• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Indeks Massa Tubuh Terhadap Usia Menarche Pada Siswi SMP Supriyadi Medan Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Indeks Massa Tubuh Terhadap Usia Menarche Pada Siswi SMP Supriyadi Medan Tahun 2012"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Hubungan Indeks Massa Tubuh Terhadap Usia Menarche Pada Siswi

SMP Supriyadi Medan Tahun 2011/2012 Oleh :

ELVY DESMAYANI

Saya adalah mahasiswa program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui hubungan indeks massa tubuh terhadap usia menarche pada siswi SMP Supriyadi Medan.

Saya mengharapkan kesediaan saudari untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan cara menjawab pertanyaan yang saya berikan dalam bentuk kuesioner data demografi, dan bersedia diukur tinggi badan dan berat badan saudari.

Penelitian ini tidak akan memberikan dampak yang berbahaya. Partisipasi saudari dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga saudari bebas mengundurkan diri setiap saat tanda ada sanksi apapun. Semua informasi yang saudari berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk penelitian. Atas kesediaan saudari, saya ucapkan terima kasih.

Medan, Mei 2012 Tanda tangan responden

(2)

LEMBAR PERSETUJUANSETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Tanggal Lahir :

Alamat :

Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang penelitian “ Hubungan Indeks

Massa Tubuh Terhadap Usia Menarche Pada Siswi SMP Supriyadi Medan Tahun 2012”. maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2012

(3)

KUESIONER RESPONDEN

Kode Responden :

Kelas :

BB : kg

TB : cm

Usia Menarche : Tahun bulan

(4)

MASTER TABEL

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP USIA MENARCHE PADA SISWI SMP SUPRIYADI MEDAN

TAHUN 2012 No Resp Usia Menarche (Tahun) Berat Badan (BB) / (kg)

Tinggi Badan (TB) / (cm)

Indeks Massa Tubuh (IMT) /

(kg/m2)

1 151 48 1,50 21,33

2 157 38 1,46 17,83

3 147 46 1,47 21,29

4 147 43 1,45 20,45

5 146 52 1,50 23,11

6 147 45 1,49 20,27

7 146 49 1,46 22,99

8 158 39 1,56 16,03

9 148 48 1,46 22,52

10 158 38 1,46 17,83

11 156 52 1,50 23,11

12 147 49 1,46 22,99

13 148 49 1,47 22,68

14 165 41 1,52 17,75

15 148 55 1,54 23,19

16 150 44 1,47 20,36

17 149 55 1,54 23,19

18 146 52 1,52 22,51

19 161 52 1,52 22,51

20 151 48 1,54 20,24

21 153 43 1,46 20,17

22 159 40 1,45 19,02

23 151 42 1,48 19,17

(5)

26 150 45 1,48 20,54

27 165 38 1,46 17,83

28 152 40 1,45 19,02

29 153 42 1,46 19,70

30 149 38 1,49 17,12

31 146 45 1,51 19,74

32 153 44 1,55 18,31

(6)
(7)
(8)
(9)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data Pribadi

Nama : Elvy Desmayani

Tempat / Tgl.Lahir : Tanjungbalai, 26 Desember 1990 Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 3 dari 3 bersaudara

Agama : Islam

Nama Ayah : M. Amin Maha Nama Ibu : Nurbaiti

Alamat : Jl. Jend. Sudirman Km 3,5 Gg.Leci IV Tanjungbalai

Riwayat Pendidikan

Tahun 1995 - 1996 : TK Daar Al-falah Tanjungbalai Tahun 1996 - 2002 : SD Negeri 132415 Tanjungbalai Tahun 2002 - 2005 : SMP Swasta Galih Agung Medan

Tahun 2005 - 2008 : SMA Swasta Sisingamangaraja Tanjungbalai Tahun 2008 - 2011 : Akademi Kebidanan Widya Husada Medan

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita.(2001).Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta: Gramedia Aulia. (2009). Kupas Tuntas Menstruasi Dari A sampai Z. Millestone BKKBN, (2003). Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta : EGC

Desmita, 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Institusi Nasional D’etudes Demographiques, 2003. http: //en.wikipedia. org/wiki/ Institut_national_d%27%C3% A9tudes_d%C39 mographiques

Kartono, Kartini. 2007. Psikologi Wanita. Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa. Jakarta : Penerbit Mandar Maju

Kisanti, Annia. (2008). Buku Pintar Wanita Kesehatan dan Kecantikan. Araska Llewellyn, D. (2005). Setiap Wanita. Jakarta : Delapratasa Publishing

Notoatmodjo, S. (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta Putri, Anni Kartika. 2009. Hubungan Status Gizi Remaja Putri dengan Usia Pertama

Menstruasi (Menarche) di SMPN 2 Pekalongan. FKM UI www.lontar. ui.ac.id/file?...Hubungan%20antara...

Sarwono, Sarlito. (2007). Psikologi Remaja. Jakarta : Widya Media

Shanty, Rini. 2006. Determinan Indeks Massa Tubuh Remaja Putri di Kota Bukit Tinggi Tahun 2006. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia. Desember, Vol.1, No. 3

Sibagariang, Eva. 2010. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi.

