612 .2 Ind p
PEDOMAN PENATALAKSANAAN SPESIMEN
(PENGAMBILAN, PENGEPAKAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN)
5URVEILANS ISPA BERAT INDONESIA
(5IBI)
KEMENTERIAN KESEHAT AN RI
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
PUSAT BIOMEDIS DAN TEKNOLOGI DASAR KESEHA T AN
JI. Percetakan Negara No.23A, Jakarta 10560
TIM PENYUSUN
dr. Ni Ketut Susilarini, MS Subangkit, M.Biomed dr. Roselinda, M.Kes
Hana Apsari Pawestri, MSc Arie Ardiansyah Nugraha, Amd
KATA PENGANTAR
Influenza merupakan penyakit yang sering menyebabkan pandemi, terlebih akhir-akhir ini telah terjadi penyebaran virus flu burung yang juga telah sampai di Indonesia termasuk telah ditemukannya virus tersebut pada man usia. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu sistem surveilans influenza yang baik beserta Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon - Kejadian Luar Biasa (SKDR-KLB) nya untuk mengamati, mengidentifikasi dan mengantisipasi terjadinya kenaikan kasus atau KLB bahkan pandemi influenza.
Penyakit flu burung (Avian Influenza) saat ini telah Illenjadi isu global, dimana sebelumnya hanya menyerang pada hewan (unggas khususnya), namun sekarang juga menyerang pada man usia. Oleh karena itu diperlukan penanganan yang serius agar flu burung tidak menular dari manusia ke manusia dan menjadi wabah pandemi influenza (Pandemic Influenza).
Surveilans influenza di Indonesia dilaksanakan melalui beberapa metoda yaitu melalui pelayanan rutin di Puskesmas dan Rumah Sakit. Perlu disadari bahwa pelaksanaan surveilans Influenza di Indonesia belum berjalan secara optimal, sampai saat ini yang dilakukan untuk Surveilans ISPA Berat Indonesia adalah penelitian yang dilaksanakan oleh Badan Litbangkes melalui Rumah Sakit sentinel. Buku "Pedoman Penatalaksanaan Spesimen (Pengambilan, Pengepakan Dan Pengiriman Spesimen) Surveilans ISPA Berat Indonesia (SIBI)" ditujukan untuk petugas pelaksana di Rumah Sakit agar pelaksanaan surveilans berjalan secara optimal.
Disadari bahwa buku pedoman ini masih banyak kekurangan dan perlu perbaikan sehingga kami harapkan saran demi penyempurnaannya. Di waktu mendatang dari buku pedoman ini akan dikembangkan lagi petunjuk teknis surveilans influenza untuk petugas surveilans.
Jakarta, April 2013
Kepala Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
Prett Multihartina, PhD
APD CDC H5N1 ISPA
MERS-Cov: PBTDK RNP RT-PCR rRT-PCR SARI SARS
vrM
WHO
DAFTAR SINGKATAN
Alat Pelindung Diri
Center Disease of Control - Atlanta Strain Influenza Penyebab Flu Burung Infeksi Saluran Pernapasan Atas
Middle East Respiratory Severe - Corona Virus Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Ribonucleoprotein
Reverse Transcriptase - Polymerase Chain Reaction Real Time PCR
Severe Acute Respiratory Infection Severe acute respiratory syndrome Virus Transport Medium
World Health Organization
DAFTAR 151
Kata pengantar .. ... . ... ... ... .. .. . .. ... .... ... ... ... v
Daftar Singkatan .. ... ... .. ... .. ... ... ... .... ... .. ... ... vii
Daftar lsi ... ... ... ... .. ... .. ... .... ... ... ... ... ... .. ... ... .. IX I. Latar Belakang ... ... .... .. ... .. ... .. ... .. .. .... .. .... .. ... .. ... ... .. .. . 1
II. Tujuan ... ... .. .. .. ... .... ... .. .... .. ... . ... .. ... ... ... ... ... ... .. 4
III. Definisi Operasional Kasus SARI... ... .. .. ... .. .. ... ... ... ... .. . 4
IV. Jenis Spesimen
5
V. Pengambilan Spesimen ... .. ... .... ... .. .... .. .... .. .. .. .. .. .. .... .. .. . 8VI. Pengepakan dan Pengiriman Spesimen ... .. .... ... .. .... ... ... ... .... ... 13
VII. Cold Chain (Rantai Dingin) ... .. ... .... .. ... .... .. .... .. ... .. ... .... 20
VIII. Logistik .... ... ... ... .... .... ... .. ... .... ... ... ... ... ... ... ... 23
IX. Pelaporan .. ... ... ... ... ... .. ... ... ... .... .. ... ... ... .... ... .. ... .. .... ... 25
X. Daftar Pustaka
27
Lampiran ... ... .... .. .. ... ... ... ... .. ... ... ... ... .... ... .... 281. Penjelasan Persetujuan Tindakan Medis... ... .. .. ... ... .. ... 29
2. Formulir Laporan Kasus Sari ... ... ... ... ... .. .. .... .. 30
3. Formulir Pengambilan Dan Pengiriman Spesimen .. .. ... ... .... 32
4. Formulir Laporan Data Agregat Mingguan Rumal1 Sakit .. .... .. ... 33
5. Formulir Keluar Rumah Sakit ... .... .. .. .. .... ... ... ... .. ... .. ... 34
6. Laporan Bulanan Logistik ... .. ... ... ... ... .. .... ... .. ... .... ... 36
I. LATAR BELAKANG
Severe Acute Respiratory Infection (SARI) atau Pneumonia adalah suatu proses infeksi akut pad a jaringan paru-paru (alveoli atau jaringan interstitial) dengan gejala klinis demam dan batuk disertai gejala kesulitan bernapas seperti sesak napas, tarikan dinding dada dan stridor saat istirahat atau hasil toraks foto menunjukkan gambaran infiltrat pada paru-paru. 1
,2,3
Pneumonia penyebab utama morbiditas dan mortalitas, khususnya anak anak < 5 tahun . Di dunia, pneumonia menyebabkan kematian yang tinggi baik pada bayi dan anak di bawah 5 tahun (30%) juga dewasa. Hal ini dapat dilihat dari munculnya wabah penyakit pneumonia atipikal seperti SARS dan infeksi paru oleh virus avian Influenza H5N1 yang menyerang beberapa negara. Dari semua kasus di masyarakat, 7-13 % berdampak fatal untuk kehidupan manusia dan membutuhkan rawat inap 1,3 Di AS misalnya, terdapat dua juta sampai tiga juta kasus pneumonia per tahun dengan jumlah kematian rata-rata 45.000 orang. Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit kardiovaskuler dan tuberkulosis. Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka kematian.2
Pneumonia dapat disebabkan oleh bakteri , virus atau mikoplasma (bentuk peralihan antara bakteri dan virus). Data dari negara-negara tetangga menunjukkan bahwa virus influenza adalah salah satu penyebab SARI. Di Thailand, di antara 762 pasien dengan SARI, 10% disebabkan oleh virus influenza. Virus lain yang biasanya menyebabkan SARI meliputi Influenza virus, Parainfluenza , Respiratory Synctitial Virus , Human Metapneumovirus , Adenovirus, SARS, dan Hantavirus. Sedangkan bakteri penyebab SARI termasuk diantaranya Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenza, Bakteri Gram negatif seperti E. coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa dan bakteri atipikal yaitu Mycoplasma, Chlamydia dan
Legionella.3,4
Sejak tahun 1975, Badan Litbangkes secara formal telah diakui oleh WHO sebagai
National Influenza Center dengan tugas utamanya adalah memantau jenis virus influenza yang beredar di Indonesia untuk kepentingan program penanggulangan influenza di Indonesia dan juga kontribusi bangsa Indonesia untuk penanggulangan influenza di dunia . Kegiatannya meliputi pelaksanaan surveilan Influenza Like Illness
(Ill) dan Severe Acute Respiratory Infection (SARI) berbasis laboratorium.
