• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Sistem Informasi Seleksi Pengangkatan Pegawai Tetap dengan Metode Analytic Network Process (Studi Kasus PT. PJB Services).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Sistem Informasi Seleksi Pengangkatan Pegawai Tetap dengan Metode Analytic Network Process (Studi Kasus PT. PJB Services)."

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

(STUDI KASUS PT. PJB SERVICES)

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2011

(2)

ABSTRAK

Perusahaan sebagai suatu organisasi yang digerakkan oleh sumber daya manusia dihadapkan pada beragam pilihan dalam rangka menentukan tenaga kerja yang berkualitas. PT PJB Services sebagai salah satu perusahaan yang sedang berkembang pesat terus membutuhkan SDM yang baik dan berkualitas. Sistem penilaian pegawai di PT PJB Services mendasarkan diri pada hasil penilaian selama mengikuti Program Management Trainee. Tetapi, proses perhitungan penilaian pegawai masih dilakukan secara manual sehingga sering kali terjadi kesulitan dalam mengambil keputusan karena beberapa pegawai memiliki hasil penilaian yang sama.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka PT. PJB Services membutuhkan suatu Sistem Informasi yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan menggunakan metode Analytic Network Process untuk seleksi pegawai. Metode ini mampu menilai kompetensi pegawai sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan atau pengambil keputusan berdasarkan analisa data yang sistematis.

Hasil dari percobaan sistem yang dibangun dapat menyajikan informasi perangkingan trainee disesuaikan dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh PT. PJB Services yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan seleksi pegawai tetap.

(3)

x

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Pembatasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Pengertian Sistem Informasi ... 6

2.2 Jenis-jenis sistem ... 8

2.3 Analisis Sistem dan Desain Sistem ... 14

2.4 Konsep Management Trainee ... 16

2.5 Manajemen Sumber Daya Manusia ... 17

2.6 Seleksi PT. PJB Services ... 17

2.7 Metode Analytic Network Process ... 18

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM ... 27

3.1 Analisa Permasalahan ... 27

(4)

xi

3.3.1Bagan kriteria ANP ... 29

3.3.2Document flow ... 30

3.3.3System flow ... 32

3.3.4Diagram alir ... 33

3.3.5Data Flow Diagram (DFD) ... 40

3.3.6Entity Relational Diagram (ERD) ... 48

3.3.7Struktur database ... 51

3.3.8Desain interface ... 54

3.3.9Desain input ... 55

3.3.10 Desain output ... 66

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 70

4.1 Implementasi ... 70

4.2 Kebutuhan Sistem ... 70

4.3 Instalasi Program ... 71

4.4 Penjelasan Pemakaian Program ... 71

4.5 Evaluasi dan Hasil Pengujian Sistem ... 82

4.5.1 Uji coba program... 82

4.5.2 Uji coba metode ANP ... 86

BAB V PENUTUP ... 99

5.1 Kesimpulan ... 99

5.2 Saran ... 100

(5)

xi

Halaman

Tabel 2.1 Matrik Perbandingan Berpasangan ... 20

Tabel 2.2 Penilaian Perbandingan Berpasangan ... 21

Tabel 2.3 Nilai Random Index... 26

Tabel 3.1 Pegawai ... 51

Tabel 3.2 Training ... 51

Tabel 3.3 Departemen ... 52

Tabel 3.4 Bagian ... 52

Tabel 3.5 Penempatan_training ... 52

Tabel 3.6 Penempatan_bagian... 52

Tabel 3.7 Nilai Trainee ... 53

Tabel 3.8 Perhitungan_ANP ... 53

Tabel 3.9 Bobot_kriteria ... 53

Tabel 3.10 Prioritas ... 54

Tabel 3.11 Detail_Training ... 54

Tabel 3.12 Fungsi Obyek Form Login ... 56

Tabel 3.13 Fungsi Obyek Form User Profile ... 56

Tabel 3.14 Fungsi Obyek Form Master Karyawan... 58

Tabel 3.15 Fungsi Obyek Form Master Departemen ... 58

Tabel 3.16 Fungsi Obyek Form Master Bagian ... 59

Tabel 3.17 Fungsi Obyek Form Input Master Training ... 60

Tabel 3.18 Fungsi Obyek Form Penempatan Bagian ... 61

Tabel 3.19 Fungsi Obyek Form Penempatan Training ... 62

Tabel 3.20 Fungsi Obyek Form Input Nilai Trainee ... 63

Tabel 3.21 Fungsi Obyek Form Pembobotan ... 64

Tabel 3.22 Fungsi Obyek Form Pilih Karyawan ... 65

Tabel 3.23 Fungsi Obyek Form Laporan Penilaian Kinerja Karyawan ... 67

Tabel 3.24 Fungsi Obyek Form Laporan Nilai Pegawai ... 68

Tabel 3.25 Fungsi Obyek Form Laporan Penilaian Bobot Kriteria ... 69

(6)

xii

Tabel 4.3 Desain Test Case Form Master Karyawan ... 84

Tabel 4.4 Desain Test Case Form Master departemen ... 84

Tabel 4.5 Desain Test Case Form Laporan Data Trainee ... 84

Tabel 4.6 Desain Test Case Form Lap. Prioritas Kriteria ... 85

Tabel 4.7 Desain Test Case Form Lap. Data Detil Penilaian ... 85

Tabel 4.8 Perbandingan Alternatif Kriteria Disiplin Waktu ... 87

Tabel 4.9 Perbandingan Alternatif Kriteria Komunikasi ... 91

Tabel 4.10 Perbandingan Alternatif Kriteria Prakarsa ... 91

Tabel 4.11 Perbandingan Alternatif Kriteria Sikap dan perilaku ... 93

Tabel 4.12 Perbandingan Alternatif Kriteria Absensi ... 95

Tabel 4.13 Perbandingan Alternatif Kriteria penguasaan materi ... 96

Tabel 4.14 Perbandingan Cluster Kualitatif ... 96

(7)

xiii

Halaman Gambar 2.1 Jenis Informasi Dari Level Terendah (bawah)

Hingga tertinggi (atas) ... 13

Gambar 2.2 Model feedback dan dependence pada cluster ... 23

Gambar 2.3 Format dasar tabel supermatriks ... 24

Gambar 2.4 Matriks Blok I dan j ... 24

Gambar 3.1 Bagan Kriteria Seleksi Pegawai Tetap ... 30

Gambar 3.2 Document Flow Pengangkatan Pegawai ... 31

Gambar 3.3 System Flow Seleksi Pengangkatan Pegawai Tetap ... 32

Gambar 3.4 Blok Diagram Sistem Informasi Pengangkatan Pegawai Tetap ... 33

Gambar 3.5 Diagram Alir Proses Metode ANP ... 34

Gambar 3.6 Diagram Alir Proses Mencari Vektor Eigen pada Metode ANP .. 35

Gambar 3.7 Diagram Alir Proses Uji/Cek Konsistensi pada Metode ANP ... 36

Gambar 3.8 Diagram Alir Pengelolaan Data ... 37

Gambar 3.9 Diagram Alir Penempatan Bagian ... 38

Gambar 3.10 Diagram Alir Penempatan Training ... 39

Gambar 3.11 Diagram Alir Pembobotan Kriteria ... 39

Gambar 3.12 HIPO Sistem Informasi Seleksi Pengangkatan Pegawai Tetap .... 40

Gambar 3.13 Context Diagram Sistem Informasi Seleksi Pengangkatan Pegawai Tetap ... 41

Gambar 3.14 DFD Level 0 Sistem Informasi Seleksi Pengangkatan Pegawai Tetap ... 43

