ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK MANDIRI
(PERSERO) TBK PERIODE 2009-2011
SKRIPSI
Oleh
Amilsa Kurniawan 08610169
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK MANDIRI
(PERSERO) TBK PERIODE 2009-2011
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Gelar Sarjana Ekonomi Dan Bisnis
Oleh
Amilsa Kurniawan 08610169
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Surat pernyataan orisinil skripsi
Yang beratandangan dibawah ini
Nama : Amilsa Kurniawan
Nim : 08610169
Jurusan : Manejemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan
data,tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau
pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan
skripsi ini hasil jiplakan,maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Malang 2 Agustus 2012 Yang menyatakan
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT, kepada-Nya saya panjatkan rasa puji syukur
atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan skripsi dengan judul “Analisis
Kinerja Keuangan Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ” dapat terselesaikan. Adapun penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan
mencapai gelar Sarjana Strata I Ekonomi pada Universitas Muhammadiyah
Malang.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bimbingan, bantuan,
saran dan do’a serta dorongan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Muhammadiyah Malang yang telah memberi kesempatan kepada penulis
untuk menimba ilmu di Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dra. Aniek Rumijati, M.M., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang, terima kasih atas segala
3. Prof,Dr, Bambang Widagdo M.M, selaku dosen pembimbing pertama yang
telah memberikan bimbingan baik berupa motivasi,bantuan saran, kritik,
arahan dan perbaikan demi selesainya skripsi ini dengan baik.
4. Dra.Erna Retna Rahadjeng M.M.AFP, selaku dosen pembimbing kedua yang
telah memberikan bimbingan baik berupa motivasi,bantuan saran, kritik,
arahan dan perbaikan demi selesainya skripsi ini dengan baik.
5. Dra.Sandra Irawati MM, selaku dosen wali yang selama ini telah memberikan
nasehat dan memotivasi dalam menyelesaikan skripsi.
6. Seluruh Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi yang telah memberikan
bekal kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan beserta seluruh karyawan
yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
7. Ayah ,ibu ,kakak-kakak q serta adik-adik q dan kerabat dekat, yang telah
memberikan bimbingan, dorongan semangat baik moril maupun materiil serta
do’a yang tiada henti-hentinya dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman satu angkatan Manajemen 2008, khususnya teman seperjuangan
(Anang Mahruf,Syamsul Arifin,Viky widodo,Farok) dan teman-teman lainnya
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan
kalian selama ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
9. Teman-teman kos 280 yang senantiasa telah memberikan motivasi berupa
saran-saran dari kalian,sehingga penelitian ini cepat terseleseikan.
10.Teman-teman dan Kepala Unit dari Pojok BEI UMM, yang telah memberikan
11.Teman dan dosen dari Laboratorium Manajemen UMM, yang telah
memberikan pengarahan, sehingga mempermudah proses pengerjaan skripsiku
12.Teman dan dosen dari unit Pusat Pengembangan Manajemen UMM, yang
memberikan motivasi, sehingga skripsi ini cepat terselesaikan.
13.Saudara-saudara dari Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate Yang telah
motivasi dan memberikan banyak pengalaman serta telah memberikan banyak
prestasi lewat pertandingan-pertandingan penting baik level regional maupun
nasional sehingga dalam meyusun penelitian ini saya lebih bersemangat untuk
cepat menyeleseikannya.
14.Teman-teman dari organisasi Forsdima,PMII yang telah memotivasi ,
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Semoga amal kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara semua dibalas oleh
Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak
terdapat kekurangan dan keterbatasan, untuk itu kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi lebih
sempurnanya penulisan di masa mendatang. Akhirnya penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada
umumnya.
Wassalamualaikum Wr.W
Malang, Agustus 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
ABSTRAKSI ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Batasan Masalah ... 6
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8
A. Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 8
B. Tinjauan Teori ... 9
C. Kerangka Pikir ... 43
Halaman
BAB III METODE PENELITIAN ... 45
A. Jenis Penelitian ... 45
B. Jenis Data dan Sumber Data ... 45
C. Teknik Pengumpulan Data ... 46
D. Definisi Operasional Variabel ... 46
E. Teknik Analisis Data ... 48
F. Uji Hipotesis ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52
A. Sejarah Perusahaan ... 52
B. Analisis Data ... 57
C. Pembahasan Hasil Analisis Data... 89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... A. Kesimpulan ... 92
B. Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Permodalan
Tabel 2.1 Penentuan Skor Aspek Kuantitatif permodalan……….30
Tabel 2.2 Penentuan peringkat aspek Kuantitatif………….………..30
Tabel 2.3 Penentuan skor aspek kualitatif ………..……….31
Tabel 2.4 Penentuan peringkat aspek kualitatif………….………..31
Tabel 2.5 Peringkat skor faktor permodalan………….………...31
Tabel 2.6 Penentuan peringkat faktor permodalan……….32
Asset Tabel 2.7 Penentuan skor Aspek Kuntitatif kualitas asset………...…..32
Tabel 2.8 Penentuan peringkat aspek kuantitatif………...………….33
Tabel 2.9 Penentuan skor faktor kualitas asset……….………...33
Tabel 2.10 Penentuan peringkat faktor kualitas asset………...33
Manejemen Tabel 2.11 Penentuan skor komponen manejemen umum………..34
Tabel 2.12 Penentuan peringkat komponen manejemen umum……….34
Tabel 2.13 Penentuan skor manejemen resiko………35
Tabel 2.14 Penentuan peringkat komponen manejemen resiko………..35
Tabel 2.15 Penentuan skor komponen kepatuhan Bank……….35
Tabel 2.16 Penentuan peringkat komponen kepatuhan Bank……….36
Tabel 2.17 Penentuan skor faktor manejemen ………..36
Tabel 2.18 Penentuan peringkat faktor manejemen………....36
Earning Tabel 2.19 Penentuan skor aspek kuantitaif……….………37
Tabel 2.20 Penentuan peringkat aspek kuantitatif……….………..…37
Tabel 2.21 Penentuan skor faktor earning………..………..38
Tabel 2.22 Penentuan peringkat faktor earning………….…………..………38
Likuiditas Tabel 2.23 Penentuan skor aspek kuantitatif……….…………..39
