• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA KONSENTRASI GAS CO2 DALAM BOX CONTAINER YANG DITAMBAH UDARA DAN CO2 EKSTERNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POLA KONSENTRASI GAS CO2 DALAM BOX CONTAINER YANG DITAMBAH UDARA DAN CO2 EKSTERNAL"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

POLA KONSENTRASI GAS CO2 DALAM BOX CONTAINER YANG DITAMBAH UDARA DAN CO2 EKSTERNAL

Oleh M. RifkyIsnanto

Salah satu aspek penting dalam pengembangan pertanian adalah pada penanganan pasca panen. Hal ini terkait dengan masalah kehilangan hasil yang tinggi, mutu yang rendah, dan harga komoditi tersebut. Pada prinsipnya penyimpanan buah dan sayur dilakukan untuk mengendalikan laju proses metabolisme dan untuk memperpanjang umur simpan. Penyimpanan dengan modified atmosphere storage

(MAS) atau pun controlled atmosphere storage (CAS) adalah suatu teknologi untuk memperpanjang umur simpan dari buah-buahan dan sayur-sayuran. Dengan system ini gas-gas penyusun atmosfer penyimpanan diubah komposisinya menjadi berbeda dengan udara di sekeliling kita.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola konsentrasi gas CO2 dalam box

container yang akan digunakan dalam penyimpanan sayuran dan buah-buahan. Penelitian ini dilakukan pada bulan April – Juni 2013 di Laboratorium Daya, Alat, dan Mesin Pertanian Jurusan Teknik Pertanian, Universitas Lampung. Pada penelitian ini udara disuplai dari sebuah kompresor dan gas CO2 dari tabung gas

CO2 yang kemudian akan dimasukkan ke dalam box container yang berdimensi

188 cm × 113 cm × 150 cm selama 2 jam, kemudian dilanjutkan dengan pengambilan sampel di kondisi tanpa pengisian udara dan CO2 selama 4 jam.

Pengambilan sampel dilakukan setiap 15 menit sekali selama proses pengisian udara dan CO2, dan 1 jam sekali dalam proses tanpa pengisian udara dan CO2.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah CO2 pada masing-masing

perlakuan memiliki trend yang hampir sama. Persentase CO2 tertinggi untuk

semua perlakuan terjadi di menit ke-120 dengan kisaran13,85% sampai 16,93%. Persentase CO2 rata-rata tertinggi untuk semua perlakuan sebesar 15,24%.

Sedangkan dikondisi tanpa pengisian, jumlah CO2 akhirnya sebesar 5,92%. Laju

(2)

iii

sedangkan yang terkecil terdapat di perlakuan D, yaitu sebesar 67,45 l/jam. Waktu penurunan jumlah gas CO2 untuk mencapai 1% terlama terdapat di perlakuan A,

(3)

ABSTRACT

THE PATTERN OF CO2 CONCENTRATION IN THE CONTAINER WITH ADDITIONAL OF EXTERNAL AIR AND CO2

By

M. RifkyIsnanto

One of the most important aspect in the enhancement of agricultural crop is influenced by the post-harvest handling. It related to the problem of yield loss, low quality, and low commodity price. Basically, fruit and vegetable storage purposes are to control the rate of metabolic processes and to extend crop life. The modified atmosphere storage (MAS) or controlled atmosphere storage (CAS) is a technology to extend the shelf life of fruits and vegetables. With this system, we modified the composition of atmosphere storage in order to differ it with the normal atmospheric condition.

The purpose of this study is to determine the pattern of CO2 concentration in the

box container that will be used in the storage. This research was conducted in April - June 2013 The Power Laboratory, Equipment, Agricultural Machinery Agricultural Engineering Department, University of Lampung. In this study, the air were supplied from a compressor and CO2 from CO2 gas cylinder which will

then be put into the box container with 188 cm × 113 cm × 150 cm dimensions for 2 hours, followed by sampling in conditions without charging the air and CO2 for

4 hours. The sampling was carried out every 15 minutes or so during the charging process air and CO2, and 1 hour once the charging process without air and CO2.

The results of this study indicate that the total of CO2in each treatment had a

similar trend. The highest percentage of CO2 for all treatments occurred in the

minute of 120 with specific range between 13,85% to 16,93%. Furthermore, the highest average of CO2 percentation for all treatments is about 15,24%. While in

the conditions without charging, the amount of CO2 finally at 5,92%. The largest

CO2 rate loss occured at treatment C and F for about 76,34 l/h, on the other hand,

the smallest loss happened in the treatment D in the value of 67,45 l/h. Moreover, the decreasing period of CO2 reached 1% for the longest in which contained at

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 14 Desember 1989

yang merupakan anak kedua dari 3 bersaudara dari pasangan Bapak

Sudarto dan Ibu Istiqomah.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK

Cendrawasih Bandar Lampung pada Tahun 1995, pendidikan sekolah

dasar di SDN 04 Kampung Sawah pada tahun 2001, pendidikan lanjutan di SLTP Negeri 5

Bandar Lampung pada tahun 2004, dan pendidikan menengah atas di SMAN 3 Bandar Lampung

pada tahun 2007. Tahun 2007 pula penulis resmi terdaftar di Jurusan Pertanian Fakultas

Pertanian Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk PerguruanTinggi Negeri

(SNMPTN).

