• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Buku Informasi Tari Sigeh Penguten Lampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Buku Informasi Tari Sigeh Penguten Lampung"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN BUKU INFORMASI TARI SIGEH PENGUTEN LAMPUNG

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2013-2014

Oleh:

Dian Esti Rahayu 51910214

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)
(4)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

ABSTRAK ... iii

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 3

I.3 Rumusan Masalah ... 4

I.4 Batasan Masalah ... 4

I.5 Tujuan Perancangan ... 4

I.6 Manfaat Perancangan ... 4

BAB II TARI SIGEH PENGUTEN LAMPUNG ... 5

II.1 Tari Sigeh Penguten Lampung Sebagai Tari Penyambut Tamu ... 5

II.2 Unsur Visual pada Tari Sigeh Penguten Lampung ... 6

II.2.1 Gerak Tari Sigeh Penguten Lampung ... 7

II.2.2 Kostum Tari Sigeh Penguten Lampung ... 18

II.3 Analisis Media Tari Sigeh Penguten Sebelumnya ... 32

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 35

III.1 Target Audiens ... 35

III.2 Strategi Perancangan ... 35

III.2.1 Pendekatan Komunikasi ... 36

(5)

vii

III.2.3 Strategi Media ... 37

III.2.4 Strategi Distribusi... 39

III.2.5 Strategi Pemasaran Buku ... 40

III.3 Konsep Visual ... 41

III.3.1 Format Desain ... 41

III.3.2 Tata Letak ... 41

III.3.3 Tipografi ... 43

III.3.4 Ilustrasi ... 44

III.3.5 Warna ... 45

III.4 Sumber-Sumber Data Isi Buku ... 46

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA ... 47

IV.1 Proses Perancangan Buku ... 47

IV.2 Media Pendukung ... 50

IV.2.1 CD Video ... 50

IV.2.2 Poster ... 51

IV.2.3 Mini X-Banner ... 52

IV.2.4 X-Banner ... 53

IV.2.5 Brosur ... 54

IV.2.6 Gantungan Kunci ... 54

IV.2.7 Buku Catatan ... 55

IV.2.8 Pena ... 56

IV.2.9 Stiker ... 56

IV.2.10 Tote Bag ... 57

IV.2.11 Kipas ... 57

IV.2.12 Tempat Minum ... 58

IV.2.13 Sosial Media ... 58

IV.2.14 Kemasan Buku ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 59

(6)

60 DAFTAR PUSTAKA

Buku

Caturwati, Endang. (1996). Rias Dan Busana Tari Sunda. Bandung: STSI PRESS

Pusat Bahasa. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Edisi Kedua). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka.

Rusliana, Iyus. (1984). Pengantar Ethnologi Tari (Jilid ke-2). Bandung: Proyek Pengembangan Institut Kesenian Indonesia Sub Proyek Akademi Seni Tari Indonesia Bandung.

Safanayong, Yongky. (2006). Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta: Arte Intermedia

Sutomo. Tari Sembah (Sigeh Penguten). (1990). Lampung: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Daerah TK.I Lampung.

Wibowo, Iyan. 2007. Anatomi Buku. Bandung: Kolbu. Jurnal

Sujana, Anis. (2009). Mengamati Aspek-Aspek Visual Pertunjukan Tari Sebagai Pangayaan Kajian Senirupa. ITB Journal of Visual Art and Desain, ID (2), 260-277.

Skripsi atau Makalah Akademik

Apriani, Yayan. (2013). Perancangan Media Informasi Kesenian Tari Merak. Jurusan Desain Komunikasi Visual. Universitas Komputer Indonesia. Bandung.

(7)

v KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Pengantar Tugas Akhir yang

berjudul “PERANCANGAN BUKU INFORMASI TARI SIGEH PENGUTEN LAMPUNG”.

Laporan Pengantar Tugas Akhir ini ditulis sebagai syarat dalam mengikuti Sidang Akhir dalam jenjang pendidikan Strata satu pada Program Studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Komputer Indonesia.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam pelaksanaan tugas akhir ini dan dalam penulisan laporan ini. Mungkin dalam penulisan Laporan Pengantar Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan, baik dalam penulisan maupun materi mengingat masih dalam proses belajar. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan agar laporan ini menjadi lebih sempurna. Akhir pengantar, semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi semua yang membacanya.

Bandung, 15 Agustus 2014

(8)

66 RIWAYAT HIDUP

Nama : Dian Esti Rahayu

Tempat, Tanggal Lahir : Bandar Lampung, 22 Desember 1991 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jalan Tubagus Ismail dalam Gg.Kubang Sari 1 No.33 Sekeloa, Bandung

Telepon : 081320630022

E-mail : dian.estirahayu@yahoo.com

1996 – 1997 : TK UNILA Bandar Lampung

2010 – Sekarang : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Data Pribadi

(9)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki banyak suku bangsa dan kebudayaan. Hal ini merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia dan bisa menjadi daya tarik serta perhatian dunia Internasional. Kebudayaan akan menentukan maju atau berkembangnya suatu bangsa karena kebudayaan merupakan warisan yang paling berharga dari nenek moyang terutama di bidang kesenian. Kesenian adalah salah satu unsur dari kebudayaan. Salah satu dari kesenian adalah seni tari. Seni tari merupakan salah satu cabang seni yang memiliki keindahan dan kekhasan tersendiri. Keindahan serta kekhasan tersebut dapat ditemukan dalam fungsi tari, gerak tari, musik tari, dan kostum tari.

Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki seni tari yang berbeda-beda, hal tersebut dipengaruhi dari perilaku masyarakat, adat istiadat dan kebudayaan yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki berbagai macam tari tradisional di setiap daerahnya.

Tari Sigeh Penguten adalah salah satu kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat Lampung yang berasal dari Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. Tarian ini biasanya ditampilkan pada saat menyambut kedatangan tamu istimewa pada acara adat atau acara formal lainnya. Tujuannya adalah untuk memberi penghormatan kepada tamu tersebut. Dari gerakan Tari Sigeh Penguten tersirat kesopanan yang ingin ditunjukkan muli-muli yaitu gadis-gadisLampung untuk memberikan penghormatan kepada para tamu.

