• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PEMBELAJARAN TARI KIPAS NYAMBAI BEBAI PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI 1 WAY SINDI KARYA PENGGAWA PESISIR BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PEMBELAJARAN TARI KIPAS NYAMBAI BEBAI PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI 1 WAY SINDI KARYA PENGGAWA PESISIR BARAT"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PEMBELAJARAN TARI KIPAS NYAMBAI BEBAI PADA KEGIATAN

EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI 1 WAY SINDI KARYA PENGGAWA PESISIR BARAT

Oleh INNA RAHMADONA

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penggunaan model kooperatif tipe STAD dan hasil belajar siswi dalam pembelajaran tari Kipas Nyambai Bebai pada kegiatan ekstrakurikuler di SD Negeri 1 Way Sindi Karya Penggawa Pesisir Barat. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan yaitu pembelajaran dan model kooperatif tipe STAD. Sumber data dalam penelitian ini adalah 20 siswi yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler tari. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, wawancara, dokumentasi, tes praktik dan nontes.

Pelaksanaan penggunaan model kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran tari Kipas Nyambai Bebai yaitu guru membagi siswi ke dalam 5 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswi dengan cara pretest 2 ragam gerak tari Kipas Nyambai Bebai berupa lapah mejong dan nyumbah. Pelaksanaan penerapan ada 4 langkah meliputi pengajaran, belajar kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.

Hasil pembelajaran tari kipas nyambai bebai menggunakan model kooperatif tipe STAD pada penilaian tes praktik mendapatkan nilai 78 dengan kategori baik dan pada penilaian aktivitas siswa siswi mendapatkan nilai 89 dengan kategori baik sekali

(2)

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE MODEL TYPE STAD IN THE LEARNING OF KIPAS NYAMBAI BEBAI DANCE DURING EXTRACULLICULAR ACTIVITY IN SDN 1 WAY SINDI KARYA

PENGGAWA PESISIR BARAT By

INNA RAHMADONA

This research was aimed to describe the implementation of cooperative model STAD type and the students learning output in Kipas Nyambai Bebai dance learning within extracullicular activity in SDN 1 Way Sindi Karya Penggawa Pesisir Barat. the research used was qualitative descriptive. the research used learning and cooperative model STAD type as the theories. the data source were 20 female students who joined dance extracullicular activity. the data collecting technique used were observation, interview, documentation, practical test, and nontest.

The implementation of cooperative model STAD type in the learning of Kipas Nyambai Bebai dance was that the teacher devided the students into 5 groups where each group consisted of 4 students by a pretest of 2 kinds of movement in kipas nyambai bebai dance which were lapah mejong and nyumbah. the process of implementation consisted is 4 step which were teaching, group studying, quiz, and group appreciation.

The result learning of Kipas Nyambai Bebai dance using cooperative model STAD type during practice test assessment was in the score of 78 which was categorized as good and during students activities assessment the student got 89 in score which was categorized as very good.

(3)

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

STAD

DALAM

PEMBELAJARAN TARI

KIPAS NYAMBAI BEBAI

PADA

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI 1 WAY SINDI

KARYA PENGGAWA PESISIR BARAT

Oleh

Inna Rahmadona

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Inna Rahmadona lahir di Krui Kabupaten Lampung Barat pada 11 Mei 1993, merupakan anak kedua dari 3 bersaudara buah hati pasangan Bapak Sofyan dan Ibu Yulian Budianti.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri Sukanegara Kecamatan Pesisir Tengah pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Pesisir Tengah pada tahun 2008, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Pesisir Tengah pada tahun 2011. Tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Bahasa dan Seni, Program Studi Seni Tari.

Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Karya Penggawa, Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bandar Kecamatan Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat, dan melakukan penelitian di SD Negeri 1 Way Sindi Kecamatan Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).

(8)

PERSEMBAHAN

Teriring do’a dan rasa syukur kehadirat Allat SWT, saya mempersembahkan skripsi

ini sebagai tanda cinta dan kasihku yang tulus kepada :

1. Ayah dan ibundaku tersayang yang senantiasa menyayangi dengan penuh kesabaran membesarkan, mendidik, berkorban, memberi semangat, dan senantiasa berdo’a untuk keberhasilanku, hanya ucapan kecil dari bibirku yang

dapat kupersembahkan “TERIMA KASIH” Bapak, “TERIMA KASIH” Ibu,

dengan keringat kalianlah aku bisa mencapai ini semua. Do’aku semoga Bapak dan Ibu senantiasa diberikan kebahagiaan mengaruhi kehidupan ini.

2. Kakak dan Adikku tersayang yang selalu membuatku bersemangat untuk menuju keberhasilan;

3. Keluarga besarku yang senantiasa menyayangi, mendo’akan, dan memberi dukungan serta semangat;

4. Sahabat-sahabatku dan seseorang yang senantiasa ada untukku; 5. Para pendidik yang kuhormati;

(9)

MOTO

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua

(Aristoteles)

Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga. Memiliki waktu

tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunakannya dengan baik adalah

(10)

SANWACANA

Bismillahirohmanirohim

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Tari, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Skripsi ini berjudul “Penggunaan Model Kooperatif Tipe STAD dalam Pembelajaran Tari Kipas

Nyambai Bebai pada Kegiatan Ekstrakulikuler di SD Negeri 1 Way Sindi Karya Penggawa Pesisir Barat”

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn. selaku Pembimbing Utama, Pembimbing Akademik sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Seni Tari yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, saran-saran, dan nasehat demi terselesaikannya skripsi ini.

2. Agung Kurniawan., S.Sn., M.Sn. selaku Pembimbing kedua terima kasih atas bimbingan, kesabaran, ketelitian, dan masukan kepada penulis.

(11)

4. Dr. I Wayan Mustika, M.Hum. selaku Dosen Pendidikan Seni Tari terima kasih atas bimbingan, kesempatan, pengalaman, dan nasehat yang diberikan.

5. Hasyimkan, S.Sn., M.A. terima kasih telah membekali banyak ilmu kepada penulis selama melaksanakan perkuliahan di Program Studi Seni Tari Universitas Lampung.

6. Dr. Mulyanto Widodo, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

8. Kepala Sekolah, Dewan Guru, Pelatih Ekstrakurikuler dan Seluruh Siswi yang mengikuti kegiatan Ekstrakulikuler tari di SD Negeri 1 Way Sindi Karya Penggawa Pesisir Barat terima kasih atas kerja samanya dalam proses menyelesaikan skripsi.

9. Kedua orang tua, Bapak dan Ibu. Terima kasih atas dukungan, do’a, kasih sayang, motivasi dan semangat yang tiada hentinya untuk penulis.

10.Kakak dan adikku, Lusita Dipayana dan Willy Alfarizi terima kasih telah memberikan motivasi, tawa canda dan kebahagiaan bagi penulis.

11.Nenek tercintaku, Hi. Rohmatun Alm yang selama hidupnya selalu memberikan semangat bagi penulis untuk menyelesaikan studi.

12.Sendy Saptamarga, terima kasih telah menjadi seseorang yang selalu ada, memberikan semangat, dorongan, motivasi, dan nasehat bagi penulis.

(12)

14.My old friends Ajeng, Adi, Intan, Ferty, Rendi terima kasih telah menjadi sahabat yang selalu ada untuk penulis.

15.Untuk teman-teman KKN Pipah, Epong, Kak Ros, Lia, Pak Budi, Kak Woko, Heizlan terima kasih untuk motivasi dan dukungannya selama ini.

