• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Stres Pasien Rawat Jalan Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Rantau Prapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Stres Pasien Rawat Jalan Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Rantau Prapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2013"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, berkat, bimbingan, dan anugrahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Stres Pasien Rawat Jalan Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2013”.

Skripsi ini tidak akan terlaksana penulisannya tanpa ada dukungan, doa, kasih sayang, semangat dan motivasi setiap saat oleh kedua orang tua tercinta Ayahanda H. Rasdi Guntur Lubis dan Ibunda Hj. Ardiana Sari Dalimunthe yang telah merawat, mendidik, menyayangi, memperhatikan dan memberikan dukungan penuh baik secara material dan non material. Penulis juga telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1.

2. Ibu Erniyati, SKp., MNS selaku pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(4)

4. Bapak Ikhsanuddin Ahmad Harahap, SKp,. MNS selaku pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Ikram, S.Kep. Ns, M.Kep selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.

6. Ibu Rosina Tarigan, S.Kep, Ns. M.Kep Sp. KMB selaku penguji I 7. Bapak, Mula Tarigan, S.Kep, Ns, M.Kes selaku penguji II

8. Bapak, dr. M. Natsir Pohan , SpB selaku direktur RSUD Rantauprapat yang sudah memberi izin untuk melakukan penelitian

9. Ibu, Berta Amk selaku kepala ruangan hemodialisa yang sudah memberi masukan dan banyak membantu penulis

10.Buat kakak tercinta Alm. Fitrah Aqidah Lubis, abang Iqbal Baitang Lubis S.pd, adik ku Rizqon Zadidah Lubis yang telah mendukung dan memotivasi penulis. Serta jagoan kecil kita Ridwan Paruhum Daulay penyemangat bunda menyusun skripsi ini sampai larut malam

11.Buat M. Muchsin Sitompul dan teman- teman Disney Kost Emmy Hartati, Masrany Pratiwi, Desi Kusuma, Khadijah Novalia, Utari Adista. Yang telah memotivasi penulis

(5)

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam proposal ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan proposal ini. Akhir kata, penulis berharap semoga proposal ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya.

Medan, Juni 2013 Penulis,

NIM : 121121008

(6)

DAFTAR ISI

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Pertanyaan Penelitian ... 4

1.3.1. Tujuan Umum ………. ………. ... 5

1.3.2. Tujuan Khusus………. ... 5

1.4. Manfaat Penelitia ... .5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

1.1. Pengetahuan ... 6

1.1. Pengertian Pengetahuan ... 7

1.2. Faktor- Faktor yang mempengaruhi pengetahuan... 7

1.3.Fungsi pengetahuan ... 10

2.2. Sikap ... 11

2.2 Pengertian sikap ... 11

2.2 Faktor- faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap... ..12

2.3 Pembentukan dan perubahan sikap ... 13

2.4 Pengukuran sikap ... 14

(7)

2.3.1 Pengertian stres ... 15

2.3.2 Situasi stres ... 15

2.3.3 Tahap stres ... 16

2.3.4 Jenis stres ... 17

2.4 Hemodialisa ... 18

2.4.1 Sejarah Hemodialisa ... 18

2.4.2 Pengertian Hemodialisa ... 19

2.4.3 Indikasi dilakukan Hemodialisa ... 19

2.4.5 Prinsip Hemodialisa ... 20

2.4.6 Persiapan pasien untuk menjalani hemodialisa ... 20

2.4.7 Perawatan dalam melakukan hemodialisa ... 21

2.4.8 Komplikasi hemodialisa ... 22

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN ... 24

3.1.Kerangka Konsep ... 24

3.2.Defenisi Operasional ... 25

BAB 4 METODELOGI PENELITIAN ... 26

4.1 . Desain Penelitian ... 26

4. 2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

4.3. Lokasi Penelitian ... 27

4.4 Pertimbangan Etik ... 27

4.5. Instrumen, Pengukuran, dan Pengamatan Variabel Peneliti ... 28

4.6. Uji Validitas dan Realibilitas ... 29

4.6. Pengumpulan Data ... 30

4.7. Analisa Data ... 31

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

5.1.Hasil penelitian ... 33

5.2.Pembahasan ... 36

5.2.1 Pengetahuan pasien rawat jalan hemodialisa ... 36

(8)

5.2.3 Tingkat stres pasien rawat jalan hemodialisa ... 38

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 41

6.1 Kesimpulan... 42

6.2 Rekomendasi ... 43 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Defenisi operasional 25

Tabel 2 Distribusi frekuensi karakteristik data demografi... 34 Table 3 Distribusifrekuensitingkatpengetahuanpasien 35 Tabel 4 Distribusi frekuensisikap pasien

terhadaphemodialisa...

35

(10)

DAFTAR SKEMA

Halaman Skema 3.1 Kerangka konseptual penelitian gambaran tingkat

pengetahuan, sikap dan stres pasien rawat jalan hemodialisa di RSUD Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu

(11)

Judul :Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Stres Pasien Rawat Jalan Hemodialisa di RSUD Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu

Peneliti :Hizrah Hanim Lubis

NIM :121121008

Program :S1 Keperawatan

Tahun Akademik :2012/2013

Abstrak

Hemodialisa adalah suatu metode terapi dialis yang di gunakan untuk mengeluarkan cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika secara akut ataupu secara progresif ginjal tidak mampu melaksanakan proses tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan stress pasien rawat jalan hemodialisa RSUD Rantauprapat dengan menggunakan desain deskriptif yang dilakukan pada bulan September sampai Desember 2013 di RSUD Rantauprapat. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari data demografi dan kuesioner pengetahuan, sikap dan stres. Jumlah sampel sebanyak 27 responden yang dipilih dengan menggunakan tehnik purposive sampling. Hasil penelitian tingkat pengetahuan, sikap dan stres pasien rawat jalan hemodialisa di RSUD Rantauprapat adalah berpengetahuan baik 20 orang (74,1%), berpengetahuan cukup 7 orang (25,1%) . Untuk sikap responden bersikap baik sebanyak 21 orang (77,8%), bersikap sangat baik sebanyak 6 orang (22,2%). Stres tingkat berat 18 orang (66,7%) dan mengalami stres sedang 9 orang (33,3%). Dalam penelitian ini tidak dilakukan oleh perawat pelaksana yang bekerja di ruang hemodialisa. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya dilakukan oleh perawat yang memang bekerja di ruangan hemodialisa.

(12)
(13)

Judul :Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Stres Pasien Rawat Jalan Hemodialisa di RSUD Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu

Peneliti :Hizrah Hanim Lubis

NIM :121121008

Program :S1 Keperawatan

Tahun Akademik :2012/2013

Abstrak

Hemodialisa adalah suatu metode terapi dialis yang di gunakan untuk mengeluarkan cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika secara akut ataupu secara progresif ginjal tidak mampu melaksanakan proses tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan stress pasien rawat jalan hemodialisa RSUD Rantauprapat dengan menggunakan desain deskriptif yang dilakukan pada bulan September sampai Desember 2013 di RSUD Rantauprapat. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari data demografi dan kuesioner pengetahuan, sikap dan stres. Jumlah sampel sebanyak 27 responden yang dipilih dengan menggunakan tehnik purposive sampling. Hasil penelitian tingkat pengetahuan, sikap dan stres pasien rawat jalan hemodialisa di RSUD Rantauprapat adalah berpengetahuan baik 20 orang (74,1%), berpengetahuan cukup 7 orang (25,1%) . Untuk sikap responden bersikap baik sebanyak 21 orang (77,8%), bersikap sangat baik sebanyak 6 orang (22,2%). Stres tingkat berat 18 orang (66,7%) dan mengalami stres sedang 9 orang (33,3%). Dalam penelitian ini tidak dilakukan oleh perawat pelaksana yang bekerja di ruang hemodialisa. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya dilakukan oleh perawat yang memang bekerja di ruangan hemodialisa.

