ANALISIS PENGARUH TOTAL ASSET TURN OVER
DAN BOPO TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH
(Studi Kasus pada Bank BTN Kantor Cabang Syariah Jakarta)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I)
Oleh :
HARTINI NINGSIH
NIM : 104046101644
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia manerima sanksi yang
berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2008
ANALISIS PENGARUH TOTAL ASSET TURN OVER
DAN BOPO TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH
(Studi Kasus pada Bank BTN Kantor Cabang Syariah Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I)
Oleh :
Hartini Ningsih
NIM : 104046101644
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil, MA. Edi Setiadi, SE, MM.
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul Analisis Pengaruh Total Asset Turn Over dan BOPO terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada Bank BTN Kantor Cabang Syariah Jakarta) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Juni 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) pada Program
Studi Muamalat.
Jakarta, 12 Juni 2008
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM ( ) NIP. 150 210 422
Sekretaris :Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag ( ) NIP. 150. 318 308
Pembimbing I :Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil, MA ( ) NIP. 150 222 824
Pembimbing II : Edi Setiadi, SE, MM ( )
Penguji I : Drs. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd ( )
NIP. 150 204 484
ABSTRAKSI
HARTINI NINGSIH
Analisis Pengaruh Total Asset Turn Over dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Syariah
Kinerja keuangan sektor perbankan Indonesia dinilai menuju ke arah perbaikan
apabila dibandingkan pada masa krisis, akan tetapi belum pada tataran yang ideal. Antara
tahun 1998 dan 2006, total aset sektor perbankan mengalami peningkatan yang cukup
berarti. Pada tahun 1998, total aset sektor perbankan sebesar Rp895,5 triliun, sedangkan
pada tahun 2006 meningkat sebesar 89,1% menjadi Rp1.693 triliun.
Perbankan syariah pun mampu meningkatkan kinerjanya di tengah tingginya tingkat
persaingan perbankan nasional, termasuk perbankan konvensional. Upaya tersebut semakin
penting, karena perbankan syariah masih menemui kendala untuk mengembangkan
usahanya selama ini.
Berbagai jenis aktivitas operasional ditingkatkan oleh Bank syariah, baik dari
pembukaan cabang baru hingga peluncuran produk-produk terbaru. Pertanyaan selanjutnya
yang akan muncul adalah apakah perputaran aset (Total Asset Turn Over) dan Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) mempengaruhi profitabilitas Bank
Syariah? Pertanyaan itulah yang menjadi permasalahan yang akan dipelajari dalam
penelitian ini.
Tujuan dari penelitian ini penulis pilah menjadi tiga, yaitu : (1). Menganalisis
pengaruh total asset turn over dan BOPO baik secara parsial maupun simultan terhadap
profitabilitas Bank Syariah. (2). Menganalisis seberapa besar pengaruh total asset turn over
dan BOPO terhadap profitabilitas Bank Syariah. (3). Menganalisis variabel apa yang
dari laporan keuangan bulanan Bank BTN Syariah dari Februari 2005 sampai dengan
Desember 2007.
Analisis pengaruh Total Asset Turn Over dan BOPO terhadap Profitabilitas Bank
Syariah dilakukan dengan Analisis Regresi Linier Berganda dengan variabel independennya
adalah Total Asset turn Over dan BOPO sedangkan variabel dependennya adalah Return On
Asset.
Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan dengan menggunakan SPSS for
Windows versi 11.0 menunjukkan bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel independen yaitu Total AssetTurn Over dan BOPO terhadap tingkat
profitabilitas bank syariah. Secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan variabel BOPO
terhadap profitabilitas bank syariah. Sedangkan variabel Total Asset Turn Over secara
parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah.
Total Asset Turn Over memiliki hubungan positif dengan tingkat profitabilitas bank
syariah sedangkan BOPO memiliki hubungan yang negatif dengan profitabilitas bank
syariah. Besarnya kemampuan variabel independen (Total Asset Turn Over dan BOPO)
menjelaskan variabel dependen, yaitu profitabilitas bank syariah adalah sebesar 62,7%, dan
sisanya 27,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Dan
dari penelitian ini disimpulkan bahwa variabel BOPO menjadi variabel yang dominan
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin. Segala puji adalah kepunyaan Allah SWT Rabb
semesta alam, atas segala rahmat dan nikmat-Nya serta pertolongan-Nya yang tiada
terhingga kepada semua makhluk-Nya, khususnya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah keharibaan
baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya kepada jalan
kebenaran hinggga yaumil qiyamah.
Perkenankan penulis berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan
bantuan, motivasi serta masukan terhadap penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi
ini, diantaranya :
1. Ayah dan bunda tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil
serta doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. My family, thanks for everything.
3. Bapak Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil, MA dan Bapak Edy Setiadi, SE, MM.,
selaku dosen pembimbing I dan II, yang telah meluangkan waktu dan tenaganya
membimbing penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MM., selaku dekan Fakultas
5. Ibu Euis Amalia, M.Ag., selaku ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)
dan Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M. Ag., selaku sekretaris Program Studi
Muamalat (Ekonomi Islam).
6. Pimpinan serta staff Perpustakaan Utama UIN serta Perpustakaan Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam
melengkapi literatur guna mendukung penulisan skripsi ini.
7. Bapak dan ibu dosen serta segenap Civitas Akademia Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Pimpinan serta seluruh karyawan BTN KCS Jakarta yang telah meluangkan
waktunya disela-sela kesibukkannya demi membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini
9. Bibah, kak yuni, neng, yana, ani, irham, koni, ryan dan semua Rekan-rekan Jurusan
Muamalat Program Studi Perbankan Syariah yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu. Terima kasih untuk semua dukungannya. You are the best !!!
10. Dan semua pihak yang tidak mungkin penulis ucapkan satu persatu, terima kasih
atas bantuan dan dukungannya.
Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi terhadap
pengembangan khazanah keilmuan yang ada, khususnya dalam bidang Ekonomi Islam.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI……….v
KATA PENGANTAR………...vii
DAFTAR ISI……….ix
DAFTAR TABEL……….xi
DAFTAR GAMBAR ………...xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………...5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………...6
D. Kajian Kepustakaan………...7
E. Hipotesa……….9
F. Objek Penelitian...……….11
G. Pedoman dan Sistematika Penelitian………16
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Teoritis Tentang Laporan Keuangan……….18
B. Tinjauan Teoritis Tentang Analisa Laporan Keuangan………27
C. Tinjauan Teoritis Tentang Analisa Total Asset Turn Over, BOPO dan Profitabilitas………....33
BAB III METODE PENELITIAN A. Dasar-Dasar Ilmu Statistik……….37
B. Korelasi dan Regresi Ganda………...42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif Variabel……….57
B. Pengujian Asumsi klasik ………..62
C. Pengujian Hipotesis………..67
D. Pengujian Koefisien Regresi……….71
E. Interpretasi Data………....72
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………...73
DAFTAR PUSTAKA………....75
DAFTAR TABEL
01. Tabel 1.1 Neraca KCS Jakarta 2005 s/d 2007………11
02. Tabel 1.2 Laba Rugi KCS Jakarta 2005 s/d 2007………...13
03. Tabel 4.1 Return On Asset Bank BTN Syariah Tahun 2005 – 2007………..58
04. Tabel 4.2 Deskripsi Return On Asset (ROA)………..58
05. Tabel 4.3 Total Asset Turn Over Bank BTN Syariah Tahun 2005 – 2007….59 06. Tabel 4.4 Deskripsi Total Asset Turn Over……….60
07. Tabel 4.5 BOPO Bank BTN Syariah Tahun 2005 – 2007………...61
08. Tabel 4.6 Deskripsi BOPO………..62
09. Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas………...63
10. Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi……….66
11. Tabel 4.9 Hasil Uji F………68
12. Tabel 4.10 Hasil Uji t……….69
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran……….10
2. Gambar 3.1 Bagan Pembagian Ilmu Statistik………..40
3. Gambar 3.2 Bagan Paradigma Penelitian…..………..42
1. Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas………...64
1. Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas………....65
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam era perdagangan bebas ini, perubahan dan mobilitas keuangan
internasional semakin cepat, sehingga mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk
Akuntansi dan Keuangan. Bagi kita di Indonesia fenomena ini mau tidak mau, suka
tidak suka harus kita alami. Dengan semakin majunya perkembangan dunia perbankan,
persaingan antar bank pun semakin meningkat.