Selama menempuh pendidikan di Universitas Lampung, penulis aktif dalam organisasi

Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian (HIMATEKTAN) Universitas Lampung Periode

2008/2009 dan periode 2009/2010 sebagai anggota Badan Pengawas HIMATEKTAN.

Padatahun 2010 penulis melaksanakan Praktik Umum di Penggilingan Padi Lampung Surya

(9)

Di luar bidang akademis, penulis pernah mengikuti Pra Pekan Olahraga Nasional (Pra PON)

cabang olahraga softball di Yogyakarta pada tahun 2011 dan Pekan Olahraga Nasional (PON)

(10)

Ku persembahkan karya kecil ini sebagai wujud bakti, cinta,

kasih, dan sayangku kepada:

Bapak dan Ibu

KAKAK

dan adik

Seluruh keluarga besarku

Serta almamater tercinta

(11)

MOTO

“Janganlah Kamu Mencari Kekurangan Orang Lain,

Disaat Mereka Bersedia Menerima Kekuranganmu.”

Melihat ke atas sebagai motivasi bukan untuk jadi rendah diri,

dan melihat ke bawah agar lebih bersyukur bukan untuk menjadi

sombong

“Orang-orang yang berhasil tidak hanya keras hati, mereka

juga pekerja keras yang percaya pada kemampuan dirinya”

Seseorang Tidak Akan Pernah Berada Di Puncak Jika Ia Tidak Pernah

Melewati Jalan Yang Mendaki

Keluarga Adalah Orang Yang Paling Pantas Untuk Kita

Cintai Dan Sahabat Adalah Bagian Dari Itu”

“Kegagalan itu adalah hal yang biasa, tapi Kegagalan

yang sesungguhnya adalah saat kita menyerah dan

(12)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat,

rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pola Konsentrasi Gas CO2 Dalam Box Container yang Ditambah Udara

dan CO2 Eksternal”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi

Besar Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak

langsung. Atas bantuan yang telah diberikan dari awal hingga terselesaikannya

skripsi ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir, Agus Haryanto, M. P., selaku Pembimbing I dan ketua Jurusan

Teknik Pertanian, yang telah memberikan banyak nasehat dan masukan dalam

hal akademik sehingga penulis mampu menyelesaikan pendidikan di

Universitas lampung dengan cukup baik.

2. Ibu Dwi Dian Novita, S.T.P, M.Si., selaku Pembimbing II, yang telah rela

meluangkan waktu serta memberi masukan dalam penyusunan skripsi sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Bapak Dr. Ir. Tamrin, M.S., selaku Pembahas dalam skripsi, yang telah

memberikan saran dan kritik yang membangun bagi penulis sehingga skripsi

(13)

4. Seluruh dosen dan karyawan Teknik Pertanian Universitas Lampung atas

semua sumbangsih yang telah diberikan kepada penulis.

5. Saudara-saudara angkatan 2007 yang telah berbagi suka dan duka dengan

penulis.

6. Keluarga besar civitas Teknik Pertanian, IKA TEP, kakak tingkat, dan adik

tingkat Teknik Pertanian.

7. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis,

mahasiswa maupun masyarakat sehingga apa yang diinginkan penulis dalam

penyusunan skripsi ini dapat terwujud. Amin.

Bandar Lampung, Desember 2014

Penulis

(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)

1

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu aspek penting dalam pengembangan pertanian adalah pada penanganan

pascapanen. Hal ini terkait dengan masalah kehilangan hasil yang tinggi, mutu

yang rendah, dan harga yang fluktuatif. Pada saat ini, masalah kehilangan pangan

yang disebabkan penurunan produk pasca panen menjadi pusat perhatian banyak

negara di dunia. Kehilangan pascapanen mencapai 10-30 % dari produksi total

tanaman (Soesanto, 2006).

