ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN
ALAT PERAGA GAMBAR DI KELAS V SD NEGERI 2 SUKABUMI BANDAR LAMPUNG
Oleh: ITARIANTI
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penelitian yang berkaitan dalam kawasan bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kelas untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru serta meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada mata palajaran matematika di kelas V SDN 2 Sukabumi Bandar Lampung menggunakan alat peraga gambar. Penelitian dilaksanakan melalui 2 siklus, dengan satu siklus dua kali pertemuan. Setiap siklus dilaksanakan berdasarkan empat tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dari hasil observasi, setiap siklus mengalamai peningkatan aktivitas siswa dengan persentase yaitu, 58%, 67,2%, 80,8%, 90,8% terjadi peningkatan sebesar 32,8%. Sedangkan peningkatan ketuntasan belajar siswa dengan persentase yaitu 60%, 66%, 72%, 78% terjadi peningkatan sebesar 12%, dan rata-rata nilai setiap siklus yaitu 6,72, 7,12, 7,50, 7,56 terjadi peningkatan sebesar 0,84.
Berdasarkan penelitian dan pembahasan bahwa penggunaan alat peraga gambar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 2 Sukabumi Bandar Lampung.
DAFTAR TABEL ………..………. ix
DAFTAR GAMBAR ……….……….. x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……….………. 1
1.2 Identifikasi Masalah ..………..………. 4
1.3 Rumusan Masalah ..……….. 5
1.4 Tujuan Penelitian ..………. 5
1.5 Manfaat Penelitian ………. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar ……….….……….. 6
2.2 Belajar dan Pembelajaran ……....……….…… 7
2.3 Presasi Belajar ………..……….. 8
2.4 Metode Pembelajaran ……….……..………. 8
2.4.1 Pengertian Metode Pembelajaran ……….……. 8
2.4.2 Macam-macam Metode Mengajar ……….…… 9
2.4.3 Penentuan Metode ………….……… 9
2.5 Alat Peraga... ……….………... 10
2.5.1 Pengertian Alat Peraga. ...……….……… 10
2.5.2 Fungsi Alat Peraga ...….……….……… 11
2.5.3 Alat Peraga Gambar Bangun Datar ... ……….……….……. 12
2.6 Hipotesis Tindakan ………. 15
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ………..……….… 16
3.2 Subjek Penelitian ....……….………. 16
3.3 Prosedur Penelitian ……….………...……… 16
3.3.1 Tindakan Siklus I ...………..……….……….. 17
3.3.2 Tindakan Siklus II ...…………..…….……….. 20
3.4 Teknik Pengumpulan Data ….………...……… 22
3.5 Teknik Analisa Data …..……… 23
3.6 Indikator Keberhasilan ... 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Lokasi Penelitian. …...……….………..….……….. 25
4.2 Deskripsi Siklus ... ………... ……….….……… 25
4.2.1 Deskripsi Siklus I ...……… 25
4.2.2 Temuan Siklus I Pertemuan 1……….…….. 28
4.2.3 Deskripsi Siklus I Pertemuan 2 ……….…... 33
4.2.4 Temuan Siklus I Pertemuan 2 ……….……. 35
4.2.5 Deskripsi Siklus II Pertemuan 1 .……….………….…... 38
4.2.7 Deskripsi Siklus II Pertemuan 2 ..……….…... 44
4.3 Pembahasan …………...……….………...……… 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan…..……….……….. 51
5.2 Saran ……….. 52
DAFTAR PUSTAKA ... 53
LAMPIRAN ... 54
1. Surat Izin Penelitian ... 55
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 56
3. Hasil Penelitian ... 65
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Proses belajar mengajar merupakan bagian dari kegiatan guru disekolah. Proses
belajar mengajar bertujuan menyampaikan informasi, pengetahuan, dan
pengalaman kepada peserta didik. Menurut Krisna (2009:2) pembelajaran adalah
usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan
didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama
dan karena adanya usaha. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan
pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa komponen:
1. Siswa yaitu seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan
isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2. Guru yaitu seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan
peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar
yang efektif.