Kinerja keuangan sektor perbankan Indonesia dinilai menuju ke arah perbaikan
apabila dibandingkan pada masa krisis, akan tetapi belum pada tataran yang ideal.
Antara tahun 1998 dan 2006, total aset sektor perbankan mengalami peningkatan yang
cukup berarti. Pada tahun 1998, total aset sektor perbankan sebesar Rp895,5 triliun,
sedangkan pada tahun 2006 meningkat sebesar 89,1% menjadi Rp1.693 triliun. Dana
pihak ketiga meningkat sebesar 105,8% dari Rp625 triliun pada tahun 1998 menjadi
Rp1.287 triliun pada tahun 2006. Kredit juga mengalami peningkatan yang cukup tinggi,
yaitu sebesar 52,7% dari Rp545,5 triliun menjadi Rp832,9 triliun. Rasio kecukupan
modal (CAR) juga meningkat dari -15,7% pada tahun 1998 menjadi 20,5% pada tahun
2006. Namun, besarnya dana pihak ketiga yang digunakan untuk kredit yang terlihat
dari loan to deposit ratio (LDR) masih rendah dibandingkan masa sebelum krisis. Pada
1999, LDR turun drastis menjadi sekitar 45%. Kehati-hatian perbankan dalam
menyalurkan kredit pasca krisis merupakan alasan utama rendahnya LDR perbankan.
Namun perlu dicatat bahwa seiring dengan berjalannya waktu, LDR perbankan
menunjukkan peningkatan. Seiring dengan turunnya LDR dan lebih baiknya pengaturan
kehati-hatian perbankan, kredit yang bermasalah atau non performing loan (NPL) juga
turun, yaitu dari 34,7% pada tahun 1998 menjadi 3,6% pada tahun 2006. Kemudian,
pendapatan bersih dari bunga atau net interest income (NII) mengalami peningkatan
yang berarti sebesar 110,6% dari minus Rp73 triliun pada tahun 1998 menjadi Rp7,7
triliun pada tahun 2006.1
Kinerja keungan perbankan ini merupakan alat untuk mengetahui seberapa besar
suatu perusahaan dapat bertahan dalam mencapat target keuntungan yang ingin
dicapainya. Dengan diberlakukannya Undang-Undang No.10 Tahun 1998, perbankan
syariah telah mendapatkan kesempatan yang lebih luas untuk menyelenggarakan
kegiatan usaha, termasuk pemberian kesempatan kepada bank umum konvensional
untuk membuka kantor cabang yang khusus melaksanakan kegiatan berdasarkan prinsip
syariah. Pemberian kesempatan pembukaan kantor cabang syariah ini adalah sebagai
upaya meningkatkan jaringan perbankan syariah yang tentunya akan dilakukan
bersamaan dengan upaya pemberdayaan perbankan syariah. Upaya tersebut diharapkan
akan mendorong perluasan jaringan kantor, pengembangan pasar uang antar bank
syariah, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan kinerja bank syariah, yang pada
1 Fajar, “
intinya akan menunjang pembentukan landasan perekonomian rakyat yang lebih kuat
dan tangguh.2
Perbankan syariah pun dinilai harus mampu meningkatkan kinerjanya di tengah
tingginya tingkat persaingan perbankan nasional, termasuk perbankan konvensional.
Upaya tersebut semakin penting, karena perbankan syariah masih menemui kendala
untuk mengembangkan usahanya selama ini. Menurut Dewi Astuti Dewi Astuti, dari
Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia (BI), Perbankan syariah memang harus
bisa bersaing dan terus meningkatkan layanan serta efisiensi. Apalagi, kalau melihat
suku bunga perbankan konvensional yang cenderung menurun mengikuti tren
penurunan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) selama ini. Peningkatan daya
saing perbankan syariah ini menjadi semakin penting, karena masih adanya beberapa
kendala yang harus dihadapi. Contohnya, persoalan double tax atau pajak ganda, karena
dalam setiap transaksi jual beli harus dikenai pajak.3
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Studi
Kebanksentralan Bank Indonesia (PPSK BI) yang dilakukan tahun lalu, industri
perbankan syariah dinilai lebih efisien dibandingkan perbankan konvensional. Penelitian
dilakukan dengan mengggunakan data kinerja industri perbankan syariah dan perbankan
konvensional sejak 2002 hingga 2006. Penelitian ini juga menggunakan ukuran
parametrik dan non parametrik. Salah satu bukti bahwa bank syariah lebih efisien
2
Muhammad Syafi’i Antonio, “Bank Syariah dari Teori ke Praktek”, (Jakarta : Gema Insani Press, 2001), h.224
3 “Kinerja Bank Syariah Perlu ditingkatkan”. Artikel diakses pada 10 Agustus 2007 dari
ditunjukkan oleh rasio pembiayaan dibandingkan dana pihak ketiga (financing to deposit
rati, , FDR). Sejak 2002 hingga 2006, FDR perbankan syariah ternyata lebih tinggi
dibandingkan rasio penyaluran kredit terhadap DPK (loan to deposit ratio, LDR)
perbankan konvensional.4
Salah satu bank yang dinilai baik kinerja keuangannya adalah Bank BTN. Bank
Tabungan Negara (BTN) sebagai Bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan
tahun 2008 ini mengembangkan kantor cabang syariah ke-13 berlokasi di Bekasi Jawa
Barat tepatnya di Ruko Kalimas Bekasi Timur untuk memudahkan masyarakat yang
menggunakan layanan syariah. Menurut Direktur Utama BTN Iqbal Latanro,
Pembukaan cabang syariah ini untuk memenuhi penyediaan alternatif layanan
perbankan dual banking sistem. Sebelumnya 14 Januari 2005 BTN meresmikan kantor
cabang Jakarta. Pengembangan unit syariah di BTN dimaksud untuk mendukung
kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional terutama
pembiayaan rumah bagi masyarakat berpendapatan rendah termasuk program
Rusunami. Masyarakat tinggal memilih apakah mau menggunakan sistem konvensional
atau syariah. 5
Berbagai aktivitas Bank dalam mengembangkan layanan perbankan yang
mempermudah para nasabahnya dijalankan. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan
keuntungan bank secara keseluruhan. Laporan yang belum diaudit sampai dengan 31
Desember 2007, BTN unit syariah memberikan kontribusi pembiayaan Rp396 miliar
4
Republika, “Bank syariah lebih efisien dibanding konvensional”, artikel diakses pada 5 Maret 2008 dari Http://stei-sebi.com/2008/05/bank-syariah-lebih-efisien-dibanding-kinvensional.html.