Tabel 2.24 Penentuan peringkat aspek kuantitatif………..39
Tabel 2.25 Penentuan skor faktor likuiditas……….………39
Tabel 2.26 Penentuan peringkat faktor likuiditas……….……...40
Sensitifitas Tabel 2.27 Penentuan skor aspek sensitifitas ………...……..40
Tabel 2.29 Penentuan Nilai komposit………..………...……....41
Tabel 2.29 Peringkat Komposit (Camels Rating)……….………..…...41
Tabel 2.30 Ketentuan Standart Tingkat Kesehatan Bank Umum…...…..……..…42
Tabel 3.1 Kantor pusat dan cabang Bank Mandiri Tbk………..54
Tabel 3.2 Susunan Dewan Komisaris Dan Direksi Bank Mandiri Tbk……..…55
Tabel 4.1 Penghitungan KPMM (dalam jutaan rupiah)...59
Tabel 4.2 Penghitungan Komposisi Permodalan (dalam jutaan rupiah)...60
Tabel 4.3 Penghitungan APYD dibanding Modal Bank (dalam jutaan rupiah)..61
Tabel 4.4 Penghitungan Deviden Pay Out (dalam jutaan rupiah)...62
Tabel 4.5 Penghitungan RR (dalam jutaan rupiah)...63
Tabel 4.6 Penghitungan laba per saham (dalam milliar)...64
Tabel 4.7 Penghitungan APYD dibandingkan total AP (dalam jutaan rupiah)...66
Tabel 4.8 Penghitungan PPAP(dalam jutaan rupiah)...67
Tabel 4.9 Analisis manejemen umum ………..………68
Tabel 4.10 Analisis Manejemen resiko………..……….69
Tabel 4.11 Analisis Kepatuhan Bank ………...………..70
Tabel 4.12 Penghitungan ROA(dalam jutaan rupiah)...71
Tabel 4.13 Penghitungan ROE (dalam jutaan rupiah)...72
Tabel 4.14 Penghitungan NIM (dalam jutaan rupiah)...74
Tabel 4.15 Penghitungan BOPO (dalam jutaan rupiah)...75
Tabel 4.16 Penghitungan LDR (dalam jutaan rupiah)...77
Tabel 4.17 Penghitungan sensitifitas suku bunga(dalam jutaan rupiah)...78
Tabel 4.18 Penghitungan sensitifitas nilai tukar (dalam jutaan rupiah)...79
Tabel 5.1 Penetapan Peringkat Komponen Permodalan………...……….80
Tabel 5.2 Penetapan Peringkat Komponen Asset……….…………...82
Tabel 5.3 Penetapan Peringkat Manejemen umum……….83
Tabel 5.4 Penetapan Peringkat Komponen Manejemen Resiko…..………...…..83
Tabel 5.5 Penetapan Peringkat Komponen Kepatuhan Bank ……...………84
Tabel 5.6 Penetapan Peringkat Komponen Earning………...85
Tabel 5.7 Penetapan Peringkat Komponen Likuiditas………86
Tabel 5.8 Penetapan Peringkat komponen Sensitifitas……….…….…….87
Tabel 6.1 Peringkat komponen CAMELS dilihat dari aspek kuantitatif dan kualitatif ………...………88
Tabel 6.2 Peringkat komponen manejemen dilihat dari aspek kualitatif….…....88
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Fungsi Bank ... 10
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Laporan Keuangan PT Bank Mandiri Tbk 2009-2011 Lampiran 2 : Perhitungan Camels Kinerja Keuangan Bank Mandiri Tbk Lampiran 3 :Menentukan Peringkat Komponen Dari Aspek Camels
DAFTAR PUSTAKA
Annual report PT Bank Mandiri Tbk.
Arikunto,Suharsini.2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Edisi Revisi Empat.Penerbit Cipta .Jakarta.
Dahlan Siamat, (1995) Manajemen Bank Umum, Inter Media – Jakarta. Drs.Ismail,MBA,Ak. 2010 Akuntansi Bank Teori dan aplikasi dalam rupiah
Jakarta
Espahbodi, P, 1991, “Identification of Problem Banks and Binary Choice Models”,Journal of Banking and Finance, Vol. 15.
Ferry.N.Idroes,SE,MM.2007.Bank And Finance institution Management.Jakarta.
lM Faisal Abdullah, (2003), Manajemen Perbankan: Teknik Analisis Kinerja Keuangan Bank, Penerbit Universitas Muhamadiyah Malang.
Kasmir,SE,MM,2000 Menejemen Perbankan ,Jakarta
Lampiran SE.No.6/73/intern tanggal 24 desember 2004.Direktorat Penelitian Dan Pengagaturan Perbankan.
Mamduh M.Hanafi 1995,analisis laporan keuangan, edisi revisi Yogyakarta.
Mudrajat Kuncoro Suhardjono 2002.Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi ,edisi pertama Yogyakarta.
Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Liberty. Yogyakarta.
Nanang Martono 2010. Metode Kuantitaif Analisis Isi Dan Analisis Data Sekunder Jakarta.
Taswan,SE.1998.Akuntansi Perbankan Transaksi Dalam Valuta Rupiah.Yogyakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di dunia perekonomian peran Bank sangat besar dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Bank merupakan lembaga keuangan
yang berfungsi sebagai tempat penghimpunan dana dari masyarakat dan
peminjaman bagi masyarakat.Tahun ini Bank Indonesia mengeluarkan
aturan baru yang telah dipublikasikan.Peraturan itu telah banyak
mengalami perubahan yang tidak jelas, hal ini menjadi penghambat
terutama pada pertumbuhan di sektor perbankan Indonesia. selain
menimbulkan keresahan yang tidak perlu bagi manejemen dan kendala
profitabilitas. peraturan ini juga telah mengurangi kapasitas dalam
memberikan pinjaman kepada masyarakat dan kelangkaan sumber daya
manusia dan persaingan antarbank juga merupakan hambatan bagi
pertumbuhan sektor perbankan(www.kompas.com).
Bahwasanya salah satu masalah yang dihadapi didalam perbankan
Indonesia sekarang ini adalah masalah tingkat kesehatan Bank,
kemungkinan hal ini disebabkan oleh kondisi perekonomian yang semakin
sulit apalagi di tambah dengan adanya regulasi baru tersebut. sehingga bisa
terjadi peningkatan resiko suatu Bank mengalami kesulitan keuangan, oleh
sebab itu diperlukan suatu perencanaan yang baik dan matang untuk
2
Kinerja keuangan merupakan hal yang terpenting di dalam
perusahaan. Kinerja keuangan yang baik menunjukkan keberhasilan
perusahaan dalam mengelola sumber-sumber keuangan yang ada. Kinerja
keuangan juga dapat menunjukkan kualitas Bank melalui perhitungan rasio
keuangannya, Bank yang memiliki kinerja keuangan tidak sehat bukan
hanya membahayakan Bank itu sendiri tapi juga bisa merugikan pihak
lain. Jadi Kinerja suatu bank adalah gambaran kondisi keuangan Bank
pada suatu periode tertentu,baik menyangkut aspek perhimpunan maupun
penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal,
likuiditas dan profitabilitas Bank (Abdulah 2003:10).
Penilaian terhadap Kinerja suatu Bank tertentu dapat dilakukan
dengan menganalisis dan mengukur pada laporan keuangannya. Laporan
Keuangan Bank pada dasarnya berupa neraca dan laporan laba/rugi yaitu
neraca memberikan informasi kepada pihak diluar Bank misalnya Bank
sentral, masyarakat umum dan investor mengenai gambaran posisi
keuangannya sementara itu laporan laba/rugi memberikan gambaran
mengenai perkembangan usaha Bank yang bersangkutan.Dengan demikian
hasil dari penelitian tentang analisis dan pengukuran Kinerja Keuangan
perbankan sangat berguna bagi pihak Bank dalam mengetahui
kelemahan-kelemahan dari setiap kegiatan serta dapat digunakan untuk melakukan
perbaikan pengolahan dan mengidentifikasi perubahan pokok dan
3
berbagai hubungan dan kecenderungan keberhasilan perbankan di masa
mendatang.
