• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Diameter Puli Pada Alat Pencacah Sampah Organik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Diameter Puli Pada Alat Pencacah Sampah Organik"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

Lampiran 1.Flowchart Penelitian

Dipasang pulley dan V-belt yang sesuai

Ditimbang pelepah kelapa sawit sebanyak 4 kg Mulai

Analisis

Dimasukan pelepah ke lubang pemasukan

Pengukuran Parameter: 1. Kapasitas efektif alat 2. Rendemen

3. Persentase bahan tertinggal Dihitung lama waktu proses pencacahan

Selesai

Ditampung hasil proses pencacahan

(2)

32

Lampiran 2. Data Penelitian Ulangan Berat bahan

(kg) Waktu (jam)

Berat bahan tercacah (kg)

Berat bahan tertinggal (kg)

D1U1 5 0.0220 4.60 0.30

D1U2 5 0.0230 4.50 0.35

D1U3 5 0.0225 4.65 0.25

D2U1 5 0.0190 4.50 0.35

D2U2 5 0.0180 4.70 0.20

D2U3 5 0.0193 4.65 0.32

D3U1 5 0.0175 4.62 0.29

D3U2 5 0.0181 4.74 0.25

(3)

Lampiran 3. Data pengamatan Kapasitas Efektif Alat (kg/jam)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

D1 227,27 217,39 222,22 666,88 222,24

D2 263,15 277,77 259,06 799,98 266,66

D3 285,32 275,92 292,65 853,89 284,63

Total 775,74 771,08 773,93

Rataan 258,58 257,02 257,97

Analisa Sidik Ragam KEA

SK DB JK KT Fhitung F0,05 F0,01

Perlakuan 2 6177,182 3088,591 48,38675 ** 5,1432528 10,924767

Galat 6 382,98807 63,83134

TOTAL 8 6560,1701

Ket : tn = tidak nyata * = nyata

** = sangat nyata Contoh perhitungan KEA D1U1 Kafasitas efektif =Berat Bahan (kg)

Waktu (jam) = 5 kg

0.0220

= 227.27 kg/jam

(4)

34

Lampiran 4. Data pengamatan rendemen (%)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

D1 92 90 93 275 91,66

D2 90 94 93 277 92,33

D3 92,4 94,84 90,5 277,74 92,58

Total 274,4 278,84 276,5

Rataan 91,46 92,94 92,16

Analisis Sidik Ragam Rendemen

SK DB JK KT Fhitung F0,05 F0,01

Perlakuan 2 1,3394667 0,669733 0,176248 tn 5,1432528 10,924767

Galat 6 22,799733 3,799956

TOTAL 8 24,1392

Ket : tn = tidak nyata * = nyata

** = sangat nyata

Contoh perhitungan rendemen D1U1 Rendemen =Berat setelah pengolahan

Berat awal ×100% =4.60 kg

5 kg ×100%

= 92 %

(5)

Lampiran 5. Data pengamatan Persentase Bahan Tertinggal (%)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

D1 6,25 7,77 5,37 19,39 6,55

D2 7,77 4,25 6,88 18,9 6,3

D3 6,2 5,42 7,04 18,66 6,22

Total 20,22 17,44 19,29

Rataan 6,74 5,81 6,43

Anailisis Sidik Ragam Persentase Bahan Tertinggal

SK DB JK KT Fhitung F0,05 F0,01

Perlakuan 2 0,1816889 0,090844 0,050032 tn 5,1432528 10,924767

Galat 6 10,894267 1,815711

TOTAL 8 11,075956

Ket : tn = tidak nyata * = nyata

** = sangat nyata

Contoh perhitungan persentase bahan tertinggal D1U1 Persentase bahan tertinggal= Bahan tertinggal (kg )

Berat total setelah pengolahan (kg )×100%

= 0.30 kg

4.60 kg× 100%

= 6.25 %

(6)

36

(7)

Lampiran 7.Dokumentasi

Mesin pencacah sampah organik

(8)

38

Pelepah kelapa sawit sebelum dicacah

Pelepah kelapa sawit yang dihasilkan

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Z. 2006. Elemen Mesin I. Refika Aditama. Bandung.

Arismunandar, W. dan Koichi T. 2004. Motor Diesel Putaran Tinggi. Pradnya Paramita. Jakarta.

Daryanto. 1984. Dasar-dasar Teknik Mesin. Bina Aksara. Jakarta. Daryanto., 1994. Pengetahuan Teknik Bangunan. Rineka Cipta. Malang.

Daywin, F. J., R. G. Sitompul dan I. Hidayat. 2008. Mesin-Mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Fauzi, Y., Y.E. Widiastuti, I. Satyawibawa dan R. Hartono, 2002. Kelapa Sawit; Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analis Usaha dan Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta.

Intara Y.I., dan B. Dyah. 2012. Studi Sifat Fisik dan Mekanik Parenkhim Pelepah Daun Kelapa Sawit Untuk Pemanfaatan sebagai Bahan Anyaman. Diakses dar

Lubis, H. S. A., 2008. Uji RPM Alat Pengaduk untuk Pembuatan Dodol. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Mabie, H. H F. W. Overirick., 1967. Mechanics and Dynamic of Machinery. Jhon Wiley & Sons, Inc., New York.

Maleev, L. 1991. Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel. Erlangga. Jakarta. Malik, M.A., 2002. Perencanaan Proses Produksi Pulley V Menggunakan Metode

Sand Mold Casting. Diakses dari

Pasaribu, R. A., 1990. Sifat Kimia Kayu. Bogor, Balai penelitian Hasil Hutan. Diakses dari:

http://digilib.itb.ac.id [1 September 2015].

Nugraha, B., J. Nugroho, N. Bintoro, 2012. Pengaruh Laju Udara dan Suhu Selama Pengeringan Kelapa Parut Kering Secara Pneumatic. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Saputro, A. N. C., B. Utami, L.Mahardiani dan S. Yamtinah, 2006.Studi Pustaka

Pemanfaatan Proses Biokonversi Sampah Organik Sebagai

AlternatifMemperolehBiogas. Diakses dari: November 2015]

(10)

30

Ternak (Perawatan). Diakses dari: http://ssptpolsri-gdl-agungsepti-bab3.pdf. [27 Juni 2015].

