• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL SKRIPSI 1. JUDUL ANALISIS FAKTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROPOSAL SKRIPSI 1. JUDUL ANALISIS FAKTO"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL SKRIPSI

1. JUDUL

“ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DALAM MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS MAN 1 PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 “

2. PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan Negara yang berkembang yang mana masih butuh banyak perbaikan-perbaikan dan juga banyak sekali permasalahan-permasalahan komplek yang terjadi di Indonesia. Salah satu perbaikan yang harus dilakukan oleh pemerintah yaitu dalam bidang pendidikan. Dengan pendidikan dapat merubah dan mengembangkan pola kehidupan bangsa Indonesia kearah yang lebih baik. Diharapkan dapat mencetak generasi-generasi yang cerdas dalam akademiknya dan perilakunya yang dapat turut andil dalam membangun bangsa. Oleh karena itu bidang pendidikan haruslah menjadi prioritas utama yang harus diberi perhatian khusus baik itu oleh pemerintah, masyarakat maupun pihak-pihak yang mengelola.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

▸ Baca selengkapnya: judul proposal perikanan

(2)

permasalahan dalam proses belajar mengajar dimana tujuan dari pembelajaran tersebut belum sesuai dengan yang diharapkan.

Pada dasarnya siswa sebagai makhluk individu memiliki perbedaan antara siswa yang satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut meliputi perbedaan karakter, sikap dan tingkah laku, minat dan bakat serta masih banyak perbedaan-perbedaan lainnya. Dengan perbedaan dari masing-masing individu tersebut tentunya banyak sekali masalah-masalah yang timbul diantara para siswa. Ada permasalahan yang memang juga dialami oleh kebanyakan siswa tetapi ada juga permasalahan yang memang hanya dirasakan oleh beberapa siswa. Jika terjadi banyak permasalahan-permasalahan tersebut tentunya akan sangat berdampak langsung pada hasil belajar siswa. apabila hasil belajar menurun salah satunya bisa disebabkan karena siswa mengalami kesulitan dalam belajar. Anak didik/siswa sebagai subjek belajar sebenarnya memiliki berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi misalnya kebutuhan jasmaniah, sosial dan intelektual. Sehingga dalam kegiatan belajar mengajar dikembangakan pada pembinaan individu-individu siswa.

(3)

Raw Input/ masukan

Proses Pengajaran

Hasil

langsung langsungHasil Masukan alat

Lingkungan

yang baik mungkin hasil yang dicapainyapun juga akan baik. Untuk dapat mencapai pembelajaran yang efektif juga tentunya ada banyak faktor-fakor yang mempengaruhinya.

Bagan tersebut menunjukan adanya banyak sekali faktor yang dapat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar tersebut juga sama halnya dalam proses belajar mengajar akuntansi. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sama halnya apabila proses belajar mengajar dalam mata pelajaran akuntansi yaitu interaksi antara peserta didik dengan pendidikan dan sumber belajar mata pelajaran akuntansi pada suatu lingkungan belajar. Proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan proses kegiatan interaksi antara dua manusiawi yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan siswa sebagai subjek pokoknya. Dalam proses interaksi antara siswa dan guru, dibutuhkan komponen-komponen pendukung seperti tujuan yang ingin dicapai, metode yang digunakan, perlunya penilaian, ada bahan/pesan yang menjadi inti, pelajar yang aktif, guru yang melaksanakan, serta situasi yang memungkinkan dalam proses belajar mengajar. (Sardiman, 2007: 14)