5
bagi 4.156 unit rumah. Sementara total kredit yang disalurkan BTN mencapai Rp8,551
triliun untuk 140.192 unit. BTN pada periode yang sama 2007 juga membukukan
kinerja yang baik. Laba yang dicapai Rp613 miliar, aset Rp36,7 triliun, kredit yang
disalurkan Rp23,4 triliun, dana pihak ketiga Rp24,2 triliun. Sementara untuk rasio
keuangan CAR 20,84 persen, LDR 92,42 persen,NPL 2,48 persen dan modal Rp2,7
triliun.6
Atas dasar latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan Kinerja Keuangan Berdasarkan Total Asset Turn Over (TATO) dan
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return On Asset
(ROA) Bank Syariah pada Bank BTN Syariah tersebut, maka penulis tertarik untuk
mengambil judul, “Analisis Pengaruh Total Asset Turn Over dan BOPO Terhadap
Profitabilitas Bank Syariah”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berawal dari uraian dan latar belakang masalah di atas, melihat luasnya
ruang lingkup penelitian maka batasan permasalahan dalam penelitian ini adalah
dikhususkan pada Unit Usaha Syariah yaitu Bank Tabungan Negara Cabang Syariah
Jakarta. Penelitian ini juga dispesifikkan pada Analisis laporan keuangan.dengan
model rasio keuangan yang berupa Total Asset Turn Over, BOPO dan Return On
Asset.
6
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, penelitian ini diharapkan dapat
menemukan pengaruh secara signifikan antara Total Asset Turn Over dan BOPO
terhadap Return On Asset, maka rumusan masalah diarahkan pada beberapa
pertanyaan sebagai berikut :
a. Apakah terdapat pengaruh Total Asset Turn Over dan BOPO baik secara parsial
maupun simultan terhadap Profitabilitas Bank Syariah ?
b. Seberapa besar pengaruh Total Asset Turn Over dan BOPO terhadap
profitabilitas Bank Syariah ?
c. Variabel apa yang dominan berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Total Asset Turn Over dan BOPO baik
secara parsial maupun simultan terhadap Profitabilitas Bank Syariah.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Total Asset Turn Over dan BOPO terhadap profitabilitas Bank Syariah.
Untuk mengetahui variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah.
Secara lebih spesifik penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,
antara lain :
a. Manfaat terhadap kepentingan dunia akademik
Dimana penelitian ini diharapkan dapat menyajikan informasi sebagai acuan dan
berguna untuk menambah wawasan pemikiran dalam hal akuntansi khususnya
analisis laporan keuangan antara rasio efisiensi biaya, aktivitas dan profitabilitas.
b. Manfaat terhadap dunia praktisi
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat disumbangkan saran-saran kepada
pemimpin sebagai masukan, khususnya yang berkenaan dengan kinerja
keuangan yang berguna dalam menerapkan kebijakan Bank di bidang keuangan
khususnya dalam menganalisis laporan keuangan sebagai upaya meningkatkan
kinerja bank secara keseluruhan.
D. Kajian Kepustakaan
Tema Kinerja Keuangan telah dikaji dalam beberapa penelitian. Namun belum
banyak yang membahas tema Pengaruh Rasio Aktivitas dan efisiensi biaya terhadap
rasio Profitabilitas pada lembaga keuangan syariah secara intensif dan spesifik,
diantaranya sebagai berikut :
1. Siti Cheliyah, “Analisa Pengaruh Likuiditas Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank
Syariah (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia)”, Perbankan Syariah, UIN Jakarta,
Variabel x yang digunakan dalam penelitian adalah Loan to Deposit Ratio
sedangkan variabel y yang digunakan daloam penelitian adalah Return on Asset.
Hasil Penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Loan
to Deposit Ratio dengan Return On Asset. Dengan kata lain, antara Loan to Deposit
Ratio dengan Return On Asset memiliki pengaruh yang negatif.
2.. Rosdiana Awalia, “Analisis Pengaruh kualitas Aktiva Produktif terhadap Net Profit
Margin Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk”, Perbankan Syariah, UIN Jakarta,
tahun 2006.
Variabel x yang digunakan dalam penelitian adalah KAP sedangkan variabel
y yang digunakan dalam penelitian adalah net profit margin. Hubungan yang terjadi
antara kedua variabel adalah hubungan negatif kuat artinya mempunyai sifat terikat
yang berkebalikan, apabila variabel pertama mengalami kenaikan maka variabel
lainnya cenderung mengalami penurunan, dan sebaliknya.
3. Tini Munani, “Analisis Pengaruh Cash Ratio, LDR, NPL dan CAR Terhadap
Profitabilitas Bank Go Public (Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta)”, Manjemen,
Fakultas Ekonomi, UIN, 2006
Ada 4 variabel x yang digunakan dalam penelitian yaitu cash ratio, LDR,
NPL, dan CAR sedangkan variabel y yang digunakan dalam penelitian adalah return
on asset. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel CAR memiliki tingkat signifikan
yang tinggi dengan nilai t hitung sebesar 6,206 pada kurva distribusi t dua arah (two
tailed). Nilai ini jatuh pada daerah penolakan yang berarti t hitung 6,206 > t tabel
E. Hipotesa
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesisnya adalah :
Ho : Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel independen (Total
Asset Turn Over dan BOPO) terhadap variabel dependen (Return On Asset).
Ha : Terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel independen (Total Asset
Turn Over dan BOPO) terhadap variabel dependen (Return On Asset).
Hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut
:
Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, penulis mencoba merumuskan hipotesis
sebagai berikut: “Terdapat Pengaruh yang Signifikan antara Kinerja Keuangan
Berdasarkan Total Asset Turn Over dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Syariah”.
BTN Syariah
Laporan Keuangan
Rasio Aktivitas &
Efisiensi Biaya Rasio Profitabilitas
ROA 1.TATO
2. BOPO
Analisis Regresi Linier Berganda
Nomalitas Multikolinearitas Autokorelasi Heterokedastisitas
Interpretasi
Koefisien Determinasi Uji T secara parsial
F. Objek Penelitian
Penelitian dilakukan pada Bank BTN Kantor Cabang Syariah Jakarta-Harmoni
yang berada di Jalan Gajahmada No.1, Jakarta Pusat. Sampel berupa laporan rugi laba
dan laporan neraca Bank BTN Kantor Cabang Syariah Jakarta tersebut.
