• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Atribut Produk Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Varanus Oleh Penggemar Reptil di Bogor dan Sekitarnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Atribut Produk Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Varanus Oleh Penggemar Reptil di Bogor dan Sekitarnya"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS ATRIBUT PRODUK YANG MEMPENGARUHI

KEPUTUSAN PEMBELIAN

VARANUS

OLEH PENGGEMAR

REPTIL DI BOGOR DAN SEKITARNYA

Oleh

ARDHANA JANUAR E

H24076015

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)

ANALISIS ATRIBUT PRODUK YANG MEMPENGARUHI

KEPUTUSAN PEMBELIAN

VARANUS

OLEH PENGGEMAR

REPTIL DI BOGOR DAN SEKITARNYA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Manajemen

Institut Pertanian Bogor

OLEH

ARDHANA JANUAR E

H24076015

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(3)
(4)

Judul Skripsi : Analisis Atribut Produk Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Varanus Oleh Penggemar Reptil di Bogor dan Sekitarnya

Nama : Ardhana Januar E

NIM : H24076015

Menyetujui : Dosen Pembimbing,

Dr. Ir. Ma’mun Sarma. MS, M.Ec

NIP 195811221985031002

Mengetahui : Ketua Departemen,

Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc NIP 196101231986011002

(5)

ABSTRAK

ARDHANA JANUAR E. Analisis Atribut Produk yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Varanus Oleh Penggemar Reptil di Bogor dan Sekitarnya. Dibawah bimbingan MA’MUN SARMA

Varanus di Indonesia merupakan komoditi ekspor yang cukup menjanjikan tapi kurang begitu dilirik oleh pemerintah. Varanus selain di ekspor daging dan kulitnya, juga diekspor sebagai binatang peliharaan. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki jumlah spesies Varanus terbanyak dibandingkan dengan negara lain. Dari 35 spesies di dunia 20 spesies ditemukan di Indonesia bahkan jumlahnya masih terus bertambah. Seiring berjalannya waktu banyak spesies dan subspesies yang ditemukan di Indonesia.

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk: 1) Menganalisis proses keputusan pembelian Varanus yang dilakukan oleh para pengemar reptil.. 2) Menganalisis atribut Varanus apa saja yang dominan dan mendorong pembelian

Varanus pada para penggemar reptil.

Berdasarkan penelitian pada tahapan-tahapan proses keputusan pembelian

Varanus dapat diketahui bahwa pada tahap pengenalan keputusan pembelian, motivasi pembelian yang paling dominan adalah kebutuhan akan hobi, manfaat utama yang diharapkan dari pembelian adalah sebagai media hiburan, dan tingkat keterlibatan konsumen yaitu merasa ada yang kurang jika tidak memiliki Varanus. Pada tahap pencarian informasi, sumber informasi utama dan media yang paling mempengaruhi adalah internet dan teman. Unsur yang paling diperhatikan dari iklan Varanus adalah motif Varanus. Informasi produk yang menjadi fokus perhatian adalah kesempurnaan fisik, dan iklan berpengaruh dalam membeli

Varanus.

Pada tahap evaluasi alternatif, pertimbangan utama dalam membeli Varanus

dan ekspektasi yang menunjukkan indikator kualitas Varanus adalah spesifikasi motif. Pada tahap keputusan pembelian, alasan konsumen memilih Varanus

adalah fisiknya yang sempurna, tempat pembelian Varanus adalah melalui media internet, situasi keputusan adalah terencana, dan jenis Varanus yang paling banyak dibeli adalah V.Indicus. Pada tahap perilaku pasca pembelian, sikap pasca pembelian yang dirasakan oleh konsumensetalah membeli Varanus adalah puas.

Pada analisis faktor, hasil analisis faktor membentuk 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk Varanus. Faktor pertama terdiri variabel- variabel harga, jenis, fisik, warna, motif, tingkat perawatan, dan bentuk badan. Faktor kedua terdiri dari variabel lokaliti dan ukuran. Faktor ketiga terdiri dari variabel kepopuleran. Variabel harga, jenis, fisik, warna, motif, tingkat perawatan, dan bentuk badan Varanus merupakan variabel- variabel yang paling dominan dan mendorong keputusan pembelian

(6)

ABSTRACT

ARDHANA JANUAR E. Analyses of Product Attribute wich Affect Purchasing Desicions Varanus by Reptile Lovers Arround Bogor. Guidance by MA’MUN

SARMA

Varanus are pledge export commodity in Indonesia, but not really explore by indonesian goverment. Varanus can be exported as a pet a side from exported the meat and skin. Indonesia had most species Varanus compared with any other countries. From 35 species in the world theres 20 species can be found in Indonesia and the quantity are increased. As time goes by a lot species and subspecies founded more in Indonesia.

And the objective of this research are: 1) To analyses the purchasing decision of Varanus by reptile lovers. 2) To analyses the attribute of what dominan to push purchase of Varanus in for reptile lovers.

Based on research in a procceses purchasing decision in a step to buy Varanus can be known in a introducing purchasing decision, motivation of b uy the most dominant are needs of hobby, and the first benefit hope can be used as an entertained media and the level of consumer interactive are feels empty when they have no Varanus. In information research step, main source information and the most affect are internet and friends. The most feck unsure from Varanus advertise are motives of Varanus. Product information can be attention are perfectly phisically, and advertising can focused inVaranus purchasing.

In evaluation step alternative, the main factor in Varanus purchase and expectation showed quality indicator of Varanus are motives spesification. On a purchasing decision, consumer refer to choose Varanus are phisically perfect, a place to buy Varanus are from internet, decision situation are planned, and the most buyed Varanus are V.Indicus. In a step of after purchasing behaviour, the attitude after purchasing feels by consumen are satisfied.

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Malang, Jawa Timur pada tanggal 22 Januari 1986 sebagai anak dari Bapak Ardiansyah A.A dan Ibu Enny Endrayanti. Penulis merupakan anak Pertama dari tiga bersaudara. Jenjang pendidikan dimulai dari Taman Kanak-kanak (TK) Belimbing Indah Malang, melanjutkan pendidikan di sekolah dasar (SD) Pengadilan 5 Bogor. Penulis menyelesaikan pendidikan SMP pada tahun 2001 di SMPN 5 Bogor, dan menyelesaikan pendidikan SMA di SMAN 7 Bogor pada tahun 2004.

Pada tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor mengambil Program Studi Elektronik Teknologi Komputer, dan pada tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikan Sarjana di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor .

(8)

PRAKATA

Segala puji senantiasa dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian untuk menyelesaikan pendidikan Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini berjudul Analisis Atribut Produk Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Varanus Oleh Penggemar Reptil di Bogor dan Sekitarnya. Skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, maka kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan demi tercapainya hasil yang lebih baik. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta membalas kebaikan semua pihak yang telah memberikan doa, bantuan dan dukungannya kepada penulis, serta berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Bogor, Mei 2013

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadirat Allah SWT, akhirnya penulisan Skripsi Analisis Faktor-Faktor Atribut Produk Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Varanus Pada Penggemar Reptil di Bogor dan Sekitarnya dapat diselesaikan pada waktu yang telah direncanakan. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih serta penghargaan yang tidak terhingga kepada: 1. Bapak Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, MEc sebagai dosen pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan dengan penuh kesabaran kepada penulis.

2. Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.

3. Ibu Ir. Mimin Aminah, MM, selaku Ketua Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, IPB.

4. Kedua Orangtua penulis atas perhatian, doa restu, dukungan baik meteriil maupun non materiil yang selalu diberikan kepada penulis.

