Bangkitlah Bangsaku Bangkitlah Negeriku
Written by Administrator
Saturday, 17 April 2010 07:21 -
Berbagai permasalahan yang belakangan melanda Indonesia sangat beragam, mulai dari masalah kebudayaan, pendidikan, hingga politisasi dalam berbagai aspek. Berbagai masalah yang beberapa diantaranya tiba-tiba menghilang tanpa sebuah penyelesaian kongkrit,
sebenarnya bisa mendapatkan kejelasan jika kita menelaah lebih lanjut apa yang sebenarnya terjadi, kenapa bisa terjadi, siapa saja pihak-pihak yang terkait, hingga dampak apa saja yang muncul.
Setelah menelaah lebih lanjut hal-hal tersebut barulah kita dapat merumuskan kira-kira solusi apa yang dapat diupayakan. Dalam mencari solusi, kita harus melihat dari berbagai sudut pandang, tidak lantas menjustifikasi pendapat kitalah yang paling benar. Hal yang paling penting dari semua ini adalah melakukan aksi nyata untuk mengimplementasikan solusi yang telah dipikirkan. Berbagai masalah ini pula yang kemudian menjadi penyebab terjadinya krisis dimensional di Indonesia.
Contoh kongkrit yang dibahas dalam buku ini diantaranya adalah apa yang terjadi beberapa bulan yang lalu menjelang pemilu 2009. UUD Parliamentary Treshold yang diubah sehingga menghilangkan perolehan suara dari partai-partai yang tidak lolos. Akibatnya, ketika calon legeslatif meraih banyak suara, sedangkan partai yang mengusungnya tidak lolos 20 persen suara, maka suara yang diperoleh tersebut hilang. Hilangnya kemana? Ternyata yang menghilangkan suara adalah BPP. Suara tersebut bisa ditempatkan di partai yang lolos baik di peringkat satu, dua, tiga, ataupun lima. Jadi, perolehan BPP ini secara matematis
menguntungkan caleg partai-partai besar yang lolos mengikuti kontes pemilu. Sementara itu, caleg yang benar-benar dipilih oleh suara rakyat hilang, sirna begitu saja.
Krisis multidimensional di negara kita hari ini yang harus segera dihadapi adalah bagaimana membangun karakter bangsa yang memiliki jati diri kemandirian dalam menempuh
perkembangan ke depan. Selain itu, bagaimana nilai pendidikan, ekonomi, sosial, politik, budaya, dan agama dapat terangkai sebagai bentuk kedewasaan masyarakat. Diharapkan semua hal itu bisa berkonstribusi bagi bangsa dan negara yang berasaskan multibudaya,
multiagama, multibahasa, dan selalu menjunjung tinggi makna dan nilai-nilai keluhuran atas hak asasi manusia yang hidup untuk meraih kesejahteraannya.
Maka, buku Menenam Benih Menuju Indonesia Jernih sebagai rekaman diskusi mingguan dan
Bangkitlah Bangsaku Bangkitlah Negeriku
Written by Administrator
Saturday, 17 April 2010 07:21 -
bulanan oleh Forum Rumah Baca Cerdas (RBC) Malang dapat dijadikan out put rutinitas kelanggengan wacana dinamis untuk masyarakat. Kehadiran RBC bertujuan bagaimana mengedepankan nilai-nilai intelektualitas bangsa yang kian hari kian meresahkan dan mengkhawatirkan bagi generasi muda.
Dalam menapak usia yang ke 70 tahun, Prof H. A. Malik Fadjar MSc mengamati pergumulan yang bagaimana yang dapat ber-istiqomah dan tetap lestari dalam membangun masyarakat baca dan belajar. Salah satu caranya dengan membangun kelompok dinamis diskusi dalam sebuah forum. Sebab, sejak ribuan tahun silam, hanya cara demikian yang mampu dan diyakini dapat meretaskan generasi-generasi muda baru yang nantinya dapat diandalkan dalam
pengabdian diri dan tanggungjawabnya sebagai pewaris bangsa Indonesia ini.
Dalam buku ini dapat kita amati dan kontemplasikan bersama di mana ruang kebutuhan belajar. Pembaca dapat merasakan berbagai persoalan dan pergulatan pemikiran seputar dinamika pergesekan sosial politik yang terjadi Indonesia. Buku ini juga tidak menanggalkan aspek dan benturan budaya maupun religi agar pembaca tidak jenuh dan bosan dengan pembahasan dan sajian materi yang terangkai dari berbagai sudut pandang. Harapannya, buku ini dapat
memenuhi kebutuhan pembaca yang berasal dari beragam kalangan dan berbeda kebutuhan. Mengingat lidah bangsa ini adalah lidah multikultural dan sangat beragam antara keinginan satu dengan keinginan yang lainnya, maka buku ini menyajikan bagaimana meramu dan meracik kebersamaaan rasa sehingga Indonesia bisa dikatakan benar-benar ber-Bhinneka Tunggala Ika, meskipun berbeda namun tetap satu tujuan yaitu berdaulat adil dan makmur.
Penyunting : Nazarudin Malik dan Jamsari Djeng Judul : Menanam Benih Menuju Indonesia Jernih Penerbit : UMM Press
Jumlah Halaman : 131