Sayur dan buah akan mengalami perubahan bentuk yang diakibatkan oleh enzim

di dalamnya. Pengaruh oksidasi karena penyimpanan yang salah juga akan

membuat kualitas sayur dan buah menjdi menurun. Pada dasarnya, sayuran dan

buah-buahan setelah dipanen dikatakan masih hidup karena masih melakukan

proses pernafasan seperti halnya kita semua. Proses pernafasan tersebut adalah

pengambilan gas oksigen dari udara yang digunakan untuk pembakaran

bahan-bahan organik, dan mengeluarkan gas karbondioksida (CO2) serta air sebagai hasil

sisa proses pembakaran tersebut. Proses respirasi ini menghasilkan energi yang

digunakan untuk untuk melakukan proses-proses metabolisme lain, misalnya

perubahan warna dari hijau menjadi kuning, pembentukan gula dari pati,

(20)

2

2

Pada prinsipnya penyimpanan buah dan sayur dilakukan untuk mengendalikan

laju proses metabolisme dan untuk memperpanjang umur simpan. Tujuan

penyimpanan buah dan sayuran adalah untuk memperpanjang kegunaan produk,

mengontrol permintaan pasar dan meningkatkan keuntungan (Argo, 2010).

Selama pengangkutan sayuran dan buah-buahan dimasukan ke dalam wadah atau

ruang penyimpanan tertutup rapat, maka akan terjadi perubahan susunan gas

sehingga dalam ruangan tersebut mengalami modifikasi atmosfer. Secara alami

O2 akan menurun dan CO2 akan meningkat karena sayur dan buah-buahan masih

mengalami proses pernafasan atau respirasi, dan bila oksigen dalam ruang

penyimpanan diturunkan maka laju respirasi akan berkurang. Hal inilah yang

menyebabkan umur simpan produk akan bertahan lebih lama.

Penyimpanan dengan modified atmosphere storage (MAS) atau pun controlled

atmosphere storage (CAS) adalah suatu teknologi untuk memperpanjang umur

simpan dari buah-buahan dan sayur-sayuran. Dengan sistem ini gas-gas penyusun

atmosfer penyimpanan diubah komposisinya menjadi berbeda dengan udara di

sekeliling kita. Kesulitan utama sistem ini adalah penyediaan gas N2 dan O2

melalui tabung gas yang jumlahnya terbatas.

Pada penelitian ini gas N2 dan O2 disuplai dari sebuah kompresor dan gas CO2 dari

tabung gas CO2 yang kemudian akan dimasukkan ke dalam box container.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pola penyebaran gas CO2 di dalam box

container tersebut sebelum digunakan untuk penyimpanan buah-buahan dan

(21)

3

3

1.2. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola konsentrasi gas CO2 dalam box

container yang akan digunakan dalam penyimpanan sayuran dan buah-buahan.

1.3. Manfaat

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pola

konsentrasi gas CO2 serta kondisi atmosfer dalam box container sehingga dapat

dijadikan pengetahuan dasar dalam penyimpanan komoditi dengan menggunakan

(22)

4

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Respirasi

Respirasi merupakan suatu aktifitas yang dilakukan oleh mikroorganisme hidup

baik tumbuhan, manusia maupun hewan. Menurut Winarno (2004), respirasi

merupakan proses pernafasan dan metabolisme dengan menggunakan O2 dalam

pembakaran senyawa makromolekul seperti karbohidrat, protein dan lemak yang

akan menghasilkan CO2, air, dan sejumlah energi.

C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + energi

Tumbuhan melakukan respirasi untuk menghasilkan energi guna melakukan

proses fotosintesis. Tumbuhan yang telah mengalami pasca panen akan tetap

mengalami proses respirasi dengan laju yang lebih tinggi dibandingkan saat masih

tertanam dipohonnya. Respirasi yang dilakukan oleh buah akan menghasilkan

panas yang mana sangat penting dalam menghitung kebutuhan refrigerasi dan

ventilasi selama penyimpanan. Laju perusakan komoditas biasanya berbanding

lurus dengan laju respirasinya.

Respirasi adalah suatu proses metabolisme dengan cara menggunakan oksigen

dalam pembakaran senyawa makromolekul seperti karbohidrat, protein dan lemak

(23)

5

senyawa penting yang dapat digunakan untuk mengukur proses respirasi ini

adalah glukosa, ATP, CO2 dan O2 (Winarno, 1981).

Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai

kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus

melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi

di bagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan

cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan

tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari, tumbuhan tidak

akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang

berada di dalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil

hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Pantastico, 1986).

Konsentrasi O2 yang rendah dapat berpengaruh terhadap laju respirasi dan

penurunan proses oksidasi subtrat, pematangan tertunda, dan sebagai akibatnya

umur komoditi menjadi lebih panjang, perombakan klorofil tertunda, produksi

C2H4 rendah, laju pembentukan asam askorbat berkurang, perbandingan

asam-asam lemak tak jenuh berubah, laju degradasi senyawa pektin tidak secepat seperti

dalam udara normal. Bila kandungan CO2 dalam ruang penyimpan bertambah,

jumlah CO2 yang terlarut dan tergabung dengan beberapa zat penyusun dalam sel

pun meningkat (Pantastico, 1986).