16.Adik-adikku di Program Studi Sucia, Dete, Daluh, Dewi, Uti, Shintia, Thantia terima kasih untuk canda tawa dan motivasi bagi penulis.

17.Teman-teman seperjuangan angkatan seni 2011.

18.Kakak tingkat Prodi Seni Pertunjukan 2008, 2009, 2010, serta adik tingkat 2012, 1013, 2014 yang aku sayangi.

19.Diantori, S.Sn dan Mbak Heni terima kasih untuk pelajaran, nasehat, bimbingan, masukan kepada penulis.

20.Staff bidang akademis program studi pendidikan seni tari dan semua pihak yang telah mendukung proses penyelesaian skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, akan tetapi banyak harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita yang membaca, Amin.

Bandar lampung, Juni 2015

Penulis

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

SANWACANA ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR DIAGRAM ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang……… 1

1.2Rumusan Masalah………... 8

1.3Tujuan Penelitian………. 9

1.4Manfaat Penelitian………... 9

1.5Ruang Lingkup Penelitian………... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran ……….. ... 11

2.2 Model Pembelajaran ……….. 14

2.3 Model Pembelajaran Kooperatif ... 15

2.4 Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 17

2.5 Ekstrakurikuler ... 21

2.6 Seni Tari ... 22

(14)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian………. 32

3.2 Sumber Data………. 32

3.3 Teknik Pengumpulan Data………... 33

3.3.1 Observasi ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 51

4.1.1 Profil Singkat SD Negeri 1 Way Sindi ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 116

5.2 Saran ... 118 DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Ragam Gerak Tari Kipas Nyambai Bebai ... 28

Tabel 3.1 Lembar pengamatan aktivitas siswi pada setiap pertemuan menggunakan model kooperatif tipe STAD ... 35

Tabel 3.2 Lembar pengamatan tes praktik tari Kipas Nyambai Bebai ... 37

Tabel 3.3 Hasil Pengamatan Tes Praktik Individu Berdasarkan Aspek Hafalan Urutan Gerak, Ketepatan Gerak dengan Hitungan dan Kekompakan dalam Kelompok ... 40

Tabel 3.4. Penentuan Patokan Nilai untuk Skala Lima ... 40

Tabel 3.5 Lembar Penilaian Siswi dalam Kelompok ... 42

Tabel 3.6 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 45

Tabel 3.7 Jadwal Kegiatan Penelitian Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD ... 47

Tabel 3.8 Penentuan Patokan Untuk Skala Lima ... 50

Tabel 4.1 Data Siswa SD Negeri 1 Way Sindi... 54

Tabel 4.2 Sarana Fisik / Gedung ... 54

Tabel 4.3 Sarana Non Fisik Sarana Lain ... 55

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Tes Praktik Individu Berdasarkan Aspek Hafalan Urutan Gerak, Ketepatan Gerak dengan Hitungan dan Kekompakan dalam Kelompok pada Pertemuan Pertama. ... 62

Tabel 4.5 Pengamatan Aktivitas Siswi dalam Kelompok pada Pertemuan Pertama ... 65

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Tes Praktik Individu Berdasarkan Aspek Hafalan Urutan Gerak, Ketepatan Gerak dengan Hitungan dan Kekompakan dalam Kelompok pada Pertemuan Kedua. ... 72

Tabel 4.7 Pengamatan Aktivitas Siswi dalam Kelompok pada Pertemuan Kedua ... 74

Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Tes Praktik Individu Berdasarkan Aspek Hafalan Urutan Gerak, Ketepatan Gerak dengan Hitungan dan Kekompakan dalam Kelompok pada Pertemuan Ketiga ... 80

Tabel 4.9 Pengamatan Aktivitas Siswi dalam Kelompok Pertemuan Ketiga .. 82

Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Tes Praktik Individu Berdasarkan Aspek Hafalan Urutan Gerak, Ketepatan Gerak dengan Hitungan dan Kekompakan dalam Kelompok pada Pertemuan Keempat ... 89

(16)

Hafalan Urutan Gerak, Ketepatan Gerak dengan Hitungan dan

Kekompakan dalam Kelompok pada Pertemuan Kelima ... 98 Tabel 4.13 Pengamatan Aktivitas Siswi dalam Kelompok Pertemuan Kelima 100 Tabel 4.14 Hasil Pengamatan Tes Praktik Individu Berdasarkan Aspek

Hafalan Urutan Gerak, Ketepatan Gerak dengan Hitungan dan

Kekompakan dalam Kelompok pada Pertemuan Keenam ... 105 Tabel 4.15 Pengamatan Aktivitas Siswi dalam Kelompok Pertemuan Kelima 107 Tabel 4.16 Nama Anggota Kelompok Siswi... 110 Tabel 4.17 Lembar Pengamatan Nilai Siswi pada Tes Praktik Tari Kipas

(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Siswi Mempraktikkan Ragam Gerak nyumbah sebagai hasil

kerja kelompoknya ... 59 Gambar 4.2 Siswi dalam Kelompok mempraktikkan Ragam Gerak ngelik

sebagai hasil kerja kelompoknya ... 69 Gambar 4.3 Siswi Memeragakan Keseluruhan Tari Kipas Nyambai Bebai ... 86 Gambar 4.4 Kelompok 3 Berhasil Meraih nilai Rata-rata Tertinggi Sebagai

(18)

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 1 Hasil Pengamatan Tes Praktik Aspek Hafalan Urutan Gerak , Ketepatan Gerak dengan Hitungan dan Kekompakan dalam

Kelompok pada Pertemuan Pertama ... 144 Diagram 2 Hasil Pengamatan Tes Praktik Aspek Hafalan Urutan Gerak ,

Ketepatan Gerak dengan Hitungan dan Kekompakan dalam

Kelompok pada Pertemuan Kedua ... 146 Diagram 3 Hasil Pengamatan Tes Praktik Aspek Hafalan Urutan Gerak ,

Ketepatan Gerak dengan Hitungan dan Kekompakan dalam

Kelompok pada Pertemuan Ketiga ... 148 Diagram 4 Hasil Pengamatan Tes Praktik Aspek Hafalan Urutan Gerak ,

Ketepatan Gerak dengan Hitungan dan Kekompakan dalam

Kelompok pada Pertemuan Keempat ... 150 Diagram 5 Hasil Pengamatan Tes Praktik Aspek Hafalan Urutan Gerak

dengan Hitungan dan Kekompakan dalam Kelompok pada

Pertemuan Keempat Pertemuan Kelima ... 152 Diagram 6 Hasil Pengamatan Tes Praktik Aspek Hafalan Urutan Gerak

dengan Hitungan dan Kekompakan dalam Kelompok pada

Pertemuan Keempat Pertemuan Keenam ... 154 Diagram 7 Pengamatan Aktivitas Siswi dalam Kelompok pada Pertemuan

Pertama ... 157 Diagram 8 Pengamatan Aktivitas Siswi dalam Kelompok pada Pertemuan

Kedua ... 158 Diagram 9 Pengamatan Aktivitas Siswi dalam Kelompok Pertemuan Ketiga 159 Diagram 10 Pengamatan Aktivitas Siswi dalam Kelompok Pertemuan

Keempat ... 160 Diagram 11 Pengamatan Aktivitas Siswi dalam Kelompok Pertemuan

Kelima ... 161 Diagram 12 Pengamatan Aktivitas Siswi dalam Kelompok Pertemuan

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan (Hamalik, 2014 : 3).

(20)

2

Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan berbangsa.

