• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Model Pembelajaran Saintifik MP Matem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "1. Model Pembelajaran Saintifik MP Matem"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

Melalui Pendekatan

Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Mata Pelajaran Matematika

(Peminatan)

Sekolah Menengah Atas

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH

DIREKTORAT PSMA

(2)

KATA ENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena

berkat kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013

ini dapat diselesaikan.

Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian autentik.

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar.

Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului

dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang

mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini

disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan

pengembangan persiapan pembelajaran.

Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian.

Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.

(3)

DAFTAR ISI

COVER ---i

KATA PENGANTAR ---ii

DAFTAR ISI ---iii

BAB I : PENDAHULUAN ---1

A. Latar Belakang ---1

B. Tujuan ---2

C.Ruang Lingkup ---3

D. Landasan Hukum---3

BAB II : PEMBELAJARAN KOMPETENSI ---4

A. Pendekatan Pembelajaran Saintifik ---5

B.Penilaian Autentik ---9

BAB III : ANALISIS KOMPETENSI ---21

A. Prosedur Analisis ---21

B.Hasil Analisis Kompetensi Dasar ---30

BAB IV : PENUTUP ---45

DAFTAR PUSTAKA ---47

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

(5)

kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.

Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat.

Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada 1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah melatih guru inti dan guru sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006 dan buku sebelumnya) mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus yang telah disediakan.

Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

B. Tujuan

(6)

1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus mata pelajaran

2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik 3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian

4. Merancang penilaian otentik

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:

1.Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik 2.Langkah-langkah analisis kompetensi;

3.Penilaian otentik; dan

4.Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

D. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA

(7)

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang Silabus

BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pencapaian tujuan pendidikan nasional melalui penyelenggaraan pendidikan oleh satuan pendidikan untuk memenuhi hak peserta didik sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannnya.

Pemerintah mulai mencanangkan pelaksanaan terbatas pada 1270 SMA mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Sebagai persiapan pemerintah telah melatih guru inti dan guru sasaran serta menyediakan buku pegangan guru dan siswa mata pelajaran Matematika, bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya diharapkan dalam memanfaatkan buku yang ada mulai menerapkan kurikulum 2013 menggunakan silabus ynag telah disediakan.

(8)

B. Tujuan

Secara umum tujuan penulisan buku ini adalah membantu guru mata pelajaran …. dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan

memafaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus buku ini bertujuan:

1.Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar

2.Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus mata pelajaran

3. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

4. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian

5. Merancang penilaian otentik

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup buku ini terdiri atas:

1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik

2. Langkah-langkah analisis kompetensi;

3. Penilaian otentik; dan

4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana

(9)

BAB II

PEMBELAJARAN KOMPETENSI

Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian otentikautentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang

mendorong siswa lebih mampu dalam mengobservasimengamati,

bertanyamenanya, mencoba/mengumpulkan data,

mengasosiasi/bernalarmenalar, dan mengomunikasikanmengomunikasikan.

Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses.

Untuk memperkuat Penguatan pendekatan saintifik perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning).

(10)

Prinsip pembelajaran yang digunakan pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1) dari peserta didik diberi tahu menuju menjadi peserta didik mencari tahu; (2) dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) dari pendekatan tekstual menuju

menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) dari pembelajaran berbasis konten menuju menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5) dari pembelajaran parsial menuju menjadi pembelajaran terpadu; (6) daripembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) daripembelajaran verbalisme menuju menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Penilaian otentikautentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian otentikautentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

A. Pendekatan Pembelajaran saintifik

(11)

terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito: , 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni: , 2000; & Semiawan: , 1998).

Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer: , 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).

Di dalam Mmodel ini juga tercakup penemuan makna (meanings),

organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover)

(12)

yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.

Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).

Karakteristik pembelajaran matematika memiliki ciri-ciri khas, yang berbeda dengan pembelajaran lainnya. Menurut Suherman (2003) karaktersitik pembelajaran matematika di sekolah yaitu sebagai berikut:

(1)Pembelajaran matematika langsung (bertahap)

Materi pembelajaran diajarkan secara berjenjang atau bertarap yaitu dari hal konkrit ke abstrak, hal yang sederhana ke kompleks atau konsep mudah ke konsep yang lebih sukar.

(2)Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral

Setiap mempelajari konsep baru perlu memperhatikan konsep ataubahan yang telah dipelajari sebelumnya. Bahan yang baru selaludikaitkan dengan bahan yang telah dipelajari. Pengulangan konsep dalam bahan ajar dengan cara memperluas dan memperdalam adalah perlu dalam pembelajaran matematika (spiral melebar dan naik).

(3)Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif

Matematika adalah deduktif, matematika tersusun secara deduktif,aksiomatik. Namun demikian harus dapat dipilihkan pendekatan yang cocok dengan kondisi siswa. Dalam pembelajaran belum sepenuhnya menggunakan pendekatan tetapi masih campur dengan deduktif.

(4)Pembelajaran matematika menganti kebenaran konsistensi

(13)

konsep dengan yang lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar bila didasarkan atas pernyataan-pernyataan yang terdahulu yang telah diterima kebenarannya.

Penguatan proses pembelajaran Matematika melalui pendekatan saintifik, mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mengeksplorasi/mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan atau mempresentasikan. Dan sebagai Instrumen Pembelajaran Matematika harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah

(1) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.

(2) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prisnsip, prosedur, hukum dan terori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemapuan berpikir tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.

(3) Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip/prosedur dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini.

(14)

menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi memungkinkan siswa berpikir kritis tingkat tinggi (higher order thinking skills) hingga berpikir metakognitif.

(5) Kegiatan mengomunikasikanmengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa

mampu mengomunikasikanmengomunikasikan pengetahuan,

keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk karya.

Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi baru yang tak terduga. Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru yang tak terduga.

Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut

(1) Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut

(2) Memfasilitasi diskusi dan Tanya tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip, hukum,dan teori

(3) Mendorong siswa aktif mencoba melaui kegiatan eksperimen

(4) Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data, mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena

(5) Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam

(15)

B. Penilaian Autentik

Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: (1) American Library Association

mendefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan penilaian

otentikautentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan penilaian otentikautentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya.

Penilaian otentikautentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian

otentikautentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian otentikautentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA.

Penilaian otentikautentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas.

Kata lain dari penilaian Penilaian otentikautentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek. Penilaian

(16)

untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian otentikautentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.

Hasil penilaian otentikautentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentikautentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar teman. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan. Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio.

Menurut Grant (1990), suatu Penilaian dikatakan autentik jika Penilaian itu memeriksa/menguji secara langsung perbuatan atau prestasi peserta didik berkaitan dengan tugas intelektual yang layak. Sejalan dengan pendapat tersebut, suatu penilaian dinyatakan autentik apabila penilaian itu melibatkan peserta didik pada tugas-tugas yang bermanfaat, penting, serta bermakna (Hart, 1994). Penilaian seperti ini terlihat sebagai aktivitas pembelajaran, yang melibatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi serta koordinasi tentang pengetahuan yang luas.

Penilaian autentik menyerukan peserta ujian untuk mempertunjukkan kemampuan dan keterampilan spesifik, dengan menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka sudah kuasai (Stiggins, 1987). Penilaian autentik, yang meliputi tes tertulis (paper and pencil tes), kinerja

(17)

1.Tes tertulis (Paper and Pencil Tes)

Tes tertulis merupakan bentuk Penilaian yang digunakan dengan menyajikan sejumlah pertanyaan dan menggunakan jawaban tertulis sebagai bukti tingkat pencapaian pengetahuan, kompetensi, pemahaman dan sikap siswa secara perorangan.

Pertanyaan yang dikembangkan sebagai bukti pencapaian kompetensi dan sikap yang berbentuk pertanyaan dengan jawaban singkat atau panjang, betul – salah, menjodohkan, pilihan ganda, skala likert, kuisioner, dan refleksi diri. Begitu pula bentuk jawaban siswa, tidaklah selalu harus menulis jawabannya, kadang-kadang siswa menanggapi dengan centang, garis, gambar, diagram dan coretan lain di atas bahan cetakan. Alat tulisnya pun tidak terbatas pada pensil, dan kertas, melainkan bisa pula menggunakan crayon atau kapur di papan tulis. Bahkan seiring dengan kemajuan teknologi, siswa dapat memberikan responnya melalui keyboard computer atau format input berbasis teknologi yang lain.

Tujuan tes tertulis beragam sesuai dengan jenis keperluannya, yaitu:

a. Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan siswa

b. Mengevaluasi pengetahuan/pemahaman, kemampuan/keteram-pilan, dan sikap siswa

c. Sertifikasi d. Seleksi

e. Memantau standar

Format pertanyaan yang dikembangkan dapat berbentuk: a. Essai

b. Jawaban singkat c. Multiple choise d. Kuesioner

e. Skala Likert, Skala Thurstone, dan Differential Semantik

Mata

Pelajaran Indikator

(18)

Matematika Menafsirkanmembandingkan informasi yangdan

disajikan

Jawaban singkat

Tabel 1. Contoh indikator dan format pertanyaan

Jenis Format Jawaban Siswa dapat berupa:

a. Cloze procedure

b. Peta konsep

c. Essai

d. Jawaban singkat

e. Tulisan pengungkapan kembali

f. Penyelidikan (investigation)

g. Menjodohkan

h. Multiple choise

i. Skala Sikap

j. Kuesioner

k. Refleksi diri

Memilih format jawaban siswa dapat dilakukan dengan memusatkan perhatian pada jenis kata kerja yang digunakan dalam indikator (outcomes). Contoh kemampuan yang dibutuhkan siswa dan format jawaban yang mungkin, tampak pada Tabel sbb:

Kemampuan yang dibutuhkan siswa untuk Format Jawaban yangmungkin

Menghitung, mengingat, memilih,

mendefinisikan, mengidentifikasikan. Pilihan ganda

Menyatakan, mendefinisikan, menentukan, mengklasifikasikan, mengidentifikasikan, menguraikan, menghitung, mendeskripsikan.

Jawaban singkat

(19)

mengembangkan, menganalisis, menginterpretasikan, mendiskusikan, merencanakan.

Tabel 2. Jenis kata kerja yang digunakan dalam indikator dan format jawaban.

Contoh-contoh soal Penilaian tertulis beserta kemampuan matematik yang diukur:

Contoh soal Penilaian tertulis - Kemampuan penalaran

Bila temanmu menyelesaikan beberapa soal seperti berikut ini,

1) 12x + x = 12x2

2) (10x) (2x) = 20x

di manakah letak kesalahannya? Bagaimanakah seharusnya?

Sifat apakah yang diterapkan setiap langkah penyelesaian soal berikut ini?

12m2 ( 5b + c2 )

- 12m2 (5b) + (12m2 ) (c2 ) (sifat .... )

- (12)(5) (m2 b) + 12m2 c2 (sifat .... )

- (12)(5) (bm2 ) + 12c2 m2 (sifat .... )

- 60bm2 + 12c2 m2

Contoh Penilaian TertulisKemampuan koneksi

(20)

1) Jika karyawan Bu Anis yang bertugas memproduksi donat selesai membuat donat, kepada siapa ia harus memberikan kuenya itu untuk dipasarkan?

2) Apakah Cindy dan Erna memasarkan kue yang sama?

b. Dalam suatu kompetisi sepak bola, setiap kesebelasan yang menang (m) diberi skor 3, seri (s) diberi skor 1, dan kalah (k) skornya 0. Bila suatu kesebelasan telah melakukan 18 kali pertandingan dan mengumpulkan skor 29,

1) mungkinkah data skor kesebelasan tersebut adalah m=9, s=5, k=15? Mengapa?