Proses respirasi pada buah sangat bermafaat untuk melangsungkan proses

kehidupannya. Proses respirasi ini tidak hanya terjadi pada waktu buah masih

berada di pohon, akan tetapi setelah dipanen buah-buahan juga masih

(24)

6

digunakan pada proses pembakaran yang menghasilkan energi dan diikuti oleh

pengeluaran sisa pembakaran dalam bentuk CO2 dan air.

Jumlah CO2 yang dikeluarkan akan terus menurun, kemudian pada saat

mendekati senescene produksi CO2 kembali meningkat dan selanjutnya menurun

lagi. Buah-buahan yang melakukan respirasi semacam itu disebut buah

klimaterik, sedangkan buah-buahan yang jumlah CO2 yang dihasilkannya terus

menurun secara perlahan sampai pada saat senescene disebut buah non-klimaterik.

Produk pertanian yang berbeda kemungkinan mempunyai laju respirasi yang

berbeda pula, umumnya tergantung pada struktur morfologi dan tingkat

perkembangan jaringan bagian tanaman tersebut. Secara umum, sel‐sel muda

yang tumbuh aktif cenderung mempunyai laju respirasi lebih tinggi

dibandingkan dengan yang lebih tua atau sel-sel yang lebih dewasa. Masa simpan

produk dapat diperpanjang dengan menempatkannya dalam lingkungan yang

dapat memperlambat laju respirasi dan transpirasi melaluipenurunan suhu produk,

mengurangi ketersediaan O2 atau meningkatkan konsentrasi CO2, dan menjaga

kelembaban nisbi yang mencukupi dari udara sekitar produk (Utama, 2001).

Konsentrasi O2 rendah disekitar bahan dapat berpengaruh pada sifat fisiologis

buah-buahan dan sayuran (Pantastisco, 1986), diantaranya yaitu laju respirasi dan

oksidasi subsrtat menurun, pematangan tertunda dan sebagai akibatnya umur

komoditi lebih panjang, perombakan klorofil tertunda dan produksi C2H4 (etilen)

rendah, laju pembentukan askorbat berkurang serta laju degradasi senyawa pektin

(25)

7

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju respirasi terbagi dua, yaitu;

a. Faktor internal

Semakin tinggi tingkat perkembangan organisme, maka akan semakin banyak

jumlah CO2 yang dihasilkan. Susunan kimiawi jaringan mempengaruhi laju

respirasi, pada buah-buahan yang banyak mengandung karbohidrat, maka laju

respirasi akan semakin cepat. Produk yang lebih kecil ukurannya mengalami

laju respirasi lebih cepat daripada buah yang besar, karena mempunyai

permukaan yang lebih luas yang bersentuhan dengan udara sehingga lebih

banyak O2 berdifusi ke dalam jaringan. Pada produk-produk yang memiliki

lapisan kulit yang tebal, laju respirasinya rendah, dan pada jaringan muda

proses metabolisme akan lebih aktif dari pada jaringan lebih tua (Pantastico,

1986).

b. Faktor eksternal

Umumnya laju respirasi meningkat 2-2,5 kali tiap kenaikan 10°C. Pemberian

etilen pada tingkat pra-klimaterik akan meningkatkan respirasi buah klimaterik.

Kandungan oksigen pada ruang penyimpanan perlu diperhatikan karena

semakin tinggi kadar oksigen, maka laju respirasi akan semakin cepat.

Konsentrasi CO2 yang sesuai dapat memperpanjang umur simpan buah-buahan

dan sayuran karena terjadi gangguan pada respirasinya. Kerusakan atau luka

pada produk juga sebaiknya dihindari karena dapat memicu terjadinya respirasi

(26)

8

Buah menurut pola respirasinya, terbagi menjadi 2 kelompok yaitu buah pola

pernafasaan klimaterik dan non-klimaterik. Buah pola pernafasan klimaterik

akan mengalami peningkatan laju produksi etilen dan CO2. Sedangkan buah non-

klimaterik tidak akan mengalami peningkatan laju produksi etilen dan CO2.

Etilen merupakan suatu hormon berbentuk gas yang dihasilkan secara alami oleh

buah- buahan yang mana gas tersebut dapa menyebabkan perubahan- perubahan

karakteristik tertentu.

2.2. Modified Atmosphere Storage (MAS)

Modifikasi komposisi udara dilakukan dengan menurunkan kadar oksigen dan

atau meningkatkan kandungan karbon dioksida (CO2). Kadang-kadang masih

diperlukan pula untuk mencegah agar gas ethylene yang diproduksi tidak

terkumpul di udara ruang penyimpanan. Pada umumnya udara yang semakin

menipis kandungan oksigennya serta semakin meningkat kandungan karbon

dioksida akan mengakibatkan menurunnya laju aktivitas pernapasan dari komoditi

segar. Sedang ethylene merupakan hormon tanaman, dimana dengan dosis yang

sangat kecil dapat besar pengaruhnya terhadap tahap-tahap metabolisme, termasuk

di dalamnya proses awal pematangan, kelayuan, dan kematangan serta proses

pembentukan senyawa phenolic.