Supariasa, Nyoman, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC

Tiwari, H., R, Tiwari, and U.N. Oza (2005). Age at Menarche and Its Association with Age at Marriage and Age at First Birth. Indian Journalof Community Medicine. 30:1

Toanubun, Ana Yosia. 2008. Hubungan Indeks Massa Tubuh Terhadap Usia Menarche Pada Siswi SMP Negeri 2 Tanjung Morawa Tahun 2008. Medan: USU

(11)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Pada bab ini diuraikan hasil dan pembahasan penelitian mengenai hubungan indeks massa tubuh terhadap usia menarche pada siswi SMP Supriyadi Medan. Jumlah responden yang didapatkan sebanyak 33 siswi yang baru mengalami mentruasi terhitung dari enam bulan terakhir, yang kemudian dinilai dengan menggunakan kuesioner yang ditanya langsung kepada responden dan dengan menggunakan timbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.

1. Analisis Univariat

[image:11.595.115.496.558.685.2]

Analisis univariat ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan karakteristik masing-masing responden yang diteliti. Karakteristik responden dari kuesioner data responden meliputi : usia, tinggi badan, berat badan, IMT dan usia menarche.

Tabel 5.1

Karakteristik Data Siswi SMP Supriyadi Medan Tahun 2012 (n=33) Variabel Mean Standar

Defiasi

Nilai

Min Max

Tinggi Badan 1,49 0,32 1,45 1,56

Berat Badan 45,09 5,08 38 55

Indeks Massa Tubuh 20,35 2,05 16,03 23,19

Usia menarche 151,5 5,46 146 165

(12)

maksimal 1,56 meter dengan standar deviasi 0,32. Berat badan rata -rata sebesar 45,09 kg, dengan berat badan minimum 38 kg dan berat badan maksimum 55 kg dengan standar deviasi 5,08. Rata-rata IMT 20,35 kg/m2, dengan IMT minimum 16,03 kg/m2 dan IMT maksimum 23,19 kg/m2 dengan standar deviasi 2,05. Rata-rata usia menarche 151,5 bulan atau 12,6 tahun, dengan nilai minimum 146 bulan dan nilai maksimum 165 bulan dengan standar deviasi 5,46.

2. Analisis Bivariat

[image:12.595.113.530.430.516.2]

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh terhadap usia menarche, pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistik korelasi bivariat product pearson moment.

Tabel 5.2

Hubungan Indeks Massa Tubuh Terhadap Usia Menarche

Variabel Mean r p value

IMT 20,35

-0,498 0,003

Menarche 151,5

(13)

B. Pembahasan

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan membandingkan hasil penelitian ini dengan studi literatur yang ada yakni hubungan indeks massa tubuh terhadap usia menarche pada siswi SMP Supriyadi Medan.

1. Usia Menarche

Hasil penelitian diperoleh, usia menarche pada siswi SMP Supriyadi antara 146 bulan atau 12,2 tahun sampai 165 bulan atau 13,7 tahun dengan rata-rata 151,5 bulan atau 12,6 tahun.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Toanubun (2008) terhadap 58 siswi SMPN2 Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang rata-rata usia menarche 11,52 tahun. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Putri (2009) di SMPI Al-Azhar 12 Jakarta Timur terhadap 161 siswi (93,1%) usia rata-rata 11,42 tahun, terbanyak pada usia 12 tahun (41%) dan termuda adalah 9 tahun (2,9%). Penelitian yang dilakukan oleh Ecstasiana (2004) memperlihatkan bahwa 25% responden sudah mengalami menarche dengan usia rata -rata 10,47 tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Matondang (2003) memperlihatkan bahwa 23,2% responden sudah mengalami menarche dengan usia rata-rata menarche adalah 10 tahun 8 bulan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yuliana (2001) memperlihatkan bahwa 51,4% responden sudah mengalami menarche dengan rata -rata usia menarche adalah 11,42 tahun.

(14)

2. Indeks Massa Tubuh

Hasil penelitian diperoleh, IMT pada siswi SMP Supriyadi antara 16,03 kg/m2 sampai 23,19 kg/m2 dengan rata-rata 20,35 kg/m2. IMT responden dalam Penelitian ini sedikit berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Toanubun (2008) terhadap 58 siswi yang rata-rata IMT 20,86 kg/m2. Penelitian yang dilakukan oleh Bagga (2000) terhadap remaja putri yang mengalami menarche dengan umur 9-11 tahun mempunyai berat badan maksimum adalah 46 kg dibandingkan dengan umur menarche yang ideal (12-14 tahun) yaitu 41 kg. Sedangkan remaja putri yang telat menarchenya (14-15 tahun) mempunyai berat badan sekitar 37 kg. Penelitian serupa adalah dengan mengukur tinggi badan yang dilakukan terhadap remaja putri yang mendapat menarche dengan umur lebih awal (9-11 tahun) yaitu 154.84 cm, sedangkan tinggi remaja putri yang mendapat menarche telat adalah 147.89 cm, rata-rata IMT pada umur 9-11 tahun yaitu 19,40 kg/m2, sedangkan pada umur 14-15 tahun yaitu 17,12 kg/m2. Penelitian tersebut menyatakan bahwa adanya hubungan yang kuat antara status gizi terhadap usia menarche remaja putri yang diukur berdasarkan IMT.

(15)

index (indeks massa tubuh, IMT) yang lebih tinggi dan mereka yang matang terlambat memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama (Soetjiningsih, 2004).

3. Hubungan Indeks Massa Tubuh Terhadap Usia Menarche

Hasil penelitian didapatkan nilai r = -0,498 dan nilai p = 0,003 dimana terjadi korelasi sedang diantara indeks massa tubuh dengan usia menarche dan bernilai negative sehingga ada hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh terhadap usia menarche. Hasil penelitian ini jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Toanubun (2008) didapatkan nilai r = -0,865 dimana terjadi korelasi yang sangat kuat diantara indeks massa tubuh dengan usia menarche.

