• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MINAT DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE CONCEPTUAL INSTRUCTION (ICI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MINAT DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERACTIVE CONCEPTUAL INSTRUCTION (ICI)"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MINAT DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

INTERACTIVE CONCEPTUAL INSTRUCTION (ICI)

Oleh Anjar Septiani

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

Anjar Septiani

ABSTRAK

PENGARUH MINAT DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

INTERACTIVE CONCEPTUAL INSTRUCTION (ICI)

Oleh

Anjar Septiani

Setiap peserta didik memiliki minat yang berbeda- beda, ada yang memiliki minat yang tinggi, sedang, dan rendah. Demikian pula dengan cara belajar, setiap peserta didik juga memiliki cara belajar yang berbeda- beda. Minat dan cara belajar yang berbeda mengakibatkan hasil belajar yang berbeda pula.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh minat terhadap hasil belajar melalui pembelajaran

interactive conceptual instruction (2) pengaruh cara belajar terhadap hasil belajar melalui pembelajaran interactive conceptual instruction. Hasil belajar siswa pada penelitian ini yaitu aspek kognitif. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Bukit Kemuning Lampung Utara, menggunakan satu kelas eksperimen (kelas VIII C) dengan jumlah sampel 32 siswa. Proses pembelajaran menggunakan pembelajaran

interactive conceptual instruction. Demikian halnya hasil belajar diperoleh dari hasil tes. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0, yaitu uji

(3)

bahwa: (1) ada pengaruh minat terhadap hasil belajar dengan pembelajaran

interactive conceptual instruction sebesar 22% dan persamaan regresinya yaitu Y = 42.15 + 0,40 X (2) ada pengaruh cara belajar terhadap hasil belajar melalui pembelajaran interactive conceptual instruction sebesar 12% dan persamaan regresinya yaitu Y = 53,54 + 0,29 X.

(4)
(5)
(6)
(7)

xii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Minat ... 6

2. Cara Belajar ... 9

3. Hasil Belajar ... 12

4. Interactive Conceptual Instruction (ICI) ... 15

B. Kerangka Pemikiran ... 19

C. Anggapan Dasar ... 22

D. Hipotesis ... 22

III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian ... 24

B. Sampel Penelitian ... 24

(8)

xiii

D. Variabel Penelitian ... 25

E. Instrumen Penelitian ... 25

F. Analisis Instrumen 1. Uji Validitas ... 26

2. Uji Reliabilitas ... 26

G. Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Data Penelitian ... 28

2. Teknik Pengumpulan Data... 28

3. Teknik Pengambilan Data Hasil Belajar ... 30

4. Teknik Pengujian Data dan Hipotesis ... 31

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

C. Pengujian Asumsi Data 1. Uji Normalitas ... 39

2. Uji Linearitas ... 40

D. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Pengaruh Minat Siswa dengan Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction ... 40

2. Pengaruh Cara Belajar dengan Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction ... 42

E. Pembahasan 1. Pengaruh Minat Siswa dengan Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction ... 43

2. Pengaruh Cara Belajar dengan Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction ... 45

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 48

(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu tanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan dan keterampilan maupun menyangkut nilai dan sikap. Belajar akan lebih baik apabila subjek belajar mengalami atau melakukannya sendiri dengan kata lain tidak hanya verbalistik. Selain itu, keinginan dari dalam diri seseorang untuk belajar sangat

mempengaruhi pembelajaran yang dialami. Keinginan inilah yang disebut juga sebagai minat. Semakin besar minat seseorang untuk belajar maka cenderung akan memberikan perhatian lebih terhadap objek belajar sehingga seseorang tersebut akan terus berusaha untuk mencapai tujuan belajar yang

(10)

2

tepat dan terarah atau disebut juga cara belajar yang efektif akan mendukung seseorang untuk meguasai suatu konsep dalam belajarnya.

Proses belajar mengajar di sekolah lebih dikonsentrasikan pada pemberian informasi sebanyak-banyaknya pada siswa (teacher centered) di bandingkan

student centered. Pemberian informasi hanya salah satu tujuan , tujuan lainnya ialah pengembangan pemahaman, aplikasi konsep, meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Salah satu pendekatan yang didesain dengan fokus pada penanaman konsep yang baik adalah pembelajaran konseptual interaktif

(Interactive Conceptual Instruction, ICI). Berdasarkan analisis konstruk yang telah dilakukan, materi getaran dan gelombang merupakan salah satu materi yang memiliki bagian konsep lebih dominan dibandingkan dengan fakta, prinsip ataupun prosedurnya. Sehingga materi ini dapat digunakan dalam model pembelajaran konseptual interaktif.