Smith, H. P., dan Wilkes, L.H. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. UGM-Press. Yogyakarta.

Stolk, J. dan C. Kross. 1981. Elemen Mesin: Elemen Konstruksi dari Bangunan Mesin. Penerjemah Handersin dan A. Rahmad, Erlangga. Jakarta.

Sukma, I.W.D., 2009. Spesifikasi Alat (Size Reduction). Diakses dari: https://indrawibawads.files.wordpress.com/2012/01/-indra- unila.pdf. [26 Juni 2015].

Sularso dan K. Suga., 2002.Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.Pradnya Paramita. Jakarta.

Sundari. S., 2011. Pengaruh Pemberian Kompos Pelepah Kelapa Sawit Dengan Berbagai Dekomposer Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Pakchoy (Brassica Chinensis L). Diakses dari: http://digilib.unri.ac.id/2011/pdf.[10 November 2015].

Unadi, A., 2003. Teknologi Alat dan Mesin untuk Agribisnis Peternakan di

(11)

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret 2016 s/d selesai di Laboratorium Keteknikan Pertanian Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Bahan dan Alat Penelitian

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalahpelepah kelapa sawit sebagai bahan yang akan dicacah,buku data, puli 3, 7, 8, dan 9 inci sebagai penggerak, dan sabuk V sebagai transmisi atau pengubah gaya.

Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat pencacah sampah organik, alat tulis, kunci pas, palu, mesin bubut, jangka sorong, mesin gerinda, stopwatch, kalkulator dan laptop.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode perancangan percobaan rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial dengan satu faktor yaitu diameter puli alat pencacah sampah organik. Dengan tiga kali ulangan pada tiap perlakuan. Faktor diameter puli pada alat pencacah sampah organik yaitu:

D1 = 7 inci D2 = 8 inci D3 = 9 inci

Model Rancangan Penelitian

Model rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL)

(12)

18

Di mana:

Yik = Hasil pengamatan dari perlakuan faktor diameter puli pada taraf ke-i dan

pada ulangan ke k. µ = Nilai tengah.

Ti = Pengaruh perlakuan ke-i.

εik = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan diameter puli pada taraf ke-i

dan ulangan ke-k. Komponen Alat

Alat pencacah sampah organik mempunyai beberapa bagian penting yaitu: 1. Kerangka alat

Kerangka alat ini berfungsi sebaga pendukung komponen lainnya, yang terbuat dari besi UNP dan besi siku dengan dimensirangka alat yaitu panjang 575 mm, lebar 550 mm, dan tinggi 560mm.

2. Saluran masukan

Saluran masukan berbentuk trapesiumterbuat dari plat besidengan ketebalan 3 mm, yang berfungsi sebagai hopper pemasukan bahan.

3. Puli

Puli merupakan komponen alat yang memutar motor yang digerakkan oleh motor.Puli yang digunakan memiliki diameter 3, 7, 8, dan 9 dalam satuan inci.

4. Sabuk V

(13)

5. Motor bakar

Motor bakar berguna sebagai tenaga penggerak yang menggunakan bahan bakar bensin yang memiliki daya sebesar 5,5HP.

6. Pisau pencacah

Pisau pencacah ini berguna sebagai pisau untuk mencacah bahan yang memiliki 18 buah mata pisau.

7. Saluran pengeluaran

Saluran ini berfungsi untuk menyalurkan bahan yang telah dicacahke tempat penampungan yang telah disediakan dengan panjang 275 mm dan lebar 140 mm.

8. Tabung cacah

Merupakan tempat pisau pencacah untuk mencacah bahan yang dimasukkan dengan dimensi tabung berdiameter 360 mm dan panjang 490 mm.

Persiapan Penelitian

a. Persiapan Alat

- Disediakan puli dengan ukuran 3, 7, 8, dan 9 dalam satuan inci. - Disediakan sabuk V sesauai dengan ukuran masing masing puli. - Diukur diameter poros mata pisau.

- Dibubut puli sesuai ukuran diameter poros mata pisau. b. Persiapan bahan

- Disiapkan bahan. - Ditimbang bahan.

(14)

20

Prosedur Penelitian

1. Dipasang puli ukuran 3 inci pada mesin. 2. Dipasang puliukuran 7 inci pada alat.

3. Sambungkan puli ukuran 3 dan 7 inci dengan sabuk V yang sesuai. 4. Dihidupkan motor pada alat.

5. Dimasukkan pelepah kelapa sawit yang telah disiapkan sebanyak 5 kg danmelalui corong masukan.

6. Ditunggu bahan hingga selesai tercacah sempurna dan dihitung waktu yang dibutuhkan untuk proses pencacahan.

7. Dilakukan pengamatan parameter hingga tiga kali pengulangan. 8. Dilakukan langkah 2-5 menggunakan puli berdiameter 8 dan 9 inci. Parameter Penelitian

1. Kapasitas efektif alat

Kapasitas efektif alat dilakukan dengan menghitung banyaknya berat pelepah sawit yang dicacah (kg) tiap satuan waktu yang dibutuhkan selama proses pencacahan (jam).

Kapasitas efektif alat =Berat bahan yang dicacah (kg)

Waktu (jam)

... (4)

2. Rendemen

Rendemen diperoleh dengan menghitung berat pelepah sawit setelah pencacahandibagi dengan berat pelepah sawit sebelum pencacahan dilakukan dikali 100 %.Adapun cara perhitungan untuk mendapatkan nilai rendemen digunakan rumus:

Rendemen =Berat pelepah sawit setelah pengepresan (kg)

(15)

3. Persentase bahan yang tertinggal di alat

Perhitungan persentase bahan yang tertinggal di alat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara otomatis dengan menampung hasil cacahan di lubang pengeluarandan mengeluarkan bahan yang tertinggal di alat setelah pencacahan dengan cara manual yaitu menggunakan tenaga operator. Kemudian bahan tertinggal tersebut ditimbang untuk mengetahui berat bahan yang tertinggal di alat. Persentase bahan yang tertinggal di alat dihitung dengan rumus:

% Bahan tertinggal

=

Berat bahan tertinggal di alat

(16)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari penelitian yang dilakukan, secara umum didapat bahwa uji puli berpengaruh terhadap kapasitas efektif alat, dan tidak berpengaruh terhadap rendemen dan persentase bahan teringgal. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Pengaruh Uji Puli terhadap Parameter

Perlakuan

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa kapasitas efektif alat tertinggi diperoleh pada perlakuan puli berdiameter 9 inci yaitu sebesar 284,63 kg/jam dan terendah pada puli berdiameter 7 inci yaitu sebesar 222,24 kg/jam. Rendemen dari tiap perlakuan yang tertinggi diperoleh pada perlakuan puli berdiameter 9 inci yaitu sebesar 92,58% dan terendah pada puli berdiameter 7 inci yaitu sebesar 91,66%. Nilai persentase bahan tertinggal tertinggi diperoleh pada perlakuan puli berdiameter 7 inci yaitu sebesar 6,55% dan terendah pada perlakuan puli berdiameter 9 inci yaitu sebesar 6,22%.