5. Bapak Deddy Cahyadi Sutarman, S.TP, MM atas saran dan bantuannya. 6. Seluruh dosen, staf dan pengurus Program Sarjana Alih Jenis Manajemen atas

ilmu serta bantuannya.

7. Seluruh keluarga penulis, yang selalu memberikan dukungan dan doa yang diberikan.

8. Isteri penulis Rachma Julia beserta keluarga atas dukungan serta doa yang diberikan.

(10)

DAFTAR ISI

2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 10

2.4.1 Faktor Budaya... 10

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... 21

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 22

3.4. Metode Pengambilan Sampel... 22

3.5. Metode Pengumpulan Data ... 22

(11)

3.7. Uji Reliabilitas... 24

3.8. Pengolahan dan Analisis Data... 25

3.8.1 Analisis Deskriptif ... 25

3.8.2 Analisis Faktor ... 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Varanus ... 28

4.2. Karakteristik Responden ... 28

4.3.Proses Keputusan PembelianVaranus ... 33

4.4. Analisis Faktor... 45

4.5. Implikasi Managerial ... 49

V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 51

2. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(12)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Data Jumlah Peserta Perlombaan Hewan Reptil Kelas Varanus ... 4

2 Uji Validitas ... 24

3. Item Total Statistics ... 25

4. Motivasi pembelian Varanus oleh penggemar reptil ... 35

5. Manfaat utama pembelian varanus yang dicari penggemar... 35

6. Pendapat penggemar Varanus jika tidak memiliki varanus... 36

7. Sumber informasi yang paling berpengaruh dalam pembelian varanus oleh penggemar reptil ... 38

8. Media yang palung berpengaruh dalam pembelian varanus oleh penggemar reptil... 38

9. Unsur yang paling diperhatikan penggemar reptil dari iklan varanus ... 39

10. Informasi produk yang menjadi fokus perhatian penggemar reptil ... 40

11. Pengaruh iklan terhadap pembelian Varanus oleh penggemar reptil 40

12. Pertimbangan utama Penggemar dalam membeli Varanus... 41

13. Ekspektasi penggemar reptil yang menunjukkan indicator kualitas varanus ... 42

14. Alasan penggemar reptil membeli Varanus ... 43

15. Tempat pembelian Varanus oleh penggemar reptil ... 43

16. Situasi keputusan pembelian Varanus oleh penggemar reptil ... 43

17. Jenis Varanus yang dibeli oleh penggemar reptil ... 44

18. Besarnya pengeluaran untuk membeli varanus ... 44

19. Sikap konsumen (Penggemar reptil) pasca pembelian varanus... 45

20. Nilai Communalities... 45

(13)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Varanus Salvator... 3

2. Varanus Examanthicus... 3

3. Prasinus, V.Macrei, V.Raisingeri (tree monitor) ... 4

4. Proses Pengambilan Keputusan ... 15

5. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 21

6. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 29

7. Karakteristik responden berdasarkan usia ... 29

8. Karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal ... 30

9. Karakteristik responden berdasarkan jumlah anggota keluarga ... 31

10. Karakteristik responden berdasarkan sumber dana ... 31

11. Karakteristik responden berdasarkan pemasukan per bulan ... 32

12. Karakteristik responden berdasarkan pengeluran per bulan ... 32

13. Karakteristik responden berdasarkan anggaran pembelian varanus . 33

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Kuisioner Penelitian ... 57

2. Uji Validitas ... 61

3. Uji Reliabilitas... 62

4. Total Variance Explained... 63

(15)

I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Hobi secara umum adalah kegiatan positif yang dilakukan pada waktu luang serta menimbulkan kesenangan tersendiri bagi yang melakukannya sehingga kegiatan tersebut dilakukan secara berulang- ulang baik secara perorangan maupun secara berkelompok. Beberapa contoh kegiatan yang disebut sebagai hobi adalah bermain alat musik, bermain futsal, bermain video game, koleksi perangko serta memelihara binatang.

Memelihara hewan peliharaan merupakan sa lah satu hobi yang cukup menyenangkan bagi sebagian orang. Hobi memelihara hewan bisa dikatakan sebagai hobi yang cukup sulit untuk dilakukan, tidak semua orang mampu memelihara binatang, karena diperlukan keterampilan serta keuletan untuk melakukannya. Banyak jenis hewan liar sudah dipelihara bahkan dikembangbiakan layaknya anjing dan kucing. Beberapa jenis hewan yang umum dipelihara adalah mamalia, aves dan reptil.

Hewan mamalia misalnya, jenis binatang yang umum dipelihara adalah anjing, kucing, hamster, kelinci, dan marmot, sedangkan untuk jenis aves atau burung, ayam, burung kicau, merpati balap bahkan burung predator pun sudah berhasil dipelihara dan ditangkarkan. Selain kedua hobi di atas banyak masyarakat yang memilih hobi unik dan eksotis seperti memelihara reptil. Memelihara reptil menurut pendapat sebagian orang adalah hobi yang aneh dan cenderung menakutkan. Pendapat tersebut adalah lumrah karena reptil selalu diidentikkan dengan hewan liar dan menyeramkan. Tidak bisa dipungkiri ada beberapa jenis yang bisa membahayakan manusia, namun tidak semua reptil berbahaya bahkan ada yang memiliki perawakan serta penampilan yang lucu dan menggemaskan. Dengan mengetahui berbagai macam informasi mengenai cara pemeliharaan reptil, maka memelihara reptil menjadi hobi yang menyenangkan. Memelihara reptil tidak serumit memelihara hewan jenis lain.

(16)

Kontes reptil pun sudah sangat sering diadakan di beberapa kota di Indonesia. Selain sebagai wadah bertukar pikiran para hobi reptile, kontes bertujuan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat sehingga tidak lagi memiliki anggapan yang keliru mengenai reptil. Sehingga tidak ada lagi reptil yang dimusnahkan oleh masyarakat.

Beberapa reptil yang menjadi trend untuk dipelihara saat ini adalah ular, biawak, kura-kura dan amfibi. Penggemar biawak atau dengan nama latin Varanus

sebagai hewan peliharaan cukup diminati untuk saat ini, dimana banyak penggemar reptil seperti kura-kura dan ular yang mulai beralih untuk memelihara

Varanus. Melihat banyaknya jenis binatang peliharaan yang bisa dijadikan pilihan untuk para peng- hobi. Penelitian ini dilakukan agar peng- hobi binatang memperoleh informasi tentang Varanus dan hal apa saja yang bisa dijadikan pertimbangan dalam memilih Varanus yang akan dijadikan binatang peliharaan. Serta membantu para peternak dan penjual Varanus dalam meramal Varanus apa yang digemari oleh penggemar Varanus.

Varanus di Indonesia sendiri merupakan komoditi ekspor yang cukup menjanjikan tapi kurang begitu dilirik oleh pemerinta h. Varanus di Indonesia selain diekspor daging dan kulitnya, juga diekspor sebagai binatang peliharaan. Indonesia sendiri memiliki jumlah spesies Varanus terbanyak dibandingkan dengan negara lain, dari 35 spesies di dunia 20 spesies ditemukan di Indonesia dan jumlahnya masih terus bertambah karena seiring berjalannya waktu banyak spesies dan subspesies yang ditemukan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk memahami pangsa pasar Varanus di Indonesia berdasarkan dari uraian diatas.