(14)
(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dialisis atau cuci darah merupakan cara buatan membuang produk sisa dan kelebihan cairan dari dalam tubuh. Hal ini perlu dilakukan jika fungsi ginjal hanya tinggal 5-10 persen dari kapasitas normalnya sehingga fungsi-fungsinya harus digantikan oleh dialisis ginjal atau pencangkokan ginjal. Hemodialisis merupakan bentuk dialisis yang paling umum. Saat ini metode yang paling sering dan populer adalah dengan menggunakan mesin dialisis , dimana metode ini bertujuan untuk membuang kelebihan cairan, bahan kimia dan produk sisa dari darah (Yosep, 2012)

Di seluruh dunia, diperkirakan 2 juta orang mendapat dialisis setiap tahunnya. di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini terus terjadi peningkatan jumlah pasien yang mendapatkan dialisis, padahal fasilitasnya terbatas. Mungkin ada 100.000 orang yang perlu dialisis (Kumar, 2012).

Berdasarkan survei yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu tercatat selama tahun 2012 pasien rawat jalan hemodialisa tercatat sebanyak 741 orang.

(16)

mengancam jiwa. Fungsi ginjal sangat beragam bukan hanya mengeluarkan racun dari tubuh tapi mengatur tekanan darah (Suharjono, 2011)

Penyakit ginjal kronis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di seluruh dunia. Karena peningkatan progresif baik dalam insiden dan prevalensi pasien dengan penyakit ginjal tahap akhir atau End Stage Renal Diases (ESRD), dan tingkat kematian yang tinggi dan meningkatnya biaya perawatan. Beberapa faktor psikososial termasuk stres, depresi, kecemasan pengobatan. Stress dapat timbul karena proses penyesuaian pasien pada keadaannya. Pasien dengan ESRD menjalani regimen pengobatan yang kompleks yang melibatkan tidak hanya dialisis tetapi juga berbagai gaya hidup ganda dan radikal perubahan yang mempengaruhi fungsi sosial dan psikologis individu. Misalnya, proses pengobatan jangka panjang, pasien harus menggunakan strategi untuk mengelola penyakit mereka.. Dengan demikian, individu dengan tingkat tinggi perawatan diri dan self-efficacy yang lebih mampu mengelola ESRD mereka.

Pasien dengan ESRD harus mencoba untuk beradaptasi dengan penyakit fisik kronis dan kebutuhan, dalam banyak kasus, untuk mengatasi ketergantungan pada mesin dialisis untuk tetap hidup. Penyesuaian dalam hal kognitif, emosional, dan perilaku serta penyesuaian psikologis yang diperlukan oleh pasien. Sikap pasien terhadap penyakit tampaknya cukup penting untuk hasil mereka. Secara khusus, pasien yang kurang memahami diri mereka dan tidak memiliki kontrol dalam suatu situasi, bisa menyebabkan stres. (Abolfazl, dkk, 2008)

(17)

menyebabkan penderitanya rawan penyakit fisik, sesuai dengan kondisi masing- masing. ( Yekti Ari, 2010)

Pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa, membutuhkan waktu 12-15 jam untuk dialisa setiap minggunya, atau paling sedikit 3-4 jam per kali terapi. Kegiatan ini akan berlangsung terus-menerus sepanjang hidupnya (Bare & Smeltzer, 2002). Keadaan ketergantungan pada mesin dialisa seumur hidupnya serta penyesuaian diri terhadap kondisi sakit mengakibatkan terjadinya perubahan dalam kehidupan pasien. Perubahan dalam kehidupan, merupakan salah satu pemicu terjadinya stres. Perubahan tersebut dapat menjadi variabel yang diidentifikasikan sebagai stressor (Rasmun, 2004). Pasien biasanya menghadapi masalah keuangan, kesulitan dalam mempertahankan pekerjaan, dorongan seksual yang menghilang serta impotensi, khawatir terhadap perkawinan dan ketakutan terhadap kematian (Bare & Smeltzer, 2002).

(18)

dipersepsikan individu, merupakan suatu ancaman yang dapat menimbulkan kecemasan.

Mekanisme pasien terhadap stres berbeda- beda pada tingkat ringan, stres akan mudah diatasi dengan hal- hal sederhana, seperti menggunakan terapi musik, relaksasi, konseling, mendekatkan diri kepada Tuhan, dan lain- lain. Namun, kalau stres sudah mencapai tingkat parah maka penanganan nya harus dilakukan dibawah pengawasan dokter yang berwenang agar tidak salah terapi atau psikiater. ( Yekti Ari, 2010)

1.2Perumusan Masalah

Bagaimana Tingkat Pengetahuan Sikap dan Stres Pasien Rawat Jalan Hemodialisa di RSUD Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2013 ?

1.3Pertanyaan penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka pertanyaan peneliti sebagai berikut, “ Bagaimana Tingkat Pengetahuan Sikap dan Stres Pasien Rawat Jalan Hemodialisa di RSUD Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2013 ?

1.4 Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Sikap dan Stres Pasien Rawat Jalan Hemodialisa di RSUD Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2013

2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui tingkat pengetahuan pasien rawat jalan hemodialisa di RSUD Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu tahun 2013

(19)

3. Mengetahui tingkat stres pasien rawat jalan hemodialisa di RSUD Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu tahun 2013

1.5Manfaat Penelitian

1.5.1 Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan mahasiswa dan literatur di perpustakaan tentang pengetahuan, sikap dan stres pasien rawat jalan hemodialisa.

1.5.2 Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi kepada perawat yang bekerja dilingkungan rumah sakit maupun klinik yang memiliki fasilitas ruang hemodialisa dalam memberikan pelayanan

1.5.3 Penelitian Keperawatan

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dibahas lebih lanjut lagi tentang variabel- variabel yang akan terkait dalam penelitian yaitu pengetahuan, sikap, stres, dan terapi hemodialisa. 1. Pengetahuan (knowledge)

1.1Defenisi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2003, pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6(enam) tingkatan yaitu: Tahu (Know), memahami (Comprehension), aplikasi (application), analisa (analysis), dan evaluasi (evaluation).

a. Tahu (Know), diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (comprehension), diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

(21)

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisai, dan masih ada kaitannya satu sam lain. Kemampuan ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkkan dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untik meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang ada.

1.2Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain :

Menurut Notoadmojo, 2003 faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain:

1. Pendidikan

(22)

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung

3. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan aspek fisik dan psikologis (mental), dimana aspek psikologis ini taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa.

4. Minat

Minat diartikan sebagai suatu kecendrungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. minat menjadikan seseorang untuk mencoba menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

5. Lingkungan

Lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan perilaku individu dimana seseorang merespon lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya sehingga lingkungan tersebut mempengaruhi kesehatannya. Lingkungan fisik termasuk faktor pendukung yang menentukan pengetahuan dan berpengaruh bagi pengembangan pengetahuan dan perilaku individu dimana seseorang berespon atau berinteraksi dengan lingkungannya.

6. Sosial ekonomi

(23)

7. Persepsi

Persepsi adalah mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. Persepsi masyarakat tentang sehat sakit erat hubungan nya dengan masalah pengobatan. Alasan mereka untuk tidak mencari pengobatan karena penyakit tersebut tidak menganggu kegiatan, lebih memprioritaskan tugasnya dari pada mengobati sakitnya,gejala yang dideritanya akan hilang dengan sendirinya, takut pergi kerumah sakit dan biayanya yang mahal

8. Kebudayaan

Kebudayaan adalah perilaku yang normal, kebiasaan, nilai yang terbentuk dalam waktu yang lama dan selalu berubah sebagai akibat dari kehidupan masyarakat dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku

9. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami oleh individu baik dari dalam dirinya ataupun dari lingkungannya. Pada dasrnya pengalaman mungkin saja menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi individu yang melekat menjadi pengetahuan individu secara subjektif.

10. Informasi

(24)

informasi adalah kemudahan seseorang untuk memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru(Wahid dkk, 2007)

1.3Fungsi Pengetahuan

Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, mencari pengalaman dan mengorganisasikan pengalaman. Adanya pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu yang akan disusun ditata kembali atau dirubah sedemikian rupa sehingga tercapai suatu konsisten (Azwar, 20005).