Gambar 3.15 DFD Level 1 Subsistem Transaksi ... 44

Gambar 3.16 DFD Level 1 Subsistem Perhitungan ANP ... 46

Gambar 3.17 DFD Level 1 Subsistem Pembuatan Laporan ... 47

Gambar 3.18 CDM Sistem Informasi Seleksi Pengangkatan Pegawai Tetap.... 55

Gambar 3.19 Desain Form Ubah password ... 55

Gambar 3.20 Desain Form User Profile... 56

Gambar 3.21 Desain Form Input Data Karyawan... 57

Gambar 3.22 Desain Form Input Data Departement ... 58

Gambar 3.23 Desain Input data Bagian ... 59

(8)

xiv

Gambar 3.26 Desain Form Input penempatan training ... 62

Gambar 3.27 Desain Form Input Nilai Trainee ... 63

Gambar 3.28 Desain Form Input Pembobotan Kriteria ... 64

Gambar 3.29 Desain Form Pilih Pegawai ... 65

Gambar 3.30 Desain Form Laporan Penilaian ANP ... 66

Gambar 3.31 Desain Form Laporan Nilai Karyawan ... 67

Gambar 4.1 Form Login ... 71

Gambar 4.2 Form ubah Password ... 72

Gambar 4.3 Form Utama ... 73

Gambar 4.4 Form Master Karyawan... 74

Gambar 4.5 Form Master Departement ... 75

Gambar 4.6 Form Master Bagian ... 76

Gambar 4.7 Form Master training... 77

Gambar 4.8 Form Penempatan bagian ... 78

Gambar 4.9 Form Input Penilaian pegawai ... 79

Gambar 4.10 Form Input perbandingan Kriteria ... 80

Gambar 4.11 Form Input Pembobotan Kriteria ... 81

Gambar 4.12 Form Prioritas ... 81

Gambar 4.13 Bagan Kriteria Seleksi Pegawai Tetap ... 86

Gambar 4.14 Uji Coba Penentuan Kriteria Disiplin Waktu ... 87

Gambar 4.15 Uji Coba Penentuan Kriteria Komunikasi ... 90

Gambar 4.16 Uji Coba Penentuan Kriteria Prakarsa ... 92

Gambar 4.17 Uji Coba Penentuan Kriteria sikap dan Perilaku ... 93

Gambar 4.18 Uji Coba Penentuan Kriteria Absensi ... 94

Gambar 4.19 Uji COba Penentuan Kriteria Penguasaan Materi ... 95

Gambar 4.20 Uji Coba Cluster Kualitatif ... 97

Gambar 4.21 Uji Coba Cluster Matrik ... 98

Gambar 4.22 Unweighted Supermatrix ... 99

(9)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

PT PJB Services didirikan pada tanggal 31 Maret 2001 sebagai anak perusahaan PT Pembangkitan Jawa-Bali yang didirikan untuk menjawab kebutuhan penambahan line up bisnis dibidang Pelayanan Jasa Operasi dan Pemeliharaan Unit Pembangkit Tenaga Listrik . Pada awalnya PT PJB Services hanya fokus pada bidang Pemeliharaan Pembangkit saja. PT PJB Services telah mengembangkan kemampuannya untuk menjadi perusahaan yang bergerak di bidang Operasi dan Pemeliharaan Pembangkit. Saat ini PT PJB Services telah berhasil Go International dengan memiliki pengalaman yang cukup panjang antara lain di Singapura, Malaysia, Kuwait, Cina dan Arab Saudi dengan memiliki reputasi yang baik.

(10)

PT. PJB Services melakukan proses seleksi pegawai dimulai dari perekrutan calon pegawai yang sesuai dengan kualifikasi dan telah melewati serangkaian tes yang telah ditetapkan. Kemudian, para calon pegawai yang telah diterima berhak untuk mengikuti Program Management Trainee yang bertujuan untuk membentuk sumber daya manusia berkualitas yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Setelah 1 tahun peserta Program Management Trainee akan diseleksi lagi untuk diangkat menjadi pegawai tetap. Proses seleksi pegawai tetap menggunakan kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan, yaitu berdasarkan absensi, penguasaan materi, prakarsa (prestasi), nilai sikap dan perilaku dan nilai komunikasi. Dengan beberapa kriteria diatas maka diharapkan PT PJB Services akan memperoleh pegawai dengan kompetensi yang baik.

Proses seleksi pegawai tetap di PT. PJB Services sudah berjalan dengan baik, tetapi belum tersistematis secara maksimal. Proses penilaian pegawai masih dilakukan secara manual sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam menghitung nilai akhir trainee, permasalahan lain juga yang sering kali terjadi adalah kesulitan dalam mengambil keputusan karena beberapa pegawai memiliki hasil penilaian yang sama.

(11)

ditetapkan oleh perusahaan atau pengambil keputusan berdasarkan analisa data yang sistematis.

Dari penjelasan diatas, maka perlu dibangun sebuah aplikasi dengan metode ANP untuk mendukung proses seleksi pengangkatan pegawai tetap. Aplikasi ini dapat menyimpan data-data pegawai kemudian melakukan analisa terhadap data pegawai untuk menghasilkan alternatif keputusan untuk membantu perusahaan dalam pengangkatan pegawai tetap.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu ”Bagaimana merancang sistem informasi seleksi pengangkatan pegawai tetap dengan menggunakan metode ANP pada PT. PJB SERVICES”.

1.3 Pembatasan Masalah

Batasan masalah dari sistem yang dibahas adalah sebagai berikut :

1. Seleksi dilakukan untuk pengangkatan pegawai kontrak sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan PT. PJB Services.

2. Sistem akan memberikan alternatif pilihan bagi pihak HRD dalam hal seleksi pegawai berdasarkan hasil perhitungan. Keputusan akhir tetap berada di pihak manajemen PT. PJB Services.

3. Kriteria yang digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan yaitu absensi, penguasaan materi, prakarsa (prestasi kerja), nilai sikap dan perilaku, komunikasi, disiplin waktu, Final Project, presentasi Final Project dan sertifikasi.

(12)

5. Sistem ini hanya membahas data pegawai kontrak atau peserta program Management Trainee.

1.4 Tujuan

Sesuai dengan permasalahan yang ada maka tujuan dari dibuatnya sistem informasi ini adalah merancang sistem informasi seleksi pengangkatan pegawai tetap dengan menggunakan metode ANP pada PT. PJB SERVICES.

1.5 Sistematika Penulisan

Laporan Tugas Akhir (TA) ini ditulis dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang diambilnya topik TA, rumusan masalah dari topik TA, batasan masalah atau ruang lingkup pekerjaan TA, dan tujuan dari TA ini.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini akan menjelaskan tentang gambaran umum seleksi pegawai di PT PJB Services dan teori yang mendukung pokok pembahasan tugas akhir antara lain definisi dan konsep sistem informasi dan manajemen sumber daya manusia. Dalam hal ini, teori yang digunakan dalam penyelesaian masalah TA ini adalah teori tentang ANP yang menggunakan beberapa kriteria tertentu untuk memberikan prioritas atau saran terhadap alternatif yang tersedia

Bab III : Analisa dan Perancangan Sistem

(13)

kebutuhan, perancangan sistem yang dibuat dalam bentuk Flowchart, Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram. Selain itu juga disertai desain input/output, dan desain struktur database yang digunakan dan desain uji coba.

Bab IV : Evaluasi dan Implementasi

Bab ini berisi penjelasan tentang implementasi dan evaluasi sistem yang dibuat apakah telah sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang diharapkan.

Bab V : Penutup

(14)

6 2.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Mempelajari suatu sistem itu akan lebih mengena apabila mengetahui terlebih dahulu apakah suatu sistem itu (FitzGerald, 1981). Lebih lanjut pengertian tentang sistem pertama kali dapat diperoleh dari definisinya. Dengan demikian definisi ini akan akan mempunyai peranan yang penting di dalam pendekatan untuk mempelajari suatu sistem. Suatu sistem juga memiliki maksud tertentu. Ada yang menyebutkan maksud dari suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan ada yang menyebutkan untuk mencapai suatu sasaran (objectives). Goal biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih sempit. Bila merupakan suatu sistem utama, seperti misalnya sistem bisnis, maka istilah goal lebih tepat diterapkan. Untuk sistem akuntansi atau sistem-sistem yang lainnya merupakan bagian atau subsistem dari sistem bisnis, maka istilah objectives yang lebih tepat.