Seiring dengan perkembangannya, saat ini Tari Sigeh Penguten merupakan kesenian yang sering tampil pada acara Festival Pekan Kebudayaan Lampung, Festival Krakatau, Festival Way Kambas, serta acara pernikahan masyarakat Lampung. Keberadaan Tari Sigeh Penguten ini dapat dengan mudah dikenali melalui gerak tari dan kostum tari yang dimilikinya. Gerak tari dan kostum tari yang membuat Tari Sigeh Penguten dapat bertahan sampai sekarang.

(10)

2 kesenian daerahnya sendiri. Namun sosialisasi Tari Sigeh Penguten ini adalah salah satu proses yang termasuk rumit. Walaupun sudah tersedia guru kesenian dan sanggar seni tari tetapi pada kenyataannya masih banyak ditemukan masalah. Selain tingkat ketertarikan pelajar yang masih rendah, kurangnya referensi dan media informasi mengenai Tari Sigeh Penguten membuat pelajar tidak mendapatkan informasi lengkap tentang tarian tersebut sehingga pelajar enggan untuk mengetahui dan menarikan Tari Sigeh Penguten.

Dari hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 30 responden yaitu siswi perempuan di SMP N 8 Bandar Lampung pada Rabu, 16 April 2014, Ada 87% siswi yang mengetahui Tari Sigeh Penguten dan 13% responden yang tidak mengetahui Tari Sigeh Penguten. Kemudian ada 53% responden yang bisa menarikan Tari Sigeh Penguten dan 47% responden yang tidak bisa menarikan Tari Sigeh Penguten. 73% responden setuju media informasi yang khusus membahas Tari Sigeh Penguten belum tersedia dengan baik dan 27% responden setuju media informasi sudah tersedia dengan baik. Adapun pertanyaan kuesioner yang membahas media informasi yang sudah ada yaitu Buku Tari Sigeh Penguten yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung, namun yang memiliki buku Tari Sigeh Penguten ini hanya budayawan Lampung saja.

Gambar I.1 Buku Tari Sigeh Penguten yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung

(11)

3 Ada 77% responden yang setuju media informasi buku yang sudah ada ini kurang menarik dari segi penampilannya dan 23% responden yang setuju buku ini menarik. 57% responden pun setuju buku ini kurang lengkap penjelasannya. 67% responden setuju media informasi yaitu buku yang khusus membahas Tari Sigeh Penguten yang sudah ada ini belum baik menjadi salah satu media informasi yang membahas Tari Sigeh Penguten. Dari soal uraian kuesioner banyak responden yang mengharapkan media informasi Tari Sigeh Penguten berupa buku yang disertai video tari.

Berdasarkan uraian di atas, maka harus adanya cara untuk menginformasikan Tari Sigeh Penguten yang efektif agar pelajar maupun masyarakat mendapatkan pengetahuan lebih baik mengenai tarian ini sehingga pelajar maupun masyarakat akan dapat menarikan Tari Sigeh Penguten.

I.2 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah, diantaranya:

 Adanya pergeseran fungsi dalam pengaplikasian Tari Sigeh Penguten, yaitu semula fungsinya untuk menyambut dan memberikan penghormatan kepada para tamu dalam acara adat, kunjungan tokoh masyarakat. Tetapi saat ini Tari Sigeh Penguten menjadi tarian wajib di berbagai acara sebagai ritual penyambutan, seperti dalam acara pernikahan masyarakat Lampung.

 Media informasi berupa buku Tari Sigeh Penguten yang sebelumnya dinilai kurang efektif.

 Media informasi berupa buku Tari Sigeh Penguten yang sebelumnya tidak bersifat umum karena hanya kalangan budayawan ataupun seniman saja yang memilikinya.

(12)

4 I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut yaitu membuat suatu cara yang efektif untuk menginformasikan Tari Sigeh Penguten Lampung.

I.4 Batasan Masalah Batasan masalah meliputi:

 Unsur visual yang dibahas pada Tari Sigeh Penguten adalah kostum tari dan gerak tari.

 Unsur visual yang dibahas pada kostum tari diantaranya bentuk, warna, motif dan material kostum. Pada gerak tari yang dibahas adalah bentuk atau desain gerak, diantaranya sikap tari, level, volume dan kualitas gerak.

 Penelitian Tari Sigeh Penguten ini dibatasi untuk pelajar usia 12-14 tahun.

I.5 Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan ini yaitu :

 Agar pelajar mengetahui gerak Tari Sigeh Penguten yang benar.  Agar pelajar mengetahui kostum Tari Sigeh Penguten yang benar.

I.6 Manfaat Perancangan

Manfaat dari perancangan ini yaitu :

 Pelajar dapat menarikan Tari Sigeh Penguten dengan benar.

(13)

5 BAB II

TARI SIGEH PENGUTEN LAMPUNG

II.1 Tari Sigeh Penguten Lampung Sebagai Tari Penyambut Tamu

Lampung adalah sebuah provinsi paling selatan di Pulau Sumatera, Indonesia. Di sebelah utara berbatasan dengan Bengkulu dan Sumatera Selatan. Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung, yang merupakan gabungan dari kota kembar Tanjungkarang dan Telukbetung memiliki wilayah yang relatif luas, dan menyimpan potensi kelautan.

Lampung memiliki keanekaragaman seni dan budaya yang menjadi bagian kekayaan kebudayaan Indonesia. Salah satu seni dan budaya Lampung yang terkenal yaitu Tari Sigeh Penguten.

Jenis dan fungsi Tari Sigeh Penguten dalam buku Tari Sembah (1990) adalah jenis tari Sigeh Penguten masuk ke dalam Tari Tradisional Klasik dan fungsinya sebagai penyambutan tamu.

(14)

6 Tari Sigeh Penguten merupakan tari tradisional yang berasal dari Lampung Timur. Tarian ini biasanya ditampilkan oleh masyarakat Lampung untuk menyambut dan memberikan penghormatan kepada para tamu atau undangan istimewa pada acara adat atau pun acara lainnya. Tujuannya adalah memberi penghormatan kepada tamu tersebut. Seiring dengan perkembangannya, selain sebagai ritual penyambutan, Tari Sigeh Penguten pun kerap kali dipertunjukkan dalam upacara adat pernikahan masyarakat Lampung.

