• Tidak ada hasil yang ditemukan

II.TINJAUAN PUSTAKA INDEKS KEMATANGAN GONAD IKAN BAUNG (Mystus numurus Cuvier Valenciennes, 1840) DI TEMPAT PENDARATAN IKAN KAMPUNG BOHOQ, KECAMATAN BARONG TONGKOK, KABUPATEN KUTAI BARAT, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "II.TINJAUAN PUSTAKA INDEKS KEMATANGAN GONAD IKAN BAUNG (Mystus numurus Cuvier Valenciennes, 1840) DI TEMPAT PENDARATAN IKAN KAMPUNG BOHOQ, KECAMATAN BARONG TONGKOK, KABUPATEN KUTAI BARAT, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

6 A. Sungai Mahakam

Sungai Mahakam merupakan sungai terbesar yang membelah

provinsi Kalimantan Timur yang bermuara di Selat Makassar. Di bagian

hulu, aliran sungai ini melintasi wilayah Kabupaten Kutai Barat, dan

Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Samarinda di bagian hilirnya.

Panjang sungai ini mencapai 920 kilometer dengan luas sekitar 149.277

km2dan kedalaman 50 meter di bagian hilir dan sekitar 100 meter di

bagian hulu. Sungai ini banyak menyimpan berbagai ratusan jenis ikan air

tawar (Anomim, 2015).

B. Klasifikasi dan Ciri – Ciri Ikan Baung

Menurut Kottelat dan Whitten (1993) klasifikasi ikan baung

sebagai berikut :

Kerajaan : Animalia Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Anak kelas : Teleostei Bangsa : Ostariophysi Anak bangsa : Siluridae Suku : Bagridae

Marga :Mystus

(2)

Ikan Baung mempunyai bentuk badan memanjang,

denganperbandingan antara panjang badan dan tinggi badan 4 : 1. Baung

juga berbadan bulat dengan perbandingan tinggi badan dan lebar badan 1 :

1. Keadaan itu bisa dibilang badan baung itu bulat, punggungnya tinggi

pada awal, kemudian merendah sampai di bagian ekor (Rukmini,

2012).Ciri - ciri umum dari ikan baung adalah kepala ikan kasar, sirip

lemak dipunggung sama panjang dengan sirip dubur, pinggiran ruang mata

bebas,bibir tidak bergerigi yang dapat digerakkan, daun-daun insang

terpisah. Langit - langit bergerigi, lubang hidung berjauhan, yang

dibelakang dengan satu sungut hidung. Sirip punggung berjari - jari keras

tajam. Ikan ini tidak bersisik, mulutnya tidak dapat disembulkan, biasanya

tulang rahang atas bergerigi, 1- 4 pasang sungut dan umumnya berupa

[image:2.595.86.511.182.656.2]

sirip tambahan (Sukendi, 2010) dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Ikan Baung (Gesi, 2016).

Ikan Baung mempunyai empat pasang sungut peraba yang terletak

disudut rahangatas. Sepasang dari sungut peraba sangat panjang sekali dan

(3)

keras, satu diantaranya keras dan meruncing menjadi patil. Kepala besar

dengan warna tubuh abu -abu kehitaman, dengan punggung gelap, tapi

warna perut lebih cerah. Badan ikan baung tidak bersisik, panjang totalnya

lima kali tingginya, sekitar 3 - 3,5 panjang kepala, serta mempunyai

panjang maksimal 350 mm (Rukmini, 2012).

Ikan Baung suka menggerombol di dasar perairan dan membuat

sarang berupa lubang di dasar perairan yang lunak dengan aliran air yang

tenang. Ikan baung menyukai tempat-tempat yang tersembunyi dan tidak

aktif keluar sarang sebelum hari petang. Setelah hari gelap, ikan Baung

akan keluar dengan cepat untuk mencari mangsa, tetapi tetap berada di

sekitar sarang dan segera akan masuk ke sarang bila ada gangguan. Ikan

ini banyak ditemukan dengan kondisi perairan yang cukup dangkal (45

cm) dengan kecerahan hampir 100 % (Supyan, 2011).