Beberapa alasan mengapa Varanus mulai digemari oleh kalangan masyarakat karena memelihara Varanus tidaklah sesulit memelihara anjing atau kucing. Biaya perawatannya pun tergolong lebih murah, dan juga untuk kalangan kelas pekerja yang sebagian waktunya dihabiskan dikantor, memelihara Varanus

menjadi pilihan. Lain halnya dengan mamalia, pemberian pakan pada Varanus

tidak rutin setiap hari. Varanus diberi pakan 3 kali dalam satu pekan. Pemberian pakannya juga tidak dalam porsi yang besar. Selain itu tingkah laku Varanus

(17)

kurun waktu yang lama hampir menyerupai kucing atau anjing. Varanus

mengenal tuannya dan dapat beradaptasi hidup berdampingan dengan manusia. Warna dan motif dari berbagai jenis Varanus memiliki daya tarik yang kuat, beberapa jenis yang umum menjadi pilihan dalam memelihara Varanus, yaitu

Varanus Salvator, Varanus ini merupakan jenis Varanus terbesar setelah komodo, jenis Varanus Salvator dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Varanus Salvator

(Sumber :http://www.thamnophis.eu,2009)

Varanus Examanthicus, Varanus yang cukup populer karena ukuran yang tidak terlalu besar, cocok untuk pemula dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Varanus Examanthicus

(18)

Jenis Varanus kecil serta memiliki warna unik yang cukup dikenal dan digunakan sebagai hewan peliharaan adalah dari kiri ke kanan yaitu Varanus Prasinus, Varanus Macrei, dan Varanus Raisingeri dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. V. Beccari, V.Raisingeri,V. Prasinus, V.Macrei (tree monitor) (Sumber : http://orgone-energy.tumblr.com/,2007)

1.2 Perumusan Masalah

Dikarenakan kenekaragaman jenis Varanus di Indonesia, para penggemar

Varanus banyak mempunyai alternatif dalam pembelian. Banyaknya masyarakat yang memelihara Varanus diindikasikan dari banyak diadakan perlombaan oleh beberapa komunitas peng- hobi reptil khususnya Varanus di beberapa kota besar seperti dijelaskan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Data jumlah peserta perlombaan he wan Reptil kelas Varanus

Tahun Tempat Jumlah Peserta

2007 Jakarta ( Lap. Banteng) 19 Orang

2008 Jakarta (Lap. Banteng) 27 Orang

2009 Jakarta (WTC Mangga dua) 34 Orang

2010 Jakarta (WTC Mangga dua) 39 Orang

2011 Jakarta (WTC Mangga dua) 41 Orang

2012 Jakarta (Lap. Banteng) 45 Orang

(19)

Berdasarkan data pada Tabel 1 dengan peningkatan jumlah perlombaan yang berkaitan dengan Varanus serta peningkatan jumlah peserta menunjukan jumlah penggemar hewan Varanus semakin meningkat sehingga menimbulkan pertanyaan sebagian masyarakat mana saja yang memiliki kecenderungan untuk memelihara jenis peliharaan Varanus, dikarenakan hewan ini termasuk hewan yang cukup jarang ditemui maka sebenarnya apa saja yang mempengaruhi proses keputusan pembelian hewan Varanus serta atribut apa saja yang paling dominan dan mendorong para penggemar reptil memutuskan untuk membeli hewan

Varanus. Penulisan skirpsi ini diharapkan dapat membantu penggemar Varanus

untuk memutuskan pembelian Varanus, selain menemukan solusi untuk membantu penggemar reptil diharapkan skipsi berikut dapat memberikan solusi kepada industri penangkaran Varanus untuk memenuhi permintaan konsumen lokal. Industri penangkaran hewan di Indonesia khususnya Varanus selain memenuhi kuota ekspor harus berfikir untuk mulai merambah pasar lokal. Oleh karena hal tersebut maka produsen Varanus akan sangat memerlukan informasi untuk meramalkan dan membaca apa yang akan atau sudah menjadi trend kegemaran konsumen lokal agar dapat melakukan produksinya, berdasarkan atribut-atribut apa saja yang menjadi pertimbangan konsumen dalam pembelian

Varanus.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui karakteristik pengemar reptil yang hobbi memelihara

Varanus.

2. Menganalisis proses keputusan pembelian Varanus yang dilakukan oleh para pengemar reptil.

(20)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasikan informasi mengenai atribut yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, terutama keputusan pembelian penggemar reptil dalam proses keputusan pembelian Varanus.

2. Menjadi masukan bagi pihak pemasar Varanus untuk menentukan strategi pemasaran Varanus yang efektif dan efesien, terutama untuk target pasar penggemar reptil khususnya Varanus.

3. Menambah referensi dan bahan literatur untuk penelitian-penelitian selanjutnya, terutama penelitian mengenai faktor-faktor atribut produk yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk ruang lingkup penelitian, digunakan pembatasan sebagai berikut: 1. Responden penggemar reptil dan komunitas reptil di daerah Bogor dan

sekitarnya.

(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Produk

Produk dapat didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan produsen melalui hasil produksinya yang meliputi konsep produk total, yaitu barang, kemasan, merek, label, pelayanan, dan jaminan (Tjiptono, 2001). Produk dibeli oleh konsumen karena dapat memenuhi kebutuhan tertentu atau memberi manfaat tertentu. Karakteristik produk tidak hanya meliputi aspek fisik produk (tangible features), tetapi juga aspek nonfisik (intangible features) seperti citra dan jasa yang tidak dapat dilihat.

2.2 Atribut Produk

Mowen dan Minor seperti dikutip oleh Sumarwan (2004) menyebutkan bahwa istilah pembentukan sikap konsumen (consumer attitude formation) seringkali menggambarkan hubungan antara kepercayaan, sikap, dan perilaku. Kepercayaan, sikap, dan perilaku juga terkait dengan konsep atribut produk (product attribute). Atribut produk adalah karakteristik dari suatu produk. Konsumen biasanya memiliki kepercayaan terhadap atribut suatu produk. Berdasarkan konsep kedua penulis tersebut, maka pengetahuan konsumen sangat terkait dengan sikap karena pengetahuan konsumen adalah kepercayaan konsumen. Kepercayaan konsumen atau pengetahuan konsumen menyangkut kepercayaan bahwa suatu produk memiliki berbagai atribut dan manfaat dari berbagai atribut tersebut. Para pemasar perlu memahami atribut dari suatu produk yang diketahui konsumen dan atribut mana yang dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu produk. Pengetahuan tersebut berguna dalam mengkomunikasikan atribut suatu produk kepada konsumen. Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk, atribut, dan manfaat produk menggambarkan persepsi konsumen. Karena itu kepercayaan akan berbeda di antara konsumen. (Sumarwan, 2004)

(22)

dapat menilai dan mengukur kesesuaian karakteristik produk dengan kebutuhan dan keinginan. Bagi perusahaan, dengan mengetahui atribut–atribut apa saja yang bisa mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, maka dapat ditentukan strategi untuk mengembangkan dan menyempurnakan produk agar lebih memuaskan konsumen.

