• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP AGENCY COST

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP AGENCY COST"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP AGENCY COST

Oleh

DIANTI WULANDA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan dan ukuran perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terhadap agency cost pada periode 2008-2012. Peneliti menggunakan metode purposive sampling dan memperoleh 33 perusahaan yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini. Total pengamatan sejumlah 165 data. Pengujian dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa variabel struktur kepemilikan keluarga, struktur kepemilikan institusional dan struktur kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap agency cost, sedangkan variabel ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap agency cost.

(2)

ABSTRACT

INFLUENCE OF OWNERSHIP STRUCTURE AND COMPANY SIZE TO AGENCY COST

By

DIANTI WULANDA

The purpose of this study was to determine the effect of ownership structure and firm size in the sector of consumer goods manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange on the agency cost in the period 2008-2012.

Researchers using purposive sampling method and obtain the 33 companies that meet the criteria in this study. 165 total number of data observations. Testing is done by using multiple regression analysis.

Statistical tests indicate that the variable structure of family ownership, institutional ownership structure and the structure of foreign ownership does not affect the agency cost, while the firm size variable significant negative effect on agency cost.

(3)
(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 15 Agustus 1992, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, dan putri dari Bapak Romli dan Ibu Erlina. Riwayat pendidikan yang diemban penulis dimulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) Pembina Pahoman yang diselesaikan pada tahun 1998, kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar di SDN 2 Tanjung Gading, Bandarlampung dan lulus pada tahun 2004. Sekolah Menengah Pertama ditempuh di SMP Negeri 1 Bandarlampung dan lulus pada tahun 2007, dan Sekolah Menengah Akhir (SMA) di SMAN 10 Bandarlampung dan lulus pada tahun 2010.

(5)

MOTO

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…”

(Q.S. Al-Baqarah: 286)

“… Laa ilaha illa anta. Subhanaka innii kuntum minazhaaliin” “ … Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk adalah termasuk orang-orang yang zhalim”

(Q.S. Al-Anbiya: 87)

“Allahumma yassir wala tu’assir”

“Ya Allah permudahkanlah urusanku jangan dipersulit”

(6)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan dan Batasan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori ... 8

2.1.1. Teori Agensi ... 8

2.1.2. Agency Cost ... 9

2.1.3. Struktur Kepemilikan ... 10

2.1.3.1. Struktur Kepemilikan Keluarga ... 11

2.1.3.2. Struktur Kepemilikan Institusional ... 12

2.1.3.3. Struktur Kepemilikan Asing ... 13

2.1.3.4. Ukuran Perusahaan ... 13

2.2. Penelitian Terdahulu ... 15

(7)

2.4. Pengembangan Hipotesis ... 18

2.4.1. Pengaruh Struktur Kepemilikan Keluarga terhadap Agency Cost ... 18

2.4.2. Pengaruh Struktur Kepemilikan Institusional terhadap Agency Cost ... 20

2.4.3. Pengaruh Struktur Kepemilikan Asing terhadap Agency Cost ... 21

2.4.4. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Agency Cost ... 22

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel ... 24

3.2. Jenis Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 26

3.4. Metode Analisis ... 28

3.4.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 28

3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 29

3.4.3. Analisis Regresi Berganda ... 32

3.4.4. Uji Hipotesis ... 33

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 35

4.2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik ... 39

4.3. Hasil Pengujian Hipotesis ... 43

4.4. Pembahasan ... 46

4.4.1. Pengaruh Struktur Kepemilikan Keluarga terhadap Agency Cost ... 46

4.4.2. Pengaruh Struktur Kepemilikan Institusional terhadap Agency Cost ... 47

4.4.3. Pengaruh Struktur Kepemilikan Asing terhadap Agency Cost ... 49

(8)

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan ... 51 5.2. Keterbatasan Penelitian ... 52 5.3. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA

(9)
(10)

SANWACANA

Puji syukur penulis hanturkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi dengan judul “Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Agency Cost” dapat penulis selesaikan. Terselesainya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, doa dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si.,Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung; 3. Bapak Kiagus Andi, S.E., M.Si., Akt. selaku dosen pembahas;

4. Ibu Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si., Akt. selaku pembimbing I, yang telah banyak membantu dalam memberikan kritik dan saran selama proses penyelesaian skripsi ini;

5. Ibu Ninuk Dewi K., S.E., M.Sc., Akt., selaku pembimbing II, yang memberikan banyak masukan, bimbingan serta waktu selama pengerjaan skripsi;

(11)

7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas segala ilmu yang bermanfaat, semoga Allah membalasnya dengan limpahan rizki-Nya;

8. Untuk Mama dan Yayah yang telah banyak memberikan doa dan perhatian, terima kasih untuk setiap tahajut yang telah dilakukan, serta kakak dan adikku Desti Lian Tika, Oki Priana Putra Mandala dan Dita Putri Ramli semoga kita bersama dapat menjadi sumber kebahagiaan bagi kedua orang tua kita.

9. Untuk Desma, Putri, Nyi, Chadefi, dan Lia. Terimakasih untuk setiap canda, tawa, tangis, bahagia dan semua doa serta dukungan yang tak henti kalian berikan. Semoga keakraban ini tetap terjaga sampai kapanpun.

10.My best friend forever, Tri Arta Gemilang dan Purwati Yuni Rahayu. Seseorang yang selalu bisa diandalkan disegala situasi, terimakasih telah jadi sahabat sekaligus kakak yang perhatian dan menerima semua cerita duka dan bahagia;

(12)

kesalahan. Semoga kebersamaan kita akan selalu terjaga meski jarak memisahkan kita;

12.Gadis-gadis kesayangan. Ayu, Ipeh, Yesi, Dila, Sisi, Farah, Iing, Nurul, Devy, Seya, Vonna, Citra, Iga, Dwi, Ocy, Ira, Bebeu, Wella, Jane, Wayan. Terima kasih untuk kebahagian yang dihadirkan dalam setiap pertemuan kita, saya bahagia bisa memiliki teman-teman seperti kalian; 13.Seluruh teman-teman Akuntansi 2010 yang tak mampu saya sebutkan

satu persatu. Terima kasih untuk kebersamaan selama empat tahun terkahir. Semoga kelak kita dapat berkumpul kembali dalam keadaan sukses. “Karna kita akuntansi 2010, saling dukung untuk saling berprestasi” love you guys;

14.Terimakasih kepada keluarga besar Kelompok Studi Pasar Modal, organisasi yang mengajarkan tanggung jawab dan kerja keras serta memberikan keluarga baru bagi saya, khususnya kepada teman-teman kepengurusan periode 2012-2013 (Anas, Nova, Sela, Dani, Nurul, Dias, Ayu, Cinta, Echa, Ginan, Bowo, Enyeng, Kartono, Zahara, Deri, Gita); 15.Terimakasih kepada Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Akuntansi

khususnya periode kepengurusan 2011-2012 serta keluaga besar Economics English Club;

(13)

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pribadi pembaca dan yang

lainnya.