2) tentukan kemungkinan yang benar bahwa kesebelasan tersebut menang(m), seri(s), dan kalah(k)!

2.Penilaian kinerja (Unjuk Kerja)

Penilaian kinerja merupakan bentuk pengamatan dan penilaian secara langsung dan sistematis dari kinerja para siswa dengan mengacu pada kriteria kinerja yang telah ditetapkan. Hal ini berarti Penilaian kinerja merupakan bentuk penilaian hasil belajar yang berorientasi pada proses. Penilaian kinerja bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana siswa merencanakan pemecahan masalah, melihat dan mengamati bagaimana siswa menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya. Dalam Penilaian kinerja pada umumnya dilengkapi dengan rubrik, kartu evaluasi, dan kartu standar sebagai kriteria Penilaiannya.

Keuntungan menerapkan Penilaian kinerja secara formal antara lain:

a. menunjukkan bagaimana siswa menggunakan pengetahuan untuk melakukan kegiatan dan menghasilkan sesuatu

b. instrumen Penilaian dapat digunakan berkali-kali

c. instrumen Penilaian dapat digunakan untuk tujuan diagnostik

(21)

f. bukan akhir, tapi bagian dari proses pembelajaran

g. membuat pelajaran di sekolah menjadi relevan dengan dunia nyata.

Rubrik melengkapi Penilaian kinerja sebagai perangkat kriteria penskoran yang digunakan untuk mengevaluasi kerja siswa dan mengakses kerja siswa. Di dalam rubrik terdapat skala kategori. Skala kategori yang digunakan bisa bervariasi. Misalnya, ada yang menggunakan kategori 3 (hebat/superior), 2 (memuaskan), 1 (cukup memuaskan), dan 0 ( tidak memuaskan). Berikut adalah contoh Rubrik penskoran untuk Penilaian kinerja.

Level Kriteria Khusus

4

Superior

- Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap suatu konsep

- Menggunakan strategi yang sesuai - Perhitungannya benar

- Penjelasannya tertulis sangat jelas - Diagram/tabel/gambar tepat

- Melebihi semua permasalahan yang diinginkan

3

Memuaskan

- Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap suatu konsep

- Menggunakan strategi yang sesuai - Perhitungannya pada umumnya benar - Penjelasannya tertulis jelas

- Diagram/tabel/gambar pada umumnya benar - Memenuhi semua permasalahan yang diinginkan

2

Cukup Memuaskan

- Menunjukkan pemahaman terhadap sebagian konsep

- Pada umumnya strategi yang digunakan sesuai - Perhitungannya pada umumnya benar

- Penjelasannya tertulis cukup jelas

- Diagram/tabel/gambar pada umumnya benar - Memenuhi sebagian permasalahan yang

diinginkan

1

Tidak Memuaska

n

- Menunjukkan sedikit atau tidak ada pemahaman terhadap suatu konsep

- Tidak menggunakan strategi yang sesuai - Perhitungannya tidak benar

- Penjelasan tertulisnya tidak jelas

(22)

Level Kriteria Khusus

- Tidak memenuhi permintaan permasalahan yang diinginkan

Tabel 3. Rubrikpenskoran untuk Penilaian kinerja

3.Penilaian hasil karya (produk)

Contoh model masalah Penilaian hasil karya

a. Buatlah sebuah denah rumah dengan ukuran setiap ruangan berskala 1: 100

b.Denah rumah tersebut memuat : teras rumah, ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur, garasi , dan kamar mandi

c. Warnai dan buat sebagus mungkin sehingga orang tertarik melihatnya seperti contoh berikut ini!

d.Buatlah hiasan dinding yang menggambarkan sebuah grafik dari persamaan logaritma dan eksponen terentu dengan menggunakan bahan benang, papan, triplek dan paku.

4. Penilaian tugas (proyek)

Penilaian tugas (proyek) adalah Penilaian yang diberikan kepada siswa untuk tugas yang harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu yang

melibatkan kegiatan mengumpulkan, mengorganisasikan,

mengevaluasi, dan menyajikan bahan, atau dana.

Persoalan yang dijadikan proyek tidaklah hanya satu topik saja atau satu mata pelajaran saja, tetapi kompleks, menyangkut seluruh mata pelajaran yang terkait dengan permasalahan yang diajukan.

Contoh Penilaian tugas (proyek) untuk siswa kelas X

Berpencarlah setiap anggota dalam kelompokmu untuk melakukan beberapa kegiatan berikut ini

(23)

b. Mendata kumpulan murid-murid yang tinggi badannya diatas 165 cm

c. Menyebutkan kumpulan bunga indah di sekolahmu

d. Tulislah setiap hasil pendataanmu dengan cara menuliskannya pada tabel berikut

Kumpulan siswa

berpenampilan rapi berbadan tinggiKumpulan siswa Kumpulan bungaindah

e. Adakah teman dari kelompokmu yang membuat susunan suatu jenis kumpulan yang berbeda dengan yang kamu buat?

f. Setujukah kamu dengan susunan suatu kumpulan yang dibuat temanmu itu?

g. Apa perbedaan karakteristik dari data yang tertulis pada a) , b) dan c)

5. Pengumpulan kerja siswa (Portofolio)

Portofoliomerupakan sajian informasi atau data yang berupa kumpulan pekerjaan siswa sebagai bukti usaha, perkembangan, dan kecakapan siswa dalam satu bidang atau lebih selama periode tertentu yang disusun secara sistematik (Paulson dalam Masdjudi, 2002).