Tari Sigeh Penguten merupakan kesenian tradisional yang ditarikan oleh penari putri berkelompok yang jumlahnya ganjil, minimal lima penari atau lebih. Meskipun tarian ini mempunyai ketentuan harus berjumlah ganjil, namun tidak ada makna khusus dari jumlah ganjil tersebut. Jumlah ganjil pada tari ini hanya untuk kebutuhan komposisi saja. Dengan formasi menyudut kedepan. Setiap penari mempunyai peran masing-masing, satu penari menjadi ratu yang berada di depan dan sisanya sebagai pengiring ratu yang berada di belakang ratu. Tari Sigeh Penguten mempunyai gerakan yang sangat lemah gemulai. Dari gerakannya tersirat kesopanan yang ingin ditunjukkan muli-muli Lampung. Tari Sigeh Penguten mempunyai gerakan-gerakan yang sangat menunjukkan penghormatan kepada para tamu salah satunya dengan cara para penari menundukkan kepala dengan posisi duduk. Pada saat pertengahan di Tari Sigeh Penguten ini, penari paling depan atau ratu yang membawa kotak kecil yang berisi sekapur sirih, mempersembahkan sekapur sirih yang ada di dalam kotak kecil kepada tamu kehormatan sebagai ungkapan rasa hormat antara tuan rumah kepada para tamu.

II.2 Unsur Visual pada Tari Sigeh Penguten Lampung

Visual dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat dilihat dengan indera penglihatan.

Tahapan proses visual:

“ Merasakan + penseleksi + pemahaman = penglihatan “

(Yongky Safanayong, 2006: 24)

(15)

7 Penguten, dimana unsur visual yang ada dan paling dominan meliputi gerak tari dan kostum tari nya.

II.2.1 Gerak Tari Sigeh Penguten Lampung

Menurut Iyus Rusliana (1984) gerak tari akan dapat dimengerti secara visual dengan memperhatikan bentuk atau desain geraknya. Desain gerak merupakan pola rangkaian dari elemen gerak yang estetis, dimana rangkaiannya merupakan rangkaian terpendek. Desain gerak yang disampaikan oleh Iyus Rusliana ada 4 (empat) desain gerak, yaitu:

1. Desain gerak berdasarkan organ tubuh

Harmonisasi dari beberapa bagian tubuh, seperti harmonisasi tangan dan kepala, tangan dan kaki. Sebagai contoh adalah gerak sembah, pada gerak ini sikap tarinya terdapat pada tangan dan geraknya terdapat pada kepala.

2. Desain gerak berdasarkan level penampilan tubuh

Level yang dimaksud adalah tinggi rendahnya penampilan tubuh dan yang termasuk level, diantaranya:

Level rendah: posisi seluruh badan menyentuh lantai, duduk, posisi lutut menyentuh lantai.

Level menengah: posisi berdiri rapat kaki, badan agak membungkuk atau lutut ditekuk.

Level tinggi: posisi seluruh badan berdiri dengan kaki jinjit, loncat. 3. Desain gerak berdasarkan volume, berhubungan dengan gerak

Volume kecil, yaitu ruang atau jangkauan geraknya paling kecil atau sempit.  Volume menengah, yaitu ruang atau jangkauan geraknya diantara sempit

dan luas atau menengah.

Volume besar, yaitu ruang atau jangkauan geraknya paling besar atau luas. 4. Desain gerak berdasarkan kualitas gerak.

 Gerak patah-patah, merupakan gerak yang peralihannya memiliki jeda yang tegas dan jelas.

(16)

8 Berdasarkan hasil analisis tentang gerak pada Tari Sigeh Penguten maka:

1. Sikap tari dari keseluruhan gerak yang diteliti pada Tari Sigeh Penguten seluruh bagian tubuh ditonjolkan. Gerakan-gerakan tangan, kaki, badan dan kepala menyatu menjadi gerakan yang harmonis.

2. Tari Sigeh Penguten termasuk pada kategori rendah, menengah, dan tinggi, karena posisi badan saat menari berada pada posisi posisi lutut menyentuh lantai, berdiri rapat kaki, badan agak membungkuk atau lutut ditekuk, seluruh badan berdiri dengan kaki jinjit.

3. Berdasarkan gerak yang terdapat pada Tari Sigeh Penguten yang diteliti, tarian ini bervolume menengah, karena jangkauan geraknya diantara sempit dan luas. 4. Berdasarkan kualitas termasuk gerak mengalun karena Tari Sigeh Penguten

penuh dengan gerakan-gerakan lembut dan gemulai.

Adapun gerak-gerak tari yang terdapat pada Tari Sigeh Penguten, yaitu: a. Bagian Kepala

Kacak Ulu : meliputi gerakan menengok ke kanan dan kiri. b. Bagian Gerak Jari Tangan

1. Ngetir : Gerakan jari tangan dan pergelangan tangan.

Gambar II.2 Ngetir

(17)

9 2. Nginyau Bias : Gerak yang dilakukan ditempat.

Gambar II.3 Nginyau Bias

Sumber : Dokumen Pribadi (18 April 2014)

c. Gerak Tangan

1. Kilat Mundur : Gerak pergelangan tangan.

Gambar II.4 Kilat Mundur

(18)

10 2. Mempam Bias : Salah satu gerak berpindah tempat.

Gambar II.5 Mempam Bias Sumber : Dokumen Pribadi (18 April 2014)

3. Lipatto : Gerak penutup pada Tari Sigeh Penguten.

Gambar II.6 Lipatto

(19)

11 4. Belah Hui : Gerak pergelangan tangan yang dilakukan ke arah dalam

dengan meluruskan kedua tangan di depan dada.