Jadi tergantung dari ruang lingkup dari mana memandang sistem tersebut. Seringkali tujuan (goal) dan sasaran (objectives) digunakan bergantian dan tidak dibedakan (Hartono, 1999).

(15)

memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat, jadi ada suatu proses transformasi data menjadi suatu informasi dari input, proses, dan output. Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi, sehingga informasi ini sangat penting di dalam suatu organisasi. Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh, kerdil dan akhirnya berakhir. Dan informasi dapat didefinisikan sebagai suatu data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Data merupakan raw material untuk suatu informasi. Perbedaan informasi dan data sangat relatif tergantung pada nilai gunanya bagi manajemen yang memerlukan. Suatu informasi bagi level manajemen tertentu bisa menjadi data bagi manajemen level diatasnya, ataupun sebaliknya (FitzGerald, 1981). Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu:

a. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berati informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.

(16)

c. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda (Hartono, 1999).

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Hartono, 1999). Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu sistem yang terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya.

2.2 Jenis-jenis Sistem

Menurut Kendall (2003) Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan-tujuan yang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan bisnis.

Berikut adalah jenis-jenis dari suatu sistem informasi berdasarkan dukungan yang tersedia, yaitu :

2.2.1 Transaction Processing System (TPS).

(17)

suatu sistem yang digunakan pada semua proses transaksi yang berguna untuk menghimpun dan menyimpan informasi transaksi.

2.2.2 Office Automation System (OAS) dan Knowledge Work System (KWS) Keduanya merupakan level knowledge dari organisasi. OAS yaitu yang mendukung pekerja data, yang biasanya tidak menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis informasi sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum membaginya atau menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi dan kadang-kadang diluar itu.

OAS menyediakan aneka ragam perangkat untuk memproses informasi seperti word processing, spreadsheet, desktop publishing, electronic scheduling, pengolah grafik, dan komunikasi melalui voice mail, email (electronic mail), dan video conferencing. Sedangkan KWS mendukung para pekerja professional seperti ilmuwan, insinyur, dan doktor dengan membantu mereka menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka mengkontribusikannya ke organisasi atau masyarakat sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

2.2.3 Sistem Informasi Manajemen (SIM)

(18)

dari Transaction Processing Systems, termasuk analisis keputusan dan pembuatan keputusan.

Untuk mengakses informasi, pengguna SIM membagi database biasa. Basisdata menyimpan data-data dan model yang membantu pengguna menginterpretasikan dan menerapkan data-data tersebut. SIM menghasilkan output informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, dan menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi, meski tidak berupa suatu struktur tunggal.

2.2.4 Decision Support Systems (DSS)

DSS merupakan kelas sistem informasi terkomputerisasi pada level yang lebih tinggi. DSS hampir sama dengan SIM tradisional karena keduanya sama-sama tergantung pada database sebagai sumber data.

(19)

DSS bukan dimaksudkan untuk mengotomasikan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambilan keputusan dalam melakukan berbagai analisi dengan menggunakan model-model yang tersedia.

2.2.5 Sistem Ahli dan Kecerdasan Buatan (AI)

AI bisa dianggap bidang yang arsitek tingkat tinggi untuk sistem ahli. Daya tolak/dorong umum dari AI dimaksudkan untuk mengembangkan mesin-mesin yang berfungsi secara cerdas.

Dua cara untuk melakukan riset AI adalah memahami bahasa alamiahnya serta menganalisis kemampuannya untuk berpikir melalui problem sampai ke kesimpulan logiknya. Sistem ahli menggunakan pendekatan-pendekatan pemikiran AI untuk menyelesaikan permasalahan serta memberikannya lewat pengguna bisnis (dan lain-lain).

(20)

Komponen dasar suatu sistem ahli adalah knowledge base, yakni suatu mesin interferensi yang menghubungkan pengguna dengan sistem melalui pengolahan pertanyaan lewat bahasa semacam SQL (Structure Query Language), dan antarmuka pengguna. Orang menyebut knowledge engineering menangkap keahlian pakar, membangun sebuah sistem komputer yang mencakup expert knowledge ini, dan kemudian mengimplementasikannya. Secara keseluruhan sangat mungkin membangun dan mengimplementasikan sistem ahli yang akan menjadi pekerjaan para penganalisis sistem di masa datang.

2.2.6 Group Decision Support Systems (GDSS) dan Computer-Supported Collborative Work Systems

GDSS merupakan suatu solusi apabila kelompok perlu bekerja bersama-sama untuk membuat keputusan semi-terstruktur dan tak terstruktur. GDSS menggunakan ruangan khusus yang dilengkapi dengan sejumlah konfigurasi yang berbeda-beda, memungkinkan anggota kelompok berinteraksi dengan pendukung elektronik, seringnya dalam bentuk perangkat lunak khusus dan suatau fasilitator kelompok khusus. GDSS dimaksudkan untuk membawa kelompok bersama-sama menyelesaikan masalah dengan memberi bantuan dalam bentuk pendapat, kuesioner, konsultasi dan skenario, serta dirancang untuk meminimalkan perilaku kelompok negatif tertentu seperti kurangnya partisipasi berkaitan dengan kekhawatiran atau tindakan balasan untuk menyatakan bahwa sudut pandang tidak dikenal, dominasi oleh anggota kelompok vokal, dan pembuat keputusan ‘group think’.

(21)

lunak yang disebut ‘groupware’ untuk kolaborasi tim melalui computer yang terhubung dengan jaringan.

2.2.7 Executive Support Systems (ESS)

ESS membantu para eksekutif mengatur interaksi mereka dengan lingkungan eksternal dengan menyediakan grafik-grafik dan pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa diakses seperti kantor. ESS dapat membantu para eksekutif untuk memikirkan problem-problem strategis.

Meskipun ESS tergantung pada informasi yang dihasilkan oleh TPS dan SIM, ESS membantu pengguna mengatasi problem keputusan yang tidak terstruktur, yang bukan aplikasi khusus, dengan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk memikirkan problem-problem strategis. ESS memperluas dan mendukung kemampuan eksekutif, memungkinkan mereka membuat lingkungan tampak masuk akal.

Sehingga keanekaragaman sistem informasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1 yang menampilkan sistem-sistem tersebut dari bawah ke atas.

(22)

2.3 Analisis Sistem dan Desain Sistem 2.3.1 Analisis sistem

Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponen dengan masksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan.

Analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem sebelum tahap perencanaan sistem. Langkah-langkah dasar dalam melakukan analisis (Hartono, 1999) :

a. Identify, yaitu mengindentifikasi masalah. b. Understand, yaitu mengenal masalah. c. Analyze, yaitu menganalisis masalah.

d. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.

Setelah analisis sistem dilakukan, tahap selanjutnya adalah perancangan sistem. Perancangan sistem dapat didefinisikan sebagai tahap setelah:

a. Identify, yaitu mengindentifikasi masalah. b. Understand, yaitu mengenal masalah.

(23)

2.3.2 Desain sistem

Desain sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi, menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.

“Pada tahap desain secara umum, komponen-komponen sistem informasi dirancang dengan tujuan untuk dikomunikasikan kepada user bukan untuk pemrogram. Komponen sistem informasi yang didesain adalah model, output, input, database, teknologi dan kontrol.” (Hartono, 1999).

Analisis sistem dapat mendesain model dari sistem informasi yang diusulkan dalam bentuk physical system dan logical model. Bagan alir sistem (systems flowchart) merupakan alat yang tepat digunakan untuk menggambarkan physical system. Simbol-simbol bagan alir sistem ini menunjukkan secara tepat arti fisiknya, seperti simbol terminal, hard disk, laporan-laporan.

Logical Model dari sistem informasi lebih menjelaskan kepada user bagaimana nantinya fungsi-fungsi di sistem informasi secara logika akan bekerja. Logical Model dapat digambarkan dengan menggunakan diagram arus data (data flow diagram). Arus dari data di DAD dapat dijelaskan dengan menggunakan kamus data (data dictionary). Sketsa dari physical system dapat menunjukkan kepada user bagaimana nantinya sistem secara fisik akan diterapkan.