Pengalaman yang diperoleh manusia berfungsi sebagai alat ukur terhadap kecerdasan atau kualitas pembentukan sikap dan perilaku seseorang. Namun demikian pengetahuan tidak semata mata dapat menggambarkan sikap dan pengetahuan seseorang, tetapi yang lebih penting adalah mengaktualisasikan diri menjadi arti dalam hidup bermasyarakat. Suatu saat pengetahuan dapat menimbulkan sikap apabila ada akibat dari objek yang mendatangkan kerugian langsung pada diri ataupun oranglain. Apabila akibat tersebut muncul, maka orang akan segera dapat bertindak karena pengetahuan tersebut sudah dimilikinya (Notoadmojo, 2003).

2. Sikap

2.1 Pengertian sikap

(25)

adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Menurut Notoatmodjo, 2007 sikap dibagi menjadi tiga komponen pokok, yaitu :

1. Komponen kognitif (cognitive/ perseptual)

Berisi kepercayaan individu yang berhubungan dengan hal- hal yang bagaimana individu mempersepsikan terhadap objek sikap, dengan apayang dilihat dan diketahui (pengetahuan), pangangan, pikiran, pengalaman pribadi, kebutuhan emosional dan informasi dari oranglain.

2. Komponen afektif (emosional)

Komponen ini menunjukkan pada dimensi emosional subjek individu, terhadap objek sikap baik yang positif (rasa senang) maupun negatif (rasa tidak senang). Reaksi emosional banyak dipengaruhi oleh apa yang kita percayai sebagai suatu yang benar terhadap objek sikap tersebut

3. Komponen konaktif (perilaku)

Yaitu komponen sikap yang berkaitan dengan predisposisi atau kecendrungan bertindak terhadap objek sikap yang dihadapinya.

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penetuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berfikir, keyakinan,

dan emosi memegang peranan penting (soekidjo, 2003)

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap terdiri dari empat tingkatan yaitu: 1. Menerima (receiving)

Diartikan orang atau subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek.

(26)

Indikasi dari sikap adalah memberikan jawaban kalau ditanya, menyelesaikan dan mengerjakan tugas yang diberikan.

3. Menghargai (valuing)

Indikasi dari menghargai adalah mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi dalam tingkatan sikap.

2.2 Faktor- faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap dan pengubahan sikap Pada manusia sebagai faktor sosial, pembentukan sikap tidak lepas dari pengaruh interaksi satu sama lainya (eksternal). Disamping itu manusia juga individu, sehingga apa yang datang dari dalam dirinya (internal) juga mempengaruhi pembentukan sikap (Notoadmojo).

1. Faktor internal

Dalam hal ini individu menerima, mengolah dan memilih segala sesuatu yang datang dari luar, serta menentukan mana yang akan diterima dan mana yang tidak. Faktor internal menyagkut motif dan sikap yang bekerja dalam diri individu pada saat itu serta mengarahkan minat, perhatian (faktor psikologis) juga perasaan sakit, lapar dan haus (faktor fisiologis).

2. Faktor Eksternal

(27)

2.3 Pembentukan dan perubahan sikap

Menurut sunaryo, 2004 ada beberapa cara untuk membentuk dan mengubah sikap individu, yaitu:

1. Adopsi

Adopsi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap melalui kejadian yang terjadi berulang dan terus menerus sehingga lama kelamaan secara bertahap hal tersebut akan diserap oleh individu, akan mempengaruhi pembentukan serta perubahan sikap individu.

2. Diferensiasi

Diferensiasi adalah suatu cara pembentukan dan pengubahan sikap karena sudah dimilikinya pengetahuan, pengalaman, intelegensi dan bertambahnya umur oleh karena itu hal- hal yang tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri dan lepas dari sejenisnya sehingga membentuk sikap tersendiri.

3. Integrasi

Integrasi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap yang terjadi secara bertahap diawali dari bermacam- macam pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan objek sikap tertentu sehingga akhirnya terbentuk sikap terhadap objek tersebut

4. Trauma

Trauma adalah suatu pembentukan dan perubahan sikap melalui kejadian secara tiba- tiba dan mengejutkan. Sehingga menimbulkan kesan mendalam dalam diri individu. Kejadian tersebut akan mengubah sikap individu terhadap kejadian sejenis

(28)

Generalisasi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap karena pengalaman traumatik pada diri individu yang dapat menimbulkan sikap negatif terhadap semua hal yang sejenis

2.4 Pengukuran sikap

Menurut Gayatri, 2004 mengukur sikap tidak lain adalah mencoba menentukan peringkat sikap seseorang menurut ciri- ciri yang sudah ditetapkan. Pada umumnya pengukuran sikap dapat dibagi dalam tiga cara, yaitu wawancara, observasi dan kuisioner. Setiap cara memiliki keuntungan dan keterbatasan sehingga peneliti perlu mempertimbangkan cara yang sesuai dengan tujuan penelitian sikap. Skala yang digunakan dapat berupa skala nominal, ordinal maupun interval. Skala sikap yang sering digunakan adalah skala model Thrustone, dengan skala ini responden diminta untuk menyatakan setuju atau tidak setuju terhadap deretan pernyataan mengenai objek sikap. Selanjutnya skala Likert, dengan skala ini responden diminta untuk membubuhkan pada salah satu

(29)

kuisioner tertutup seperti tes prestasi belajar bentuk pilihan ganda (Arikunto, 2005).

2.3 Stres

2.3.1 Pengertian Sters

Sters adalah segala siruasi dimana tuntutan non-spesifik mengharuskan seorang individu untuk berespons atau melakukan tindakan. Respon atau tindakan ini termasuk respon fisiologis dan psikologis. Stres dapat menyebabkan perasaan negatif atau yang berlawanan dengan apa yang diinginkan atau mengancam kesejahteraan emosional. Sters dapat menggangu cara seseorang dalam menyerap realitas, menyelesaikan masalah, berfikir secara umum, dan hubungan seseorang dan rasa memiliki. Selain itu stres dapat menganggu pandangan umum seseorang terhadap hidup, sikap yang ditunjukkan pada orang yang disayangi dan status kesehatan.(Potter & Perry, 2005)

2.3.2 Situasi Stres

Menurut Potter & Perry, 2005 situasi stres sebagai berikut :

1. Situasi Stres ringan : adalah sters yang dihadapi orang secara teratur, seperti terlalu banyak tidur, kemacetan lalu lintas, kritikan dari atasan. Situasi seperti ini biasanya berlangsung dalam beberapa menit atau jam

2. Situasi Stres sedang : berlangsung lebih lama, dari beberapa jam sampai beberapa hari. misalnya, perselisihan yang tidak terselesaikan dengan rekan kerja, anak yang sakit, atau ketidakhadiran yang lama dari anggota keluarga merupakan stres sedang

(30)

kesulitan finansial yang berkepanjangan, dan penyakit fisik jangka panjang. Makin sering dan makin lama situasi stres, makin tinggi resiko kesehatan yang ditimbulkan.

2.3.3 Tahapan Stres

Menurut Alimul Aziz, 2009 tahapan stres sebagai berikut

1. Tahap pertama : tahap ini merupakan tahapan stres yang paling ringan dan biasanya ditandai dengan munculnya semangat yang berlebihan, penglihatan lebih tajam dari biasanya, dan merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya (namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan dan timbulnya rasa gugup yang berlebihan)

2. Tahap kedua : pada tahap ini, dampak stres yang semula menyenangkan mulai menghilang dan timbul keluhan-keluhan karena habisnya cadangan energi. Keluhan-keluhan yang sering dikeluhkan antara lain merasa letih sewaktu bangun pagi dalam kondisi normal, badan (seharusnya terasa segar), mudah lelah sesudah makan siang, cepat lelah menjelang sore, sering mengeluh lambung tidak nyaman, jantung berdebar-debar, otot punggung dan tengkuk terasa tegang, dan tidak bisa santai.