Berkaitan dengan penilaian suatu Bank berdasarkan peraturan
gubernur Bank Indonesia No:6/10/2004 mengenai tingkat kesehatan
perbankan adalah hasil kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh
terhadap kinerja suatu Bank melalui penilaian kuantitatif dan kualitatif
terhadap faktor permodalan,asset,manejemen,earning,likuiditas dan
sensitifitas. Penilaian tingkat Kinerja Keuangan Bank merupakan salah
satu alat pengontrol kelangsungan hidup masyarakat. Penggunaan metode
CAMELS dapat diterapkan untuk mengetahui hasil Analisis Kinerja
Keuangan Bank, yaitu dengan cara menghitung nilai komponen-komponen
CAMELS tersebut kemudian dihitung nilai kreditnya, dan hasil dari
perhitungan nilai komponen tersebut dimaksukan dalam batasan – batasan
yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia, dengan batasan tersebut hasil
Analisis Kinerja Keuangan Bank dalam kategori yang ditentukan
(Peraturan BI,2004).
Bank Mandiri adalah salah satu perbankan yang berkantor pusat di
Jakarta, dan merupakan Bank terbesar di Indonesia dalam hal, pinjaman,
dan deposit. Bank ini berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 yang
merupakan gabungan dari 4 Bank dan memiliki asset tetinggi dalam
penyaluran kredit dari semua Bank yang dimiliki Indonesia. Pada maret
2012, penyaluran kredit mandiri Rp 327,2 triliun tumbuh 29,9% dibanding
4
5,08% menjadi 5,05%. alhasil pendapatan bunga hanya tumbuh 13,3%
menjadi 9,94% triliun.
Sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. setelah adanya peraturan dan
regulasi yang tidak jelas tentunya membuat dunia perbankan menjadi
berantakan khususnya kegiatan dalam mengelola Keuangan Bank
tersebut. Hasil survey Bank Indonesia melalui kajian direktorat dan
pengaturan Bank Indonesia yang dikutip (kompas,senin 28/5/2012). Dari
hasil survey terhadap 71 Bank jumlah nasabah dengan deposito diatas 2
milyar hanya 3 persen dari total nasabah,namun mereka menguasai 62
persen total nominal deposito.Menurut survey itu 36 persen dari total
nasabah di 71 Bank tersebut mendapat imbal hasil hasil di atas suku bunga
penjaminan. Suku bunga istimewa itu menjadi fenomena laten karena 67
Bank telah memberikan suku bunga simpanan istimewa itu dalam waktu
yang cukup lama(www.kompas.com).
Bahkan 33 Bank memberikan suku bunga istiwewa hingga 200
basis poin di atas BI rate yakni 5,75 persen. institusi penghimpun dana
jangka panjang menurut BI mestinya berinvestasi pada instrument jangka
panjang seperti obligasi. Namun institusi seperti perusahaan asuransi dan
dana pensiun itu juga menempatkan dananya pada deposito. Ketua Ikatan
Banker Indonesia (IBI) Zulkifli Zaini juga selaku direktur Bank Mandiri
yang dikonfimasi soal besaran suku bunga deposito yang dilontarkannya,
5
ketatnya likuiditas, meskipun tingkat kebutuhan manusia berbeda-beda.
demikian juga pada aspek permodalan yang mencangkup semua perbankan
diindonesia. menurut Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution
mengatakan nanti Bank yang bermodal besar boleh menggarap semua lini
bisnis sementara, pergerakan Bank bermodal minim akan dibatasi.
Indonesia perlu alat kendali untuk menjaga perekonomiannya fokusnya
tetap bagaimana Bank sehat itu sah-sah saja ujarnya.
Berdasarkan fenomena diatas bahwa peraturan Bank Indonesia
yang menyebutkan ketidakjelasan peraturan yang dikeluarkan itu, dalam
mengelola dana dari masyarakat mengakibatkan kondisi keuangan dunia
perbankan tidak stabil dan mengakibatkan Bank harus meningkatkan
likuiditasnya serta hasil margin bunga (NIM) turun dari 5,08% menjadi
5,05% alhasil pendapatan bunga hanya tumbuh 13,3% menjadi 9,94%
triliun dapat diasumsikan jika likuiditas sedikit dan margin bunga kurang
dari 7% maka Bank dapat dikatakan tidak sesuai dengan standart
kesehatan yang diberikan Bank Indonesia. Dengan demikian peneliti
tertarik untuk meneliti dan menganalisis kembali Kinerja Keuangan pada
salah satu Bank yang beroperasi di Indonesia yaitu dengan mengambil
judul Analisis Kinerja Keuangan Pada PT Bank Mandiri (Persero)
6
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diambil suatu
rumusan masalah sebagai berikut:”Bagaimana menganalisis Kinerja
Keuangan PT Bank Mandiri Tbk periode 2009-2011?
C. BATASAN MASALAH
Agar pokok pembahasan permasalahan ini lebih terfokus lagi,
maka peneliti memberi batasan pada perumusan masalah yang telah
dibuat, yaitu:
a. Alat yang digunakan untuk menganalisis Laporan Keuangan PT Bank
Mandiri yaitu dengan menggunakan Metode CAMELS.
b. Data yang di Analisis Laporan Keuangan periode 2009-2011.
D. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis Kinerja Keuangan PT Bank Mandiri Tbk periode
3 tahun terakhir yaitu 2009-2011.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi manajemen Bank
Untuk menilai Kinerja manajemen Bank dalam mencapai
target-target yang telah ditetapkan. serta untuk menilai manajemen
dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya dan
7
b. Bagi investor
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi
tentang Kinerja PT Bank Mandiri Tbk untuk mengambil
keputusan dalam berinvestasi.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat dijadikan perbandingan dan tambahan
referensi yang bisa digunakan sebagai bahan wacana bagi
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan Peneliti Terdahulu
Landasan hasil penelitian terdahulu yang dijadikan pertimbangan
penulis adalah penelitian yang dilakukan oleh Hidayah Rima Yunawati
(2009) yaitumeneliti tentang Analisis Kinerja Keuangan PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk selama 3 tahun 2005-2007. tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia
dengan menggunakan metode CAMELS dan berdasarkan kesimpulan
penelitian tersebut menghasilkan nilai selama 3 tahun masing-masing
sebesar 31,5% pada tahun 2009,31,5% tahun 2010 dan 31,5% tahun 2011
berada pada peringkat 3 yang mengindikasikan Bank tergolong cukup
sehat.
Penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
terdahulu, yaitu sama-sama meneliti Kinerja Keuangan Bank dan masih
menggunakan standart tingkat kesehatan Bank umum lampiran no 6/2004 .
sedangkan Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak
pada objek penelitiannya dan periode tahun yang digunakan. fungsi
mempelajari penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini
adalah sebagai bahan acuan dan perbandingan dengan penelitian yang
9
B.Tinjauan Teori
1. Kinerja Keuangan
Kamus besar Bahasa Indonesia (2001:570) Kinerja adalah
sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan. Sikarno (2000:111)
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran,tujuan dan visi organisasi.
Abdulah (2003:108) Kinerja suatu Bank adalah gambaran
kondisi keuangan Bank pada suatu periode tertentu, baik menyangkut
aspek perhimpunan maupun penyaluran dana yang biasanya diukur
dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas Bank.