2.2.1 Uns ur Atribut Produk

Kotler dan Amstrong (2004) mengelompokan atribut produk kepada tiga unsur penting, yaitu kualitas produk, fitur produk, dan desain produk.

a. Kualitas Produk

Kualitas produk merupakan kemampuan suatu produk dalam memberikan kinerja sesuai dengan fungsinya. Termasuk dalam kualitas produk adalah daya tahan, keterandalan, ketelitian, taraf kemudahan operasi dan perbaikan, dan atribut-atribut lainnya yang bernilai. Beberapa atribut ini dapat diukur secara objektif. Namun, dari sudut pemasaran, kualitas harus diukur dari segi persepsi pembeli. Kualitas yang baik akan membangun kepercayaan konsumen sehingga merupakan penunjang kepuasan konsumen.

b. Fitur Produk

Produk dapat ditawarkan dengan ciri-ciri atau fitur (keistimewaan) yang berbeda-beda. Fitur produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk satu dengan produk-produk pesaing yang identik dengan sifat dan sesuatu yang unik, khas dan istimewa yang tidak dimiliki oleh produk lainnya. Biasanya karakteristik yang melekat dalam suatu produk merupakan hasil pengembangan dan penyempurnaan secara terus- menerus. Menjadi produsen pertama yang memperkenalkan fitur baru yang dibutuhkan dan bernilai merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk bersaing.

c. Desain produk

(23)

2.2.2 Pendekatan Atribut Produk

Analisis atribut pada perilaku konsumen merupakan teori per mintaan yang cukup baru, di mana analisis pendekatan atribut menyatakan bahwa kepuasan seseorang terhadap barang atau jasa yang dibeli sebenarnya bukan terletak pada barang atau jasa itu sendiri, tetapi dari karakteristik atau atribut yang melekat pada barang yang bersangkutan. Dengan kata lain, konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya melihat kepada atribut produk. Konsumen akan memberikan bobot yang berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya (Simamora, 2004).

Menurut Simamora (2004), proses evaluasi dalam diri konsumen untuk memutuskan suatu keputusan pembelian berdasarkan atribut produk sulit untuk diketahui. Adapun penjelasan yang dapat dijabarkan adalah asumsi-asumsi sebagai berikut:

1. Pertama, diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut.

2. Kedua, tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing- masing. Konsumen memiliki penekanan yang berbeda-beda dalam menilai atribut apa yang paling penting.

3. Ketiga, konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk pada setiap atribut.

4. Keempat, tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai dengan perbedaan atribut.

5. Kelima, konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda dengan atribut yang berbeda melalui prosedur evaluasi.

2.3 Perilaku Konsume n

(24)

Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2003): “The term

consumer behaviour that consumer display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of products and services that they expect will satisfy

their needs”. Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan dapat memuaskan kebutuhan mereka. Sedangkan Menurut The American Marketing Association dalam Setiadi (2003), perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku dan lingkungannya di mana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.

Menurut Mowen et al (2002) perilaku konsumen adalah studi tentang unit pembelian dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide. Jadi dapat disimpulkan, bahwa perilaku konsumen menyoroti perilaku individu, kelompok, maupun organisasi yang menyangkut suatu proses keputusan memakai, serta menghabiskan produknya dalam rangka memuaskan kebutuhan mereka.

Perilaku konsumen akan menentukan proses keputusan dalam pembelian, proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan untuk membeli suatu barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhannya. Proses perilaku konsumen adalah suatu disiplin terapan, di mana pendekatan proses dalam analisis perilaku ko nsumen dibutuhkan oleh produsen untuk menginterpretasikan permintaan konsumen.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Faktor-faktor yang mempengaruhi pada perilaku pembelian menurut Kotler dan Keller (2009) adalah faktor budaya, sosial, dan pribadi.

2.4.1 Faktor Budaya

(25)

dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan merupakan faktor penentu yang sangat dasar dari perilaku konsumen.

Menurut Kotler (2009) Faktor-faktor dari budaya, antara lain : a. Budaya

Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. b. Subkebudayaan

Subkebudayaan adalah setiap kebudayaan yang mengandung subkebudayaan yang lebih kecil, atau sekelompok orang-orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Subkebudayaan meliputi kewarganegaraan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Subkebudayaan dapat diartikan sebagai sistem nilai yang fungsinya adalah mendorong dan membimb ing masyarakatnya menjawab tantangan yang mereka hadapi sepanjang masa. Sistem nilai tersebut merupakan ciri identitas sebuah kelompok masyarakat budaya.

c. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif permanen dan tersusun rapi yang anggota-anggotanya memiliki nilai, kepentingan dan perilaku yang serupa. Ukuran atau kriteria biasanya dipakai untuk menggolong-golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas tertentu ialah, kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan ilmu pengetahuan. Berikut ini adalah beberapa karakteristik kelas sosial menurut Kotler dan Keller (2009), antara lain :

1)Orang-orang yang berada dalam masing- masing kelas cenderung mempunyai kemiripan dalam cara berpakaian, pola bicara, dan preferensi rekreasional dibandingkan orang dari kelas sosial yang berbeda.

2)Orang dianggap menduduki posisi lebih rendah atau lebih tinggi menurut kelas sosial.

3)Kelompok variabel, seperti pekerjaan, penghasilan, kekayaan, pendidikan, dan orientasi nilai mengindikasikan kelas sosial

(26)

2.4.2 Faktor Sosial

Kelompok referensi adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung disebut kelompok keanggotaan (membership group). Beberapa dari kelompok ini merupakan kelompok primer (primary group), dengan siapa seseorang berinteraksi dengan apa adanya secara terus menerus, dan tidak resmi, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja. Masyarakat juga menjadi kelompok sekunder (secondary group) seperti agama, profesi, dan kelompok persatuan perdagangan yang cenderung lebih resmi dan memerlukan interaksi yang kurang berkelanjutan.

Pemasar dalam hal ini perlu berupaya mengidentifikasikan kelompok rujukan dari pasar sasarannya, hal ini dikarenakan kelompok ini dapat mempengaruhi orang pada sikap dan konsep diri, dan mereka menciptakan tekanan kenyamanan yang dapat mempengaruhi pilihan produk dan merek

a. Keluarga

Engel et al. (1994), keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan, atau adopsi da n tinggal bersama. Keluaga inti (nuclear family) adalah kelompok langsung yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tinggal bersama. Keluarga besar (extented family) mencakup keluarga inti yang ditambah kerabat lain seperti kakek, nenek, paman, bibi, dan sepupu. Dinyatakan juga bahwa studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi penting karena dua alasan, yaitu :

1)Banyak produk dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga

2)Keputusan pembelian individu yang bersa ngkutan mungkin dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarganya.

(27)

menurut barang yang dibelinya. Setiap anggota keluarga memiliki selera dan keinginan yang berbeda.

Keluarga ini akan membentuk sebuah referensi yang sangat berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Peran suami dan istri dalam penelitian sangat bervariasi sesuai kategori produk/jasa yang dibeli. Dalam mengalisis perilaku konsumen, faktor keluarga dapat berperan sebagai berikut, yaitu :

1)Siapa pengambil inisiatif, yaitu siapa yang mempunyai inisiatif membeli, tetapi tidak melakukan proses pembelian.

2)Siapa pemberi pengaruh, yaitu siapa yang mempengaruhi keputusan membeli. 3)Siapa yang melakukan pembelian, yaitu siapa yang menentukan keputusan apa

yang dibeli, bagaimana cara membelinya, kapan, dan di mana tempat membeli. 4)Siapa yang melakukan pembelian, yaitu siapa di antara ke luarga yang akan

melakukan proses pembelian.

5)Pemakai, yaitu siapa yang akan menggunakan produk yang dibeli. b. Peran dan Status

Dalam kehidupan bermasyarakat, peran dan status selalu mengikuti perjalanan setiap individu. Peran dan status seorang individu dalam kelompok tertentu misalnya keluarga sangat mempengaruhi individu tersebut dalam perilaku pembelian. Peran dan status ini akan menentukan posisi seseorang dalam suatu kelompok. Setiap peranan membawa status yang mencerminkan harga diri menurut masyarakat sekitarnya. Disamping itu orang cenderung memilih produk yang mengkomunikasikan peran dalam masyarakat.