(11)

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut telah dilakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Minat dan Cara Belajar Terhadap Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction (ICI)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang dapat diambil antara lain:

1. Apakah terdapat pengaruh minat terhadap hasil belajar melalui model pembelajaran Interactive Conceptual Instruction (ICI)?

2. Apakah terdapat pengaruh cara belajar terhadap hasil belajar melalui model pembelajaran Interactive Conceptual Instruction (ICI)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh minat terhadap hasil belajar melalui model pembelajaran

Interactive Conceptual Instruction (ICI)

2. Pengaruh cara belajar terhadap hasil belajar melalui model pembelajaran

(12)

4

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah dapat:

a. Digunakan sebagai masukan bagi para guru fisika dalam melakukan kegiatan pembelajaran di kelas untuk menggunakan berbagai model pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pembelajaran sehingga dapat menarik minat dan cara belajar siswa serta meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Memberikan sumbangan pemikiran sebagai bahan pertimbangan dalam rangka peningkatan hasil belajar siswa di SMPN 2 Bukit Kemuning dengan memperhatikan minat dan cara belajar siswa.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arah yang jelas maka ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Minat adalah kecenderungan seseorang akan ketertarikan dan memperhatikan beberapa kegiatan sehingga diperoleh objek khusus. Objek minat yang diamati adalah ketertarikan, kesadaran, perhatian, dan rasa ingin tahu.

2. Cara belajar siswa dalam penelitian ini mempunyai lima indikator, antara lain: membuat jadwal kegiatan dan pelaksanaannya, membaca dan

(13)

3. Pembelajaran yang akan diterapkan pada penelitian ini adalah

pembelajaran Interactive Conceptual Instruction (ICI). Pembelajaran ini menuntut siswa berinteraksi secara aktif terhadap konteks dan konten pembelajaran.

4. Media simulasi virtual dalam penelitian ini digunakan sebagai faktor pendukung dalam pembelajaran yang akan membantu siswa dalam mengamati suatu percobaan.

5. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar berupa nilai yang akan dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar selama jangka waktu tertentu. Dalam penelitian ini hasil belajar yang akan diteliti adalah hasil belajar aspek kognitif.

6. Materi pokok dalam penelitian ini adalah getaran dan gelombang 7. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIIIC SMP N 2 Bukit

(14)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis

1. Minat

Minat selalu berkaitan dengan soal kebutuhan atau keinginan. Dalam belajar mengajar, penting menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu butuh dan ingin terus belajar. Hal tersebut didukung oleh pendapat Sardiman (2007 : 76)

Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri arti atau semantara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan seseorang (biasanya disertai dengan perasaan senang), karena itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu.

(15)

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Minat adalah keinginan jiwa terhadap suatu objek dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang tidak akan mencapai tujuan yang dicita-citakan apabila di dalam diri orang tersebut tidak terdapat minat atau keinginan jiwa untuk mencapai tujuan yang dicita-citakannya itu. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, minat menjadi motor penggerak untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan, tanpa minat, tujuan belajar tidak akan tercapai. Dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah keadaan mental atau kondisi jiwa yang menjadi motor penggerak dalam mencapai suatu tujuan tertentu.

Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari pengajar harus berusaha

menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. Guru harus selalu memberikan pada siswa cukup banyak hal-hal yang perlu dipikirkan dan dilakukan. Hal tersebut didukung oleh pendapat Slameto (2003: 176) “Guru harus memelihara minat siswa dalam belajar, yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke lain aspek pelajaran dalam situasi belajar.”

(16)

8 sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa. Hal tersebut didukung oleh pendapat Tanner & Tanner dalam Slameto (2003: 181)

Disarankan para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang.

Menurut Purwanto dalam Zanikhan (2010: 120)

Minat itu timbul dengan menyatakan diri dalam kecenderungan umum untuk menyelidiki dan menggunakan lingkungan dari pengalaman, anak bisa berkembang ke arah berminat atau tidak berminat kepada sesuatu. Untuk itu ada dua hal yang menyangkut minat yang perlu diperhatikan yakni:

a. minat pembawaan, minat muncul dengan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, baik itu kebutuhan maupun lingkungan. Minat semacam ini biasanya muncul berdasarkan bakat yang ada. b. minat muncul karena adanya pengaruh dari luar, maka minat

seseorang bisa saja berubah karena adanya pengaruh dari luar, seperti: lingkungan, orang tuanya, dan bisa saja gurunya.

Faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa , dapat ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi minat siswa itu sendiri. Namun pada dasarnya faktor tersebut dapat dikelompokkan ke dalam faktor intern (dalam diri) siswa yang belajar, faktor ekstern (dari luar diri) siswa yang belajar dan faktor teknik atau pendekatan belajar, Soeryabrata dalam (Kusumah: 2010) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu:

a. faktor-faktor yang berasaldari luar diri pelajar dan ini masih dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor non sosial dan faktor sosial.

b. faktor yang berasal dari dalam diri pelajar dan ini pun dapat

digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis.