(4)

harus terpenuhi semuanya tentunya juga ada faktor-faktor yang mempengaruhinya agar pelaksanaan proses belajar mengajar dapat sesuai dengan tujuan yang sebelumnya telah ditetapkan. Dan agar nantinya siswa dapat medapatkan hasil belajar yang maksimal. Dalam kenyataannya siswa dalam proses belajar mengajar mengalami banyak kendala atau masalah. Mereka sering mengalami kebingungan dalam materi yang sedang diberikan oleh guru, tetapi ketika guru memberikan waktu untuk bertanya tidak ada siswa yang berani mengungkapkan permasalahan yang dihadapi olehnya. Sehingga jika siswa telah mengalami permasalahan-permasalahan seperti itu maka akan dapat mengganggu nilai hasil belajarnya. Permasalahan yang juga dihadapi oleh siswa yaitu tidak dapat mencerna materi yang diberikan oleh guru, guru terlalu cepat dalam mengajar, akibatnya siswa tidak mengerti apa saja materi yang telah diajarkan oleh guru. Sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai karena proses belajar mengajar mengalami kendala.

Begitu banyaknya kendala atau masalah yang dapat terjadi dalam diri siswa maka harus adanya suatu tindak lanjut untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat memberikan pengaruh agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan sesuai tujuan yang ditetapkan. Berdasarkan jurnal terdahulu oleh Juawairiyah dengan judul “Efektifitas Pembelajaran Tuntas” adanya kesimpulan

(5)

faktor-faktor tersebut dalam peningkatan proses belajar mengajar. Berdasarkan kejadian secara riilnya yang memang sering dihadapi oleh siswa dalam proses belajar mengajar. Dan juga berdasarkan jurnal serta penelitian terdahulu yang ada maka peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Kegiatan Belajar Mengajar Dalam Mata Pelajaran Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS MAN 1 Pekalongan Tahun Pelajaran 2013/2014 “

2.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran akuntansi yang dilaksanakan dikelas XI IPS MAN 1 Pekalongan Tahun pelajaran 2013/2014? 2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat dan mendorong proses kegiatan belajar

mengajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas XI IPS MAN 1 Pekalongan Tahun pelajaran 2013/2014?

3. Faktor mana yang dominan dalam proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas XI IPS MAN 1 Pekalongan Tahun pelajaran 2013/2014? Mengapa?

2.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran akuntansi yang dilaksanakan dikelas XI IPS MAN 1 Pekalongan Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menghambat dan mendorong proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas XI IPS MAN 1 Pekalongan Tahun Pelajaran 2013/2014.

(6)

2.4 Manfaat Penelitian 2.4.1 Manfaat Teoritis

1. Sebagai tambahan informasi bagi pembaca yang ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas XI IPS MAN 1 Pekalongan Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Sebagai bahan pertimbangan dan bahan masukan untuk meneliti permasalahan/referensi lain terhadap penelitian yang hampir sama.

2.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi guru mata pelajaran

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam menentukan penggunaan strategi pengajaran yang lebih tepat sehingga diharapkan siswa akan mudah memahami mata pelajaran akuntansi.

2. Bagi Penulis

Memberikan sumbangan pikiran dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran agar lebih baik dan berkualitas.

3. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan kepustakaan bagi para pembaca maupun peneliti yang akan meneliti tentang permsalhan yang hampir sama mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan proses belajar mengajar.

3. TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Proses Kegiatan Belajar Mengajar 3.1.1 Pengertian Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu.

(7)

Dari beberapa definisi para ahli diatas, dapat disimpulkan adanya beberapa cirri belajar, yaitu:

1. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tdak tahu menjadi tahu, dan tidak terampil menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar.

2. Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi, perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.

3. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan tingkah laku tersebut bersifat potensial.

4. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.

5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.

3.1.2 Proses Belajar Mengajar

(8)

guru walaupun dikatakan sebagai pengajar, sebenarnya secara tidak langsung juga melakukan belajar.

Didalam proses belajar mengajar, guru sebagai pengajar dan siswa sebagai subjek belajar, dituntut adanya profil kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan, sikap dan tata nilai serta sifat-sifat pribadi, agar proses itu dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.