Berbagai jenis kantong plastik yang memiliki berbagai derajat permeabilitas

terhadap uap air dan gas, dapat digunakan untuk penyimpanan MAS. Teknik

(27)

9

dengan beberapa jenis ketebalan, densitas serta permeabilitas dapat dipilih untuk

menjaga susunan komposisi atmosfer disekitar produk yang dikemas tersebut.

Jenis plastik polyethylene HDPE dengan derajat densitas tinggi telah digunakan

untuk menyimpan buah-buahan dan sayuran. Bahkan di dalam kantong plastik

tersebut telah diperlengkapi dengan senyawa penyerap (absorbent) terhadap gas

ethylene, misalnya dengan membran silikon atau kalium permanganat (Santoso,

2006).

Menurut Do dan Salunke dalam Pantastico (1986), penyimpanan dengan atmosfer

termodifikasi adalah penyimpanan dengan mengatur komposisi gas di dalam

ruang penyimpan dimana kandungan oksigennya dibuat rendah dan

karbondioksidanya dibuat tinggi dengan perbandingan tertentu sehingga

berpengaruh terhadap interaksi penyerapan dan pernafasan buah yang disimpan

2.3. Controlled Atmosphere Storage (CAS)

Teknik penyimpanan CAS merupakan penemuan yang sangat penting

dalam sistem pascapanen hasil hortikultura buah dan sayuran. Teknik ini bila

dikombinasikan dengan teknik pendinginan akan mampu mencegah aktivitas

pernapasan dan mungkin akan dapat menghambat prsoes pengempukan,

penguningan dan penurunan mutu.

Suhu udara dalam CAS dapat diatur dan dipertahankan dengan berbagai

cara. Salah satu cara yang sederhana yaitu dengan menempatkan komoditi

(28)

10

konsentrasi O2 menurun, kadar CO2 dapat juga diatur menurut dosis yang

dikehendaki dengan cara penggunaan senyawa penyerap CO2 biasanya digunakan

NaOH, khususnya bila konsentrasi CO2 meningkat tinggi sekali.

Cara lain ialah udara yang konsentrasi gas-gasnya telah diatur seperti CO2, N2

dan O2 dihembuskan ke dalam ruang penyimpanan. Tetral (total environment

control), telah mengembangkan sistem kontrol atmosfer. CO2 diproduksi dari

hasil pembakaran gas alam (Santoso, 2006).

2.4. Komposisi Udara

Susunan udara baru diketahui pada akhir abad ke-18 sewaktu Lavoisier, Priestly,

dan lainnya menunjukkan bahwa udara terutama terdiri atas dua zat : oksigen dan

nitrogen.

Oksigen dicirikan oleh kemampuannya mendukung kehidupan. Hal ini dikenali

jika suatu volume oksigen habis (dengan membakar lilin pada tempat tertutup,

misalnya), dan nitrogen yang tersisa tidak lagi dapat mempertahankan hewan

hidup. Lebih dari 100 tahun berlalu sebelum udara direanalisis secara cermat,

yang menunjukkan bahwa oksigen dan nitrogen hanya menyusun 99% dari

volume total, dan sebagian besar dari 1% sisanya adalah gas baru yang disebut

“argon”. Gas mulia lainnya (helium, neon, krypton, dan xenon) ada di udara

dalam jumlah yang jauh lebih kecil.

Ada beberapa jenis gas lain yang dijumpai pada permukaan bumi. Metana (CH4)

dihasilkan lewat proses bakteri, terutama di daerah rawa. Metana merupakan

(29)

11

lewat pelapukan materi tumbuhan di bawah permukaan bumi. Gas dapat juga

terbentuk dari reaksi kimia.

Tabel 1. Komposisi Udara

Penyusun Rumus Fraksi volume

Nitrogen N2 0.78110

Oksigen O2 0.20953

Argon Ar 0.00934

Karbon Dioksida CO2 0.00034

Neon Ne 1.82 x 10-5

Kondisi dan manfaat gas dalam atmosfer antara lain:

1. Nitrogen (N2)

Jumlahnya paling banyak, meliputi 78 bagian. Nitrogen tidak langsung

bergabung dengan unsur lain, tapi merupakan bagian dari senyawa organik.