3. Tujuan yaitu pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik,
afektif) yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran.
4. Isi Pelajaran yaitu segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang
2
5. Metode yaitu cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untukmencapai tujuan.
6. Media yaitu bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan
untuk menyajikan informasi kepada siswa.
7. Evaluasi yaitu cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan
hasilnya.
Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
menuntut adanya partisipasi aktiv dari seluruh siswa. Jadi, kegiatan belajar
berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar
suasana kelas lebih hidup. Upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas
dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru
kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh
peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa
dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat
memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada
gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal.
Kenyataan yang ada pada saat ini bahwa dalam komunikasi sering terjadi
penyimpangan sehingga proses belajar mengajar menjadi tidak efektif dan efisien.
Keadaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, ada kecenderungan
verbalisme, ketidaksiapan peserta didik, kurang minat peserta didik, kurangnya
Selain itu proses belajar mengajar tidak efektif dikarenakan, sebagian guru belum
sepenuhnya menerapkan model-model pembelajaran yang lebih menarik dan
menantang kreativitas siswa melainkan guru masih menerapkan pembelajaran
yang bersifat monoton dan membosankan, masih menggunakan metode ceramah
sebagai pengantar pesan kepada siswa, hal ini mengakibatkan pengaruh tidak baik
untuk siswa mengeksplorasi pengetahuannya sendiri. Dalam Penelitian tindakan
kelas ini peneliti megambil tindakan dengan menggunakan alat peraga yang tepat
dengan mengguakan benda konkrit agar siswa lebih mudah menerima materi yang
diberikan guru serta dalam pembelajaran menerapkan pembelajaran yang tidak
membosankan salah satunya dengan Pembelajaran yang Aktiv, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan.
Dari pengamatan guru selama proses pembelajaran berlangsung selama ini tampak
hanya sekitar 36% siswa kelas VB yang mencapai nilai KKM (65).
Untuk lebih jelas nilai siswa tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 1.1 Nilai matematika kelas VB SDN 2 Sukabumi Bandar Lampung No Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan
1 0-20 0 0% Tidak Tuntas 2 21-40 7 28% Tidak Tunas 3 41-64 9 36% Tidak Tunas 4 65-80 5 20% Tuntas 5 81-100 4 16% Tuntas
Jumlah 25 100
Rendahnya hasil belajar tersebut diduga akibat motivasi dan cara penyampaian
materi yang tidak tepat dan membosankan. Hal ini perlu dilakukan perbaikan
untuk mengatasi masalah di atas, salah satunya adalah dengan menggunakan alat
peraga gambar dan benda konkrit seperti bangun datar persegi panjang dan
4
meningkatkan kemampuan siswa tidak hanya menggunakan alat peraga tetapi juga
dibutuhkan guru yang professional. Guru yang professional dapat membuat alat
peraga yang menarik dan juga skenario pelajaran yang menyenangkan.
Seorang guru yang profesional adalah menguasai kemampuan dan keterampilan
diantaranya yaitu kemampuan menguasai bahan ajar, kemampuan dalam
mengelola kelas, kemampuan dalam menggunakan metode, media dan sumber
belajar, kemampuan untuk melakukan penilaian.
Menggunakan alat peraga gambar bangun datar persegi panjang dan segitiga pada
pelajaran matematika di kelas V SD Negeri 2 Sukabumi diharapkan mampu
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, sehingga diperoleh hasil yang
maksimal. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengadakan penelitian
dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Pada Sifat – Sifat
Bangun Datar Menggunakan Alat Peraga Gambar di Kelas V SD Negeri 2
Sukabumi Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013”.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka
permasalahan yang ada dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Sebagian siswa kelas V SD Negeri 2 Sukabumi Bandar Lampung, memiliki
nilai dibawah KKM yang ditetapkan, terutama pada pelajaran matematika.
2. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan kurang menarik, berlangsung
membosankan
3. Interaksi yang terjadi hanya satu arah karena guru yang dominan aktif,
4. Ketidaksiapan peserta didik, kurang minat peserta didik dan kurangnya sarana
dan prasarana pembelajaran.
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka perumusan masalah yang
diajukan dalam penelitian ini adalah:
Aapakah penggunaan alat peraga gambar bangun datar dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa tentang sifat – sifat bangun datar di kelas V SD
Negeri 2 Sukabumi Bandar Lampung?
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran matematika menggunakan alat peraga gambar
bangun datar persegi panjang dan segitiga kelas V SD Negeri 2 Sukabumi Bandar
Lampung.
1.5Manfaat Penelitian
1. Melatih siswa agar aktif dalam proses pembelajaran. dan mampu memahami
materi tentang bangun datar persegi panjang dan segitiga
2. Dapat memotivasi guru untuk lebih kreatif dan inofatif sehingga dapat
meningkatkan kinerjanya
3. Diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan kerjasama antar guru
dengan warga sekolah
4. Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
.
2.1 Aktivitas Belajar
Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas.
Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi
belajar mengajar Sardiman (2004: 93). Dalam aktivitas belajar ada beberapa
prinsip yang berorientasi pada pandanagan ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa
lama dan modern.
Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh guru sedangkan
menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa. Aktivitas
merupakan bagian yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Pada
prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan
kegiatan Sardiman (2004: 93). Aktivitas siswa tidak hanya cukup mendengarkan
dan mencatat seperti lazimnya terdapat di sekolah – sekolah tradisional. Belajar
adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk meemperoleh perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya Slameto (1995: 2). Dalam proses pemeblajaran,
Penerimaan jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu akan berlaku begitu saja,
tetapi dipikirkan, diolah, kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda
seperti siswa akan bertanya, mangajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan
guru Slameto (1995: 36). Bila siswa menjadi partisipan yang aktif, maka ia akan
memiliki pamahaman yang lebih baik. Dalam kegiatan pembelajaran, perhatian
siswa merupakan kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan.
Kegiatan atau aktivitas siswa bermanfaat bagi siswa yaitu siswa memperoleh
pengalaman langsung, memupuk kerjasma, displin belajar, kemampuan berfikir
kritis dan suasana pembelajaran di kelas menjadi hidup dan dinamis Hamalik
(2002: 74).
Siswa dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan yang sesuai
dengan tujuan belajarnya, untuk itu aktivitas siswa dalam pembelajaran perlu
diperhatikan.
2.2Belajar dan Pembelajaran
Menurut Hamalik (2002: 28), belajar adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku
individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut
adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional,
hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.
Sedangkan menurut Sardiman (2003: 22) menyatakan: “Belajar merupakan suatu
proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin
8
Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap
semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu
tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati,
dan memahami sesuatu yang dipelajari.
2.3 Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar,
karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil
dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar
harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Menurut (Winkel, 1996:
162) Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan
seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang
dicapainya. Prestasi belajar sesuai dengan tingkat keberhasilan dalam
memepelajari materi yang dinyatakan dalam bentuk nilai.
2.4 Metode Pembelajaran
2.4.1 Pengetian Metode Pembelajaran
Pemeberian kecakapan dan penegtahuan kepada murid - murid yang merupakan
proses pengajatan dilakukan guru – guru di sekolah dengan menggunakan cara –
cara atau metode tertentu. Cara – cara demikianlah yang dimaksudkan sebagai
metode pengajaran. Metode pengajaran adalaah cara – cara pelaksanaan daripada
suatu proses pengajaran, atau soal bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran
diberikan kepada murid – murid di sekolah. Subroto (1997: 148). Metode adalah
(Djamarah dan Zain, 1997:53). Dapat disimpulkan metode adalah cara yang
dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.
2.4.2 Macam – macam Metode Mengajar
Secara umum ada beberapa macam metode diantaranya metode ceramah, metode
diskusi, metode demonstrasi, metode penugasan, metode sosiodrama, metode
latihan, metode kerja kelompok, metode proyek, metode karyawisata, metode
tanya jawab, metode eksperimen, metode kisah atau cerita, metode tutorial,
metode praktek, dan metode inkuiri.