3. Tahap ketiga : jika tahap stres sebelumnya tidak ditanggapi dengan memadai, maka keluhan akan semakin nyata, seperti gangguan lambung dan usus (gastritis atau maag, diare), ketegangan otot semakin terasa, perasaan tidak tenang, gangguan pola tidur, atau bangun terlalu pagi dan tidak dapat tidur kembali), tubuh terasa lemah seperti tidak bertenaga

(31)

ditemukan kelainan-kelainan fisik pada organ tubuhnya. Namun pada kondisi berkelanjutan, akan muncul gejala seperti ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas rutin karena perasaan bosan, kehilangan semangat, terlalu lelah karena gangguan pola tidur, kemampuan mengingat dan konsentrasi menurun, serta muncul rasa takut dan cemas yang tidak jelas penyebabnya.

5. Tahap kelima : tahap ini ditandai dengan kelelahan fisik yang sangat, tidak mampu menyelesaikan pekerjaan ringan dan sederhana, gangguan pada sistem pencernaan semakin berat, serta semakin meningkatnya rasa takut dan cemas 6. Tahap keenam : tahap ini merupakan tahap puncak, biasanya ditandai dengan

timbulnya rasa panik dan takut mati yang menyebabkan jantung berdetak semakin cepat, kesulitan untuk bernapas, tubuh gemetar dan berkeringat, dan adanya kemungkinan terjadi kolaps atau pingsan.

2.3.4 Jenis stres

Ditinjau dari penyebabnya, menurut Alimul Aziz, 2009 stres dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis berikut :

1. Stres fisik, merupakan stres yang disebabkan oleh keadaan fisik, seperti suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, suara bising, sinar matahari yang terlalu menyengat, dan lain-lain

2. Stres kimiawi, merupakan stres yang disebabkan oleh pengaruh senyawa kimia yang terdapat pada obat-obatan, zat beracun asam, basa, faktor hormon atau gas, dan lain-lain

(32)

4. Stres fisiologis, merupakan stres yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ tubuh, antara lain gangguan struktur tubuh, fungsi jaringan, organ, dan lain-lain 5. Stres tumbuh kembang, merupakan stres yang disebabkan oleh proses tumbuh

kembang seperti pada masa pubertas, pernikahan, dan pertambahan usia

6. Stres psikologis atau emosional, merupakan stres yang disebabkan oleh gangguan situasi psikologis atau ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri, misalnya dalam hubungan interpersonal, sosial budaya, atau keagamaan.

2.4 Hemodialisa

2.4.1 Sejarah Hemodialisa

(33)

mengemukakan bahwa jaringan hewan dapat berfungsi sebagai membran semipermeabel ( Yunus, 2004)

2.4.2 Pengertian Hemodialisa

Hemodialisa berasal dari kata hemo=darah, dan dialis = pemisah atau filtrasi. Hemodialisi adalah suatu metode terapi dialis yang di gunakan untuk mengeluarkan cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika secara akut ataupu secara progresif ginjal tidak mampu melaksanakan proses tersebut. Terapi ini dilakukan denganmenggunakan sebuah mesin yang dilengkapi dengan membran penyaring semipermeabel (ginjal buatan). Hemodialisa dapat dilakukan pada saat toksin atau zat racun harus segera dikeluarkan untuk mencegah kerusakan permanen atau menyebabkan kematian. Tujuan dari hemodialisa adalah untuk memindahkan produk-produk limbah yang terakumulasi dalam sirkulasi klien dan dikeluarkan kedalam mesin dialisis. (Muttaqin Kumala, 2011)

2.4.3 Indikasi dilakukan hemodialisa

Hemodialisa dilakukan jika gagal ginjal menyebabkan beberapa kondisi, seperti ensefalopati uremik, perikarditis, asidosis yang tidak memberikan respon terhadap pengobatan lainnya, gagal jantung, dan hiperkalemia. (Muttaqin Kumala, 2011)

2.4.5 Prinsip Hemodialisa

Menurut Muttaqin Kumala, 2011 prinsip hemodialisa pada dasarnya sama seperti pada ginjal, ada tiga prinsip yang mendasari kerja hemodialisia, yaitu: difusi, osmosis, dan ultrafiltrasi.

(34)

2. Proses osmosis adalah proses berpindahnya air karena tenaga kimiawi yaitu perbedaan osmolalitas dan dialisat

3. Proses ultrafiltrasi adalah proses berpindahnya zat dan air karena perbedaan hidrostatik di dalam darah dan dialisat. Luas permukaan dan daya saring membran mempengaruhi jumlah zat dan air yang berpindah. Pada saat dialisis, pasien, dialiser, dan rendaman dialisat memerlukan pemantauan yang konstan untuk mendeteksi berbagai komplikasi yang dapat terjadi misal: emboli udara, ultrafiltrasi yang tidak adekuat atau berlebihan, hipotensi, kram, muntah, perembesan darah, kontaminasi dan komplikasi terbentuknya pirau atau fistula) 2.4.6 Persiapan Pasien Untuk Menjalani Hemodialisa

Menurut Corwin, 2006 persiapan pasien untuk menjalani hemodialisa sebagai berikut :

a. Menimbang berat badan b. Mengatur posisi pasien c. Observasi keadaan umum d. Observasi tanda- tanda vital

e. Melakukan kamulasi/ fungsi untuk menghubungkan darah dengan sirkulasi, biasanya mempergunakan salah satu jalan darah/ blood akses

2.4.7 Perawatan dalam Melakukan Hemodialisa 1. Perawatan sebelum hemodialisa

a. Sambungkan selang air dengan mesin hemodialisa b. Kran air dibuka

(35)

d. Sambungkan kabel mesin hemodialisis ke stop kontak, hidupkan mesin

e. Pastikan mesin pada posisi rinse selama 20 menit kemudian, matikan mesin hemodialisis

f. Masukkan selang dialisat ke dalam jaringan dialisat pekat

g. Sambungkan slang dialisat dengan konektor yang ada pada mesin hemodialisis h. Hidupkan mesin dengan posisi normal (siap)

2. Menyiapkan sirkulasi darah

a. Bukalah alat-alat dialysis dari set nya

b. Tempatkan dializer pada tempatnya dan posisi “inset” (tanda merah) diatas dan posisi “outset” (tanda biru) di bawah.

c. Hubungkan ujung merah dari ABL dengan ujung “inset”dari dializer.

d. Hubungkan ujung biru dari UBL dengan ujung “out set” dari dializer dan tempatkan buble tap di holder dengan posisi tengah.

e. Set infus ke botol NaCl 0,9% - 500 cc f. Hubungkan set infus ke slang arteri

g. Bukalah klem NaCl 0,9%, isi slang arteri sampai ke ujung slang lalu diklem. h. Memutarkan letak dializer dengan posisi “inset” di bawah dan “out set” di atas, tujuannya agar dializer bebas dari udara.

i. Tutup klem dari slang untuk tekanan arteri, vena, heparin j. Buka klem dari infus set ABL, VBL

k. Jalankan pompa darah dengan kecepatan mula-mula 100 ml/menit, kemudian naikkan secara bertahap sampai dengan 200 ml/menit.

(36)

m.Berikan tekanan secara intermiten pada VBL untuk mengalirkan udara dari dalam dializer, dilakukan sampai dengan dializer bebas udara (tekanan lebih dari 200 mmHg).

n. Lakukan pembilasan dan pencucian dengan NaCl 0,9% sebanyak 500 cc yang terdapat pada botol (kalf) sisanya ditampung pada gelas ukur.

o. Ganti kalf NaCl 0,9% yang kosong dengan kalf NaCl 0,9% baru

p. Sambungkan ujung biru VBL dengan ujung merah ABL dengan menggunakan konektor.

q. Hidupkan pompa darah selama 10 menit. Untuk dializer baru 15-20 menit untuk dializer reuse dengan aliran 200-250 ml/menit.

r. Kembalikan posisi dializer ke posisi semula di mana “inlet” di atas dan “outlet” di bawah.

s. Hubungkan sirkulasi darah dengan sirkulasi dialisat selama 5-10 menit, siap untuk dihubungkan dengan pasien )soaking.