2. Oksigen (O2)

Sangat penting bagi kehidupan, yaitu untuk mengubah zat makanan menjadi

energi hidup. Setiap hasil tanaman mempunyai ketahanan sendiri-sendiri

terhadap oksigen. Apabila oksigen dalam udara lebih dari 5% kebanyakan

buah-buahan ketahanannya kurang sehingga akan mudah mengalami

kerusakan. Beberapa buah-buahan bahkan dengan kadar oksigen lebih rendah

dari 5% telah mengalami kerusakan, seperti buah jeruk kerusakan sudah

berlangsung pada kadar oksigen sekitar 3%, kerusakan buah apel sudah

(30)

12

3. Karbon dioksida (CO2)

menyebabkan efek rumah kaca (greenhouse) transparan terhadap radiasi

gelombang pendek dan menyerap radiasi gelombang panjang. Dengan

demikian kenaikan kosentrasi CO2 di dalam atmosfer akan menyebabkan

kenaikan suhu di bumi.

Banyak pengamatan telah menunjukkan bahwa konsentrasi CO2 yang tepat

dapat menghambat perkecambahan dan pertumbuhan beberapa jenis jamur

yang menyerang buah-buahan dalam simpanan, seperti Rhizopus, Botrytis dan

Trichothecium. Hambatan itu tampak nyata pada 10 sampai 15% CO2, namun

rupanya konsentrasi CO2 yang tinggi dapat membunuh sel-sel, jadi

memberikan kemudahan untuk pertumbuhan jamur. Dalam beberapa kasus,

timbulnya rasa yang tidak dikehendaki menghilangkan keuntungan ini,

sehingga lebih baik menggunakan udara yang tidak mengandung CO2, tetapi

hanya mengandung persentase O2 yang rendah (Pantastico, 1986).

2.5. Perubahan Buah Selama Penyimpanan

Sayuran dan buah-buahan yang dipanen merupakan bentuk benda hidup. Oleh

karena itu komposisinya dan mutunya mengalami perubahan-perubahan karena

berlanjutnya kegiatan metabolisme setelah panen. Ketika masih terdapat pada

tanaman hidup, kehilangan karena transpirasi dapat diganti oleh cairan tanaman

yang mengandung air, mineral-mineral, dan bahan-bahan hasil fotosintesis.

Sesudah panen maka kehilangan substrat dan air tidak dapat diganti dan mulailah

(31)

13

Dengan menggunakan sistem dan penanganan yang tepat, diharapkan akan

meningkatkan kualitas buah segar tersebut. Beberapa bentuk kualitas yang perlu

diperhatikan pada buah segar yaitu: penampilan buah (kondisi luar buah), tekstur

(firmness, crispness, dan juiceness), flavor, serta kandungan nutrisi lainnya.

Dari segi penampilan termasuk didalamnya ukuran, bentuk, warna, dan ada

tidaknya kerusakan dan luka pada buah. Sedangkan yang dimaksud dengan flavor

adalah pengukuran tingkat kemanisan (sweetness), keasaman (acidity),

astringency, rasa pahit (bitterness), aroma.

Kandungan nutrisi pada buah dapat berupa vitamin A dan C, kandungan mineral,

dietari fiber, karbohidrat, protein, antioxidan phytochemical (carotenoid,

flavonoid, dan senyawa fenol lainnya). Faktor-faktor keamanan yang juga

mempengaruhi kualitas buah segar adalah residu dari pestisida, keberadaan logam

berat, mikotoxin yang diproduksi oleh berbagai spesies fungi dan kontaminasi

dari mikroba (Winarno, 2004).

a. Perubahan berat

Penyimpanan suhu tinggi menyebabkan proses fisiologis buah meningkat

sehingga mengakibatkan buah selama penyimpanan mengalami proses

respirasi dan transpirasi. Kehilangan air selama penyimpanan tidak hanya

menurunkan berat, tetapi juga menurunkan mutu dan menimbulkan kerusakan.

Penurunan berat buah pada penyimpanan dengan suhu dingin relatif lebih

(32)

14

ruang beberapa lama, menyebabkan kehilangan air pada buah yang disimpan

pada suhu berfluktuasi relatif lebih besar.

b. Perubahan tekstur

Seiring dengan bertambahnya waktu penyimpanan, secara perlahan buah

mulai menjadi lunak dan berair. Pelunakan buah selama penyimpanan

disebabkan oleh penurunan sifat permeabilitas dinding sel yang menyebabkan

hilangnya kemampuan menggelembung sel. Akibat lain dari kehilangan

permeabilitas ini adalah cairan sel dapat terlepas ke ruangan ekstra seluler dan

jaringan pembuluh. Gas-gas yang mengisi ruangan ini terganti oleh cairan

sehingga terjadi perubahan struktur, hal inilah yang menyebabkan pelunakan

tekstur ada buah.

c. Cita rasa

Cita rasa buah rusak karena beberapa sebab, kemungkinan yang paling sering

terjadi adalah karena kandungan zat-zat di dalam buah juga ikut menghilang

akibat penyimpanan pada suhu yang tidak tepat sehingga sangat berpengaruh

(33)

15

III.