Kemudian secara rinci dalam proses edukatif paling tidak mengandung cirri-ciri anatara lain:

1. Ada tujuan yang ingin dicapai

2. Ada bahan/pesan yang menjadi isi interaksi 3. Ada pelajar yang aktif

4. Ada guru yang melaksanakan 5. Ada metode untuk mencapai tujuan

6. Ada situasi yang memungkinkan proses belajr mengajar berjalan dengan baik 7. Ada penilaian terhadap hasil interaksi

3.1.3 Pengertian akuntansi

Pengertian akuntansi menurut American Insitute of Certified Public Accounting (AICPA) dalam Harahap (2003) mendefinisikan “akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.”

(9)

kepada (3) pemakai yang berkepentingan. Karakteristik-karakteristik ini telah dipakai untuk menjelaskan akuntansi selama beratus-ratus tahun.

Menurut Arens (2003:18) akuntansi merupakan “Proses pencatatan, pengklasifikasian, serta pengikhtisaran kejadian – kejadian ekonomi dengan perlakuan yang logis yang bertujuan menyediakan informasi keuangan, yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan.”

Berdasarkan pengertian akuntansi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi berarti seni pencatatan ( yang harus dicatat dalam buku jurnal maupun laporan ), penggolongan ( yang harus dibedakan menurut golongan apa saja transaksi tersebut ), dan harus mengikhtisarkan setiap kejadian transaksi agar bias masuk ke dalam laporan keuangan.

Prinsip-prinsip akuntansi

Beberapa prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dan diterapkan. Seperti orang hidup yang harus memiliki prinsip, demikian juga dengan akuntansi. Adapun prinsip-prinsip akuntansi tersebut adalah:

1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)

Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Misalkan, pada saat kita hendak membeli sebuah laptop, kita ditawari harga Rp 9.000.000,00, setelah proses tawar menawar berjalan kita membeli laptop tersebut dengan harga Rp 8.950.000,00. Dari kondisi di atas yang menjadi harga perolehan laptop kita adalah Rp 8.950.000,00, sehingga pada pencatatan kita yang muncul adalah angka Rp 8.950.000,00.

(10)

Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu. Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas.

3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)

Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut. Prinsip ini berguna untuk menentukan besarnya penghasilan bersih setiap periode. Prinsip ini biasanya diterapkan saat kita membuat jurnal penyesuaian. Dengan adanya prinsip ini kita harus menghitung berapa besarnya biaya yang sudah benar-benar menjadi beban kita meskipun belum dikeluarkan, dan berapa besarnya pendapatan yang sudah benar-benar menjadi hak kita meskipun belum kita terima selama periode berjalan.

4. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)

Metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Konsistensi tidak dimaksudkan sebagai larangan penggantian metode, jadi masih dimungkinkan untuk mengadakan perubahan metode yang dipakai. Jika ada penggantian metode, maka selisih yang cukup berarti (material) terhadap laba perusahaan harus dijelaskan dalam laporan keuangan, tergantung dari sifat dan perlakukan terhadap perubahan metode atau prinsip tersebut.

(11)

Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Hal ini diperlukan karena melalui laporan keuanganlah kita dapat mengetahui kondisi suatu perusahaan dan mengambil keputusan atas perusahaan tersebut. Apabila informasi yang disajikan tidak lengkap, maka laporan keuangan tersebut bisa menyesatkan para pemakainya.

3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Kegiatan Belajar Mengajar

Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

1. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.

 Faktor fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Keadaan tonus jasmani

Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena keadaan tonus jasmani sangat mempengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.

(12)

 Menjaga pola makan yang sehat dengan memerhatikan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh, karena kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu, dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar  Rajin berolahraga agar tubuh selalu bugat dan sehat

 Istirahat yang cukup dan sehat. b. Keadaan fungsi jasmani/fisiologis.

Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar, panca indra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar. Pancaindra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga panca indra dengan baik, baik secara preventif maupun yang,bersifat kuratif, dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodik, mengonsumsi makanan yang bergizi, dan lain sebagainya.