2.4 Konsep Management Trainee

(24)

dan pengelolaan. Sedangkan kata trainee berarti pengikut latihan atau sebagai siswa latihan.

Training atau pelatihan kerja adalah, “Penyelenggaraan dan pengarahan untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan keterampilan atau keahlian kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas, dan kesejahteraan tenaga kerja”. (Sastrohadiwiryo, 2002).

Adapun teori lain dari U.S. Departement of Labor, Training adalah “Carrer development program for employees that offers away of developing skill and enhancing productivity and quality of work and building worker loyalty to firm” yang diartikan merupakan program pengembangan karir untuk pegawai agar dapat mengembangkan kemampuan dan meningkatkan produktivitas serta kualitas kerja dan membangun kesetiaan pegawai pada perusahaan.

Management Trainee adalah sebuah pengembangan untuk pegawai khusus yang masuk seleksi melalui jalur khusus yang memiliki kriteria yang sangat tinggi. Tujuan dari program ini agar para kandidat management trainee dapat meningkatkan potensi dirinya, sehingga mampu memberikan kontribusi bagi perusahaan dan menjalani profesinya sebagai seorang management trainee mulai dari level bawah sampai menduduki posisi manajerial di perusahaan. (Alim, 2010 dalam http://www.psikologizone.com/management-trainee)

(25)

2.5 Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia berdasarkan asal katanya, manajemen berasal dari kata management yang merupakan bentuk nouns dari kata to manage yang bermakna mengurus, mengatur, melaksanakan, dan mengelola, sehingga manajemen adalah pengurusan, pengaturan, pelaksanaan, dan pengelolaan. Kata sumber daya manusia sebagai sumber daya. Apabila kedua kata tersebut digabungkan, maka manajemen sumber daya manusia dapat dijabarkan sebagai pengelolaan manusia sebagai sumber daya. Manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai pendekatan stratejik dan koheren untuk mengelola aset paling berharga milik organisasi, orang-orang yang berkerja dalam organisasi, baik secara individu maupun kolektif, dan memberikan sumbangan untuk mencapai sasaran organisasi (Handoko, 1997).

2.6 Seleksi PT. PJB SERVICES

Seleksi adalah proses pemilihan dari sekelompok pelamar, orang yang paling memenuhi kriteria seleksi untuk posisi yang tersedia berdasarkan kondisi yang ada saat ini yang dilakukan oleh perusahaan (Simamora, 2004).

(26)

PJB Services selama satu tahun. Selama masa itu peserta Management Trainee akan dievaluasi setiap bulan dengan kriteria yang telah ditetapkan perusahaan yaitu berdasarkan absensi, penguasaan materi, prakarsa (prestasi), nilai sikap dan perilaku, komunikasi. Masing-masing kriteria tersebut pada akhir periode akan diakumulasikan kemudian dirata-ratakan, hasil nilai ini akan menentukan pengangkatannya sebagai pegawai tetap. Tetapi sistem ini belum berjalan secara maksimal karena beberapa proses masih dilakukan secara manual seperti proses penilaian. Dengan sistem informasi seleksi pengangkatan pegawai akan membantu bagian HRD dalam pengambilan keputusan untuk seleksi pegawai tetap.

2.7 Metode Analytic Network Process (ANP)

Metode Analytic Network Process (ANP) merupakan pengembangan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode ANP mampu memperbaiki kelemahan AHP berupa kemampuan mengakomodasi keterkaitan antar kriteria atau alternative (Saaty, 2004). Keterkaitan pada metode ANP ada 2 jenis yaitu keterkaitan dalam satu set elemen (inner dependence) dan keterkaitan antar elemen yang berbeda (outer dependence). Adanya keterkaitan tersebut menyebabkan metode ANP lebih kompleks dibanding metode AHP.

2.7.1 Langkah-langkah metode Analytic Network Process

Sebagaimana langkah yang dijelaskan oleh Saaty (2004), secara umum langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan ANP adalah sebagai berikut:

(27)

3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi atau pengaruh setiap elemen dari atas setiap kriteria. Perbandingan dilakukan berdasarkan penilaian dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen.

4. Setelah mengumpulkan semua data perbandingan berpasangan dan memasukkan nilai-nilai kebalikannya serta nilai satu di sepanjang diagonal utama, prioritas masing-masing kriteria dicari dan konsistensi diuji.

5. Menentukan eigen vector dari matrik yang telah dibuat pada langkah ketiga. 6. Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk semua kriteria.

7. Membuat unweighted supermatrix dengan cara memasukkan semua eigen vector yang telah dihitung pada langkah 5 ke dalam sebuah supermatrik. 8. Membuat weighted supermatrix dengan cara melakukan perkalian setiap

isi-isi unweighted supermatrix terhadap matrik perbandingan kriteria (cluster matrix).

9. Membuat limiting supermatrix dengan cara memangkatkan supermatrix secara terus menerus hingga angka disetiap kolom dalam satu baris sama besar, setelah itu lakukan normalisasi terhadap limiting supermatrix.

10. Ambil nilai dari alternative yang dibandingkan kemudian dinormalisasi untuk mengetahui hasil akhir perhitungan.

(28)

2.7.2 Penyusunan prioritas

Menyusun prioritas merupakan salah satu bagian yang penting dan perlu ketelitian di dalamnya. Pada bagian ini akan ditentukan skala kepentingan suatu elemen terhadap elemen lainnya. Langkah pertama dalam penyusunan prioritas adalah menyusun menyusun perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan dalam bentuk berpasangan seluru untuk setiap sub system hirarki. Perbandingan tersebut kemudian ditransformasikan dalam bentuk matrik untuk maksud analisis numerik, yaitu matrik n x n.

Misalkan terdapat suatu sub system hirarki dengan suatu kriteria A dan sejumlah elemen di bawahnya, B1 sampai Bn. Perbandingan antar elemen untuk

sub system hirarki itu dapat dibuat dalam bentuk matriks n x n. Matriks ini disebut matriks perbandingan berpasangan.

Tabel 2.1 Matrik Perbandingan Berpasangan

Nilai bij adalah nilai perbandingan elemen Bi terhadap Bj yang menyatakan

hubungan :

1. Seberapa jauh tingkat kepentingan Bi bila dibandingkan dengan Bj, atau

2. Seberapa besar kontribusi Bi terhadap kriteria A dibandingkan dengan Bj,

(29)

3. Seberapa jauh dominasi Bi dibandingkan dengan Bj, atau

4. Seberapa banyak sifat kriteria A terdapat pada Bi dibandingkan dengan Bj.

Bila diketahui nilai bij maka secara teoritis nilai bij = 1/ bij, sedangkan bij dalam

situasi i = j adalah mutlak 1.

Nilai numerik yang digunakan untuk perbandingan di atas diperoleh dari skala perbandingan yang dibuat Saaty (1985). Berdasarkan tabel di bawah ini kita dapat menentukan skala perbandingan antar elemen dalam proses pengambilan keputusan.

Tabel 2.2 Penilaian Perbandingan Berpasangan Tingkat

Kepentingan Definisi Keterangan

1 Sama penting Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama

3 Sedikit lebih penting

Pengalaman dan penilaian sedikit memihak satu elemen dibandingkan pasangannya.

5 Lebih penting

Pengalaman dan penilaian dengan kuat memihan satu elemen dibandingkan

pasangannya.

7 Sangat

penting

Satu elemen sangat disukai dan secara praktis dominasinya terlihat.