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan April – Juni 2013 di Laboratorium Daya, Alat,

dan Mesin Pertanian Jurusan Teknik Pertanian, Universitas Lampung.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Bahan penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gas O2, gas CO2, indikator

bromthymol blue yang berfungsi sebagai indikator untuk menunjukan

kandungan CO2 dalam suatu larutan, aquades, dan Sodium Bikarbonat

(NaHCO3).

3.2.2. Alat penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah box container dengan

dimensi 188 cm × 113 cm × 150 cm, sehingga volume 3186,6 l, kompresor,

tabung gas CO2, venojack, spektrofotometer, suntikan, gelas ukur, pipet

(34)

16

Gambar 1. Box Container

3.3. Prosedur Penelitian

3.3.1. Pencampuran gas O2 dan gas CO2 di dalam box container

a. Menyiapkan box container, kemudian memasang tabung CO2 dan

kompresor ke box container.

b. Memasukkan campuran udara dari kompresor dan CO2 dari tabung CO2

berdasarkan komposisi selama 2 jam.

c. Dengan menggunakan suntikan, gas diambil dari box container untuk

dianalisis guna menentukan konsentrasi karbondioksida. Sampel

diambil setiap 15 menit selama 2 jam pertama selama masa pemasukan

udara dan CO2, dilanjutkan dengan pengambilan sampel setiap 1 jam

selama 4 jam berikutnya.

d. Perlakuan komposisi campuran udara dan CO2 dapat dilihat pada tabel

di bawah ini.

113 cm

150 cm

188 cm Tempat Pengambilan

(35)

17

Larutan standar dibuat dengan menggunakan bromthymol blue (BTB) dan

sodium bikarbonat yang dilarutkan dengan aquades dengan perbandingan

campuran yaitu 0,01 gram bromthymol blue dengan 0,2 gram sodium

bikarbonat dilarutkan dalam 1 liter air (aquades).

BTB (0,01 gr) + NaHCO3 (0,2 gr) + Aquades (1 l) → Larutan standar

Sebanyak 4 ml larutan standar dimasukkan ke dalam venojack dan ditutup

dengan karet penyumbat yang kemudian divakumkan dengan menarik gas

dalam venojack dengan suntikan. Setelah itu venojack diinjeksikan dengan

gas CO2 murni menggunakan suntikan dengan volume 0,1; 0,2; 0,3; 0,4;

0,5; 0,6; 0,7; 0,8 ml.

Venojack yang telah diinjeksikan dikocok perlahan hingga terjadi

perubahan warna. Larutan tersebut kemudian dimasukan ke dalam kuvet

(36)

18

615 nm. Hasil pembacaan dengan satuan absorbansi dari CO2 murni

diplotkan dalam sebuah grafik dan dihasilkan kurva standar. Kurva ini

kemudian digunakan untuk mengkonversi nilai-nilai absorbansi dari

masing-masing sampel yang diukur.

b. Penentuan Konsentrasi CO2 di Dalam Box Container

Pengukuran konsentrasi CO2 dilakukan dengan pengambilan sampel gas

dari dalam box container dalam waktu yang ditentukan dengan alat

penyuntik, kemudian sampel gas tersebut diinjeksikan ke dalam 4 ml BTB

dalam venojack yang telah divakumkan. Banyaknya gas CO2 dapat

diketahui berdasarkan nilai absorbansi sampel gas yang telah dikonversi

(37)

19

Memasukkan Larutan Standar ke dalam Venojack

Mulai

Pembuatan Larutan Standar

Pengisian CO2 murni

Pengukuran Absorbansi Dengan Spektorofotometer

Ditampilkan Dalam Bentuk Grafik

Kurva Standar

Selesai

(38)

20

Gambar 3. Diagram alir pengukuran CO2

Mulai

Persiapan Box Container

Pengisian Gas Persiapan Alat dan Bahan

Pengambilan Sampel t1 sampai dengan t8

Stop Pengisian Gas

Pengambilan Sampel t9 sampai dengan t12

Pengukuran Absorbansi

Plot Dalam Kurva Standar

Pencatatan dan Analisis Data

(39)

21

3.4. Pengukuran Parameter

Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah jumlah gas CO2 di dalam box

container. Pengukuran gas CO2 yang berada di dalam box container dilakukan

dengan pengambilan sampel selama 15 menit sekali dalam waktu 2 jam dan

kemudian 1 jam sekali sampai 4 jam berikutnya. Nilai CO2 yang diperoleh

berdasarkan dari konversi yang menggunakan persamaan standar kemudian

diplotkan dalam grafik untuk melihat hubungannya terhadap waktu.