Rendemen

(17)

Tabel 2. Rendemen

Perlakuan Berat Awal Berat Akhir Rendemen (%)

D1 5 4,58 91,66

D2 5 4,61 92,33

D3 5 4,63 92,58

Rata-rata 5 4,6 92,19

Dari analisis sidik ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa uji puli tidak berpengaruhterhadap rendemen. Berat bahan yang dihasilkan dari pengolahan tiap perlakuan puli tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, oleh karena itu tidak dilakukan pengujian lanjut menggunakan DMRT (Duncan Multiple Range Test).

Hubungan antara uji puli terhadap persentase rendemen dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan diameterpuli terhadap rendemen

Gambar 1 di atas menunjukkan hubungan jumlah puli terhadap persentase rendemen yang mengalami peningkatan seiring dengan semakin bertambahnya jumlah puli. Persentase rendemen terbesar terdapat pada taraf perlakuan 3 yaitu dengan puli berdiameter 9 inci dan persentase bahan tertinggal terendah terdapat pada taraf perlakuan 1 dengan puli berdiameter 7 inci. Hal ini disebabkan semakin banyak puli maka akan semakin halus bahan yang tercacah sehingga bahan yang menempel pada alat semakin sedikit dan bahan yang tercacah semakin banyak.

(18)

24

Berdasarkan hasil analisa regresi pada gambar 1 di atas, persamaan

y = 0.46x + 88.51menyatakan bahwa y (rendemen) berbanding lurus dengan x (diameter puli) atau dapat dikatakan bahwa semakin besar nilai x maka diduga nilai y juga akan semakin besar. Dimana tiap kenaikan 1 nilai x memberi pengaruh sebesar 0.46 pada y sedangkan 88.51adalah nilai konstanta. Sedangkan R2 = 0.935 menyatakan besarnya koefisien determinasi antara y dan x. Atau dapat diartikan bahwa faktor x memberikan pengaruh perubahan sebesar 93,5 % terhadap besarnya nilai y. Sedangkan sisanya sebesar 6,35% merupakan faktor lain diluar variabel x.

Persentase Bahan Tertinggal

Berat bahan yang tertinggal pada alat dari pengolahan tiap perlakuan puli tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, oleh karena itu tidak dilakukan pengujian lanjut menggunakan DMRT(Duncan Multiple Range Test). Hasil pengolahan data persentase bahan tertinggal dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Persentase Bahan Tertinggal

Perlakuan Berat Akhir (kg) Berat Bahan Tertinggal (kg)

(19)

Gambar 2. Hubungan diameter puli terhadap persentase bahan tertinggal Gambar 2 di atas menunjukkan hubungan jumlah puli terhadap persentase bahan tertinggal yang mengalami penurunan seiring dengan semakin bertambahnya jumlah puli. Persentase bahan tertinggal terbesar terdapat pada taraf perlakuan 1 yaitu dengan puli berdiameter 7 inci dan persentase bahan tertinggal terendah terdapat pada taraf perlakuan 3 dengan puli berdiameter 9 inci. Hal ini disebabkan semakin banyak puli maka akan semakin halus bahan yang tercacah sehingga bahan yang menempel atau tertinggal pada alat semakin sedikit.

Berdasarkan hasil analisa regresi pada gambar 2 di atas, persamaan

y = -0.165x + 7.6767menyatakan bahwa y (persentase bahan tertinggal) berbanding terbalik dengan x (diameter puli) atau dapat dikatakan bahwa semakin besar nilai x maka diduga nilai y akan semakin kecil. Dimana tiap kenaikan 1 nilai x memberi pengaruh sebesar -0.165 pada y sedangkan 7.6767adalah nilai konstanta. Sedangkan R² = 0.9187 menyatakan besarnya koefisien determinasi antara y dan x. Atau dapat diartikan bahwa faktor x memberikan pengaruh perubahan sebesar 91,87 % terhadap besarnya nilai y. Sedangkan sisanya sebesar 8,13% merupakan faktor lain diluar variabel x.

(20)

26

Kapasitas Efektif Alat

Kapasitas efektif alat didefinisikan sebagai kemampuan alat dan mesin menghasilkan suatu produk (kg) persatuan waktu (jam). Dalam hal ini kapasitas efektif alat dihitung dari perbandingan antara bahan pelepah kelapa sawit yang akan dicacah (kg) dengan lama pencacahan (jam).

Tabel 4. Kapasitas Efektif Alat

Perlakuan Berat Awal (kg) Lama

Pengolahan (jam)

Dari analisis sidik ragam (Lampiran 4) dapat dilihat bahwa uji puli berpengaruh sangat nyata terhadap kapasitas efektif alat. Hasil pengujian menggunakan DMRT (Duncan Multiple Range Test) menunjukkan pengaruh uji puli terhadap kapasitas efektif alat untuk tiap perlakuan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5. Uji DMRT Kapasitas Efektif Alat

Jarak DMRT Kode

Keterangan : notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata pada taraf 5% dan berbeda nyata pada taraf 1%

(21)

Hubungan diameter puli terhadap kapasitas efektif alat dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hubungan diameter puli dengan kapasitas efefktif alat

Gambar 3 di atas menunjukkan hubungan jumlah puli terhadap kapasitas efektif alat yang mengalami kenaikan seiring dengan semakin bertambahnya jumlah puli. Kapasitas efektif alat terbesar terdapat pada taraf perlakuan 3 yaitu dengan puli berdiameter 9 inci dan kapasitas efektif alat terendah terdapat pada taraf perlakuan 1 dengan puli berdiameter 7 inci. Hal ini disebabkan semakin besar diameter puli maka akan semakin cepat putaran pisau pencacah yang menyebabkan bahan tercacah semakin cepat.