Dari data hasil penelitian dapat dilihat bahwa semakin besar nilai IMT dari sampel maka usia menarchenya semakin kecil atau rendah, artinya semakin tinggi status gizi seseorang maka dia akan lebih cepat mendapat menarche. Uji hipotesis antara variabel indeks massa tubuh dengan menarche adalah Ho ditolak (p value 0.003) artinya, ada hubungan yang signifikan antara variabel indeks massa tubuh dengan menarche. Hasil penelitian ini sesuai dengan literatur (Sibagariang, 2007) bahwa adanya hubungan antara status gizi dengan usia menarche pada remaja.

2. Batasan Penelitian

(16)

3. Implikasi Hasil Penelitian

(17)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang indeks massa tubuh terhadap usia menarche pada siswi SMP Supriyadi Medan tahun 2012 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Karekteristik responden diperoleh yaitu rata-rata tinggi badan siswi SMP Supriyadi Medan adalah 1,49 meter, dengan tinggi badan minimum 1,45 meter dan maksimal 1,56 meter. Berat badan rata-rata sebesar 45,09 kg, dengan berat badan minimum 38 kg dan berat badan maksimum 55 kg. Rata-rata IMT 20,35 kg/m2, dengan IMT minimum 16,03 kg/m2 dan IMT maksimum 23,19 kg/m2. Rata-rata usia menarche 151,5 bulan atau 12,6 tahun , dengan nilai minimum 146 bulan dan nilai maksimum 165 bulan.

2. Hasil didapatkan adanya korelasi sedang diantara kedua variabel dan bernilai negative yaitu semakin besar nilai indeks massa tubuh maka usia menarche akan semakin muda. Dimana hubungan antara kedua variabel signifikan (p value 0,003).

B. Saran

(18)

2. Bagi organisasi profesi, disarankan agar pendidikan kesehatan reproduksi khususnya tentang status gizi terhadap usia menarche sebaiknya diberikan sebelum memasuki jenjang SMP karena dengan buruknya status gizi seseorang maka kesehatan reproduksi dapat terganggu secara menyeluruh. 3. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, diharapkan agar dapat dijadikan

referensi diperpustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti yang akan melakukan penelitian tentang menarche.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja

1. Defenisi Remaja

Remaja merupakan suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa, yang ditandai oleh perubahan-perubahan fisik umum serta perkembangan koqnitif dan seksual, yang berlangsung antara usia 12-19 tahun (Kartono, 2007). Masa remaja adalah suatu periode kehidupan dimana kapasitas untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan secara efisien mencapai puncaknya (Desmita, 2006). Hal ini adalah karena selama periode remaja ini, proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan. Sistem saraf yang berfungsi memproses informasi berkembang dengan cepat.

WHO (dalam Sarwono, 2007) mendefenisikan remaja lebih bersifat

konseptual, ada tiga kriteria yaitu biologis, psikologik, dan sosial ekonomi, dengan batasan usia antara 10-20 tahun, yang secara lengkap defenisi tersebut berbunyi sebagai berikut :

a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda -tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

b. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.

c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.

(20)

b. Masa merentang kedua, Fase negative, Trotzalter kedua

c. Masa pubertas sebenarnya mulai usia 14 tahun. Masa pubertas anak wanita umumnya berlangsung lebih awal dari pada anak laki-laki.

d. Fase Adolesensi, mulai usia 17 tahun sampai sekitar 19 – 21 tahun 2. Batasan Usia Remaja

Santrock (1993, dalam Sumiati, et al, 2009) mengemukakan tahapan remaja yang meliputi :

a. Remaja awal (early adolescense) usia antara 10-14 tahun

Masa remaja awal adalah masa yang ditandai dengan berbagai perubahan tubuh yang cepat dan sering mengakibatkan kesulitan dalam menyesuaikan diri, pada saat ini remaja mulai mencari identitas diri.

b. Remaja pertengahan (middle adolescense) usia antara 15-16 tahun

Ditandai dengan bentuk tubuh yang sudah menyerupai orang dewasa. Oleh karena itu remaja sering kali diharapkan dapat berperilaku seperti orang dewasa, meskipun belum siap secara psikis. Pada masa ini sering terjadi

konflik, karena remaja sudah mulai ingin bebas mengikuti teman sebaya. Yang erat kaitannya dengan pencarian identitas,di lain pihak mereka masih

tergantung dengan orang tua.

c. Remaja akhir (late adolescence) usia antara 17-19 tahun

Ditandai dengan pertumbuhan biologis sudah melambat, tetapi masih

(21)

3. Perubahan Fisik pada Masa Remaja.

Perubahan fisik yang terjadi merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Sementara itu, perubahan-perubahan psikologi muncul antara lain sebagai akibat dari perubahan-perubahan fisik itu.

Pada anak perempuan perubahan fisik tersebut berupa :

a. Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang).

b. Tumbuhnya payudara.

c. Tumbuhnya bulu yang halus dan lurus berwarna gelap di kemaluan. d. Bulu kemaluan menjadi keriting.

e. Haid.

f. Tumbuh bulu-bulu ketiak ( Sarwono, 2007 )

B. Menarche

1. Defenisi Menarche

Menarche adalah haid pertama terjadi, yang merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil (Sibagariang, et al. 2010)

(22)

Menstruasi adalah suatu peristiwa fisiologik yang dialami oleh wanita normal. Pendarahan yang terjadi waktu menstruasi berasal dari dinding dalam rahim akibat pecahnya pembuluh-pembuluh darah kecil dikarenakan adanya pengaruh perubahan keseimbangan hormon (Kissanti, 2008).