Sejak tahun 2008 Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (PBTDK) , Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) mengembangkan surveilans SARI pada pasien rawat inap yang awalnya mulai dilaksanakan di 8 Rumah Sakit di 8 propinsi . Kemudian pada tahun 2009 lokasi sentinel surveilans tersebut ditambah sehingga menjadi 15 rumah sakit di 15 propinsi. Pada tahun 2010 kegiatan ini dihentikan . Selanjutnya surveilan SARI ini dilaksanakan di 10 rumah sakit di 10 propinsi sampai akhir 2012 . Berdasarkan hasil kajian terhadap sistem surveilan SARI ini pada bulan Mei 2012 oleh US-CDC, ada beberapa rekomendasi yang diberikan untuk memperkuat sistem ini. Dimana sejak tahun 2008 manfaat yang didapat hanya untuk kontribusi sirkulasi virus di Indonesia namun tidak dapat memberikan proporsi kasus Influenza secara epidemiologi , dimana data ini sangat dibutuhkan oleh Sub Direktorat ISPA, P2PL untuk program pengendalian penyakit ISPA di Indonesia.
Di Sub Direktorat ISPA, P2PL melaksanakan surveilan pneumoni sejak tahun 2007. Dengan pelaporan agregat setiap bulannya . Sa at evaluasi pada bulan Agustus 2012 oleh US-CDC dan WHO , didapatkan bahwa surveilan pneumonia tersebut sangat terbatas pemanfaatannya karena tidak adanya komponen laboratorium sebagai informasi tentang etiologi penyakit ini .
Berdasarkan Pedoman WHO tentang " Epidemiological Surveillance Standards for Influenza " yang dijadikan acuan , dimana memuat tentang definisi kasus terbaru, rekomendasi tentang pelaksanaan surveilan Influenza di suatu negara serta kriteria pemilihan rumah sakit , pengumpulan data dan analisa . Sehingga ada sedik it perubahan dalam surveilans influenza di rumah sakit yang sudah berjalan .
Untuk tahun 2013 penelitian influenza di rumah sakit ini bertujuan untuk mengintegrasikan surveilan SARI berbasis rumah sakit dan surveilan pneumonia yang dilaksanakan oleh PBTDK dan SubDit ISPA - Ditjen P2PL serta menyesuaikan dengan pedoman WHO terbaru, agar data dari surveilans ini dapat mernberikan gambaran epidemiologi, pola virus influenza penyebab SARI sehingga melengkapi data surveilans Influenza di Indonesia serta berkontribusi untuk Influenza global burden disease. Mitra kerja dalam kegiatan ini meliputi Rumah Sakit yang ikut berpartisipasi dan Sub Direktorat ISPA , P2PL, Kementerian Kesehatan. Kegiatan ini disebut Surveilan ISPA Berat di Indonesia (SIBI).
Penilaian berdasarkan kriteria lokasi, sumber daya manusia dan infrastruktur rumah sakit. Di tahun 2013, enam rumah sakit sentinel SIBI baru terpilih. Rumah sakit yang dimaksud adalah : Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari, DI Yogyakarta, RSUD Kanudjoso Djati - Kalimantan Timur, RSUD Bitung - Sulawesi Utara, RSUD Deli Serdang Sumatera Utara, RSUD dr Haulussy Ambon dan RSU Mataram -Nusa Tenggara Barat. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
v
.
p
'"
.
セN|
..}
セ@
.
f
Gambar 1. Peta lokasi rumah sakit sentinel SIBI [image:13.612.50.503.456.736.2]Kegiatan yang dilaksanakan pada SIBI ini meliputi : deteksi kasus, wawancara , pengambilan spesimen , pemeriksaan laboratorium dan analisa data . Spesimen utama di tahun 2013 yang diambil dalam kegiatan ini adalah apus hidung dan apus tenggorok, dimana kualitas spesimen dari saat pengambilan sampai di laboratorium pemeriksa (Laboratorium Virologi , PBTDK) untuk dilakukan deteksi virus influenza adalah sangat penting untuk diperhatikan , sehingga pedoman ini dibuat untuk panduan petugas laboratorium di rumah sa kit sentinel SIBI dalam mempertahankan kualitas spesimen yang dimaksud .
II. TUJUAN
Melaksanakan pengambilan spesimen pada kasus atau ISPA berat secara
lege artis serta mendapatkan kualitas spesimen yang baik.
II I. DEFINISI OPERASIONAL KASUS SARI atau ISPA Berat
Infeksi saluran pernapasan akut dengan semua gejala sebagai berikut: Riwayat demam atau demam セ@ 38 Co;
• Batuk ;
• Tidak lebih dari 7 hari sejak timbul gejala; • Memerlukan perawatan rumah sakit;
Tidak lebih dari 3 hari sejak dirawat di rumah sakit.
Pasien SARI akan dikonfirmasi untuk virus influenza melalui pemeriksaan laboratorium, baik dengan real time RT-PCR maupun isolasi virus.