(17)

2. Cara Belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seorang siswa. Dengan belajar seoarang siswa dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawa sejak lahir. Tuntutan untuk belajar secara

berkesinambungan hendaknya harus dipenuhi sepanjang yang bersangkutan ingin mendapatkan sebuah pemahaman yang utuh terhadap sebuah subtansi ilmu pengetahuan yang sedang digeluti. Belajar pada hakekatnya adalah suatu proses perubahan tingkah laku. Ada banyak pengertian belajar yang

dikemukakan oleh para ahli diantaranya: a. Djamarah (2002: 11) mengemukakan:

belajar adalah proses perubahan prilaku berkat pengalaman dan latihan, artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku baik yang

menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme atau individu. Hasil dari kegiatan pembelajaran ini tercermin dalam perubahan prilaku baik secara material, subtansial, struktural-fungsional, maupun behavior.

b. Slameto (2003: 5) secara psikologis berpendapat:

belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

c. Hudojo, 2003: 83 (dalam Mahabbah, 2007: 8) menyatakan “belajar adalah suatu proses aktif dalam memperoleh

(18)

10 Berdasarkan pengertian di atas dapat didefinisikan bahwa belajar merupakan proses yang disengaja yang didalamnya terdapat interaksi antara seseorang dengan lingkungannya yang mengakibatkan perubahan tingkah laku.

Belajar menurut Sardiman, dalam Mariam, (2009: 8) memiliki tujuan-tujuan, yaitu (1) untuk mendapatkan pengetahuan, (2) penanaman konsep dan

pengetahuan serta (3) pembentukan sikap. Agar tujuan tersebut dapat tercapai dengan baik, maka diperlukan suatu cara atau strategi yang diterapkan siswa dalam belajarnya yang disebut dengan cara belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Gie dalam Mariam (2009: 8) “cara belajar adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam usaha belajarnya”. Senada dengan Gie, menurut Hamalik (2004: 38) “cara belajar adalah kegiatan-kagiatan yang dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya kegiatan-kegiatan dalam mengikuti pelajaran menghadapi ulangan/ujian dan sebagainya”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat didefinisikan bahwa cara belajar

merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan siswa yang merupakan pencerminan usaha belajar yang dilakukannya.

Cara belajar seseorang siswa mempunyai peranan yang besar dalam

(19)

membantu dia sukses tetapi juga hal-hal yang sering membuat dia gagal. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Slameto (2003: 73)

Banyak siswa atau mahasiswa gagal atau tiadak mendapat hasil yang baik dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif. Mereka kebanyakan hanya mencoba menghafal saja.

Menurut Fransiska (2007: 22) “cara belajar dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu cara belajar efektif dan cara belajar tidak efektif”. Seorang siswa yang

mempunyai cara belajar yang efektif, memungkinkan dirinya mencapai prestasi yang lebih tinggi dari siswa yang mempunyai cara belajar yang tidak efektif. Menurut Hakim dalam Fransiska (2007: 22) “cara belajar efektif adalah metode atau cara belajar yang memungkinkan seorang siswa

menguasai ilmu dengan lebih mudah dan lebih cepat sesuai dengan kapasitas tenaga dan pikiran yang dikeluarkan”. Selanjutnya Gie dalam Fransiska (2007: 22) berpendapat bahwa “cara belajar yang efektif adalah rangkaian aktivitas belajar yang memberikan perbandingan terbaik antara usaha yang dilakukannya dengan hasil yang didapatkannya”. Definisi cara belajar lainnya

dikemukakan oleh Hamalik (2004: 39), yaitu “cara belajar yang tepat, praktis,

ekonomis, terarah, sesuai dengan situasi dan tuntutan-tuntutan yang ada guna mencapai tujuan belajar”.

(20)

12 rangkaian aktivitas yang tepat, praktis dan terarah guna mencapai tujuan belajar.

3. Hasil Belajar

Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar berasal dari dua kata dasar yaitu hasil dan belajar, istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari apa yang telah dilakukan. Menurut Hamalik (2004: 155), hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam Munawar (2009), hasil belajar

merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.

(21)

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau criteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

Hasil belajar dapat dilihat dari nilai yang diperoleh setelah tes dilakukan. Menurut Bloom, dalam Dimyati (2002: 26):

Ada tiga taksonomi yang dipakai untuk mempelajari jenis prilaku dan kemampuan internal akibat belajar yaitu:

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2. Ranah Afektif

Ranah Afekif terdiri dari lima perilaku, yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian, dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.