Penulis

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar

dan Sedang Triwulanan 2011-2013 ... 24

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 25

Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif... 35

Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas... 41

Tabel 4.3 Hasil Uji Durbin-Watson ... 42

Tabel 4.4 Koefisien Determinasi ... 43

Tabel 4.5 Uji F ... 44

(15)
(16)
(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Nama Perusahaan Sampel Lampiran 2. Data Pengamatan Tahun 2008 Lampiran 3. Data Pengamatan Tahun 2009 Lampiran 4. Data Pengamatan Tahun 2010 Lampiran 5. Data Pengamatan Tahun 2011 Lampiran 6. Data Pengamatan Tahun 2012 Lampiran 7. Hasil Uji Statistik

(18)

DAFTAR GAMBAR

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Di dalam suatu perusahaan masalah yang sering muncul berkaitan dengan bagaimana perusahaan mampu mencapai visi dan misi perusahaan. Keadaan dimana perusahaan mengalami kerugian sebagai akibat salahnya pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk permasalahan seputar pencapaian visi dan misi perusahaan. Pemilik memberikan kewenangan kepada pengelola perusahaan untuk menjalankan perusahaan sesuai visi dan misi, dengan harapan semua keputusan yang diambil akan memberikan dampak yang baik dalam

meningkatkan nilai perusahaan.

Asumsi bahwa orang-orang yang terlibat dalam perusahaan akan berupaya memaksimumkan nilai perusahaan ternyata tidak selalu terpenuhi, manajer

memiliki kepentingan (interest) pribadi dan kepentingan pribadi ini sebagian besar bertentangan dengan kepentingan pemilik perusahaan sehingga muncul agency problem (Arifin, 2005 dalam Sari, 2010).

(20)

2

antara pemegang saham dengan kreditur, antara pemegang saham pengendali dan stakeholders lainnya, termasuk pemasok dan karyawan. Masalah yang timbul dari

adanya agency conflict disebut dengan agency problem. Menurut Jensen dan Meckling (1976), menjelaskan bahwa agency problem adalah masalah yang terjadi ketika pemegang saham berusaha mempengaruhi agen agar agen bersedia berperilaku sesuai dengan keinginan pemilik atau yang dapat meningkatkan kesejahteraan pemilik.

Pada penelitian Atmaja (1999) dalam Sari (2010) menyebutkan untuk meyakinkan bahwa manajer bekerja dengan sungguh-sungguh untuk kepentingan pemegang saham, pemegang saham harus mengeluarkan biaya yang disebut agency cost yang meliputi pengeluaran untuk memonitor kegiatan manajer, pengeluaran untuk membuat suatu struktur organisasi yang meminimalkan tindakan-tindakan

manajer yang tidak diinginkan, serta opportunity cost timbul akibat kondisi dimana manajer tidak dapat segera mengambil keputusan tanpa persetujuan pemegang saham.

Saat ini perusahaan-perusahaan besar memiliki konsentrasi kepemilikan saham yang beragam, misalnya kepemilikan keluarga, kepemilikan pemerintah, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajemen perusahaan sendiri. Keberagaman konsentrasi kepemilikan ini juga mempengaruhi besarnya agency cost dalam perusahaan. Konsentrasi kepemilikan tertentu dalam perusahaan

(21)

3

Arifin (2003) menyatakan bahwa mayoritas perusahaan publik di Indonesia dikuasai oleh keluarga. Struktur kepemilikan yang tersebar hanya ditemukan di Amerika Serikat dan Inggris. Di negara maju yang lain maupun di negara-negara sedang berkembang kebanyakan perusahaan memiliki struktur kepemilikan terkonsentrasi dengan pemilik utama keluarga. Fama dan Jensen (1983) menyatakan bahwa adanya kepemilikan keluarga merupakan salah satu solusi yang memungkinkan untuk meminimalisir agency problem karena dapat mengurangi biaya monitoring terhadap agen.

Menurut teori keagenan struktur kepemilikan merupakan suatu mekanisme untuk menguransi konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang saham (Faisal, 2005). Adanya pemegang saham seperti institusional ownership memiliki arti penting dalam memonitor manajemen. Adanya kepemilikan oleh institusional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan-perusahaan investasi, dan

kepemilikan oleh institusi-institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal (Ardianingsih dan Komala, 2010).

Perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh asing biasanya lebih sering menghadapi masalah asimetri informasi dikarenakan hambatan geografis dan bahasa. Oleh sebab itu perusahaan dengan kepemilikan asing yang besar akan terdorong untuk melaporkan atau mengungkapkan informasinya secara sukarela dan luas. Adanya keterbukaan informasi dapat mengurangi agency cost yang terjadi di perusahaan (Xiao et al. (2004) dalam Rahmadiyani, 2012).

Agency problem yang ada pada perusahaan ditunjukkan dengan munculnya

(22)

4

perusahaan. Salah satu kecurangan yang dilakukan terkait dengan perataan laba. Ukuran perusahaan bukan merupakan faktor penentu dalam melakukan

kecurangan. Ukuran perusahaan secara statistik tidak berpengaruh terhadap tindakan perataan laba, hal ini berarti tindakan perataan laba dapat saja dilakukan oleh perusahaan besar maupun perusahaan kecil (Suwito dan Arleen, 2005). Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap biaya agensi yang dikeluarkan oleh pihak principal.

Dalam kaitannya dengan agency cost, ukuran perusahaan diindikasikan dapat mempengaruhi agency cost suatu perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan, maka kemungkinan terjadinya economies of scale akan semakin besar, sehingga nilai SGA expense to sales ratio semakin kecil. Selain itu utilitas aset dapat meningkat bila perusahaan semakin terdiversifikasi. Oleh karena itu, agency cost dapat berkurang (Singh dan Davidson, 2003).

Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian yang dilakukan oleh Rahmadiyani (2012) dan Fachrudin (2011). Variabel yang digunakan dalam penelitian Rahmadiyani (2012), yaitu struktur kepemilikan sebagai variabel independen dan aktivitas pengawasan dewan komisaris sebagai variabel

pemoderasi. Hasil penelitian tersebut, kepemilikan institusi berpengaruh secara signifikan terhadap agency cost perusahaan. Namun, kepemilikan keluarga dan kepemilikan asing tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap agency cost.

(23)

5

dan pengaruh signifikan negatif ukuran perusahaan terhadap agency cost, dan tidak terdapat pengaruh signifikan struktur modal, ukuran perusahaan, dan agency cost terhadap kinerja perusahaan, serta tidak terdapat pengaruh tidak langsung

struktur modal dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan melalui agency cost sebagai intervening variable.

Perbedaan yang ditunjukkan dalam penelitan ini adalah dengan menggunakan empat variabel independen, yaitu struktur kepemilikan keluarga, struktur kepemilikan institusional, struktur kepemilikan asing, dan ukuran perusahaan, dimana pada beberapa penelitian sebelumnya, variabel ukuran perusahaan merupakan variabel kontrol. Peneliti tertarik dalam meneliti keempat variabel karena struktur kepemilikan pada beberapa penelitian menunjukkan hasil yang berbeda dan ukuran perusahaan memiliki keterkaitan dengan agency cost. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan maka peneliti mengambil judul penelitian sebagai berikut “Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Agency Cost”.

1.2. Rumusan dan Batasan Masalah

1.2.1. Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini terdapat masalah utama mengenai konflik keagenan. Namun peneliti merumuskan secara lebih terperinci atas masalah yang terjadi dalam penelitian ini. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

(24)

6

2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap agency cost?

1.2.2. Batasan Masalah

Agency problem dapat terjadi antara pemegang saham pengendali dan pemegang

saham minoritas, antara pemegang saham dengan kreditur, antara pemegang saham pengendali dan stakeholders lainnya, termasuk pemasok dan karyawan. Namun dalam penelitian ini agency problem hanya terbatas antara manajer dan pemegang saham.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan dan ukuran perusahaan terhadap agency cost yang terjadi di perusahaan.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Manfaat teoritis dan praktis diuraikan secara lebih terperinci sebagai berikut:

1.4.1. Manfaat Teoritis

(25)

7

1.4.2. Manfaat Praktis

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Teori Agensi

Hubungan keagenan merupakan sebuah kontrak antara satu orang atau lebih (principal) yang mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut sebagai, manajer yang bertanggungjawab untuk memaksimalkan keuntungan para pemilik dan sebagai imbalannya akan memperoleh fee sesuai kontrak. Teori ini memiliki asumsi bahwa pihak agen termotivasi untuk

memaksimalkan fee kontraktual yang diterima sebagai sarana dalam pemenuhan kebutuhan ekonomis dan psikologisnya (Jensen dan Meckling, 1976).

(27)

9

Menurut Eisenhardt (1989), agency theory dilandasi oleh 3 buah asumsi, yaitu: asumsi tentang sifat manusia, asumsi tentang keorganisasian, dan asumsi tentang informasi. Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia memiliki sifat untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded rationality), dan tidak menyukai resiko (risk aversion). Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi, efisiensi sebagai kriteria produktivitas, dan adanya information asymmetry antara principal dan agen. Sementara asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang sebagai barang komoditi yang bisa diperjualbelikan (Koesnadi, 2010).

2.1.2. Agency Cost

Dengan adanya masalah agensi yang disebabkan karena masalah kepentingan dan adanya asimetri informasi hal ini menimbulkan biaya keagenan (agency cost), yang menurut Jensen dan Meckling (1976) terdiri dari :

The monitoring expenditures by the principle. Biaya monitoring

dikeluarkan oleh prinsipal untuk memonitor perilaku agen, termasuk juga usaha untuk mengendalikan (control) perilaku agen melalui budget restriction, dan compensation policies

The bonding expenditures by the agent. The bonding cost dikeluarkan oleh

agen untuk menjamin bahwa agen tidak akan menggunakan tindakan tertentu yang akan merugikan prinsipal atau untuk menjamin bahwa

prinsipal akan diberi kompensasi jika ia tidak mangambil banyak tindakan.

(28)

10

Tindakan manajemen yang dapat mengurangi kesejahteraan pemilik adalah perilaku manajemen yang menguntungkan diri manajemen itu sendiri. Perilaku-perilaku tersebut diantaranya pengambilan dana secara langsung oleh manajer, konsumsi atas penghasilan tambahan yang berlebihan, dan investasi yang sifatnya lalai dan tidak optimal (Fleming et al., 2005). Perilaku-perilaku inilah yang dapat dikontrol melalui pengawasan (monitoring) dan perikatan (bonding) seperti yang dinyatakan oleh Jensen dan Meckling, (1976). Meskipun demikian, besar dan dampak dari perilaku yang menguntungkan diri sendiri tersebut bervariasi diantara perusahaan-perusahaan, tergantung pada faktor-faktor seperti sifat dari monitoring contracts dan bonding contracts, keinginan menajemen terhadap keuntungan yang

sifatnya bukan uang, dan biaya untuk mengganti manajer (Jensen dan Meckling, 1976; Shleifer dan Vishny, 1989 dalam Fleming et al., 2005).

2.1.3. Struktur Kepemilikan

(29)

11

struktur kepemilikan, perusahaan memiliki banyak variasi konsentrasi kepemilikan dalam kepemilikan sahamnya.

Beberapa variasi dari struktur kepemilikan dapat mengurangi agency cost (Fleming et al., 2005). Salah satu yang dapat digunakan ialah dengan

mempekerjakan orang-orang yang memiliki hubungan khusus dengan pemilik, contohnya keluarga dan kolega bisnis (Fama dan Jensen, 1983 dalam Fleming et al., 2005).