Belajar ialah suatu suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dan interakti dengan lingkungannya Slameto (2013: 2)

Djamarah dan Zain (2010:38) berpendapat bahwa dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar peserta didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika peserta didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan peserta didik disini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Bila hanya fisik anak yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak akan tercapai. Ini sama halnya dengan peserta didik tidak belajar, karena peserta didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya. Padahal belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang

setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar .

(21)

3

bakat seni yang dimilikinya. Di samping itu, bertujuan juga untuk mengembangkan kreativitas serta membentuk karakter siswa menjadi berbudaya yang luhur. Pendidikan seni secara umum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan setiap anak (peserta didik) menemukan pemenuhan dirinya dalam hidup untuk mentransmisikan warisan budaya, memperluas kesadaran sosial dan sebagai jalan untuk pengetahuan. Dari kedua konsep ini sangat dibutuhkan oleh sekolah, agar terbentuk atau tercipta siswa yang mampu mengembangkan kreativitasnya sesuai dengan akal sehat atau jiwa seninya. Selain itu, juga tercipta perilaku yang baik dalam masyarakat (Mustika, 2013 : 26).

Proses pendidikan seni memiliki tujuan untuk mengembangkan peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Soehardjo bahwa, pendidikan seni adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan agar menguasai kemampuan kesenian sesuai dengan peran yang harus dimainkan. Selanjutnya, dari pengertian diatas memiliki implikasi bahwa pendidikan seni diharapkan akan menghasilkan kemampuan peserta didik dalam dua hal. Pertama, kemampuan melakukan kegiatan seni seperti mampu meniru (imitasi) dan berekspresi. Kedua, agar siswa memiliki kemampuan untuk menghargai buah fikiran (dalam bentuk karya) serta menghargai karya orang lain dalam bentuk dan jenis karya seni tari (Mustika, 2013 : 30)

(22)

4

Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Pendidikan juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk melestarikan kebudayaan mengingat Indonesia merupakan bangsa dengan beraneka ragam suku dan kebudayaan. Seni tari sebagai salah satu bagian dari kebudayaan juga perlu dilestarikan, termasuk tari tradisional daerah yang merupakan symbol dari kebudayaan daerah. Peran pemerintah dalam upaya untuk terus melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia juga sangat penting, salah satunya dengan menjadikan budaya mata pelajaran di sekolah. Mustika (2013: 30)

Seni budaya memberikan sumbangan kepada siswa, agar berani dan bangga akan budaya bangsa sendiri. Pembelajaran seni budaya khususnya seni tari di sekolah mengarahkan siswa agar lebih mengenal kebudayaan mengenal kebudayaan mereka dalam bidang seni tari. Mustika (2013: 31)

(23)

5

dalam berfikir kritis, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman. Dengan alasan tersebut, strategi pembelajaran kooperatif diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. (Rusman, 2013 : 205)

Salah satu model yang tepat digunakan dalam pembelajaran tari Kipas Nyambai Bebai adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi. Untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai pada saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.

Tujuan pembelajaran kooperatif menciptakan sebuah situasi, karena satu satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka adalah jika kelompok mereka sukses. Oleh Karena itu, untuk meraih tujuan personal mereka, anggota kelompok harus membantu teman satu timnya untuk melakukan apapun guna membuat kelompok mereka berhasil. Dengan kata lain, penghargaan kelompok yang didasarkan pada kinerja kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif menciptakan norma-norma pro-akademik diantaranya para siswa, dan norma-norma pro-akademik memiliki pengaruh yang amat penting bagi pencapaian siswa (Slavin, 2005:34).

(24)

6

dan pelatih ekstrakurikuler di SD Negeri 1 Way Sindi sebelumnya hanya menggunakan metode demonstrasi saja sedangkan dalam proses pembelajaran siswi terlihat kurang aktif dan hal tersebut berpengaruh pada saat pengambilan nilai. Kemudian peneliti memberikan sebuah referensi sebuah model yang sangat mudah untuk digunakan yaitu model kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran tari Kipas Nyambai Bebai dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa termotivasi dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

(25)

7

SD Negeri 1 Way Sindi merupakan sekolah yang berada di Kecamatan Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat. Dipilihnya SD Negeri 1 Way Sindi karena sekolah ini merupakan satu-satunya sekolah di Kecamatan Karya Penggawa yang melestarikan kebudayaan lokal yaitu tari Kipas Nyambai Bebai melalui kegiatan ekstrakurikulernya dengan adanya pelestarian di daerah tersebut diharapkan adanya sebuah kemajuan dibidang budaya khususnya di bidang seni tari. Selain itu sekolah ini memiliki ketersediaan data yang dapat membantu dan mempermudah jalannya penelitian. SD Negeri 1 Way Sindi telah menerapkan pembelajaran seni budaya dan prakarya yang terdiri dari seni musik, seni rupa, dan seni tari. Pembelajaran seni budaya dan prakarya di sekolah ini memiliki keterbatasan waktu sehingga pelajaran seni tari tidak dimasukkan ke dalam kegiatan intrakurikuler melainkan masuk pada jam pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler.

(26)

8

Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran tari hanya menggunakan metode demonstrasi saja dan dari 20 siswi hanya 1 kelompok yang terdiri dari 4 siswi yang mampu menarikan tari Kipas Nyambai Bebai sehingga pencapaian pembelajaran tidak berhasil selain itu siswi dengan menggunakan metode demonstrasi tidak aktif dan semangat pada pembelajaran tari Kipas Nyambai Bebai terlihat guru lebih aktif dalam pembelajaran bukan siswi. Oleh karena itu, dengan penelitian ini menggunakan model kooperatif tipe STAD diharapkan dapat menjadi referensi metode dan model pembelajaran dalam pembelajaran seni tari sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswi dan hasil belajar tari Kipas Nyambai Bebai pada sekolah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Penggunaan model Kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran tari Kipas Nyambai Bebai pada kegiatan ekstrakurikuler di SD Negeri 1 Way Sindi ?

(27)

9

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan Penggunaan model Kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran tari Kipas Nyambai Bebai pada kegiatan ekstrakurikuler di SD Negeri 1 Way Sindi.

2. Mendeskripsikan hasil belajar siswi dalam Penggunaan model Kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran tari Kipas Nyambai Bebai pada kegiatan ekstrakurikuler di SD Negeri 1 Way Sindi.

1.4 Manfaat Penelitian

Jika tujuan yang sudah dipaparkan di atas dapat tercapai maka manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Diharapkan penelitian ini dapat memperkuat dan mendukung teori terkait dengan model dan metode pembelajaran. Penguatan dan dukungan terhadap teori tersebut dapat menjadi landasan untuk dikembangkan oleh peneliti dalam bidang lain. 2. Manfaat bagi peneliti, diharapkan peneliti ini dapat menambah wawasan dan

(28)

10

3. Manfaat bagi guru seni budaya, hasil dari penelitian ini diharapkan menambah wawasan bagi guru dalam mengelola proses pembelajaran seni tari di sekolah dengan metode baru, sehingga pembelajaran seni budaya dan prakarya di SD menjadi menyenangkan.

4. Manfaat bagi mahasiswa pendidikan seni tari diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang metode-metode dalam pembelajaran seni tari dan mengembangkannnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian mencakup :

1. Objek penelitian ini adalah Penggunaan model Kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran tari Kipas Nyambai Bebai pada kegiatan ekstrakurikuler di SD Negeri 1 Way Sindi .

2. Subjek penelitian

Subjek yang diteliti adalah siswi kelas IV berjumlah 20 siswi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di SD Negeri 1 Way Sindi.