IV. JENIS SPESIMEN
Pelaksanaan kegiatan SIBI di tahun 2013 , spesimen utama yang diambil untuk deteksi virus influenza adalah usap hidung kanan dan kiri serta usap tenggorok.
Dengan adanya kewaspadaan terhadap timbulnya kasus Middle East Respiratory Syndrom Corona Virus ( MERS-CoV ) , jenis spesimen yang diambil juga ada penambahan, dimana untuk identifikasi MERS-CoV, spesimen dari saluran nafas bawah yang diutamakan untuk identifikasi virus penyebabnya seperti yang tercantum pada table 1.
Tabel 1. Jenis spesimen untuk pengujian MERSCoV, berikut cara penanganannya 5,6
Jenis spesimen Media pengiriman Pengiriman ke laboratorium Kategori bahaya pengiriman Catatan
l, Spesimen
I yang harus diambil
I
Dengan es. Pastikan
Dahak yang
dihasilkan secara
alami *
Tidak ada
Bila penundaan
pengujian > 24
jam , disarankan
dibekukan
Zat biologis,
Kategori B
materi
diambil dari
saluran
pernafasan
WAJIB
dengan es kering bawah
Bilasan
bronkoalveolar
(Bronchoalveolar
lavage)
Tidak ada
Dengan es .
Bila penundaan
pengujian of >
24 jam ,
disarankan dibekukan Idem Mungkin terjadi pengencera n (dilusi) virus, namun spesimen masih dapat BILA MEMUNGKINK AN
dengan es kering
digunakan
[image:15.612.50.540.366.728.2]Jenis spesimen Media pengiriman Pengiriman ke laboratoriurn Kategori bahaya pengiriman Catatan Spesimen yang harus diambil
Aspirat trakea Tidak ada
Dengan es .
Bila penundaan
pengujian of>
24 jam,
disarankan
dibekukan
dengan es kering
Idem
WAJIB IBILA
MEMUNGKIN
KAN
Aspirat nasofaring Tidak ada
Dengan es.
Bila penundaan
pengujian of>
24 jam,
disarankan
dibekukan
dengan es kering
Idem
WAJIB/BILA
MEMUNGKIN
KAN
Kombinasi usap
hidung/tenggorokan
Media
transport
virus Dengan es Idem
Virus telah terdeteksi pada jenis spesimen ini WAJIB
Swab nasofaring
Media
transport
virus
Dengan es Idem WAJIB
Jaringan yang
diambil dari biopsi
atau otopsi ,
termasuk dari
paru-paru Media transport virus atau garam fisiologis Dengan es.
Bila penundaan
pengujian > 24
jam, disarankan
dibekukan
dengan es kering
Idem
BILA
MEMUNGKIN
KAN
Jenis spesimen Media pengiriman Pengiriman ke laboratorium Kategori bahaya pengiriman I Catatan Spesimen
yang harus
diambil
Serum untuk
serologi atau
deteksi virus: selalu
ambil sampel
berpasangan bila
memungkinkan.
Akut-minggu
pertama sakit
Konvalesen
-idealnya 3-4 minggu kemudian Tidak ada Dengan es atau dalam keadaan beku Idem WAJIB Spesimen darah (whole blood) EDTA
antikoagulan Dengan es Idem
Untuk deteksi virus, sebaiknya pad a minggu pertama sakit BILA MEMUNGKIN KAN Keterangan :
• Pengambilan sampel sputum dengan cara induksi dapat
menimbulkan risiko infeksi tambahan bagi petugas kesehatan.
• Pengambilan spesimen lain seperti; urin, feses, atau spesimen
lainnya disesuikan dengan kondisi pasien
v.
PENGAMBILAN SPESIMEN 7Untuk memudahkan saat pengambilan spesimen dan meminimalisir
kesalahan yang mungkin terjadi , sehingga dipandang perlu untuk dilakukan :
a. Persiapan alat dan bahan
Sebelum kegiatan pengambilan spesimen dilaksanakan, harus
memperhatikan universal precaution atau kewaspadaan universal untuk
mencegah terjadinya penularan penyakit dari pasien ke paramedis
maupun lingkungan sekitar.
Hal tersebut meliputi :
1. Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun/desinfektan
SEBELUM dan SESUDAH tindakan.
2. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), minimal yang HARUS
digunakan :
a. Jas laboratorium
b. Sarung tangan karet
c. Masker disposable
3. Bahan pengambilan spesimen :
a . VTM
b. Tongue Spatel
c. Swab Dacron
d. Ice pack dan Cold Box
e. Label nama
f. Gunting
g. Alkohol70%
h. Parafilm
I. Form Pengambilan Spesimen
4. Daftar nama pasien (supaya saat pengambilan tidak terjadi
kesalahan)
Pengambilan spesimen dapat dilakukan oleh dokter, perawat atau tenaga
laboratorium yang terampil dan berpengalaman atau sudah dilatih sesuai
dengan kondisi dan situasi setempat.
b. Persiapan pasien
Untuk memudahkan saat pengambilan spesimen, petugas diharapkan
dapat melakukan komunikasi efektif untuk membuat pasien merasa
nyaman , dengan cara :
1. Memberi salam dan perkenalkan diri kepada pasien
2. Tanyakan identitas pasien untuk memastikan bahwa pasien sudah
sesuai dengan daftar nama yang kita bawa
3. Beritahukan kepada pasien tentang maksud pengambilan spesimen
4. Jelaskan secara sing kat tindakan yang akan dilakukan
5. Menyampaikan terimakasih setelah selesai pengambilan spesimen
c.
Pengambilan Spesimen1. Persiapkan cryotube yang berisi 1,5 ml media transport virus, berikan
label yang berisi kode nomer spesimen .
2. Gunakan medium Hanks yang masih berwarna orangemerah muda.
Jangan digunakan apabila medium Hanks telah berubah warna
menjadi kuning .
3. Swab yang digunakan adalah yang terbuat dari Dacron/rayon steril
dengan tangkai plastik . Jangan menggunakan swab kapas yang
mengandung Calcium Alginat atau swab kapas dengan tangkai kayu,
karena mungkin mengandung substansi yang dapat menghambat
pertumbuhan virus tertentu dan dapat menghambat pemeriksaan
RT-peR.
Pedoman SIBl - 9
4. Apabila pasien dalam keadaan pilek atau ada kotoran di lubang
hidungnya , dapat dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan
tissue atau cotton bud, sebelum dilakukan pengambilan spesimen .