3.5. Analisis

Hasil absorbansi CO2 murni kemudian dibuat kurva standar untuk memperoleh

persamaan kurva standar. Kemudian dengan menggunakan analisis grafik, dapat

dilihat pola distribusi gas CO2 selama pengisian dan tanpa pengisian. Analisis

grafik ini digunakan untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk pengisian

(40)

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Jumlah CO2 pada masing-masing perlakuan yang telah diplotkan ke dalam

grafik memiliki pola yang hampir sama.

2. Persentase CO2 tertinggi untuk semua perlakuan terdapat di menit ke-120.

Persentase tertinggi terdapat di dalam perlakuan A, yaitu sebesar 15,55% dan

yang terendah terdapat di dalam perlakuan D, yaitu sebesar 14,16%.

3. Persentase CO2 rata-rata pada menit ke-120 untuk semua perlakuan sebesar

15,24%, sedangkan di menit ke-360 persentase CO2 rata-rata sebesar 5,92%.

4. Laju kehilangan CO2 terbesar terdapat di perlakuan C dan F, yaitu sebesar

76,34 l/jam, sedangkan yang terkecil terdapat di perlakuan D, yaitu sebesar

67,45 l/jam.

5. Waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan volume gas CO2 hingga mencapai

1% berkisar antara 491,33 menit (perlakuan F) sampai 514,73 menit

(41)

37

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan agar:

1. Melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan komoditi buah dan

sayuran.

2. Memodifikasi box container tempat penyimpanan, seperti menambahkan

(42)

38

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Komposisi Udara di Atmosfer. http://wajahpengetahuan. blogspot.com/. [Diakses pada tanggal 23 Desember 2014]

Argo, B.D. 2010. Sistem Monitoring Gas Oksigen Dan Karbondioksida Pada

Ruang Penyimpanan Sistem Udara Terkontrol. Jurnal Rekayasa

MesinVol.1, No. 3: 84-90

Apandi. 1984. Teknologi Buah dan Sayur. Alumni. Bandung. 106 hal.

Pantastico, ER. B. 1986. Fisiologi Pascapanen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Subtropika

(Terjemahan Kamariyani 1997). Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 906 hal.

Kartasapoetra. 1989. Teknologi Penanganan Pascapanen. Bina Aksara. Jakarta. 262 hal.

Muchtadi, D. 1992. Fisiologi Pasca Panen Sayuran dan Buah-Buahan (Petunjuk

Laboratorium). PAU Pangan dan Gizi IPB. Bogor.

Santoso, S.P. 2006. Teknologi Pengawetan Bahan Segar. FAPERTA UWIGA. Malang.

Soesanto, L. 2006. Penyakit Pascapanen Sebuah Pengantar. Kanisius. Yogyakarta. 273 hal

Utama, I. 2001. Pascapanen Produk Segar Hortikultura. Universitas Udayana. Bali.

Wardhanu, A. P. 2009. Rekayasa Sistem Penyimpanan Dengan teknologi Control Atmosphere dan Modified Atmosphere Storage Untuk

Memperpanjang Umur Simpan Buah. Universitas Brawijaya.

Malang.

Wikipedia. 2014. Difusi. Http: Wikipedia.org/difusi. [Diakses pada tanggal 23 Desember 2014].

Gambar

Tabel 1.  Komposisi Udara
Gambar 1.  Box Container
Tabel 1.  Komposisi campuran Udara – CO2
Gambar 2.  Diagram alir pembuatan kurva standar
+2

Referensi

Dokumen terkait

signifikan terhadap kejadian obesitas, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa status pendidikan juga cendrung memiliki anak obesitas, karena meskipun ibu dalam

Dwi Hartati, the Students Ability of Using Transition Signals as Sentence Connectors in Paragraph. Undergraduate’s thesis, University of Muhammadiyah

Tujuan penelitian ini adalah menentukan dan menganalisis persamaan yang menyatakan hubungan kuantitatif antara struktur elektronik dengan aktivitas antimutagen menggunakan analisis

 Setelah  diproses,  ampas   buahnya  dibuang  sehingga

Dalam rangka penulisan Tesis yang Berjudul "Analisis Pengaruh Kedisiplinan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tapanuli Tengah Dengan

Pembelajaran ( learning ) adalah suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara integrasi dengan memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakteristik siswa

Pernyataan ini ternyata tidak sama dengan pernyataan Ratu Wilhelmina pada tanggal 6 Desember 1942 yang hanya berupa janji bahwa sehabis perang Kerajaan Belanda akan ditata

Penelitian ini menganalisis peran mediasi citra merek dan persepsi risiko pada hubungan electronic word of mouth dan minat beli.. Sampel penelitian ini terdiri