Gambar II.7 Belah Hui

Sumber : Dokumen Pribadi (18 April 2014)

5. Ngerujung : Gerak pergelangan tangan yang dilakukan dengan cepat dan lambat.

Gambar II.8 Ngerujung Bawah Gambar II.9 Ngerujung Tengah Sumber : Dokumen Pribadi Sumber : Dokumen Pribadi

(20)

12 Gambar II.10 Ngerujung Atas

Sumber : Dokumen Pribadi (18 April 2014)

d. Gerak Kaki 1. Melangkah 2. Berputar 3. Geser Kanan 4. GeserKiri

e. Badan : Mengikuti arah gerak tangan dan kaki.

Ragam gerakan dalam Tari Sigeh Penguten, yaitu: a. Ragam Posisi Berdiri

(21)

13 Gambar II.11 Lapah Tebeng

Sumber : Dokumen Pribadi (18 April 2014)

2. Gubuh Gakhang : Salah satu gerakan berpindah tempat, arahnya ke depan dan ke belakang, kemudian arah hadapnya kembali ke depan.

(22)

14 3. Seluang Mudik : Gerak transisi dari posisi berdiri menuju jong sippuh.

Gambar II.13 Seluang Mudik Sumber : Dokumen Pribadi (18/04/2014)

4. Tolak Tebing : salah satu gerak berpindah tempat, arahnya geraknya ke arah sisi kanan dan kiri.

Gambar II.14 Tolak Tebing Sumber : Dokumen Pribadi (18 April 2014)

(23)

15 Gambar II.15 Sabung Melayang

Sumber : Dokumen Pribadi (18 April 2014)

6. Kenui Melayang : Gerak mengayun.

(24)

16 b. Ragam Posisi Duduk

1. Jong Sippuh : Gerakan transisi menuju jong ippek.

Gambar II.17 Jong Sippuh

Sumber : Dokumen Pribadi (18 April 2014)

2. Jong Ippek : Gerakan transisi menuju jong silo khatu.

Gambar II.18 Jong Ippek

(25)

17 3. Jong Silo Khatu : Gerakan kedua tangan diletakkan di atas lutut.

Gambar II.19 Jong Silo Khatu Sumber : Dokumen Pribadi (18 April 2014)

4. JongSembah : Gerak yang bisa dikatakan gerak utama pada tarian ini.

Gambar II.20 Jong Sembah

(26)

18 II.2.2 Kostum Tari Sigeh Penguten Lampung

Pengertian kostum menurut Kamus Besar Indonesia (1991 : 528) adalah pakaian khusus atau dapat pula pakaian seragam bagi perseorangan, rombongan, kesatuan dalam upacara, pertunjukan, dan sebagainya.

Pada Tari Sigeh Penguten terdapat kostum atau busana yang digunakan oleh para penarinya dalam setiap pertunjukannya.

(27)

19 Dalam sebuah kostum umumnya terdapat unsur-unsur diantaranya:

1. Bentuk

Bentuk yang dimaksud pengertiannya disepadankan dengan ragam kostum, misalnya kostum berbentuk celana panjang, baju batuk dan sebagainya. Menurut Anis Sujana (2007: 269) kostum memiliki bagian-bagiannya sesuai dengan proporsi tubuh, yaitu:

 Bagian kepala (penutup kepala).

 Badan bagian atas (baju).

 Bagan bagian bawah (kain dan celana). 2. Warna

Warna pada kostum biasanya disesuaikan dengan jenis tarian, warna juga dapat bersifat fungsional ataupun simbolis yang akan menjelaskan maksud dan tujuan dari pengguanaan kostum itu sendiri.

3. Motif

Menurut Iyus Rusliana (1984) motif adalah hiasan yang terdapat pada kostum. Dari pendapat tersebut maka disimpulkan bahwa motif secara sederhana dapat diartikan sebagai pola atau corak pada kostum atau busana.

4. Material

Material merupakan bahan pembentuk sebuah benda. Kostum pun memerlukan material, yang berkaitan dengan kualitas bahan yang digunakan seperti kekuatan bahan, kelenturan, bahan menyerap cahaya atau tidak.

Kedudukan busana tari sendiri dalam kebudayaan berpakaian lebih dititikberatkan pada pengawetan seni tradisi. Disini harus diakui bahwa yang menonjol adalah faktor estetik dengan sikap dan dimensi tuntutan seni pertunjukan. Dengan demikian busana tari harus mampu mendukung karakter dari tarian itu sendiri dimana latar belakangnya juga mempengaruhi.

(28)

20 1. Fungsi Psikis

 Busana merupakan lingkungan penari yang paling akrab dan dekat, juga menentukan keberhasilan suatu tarian.

 Busana adalah pendukung secara moril bagi penari karena akan mendorong pemakainya untuk menari dengan baik.

2. Fungsi Fisik

 Busana adalah penutup aurat atau bagian tubuh lainnya yang dianggap perlu, disamping itu tidak menghambat gerakan-garakan dalam tarian.  Busana adalah pelindung tubuh dari pengaruh sekelilingnya, misalnya

benturan atau iklim yang merugikan penari dalam pementasan. 3. Fungsi Artistik

 Busana adalah aspek seni rupa dalam penampilan tari, yang akan menggambarkan identitas tarian melalui garis, bentuk, corak dan warna busana.

 Busana adalah pendukung tarian dan merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah tarian. Identitas tarian dan dorongan menari harus tercapai melalui kesenirupaan untuk mencapai tujuan teatrikal.

4. Fungsi Estetika

 Busana merupakan unsur keindahan tarian yang menyatu dengan tubuh penari. Dengan unsur ini maka tarian merupakan kesatuan yang akan dihayati keindahannya.

 Busana merupakan unsur keserasian bagi tubuh penari dan tarian itu sendiri. Disamping itu busana dapat mengungkapkan karakteristik dan tujuan dari suatu tarian.

5. Fungsi Teatrikal

 Busana harus menonjolkan serta menggambarkan identitas peran.