2.1.3.1. Struktur Kepemilikan Keluarga

Arifin (2003) menggunakan definisi kepemilikan keluarga dari La Porta et al. (2000), yakni keseluruhan individu dan perusahaan yang kepemilikannya tercatat (kepemilikan lebih dari 5% ke atas wajib dicatat). Kecuali perusahaan publik, Negara, institusi keuangan (lembaga investasi, reksa dana, asuransi, dana pension, bank) dan publik (individu yang kepemilikannya tidak wajib tercatat). Anderson et al. (2003), menyatakan bahwa keluarga merepresentasikan kelompok pemegang saham besar yang berpotensi memiliki struktur insentif yang unik, kekuatan yang besar atas perusahaan, dan motif yang kuat untuk mengelola perusahaan tertentu. Keduanya menyatakan bahwa pemegang saham keluarga berbeda dengan

pemegang saham lainnya setidaknya dalam dua aspek: kepentingan keluarga dalam keberlangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang, dan perhatian keluarga terhadap reputasi perusahaan atau keluarga.

Ward (1987), dalam Rahmadiyani (2012), menyatakan bahwa perusahaan

(30)

12

mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan pemilik keluarga. Menurut

Anderson et al. (2003), keluarga memiliki kepemilikan yang tidak terdiversifikasi dan keinginan untuk meneruskan perusahaan kepada generasi berikutnya, serta memperhatikan reputasi keluarga dan perusahaan, sehingga keluarga memiliki insentif yang lebih besar untuk melakukan pengawasan. Selain itu kepemilikan keluarga yang sifatnya jangka panjang membuat pihak luar lebih menyukai untuk berhubungan dengan pihak yang sama untuk periode yang lebih lama di

perusahaan keluarga dibandingkan dengan perusahaan non keluarga.

2.1.3.2. Struktur Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional merupakan saham perusahaan yang dimiliki oleh

institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan institusi lain (Tarjo, 2008). Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki peranan yang sangat penting dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara manajer dan pemegang saham. Keberadaan investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajer. Hal

ini disebabkan investor institusional terlibat dalam pengambilan yang strategis sehingga tidak mudah percaya terhadap tindakan kecurangan yang dilakukan oleh manajer.

(31)

13

monitoring institusi mampu mengubah struktur pengelolaan perusahaan dan

mampu meningkatkan kemakmuran pemegang saham. Hal ini didukung oleh Cruthley et al. (1999), yang menemukan bahwa monitoring yang dilakukan institusi mampu mensubstitusi biaya keagenan lain sehingga biaya keagenan menurun dan nilai perusahaan meningkat.

2.1.3.3. Struktur Kepemilikan Asing

Aryani (2011) menyatakan bahwa kepemilikan asing merupakan proporsi saham biasa perusahaan yang dimiliki oleh perorangan, badan hukum, pemerintah serta bagian-bagiannya yang berstatus luar negeri. Sementara Anggraini, (2011) menyatakan bahwa kepemilikan asing merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh perusahaan multinasional.

Perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh asing biasanya lebih sering menghadapi masalah asimetri informasi dikarenakan hambatan geografis dan bahasa. Oleh sebab itu perusahaan dengan kepemilikan asing yang besar akan terdorong untuk melaporkan atau mengungkapkan informasinya secara sukarela dan luas. Adanya keterbukaan informasi dapat mengurangi agency cost yang terjadi di perusahaan (Xiao et al. (2004) dalam Rahmadiyani, 2012).

2.1.4. Ukuran Perusahaan

Menurut Agnes (2004) dalam Dewi (2010), ukuran perusahaan dinyatakan

(32)

14

kekurangan akses ke pasar modal yang terorganisir, baik untuk obligasi maupun saham. Meskipun mereka memiliki akses, biaya peluncuran dari penjualan sejumlah kecil sekuritas dapat menjadi penghambat. Jika penerbitan sekuritas dapat dilakukan, sekuritas perusahaan kecil mungkin kurang dapat dipasarkan sehingga membutuhkan penentuan sedemikian rupa agar mendapatkan hasil yang memberikan return lebih tinggi secara signifikan.

Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih pendanaan dari berbagai bentuk hutang, termasuk penawaran spesial yang lebih menguntungkan

dibandingkan yang ditawarkan perusahaan kecil. Semakin besar jumlah uang yang digunakan, semakin besar kemungkinan pembuatan kontrak yang dirancang sesuai dengan preferensi kedua pihak sebagai ganti dari penggunaan kontrak standar hutang.

Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba. Pada akhirnya, ukuran perusahaan diikuti oleh karakteristik lain yang mempengaruhi struktur keuangan. Karakteristik lain tersebut seperti perusahaan sering tidak mempunyai staf khusus, tidak menggunakan rencana keuangan, dan tidak mengembangkan sistem akuntansi mereka menjadi suatu sistem manajemen.

(33)

15

meningkat bila perusahaan semakin terdiversifikasi. Oleh karena itu, agency cost dapat berkurang (Singh dan Davidson, 2003).

2.2. Penelitian Terdahulu

Beberapa peneliti sebelumnya telah meneliti mengenai pengaruh struktur

kepemilikan dan ukuran perusahaan terhadap agency cost. Yang pada penelitian ini akan diuraikan hasil-hasil dari penelitian terdahulu. Rahmadiyani, (2012) meneliti pengaruh struktur kepemilikan terhadap agency cost dengan aktivitas pengawasan dewan komisaris sebagai variabel pemoderasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan institusi berpengaruh secara signifikan terhadap agency cost perusahaan sampel, baik yang diproksikan dengan asset turnover ratio maupun SGA expense to sales ratio. Namun, kepemilikan keluarga

dan kepemilikan asing tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap agency cost. Adapun aktivitas pengawasan dewan komisaris tidak terbukti dapat

memperkuat hubungan positif ataupun negatif dari kepemilikan keluarga, dan kepemilikan asing terhadap agency cost, serta tidak terbukti memperkuat hubungan negatif kepemilikan institusi terhadap agency cost.

(34)

16

pengaruh tidak langsung struktur modal dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan melalui agency cost sebagai intervening variable.

Penelitian lain yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Aryani (2011) dengan meneliti pengaruh GCG dan struktur kepemilikan terhadap agency cost, yang menyimpulkan bahwa variabel yang mempengaruhi biaya keagenan adalah variabel kepemilikan BUMN, kepemilikan institusional dan kepemilikan asing. Sedangkan variabel yang tidak

mempengaruhi biaya keagenan adalah komposisi dewan dan kepemilikan terkonsentrasi.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Jensen dan Meckling (1976), meneliti mengenai unsur-unsur dari teori agensi, teori hak milik dan teori keuangan untuk mengembangkan teori struktur kepemilikan perusahaan. Hasil yang diberikan atas penelitian ini, yaitu meskipun telah muncul agency cost pada suatu perusahaan, namun pada umumnya investor dan kreditor sebagai pihak principal tidak pernah kecewa dengan kinerja yang diberikan pihak manajemen sebagai agen. Hukum dan kecanggihan dari suatu kontrak diyakini mampu meminimalkan biaya agensi (agency cost) yang muncul.