2. Mekanisme Menarche

Menurut Kissanti (2008), proses terjadinya menstruasi pada wanita yaitu : Ketika beranjak ke masa pubertas, maka hipotalamus dan hipofise di otak mulai bekerja mengeluarkan perintah produksi Luitheinizing Hormon Releasing Factor (LH RF) dan Folikel Stimulating Hormon Realising Factor (FSHRF), dengan

penghubung system endrokin yaitu pituitary. Hormon yang dari hipotalamus yang berguna untuk merangsang proses menstruasi adalah Gonadotrophine Releasing Hormon (GnRH).

Selama 28 hari kedua hormon ini (LH dan FSH) akan berinteraksi dengan ovarium dan akan mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yaitu hormon yang mengekalkan ciri-ciri serta sifat kewanitaan.

(23)

3. Usia Menarche

Penelitian Ong et al (2006, dalam putri 2009), terdapat 2 faktor yang mempengaruhi usia menarche yaitu :

1. Faktor Endogen (genetik)

yaitu bahwa ada keterkaitan antara umur menarche anak dan umur menarche ibu. Dikatakan pula umur menarche ibu dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan badan anak sehingga mempengaruhi waktu menarchenya, studi Ersoy, B (2005) mengatakan adanya korelasi antara umur menarche ibu dan umur menarche anak (p < 0.001). sebagai contoh, rata-rata menarche anak terjadi pada umur 12,82 tahun dan umur menarche ibu adalah 13,6 tahun.

2. Faktor Eksogen

diantaranya status gizi, keterpaparan terhadap media orang dewasa baik cetak maupun elektronik, aktifitas olahraga, iklim dan tempat, keadaan geografis, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan stimulan psikis.

Penelitian yang dilakukan oleh Tiwari (2005) dikatakan bahwa salah satu alasan mengapa umur menarche diperhitungkan adalah karena terdapatnya hubungan antara umur menarche, umur disaat nikah, dan umur kelahiran bayi pertama. Data yang didapat oleh Tiwari (2005), ditahun 1950-1985 umur menarche rata-rata 13,9 tahun dan menikah umur 17,29 tahun dan melahirkan pertama dengan usia 20,22 tahun. Menurunnya umur menarche bisa berpengaruh terhadap mudanya usia pernikahan dini pada remaja putri (Iskandar, MKMI 1997, dalam Putri, 2009)

(24)

menarche terendah ada di negara Istanbul sekitar 12,3 tahun. Sedangkan di Montreal, Sydney, dan New Zealand sekitar 13 tahun dan menarche terlambat terjadi pada wanita New Guinea yakni 15,5 tahun sampai usia 18 tahun, semua penelitian tersebut didapat dalam periode tahun 1965 – 1985 (Eveleth and Tanner, 1976 and Oduntan, 1976 dalam putri, 2009)

C. Status Gizi Sebagai Salah Satu Faktor yang Mempengaruhi Usia Menarche Gizi berasal dari bahasa Arab “Al Gizaai” yang artinya makanan dan

manfaatnya untuk kesehatan. Al Gizaai juga dapat diartikan sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan. Ilmu gizi (Nutrition Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal (Almatsier, 2004).

Dalam pembahasan tentang status gizi, ada tiga konsep yang harus dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

1. Prosedur dari organisasi dalam menggunakan bahan makanan melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan metabolisme dan pembuangan untuk pemeliharaan hidup, pertumbuhan, fungsi organ tubuh dan produksi energi, proses ini disebut gizi.

2. Keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara pemasukan zat gizi disatu pihak dan pengeluaran oleh organisme dipihak lain. Keadaan ini disebut nutriture.

(25)

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih (Almatsier, 2004).

Menurut Bagga (2000, dalam Putri, 2009) manyatakan bahwa remaja putri yang mengalami menarche dengan umur lebih awal (9-11 tahun) mempunyai berat badan maksimum adalah 46 kg dibandingkan dengan umur menarche yang ideal (12-14 tahun) yaitu 41 kg. Sedangkan remaja putri yang telat menarchenya (14-15 tahun) mempunyai berat badan sekitar 37 kg. Penelitian yang serupa adalah dengan mengukur tinggi badan yang dilakukan terhadap remaja putri yang mendapat menarche dengan umur lebih awal (9-11 tahun) yaitu 154,84 cm, sedangkan tinggi remaja putri yang mendapat menarche telat adalah 147,89 cm. Penelitian tersebut menyatakan bahwa adanya hubungan kuat antara status gizi terhadap menarche remaja putri. Oleh karena itu, terjadinya menarche juga ditentukan oleh tinggi badan tertentu (BMI/IMT) karena saat tersebut adalah terjadinya kecepatan metabolik kritis.

Pengukuran status gizi secara Antropometri adalah salah satu indikator yang sudah lama digunakan dalam penentuan status gizi yang meliputi berat badan, tinggi badan , dan Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan indikator di dalam mengukur status gizi yang secara tidak langsung dapat menentukan besar komposisi tubuh dengan status gizi tertentu.

a. Berat Badan

(26)

penelitian status gizi, berat badan biasanya dinyatakan sebagai indeks dengan ukuran antropometri lainnya, misalnya Berat Badan untuk Tinggi (BB/TB) dan Berat Badan Untuk Umur (BB/U) (Waspadji, et al. 2003).