(24)

dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran

Khusus dalam matematika, fokus portofolio pada pemecahan masalah, berpikir dan pemahaman, menulis, komunikasi, hubungan matematika dan pandangan siswa sendiri terhadap dirinya sebagai pembelajar matematika. Dalam portofolio harus menunjukkan rentangan tujuan pengajaran dan tugas-tugas yang berhubungan. Penilaian portofolio dapat dilakukan siswa dan guru secara bekerja sama. Caranya siswa mengumpulkan semua pekerjaannya selama rentang waktu tertentu.

Keuntungan menerapkan portofolio (Gronlund dalam Rusoni, 2001) di antaranya:

a. Kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas

b. Penekanan pada hasil pekerjaan terbaik siswa memberikan pengaruh positif dalam belajar

c. Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu akan memotivasi laju belajar

d. Keterampilan menilai diri sendiri akan mengembangkan kemampuan menyeleksi dan memilih yang terbaik

e. Sebagai sarana komunikasi dan informasi yang autentik tentang kemajuan belajar siswa bagi guru, orang tua dan siswa itu sendiri.

Prosedur Porfolio

a. Gunakan file folder siswa untuk mengumpulkan semua pekerjaannya.

b. Diskusikan format portofolio yang baik pengorganisasiannya, kebersihannya, tulisan, atau hapusan tinta, daftar isi, dan pernyataan diri tentang mengapa setiap pekerjaan itu dimasukkan dalam portofolio.

c. Sediakan bermacam tugas sehingga portofolio dapat berupa kerja kelompok, proyek, investigasi, dan jurnal.

d. Beri kesempatan siswa mereview portofolio mereka sendiri dan membandingkan dengan pekerjaan teman lainnya.

(25)

Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini.

a. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.

b. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.

c. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.

d. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.

e. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.

f. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.

g. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.

Penilaian Portofolio

Kriteria Penilaian

Pemecahan Masalah Bahasa Penalaran logis Lain-lain

o Pemahaman masalah

o Penggunaan bermacam strategi

o Kemampuan mentransformasik an perencanaan dengan

menggunakan model atau teknologi

o Analisis hasil, termsuk strategi estimasinya

o Merumuskan masalah

o Kreativitas menemukan pendekatan untuk memecahkan masalah non rutin

o Pemecahan yang

o Menggunakan simbol dan terminology yang benar

o Menulis tepat, ringkas dalam menyampaikan ide.

o Pengorganisasian tulisan dalam pekerjaan dan jurnal yang baik

o Penjelasan hasil

o Ringkasan dari topik kunci

o Merefleksikan pada ide matematika

o Meminta atau mengajukan pertanyaan

o Menyeleksi dan mengorganisasikan

o Identifikasi pola

o Membuat konjektur

o Menulis pembuktian

o Menjelaskan mengapa dan bagaimana

o Meninjau ide-ide dan prosedur

o Mengkonstruksi, memperluas, dan menerapkan ide

o Merumuskan contoh penyangkal

o Menghubungkan matematika dengan dunia nyata

o Membuat

hubungan dalam matematika

o Mengembangkan sikap positif

o Nilai-nilai matematka

o Menggunakan penillian sendiri dan koreksi sendtiri terhadap pekerjaannya

o Bekerja dalam kelompok

(26)

Kriteria Penilaian

Pemecahan Masalah Bahasa Penalaran logis Lain-lain

praktis dan

menarik pekerjaan siswa secara tepat dan menunjukkan perkembangannya

o Interpretasi ide

o Teknologi

o Konsep dan prosedur.

Tabel 4. Kriteria Penilaian pada portofolio

Jenis Portofolio dapat dibedakan menjadi:

a. Portofolio kerja (working portfolios)

b.Portofolio dokumen (document portfolios)

c. Portofolio penampilan (show portfolios).

Portofolio kerja digunakan untuk memantau kemajuan dan meng-ases siswa dalam mengelola belajar mereka sendiri. Siswa mengumpulkan semua hasil kerja termasuk coret-coretan (sketches), buram, catatan, kumpulan untuk stimulasi, buram setengah jadi atau pekerjaan yang sudah selesai. Portofolio kerja bermanfaat untuk memberikan informasi tentang bagaimana siswa mengorganisasikan dan mengelola kerja (belajar) serta merefleksi pekerjaan dan hasilnya.

Portofolio dokumen menyediakan informasi baik proses maupun produk yang dihasilkan siswa. Jenis portofolio ini bermanfaat bagi siswa dan orang tuanya untuk mengetahui kemajuan hasil belajar, untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam belajar secara individual, untuk menunjukkan bahwa siswa telah mengikuti proses tertentu dan telah mencapai standar tertentu.

(27)

Rubrik Penskoran Portofolio

Level Kriteria Khusus

3

Superior

 Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah yang

menonjol

 Menunjukkan keterampilan berbahasa yang menonjol

 Menunjukkan kemampuan memberi alasan yang menonjol

 Menunjukkan kemampuan membuat hubungan yang

menonjol

 Pengorganisasian yang sangat baik (rapi) dan bersih

 Sesuai dengan permintaan dan persyaratan

2

Memuaska n

 Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah yang baik

 Menunjukkan keterampilan berbahasa yang baik

 Menunjukkan kemampuan memberi alasan yang baik

 Pengorganisasian yang baik (rapi) dan bersih

 Memuaskan dalam semua permintaan dan persyaratan

1

Cukup Memuaska

n

 Kadang-kadang menunjukkan keterampilan pemecahan

masalah yang baik

 Kadang-kadang menunjukkan keterampilan berbahasa yang baik

 Kadang-kadang menunjukkan kemampuan memberi alasan yang baik

 Pengorganisasian yang dapat diterima dan bersih

 Memuaskan dalam sebagian besar permintaan dan

persyaratan

0

Tidak Memuaska

n

 Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah yang sangat

rendah

 menunjukkan keterampilan berbahasa yang sangat rendah

 Kemampuan memberi alasan yang sangat rendah

 Pengorganisasian dan kebersihan yang rendah

 Tidak sesuai dengan permintaan dan persyaratan

Tabel 5. Rubrik penskoran pada portofolio

BAB II.