3. Waktu penelitian

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran

Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Learning is defined as the modification or streng thening of behavior through experiencing (Hamalik, 2014:36). Menurut pengertian diatas, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Bukti bahwa seseorang telah melakukan kegiatan belajar ialah adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, yang sebelumnya tidak ada atau tingkah lakunya tersebut masih lemah atau kurang.

(30)

12

latihan (training) lebih menekankan pada pembentukan keterampilan (skill). Para siswa perlu juga memiliki keterampilan, dengan keterampilan yang dia miliki dia dapat bekerja, berproduksi dan menghasilkan hal-hal untuk memenuhi kebutuhan banyak orang. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Dalam PBM (Proses Belajar Mengajar) sebagian besar hasil belajar peserta didik ditentukan oleh peranan guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola PBM. Sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal PBM hendaknya selalu mengikutkan siswa secara aktif guna mengembangkan kemampuan-kemampuan siswa, antara lain kemampuan mengamati, menginterprestasikan, meramalkan, mengaplikasikan konsep, merencanakan dan melaksanakan penelitian, serta mengkomunikasikan hasil penemuannya.

(Sudjana dalam Suryosubroto, 2009:30) pelaksanaan proses belajar mengajar meliputi pentahapan sebagai berikut :

1. Tahap Pra Intruksional

Tahap yang ditempuh pada saat memulai sesuatu proses belajar mengajar : a. Guru menannyakan kehadiran siswa dan mencatat siswa yang tidak hadir b. Bertanya kepada siswa tentang materi yang sebelumnya

c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan tentang materi yang mereka belum kuasai

(31)

13

e. Mengulang bahan pelajaran yang lain secara singkat tetapi mencakup semua aspek bahan.

2. Tahap Intruksional

Tahap pemberian bahan pelajaran yang dapat diidentifikasi beberapa kegiatan sebagai berikut :

a. Menjelaskan kepada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai b. Menjelaskan pokok materi yang akan dibahas

c. Membahas pokok materi yang sudah dituliskan

d. Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberi contoh-contoh yang konkret, pertanyaan, tugas

e. Penggunaan alat bantu pengajaran yang memperjelas pembahasan pada setiap materi pembelajaran

f. Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok materi g. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan tahap intruksional, kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap ini antara lain :

a. Mengajukan pertanyaan kepada kelas atau kepada beberapa murid mengenai semua aspek pokok materi yang telah dibahas pada tahap intruksional

(32)

14

c. Untuk memperkaya pengetahuan siswa mngenai materi yang dibahas, guru dapat memberikan tugas atau PR

d. Akhiri pelajaran dengan menjelaskan atau memberitahukan pokok materi yang akan dibahas pada pelajaran selanjutnya.

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah, terdapat beberapa aspek kemampuan yang harus dikuasai dan dilakukan oleh guru dalam mengajar, agar kegiatan belajar mengajar dapat efektif (Norris dikutip dalam Suryosubroto, 2009:11), mengajar yang efektif tergantung pada :

a. Kepribadian guru b. Metode yang dipilih c. Pola tingkah laku

d. Kompetensi yang relevan.

2.2 Model Pembelajaran

(33)

15

guru dalam menjalankan proses pembelajaran. Kreativitas guru dapat menjadi entry point dalam upaya meningkatkan proses pembelajarannya (Hosnan, 2014 : 337)

2.3 Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Pada buku yang dikarang oleh Miftahul Huda ia mengungkapkan pendapat dari Artz dan Newman (2011) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai small group of learners working together as a team to solve a problem, complete a task, or accomplish a common goal (kelompok kecil siswa yang bekerja sama dalam satu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau mencapai satu tujuan bersama).

Huda pada tahun (2011) juga menjelaskan bahwa dengan demikian pembelajaran kooperatif berlangsung pada efektivitas kelompok-kelompok siswa tersebut. Pada proses pembelajaran ini, guru diharapkan mampu membentuk kelompok-kelompok kooperatif dengan berhati-hati agar semua anggotanya dapat bekerja bersama-sama untuk memaksimalkan pembelajarannya sendiri dan pembelajaran teman-teman satu kelompoknya. Masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab memelajari apa yang disajikan dan membantu teman-teman satu anggota untuk mempelajarinya juga.

(34)

16

bagaimana memberi penjelasan yang baik, 3) bagaimana mengajukan pertanyaan dengan baik, 4) bagaimana saling membantu dan menghargai satu dengan yang lain dengan cara yang baik pula.

A. Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan atau manfaat yang sangat besar dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih mengembangkan kemampuannya dalam kegiatan belajar. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran kooperatif, siswa dituntut untuk aktif dalam belajar melalui kegiatan kerja sama dalam kelompok.

1. Kelebihan Pembelajaran Model Kooperatif a. Meningkatkan harga diri tiap individu

b. Penerimaan terhadap individu yang lebih besar c. Konflik antar pribadi berkurang

d. Sikap apatis berkurang e. Pemahaman yang mendalam

f. Retensi atau penyimpanan lebih lama

g. Meningkatkan kebaikan budi pekerti, kepekaan dan toleransi

h. Mencegah keagresifan siswa dalam sistem kompetisi dan keterasingan dalam sistem individu tanpa mengorbankan aspek kognitif

i. Meningkatkan kemajuan belajar

(35)

17

k. Meningkatkan motivasi dan percaya diri

l. Menambah rasa senang berada di sekolah serta menyenangi teman-teman sekelasnya

m.Mudah diterapkan dan tidak mahal. Rusman (2013: 212) 2. Kelemahan Pembelajaran Model Kooperatif

a. Terjadi kekacauan di kelas

b. Ketidakseimbangan dalam pembagian kerja

c. Adanya was-was akan kehilangan keunikan dirinya d. Menjadi tempat mengobrol

e. Terjadi perdebatan sepele dalam kelompok. Rusman (2013: 213)

2.4 Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

(36)

18

pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan (Hamdani, 2011:31).

Model pembelajaran STAD atau Student Teams Achievement Division dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD juga mengacu pada belajar kelompok siswa dan menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu dengan menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam kelas tertentu dibagi menjadi kelompok dengan jumlah 4-5 orang. Setiap kelompok harus heterogen, terdiri atas perempuan dan laki-laki, berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

(37)

19

pada kuis-kuis itu. Kadang-kadang, seluruh tim mencapai kriteria tertentu yang dicantumkan dalam lembar itu. (Hamdani, 2011:35)

Kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

a) Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

1. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.

2. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi.

3. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya.

4. Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran dan lebih aktif dalam berdiskusi

5. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.

6. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.

7. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama. 8. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan

(38)

20

9. Interaksi antar-siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

b) Kelemahan dalam model pembelajaran kooperatif STAD

Kerja kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang pandai.

c) Langkah-langkah penerapan pembelajaran STAD 1. Pengajaran

Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam pembelajaran kooperatif selalu dimulai dengan penyajian kelas. Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembangan, dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran

2. Belajar kelompok

Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok.

3. Kuis

(39)

21

digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok.

4. Penghargaan kelompok

Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan member sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai perkembangan individu dalam kelompoknya. (Cahyo, 2013:298)

2.5 Ekstrakulikuler

(40)

22

diselenggarakan oleh sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan program kegiatan ekstrakurikuler sekolah.

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah akan memeberikan banyak manfaat tidak hanya terhadap peserta didik tetapi juga bagi efektivitas penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Begitu banyak fungsi dan makna kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Biasanya mengatur peserta didik diluar jam-jam pelajaran lebih sulit dari mengatur mereka dalam kelas. Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler melibatkan banyak pihak, memerlukan peningkatan administrasi yang lebih tinggi. (Burep dalam Suryosubroto, 2009:30).