2.3. Model Penelitian

(35)

17

Meskipun demikian, secara umum tidak mungkin bagi pemilik atau agen tidak mengeluarkan biaya apapun untuk memastikan bahwa agen akan membuat keputusan optimal berdasarkan sudut pandang pemilik. Sejumlah uang

pengurangan kesejahteraan yang dialami pemilik akibat perbedaan ini disebut dengan residual loss. Biaya untuk mengeluarkan insentif-insentif inilah yang disebut agency cost, karena pemilik akan kehilangan sejumlah uang

kesejahteraanya akibat adanya perbedaan keinginan antara pemilik dengan agen (Jensen dan Meckling, 1976).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fleming et al. (2005), beberapa variasi struktur kepemilikan ternyata mampu mengurangi agency cost yang ada pada perusahaan. Selanjutnya Fleming et al. (2005), menjelaskan bahwa

pemegang saham yang terkonsentrasi dapat mengontrol equity agency cost, karena memiliki insentif untuk mengawasi perilaku manajemen.

Ukuran perusahaan diindikasikan memiliki pengaruh terhadap agency cost, sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Fachrudin (2011). Dalam penelitian yang dilakukannya disimpulkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap agency cost.

(36)

18

2.4. Pengembangan Hipotesis

2.4.1. Pengaruh Struktur Kepemilikan Keluarga terhadap Agency Cost

Salah satu struktur kepemilikan yang ada perusahaan adalah dengan adanya kepemilikan keluarga. Layaknya perusahaan-perusahaan lainnya, perusahaan dengan kepemilikan keluarga juga memiliki agency problem. Arifin (2003), menyatakan bahwa akar masalah agensi dan mekanisme pengontrol masalah agensi pada perusahaan keluarga berbeda dengan perusahaan yang memiliki struktur kepemilikan menyebar. Pada struktur yang terkonsentrasi dengan

(37)

19

dan pemilik, karena pemegang saham mayoritas (keluarga) dapat sepenuhnya mengontrol manajemen.

Fama dan Jensen (1983), menyatakan bahwa adanya kepemilikan keluarga merupakan salah satu solusi yang memungkinkan untuk meminimalisir agency problem karena dapat mengurangi biaya monitoring terhadap agen. Namun hasil

penelitian yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian Fleming et al. (2005). Pada penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat batasan efektivitas dari kepemilikan keluarga dalam mengurangi equity agency cost. Karena perusahaan yang berdiri sudah sejak lama yang dikontrol oleh keluarga besar memiliki struktur

kepemilikan yang lebih tersebar, keinginan dari anggota keluarga dengan

perusahaan itu sendiri dan juga stakeholders lain mungkin saja tidak sejalan. Hal ini menyebabkan pengawasan dari keluarga besar terhadap perusahaan tidaklah efektif dibandingkan dengan pengawasan oleh pemilik tunggal (Ang et al., 2000).

Dari hasil penelitian yang telah disampaikan, belum terdapat keselarasan hasil penelitian atas pengaruh kepemilikan keluarga terhadap agency cost. Beberapa penelitian menyatakan hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh yang positif atas kepemilikan keluarga terhadap agency cost, dan penelitian yang lainnya

menyebutkan hasil yang sebaliknya. Pada penelitian ini peneliti berasumsi bahwa kepemilikan keluarga akan berpengaruh positif terhadap agency cost perusahaan.

(38)

20

minoritas, dengan melakukan manipulasi atas laporan keuangan perusahaan. Hal ini memaksa pemegang saham minoritas untuk mengeluarkan agency cost yang lebih besar agar kekayaan yang dimilikinya tidak beralih kepada pemegang saham mayoritas (anggota keluarga) maka semakin tinggi kepemilikan keluarga akan meningkatkan agency cost pada perusahaan.

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan maka peneliti mencoba mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H1: Struktur kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap agency cost

2.4.2. Pengaruh Struktur Kepemilikan Institusional terhadap Agency Cost

Balsan et al. (2002), dalam Rahmadiyani (2012), menyimpulkan bahwa karena investor institusional memiliki akses terhadap informasi yang lebih berskala dan akurat, mereka dapat mengidentifikasi earning management dengan lebih cepat dan mudah dibandingkan investor non-institusional. Hal ini mengindikasikan kepemilikan institusional memiliki peran penting dalam pengawasan perusahaan, yang pada akhirnya akan membatasi earning management yang bersifat

oportunistik (Siregar dan Utama, 2008).

Kepemilikan institusi dapat meningkatkan corporate governance dan mengurangi agency conflict antara pemegang saham dan manajer (Robert dan Yuan, 2010).

Koesnadi (2010), menyatakan bahwa kepemilikan institusional dapat menurunkan agency cost, karena adanya monitoring yang efektif oleh pihak institusional

(39)

21

Menurut Faisal (2005), perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen karena semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen. Semakin tinggi kepemilikan institusional maka akan mengurangi perilaku opportunistic manajer yang dapat mengurangi agency cost (biaya keagenan) yang diharapkan akan meningkatkan nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006).

Adanya keterkaitan antara kepemilikan institusional dan agency cost yang terjadi di perusahaan menunjukkan bahwa kepemilikan institusional memiliki pengaruh atas besarnya agency cost. Hal tersebut telah dibuktikan dengan berbagai

penelitian pendukung. Berdasarkan atas uraian di atas, maka peneliti mencoba mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H2: Struktur kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap agency cost

2.4.3. Pengaruh Struktur Kepemilikan Asing terhadap Agency Cost

Wright dan Madura (1995), menyatakan bahwa agency cost

perusahaan-perusahaan multinasional lebih besar dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan nasional. Hal ini dikarenkan negara lain tempat kantor pusat membuka cabangnya

(subsidiary) memiliki karakteristik yang berbeda dengan kantor pusat, sehingga menyulitkan pengawasan terhadap foreign subsidiary manager tersebut.