 Faktor psikologis

Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.

a. Kecerdasan/inteligensi siswa

(13)

fungsi otak itu sendiri sebagai pengendali tertinggi (executive control) dari hampir seluruh aktivitas manusia.

Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menenentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat inteligensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat inteligensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orangtua, dan lain sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru atau guru profesional, sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasan siswanya.

Para ahli membagi tingkatan IQ bermacam-macam, salah satunya adalah penggolongan tingkat IQ berdasarkan tes Stanford-Biner yang telah direvisi oleh Terman dan Merill sebagai berikut (Fudyartanto 2002).

Distribusi Kecerdasan IQ menurut Stanford Revision

Tingkat kecerdasan (IQ) Klasifikasi

140 – 169 Amat superior

120 – 139 Superior

110 – 119 Rata-rata tinggi

90 – 109 Rata-rata

80 – 89 Rata-rata rendah

70 – 79 Batas lemah mental

(14)

Dari table tersebut, dapat diketahui ada 7 penggolongan tingkat kecerdasan manusia, yaitu:

 Kelompok kecerdasan amat superior (very superior), IQ 140 - IQ 169;  Kelompok kecerdasan superior, IQ 120 - Q 139;

 Kelompok rata-rata tinggi (high average), IQ 110 -IQ 119;  Kelompok rata-rata (average), IQ 90 - IQ 109;

 Kelompok rata-rata rendah (low average) IQ 80 - IQ 89;

 Kelompok batas lemah mental (borderline defective), IQ 70 - IQ 79;

 Kelompok kecerdasan lemah mental (mentally defective), IQ 20 - IQ 69, yang termasuk dalam kecerdasan tingkat ini antara lain debil, imbisil, idiot.

Pemahaman tentang tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh oleh orangtua dan guru atau pihak-pihak yang berkepentingan melalui konsultasi dengan psikolog atau psikiater. Sehingga dapat diketahui anak didik berada pada tingkat kecerdasan yang mana, amat superior, superior, ratarata, atau mungkin lemah mental. Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang merupakan hal yang sangat berharga untuk memprediksi kemampuan belajar seseorang. Pemahaman terhadap tingkat kecerdasan peserta didik akan membantu mengarahkan dan merencanakan bantuan yang akan diberikan kepada siswa.

b. Motivasi

(15)

dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktivitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah menjadi kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang lebih efektif, karena motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar (ekstrinsik).

Menurut Arden N. Frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk dalam motivasi intrinsik untuk belajar antara lain adalah:

 Dorongan ingin tahu dan ingin menyelediki dunia yang lebih luas;

 Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju;  Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-orang penting, misalkan orangtua, saudara, guru, atau teman-teman, dan lain sebagainya;

 Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang berguna bagi dirinya, dan lain-lain.

 Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun kompetisi.

 Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran .  Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar. (Frandsen,

1961:216) .

Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata tertib, reladan guru orangtua, dan lain sebagainya. Kurangnya respons dari lingkungan secara positif akan memengaruhi semangat belajar seseorang menjadi lemah.

(16)

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003), minat bukanlah istilah yang populer dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.

Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Karena jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dipelajarinya.

Untuk membangkitkan minat belajar siswa tersebut, banyak cara yang bisa digunakan. Antara lain, Pertama, dengan membuat materi yang akan dipelajari semenarik mungkin dan tidak membosankan, baik dari bentuk buku materi, desain pembelajaran yang membebaskan siswa untuk mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, maupun performansi guru yang menarik saat mengajar. Kedua, pemilihan jurusan atau bidang studi. Dalam hal ini, alangkah baiknya jika jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan minatnya.

d. Sikap

(17)

(Syah, 2003). Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan bertanggung jawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas, seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya; berusaha mengembangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya; berusaha untuk menyajikan pelajar-an ypelajar-ang diampunya dengpelajar-an baik dpelajar-an menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan; meyakinkan siswa bahwa bidang studi yang dipelajari bermanfaat bagi diri siswa.

e. Bakat

Faktor psikologis lain yang mempengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Syah, 2003). Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki seorang siswa untuk belajar. Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kernungkinan besar ia akan berhasil.

