• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI ANTARA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN NEGARA REPUBLIK CHILI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI ANTARA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN NEGARA REPUBLIK CHILI"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

ELECTRONIC THESIS AND DISSERTATION UNSYIAH

TITLE

PERBANDINGAN KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI ANTARA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN NEGARA REPUBLIK CHILI

ABSTRACT

ABSTRAK

FAHRIL FIRMANSYAH, 2016

PERBANDINGAN KEWENANGAN MAHAKAMAH KONSTITUSI ANTARA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN NEGARA REPUBLIK CHILI

Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (vii, 61) pp.,bibl

Prof. Dr. Eddy Purnama, S.H., M.Hum

Kewenangan Mahkamah Konstitusi Negara Republik Indonesia dan Negara Republik Chili diatur dalam Undang-Undang Dasar atau Konstitusi di kedua Negara. Kewenangan Mahkamah Konstitusi Negara Republik Indonesia diatur pada Pasal 24C Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sedangkan Negara Republik Chili diatur pada Pasal 93 Chili’s Constitution 2015. Namun demikian perlu dikaji lebih lanjut bagaimana kewenangan Mahkamah Konstitusi di kedua negara tersebut dan apa yang menjadi persamaan dan perbedaannya.

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kewenangan Mahkamah Konstitusi antara Negara Republik Indonesia dengan Negara Republik Chili yang diatur dalam Undang-Undang Dasar di kedua negara dan juga untuk mengetahui apa saja persamaan dan perbedaan kewenangan Mahkamah Konstitusi di kedua negara tersebut.

Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif yang menggunakan data kepustakaan (library research) yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier, kemudian disajikan menggunakan pendekatan komparatif (perbandingan) dimana data-data tersebut dianalisis secara kualitatif

Hasil penelitian menunjukan bahwa persamaan kewenangan mahkamah konstitusi yang dimiliki oleh kedua Negara menunjukkan bahwa sama-sama mengakui adanya pengujian konstitusionalitas terhadap perundang-undang sebagai sarana penjamin agar peraturan tersebut tidak bertentangan dengan Konstitusi. Persamaan lainnya adalah sama-sama mengatur tentang pembubaran partai politik, memutuskan sengketa antar lembaga Negara, dan memutus perselisihan hasil Pemilu. Sedangkan perbedaannya terdapat pada melakukan pengujian formil terhadap proses pembentukan undang-undang, perubahan Konstitusi, dan perjanjian internasional, menyelesaikan persoalan konstitusionalitas atas sebuah dekrit (keputusan) dan pelaksanaannya, menyelesaikan persoalan ketidaklayakan penunjukan seorang menteri Negara.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kedudukan anak luar kawin dalam proses pewarisan menurut hukum Islam setelah putusan Mahkamah Konstitusi Republik

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 92/PUU-X/2012 Tentang Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Dalam Mengajukan Rancangan Undang-Undang. Peraturan Mahkamah

Peneliti pada Mahkamah Konstitusi, Abdul Ghoffar, yang menerima para peserta kunjungan studi tersebut memberikan penjelasan kepada para mahasiswa bahwa MK memiliki kewenangan

Di Indonesia kedudukan dan kewenangan mahkamah konstitusi lebih tinggi dari mahkamah agung namun tidak terlalu kuat dalam suatu penerapan putusan dan sudah diatur

Berdasarkan Pasal 24C ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Mahkamah Konstitusi berwenang menguji Undang-Undang terhadap

Constitutional Complaint oleh Mahkamah Konstitusi dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya: melakukan perubahan terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik

Pasal 24C ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) mengatur kewenangan Mahkamah Konstitusi (MK).Mahkamah

Demikian pula dalam Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, tidak menjelaskan dan merinci lembaga Negara mana yang menjadi pihak di Mahkamah Konstitusi, dan