2.4.3Penentuan Metode
Dalam proses belajar mengajar guru harus selalu mencari cara-cara baru untuk
menyesuaikan pengjarannya dengan situasi yang dihadapi. Metode- Metode yang
digunakan pun haruslah bervariasi untuk menghindari kejenuhan pada siswa.
Namun metode yang bervariasi ini tidak akan menguntungkan bila tidak sesuai
dengan situasinya.
Sedangkan kriteria pemilihan metode menurut Slameto (1995: 98) adalah:
a. Tujuan pengajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat ditunukan siswa
setelah proses belajar mengajar.
b. Materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran yang berupa
fakta yang memerlukan Metode yang berbeda dari Metode yang dipakai untuk
10
c. Besar kelas (jumlah kelas), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti
pelajarandalam kelas yang bersangkutan. Kelas dengan 5-10 orang siswa
memerlukan Metode pengjaran yang berbeda dibndingkan kelas dengan
50-100 orang siswa.
d. Kemampuan siswa, yaitu kemampuan siswa menagkap dan mengembangkan
bahan pngajarana yang diajarkan. Hal ini banyak tergantung pada tingkat
kematangan siswa baik mental,fisik dan intelektualnya.
e. Kemampuan guru, yaitu kemampuan dalam menggunkan berbagai jenis
Metode pengajaran yang optimal.
f. Fasilitas yang tersedia, bahan atau alat bantu serta fasilitas laian yang dapat
digunakan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran.
Waktu yang tersedia, jumlah waktu yang direncanakan atau alokasikan untuk
menyajikan bahan pengajaran yang sudah ditentukan. Untuk materi yang banyak
akan disajikan dalam waktu yang singkat memerlukan metode yang berbeda
dengan bahan penyajian yang relative sedikit tetapi waktu penyajian yang relative
cukup banyak.
2.5 Alat Peraga
2.5.1 Pengertian Alat Peraga
Salah satu cara untuk meminimalkan hambatan dalam pembelajaran adalah
dengan menggunakan cara yang tepat. Diantaranya dengan menggunakan alat
peraga. Hal ini dikarenakan matematika mempunyai kajian yang bersifat abstrak.
dapat menyelesaikan persoalan yang ada dimasyarakat yaitu dalam berkomunikasi
sehari-hari seperti berhitung, mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data
dengan menggunakan alat. Ini berarti bahwa alat peraga dalam suatu pembelajaran
sangat menunjang. Nana Sudjana berpendapat bahwa dengan menggunakan alat
peraga dapat menambah minat dan perhatian siswa untuk belajar serta
memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha
sendiri pada diri siswa Sudjana (2000:100).
2.5.2 Fungsi Alat Peraga
Pada dasarnya anak belajar melalui sesuatu yang konkrit. Untuk memahami
konsep abstrak anakmemerlukan benda-bendakonkrit sebagai perantara atau
visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai melalui tingkatan belajar yang
berbeda-beda, bahkan orang dewasa pun pada umumnya sudah dapat memahami konsep
abstrak, pada keadaan tertentu sering memerlukan visualisasi. Nasution (1995)
menyatakan bahwa maksud dan tujuan peragaan adalah memberikan variasi dalam
cara guru mengajar dan memberikan lebih terwujud, lebih terarah untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Pada pembelajaran matematika dalam konsep abstrak akan
dapat dipahami dan tahan lama pada siswa bila belajar melalui berbuat dari
pengertian, bukan hanya mengingat-ingat fakta. Untuk itu dalam pembelajaran
matematikka fungsi alat peraga menurut Russefendi (2009: 101) adalah sebagai
12
1. Proses pembelajaran termotivasi, baik murid maupun guru, dan utamanya
minat siswa akan timbul. Mereka akan senang, terangsang dan tertarik
sehingga akan bersikap positif terhadap pelajaran matematika.
2. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkrit sehingga lebih
mudah dipahami dan dimengerti serta dapat ditanamkan pada tingkat yang
lebih rendah.
3. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda dialam
sekitar lebih dapat dipahami.
4. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkrit yaitu
dalam bentuk model matematika yang dapat dipakai sebagai objek
penelitian.
2.5.3 Alat Peraga Gambar Bangun Datar
Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus
atau lengkung. (Roji, 1997). Bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun
yang rata yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar, tetapi tidak
mempunyai tinggi atau tebal (Hambali,1996).
Berdasarkan pengertian diatas dapat ditegaskan bahwa bangun datar merupakan
bangun dua dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar, yang dibatasi oleh
garis lurus atau lengkung.
Bangun datar merupakan sebutan untuk bangun-bangun dua dimensi.
Satuan Panjang: kilometer (km), hektometer (hm), Decameter (dam), meter (m), desimeter (dm), centimeter (cm), Milimeter (mm) dll }
Satuan Luas :{ kilometer persegi (km2), hektometer persegi (hm2/ hektar), meter persegi (m2), dll }.
Satuan Panjang biasa digunakan untuk panjang sisi-sisi bangun datar dan keliling
bangun datar. Sedangkan Satuan Luas digunakan untuk luas bangun datar.
Sifat-Sifat Bangun Datar a. Persegi Panjang
Mempunyai empat titik sudut
Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar
Mempunyai empat buah sudut siku-siku Jadi Persegi adalah bangun datar yang
mempunyai sisi yang sama panjang dan ke empat sudutnya sama besar Persegi
panjang adalah bangun datar yang mempunyai sisi yang berhadapan sama panjang
dan sejajar serta mempunyai empat buah sudut siku-siku. Yunita Maya (2008:1)
14
Segitiga adalah bangun datar yang dibentuk oleh tiga titik yang tidak segaris.
Segitiga adalah bangun datar yang memiliki tiga sisi dan tiga titik sudut. Segitiga
ada bermacam-macam seperti disebutkan di bawah ini. Tiap jenis segitiga itu
memiliki sifat-sifat masing-masing.
Setiap segitiga jumlah sudut-sudutnya adalah 180º. Mari kita buktikan dengan
• Gambar sembarang segitiga pada sehelai kertas.
• Gungtinglah segitiga itu menjadi 3 bagian yang sudut-sudutnya berbeda.
• Buat sebuah garis lurus pada kertas lain. Tentukan sebuah titik pada garis itu.
• Atur guntingan segitiga tadi dengan meletakkan titik sudutnya pada titik di garis.
Sutomo (2010:4-6)
2.6 Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
Jika pembelajaran Matematika dilakukan menggunakan alat peraga, maka
aktivitas dan prestasi belajar siswa di SD Negeri 2 Sukabumi Bandar
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Negri 2 Sukabumi Bandar Lampung.
3.1.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan (Januari s/d Maret 2013). Waktu
dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada
semester II tahun pelajaran 2012/2013.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Sukabumi Bandar
Lampung dengan jumlah siswa 25 orang. Yang terdiri dari 12 orang siswa
laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam 2 siklus, tiap silus terdiri atas 2x
pertemuan. Tiap-tiap pertemuan terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Suharsimi (2007: 105) dapat digambarkan
3.1 Model Sikus Penelitian Suharsimi (2007:105)
3.3.1 Tindakan siklus I 3.3.1.1 Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru atau peneliti menentukan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai dengan menentukan standar kompetensi sesuai dengan materi yang
akan diajarkan. Pembelajaran dirumuskan berdasarkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dengan membuat perangkat pembelajaran diantaranya pemetaan,
silabus, alat peraga, alat evaluasi atau soal tes, serta lembar observasi aktivitas
siswa dan kinerja guru (terlampir).