C. Distribusi Habitat

Secara umum distribusi dan habitat ikan baung di alam terdapat di

Indocina, Kalimantan, Sumatra, Jawa dan Malaysia. Ikan ini hidup di

sungai – sungai besar. Ikan Baung biasa beruaya (migrasi) dari hulu ke

hilir dan sebaliknya untuk memijah dan mencari makan. (Sukendi,

2010).Migrasi merupakan pergerakan atau perpindahan ikan dari satu

tempat ke tempat lain yang bertujuan untuk penyesuaian terhadap kondisi

yang menguntungkan dalam rangka mempertahankan eksistensi hidup dan

(4)

D. Pertumbuhan Ikan Baung

Pertumbuhan merupakan proses biologis yang ditandai dengan

pertambahan ukuran panjang atau berat tubuh dalam periode waktu

tertentu.Pertumbuhan adalah proses perubahan jumlah individu atau

biomas pada periode waktutertentu (level populasi) (Affandi dan Tang

2002).Pertumbuhan ikan Baung adalah allometrik (b > 3), yakni

pertambahan berat lebih cepat daripada pertambahan panjang badan.

Sedangkan berdasarkan jenis kelamin,pertumbuhan ikan Baung jantan

berpola isometrik (b = 3) dimana pertambahan berat sebanding dengan

pertambahan panjang badan (Kordi, 2009).

E. HubunganPanjang dan Berat

Berat dapat dianggap sebagai suatu fungsi panjang. Hubungan

panjang dengan berat hampir mengikuti hukum kubik, yaitu bahwa berat

ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Akan tetapi hubungan yang

terdapat pada ikan tidak demikian karena bentuk dan panjangnya berbeda

– beda. Maka, tidak selamanya mengikuti hukum kubik, tetapi dinyatakan

dalam suatu bentuk rumus yang umum, yaitu W = cLn dimana W

merupakan berat, L adalah panjang dan c dan n adalah konstanta

(Effendie, 1997).

F. Aspek Reproduksi

Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan

keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya

(5)

umum air tawarmemijah pada awal musim hujan (Kordi, 2009).Ikan

Baung jantan memiliki lubang genital agak memanjang dan terdapat

bagian yang meruncing kearah caudal yang berfungsi sebagai alat bantu

dalam meentransfer sperma saaat melakukan pemijahan. Sedangkan, pada

ikan Baung betina alat genital berbentuk bulat, dan lubang ini akan

berwarna kemerahan apabila telah mengandung telur (Supyan, 2011).

G. Indeks Kematangan Gonad

Gonadadalah istilah organ reproduksi pada ikan betina dikenal

dengan nama sel telur dan pada ikan jantan dikenal dengan nama sperma (

Suriansyah dkk, 2011). Indeks kematangan gonad merupakan suatu indeks

kuantitatif yangmenunjukkan suatu kondisi kematangan seksual ikan.

Semakin panjang tubuh ikan, maka semakin besar pula nilai indeks

kematangan gonad yang diperoleh sehingga ovarium yang lebih matang

memiliki bobot dan ukuran lebih besar termasuk penambahan dari ukuran

telur (Zamronidkk,2008).

IKG merupakan salah satu aspek pentig di dalam biologi perikanan

dimana dengan mengetahui IKG maka dapat memprediksi atau

diperkirakan kapan masa pemijahan yang tepat. Sebagai acuan standar

digunakan lima tahap tingkat kematangan gonad (TKG), yaitu immature

(dara), developing (dara berkembang), maturing/ripening (pematangan),

mature/ripe/gravid (matang) dan spent (salin). Berdasarkan morfologi

tingkat perkembangan gonad ikan dibagi ke dalam 5 kelompok (Tabel 1)

(6)

Tabel 1. Tingkat Perkembangan Gonad

TKG Morfologi Gambar

Immature

(dara)

Ovari berbentuk

sepasangbenang kasar terletak dikiridan kanan rongga perut, warna bening dan kecoklatandengan permukaan licin.