2.4.8 Komplikasi Hemodialisa

(37)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN 1.1.Kerangka Konseptual

Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seseorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2009). Kerangka ini disusun berdasarkan pengetahuan, sikap dan stres padatindakan hemodialisa. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka konsep tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

3.1 Skema kerangka konseptual Tingkat, Pengetahuan, Sikap dan Stres Pasien Rantau Jalan Hemodialisa di RSUD Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu

Dari kerangka konsep diatas dapat terlihat bahwa yang merupakan variabel penelitian ini yang diteliti adalah pengetahuan, sikap dan stres.

Pasien rawat jalan hemodialisa

1. Pengetahuan 2. Sikap 3. Stres

1.Tingkat pengetahuan Baik

Cukup Kurang

2.Sikap

(38)

A. Defenisi Operasional No Variabel

Penelitian

Defenisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1 Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil jawaban : Benar, Salah kategori : Benar nilainya 1 dan Salah reaksi atau respon yang masih atau tindakan ini termasuk respon Sangat setuju : 4

(39)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriftif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriftif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpul data, klasifikasi, pengolahan/analisis data, membuat kesimpulan dan laporan (Notoatmodjo, 2005).

Pada penelitian ini akan diketahui gambaran tingkat pengetahuan sikap dan stres pasien rawat jalan hemodialisa di RSUD Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2013

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1 Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut (Alimul, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan Hemodialisa RSUD Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu.

4.2.2 Sampel

(40)

Menurut Ari Kunto (2006) apabila jumlah populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi jika jumlahnya lebih dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% dari total populasi.

Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel sesuai yang dikehendaki peneliti sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang tidak dikenal sebelumnya (Nurslam,2003). Pada penelitian ini jumlah responden adalah 27 orang.

Adapun kriteria inklusi sampel yang digunakan dalam penelitian adalah: a. Pasien baru rawat jalan hemodialisa paling lama 3 bulan

b. Dapat berkomunikasi dan membaca

c. Bersedia untuk diwawancarai yang dinyatakan secara tertulis dengan menandatangani surat perjanjian menjadi responden penelitian.

4.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus – Desember 2013

4.4 Pertimbangan Etik

(41)

1.) Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan menjadi responden. 2) Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan dataatau hasil penelitian yang akan disajikan. 3) Confidentiality (kerahasian)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.( Alimul Aziz, 2007 ).

4.5Istrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen yang dimodifikasi oleh peneliti dengan mengacu pada tinjauan pustaka. Instrumen terdiri dari empat bagian yaitu instrumen data demografi, kuisioner pengetahuan, kuisioner sikap, kuisioner stres

4.5.1 Kuisioner data demografi

Kuisioner data demografi meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, sumber informasi.

4.5.2 Kuisioner pengetahuan responden

(42)

negatif yang disajikan dalam bentuk pernyataan dengan dua alternatif jawaban benar dan salah. Bobot nilai yang diberikan pada pernyataan positif adalah B = 1 dan S = 0. Sedangkan untuk pernyataan negatif B= 0 dan S= 1.

4.5.3 Kuisioner sikap responden

Bagian instrumen ini berisi pernyataan yang bertjuan untuk mengidentifikasi sikap responden pada tindakan hemodialisabagian ini terdiri dari 10 pernyataan yang terdiri dari 9 pernyataan positif dan 1 pernyataan negatif dimana disajikan dalam bentuk pernyataan dengan lima pilihan alternatif jawaban dengan jawaban yang terdiri dari sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat setuju (SS). Bobot nilai yang diberikan bagi pernyataan positif untuk jawaban sangat tidak setuju (STS) = 1, tidak setuju (TS) = 2, setuju (S)= 3, dan sangat setuju (SS) = 4. Sedangkan untuk pernyataan negatif untuk jawaban STS= 4, TS= 3, S= 2, SS= 1.

4.5.4 Kuisioner tingkat stres responden

(43)

4.6. Uji Validitas

Ketiga instrumen dibuat oleh peneliti, untuk instrumen baru perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui seberapa besar derajat kemampuan alat ukur dalam mengukur secara konsisten sasaran yang akan diukur.

Sebuah instrumen dikatakan valid bila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat(Nursalam,2003). Uji validitas instrumen dilakukan oleh ahli keperawatan medikal bedah di Universitas Sumatera Utara oleh dosen berpengalaman dibidangnya. Hasil uji validitas terhadap instrumen dinyatakan valid karena kuisioner pengetahuan, sikap dan stres diperoleh nilai diperoleh nilai CVI sebesar

0,9. Hal ini menunnjukkan bahwa kuisioner telah relevan.

Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil relatif sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok subjek yang sama (Azwar,2007). Uji releabilitis dilakukan di ruang rawat jalan RSUD dr. Pirngadi terhadap 10 orang responden. Uji realibilitas untuk kuisioner pengetahuan dengan jawaban benar salah. Untuk pertanyaan sikap dan stres sebanyak 10 pertanyaan dengan jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, sangat setuju. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai cronbach`s alpha untuk pengetahuan 0,699 sikap 0,727 dan stres 0,715. Hal ini berarti kuisioner telah realiabel.

4.6Pengunpulan Data

(44)

a. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada bagian penelitian pada bagian pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

b. Mengirimkan surat izin penelitian dari Fakultas ke RSUD Rantauprapat

c. Setelah persetujuan dari RSUD Rantauprapat , peneliti melakukan pengumpulan data dengan menjelaskan prosedur, manfaat penelitian dan cara mengisi kuesioner.

d. Peneliti membacakan kuisioner penelitian dengan jelas dan pasien diberikan kesempatan untuk menjawab kuisioner. Responden yang bersedia mengikuti penelitian diminta untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. e. Setelah semua data yang diinginkan terkumpul peneliti langsung melakukan

pengolahan dan analisa data. 4.7 Analisa Data

Setelah data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa data. Dalam penelitian ini analisa data yang digunakan adalah univariant dan bersifat deskriptif semua variabel dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan SPSS untuk menghitung frekuensi dan persentasenya. Untuk data demografi digunakan statik deskriptif yang terdiri dari frekuensi dan persentase. Data lain yang diperoleh dari quisioner yang diisi responden merupakan pengukuran tingkat stres. Data yang diperoleh secara manual dan kemudian dianalisis secara deskriptif menggunakan tekhnik analisa data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing

(45)

b. Coding

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secaramanual sebelum diolah dengan komputer.

c. Entri

Data yang telah dibersihkan kemudian dimasukkan kedalam program komputer. d. Cleanig Data

Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan kedalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.

e. Saving

Penyimpanan data untuk siap dianalisis f. Analisa data (Sari, Arlinda, 2012) g. Persentase Data

Setelah data dikumpulkan kemudian data diolah, pengolahan data dilakukandengan menggunakan teknik komputerisasi yaitu SPSS versi 16,0 disajika dalam bentuk distribusi frekuensidan persentase (%). Selanjutnya hasil perhitungan dimasukkan kedalam rumus statistika untuk membagi rentang kelas (Sudjana,2002).

P =

Banyak kelas Rentang

Nilai rentang didapat dari hasil yang tertinggi yaitu 10 dikurangi nilai terendah yaitu 0 kemudian hasil dibagi banyak kelas yaitu 3 kelas (baik, cukup, kurang) didapatkan hasil 3

(46)

Sedangkan untuk sikap nilai rentang didapat dari hasil yang tertinggi yaitu 40 dikurangi nilai terendah 4 kemudian dibagi banyak kelas yaitu (STS, TS, S,SS) didapatkan hasil 9

Maka : Sikap sangat tidak baik = 8- 16 Sikap tidak baik = 17-25

Sikap baik =26- 34

Sikap sangat baik = >35

Untuk stres nilai rentang didapat dari hasil yang tertinggi yaitu 40 dikurangi nilai terendah 4 kemudian dibagi banyak kelas yaitu (stres ringan, stres sedang, stres berat)

(47)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan mengenai gambaran tingkat pengetahuan sikap dan stres pasien rawat jalan hemodialisa yang dilaksanakan pada Agustus- November 2013 dengan jumlah responden sebanyak 27 orang pasien. Hasil penelitian ini akan diuraikan dalam empat bagian,yaitu: data demografi, pengetahuan, sikap, stres pasien rawat jalan hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Data Demografi

(48)

responden dan minoritas responden bekerja sebagai petani 7 responden dan responden yang tidak bekerja sebanya 7 orang.