2.4.3 Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu usia pembeli, dan tahap siklus pekerjaan, keadaan ekonomis, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep pribadi pembeli.

a. Usia Pembeli

(28)

b. Tahap Siklus Pekerjaan

Pekerjaan juga mempengaruhi seorang individu dalam perilaku konsumsinya, misalnya seorang pekerja kantoran akan cenderung membeli pakaian kemeja atau jas, berbeda dengan seorang pekerja kasar atau buruh yang cenderung membeli pakaian biasa.

c. Keadaan Ekonomis

Keadaan ekonomis juga dapat mempengaruhi seorang individu di dalam perilaku pembelian, perubahan situasi ekonomi biasanya akan merubah juga pola konsumsi seseorang. Keadaan ekonomi disini dapat d iartikan sebagai pendapatan yang dapat dibelanjakan (pola, stabilitas, serta tingkat besarnya pendapatan).

d. Gaya Hidup

Gaya hidup setiap individu berbeda-beda, gaya hidup dapat dipengaruhi oleh keluarga, situasi, pekerjaan, hobi, dan lain- lain. Gaya hidup merupakan pola kehidipan dari seseorang, seperti kegiatan, minat, dan pendapat-pendapatnya sehingga individu dengan latar belakang gaya hidup yang berbeda, memiliki kecenderungan yang berbeda pula dalam hal perilaku pembelian.

e. Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian dapat mempengaruhi perilaku pembelian. Kepribadiaan adalah karateristik psikologis unik seseorang yang menghasilkan tanggapan-tanggapan yang relatif konsisten dan menetap terhadap lingkungannya. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, ketaatan, kemampuan bersosialisasi, daya tahan, dan kemampuan beradaptasi

2.5 Proses Keputusan Pembelian

(29)

Gambar 4. Proses Pengambilan Keputusan (Kotler dan Keller, 2009)

2.5.1 Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Pemasar harus mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, lalu informasi tersebut dapat dikembangkan menjadi strategi pemasaran yang dapat menarik minat konsumen

2.5.2 Pencarian Informasi

Pencarian informasi menurut Engel et al (1994), yaitu suatu kegiatan termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan konsumen dan pengumpulan informasi dari pasar. Pada tahap ini perhatian utama pemasar adalah sumber informasi utama yang akan dicari konsumen. Pencarian internal tidak lebih daripada peneropongan ingatan untuk melihat pengetahuan yang relevan dengan keputusan yang tersimpan didalam ingatan jangka panjang. Pencarian eksternal merupakan pencarian pra pembelian atau pencarian terus-menerus dan perolehan informasi terjadi relatif secara tetap lepas dari kebutuhan pembelian yang sporadis.

Pencarian internal harus lebih dulu dilakukan. Jika pencarian internal memberikan informasi yang memadai maka tidak perlu dilakukan pencarian eksternal. Tetapi jika pencarian internal tidak memberikan informasi yang memadai, maka dibutuhkan pencarian eksternal. Menurut Kotler (2009) sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dibagi menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu :

a. Pribadi : keluarga, teman, tetanga, rekan.

b. Komersial: iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan. c. Publik : media massa, organisasi pemeringkat konsumen.

d. Eksperimental : penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.

Pencarian informasi menurut Swastha et al (2000), dapat bersifat aktif atau pasif, internal atau eksternal. Pencarian informasi yang bersifat aktif dapat berupa

(30)

kunjungan terhadap beberapa toko atau tempat untuk membandingkan harga dan kualitas produk. Sedangkan pencarian informasi pasif hanya dengan membaca suatu pengiklanan di majalah atau surat kabar. Pencarian informasi secara internal tentang sumber-sumber pembelian dapat berasal dari komunikasi perorangan dan pengaruh perorangan. Sedangkan informasi eksternal dapat berasal dari media massa, dan sumber-sumber informasi dari kegiatan pemasaran perusahaan.

2.5.3 Evaluasi Alternatif

Menurut Engel et al (1994), evaluasi alternatif dapat didefinisikan sebagai proses di mana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir, serta konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya melihat kepada atribut dari produk atau jasanya. Terdapat 4 (empat) komponen dalam proses evaluasi alternatif, yaitu :

a. Menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan untuk menilai alternatif-alternatif.

b. Memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan. c. Menilai kinerja dari alternatif yang dipertimbangkan.

d. Memilih dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat suatu keputusan akhir.

Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan dan model yang terbaru memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif, yaitu mereka menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk terutama berdasarkan kesadaran dan rasio. Beberapa konsep dasar membantu untuk memahami proses evaluasi konsumen. Pertama konsumen berusaha untuk memenuhi suatu kebutuhan, kemudian konsumen mencari manfaat tertent u dari solusi produk, dan yang terakhir adalah konsumen memandang setiap produk sebagai suatu kmpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari untuk memuaskan kebutuhannya.

2.5.4 Keputusan Pembelian

(31)

yang telah diterima oleh konsumen. Kotler dan Keller (2009) menjelaskan ada 3 heuristik yang dapat mempengaruhi pilihan dari konsumen, yaitu :

a. Heuristik konjuktif (conjuctive heuristic), konsumen menetapkan tingkat cutoff

minimum yang dapat diterima untuk setiap atibut dan memilih alternatif pertama yang memenuhi standar minimum untuk semua atribut.

b. Heuristik leksikografis (lexicographic heuristic), konsumen memilih merek terbaik berdasarkan atribut yang dianggap paling penting.

c. Heuristik eliminasi berdasarkan aspek (elimination-by-aspects heuristic), konsumen membandingkan merek berdasarkan atribut yang dipilih secara probabilistik.

Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko angapan, risiko-risiko tersebut antara lain :

a. Risiko fungsional, produk tidak bekerja sesuai harapan.

b. Risiko fisik, produk mengancam kesejahteraan atau kesehatan fisik pengguna atau orang lain.

c. Risiko keuangan, produk tidak layak untuk harga yang dibayarkan. d. Risiko sosial, produk menimbulkan rasa malu dari orang lain. e. Risiko psikologis, produk mempengaruhi kesehatan jiwa pengguna.

f. Risiko waktu, kegagalan produk menghasilkan biaya peluang untuk. menemukan produk memuaskan lainnya.

2.5.5 Perilaku Pasca Pembelian

(32)

2.6 Penelitian Terdahulu

Amaliah (2010) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Laptop”. Hasil penelitian yang menggunakan alat analisis diskriminan tersebut menyimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa dalam melakukan proses pembelian, memiliki alasan memilih merek laptop favorit berdasarkan dari terkenalnya merek tersebut, dan membelinya pada dealer penjualan laptop dengan pertimbangan utama memilih tempat tersebut karena kualitas yang terjamin, dan sebagian besar mahasiswa memilih merek Acer. Beberapa variabel yang dianggap menjadi alasan dipilihnya laptop tersebut adalah sebagai berikut: variabel manfaat untuk merek Lenovo, variebel kemudahan untuk laptop Dell, variabel merek untuk laptop Lenovo, variabel ukuran untuk laptop Advan, variabel type untuk laptop Lenovo, variabel spesifikasi untuk laptop Dell, variabel wiraniaga untuk laptop Advan dan Compaq, variabel pendapatan untuk laptop Sony, variabel iklan untuk laptop

Toshiba, variabel penghasilan orang tua untuk laptop Dell, variabel kepraktisan dan pengaruh keluarga untuk laptop Axioo, variabel pengaruh teman untuk laptop

NEC, dan yang terakhir adalah variabel pengaruh orang tua untuk pembelian

laptop Dell.

