• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penilaian Autentik

Dalam dokumen 1. Model Pembelajaran Saintifik MP Matem (Halaman 15-45)

BAB II : PEMBELAJARAN KOMPETENSI

B. Penilaian Autentik

Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: (1) American Library Association

mendefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan penilaian

otentikautentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan penilaian otentikautentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya.

Penilaian otentikautentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian

otentikautentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian otentikautentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA.

Penilaian otentikautentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas.

Kata lain dari penilaian Penilaian otentikautentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek. Penilaian

untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian otentikautentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.

Hasil penilaian otentikautentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentikautentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar teman. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan. Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio.

Menurut Grant (1990), suatu Penilaian dikatakan autentik jika Penilaian itu memeriksa/menguji secara langsung perbuatan atau prestasi peserta didik berkaitan dengan tugas intelektual yang layak. Sejalan dengan pendapat tersebut, suatu penilaian dinyatakan autentik apabila penilaian itu melibatkan peserta didik pada tugas-tugas yang bermanfaat, penting, serta bermakna (Hart, 1994). Penilaian seperti ini terlihat sebagai aktivitas pembelajaran, yang melibatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi serta koordinasi tentang pengetahuan yang luas.

Penilaian autentik menyerukan peserta ujian untuk mempertunjukkan kemampuan dan keterampilan spesifik, dengan menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka sudah kuasai (Stiggins, 1987). Penilaian autentik, yang meliputi tes tertulis (paper and pencil tes), kinerja

(performance assessment), penugasan (project assessment), Assesmen hasil karya (product assessment), pengumpulan kerja siswa (portofolio).

1.Tes tertulis (Paper and Pencil Tes)

Tes tertulis merupakan bentuk Penilaian yang digunakan dengan menyajikan sejumlah pertanyaan dan menggunakan jawaban tertulis sebagai bukti tingkat pencapaian pengetahuan, kompetensi, pemahaman dan sikap siswa secara perorangan.

Pertanyaan yang dikembangkan sebagai bukti pencapaian kompetensi dan sikap yang berbentuk pertanyaan dengan jawaban singkat atau panjang, betul – salah, menjodohkan, pilihan ganda, skala likert, kuisioner, dan refleksi diri. Begitu pula bentuk jawaban siswa, tidaklah selalu harus menulis jawabannya, kadang-kadang siswa menanggapi dengan centang, garis, gambar, diagram dan coretan lain di atas bahan cetakan. Alat tulisnya pun tidak terbatas pada pensil, dan kertas, melainkan bisa pula menggunakan crayon atau kapur di papan tulis. Bahkan seiring dengan kemajuan teknologi, siswa dapat memberikan responnya melalui keyboard computer atau format input berbasis teknologi yang lain.

Tujuan tes tertulis beragam sesuai dengan jenis keperluannya, yaitu: a. Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan siswa

b. Mengevaluasi pengetahuan/pemahaman, kemampuan/keteram-pilan, dan sikap siswa

c. Sertifikasi d. Seleksi

e. Memantau standar

Format pertanyaan yang dikembangkan dapat berbentuk: a. Essai

b. Jawaban singkat c. Multiple choise d. Kuesioner

e. Skala Likert, Skala Thurstone, dan Differential Semantik Mata

Pelajaran Indikator

Matematika Menafsirkanmembandingkan informasi yangdan

disajikan

Jawaban singkat Tabel 1. Contoh indikator dan format pertanyaan

Jenis Format Jawaban Siswa dapat berupa: a. Cloze procedure

b. Peta konsep c. Essai

d. Jawaban singkat

e. Tulisan pengungkapan kembali f. Penyelidikan (investigation) g. Menjodohkan h. Multiple choise i. Skala Sikap j. Kuesioner k. Refleksi diri

Memilih format jawaban siswa dapat dilakukan dengan memusatkan perhatian pada jenis kata kerja yang digunakan dalam indikator (outcomes). Contoh kemampuan yang dibutuhkan siswa dan format jawaban yang mungkin, tampak pada Tabel sbb:

Kemampuan yang dibutuhkan siswa untuk Format Jawaban yangmungkin Menghitung, mengingat, memilih,

mendefinisikan, mengidentifikasikan. Pilihan ganda

Menyatakan, mendefinisikan, menentukan, mengklasifikasikan, mengidentifikasikan, menguraikan, menghitung, mendeskripsikan.