(49)

5.2 Pengetahuan Pasien tentang Hemodialisa

Tabel 5.2.1 Distribusi frekuensi pengetahuan responden pasien rawat jalan tentang hemodialisa di RSUD Rantauprapat

No Tingkat Pengetahuan F %

1 Baik 20 74,1

2 Cukup 7 25,9

Jumlah 27 100

Berdasarkan tabel distribusi fekuensi pengetahuan pasien tentang hemodialisa mayoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 20 responden dan responden berpengetahuan cukup sebanya 7 responden.

5.3 Sikap Pasien rawat jalan hemodialisa RSUD Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu terhadap Hemodialisa

No Sikap Responden F %

1 Baik 21 77,8

2 Sangat baik 6 22,2

Jumlah 27 100

(50)

5.4 Tingkat Stres Responden

No Tingkat Stres Responden F %

1 Sedang 9 33,3

2 Berat 18 66,7

Jumlah 27 100

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tingkat stres responden mayoritas mengalami stres tingkat berat sebanyak 18 responden dan mengalami stres sedang sebanyak 9 responden

5.5 Pembahasan

5.5.1 Pengetahuan Pasien Rawat Jalan Hemodialisa

Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan stres pasien rawat jalan hemodialisa di RSUD Rantauprapat yang telah dilakukan pada 27 responden menunjukkan pengetahuan baik sebanyak 20 orang (74,1%), berpengetahuan cukup sebanyak 7 orang (25,9%). Hal ini sejalan degan penelitian yang dilakukan oleh Nina di RSUD Rantauprapat pada tahun 2010 dari 55 responden yang sudah menjalani hemodialisa selama 4 bulan 27 responden berpengetahuan baik, 20 orang berpengetahuan cukup dan 8 orang berpengetahuan kurang.

(51)

Menurut Notoatmodjo 2003, pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupaka domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa pengetahuan responden tentang hemodialisa di RSUD Rantauprapat secara keseluruhan belum dikatakan baik peneliti berasumsi bahwa responden belum berpengetahuan baik dimana lebih banyak responden yang berpengetahuan cukup dan kurang.

5.5.2 Sikap Pasien Rawat Jalan Hemodialisa

Sikap merupakan semacam kesiapan untuk beraksi terhadap suatu objek dengan cara- cara tertentu. Kesiapan tersebut merupakan kecendrungan potensial untuk beraksi dengan cara- cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang mengkehendaki adanya respon (Azwar, 2007).

Sikap yang terdapat pada diri individu akan memberi warna atau corak tingkah laku ataupun perbuatan individu yang bersangkutan. Dengan memahami atau menhgetahui sikap individu, dapat diperkirakan respon atau perilaku yang akan diambil oleh individu yang bersangkutan. Kecendrungan bertindak dari individu, berupa respon tertutup terhadap stimulus ataupun objek tertentu adalah suatu sikap (Sunaryo, 2004)

(52)

tentunya akan menunjang keberhasilan upaya terapi hemodialisa yang dijalani tingkat pengetahuan merupakan faktor predisposisi dalam perilaku yang baik, karena dengan pengetahuan seseorang akan mengenal dan mencoba atau melaukan suatu tindakan.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan penelitian yang dilakukan Septian pada tahun 2013 di Rumah Sakit Muhammadiyah Ponorogo dari 47 responden diperoleh sikap positif 61,7% , dan negatif sebesar 38.3% .

Pada pernyataan “pasien harus patuh terhadap jadwal hemodialisa” sebanyak 17 atau 63% responden menjawab sangat setuju, 8 atau 29,6% menjawab setuju. Hal ini menunjukkan bahwa responden bersikap kooperatif.

Pada pernyataan “gatal pada kulit merupakan komplikasi pada cuci darah” sebanyak 13 atau 48,1% responden menjawab sangat setuju, 5 atau 18,5% menjawab setuju. Hal ini menunjukkan bahwa responden menyadari dan menerima komplikasi yang mungkin terjadi dari terapi hemodialisa.

Hal ini berarti bahwa tingkat pengetahuan yang baik tentang hemodialisa dapat dijadikan indikator pendukung sikap yang baik. Melihat hasil penelitian di atas peneliti berasumsi bahwa sikap responden terhadap tindakan hemodialisa di RSUD Rantauprapat sudah baik karena 21 atau 77,8% menunjukkan sikap baik

5.5.3 Tingkat Stres Pasien Rawat Jalan Hemodialisa

(53)

serta penyesuaian diri terhadap kondisi sakit mengakibatkan terjadinya perubahan dalam kehidupan pasien. Perubahan dalam kehidupan, merupakan salah satu pemicu terjadinya stres. Perubahan tersebut dapat menjadi variabel yang diidentifikasikan sebagai stressor (Rasmun, 2004). Pasien biasanya menghadapi masalah keuangan, kesulitan dalam mempertahankan pekerjaan, dorongan seksual yang menghilang serta impotensi, khawatir terhadap perkawinan dan ketakutan terhadap kematian (Bare & Smeltzer, 2002).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Cecilia pada tahun 2011 di RSUP DR. M Djamil Padang dari 50 responden 40% mengalami stres berat, 30% pasien HD mengalami stres ringan dan 30% pasien HD mengalami stres sedang.

Pada pernyataan “saya merasa sulit untuk memulai tidur” sebanyak 13 atau 48,1% responden menjawab sangat setuju dan 9 atau 33,3% responden menjawab setuju. Hal ini dirasakan pasien sejak mendapat terapi hemodialisa. Mayoritas responden mengalami gangguan tidur

Pada pernyataan “saya merasa jantung berdebar saat akan memulai tindakan cuci darah” sebanyak 10 atau 37% responden menjawab sangat setuju dan 12 atau 44,4% responden menjawab setuju ini merupakan salah satu tanda dan gejala seseorang mengalami stres. Hal ini juga dialami pasien saat akan memulai tindakan hemodialisa.

(54)

bangun terlalu pagi dan tidak dapat tidur kembali), tubuh terasa lemah seperti tidak bertenaga, timbulnya rasa panik dan takut mati yang menyebabkan jantung berdetak semakin cepat, kesulitan untuk bernapas, tubuh gemetar dan berkeringat, dan adanya kemungkinan terjadi kolaps atau pingsan.

(55)

BAB 6

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan stres pasien rawat jalan hemodialisa di RSUD Rantauprapat. Penelitian ini dilakukan terhadap 27 responden yaitu pasien yang menjalani terapi hemodialisa paling lama 3 bulan. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu 10 atau 37% berada pada rentang usia 46- 55 tahun atau lansia awal. Mayoritas responden yaitu 17 atau 63% berjenis kelamin perempuan. Mayoritas responden yaitu 13 atau 48,1% berpendidikan SLTA. Mayoritas responden yaitu 17 atau 63% mendapatkan informasi dari petugas kesehatan. Mayoritas responden yaitu 8 atau 29,6% bekeja wiraswasta.

(56)

6.2 Rekomendasi

6.2.1 Pelayanan Keperawatan

Dalam pelayanan keperawatan hendaknya tenaga keperawatan harus aktif untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan baru tentang ilmu keperawatan khususnya tentang hemodialisa. Serta meningkatkan pengetahuan hemodialisa kepada pasien hemodialisa

6.2.2 Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini hanya menggambarkan bagaimana tingkat pengetahuan, sikap dan stres pasien rawat jalan hemodialisa. Hal ini dapat dijadikan sebagai sumber data baru bagi penelitian selanjutnya misalnya manajemen stres

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul , Aziz, (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika

Alimul, Aziz, (2009). Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika

Alimul, Aziz, (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika

Arikunto,Suharsimi, (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Abolfazl, Ahmad, Fazollah ( January/ february 2008). The Effect of Continous Care Model on Depresion Anxiety, Stress in Pation on Hemodialysis. The Journal of Nefrology Nursing, 39-43

Azwar,S (2005). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Ed.2: Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Cecilia, (2011). Hubungan Tingkat Stres Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa Di RSUP DR. Djamil Padang. Universitas: Andalas. Dibuka pada tanggal 28 januari 2014

Corwin, H. (2006). Prinsip Hemodialisa. Jakarta: Salemba Medika Farida, Murni (2011) Rajin dialisis. Yogyakarta: Andi Offset

Gayatri,D. (2004). Mendesain Instrumen Pengukuran Sikap. Jurnal Keperawatan Indonesia Vol.8. Jakarta: PSIK UI

Kumar. (2012. Maret), Health Koompas.Read. http:health.Kompas.com.