9 Mutlak sangat penting

Satu elemen terbukti mutlak lebih disukai dibandingkan dengan pasangannya. 2,4,6,8 Nilai tengah Ketika diperlukan sebuah kompromi Kebalikan aij = 1 / aij

2.7.3 Proses perhitungan ANP

(30)

yang perlu diperhatikan didalam memodelkan sistem yang hendak diketahui bobotnya. Kontrol pertama adalah kontrol hierarki yang menunjukkan keterkaitan kriteria dan sub kriterianya. Pada kontrol ini tidak membutuhkan struktur hierarki seperti pada metode AHP. Kontrol lainnya adalah kontrol keterkaitan yang menunjukkan adanya saling keterkaitan antar kriteria atau cluster (Saaty, 2004). Jika diasumsikan suatu sistem memiliki N cluster dimana elemen-elemen dalam tiap cluster saling berinteraksi atau memiliki pengaruh terhadap beberapa atau seluruh cluster yang ada. Jika cluster dinotasikan dengan Ch, dimana h =1, 2, .., N, dengan elemen sebanyak nh yang dinotasikan dengan eh1, eh2, …, ehnh. Pengaruh dari satu set elemen dalam suatu cluster pada elemen yang lain dalam suatu sistem dapat direpresentasikan melalui vektor prioritas berskala rasio yang diambil dari perbandingan berpasangan. Jaringan pada metode ini memiliki kompleksitas yang tinggi dibanding dengan jenis lain, karena adanya fenomena feedback dari cluster satu ke cluster lain, bahkan dengan cluster-nya sendiri. Kriteria pegawai tetap dinyatakan sebagai cluster sedangkan elemen dan sub elemennya merupakan strategi objektif dengan KPI-KPI-nya. Pada gambar 2.2, memperlihatkan model jaringan dengan feedback dan dependence cluster satu dengan cluster lainnya.

(31)

Setelah model dibuat, maka dilakukan pentabelan dari hasil data pairwise comparison dengan menggunakan tabel supermatrik. Pada gambar 2.3 diperlihatkan format dasar tabel supermatrik.

Gambar 2.3 Format Dasar Tabel Supermatrik

Di mana blok I dan j dari matriks ini adalah :

Gambar 2.4 Matrik blok i dan j

(32)

Untuk menunjukan hasil akhir dari perhitungan perbandingan maka supermatriks akan dipangkatkan secara terus-menerus hingga angka setiap kolom dalam satu baris sama besar. Rumus perhitungannya, dapat dilihat pada persamaan 2.1 yang disebut Cesaro Sum (Yuksel, 2007).

2.7.4 Pengujian konsistensi matriks perbandingan

Hubungan preferensi yang dikenakan antara dua elemen tidak mempunyai masalah konsistensi relasi. Bila elemen A adalah dua kali elemen B, maka elemen B adalah ½ kali elemen A. tetapi konsistensi tersebut tidak berlaku apabila terdapat banyak elemen yang harus dibandingkan. Oleh karena keterbatasan kemampuan numerik manusia maka prioritas yang diberikan untuk sekumpulan elemen tidaklah selalu konsisten secara logis. Misalkan A adalah 7 kali lebih penting dari D, B adalah 5 kali lebih penting dari D, C adalah 3 kali lebih penting dari B, maka tidak akan mudah untuk menemukan bahwa secara numerik C adalah 15/7 kali lebih penting dari A. hal ini berkaitan dengan sifat AHP itu sendiri, yaitu bahwa penilaian untuk menyimpang dari konsistensi logis.

Dalam prakteknya, konsistensi seperti di atas tidak mungkin didapat. Pada matriks konsisten,secara praktis λmax = n, sedangkan pada matriks tidak

setiap variasi dari aij akan membawa perubahan pada nilai λmax deviasi λmax dari n

merupakan suatu parameter Consistency Index (CI) sebagai berikut :

(33)

1

=

n

n

CI

λ

..………(Persamaan 2.2)

Keterangan :

CI = Consistency Index

λmax = nilai eigen terbesar

n = jumlah elemen yang dibandingkan

Nilai CI tidak akan berarti apabila terdapat standar untuk menyatakan apakah CI menunjukkan matriks yang konsisten. Saaty memberikan patokan dengan melakukan perbandingan secara acak atas 500 buah sample. Saaty berpendapat bahwa suatu matriks yang dihasilkan dari perbandingan yang dilakukan secara acak merupakan suatu matriks yang mutlak tidak konsisten. Dari matriks acak tersebut didapatkan juga nilai consistency index, yang disebut dengan Random Index (RI).

Dengan membandingkan CI dengan RI maka didapatkan patokan untuk menentukan tingkat konsistensi suatu matriks, yang disebut dengan Consistency Ratio (CR), dengan rumus :

RI

CI

CR

=

………(Persamaan 2.3) Keterangan :

(34)

Dari 500 buah sample matriks acak dengan skala perbandingan 1 – 9, untuk beberapa orde matriks (Saaty, 1985) mendapatkan nilai rata-rata RI sebagai berikut :

Tabel 2.3 Nilai Random Index Orde

matrik

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RI 0 0 0.58 0.9 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49

(35)

27 3.1 Analisa Permasalahan

PT. PJB SERVICES mempunyai bagian atau departemen yang dinamakan Human Resources Department (HRD), dimana bagian HRD menangani berbagai hal yang berhubungan dengan pegawai. Selama ini bagian HRD yang melakukan proses seleksi pegawai baik pegawai baru maupun pegawai tetap. Seleksi pegawai dimulai dari calon pegawai yang telah melewati beberapa tahap seleksi yaitu seleksi administrasi, tes potensial akademik, psikotest, wawancara dan tes kesehatan. Pasca seleksi perserta yang dinyatakan lulus seluruh tahapan seleksi berhak mengikuti Program Management Trainee PT PJB Services selama satu tahun.

(36)

Dengan penerapan Sistem Informasi Seleksi Pengangkatan Pegawai akan membantu bagian HRD dalam mengelola data secara akurat dan efektif dan juga sebagai pendukung pengambilan keputusan untuk seleksi pegawai tetap.

3.2 Analisis Kebutuhan

Berdasarkan analisa permasalahan di atas, maka hal-hal berikut ini dibutuhkan oleh pihak HRD PT PJB Services yaitu diperlukan suatu sistem yang terhubung dengan database untuk mengelola data-data yang berkaitan dengan Management Trainee dan juga diperlukan suatu sistem yang dapat membantu pihak HRD dalam pengambilan keputusan secara objektif dalam seleksi pegawai tetap dengan cara menampilkan nilai perbandingan antar calon serta kesesuaian terhadap kriteria yang dibutuhkan. Salah satu metode yang mampu merepresentasikan tingkat kepentingan berbagai pihak dengan mempertimbangkan saling keterkaitan antar kriteria dan sub kriteria yang ada adalah Metode Analytic Network Process (ANP). Metode ini merupakan pengembangan dari metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode ANP mampu memperbaiki kelemahan AHP berupa kemampuan mengakomodasi keterkaitan antar kriteria atau alternatif (Saaty, 1999). Adanya keterkaitan tersebut menyebabkan metode ANP lebih kompleks dibanding metode AHP.

3.3 Perancangan Sistem

(37)

Urutan perancangan sistem adalah sebagai berikut: 1. Bagan kriteria ANP.

2. Document flow. 3. System flow. 4. Diagram alir.

5. Data Flow Diagram (DFD). 6. Entity Relational Diagram (ERD). 7. Struktur database.

8. Desain interface. 9. Desain input 10. Desain output

Langkah-langkah perancangan sistem prosedur-prosedur diatas dijelaskan pada sub berikut ini:

3.3.1 Bagan kriteria ANP

(38)

Absensi

Final Project

Penguasaan Materi

Presentasi Final project

Sertifikasi Pegawai

Kualitatif Faktor Kuantitatif Faktor

Komunikasi

Sikap dan Perilaku Prakarsa

Disiplin Waktu

Gambar 3.1 Bagan Kriteria Seleksi Pegawai Tetap

3.3.2 Document flow

(39)

Gambar 3.2 Document Flow Pengangkatan Pegawai

3.3.3 System flow

(40)

Gambar 3.3 System Flow Seleksi Pengangkatan Pegawai Tetap

(41)

masing-masing peserta training yang kemudian diolah menjadi nilai yang lebih akurat, hasil dari penilaian ini diberikan kepihak direktur yang akan digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

3.3.4 Diagram alir

Pada diagram alir ini akan dijelaskan alur proses-proses yang terdapat pada sistem informasi seleksi pengangkatan pegawai tetap. Pada diagram alir berikut terdapat 5 (lima) macam diagram alir, yaitu:

A. Diagram alir perhitungan ANP

Dalam seleksi pegawai tetap ini sistem menggunakan metode ANP. Secara garis besar, proses yang akan dilakukan oleh sistem untuk menerapkan metode tersebut dapat dilihat pada blok diagram seperti Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Blok Diagram Sistem Informasi Pengangkatan Pegawai Tetap

(42)

Gambar 3.5 Diagram Alir Proses Metode ANP

(43)

Gambar 3.6 Diagram Alir Proses Mencari Vektor Eigen pada Metode ANP

(44)

Gambar 3.7 Diagram Alir Proses Uji/Cek Konsistensi pada Metode ANP

B. Diagram alir pengelolaan data

Proses awal diagram alir pengelolaan data pada Gambar 3.8 di halaman 37 adalah memasukkan id pengguna dan password, jika benar maka akan masuk pada sistem. Pada pengelolaan data terdapat 5 (lima) proses yaitu, proses maintenance pegawai, bagian, departemen, dan training.