Penilaian aspek penghimpunan dana dan penyaluran dana
merupakan Kinerja Keuangan yang berkaitan dengan peran Bank
sebagai lembaga intermediasi. sedangkan penilaian kondisi likuiditas
Bank guna mengetahui seberapa besar kemampuan Bank dalam
memenuhi kewajibannya kepada para deposan.
Penilaian aspek profitabilitas guna untuk mengetahui
kemampuan menciptakan profit yang penting bagi para pemilih
dengan Kinerja Bank yang baik ada intern maupun pihak ekstern
Bank.
Tujuan dari Kinerja Keuangan Bank antara lain :
a. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan Keuangan Bank
terutama kondisi likuiditas,kecukupan modal dan profitabilitas
10
b. Untuk mengetahui kemampuan Bank dalam menyalahgunakan
semua asset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara
efisien.
2. Bank dan fungsinya
Bank merupakan lembaga keuangan yang berfungsi untuk
menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepda
masyrakat dan juga memberikana pelayanan kepada dalam bentuk
jasa-jsa perbankan. Dapat dikatakan bahwa kemajuan sektor
perbankan dapat dijadikan ukuran kemajuan suatu negara. Dengan
kata lain, Bank memiliki peran aktif dalam mengendalikan negara.
Gambar 1 fungsi utama bank ( Drs.Ismail.MBA.Ak)
Sedangkan tujuan perbankan adalah menunjang pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan
ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan
rakyat.
Bank
Pelayanan jasa Penyaluran dana
11
3. Analisis Laporan Keuangan Bank
Jenis Laporan Keuangan Bank dilakukan untuk memenuhi
kepentingan berbagai pihak seperti masyarakat,investor, dan pihak
internal Bank dan yang dimaksud Laporan Keuangan Bank di sini
mencangkup antara lain :
a. Neraca
Adalah laporan keuangan yang menunjukkan posisi keuangan yang
meliputi harta, kewajiban dan ekuitas Bank tanggal tertentu. yaitu
pada tanggal pelaporan tertentu. persamaan neraca dapat dirumuskan
sebagai berikut : Aset=Utang+Modal
Asset Bank
Secara umum asset Bank dapat diklasifikasikan dalam empat
kelompok besar, yaitu antara lain:
a) Kredit
Merupakan realisasi kredit yang diberikan kepada pihak ketiga
bukan Bank baik didalam maupun luar negeri. kredit biasanya
merupakan bagian terbesar dari asset Bank selain merupakan sumber
pendapatan utama Bank sekaligus bisa berpotensi sebagai kerugian
karena kredit macet.
a) Surat –Surat Berharga Yang Diperdagangkan
Pihak Bank memegang bentuk aktiva ini untuk mendapatkan
keuntungan bunga, untuk memenuhi kebutuhan likuiditas dan
12
b) Kas Dan Simpanan Pada Bank Lain
Kas pada umumnya meliputi mata uang dalam negeri maupun valuta
asing yang mempunyai catatan di Bank sentral. mata uang tersebut
dapat berupa uang kertas dan uang logam yang dipegang Bank untuk
berjaga-jaga jika sewaktu-waktu nasabah menarik simpanannya
tagihan pada Bank lain adalah semua tagihan kepada Bank yang bisa
tertagih dalam jangka waktu paling lama satu tahun. bentuk surat
tagihan ini bisa berupa cek,wesel,dan giro. simpanan pada Bank
sentral adalah giro milik Bank pada sentral atau simpanan untuk
memenuhi kewajiban giro wajib minimum. sedangkan simpanan
pada Bank merupakan simpanan Bank yang ada pada Bank lain.
c) Asset-aset lain
Yang ada pada pos ini adalah rekening-rekening aktiva lainnya yang
tidak dapat dimasukkan kedalam salah satu dari ketiga pos di atas
dan biasanya pos ini relative kecil.
Utang Dan Modal Bank
Bagian kewajiban dan modal Bank ini menggambarkan
sumber pendapatan Bank terbagi menjadi dua jenis yaitu : instrument
utang yaitu kewajiban – kewajiban Bank kepada pihak ketiga dan
komponen modal. instrumen utang memiliki karakteristik yang
berbeda menurut bunga yang dibayarkan, jangka waktu pembayaran,
apakah mendapatkan jaminan dari Bank sentral dan apakah dapat
13
komponen modal berbeda antara lain menurut harga saham,
pendapatan bersih yang dibayarkan sebagai deviden dan lain-lain.
dan pos-pos yang ada pada utang dan modal antar lain:
a) Giro yaitu simpanan dari pihak ketiga kepada Bank yang
penarikannya dapat dilakukan setiap waktu dengan
mempergunakan suatu perintah pembayaran seperti cek atau
dengan cara pemindah bukuan.
b) Tabungan yaitu simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya
dapat dilakukan menurut syarat – syarat tertentu yang ditetapkan
oleh pihak Bank.
c) Deposito yaitu simpanan pihak ketiga pada Bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu
menurut perjanjian antara pihak ketiga dan Bank bersangkutan.
d) Pinjaman yang diterima yaitu pinjaman yang diterima dari dalam
negeri dan luar negeri baik berasal dari Bank maupun yang
berasal bukan dari Bank.
e) Modal yang ada dalam pos ini adalah modal yang disetorkan oleh
pemilik atau pemegang saham. dana setoran modal berupa agio
saham yaitu surplus setoran modal yang diterima oleh Bank
sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya.
cadangan umum yaitu cadangan – cadangan yang dibentuk dari
penyisaan laba atau laba bersih yang mendapat persetujuan dari
14
tahun lalu yang ditanamkan kembali modal oleh para pemegang
saham.
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan yang menggambarkan
pendapatan dan beban pada periode tertentu. Laporan laba rugi pada
umumnya di pergunakan oleh Bank terdiri dari penerimaan yang
terutama berasal dari pendapatan bunga dari kredit yang diberikan
oleh Bank kepada nasabah berbagai bentuk. disamping itu Bank
memperoleh penerimaan nonbunga yang berasal dari transaksi
investasi berbentuk surat berharga, dari pemberian jasa perbankan,
seperti jasa transfer uang ,jual beli valuta asing, jasa titipan
surat-surat berharga dan jasa –jasa perbankan lainnya. biaya yang
merupakan beban Bank terdiri dari biaya bunga atas beberapa pos
pasiva neraca Bank, biaya-biaya operasional seperti gaji, upah dan
berbagai unsur pendapatan karyawan lainnya, biaya sewa gedung,
biaya perawataan gedung dan peralatan, pajak biaya penyusutan
aktiva tetap, biaya iklan promosi ,dan lain-lain termasuk dalam biaya
nonbunga.
Setelah diketahui nilai seluruh pendapatan dan nilai biaya
secara keseluruhan, angka laba atau rugi dapat ditemukan. apabila
nilai total pendapatan lebih besar dari pada nilai total biaya untuk
15
apabila nilai total pendapatan lebih kecil dari pada nilai total biaya
maka Bank akan mengalami kerugian.( Kuncoro hal 541-544 .2002).