(29)

21 Adapun bagian-bagian busana yang dipakai oleh penari Tari Sigeh Penguten: a. Bagian Kepala

1. Mahkota khas Lampung yaitu Siger

Yaitu mahkota berbentuk seperti taduk yang ditata hias bertitik-titik rangkaian bunga. Siger ini berlekuk ruji tajam berjumlah sembilan buah. Disetiap puncak lekukan diberi hiasan bunga cemara dari kuningan. Sedangkan bagian puncak siger diberi hiasan serenja bulan, yaitu hiasan berupa mahkota kecil yang mempunyai lengkungan di bagian bawah dan beruji tajam-tajam pada bagian atas serta berhiaskan bunga. Mahkota siger ini secara keseluruhan terbuat dari bahan kuningan.

Gambar II.22 Siger

Sumber : Dokumen Pribadi (18 April 2014)

2. Gaharu Kembang Goyang

(30)

22 Gambar II.23 Gaharu

Sumber : Dokumen Pribadi (18 April 2014)

3. Penekan Kepala

Yaitu ikat kepala berwarna merah, pada sisi bagian bawah terdapat hiasan berbentuk daun berwarna emas yang terbuat dari kuningan.

Gambar II.24Penekan Kepala Sumber : Dokumen Pribadi (18 April 2014)

(31)

23 Gambar II.25Sanggul Belatung Tebak

Sumber : Dokumen Pribadi (18 April 2014)

Gambar II.26Kembang Melati Sumber : Dokumen Pribadi (18 April 2014)

5. Subang Giwir atau Anting

(32)

24 Gambar II.27 Subang Giwir atau Anting

Sumber : Dokumen Pribadi (18 April 2014)

b. Bagian Badan

1. Tapis Pucuk Rebung

Yaitu kain tenun tradisional Lampung yang terbuat dari bahan katun bersulam emas dengan motif tumpal atau pucuk rebung. Kain tapis ini biasanya digunakan oleh para wanita saat upacara Begawi. Kain ini digunakan sebagai baju bawahan para penari.

(33)

25 2. Sesapur

Yaitu baju kurung berwarna putih atau baju yang tidak berangkai pada sisinya namun pada sisi bagian bawah terdapat hiasan berbentuk koin berwarna perak atau emas yang digantung secara berangkai (rumbai ringgit). Baju ini digunakan sebagai baju atasan para penari.

Gambar II.29 Sesapur

Sumber : Dokumen Pribadi (18 April 2014)

3. Bebe Usus Ayam

Yaitu penutup dada yang terbuat dari sulam usus yang berwarna merah atau putih.

(34)

26 4. Selendang Tapis

Yaitu kain yang mempunyai kombinasi merah dan warna benang kuning emas.

Gambar II.31Selendang Tapis Sumber : Dokumen Pribadi (18 April 2014)

5. Bulu Seratte/Pending/Bebadang

Yaitu ikat pinggang yang terbuat dari kain beludru berlapis kain merah. Bagian atas ikat pinggang ini dijaitkan kuningan yang digunting berbentuk bulat dan bertahtakan hiasan berupa bulatan kecil-kecil.

Gambar II.32 Pending

(35)

27 6. Buah Jukum

Yaitu hiasan berbentuk buah-buah kecil di atas kain yang dirangkai menjadi untaian bunga dengan benang dan dijadikan kalung panjang yang dipakai melingkar mulai dari bahu ke bagian perut sampai ke belakang.

Gambar II.33 Buah Jukum

Sumber : Dokumen Pribadi (18 April 2014)

7. Papan Jajar/Mulan Tamanggal

Yaitu hiasan dari kuningan berbentuk seperti tanduk yang digantungkan di leher sebatas dada.

Gambar II.34 Papan Jajar

(36)

28 8. Gelang Burung

Yaitu hiasan dari kuningan berbentuk burung bersayap yang diatasnya direkatkan bebe yaitu kain halus yang berlubang-lubang. Gelang burung ini diikatkan pada lengan kiri dan kanan, tepatnya di bawah bahu.

Gambar II.35Gelang Burung Sumber : Dokumen Pribadi (18 April 2014)

9. Gelang Kano

Yaitu sebuah gelang yang terbuat dari kuningan berukir.

Gambar II.36Gelang Kano

(37)

29 10. Gelang Pipih

Yaitu sebuah gelang yang terbuat dari kuningan yang berukir dan berbentuk pipih.

Gambar II.37Gelang Pipih

Sumber : Dokumen Pribadi (18 April 2014)

11. Gelang Khui

Yaitu sebuah gelang yang terbuat dari kuningan dan bentuk gelang ini seperti duri.

Gambar II.38Gelang Khui

(38)

30 12. Tanggai

Yaitu hiasan yang berbentuk seperti kuku berwarna keemasan terbuat dari bahan kuningan yang dikenakan di jari penari.

Gambar II.39 Tanggai

Sumber : Dokumen Pribadi (18 April 2014)

13. Tepak

(39)

31 Gambar II.40 Tepak terdahulu

Sumber : Dokumen Pribadi (18 April 2014)

(40)

32 II.3 Analisis Media Tari Sigeh Penguten Sebelumnya

Berikut ini adalah analisis media informasi yaitu buku yang khusus membahas Tari Sigeh Penguten yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan TK.1 Lampung.

Gambar II.42 Buku yangditerbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan TK.1 Lampung

Sumber : Dokumen Pribadi (18 April 2014)

a. Umum

(41)

33 Kuesioner “Media Informasi Tari Sigeh Penguten”

Gambar II.43 Hasil analisis kuesioner tentang Media Informasi Tari Sigeh Penguten Sumber : Dokumen Pribadi (20 April 2014)

Gambar II.44 Hasil analisis kuesioner tentang Media Informasi Tari Sigeh Penguten Sumber : Dokumen Pribadi (20 April 2014)

(42)

34 Tari Sigeh Penguten. Dari 30 siswi yang mengisi kuesioner, ada 20 siswi yang setuju bahwa media informasi yaitu buku yang khusus membahas Tari Sigeh Penguten ini belum baik menjadi salah satu media informasi yang ada. 14 siswi memilih media informasi berupa buku dan 12 siswi memilih media informasi video dokumenter dan hanya 4 siswi yang memilih CD interaktif. Dari soal uraian banyak siswi yang mengharapkan media informasi berupa buku yang lebih menarik dari segi penampilan serta isi nya dan ditambahkan video tari agar lebih mudah untuk dipelajari.

b. Personal

Analisis media informasi yaitu Buku Tari Sigeh Penguten yang sudah ada menurut peneliti. Buku ini belum banyak yang mengetahuinya, Jika dilihat dari sampul dan warnanya, buku ini belum bisa dikatakan menarik. Dari isi buku ini, penjelasannya kurang lengkap. Dari segi layout pun kurang menarik.