Majid (2010) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Produk HP Merek Nokia pada Mahasiswa S1 IPB”. Berdasarkan hasil analisis menggunakan alat analisis MPE, dapat disimpulkan bahwa ada 10 faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli

Hand Phone Nokia, yaitu, garansi yang diberikan, harga beli, fitur yang ditawarkan, model yang dipasarkan, teknologi yang ditawarkan, kemudahan dalam penggunaan, lokasi Customer Service, lokasi outlet penjualan resmi, mutu sinyal, keragaman fitur atau fasilitas.

(33)

yakni objek penelitiannya adalah Varanus dengan menggunakan alat analisis Faktor. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Majid (2010), yakni mengenai analisis faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen produk handphone

(34)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Pe mikiran

Varanus merupakan salah satu dari beberapa jenis reptil yang sedang marak di kalangan para penggemar reptil. Di mana penggemarnya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ular dan kura-kura yang sebelumnya menjadi pilihan favorit dan penguasa pangsa pasar para penggemar reptil di Indonesia, sedikit demi sedikit harus mulai berbagi tempat dengan Varanus. Hal ini turut berdampak pada persaingan pasar antar produsen atau pemasar Varanus. Para produsen berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen agar dapat memenangkan persaingan dan menjadi pemimpin pasar. Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu hal yang mendasar yang perlu diketahui oleh produsen adalah pengetahuan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian Varanus. Serta perlu diketahui bagaimana proses keputusan pembelian Varanus itu terjadi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Varanus salah satunya adalah atribut Varanus yang menjadi pertimbangan konsumen dalam pembelian Varanus. Atribut produk menurut Kotler dan Amstrong (2004) dikelompokkan kepada 3 (tiga) unsur penting, yaitu kualitas produk (product quality), fitur produk (product features), dan desain produk (product design). Sementara menurut Tjiptono (2001), atribut produk meliputi merek, kemasan, pemberian label, pelayanan, jaminan (garansi), dan sebagainya.

Dalam hal ini yang termasuk kedalam kualitas produk pada Varanus

adalah keunikan dan kesehatan Varanus yang dipasarkan, sedangkan untuk fitur produk adalah kelengkapan dari organ tubuh Varanus dari ujung mulut sampai ujung buntut, serta jenis, warna serta motif dari Varanus. Adapun yang termasuk desain dari produk adalah bentuk dari Varanus itu sendiri.

Proses keputusan pembelian Varanus dianalisis menggunakan Analisis Deskriptif. Untuk mengetahui tingkat kepentingan terhadap atribut Varanus

digunakan Analisis Faktor untuk menganalisis atribut-atribut produk Varanus

(35)

Gambar 5. Kerangka Pemikiran Penelitian

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di saat pameran, dalam acara penggemar reptil yang ada di daerah Bogor, Depok dan Jakarta. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), hal ini dikarenakan pada saat ada acara besar penggemar reptil merupakan salah satu lokasi konsumen yang potensial dilihat dari banyaknya jumlah anggota yang memelihara Varanus. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 hingga November 2012.

Varanus sebagai produk peliharaan

(36)

3.3 Jenis dan Sumbe r Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari sumber pertama dan berasal dari hasil penyebaran kuesioner kepada responden, yaitu anggota komunitas reptil. Kuesioner berisikan daftar pertanyaan ya ng menanyakan tentang proses keputusan pembelian Varanus dan tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut

Varanus. Kuesioner penelitian dapat dilihat pada Lampiran1. Sementara data sekunder diperoleh dengan studi pustaka dari berbagai literatur, baik berupa buku, jurnal, internet, dan hasil penelitian terdahulu.

3.4 Metode Pengambilan Sampel

Data diambil dengan sengaja pada saat acara reptil dan perlombaan reptil yang diadakan di lapangan banteng. Di mana yang menghadiri acara tesebut adalah penggemar-penggemar reptil di pulau jawa dan sekitarnya. Alasan utama mengapa sampel ditarik saat acara tersebut adalah dalam event tersebut diadakan perlobaan khusus untuk Varanus, di mana pesertanya adalah peng hobi, penjual serta peternak Varanus. dengan begitu responden yang di minta untuk mengisi kuisioner bisa lebih tapat sasaran yaitu peserta yang mengikuti lomba Varanus saja. Pengambilan responden dipilih secara purposive sampling di mana kuisioner dibagikan khususnya kepada para penggemar dan anggota komunitas yang telah memelihara Varanus. Kuisioner diberikan kepada 45 responden yang datang pada saat acara perlombaan reptil.

3.5. Metode Pengumpulan Data

(37)

5 = Sangat Penting 4 = Penting

3 = Cukup Penting 2 = Tidak Penting

1 = Sangat Tidak Penting

3.6. Uji Validitas

Validitas menurut Umar (2005), adalah sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas ini diperlukan untuk mendapatkan atribut yang valid. Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menghitung nilai korelasi pada setiap instrumen pertanyaan terhadap skor totalnya. Nilai korelasi untuk masing- masing instrumen diperoleh dengan menggunakan rumus Pearson Correlation Product Moment.

…...… (3)

Keterangan :

r = korelasi antara X dan Y n = jumlah responden

X = skor masing- masing pertanyaan Y = skor total

Hasil pengujian validitas yang melibatkan 45 (empat puluh lima) responden memperlihatkan bahwa semua pertanyaan memiliki nilai rhitung > rtabel

(38)

Tabel 2. Uji Validitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas data yang dihasilkan oleh suatu instrumen. Reliabilitas menurut Umar (2005), adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Teknik perhitungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik AlphaCronbach berikut :

……... (4)

Keterangan :

= keandalan instrumen k = banyak butir pertanyaan

= jumlah varian pertanyaan = varian total

(39)

penelitian ini, uji reliabilitas dengan menggunakan teknik Alfa Cronbach dihitung menggunakan bantuan software SPSS 14.0 for Windows dengan nilai koefisien alpha yang diperoleh sebesar 0,790. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut konsisten atau reliabel sebagai suatu alat ukur penelitian didalam mengukur gejala yang sama selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3 dan

Pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Faktor. Berikut adalah deskripsi dari analisis deskriptif dan analisis factor.

3.8.1 Analisis Deskriptif

(40)

kelamin, usia, angkatan, tempat tinggal, jumlah anggota keluarga, sumber dana, pemasukan atau uang saku per bulan, dan pengeluaran per bulan.

…...… (5) Keterangan :

P = presentase responden memilih kategori tertentu

Fi = jumlah responden yang memilihkategori tertentu ∑fi = total jawaban

3.8.2 Analisis Faktor

Analisis faktor merupakan analisis statistik yang mencoba menemukan hubungan (interrelationship) antar sejumlah variabel- variabel yang saling independen satu dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. Kumpulan variabel itu disebut sebagai faktor yang mencerminkan variabel-variabel aslinya (Santoso dan Tjiptono, 2004). Analisis faktor digunakan untuk mengetahui atribut yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap suatu produk dari masing-masing variabel- variabel yang dipertimbangkan dalam melakukan keputusan pembelian produk tersebut. Dalam penelitian ini, analisis faktor digunakan untuk menentukan faktor- faktor atribut apa saja yang paling mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian Varanus.

(41)

a. Variabel yang ada di ekstraksi dengan metode ekstraksi Principal Component Analysis (PCA), sehingga menghasilkan sejumlah komponen utama.

b. Setelah komponen utama benar-benar terbentuk, maka proses selanjutnya adalah interpretasi hasil dari analisis faktor.