Notoadmodjo, Soekidjo. ( 2003 ). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip- Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta

Notoadmodjo, Soekidjo.( 2007 )Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

Notoadmodjo, Soekidjo (2010) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nina. (2010). Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Hemodialisa Di RSUD Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu: Akademi Keperawatan Pemkab Labuhanbatu: Rantauprapat

Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Mutaqqin, kumala (2011). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika

(58)

PPSDM PGI (2008). Mahir Dialisis, Jakarta: PGI Cikini PPSDM PGI (2008). Sejarah Hemodialisa, Jakarta: PGI Cikini

Septian, W. (2013). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pasien Gagal Ginjal Kronik Dalam Menjalani Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa RSUD. Hardjono Ponorodo. Universitas Muhammadiyah: Ponorogo. Dibuka pada tanggal 28 januari 2014

Setiadi (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika

Sudjana, (2002). Metoda Statistika. Ed.6. Bandung: Tarsito Suharjono (2011). Sekitar Hemodialisa. Jakarta: Rineka Cipta Sunaryo (2004). Psikologi Untuk Perawat. Jakarta: EGC

Yekti, Wulandari (2010). Cara Jitu Mengatasi Stres, Yogyakarta: Andi Offset Yosep, (2012). Asuhan Keperawatan Klien Hemodialisis, Yogyakarta: Andi Offiset

(59)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul Penelitian :

Gambaran Tingkat Pengetahuan Sikap dan Stres Pasien Rawat Jalan Hemodialisa di RSUD Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2013

Peneliti : Hizrah Hanim Lubis (NIM 121121008)

---

Saya yang bernama Hizrah Hanim Lubis Nim 121121008 adalah mahasiswa S-1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian, penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut dan agar tercapainya tujuan dari penelitian ini. Saya selaku peneliti mengharapkan partisipasi saudara sebagai responden dalam penelitian ini. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas saudara sebagai responden dalam penelitian ini dan sebagai bukti shahih dalam penelitian.

Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela. Apabila saudara tidak menginginkan menjadi responden dalam penelitian saya, saudara berhak menolak dan tidak ikut serta dalam penelitian ini. Apabila saudara bersedia menjadi responden dalam penelitian saya, maka saudara dipersilahkan menandatangani formulir di bawah ini.

Terimakasih atas partisipasi untuk penelitian ini.

Tanggal :

No Kode Responden :

(60)

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

(KUESIONER)

Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah setiap pertanyaan dan alternatif jawaban dengan baik 2. Isilah salah satu jawaban yang paling benar

3. Mohon anda periksa kembali semua pertanyaan apakah sudah diisi dengan benar

4. Pertanyaan yang telah diisi lengkap, mohon dikembalikan kepada peneliti A.Data Pribadi

Umur :

Jenis Kelamin : B.Data Pendidikan

( ) Akademi/Perguruan Tinggi ( ) SLTA/Sederajat

( ) SLTP/Sederajat ( ) SD/Sederajat

( ) Tidak tamat SD/Sekolah C.Data Pekerjaan

D. ( ) Tidak bekerja E. ( ) Petani

F. ( ) PNS

(61)

H.Sumber Informasi

( ) Tidak ada ( ) Media cetak

( ) Media elektronik ( ) Petugas Kesehatan A.Pengetahuan

B.Petunjuk Pengisian : Beri tanda check list (√) sesuai dengan pernyataan

Benar : jika pernyataan dianggap benar

Salah : jika pernyataan dianggap salah

No Pernyataan Benar Salah

1 Cuci darah adalah proses untuk pengobatan ginjal

2 Anda pernah mendapat informasi tentang cuci darah dari petugas kesehatan

3 Guna cuci darah adalah untuk menggantikan fungsi ginjal yang sudah rusak

4 Cuci darah dapat mengeluarkan zat racun dari dalam tubuh 5 Darah akan dialirkan ke dalam mesin ginjal buatan selama

proses cuci darah

6 Syarat dilakukan cuci darah adalah ketika gangguan fungsi ginjal tahap akhir

7 Menimbang berat badan harus dilakukan sebelum cuci darah 8 Cuci darah dapat menyembuhkan gagal ginjal

9 Cuci darah adalah hal yang dilakukan setiap hari

(62)

C. Sikap

Petunjuk Pengisian : Beri tanda check list (√) sesuai dengan pernyataan STS : Sangat Tidak setuju

TS : Tidak Setuju S : Setuju

SS : Sangat setuju

NO PERNYATAAN STS TS S SS

1. Cuci darah adalah hal yang sangat membosankan

2. Cuci darah di instruksikan oleh dokter

3. Cuci darah merupakan suatu terapi yang sederhana, cepat, dan tidak menimbulkan rasa sakit

4. Pasien harus patuh terhadap jadwal cuci darah

5. Cuci darah tidak bisa menyembuhkan pasien 6. Cuci darah membatasi ruang dan gerak pasien 7. Saya menenrima komplikasi yang mungkin

terjadi selama proses cuci darah

8. Gatal pada kulit merupakan komplikasi dari cuci darah

9. Saya menjalani proses cuci darah dengan senang hati

(63)

D. STRES

Petunjuk Pengisian : Beri tanda check list (√) sesuai dengan pernyataan STS : Sangat Tidak setuju

TS : Tidak Setuju S : Setuju

SS : Sangat setuju

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya menjadi marah karena hal-hal kecil/ sepele yang tidak menyenangkan

2 Saya merasa sulit untuk memulai tidur

3 Saya menggigil terutama pada tangan saat akan memulai cuci darah

4 Merasa gangguan dalam bernapas (napas cepat,sulit bernapas) 5 Merasa sepertinya tidak kuat lagi untuk melakukan aktifitas sehari-

hari misalnya makan

6 Saya merasa hilang harapan dan putus asa 7 Saya merasa kelemahan pada anggota tubuh 8 Saya mengalami kesulitan untuk relaksasi/bersantai 9 Saya sering merasa takut tanpa alasan yang jelas

(64)

CURRICULUM VITAE

DATA PRIBADI

Nama : Hizrah Hanim Lubis

Tempat,tanggal lahir : Padangsidimpuan, 29 Mei 1991 Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Pintupadang Raya 1 Kec. Batangankola Tapsel Kewarganegaraan : Indonesia

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

1997- 2003 : SDN 142505 Pintupadang

2003-2006 : MTS Muhammadiyah Kauman Padang 2006-2009 : SMAN 3 Padangsidimpuan

2009-2012 : AKPER Pemkab Labuhanbatu

(65)

FREQUENCIES VARIABLES=umur jeniskelamin pendidikan sumberinformasi pekerjaan pengetahuan sika p stres p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10

p11 p12 p13 p14 p15 pp16 p17 p18 p19 p20 p21 p22 p23 p24 p25 p26 p27 p28 p29 p30

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Notes

Output Created 06-Feb-2014 17:32:40

Comments

Input Data C:\Users\ACER\Documents\penelitian.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 27

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as

missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=umur

jeniskelamin pendidikan sumberinformasi

pekerjaan pengetahuan sikap stres p1 p2 p3 p4

p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 pp16

p17 p18 p19 p20 p21 p22 p23 p24 p25 p26 p27

p28 p29 p30

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.125

Elapsed Time 00:00:00.045

(66)

Frequency Table

Umur Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 17-25 remaja akhir 1 3.7 3.7 3.7