5. Pengambilan usap hidung dan usap tenggorok dilakukan secara
lege artis dan perlu dilakukan tekanan pada lokasi dimana spesimen
diambil agar epitel dapat menempel di swab . Spesimen dari swab
yang benar adalah spesimen yang pada pemeriksaan RTPCR
didapatkan hasil pemeriksaan RNP gene dan atau 8 -actine gene
positif, artinya dimana swab terambil mengandung epitel saluran
napas.
Untuk usap nasal:
Masukkan swab ke dalam lubang hidung sejajar dengan rahang atas.
Biarkan beberapa detik agar cairan hidung terhisap . Putarlah swab
sekali atau dua kali. Lakukan usapan pada salah satu lubang hidung ,
[image:20.614.53.496.40.827.2]be rikan sedikit penekanan pada lokasi dimana swab diambil.
Gambar 2. Pengambilan spesimen melalui nasal
Untuk usap tenggorok:
Lakukan usap pada bag ian belakang pharynx dan hindarkan
menyentuh bagian lidah .
Swab diusapkan pada bag ian belakang pharinx
Gambar 3. Pengambilan spesimen Usap Tenggorok
[image:20.614.246.367.385.489.2]6. Swab hidung dan swab tenggorok dimasukkan sesegera mungkin ke
dalam cryotube yang sama . Putuskan tangkai plastik di daerah
mulut cryotube agar cryotube dapat ditutup dengan rapat. Apabila
ada kesulitan dapat menggunakan bantuan gunting dan jangan lupa
untuk membersihkan dengan alkohol setelah selesai digunakan.
7. Cryotube kemudian diberi label sesuai kode nomer penderita lalu
8. Selanjutnya Cryotube dililit dengan parafilm bag ian tutupnya untuk
menghindari terjadinya kebocoran spesimen
9. Cryotube yang sudah berisi swab disimpan dalam suhu 48 °C
sebelum dikirim. Jangan dibekukan dalam Freezer.
Untuk rumah sakit sentinel SIBI ada label khusus ( barcode) yang
digunakan , disesuaikan dengan tujuan kegiatan dan sistim
penyimpanan di PBTDK.
Barcode terdiri atas 13 digit
Digit I merepresentasikan Pelaksana Kegiatan
Digit II merepresentasikan Nama Kegiatan
Digit III merepresentasikan Tahun Kegiatan
Digit IV dan V merepresentasikan Propinsi
Digit VI dan VII merepresentasikan Kabupaten/Kota
Digit VIII sampai XI merepresentasikan no urut spesimen
Digit XII merepresentasikan jumlah aliquote
Digit XIII merepresentasikan jenis spesimen
Untuk kode propinsi yang sudah ditentukan dari sistim
penyimpanan di PBTDK :
52 = Nusa Tenggara Barat
12 = Sumatera Utara
64 = Kalimantan Timur
71 = Sulawesi Utara
81 = Maluku
34 = Daerah Istimewa Yogyakarta
Sedangkan untuk kode kabupatennya :
71 = Kota Mataram
12 = Lubuk Pakam
71 = Kota Balikpapan
72 = Kota Bitung
71 = Kota Ambon
03
=
Kabupaten WonosariSeperti salah satu contoh nomer barcode yang digunakan
ES1527100011W
Keterangan :
E
=
P2PLS
=
SIBI1
=
Tahun I52
=
Nusa Tenggara Barat71
=
Kota Mataram0004
=
No . Urut Spesimen1
=
Urutan Pengambilan/AliquoteW
=
Apus Hidung dan TenggorokES1527100041W
ES1527100041W
• Label terdiri atas 2 Jenis ukuran yaitu Besar dan Kecil. Label
Besar digunakan untuk ditempel pada lembar Formulir Laporan
Kasus SARI sedangkan Label kecil digunakan pada Cryotube
spesimen dan Formulir Pengiriman Spesimen (Rangkap 3) yang
terdiri dari 3 rangkap
a. Lembar putih untuk disimpan di rumah sakit sentinel
b. Lembar merah untuk dikirim ke PBTOK
c. Lembar kuning untuk dikirim ke SubOit ISPA
VI. PENGEPAKAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN 7
Pemeriksaan laboratorium akan dilaksanakan di laboratorium virologi,
PBTDK, Balitbangkes sehingga semua spesimen akan dikirimkan melalui
kurir/kargo. Diperlukan persia pan untuk pengepakan dan pengiriman agar
spesimen dapat dikirimkan sesuai tujuan dan dalam keadaan baik.
Bahanbahan yang diperlukan untuk pengepakan terdiri dari bahan yang
tidak habis pakai dan bahan habis pakai.
Bahan Tidak Habis Pakai
1. Kotak Pendingin ( Cold Box)
2. 9 Ice Pack Besar (9,4 x 4,2 x 17,1 cm)
3. 3 Ice Pack Kecil (7,1 x 3,4 x 12,4 cm)
4. Tabung Alumunium
5. 5 Insulator Bundar
6 . 1 Insulator Persegi
7. 1 Termometer Analog
Bahan Habis Pakai
1. Lakban Plastik 2 Inci
2. Plastik Klip
3. Tissue
3
2
Cara pengepakan dan pengiriman spesimen untuk keperluan diagnostik
harus menuruti ketentuan WHO dengan menggunakan bahanbahan
tersebut diatas.
Adapun pengepakan spesimen SARI adalah sebagai berikut:
1. Bungkus cryotube yang sudah berisi sampel dengan dengan tisu
bersih dan masukkan ke dalam plastik klip (zip lock).
2. Masukkan plastik klip ke dalam tabung pengiriman primer (bahan dari
stainless).
3. Ke dalam tabung stainless dimasukkan insulator kecil , kemudian
termometer bulat didalamnya .
4. Lalu masukkan kedalam cold box yang berisi Ice pack yang sudah
terlebih dahulu dibekukan . Ice pack yang digunakan adalah 9 buah . Ice
pack ditempatkan pada sisi kirikanan dan atasbawah dari cold box .
5. Kemudian ke dalam cold box dimasukkan kertas insulator besar
6. Letakkan semua formulir yang telah diisi dan diberi label kedalam cold
box dengan terlebih dahulu dimasukkan dalam kantong plastik .
7. Tutup cold box dan perkuat dengan lak ban .
8. Beri label pengirim dan penerima pad a sisi kanan dan kiri cold box.
Ini menjadi poin yang sang at penting agar pengiriman tiba di alamat
yang dituju dengan benar dan dapat diidentifikasi rumah sakit pengirim.