1. Laporan Keuangan Bank BTN KCS Jakarta
Laporan keuangan BTN Kantor cabang Syariah Jakarta, dipaparkan sebagai berikut :
Tabel 1.1
NERACA KCS JAKARTA 2005 S/D 2007
ITEM NERACA 2005 2006 2007
AKTIVA
KAS 617,964,000 342,177,200 722,104,500
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA
GIRO PADA BANK LAIN 4,678,188,161 163,799,915 220,370,390 PENEMPATAN PADA BANK LAIN 264,045 20,974 107,673 INVESTASI PADA EFEK
PIUTANG 1. MURABAHAH
- PIUTANG MURABAHAH 27,790,761,282 75,502,055,566 105,087,062,981 - MRG MURABAHAH DITNGGHKN 12,569,388,784- 35,740,016,782- 48,542,509,090- 2. SALAM
3. ISTISHNA
- PIUTANG ISTISHNA 0
- MRG IST DITANGGUHKAN 0
PEMBIAYAAN MUDHARABAH 2,000,000,000 2,125,578,716 14,394,969,858 PEMBIAYAAN MUSYARAKAH 895,500,000 2,862,500,000 PINJAMAN QARDH
PENYALURAN DANA INV TERIKAT
PENYISIHAN PENGHPS AKTV PROD 218,998,247- 540,923,809- 912,712,971- PERSEDIAAN TAGIHAN & KEWAJIBAN AKSEPTASI
IJARAH AKT ISTISHNA DLM PENYELESAIAN
PENYERTAAN PADA ENTITAS LAIN
AKTV TETAP 255,058,918 389,057,526 477,957,526
AKUMULASI PENYUSUTAN 225,119,814- 288,800,137-
PIUTANG PENDAPATAN BAGI HASIL 52,594,414 201,476,944 355,879,440 PIUTANG PENDAPATAN IJARAH
AKTIVA LAINNYA
- UANG MUKA 0
- REKENING ANTAR KANTOR 14,251,331,731 242,571,614,146
- BEBAN DIBAYAR DIMUKA
LAIN-LAIN 1,980,000 746,000 3,900,000
TOTAL AKTIVA 22,608,423,789 57,365,684,167 316,952,444,316
KEWJBN INV TDK TERIKAT&EKUITAS
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN SEGERA 234,444,019 410,402,367 757,281,129 BAGI HASIL YG BLM DIBAGIKAN 13,379,215 234,381,086 1,496,590,356
SIMPANAN PIHAK KETIGA
1. GIRO WADIAH 2,580,781,482 2,896,372,203 4,271,505,068 2. TABUNGAN WADIAH 6,063,057,978 2,621,737,220 2,723,347,818 HUTANG
1. HUTANG SALAM 2. HUTANG ISTISHNA
3. KEWAJIBAN LAIN-LAIN 627,122,400 767,620,000 766,125,000
4. REKENING ANTAR KANTOR 8,190,130,773
5.REKENING PERANTARA 0
KEWJB DANA INVESTASI TERIKAT
HUTANG PAJAK
EST KERUGIAN KOMTMEN&KONTIJE 6,267,900 19,969,000 PINJAMAN YANG DITERIMA
PINJAMAN SUBORDINASI INVESTASI TIDAK TERIKAT
INV TDK TERIKAT D/ BUKAN BA
TABUNGAN MUDHARABAH 1,584,673,936 4,702,346,756 8,422,783,531 DEPOSITO MUDHARABAH 3,449,054,300 45,021,158,059 296,393,600,954 INVEST TDK TERIKAT DARI BANK
TABUNGAN MUDHARABAH
- TAHUN LALU 134,220,314- 134,220,314- 705,398,576
- TAHUN BERJALAN 839,618,890 1,395,842,884
TOT KEWJBAN,INV TT DAN EKUITAS 22,608,423,789 57,365,684,167 316,952,444,316
SELISIH AKTIVA/PASIVA 0 0 0
Tabel 1.2
LABA RUGI KCS JAKARTA 2005 S/D 2007
I TEM LABA - RUGI 2005 2006 2007
PENDAPATAN OPERASI UTAMA
PANDAPATAN DARI JUAL BELI
PENDAPTAN I STI SHNA PARALEL PENDAPATAN I STI SHNA HARGA POKOK I STI SHNA PENDAPATAN BERSI H I STI SHNA
TOTAL PENDAPATAN D/ JUAL BELI 271,971,823 3,023,405,962 5,706,120,315 PENDAPATAN DARI SEWA
PENDAPATAN SEWA
KEUNTUNGAN PELPSAN AKTV I JRH KEUNTUNGAN LAI NNYA
TOTAL PENDAPATAN SEWA BEBAN PENYUSUTAN AKTV I JARAH BBN PEMELI HARAAN AKTV I JARAH BEBAN SEWA AKTI VA I JARAH RUGI PELEPASAN AKTI VA I JARAH TOTAL BEBAN SEWA
PENDAPATAN BERSI H SEWA PENDAPATAN DARI BAGI HASI L
PENDPTAN BG HSL MUDHARABAH 320,965,032 774,306,190 PENDPTAN BG HSL MUSYARAKAH 167,266,926 56,925,307 PENDAPATAN BAGI HASI L LAI NNYA
TOTAL PENDAPATAN BAGI HASI L 488,231,958 831,231,497 PENDPTAN OPERASI UTAMA LAI NNYA
PENDAPATAN BONUS SWBI
PDP DR PNMPTN PD BANKSY LAI N 67,931,988 14,399,041 4,254,547 PENDPTN DR PI NJAMAN QARDH
GANTI RUGI AKTV PROD DR ASSRS SURAT BERHARGA LAI NNYA
TTL PNDPTN OPERASI UTAMA LAI NNYA 67,931,988 14,399,041 4,254,547 HAK PI HAK KE-3 A/ BG HSL I NV TT 82,534,709- 1,854,517,326- 20,899,480,297- TOTAL PNDPTN BANK SBG
MUDHARI B
257,369,102 1,671,519,635 14,357,873,938-
PENDAPATAN OPERASI LAI NNYA PENDAPATAN FEE HAWALAH PENDAPATAN FEE RAHN PENDAPATAN FEE KAFALAH
PENDAPATAN FEE WAKALAH 1,155,000 6,898,000 13,975,000 PENDAPATAN FEE I NV TERI KAT
PENERI MAAN KELEBI HAN QARDH
PENDAPATAN ADMI NI STRASI 153,510,065 290,143,515 490,674,770 PENDAPATAN KOREKSI PPAP 44,891,403 258,826,112 PENDAPATAN AKRUAL & AMORTI SASI 52,594,414
TOTAL PENDAPATAN OPERASI LAI NNYA
207,259,479 341,932,918 763,475,882
BEBAN OPERASI ONAL
BEBAN OPERASI LAI NNYA
BEBAN BONUS WADI AH 30,205,645- 210,534,393- 241,449,522-
BEBAN AKRUAL & AMORTI SASI
KERUGI AN PENURUNAN NI LAI AKTV
BN PENYSTN KERUGI AN AKTV PROD 218,998,247- 373,084,865- 644,316,374-
BN PENYSTN AKTI VA TETAP 119,313,608- 105,806,206- 63,680,323-
BEBAN TRANSAKSI VALAS
KRUGI AN PENURUNAN NI LAI PERSD
BN PREMI DL RK PENJAMI NAN
RUGI PENGELOLAAN DANA I NV TT
BEBAN SEWA 34,800,000- 104,072,174- 198,120,514-
BEBAN PROMOSI 15,592,095- 31,182,444- 53,975,997-
SELI SI H PENI LAI AN PERSEDI AAN
BEBAN ADMI NI STRASI DAN UMUM 58,265,916- 167,066,017- 208,613,810-
BEBAN TENAGA KERJA 121,676,298- 410,312,391- 681,022,157- TOTAL BEBAN OPERASI LAI NNYA 598,851,809- 1,402,058,490- 2,091,178,697-
PENDAPATAN NON OPERASI 2,914 243,901,861 17,081,419,637
BEBAN NON OPERASI 15,677,034- 0
ZAKAT
PAJAK
LABA/ RUGI 134,220,314- 839,618,890 1,395,842,884
2. Rasio – Rasio Keuangan pada BTN Syariah :
1) Return On Asset (ROA)
Rumus ROA :
Laba Bersih x 12
Total Aset Jumlah Bulan
Manfaat :
Untuk menghitung berapa besar tingkat laba yang dihasilkan dari penggunaan total
asset yang ada dalam suatu periode.
Rumus Total Asset Turn Over :
Pendapatan Operasi Utama
Total Aset
Manfaat :
Untuk mengetahui berapa kali banyaknya perputaran aktiva selama satu periode,
seberapa besar perputaran aktiva ini mampu menghasilkan penjualan atau
pendapatan bagi bank syariah.
3) Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Rumus BOPO :
Beban Operasi Utama + Beban Operasional Lainnya – FTP
Pendapatan Operasi Utama + Pendapatan Operasional Lainnya
Manfaatnya :
Untuk mengukur efsisiensi biaya dalam menghasilkan laba usaha suatu perusahaan /
Bank. Dimana BOPO ini untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut efisien atau
tidak dalam pengendalian biaya-biayanya.
4) Cost Income Ratio (CIR)
Rumus CIR :
Beban Operasi Utama + Beban Operasional Lainnya – FTP – PPAP - PAT
Pendapatan Operasi Utama + Pendapatan Operasional Lainnya
Digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat efisiensi biaya setelah dikurangi
dengan PPAP dan penyusutan Aktiva Tetap.