(45)

digunakan untuk menambahkan data baru. Jika data telah sesuai dilakukan proses penyimpanan dan terdapat pula pembatalan penyimpanan jika data tidak sesuai.

Proses ubah data digunakan untuk mengubah data yang sudah dimasukkan sebelumnya, jika data sesuai dilakukan proses penyimpanan perubahan dan pembatalan perubahan apabila data tidak sesuai, dan proses hapus data digunakan untuk menghapus data yang sudah dimasukkan. Pada proses hapus data akan terlebih dulu dilakukan pengecekan ke relasi tabel penyimpanan yang lain supaya tidak menghapus data yang sudah ada di tabel lain.

(46)

C. Diagram alir penempatan bagian

Proses penempatan bagian dilakukan oleh staf HRD. Staf HRD memasukkan ID pegawai kemudian memilih data departemen dan bagian kemudian disimpan ke dalam database. Seperti tampak pada gambar 3.9.

Gambar 3.9 Diagram Alir Penempatan Bagian

D. Diagram alir penempatan training

(47)

Gambar 3.10 Diagram Alir Penempatan Training

E. Diagram alir pembobotan kriteria

Proses pembobotan kriteria dilakukan oleh staf HRD yang berkompeten dalam menilai hubungan antar kriteria. Staf HRD mengisi pembobotan tiap-tiap kriteria sampai rasio konsistensi dinyatakan konsisten. Setiap perbandingan dianggap konsisten jika rasio konsistensi lebih kecil atau sama dengan 0,1.

(48)

3.3.5 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) menggambarkan aliran data yang terjadi di dalam sistem, sehingga dengan dibuatnya DFD ini akan terlihat arus data yang mengalir dalam sistem informasi seleksi pengangkatan pegawai tetap.

A. Hirarki Input Proses Output

Hirarki Input Proses Output (HIPO) menggambarkan hirarki proses-proses yang ada dalam Data Flow Diagram. HIPO Sistem Seleksi Pengangkatan Pegawai Tetap dengan Metode Analytic Network Process memiliki empat proses utama yaitu Pengelolaan Data Master, transaksi, metode ANP dan Pembuatan Laporan seperti yang terlihat pada Gambar 3.12.

(49)

B. Context diagram

Context diagram Sistem Informasi Seleksi Pengangkatan Pegawai Tetap dengan Metode Analytic Network Process memiliki tiga external entity yaitu Pegawai, HRD dan manajer HRD. Tanda panah menuju sistem menunjukkan aliran data yang diberikan oleh external entity kepada sistem, sedangkan tanda panah dari sistem menuju external entity menunjukkan data yang diterima oleh external entity dari sistem seperti yang terlihat pada Gambar 3.13.

id pegawai Data nilai sikap dan perilaku Data nilai penguasaan materi

Gambar 3.13 Context Diagram Sistem Informasi Seleksi Pengangkatan Pegawai Tetap

C. DFD level 0

(50)

1. Proses pengelolaan data master merupakan proses yang menangani pengelolaan data master pegawai, seperti menambah data, mengupdate data atau menghapus data.

2. Proses transaksi merupakan proses yang menangani pengelolaan data-data transaksi seperti penilaian management trainee, menyimpan nilai kriteria masing-masing trainee, proses penempatan pegawai trainee, dan proses penempatan training.

3. Proses perhitungan ANP merupakan proses yang menangani perhitungan metode ANP dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan perusahaan. Tahap-tahap perhitungan di dalam proses ini dimulai dari proses pembobotan kriteria, perhitungan prioritas, pembuatan unweighted supermatrix, pembuatan weighted supermatrix, perhitungan limiting supermatrix dan perhitungan hasil akhir.

(51)

dt nilai trainee Data nilai sikap dan perilaku Data nilai penguasaan materi

Gambar 3.14 DFD Level 0 Sistem Informasi Seleksi Pengangkatan Pegawai Tetap

D. DFD level 1 subsistem transaksi

(52)

data store departemen, dan data store bagian kemudian disimpan di data store penempatan_pegawai. Proses yang kedua adalah proses penempatan training pegawai inputan dari proses ini adalah ID dari pegawai yang mengikuti program training kemudian disimpan di data store penempatan training. Proses yang terakhir atau yang ketiga ada proses penilaian trainee. Proses ini merupakan proses untuk menyimpan penilaian trainee selama mengikuti program Management Trainee. Terdapat 9 faktor penilaian yang terdiri dari data absensi, data nilai disiplin waktu, data nilai prakarsa, data nilai komunikasi, data nilai sikap dan perilaku, data nilai penguasaan materi, data nilai final project, data nilai sertifikasi, dan data nilai presentasi final project. Semua faktor penilaian tersebut lalu disimpan di data store nilai trainee.

id pegawai

Data nilai sikap dan perilaku

Data nilai penguasaan materi

(53)

E. DFD level 1 subsistem perhitungan ANP

DFD Level 1 subsistem perhitungan ANP di dalamnya terdiri dari 7 proses seperti yang tampak pada gambar 3.16. Proses diawali dengan proses pembobotan kriteria yang inputannya berdasarkan penilaian dari ahli yang berkompeten di HRD. Menyusun prioritas merupakan salah satu bagian yang penting dan perlu ketelitian di dalamnya. Pada bagian ini ditentukan skala kepentingan suatu elemen terhadap elemen lainnya. Data tersebut kemudian disimpan ke dalam data store bobot kriteria.

Proses yang kedua adalah proses perhitungan prioritas, pada proses ini hasil dari pembobotan kriterianya sebelumnya ditransformasikan ke dalam bentuk matriks kemudian dinormalisasi agar skala kepentingan terdistribusi secara merata. Data prioritas kemudian disimpan ke dalam data store prioritas.

Proses berikutnya adalah proses perhitungan konsistensi, hubungan preferensi yang dikenakan antar dua elemen tidak mempunyai masalah konsistensi relasi. Bila elemen A adalah dua kali elemen B, maka elemen B adalah ½ kali elemen A. tetapi, konsistensi tersebut tidak berlaku apabila terdapat banyak elemen yang harus dibandingkan. Maka setiap matriks perbandingan harus dihitung Consistency Ratio nya. Suatu matriks perbandingan adalah konsisten bila nilai CR tidak lebih dari 10 %. Apabila rasio konsistensi semakin mendekati ke angka nol berarti semakin baik nilainya dan menunjukkan kekonsistenan matriks perbandingan tersebut.

(54)

Supermatrik yang diperoleh dari proses sebelumnya adalah supermatrik yang masih belum terbobot. Oleh karena itu perlu dilakukan perkalian dengan nilai setiap blok dari cluster-nya untuk mendapatkan weighted supermatrix. Hasil dari proses ini menjadi inputan ke dalam proses berikutnya.