Sebagai ukuran antropometri yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, berat badan seseorang mudah mengalami perubahan, baik mengalami peningkatan maupun penurunan berat badan dapat berpengaruh pada perubahan status gizi dan derajat kesehatan pada remaja, maka pemantauan terhadap berat badan sangat diperlukan (waspadji,et al. 2003). Dalam keadaan normal dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal (Supariasa, 2002)

Berdasarkan karakteristik berat badan ini, maka indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi. Indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini. Data berat badan biasanya didapatkan melalui penimbangan responden dengan menggunakan timbangan injak digital dengan ketelitian 0,1 kg (Santy, 2006)

b. Tinggi badan

Tinggi badan merupakan ukuran berat badan yang menggambarkan pertumbuhan rangka. Dalam penilaian status gizi, tinggi badan dinyatakan sebagai indeks sama halnya dengan berat badan. Indeks yang digunakan antara lain adalah Tinggi Badan untuk Umur (TB/U). Tinggi badan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur, gender, keturunan dan ras (Waspadji, 2003).

(27)

badan. Disimpulkan bahwa kecepatan pertumbuhan tubuh mempengaruhi pubertas dan akhirnya menarche ; remaja putri yang usia pubertasnya lebih cepat maka pertumbuhan tinggi badannya lebih cepat dan sebaliknya. Berdasarkan karakteristik tinggi badan di atas, maka indeks TB/U menggambarkan status gizi di masa lampau hingga kini (Supariasa, 2002).

Beaton dan Bengoa (1973, dalam Supariasa 2002) menyatakan bahwa indeks TB/U disamping memberikan gambaran status gizi masa lampau, juga erat kaitannya dengan status sosial ekonomi keluarga. Data tinggi badan biasanya didapatkan dengan pengukuran menggunakan microtoise pada dinding yang rata dengan ketinggian 2 cm dari lantai (Santy, 2006).

c. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Indeks Massa Tubuh atau Body Mass Index adalah suatu cara penilaian terhadap berat badan. IMT diperoleh dari perbandingan antara berat badan dan tinggi badan atau dirumuskan :

BB (kg) IMT =

TB (m) X TB (m) Keterangan :

IMT : Indeks Massa Tubuh BB : Berat Badan

(28)
[image:28.595.115.528.158.348.2]

Supariasa (2002) mengemukakan bahwa dari hasil perhitungan tersebut, akan didapatkan hasil :

Tabel 2.1 Kategori Hasil IMT

Jenis Kategori IMT

Kurus

Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0 Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0-18,5

Normal > 18,5-25,0

Gemuk

Kelebihan berat badan tingkat ringan < 25,0-27,0

Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0

Penggolongan status gizi dengan indeks BB/U, indeks TB/U, IMT yang digunakan berdasarkan WHO (2008) dapat dilihat dalam tabel 2.2 :

Tabel 2.2

Daftar Status Gizi Remaja

Status gizi BB/U TB/U IMT/U

> +3.00 Obesitas Sangat tinggi Obesitas +2.01 - +3.00 Gizi lebih Tinggi Gizi lebih

-2.00 - +2.00 Normal Normal Gizi normal

[image:28.595.108.533.470.644.2]
(29)

BAB III

KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati (diukur) melalui penelitian yang dimaksud. Penyusunan kerangka konsep akan membantu peneliti untuk membuat hipotesis, menguji hubungan tertentu, dan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan dengan teori yang hanya dapat diamati atau diukur melalui variabel. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Variabel dependen adalah menarche. Hasil yang diharapkan adalah dengan semakin mendekati rentang normal indeks massa tubuh atau pertumbuhan tubuh seseorang diharapkan usia menarche juga mendekati rentang usia normal.

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 1. kerangka konsep

B. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan indeks massa tubuh (IMT) dengan usia menarche siswi SMP Supriyadi Medan.

Pedoman dalam menerima atau menolak hipotesis yaitu : 1. Ha diterima jika r-hitung > r-tabel, atau nilai p-value < 0,05

Usia Menarche Indeks Massa Tubuh

(30)

C. Defenisi Operasional

Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel diamati/diteliti, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberi batasan atau “defenisi operasional”. Defenisi operasional ini juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada

pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (alat ukur).

No Variabel

Defenisi

Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Skala 1. Independen :

IMT

Perbandingan antara berat badan dan tinggi badan.

- Timbangan berat badan - Pengukur tinggi badan -Pemeriksaan langsung dengan mengukur berat badan dan tinggi badan siswi kemudian dimasukkan kedalam rumus: BB (kg) IMT = TB(m)xTB(m) Skor rata-rata dalam Kg/m² Ratio

2. Dependen : Usia

Menarche

Umur responden dalam bulan saat mendapatkan menstruasi yang pertama kali.

Kuesioner Wawancara Skor rata-rata dalam bulan

(31)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat korelasi yaitu untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh terhadap usia menarche pada siswi SMP Supriyadi Medan dengan cara pendekatan cross sectional.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Pada penelitian ini populasinya adalah keseluruhan siswi SMP Supriyadi Medan kelas I yang menarche sebanyak 33 orang.

2. Sampel

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik total sampling yaitu semua populasi dijadikan sebagai sampel yang berjumlah 33

orang.

C. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SMP Supriyadi Medan.