(28)

Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran melalui pendekatan Saintifik dan penilaian otentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Pembelajaran pada Kurikulum 2013 lebih menekankan pada kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan produktif. Proses belajar di kelas dilaksanakan secara langsung melalui Implementasi Kompetensi Inti 3 dan Kompetensi Inti 4 dan tidak langsung melalui implementasi KI 1 dan KI 2, dengan penekanan pada aplikasi yang terkait dengan kehidupan sehari-hari sehingga hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Penguatan proses pembelajaran Matematika melalui pendekatan saintifik, mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan atau mempresentasikan.

Pendekatan Pembelajaran saintifik

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito: 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh siswa (Zamroni: 2000; Semiawan: 1998).

(29)

proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, siswa dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar siswa.

Dalam model ini siswa diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian siswa diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).

Di dalam model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan siswa dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston: 1988). Dengan demikian siswa lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.

Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).

(30)

Pembelajaran matematika langsung (bertahap)

Materi pembelajaran diajarkan secara berjenjang atau bertarap yaitu dari hal konkrit ke abstrak, hal yang sederhana ke kompleks atau konsep mudah ke konsep yang lebih sukar.

Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral

Setiap mempelajari konsep baru perlu memperhatikan konsep ataubahan yang telah dipelajari sebelumnya. Bahan yang baru selaludikaitkan dengan bahan yang telah dipelajari. Pengulangan konsep dalam bahan ajar dengan cara memperluas dan memperdalam adalah perlu dalam pembelajaran matematika (spiral melebar dan naik).

Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif

Matematika adalah deduktif, matematika tersusun secara deduktif,aksiomatik. Namun demikian harus dapat dipilihkan pendekatan yang cocok dengan kondisi siswa. Dalam pembelajaran belum sepenuhnya menggunakan pendekatan tetapi masih campur dengan deduktif.

Pembelajaran matematika menganti kebenaran konsistensi

Kebenaran-kebenaran dalam matematika pada dasarnya merupakan kebenaran konsistensi, tidak bertentangan antara kebenaran suatu konsep dengan yang lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar bila didasarkan atas pernyataan-pernyataan yang terdahulu yang telah diterima kebenarannya.

Penguatan proses pembelajaran Matematika melalui pendekatan saintifik, mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan atau mempresentasikan. Dan sebagai Instrumen Pembelajaran Matematika harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah.

Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.

(31)

tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.

Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini.

Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktifitas antara lain menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik.

Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk karya.

Tantangan baru dinamika kehidupan menuntut aktifitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi baru yang tak terduga. Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru yang tak terduga.

Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan siswa kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut

Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut

(32)

Mendorong siswa aktif mencoba melaui kegiatan eksperimen

Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data, mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena

Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam presentasi dengan aplikasi baru yang terduga sampai tak terduga

C. Penilaian Autentik

Model Penilaian yang dikembangkan adalah Penilaian penilaian yang sesungguhnya (assessmen authentic). Maksudnya, Penilaian terhadap hasil kerja siswa saat berlangsung proses kegiatan siswa belajar itulah yang disebut otentik. Jadi, tidak hanya pada saat siswa mengerjakan tes akhir suatu pokok bahasan.

Menurut Grant (1990), suatu Penilaian dikatakan otentik jika Penilaian itu memeriksa/menguji secara langsung perbuatan atau prestasi peserta didik berkaitan dengan tugas intelektual yang layak. Sejalan dengan pendapat tersebut, suatu Penilaian dinyatakan otentik apabila Penilaian itu melibatkan peserta didik pada tugas-tugas yang bermanfaat, penting, serta bermakna (Hart, 1994). Penilaian seperti ini terlihat sebagai aktivitas pembelajaran, yang melibatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi serta koordinasi tentang pengetahuan yang luas.

Penilaian otentik menyerukan peserta ujian untuk mempertunjukkan kemampuan dan keterampilan spesifik, dengan menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka sudah kuasai (Stiggins, 1987). Penilaian otentik, yang meliputi tes tertulis(paper and pencil tes), kinerja (performance assessment), penugasan (project assessment), Assesmen hasil karya (product assessment), pengumpulan kerja siswa (portofolio).

1) Tes tertulis (Paper and Pencil Tes)

(33)

bukti tingkat pencapaian pengetahuan, kompetensi, pemahaman dan sikap siswa secara perorangan.

Pertanyaan yang dikembangkan sebagai bukti pencapaian kompetensi dan sikap yang berbentuk pertanyaan dengan jawaban singkat atau panjang, betul – salah, menjodohkan, pilihan ganda, skala likert, kuisioner, dan refleksi diri. Begitu pula bentuk jawaban siswa, tidaklah selalu harus menulis jawabannya, kadang-kadang siswa menanggapi dengan centang, garis, gambar, diagram dan coretan lain di atas bahan cetakan. Alat tulisnya pun tidak terbatas pada pensil, dan kertas, melainkan bisa pula menggunakan crayon atau kapur di papan tulis. Bahkan seiring dengan kemajuan teknologi, siswa dapat memberikan responnya melalui keyboard computer atau format input berbasis teknologi yang lain.