3.3.1.2 Pelaksanaan
Perencanaan
18
Pelaksanaan tindakan pembelajaran dilakukan berdasarakan perencanaan yang
telah dibuat guru. Kegiatan pada siklus I diantaranya meliputi:
1. Kegiatan awal
a) Kegiatan awal yang dilakukan peneliti adalah dengan memberikan
motivasi kepada siswa agar lebih semangat dan mengerti tujuan yang
harus dicapai seteleh proses pembelajaran berakhir.
b) Apersepsi dengan menghubungkan materi pokok dengan kehidupan
sehari-hari
c) Menggali pengetahuan siswa dengan bertanya jawab tentang materi yang
akan dipelajari
2. Kegiatan inti
a) Peneliti memberikan penjelasan materi tentang bangun datar menggunakan
beberapa contoh alat peraga bangun datar seperti penggaris, buku, dan
lain-lain.
b) Untuk lebih memfokuskan perhatian siswa pada materi pembelajaran,
peneliti mengajak siswa untuk ikut terlibat langsung dalam pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga yang telah disediakan guru.
c) Guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan
memberikan permainan tebak benda berdasarkan ciri-cirinya
d) Selama proses pembelajaran guru melakukan pengamatan aktivitas siswa
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat guru.
e) Kegiatan selanjutnya adalah peneliti memberikan soal-soal latihan baik
yang mudah, latihan terkontrol dikerjakan bersama-sama dengan bantuan
peneliti.
f) Setelah latihan terkontrol, kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan
latihan mandiri. Latihan mandiri ini dikerjakan siswa secara mandiri pada
buku tulis siswa masing-masing. Dalam kesempatan ini peneliti
mengamati dan memantau kegiatan pembelajaran dan kemandirian siswa.
3. Kegiatan akhir
a) Pada akhir pembelajaran peneliti membuat kesimpulan materi
b) Memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah yang harus dikerjakan
secara individual
3.3.1.3 Observasi
Pada tahap observasi ini peneliti mengamati dan mencatat kelemahan atau kendala
dan kebaikan selama proses pembelajaran berlangsung yang akan direvisi pada
siklus berikutnya dengan tujuan agar pembelajaran pertemuan berikutnya lebih
baik.
3.3.1.4 Refleksi
Pada tahap rfeleksi peneliti dan teman sejawat mendiskusikan kembali apa saja
yang harus direvisi untuk tindakan selanjutnya agar lebih baik, dengan
menggunakan data-data yang diperoleh pada tahap observasi. Refleksi ini
bertujuan untuk landasan membuat rancangan pembelajaran selanjutnya agar lebih
20
3.3.2 Tindakan Siklus II 3.3.2.1 Perencanaan
Pada tindakan siklus II, perencanaan yang dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus
I dengan memperhatikan hambatan-hambatan yang ditemukan pada siklus I.
Tujuan pada siklus II berorientasi pada siklus I, yaitu mengidentifikasi masalah
yang muncul pada siklus I yang belum teratasi dan penetapan alternative
pemecahan masalah, menentukan indikator pencapaian hasil belajar,
pengembangan program tindakan II, menentukan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dengan menentukan standar kompetensi sesuai dengan materi yang akan
diajarkan. Pembelajaran dirumuskan berdasarkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dengan membuat perangkat pembelajaran diantaranya pemetaan,
silabus, alat peraga, alat evaluasi atau soal tes, serta lembar observasi aktivitas
siswa dan kinerja guru (terlampir).
3.3.2.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pembelajaran dilakukan berdasarakan refleksi yang telah
direvisi pada siklus I. Kegiatan pada siklus II diantaranya meliputi:
a) Kegiatan awal yang dilakukan peneliti adalah dengan memberikan
motivasi kepada siswa agar lebih semangat dan mengerti tujuan yang
harus dicapai seteleh proses pembelajaran berakhir.
b) Apersepsi dengan menghubungkan materi pokok dengan kehidupan
sehari-hari
c) Menggali pengetahuan siswa dengan bertanya jawab tentang materi yang
akan dipelajari
d) Review atau melanjutkan pelajaran terlebih dahulu yang tidak lengkap
2. Kegiatan inti
a) Peneliti memberikan penjelasan materi tentang bangun datar menggunakan
beberapa contoh alat peraga bangun datar seperti penggaris, buku, dan
lain-lain.