D. Waktu Penelitian

(32)

E. Etika penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mendapatkan izin dari Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kemudian peneliti mengajukan permohonan izin penelitian dari Kepala Sekolah SMP Supriyadi Medan. Setelah memperoleh persetujuan, peneliti melakukan penelitian dengan pertimbangan etik yaitu : peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika respon bersedia menjadi partisipan maka responden diharapkan menandatangani lembar persetujuan penelitian atau informed consent. Bila partisipan menolak untuk diwawancarai maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya karena partisipan tersebut sifatnya suka rela dan partisipan mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian. Selanjutnya untuk menjaga kerahasiaan identitas responden pada lembar pengumpulan data yang akan digunakan sehingga kerahasiaan identitas informasi yang diberikan tetap terjaga. Seluruh informasi yang diperoleh tidak akan dipergunakan kecuali untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan tetap menjaga kerahasiaan identitas.

F. Alat Pengumpulan Data

(33)

G. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut yaitu setelah mendapatkan izin dari Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Kepala Sekolah SMP Supriyadi Medan, peneliti mengadakan pendekatan kepada calon responden untuk mendapatkan persetujuan sebagai sampel peneliti, kemudian peneliti melaksanakan pengumpulan data siswi yang telah mengalami haid di SMP Supriyadi Medan. Selanjutnya peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian. Kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed consent, setelah itu peneliti mengisi Kuesioner dengan mewawancarai langsung responden dan kemudian mengukur berat badan dan tinggi badan responden secara bergantian. Kemudian peneliti mengumpulkan seluruh Kuesioner untuk selanjutnya di analisis.

H. Analisis Data 1. Univariat

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing responden, yakni dengan melihat nilai mean, median, nilai minimum dan maksimum dari variabel yang diteliti meliputi : usia, tinggi badan, berat badan, IMT, menarche.

2. Bivariat

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dengan menarche. Dalam menganalisa data secara bivariat pengujian data dilakukan dengan mengunakan uji statistik korelasi bivariat Pearson Product Moment untuk mengetahui sejauh mana hubungan indeks massa tubuh terhadap

(34)

Korelasi dapat bernilai positif dan negative. Korelasi bernilai positif menunjukkan arah yang sama pada hubungan antar variabel. Artinya, jika variabel 1 besar maka variabel 2 semakin besar pula. Sebaliknya, korelasi bernilai negative menunjukkan arah yang berlawanan. Artinya, jika variabel 1 besar maka variabel 2 menjadi kecil. αsignifikansi 95% (α = 0.05).

Pedoman dalam menerima hipotesa :

(35)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa Remaja adalah usia di antara anak-anak dan dewasa, yang secara biologis yaitu antara umur 10 sampai 19 tahun. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja ialah datang haid pertama kali, biasanya sekitar umur 10 sampai 16 tahun (Llewellyn, 2005). Remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia, hampir seperempat (22,2%) dari jumlah penduduk keseluruhan yakni sekitar 44,6% juta penduduk adalah berusia 10-19 tahun (BKKBN, 2003)

Masa remaja awal (10-14 tahun) ditandai dengan adanya pubertas. Di Sumatera Utara, jumlah remaja yang sedang mengalami pubertas berjumlah sekitar 1,5 juta atau 1,2% dari total penduduk pada tahun 2007. Kejadian yang penting pada pubertas ialah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri kelamin sekunder, menarche, dan perubahan psikis (Sarwono, 2007). Munculnya ciri-ciri kelamin

sekunder pada awal pubertas merupakan kulminasi interaksi yang aktif dan mapan yang terjadi pada hipotalamus, kelenjar pituitaria dan gonad pada masa pubertas. Mekanisme umpan balik positif diantara ketiganya berkembang kearah meningkatnya kadar estrogen pada pertengahan siklus yang menyebabkan kenaikan Leutinizing Hormon (LH) yang signifikan (Aulia, 2009).

(36)

oleh baiknya nutrisi kesehatan. Menarche merupakan suatu proses biologis yang mengawali periode mampu reproduksi wanita. Menstruasi pertama ini merupakan fenomenon yang menandai masaknya aksis hypothalamus-hypophysis-ovarium, yang selanjutnya diikuti oleh masa sterilitas adolesen sebelum mencapai kemampuan reproduksi yang stabil.

Sekitar tahun 1980, usia menarche remaja putri di Eropa adalah sekitar 16-18 tahun, sementara pada tahun 2002 didapati usia menarche sekitar 12,5-13,5 tahun

(Institut National D’etudes Demographiques, 2003). Demikian pula di Indonesia,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia melaporkan terjadi penurunan usia menarche di Indonesia. Penurunan usia menarche akan menyebabkan peningkatan

resiko terjadinya kelainan kardiovaskular (Lakshman, 2009), kanker ovarium dan kanker payudara (Susan, 2005) dan peningkatan gejala depresif (Joinson, 2009).

Ada banyak hal yang mempengaruhi usia menarche, diantaranya : status gizi, pola makan, status ekonomi keluarga, dan aktifitas olahraga. Status Gizi dapat diinterpretasikan dari Indeks Massa Tubuh (IMT) seseorang. IMT ditentukan oleh Berat Badan dan Tinggi Badan. Berat Badan sangat mempengaruhi status gizi dalam kaitannya terhadap usia menarche (Sibagariang, 2007). Di Sumatera Utara, prevalensi remaja putri usia 6-14 tahun dengan berat badan kurang yaitu 9,7% dan Berat Badan lebih 11,8%.