5). Net income Margin (NIM)
Rumus :
Pendapatan Bersih Operasi Utama
Posisi Pembiayaan (pokok) – netto + Giro Pada Bank Lain
Manfaat :
Digunakan untuk mengukur seberapa besar pendapatan bersih yang dihasilkan dari
aktiva produktif yang ada di Bank Syariah.
G. Pedoman dan Sistematika Penulisan
1. Pedoman Penulisan
Teknik penulisan merujuk pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : UIN Jakarta PRESS, 2007.
2. Sistematika Penulisan
BAB II Tinjauan Pustaka, terdiri dari Teori-teori Laporan Keuangan, Analisa Laporan Keuangan, TATO, BOPO dan Profitabilitas pada Bank BTN Cabang Syariah
Jakarta, Kerangka Pikir, Hipotesis dan Definisi Operasional Variabel
BAB III Metode Penelitian, terdiri dari dasar-dasar ilmu statistik, pengertian dan manfaat korelasi dan regresi, serta macam-macam uji hipotesis.
BAB IV Penemuan dan pembahasan, terdiri dari Analisis dan pengujian Hipotesis, Asumsi klasik model regresi Berganda, Hasil pengujian variabel Total Asset
Turn Over dan BOPO yang berpengaruh terhadap Return On Asset, Pengujian
terhadap Hipotesis Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Teoritis Tentang Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu
perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan disusun
dari proses dan prosedur akuntansi sehingga dapat dikatakan bahwa laporan
keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Proses akuntansi
didefinisikan secara berbeda-beda antar penulis. Salah satu yang menjadi pegangan
dasar dalam mendefinisikan akuntansi adalah definisi akuntansi menurut Accounting
Principle Board (APB) Statement No.4 sebagai berikut :
“Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, yang digunakan dalam memilih di antara beberapa alternatif pilihan.”7
Landasan dasar Akuntansi Islam di dalam Qur’an, adalah Surat Al-Baqarah, ayat 282 yang berbunyi sbb8 :
7
Sofyan syafri Harahap, “analisis Kritis atas Laporan Keuangan”, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2006), h.59
8
2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan. Informasi tersebut bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dari pengambil keputusan ekonomi. Laporan keuangan
mempunyai arti yang sangat penting bagi pihak yang membutuhkan atau
berkepentingan, pihak-pihak yang membutuhkan antara lain: para pemilik
perusahaan/pemegang saham, manajer perusahaan yang bersangkutan, banker,
kreditor, investor, pemerintah, mereka yang menggunakan laporan keuangan untuk
memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda.
Pada umumnya dalam menganalisa laporan keuangan untuk mengetahui
kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa
tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks, yang
menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan data keuangan yang lainnya.
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio
ini akan dapat memperjelas atau memberi gambaran pada penganalisa tentang baik
buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka
rasio tersebut dibandingkan dengan data industri yang digunakan sebagai standar.
Namun walaupun dengan angka-angka distandarkan, seorang analis harus hati-hati
Informasi bermanfaat yang disajikan dalam laporan keuangan, antara lain,
meliputi informasi :9
Untuk pengambilan putusan investasi dan pembiayaan.
Untuk menilai prospek arus kas baik penerimaan maupun pengeluaran kas di
masa yang datang.
Mengenai sumber daya ekonomis bank (economic resources), kewajiban untuk
mengalihkan sumber daya tersebut kepada entitas lain atau pemilik saham, serta
kemungkinan terjadinya transaksi dan peristiwa yang dapat mempengaruhi
perubahan sumber daya tersebut.
Mengenai kepatuhan bank terhadap prinsip syariah, termasuk pendapatan dan
pengeluaran yang tidak sesuai dengan prinsip syariah dan bagaimana pendapatan
tersebut diperoleh serta penggunaannya.
Untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab bank terhadap
amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat
keuntunmgan yang layak dan informasi mengenai tingkat keuntungan investasi
terikat.
Mengenai pemenuhan fungsi sosial bank, termasuk pengelolaan dan penyaluran
zakat.
3. Jenis-jenis Laporan Keuangan
9 Tim Penyusun Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (IAI), Pedoman Akuntansi Perbankan
Jenis-jenis laporan keuangan, antara lain :
a. Laporan Neraca (Posisi Keuangan)
adalah suatu laporan yang menunjukkan tentang perkiraan harta, utang,
dan modal Bank pada saat tertentu, biasanya pada akhir suatu periode
pembukuan. Menurut Drs. Muchdarsyah Sinungan, neraca atau balance sheet
adalah suatu gambaran dari laporan keuangan bank yang mengemukakan
perbandingan yang seimbang antara hrta benda, milik atau kekayaan bank
dengan semua kewajiban, utang dan modalnya.10 Jadi, neraca adalah keseimbangan antara aktiva dan pasiva.
Isi laporan neraca adalah sebagai berikut :
• Harta / Aset / Aktiva11
Harta adalah benda baik yang memiliki wujud maupun yang semu yang
dimiliki oleh perusahaan. Klaim atas harta yang tidak berwujud disebut
ekuitas / equities yang dapat mendatangkan manfaat di masa depan. Aset
merupakan sesuatu yang mampu menimbulkan aliran kas positif atau
manfaat ekonomi lainnya, baik dengan dirinya sendiri maupun dengan aset
yang lain, yang haknya didapat oleh bank syariah sebagai hasil dari transaksi
atau peristiwa masa lalu.12
• Kewajiban / Hutang / Pasiva / Liabilities
10
Drs. Muchdarsyah Sinungan, “Manajemen Dana Bank”, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2000 hal. 186
11 www.organisasi.org/org/macam dan jenis perkiraan atau akun dalam akuntansi 12
Hutang adalah kewajiban perusahaan pada pihak ketiga untuk melakukan
sesuatu yang pada umumnya dalah pembayaran uang, penyerahan barang
maupun jasa pada waktu-waktu tertentu.
• Modal / Capital
Modal adalah hak milik atas kekayaan dan harta perusahaan yang berbentuk
hutang tak terbatas suatu perusahaan kepada pemilik modal hingga jangka
waktu yang tidak terbatas. Rumus modal adalah harta atau aset dikurangi
dengan kewajiban atau hutang. Contoh Modal : modal disetor, prive, modal
komanditer, laba ditahan, agio saham, saham preferen & biasa,
simpanan-simpanan, sisa hasil usaha atau shu, dan lain sebagainya.
Rumus ---> Aktiva = Kewajiban + Modal
b. Laporan Rugi Laba
laporan rugi laba menyajikan pendapatan dan biaya – biaya dalam suatu
Bank. Laporan laba rugi adalah Laporan yang menggambarkan kinerja dan
kegiatan usaha bank syariah pada suatu periode tertentu yang meliputi
pendapatan dan beban yang timbul pada operasi utama bank dan operasi
lainnya.13
Penyusunan laporan laba rugi didasarkan pada pendapatan dan biaya
diakui secara akrual sedangkan perhitungan distribusi pendapatan / hasil usaha
13
menggunakan dasar kas. Oleh karena itu, bank syariah harus mampu
membedakan pendapatan akrual dan pendapatan yang kasnya sudah diterima.
• Pendapatan
Pendapatan adalah kenaikan kotor dalam asset atau penurunan dalam
liabilitas atau gabungan dari keduanya selama periode yang dipilih oleh
pernyataan pendapatan yang berakibat dari investasi yang halal,
perdagangan, memberikan jasa, atau aktivitas lain yang bertujuan meraih
keuntungan, seperti menajemen rekening investasi terbatas.