4. Analisis penilaian Kinerja Bank
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/ 23 /2004DPNP
kepada semua Bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional di Indonesia tanggal 31 Mei 2004 di Jakarta yang sesuai
dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tentang
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank meliputi penilaian pada faktor-faktor CAMELS
antara lain :
a. Menentukan peringkat komponen dari aspek CAMELS
1. Permodalan(Capital)
Peranan modal sangat penting karena selain digunakan
untuk kepentingan ekspansi juga sebagai buffer untuk
menyerahkan kegiatan usaha. dalam hal ini Bank wajib
memenuhi KPPM yang berlaku dan untuk peningkatan modal
selain adanya kebijakan yang mengarah kepada kapitalisasi juga
perlu adanya dukungan dan komitmen dari pemegang saham
pengendali. Modal Bank terdiri dari modal inti (Tier1),Modal
pelengkap (Tier2) dan Modal Pelngkap tambahan (Tier3).
Khusus untuk Tier 3 hanya diperuntukan dalam hal Bank
terekspos resiko pasar sesuai ketentuan yang berlaku sedangkan
16
kredit juga dapat digunakan untuk menutup resiko pasar.
Pengelolaan atas resiko yang melekat dalam aktivitas Bank
dapat mempengaruhi besaran modal Bank yang terjamin dari
resiko KPPM yang mengindikasikan tingkat solvabilitas suatu
Bank.
Penilaian faktor permodalan meliputi beberapa
komponen yang digunakan antara lain :
a) Kecukupan Pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum (KPMM) Terhadap ketentuan yang berlaku.
Rumus yang digunakan :
Tier1 + Tier2 −penyertaan
ATMR x100%
Kriteria penilaian komponen ini adalah sebagai berikut:
i. Peringkat 1
Rasio KPMM lebih tinggi sangat signifikan dibandingkan
dengan rasio KPMM yang ditetapkan dalam ketentuan atau
rasio KPMM ≥ 12%.
ii. Peringkat 2
Rasio KPMM lebih tinggi secara cukup signifikan
dibandingkan dengan rasio KPMM yang ditetapkan dalam
ketentuan atau 9% ≤ rasio KPMM < 12%.
iii. Peringkat 3
Rasio KPMM lebih tinggi secara KPMM yang ditetapkan
17
iv. Peringkat 4
Rasio KPMM dibawah ketentuan yang berlaku atau 6% <
rasio KPMM < 8%.
v. Peringkat 5
Rasio KPMM dibawah ketentuan yang berlaku dan Bank
cenderung menjadi tidak solvable atau rasio KPMM ≤ 6%.
b) Komposisi permodalan
Tier1
Tier2x100%
Kriteria peringkat untuk komposisi permodalan adalah
sebagai berikut:
i.Peringkat 1
Tier 1 > 150%(Tier 1+Tier 3).
ii.Peringkat 2
125% (Tier 2+Tier 3) < Tier 1 ≤ 150% (Tier 2+Tier 3).
iii.Peringkat 3
100%(Tier 2+Tier 3) < Tier 1 ≤125%(Tier 2+Tier3).
iv.Peringkat 4
Jumlah (nominal)Tier 1 semakin menurun cukup signifikan
atau 75% (Tier 2+Tier 3)<Tier 1 < 100% (Tier 2+Tier 3).
v.Peringkat 5
Jumlah (nominal) Tier1 semakin menurun secara drastis dan
mengarah kepada modal negative atau Tier 1 <75%
18
c) Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan
Modal Bank
APYD
Modal Bankx100%
Kriteria peringkat untuk aktiva produktif ini adalah sebagai
berikut:
i. Peringkat 1
Besarnya APYD relative sangat kecil dibandingkan dengan
Modal Bank atau rasio APYD <5%.
ii. Peringkat 2
Besarnya APYD relative kecil dibandingkan dengan Modal
Bank atau 5%<Rasio <20%.
iii. Peringkat 3
d) Kemampuan Bank memelihara kebutuhan penambahan modal
yang berasal dari keuntungan.
Deviden pay out ratio
deviden
19
Retention Rate (RR)
laba ditahan
modal rata−rataX100%
Kriteria untuk peringkat komponen ini adalah sebagai berikut:
i. Peringkat 1
Penambahan Modal yang berasal dari laba ditahan sangat
signifikan atau DPO <15%RR>85%.
ii. Peringkat 2
Penambahan Modal yang berasal dari laba ditahan cukup
signifikan atau 15% ≤rasio DPO <25%rasio RR75≤RR<85%.
iii. Peringkat 3
Penambahan Modal yang berasal dari laba ditahan
proporsional atau 25% ≤ rasio DPO <35%Rasio RR
65%.≤RR<75%.
iv. Peringkat 4
Penambahan Modal yang berasal dari laba ditahan relative
rendah atau 35%≤rasio DPO <45%,rasio RR55%.≤RR<65%.
v. Peringkat 5
Bank tidak memiliki kemampuan untuk menambah modal yang berasal dari laba ditahan atau DPO ≥45%,Rasio RR<55%.
e) Akses kepada sumber permodalan
Earning per share (EPS)
20
Kriteria peringkat pada komponen ini adalah sebagai berikut:
i.Peringkat 1
Bank setiap saat dapat melakukan IPO dan memperoleh
tambahan modal dari sumber-sumber permodalan lainnya.
ii.Peringkat 2
Bank cukup memenuhi syarat untuk melakukan IPO dengan
kriteria tambahan lain dan dapat mengakses sumber-sumber
lainnya namun memerlukan waktu dan biaya yang tinggi.
iii.Peringkat 3
Bank sulit memenuhi syarat untuk melakukan IPO dan
untuk mengakses sumber-sumber permodalan lainnya.
iv.Peringkat 4
Bank tidak memenuhi syarat untuk melakukan IPO dan
tidak memiliki akses pada sumber-sumbernya permodalan
lainnya.
2. Kualitas Aktiva (Assets)
Kualitas asset merefleksikan besarnya resiko kredit yang
secara potensial dihadapi bank dikaitkan dengan portofolio
pinjaman dan investasi kepemilikan asset lainnya serta transaksi
rekening administrasi.Penilaian faktor kualitas aktiva antara lain
dilakukan dengan penilaian komponen-komponen berikut:
a) Kualitas aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan
dengan total aktiva produktif.
Rumus yang digunakan :
APYD
21
Kriteria peringkat komponen ini adalah sebagai berikut:
i.
Peringkat 1Rasio sangat rendah atau sangat tidak signifikan atau rasio≤0,5%.
ii. Peringkat 2
Rasio rendah atau sangat tidak signifikan atau 0,5%< rasio≤3%%.
iii. Peringkat 3
Rasio moderat atau rasio berkisar antara 3% sampai
dengan 6%.
iv. Peringkat 4
Rasio relatife tinggi atau 6% <rasio ≤12%.
v. Peringkat 5
Rasio sangat tinggi atau rasio >12%.
b) Tingkat kecukupan penyisihan penghapusan aktiva
produktif (PPAP)
Rumus yang digunakan :
PPAP yang telah dibentuk
PPAP yang wajib dibentukX100%
Kriteria untuk peringkat komponen ini adalah sebagai
berikut
i.Peringkat 1
PPAP yang dibentuk secara signifikan lebeih tinggi dai
22
ii.Peringkat 2
PPAP yang dibentuk lebih tinggi dari PPAP yang wajib
dibentuk atau 105%< Rasio ≤110%.
iii.Peringkat 3
PPAP yang dibentuk relative sama atau rasio berkisar antara
100% sampai dengan 105% atau 100% <Rasio ≤105%.
iv.Peringkat 4
PPAP yang dibentuk lebih kecil dari PPAP yang wajib
dibentuk atau 70%<Rasio <110%.
v.Peringkat 5
PPAP yang dibentuk secara signifikan lebih kecil
dibandingkan dengan PPAP yang wajib dibentuk atau Rasio
<70%.