(37)

Hal ini disebabkan oleh adanya Adypocyte-derived hormone Leptin yang berasal dari lemak tubuh yang diduga dapat mempengaruhi masa awal pubertas. Peningkatan kronis kadar leptin dalam darah dapat menyebabkan peningkatan kadar LH. Peningkatan LH berhubungan dengan peningkatan estradiol dan awal menarch (Aulia, 2009). Jadi, penurunan usia menarche berkaitan dengan meningkatnya berat badan. Sebenarnya, hubungan antara komposisi tubuh dan perkembangan pubertas masih menjadi perdebatan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan studi cross sectional atau kohort tentang hubungan antara perubahan komposisi tubuh dan tahap perkembangan pubertas.

Hal inilah yang menjadikan alasan peneliti melakukan penelitian mengenai hubungan status gizi dengan usia menarche pada remaja putri. Status gizi yang akan dinilai adalah indeks masa tubuh remaja putri. Remaja putri yang menjadi subjek penelitian adalah siswi SMP Supriyadi Medan dan belum pernah dilakukan penelitian sejenis di SMP ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah “Apakah

ada hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap usia menarche di SMP Supriyadi

Medan tahun 2012?”

C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum

(38)

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui rata-rata Indeks Massa Tubuh (IMT) remaja putri di SMP Supriyadi Medan.

b. Untuk mengetahui rata-rata usia menarche pada remaja putri di SMP Supriyadi Medan.

c. Untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh terhadap usia menarche pada remaja putri di SMP Supriyadi Medan.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi organisasi profesi

Sebagai masukan ilmu kebidanan kepada tenaga kesehatan tentang hubungan indeks massa tubuh terhadap usia menarche

2. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan

a. Sebagai masukan bagi perkembangan ilmu yang khususnya berhubungan dengan menarche.

b. Sebagai referensi di perpustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti yang akan melakukan penelitian tentang menarche.

c. Memberikan data bagi peneliti lain di bidang endokrinologi anak tentang hubungan antara IMT dengan usia menarche pada remaja wanita.

3. Bagi remaja putri

(39)

4. Bagi peneliti

(40)

Judul : Hubungan Indeks Massa Tubuh Terhadap Usia Menarche Pada Siswi SMP Supriyadi Medan

Nama : Elvy Desmayani NIM : 115102107

Jurusan : Program Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara

Tahun : 2012

ABSTRAK

Latar belakang : Menarche merupakan haid pertama yang dialami oleh setiap remaja putri yang akan memasuki masa pubertas. Peristiwa menarche terjadi tidak sama setiap individu. Usia menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum. Status gizi dapat diinterpretasikan dari indeks massa tubuh seseorang. IMT ditentukan oleh berat badan dan tinggi badan. Berat badan sangat mempengaruhi status gizi dalam kaitannya terhadap usia menarche. Meningkatnya usia menarche disebabkan oleh baiknya keadaan gizi dan kesehatan umum.

Tujuan penelitian : Mengetahui hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan usia menarche pada siswi SMP Supriyadi Medan tahun 2012.

Metode penelitian : penelitian ini menggunakan desain jenis korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 33 siswi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Penelitian ini dilakukan di SMP Supriyadi Medan. Data dianalisis menggunakan product moment Hasil : data yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata tinggi badan siswi SMP Supriyadi adalah 1,49 meter. Berat badan rata-rata sebesar 45,09 kg. Rata-rata IMT 20,35 kg/m2. Rata-rata usia menarche 151,5 bulan atau 12,6 tahun. Hasil uji statistik menyatakan bahwa adanya korelasi sedang dan hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh terhadap usia menarche dengan nilai r = -0,498 dan p (value) = 0,003.

Kesimpulan : dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya korelasi cukup atau adanya hubungan yang signifikan diantara kedua variabel dan bernilai negative berarti semakin besar nilai indeks massa tubuh maka usia menarche akan semakin rendah, jadi perlu adanya penyuluhan kesehatan reproduksi khususnya tentang status gizi terhadap usia menarhe sebaiknya diberikan sebelum memasuki jenjang SMP karena dengan buruknya status gizi seseorang maka kesehatan reproduksi dapat terganggu secara menyeluruh.

(41)

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP USIA MENARCHE PADA SISWI SMP SUPRIYADI

MEDAN

ELVY DESMAYANI 115102107

KARYA TULIS ILMIAH

(42)
(43)

Judul : Hubungan Indeks Massa Tubuh Terhadap Usia Menarche Pada Siswi SMP Supriyadi Medan

Nama : Elvy Desmayani NIM : 115102107

Jurusan : Program Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara

Tahun : 2012

ABSTRAK

Latar belakang : Menarche merupakan haid pertama yang dialami oleh setiap remaja putri yang akan memasuki masa pubertas. Peristiwa menarche terjadi tidak sama setiap individu. Usia menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum. Status gizi dapat diinterpretasikan dari indeks massa tubuh seseorang. IMT ditentukan oleh berat badan dan tinggi badan. Berat badan sangat mempengaruhi status gizi dalam kaitannya terhadap usia menarche. Meningkatnya usia menarche disebabkan oleh baiknya keadaan gizi dan kesehatan umum.

Tujuan penelitian : Mengetahui hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan usia menarche pada siswi SMP Supriyadi Medan tahun 2012.

