami yang mempengaruhi terhadap perilaku ibu dalam
mengkonsumsi makanan bergizi selama hamil terdiri dari dukungan emosi,
penelitian menunjukkan bahwa dukungan emosional terbesar yang diberikan oleh
suami kepada istrinya yang sedang hamil berupa upaya suami menjaga perasaan
dan menyenangkan hati istri selama hamil. Menjaga perasaan istri agar selalu
merasakan bahagia dan tentram merupakan salah tugas seorang suami dalam
sebuah keluarga. Apabila seorang istri yang sedang hamil merasakan kebahagiaan
dalam sebuah keluarga maka dapat berpegaruh terhadap kepribadian dan juga
dapat mempengaruhi kesehatan jasmani dan rohani istri (Friedman (2008).
Dilihat dari aspek dukungan penghargaan, diketahui bahwa dukungan
penghargaan terbesar yang diberikan suami kepada istrinya yang sedang hamil
adalah suami memuji istri saat makan banyak sayur. Memberikan penghargaan terhadap hal-hal yang dilakukan istri dapat menambah harga diri istri. Istri menjadi merasa lebih diperhatikan, merasakan bahwa hal-hal yang dilakukan dapat memberikan manfaat bagi diri istri sendiri dan dapat membuat rasa senang bagi suami, sehingga mendorong istri untuk berperilaku lebih baik (Fredman, 2008). Perilaku istri makan banyak sayur dilihat dari ilmu gizi dapat meningkatkan kesehatan kehamilannya, karena sayuran hijau banyak mengandung berbagai zat yang dibutuhkan oleh ibu hamil seperti: vitamin, mineral, zat besi, bahkan karbohidrat (Notoatmodjo, 2007).
tidak memiliki sayuran hijau maka memerlukan dana untuk membeli sayuran. Apabila suami tidak memberikan dukungan materi berupa dana maka perilaku istri dalam mengkonsumsi makanan bergizi selama hamil akan lebih sulit terwujud dibandingkan dengan apabila adanya dana, karena salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku dalam hal ini adalah perilaku mengkonsumsi makanan bergizi adalah fasilitas (Notoatmodjo, 2007).
Hasil penelitian menunjukkan adanya responden yang berperilaku dalam
mengkonsumsi makanan bergizi dalam kategori cukup meskipun telah
memperoleh dukungan baik dari suami dapat disebabkan oleh karakteristik
responden tersebut, seperti kemampuan istri dalam memahami penjelasan yang
diberikan suami (Friedman, 2008). Istri yang sulit memahami penjelasan tentang
makanan yang mengandung zat besi dan harus dimakan selama hamil, maka
dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi juga akan menjadi
kurang baik (Friedman, 2008). Hal ini seperti dikemukakan oleh Friedman (2008),
yang menyebutkan bahwa proses yang terjadi dalam sebuah dukungan dipengaruhi oleh kemampuan penerima untuk mencari dan mempertahankannya.
Faktor lain yang dapat menjadi penyebab kurangnya perilaku responden dalam mengkonsumsi makanan bergizi selama hamil meskipun telah memperoleh dukungan baik dari suami adalah faktor sosial ekonomi, misalnya keluarga dengan pendapatan yang lebih rendah. Hal ini seperti dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007), bahwa meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor tersebut misalnya faktor eksternal seperti budaya, dan tingkat sosial ekonomi.
Hasil uji penelitian menunjukkan adanya hubungan antara dukungan suami
dengan perilaku kesehatan ibu hamil dalam mengkonsumsi makanan bergizi
penelitian yang dilakukan oleh Lewis (2015) Hasil penelitiannya menemukan bahwa ada calon ayah atau suami memiliki dua peran penting terhadap istrinya yaitu peran terhadap kesehatan kehamilannya dan terhadap persalinan yang aman.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Melati (2012) bahwa ada hubungan antara dukungan sosial suami dengan motivasi dalam menjaga kesehatan selama kehamilan.
Seorang istri yang memperoleh dukungan dari suami akan lebih memiliki kenyamanan dan ketentraman serta lebih memiliki semangat untuk melakukan segala sesuatu dalam upaya menjaga kehamilannya dibandingkan dengan istri yang tidak memperoleh dukungan dari suaminya. Hal ini sesuai dengan fungsi suami terhadap istriya diantaranya adalah fungsi afektif (fungsi pemeliharaan kepribadian) dan fungsi perawatan. Berbicara dengan ibu dan keluarganya secara efektif dapat membantu membangun kepercayaan dan keyakinan ibu dalam berperilaku melakukan perawatan kesehatannya terutama saat hamil (Yulianti, 2006).
mengatur dan mendampingi istri mereka pada kunjungan perawatan prenatal, menasihati istri hamil mereka tidak membawa beban berat dan menyediakan uang untuk transportasi dan biaya medis. Berbagai bentuk dukungan tersebut dapat mendorong istri untuk mengurangi stres fisik dan juga memberi mereka keamanan emosional.
C. Keterbatasan Penelitian 1. Kekuatan Penelitian
a. Penelitian menggunakan sempel yang cukup untuk dijadikan sebagai melihat adanya hubungan dukungan suami dengan perilaku kesehatan ibu hamil dalam mengkomsumsi makanan bergizi.
b. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang sudah valid dan reliabel. 2. Kelemahan Penelitian
a. Hasil dari kuesioner bergantung kepada kejujuran responden karena penelitian ini dilakukan dengan mengisi kuesioner.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berkaitan dengan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Karakteristik ibu hamil di Puskesmas Gamping I Sleman sebagian besar adalah
berumur >30 tahun, berpendidikan menengah, merupakan ibu rumah tangga yaitu
21 orang, dan termasuk paritas 0 atau paritas 1. Karakteristik suami ibu adalah
berumur >30 tahun (56,7%), berpendidikan menengah (73,0%) dan bekerja swasta
(43,2%)..
2. Ibu hamil di Puskesmas Gamping I Sleman sebagian besar memperoleh dukungan
suami dalam mengkonsumsi makanan bergizi selama hamil.
3. Ibu hamil di Puskesmas Gamping I Sleman sebagian besar berperilaku baik dalam
mengkonsumsi makanan bergizi selama hamil.
4. Ada hubungan antara dukungan suami dengan perilaku kesehatan ibu hamil dalam
mengkonsumsi makanan bergizi selama hamil di Puskesmas Gamping I Sleman.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk beberapa pihak berkaitan
dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya agar memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai salah satu referensi dan penelitian selanjutnya hendaknya memanfaatkan variable bebas lebih dari satu sehingga dapat diketahui variabel yang dominan dan
variabel yang tidak dominan yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan ibu hamil.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan di Puskesmas Gemping I Sleman hendaknya meningkatkan peran suami dalam mendukung istrinya yang sedang hamil karena dukungan suami terbukti berhubungan dengan perilaku kesehatan istri dalam mengkonsumsi makanan bergizi selama hamil.
3. Bagi Responden