2.6 Seni Tari

(41)

23

Gerak dasar tari terdiri dari gerakan tangan, gerak kaki, gerak kepala, gerak badan. Tubuh yang menjadi alat utama dan gerak tubuh merupakan media dasar untuk mengungkapkan ekspresi dalam menari. Aspek gerak secara wujud atau bentuknya disebut ruang, iramanya disebut waktu, dan tenaganya disebut energi (Mustika, 2013:37).

Proses pendidikan seni memiliki tujuan untuk mengembangkan peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Soehardjo bahwa, pendidikan seni adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan agar menguasai kemampuan kesenian sesuai dengan peran yang harus dimainkan. Selanjutnya, dari pengertian di atas memiliki implikasi bahwa pendidikan seni diharapkan akan menghasilkan kemampuan peserta didik dalam dua hal. Pertama, kemampuan melakukan kegiatan seni seperti mampu meniru (imitasi) dan berekspresi. Kedua, agar siswa memiliki kemampuan untuk menghargai buah fikiran (dalam bentuk karya) serta menghargai karya orang lain dalam bentuk dan jenis karya seni tari (Mustika, 2013 : 30)

(42)

24

menghargai kesenian. Dengan demikian, maka pengalaman belajar menari akan mendorong siswa untuk menjadi apresiator atau penonton yang cinta atau menyukai seni tari. Pendidikan seni tari disekolah sangat membutuhkan kreatifitas yang sangat tinggi karena dalam menciptakan suatu gerakan tari haruslah dilakukan secara pengulangan atau latihan supaya mendapatkan hasil yang maksimal. (Masunah dalam Mustika, 2013:38)

Seni tari sebagai salah satu kebudayaan juga perlu dilestarikan, termasuk tari tradisional daerah yang merupakan symbol dari kebudayaan daerah. Peran pemerintah dalam melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia juga sangat penting, salah satunya dengan menjadikan seni budaya sebagai mata pelajaran disekolah dan peserta didik pun bisa menunjukan kreatifitasnya melalui bakat-bakat yang mereka miliki dalam bidang seni misalnya seni tari. Manfaat pembelajaran diterapkan dalam pembelajaran adalah :

a. Membantu pertumbuhan dan perkembangan anak b. Membina perkembangan estetik

c. Membantu menyempurnakan kehidupan (Mustika, 2013:30)

(43)

25

skill-skill teknologis dan keluaran skala besar maupun skala kecil. Kreatifitas dapat dipandang sebagai sebuah bentuk intelejensi. (Gardner dalam Beetlestone, 2012:28)

Memandang kreatifitas sebagai salah satu dari multiple intelejensi yang meliputi berbagai macam fungsi otak. Kreatifitias merupakan sebuah komponen penting yang memang perlu. Tanpa kreatifitas pelajar hanya akan bekerja pada sebuah tingkat kognitif yang sempit. Kreatifitas dan seni berkaitan erat melalui rangkaian representasi. Gagasan sebagian besar orang tentang kreatifitas sering kali dituangkan dalam bentuk gambar, lukisan, tarian serta permainan musik. Sebagian besar kreatifitas berada dalam kategori “seni” (Beetleestone, 2012:41)

Dalam mempertimbangkan tentang kreatifitas penting untuk membangun pemahaman bahwa semua anak memiliki hak yang sama untuk menjadi kreatif dan untuk memiliki akses penuh pada kesempatan dalam bidang-bidang kreatif dalam kurikulum. (Beetlestone, 2012:56). Mungkin kita tidak selalu memandang semua anak memiliki bakat yang setara terkait dengan kreatifitas dan mungkin menghubungkan semua ini dalam perbedaan dalam memandang pemikiran tentang kemampuan, kelas, ras, gender dan kekuatan fisik.

2.7 Tari Kipas Nyambai Bebai

1. Sejarah

(44)

26

Nyambai Bebai dan tari Kipas Nyambai Bakas. Tari Kipas Nyambai Bebai diperkirakan lahir bersamaan dengan kebiasaan masyarakat untuk meresmikan gelar adat, pelaksanaanya diselenggarakan bersamaan dengan upacara perkawinan. Nama Nyambai diambil dari kata Cambai dalam bahasa Lampung berarti sirih. Sirih menjadi simbol keakraban bagi masyarakat Lampung pada umumnya. Oleh karena itu, sirih digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan upacara adat, yang memiliki makna berbeda-beda tergantung penempatanya pendapat ini di ambil dari wawancara langsung terhadap pun dari warga way sindi. Tari Kipas Nyambai Bebai dalam penelitian ini merupakan tarian yang lahir dari adat Sai batin Marga Way Sindi Kecamatan Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat Krui. Hal ini dikutip dari wawancara langsung kepada keturunan kerajaan Sai Batin marga Way Sindi yaitu Pun Panji Wardhana.

(45)

27

perkembangannya, tari Nyambai ditarikan oleh semua anggota masyarakat, baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah. Namun tempat pertunjukannya dapat diselenggarakan di ruang-ruang publik maupun dibalai adat, tidak tergantung pada waktu dalam artian dapat dipentaskan siang ataupun malam hari. Perubahan itu, menjadikan tari Nyambai tetap eksis di tengah-tengah masyarakat pendukungnya.

2. Jenis dan Fungsi

(46)

28

3. Ragam Gerak

Tabel 2.1 Ragam Gerak Tari Kipas Nyambai Bebai 1 Lapah mejong dengan posisi tangan membuka kipas.

Posisi badan duduk jongkok, kaki kiri melangkah kedepan

dengan posisi tangan

membuka kipas.

Posisi badan duduk jongkok,

kaki kanan melangkah

kedepan dengan posisi kedua tangan membuka kipas. Posisi badan duduk jongkok,

kedua tangan membuka

(47)

29

jongkok, tangan didepan

badan ukel dengan

memegang kipas

Bergeser ke arah kiri

Bergeser ke arah kiri

Sikap sesayak dengan

sempurna menghadap kea rah kiri jongkok, kedua tangan disamping badan dengan proses ukel, posisi kaki kiri jinjit dibelakang kaki kanan

Proses ke arah kiri Proses ke arah kiri

(48)

30

Sesayak Cecok 1-2

3-4

5-6

7-8

Posisi badan duduk

jongkok, tangan didepan

badan ukel dengan

memegang kipas

Proses ke arah kiri Proses ke arah kiri

Sikap Sesayak cecok Sempurna dengan menghadap ke arah kiri

4. Busana

a. Kepala/aksesoris

1) Sanggul belatung tebak 2) Kembang melati 3) Anting

a. Badan

1) Kebaya/baju kurung beludru

2) Tapis Pucuk Rebung/Bitang Perak/Sinjang Betuppal/Tapis Cucuk Pinggir/Tapis Cetak

(49)

31

5) Kalung Papan Jajar 6) Gelang Burung 7) Gelang kano

5. Pendukung Tari

a.Penari

Jumlah penari pada tarian ini berjumlah 4-6 orang. b.Durasi

Tari Kipas Nyambai Bebai ini membutuhkan waktu 8-13 menit. c.Peralatan Tari

Tarian ini menggunakan properti Kipas sebanyak 2 buah. d.Iringan tari

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis (Sugiyono, 2013:2)

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD Dalam Pembelajaran Tari Kipas Nyambai Bebai Pada Kegiatan Ekstrakurikuler di SD Negeri 1 Way Sindi Karya Penggawa.