Jawaban singkat

mengembangkan, menganalisis, menginterpretasikan, mendiskusikan, merencanakan.

Tabel 2. Jenis kata kerja yang digunakan dalam indikator dan format jawaban.

Contoh-contoh soal Penilaian tertulis beserta kemampuan matematik yang diukur:

Contoh soal Penilaian tertulis - Kemampuan penalaran

Bila temanmu menyelesaikan beberapa soal seperti berikut ini, 1) 12x + x = 12x2

2) (10x) (2x) = 20x

di manakah letak kesalahannya? Bagaimanakah seharusnya?

Sifat apakah yang diterapkan setiap langkah penyelesaian soal berikut ini? 12m2 ( 5b + c2 )

- 12m2 (5b) + (12m2 ) (c2 ) (sifat .... ) - (12)(5) (m2 b) + 12m2 c2 (sifat .... ) - (12)(5) (bm2 ) + 12c2 m2 (sifat .... ) - 60bm2 + 12c2 m2

Contoh Penilaian TertulisKemampuan koneksi

a. Bu Anis memiliki sejumlah usaha industri rumah tangga, yaitu produksi makanan ringan. Pemasaran semua produksinya itu dipercayakan kepada ketiga anaknya, yaitu Irma, Cindy, dan Erna. Irna bertugas memasarkan kue lapis, donat, dan kue molen. Cindy bertugas memasarkan kue molen dan dadar gulung. Erna bertugas memasarkan donat dan kue putu.

1) Jika karyawan Bu Anis yang bertugas memproduksi donat selesai membuat donat, kepada siapa ia harus memberikan kuenya itu untuk dipasarkan?

2) Apakah Cindy dan Erna memasarkan kue yang sama?

b. Dalam suatu kompetisi sepak bola, setiap kesebelasan yang menang (m) diberi skor 3, seri (s) diberi skor 1, dan kalah (k) skornya 0. Bila suatu kesebelasan telah melakukan 18 kali pertandingan dan mengumpulkan skor 29,

1) mungkinkah data skor kesebelasan tersebut adalah m=9, s=5, k=15? Mengapa?

2) tentukan kemungkinan yang benar bahwa kesebelasan tersebut menang(m), seri(s), dan kalah(k)!

2.Penilaian kinerja (Unjuk Kerja)

Penilaian kinerja merupakan bentuk pengamatan dan penilaian secara langsung dan sistematis dari kinerja para siswa dengan mengacu pada kriteria kinerja yang telah ditetapkan. Hal ini berarti Penilaian kinerja merupakan bentuk penilaian hasil belajar yang berorientasi pada proses. Penilaian kinerja bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana siswa merencanakan pemecahan masalah, melihat dan mengamati bagaimana siswa menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya. Dalam Penilaian kinerja pada umumnya dilengkapi dengan rubrik, kartu evaluasi, dan kartu standar sebagai kriteria Penilaiannya.

Keuntungan menerapkan Penilaian kinerja secara formal antara lain: a. menunjukkan bagaimana siswa menggunakan pengetahuan untuk

melakukan kegiatan dan menghasilkan sesuatu b. instrumen Penilaian dapat digunakan berkali-kali

c. instrumen Penilaian dapat digunakan untuk tujuan diagnostik

d. dengan instrumen yang sama, guru dapat membuat grafik perkembangan siswa dari waktu ke waktu

f. bukan akhir, tapi bagian dari proses pembelajaran

g. membuat pelajaran di sekolah menjadi relevan dengan dunia nyata.

Rubrik melengkapi Penilaian kinerja sebagai perangkat kriteria penskoran yang digunakan untuk mengevaluasi kerja siswa dan mengakses kerja siswa. Di dalam rubrik terdapat skala kategori. Skala kategori yang digunakan bisa bervariasi. Misalnya, ada yang menggunakan kategori 3 (hebat/superior), 2 (memuaskan), 1 (cukup memuaskan), dan 0 ( tidak memuaskan). Berikut adalah contoh Rubrik penskoran untuk Penilaian kinerja.