(18)

akan lebih mudah menyerap segala informasi yang berhubungan dengan bakat yang dimilikinya. Misalnya, siswa yang berbakat di bidang bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa lain selain bahasanya sendiri.

f. Rasa Percaya Diri Siswa

Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian “ perwujudan diri” yang diakui oleh guru dan rekan sejawat siswa. Makin sering berhasil menyelesaikan tugas, maka semakin memperoleh pengakuan umum, dan selanjutnya rasa percaya diri semakin kuat. Begitupun sebaliknya kegagalan yang berulang kali dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri. Bila rasa tidak percaya diri sangat kuat, maka diduga siswa akan menjadi takut belajar.

g. Cita-Cita Siswa

(19)

2. Faktor eksternal

Selain karakteristik siswa, faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.

 Lingkungan sosial

a. Lingkungan sosial keluarga.

Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti, dan kepribadian setiap manusia.

b. Lingkungan sosial sekolah

Lingkungan sosial di sekolah adalah seluruh warga sekolah, baik itu guru, karyawan maupun teman-teman sekelas, dan semua dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimiliki oleh anaknya atau peserta didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.

c. Lingkungan sosial masyarakat

(20)

juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.

 Lingkungan nonsosial.

Faktor faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah:

a. Lingkungan alamiah

Seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.

b. Faktor instrumental

Perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam:

Hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan

olahraga. Contohnya, letak sekolah atau tempat belajar harus memenuhi syarat-syarat seperti di tempat yang tidak terlalu dekat kepada kebisingan atau jalan ramai, lalu bangunan itu harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.  Software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan,

silabi, dan lain sebagainya.

(21)

menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.

c. Faktor pendekatan belajar

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu (Lawson, 1991).

Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut. Seseorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep misalnya, berpeluang sekali untuk meraih prestasi belajar yang bermutu dari pada siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface atau repfroductive.

d. Bimbingan

Didalam belajar, anak membutuhkan bimbingan. Bimbingan ini perlu diberikan untuk mencegah usaha-usaha yang membuta, hingga anak tidak mengalami kegagalan, melainkan dapat membawa kesuksesan. Bimbingan dapat menghindarkan kesalahan dan memperbaikinya.

(22)

bermacam-macam antara lain kebencian terhadap guru yang memberikan mata pelajarannya, hingga dapat menghambat keefektifan belajar.

Tetapi harus diingat bahwa bimbingan jangan diberikan secara berlebihan, karena hal ini akan merusak tujuan. Apabila orang yang belajar telah menguasai inti tugasnya, bimbingan harus dihilangkan. Karena kalau diberikan terlalu banyak bimbingan ini akan mengakibatkan terhambatnya inisiatif, hingga tidak ada kemauan lagi untuk berusaha. Dan sebaliknya apabila bimbingan diberikan terlalu sedikit, maka perhatian akan hilang dan kepercayaan terhadapa diri sendiri akan menjadi lemah.

Contoh terlalu banyak bimbingan misalnya dalam memecahkan persoalan selalu dibimbing, maka makin lama akan makin tidak ada usaha untuk berusaha sendiri dalam menghadapi persoalan. Ia akan selalu menanati pertolongan di dalam segala hal. Motiv ini sama saja dengan apa yang sering disebut dalam bahasa Inggris “Drive” atau “need”. Yaitu sesuatu dalam diri manusia yang mendorong manusia untuk berbuat menuju ke suatu tujuan.

Rangsang luar yang memberi dorongan pada suatu motive atau suatu drive atau need untuk mencaari tujuan dan mencapai tujuan disebut intensif . sedangkan motivasi adalah pemberian dorongan pada motive entah dari dalam , dari luar untuk dapat mencapai tujuan. Jadi segala perbuatan yang menuju ke suatu tujuan adalah bermotive. Motivasi ada dua macam yaitu motivasi yang asli dan motivasi yang didapat.