Berdasarkan hasil analisa regresi pada gambar 2 di atas, persamaan

y = 31.195x + 8.2833 menyatakan bahwa y (persentase bahan tertinggal) berbanding lurus dengan x (diameter puli) atau dapat dikatakan bahwa semakin besar nilai x maka diduga nilai y akan semakin besar pula. Dimana tiap kenaikan 1 nilai x memberi pengaruh sebesar 31.195 pada y sedangkan 8.2833adalah nilai konstanta. Sedangkan R² = 0.9435 menyatakan besarnya koefisien determinasi antara y dan x. Atau dapat diartikan bahwa faktor x memberikan pengaruh perubahan sebesar 94,35 % terhadap besarnya nilai y. Sedangkan sisanya sebesar 5,65% merupakan faktor lain diluar variabel x.

(22)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Kapasitas efektif alat tertinggi terdapat pada perlakuan puli berdiameter 9inci yaitu sebesar 284,63 kg/jam, persentase bahan tertinggal pada alat tertinggi terdapat pada perlakuan puli berdiameter7 inciyaitu sebesar 6,55% dan rendemen tertinggi yaitu pada perlakuan berdiameter9 incisebesar 92,58%.

2. Uji puli memberikan pengaruh sangat nyata terhadap kapasitas efektif alat, dan tidak nyata terhadap rendemen dan persentase bahan teringgal.

3. Berdasarkan hasil uji DMRT, kapasitas efektif alat terbaik didapat pada perlakuan puli berdiameter9inci.

4. Secara keseluruhan, perlakuan yang terbaik yang diperoleh berdasarkan parameter yang ditentukan adalah perlakuan puli berdiameter9inci.

Saran

1. Perlu dilakukan modifikasi pada saluran pemasukan untuk mengurangi kemungkinan bahan terlilit pada poros mata pisau.

2. Perlu dilakukan pengujian bahan dasar pembuatan mata pisau agar dapat digunakan mata pisau yang tidak mudah tumpul.

(23)

TINJAUAN PUSTAKA

Limbah Pertanian

Sampah merupakan barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi. Pada kenyataannya sampah menjadi masalah yang selalu timbul baik di kota besar maupun di daerah-daerah. Beberapa alternatif bagaimana cara memanfaatkan sampah kota, sehingga mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi antara lain sampah dapat dimanfaatkan menjadi kompos, biogas (energi alternatif), papan komposit (komposit serbuk kayu plastik daur ulang), bahan baku dalam pembuatan bata (briket), pengisitanah, penanaman jamur, media produksi vitamin, media produksi Protein Sel Tunggal (PST), dan lain-lain.

Pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos merupakan biokonversi yang sangat baik dimana sampah yang merupakan masalah dikonversi menjadi pupuk tanaman yang memiliki kandungan unsur hara yang tinggi dimana unsur hara ini merupakan komponen utama metabolisme pada tanaman (Saputro, dkk; 2006).

Pelepah Kelapa Sawit

Pangkal pelepah daun (petiole) adalahtempat duduknya helaian daun (leaf let) dan terdiri dari rachis (basis foli), tangkai daun(petiole) dan duri (spine),

helaian anak daun (lamina), ujung daun (apex foli), lidi (nervatio),daun (margo folii) dan daging daun (intervenium)(Fauzi, dkk., 2002).

(24)

6

pucat. Pada tanah yang subur,daun cepat membuka sehingga makin efektif melakukan fungsinya sebagai tempatberlangsungnyafotosintesis dan sebagai alat respirasi. Semakin lama proses fotosintesisberlangsung, semakin banyak bahan

makanan yang dibentuk sehingga produksi akanmeningkat. Jumlah pelepah, panjang pelepah, dan jumlah anak daun tergantung pada umur tanaman. Tanaman yang berumur tua, jumlah pelepah dan anak daun lebih banyak. Begitupula pelepahnya akan lebih panjang dibandingkan dengan tanaman yang masih muda (Fauzi, dkk., 2002).

Batang dan pelepah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Pada prinsipnyaterdapat 3 cara pengolahan batang kelapa sawit untuk dijadikan pakan ternak yaitupengolahan menjadi silase, perlakuan NaOH dan pengolahan dengan menggunakan uap.Untuk pelepah sawit, pengolahan yang paling efisien adalah dengan membuat silase.Pengalaman peternak sapi di Malaysia pada usaha penggemukan sapi dengan skala 1.500ekor, menggunakan komposisi makanan campuran dengan perbandingan 50 % pelepahkelapa sawit dan 50 % konsentrat (Fauzi, dkk., 2002).

(25)

kelapa sawit secara alami membutuhkan waktu yang lama yaitu sekitar 3-4 bulan. Kondisi seperti ini kurang baik dampaknya terhadap lingkungan karena jumlah penumpukan tidak diimbangi dengan jumlah penguraian. Proses pengomposan dapat dipercepat dengan penambahan berbagai macam dekomposer yang mengandung mikroorganisme pengurai seperti efektif mikroorganisme, Trichoderma sp, orgadeg, stardec, dan mikroorganisme lokal yang juga dapat memperbaiki kualitas kompos (Sundari, 2011).

Gaya potong pelepah kelapa sawit dapat dihitung dengan meletakkan pisau diatas neraca (posisi tegak lurus terhadap neraca), kemudian pelepah dipecutkan kearah pisau. Ketika pelepah terpotong, pada saat yang bersamaan neraca akan menunjukkan berapa kg gaya potong maksimal yang terjadi. Hasil dari percobaan gaya potong terhadap pelepah kelapa sawit sebanyak 5 kali pengulangan diketahui gaya potong maksimal adalah 4,1 kg (Septiadi, 2013).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap uji fisik dan mekanik parenkim pelepah daun sawit, didapatkan bahwa pelepah kelapa sawit segar memiliki sifat fisik dengan kadar air rata-rata 0,83%; berat jenis pelepah kelapa sawit adalah 0,362 g/cm3; modulus elastisitas 11.345 Kg/cm2; tegangan pada batas proporsi 146,696 Kg/cm2; tegangan maksimum 178,521 Kg/cm2; daya lenting 0,165 Kg m; dan deformasi mulur 0,682 mm (Intara dan Dyah, 2012).