b) Untuk lebih memfokuskan perhatian siswa pada materi pembelajaran,
peneliti mengajak siswa untuk ikut terlibat langsung dalam pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga yang telah disediakan guru.
c) Guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan
memberikan permainan tebak benda berdasarkan ciri-cirinya
d) Selama proses pembelajaran guru melakukan pengamatan aktivitas siswa
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat guru.
e) Kegiatan selanjutnya adalah peneliti memberikan soal-soal latihan baik
latihan terkontrol maupun latihan mandiri. Soal-soal latihan dimulai dari
yang mudah, latihan terkontrol dikerjakan bersama-sama dengan bantuan
22
f) Setelah latihan terkontrol, kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan
latihan mandiri. Latihan mandiri ini dikerjakan siswa secara mandiri pada
buku tulis siswa masing-masing. Dalam kesempatan ini peneliti
mengamati dan memantau kegiatan pembelajaran dan kemandirian siswa.
Kegiatan akhir
a) Pada akhir pembelajaran peneliti membuat kesimpulan materi
b) Memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah yang harus dikerjakan
secara individual
3.3.2.3 Observasi
Pada tahap observasi ini peneliti mengamati dan mencatat kelemahan atau kendala
dan kebaikan selama proses pembelajaran berlangsung yang akan direvisi pada
siklus berikutnya dengan tujuan agar pembelajaran pertemuan berikutnya lebih
baik.
3.3.2.4 Refleksi
Pada tahap rfeleksi peneliti dan teman sejawat mendiskusikan kembali apa saja
yang harus direvisi untuk tindakan selanjutnya agar lebih baik, dengan
menggunakan data-data yang diperoleh pada tahap observasi. Refleksi ini
bertujuan untuk landasan membuat rancangan pembelajaran selanjutnya agar lebih
terorganisasi denga baik.
Pengumpulan data diperoleh melalui langkah sebagai berikut:
a. Observasi
Menurut Ahmad (2008: 107) Observasi adalah kegiatan pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala
yang diselidiki. Observasi atau pengamatan selama pembelajaran berlangsung
dengan cara memberi tanda ceklis (√) pada setiap aspek yang diamati dengan
kategori yang ditentukan pada lembar observasi (terlampir)
b. Test hasil belajar
Test dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran pada setiap siklusnya. Tes
dilakukan dengan menggunakan lembar soal. Tes ini digunakan untuk
memperoleh data tentang ketercapaian hasil belajar siswa setelah melaksanakan
pembelajaran.
3.5Teknik Analisa Data 1.Analisa Kualitatif
Analisa data kualititaif pada penelitian ini, menggunakan analisa deskrpitif
kualitiatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan
atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui
aktvitas belajar siswa setiap siklus menggunakan lembar observasi.
2. Analisa Kuanititatif
Analisa data kuantitatif untuk menganalisa perolehan hasil belajar siswa dengan
menggunakan tes pada setiap siklus. Untuk memeproleh hasil belajar siswa dapat
24
X = ∑X : ∑N
Keterangan:
X : Nilai Rata-rata
∑X : Jumlah semua nilai
∑N : Jumlah siswa
b. Penilaian ketuntasan belajar
P = ∑siswa yang tuntas belajar : ∑ siswa X 100%
Siswa dapat dikategorikan aktif dan tuntas apabila rata-rata hasil belajar mencapai
nilai KKM (65).