(40)

22

dan perbedaan level ekonomi negara tempat kantor pusat dan subsidiary berada. Sehingga agency problem akan lebih akut di perusahaan-perusahaan

multinasional.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Xiao et al. (2004), dalam Rahmadiyani (2012), menyatakan hal yang berbeda, bahwa perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh asing biasanya lebih sering menghadapi masalah asimetri informasi dikarenakan hambatan geografis dan bahasa. Oleh sebab itu perusahaan dengan kepemilikan asing yang besar akan terdorong untuk melaporkan atau mengungkapkan informasinya secara sukarela dan luas.

Adanya perbedaan hasil penelitian oleh beberapa peneliti menunjukkan bahwa terdapat pengaruh atas kepemilikan asing terhadap agency cost suatu perusahaan, namun belum menunjukan pengaruh yang konsisten. Pada penelitian ini peneliti berasumsi bahwa kepemilikan asing akan berpengaruh positif terhadap agency cost yang dihadapi perusahaan. Hal ini sebagai akibat tingginya asimetri informasi

yang terjadi karena adanya hambatan geografis dan bahasa. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, maka peneliti mencoba mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H3: Struktur kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap agency cost

2.4.4. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Agency Cost

(41)

23

kondisi ini, perusahaan tentu saja akan berusaha mempertahankan dan terus meningkatkan kinerjanya (Putra, 2013).

Jensen dan Meckling (1976), menyatakan bahwa sebagai agent, manajer bertanggungjawab untuk memaksimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai imbalannya akan memperoleh fee sesuai kontrak. Namun, adanya asimetri informasi antara pihak principal dan agent membuat pihak principal harus mengeluarkan biaya dalam memastikan bahwa asimetri tersebut tidak akan merugikannya.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Lin (2006) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap agency cost dalam kaitannya untuk

memaksimalkan kinerja perusahaan. Dalam upaya meningkatkan kinerjanya, perusahaan besar akan berusaha menggunakan sumber daya yang dimilikinya secara lebih efisien dan efektif sehingga akan terciptanya economic of scale yang semakin besar. Besarnya economic of scale perusahaan akan menurunkan SGA expense to ratio perusahaan.

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan perusahaan di Indonesia yang telah terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dengan adanya beberapa kriteria dalam menentukan sampel penelitian. Penelitian menggunakan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi sebagai sampel penelitian. Hal ini didasarkan atas pertumbuhan industri manufaktur yang terus meningkatkan meskipun dalam kondisi yang berfluktuatif. Tabel di bawah ini menunjukkan pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulanan 2011–2013.

Tabel 3.1

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan 2011–2013

Tahun Triwulan I Triwulan II Triwulan III

Triwulan

IV Tahunan

2011 3,51 2,60 7,57 2,80 4,10

2012 1,72 2,04 1,62 11,110 4,12

2013 8,94

(43)

25

Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah:

1. Perusahaan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia

2. Memiliki laporan keuangan yang lengkap selama tahun 2008-2012 3. Perusahaan memiliki laporan keuangan tahunan yang berakhir pada

tanggal 31 Desember.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

Keterangan Jumlah

Perusahaan Perusahaan manufaktur subsektor barang konsumsi

(2008-2012) 38

Tidak memiliki informasi keuangan yang dibutuhkan secara

lengkap (2008-2012) (5)

Jumlah sampel penelitian 33

Sub sektor makanan dan minuman 18

Sub sektor rokok 2

Sub sektor farmasi 8

Sub sektor peralatan rumah tangga 2

Sub sektor kosmetik dan barang keperluan rumah tangga 3

3.2. Jenis, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

(44)

26

tahun 2008 – 2009 yang diperoleh melalui Pusat Informasi Pasar Modal dan laporan keuangan tahunan perusahaan melalui website resmi, yaitu

http://idx.co.id.

3.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

3.3.1. Variabel Dependen

Variabel terikat atau dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2002). Pada penelitian ini, agency cost merupakan variabel dependen.

Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rahmadiyani (2012), pengukuran atas variabel agency cost dilakukan dengan dua proksi, yaitu dengan mengukur pembayaran gaji yang berlebihan dan konsumsi untuk kepentingan pribadi manajemen yang diskalakan dengan total penjulan (SGA expense to sales ratio) sebagai ukuran proksi untuk biaya agensi. Cara pengukuran yang kedua adalah dengan menggunakan rasio perputaran aset (Assets Turn Over), yang didefinisikan sebagai total penjualan dibagi dengan total aset.

Pada penelitian ini agency cost diukur dengan satu proksi, yaitu dengan SGA expense to ratio. Biaya-biaya ini secara umum dapat merefleksikan beban

diskresioner manajerial, dan dapat menjadi proksi yang lebih baik bagi agency cost (Singh dan Davidson, 2003).

(45)

27

untuk keuntungan pribadi manajemen, bukan untuk peningkatan kinerja

perusahaan dan peningkatan nilai perusahaan. Selain itu, manajemen juga dapat menggunakan biaya penjualan dan iklan untuk menutupi pengeluaran untuk keuntungan pribadi. Oleh karena itu, semakin besar SGA expense to ratio, maka agency cost perusahaan akan semakin besar.

Pengukuran agency cost dengan menggunakan nilai SGA expense to ratio, selaras dengan penelitian yang dilakukan Fachrudin (2011). Dengan demikian rumus yang digunakan untuk menghitung nilai agency cost adalah:

3.3.2. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2002). Dalam penelitian ini variabel independen diwakili oleh struktur kepemilikaan dan ukuran

perusahaan.

3.3.1. Struktur Kepemilikan

(46)

28

a. Struktur Kepemilikan Keluarga

Pada struktur kepemilikan keluarga pengukuran dilakukan dengan

menggunakan jumlah saham pada suatu kepemilikan keluarga dibagi seluruh saham beredar perusahaan tersebut (Ang et al. 2000).

b. Struktur Kepemilikan Institusional

Pada struktur kepemilikan institusional pengukuran dilakukan dengan menggunakan jumlah saham pada suatu kepemilikan institusi dibagi seluruh saham beredar perusahaan tersebut (Ang et al. 2000).

c. Struktur Kepemilikan Asing

Pada struktur kepemilikan asing pengukuran dilakukan dengan menggunakan jumlah saham pada suatu kepemilikan asing dibagi seluruh saham beredar perusahaan tersebut (Ang et al. 2000).

3.3.2. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan pada penelitian ini diukur dengan logaritma natural (natural log) dari jumlah aset. Pengukuran dalam variabel ini mengacu pada penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Naiker et al. (2008) dan juga Fachrudin (2011).