3.2 Sumber Data

(51)

33

Dipilihnya kelas IV karena antusias belajar peserta didik terhadap kegiatan ekstrakurikuler tari Kipas Nyambai Bebai yang cukup baik.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan teknik kondisi yang alami, sumber data primer dan lebih banyak pada teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

3.3.1 Observasi

Dalam buku Sugiyono pada tahun 2013 mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi nonpartisipan, yaitu peneliti terlibat langsung sebagai pengamat dengan aktivitas peserta didik yang sedang mengikuti pembelajaran tari Kipas Nyambai Bebai.

3.3.2 Wawancara

(52)

34

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara mengenai penerapan model kooperatif tipe STAD kepada guru seni budaya dan pelatih ekstrakurikuler di SD Negeri 1 Way Sindi. serta melakukan wawancara kepada Pun Panji Wardhana sebagai keturunan dari kerajaan Sai Batin Marga Way Sindi, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan masyarakat di sekitar Lamban Balak Pekon Way Sindi.

3.3.3 Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis, di dalam melakukan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, foto, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2010 : 200). Dalam penelitian dokumentasi yang digunakan berupa foto dan video pada saat proses dan hasil pembelajaran berlangsung.

3.3.4 Tes Praktik

(53)

35

Tabel 3.1 Lembar pengamatan aktivitas siswi pada setiap pertemuan menggunakan model kooperatif tipe STAD

No

Aspek Deskriptor Skor Kriteria

1 Gerak lapah

b. Siswi memeragakan ragam gerak lapah mejong akan tetapi masih mengalami 1-2 kali kesalahan

4 Baik

c. Siswi memeragakan ragam gerak lapah mejong akan tetapi masih mengalami 3-4 kali kesalahan

3 Cukup

d. Siswi memeragakan ragam gerak lapah mejong akan tetapi masih mengalami 5-6 kali kesalahan

2 Kurang

e. Siswi tidak hafal lapah mejong sehingga siswi terlihat tidak tertib.

b. Siswi memeragakan ragam gerak nyumbah akan tetapi masih mengalami 1-2 kali kesalahan

4 Baik

c. Siswi memeragakan ragam gerak nyumbah akan tetapi masih mengalami 3-4 kali kesalahan

3 Cukup

d. Siswi memeragakan ragam gerak nyumbah akan tetapi masih mengalami 5-6 kali kesalahan

2 Kurang

e. Siswi tidak hafal nyumbah sehingga siswi terlihat tidak tertib.

1 Gagal

3 Gerak Ngelik

a. Siswi mampu memeragakan gerak ngelik tanpa ada kesalahan

5 Baik sekali b. Siswi memeragakan ragam gerak

ngelik akan tetapi masih mengalami 1-2 kali kesalahan

4 Baik

c. Siswi memeragakan ragam gerak ngelik akan tetapi masih

(54)

36

mengalami 3-4 kali kesalahan d. Siswi memeragakan ragam gerak

ngelik akan tetapi masih

b. Siswi memeragakan ragam gerak sesayak akan tetapi masih mengalami 1-2 kali kesalahan

4 Baik

c. Siswi memeragakan ragam gerak sesayak akan tetapi masih mengalami 3-4 kali kesalahan

3 Cukup

d. Siswi memeragakan ragam gerak sesayak akan tetapi masih mengalami 5-6 kali kesalahan

2 Kurang

e. Siswi tidak hafal sesayak sehingga siswi terlihat tidak tertib.

b. Siswi memeragakan ragam gerak ngelik cecok akan tetapi masih mengalami 1-2 kali kesalahan

4 Baik

c. Siswi memeragakan ragam gerak ngelik cecok akan tetapi masih mengalami 3-4 kali kesalahan

3 Cukup

d. Siswi memeragakan ragam gerak ngelik cecok akan tetapi masih mengalami 5-6 kali kesalahan

2 Kurang

e. Siswi tidak hafal ngelik cecok sehingga siswi terlihat tidak tertib.

b. Siswi memeragakan ragam gerak sesayak cecok akan tetapi masih mengalami 1-2 kali kesalahan

(55)

37

c. Siswi memeragakan ragam gerak sesayak cecok akan tetapi masih mengalami 3-4 kali kesalahan

3 Cukup

d. Siswi memeragakan ragam gerak sesayak cecok akan tetapi masih mengalami 5-6 kali kesalahan

2 Kurang

e. Siswi tidak hafal sesayak cecok sehingga siswi terlihat tidak tertib.

1 Gagal

Tabel 3.2 lembar pengamatan tes praktik tari Kipas Nyambai Bebai

No Aspek Deskriptor Skor Kriteria

a. Siswi mampu memeragakan urutan gerak tari Kipas Nyambai Bebai dari awal sampai akhir tanpa kesalahan

b. Siswi memeragakan urutan gerak tari Kipas Nyambai Bebai akan tetapi masih mengalami kesalahan 1-2 kali pada enam ragam gerak. c. Siswi memeragakan urutan gerak

tari Kipas Nyambai Bebai akan tetapi masih mengalami kesalahan 3-4 kali pada enam ragam gerak. d. Siswi memeragakan urutan gerak

tari Kipas Nyambai Bebai akan tetapi masih mengalami kesalahan 5-6 pada enam ragam gerak

e. Siswi tidak hafal urutan gerak tari Kipas Nyambai Bebai sehingga siswi terlihat tidak tertib.

(56)

38

b. Siswi memeragakan gerak tari Kipas Nyambai Bebai 1-2 kali terlambat atau mendahului music dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak.

c. Siswi memeragakan gerak tari Kipas Nyambai Bebai 3-4 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak

d. Siswi memeragakan gerak tari Kipas Nyambai Bebai 5-6 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak tidak senyum.

e. Siswi memeragakan gerak tari Kipas Nyambai Bebai lebih dari 6 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak.

b. Dari 4 siswi terdapat 1 siswi yang tidak menguasai materi tari Kipas Nyambai bebai mlai dari hafalan urutan gerak maupun ketepatan gerak dengan music sesuai dengan apa yang telah dipelajari

5

4

Baik sekali

(57)

39

Hasil belajar gerak tari Kipas Nyambai Bebai siswi dapat diukur dengan lembar pengamatan tes praktik dengan total skor keseluruhan berjumlah 15 sehingga hasil belajar siswi dapat dilihat menggunakan patokan dengan perhitungan nilai untuk Skala lima, sebagai berikut

c. Dari 4 siswi terdapat 2 siswi yang tidak menguasai materi tari Kipas Nyambai bebai mlai dari hafalan urutan gerak maupun ketepatan gerak dengan musik sesuai dengan apa yang telah dipelajari

d. seluruh siswi dalam kelompok tidak menguasai materi tari Kipas Nyambai bebai mlai dari hafalan urutan gerak maupun ketepatan gerak dengan music sesuai dengan apa yang telah dipelajari

(58)

40

Tabel 3.3 Hasil Pengamatan Tes Praktik Individu Berdasarkan Aspek Hafalan Urutan Gerak, Ketepatan Gerak dengan Hitungan dan Kekompakan dalam

Kelompok. Interval

Tingkat Penguasaan

Gerak lapah mejong dan nyumbah

Frekuensi Rata-rata nilai siswi Kriteria

HUG KGH KK HUG KGH KK HUG KGH KK

Tabel pengamatan 3.3 Untuk memperoleh hasil pada setiap pertemuan dengan ragam gerak menggunakan aspek Hafalan Urutan Gerak, Ketepatan Gerak dengan Hitungan dan Kekompakan dalam Kelompo

Tabel 3.4 Penentuan Patokan Nilai untuk Skala Lima Interval Nilai Tingkat Kemampuan Keterangan

(59)

41

Setelah skor didapat, maka dilakukan perhitungan untuk siswi berdasarkan tiga aspek yang akan dijadikan indikator penilaian yaitu hafalan ragam gerak, ketepatan gerak dengan musik dan kekompakan dalam kelompok pada saat siswi menari dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel lembar pengamatan tek praktik yang memiliki skor maksimal 15.