Tujuan tes tertulis beragam sesuai dengan jenis keperluannya, yaitu:

f. Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan siswa

g. Mengevaluasi pengetahuan/pemahaman, kemampuan/keteram-pilan, dan

sikap siswa

h. Sertifikasi

i. Seleksi

j. Memantau standar

Format pertanyaan yang dikembangkan dapat berbentuk:

f. Essai

g. Jawaban singkat

h. Multiple choise

i. Kuesioner

j. Skala Likert, Skala Thurstone, dan Differential Semantik

Tabel 1. Contoh indikator dan format pertanyaan

Mata Pelajaran Outcome (indikator) Format Pertanyaan

Matematika Menafsirkan dan

(34)

yang disajikan

Jenis Format Jawaban Siswa dapat berupa:

l. Cloze procedure

m. Peta konsep

n. Essai

o. Jawaban singkat

p. Tulisan pengungkapan kembali

q. Penyelidikan (investigation)

r. Menjodohkan

s. Multiple choise

t. Skala Sikap

u. Kuesioner

v. Refleksi diri

Memilih fFormat jJawaban sSiswa dapat dilakukan dengan memusatkan perhatian pada jenis kata kerja yang digunakan dalam indikator (outcomes). Contoh kemampuan yang dibutuhkan siswa dan format jawaban yang mungkin, tampak pada Tabel 2.

Tabel 2. Jenis kata kerja yang digunakan dalam indikator dan format jawaban.

Kemampuan yang dibutuhkan siswa untuk Format Jawaban yangmungkin

Menghitung, mengingat, memilih,

(35)

mengklasifikasikan, mengidentifikasikan, menguraikan, menghitung, mendeskripsikan.

Membandingkan, mengevaluasi, mengkontraskan, menerjemahkan, mengembangkan, menganalisis, menginterpretasikan, mendiskusikan, merencanakan.

Essai, investigasi

Tabel 2. Jenis kata kerja yang digunakan dalam indikator dan format jawaban.

Contoh-contoh soal Penilaian tertulis beserta kemampuan matematik yang diukur:

· Contoh soal Penilaian tertulis - Kemampuan penalaran untuk siswa kelas X

a. 1) Bila temanmu menyelesaikan beberapa soal seperti berikut ini,

a) 12x + x = 12x2

b) (10x) (2x) = 20x

di manakah letak kesalahannya? Bagaimanakah seharusnya?

a. 2) Sifat apakah yang diterapkan setiap langkah penyelesaian soal berikut ini?

12m2 ( 5b + c2 )

- 12m2 (5b) + (12m2) (c2) (sifat .... )

- (12)(5) (m2 b) + 12m2 c2 (sifat .... )

- (12)(5) (bm2) + 12c2 m2 (sifat .... )

- 60bm2 + 12c2 m2

3) Bila G = {x | x2 + 1 = 0 ; x Î Bilangan Cacah}, maka G = Æ. Mengapa ? Agar G ?Æ, syarat apa yang harus dipenuhi oleh x?

(36)

buruh, dan 20% bukan petani maupun buruh. Percayakah kamu dengan keterangan kepala desa itu?

·

Contoh Penilaian TertulisKemampuan koneksi untuk siswa kelas ... 1) Bu Anis memiliki sejumlah usaha industri rumah tangga, yaitu

produksi makanan ringan. Pemasaran semua produksinya itu dipercayakan kepada ketiga anaknya, yaitu Irma, Cindy, dan Erna. Irna bertugas memasarkan kue lapis, donat, dan kue molen. Cindy bertugas memasarkan kue molen dan dadar gulung. Erna bertugas memasarkan donat dan kue putu.

3) a. Jika karyawan Bu Anis yang bertugas memproduksi donat selesai membuat donat, kepada siapa ia harus memberikan kuenya itu untuk dipasarkan?

4) b. Apakah Cindy dan Erna memasarkan kue yang sama?

2) Dalam suatu kompetisi sepak bola, setiap kesebelasan yang menang (m) diberi skor 3, seri (s) diberi skor 1, dan kalah (k) skornya 0. Bila suatu kesebelasan telah melakukan 18 kali pertandingan dan mengumpulkan skor 29,

3) a. mungkinkah data skor kesebelasan tersebut adalah m=9, s=5, k=15? Mengapa?

4) tentukan kemungkinan yang benar bahwa kesebelasan tersebut menang(m), seri(s), dan kalah(k)!

b. tentukan kemungkinan yang benar bahwa kesebelasan tersebut menang(m), seri(s), dan kalah(k)!

2) Penilaian kinerja (performance)

(37)

pada proses. Penilaian kinerja bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana siswa merencanakan pemecahan masalah, melihat dan mengamati bagaimana siswa menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya. Dalam Penilaian kinerja pada umumnya dilengkapi dengan rubrik, kartu evaluasi, dan kartu standar sebagai kriteria Penilaiannya.

Keuntungan menerapkan Penilaian kinerja secara formal antara lain:

h. ? menunjukkan bagaimana siswa menggunakan pengetahuan untuk melakukan kegiatan dan menghasilkan sesuatu

i. ? instrumen Penilaian dapat digunakan berkali-kali

j. ? instrumen Penilaian dapat digunakan untuk tujuan diagnostik

k. ? dengan instrumen yang sama, guru dapat membuat grafik perkembangan siswa dari waktu ke waktu

l. ? memungkinkan siswa berkompetisi dengan dirinya sendiri

m. ? bukan akhir, tapi bagian dari proses pembelajaran

n. ? membuat pelajaran di sekolah menjadi relevan dengan dunia nyata.

Rubrik melengkapi Penilaian kinerja sebagai perangkat kriteria penskoran yang digunakan untuk mengevaluasi kerja siswa dan mengakses kerja siswa. Di dalam rubrik terdapat skala kategori. Skala kategori yang digunakan bisa bervariasi. Misalnya, ada yang menggunakan kategori 3 (hebat/superior), 2 (memuaskan), 1 (cukup memuaskan), dan 0 ( tidak memuaskan). Berikut adalah contoh Rubrik penskoran untuk Penilaian kinerja.