3. Manejemen
Penilaian faktor manejemen dapat dilihat dari tiga komponen yaitu penerapan prinsip-prinsip manejemen umum yang
mencerminkan kualitas tata kelola organisasi Bank
kemampuan pengurus Bank untuk mengidentifikasi,
mengukur,memonitor, dan mengendalikan resiko-resiko yang
yang melekat pada seluruh aktivitas Bank serta kepatuhan
Bank terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. faktor ini
juga mencerminlkan kemampuan mengurus bank dalam
23
penilaian faktor ini harus pula mempertimbangkan hasil
penilaian faktor lainnya seperti faktor lainnya seperti: faktor
permodalan, kualitas asset, rentabilitas, likuiditas,dan
sensitifitas terhadap resiko pasar.secara umum pengurus Bank
harus terlibat aktif dalam operasional sehari-hari termasuk
menyusun pedoman kebijakan, system dan prosedur yang jelas
berkaitan dengan tingkat/batasan resiko yang sesuai dengan
sasaran ,tujuan kebijakan dan strategy usaha Bank. penilaian
pada faktor ini dapat mencerminkan kemampuan pengurus
Bank dalam mengelola seluruh aspek operasional Bank.
Penilaian faktor manejemen ini terdiri dari tiga
komponen kualitatif yang memiliki tingkat signifikan yang
relative sama yaitu:
a) Manejemen umum
b) Penerapan system manejemen resiko
c) Kepatuhan Bank
4. Earning
Penilaian faktor ini terdiri dari beberapa komponen yang
digunakan antara lain:
a) Pengembalian atas aktiva (Return on Asset),
Rumus yang digunakan :
laba sebelum pajak
24
Kriteria peringkat komponen adalah sebagai berikut:
i. Peringkat 1
Perolehan laba sangat tinggi atau ROA >1,5%.
ii. Peringkat 2
Perolehan laba tinggi atau 1,25 %<ROA ≤1,5%.
iii. Peringkat 3
Perolehan laba cukup tinggi atau rasio ROA berkisar antara
0,5%sampai dengan 1,25%.
iv. Peringkat 4
Perolehan laba rendah atau cenderung mengalami kerugian (ROA mengarah negative) atau 0,0%<ROA ≤ 0,5%.
v. Peringkat 5
Bank mengalami kerugian yang besar (ROA negative) atau ROA ≤0,0%.
b) Pengembalian atas ekuitas (Return on Equity),
Rumus yang digunakan
laba setelah pajak
rata−rata modal intiX100%
Kriteria Peringkat komponen ini adalah sebagai berikut :
i. Peringkat 1
Perolehan laba sangat tinggi atau ROE >15%.
ii. Peringkat 2
25
iii. Peringkat 3
Perolehan laba cukup tinggi atau rasio ROE berkisar
antara 5%.sampai dengan12,5%.
iv. Peringkat 4
Perolehan laba rendah atau cenderung mengalami
kerugian (ROE mengarah negative) atau 0,0%<ROE
≤0,5%.
v. Peringkat 5
Bank mengalami kerugian yang besar (ROE negative)atau
ROE ≤0,0%.
c) Margin bunga bersih (Net Interest Margin),
Rumus yang digunakan :
pendapatan bunga bersih
rata−rata aktiva produktifX100%
Kriteria Peringkat komponen ini adalah sebagai berikut:
i. Peringkat 1
Marjin bunga bersih sangat tinggi atau NIM >3%.
ii. Peringkat 2
Marjin bunga bersih tinggi atau 2% <NIM ≤3%. iii. Peringkat 3
Marjin bunga bersih cukup tinggi atau rasio NIM berkisar
antara 1,5% sampai dengan 2%.
iv. Peringkat 4
Marjin bunga bersih rendah mengarah negative atau 1%
26
v. Peringkat 5
Marjin bunga bersih amat rendah atau NIM ≤1%.
d) Biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan
operasional
Rumus yang digunakan
Total Beban Opersional
Total Pendapatan Operasional x100%
Kriteria peringkat komponen adalah sebagai berikut:
i. Peringkat 1
Tingkat efisiensi sanagt baik atau BOPO ≤ 90%.
ii. Peringkat 2
Tingkat efisiensi baik atau 90% <BOPO ≤ 94%.
iii. Peringkat 3
Tingkat efisiensi cukup baik atau rasio BOPO berkisar antara ≤ 94% sampai dengan 96%.
iv. Peringkat 4
Tingkat efisiensi buruk atau 96% < BOPO ≤ 100% .
v. Peringkat 5
Tingkat efisiensi sanagat buruk atau BOPO >100%.
5. Likuiditas
Penilaian aspek likuiditas mencerminkan tingkat
kemampuan Bank untuk mengelola tingkat likuiditas yang
memadai guna memenuhi kewajibannya secara tepat waktu dan
untuk memenuhi kebutuhan lainnya. penilaian faktor likuiditas
27
a) Loan Deposit Ratio (LDR)
Rumus yang digunakan:
Kredit
Dana pihak ketigaX100%
Kriteria peringkat komponen ini adalah sebagai berikut :
i. Peringkat 1
50<Rasio ≤75%.
ii. Peringkat 2
75% <Rasio ≤85%.
iii. Peringkat 3
85% <Rasio ≤100% atau Rasio ≤50%.
iv. Peringkat 4
100< Rasio ≤120%.
v. Peringkat 5
Rasio >120%
6. Sensitifitas terhadap Risiko Pasar
Sensitifitas terhadap resiko pasar adalah tingkat
kepekaan asset terhadap suku bunga dan nilai tukar. Penilaian
faktor sensitivitas terhadap risiko pasar dalam penilaian tingkat
kesehatan Bank merupakan penilaian terhadap kemampuan
modal Bank untuk mengcover akibat yang ditimbulkan oleh
perubahan resiko pasar alam berbagai scenario. resiko pasar
yang dapat dinilai meliputi resiko suku bunga dan resiko nilai
28
penilaian penerapan manejemen resiko pasar antara lain
dilakukan dengan penilaian komponen-komponen berikut;
a) Sensitifitas suku bunga
Ditunjukan oleh perubahan NIM Bank akibat
perubahan suku bunga. tingkat sennsitifitas Bank terhadap
perubahan suku bunga sangat bergantung kepada
karakteristik instrument keuangan yang membentuk
portofolio Bank tersebut, antara lain jatuh tempo, dan
karakteristik suku bunga Bank. Potensial loss suku bunga
bank dan ekses modal Adalah kemungkinan kerugian yang
dialami Bank akibat perubahan perubahan suku bunga.
Ekses modal adalah kelebihan modal dari modal minimum
yang ditetapkan yang digunakan untuk antisipasi resiko
suku bunga,dimana ekses modal dialokasikan sebesar 50%
untuk resiko bunga dan sebesar 50% untuk sisa resiko nilai
tukar.