3. Ranah Psikomotor

Ranah Psikomotor terdiri dari tujuh jenis perilaku, yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan, dan kreativitas.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang telah diperoleh setelah siswa menerima pengetahuan, dimana hasil belajar mencakup tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

(22)

14

Tabel 2.1 Kriteria Hasil Belajar Siswa

Nilai Siswa Kualifikasi Nilai

80 – 100 Baik sekali

66 – 79 Baik

56 – 65 Cukup

40 – 55 Kurang

30 - 39 Gagal

(Arikunto, 2010: 245)

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar maupun dari luar dirinya. Berdasarkan pendapat Slameto (2003: 54) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

1. Faktor intern 1) Faktor jasmaniah

Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan,pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. 2) Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Ada tujuh faktor yang tergolong dalam faktor

(23)

2. Faktor ekstern

Faktor eksternyang berpengaruh terhadap belajar dapat

dikelompokkan menjadi tiga faktor , yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

1) Faktor lingkungan keluarga

Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orang tua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya. 2) Faktor lingkungan sekolah

Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa di sekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.

3) Faktor lingkungan masyarakat

Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah lembaga-lembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain.

Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat meningkakan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran.

4. Interactive Conceptual Instruction (ICI)

Pembelajaran konseptual interaktif atau Interactive Conceptual Instuction

merupakan landasan pembelajaran keterampilan berfikir. Pembelajaran

InteractiveConceptual Instruction yaitu pendekatan belajar untuk

(24)

16 satu alternatif model pembelajaran perubahan konseptual yang berbasis

konstruktivisme. Santyasa (2004) dalam Utomo (2010) berpendapat bahwa:

Interactive Conceptual Instruction atau ICI yang dikembangkan oleh Savinainen dan Scott (2002) sangat mendukung perkembangan

keterampilan berfikir siswa dimulai dari tingkatan pemahaman konsep yang memerlukan suatu proses interaktif yang memberi peluang mengembangkan gagasan melalui proses dialog dan berpikir.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang didesain dengan fokus pada penanaman konsep yang baik di kalangan siswa adalah pendekatan pembelajaran konseptual interaktif (Interactive Conceptual Instruction). Berdasarkan pendapat Savinen dan Scott (2001: 53) dalam Sinaga (2010), pendekatan konseptual, mengutamakan interaksi kelas, menggunakan bahan ajar berbasis penelitian, dan menggunakan teks.

Pembelajaran Interactive Conceptual Instruction terdiri atas empat tahapan yang tidak dapat dipisahkan, yaitu 1) Conceptual focus,

2)classroom interaction, 3) Use of texts, 4) Classroom based assessment.

Hal tersebut berdasarkan pendapat Utomo (2010) yang menjelaskan bahwa:

1. Conceptual focus

merupakan pengembangan ide-ide baru yang berfokus pada

pemahaman konseptual dengan sedikit atau bahkan tanpa formulasi matematik. Pada tahap ini, pembelajaran dimulai dengan

pendemonstrasian fenomena-fenomena yang berkaitan dengan pokok bahasan yang akan dipelajari.

2. Classroom interaction

(25)

kelas untuk mengembangkan gagasan melalui proses berpikir. Dalam interaksi kelas, terjadi pembelajaran yang melibatkan teman sebaya. 3. Use of texts

Penggunaan buku, LKS atau hand out dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman siswa secara lebih mendalam. Belajar dengan menggunakan buku teks, LKS atau hand out dapat melibatkan siswa dalam metakognisi, proses-proses berpikir, keterampilan

berpikir kritis dan kreatif, keterampilan berpikir inti, dan

menghubungkan pengetahuan yang diperoleh melalui diskusi dengan pengetahuan yang didapat pada buku, LKS atau hand out.

4. Classroom based assessment

Untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai materi yang telah dipelajari atau belum diperlukan penilaian atau assessment. Penilaian merupakan kegiatan pengumpulan informasi hasil belajar untuk menetapkan apakah siswa telah menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, seorang guru dapat memberikan keputusan terhadap prestasi siswanya. Dalam hal ini, penilaian yang dilakukan lebih berfokus pada penilaian berbasis kelas (classroom based assessment).

Classroom based assessment atau penilaian berbasis kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh pendidik untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian belajar. Berdasarkan pendapat Thohari (2012):

Secara umum penilaian berbasis kelas antara lain terdiri atas ulangan harian, pemberian tugas dan ulangan umum. Berbagai jenis penilaian berbasis kelas antara lain : tes tulis, tes perbuatan, pemberian tugas, penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian hasil kerja peserta didik, penilaian sikap dan penilaian portofolio.