Terdapat dua hasil utama dari analisis ini, hasil pertama adalah nilai

communality, yaitu jumlah keragaman yang dibagi sebuah variabel dengan seluruh variabel lainnya, nilai communality ini juga merupakan total proporsi keragaman variabel yang bersangkutan yang dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Semakin tinggi nilai communality, maka variabel tersebut semakin berpengaruh atau semakin penting dalam proses keputusan konsumen. Hasil kedua adalah ekstraksi variabel dalam komponen utama. Untuk menentukan jumlah komponen utama, maka dipilih komponen utama dengan nilai eigen value

(42)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

8.1 Gambaran Umum Varanus

Varanus adalah sebangsa reptil yang masuk ke dalam golongan kadal besar, suku biawak-biawakan (Varanidae). Biawak merupakan istilah dalam bahasa Indonesia dalam bahasa lain yang dikenal, pada umumnya disebut sebagai bayawak (Sunda), menyawak atau nyambik (Jawa), berekai (Madura), dan

monitor lizard atau goanna (Inggris). Biawak memiliki banyak variasi, warna, bentuk badan, ukuran dan jenisnya. Jenis terbesar dan terkenal ialah biawak komodo (Varanus komodoensis) yang panjangnya dapat melebihi 3 meter. Karena ukuran biawak ini terbesar, maka mampu memburu rusa, babi hutan dan anak kerbau. Bahkan ada kasus-kasus di mana biawak komodo menyerang manusia meskipun hal ini sebenarnya jarang ditemui. Biawak ini hanya menyebar terbatas di beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara seperti di Pulau Komodo, Pulau Padar, Pulau Rinca dan di ujung barat Pulau Flores.

Biawak yang umum ditemui di desa-desa dan perkotaan di Indonesia barat kebanyakan adalah biawak air dari jenis Varanus Salvator. Panjang tubuhnya (moncong hingga ujung ekor) umumnya hanya sekitar 1 meter lebih sedikit, meskipun ada pula yang dapat mencapai 2,5 meter. Varanus Salvator merupakan biawak jenis terbesar nomor dua setelah Varanus Komodoensis, namun spesies terpanjang adalah Varanus Salvadorii.. (http://kusukareptilia.blogspot.com,2011)

4.2 Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini adalah semua kalangan yang memelihara reptil baik yang tergabung dalam komunitas maupun independen, tidak terkecuali laki- laki maupun perempuan yang telah melakukan pembelian dan memelihara

Varanus. Karakteristik umum reponden dalam penelitian ini terdiri dari beberapa kategori yaitu jenis kelamin, usia, tempat tinggal, jumlah anggota keluarga, sumber dana, pemasukan atau uang saku per bulan, dan pengeluaran per bulan. 4.2.1Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

(43)

91% 9%

Laki-laki Perempuan

0% 20% 40% 60% 80% 100%

lain. Persentase perbedaan jumlah responden laki- laki dan perempuan dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin 4.2.2Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia menunjukkan bahwa responden didominasi oleh responden yang berusia 18-25 tahun, yaitu sebanyak 53%. Kemudian responden yang berusia 25-30 tahun sebanyak 25%, responden yang berusia kurang dari 18 tahun sebanyak 13%, dan responden yang berusia diatas 30 tahun sebanyak 9%.

Responden yang mendominasi, yaitu responden yang berusia 18-25 tahun merupakan kisaran usia yang mendominasi pada komunitas reptil. Persentase responden berdasarkan karakteristik usia dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Karakteristik responden berdasarkan usia 4.2.3Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal

Karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal menunjukkan bahwa sebagian besar responden bertempat tinggal rumah orang tua yaitu sebesar 53%. Sementara responden yang bertempat tinggal di rumah sendiri sebesar 22% dan

13%

53% 25%

9%

< 18 Tahun 18-25 Tahun 25-30 Tahun > 30 Tahun

(44)

responden yang bertempat tinggal di tempat kost dan lainnya (kontrakan), yaitu masing- masing sebesar 18% dan 7%.

Jumlah responden yang sebagian besar bertempat tinggal di rumah orang tua dikarenakan pada umumnya komunitas penggemar reptile tinggal menetap dan belum termasuk kategori mapan. Persentase responden berdasarkan karakteristik tempat tinggal selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8.Karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal 4.2.4Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga

Karakteristik responden berdasarkan jumlah anggota keluarga menunjukkan bahwa sebagian responden memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 3 (tiga) atau kurang dari 3 (tiga) orang sebesar 31 %. Responden yang memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 4 (empat) orang sebesar 24%. Responden yang memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 5 (lima) orang sebesar 36% dan responden yang memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 6 (enam) atau lebih dari 6 (enam) orang sebesar 9%.

Pengertian jumlah anggota keluarga adalah jumlah anggota keluarga responden yang terdiri dari responden, ayah, ibu, dan saudara kandung responden. Jumlah anggota keluarga dapat turut menjadi pertimbangan dalam pembelian atau penggunaan produk tertentu. Semakin banyak jumlah anggota keluarga, tidak menutup kemungkinan anggaran untuk pembelian suatu produk akan semakin berkurang. Dalam hal ini, pembelian Varanus juga merupakan pembelian produk yang dapat menjadi pertimbangan dalam keluarga. Terkecuali untuk pedagang

53% 18%

22% 7%

Rumah Orang Tua Kost Rumah Sendiri Lainnya

(45)

karena mereka harus selalu memenuhi stok daganganya. Persentase jumlah anggota keluarga responden selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Karakteristik responden berdasarkan jumlah anggota keluarga

4.2.5Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Dana

Karakteristik responden berdasarkan sumber dana menunjukkan bahwa sebagian besar reponden mendapatkan sumber dana yang berasal dari usaha, yaitu sebesar 44%. Hal ini dikarenakan rata-rata responden sebagai pengusaha dan mempengaruhi juga pertimbangan dalam membeli Varanus. Sebagian lainnya, yaitu sebesar 36% reponden mendapatkan sumber dana yang berasal dari bekerja. Persentase sumber dana responden selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Karakteristik responden berdasarkan sumber dana 4.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pemasukan atau Uang Saku Per Bulan

Karakteristik responden berdasarkan pemasukan atau uang saku per bulan menunjukkan bahwa sebagian besar reponden mendapatkan pemasukan atau uang

(46)

saku per bulan sebanyak Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000, yaitu sebesar 47%. Responden yang mendapatkan pemasukan atau uang saku perbulan sebanyak Rp 500.000 – Rp 1.000.000, yaitu sebesar 29%. Responden yang mendapatkan pemasukan atau uang saku perbulan kurang dari Rp 500.000 dan lebih dari Rp 5.000.000, masing- masing sebesar 15% dan 9%. Persentase pendapatan atau uang saku per bulan responden selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Karakteristik responden berdasarkan pemasukan per bulan 4.2.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Per Bulan

Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran per bulan menunjukkan bahwa sebanyak 49% responden memiliki pengeluaran antara Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000, 21% reponden memiliki pengeluaran kurang dari Rp 500.000 dan 500.000 – Rp 1.000.000, dan 9% reponden memiliki pengeluaran lebih dari Rp 5.000.000. Persentase pengeluaran per bulan responden selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Karakteristik responden berdasarkan pengeluran per bulan

(47)

4.2.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Anggaran Pembelian Varanus

Karakteristik responden berdasarkan anggaran pembelian Varanus

menunjukkan bahwa 71% responden memiliki anggaran sebesar Rp 500.000 – Rp 5.000.000. Sementara 18% responden memiliki anggaran kurang dari Rp 500.000 dan 11% responden memiliki anggaran lebih dari Rp 5.000.000. Hal ini menunjukkan bahwa sebagaian besar responden memiliki anggaran yang cukup besar untuk melakukan pembelian Varanus. Persentase anggaran pembelian

Varanus responden selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Karakteristik responden berdasarkan anggaran pembelian Varanus

4.3 Proses Keputusan Pembelian Varanus

Keputusan pembelian seorang konsumen dalam membeli sebuah Varanus

melibatkan sebuah proses keputusan pembelian yang merupakan tahap-tahap yang dilalui konsumen sebelum dan sesudah konsumen memutuskan untuk membeli

Varanus. Menurut Kotler (2009), tahapan dalam proses keputusan pembelian terdiri dari 5 (lima) tahapan, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Berdasarkan hasil penelitian, proses keputusan pembelian Varanus pada penggemar reptil dapat dilihat pada tahap berikut.