Data weighted supermatrix kemudian diproses oleh proses pembuatan limiting matrix. Terlebih dahulu weighted supermatrix dilakukan pemangkatan secara terus menerus sehingga dihasilkan nilai bobot yang stabil. Nilai bobot dinyatakan stabil bila dominasi antar elemen telah terdistribusi pada keseluruhan matrik.

Proses terakhir yaitu proses perhitungan hasil akhir ANP. Limiting matrix yang telah memiliki bobot yang stabil kemudian dilakukan normalisasi agar diketahui seberapa besar kontribusinya. Kemudian hasil tersebut dikalikan dengan dt nilai trainee kemudian dijumlahkan. Data tersebut kemudian disimpan ke data store perhitungan ANP.

(55)

F. DFD level 1 subsistem pembuatan laporan

Gambar 3.17 merupakan subsistem pembuatan laporan. Terdapat 4 (empat) proses di dalam subsistem pembuatan laporan yaitu:

1. Proses pembuatan laporan hasil perhitungan ANP merupakan proses yang mencetak laporan berdasarkan kode perhitungan, keterangan dan tanggal perhitungan.

2. Proses pembuatan laporan rekomendasi seleksi pegawai merupakan proses yang mencetak laporan nilai management trainee setelah diperbandingkan dengan metode ANP.

3. Proses pembuatan laporan nilai management trainee merupakan proses yang mencetak laporan semua nilai peserta training selama mengikuti program Management Trainee.

4. Proses pembuatan laporan detail nilai trainee merupakan proses yang mencetak laporan hasil nilai trainee selama dia mengikuti program Management Trainee.

(56)

3.3.6 Entity Relational Diagram (ERD)

ERD merupakan suatu desain sistem yang digunakan untuk merepresentasikan, menentukan serta mendokumentasikan akan kebutuhan-kebutuhan sistem dalam pemrosesan database. ERD menyediakan bentuk untuk menunjukkan struktur keseluruhan dari data yang dibutuhkan oleh sistem.

Dalam ERD data-data tersebut digambarkan dengan menggambarkan simbol entity. Dalam perancangan sistem ini terdapat beberapa entity yang saling terkait untuk menyediakan data-data yang dibutuhkan oleh sistem.

memiliki

(57)

A. Conceptual Data Model (CDM)

Sebuah CDM memaparkan relasi-relasi atau hubungan antar tabel dan menggambarkan secara keseluruhan konsep struktur basis data yang dirancang untuk suatu aplikasi. Pada CDM telah didefinisikan kolom mana yang menjadi primary key. CDM dari aplikasi Sistem Informasi Seleksi Pengangkatan Pegawai Tetap dengan Metode Analytic Network Process (studi kasus PT PJB SERVICES) dapat dilihat pada Gambar 3.18.

B. Physical Data Model

(58)

KODE_TRAINING = KODE_TRAINING

Gambar 3.19 PDM Sistem Informasi Seleksi Pengangkatan Pegawai Tetap dengan Metode Analytic Network Process (Studi Kasus PT PJB Services).

3.3.7 Struktur database

(59)

1. Nama tabel : Pegawai

Fungsi : menyimpan data pegawai

Tabel 3.1 Pegawai

No Field Tipe Data Keterangan

PK FK Tabel Asal

1 ID Varchar (10) √ - -

2 Nama Varchar(200)

3 JK Varchar(2)

4 Tempat_lahir Varchar(50) 5 Tanggal_Lahir Datetime

6 Agama Varchar(30)

7 Gol_darah Varchar(5) 8 Alamat Varchar(250)

9 Telp Varchar(50)

10 Email Varchar(40) 11 Riwayat Varchar(300)

2. Nama tabel : Training

Fungsi : menyimpan data training

Tabel 3.2 Training

No Field Tipe Data Keterangan

PK FK Tabel Asal

1 Kode_training Varchar (10) √ - -

2 Keterangan_training Varchar (100) 3 Tanggal_mulai Datetime 4 Tanggal_selesai Datetime

5 Kuota Int

6 Jumlah_gelombang Int

3. Nama tabel : Departemen

(60)

Tabel 3.3 Departemen

No Field Tipe Data Keterangan

PK FK Tabel Asal

1 Kode_dept Varchar (10) √ - -

2 Departemen Varchar (100)

4. Nama tabel : Bagian

Fungsi : menyimpan data bagian

Tabel 3.4 Bagian

No Field Tipe Data Keterangan

PK FK Tabel Asal 1 Kode_dept Varchar (10) √ Departemen 2 Kode_bag Varchar (10) √

3 Bagian Varchar(100)

5. Nama tabel : Penempatan_Training

Fungsi : menyimpan data penempatan training

Tabel 3.5 Penempatan_Training

No Field Tipe Data Keterangan

PK FK Tabel Asal

1 ID Varchar (10) √ Pegawai

2 Kode_training Varchar (10) √ Training

6. Nama tabel : Penempatan_Bagian

Fungsi : menyimpan data penempatan bagian

Tabel 3.6 Penempatan_Bagian

No Field Tipe Data Keterangan

PK FK Tabel Asal

1 ID Varchar (10) √ Pegawai

2 Kode_dept Varchar (10) √ Departemen

(61)

7. Nama tabel : Nilai_Trainee

Fungsi : menyimpan nilai pegawai

Tabel 3.7 Nilai_Trainee

No Field Tipe Data Keterangan

PK FK Tabel Asal

1 ID Varchar (10) √ Pegawai

2 Nilai_absensi Int

3 Nilai_disiplin_waktu Int 4 Nilai_prakarsa Int 5 Nilai_komunikasi Int 6 Nilai_sikap_dan_perilaku Int 7 Nilai_penguasaan_materi Int 8 Nilai_final_project Int 9 Nilai_presentasi Int 10 Nilai_sertifikasi Int

8. Nama tabel : Perhitungan_ANP

Fungsi : menyimpan keterangan perhitungan ANP

Tabel 3.8 Perhitungan_ANP

No Field Tipe Data Keterangan

PK FK Tabel Asal 1 Kode_perhitungan Varchar (10) √

2 keterangan Varchar (200)

9. Nama tabel : Bobot_Kriteria

Fungsi : menyimpan data bobot kriteria perhitungan anp

Tabel 3.9 Bobot_Kriteria

No Field Tipe Data Keterangan

PK FK Tabel Asal 1 Kode_perhitungan Varchar (10) √ Perhitungan_anp 2 Kriteria Varchar (25)

(62)

10.Nama tabel : Prioritas

Fungsi : menyimpan data prioritas tiap bobot kriteria

Tabel 3.10 Prioritas

No Field Tipe Data Keterangan

PK FK Tabel Asal

1 Node Varchar (50)

2 Prioritas Decimal(8,6)

11.Nama tabel : Detail_Training

Fungsi : menyimpan data detail training

Tabel 3.11 Detail_Training

No Field Tipe Data Keterangan

PK FK Tabel Asal 1 Kode_training Varchar (10)

2 Gelombang Int

3 Kuota Int

3.3.8 Desain interface

(63)

untuk menampilkan dan mencetak laporan. Menu laporan meliputi laporan detail nilai trainee, Laporan nilai management trainee, Laporan seleksi pegawai menggunakan metode ANP. Menu setting user digunakan untuk merubah hak akses user, menambah user baru dan mengubah status user. Menu ini hanya dapat diakses oleh administrator atau hak setara administrator.

3.3.9 Desain input A. Desain form login

Pengguna harus login terlebih dahulu agar dapat masuk ke dalam sistem. Form login, terdiri dari textbox username dan password, dimana username dan password harus diisi. Desain form login dapat dilihat pada Gambar 3.20. Pada Gambar 3.21 adalah form untuk merubah password apabila user ingin mengganti dengan password baru.

Gambar 3.20 Desain Form Login

(64)

Data yang akan diisi pada form login terdiri dari tiga bagian yaitu username, password dan login as.