(26)

8

terhadap massa bahan. Kerapatan serat sangat ditentukan kandungan selulosa dan lignin parenkim. Serat yang satu dengan serat yang lain diikat oleh lignin dalam suatu ikatan yang kompak dan tersusun rapat pada batang parenkim pelepah sawit. Semakin tinggi kandungan selulosa maka semakin tinggi ikatan mikrofilbil. Semakin banyak ikatan mikrofibil semakin banyak serat-serat yang tersusun. Akan tetapi yang paling berperan dalam membentuk suatu ikatan yang kompak dan susunan yang rapat adalah kandungan lignin. Jadi secara tidak langsung berat jenis dipengaruhi oleh kandungan selulosa dan lignin (Pasaribu, 1990).

Komponen Alat

Motor bakar

Motor penggerak adalah motor yang dapat mengubah tenaga panas hasil dari suatu pembakaran menjadi tenaga mekanik. Motor penggerak dapat dibedakan dalam 2 golongan, yaitu:

1. Motor dengan pembakaran diluar.

2. Motor dengan pembakaran didalam silinder. (Hadjosentono, dkk., 1996).

Sifat berikut, mempengaruhi prestasi dan keandalan dari mesin diesel: penguapan, residu karbon, viskositas, kandungan belerang, abu, air dan endapan, titik nyala, titik tuang, sifat korosif dan keasaman serta mutu penyalaan. Tetapi mutu penyalaan hanya penting untuk mesin kecepatan tinggi dan oleh karenanya didaftarkan paling akhir dalam urutan pentingnya untuk mesin ini (Maleev, 1991).

(27)

Penguapan butir bahan bakar itu dimulai pada bagian permukaan luarnya, yaitu bagian yang terpanas. Uap bahan bakar yang terjadi itu selanjutnya bercampur dengan udara yang ada disekitarnya. Proses penguapan itu berlangsung terus selama temperatur sekitarnya mencukupi (Arismunandar dan Koichi, 2004).

Poros

Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menjadi poros transmisi(line shaft), spindle(spindle), gandar(axle), poros (shaft) dan poros luwes (Achmad, 2006).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sebuah poros, yaitu:

1. Kekuatan poros

Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan antara puntir dan lentur.Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil atau bila poros mempunyai alur pasak, harus diperhatikan.Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban-beban di atasnya. 2. Kekakuan poros

(28)

10

3. Putaran kritis

Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya.Putaran ini disebut putaran kritis.Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya.

4. Korosi

Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeler dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula untuk poros-poros yangterancam kavitasi, dan poros-poros-poros-poros mesin yang berhenti lama sampai batas-batas tertentu dapat dilakukan perlindungan terhadap korosi. 5. Bahan poros

Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin dan difis, baja karbon konstruksi mesin yang dihasilkan dari baja yang di-deokasi dengan ferrosilikon. Poros-poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari baja paduan dengan kulit yang sangat tahan terhadap keausan seperti baja khrom nikel, baja khrom nikel molibden, baja khrom dan baja khrom molibden

(Sularso dan Suga, 2002). Puli

(29)

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan pulley V ini adalah besi tuang kelabu. Alasan menggunakan besi tuang kelabu adalah tahan panas, tahan korosi, mampu meredam getaran, mudah didapat dan murah harganya. Pola dibuat pola pejal belahan dengan bahan dari kayu mahoni. Dan untuk pembuatan cetakan menggunakan pasir silica dan waterglass sebagai pengikat dengan proses CO2.

Sedangkan proses peleburan menggunakan dapur kupola. Dalam proses pengecoran akan terjadi perubahan bentuk akibat dari proses pembekuan logam cair. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan penyusutan dan penambahan permesinan, sehingga didapatkan bentuk dimensi yang sesuai dengan yang kita inginkan dan tecapai produk yang berkualitas (Malik, 2002).

Menurut Daryanto (1994), ada beberapa jenis tipe pulley yang digunakan untuk sabuk penggerak yaitu:

1. Pulley datar, pulley ini kebanyakan dibuat dari besi tuang dan juga dari

baja dengan bentuk yang bervariasi.

2. Pulley mahkota, pulley ini lebih efektif dari pulley datar karena sabuknya sedikit menyudutsehingga untuk slip relatif sukar, dan derajat ketirusannya bermacam-macam menurut kegunaannya.

3. Tipe lain, pulley ini harus mempunyai kisar celah yang sama dengan kisar urat pada sabuk penggeraknya.

Pemasangan pulley antara lain dapat dilakukan dengan cara:

1. Horizontal, pemasangan pulley dapat dilakukan dengan cara mendatar dimana pasangan pulley terletak pada sumbu mendatar.

(30)

12

pada bagian mekanisme serta penurunan umur sabuk (Mabie and Overirick, 1967).

Hal – hal yang harus diperhatikan dalam instalasi sabuk puliadalah:

1. Kedua poros harus benar-benar sejajar, agar kekencangan sabuk bisa seragam.

2. Jarak kedua puli jangan terlalu dekat, agar sudut kontak pada puli kecil sebesar mungkin.

3. Jarak kedua puli tidak boleh terlalu jauh, karena akan menyebabkan sabuk membebni poros.

4. Sabuk yang panjang cenderung berayun dari sisi ke sisi yang menyebabkan sabuk aus.

5. Sisi kencang sabuk harus dibawah, sehingga jika sabuk turun pada sisi kendor akan menambah besar sudut kontak pada puli.

Untuk menghitung kecepatan atau ukuran roda transmisi, putaran transmisi penggerak dikalikan diameternya adalah sama dengan putaran roda transmisi yang digerakkan dikalikan dengan diameternya.

SDpenggerak = SDyang digerakkan ...(1) dimana,

(31)

Sabuk V

Sabuk V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium.Sabuk V dibelitkan di sekitar alur pulleyyang berbentuk V pula.Transmisi sabuk yang bekerja atas dasar gesekan belitan mempunyai beberapa keuntungan karena murah harganya, sederhana konstruksinya dan mudah untuk mendapatkan perbandingan putaran yang diinginkan.Kekurangan yang ada pada sabuk ini adalah terjadinyaslip antara sabuk dan pulleysehingga tidak dapat dipakai untuk putaran tetap atauperbandingan transmisi yang tetap (Daryanto, 1984).