(26)

18 ulangan umum. Bentuk tes tertulis dapat berupa pilihan ganda,

menjodohkan, benar salah, isian singkat, dan uraian (esai). Tes perbuatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung yang

memungkinkan terjadinya praktek. Pengamatan dilakukan terhadap perilaku peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Pemberian tugas dilakukan bisa dilakukan mulai awal kelas sesuai dengan akhir kelas sesuai dengan materi pelajaran dan perkembangan peserta didik. Pelaksanaan pemberian tugas perlu memperhatikan hal sebagai berikut; (a) Banyaknya tugas mata pelajaran diusahakan tidak

memberatkan peserta didik. Karena mereka memerlukan waktu bermain, bersosialisasi dengan teman dan lain-lain. (b) Jenis dan pemberian tugas harus didasarkan pada tujuan pemberian tugas yaitu untuk melatih peserta didik menerapkan atau menggunakan hasil pembelajarannya dan

memperkaya wawasan pengetahuannya. (c) Diupayakan pemberian tugas dapat mengembangkan kreatifitas dan rasa tanggung jawab serta

kemandirian.

(27)

Siswa diberi tugas untuk membuat kliping Koran tentang bencana alam di Indonesia, selanjutnya siswa diberi tugas untuk mengomentarinya dan solusi untuk meringankan beban mereka.Penilaian Sikap merupakan penilaian berbasis kelas. Terhadap suatu konsep psikologi yang komplek. Penilaian sikap dalam berbagai mata pelajaran secara umum dapat

(28)

20 pengamatan yang dilakukan oleh guru atau pihak lainnya tentang peserta didik. (d) Produksi (productions) yaitu hasil kerja peserta didik yang dipersiapkan khusus untuk portofolio.

(29)

portofolio, yaitu penilaian berbasis kelas terhadap sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau perkembangan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap peserta didik dalam pelajaran. Termasuk untuk mengetahui seberapa jauh konsep yang telah dipahami siswa.

B. Kerangka Pikir

Setiap siswa memiliki minat dan cara belajar yang berbeda-beda. Perbedaan itu juga yang mempengaruhi perbedaan hasil belajar siswa. Ketertariakan atau minat dalam diri siswa terhadap mata pelajaran berbeda-beda, siswa yang memiliki minat tinggi cenderung akan memberi perhatian lebih pada mata pelajaran. Cara belajar siswa juga turut mempengaruhi hasil belajar, cara belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal namun cara belajar yang kurang efektif dapat menghambat siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam hal ini guru dituntut agar dapat menggunakan model pembelajaran yang sesuai, guru perlu

(30)

22

Salah satu pendekatan pembelajaran yang didesain dengan fokus pada penanaman konsep yang baik dikalangan siswa adalah pendekatan pembelajaran konseptual interaktif (Interactive Conceptual Instruction). Dalam pendekatan belajar ini siswa diharapkan mampu membuat pengartian sesuatu setelah melihat data, fakta realitas untuk menghubungkan satu dengan yang lainnya sehingga menjadi suatu konsep. Pada pembelajaran ini siswa dituntut berperan aktif untuk menemukan ide-ide tentang suatu konsep, diharapkan pula siswa dapat memiliki cara belajar yang lebih efektif dari sebelumnya.

Kemenarikan juga menjadi hal penting dalam pembelajaran. Guru dituntut untuk menggunakan media-media pembelajaran secara maksimal agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan minat siswa untuk memperhatikan pelajaran lebih besar. Selain itu siswa dapat memahami suatu fenomena yang sulit atau tidak dapat diamati secara langsung dalam suatu demonstrasi. Berdasarkan uraian di atas , faktor minat dan cara belajar siswa diharapkan memiliki hubungan dengan hasil belajar fisika yang diperoleh siswa. Dengan minat yang tinggi diharapkan siswa memiliki keinginan untuk memperoleh hasil pembelajaran yang memuaskan. Dengan adanya cara belajar yang efektif, siswa diharapkan akan mendapat hasil belajar yang optimal.

(31)

r

r

masing-masing kelompok memiliki 4-5 anggota dengan minat dan cara belajar yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan satu kelas. Pada penelitian ini terdapat dua bentuk variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah minat siswa (X1), dan cara belajar siswa (X2) sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar (Y1). Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dapat dijelaskan dengan kerangka pikir seperti sebagai berikut ini:

Gambar 2.1 kerangka pemikiran Keterangan:

X1 = minat X2 = cara belajar Y = hasil belajar

r = pengaruh minat dan cara belajar terhadap hasil belajar X1

X2

(32)

24 C. Anggapan Dasar

Anggapan dasar penelitian berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir adalah:

1. Setiap sampel memperoleh materi yang sama. 2. Faktor-faktor lain di luar penelitian diabaikan D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir yang telah dipaparkan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar melalui pembelajaran Interactive Conceptual Instruction (ICI)

(33)

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi Penelitian

Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu seluruh siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Bukit Kemuning pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari tiga kelas, yaitu VIIIA sampai dengan VIIIC dengan jumlah 92 siswa.

B. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Dari populasi yang diambil satu kelas sampel yang memiliki

kemampuan berbeda-beda, yaitu kelas VIIC dengan jumlah 32 siswa.

C. Desain Penelitian

Desain eksperimen pada penelitian ini menggunakan bentuk True Experimental Design dengan tipe Posttest– Only Control Design. Pada desain ini, terdapat

(34)

25

Gambar 3.1 Desain eksperimen Posttest– Only Control Design Keterangan :

O1 : nilai postest X : perlakuan

(Sugiono, 2009: 110 – 111)

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian terdiri dari variabel bebas yaitu minat dan cara belajar, variabel terikat yaitu hasil belajar siswa, dan variabel moderator yaitu

pembelajaran interactive conceptual instruction.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Angket minat dan cara belajar yang diberikan sebelum perlakuan melalui model pembelajaran interactive conceptual instruction untuk mengetahui minat dan cara belajar siswa.

2. Hasil belajar menggunakan instrumen berbentuk essay. Tes ini digunakan pada saat tes akhir (posttest) dengan 15 soal essay.

F. Analisis Instrumen

Sebelum instrumen digunakan dalam sampel, instrumen harus diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

(35)

1. Uji Validitas

Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product moment

yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

(Arikunto, 2008: 72)

Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Dan jika r hitung > r tabel dengan α = 0,05 maka koefisien korelasi tersebut

signifikan. Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3.

(Masrun dalam Sugiyono, 2009: 188).

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriterium uji bila correlated item – total correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakan construck yang kuat (valid).

2. Uji Reliabilitas

(36)

27

Di mana:

r11 = reliabilitas yang dicari

Σσi2 = jumlah varians skor tiap-tiap item σt2 = varians total

(Arikunto, 2008: 109)

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS 17.0 dengan model Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala alpha cronbach’s 0 sampai 1.

Menurut Sayuti dalam Saputri (2010: 30), kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang diinterprestasikan sebagai berikut pada table 3.1:

Tabel 3.1 Nilai Alpha Cronbach’s

Nilai Alpha Cronbach’s Kualifikasi Nilai

0,00- 0,20 Kurang reliabel

0,21- 0,40 Agak reliabel

0,41- 0,60 Cukup reliabel

0,61- 0,80 Reliabel

(37)

Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor setiap nomor soal.

G. Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah data minat dan cara belajar siswa yang berasal dari pengisian angket dan analisis minat dan cara belajar siswa, hasil belajar ranah kognitif yang berasal dari rubrik nilai hasil pengamatan selama proses

pembelajaran dan setelah mengikuti (post test) pembelajaran interactive conceptual instruction.

2. Teknik Pengumpulan Data

Data yang didapat dari penelitian ini berupa data minat dan cara belajar siswa serta nilai ranah kognitif siswa. Metode yang digunakan dalam pengambilan data tersebut adalah sebagai berikut:

(38)

29 Selanjutnya dalam menentukan tinggi rendahnya minat siswa, metode yang digunakan adalah rata-rata nilai menurut Arikunto (2008: 78) yaitu cara membandingkan nilai yang didapat siswa dengan kriteria berikut: (1) Jika nilai siswa antara 76-100: minat tinggi; (2) Jika nilai siswa antara 56-76: sedang; (3) Jika nilai siswa kurang dari 56: rendah.

2) Data cara belajar siswa didapat dari pengisian angket cara belajar yang diberikan kepada siswa. Sama seperti data minat, cara belajar diambil melalui pemberian angket berupa 20 butir pernyataan sesuai indikator. Angket cara belajar dapat dilihat di lampiran halaman 103. Untuk mengetahui tinggi rendahnya cara belajar siswa, metode yang digunakan adalah persentase. Penilaian terhadap cara belajar siswa dalam penelitian ini menggunakan skala bertingkat dengan rentangan 1-4.

Cara membandingkan nilai yang diperoleh siswa dengan kriteria yaitu, rata-rata nilai ≤ 2,7 maka tidak efektif sedangkan rata-rata nilai 2,8-3,6 maka efektif.