Untuk alamat pengiriman :
KEPADA:
Surveilan ISPA Berat di Indonesia ( SIBI ) Up. dr Ni Ketut Susilarini , MS
Laboratorium Nasional Penyakit Infeksi Prof Sri Oemidjati Komplek Pergudangan DepKes
Jalan Percetakan Negara No. 23a Jakarta 10560
Telp. 02142887606/4288 7583
PENGIRIM:
RSU. DR . M HAULUSSY JI. Dr. Kayadoe, Kudamati Ambon
RSU . KANUJOSO DJATIWIBOWO JI. MT. Haryono 656
Balikpapan
RSUD MANGEMBONGEMBO BITUNG JI.SH Sarungjajang
Kel. Manembo Nembo Tengah Kec. Matuari Bitung
RSUD . DELISERDANG JI. Thamrin Lubuk Pakam
Kab . Deli Serdang Sumatera Utara
RSU . PROP . NUSA TENGGARA BARAT JI. Pejanggik No.6
Mataram NTB
RSUD . WONOSARI JI. Taman Bhakti No.6 Wonosari
01 Yogyakarta
I
Pemerlksaan Laboratorlum KesehatanI
セ@ セ@ セ@ セ@
JA NGAN U1BALIK
セセL@
HANDLE
WITH CARE
Kepada:
Surveilans ISPA Berat Indonesia (SIBI)
Up. dr. Ni Ketut Susilarini, MS
Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
Gedung Prof. Dr. Sri Oemijati JI. Percetakan Negara 23a Jakarta Pusat 10560
Pengirim:
TimSIBI RSUDWONOSARI
JI Taman Bhakti No 6 Wonosari Gunung Kidul
Daerah Istimewa Yogyakarta 55812
Kepada:
d r . 'I Kelul s オ セ ゥャ。イャョャN@ MS
I .. bonlorium Penel/" an Prn.,.'d, Infrles; Or. Sri ar.IIII
I'UU I hiッoャ\B、i セ@ dan T'e"n,,',,!:; a....r iH セN L
••
JI. P" . c ....k. n "Ia.a 0.2..1
J.""....
l'u..1 iヲ ャセ@ T elp.Oll .VII. COLD CHAIN (RANTAI DINGIN) 8
Pemantauan cold chain dari bahan yang digunakan sangat penting
diperhatikan . Bertujuan untuk menjaga stabilitas suhu mulai dari
penyimpanan di rumah sa kit, pengiriman dan penyimpanan di PBTDK.
Berikut adalah peran masingmasing unit pada kegiatan SIBI :
a. Rumah Sakit
1. Penyimpanan VTM di suhu 4-SoC
2. Penyimpanan Ice Pack di suhu -20°C
3. Monitor suhu refrigerator secara harian
4. Pengambilan spesimen
5. Penyimpanan VTM yang sudah berisi specimen
b. Pengiriman
1. Pastikan jadual spesimen akan diambil oleh kurir.
2 . Sebelum pengiriman , spesimen 、ゥウゥュー。セ@ di suhu 4 °C
3. Pastikan icepack sudah beku dan jumlahnya sesuai
prosedur pengepakan
c. PBTDK
1. Penyimpanan spesimen yang belum dikerjakan di suhu
4 °C
2. Sedangkan untuk penyimpanan dalam jangka waktu
lama di revco suhu -SO°C
3. Mencatat, menganalisa dan memberikan feedback
mengenai suhu spesimen saat diterima .
Spesimen SARI/SIBI merupakan bahan biologis yang peka terhadap suhu
diatas kisaran suhu 2°_S oC . Kualitas spesimen akan terjaga dengan
mempertahankan suhu spesimen tetap berada pada kisaran suhu optimal
(4°C) mulai dari saat pengambilan , penyimpanan , pengepakan dan
pengiriman spesimen ke laboratorium rujukan .
Untuk menyimpan bahan biologis pekapanas (heat sensitive) harus dipilih
lemari es berdasarkan kriteria berikut :
1. Menggunakan sistem manual defrosting dan bukan jenis
auto-defrosting . Hal ini disebabkan karena pada tipe auto defrosting
dilengkapi pemanas yang secara otomatis akan bekerja bila bunga es
menebal dan pada saat itu suhu dalam lemari es akan meningkat
sehingga berisiko terjadinya kerusakan bahan biologis yang disimpan
didalamnya.
2. Lemari es harus dari jenis yang menggunakan pendingin nonCFC
dan tidak diperkenankan menggunakan pendingin jenis CFC/freon
karena berisiko merusakkan lapisan ozon global.
3.Lemari es yang dipilih harus mempunyai kemampuan stabilitas suhu
bila listrik padam/sumber daya lain tidak berfungsi (hold over time)
selama minimal 6 jam bila pintu tertutup . Lemari es domestik
umumnya hanya mempunyai hold over time selama 12 jam .
Suhu menjadi faktor yang paling menentukan dalam pengelolaan rantai
dingin. Oleh karena peran alat pemantau suhu menjadi sangat vital dalam
pengelolaan rantai dingin . Ada berbagai macam alat pemantau suhu yang
biasa digunakan antara lain :
a. Termometer Mueller, kisaran
pemantauan () 50°C sampai (+) 50°C .
Diletakkan di dalam lemari es atau kotak
dingin .
b. Termometer digital, menggunakan sensor yang diletakkan di dalam lemari es
ataupun freezer maupun dalam kotak
dingin untuk transportasi. Display suhu di
luar lemari dingin sehingga suhu dapat
dibaca dari luar lemari ding in .
c. Dial termometer , menggunakan sensor
yang diletakkan di dalam lemari es atau
freezer dan display suhu di luar lemari
ding in sehingga suhu dapat dibaca dari luar
lemari dingin.
b. Termometer air raksa/cairan lain, jenis ini
tidak dianjurkan karena perubahan suhu
sang at cepat sehingga menyulitkan
pembacaan .
c . Freezetag: alat elektronik untuk
memantau suhu beku di bawah ooC . Alat ini
Freeze-tag
Freeze-tag-diletakkan di dalam lemari es/kotak
...
セoBGc「Bイiwi@-
...
a.o-lTCblO,.., -1:81 ... @セ NaiNaan`
pendingin bersama dengan vaksin . 0 -01<_ 0 ·01\_
Display akan berubah dari tanda centang
menjadi tanda silang bila suhu berada di
bawah ooC selama 1 jam. Alat pemantau ini terutama digunakan untuk memantau suhu
yang dapat menimbulkankerusakan pad a
vaksin yang peka beku (freeze sensitive)
seperti Hepatitis S, OPT , TT , DT dll.