Rumus yang digunakan :
ekses modal
29
b) Sensitifitas nilai tukar
Ditunjukkan oleh perubahan earning Bank akibat
perubahan nilai tukar. perubahan earning akan tergantung
kepada posisi gap Bank. Potensial nilai tukar dan ekses
modal adalah kemungkinan loss yang dialami Bank akibat
perubahan nilai tukar. Ekses modal adalah kelebihan modal
dari modal minimum yang ditetapkan yang digunakan untuk
antisipasi resiko nilai tukar.
Rumus yang digunakan :
ekses modal
potential loss nilai tukarX100%
b. Menentukan Peringkat Aspek Kuantitatif Dan Kualitatif
Setelah menentukan peringkat komponen langkah berikutnya
adalah menentukan peringkat faktornya. Namun sebelum menentukan
peringkat faktor terlebih dahulu menentukan aspek kuantitatif dan
kualitatif pada masing-masing faktor yang telah ditetapkan dan diberi
bobot sesuai dengan derajat.
1. Penetapan peringkat faktor permodalan
a. Aspek kuantitatif Permodalan
Setiap komponen di aspek kuantitatif pada faktor permodalan
yang telah ditetapkan peringkatnya diberikan bobot sesuai dengan
derajat signifikannya yaitu sebesar 30 % untuk komponen
1(KPMM) komponen 2 (komponen permodalan)dan 20%
30
a) Setelah itu peringkat masing-masing komponen diberi nilai
sesuai dengan tabel dibawah ini kemudian nilai tersebut
dijumlahkan untuk mendapatkan nilai faktor.
Tabel 2.1
b) Setelah nilai diperoleh kemudian ditentukan peringkat faktor
sebagaimana dimaksud pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.2
b. Aspek kualitatif permodalan
Setiap komponen di aspek kualitatif pada faktor permodalan yang
telah ditetapkan peringkatnya diberikan bobot sesuai dengan derajatnya
yaitu komponen 5 (kemampuan Bank dalam memelihara kebutuhan
penambahan modal yang berasal dari keuntungan komponen 7 (akses
kepada sumber modal )
a) Setelah itu peringkat masing-masing komponen diberi nilai sesuai
dengan tabel 2.3 kemudian nilai dijumlahkan untuk mendapatkan nilai
31
b) Setelah nilai diperoleh kemudian ditentukan peringkat faktor
sebagaimana dimaksud pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.4
Sumber :lampiran SE No 6/73 24 desember 2004 PBI
2. Menentukan peringkat faktor Permodalan
a. Setelah peringkat aspek kualitatif dan kuantitatif diketahui maka
ditentukan peringkat faktor permodalan dengan menggunakan tabel
2.5 dibawah ini adapun bobot untuk peringkat aspek kuantitatif dan
aspek kualitatif masing-masing 60% dan 40%.
Tabel 2.5
Penentuan skor faktor permodalan
Bobot Parameter 1 2 3 4 5 60% Parameter kuantitatif 30 24 18 12 6
40% Parameter kualitatif 20 16 12 8 4
100% Total 50 40 30 20 10
Sumber :lampiran SE No 6/73 24 desember 2004 PBI
b. Setelah faktor permodalan didapat,kemudian ditetapkan peringkat
32
Tabel 2.6
Penentuan peringkat faktor permodalan
Peringkat Skor
2. Penetapan peringkat faktor kualitas asset
a. Menentukan peringkat aspek kuantitatif dan kualitatif
Komponendi aspek kuantitatif pada faktor asset yang telah
ditetapkan peringkatnya diberikan bobot sesuai dengan derajatnya
signifikannya yaitu sebesar 30% untuk komponen 1 APYD
dibandingkan total aktiva produktif dan komponen 4 ( tingkat
kecukupan PPAP)
a) Setelah itu peringkat masing-masing komponen diberi nilai
sesuai dengan tabel 2.7 kemudian nilai tersebut dijumlahkan
untuk mendapatkan nilai faktor.
Tabel 2.7
Penentuan skor aspek kuantitatif
Bobot Par kuantitaitf 1 2 3 4 5
30% 1 15 12 9 6 3
20% 4 10 8 6 4 2
Total skor 25 20 15 10 5
Sumber :lampiran SE No 6/73 24 desember 2004 PBI
b) Setelah nilai diperoleh kemudian ditentukan peringkat faktor
33
b. Penentuan peringkat faktor kualitas asset
a) Setelah peringkat aspek kualitatif dan kuantitatif diketahui maka
ditentukan peringkat faktor kualitas asset dengan menggunakan
tabel 2.9 dibawah ini adapun bobot untuk peringkat aspek
kuantitatif dan aspek kualitatif masing-masing 60% dan 40%.
Tabel 2.9
Penentuan skor faktor kualitas asset
Bobot Parameter 1 2 3 4 5
60% Parameter kuantitatif 30 24 18 12 6 40% Parameter kualitatif 20 16 12 8 4
100% Total 50 40 30 20 10
Sumber :lampiran SE No 6/73 24 desember 2004 PBI
b) Setelah skor asset didapat kemudian ditetapkan peringkat faktor
asset sesuai dengan skor faktor terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.10
3. Penetapan peringkat komponen manejemen umum
34
a) Penentuan komponen manejemen umum /GCG diperoleh dari
penjumlahan dari 6 indikator manejemen umum antara lain
struktur dan komposisi pengurus Bank ,penanganan conflik of
interst ,indenpendesi pengurus Bank,kemampuan untuk
membatasi atau mencegah penurunan kualitas GCG,transparasi
informasi dan edukasi nasabah dan efektifitas kinerja konflik.
Tabel 2.11
Penentuan skor komponen manejemen umum
Indikator 1 2 3 4 5
b) Setelah skor komponen manejemen umum diperoleh,maka
ditentukan peringkat komponen manejemen umum sebagaimana
pada table dibawah ini:
Tabel 2.12
Penentuan peringkat komponen manejemen umum
Peringkat Skor
35
a) Penentuan komponen manejemen resiko diperoleh dari
penjumlahan dari 4 indikator antara lain:
Tabel 2.13
Penentuan skor manejemen resiko
Indikator 5 4 3 2 1
Pengawasan aktif dewan komisaris & direksi 185 148 111 74 37
Kecukupan kebijakan prosedur &penetapan limit 190 152 114 76 38
Kecukupan proses identifikasi ,pengukuran pengendalian resiko serta system informasi menejemen
140 112 86 56 28
System pengendalian intern yang menyeluruh 185 148 111 74 37
Total 700 560 422 280 140 Sumber :lampiran SE No 6/73 24 desember 2004 PBI
b) Setelah skor komponen manejemen resiko diperoleh ,maka
ditentukan peringkat komponen manejemen resiko
Tabel 2.14
Penentuan peringkat komponen manejemen resiko
Peringkat Skor
c. Penentuan peringkat komponen kepatuhan
a) Penentuan peringkat komponen kepatuhan didapat dari nilai
kepatuhan yang dijumlahkan terlihat pada tabel dibawah ini: :
Tabel 2.15
Penentuan skor komponen kepatuhan Bank
36
b) Setelah nilai komponen didapat barulah ditentukan peringkat kompenen kepatuhan Bank Sebagaimana pada tabel dibawah ini
Tabel 2.16
Penentuan peringkat komponen kepatuhan Bank
Peringkat Skor
Penentuan peringkat faktor manejemen.