Sebelumnya digunakan kepada kelas eksperimen angket diuji cobakan kepada kelas non eksperimental. Uji coba angket bertujuan untuk menguji reliabilitas dan validitas dari angket tersebut. Reliabilitas angket dihitung dengan

(39)

11

Harga r11 yang diperoleh diimplementasikan dengan indeks reliabilitas, dengan kriteria sebagai berikut pada table 3.2:

Tabel 3.2 Kriteria Indeks Reliabilitas

Kriteria indeks reliabilitas Klasifikasi Nilai

0,800- 1,000 Sangat tinggi

0,600- 0,800 Tinggi

0,400- 0,600 Sedang

0,200- 0,400 Rendah

0.00-0,200 Sangat rendah

(Arikunto, 2008: 75)

3. Teknik pengambilan data hasil belajar siswa.

(40)

31 4. Teknik Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis

1. Analisis Data

Proses analisis untuk hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:

a) Skor yang diperoleh dari masing- masing siswa adalah jumlah skor dari setiap soal.

b) Persentase pencapaian hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus:

% Pencapaian Hasil Belajar X 100%

c) Nilai hasil belajar siswa adalah:

Nilai hasil belajar siswa per tes = % hasil belajar siswa (dihilangkan % nya). Nilai rata – rata hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus :

Rata – rata hasil belajar siswa

d) Ketuntasan tergantung tempat penelitian.

Untuk kategori nilai rata – rata hasil belajar menggunakan Arikunto (2008: 245) yaitu :

Bila nilai siswa > 66, maka dikategorikan baik.

Bila 55 < nilai siswa > 66, maka dikategorikan cukup baik. Bila nilai siswa < 55, maka dikategorikan kurang baik.

2. Pengujian Hipotesis

a. Hipotesis Pertama

(41)

1. Uji Normalitas

Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal, dapat dilakukan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov. Dasar dari pengambilan keputusan uji normalitas, dihitung menggunakan program komputer dengan metode kolmogorov smirnov berdasarkan pada besaran probabilitas atau nilai signifikasi. Data dikatakan memenuhi asumsi normalitas atau terdistribusi normal jika pada Kolmogorov-Smirnov nilai sig. > 0.05 sebaliknya data yang tidak terdistribusi normal memiliki nilai sig.< 0.05. Data yang diuji kenormalitasannya adalah data hasil belajar siswa dan data hasil tes akhir (posttest) hasil belajar siswa.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variable mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan metode

Test for Linearity pada taraf signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) kuarang dari 0,05.

(Priyanto, 2010: 73) 3. Uji Korelasi

(42)

33

(Sugiono, 2009 : 255) Ketentuannya bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan H_1

ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt) maka H_1 diterima (Sugiyono, 2009: 261).

Pada penelitian ini, untuk memudahkan dalam menguji hubungan antara variabel dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan uji Korelasi

Bivariate jika data berdistribusi normal. Namun jika tidak berdistribusi normal, dapat menggunakan Korelasi Rho Spearman.

Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka dapat digunakan pedoman seperti pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Tingkat Hubungan Berdasarkan Interval Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

(43)

4. Uji Regresi Linear Sederhana

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh minatdan cara belajarterhadap

penguasaan konsep siswa digunakan uji Regresi Linear Sederhana. Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan atau

memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Persamaan umumnya adalah:

Y = a + b X

Dengan Y adalah variabel terikat dan X adalah variabel bebas. Koefisien a adalah konstanta (intercept) yang merupakan titik potong antara garis regresi dengan sumbu Y pada koordinat kartesius. Adapun hipotesis yang telah diuji adalah:

3. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik disusun berdasarkan hipotesis verbal yang telah dikemukakan dalam hipotesis penelitian. Hipotesis statistik disusun sebagai berikut:

Hipotesis

Kriteria pengujian

O

H diterima jika -ttabel≤ thitung ttabel

O

H ditolak jika - thitung < -ttabel atau thitung > ttabel Berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas:

(44)

35 Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka HO ditolak.

Adapun hipotesis yang telah diuji adalah:

Hipotesis Pertama

Ho : Tidak ada pengaruh minat siswaterhadap hasil belajar siswa melalui pembelajaran interactive conceptual instruction (ICI).

H1 : Ada pengaruh minatterhadap hasil belajar siswa melalui pembelajaran

interactive conceptual instruction (ICI).

Hipotesis Kedua

Ho : Tidak ada pengaruh cara belajarterhadap hasil belajar siswa melalui pembelajaran interactive conceptual instruction (ICI).

H1 : Ada pengaruh cara belajarterhadap hasil belajar siswa melalui pembelajaran

(45)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Ada pengaruh minat terhadap hasil belajar melalui model pembelajaran

Interactive Conceptual Instruction (ICI).

2. Ada pengaruh cara belajar terhadap hasil belajar melalui model pembelajaran

Interactive Conceptual Instruction (ICI).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Penggunaan model pembelajaran Interactive Conceptual Instruction (ICI) dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru-guru di sekolah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan minat dan cara belajar siswa.