Selanjutnya setelah skor siswi diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.

N =

×

skor ideal

3.3.5 Nontest

(60)

42

Tabel 3.5. Lembar Penilaian Aktivitas Siswi dalam Kelompok

No Aspek Deskriptor Penilaian Skor Kriteria

1 Visual Activities

a. Seluruh siswi dalam kelompok, memperhatikan guru pada saat guru mendemonstrasikan kemudian siswi mampu menggerakkan atau ikut mendemonstrasikan sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh guru.

5 Baik

Sekali

b. Dari 4 siswi terdapat 1 siswi yang tidak memperhatikan guru pada saat guru mendemonstrasikan sehingga siswi tidak mampu menggerakkan atau ikut mendemonstrasikan bersama teman satu kelompoknya.

4 Baik

c. Dari 4 siswi terdapat 2 siswi yang tidak memperhatikan guru pada saat gurumendemonstrasikan sehingga

siswi tidak mampu

mendemonstrasikan dengan baik bersama teman kelompok sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh guru.

3 Cukup

d.Dari 4 siswi terdapat 3 siswi yang tidak memperhatikan guru pada saat mendemonstrasikan sehingga siswi tidak mampu mendemonstrasikan dengan baik bersama teman kelompok sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh guru

2 Kurang

e. Seluruh siswi tidak memperhatikan guru pada saat guru mendemonstrasikan sehingga siswi tidak mampu mendemonstrasikan dengan baik bersama teman mendengarkan materi urutan gerak dan ketepatan gerak dengan musik

(61)

43

yang dijelaskan oleh guru dan seluruh siswi mampu mendemonstrasikan sesuai dengan apa yang telah dijelaskan.

sekali

b. Dari 4 siswi terdapat 1 siswi yang tidak mendengarkan materi urutan gerak dan ketepatan gerak dengan musik yang dijelaskan oleh guru dan seluruh siswi mampu mendemonstrasikan sesuai dengan apa yang telah dijelaskan.

4 Baik

c. Dari 4 siswi terdapat 2 siswi yang tidak mendengarkan materi urutan gerak dan ketepatan gerak dengan musik yang dijelaskan oleh guru dan seluruh siswi mampu mendemonstrasikan sesuai dengan apa yang telah dijelaskan.

3 Cukup

d. Dari 4 siswi terdapat 3 siswi yang tidak mendengarkan materi urutan gerak dan ketepatan gerak dengan musik yang dijelaskan oleh guru dan seluruh siswi mampu mendemonstrasikan sesuai dengan apa yang telah dijelaskan.

2 Kurang

e. Seluruh siswi dalam kelompok tidak mendengarkan materi urutan gerak dan ketepatan gerak dengan musik yang dijelaskan oleh guru dan seluruh siswi mampu mendemonstrasikan sesuai dengan apa yang telah dijelaskan.

1 Gagal

3 Motor Activities

a. Seluruh siswi dalam kelompok memeragakan gerak tari Kipas Nyambai Bebai dengan baik dengan masing-masing kelompoknya sesuai dengan gerakan yang diajarkan oleh guru.

5 Baik

sekali

b. Dari 4 siswi terdapat 1 siswi yang tidak memeragakan gerak tari Kipas Nyambai Bebai dengan baik dalam masing-masing kelompoknya

(62)

44

c. Dari 4 siswi terdapat 2 siswi yang tidak memeragakan gerak tari Kipas Nyambai Bebai dengan baik masing-masing kelompoknya

3 Cukup

d. Dari 4 siswi terdapat 3 siswi yang tidak memeragakan gerak tari Kipas Nyambai Bebai dengan baik dalam masing-masing kelompoknya

2 Kurang

e. Seluruh siswi tidak memeragakan gerak tari Kipas Nyambai Bebai dengan masing-masing

kelompoknya

1 Gagal

Total Skor Maksimum 15

Setelah skor aktivitas siswi didapat, maka dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai aktivitas berdasarkan tiga aspek yang akan dijadikan indikator penilaian aktivitas siswi yaitu visual activities, listening activities, dan motor activities pada saat proses pembelajaran di kelas dengan pemberian skor yang telah ditentukan pada tabel yaitu lembar penelitian aktivitas siswi yang memiliki skor maksimum 15. Selanjutnya setelah skor aktivitas siswi diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.

N =

× skor ideal

(63)

45

Tabel 3.6 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

No Instrumen Kegiatan Guru P.1 P.2 P.3 P.4 P.5 P.6 1. Kemampuan membuka pelajaran

a. Menarik perhatian siswa b. Memberikan motivasi soal

c. Memberikan apersepsi (kaitan materi yang sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan)

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan

e. Memberikan acuan bahan belajar yang akan diberikan

2. Sikap guru dalam proses pembelajaran a. Kejelasan artikulasi suara

b. Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa

c. Antusiasme dalam penampilan d. Mobilitas posisi mengajar

3. Penguasaan bahan mengajar (materi pelajaran)

a. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan dalam RKH

b. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi).

c. Kejelasan dalam memberikan contoh. d. Memiliki wawasan yang luas dalam

menyampaikan bahan belajar.

4. Kegiatan belajar mengajar (proses pembelajaran)

a. Kesesuaian metode dengan bahan belajar yang disampaikan

b. Penyajian bhan belajar sesuai dengan tujuan/indikator yang telah ditetapkan. c. Memiliki keterampilan dalam

menanggapi dan merespon pertanyaan siswa.

(64)

46

5. Kemampuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD a. Membagi kelompok yang tingkat

kemampuan berbeda-beda terdiri dari 4 siswi dalam 1 kelompok

b. Mendemonstrasikan materi pelajaran tari kipas nyambai bebai yang dilakukan secara klasikal atau audiovisual

c. Membuat para siswi dalam setiap kelompok untuk mengerjakan tiap materi ragam gerak tari kipas nyambai bebai yang telah diberikan secara bersama-sama dalam setiap kelompoknya.

d. Mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi tari kipas nyambai bebai yang telah dipelajari. e. Melakukan penilaian terhadap

penampilan tari kipas nyambai bebai yang telah dipelajari sebagai hasil kerja masing-masing kelompok.

f. Memeriksa hasil kerja siswi dan diberikan angka rentang 0-100

g. Memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok

6 Kemampuan menutup kegiatan

pembelajaran

a. Meninjau kembali materi yang telah disampaikan

b. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan

c. Memberi kesimpulan kegiatan pembelajaran

(Rusman, 2012 : 99-100) Keterangan :

(65)

47

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Hal ini dikarenakan pada penelitian pengambilan data, observasi dan wawancara dilakukan oleh peneliti itu sendiri. Dalam instrumen penelitian digunakan panduan observasi, panduan dokumentasi, catatan harian, tes praktik dan nontes.

1. Panduan observasi

Lembar pengamatan (observasi) digunakan peneliti pada saat pengamatan, tentang apa saja yang dilihat dan diamati secara langsung.