• Biaya
Biaya adalah pengeluaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam
rangka menciptakan atau memperoleh pendapatan baik itu secara langsung
atau tidak langsung telah dimanfaatkan untuk menciptakan pendapatan dalam
suatu periode tertentu. Biaya diakui secara accrual basis, selalu diakui dan
dibebankan ke dalam perhitungan laba rugi pada saat jatuh waktu tanpa
telebih dahulu menunggu pembayaran.14
c. Laporan Arus Kas
14 N. Lapoliwa dan Daniel S. Kuswandi, “Akuntansi Perbankan, Akuntansi Transaksi Bank Dalam Valuta
Laporan Arus Kas merupakan laporan yang menunjukkan penerimaan
dan pengeluaran kas dan setara kas pada bank selama periode tertentu yang
dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.15
Aktivitas operasi (Operating) adalah aktivitas pengahasil utama
pendapatan bank (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang
bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Aktivitas investasi (investing) adalah aktivitas perolehan dan pelepasan
aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak setara kas.
Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman bank.
d. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menunjukkan perubahan
ekuitas bank yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih
atau kekayaan selama periode pelaporan.
e. Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah)
15
Mudharabah muqayyadah adalah akad mudharabah dimaan shahibul
maal memberikan batasan kepada mudharib menegnai tempat, cara, dan obyek
investasi.
Laporan perubahan dana investasi terikat memisahkan dana investasi
terikat berdasarkan sumber dana dan memisahkan investasi berdasarkan
jenisnya.
e. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana ZIS
Laporan sumber dan penggunaan dana ZIS merupakan laporan uang
menunjukkan sumber dan penggunaan dana selama suatu jangka waktu tertentu,
serta saldo ZIS pada tanggal tertentu.
f. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan16
Laporan sumber dan penggunaan qardh merupakan laporan yang
menunjukkan sumber dan penggunaan dana selama suatu jangka waktu tertentu,
serta saldo qardh pada tanggal tertentu.
B. Tinjauan Teoritis Tentang Analisa Laporan Keuangan
16
1. Analisa Likuiditas
Suatu bank dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan dapat
memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar kembali semua
deposannya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukannya tanpa
terjadi penangguhan.
Untuk berbagai pihak pemakai laporan keuangan bank perhitungan
likuiditas tersebut dapat digunakan melalui perhitungan-perhitungan ratio yang
menggambarkan hubungan timbal balik antara assets dengan liabilities. Rasio ini
untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial
jangka pendeknya. 17
Adapun rumus-rumus perhitungan ratio tersebut adalah sebagai berikut :
1. Quick Ratios = Cash assets
Total Deposit
Rasio ini menunjukkan kemampuan bank untuk membayar kembali simpanan
para deposannya dengan alat-alat yang paling likuid yang dipunyai oleh pihak
bank atau sering juga disebut Quick Ratios.
2. Banking Ratio = Total Loans Total Deposit
Banking ratio ini digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang banyak
digunakan, dan lebih mendekati sifat dari kegiatan bank yang murni. Semakin
17
tinggi tingkat ratio ini maka tingkat likuiditasnya akan semakin kecil, karena
jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kreditnya semakin banyak.
3. Assets to Loan Ratio = Total Loans Total Assets
Rasio ini juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank, semakin
tinggi tingkat ratio yang ada akan menunjukkan semakin rendahnya tingkat
likuiditas bank yang bersangkutan.
4. Cash Ratio = Liquid Assets
Short term borrowing
Yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan bank untuk melunasi
kewajiban-kewajiban yang segera harus dibayar dengan lat-alat likuid yang dipunyainya.
2. Analisa Solvabilitas
Analisa solvabilitas Bank atau secara teknis disebut juga Analysis of
Bank Capital ini membahas secara bertahap tentang fungsi dari Bank Capital,
cara pengukuran kebutuhan modal dan cara perhitungan ratio dari solvabilitas
suatu bank.
a. Fungsi dari Bank Capital
Sebagai ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap kerugian –
Sebagai sumber dana yang diperlukan untuk membiayai akegiatan
usahanya sampai batas – batas tertentu, karena sumber – sumber dana
dapat juga berasal dari hutang penjualan assets yang tidak terpakai dan
lain-lain.
Sebagai alat pengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut atau
kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya.
Dengan modal yang mencukupi memungkinkan bagi manajemen bank
yang bersangkutan untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi, seperti
yang dikehendaki oleh para pemilik modal pada bank tersebut.
b. Capital ratios
Adanya perhitungan capital ratios tadi dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
1. Primary ratio = Equity Capital
Total Assets
Rasio ini digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana penurunan yang
terjadi dalam total aset yang masih dapat ditutup oleh equity capital yang
tersedia, hingga rasio ini akan berguna untuk memberikan indikasi untuk
mengukur apakah permodalan yang ada telah memadai atau belum.
2. Risk Asset Ratio = Equity Capital
Kegunaan rasio ini juga menyerupai pada primary ratio, tetapi lebih
dikonsentrasikan pada kemungkinan penurunan dari risk assets saja.
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan rnemanfaatkan
semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Semua rasio aktivitas ini
melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai
jenis aktiva.
Semakin cepat tingkat perputaran asset maka semakin efektif perusahaan
dalam memanfaatkan sumber daya yang ada dalam perusahaan, percepatan
perputaran asset ini akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba. Rasio Aktivitas, antara lain :18
• ITO (inventory turn over) : sales dibanding dengan inventory. Untuk
mengetahui dana yang tertanam dalam persediaan barang berputar dalam
suatu periode tertentu (rata-rata 9 kali)
Rumus : Penjualan
persediaan
• Receivable Turn Over : Receiveable dibandingkan dengan sales per day.
Adalah rasio untuk mengetahui lama penagihan piutang (rata-rata 20 hari)
Rumus : Penjualan
Piutang
18
• Total Asset Turn Over : Sales disbanding dengan Total Aset. Adalah rasio
untuk mengetahui perputaran dari seluruh kekayaan (rata-rata 2 kali)
Rumus : Penjualan
Total aset
• Working Capital Turn Over : Sales dibandingkan dengan Current assets
dikurangi Current Liabilities. Merupakan rasio untuk menunjukkan
perputaran dari modal kerja dalam 1 tahun.
Rumus : Penjualan
Aktiva lancar – kewajiban lancar
4. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas/Rentabilitas menggambarkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Rasio ini digunakan
untuk mengukur efektifitas manajemen yang dilihat dari laba yang dihasilkan
terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini juga merupakan hasil dari
kebijakan pengelolaan keuangan dalam perusahaan, rasio profitabilitas bisa
berkorelasi positif dan negatif dengan rasio likuiditas, leverage, dan rasio
aktivitas. Macam-macam Rasio Profitabilitas, antara lain :19
19
• Profit Margin Ratio : Profit after taxes dibanding sales. Rasio yang dapat
menggambarkan hasil yang dicapai oleh setiap kebijakan dan keputusan
manajemen.
Rumus : Laba setelah pajak
Penjualan
• Return on Assets : Net Profit After Taxes disbanding dengan total asset.
Rasio yang menunjukkan kemampuan modal yang ditanam secara
keseluruhan untuk menghasilkan keuntungan.
Rumus : Laba bersih
Total aset
• Return on Equity (Return on Investment) : Net Profit After Taxes dibanding
Equity/investment. Rasio yang dapat menunjukkan kemampuan modal
sendiri atau investasi untuk menghasilkan keuntungan.
Rumus : Laba bersih
Modal/investasi
C. Tinjauan Teoritis Tentang Analisa Total Asset Turn Over (TATO), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan Profitabilitas
Total Asset turn Over merupakan rasio aktivitas yang menunjukkan
efektivitas manajemen dalam mengelola bisnisnya (sumber-sumber yang ada).