Tabel 3. Rubrik penskoran untuk Penilaian kinerja

Level Kriteria Khusus

4

Superi or

- Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap suatu konsep

- Menggunakan strategi yang sesuai

- Perhitungannya benar

(38)

Level Kriteria Khusus

- Melebihi semua permasalahan yang diinginkan

3

Memu askan

- Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap suatu konsep

- Menggunakan strategi yang sesuai

- Perhitungannya pada umumnya benar

- Penjelasannya tertulis jelas

- Diagram/tabel/gambar pada umumnya benar

- Memenuhi semua permasalahan yang

diinginkan

2

Cukup Memu askan

- Menunjukkan pemahaman terhadap sebagian konsep

- Pada umumnya strategi yang digunakan sesuai

- Perhitungannya pada umumnya benar

- Penjelasannya tertulis cukup jelas

- Diagram/tabel/gambar pada umumnya benar

- Memenuhi sebagian permasalahan yang

diinginkan

1

Tidak Memu askan

- Menunjukkan sedikit atau tidak ada pemahaman

terhadap suatu konsep

- Tidak menggunakan strategi yang sesuai - Perhitungannya tidak benar

- Penjelasan tertulisnya tidak jelas

- Diagram/tabel/gambar tidak benar atau tidak cocok

- Tidak memenuhi permintaan permasalahan yang

diinginkan

Kartu evaluasi dan Kartu Standar juga dipakai pada Penilaian kinerja jika format Penilaiannya tidak menggunakan rubrik. Contoh kartu evaluasi dan kartu standar seperti berikut ini.

Kartu evaluasi

skor 1 untuk setiap selesai satu tugas/langkah yang diminta dari soal yang diberikan

Kartu standar

(39)

skor 7 : hampir semua dikerjakan secara sempurna

skor 6 : kelompokmu lumayan sukses

skor 5 : kamu telah mendapatkan ide utamanya, setidaknya kamu adalah pembicara atau pendengar yang baik.

skor ? 4 : berarti kamu harus lebih siap pada tugas penilaian selanjutnya.

3) Penilaian hasil karya (produk)

Penilaian hasil karya (produk)

Contoh Penilaian hasil karya untuk siswa ...

e. Buatlah sebuah denah rumah dengan ukuran setiap ruangan berskala 1: 100

f. Denah rumah tersebut memuat : teras rumah, ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur, garasi , dan kamar mandi

g.Warnai dan buat sebagus mungkin sehingga orang tertarik melihatnya seperti contoh berikut ini!

4) Penilaian tugas (proyek)

Penilaian tugas (proyek) adalah Penilaian yang diberikan kepada siswa untuk tugas yang harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu yang melibatkan kegiatan mengumpulkan, mengorganisasikan, mengevaluasi, dan menyajikan bahan, atau dana.

Persoalan yang dijadikan proyek tidaklah hanya satu topik saja atau satu mata pelajaran saja, tetapi kompleks, menyangkut seluruh mata pelajaran yang terkait dengan permasalahan yang diajukan.

Contoh Penilaian tugas (proyek) untuk siswa kelas ...

Berpencarlah setiap anggota dalam kelompokmu untuk melakukan beberapa kegiatan berikut ini

(40)

f. b) Mendata kumpulan murid-murid yang badannya tinggi di sekolahmu

g. c) Menyebutkan kumpulan bunga indah di sekolahmu

h. d) Tulislah setiap hasil pendataanmu dengan menyusunnya dengan cara mendaftar dalam suatu tabel seperti berikut ini!

Kumpulan siswa

berpenampilan rapi berbadan tinggiKumpulan siswa Kumpulan bungaindah

h. e) Adakah teman dari kelompokmu yang membuat susunan suatu jenis kumpulan yang berbeda dengan yang kamu buat?

i. Setujukah kamu dengan susunan suatu kumpulan yang dibuat temanmu itu?

j. Apa perbedaan karakteristik dari data yang tertulis pada a) , b) dan c)

i. f) Setujukah kamu dengan susunan suatu kumpulan yang dibuat temanmu itu?

5) Pengumpulan kerja siswa (Portofolio)

Portofolio merupakan sajian informasi atau data yang berupa kumpulan pekerjaan siswa sebagai bukti usaha, perkembangan, dan kecakapan siswa dalam satu bidang atau lebih selama periode tertentu yang disusun secara sistematik (Paulson dalam Masdjudi, 2002).

Portofolio memuat dan mengembangkan lima dimensi yang mencerminkan profil seorang siswa, yaitu (1) pemahaman fakta, (2) refleksi, (3) kemampuan berkomunikasi, (4) keterampilan dan konsep, dan (5) kualitas kerja. Kelima dimensi itu diperihatkan oleh hasil-hasil proyek siswa seperti karangan argumentasi tentang sesuatu konsep, jurnal siswa, tulisan hasil presentasi siswa, gambar, hasta karya, dan penyajian data.

(41)

dilakukan siswa dan guru secara bekerja sama. Caranya siswa mengumpulkan semua pekerjaannya selama rentang waktu tertentu.

Keuntungan menerapkan portofolio (Gronlund dalam Rusoni, 2001) di antaranya:

f. Kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas

g. Penekanan pada hasil pekerjaan terbaik siswa memberikan pengaruh positif dalam belajar

h. Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu akan memotivasi laju belajar

i. Keterampilan menilai diri sendiri akan mengembangkan kemampuan

menyeleksi dan memilih yang terbaik

j. Sebagai sarana komunikasi dan informasi yang otentik tentang kemajuan belajar siswa bagi guru, orang tua dan siswa itu sendiri.

Prosedur Porfolio

f. Gunakan file folder siswa untuk mengumpulkan semua pekerjaannya.

g. Diskusikan format portofolio yang baik pengorganisasiannya, kebersihannya, tulisan, atau hapusan tinta, daftar isi, dan pernyataan diri tentang mengapa setiap pekerjaan itu dimasukkan dalam portofolio.

h. Sediakan bermacam tugas sehingga portofolio dapat berupa kerja kelompok, proyek, investigasi, dan jurnal.

i. Beri kesempatan siswa mereview portofolio mereka sendiri dan membandingkan dengan pekerjaan teman lainnya.

j. Diskusikan bagaimana seharusnya menilai portofolio mereka.