Tabel 3.7 Jadwal Kegiatan Penelitian Penerapan Model Kooperatif tipe STAD

Pertemuan Ke- Hal Yang Diamati

1 Observasi ke sekolah SD Negeri 1 Way Sindi Karya Penggawa

2 Mewawancarai kepala sekolah dan guru seni budaya serta guru ekstrakulikuler perihal penerapan model koopertif tipe STAD pada tari Kipas Nyambai Bebai di SD Negeri 1 Way Sindi Karya Penggawa

3 Proses penerapan model koopertif tipe STAD dalam pembelajaran tari Kipas Nyambai Bebai pada kegiatan ekstrakulikuler di SD Negeri 1 Way Sindi Karya Penggawa

4 Proses penerapan model koopertif tipe STAD dalam pembelajaran tari Kipas Nyambai Bebai pada kegiatan ekstrakulikuler di SD Negeri 1 Way Sindi Karya Penggawa

5 Proses penerapan model koopertif tipe STAD dalam pembelajaran tari Kipas Nyambai Bebai pada kegiatan ekstrakulikuler di SD Negeri 1 Way Sindi Karya Penggawa

(66)

48

Penggawa

7 Proses penerapan model koopertif tipe STAD dalam pembelajaran tari Kipas Nyambai Bebai pada kegiatan ekstrakulikuler di SD Negeri 1 Way Sindi Karya Penggawa

8 Penilaian hasil penerapan model koopertif tipe STAD dalam pembelajaran tari Kipas Nyambai Bebai pada kegiatan ekstrakulikuler di SD Negeri 1 Way Sindi Karya Penggawa

2. Panduan Pencatatan Lapangan

Panduan catatan lapangan berisi catatan harian yang akan memudahkan peneliti untuk terus mengikuti arah perkembangan kegiatan penelitiannya, untuk memperoleh gambaran bagaimana rencana penelitian dengan perolehan data yang dikumpulkan.

3. Panduan Dokumentasi

Panduan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa foto-foto catatan harian yang menggunakan alat bantu kamera foto.

Dalam penelitian ini terdapat beberapa lampiran foto, yaitu : 1. Foto sekolah

2. Foto guru ekstrakurikuler tari

3. Foto siswi pada saat proses penerapan model kooperatif tipe STAD 4. Lembar Pengamatan Tes Praktik

(67)

49

kooperatif tipe STAD. Lembar tes praktik yang digunakan instrumen yang berupa aspek-aspek penilaian yang sudah ditentukan.

5. Nontes

Teknik nontes digunakan untuk meperoleh data penelitian aktivitas siswi dalam kegiatan ekstrakurikuler tari Kipas Nyambai Bebai melalui penggunaan model kooperatif tipe STAD.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2013 :244). Hasil analisis disusun untuk mendeskripsikan Penerapan Model Kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran tari Kipas Nyambai Bebai pada kegiatan ekstrakurikuler di SD Negeri 1 Way Sindi Karya Penggawa.

Langkah-langkah analisis data pada penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Mengamati aktivitas siswi selama proses pembelajaran tari Kipas Nyambai

Bebai dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD.

2. Menganalisis hasil tes tari Kipas Nyambai Bebai dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD yang dianalisis menggunakan lembar pengamatan tes praktik dengan baik dan benar.

(68)

50

N =

×

skor ideal

4. Menentukan nilai hasil tes praktik yang diakumulasikan, kemudian diukur hasil belajar siswi dalam pembelajaran tari Kipas Nyambai Bebai menggunakan tolak ukur sebagai berikut.

Tabel 3.8 Penentuan Patokan Nilai Untuk Skala Lima Interval Nilai Tingkat

Kemampuan

Keterangan

80-100 66-79 56-65 40-55 30-39

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

Gagal (Arikunto, 2010 : 246)

5. Mereduksi data dengan cara mengumpulkan, merangkum, dan dipilih hal-hal yang pokok yang sesuai untuk dianalisis

6. Membuat kesimpulan data dengan cara mengelola dan menganalisis data-data pada saat observasi, catatan lapangan, dokumentasi, hasil tes praktik serta

(69)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis deskriptif kualitatif dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model kooperatif tipe STAD pada ekstrakurikuler tari di SD Negeri 1 Karya Penggawa Kab. Pesisir Barat sebagai berikut.

(70)

117

praktik berupa hafalan urutan gerak, ketepatan gerak dengan hitungan dan kekompakan dalam kelompok dan aktivitas siswa berupa visual activities, listening activities dan motor activities. Setelah dilakukan kuis guru memberikan penghargaan kepada satu kelompok yang mendapatkan nilai lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya serta mampu memeragakan gerak dengan baik. Model kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran tari Kipas Nyambai Bebai di SD Negeri 1 Way Sindi dapat menambah minat belajar siswi dan memberikan kesempatan kepada siswi untuk lebih mempunyai kebebasan berpendapat dan menyelesaikan masalah serta ditemui kelemahan yaitu pada pembelajaran menggunakan model STAD ini guru kurang memiliki pendekatan kepada siswi sehingga pada saat proses pembelajaran siswi kurang memperhatikan pada saat guru menyampaikan materi pelajaran.

(71)

118

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dapat disarankan :

1. Bagi guru seni budaya agar dapat mengaplikasikan model kooperatif tipe STAD ini ke dalam pembelajaran gerak tari di SD Negeri 1 Way Sindi Karya Penggawa Kab. Pesisir Barat Karena model ini tepat digunakan dalam pembelajaran khususnya pada pembelajaran tari.

2. Kepada guru sebaiknya melakukan pendekatan kepada siswa untuk mengetahui karakteristik dan tingkat kecerdasannya, agar tidak ada siswa dengan kecerdasan rendah semakin tertinggal prestasinya dari siswa lain

3. Untuk selanjutnya hendaknya dibangun suatu aula atau sebuah tempat latihan agar siswa-siswi dalam mengembangkan bakat kemauan dan kemampuannya dibidang seni dapat tersalurkan dengan baik.

(72)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

_______________ 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Beetlestone, Florence. 2012. Creative Learning. Strategi Pembelajaran Untuk Melesatkan Kreativitas Siswa. Bandung : Nusa Media.

Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Jogjakarta: Diva Pres

Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.

Hosnan. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Memahami Berbagai Aspek Dalam Kurikulum 2013. Kata Pena: Surabaya

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Mustika, I Wayan. 2013. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung:

AURA

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta

Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media.

_____________ 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.

Gambar

Tabel 2.1 Ragam Gerak Tari Kipas Nyambai Bebai
Tabel 3.1 Lembar pengamatan aktivitas siswi pada setiap pertemuan
Tabel 3.2 lembar pengamatan tes praktik tari Kipas Nyambai Bebai
Tabel 3.3 Hasil Pengamatan Tes Praktik Individu Berdasarkan Aspek Hafalan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengamatan tinggi tanaman menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata tinggi tanaman antar varietas jagung yang diuji dengan kisaran 140,32–181,13 cm, dimana

Jenis ayam lokal yang umum dipelihara pemilik ayam kabupaten Bogor dan Wonosobo yaitu ayam kampung, pelung, bangkok, gaga’, birma, arab, dan kate.. Preferensi masyarakat terhadap

[r]

rendah peri ngkat nya, bersif at lunak, mudah diremas, mengandung kadar air yang t inggi (10-70%), t erdiri at as bat ubara coklat muda lunak ( sof t brown coal ) dan bat

[r]

Assuming that the expectations theory holds, what does the market expect the yield on 2-year Treasury securities to be five years from

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, diminta kepada Saudara untuk membawa seluruh data asli perusahaan yang sesuai dengan Data Isian Kualifikasi Perusahaan yang saudara kirimkan

terhadap pengungkapan intellectual capital perusahaan yang melakukan. IPO serta diharapkan pula penelitian ini dapat menjadi salah