Selain lemari es dan alat pemantau suhu, perlengkapan pendukung lain yang
harus tersedia dalam pengelolaan rantai ding in yaitu, coo/box / co/dbox dan ice
pack.
VIII. LOGISTIK 8
Oi kegiatan SIBI 2013 ini , tim rumah sakit juga diberikan pembekalan tentang
pengelolaan logistik. Perlu adanya standarisasi Pengelolaan Logistik pada
kegiatan SIBI. Logistik merupakan salah satu bagian penting yang menunjang
SIBI ini dapat berjalan dengan baik dan terencana. Untuk ini perlu dilakukan
peningkatan kapasitas manajemen logistik sebagai sarana penunjang
kegiatan di laboratorium, rumah sakit dan Pusat BTOK.
Adapun pengelolaan logistik ini bertujuan untuk:
a. Standarisasi pengelolaan logistik bahan pengambilan spesimen di RS .
b. Pengelolaan yang tepat dapat menjamin ketersediaan pasokan yang
konsisten dan mencukupi
c. Memberikan panduan bagi penanggung jawab logistik di Rumah Sakit
untuk melakukan tugas sebagai berikut:
Menerima, menyimpan, mengeluarkan dan mengirimkan bahan
pengambilan dan pemeriksaan spesimen .
Mencatat data logistik mengenai persediaan bahan
pengambilan dan pemeriksaan spesimen SIBI
• Melaporkan data logistik bahan pemeriksaan kepada
koordinator logistik SIBI
• Memantau dan mengelola tingkat persediaan bahan
pengambilan dan pemeriksaan spesimen SIBI
Gambar 4. Petugas sedang melakukan Perhitungan Fisik Barang/Reagen
SARI
Pada sistem manajemen logistik yang baik ada hal hal penting yang harus
diperhatikan oleh pengelola bahan pengambilan spesimen di rumah sakit
antara lain :
a . " Enam Tepat dari Sistem Logistik "
1. Barang yang Tepat
2 . Jurnlah Yang Tepat
3. Kondisi Yang Tepat
4 . Tempat yang T epat
5 . Pada waktu yang tepat
6 . Dengan Biaya yang tepat
menghindari b. Tidak Kehabisan Stock 7 Sistem Logistik dapat
terjadinya kehabisan stock ( Stock Out)
c. Jaminan Ketersediaan Barang 7 Terjaminnya ketersediaan barang
untuk program.
d. Kualitas Data 7 Dengan mempunyai kualitas data yang baik dan
akurat dapat menghindari dari kehabisan stock dan mengetahui
rata-rata pemakaian barang setiap bulannya .
e . Pelaporan 7 Dalam sistem manajemen logistik sangatlah penting
untuk mengetahui berapa stock barang yang masih tersedia
dimasingmasing site ( agar tidak terjadi stock out)
Peran dan tanggungjawab rumah sakit dalam pengelolaan logistik SIBI
adalah:
a. Menerima, menyimpan, menggunakan dan melaporkan bahan
pengambilan spesimen SIBI yang diterima dari gudang pusat
surveilan SIBI
b. Mengisi dan menyimpan lembar salinan Bukti Pengeluaran dan
Penerimaan SIBI sebagai catatan dari jumlah bahan yang diterima
dari gudang pusat surveilan SIBI.
c. Memantau dan memastikan kondisi penyimpanan yang tepat
untuk memastikan kualitas bahan pengambilan spesimen SIBI.
d. Mencatat jumlah dari setiap bahan pengambilan spesimen yang
diterima dan digunakan pada Formulir Catatan dan Laporan Data
Sistim Informasi Manajemen Logistik (SIML) Bulanan
e . Menyerahkan formulir Catatan dan Laporan Data SIML Bulanan
yang telah diisi dengan lengkap kepada PBTDK
IX. PELAPORAN
Berkaitan dengan pelaporan sistem SIBI, ada 2 waktu pelaporan yang
dilaksanakan yaitu mingguan dan bulanan serta ada 6 formulir yang
dilaporkan ke SubDit ISPA dan juga PBTDK yaitu formulir laporan kasus SIBI,
formulir keluar rumah sakit, formulir laporan data agregat mingguan, formulir
persetujuan tindakan, formulir pengambilan dan pengiriman specimen dan
formulir laporan bulanan logistik. Sesuai dengan yang digambarkan pada
tabel 1.
Semua pengiriman dilakukan sekaligus dengan pengiriman spesimen ke
PBTDK setiap minggunya . Apabila tidak ada pengiriman specimen di minggu
tersebut maka laporan mingguan disampaikan melalui email atau SMS ke
manajer data SIBI.
Tabel.1 Daftar Formulir Surveilans ISPA Berat Indonesia (SIBI)
No Formulir
Frekuensi Pengiriman Mingguan Bulanan
Sub Dit
ISPA PBTDK
1 Formulir Laporan Kasus SIBI -.j -.j
2 Formulir Keluar Rumah Sakit -.j -.j
3 Formulir Laporan Data Agregat
Mingguan -.j -.j
4 Formulir Persetujuan Tindakan -.j -.j
5
Formulir Pengambilan danPengiriman Spesimen -.j -.j -.j
6 Formulir Laporan Bulanan
Logistik -.j -.j
X. DAFTAR PUST AKA
1. Li, et al. Influenzarelated deaths and hospitalizations In Hong Kong : A
subtropical area. Public Health (2006) 120, 517524
2. Thompson , et al . InfluenzaAssociated Hospitalizations in the United States.
JAMA. 2004 ;292(11) : 13331340 (doi : 1 0.1 001/jama .292 .11 .1333) .
3. WHO . 2012 . WHO interim global epidemiological surveillance standards for
influenza .
http://www.who .intlinfluenza/resources/documentsIlNFSURVMANUAL.pdf
4. Monto AS , Gravenstein S, Elliot M, Colopy M, Schweinle J. Clinical Signs and
Symptoms Predicting Influenza Infection. Arch Intern Med. 2000 ;160 :3243-3247.
5. WHO. 2012. Laboratory testing for novel coronavirus . Interim Recommendation .
http://www . who . intlcsr/d isease/coronavirus _ infections/LaboratoryT esting NovelC
oronavirus
6. WHO . 2013 . Interim Surveillance recommendation for human infection with
middle east respiratory syndrome coronavirus .
http://www.who .intlcsr/disease/coronavirus_infections/lnterimRevisedSurveilianc
eRecommendations_ nCoVinfection_27 Jun13.pdf
7. Badan Litbangkes. 2011 . Pedoman pengambilan dan pengiriman spesimen
surveilans virology influenza like illness (Ill).