Susunan khas sabuk V terdiri atas:

- Bagian elasticyang tahan tegangan dan bagian yang tahan kompresi

- Bagian yang membawa beban yang dibuat dari bahan tenunan dengan daya rentangan yang rendah dan tahan minyak sebagai pembalut

(Smith dan Wilkes, 1990).

Menurut Smith dan Wilkes (1990), apabila pemindahan daya menggunakan dua roda transisi, maka hubungan antara jarak kedua titik pusat sumbu roda transisi dengan panjang sabuk dapat ditentukan dengan rumus:

L=2C+1,57(D+d)+(D-d) 2

4C ...(2)

dimana:

L = Panjang efektif sabuk (mm)

(32)

14

Pisau pencacah

Pisau pencacah pada alat ini berfungsi sebagai komponen pencacah yang akan mengubah bentuk dan ukuran bahan yang akan dimasukkan ke dalam pisau pencacah. Pisau pencacah ini memiliki jumlah pisau sebanyak 12 mata pisau dengan 3 section masing-masing section memiliki 3 buah pisau pencacah.

Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang mampu menumpu poros berbeban,sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus,aman dan tahan lama.Bantalan harus cukup kokoh untuk menghubungkan porosserta elemen mesin lainnya agar bekerja dengan baik.Bantalan dapat diklasifikasikan berdasarkan pada:

1. Gerakan bantalan terhadap poros - Bantalan luncur

- Bantalan gelinding 2. Beban terhadap poros

- Bantalan radial - Bantalan aksial

- Bantalan gelinding khusus (Sularso dan Suga, 2002).

Pengecilan Ukuran

(33)

Secara umum tujuan dari pengecilan ukuran adalah:

1. Menghasilkan padatan dengan ukuran maupun spesifik permukaan tertentu,

2. Memecahkan bagian dari mineral atau kristal dari persenyawaan kimia yang terpaut pada padatan.

Beberapa cara untuk memperkecil ukuran zat padat dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai cara, yaitu: kompresi (tekanan), impak (pukulan), gesekan dan pemotongan/pencacahan (Sukma, 2009).

Hijauan yang telah dicacah memungkinkan ternak dapat mengkonsumsi/mengunyah hijauan tersebut dengan lebih baik. Disamping itu dalam proses pembuatan silase diperlukan hijauan yang telah tercacah agar prosesnya berlangsung lebih cepat dan hasilnya lebih seragam. Alsin memungkinkan pencacahan menjadi potongan-potongan secara seragam dengan panjang potongan 2-5 cm (Unadi, 2003).

Prinsip Keja Alat Pencacah Sampah Organik

(34)

16

Kapasitas Kerja Alatdan Mesin Pertanian

Menurut Daywin, dkk., (2008), kapasitas kerja suatu alat atau mesin didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu produk (contoh : ha, kg, lt) persatuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja dapat dokonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat/mesin itu menggunakan daya penggerak motor. Persamaan matematisnya dapat ditulis sebagai berikut :

Kapasitas Alat = Produk yang diolah

waktu ...……...…………...(3)

Rendemen

Rendemen menyatakan persentase bahan hasil olahan terhadap bahan mentah atau bahan baku yang diolah per satuan berat bahan. Perhitungan rendemen diperlukan untuk mengetahui banyaknya jumlah kebutuhan bahan baku dalam suatu proses industri yang menggunakan alat atau mesin untuk menghasilkan jumlah produk yang diinginkan. Rendemen dapat dihitung dengan membandingkan berat hasil olahan dengan berat bahan baku sebelum dilakukan pengolahan (Lubis, 2008).

Persentase Bahan Tertinggal

(35)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Teknologi dan ilmu pengetahuan pada saat ini berkembang dengan sangat cepat, hal ini tidak lepas dari keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhannya dengan mudah dan tidak menghabiskan waktu serta tenaga yang banyak. Perkembangan teknologi sangat diperlukan guna mempercepat penyelesaian pekerjaan yang dilakukan. Salah satu pekerjaan yang dilakukan manusia yang membutuhkan waktu yang cukup lama dan tenaga yang banyak adalah membuang sampah atau membakar sampahuntuk mendapatkan lingkungan yang bersih. Jika sampah (daun-daunan) tersebut sangat banyak, tentu akan menyita waktu dan tenaga yang besar untuk membakar dan membuang sampah tersebut.

Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan perkembangannya mengikuti dengan perkembangan kebudayaan manusia. Penggunaan alat dan mesin pertanian dimanfaatkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan rakyat guna mendapatkan hasil produksi yang lebih besar dengan efisiensi sumber daya manusia, efisiensi waktu dan biaya yang lebih hemat.

(36)

2

lebih lambat dibandingkan dengan jumlah penumpukan pelepah kelapa sawit. Hal ini menyebabkan pelepah kelapa sawit akan menumpuk dan menjadi limbah.

Jumlah penumpukan pelepah kelapa sawit di areal perkebunan dapat diminimalisir dengan menambahkan proses lanjutan terhadap pelepah tersebut. Contoh proses lanjutan tersebut antara lain, menjadikan pelepah kelapa sawit sebagai alternatif pakan ternak, membuat kompos berbahan dasar pelepah kelapa sawit, maupun pengambilan tulang daun kelapa sawit untuk dijadikan lidi. Dengan menambahkan proses lanjutan tersebut, nilai pelepah akan bertambah dan mengurangi jumlah penumpukan pelepah kelapa sawit yang terbuang di areal perkebunan.

Alat pencacah sampah organik ini adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai penghancur bahan organik seperti dedaunan, rumput-rumputan, ranting kecil pohon, dan pelepah pohon dengan cara mencacahnya sampai dengan ukuran kecil-kecil. Banyak sekali sampah organik tidak terolah dengan baik yang akibatnya menimbulkan polusi di lingkungan. Alat pencacah sampah organik ini tidak hanya berguna sebagai pencacah sampah organik sebagai pakan untuk ternak, melainkan dedaunan atau rerumputan dapat dicacah sebagai pupuk.