(23)

dikehendaki masyarakat. Motivasi dalam belajar mengandung : membangkitkan , memberi kekuatan dan memberi arah pada tingkah laku yang diinginkan.

e. Ulangan

Didalam belajar, perlu adanya ulangan-ulangan. Hal ini adalah elemen vital dalam belajar. Adanya ulangan-ulangan ini dapat menunjukkan pada orang yang belajar kemajuan-kemajuan dan kelemahan-kelemahan nya. Dengan demikian orang yang belajar akan menambah usah nya untuk belajar. Penting diperhatikan tentang memberitahukan hasil ulangan, supaya anak tahu hasil nya. Dan perlu pula memperbincangkan kesalahan-kesalahan yang diperbuat, supaya kesalahan baru tidak diperbuat lagi.

Dalil-dalil dalam ilmu tata bahasa akan lebih mudah dipelajari apabila dipergunakannya dalam hubungan nya dengan pemakaian praktis dalam bahas tulis maupun lisan.

3.3 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Hasil penelitian

1 Istikomah, 7101411034 (2010) Skripsi

Faktor Internal Dan Eksternal yang Mempengaruhi Proses Kegiatan Belajar Mengajar IPS Ekonomi Pada siswa Kelas XI IPS SMAN 1 Tahunan Kabupaten Jepara Tahun pelajaran 2009/2010

(24)

meliputi kondisi fisiologis dan psikologis anak, sedangkan dari faktor eksternal meliputi lingkungan alam dengan kondisi udara yang bersih dan suara yang tidak bising, lingkungan sosial meliputi media massa, sosial ekonomi keluarga, fasilitas, peran masyarakat, sikap teman dan hubungan dengan teman yang baik, faktor instrumental

(25)

baik.

2. Faktor internal ternyata lebih mendukung proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPS Ekonomi daripada faktor eksternal.

3.4 Kerangka Berfikir

A. Faktor Intern 1. Faktor fisiologis

- Keadaan tonus jasmani (X1) - Keadaan fungsi jasmani (X2) 2. Faktor psikologis

- Kecerdasan / intelegensi siswa (X3) - Motivasi (X4)

- Minat (X5) - Sikap (X6) - Bakat (X7)

- Rasa percaya diri (X8) - Cita-cita siswa (X9)

B. Faktor Eksternal 1. Lingkungan Sosial

- Lingkungan sosial keluarga (X10) - Lingkungan sosial sekolah (X11) - Lingkungan sosial masyarakat

(X12)

2. Lingkungan non sosial

- Lingkungan alamiah (X13) - Faktor instrumental (X14) - Faktor pendekatan belajar (X15)

Proses Kegiatan Belajar Mengajar (Sardiman, 2007): - Ada tujuan yang ingin

dicapai

- Ada bahan/pesan yang menjadi isi interaksi - Ada pelajar yang aktif - Ada guru yang

melaksanakan - Ada metode untuk

mencapai tujuan - Ada situasi yang

memungkinkan proses belajar mengajar berjalan dengan baik

(26)

4. METODE PENELITIAN 4.1 Populasi dan Sampel 4.1.1 Popoulasi

[image:26.595.168.429.502.612.2]

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (sugiyono, 2008: 297). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS yang berjumlah 200 orang siswa yang tersebar dalam 5 kelas dari kelas XI IPS 1 sampai XI IPS 5 MAN 1 Pekalongan.