Metode penelitian : penelitian ini menggunakan desain jenis korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 33 siswi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Penelitian ini dilakukan di SMP Supriyadi Medan. Data dianalisis menggunakan product moment Hasil : data yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata tinggi badan siswi SMP Supriyadi adalah 1,49 meter. Berat badan rata-rata sebesar 45,09 kg. Rata-rata IMT 20,35 kg/m2. Rata-rata usia menarche 151,5 bulan atau 12,6 tahun. Hasil uji statistik menyatakan bahwa adanya korelasi sedang dan hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh terhadap usia menarche dengan nilai r = -0,498 dan p (value) = 0,003.

Kesimpulan : dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya korelasi cukup atau adanya hubungan yang signifikan diantara kedua variabel dan bernilai negative berarti semakin besar nilai indeks massa tubuh maka usia menarche akan semakin rendah, jadi perlu adanya penyuluhan kesehatan reproduksi khususnya tentang status gizi terhadap usia menarhe sebaiknya diberikan sebelum memasuki jenjang SMP karena dengan buruknya status gizi seseorang maka kesehatan reproduksi dapat terganggu secara menyeluruh.

(44)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada ALLAH SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Hubungan Indeks Massa Tubuh Terhadap Usia Menarche Pada Siswi SMP

Supriyadi Medan Tahun 2012”.

Peneliti menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini masih banyak dapat kekurangan dan kesalahan baik dari isi maupun tulisan. Peneliti mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat membangun sehingga dapat menjadi perbaikan dimasa yang akan datang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yaitu :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah sitohang, S.Kep. Ns.M.Kep, selaku Ketua program studi D -IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Erniyati, SKp.MNs, selaku dosen pembimbing dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, yang telah membimbing sehingga karya tulis ilmiah ini selesai.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(45)

6. Rekan-rekan mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara T.A 2011/2012, yang telah banyak memberikan dukungan terhadap peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Dengan segala keterbatasan dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini, peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah nantinya.

Akhir kata peneliti ucapkan terimah kasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga mendapat anugerah dari ALLAH SWT. Amin Ya Robbal Alamin.

Medan, Juni 2012 Peneliti

(46)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

1. Tujuan Umum... 4

2. Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

1. Bagi Organisasi Profesi ... 4

2. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan ... 4

3. Bagi Remaja Putri ... 4

4. Bagi Peneliti ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Remaja ... 6

1. Defenisi Remaja ... 6

2. Batasan Usia Remaja ... 7

3. Perubahan Fisik Pada Remaja ... 8

B. Menarche .... ... 8

1. Defenisi Menarche... 8

2. Mekanisme Menarche ... 9

(47)

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL ... 16

A. Kerangka Konsep... 16

B. Hipotesis ... 16

C. Defenisi Operasional ... 17

BAB IV METODE PENELITIAN ... 18

A. Desain Penelitian ... 18

B. Populasi dan Sampel ... 18

1. Populasi ... 18

2. Sampel... 18

C. Tempat Penelitian ... 19

D. Waktu Penelitian ... 19

E. Etika Peneliti ... 20

F. Alat Pengumpulan Data ... 20

G. Prosedur Pengumpulan Data... 21

H. Analisa Data... 21

1. Univariat ... 21

2. Bivariat... 21

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22

A. Hasil Penelitian ... 22

1. Analisa Univariat ... 22

2. Analisa Bivariat ... 23

B. Pembahasan ... 24

1. Usia Menarche ... 24

2. Indeks Massa Tubuh ... 25

3. Hubungan Indeks Massa Tubuh Terhadap usia Menarche ... 26

4. Keterbatasan Penelitian ... 26

5. Implikasi Hasil Penelitian ... 27

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

A. Kesimpulan... 28

B. Saran ... 28

(48)

DAFTAR TABEL

(49)

DAFTAR SKEMA

(50)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Lembar Kuesioner

Lampiran 3 : Master Tabel Penelitian

Lampiran 4 : Hasil Out Put Data Penelitian

Lampiran 5 : Surat izin penelitian dari Fakultas Keperawaatan USU

Lampiran 6 : Surat Balasan Izin Penelitian dari SMP Supriyadi Medan

Lampiran 7 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Gambar

Tabel 5.1 Karakteristik Data Siswi SMP Supriyadi Medan Tahun 2012 (n=33)
Tabel 5.2
Tabel 2.2 Daftar Status Gizi Remaja

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Usia Menarche di SMP Kristen Cita Hati Surabaya. Studi observasional

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui adanya hubungan dan korelasi antara karies yang tidak dirawat menggunakan indeks PUFA/pufa dengan massa tubuh

Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Usia Terjadinya Menarche pada Siswi Sekolah Dasar Ngoresan Surakarta.. Skripsi Fakultas Kedokteran, Universitas

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Analitik korelasi dengan desain studi cross sectional yaitu untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh (IMT) dengan

Beberapa dekade terakhir ini, telah terjadi kecenderungan onset menarche dini yang dikaitkan dengan nutrisi yang lebih baik.. Penelitian yang telah ada menemukan penurunan

Pada penelitian ini variabel asupan karbohidrat menujukkan adanya hubungan yang signifikan dengan indeks massa tubuh dan dapat mengurangi indeks massa tubuh pada

Hasil penelitian ini menunjukan dari30 responden sebanyak 27 siswi (90%) yang mengalami menarche pada usia normal dengan status gizi baik dan 3 siswi (10%) mengalami

JURNAL KESEHATAN TAMBUSAI 6175 HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH IMT DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMP NEGERI1 SITOLI ORI KABUPATEN NIAS UTARA Suci Nanda Resti Tarigan1* Program