Fungsi – fungsi objek dalam desain form login sebagai berikut :

Tabel 3.12 Fungsi Objek Form login

No Nama Obyek Tipe Obyek Fungsi

1

Field Text Box Digunakan untuk mengisi data sesuai dengan ketentuan

yang berada disebelah kiri

2 Submit Tombol Masuk ke dalam sistem

3 Exit Tombol Keluar dari formlogin

B. Desain form user profile

Form user profile berfungsi untuk memberikan hak akses terhadap user serta maintenance hak user. Bentuk desain form user profile dapat dilihat pada Gambar 3.22 di bawah ini :

Gambar 3.22 Desain Form User Profile

Data yang akan diisi pada form user profile terdiri dari empat bagian yaitu Nik, nama, password, dan level

Fungsi – fungsi objek dalam desain form user profile sebagai berikut :

Tabel 3.13 Fungsi Objek Form User Profile

No Nama Obyek Tipe Obyek Fungsi

1

Field Text Box Digunakan untuk mengisi data sesuai dengan

(65)

No Nama Obyek Tipe Obyek Fungsi

2

Combo (level ) Combo button Digunakan untuk memilih level sesuai dengan

ketentuan yang ada dalam database

3 Save Tombol Menyimpan data master user profile.

4 Clear Tombol Membatalkan proses pada form user profile.

5 Edit Tombol Mengubah data user profile.

6 Delete Tombol Menghapus data user profile.

7 Exit Tombol Keluar dari formmaster user profile.

C. Desain form input data karyawan

Form input data karyawan berfungsi untuk melakukan pemasukkan data- data karyawan serta maintenance data karyawan. Bentuk desain form input data karyawan dapat dilihat pada Gambar 3.23

Gambar 3.23 Desain Form Input Data Karyawan

(66)

Fungsi – fungsi objek dalam desain form input master karyawan sebagai berikut :

Tabel 3.14 Fungsi Objek Form Master Karyawan

No Nama Obyek Tipe Obyek Fungsi

1

Field Text Box Digunakan untuk mengisi data sesuai dengan

ketentuan yang berada disebelah kiri 2 Combobox

(Agama,status,jumlah anak, departemen, bagian )

Combo button

Digunakan untuk memilih data agama, status, jumlah anak, departemen, bagian sesuai dengan

ketentuan yang ada dalam database

3 Save Tombol Menyimpan data master karyawan

4 Clear Tombol Membatalkan proses pada formmaster karyawan

5 Edit Tombol Mengubah data master karyawan

6 Delete Tombol Menghapus data master karyawan

7 Exit Tombol Keluar dari formmaster karyawan

D. Desain input master departemen

Form input master departemen berfungsi untuk melakukan pemasukkan data- data departemen serta maintenance data departemen. Bentuk desain form input data departemen dapat dilihat pada Gambar 3.24 di bawah ini :

Gambar 3.24 Desain Form Input Data Departemen

Data yang akan diisi pada form input data departemen terdiri dari dua bagian yaitu Id Departemen dan nama departemen.

(67)

Tabel 3.15 Fungsi Objek Form Master Departemen

No Nama Obyek Tipe Obyek Fungsi

1

Field Text Box Digunakan untuk mengisi data sesuai dengan

ketentuan yang berada disebelah kiri 2 Save Tombol Menyimpan data master departemen

3 Clear Tombol Membatalkan proses pada form master departemen

4 Edit Tombol Mengubah data departemen

5 Delete Tombol Menghapus data departemen

6 Exit Tombol Keluar dari form master departemen

E. Desain input master bagian

Form input master bagian berfungsi untuk melakukan pemasukkan data- data bagian serta maintenance data bagian. Bentuk desain form input data bagian dapat dilihat pada Gambar 3.25 di bawah ini :

Gambar 3.25 Desain Form Input Data Bagian

Data yang akan diisi pada form input data bagian terdiri dari tiga bagian yaitu ID bagian, nama departement dan nama bagian.

Fungsi – fungsi objek dalam desain form input master bagian sebagai berikut:

Tabel 3.16 Fungsi Objek Form Master Bagian

No Nama Obyek Tipe Obyek Fungsi

1

Field Text Box Digunakan untuk mengisi data sesuai dengan

ketentuan yang berada disebelah kiri 2 Combo

(departemen) Combo button

Digunakan untuk memilih data departemen sesuai

dengan ketentuan yang ada dalam database

(68)

No Nama Obyek Tipe Obyek Fungsi

4 Clear Tombol Membatalkan proses pada form master bagian

5 Edit Tombol Mengubah data bagian

6 Delete Tombol Menghapus data bagian

7 Exit Tombol Keluar dari form master bagian

F. Desain input master training

Form input master training berfungsi untuk melakukan pemasukkan data-data training serta maintenance data training yang akan diadakan. Bentuk desain form input data master training dapat dilihat pada Gambar 3.26 di bawah ini :

Gambar 3.26 Desain Form Input Data Master Training

Data yang akan diisi pada form input data master training terdiri dari lima bagian yaitu angkatan, tempat pelaksanaa, waktu pelaksanaan, jumlah gelombang, gelombang, dan jumlah kuota trainee tiap gelombang.

Fungsi – fungsi objek dalam desain form master training sebagai berikut:

Tabel 3.17 Fungsi Objek Form Input Master Training

No Nama Obyek Tipe Obyek Fungsi

1

Field Text Box Digunakan untuk mengisi data sesuai dengan

ketentuan yang berada disebelah kiri. 2 Date time picker

(waktu pelaksanaan)

Date time picker

Digunakan untuk menentukan waktu pelaksanaan

(69)

No Nama Obyek Tipe Obyek Fungsi

3 Save Tombol Menyimpan data mastertraining.

4 Clear Tombol Membatalkan proses pada formmastertraining.

5 Edit Tombol Mengubah data training.

6 Delete Tombol Menghapus data training.

7 Exit Tombol Keluar dari formmastertraining.

G. Desain input penempatan bagian

Form input penempatan bagian berfungsi untuk melakukan penyimpanan data penempatan pegawai ke departemen dan bagian serta maintenance data-data tersebut. Bentuk desain form input data penempatan bagian dapat dilihat pada Gambar 3.27 di bawah ini :

Gambar 3.27 Desain Form Input Penempatan Bagian

Data yang akan diisi pada form input penempatan bagian terdiri dari empat bagian yaitu Id pegawai, nama pegawai, nama departemen dan nama bagian.

Fungsi – fungsi objek dalam desain form input penempatan bagian sebagai berikut:

Tabel 3.18 Fungsi Objek Form Penempatan Bagian

No Nama Obyek Tipe Obyek Fungsi

1

Field Text Box Digunakan untuk mengisi data sesuai dengan

ketentuan yang berada disebelah kiri 2 Combo

(departemen, Combo button

(70)

No Nama Obyek Tipe Obyek Fungsi

bagian) database

3 Save Tombol Menyimpan data penempatan bagian

4 Clear Tombol Membatalkan proses pada form penempatan bagian

5 Edit Tombol Mengubah data

6 Delete Tombol Menghapus data

7 Exit Tombol Keluar dari form

H. Desain input penempatan training

Form input penempatan training berfungsi untuk melakukan penyimpanan data penempatan pegawai ke training serta maintenance data-data tersebut. Bentuk desain form input data penempatan training dapat dilihat pada Gambar 3.28 di bawah ini :

Gambar 3.28 Desain Form Input Penempatan Bagian

Data yang akan diisi pada form input penempatan training terdiri dari empat bagian yaitu Id pegawai, nama pegawai, angkatan dan gelombang.

Fungsi – fungsi objek dalam desain form input penempatan training sebagai berikut:

Tabel 3.19 Fungsi Objek Form Penempatan training

No Nama Obyek Tipe Obyek Fungsi

1

Field Text Box Digunakan untuk mengisi data sesuai dengan

ketentuan yang berada disebelah kiri 2

Combo (angkatan,

gelombang) Combo button

Gambar

Gambar 2.4 Matrik blok i dan j
Gambar 3.5 Diagram Alir Proses Metode ANP
Gambar 3.10 Diagram Alir Penempatan Training
Gambar 3.14 DFD Level 0 Sistem Informasi Seleksi
+7

Referensi

Dokumen terkait