4.3.1 Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Pengenalan masalah didasari pada ketidak sesuaian yang ada di antara keadaan aktual dan

18%

71% 11%

< Rp 500.000 Rp 500.000 - Rp 5.000.000 > Rp 5.000.000

(48)

keadaan yang diinginkan konsumen. Pengenalan masalah atau kebutuhan ini tidak secara otomatis mengaktifkan suatu tindakan. Ini akan bergantung pada beberapa faktor. Pertama, masalah atau kebutuhan yang dikenali harus cukup penting. Kedua, konsumen harus percaya bahwa solusi bagi kebutuhan tersebut ada dalam batas kemampuannya. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengenalan masalah atau kebutuhan pembelian Varanus, diperoleh data mengenai motivasi pembelian

Varanus oleh penggemar reptil, manfaat utama yang dicari penggemar dalam pembelian Varanus, dan tingkat keterlibatan konsumen (penggemar) terhadap pembelian Varanus.

Motivasi merupakan dorongan terbesar yang dirasakan konsumen pada saat konsumen mulai mengenali atau merasakan kebutuhannya terhadap suatu produk atau jasa. Motivasi yang mendorong Penggemar untuk membeli Varanus

antara lain karena adanya suatu keinginan untuk mencoba memelihara, kebutuhan akan hobi,melihat orang lain membeli, perwujudan gaya hidup dan lainnya. Motivasi utama penggemar untuk membeli Varanus dari hasil penelitian yang dilakukan, yaitu dikarenakan kebutuhan akan hobidengan persentase sebesar 80 persen. Hal ini dapat dipahami karena penggemar reptil pasti ingin memenuhi keinginannya akan hobi memelihara Varanus idamannya. Karena seorang penggemar atau kolektor reptil pasti tidak akan puas hanya memiliki satu jenis

Varanus saja.

Motivasi pembelian Varanus oleh penggemar yang kedua serta ketiga yaitu ingin mencoba dan lainnya dengan persentase sebesar 13 persen dan 7 persen dimungkinkan karena banyak penggemar reptil yang me mulai hobinya dengan memelihara reptil selain Varanus seperti ular dan kura-kura mulai jenuh dan ingin mencoba memelihara sesuatu yang baru. Sedangkan penggemar yang mementingkan gaya hidup akan menjadikan Varanus sebagai salah satu penunjang dalam gaya hidupnya sehingga dapat termotivasi untuk membeli

Varanus. perwujudan gaya hidup menempati urutan ke empat dengan presentase sebesar 4 persen.

(49)

suatu kebutuhan bagi banyak penggemar reptil, tidak hanya sebatas untuk coba-coba atau sebagai pelengkap gaya hidup. Motivasi pembelian Varanus oleh penggemar reptil dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Motivasi pembelian Varanus oleh penggemar reptil

No Motivasi Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Ingin mencoba 6 13

2 Kebutuhan akan hobi 36 80

3 Melihat orang lain membeli 0 0

4 Perwujudan gaya hidup 2 4

5 Lainnya 3 7

Manfaat utama yang dicari penggemar reptil dalam pembelian Varanus

antara lain sebagai pemuas kebutuhan, simbol kelas sosial, bagian gaya hidup, dan media hiburan. Manfaat utama yang diperoleh dari hasil penelitian dengan persentase paling tinggi, yaitu sebesar 51 persen adalah sebagai media hiburan. Hal ini dikarenakan memelihara binatang khususnya Varanus merupakan hobi sekaligus merupakan sarana yang mampu menghibur serta memberikan kepuasan batin tersendiri bagi penggemarnya

Manfaat utama lainnya yang dicari oleh penggemar dalam pembelian

Varanus adalah sebagai pemuas kebutuhan akan hobi dengan persentase sebesar 36 persen. Hal ini dikarenakan memelihara Varanus menimbulkan kepuasan batin tersendiri bagi pemeliharanya. Manfaat sebagai bagian gaya hidup dan simbol kelas sosial masing- masing memiliki persentase sebesar 9 persen dan 4 persen. Persentase ini jauh lebih kecil dibandingkan kedua manfaat sebelumnya, yaitu sebagai pemuas kebutuhan dan media hiburan karena lebih sesuai dengan kebutuhan penggemar akan Varanus.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penggemar lebih mengutamakan manfaat Varanus sebagai media hiburan dan pemuas kebutuhan. Manfaat utama pembelian Varanus yang dicari oleh penggemar reptil dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Manfaat utama pembelian Varanus yang dicari penggemar

No Manfaat Utama Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Sebagai pemuas kebutuhan 16 36

2 Sebagai Simbol Kelas Sosial 2 4

3 Sebagai Bagian Gaya Hidup 4 9

4 Sebagai Media Hiburan 23 51

(50)

Tingkat keterlibatan penggemar reptil juga termasuk dalam pengenalan masalah atau kebutuhan dalam pembelian Varanus, Tingkat keterlibatan penggemar adalah tingkat keterlibatan penggemar akibat dari dampak pembelian

Varanus. Dampak yang dirasakan oleh penggemar jika tidak membeli Varanus

merupakan faktor yang penting dalam menentukan tingkat loyalitas penggemar reptil, karena faktor ini menentukan tingkat keinginan penggemar dalam mengenali suatu masalah atau kebutuhan untuk melakukan tindakan (pembelian) lebih lanjut.

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar penggemar menyatakan merasa ada yang kurang bila tidak memiliki Varanus sebesar 64% dan sisanya sebesar 36% menyatakan biasa saja. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keterlibatan penggemar cukup tinggi terhadap produk Varanus. penggemar merasa bahwa Varanus sudah menjadi salah satu kebutuhan bagi mereka. Tingkat keterlibatan penggemar dalam pembelian Varanus dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Pendapat penggemar Varanus jika tidak memiliki Varanus No Tingkat Keterlibatan Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Merasa Ada Yang Kurang 29 64

2 Biasa Saja 16 36

Total 45 100

4.3.2Pencarian Informasi

Setelah pengenalan masalah atau kebutuhan terjadi, konsumen kemudian terlibat dalam kegiatan pencarian informasi. Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan konsumen dan pengumpulan informasi dari pasar. Pencarian informasi dapat bersifat internal dan eksternal. Pencarian internal lebih dulu terjadi setelah pengenalan masalah atau kebutuhan dan tidak lebih daripada peneropongan ingatan untuk melihat pengetahuan yang relevan dengan keputusan yang ters impan di dalam ingatan jangka panjang. Tingkat kepuasan dengan pembelian sebelumnya juga akan menentukan dalam pencarian internal. Jika konsumen puas dengan hasil pembelian sebelumnya, maka pencarian internal mungkin mencukupi.

Gambar

Gambar 2.  Varanus Examanthicus  (Sumber : http://www.terrarium.pl,2011)
Gambar 3. V. Beccari, V.Raisingeri, V. Prasinus, V.Macrei (tree monitor)
Gambar 5. Kerangka Pemikiran Penelitian
Gambar 6. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
+5

Referensi

Dokumen terkait