(37)

besi. Untuk konstruksi ringan diterapkan puli dari paduan aluminium.

Puli digunakan untuk mengubah arah gaya yang digunakan, meneruskan gerak rotasi, atau memindahkan beban yang berat. Dengan mencoba beberapa rasio diameter puli, kita dapat menemukan berapa rasio perbandingan diameter puli yang paling efektif untuk digunakan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh berbagai diameter puli pada alat pencacah sampah organik terhadap kapasitas efektif, rendemen dan persentase bahan tertinggal di alat.

HipotesisPenelitian

1. Diduga ada pengaruh diameter puli terhadap kapasitas efektif alat.

2. Diduga ada pengaruh diameter puli terhadap rendemen alat.

3. Diduga ada pengaruh diameter puli terhadap persentase bahan tertinggal di alat.

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Sumatera Utara.

2. Bagi mahasiswa, sebagai informasi pendukung untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai alatpencacah pupuk organik.

(38)

4

Batasan Masalah

1. Pembuatan dan pengujian alat hanya pada limbah pertanian.

2. Komponen-komponen kelistrikan tidak dibahas atau tidak dijelaskan. 3. Kerangka pada mesin serta berbagai macam sambungan yang ada

(39)

ABSTRAK

MUHAMMAD ARIEF GILANG PRATAMA: Uji Diameter Puli Pada Alat Pencacah Sampah Organik, dibimbing oleh SAIPUL BAHRI DAULAY dan AINUN ROHANAH.

Alat pencacah sampah organik mulai populer di kalangan masyarakat, baik digunakan untuk pembuatan kompos maupun pakan ternak. Alat tersebut di ciptakan berdasarkan kepedulian masyarakat akan masalah lingkungan. Salah satu alat pencacah sampah organik dirancang oleh Doni Apriano Purba di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dapat ditingkatkan dengan melakukan pengujian pada beberapa bagian alat. Penelitian ini adalah pengujian berbagai diameter puli pada alat pencacah sampah organik yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas alat tersebut. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2016 di Labratorium Keteknikan Pertanian Program Studi Keteknikan Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan model rancangan acak lengkap non faktorial dengan faktor diameter puli 7,8 dan 9 inci.Pada penelitian ini, parameter yang diamati adalah rendemen, persentase bahan tertinggal di alat dankapasitas efektif alat.Dari penelitian yang dilakukan, secara umum didapat bahwa uji puli berpengaruh nyata terhadap kapasitas efektif alat, dan tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen dan persentase bahan teringgal.Secara keseluruhan, perlakuan yang terbaik yang diperoleh berdasarkan parameter yang ditentukan adalah perlakuan puli berdiameter 9 inchi.

Kata kunci: alat pencacah sampah organik, masalah lingkungan, uji diameter puli.

ABSTRACT

MUHAMMAD ARIEF GILANG PRATAMA: Pulley Diameter Test of Organic Waste Grater, supervised by SAIPUL BAHRI DAULAY and AINUN ROHANAH.

Organic waste grater begins popular in society, either used for compost making or livestock feed. The machine was invented based on society concern for environmental issue. One of the grater was designed by Doni Apriano Purba in Agricultural Engineering Study Program, University of North Sumatra. It can be improved by testing some part of it. This research was about testing some variation of pulley diameter on organic waste grater to improve its capacity. This research had been conducted at Agricultural Engineering Laboratory Agricultural Faculty University of North Sumatra on March- April 2016 using factorial randomized block design withpulley diameters of 7, 8, and 9 inches.The observed parameters in this research were yield, percentage of materials left in appliance, and effective capacity of equipment.The results showed that pulley diameter had highly significant effect on percentage of process capacity, and had no effecton yield and percentage of materials left in appliance.From this research, it can be concluded that the best pulley diameters was 9 inches.

(40)

UJI DIAMETER PULI PADA ALATPENCACAH SAMPAH

ORGANIK

SKRIPSI

OLEH :

MUHAMMAD ARIEF GILANG PRATAMA 110308038

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(41)

UJI DIAMETER PULI PADA ALATPENCACAH SAMPAH

ORGANIK

SKRIPSI

OLEH :

MUHAMMAD ARIEF GILANG PRATAMA 110308038

Skripsisebagai salah satu syarat untuk dapat memperolehgelar sarjana di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

(Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si)(Ainun Rohanah, STP, M.Si) Ketua Anggota

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(42)

ABSTRAK

MUHAMMAD ARIEF GILANG PRATAMA: Uji Diameter Puli Pada Alat Pencacah Sampah Organik, dibimbing oleh SAIPUL BAHRI DAULAY dan AINUN ROHANAH.

Alat pencacah sampah organik mulai populer di kalangan masyarakat, baik digunakan untuk pembuatan kompos maupun pakan ternak. Alat tersebut di ciptakan berdasarkan kepedulian masyarakat akan masalah lingkungan. Salah satu alat pencacah sampah organik dirancang oleh Doni Apriano Purba di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dapat ditingkatkan dengan melakukan pengujian pada beberapa bagian alat. Penelitian ini adalah pengujian berbagai diameter puli pada alat pencacah sampah organik yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas alat tersebut. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2016 di Labratorium Keteknikan Pertanian Program Studi Keteknikan Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan model rancangan acak lengkap non faktorial dengan faktor diameter puli 7,8 dan 9 inci.Pada penelitian ini, parameter yang diamati adalah rendemen, persentase bahan tertinggal di alat dankapasitas efektif alat.Dari penelitian yang dilakukan, secara umum didapat bahwa uji puli berpengaruh nyata terhadap kapasitas efektif alat, dan tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen dan persentase bahan teringgal.Secara keseluruhan, perlakuan yang terbaik yang diperoleh berdasarkan parameter yang ditentukan adalah perlakuan puli berdiameter 9 inchi.

Kata kunci: alat pencacah sampah organik, masalah lingkungan, uji diameter puli.

ABSTRACT

MUHAMMAD ARIEF GILANG PRATAMA: Pulley Diameter Test of Organic Waste Grater, supervised by SAIPUL BAHRI DAULAY and AINUN ROHANAH.