(43)

35 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Target Audiens

Target Audiens untuk informasi yang ingin disampaikan tertuju pada pelajar sebagai sasaran primer dan masyarakat umum sebagai sasaran sekunder. a. Geografis

Khusus : Bandar Lampung dan wilayah Lampung lainnya Umum : Indonesia

b. Demografis

Usia : 12-15 tahun

Gender : Perempuan

Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama

Suku : Suku Lampung dan seluruh suku di Indonesia Status Ekonomi Sosial : Semua Kalangan

c. Psikografis

Psikografis yang dituju adalah pelajar dan masyarakat yang mempunyai sikap peduli terhadap kesenian dan yang ingin belajar kesenian sehingga pelajar dan masyarakat akan mencari informasi untuk memahami dan menjawab rasa keingintahuannya.

III.2 Strategi Perancangan

(44)

36 Perancangan media informasi ini dituangkan kedalam dua media, yaitu media utama dan media pendukung. Dimana pengetahuan informasi lebih mendalam terdapat pada media utamanya. Media pendukung hanya sebagai pelengkap agar target audiens mendapatkan informasi dari media utama.

III.2.1 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi pada media informasi Tari Sigeh Penguten terbagi menjadi dua yaitu, pendekatan visual dan pendekatan verbal.

 Pendekatan Komunikasi Visual

Pendekatan visual yang akan ditampilkan dalam media informasi Tari Sigeh Penguten adalah ilustrasi berupa visual foto yang referensi atau pendekatannya kepada kebudayaan yaitu lebih memperlihatkan budaya Lampung. Elemen-elemen desain seperti tipografi, warna, dan tata letak (layout) akan disesuaikan dengan target audiens.

 Pendekatan Komunikasi Verbal

Pendekatan verbal yang digunakan dalam pembuatan media informasi Tari Sigeh Penguten adalah penggabungan bahasa daerah Lampung dan bahasa Indonesia yang formal namun kosa kata yang sederhana karena target audiens buku ini adalah pelajar dan masyarakat umum yang ingin mengetahui informasi mengenai Tari Sigeh Penguten dan pelajar yang tertarik pada bidang kesenian. Pesan utama yang akan disampaikan dalam media informasi ini adalah menginformasikan gerakan tari dan kostum tari yang terdapat pada Tari Sigeh Penguten.

III.2.2 Strategi Kreatif

(45)

37  Tahap Menarik Perhatian

Pendekatan kreatif yang dilakukan dengan cara membuat sampul media informasi yang menarik, memberi judul media informasi yang bersifat komersil, media informasi akan didominasi oleh gambar foto dari gerak dan kostum yang terdapat pada Tari Sigeh Penguten.

 Tahap Infomasi

Memberikan informasi dan pemahaman tentang sejarah dan perkembangan, gerak dan kostum pada Tari Sigeh Penguten.

III.2.3 Strategi Media

Media informasi yang akan dirancang harus tepat dan informasi yang akan disampaikan harus dapat diterima oleh penerimanya, karena kebutuhan terhadap media ini diharapkan menjadi solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang ada. Strategi media yang digunakan sebagai alat untuk menginformasikan Tari Sigeh Penguten terdiri dari media utama dan media pendukung.

a. Media Utama Buku

Media utama yang digunakan berupa buku karena buku merupakan sarana pengetahuan yang dalam penggunaannya berisi informasi yang dapat dipertanggung jawabkan. Menurut Iyan Wb (2007) buku merupakan kumpulan kertas yang dijilid menjadi satu. Dan setiap sisi dari sebuah lembaran kertas disebut halaman. Buku dengan menggunakan konten, gaya, format, desain, dan urutan dari berbagai komponen dapat menjadi sumber informasi yang mudah dan praktis. Berisi penjelasan singkat berupa text dan didukung gambar visual. Buku juga mudah ditemui dan praktis dalam penggunaannya. Serta belum banyak buku yang khusus membahas Tari Sigeh Penguten. Selain itu, faktor lain pemilihan media buku ini karena buku paling efektif dan mudah dibawa serta memudahkan pembacanya untuk mengakses informasi secara berulang-ulang.

(46)

38 b. Media Pendukung

Media pendukung digunakan sebagai media tambahan yang mendukung dan memberikan nilai tambah pada media media utama. Media tambahan ini meliputi:

 CD Video Tari

Media ini dapat digunakan untuk menampilkan visual bergerak dari gerak Tari Sigeh Penguten sehingga memudahkan pelajar untuk memahami dan mempelajari tarian tersebut.

 Poster

Media ini digunakan untuk bonus setelah pembelian buku. Karena poster ini poster artwork jadi poster ini bisa dipasang di sekolah dan di sanggar.  Brosur

Media ini digunakan untuk menjelaskan apa saja informasi dari buku Tari Sigeh Penguten ini.

 X-Banner

Media ini ditempatkan di toko buku sebagai media informasi bahwa buku telah terbit dan tersedia di toko tersebut.

 Mini X-Banner

Media ini akan ditempatkan di toko buku dan akan diletakan dekat display buku.

 Gantungan Kunci

Gantungan kunci dibuat sebagai bagian dari merchandise setelah pembelian buku.

 Buku Catatan

Buku catatan dibuat sebagai bagian dari merchandise setelah pembelian buku.

 Pena

Pena dibuat sebagai bagian dari merchandise setelah pembelian buku.  Stiker

(47)

39  Tote bag

Tote bag dibuat sebagai bagian dari merchandise setelah pembelian buku.  Kipas

Kipas dibuat sebagai bagian dari merchandise setelah pembelian buku.  Tempat Minum

Tempat minum dibuat sebagai bagian dari merchandise setelah pembelian buku.