Total Asset Turn Over ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari
volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan manajemen dalam
mengelola semua investasi (aktiva) guna menciptakan penjualan.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi rasio ini, semakin
baik karena merupakan pertanda bahwa manajemen dapat memanfaatkan setiap
rupiah aktiva untuk menghasilkan penjualan.
Rumus Total Asset Turn Over :
Penjualan
Total Asset
2. Biaya Operasional Terhadap pandapatan Operasional (BOPO)
BOPO merupakan rasio efisiensi biaya yang sering dipakai oleh Bank
dalam penilaian kesehatan Bank. BOPO ini rasio yang digunakan dalam praktek
di Bank Syariah. BOPO adalah rasio yang mengukur seberapa besar suatu
perusahaan atau suatu bank mampu mengendalikan biaya-biaya yang terdapat
dalam bank tersebut untuk menghasilkan pendapatan.
Dengan kata lain, BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank melakukan kegiatan operasinya. Apakah Bank tersebut efisien
BOPO, maka semakin efisien bank tersebut. Biasanya, BOPO yang baik itu
berkisar antara 75-80%.
Rumus BOPO :
Biaya Operasional
Pendapatan operasional
3. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu
keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi
perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja
perseroan.20 Rasio profitabilitas ini dapat digunakan juga untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara
keseluruhan.
Profitabilitas/Rentabilitas menggambarkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Rasio profitabilitas
merupakan hasil dari kebijakan pengelolaan keuangan dalam perusahaan, rasio
profitabilitas bisa berkorelasi positif dan negatif dengan rasio likuiditas,
leverage, dan rasio aktivitas. Korelasi negatif (bertolak belakang) rasio
20
profitabilitas akan terjadi bila berhubungan dengan rasio likuiditas dan rasio
leverage dalam pengertian bila terjadi penurunan rasio likuiditas maka dapat
meningkatkan rasio profitabilitas bilamana dana yang tersedia dalam perusahaan
dimanfaatkan seoptimal sehingga akan meningkatkan kemampuan dalam
memperoleh laba. Sedangkan korelasi positif rasio profitabilitas akan terjadi bila
berhubungan dengan rasio aktivitas, yaitu semakin tinggi rasio aktivitas maka
kecenderungan akan terjadi peningkatan rasio profitabilitas. Salah satu Rasio
Profitabilitas adalah Return On Asset.21
Return on Assets merupakan perbandingan antara Net Profit After Taxes
dengan total asset. Rasio yang menunjukkan kemampuan modal yang ditanam
secara keseluruhan untuk menghasilkan keuntungan (laba) secara keseluruhan.
Semakin tinggi rasio ini menunjukkan keberhasilan kegiatan operasional
perusahaan atau bank dalam menghasilkan keuntungan atas aktiva yang
digunakan.
Rumus : Laba bersih
Total Aset
21 Anasril Kambut, “Analisis kinerja Keuangan Koperasi Karyawan di Wilayah kota Jakarta pusat”, (Jakarta :
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Dasar-dasar Ilmu Statistik
Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu.22
Dalam bidang manajemen, ilmu statistic berguna untuk membantu dalam
pengambilan keputusan atas masalah tertentu. Misalnya, sebuah perusahaan ingin
mengetahui berapa biaya iklan yang seharusnya dikeluarkan untuk mencapai target
penjualan tertentu. Dengan ilmu statistik, akan dikumpulkan data iklan, penjualan dan
sebagainya, membuat ringkasan data yang penting, melakukan analisis regresi dan
korelasi, dan interpretasi data tersebut, hingga bisa membantu perusahaan mengambil
langkah terbaik, berapa biaya iklan yang seharusnya dikeluarkan.23
1. Jenis Data Statistik
Data adalah keterangan yang dapat memberikan gambaran tentang suatu
keadaan atau masalah.24 Jenis data akan mempengaruhi pemilihan prosedur statistic yang digunakan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.
Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Sebagai contoh,
22
Ali Mauludi, “Statistik I (Penelitian Ekonomi Islam dan Sosial”, (Jakarta : P3EI, 2006), h.1
23 Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2000), h.3 24
usia seseorang, tinggi seseorang, penjualan dalam sebulan, jumlah bakteri dalam
sebuah percobaan biologi tertentu, rasio keuangan bank dan sebagainya.
Sedangkan data kualitatif adalah sebuah data yang dinyatakan dalam bentuk
bukan angka. Sebaagi contoh, jenis pekerjaan seseorang, status pernikahan,
kepuasan seseorang, dan sebagainya.
2. Metode Statistik
Metode statistik bisa dibagi berdasarkan faktor :
Parameter
Parameter adalah angka-angka yang dapat menggambarkan ciri-ciri
sebuah data. Berdasarkan jenis data yang ada, metode statistik bisa dibagi
menjadi :
o Statistik Parametrik
Berhubungan dengan inferensi statistik (pengambilan keputusan atas masalah
tertentu) yang membahas parameter-parameter populasi, seperti rata-rata,
proporsi, dan sebagainya. Ciri parametric adalah jenis data interval atau
rasio, serta ditribusi data (populasi) adalah normal atau mendekati normal.
o Statistik Non Parametrik
Statistik non parametrik tidak membahas parameter-parameter populasi. Ciri
non parametric adalah jenis data nominal atau ordinal, serta distribusi data
Dalam penelitian ini, menggunakan statistik parametrik dengan jenis data
berupa data rasio.
Jumlah variabel
Berdasarkan jumlah variabel, metode statistik dapat dibagi menjadi :
o Analisis Univariat
Dalam analisis ini, hanya ada satu pengukuran (variabel) untuk n sampel.
Atau bisa juga pengukuran bebarapa variabel, namun masing-masing
variabel dianalisis tersendiri.
o Analisis Multivariat
Dalam analisis ini, ada dua atau lebih pengukuran (variabel) untuk n sampel,
dimana analisis antar variabel dilakukan bersamaan.
Gambar 3.1 Bagan Pembagian Ilmu Statistik
Analisis Jumlah Variabel ? Analisis Multivariat
Kualitatif Kuantitatif Jenis Data ?
Interval Nominal Rasio Ordinal
Statistik Non Parametrik Statistik Parametrik
Metode penelitian yang digunakan adalah metode Kuantitatif Asosiatif
dengan sampel berupa laporan rugi laba dan laporan neraca Bank BTN kantor
cabang syariah dari bulan Februari 2005 sampai dengan Desember 2007. Untuk
mengolah data tersebut digunakan analisis regresi linier berganda dengan dua
prediktor. Dengan demikian sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh penulis
dapat disimpulkan bahwa “Terdapat pengaruh yang signifikan Total Asset Turn Over
dan BOPO terhadap Profitabilitas Bank Syariah”.
3. Tehnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan yang berhubungan dengan
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Untuk menambah referensi dan kekayaan literatur, penelitian ini mengkaji lebih
dalam mengenai literatur yang ada., baik berupa buku, catatan maupun laporan
hasil penelitian terdahulu.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Peneliti langsung terjun ke lapangan penelitian untuk mendapatkan data hasil
pengamatan lapangan atau informasi dari responden. Dengan menggunakan
metode deskriptif, yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia,
suatu objek, suatu kondisi, suatu pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. 25
4. Jenis dan Sumber Data
Data Primer : Wawancara langsung kepada pegawai atau pejabat bank.
Data Sekunder : Data yang diperoleh melalui data yang telah diteliti dan
dipublikasikan oleh pihak lain berkaitan dengan permasalahan penelitian ini.
Data tersebut mencakup neraca dan laporan Rugi Laba dalam laporan keuangan
Bank Tabungan Negara Unit Usaha Syariah.