Organic waste grater begins popular in society, either used for compost making or livestock feed. The machine was invented based on society concern for environmental issue. One of the grater was designed by Doni Apriano Purba in Agricultural Engineering Study Program, University of North Sumatra. It can be improved by testing some part of it. This research was about testing some variation of pulley diameter on organic waste grater to improve its capacity. This research had been conducted at Agricultural Engineering Laboratory Agricultural Faculty University of North Sumatra on March- April 2016 using factorial randomized block design withpulley diameters of 7, 8, and 9 inches.The observed parameters in this research were yield, percentage of materials left in appliance, and effective capacity of equipment.The results showed that pulley diameter had highly significant effect on percentage of process capacity, and had no effecton yield and percentage of materials left in appliance.From this research, it can be concluded that the best pulley diameters was 9 inches.

(43)

RIWAYAT HIDUP

Muhammad Arief Gilang Pratama, dilahirkan di Jakarta pada tanggal 26 april 1993 dari pasangan suami istri Ayah Rindra, SH. dan Ibu Irdina, SH., penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan di SMA al-Muslim pada tahun 2011 dan diterima di Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Tertulis pada tahun 2011.

Selama masa perkuliahan penulis aktif mengikuti organisasi Ikatan Mahasiswa Keteknikan Pertanian (IMATETA) FP-USU dan Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian Indonesia (IMATETANI) sebagai anggota, dan pernah menjadi Kepala Divisi AdvokasiIMATETANI masa bakti 2014-2015. Penulis juga pernah menjabat sebagai ketua panitia pada kegiatan Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) Fakultas Pertanian pada bulan Mei 2013.

(44)

KATA PENGANTAR

Pujidansyukurpenulispanjatkankehadirat Allah SWT yang

MahaPengasihdanMahaPenyayang yang telahmemberikanrahmatdanpetunjuk-Nyasehinggadapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Uji Diameter Puli Pada Alat Pencacah Sampah Organik”.

Penulismenyadaridalam penyusunan usulan penelitian inimasih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sebagai bahan perbaikan demi kesempurnaan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulisingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Mama (Irdina), Papa (Rindra), Adik (M. Ali Akbar) serta keluarga lainnya yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta doa dan kasih sayangnya yang tidak pernah putus kepada penulis.

2. Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si. dan Ainun Rohanah, STP, M.Si., sebagai ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

3. Achdimas Priyo Asjari, S. Hut., Mohammad Fauzi Hadi, SP., Naufal Husnan Bachtiar, ST., Dikka Abimanyu, ST., Hidia Hasnalina, SP., Norray Lammalif, ST., Fiandy Lazuardy, Uji Abu Thalib, dan Ponco Wiguna yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

(45)

Harun Ali Rangkuti, Ari Budiarto Bancin, Ahmad Yani, dan teman teman Keteknikan Pertanian USU 2011 lainnya yang tidak mampu penulis sebutkan semuanya.

5. Abang dan kakak serta adik adik mahasiswaKeteknikan Pertanian USU dan keluarga besar mahasiswa Fakultas Pertanian USU terkhusus angkatan 2011 yang telah memberikan dukungannya kepada penulis, serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas bantuannya.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah rela dan tulus membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Sekian kata pengantar dari penulis. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi seluruh kalangan.

Medan, Juni 2016

(46)

DAFTAR ISI

Pelepah Kelapa Sawit ... 5

Komponen Alat ... 8

Prinsip Keja Alat Pencacah Sampah Organik ... 15

Kapasitas Kerja Alatdan Mesin Pertanian ... 16

Rendemen ... 16

Persentase Bahan Tertinggal... 16

BAHAN DAN METODE ... 17

Waktu dan Tempat Penelitian ... 17

Bahan dan Alat Penelitian ... 17

Metodologi Penelitian ... 17

Model Rancangan Penelitian ... 17

Komponen Alat ... 18

Persiapan Penelitian ... 19

Prosedur Penelitian ... 20

Parameter Penelitian ... 20

Kapasitas efektif alat ... 20

Rendemen ... 20

Persentase bahan yang tertinggal di alat ... 21

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22

Rendemen ... 22

Persentase Bahan Tertinggal... 24

Kapasitas Efektif Alat ... 26

KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

Kesimpulan ... 28

(47)
(48)

DAFTAR TABEL

No. Hal.

1. Pengaruh Uji Puli terhadap Parameter ... 22

2.Rendemen ... 23

3.Persentase Bahan Tertinggal ... 24

4.Kapasitas Efektif Alat ... 26

(49)

DAFTAR GAMBAR

No. Hal.

(50)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal.

1. Flowchart Penelitian ... 31

2. Data Penelitian ... 32

3. Data pengamatan Kapasitas Efektif Alat (kg/jam)... 33

4. Data pengamatan rendemen (%) ... 34

5. Data pengamatan Persentase Bahan Tertinggal (%) ... 35

6. Gambar teknik alat pencacah sampah organik ... 36

Gambar

Tabel 1. Pengaruh Uji Puli terhadap Parameter
Gambar 1.
Tabel 3. Persentase Bahan Tertinggal
Gambar 2. Hubungan diameter puli terhadap persentase bahan tertinggal
+3

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Keputusan bupati Bantul tentang Pemberian Penghargaan Kesetiaan Kepada Purna Tugas Pegawai

more tghlenng one of lhem s the bruta aclons conducl€d bv sludenlslon.d n a qoup caled llre Gang ol Nero lshod lcr Neko neko dLkeroyok / Lf vou make any troube uJe alvrlaltackyo!)

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Perubahan atas Keputusan Bupati Bantul Nomor 252

denga cara m@pemamkfl bola di Curumembmtu siswa mtuL meng- intmalisasi nilai nilai horal k€jujdan, kepercayaan, keadilm, r.sa homa9 dan tm8gug jawab melalui Pemberim

Begitu pula pada Hipotesis 2, setelah dilakukan pengujian hipotesis dan pembahasan yang menyatakan bahwa hasil penelitian adalah tidak terdapat perbedaan nilai

5.2 Pengaturan Governor dalam Load

Teknik & Metoda Peramalan, edisi satu.. Jakarta : Fakultas Ekonomi

faktor-faktor situasional terhadap pengambilan keputusan etis konsultan pajak dilakukan oleh.. Killian dan Doyle (2004), yang meneliti 15 faktor yang mempengaruhi