Penentuan nilai faktor dapat dilakukan setelah diketahui peringkat dari
masing-masing komponen manjemen terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.17
Penentuan skor faktor manejemen
Bobot 1 2 3 4 5
37
4. Penetapan peringkat faktor earning
a. Menentukan aspek kuantitatif
Komponen di aspek kuantitif pada faktor earning yang telah
ditetapkan peringkatnya diberikan bobot sesuai dengan
derajatnya signifikan yaitu sebesar 30 % untuk ROA Dan ROE
20% untuk NIM dan BOPO
a) Setelah itu peringkat masing-masing komponen diberi nilai
sesuai dengan tabel 2.19 kemudian nilai tersebut dijumlahkan
untuk mendapatkan nilai faktor.
Tabel 2.19
Penentuan skor aspek kuantitaif
Bobot Part kuantitatif 1 2 3 4 5
b) Setelah nilai faktor diperoleh kemudian ditentukan peringkat
faktor sebagaimana dimaksud pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.20
Penentuan peringkat aspek kuantitatif
38
b. Penentuan peringkat faktor earning
a) Setelah peringkat aspek kualitatif dan kuantitatif diketahui maka
ditentukan peringkat faktor earning dengan menggunakan tabel
2.21 dibawah ini adapun bobot untuk peringkat aspek kuantitatif
dan aspek kualitatif masing-masing 60% dan 40%.
Tabel 2.21
Penentuan skor faktor earning
Bobot Parameter 1 2 3 4 5
60% Parameter kuantitatif 30 24 18 12 6 40% Parameter kualitatif 20 16 12 8 4
100% Total 50 40 30 20 10
Sumber :lampiran SE No 6/73 24 desember 2004 PBI
b) Setelah skor faktor earning didapat kemudian ditetapkan
peringkat faktor sebagaimana pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.22
Penentuan peringkat faktor earning
Peringkat Skor
5. Penetapan peringkat faktor likuiditas
a. Menentukan aspek kuantitaif
Komponen di aspek kuantitatif pada faktor likuiditas yang telah
ditetapkan peringkatnya diberikan bobot sesuai dengan
39
a) Setelah itu peringkat masing-masing komponen diberi nilai sesuai
dengan tabel 2.23 kemudian nilai tersebut dijumlahkan untuk
mendapatkan nilai faktor.
Tabel 2.23
Penentuan skor aspek kuantitatif
Bobot Part kuantitatif 1 2 3 4 5
20% 3 10 8 6 4 2
Total 10 8 6 4 2
Sumber :lampiran SE No 6/73 24 desember 2004 PBI
b) Setelah nilai faktor diperoleh kemudian ditentukan peringkat
faktor sebagaimana dimaksud pada tabel dibawah ini:
Tabel2.24
Penentuan peringkat aspek kuantitatif Peringkat Skor
b. Penentuan peringkat faktor likuiditas
a) Peringkat faktor didapat setelah peringkat aspek kualitatif dan
kuantitatif diketahui dimana untuk aspek kuantitatif diberi bobot
yang lebih tinggi yaitu 60% sedangkan untuk aspek kualitatif diberi
bobot 40%.
Tabel 2.25
Penentuan skor faktor likuiditas
Bobot Parameter 1 2 3 4 5 60% Parameter kuantitatif 30 24 18 12 6
40% Parameter kualitatif 20 16 12 8 4
100% Total 50 40 30 20 10
40
b) Setelah nilai faktor didapat ,kemudian ditetapkan peringkat faktor
likuiditas sesuai dengan nilai faktor sebagaimana disajikan pada
tabel dibawah ini:
Tabel 2.26
Penentuan peringkat faktor likuiditas
Peringkat Skor
6. Penetapan peringkat faktor sensitifitas terhadap resiko pasar
Komponen di aspek kuantitatif pada faktor sensitifitas yang
telah ditetapkan peringkatnya diberikan bobot sesuai dengan
derajatnya signifikan yaitu sebesar 30 % untuk komponen
sensitifitas bunga dan sensitifitas nilai tukar.
a) Setelah itu peringkat masing-masing komponen diberi nilai
sesuai dengan tabel 2.27 kemudian nilai tersebut dijumlahkan
untuk mendapatkan nilai faktor
Tabel 2.27
b) Setelah nilai faktor diperoleh kemudian ditentukan peringkat
41 c. Penentuan Peringkat Komposit CAMELS
Penentuan ini dihasilkan dari kombinasi peringkat faktor
camels. penentuan peringkat komposit ini dapat juga dilakukan
dengan judgement dengan mempertimbangkan karakteristik Bank agar
tingkat kesehatan suatu Bank mencerminkan kondisi yang sebenarnya
setelah diketahui seluruh peringkat pada faktor camels, maka
dilakukan penentuan peringkat komposit berdasarkan perhitungan
serta pembobotan yang telah dilakukan ,sebagaimana disajikan pada
tabel berikut:
Tabel 2.29 Penentuan Nilai komposit
42
d. Tingkat Kesehatan Bank
Berdasarkan tata cara penilaian komponen dalam faktor
camels,predikat tingkat kesehatan bank disesuaikan dengan
ketentuan Surat Edaran Bank Indonesia nomor 16 /10/PBI/2004
tanggal 12 april 2004 sebagai berikut:
Tabel 2.6
Ketentuan Standart Tingkat Kesehatan Bank Umum Peringkat komposit Skor Predikat
1 Skor 45 Sangat sehat
2 35≤skor45 Sehat
3 25≤skor35 Cukup sehat
4 15≤skor25 Kurang sehat
5 10≤skor15 Tidak sehat
Sumber :lampiran SE No 6/73 24 desember 2004 PBI
C.KERANGKA PIKIR
Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian
mengenai pengaruh rasio CAMELS. Dan berdasarkan penjelasan yang
telah dikemukakan di atas. maka dapat digambarkan dalam model
kerangka pikir yang menggambarkan tentang Analisis Kinerja
Keuangan PT Bank Mandiri Tbk sebagai berikut:
43
Gambar 2 Kerangka pikir
Sumber :Surat Keputusan Bank Indonesia 2004,Kuncoro 2002)
Berdasarkan kerangka pikir diatas bahwa dalam menganalisis
Kinerja Keuangan Bank yaitu data laporan keuangan PT Bank
Mandiri Tbk. dilakukan penghitungan dengan menggunakan metode
CAMELS kemudian dapat melakukan Analisis Kinerja Keuangan
Bank tersebut,setelah melakukan analisis dan penghitungan Kinerja
Keuangan, maka dapat diketahui bagaimana Kinerja Keuangan PT
Bank Mandiri Tbk tersebut sehat dengan standart 35 ≤skor45 dan tidak sehat dengan standart 10≤skor15.
Bank Indonesia
Laporan Keuangan PT Bank Mandiri Tbk Tahun 2009-2011
Kinerja Keuangan Bank
Tidak sehat (≤ 15) Sehat
(35 <skor≤ 45)
44
D.HIPOTESIS
Berdasarkan dari latar belakang, penelitian terdahulu dan teori
Sehingga peneliti dapat mengambil hipotesis yaitu: Kinerja Keuangan
PT Bank Mandiri Tbk cukup sehat ditinjau dari Aspek