5. Paradigma Penelitian
Untuk lebih memudahkan berpikir, paradigma penelitiannya adalah sebagai berikut :
• Variabel X (Variabel bebas atau variabel independen)
25
Merupakan suatu variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab variabel
lainnya. Variabel x dalam penelitian ini adalah Total Asset Turn Over dan
BOPO.
• Variabel Y (Variabel terikat atau variabel dependen)
Merupakan suatu variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel
lainnya. Variabel y dalam penelitian ini adalah Return On Asset.
Gambar 3.2 Paradigma Penelitian
B. Korelasi dan Regresi Berganda (Multiple Regression) 1. Korelasi
Dalam penelitian deskriptif korelasional besar atau tingginya hubungan antar
variabel dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi yang menentang sejauh mana dua
atau lebih variabel berkorelasi.
Untuk menganalisis data yang diperoleh dan mengetahui ada tidaknya korelasi
antara dua variabel penelitian menggunakan teknik statistik korelasi product moment
pearson dengan rumus :
rs = 1-6∑di2
X1
X2
n(n2-1) Dimana :
rs = Ranking Spearman
di = Beda (selisih) setiap rank
n = Jumlah pasang rank
Perhitungan statistik dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi
program SPSS yang akan diinterpretasikan dengan mengacu pada tabel koefisien
korelasi Spearman. Jika perhitungannya lebih besar dari r tabel, maka korelasinya
dianggap signifikan dengan kata lain Ha diterima dan Ho ditolak. Tetapi jika hasil
perhitungannya lebih kecil dari r tabel maka korelasinya dianggap tidak signifikan atau
Ha ditolak dan Ho diterima.
Korelasi termasuk pada analisis multivariat, karena menyangkut hubungan antar
dua variabel atau lebih. Variabel-variabel tersebut dianalisis bersama-sama. Seperti
seberapa besar pengaruh total asset turn over (variabel 1) dan BOPO (variabel 2)
mempengaruhi return on asset (variabel 3).
Analisis korelasi mempelajari apakah ada hubungan anatara dua variabel atau
lebih, sedang analisis regresi memprediksi seberapa jauh pengaruh tersebut. Sehingga
jika dengan analisis korelasi menyatakan adanya hubungan yang positif dan kuat antara
total asset turn over dengan return on asset, analisis regresi akan memperkirakan jika
total asset turn over ditingkatkan sekian persen, berapa persen return on asset yang bisa
dicapai.
Hipotesis :
Ho : tidak ada hubungan (korelasi) antara dua variabel
Ha : ada hubungan (korelasi) antara dua variabel
Uji dilakukan dua sisi
Dasar Pengambilan Keputusan :
Berdasarkan Probabilitas
Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima
Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak
Keputusan :
Jika angka semua angka probabilitas adalah 0,000, maka semua variabel memang secara
nyata berkorelasi. Hal ini bisa juga dilihat pada output SPSS dari adanya tanda ** pada
angka korelasi, yang artinya sama, yaitu angka korelasi memang signifikan.
2. Regresi Berganda
Analisis regresi adalah salah satu metode statistik yang paling banyak
digunakan dalam praktek. Dalam aplikasinya, terjadi berbagai variasi dari model
utama regresi, yakni persyaratan data kuantitatif pada variabel dependen ataupun
variabel independen. Ada model regresi yang memasukkan data kualitatif
pula model regresi yang dibuat dengan memasukkan data kualitatif sebagai variabel
tergantung (dependen).26
Regresi berganda sangat bermanfaat untuk mendeteksi beberapa variabel
yang berelasi dengan variabel yang diuji. Teknik analisis ini sangat dibutuhkan
dalam berbagai pengambilan keputusan baik dalam perumusan kebijakan
manajemen maupun dalam telaah ilmiah semata.27
Analisis ini digunakan untuk berbagai situasi yang pada dasarnya terdiri dari
tiga keadaan berikut ini :28
Digunakan untuk situasi dimana diinginkan memprediksi variabel tidak bebas
dalam hubungan dengan sejumlah variabel bebas.
Digunakan dalam mengendalikan pengaruh beberapa variabel bebas terhadap
variabel tidak bebas yang telah diteatpkan.
Digunakan untuk studi Casual Theories. Hal ini untuk menentukan langsung
tidaknya pengaruh variabel independen apakah secara tidak langsung
berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Analisis ini disebut analisis Path.
Analisa Regresi Berganda dengan rumus :
Y = a + b1X1 + b2X2 + E
Dimana :
26
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2000), h.97
27
Ibnu Subiyanto, “Metodologi Penelitian Manajemen dan Akuntansi “, Ed.3 , (UKP UPP AMP YKPN, Yogyakarta : 2000)
28
Y = Return On Asset
b1-b2 = Koefisien regresi
X1 = Total Asset Turn Over
X2 = BOPO
E = Error
Suatu model dikatakan baik dan sesuai dengan kaidah statistik, apabila
dilakukan pengujian terhadap hasil regresi berganda tersebut. Pengujian-pengujian
yang akan dilakukan yaitu uji statistik terhadap model penduga melalui uji F dan
pengujian untuk parameter-parameter regresi melalui uji t serta melihat berapa
persen variabel bebas dapat dijelaskan oleh variabel-variabel terikatnya melaui
koefisien determinasi (R2). Uji asumsi klasik yang dilakukan antara lain uji
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas, dan uji autokorelasi.
Dalam regresi berganda ada empat asumsi utama yang harus dipenuhi, yaitu :
a. Multikolinieritas
Multikolinieritas bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
terdapat problem multikolinieritas (multiko). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Menurut Singgih Santoso untuk mendeteksi ada atau tidaknya
Multikolinieritas di dalam model regresi adalah dengan melihat nilai VIF di sekitar
antar variabel independent haruslah lemah (dibawah 0,5). Jika korelasi kuat, maka
terjadi problem multiko.29
Jika terjadi Multikolinieritas, bisa dilakukan langkah seperti :30
Mengeluarkan salah satu variabel independent A dan B saling berkorelasi
dengan kuat, maka bisa dipilih variabel A atau B yang dikeluarkan dari model
regresi.
Menggunakan metode lanjut seperti regresi Bayesian atau regresi Ridge.
b. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi,
terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut Homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, disebut Heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Sebagai contoh, seorang kaya akan bervariasi dalam mebelanjakan uangnya,
sedangkan orang miskin hanya bisa sedikit bervariasi dalam berbelanja. Hal ini
menunjukkan varians yang tidak sama antara kedua golongan tersebut, yang berarti
timbul masalah heteroskedastisitas.
Menurut Singgih Santoso mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y
29 Ibid, h.214
30
yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya)
yang telah di-studentized, dasar pengambilan keputusannya :
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
telah terjadi Heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.31
c. Normalitas
Normalitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel
dependen, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi normal
ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah dstribusi data normal atau mendekati
normal.
Menurut Singgih Santoso mendeteksi ada atau tidaknya normalitas dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik.
Dasar pengambilan keputusannya :
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak meemnuhi asumsi Normalitas.32
31 Ibid, h. 208 32
d. Autokorelasi
Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada regresi yang datanya
adalah time series, atau berdasarkan waktu berkala, seperti bulanan, tahunan, dan
seterusnya.
Menurut Singgih Santoso mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan
melihat pada tabel D-W (Durbin-Watson), dasar pengambilan keputusannya adalah :
Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.33
Jika ada masalah autokorelasi, maka model regresi yang seharusnya
signifikan (lihat angka F dan signifikansinya), menjadi tidak layak untuk dipakai.
Autokorelasi bisa diatasi dengan bebagai cara, antara lain :34
Melakukan transformasi data
Menambah data observasi
33 Ibid., h. 216
34