 Sosial Media (Facebook dan Twitter)

Sosial media dibuat sebagai media promosi buku dan sebagai informasi tentang penukaran bukti pembelian buku untuk mendapatkan merchandise.  Kemasan Buku

Kemasan buku dibuat agar tampilan buku lebih menarik perhatian.

III.2.4 Strategi Distribusi

Strategi distribusi dilakukan supaya pada saat melakukan kegiatan promosi berjalan dengan mudah dan berada pada jalur yang tepat dan benar, sehingga penyampaian pesan dapat di terima oleh masyarakat.

(48)

40 Tabel III.1 Jadwal dan Tempat Penyebaran Media

Sumber : Dokumen Pribadi (30/04/2014)

(49)

41 III.3 Konsep Visual

Konsep visual dari perancangan media informasi Tari Sigeh Penguten adalah menampilkan visualisasi secara modern. Gerakan-gerakan serta kostum yang ada dalam Tari Sigeh Penguten yang diilustrasikan dengan teknik fotografi. Tipografi dan layout desain akan disesuaikan pada konsep penggunaan dasar elemen-elemen desain yang mempresentasikan Tari Sigeh Penguten tersebut.

III.3.1 Format Desain

Format desain pada buku ini adalah bentuk custom dengan ukuran 20cm x 20cm. Pemilihan format ukuran ini karena dengan ukuran tersebut buku akan efektif karena mudah untuk dibawa

20cm 20 cm

20 cm 20 cm

Gambar III.1 Format Desain Pada Media Informasi Sumber : Dokumen Pribadi (30 April 2014)

III.3.2 Tata Letak

(50)

42 Gambar III.2 Gambar tata letak pada sampul buku

Sumber : Dokumen Pribadi (11 Juni 2014)

Gambar III.3 Contoh tata letak pada isi buku Sumber : Dokumen Pribadi (11 Juni 2014)

(51)

43 Gambar III.5 Tampilan isibuku

Sumber : Dokumen Pribadi (11 Juli 2014)

III.3.3 Tipografi

Pemilihan huruf yang baik harus mengarah pada tingkat keterbacaan dan menarik, selain itu bentuk tipografi juga harus menggambarkan karakter dari pesan yang disampaikan. Pada judul/headline media informasi Tari Sigeh Penguten ini menggunakan jenis huruf Serif yaitu JohnHancokCP sehingga dapat mewakili karakter formal. Pada Subheadline menggunakan jenis huruf St. Ryde karena mewakili karakter kelembutan dan gemulai. Pada isi body text jenis huruf Arial karena type ini mempunyai tingkat keterbacaan yang jelas dan memberikan kesan modern.

(52)

44 III.3.4 Ilustrasi

Dalam perancangan media informasi Tari Sigeh Penguten ini ilustrasi yang akan ditampilkan berupa visualisasi gerak dan kostum dengan teknik fotografi karena dapat menekankan kejelasan visual dari gerak dan kostum serta menampilkan keindahan yang ada pada Tari Sigeh Penguten.

Gambar III.7 Contoh Visual Sumber : Kompas (11 Juni 2014)

Kain tapis memperlihatkan nilai kesakralan. Kemudian motif kain tapis pucuk rebung mempunyai makna kekeluargaan.

Gambar III.8 Studi Ilustrasi Sumber : Dokumen Pribadi (11 Juni 2014)

Motif Kapal Lampung mempunyai arti perjalanan hidup manusia sejak lahir sampai menutup mata, dan juga lambang kehidupan manusia yang bergerak dari satu titik ke titik tujuan.

(53)

45 III.3.5 Warna

Dalam konsep pemilihan warna mengacu pada warna ciri khas Lampung dan digunakan juga warna yang elegan dan kontras. Warna-warna yang dipakai berasal dari ciri khas Lampung, yaitu sebagai berikut:

Gambar III.10 Menara Siger Lampung

Sumber : http://pamalang.blogspot.com/2013/03/menara-siger-dan-sejarah-siger.html (11 Juni2014)

Gambar III.11 Tapis Lampung

Sumber : http://bectamulli.blogspot.com/2012/03/kerajinan-khas-lampung.html (11 Juni2014)

Gambar III.12 Motif Kapal Lampung

(54)

46 Gambar III.13 Kode warna pada media informasi

Sumber : Dokumen Pribadi (11 Juni 2014)

III.4 Sumber-Sumber Data Isi Buku Informasi Tari Sigeh Penguten

 Dari hasil wawancara dengan Thantasia Nangniva yaitu pelatih tari sekaligus penari di Sanggar Seni Kayukhaga Bandar Lampung.

 Dari buku Tari Sigeh Penguten yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan TK.1 Lampung

(55)

47 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Proses Perancangan Buku

Proses ini dimulai dengan pembuatan storyline dimana merupakan pengembangan dari sinopsis yang telah dibuat sebelumnya dengan adanya deskripsi dan teks. Storyline tersebut selanjutnya memasuki penyusunan awal dengan menyusun tata letak per halaman. Selanjutnya menyusun gambar dari pergerakan Tari Sigeh Penguten. Proses ini mencakup bagaimana pesan melalui ilustrasi foto disampaikan dengan gesture tubuh penari dalam buku bergambar.

Pada pengambilan gambar penari dilakukan dengan teknik fotografi yang dilaksanakan di studio foto. Tahap ini adalah tahap penyesuaian antara nama gerak dan teknik atau tampilan gerak, dimana pose yang diambil adalah bagian yang dianggap menarik dan penting pada gerakan Tari Sigeh Penguten. kemudian dilakukan penyeleksian foto bersamaan dengan pengeditan yang menggunakan software Adobe Photoshop CS6.

(56)

48 Gambar IV.1 Proses Perancangan Visual

Sumber : Dokumen Pribadi (11 Juli 2014)

Setelah seluruh artwork disusun per halaman, maka file tersebut telah siap dicetak untuk dibuat dummy sebagai acuan dalam proses akhir percetakan. Pembuatan dummy ini dicetak dengan skala 1:1 dan menggunakan bahan kertas yang dipakai dihasil akhir karena jenis kertas mempengaruhi hasil akhir artwork yang dicetak. Proses yang dilakukan setelah pembuatan dummy adalah proses percetakan yang langsung berlanjut pemotongan kertas dan penjilidan. Untuk halaman depan sampul buku dilakukan proses laminasi glossy terlebih dahulu dengan fungsi melindungi buku.