Tabel 4.1

Jumlah Siswa XI IPS Tahun Pelajaran 2013/2014

MAN 1 Pekalongan

No Kelas Jumlah Siswa

1 XI IPS 1

2 XI IPS 2

3 XI IPS 3

4 XI IPS 4

5 XI IPS 5

Sumber : TU MAN 1 Pekalongan

4.1.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sugiyono (2010:118) menyimpulkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proporsional random sampling. Dalam Penelitian ini teknik pengambilan sampel

(27)

dengan cara mengacak sejumlah sampel yang ada dengan cara diundi dan atas dasar bahwa populasi dalam keadaan homogeny dengan pertimbangan siswa sebagai subjek penelitian adalah kelas yang sama yang mendapatkan materi akuntansi.

4.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah obyek penelitian yang menjadi titik pusat perhatian suatu penelitian (Suharsimi, 2002: 120)

Pada metode analisis faktor, variabel tidak dikelompokkan menjadi variabel bebas dan terikat, namun sebagai penggantinya seluruh set hubungan interdependen antar variabel diteliti. Di dalam analisis faktor, teknik ini disebut dengan teknik interdependensi (Supranto, 2004).

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses kegiatan belajar mengajar dalam mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas XI IPS MAN 1 Pekalongan.

Proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan siswa sebagai subjek pokoknya. Dari proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil, yang pada umumnya disebut hasil pengajaran, atau dengan istilah tujuan pembelajaran atau hasil belajar. Tetapi agar memperoleh hasil yang optimal, proses belajar mengajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisasi dengan baik (Sardiman, 2007)

Proses belajar dalam penelitian ini adalah rasa ketertarikan dan semangat siswa untuk belajar, karena pada dasarnya dengan adanya rasa ketertarikan dan semangat dari siswa itu sendiri maka hasil yang akan dicapai bisa maksimal.

Indikator yang digunakan untuk mengetahui proses kegiatan belajar mengajar yaitu: Pengetahuan dan pemahaman seorang guru; Adanya hubungan baik dengan guru; Adanya ketertarikan dan semangat.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses kegiatan belajar mengajar yaitu terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal antara lain;

1. Faktor Internal

(28)

1. Keadaan tonus jasmani (X1) 2. Keadaan fungsi jasmani (X2)

b. Faktor psikologis, yaitu keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Faktor psikologis terdiri dari indikator:

- Kecerdasan / intelegensi siswa (X3) - Motivasi (X4)

- Minat (X5) - Sikap (X6) - Bakat (X7)

- Rasa percaya diri (X8) - Cita-cita siswa (X9) 2. Faktor Eksternal

a. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial terdiri dari indikator: - Lingkungan sosial keluarga (X10) - Lingkungan sosial sekolah (X11) - Lingkungan sosial masyarakat (X12) b. Lingkungan non sosial

Lingkungan non sosial terdiri dari indikator: - Lingkungan alamiah (X13)

- Faktor instrumental (X14) - Faktor pendekatan belajar (X15) 4.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data penelitian diperoleh dengan menggunakan 2 (dua) metode sebagai berikut :

4.3.1 Metode Angket atau Kuesioner

Metode angket atau kuisioner ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses kegiatan belajar mengajar. Angket yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang disediakan beberapa alternatif jawaban. Bentuk angket yang akan digunakan adalah bentuk angket tertutup yaitu dengan menyediakan beberapa alternatif jawaban, di mana responden tinggal memilih salah satu jawaban yang menurut responden jawaban tersebut sesuai dengan kondisi keadaan yang dihadapai atau dialami oleh responden.

(29)

Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang bersumber pada benda-benda seperti buku, majalah, dokumen, catatan harian, dan sebagainya secara tertulis (Suharsimi, 2006:158). Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses kegiatan belajar mengajar.

4.4 Uji Kelayakan Instrumen

4.4.1 Validitas

Ghozali (2011:53) menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Berdasarkan pendapat Ghozali tersebut, maka peneliti akan melakukan uji validitas terhadap instrumen pada variabel faktor-faktor yang mempengaruhi proses kegiatan belajar mengajar.