3.4. Metode Analisis

3.4.1. Analisis Statistik Deskriptif

(47)

29

menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan. Pengukuran yang digunakan statistik deskriptif ini meliputi jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi (Ghozali, 2006).

Minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar data yang bersangkutan. Mean digunakan untuk mengetahui rata-rata data yang bersangkutan. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata (Ghozali, 2006).

3.4.2. Uji Asumsi Klasik

3.4.2.1. Uji Normalitass

(48)

30

3.4.2.2. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam regresi adalah sebagai berikut:

1. Nilai R square (R2) yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi, tetapi secara individual tidak terikat. 2. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar

variabel independen terdapat korelasi yang cukup tinggi maka merupakan indikasi adanya multikolonieritas.

3. Melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF), dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Jika nilai tolerance di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah 10, maka tidak terjadi masalah multikolonieritas, artinya model regresi tersebut baik. b. Jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 dan nilai VIF di atas 10, maka terjadi masalah multikolonieritas, artinya model regresi tersebut tidak baik.

3.4.2.3. Uji Heteroskedastisitas

(49)

31

Untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot dengan ketentuan:

a. Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka menunjukkan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Apabila dalam suatu penelitian terjadi heteroskedastisitas maka akan berakibat:

a. Varians koefisien regresi menjadi minimum

b. Confident interval akan melebar sehingga hasil uji signifikan statistik tidak valid lagi.

3.4.2.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi tersebut terjadi autokorelasi atau tidak. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, dapat dikatakan terdapat problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokeralasi (Ghozali, 2006).

Autokorelasi muncul karena penelitian yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi autokorelasi dengan

(50)

32

Jika terdapat autokorelasi dalam suatu penelitian menyebabkan:

a. Standar error dan varian dari komponen residual cenderung under estimate.

b. Hasil uji t dan F menjadi tidak valid, akibat signifikan menjadi bias.

3.4.3. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan satu variabel terikat dengan satu atau lebih variabel bebas, dengan tujuan memprediksi atau

mengestimasi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui.

Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini peneliti akan melakukan serangkaian tahap untuk menghitung dan mengolah data tersebut. Adapun tahap – tahap penghitungan dan pengolahan data sebagai berikut :

1. Menghitung persentase struktur kepemilikan dalam perusahaan yang diproksikan dalam kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan asing.

2. Menghitung besarnya nilai ukuran perusahaan yang diproksikan ke dalam logaritma natural dari total aset.

3. Menghitung agency cost (biaya keagenan) yang diproksikan dengan SGA expense to sales ratio.

4. Penghitungan model regresi

(51)

33

menggunakan software SPSS versi 17.0 untuk memprediksi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Penghitungan model regresi berganda dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

Agency Costi = αi + β1 famown + β2 insown + β3 forown + β3 Size +

ε

i Keterangan:

Agency cost = agency cost perusahaan

Famown = persentase kepemilikan keluarga Insown = persentase kepemilikan institusional Forown = persentase kepemilikan asing

Size = ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural

ε

i = error term

3.4.4. Uji Hipotesis

3.4.4.1. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Jika angka signifikansi t lebih kecil dari α (0,05) maka dapat dikatakan bahwa ada

pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006).

3.4.4.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

(52)

34

dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan (Ghozali, 2006).

3.4.4.3. Koefisien Determinasi (R2)

Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam

menerangkan variabel independen. Koefisien determinasi (R2) dinyatakan dalam presentase. Nilai adjusted R2 berkisar antara 0 < R2 < 1.

(53)

BAB V

SIMPULAN

5.1. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan, yaitu struktur kepemilikan keluarga, struktur kepemilikan institusional, dan struktur kepemilikan asing serta ukuran perusahaan terhadap agency cost yang terjadi di perusahaan.

Pada penelitian ini, peneliti mengajukan empat hipotesis, namun hanya satu hipotesis yang diterima dan tiga hipotesis lainnya ditolak. Berdasarkan tabel 4.6 pengujian atas hipotesis, maka hasil yang ditemukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Struktur kepemilikan keluarga tidak berpengaruh terhadap agency cost. Hasil pengujian menunjukkan bahwa struktur kepemilikan keluarga tidak berpengaruh terhadap agency cost. Artinya besarnya struktur kepemilikan keluarga yang terdapat pada perusahaan tidak mampu mempengaruhi nilai agency cost pada perusahaan. Meskipun adanya indikasi bahwa pemegang

(54)

52

2. Struktur kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap agency cost perusahaan. Struktur kepemilikan institusional memiliki peluang, sumber daya, dan kemampuan untuk mengawasi, mendisiplinkan dan

mempengaruhi manajer, namun hal tersebut institusional belum mampu secara signifikan meningkatkan efisiensi utilisasi aset dan menekan discretionary expense.

3. Struktur kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap agency cost. Insignifikansi hasil penelitian ini dikarenakan terdapatnya perbedaan situasi dan kondisi baik geografis maupun budaya antara kantor pusat dengan subsidiary berada.

4. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap agency cost. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka akan menurunkan nilai agency cost yang dihadapi perusahaan. Hal ini karena perusahaan besar lebih memiliki kemampuan dan pengalaman dalam mengatasi biaya-biaya yang dikeluarkan secara tidak efisien dengan adanya pengawasan internal yang cukup ketat terhadap tindakan

manajemen yang hanya mementingkan kepentingan pribadinya.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:

(55)

53

2. Nilai koefisien determinasi adjusted R square pada model penelitian dinilai rendah, maka kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen lebih rendah jika dibandingkan dengan faktor-faktor lain. Sehingga kemampuan variabel independen dalam penelitian ini dinilai kurang kuat dalam mempengaruhi variabel dependen.

3. Tidak adanya variabel kontrol dalam penelitian, dimana variabel tersebut dianggap mampu mempengaruhi variabel dependen. Sehingga tidak dapat dikendalikannya pengaruh variabel tersebut terhadap variabel dependen. 4. Pada penelitian ini hanya sedikit ditemukannya struktur kepemilikan

keluarga, sehingga tidak mampu merepresentasikan pengaruhnya terhadap agency cost pada suatu perusahaan.

5.3. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran yang dapat diberikan adalah:

1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas sampel yang digunakan, sehingga hasil penelitian yang ditemukan dapat

digeneralisasikan.