Level Kriteria Khusus

4

Superior

- Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap suatu konsep

- Menggunakan strategi yang sesuai - Perhitungannya benar

- Penjelasannya tertulis sangat jelas - Diagram/tabel/gambar tepat

- Melebihi semua permasalahan yang diinginkan

3

Memuaskan

- Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap suatu konsep

- Menggunakan strategi yang sesuai - Perhitungannya pada umumnya benar - Penjelasannya tertulis jelas

- Diagram/tabel/gambar pada umumnya benar - Memenuhi semua permasalahan yang diinginkan

2

Cukup Memuaskan

- Menunjukkan pemahaman terhadap sebagian konsep

- Pada umumnya strategi yang digunakan sesuai - Perhitungannya pada umumnya benar

- Penjelasannya tertulis cukup jelas

- Diagram/tabel/gambar pada umumnya benar - Memenuhi sebagian permasalahan yang

diinginkan

1

Tidak Memuaska

n

- Menunjukkan sedikit atau tidak ada pemahaman terhadap suatu konsep

- Tidak menggunakan strategi yang sesuai - Perhitungannya tidak benar

- Penjelasan tertulisnya tidak jelas

- Diagram/tabel/gambar tidak benar atau tidak cocok

Level Kriteria Khusus

- Tidak memenuhi permintaan permasalahan yang diinginkan

Tabel 3. Rubrikpenskoran untuk Penilaian kinerja

3.Penilaian hasil karya (produk)

Contoh model masalah Penilaian hasil karya

a. Buatlah sebuah denah rumah dengan ukuran setiap ruangan berskala 1: 100

b.Denah rumah tersebut memuat : teras rumah, ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur, garasi , dan kamar mandi

c. Warnai dan buat sebagus mungkin sehingga orang tertarik melihatnya seperti contoh berikut ini!

d.Buatlah hiasan dinding yang menggambarkan sebuah grafik dari persamaan logaritma dan eksponen terentu dengan menggunakan bahan benang, papan, triplek dan paku.

4. Penilaian tugas (proyek)

Penilaian tugas (proyek) adalah Penilaian yang diberikan kepada siswa untuk tugas yang harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu yang

melibatkan kegiatan mengumpulkan, mengorganisasikan,

mengevaluasi, dan menyajikan bahan, atau dana.

Persoalan yang dijadikan proyek tidaklah hanya satu topik saja atau satu mata pelajaran saja, tetapi kompleks, menyangkut seluruh mata pelajaran yang terkait dengan permasalahan yang diajukan.

Contoh Penilaian tugas (proyek) untuk siswa kelas X

Berpencarlah setiap anggota dalam kelompokmu untuk melakukan beberapa kegiatan berikut ini

a. Mendata kumpulan murid-murid yang berpenampilan rapi di sekolahmu

b. Mendata kumpulan murid-murid yang tinggi badannya diatas 165 cm

c. Menyebutkan kumpulan bunga indah di sekolahmu

d. Tulislah setiap hasil pendataanmu dengan cara menuliskannya pada tabel berikut

Kumpulan siswa

berpenampilan rapi berbadan tinggiKumpulan siswa Kumpulan bungaindah

e. Adakah teman dari kelompokmu yang membuat susunan suatu jenis kumpulan yang berbeda dengan yang kamu buat?

f. Setujukah kamu dengan susunan suatu kumpulan yang dibuat temanmu itu?

g. Apa perbedaan karakteristik dari data yang tertulis pada a) , b) dan c)

5. Pengumpulan kerja siswa (Portofolio)

Portofoliomerupakan sajian informasi atau data yang berupa kumpulan pekerjaan siswa sebagai bukti usaha, perkembangan, dan kecakapan siswa dalam satu bidang atau lebih selama periode tertentu yang disusun secara sistematik (Paulson dalam Masdjudi, 2002).

Portofolio memuat dan mengembangkan lima dimensi yang mencerminkan profil seorang siswa, yaitu (1) pemahaman fakta, (2) refleksi, (3) kemampuan berkomunikasi, (4) keterampilan dan konsep, dan (5) kualitas kerja. Kelima dimensi itu diperihatkan oleh hasil-hasil proyek siswa seperti karangan argumentasi tentang sesuatu konsep, jurnal siswa, tulisan hasil presentasi siswa, gambar, hasta karya, dan penyajian data. Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru

dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran

Khusus dalam matematika, fokus portofolio pada pemecahan masalah, berpikir dan pemahaman, menulis, komunikasi, hubungan matematika dan pandangan siswa sendiri terhadap dirinya sebagai pembelajar matematika. Dalam portofolio harus menunjukkan rentangan tujuan pengajaran dan tugas-tugas yang berhubungan. Penilaian portofolio dapat dilakukan siswa dan guru secara bekerja sama. Caranya siswa mengumpulkan semua pekerjaannya selama rentang waktu tertentu. Keuntungan menerapkan portofolio (Gronlund dalam Rusoni, 2001) di antaranya:

a. Kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas

b. Penekanan pada hasil pekerjaan terbaik siswa memberikan pengaruh positif dalam belajar

c. Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu akan memotivasi laju belajar

d. Keterampilan menilai diri sendiri akan mengembangkan kemampuan menyeleksi dan memilih yang terbaik

e. Sebagai sarana komunikasi dan informasi yang autentik tentang kemajuan belajar siswa bagi guru, orang tua dan siswa itu sendiri.

Prosedur Porfolio

a. Gunakan file folder siswa untuk mengumpulkan semua pekerjaannya.

b. Diskusikan format portofolio yang baik pengorganisasiannya, kebersihannya, tulisan, atau hapusan tinta, daftar isi, dan pernyataan diri tentang mengapa setiap pekerjaan itu dimasukkan dalam portofolio.

c. Sediakan bermacam tugas sehingga portofolio dapat berupa kerja kelompok, proyek, investigasi, dan jurnal.

d. Beri kesempatan siswa mereview portofolio mereka sendiri dan membandingkan dengan pekerjaan teman lainnya.

Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini.

a. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.

b. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.

c. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.

d. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya. e. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu. f. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas

bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.

g. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.

Penilaian Portofolio

Kriteria Penilaian

Pemecahan Masalah Bahasa Penalaran logis Lain-lain

o Pemahaman masalah o Penggunaan bermacam strategi o Kemampuan mentransformasik an perencanaan dengan menggunakan model atau teknologi o Analisis hasil, termsuk strategi estimasinya o Merumuskan masalah o Kreativitas menemukan pendekatan untuk memecahkan masalah non rutin

o Pemecahan yang o Menggunakan simbol dan terminology yang benar o Menulis tepat, ringkas dalam menyampaikan ide. o Pengorganisasian tulisan dalam pekerjaan dan jurnal yang baik

o Penjelasan hasil o Ringkasan dari topik kunci o Merefleksikan pada ide matematika o Meminta atau mengajukan pertanyaan o Menyeleksi dan mengorganisasikan o Identifikasi pola o Membuat konjektur o Menulis pembuktian o Menjelaskan mengapa dan bagaimana o Meninjau ide-ide dan prosedur o Mengkonstruksi, memperluas, dan menerapkan ide o Merumuskan contoh penyangkal o Menghubungkan matematika dengan dunia nyata o Membuat hubungan dalam matematika o Mengembangkan sikap positif o Nilai-nilai matematka o Menggunakan penillian sendiri dan koreksi sendtiri terhadap pekerjaannya o Bekerja dalam kelompok o Menggunakan model-model atau representasi matematika yang berbeda-beda

Kriteria Penilaian

Pemecahan Masalah Bahasa Penalaran logis Lain-lain

praktis dan

menarik pekerjaan siswa secara tepat dan menunjukkan perkembangannya o Interpretasi ide o Teknologi o Konsep dan prosedur.

Tabel 4. Kriteria Penilaian pada portofolio

Jenis Portofolio dapat dibedakan menjadi:

a. Portofolio kerja (working portfolios)

b.Portofolio dokumen (document portfolios) c. Portofolio penampilan (show portfolios).

Portofolio kerja digunakan untuk memantau kemajuan dan meng-ases siswa dalam mengelola belajar mereka sendiri. Siswa mengumpulkan semua hasil kerja termasuk coret-coretan (sketches), buram, catatan, kumpulan untuk stimulasi, buram setengah jadi atau pekerjaan yang sudah selesai. Portofolio kerja bermanfaat untuk memberikan informasi tentang bagaimana siswa mengorganisasikan dan mengelola kerja (belajar) serta merefleksi pekerjaan dan hasilnya.

Portofolio dokumen menyediakan informasi baik proses maupun produk yang dihasilkan siswa. Jenis portofolio ini bermanfaat bagi siswa dan orang tuanya untuk mengetahui kemajuan hasil belajar, untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam belajar secara individual, untuk menunjukkan bahwa siswa telah mengikuti proses tertentu dan telah mencapai standar tertentu.