Penilaian Portofolio

Tabel 4. Kriteria Penilaian pada portofolio

Kriteria Penilaian

(42)

o Pemahaman masalah

o Penggunaan

bermacam strategi

o Kemampuan

mentransformas ikan

perencanaan dengan

menggunakan model atau teknologi o Analisis hasil,

termsuk strategi estimasinya

o Merumuskan

masalah o Kreativitas

menemukan pendekatan untuk

memecahkan masalah non rutin

o Pemecahan

yang praktis dan menarik

o Menggunakan

simbol dan terminology yang benar

o Menulis tepat, ringkas dalam menyampaikan ide.

o Pengorganisasian tulisan dalam pekerjaan dan jurnal yang baik o Penjelasan hasil

o Ringkasan dari topik kunci o Merefleksikan

pada ide matematika o Meminta atau

mengajukan pertanyaan o Menyeleksi dan

mengorganisasik an pekerjaan siswa secara tepat dan menunjukkan perkembanganny a

o Identifikasi pola

o Membuat

konjektur o Menulis

pembuktian o Menjelaskan

mengapa dan bagaimana o Meninjau ide-ide

dan prosedur o Mengkonstruksi,

memperluas, dan menerapkan ide

o Merumuskan

contoh penyangkal

o Menghubungkan

matematika dengan dunia nyata o Nilai-nilai

matematka

o Menggunakan

penillian sendiri dan koreksi sendtiri terhadap pekerjaannya o Bekerja dalam

kelompok

o Menggunakan

model-model

o Interpretasi ide

o Teknologi o Konsep dan

prosedur.

Tabel 4. Kriteria Penilaian pada portofolio Jenis Portofolio dapat dibedakan menjadi: d.· Portofolio kerja (working portfolios)

e. · Portofolio dokumen (document portfolios)

f. · Portofolio penampilan (show portfolios).

(43)

mengorganisasikan dan mengelola kerja (belajar) serta merefleksi pekerjaan dan hasilnya.

Portofolio dokumen menyediakan informasi baik proses maupun produk yang dihasilkan siswa. Jenis portofolio ini bermanfaat bagi siswa dan orang tuanya untuk mengetahui kemajuan hasil belajar, untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam belajar secara individual, untuk menunjukkan bahwa siswa telah mengikuti proses tertentu dan telah mencapai standar tertentu.

Portofolio penampilan merupakan portofolio yang menyediakan informasi terbaik dari hasil kerja (artefak) siswa. Biasanya digunakan untuk tujuan pertanggungjawaban (akuntabilitas), pameran, atau kepentingan mempertunjukkan lainnya.

Rubriks Penskoran Portofolio

Tabel 5. Rubrik penskoran pada portofolio

Level Kriteria Khusus

3

Superior

 Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah yang menonjol

 Menunjukkan keterampilan berbahasa yang menonjol

 Menunjukkan kemampuan memberi alasan yang menonjol

 Menunjukkan kemampuan membuat hubungan yang

menonjol

 Pengorganisasian yang sangat baik (rapi) dan bersih

 Sesuai dengan permintaan dan persyaratan

2

Memuaska n

 Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah yang baik

 Menunjukkan keterampilan berbahasa yang baik

 Menunjukkan kemampuan memberi alasan yang baik

 Pengorganisasian yang baik (rapi) dan bersih

 Memuaskan dalam semua permintaan dan persyaratan

1

Cukup Memuaska

n

 Kadang-kadang menunjukkan keterampilan pemecahan masalah yang baik

 Kadang-kadang menunjukkan keterampilan berbahasa

yang baik

 Kadang-kadang menunjukkan kemampuan memberi

alasan yang baik

(44)

Level Kriteria Khusus

 Memuaskan dalam sebagian besar permintaan dan persyaratan

0

Tidak Memuaska

n

 Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah yang sangat rendah

 menunjukkan keterampilan berbahasa yang sangat rendah

 Kemampuan memberi alasan yang sangat rendah

 Pengorganisasian dan kebersihan ;yang rendah

 Tidak sesuai dengan permintaan dan persyaratan

Tabel 5. Rubrik penskoran pada portofolio

Gambar

Tabel 1. Contoh indikator dan format pertanyaan
Tabel 2. Jenis kata kerja yang digunakan dalam indikator dan format
Tabel 4. Kriteria Penilaian pada portofolio
Tabel 5. Rubrik penskoran pada portofolio
+7

Referensi

Dokumen terkait

bahwa Panitia Nasional Pengangkatan dan Pemanfaatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam yang dibentuk dengan Keputusan Presiden Nomor 107 Tahun 2000 dipandang sudah

Menjelaskan pada ibu dan keluarga tanda-tanda bahaya pada ibu masa nifas seperti pendarahan lewat jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkak di wajah,

Sumber: Maman dkk.. Kecenderungan yang sama terjadi pada fase budidaya. Dari 11 potensi risiko fase budidaya, terdapat 4 risiko yang sering mucul, yakni: 1) kesulitan mengamati

1) Sebagai garis atau line yaitu orang-orang yang menjalankan tugas pokok organisasi dalam rangka mencapai tujuan. 2) Sebagai staf yaitu orang-orang yang melakukan

prestasi belajar matematika yang lebih baik antara siswa dengan aktivitas belajar tinggi,.. sedang, atau rendah pada materi himpunan, (3) pada masing-masing

Untuk menghitung atau menentukan nilai dari elemen-elemen pada matrik concordance adalah dengan menjumlahkan bobot-bobot yang termasuk pada himpunan concordance,

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi promosi di Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kabupaten Purworejo meliputi: 1) bentuk kegiatan promosi; 2) proses

yang tinggi guna mampu melaksanakan fungsi operasional. Scbclum kita melakukan misi untuk berlayar, nilai ovoilahlhty ini sebaiknya pcrlu kita ketahui. Akankah kita bisa