(57)

49 Gambar IV.2 Kemasan Buku Tari Sigeh Penguten

Sumber : Dokumen Pribadi (11 Juli 2014)

Gambar IV.3 Sampul buku Tari Sigeh Penguten Sumber : Dokumen Pribadi (11 Juli 2014)

(58)

50 Gambar IV.5 Tampilan konten isi buku halaman 28-29

Sumber : Dokumen Pribadi (11 Juli 2014)

Gambar IV.6 Tampilan konten isi buku halaman 52-53 Sumber : Dokumen Pribadi (11 Juli 2014)

IV.2 Media Pendukung

IV.2.1 CD Video

(59)

51 Gambar IV.7 Tampilan Kemasan CD Video Tari Sigeh Penguten

Sumber : Dokumen Pribadi (11 Juni 2014)

Gambar IV.8 Tampilan CD Video Tari Sigeh Penguten Sumber : Dokumen Pribadi (11 Juni 2014)

IV.2.2 Poster

Poster artwork di desain dengan menggunakan software Adobe Photoshop CS6. Tampilan poster adalah gerakan-gerakan penari yang diimbuhkan tampilan judul buku untuk lebih mempertegas bahwa poster tersebut adalah poster dari

buku yang berjudul “Tari Sigeh Penguten – Simbol Keramahan Budaya

(60)

52 Gambar IV.9 Poster

Sumber : Dokumen Pribadi (11 Juni 2014)

IV.2.3 Mini X-Banner

(61)

53 Gambar IV.10 Mini X-Banner

Sumber : Dokumen Pribadi (11 Juni 2014)

IV.2.4 X-Banner

Pembuatannya sama seperti Mini X-Banner dengan menggunakan software Adobe Photoshop CS6. Ukuran yang digunakan pada media promosi ini adalah 60cm x 160cm. Material yang digunakan pada media X Banner ini adalah Flexi Korea. Teknik cetak menggunakan digital printing.

Gambar IV.11 X-Banner

(62)

54 IV.2.5 Brosur

Media brosur berisi visual yaitu penari. Telah melalui proses editing menggunakan software Adobe Photoshop CS6. Ukuran brosur ini 20cm x 15cm. Material yang digunakan pada brosur ini menggunakan Art Paper 150 gsm supaya mudah untuk dilipat. Teknik cetak menggunakan cetak offset sparasi.

Gambar IV.12 Brosur

Sumber : Dokumen Pribadi (11 Juli 2014)

IV.2.6 Gantungan Kunci

(63)

55 Gambar IV.13 Gantungan Kunci

Sumber : Dokumen Pribadi (18 Juli 2014)

IV.2.7 Buku Catatan

Buku catatan mempunyai ukuran 10,5cm x 14,5cm. Material yang digunakan yaitu Art Paper 260 gsm untuk cover, dan kertas HVS untuk isi. Kemudian menggunakan ring kawat. Teknik cetak menggunakan cetak offset sparasi.

(64)

56 IV.2.8 Pena

Pena berukuran 14,5cm x 1,5cm. Material yang digunakan yaitu pena, Art Paper 150 gsm. Teknik cetak menggunakan cetak offset sparasi.

Gambar IV.15 Pena

Sumber : Dokumen Pribadi (18 Juli 2014)

IV.2.9 Stiker

Stiker berukuran 8,5cm x 5cm. Material yang digunakan stiker duratac. Teknik cetak menggunakan cetak offset sparasi.

Gambar IV.16 Stiker

(65)

57 IV.2.10 Tote Bag

Tote Bag berukuran 33cm x 34cm. Material yang digunakan yaitu stiker HVS. Teknik cetak menggunakan cetak offset sparasi.

Gambar IV.17 Tote Bag

Sumber : Dokumen Pribadi (18 Juli 2014)

IV.2.11 Kipas

Kipas berukuran 14cm x 15cm. Material yang digunakan yaitu laminasi, gagang kipas. Teknik cetak menggunakan cetak offset sparasi.

Gambar IV.18 Kipas

(66)

58 IV.2.12 Tempat Minum

Tempat minum berukuran 15cm x 6,5cm. Material yang digunakan yaitu tempat minum, Art Paper 150 gsm. Teknik cetak menggunakan cetak offset sparasi.

Gambar IV.19 Tempat Minum Sumber : Dokumen Pribadi (18 Juli 2014)

IV.2.13 Sosial Media

(67)

59 Gambar IV.21 Tampilan Twitter

Sumber : Dokumen Pribadi (18 Juli 2014)

IV.2.14 Kemasan Buku

Gambar

Gambar II.23 Gaharu
Gambar II.38 Gelang Khui
Gambar II.42 Buku yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Gambar II.43 Hasil analisis kuesioner tentang Media Informasi Tari Sigeh Penguten
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut pengamatan AZ, di kalangan warga Muhammadiyah, antara yang menerima konsep dakwah kultural dengan yang menolak, jumlahnya seimbang.. Menurut pandangan AZ secara

konsentrasi larutan gula memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar air, kadar gula reduksi, kadar vitamin C, total asam, tekstur, aktivitas air, dan uji

In addition, the existing laws has no strict punishment to the business operators, resulting the business operators still has intention to put the unfair provision in the contract,

Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan amilum dengan memanfaatkan limbah kulit pisang agung dan penentuan formula optimum dari tablet metformin HCl dengan

Perlu diberikan batasan-batasan parkir yang jelas seperti memberi garis berupa batas petak parkir pada area parkir Fakultas Pertanian dan Gedung Serba Guna (GSG) sehingga

Penelitian yang telah dilakukan oleh Amrullah dan Sasi (2016) menunjukkan bahwa harga berpengaruh signifikan secara positif terhadap keputusan pembelian karena harga dapat

Pada saat dihentikan kerusakan di zona sendi plastis hanya sampai tahap terjadi perubahan warna pada resin dan kondisi permukaan benda uji sudah tidak merata yang

[r]

[r]