(46)

49

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Rineka Cipta. Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2006. Perencanaan Pengajaran Berdasakan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.

Hasanah, Nurul. 2011. Validitas Prediktif Skor Minat Dan Bakat Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas: Bandung: FIP Universitas Pendidikan Indonesia [On line] tersedia:

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=4129.

Intan, Dewi Mahabbah. 2007. Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Post

Solution Posing untuk Mengajarkan Pemahaman Konsep Matematika

Pokok Bahasan Bangun Segiempat pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri I Balapulang Tegal. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Kusumah, Wijaya. 2010. Motivasi dan Minat Belajar Siswa. [On line] tersedia: http://wijayalabs.wordpress.com/2010/04/11/motivasi-dan-minat-belajar-siswa/. 10 November 2011.

Lestari, Fransiska Ermina. 2007. Pengaruh Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah dan Motivasi Belajar serta Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI Semester 1 SMA Negeri 1 Sukoharjo Tanggamus Tahun Pelajaran 2005/2006. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Mariam. 2009. Hubungan Minat, Motivasi dan Cara Belajar dengan Hasil belajar

(47)

Melayunita. 2010. Pengaruh Minat Dan Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran

Predict Observe Explain Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Suhu Dan Kalor. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta. MediaKom

Rumiyati. 2010. Pengaruh Tingkat Berpikir Dan Cara Belajar Siswa Terhadap Penguasaan Konsep Fisika Pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA YP Unila Tahun Pelajaran 2009-2010. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sardiman, 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raya Grafindo Persada. Jakarta.

Sinaga, Parlin. 2010. Penerapan Laboratorium Maya pada Pembelajaran

Konseptual Interaktif Fisika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan

Mengembangkan Scientific Skill. Bandung: FPMIPA Universitas

Pendidikan Indonesia [On line] tersedia:

http://www.fi.itb.ac.id/~dede/Seminar%20HFI%202010/CD%20Proceedin gs/Proceedings/FP%2005.pdf. Diunduh pada tanggal 13 November 2012 Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.. PT Rineka

Cipta. Jakarta.

Sugiono, Prof.Dr. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta. Syah, Muhibbin. 2001. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. [On

line] tersedia: http://m-miftah-arief.blogspot.com/2012/01/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html. 5 Juni 2013.

Thohari. 2012. Penilaian Berbasis Kelas. [On line] tersedia:

http:// . Diunduh pada

27 Juli 2013

Utomo, Budi Prasetyo. 2010. Upaya Meningkatkan Kemampuan Konsep Gerak melalui Pembelajaran Konseptual Interaktif Berbasis Konstruktivisme Dengan Model Belajar Kooperative STADS Tanpa Formulasi pada Mata Pelajaran Fisika. [On line] tersedia:

http://budiprasetyoutomo.blogspot.com/2010/02/penyelesaian-soal-soal-gerak-tanpa.html Diunduh pada tanggal 21 Desember 2012

Zanikhan. 2008. Minat Belajar Siswa. [On line] tersedia:

Gambar

Tabel 2.1 Kriteria Hasil Belajar Siswa
Tabel 3.1 Nilai Alpha Cronbach’s
Tabel 3.2 Kriteria Indeks Reliabilitas
Tabel 3.3  Tingkat Hubungan Berdasarkan Interval Korelasi

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan telah mengimplementasikan ERP pada tahap konfigurasi ERP adalah fungsi utama dari pengimplementasian ERP agar proses implementasi dapat berjalan dengan baik,

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, tingkat pengetahuan ibu tentang MP-ASI pada balita usia 6-24 bulan di Posyandu Mawar Kelurahan Semanggi Surakarta

Melakukan metode kalibrasi pada mikrometer sekrup eksternal Fowler 0 sampai dengan 25 mm kecermatan 0,01 mm yang ada di Laboratorium Pengukuran Teknik Mesin

Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan variabel independen yaitu gender , variabel dependen adalah persepsi mahasiswa akuntansi dan variabel intervening

5) Umpan balik a. Dosen mampu memberikan tanggapan dengan baik b. Dosen mampu merespon dengan baik kesulitan mahasiswa c. Dosen mampu memberikan penilaian yang adil

Nilai koefisien korelasi antara dukungan sosial dengan harga diri tunanetra mantan awas adalah 0,325, yang berarti tingkat keeratan hubungan dukungan sosial dengan

Aplikasi personal message broadcast yang dibangun akan menggunakan bahasa pemrograman Java J2ME karena banyak vendor perangkat mobile yang menerapkan Java MIDP pada setiap

Dari analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara tingkat kepatuhan diet dengan tekanan darah pada pasien hipertensi