8. Badan Litbangkes . 2011 . Buku standar prosedur operasional untuk sistem
pengelolaan logistik laboratorium surveilans Ill .
Lampiran 1
PENJELASAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, mengadakan Surveilans Severe Acute
Respiratory Infection (SARI). Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membantu kita
memahami masalah penyakit pneumonia dan influenza pad a masyarakat.
Saudara/Anak/Keluarga Saudara perlu menjawab beberapa pertanyaan dan akan diambil usap tenggorok dan hidung untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium. Dalam pengambilan usap tenggorok dan hidung, digunakan tangkai plastik dan kapas steril yang dimasukkan ke dalam rongga mulut dan rongga hidung dan menyentuh selaput lendir tenggorokan dan hidung. Saat pengambilan tindakan ini Saudara/Anak/Keluarga Saudara dapat merasakan kurang nyaman seperti gatal di hidung, bersin, mata berair atau rasa tidak enak ditenggorokan.
Keuntungan dari pemeriksaan laboratorium ini adalah diketahui informasi mengenai influenza secara cepat yang berguna untuk saudara/anak/keluarga, dokter dan masyarakat. Hasil atau informasi yang didapat dari pemeriksaan ini bersifat rahasia, hanya diketahui oleh dokter dan petugas kesehatan yang berkepentingan.
Peran serta Saudara/Anak/Keluarga Saudara dalam kegiatan ini bersifat sukarela. Oleh sebab itu, Saudara/Anak/Keluarga Saudara berhak untuk tidak berperan serta. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, Saudara/Anak/Keluarga Saudara dapat menghubungi dokter/petugas kesehatan Rumah Sakit dimana diambil usap hidung dan tenggorok.
Setelah mendapatkan penjelasan di atas, yang bertandatangan di bawah ini Saya/Orang tua/Keluarga (*) dari :
Nama
Umur
Alamat
No Telp :
Telah memahami dan menyetujui untuk berperan serta dalam kegiatan ini dan bersedia untuk:
Diwawancara : Ya I Tidak
Diambil usap hidung dan tenggorok : Ya I Tidak
Saksi Jakarta, ... .. .... .. ... .. .. .. ... . .
Yang Menyetujui,
(nama jelas) (nama jelas)
(*) Mohon dicoret yang tidak perlu
••
Lampiran 2
FORMULIR LAPORAI\I KASUS SARI (SEVERE ACUTE RESPIRATORY INFECTION)
Nama Rumah Sakit Tan al Wa a
IDENTITAS 1. Nama Pasien 4. Tanggal Lahir 7. Alamat
00/00/00
Jalan Kelurahan 2. Nama Orang Tua I KK5. Jenis
o
LakiIaki Kelamin
RT/RW Kecamatan
o
Perempuan3. 10 Pasien (Label)
6. Umur
00
tahun 00 bulanNo. Rumah No. Telp/HP
8. Pekerjaan [Lihat daftar]*
KE ADAAN SAAT MASUK
9. Tanggal masuk Rumah Sakit
11. Suhu bad an
(saat masuk di RS)
12. Riwayat Panas
o
Ya 015. Batuk 16. Sakit tenggorokan 17. Sesak napas 18. Nyeri dada pleuritik (pada waktu bernafas) 19. Muntah 20. Diare 21 . Diagnosis saat masuk [Iihat daftar]**
DO/DO/DO
00.0
oc
13. Tanggal Tidak mulai panasOYa
o
Tidak OTTOYa OTidak OTT
O Ya OTidak O TT
OYa OTidak OTT
OYa
o
Tidak OTTO Ya
o
Tidak OTTc) Rumah sakit 0 Ya
d) Lainnya 0 Ya
OO/OO/DO
14. Tanggal mulai timbulnya gejala22. Frekuensi Nafas
23. Auskultasi: terdengar ronki saat menarik napas
24. Stridor
25. Tidak bisa minum
26. Kesadaran menunun
27. Tarikan dinding dada
28. Kejang
o
Tidak OTTo
Tidak OTTOO/DO/OO
[] 0
nafas per menitOYa OTidak 0 TT
o
Yao
Tidak OTTOYa
o
Tidak OTTOYa
o
Tidak OTTOYa
o
Tidak OTTOYa
o
Tidak OTTKONOISI MEDIS
29. Perokok Aktif
o
Ya OTidak OTT 34. PenyakitKardiovasku lar
-o
Ya 0 Tidak OTT39. Pernah mendapatkan vaksinasi influenza dalam 12 bulan terakhir?
o
Ya OTidak OTT30. Sedang Hamil
o
Ya OTidak OTT 35 . Penyakit ParuObstruktif Kronis
o
Ya 0 Tidak OTT 40. Kankero
Ya OTidak OTT31. Diabetes
o
Ya OTidak OTT 36. Imunosupresifo
Ya 0 Tidak OTT 41. Asmao
Ya OTidak OTT32. Penyakit Ginjal Kronis 33. Tuberkulosis Aktif OYa OTidak OYa OTidak OTT OTT 37. Penyakit hati kronis 38. Kelainan hematologis
o
Ya D TidakOYa OTidak OTT
OTT
42. Obesitas
43. Kelainan neurologis
OVa
OVa
OTidak OTT
OTidak OTT
INSTRUKSI:
• Semua pasien dengan formulir ini harus memenuhi definisi kasus SARI [Iihat definisi kasus].
• Pastikan pasien yang diwawancara adalah pasien SARI yang dirawat di RS tidak lebih dari
3 hari setelah tanggal masuk RS dan dengan tanggal timbulnya gejala tidak lebih dari 7 hari sebelum pasien dirawat di RS.
• Semua pertanyaan dalam formulir ini harus diisi, tidak boleh ada pertanyaan apapun yang kosong/tida k terjawa b.
• Untuk pertanyaan dengan pilihan jawaban "Ya/Tidak/TI", pilih salah satu jawaban saja . • Untuk pertanyaan "Pekerjaan" dan "Diagnosis
Saat Masuk", pilih berdasarkan daftar yang tersedia di bawah ini dan tuliskan "Nomor"nya saja pada kolom yang tersedia .