3.6Indikator keberhasilan
Indikator keberhasilan pada penelitian tindakan kelas ini tentang sifat-sifat bangun
datar yaitu siswa dapat menjelaskan sifat-sifat dari bangun datar yaitu segitiga dan
persegi panjang. Serta dapat menyebutkan dan membedakan bangun datar
berdasarkan sifat-sifatnya. Siswa dinyatakan aktif jika nilai rata-rata siswa
mencapai ≥ 75%, siswa dinyatakan tuntas jika nilai hasil belajar siswa mencapai ≥
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, berikut kesimpulan pemahaman
siswa tentang cara meningkatkan pengetahuan menggunakan alat peraga pada
mata pelajaran matematika di kelas V SDN 2 Sukabumi Bandar Lampung:
1. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika sangat menunjang
program pembelajaran yang telah direncanakan
2. Dengan menggunakan alat peraga, siswa lebih aktif dan suasana belajar
lebih menyenangkan sehingga pembelajaran berlangsung tidak
membosankan serta meningkatkan adanya kerjasama untuk menyelesaikan
permasalahan yang diberikan guru. Selain itu terjalin hubungan yang baik
antar siswa dengan siswa, siswa dengan kelompok, dan siswa dengan
peneliti.
3. Tingginya peluang hubungan guru dan siswa untuk bertanya jawab secara
terbuka.
4. Pengaruh pembelajaran matematika menggunakan alat peraga dapat
meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari terus
meningkatnya hasil dan aktifitas siswa serta kinerja guru pada setiap
52
a. Penggunaan alat peraga dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa.
Peningkatan yang terjadi pada siklus I dan II sebesar 14,4%.
b. Penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, baik dari peningkatan persentase ketuntasan secara klasikal maupun nilai
rata-rata dengan peningkatan sebesar 12%.
c. Penggunaan alat peraga dapat meningkatkan kreatifitas guru dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
5.2 Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, berikut saran-saran dalam uapaya peningkatan
aktifitas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan
menggunakan alat peraga sebagai beikut:
1. Saran untuk guru
a. Dalam mengembangkan langkah-langkah pembelajaran hendaknya
mengoptimalkan penggunaan alat peraga dengan tepat dan sesuai sehingga
dapat mengoptimalkan waktu yang digunakan untuk mengadakan evaluasi
dengan tepat.
b. Kemampuan penggunaan alat peraga tidak cukup sekali dikuasai. Dengan
demikian g uru harus berusaha untuk mencoba lagi.
c. Diharapkan guru melakukan diskui bertukar pendapat dan pengalaman
untuk meningkatkan dan menyebarluaskan hasil pengembangan proses
d. Dalam menentukan prestasi siswa dalam pembelajaran matematika tidak
hanya berorientasi kepada hasil belajar akan tetapi mempertimbangkan
kemampuan proses pembelajaran.
2. Saran untuk sekolah
a. Hendaknya kepala sekolah menyediakan sarana yang diperlukan dalam
proses pembelajaran
b. Menyediakan ruang untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan
kegiatan praktik.
c. Menyediakan alat peraga yang cukup khususnya yang berhubungan
dengan pembelaaran matematika
3. Siswa
Untuk siswa SDN 2 Sukabumi Bandar Lampung khusunya siswa kelas V
agar lebih giat lagi dalam belajar matematika dan lebih percaya diri dalam
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamrah, Syaiful Bahri. dan Aswin Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2002. perencanaan pengajaran berdasar pendekatan sistem. Bandung: Bumi Aksara.
Hambali, Julius dkk. 1996. Pintar Matematika. Jakarta : Dunia Pustaka jaya
Khotimah. 2009. Penilaian Nilai Hasil Belajar. Jakarta: Grafindo Persada.
Krisna. 2009. Pengertian dan Ciri-Ciri Belajar.
http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri
pembelajaran/ (27/06/12).
Maya,Yunita. 2008. Sifat Bangun Datar.
http://www.crayonpedia.org/mw/Sifat_bangun_datar ( 27/06/12).
Roji, Imam. 1997. Belajar Matematika. Bandung: Yayasan Nuansa Cendikia.
Roseffendi,dkk. 2000.Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Aji Cakra.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Subroto, Suryo. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Surakhmad, Winarno 1997. Jenis-Jenis Penelitian. Surabaya: PT. Bina Ilmu.
Sutomo. 2010.Materi Kelas V SD Memahami Sifat-Sifat bangun dan Hubungan Antar bangun. sd- memahami-sifat-sifat-bangun-dan-hubungan-antarbangun/