Portofolio penampilan merupakan portofolio yang menyediakan informasi terbaik dari hasil kerja (artefak) siswa. Biasanya digunakan untuk tujuan pertanggungjawaban (akuntabilitas), pameran, atau kepentingan mempertunjukkan lainnya.

Rubrik Penskoran Portofolio

Level Kriteria Khusus

3

Superior

 Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah yang

menonjol

 Menunjukkan keterampilan berbahasa yang menonjol

 Menunjukkan kemampuan memberi alasan yang menonjol

 Menunjukkan kemampuan membuat hubungan yang

menonjol

 Pengorganisasian yang sangat baik (rapi) dan bersih

 Sesuai dengan permintaan dan persyaratan

2

Memuaska n

 Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah yang baik

 Menunjukkan keterampilan berbahasa yang baik

 Menunjukkan kemampuan memberi alasan yang baik

 Pengorganisasian yang baik (rapi) dan bersih

 Memuaskan dalam semua permintaan dan persyaratan

1

Cukup Memuaska

n

 Kadang-kadang menunjukkan keterampilan pemecahan

masalah yang baik

 Kadang-kadang menunjukkan keterampilan berbahasa yang baik

 Kadang-kadang menunjukkan kemampuan memberi alasan yang baik

 Pengorganisasian yang dapat diterima dan bersih

 Memuaskan dalam sebagian besar permintaan dan

persyaratan

0

Tidak Memuaska

n

 Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah yang sangat

rendah

 menunjukkan keterampilan berbahasa yang sangat rendah

 Kemampuan memberi alasan yang sangat rendah

 Pengorganisasian dan kebersihan yang rendah

 Tidak sesuai dengan permintaan dan persyaratan Tabel 5. Rubrik penskoran pada portofolio

BAB II.

Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran melalui pendekatan Saintifik dan penilaian otentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Pembelajaran pada Kurikulum 2013 lebih menekankan pada kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan produktif. Proses belajar di kelas dilaksanakan secara langsung melalui Implementasi Kompetensi Inti 3 dan Kompetensi Inti 4 dan tidak langsung melalui implementasi KI 1 dan KI 2, dengan penekanan pada aplikasi yang terkait dengan kehidupan sehari-hari sehingga hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Penguatan proses pembelajaran Matematika melalui pendekatan saintifik, mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan atau mempresentasikan.

Pendekatan Pembelajaran saintifik

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito: 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh siswa (Zamroni: 2000; Semiawan: 1998).

Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem

proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, siswa dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar siswa.

Dalam model ini siswa diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian siswa diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).

Di dalam model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan siswa dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston: 1988). Dengan demikian siswa lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.

Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).

Karakteristik pembelajaran matematika memiliki ciri-ciri khas, yang berbeda dengan pembelajaran lainnya. Menurut Suherman (2003) karaktersitik pembelajaran matematika di sekolah yaitu sebagai berikut:

Pembelajaran matematika langsung (bertahap)

Materi pembelajaran diajarkan secara berjenjang atau bertarap yaitu dari hal konkrit ke abstrak, hal yang sederhana ke kompleks atau konsep mudah ke konsep yang lebih sukar.

Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral

Setiap mempelajari konsep baru perlu memperhatikan konsep ataubahan yang telah dipelajari sebelumnya. Bahan yang baru selaludikaitkan dengan bahan yang telah dipelajari. Pengulangan konsep dalam bahan ajar dengan cara memperluas dan memperdalam adalah perlu dalam pembelajaran matematika (spiral melebar dan naik).

Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif

Matematika adalah deduktif, matematika tersusun secara deduktif,aksiomatik. Namun demikian harus dapat dipilihkan pendekatan yang cocok dengan kondisi siswa. Dalam pembelajaran belum sepenuhnya menggunakan pendekatan tetapi masih campur dengan deduktif.

Pembelajaran matematika menganti kebenaran konsistensi

Kebenaran-kebenaran dalam matematika pada dasarnya merupakan kebenaran konsistensi, tidak bertentangan antara kebenaran suatu konsep dengan yang lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar bila didasarkan atas pernyataan-pernyataan yang terdahulu yang telah diterima kebenarannya.

Penguatan proses pembelajaran Matematika melalui pendekatan saintifik, mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan atau mempresentasikan. Dan sebagai Instrumen Pembelajaran Matematika harus merefleksikan kompetensi sikap

Dalam dokumen 1. Model Pembelajaran Saintifik MP Matem (Halaman 15-45)

Dokumen terkait