*Daftar Pekerjaan:
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
2. Karyawan Swasta
3. TNI/POLRI
4. Petugas Kesehatan
5. Guru/Dosen
6. Pelajar/Ma hasiswa
7. Wiraswasta
8. Ibu Rumah Tangga
9. Petani
10 . Pekerja di peternakan 11. Pedagang di pasar tradisional
12. Buruh
13. Pembantu Rumah Tangga
14 . Supir
15 . Pedagang produk unggas
16 . Pekerja di tempat makan/ warung makan/restoran
17. Tidak bekerja
18. Lainnya (sebutkan)
DEFINISI KASUS SARI:
Infeksi akut saluran pernapasan dengan gejala sebagai berikut:
Riwayat demam atau demam セ@ 38 CO; Batuk;
Tidak lebih dari 7 hari sejak timbul gejala; Memerlukan perawatan rumah sa kit; Tidak lebih dari 3 hari sejak dirawat di rumah sakit.
**Daftar Diagnosis Penyakit:
1. Pneumonia
2. Demam yang tidak diketahui 3. Bronkitis
4. Dengue
5. Tifoid
6. Asma
7. Penyakit Paru Obstruktif Kronis
8. Penyakit Gagal Jantung Kongestif
9. Bronkiolitis
10. Tuberkulosis
11. ISPA
12 . Influenza 13. Kanker
14. Sepsis
15. HIV/AIDS
16. Diabetes
17. Hipertensi
18. Stroke
19. Malaria
20. Gastroentritis
21. Malnutrisi 22. Anemia
23. Lainnya (sebutkan)
Keterangan:
- Penyakit Paru Obstruktif Kronis termasuk Bronkhitis Kronis, Emfisema. dan Bronkiektasis.
- Imunosupresiftermasuk HIV/AlDS,
men<>konsumsi obat-obatan imunosupresi f.
'"
- Kelainan Hematologis termasuk Thalasemia dan Sickle Cell Anemia. - Kelainan Neurologis termasuk stroke,
kelumpuhan.
Lampiran 3
FORMULIR PENGAMBllAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN
Nama Rumah Sa kit
Pengambilan Tanggal/Minggu Ke
________ 1______ __
3. Swab Hidung
0 DID
01
DO
4. Swab Tenggorok0 DID
01
DO
5. Lainnya (sebutkanjenisnya)0 DID
01
DO
32 - Pedoman SIBI
Sentinel ke
PENGIRIM KURIR PENERIMA
Laboratorium Pemeriksaan 6. Paraf/Nama
7. Tanggal KirimlTerima
8. Jam KirimlTiba
Suhu Saat Tiba
Lampiran 4
FORMULIR LAPORAN DATA AGREGAT MINGGUAN RUMAH SAKIT
Nama Rumah Sakit
(Tanggal _ _ _ _ s.d. _ _ __ Minggu Ke
Total Rawat Inap di Kasus SARI dengan
Total kasus SARI RS (termasuk kasus spesimen
Kelompok Umur SARI)
< 1 thn
14 thn
514 thn
1549 thn
50 64 thn
> 65 thn
Total
Lampiran 5
FORMULIR KElUAR RUMAH SAKIT Nama Rumah Sakit
Tanggal/Minggu Ke
FORMULIR KELUAR RUMAH SAKIT
1. Nama Pasien
2. 10 Pasien
3. Nama Orang Tua I Kepala Keluarga
4. Tanggal keluar Rumah Sakit
DO/OO/DO
Status Akhir Pasien
0 Sembuh
0 Pulang Paksa
0 Dirujuk ke RS lain
0 Meninggal
Tanggal Meninggal
DO/DO/DO
5. Diagnosis Utama saat keluar Rumah Sakit atauMeninggal [Lihat daftar)*
6. Diagnosis Sekunder saat keluar Rumah Sakit atau Meninggal [Lihat daftar)*
7. Apakah dilakukan XRay pada pasien selama DYa
o
Tidak dirawat di RS?8. Hasil XRay menunjukkan pneumonia (infiltrat) D Ya
o
Tidak selama dirawat di RS?9 Pengobatan selama dirawat di RS a) Antibiotik DYa
o
Tidak Jenis Antibiotik :b) Oseltamivir DYa
0
Tidak10. Memerlukan ventilator?
DYa
o
Tidak 11. Memerlukan perawatan di HCU atau ICU?DYa
o
Tidak*Daftar Diagnosis Penyakit: 1. Pneumonia
2. Demam yang tidak diketahui
3. Bronkitis
4. Dengue 5. Tifoid
6. Asma
7. Penyakit Paru Obstruktif Kronis
8. Penyakit Gagal Jantung Kongestif 9. Bronkiolitis
10.Tuberkulosis
11.ISPA
12.lnfluenza 13.Kanker
14.Sepsis
15.HIV/AIDS
16. Diabetes
17. Hipertensi 18.Stroke
19.Malaria
20.Gastroentritis
21.Malnutrisi 22.Anemia
23.Lainnya (sebutkan)
W LAMP IRAN 6
01
l
B
l
.
tik
,
セ@ セ@MM MM .,_ ... ,,, .. セL@ ","V I" " ' ,
/1) Q.
0 Alamat Rumah Sakit: Kabupaten:
3
11/ Periode Pelaporan :
:::I
(I) (Bulan/ Ta hun)
lot IJJ lot
Tanggal Tanggal
Persed iaan Awa l Jum lah yang Jumlah Kese luruh an yang Digunakan H,lang Penyesuaian Persediaan Akhir
No. Deskripsi Barang Unit Hitung Diteri ma ( + / )
A B C D E F= {A +BC )D+/ E
M g1 Mg2 mセS@ Mg4 Mg5 TOTAL 1 VTM Hank's solution vial
2 Swab, poliyester dakron Dewasa swab 3 Swab, poliyester dakron Anak satuan
4 Spatula lidah satuan
5 Formul ir Laporan Kasus SA RI set 6 Formulir Laporan Keluar Rumah Sa kit set
7 Formu lir Laporan M,ngguan Ru mah Saki t set
8 Formulir Pengiriman Spesimen set
!
9 Formulir Persetujuan Informasi 9/set
10 La bel yang te lah diberi nomor (Besar) set
11 Label yang t elah diberi n omor (Keeil) se t
12 Parafilm kotak
13 Sarung Tangan Latex (Be sar) kotak 14 Sa rung Tangan Latex (Sedang) kotak 15 Sarung Tangan Latex (Keeil) kota k
16 Mask er Bedah satua n
17 Masker N95 sa tuan
18
19
20
Keterangan :
Dis iapkan oleh : Diketahu i oleh :
Nama Nama
Tan da Tangan Tanda Tangan