Sumber : Tomkiewiez,

dkk (2002)

Developing

(daraberkembang)

Ovarium berukuran lebih

besar dari TKG I, berwarna

coklat muda, butiran telur

masih belum dilihat dengan

jelas.

Sumber : Tomkiewiez,

dkk (2002)

Maturing/ripening

(pematangan)

Ovarium berukuran lebih

besar dari TKG II dan

hampir mengisi setengah

rongga perut, butiran telur

mulai terlihat, beberapa

butiran halus membuat

ovarium berwarna kuning

kehijauan.

Sumber : Tomkiewiez,

dkk (2002)

Mature/ripe/gravid

(matang)

Ovarium telah mengisi dua

pertiga rongga perut, usus

terdesak keluar, warna

menjadi kuning kecoklatan

dan lebih gelap, telur

terlihat lebih jelas dan lebih

besar daripada TKG III.

Sumber : Tomkiewiez,

(7)
[image:7.595.87.533.143.646.2]

Tabel 1. Tingkat Perkembangan Gonad (Lanjutan)

Spent

(salin)

Ovarium masih terlihat

seperti TKG IV, tetapi

bagian tertentu telah

mengempis karena telur

telah dikeluarkan pada saat

pemijahan.

Sumber : Tomkiewiez,

dkk (2002)

H. Fekunditas

Pengetahuan mengenai fekunditas merupakan salah satu aspek yang

memegang peranan penting dalam biologi perikanan. Dari fekunditas

secara tidak langsung jumlah anak ikan yang akan dihasilkan dapat di

tafsir dan akan menentukan jumlah ikan. Selain itu fekunditas merupakan

suatu subyek yang dapat menyesuaikan dengan bermacam – macam

kondisi terutama dengan respon terhadap makanan (Effendie, 1997).

Untuk ikan – ikan tropik dan sub – tropik definisi fekunditas yang

paling cocok mengingat kondisinya ialah jumlah telur yang dikeluarkan

oleh ikan dalam rata – rata masa hidupnya. Parameter ini relevan dalam

studi populasi dan dapat ditentukan karena kematangan tiap – tiap ikan

pada waktu pertama kalinya dapat diketahui dan statistic kecepatan

mortalitasnya dapat ditentukan dalam pengelolaan perikanan yang baik

Gambar

Gambar 1. Ikan Baung (Gesi, 2016).
Tabel 1. Tingkat Perkembangan Gonad (Lanjutan)

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 12 menunjukkan bahwa koefisien beta yang telah distandarisasi dari variabel insentif finansial sebesar 0,459 adalah yang lebih besar dibandingkan variabel

Penataan Letak bangunan-bangunan yang ada di komplek pesantren Miftahul Huda mencerminkan suatu upaya Kyai dalam menata lingkungan fisik yang sangat memungkinkan terjadinya

Form ini merupakan tampilan form yang akan muncul pertamakali pada saat program aplikasi dijalankan, dimana pada form ini user dapat memilih untuk langsung

Abstrak terdiri atas 500 - 800 kata dan memuat permasalahan yang dikaji, metode yang digunakan, tesa-tesa (jika ada) yang dikemukakan, ulasan singkat serta penjelasan

Kadar protein tertinggi terdapat pada lama pengasapan 8 jam (A1), hal ini disebabkan karena hasil pembakaran sabut kelapa yang menghasilkan asap dan uap panas yang

Diagram berjenjang (HIPO) pada Sistem Sistem informasi penilaian properti KJPP FAST Surabaya terdapat 7 proses utama, yaitu proses pengelolahan data master, proses

Dewasa ini telinga kita tidak asing lagi mendengar kata genosida atau pembantaian masal, secara umum genosida ini disimpulkan sebagai kejahatan yang paling kejam.Genosida adalah

Seperti halnya pada harian Jawa Pos dan Kompas, dimana kedua harian ini memiliki cara pandang yang berbeda dalam menyeleksi suatu isu dan menulis berita mengenai Muktamar