2. Pada penelitian selanjutnya, dimasukkannya variabel kontrol dalam model penelitian, dengan harapan mampu meningkatkan nilai kemampuan variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen.

(56)

54

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Alijoyo, A dan S. Zaini. 2004. Komisaris Independen: Penggerak Praktik GCG di Perusahaan. Indeks AZ. Jakarta.

Anderson. Satta A. dan David M. 2003. Founding Family Ownership and The Agency Cost of Debt. Journal of Financial Economics 68: 263-285. Ang, Rebell A and James W. 2000. Agency Cost and Ownership Structure. The

Journal of Finance 68: 263-285.

Anggraini, Ririn Dwi. 2011. Pengaruh Kepemilikan Institusional dan

Kepemilikan Asing terhadap Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan dalam Annual Report. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.

Anthony dan Govindarajan. 2005. Management Control System Edisi 11. Jakarta. Penerbit Salemba Empat.

Arifin, Zaenal. 2003. Masalah Agensi dan Mekanisme Kontrol pada Perusahaan dengan Struktur Kepemilikan Terkonsentrasi yang Dikontrol Keluarga. Disertasi. Universitas Indonesia. Jakarta.

Aryani, Etha Rizki. 2011. Pengaruh Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap Agency Cost. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.

Badan Pusat Statistik No. 31/05/Th. XVI, 1 Mei 2013.

Cruthley,C E dan R S Hansen. 1989. A Test of Agency Theory of Manajerial Ownership, Corporate Leverage, and Corporate Dividens. Financial Management. Hal 36-46.

Demsetz dan Kenneth. L. 1985. The Structure of Corporate Ownership: Causes and Consequences. Journal of Political Economy 93: 1155-1177.

(58)

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.

Eisenhardt, K.M. 1989. Building Theories from Case Study Research. Academy of Management Review. Vol 14. No 4. pp 532-550.

Fama dan Michael C. Jensen. 1983. Separation of Ownership and Control. Journal of Law and Economics 26: 301-325.

Fachrudin, Khaira Amalia. 2011. Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan Agency Cost terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, vol 13 No. 1: 37-46.

Faisal. 2005. Analisis Agency Cost, Struktur Kepemilikan dan Mekanisme Corporate Governance. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 8.

Fleming, Richard H. dan Rochelle M. 2005. Agency Cost and Ownership Structure in Australia. Pacific-Basin Science Journal 13: 29-52. Ghozali, Imam. 2006. Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan

Keempat: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Husnan, Suad. 2001. Corporate Governance dan Keputusan Pendanaan: Perbandingan Kinerja Pemegang Saham Pengendali Perusahaan Multinasional dan Bukan Multinasional. Jurnal Riset–Akuntansi, Manajemen,Ekonomi, PPAM STIE Yo, 1(1), hal.112.

Jensen dan William H. Meckling. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost, and Ownership Structure. Journal of Financial Economics 3: 305-360.

Jogiyanto. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman Edisi Pertama. BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Koesnadi, Ruddy. 2010. Pengaruh Tingkat Pengungkapan dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Utang. Disertasi. Universitas Indonesia. Depok.

La Porta. Florencio L. Andrei S dan Robert W. 2000. Investor Protection and Corporate Governance. Journal of Financial Economics 58: 3-27.

(59)

Naiker, Vic, Farshid Navissi, VG Sridharan. 2008. The Agency Cost Effects of Unionization on Firm Value. Journal of Management Accounting Research, Vol 20, pp. 133-152.

Putra, Surya Andhika. 2013. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional, dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja Perusahaan serta Dampaknya terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.

Rahmadiyani, Ni’mah. 2012. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Agency Cost dengan Aktivitas Pengawasan Dewan Komisaris sebagai Variabel Pemoderasi. Skripsi. Universitas Indonesia. Jakarta.

Roberts and Lianzeng Yuan. 2010. Does Institutional Ownership Affect the Cost of Bank Borrowing?. Journal of Economics and Business 62: 604-626. Sari, Aprillia Yunita. 2010. Pengaruh Asimetri Informasi dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Food and Baverage yang Go Public di BEI. Tesis. Universitas Pembangunan Nasional. Jawa Timur. Singh, dan Wallace N. Davidson. 2003. Agency Cost, Ownership Structure, and

Corporate Governance Mechanism. Journal of Banking and Finance 27: 793-816.

Siregar, Sylvia V. dan Sidharta Utama. 2008. Type of Earnings Management and the Effect of Ownership Structure, Firm Size, and Corporate Governance Practices: Evidance from Indonesia. The International Journal of

Accounting 43: 1-27.

Sugiyono. 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.Wright, Francis dan Jeff Madura. 1995. The Differential Effect of Agency Cost on Multinasional Corporations: Theory and Evidance. Disertasi. Florida Atlantik University.

Suranta, Edy dan Pratama Puspita Merdistusi. 2004. Income Smooting, Tobin’s Q, Agency Problems dan Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar Bali.

Suwito, Edy dan Arleen Herawaty. 2005. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Tindakan Perataan Laba yang dilakukan oleh Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo.

(60)

Gambar

Tabel 3.1 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan
Tabel 3.2 Sampel Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

PANITIA PENGADAAN BARANG / JASA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA PURUK CAHU TAHUN ANGGARAN 2012.. Alamat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat keseimbangan jangka panjang dan hubungan simultan antara variabel makro ekonomi (tingkat inflasi, BI rate ,

PERTAMA : Mengangkat mereka yang namanya tercantum dalam Lampiran Keputusan ini sebagai Tim Kerja Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan

Untuk itu diminta agar Saudara membawa semua asli dokumen persyaratan kualifikasi. Demikian surat ini disampaikan untuk menjadi perhatian dan kami

dominan pada masing-masing kombinasi linear, selanjutnya ditentukan banyaknya kombinasi linear yang akan digunakan sebagai variabel baru atau komponen utama

Dari hasil penyempurnaan dan uji kinerja alat perendaman gel Urania telah selesai dilakukan dengan variasi kecepatan putar mesin pemutar, variasi waktu perendaman,

Pada penelitian ini menggunakan metode AHP dengan penyelesaian vector eigen untuk pengambilan keputusan dalam pemilihan bank syariah sebagai tempat menabung dengan

Alhamdulillah hirobbilalamin, dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan Rahmat dan Hidayahnya, dan Inayah-Nya yang tiada pernah putus asa