4.4.1 Reliabilitas

Ghozali (2011:47) menjelaskan bahwa reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

4.5 Metode Analisis Data

(30)

observasi itu mungkin berdasar atas sejumlah kategori dasar yang jumlahnya lebih sedikit daripada yang nampak dalam observasi itu” (Supranto, 2004:101). Analisis faktor digunakan untuk mereduksi data atau meringkas dari variabel yang banyak diubah menjadi variabel yang jumlahnya sedikit. Dalam penelitian ini analisis faktor digunakan untuk mengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi proses kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas XI IPS MAN 1 Pekalongan, dengan rumus sebagai berikut :

Fi = Wi1X1+Wi2X2………..WikXk

Keterangan :

Fi : perkiraan faktor ke I (didasarkan pada nilai variable X dengan koefisiennya Wi)

Wi: timbangan atau koefisien nilai factor ke i

k : banyaknya variable (Supranto, 2004:116)

(31)

a. Keiser-Mayer-Olkin (KMO)

KMO mengukur kelayakan sampling, yaitu suatu indeks yang digunakan untuk meneliti ketepatan analisis faktor dari faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa berwirausaha. Apabila koefisien KMO antara 0,50-1,0, berarti analisis faktor tepat. Sedangkan apabila kurang dari 0,50, analisis faktor dinyatakan tidak tepat (Supranto, 2004).

b. Communality

Analisis ini merupakan jumlah varian yang disumbangkan oleh suatu variabel dengan variabel lainnya yang tercakup dalam analisis (Supranto, 2004:116). Analisis ini menunjukkan seberapa jauh suatu variabel terukur memiliki ciri yang dimiliki oleh variabel-variabel yang lain. Koefisisen communality disebut cukup efektif apabila bernilai >50%.

c. Total Variance Explained

Total Variance Explained digunakan untuk mengetahui banyaknya faktor yang

terbentuk, faktor yang terbentuk harus memiliki eigenvalue > 1. Eigenvalue merupakan jumlah varian yang dijelaskan oleh setiap faktor. Jumlah varian tersebut adalah koefisien yang menunjukkan jumlah varian berasosiasi dengan masing-masing faktor berwirausaha. Faktor yang mempunyai nilai eigenvalue > 1, maka faktor tersebut akan dimasukkan ke dalam model.

d. Rotated Compnent Matrix

Rotated Component Matrix merupakan distribusi variabel-variabel yang diekstrak

(32)

nilai faktor loading > 0,5, variabel yang memiliki faktor loading < 0,5 dianggap memiliki kontribusi yang lemah.

e. Correlation Matrix

Gambar

Tabel 4.1

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi prosedur penelitian KP, KKI dan TA saat ini yaitu tidak adanya basis data perusahaan KP, KKI yg menjadi acuan bagi mahasiswa, tidak ada data topik

Mengangkat wacana toleransi dengan konsep Imlek yang kental dengan etnis Tionghoa dalam sinetron bergenre religi Islam, mendorong peneliti untuk mengangkat sinetron

Pada jenis alat penukar kalor ini, fluida panas mengalir di dalam tube sedangkan fluida dingin mengalir di luar tube atau di dalam shell, karena kedua aliran fluida melintasi

Analisis hubung singkat adalah analisis yang mempelajari kontribusi arus gangguan hubung singkat yang mungkin mengalir pada setiap cabang di dalam sistem (di

Tergambar dengan jelas pada data statistik di atas bahwa kerjasama yang dilakukan oleh Nokia dan Microsoft tidak memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap kesuksesan produk

Berdasarkan hal tersebut penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian kenapa hal tersebut bisa terjadi, menggunakan metode Businees Model Canvas (BMC) yang merupakan

Pandangan hukum islam adanya pengambilalihan jaminan pada pembiayaan murabahah di BMT Marhamah wonosobo yaitu diatur dalam Fatwa DSN-MUI NO 47/DSN-MUI/II/2005

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan yang pertama sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika khususnya pada materi