26-35 dewasa awal 2 7.4 7.4 11.1

36-45 dewasa akhir 8 29.6 29.6 40.7

46-55 lansia awal 10 37.0 37.0 77.8

56-65 lansia akhir 6 22.2 22.2 100.0

Total 27 100.0 100.0

Jenis Kelamin Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid laki-laki 10 37.0 37.0 37.0

perempuan 17 63.0 63.0 100.0

Total 27 100.0 100.0

Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid sd 4 14.8 14.8 14.8

sltp 6 22.2 22.2 37.0

slta 13 48.1 48.1 85.2

akademi/ pt 4 14.8 14.8 100.0

(67)

Sumber Informasi Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak ada 3 11.1 11.1 11.1

media elektronik 3 11.1 11.1 22.2

media cetak 4 14.8 14.8 37.0

petugas kesehatan 17 63.0 63.0 100.0

Total 27 100.0 100.0

Pekerjaan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak bekerja 7 25.9 25.9 25.9

petani 7 25.9 25.9 51.9

pns 5 18.5 18.5 70.4

wiraswasta 8 29.6 29.6 100.0

Total 27 100.0 100.0

Tingkat Pengetahuan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 3-5 pengetahuan

cukup 7 25.9 25.9 25.9

6-10 pengetahuan

baik 20 74.1 74.1 100.0

Total 27 100.0 100.0

Sikap Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 26-34 baik 21 77.8 77.8 77.8

>35 sangat baik 6 22.2 22.2 100.0

(68)

Tingkat Stres Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 21-30 stres sedang 9 33.3 33.3 33.3

31-40 Stres Berat 18 66.7 66.7 100.0

Total 27 100.0 100.0

Pernyataan pengetahuan 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid benar 17 63.0 63.0 63.0

salah 10 37.0 37.0 100.0

Total 27 100.0 100.0

Pernyataan pengetahuan 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 5 18.5 18.5 18.5

benar 22 81.5 81.5 100.0

Total 27 100.0 100.0

Pernyataan pengetahuan 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 7 25.9 25.9 25.9

benar 20 74.1 74.1 100.0

(69)

Pernyataan pengetahuan 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 3 11.1 11.1 11.1

benar 24 88.9 88.9 100.0

Total 27 100.0 100.0

Pernyataan pengetahuan 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 3 11.1 11.1 11.1

benar 24 88.9 88.9 100.0

Total 27 100.0 100.0

Pernyataan pengetahuan 6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 11 40.7 40.7 40.7

benar 16 59.3 59.3 100.0

Total 27 100.0 100.0

Pernyataan pengetahuan 7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 3 11.1 11.1 11.1

benar 24 88.9 88.9 100.0

(70)

Pernyataan pengetahuan 8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid benar 12 44.4 44.4 44.4

salah 15 55.6 55.6 100.0

Total 27 100.0 100.0

Pernyataan pengetahuan 9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid benar 21 77.8 77.8 77.8

salah 6 22.2 22.2 100.0

Total 27 100.0 100.0

Pernyataan pengetahuan 10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid salah 13 48.1 48.1 48.1

benar 14 51.9 51.9 100.0

Total 27 100.0 100.0

Pernyataan sikap 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 1 3.7 3.7 3.7

tidak setuju 2 7.4 7.4 11.1

setuju 11 40.7 40.7 51.9

sangat setuju 13 48.1 48.1 100.0

Total 27 100.0 100.0

Pernyataan sikap 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid setuju 12 44.4 44.4 44.4

(71)

Pernyataan sikap 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid setuju 12 44.4 44.4 44.4

sangat setuju 15 55.6 55.6 100.0

Total 27 100.0 100.0

Pernyataan sikap 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid sangat setuju 4 14.8 14.8 14.8

setuju 8 29.6 29.6 44.4

tidak setuju 8 29.6 29.6 74.1

sangat tidak setuju 7 25.9 25.9 100.0

Total 27 100.0 100.0

Pernyataan sikap 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak setuju 2 7.4 7.4 7.4

setuju 8 29.6 29.6 37.0

sangat setuju 17 63.0 63.0 100.0

Total 27 100.0 100.0

Pernyataan sikap 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 3 11.1 11.1 11.1

tidak setuju 6 22.2 22.2 33.3

setuju 10 37.0 37.0 70.4

sangat setuju 8 29.6 29.6 100.0

(72)

Pernyataan sikap 6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 1 3.7 3.7 3.7

tidak setuju 2 7.4 7.4 11.1

setuju 9 33.3 33.3 44.4

sangat setuju 15 55.6 55.6 100.0

Total 27 100.0 100.0

Pernyataan sikap 7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 1 3.7 3.7 3.7

tidak setuju 5 18.5 18.5 22.2

setuju 12 44.4 44.4 66.7

sangat setuju 9 33.3 33.3 100.0

Total 27 100.0 100.0

Pernyataan sikap 8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 3 11.1 11.1 11.1

tidak setuju 6 22.2 22.2 33.3

setuju 5 18.5 18.5 51.9

sangat setuju 13 48.1 48.1 100.0

(73)

Pernyataan sikap 9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 4 14.8 14.8 14.8

tidak setuju 11 40.7 40.7 55.6

setuju 8 29.6 29.6 85.2

sangat setuju 4 14.8 14.8 100.0

Total 27 100.0 100.0

Pernyataan sikap 10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak setuju 5 18.5 18.5 18.5

setuju 11 40.7 40.7 59.3

sangat setuju 11 40.7 40.7 100.0

Total 27 100.0 100.0

Pernyataan stres 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 3 11.1 11.1 11.1

tidak setuju 3 11.1 11.1 22.2

setuju 11 40.7 40.7 63.0

sangat setuju 10 37.0 37.0 100.0

Total 27 100.0 100.0

Pernyataan stres 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak setuju 5 18.5 18.5 18.5

setuju 9 33.3 33.3 51.9

sangat setuju 13 48.1 48.1 100.0

(74)

Pernyataan stres 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 3 11.1 11.1 11.1

tidak setuju 3 11.1 11.1 22.2

setuju 13 48.1 48.1 70.4

sangat setuju 8 29.6 29.6 100.0

Total 27 100.0 100.0

Pernyataan stres 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 3 11.1 11.1 11.1

tidak setuju 7 25.9 25.9 37.0

setuju 6 22.2 22.2 59.3

sangat setuju 11 40.7 40.7 100.0

Total 27 100.0 100.0

Pernyataan stres 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid sangat tidak setuju 3 11.1 11.1 11.1

tidak setuju 6 22.2 22.2 33.3

setuju 13 48.1 48.1 81.5

sangat setuju 5 18.5 18.5 100.0

Gambar

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi karakteristik data demografi responden pasien rawat jalan hemodialisa di RSUD Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu

Referensi

Dokumen terkait

Jika vulva hygiene dilakukan dengan benar akan mempercepat kesembuhan luka jahitan, karena perawatan yang baik akan menghambat terjadinya infeksi.. Bila luka kotor, maka

Menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul “EFEKTIVITAS MONITORING DAN EVALUASI TERHADAP REFORMASI PENGADAAN BARANG DAN JASA DI KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012”

Bahasa Indonesia mempunyai bentuk dasar gabungan kata yang unsur- unsumya merniliki pertalian yang erat dalam mengungkapkan satu konsep gagasan. Unsur pembentuk gabungan

Sedangkan pada faktor penyebab tindakan bahaya ( unsafe action ) adalah suatu tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri yaitu material yang diangkat terlalu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Konsep diri perempuan muslim bercadar komunitas niqab squad Makassar dapat dilihat dari a) Agama yang dijadikan sebagai pedoman hidup,

Berdasarkan pemaparan komponen makna tersebut, diketahui bahwa leksem nglicop ‘mengelupas’, nglokop ‘mengelupas’, dan n glothok ‘mengelupas’ memiliki persama- an

Kegiatan Micro Teachinng dan Program Pengalaman Lapangan adalah usaha yang berorientasi pada upaya pengembangan dan peningkatan profesi guru dengan

Definisi Asuransi menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian Bab 1, Pasal 1 : &#34;Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian