• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa di MTS Ruhul Bayan Cisauk Tangerang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa di MTS Ruhul Bayan Cisauk Tangerang"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

CISAUK TANGERANG

UTAMA JAKARTA

Oleh:

Allik Mllstikah

NIM: 104011000045

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

CISAUK TANGERANG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Olch: Anik Mllstilmh NIM: 104011000045

DOSCHPcmbimbing

,....

Drs.H.Nllrohim, M.M. NIP. 050046643

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMAISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

Siswa Di MTS Ruhut Bayan eisaul{ Tangerang telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KegunJan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Pada tanggal 25 Agustus 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Pada JUnJsan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 25 Agustus 2008

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua JUnJsan

Dr. HAY Wibisono, MA NIP .15023 6009

Sekretaris JUnJsan

Drs. Safiudin Shiddiq, MA NIP. 150299477

Penguji I

Drs.H. Banadjid NIP. 150203345 Penguji II

Drs. Safiudin Shiddiq, MA NIP. 150299477

Tanggal

ᄋQQᄋᄋᄋーセ

セOQセセ

Tanda Tangan

..

Mengetahui:

0ekan FITKDINS arif Hidayatullah

|セ

I
(4)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Anik Mustikah NIM : 104011000045

Jurllsan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul Skripsi : I-1ubllngan Ekonomi Orang Tlia Oengan Prestasi Belajar Siswa Oi MTs Ruhul Bayan Cisauk Tangerang

Oengan ini saya menyatakan bahwa :

I. Skripsi ini merllpakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu (S I) di Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gllnakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesllai dengan ketentllan yang berlakll di Universitas Islam Negeri Syarif I-1idayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bllkan karya asli saya atau

merupakanjiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi berdasarkan Undang-lindang yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakalta, 25 Agustus 2008

セG

(5)

SWT pemberi hidayah, rahmat dan inayah kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, pembawa kebajikan, pendobrak kebathilan dan kebiadaban, penuntun manusia dari kegelapan kepada cahaya terang benderang dan dari kemusyrikan kepada tauhid serta langkahnya selalu diridhoi oleh Allah.

Kondisi yang sesulit apapun penulis mencoba untuk menyelesaikan pembuatan skripsi ini. AI-Hamdulillah dengan usaha dan kelja keras sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan juga. Tentu saja semua adalah berkat kemurahan Allah SWT bahwa dengan kehendak-Nya segala apapun dapat terwujudkan.

Dalam pembuatan skripsi ini, penulis begitu banyak mendapat bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan meskipun masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan yang perlu dibenahi, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

I. Dekan, Ketua dan Sekretaris Jurusan PAl FITK UIN SyarifHidayatullah Jakarta 2. Bpk. Drs. H. Nurohim, M.M. selaku pembimbing yang telah meluangkan

waktunya clalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

3. Vayasan MTs Ruhul Bayan khususnya Bpk. Khaeruddin S.Ag selahl kepala sekolah yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian skripsi sehingga sampai selesai.

4. Keclua orang tua penulis yang penulis cintai Bpk Sakat dan lbunda tercinta Sumiatin yang telah mencurahkan segal a kasih sayang, clo'a clan usahanya yang ticlak mungkin dapat terbalas oleh penulis. Semoga segala claya dan upaya yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan clari Allah SWT. Amin Va Rabbal alamin.

(6)

UIN yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

8. Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pihak secm'a langsung atau tidak langsung yang terlibat dalarn pernbuatan skripsi ini dan penulis tidak akan pernah lupa akan jasa-jasa yang telah ternan-ternan berikan.

Jakarta, 2008

(7)

KATAPENGANTAR. .

DAFTARISI .

DAFTAR TABEL .

BABI PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah .

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah .

C. Tujuan dan Kegunaan penelitian .

1 iii v 1 6 7 BAB II KAHAN PUSTAKA KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka... IS

1. Pengertian Ekonomi .. 8

2. Pengertian Pendapatan dan Penerimaan 9 3. Cara-cara Menentukan Golongan Sosial 12 4. Kelas Sosial 13 5. Pengertian Prestasi Belajar... IS 6. Penghantar Munculnya Prestasi Belajar 17, 7. Ukuran Prestasi Be1ajar... 19 ./

8. Tujuan Belajar... 20

9. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar... 22

10. Evaluasi Hasil Belajar... 26

II. Tiadanya Persamaan Kesempatan 28 B. Kerangka Berpikir 31 C. Perumusan Hipotesis 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 33 B. Metode Penelitian 33 C. Variabel... 33

D. Definisi Konsep, Definisi Operasional, dan Kisi-kisi Instrumen Penelitian . 34 1. Definisi Konsep 34 2. Definisi Operasional.... 34

3. Kisi-kisi InstrumenPenelitian... 35

E. Populasi dan Sampel P"uelitian 36 F. Telrnik Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Yayasan MTs Ruhul Bayan .

1. Sejarah Singkat MTs Ruhul Bayan .. .

2. Visi, Misi dan Tujuan MTs Ruhul Bayan

(8)

c. Profil Siswa Serta Sarana dan Prasarana... 47 B. Deskripsi Data... 50

C. Analisa Data... 54

I. Vji Realibilitas 55

3. Vji Normalitas .. 56

4. Vji Asumsi Klasik .. 57

5. HasilVji Hipotesis.... 60

6. Pembahasan dan Tcmuan Penelitian 6]

BABV PENUTUP

A. Kesimpulan .

B. Saran - saran

63 63

DAFTARPUSTAKA. .

LAMPIRAN

(9)

Tabel 2 Matrik Populasi dan Sampel... .

Tabel3 Interpretasi Angka Product Moment.. .

Tabel4 Pendiri dan Pengurus MTs Ruhul Bayan .

Tabel5 Tenaga Mengajar dan Administrasi .

Tabel 6 Jumlah Siswa Berdasarkan Usia .

Tabel7 Jumlah Murid Per Kelas .

Tabel 8 Perkembangan Jumlah Siswa .

Tabel 9 Data Keadaan Kelas .

Tabel 10Data Sarana Madrasah .

Tabe111 Perolehan Hasil Angket Variabel X .

Tabel 12Data Prestasi Belajar Siswa VariabelY .

Tabel 13 Hasil Pengujian Instrumen Pada Variabel X Validitas Variabel ...

Tabel 14 Uji Reliabilitas .

Tabel 15 Uji Normalitas .

Tabel 16 Hasil Uji Multikolinearitas .

Tabel 17 Hasil Uji Autokorelasi .

Tabel 18 Uji Heteroskedatisitas .

Tabel 19 Uji1. .

37 39

44 45 47 47 48 48 49 51

52

[image:9.529.43.460.133.506.2]
(10)

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan adalah usaha sadar seseorang dalam mewujudkan berbagai potensi yang ada. Dengan adanya pendidikan manusia menjadi mulia di muka bumi ini. Sebelumnya tidak tahu menjadi mengerti tata cara hidup yang baik. Karena pendidikan merupakan proses untuk meWluudkan berbagai prilaku yang baik.

Scbagai mana dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal I ayat I di nyatakan bahwa: Pendidikan adalah "usaha sadar dan rencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, keeerdasan, akhlak mulia sella keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara".1

Masalah pendidikan diatur oleh undang-undang di atas. Di mana dengan pendidikan seseorang melakukan usaha sadar clan terencana untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Membentuk manusia berakhlak mulia clan bermanfaat untuk kehiclupan masyarakat.

Selain itu dengan terbentuknya lingkungan keluarga segala kebutuhan anak terpenuhi. Sehingga terbentuk keluarga yang harmonis sesuai tujuan perkawinan. Sebagai mana tertera dalam undang-undang perkawinan di bawah ini:

Keluarga adalah lembaga sosial resmi yang terbentuk setelah adanya suatu perkawinan. Menurut pasal I Undang-Undang perkawinan Nomor I tahun 1974, menjelaskan bahwa "perkawinan ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia clan sejahtera berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa,,2

I Abdul Raehman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa. (Jakarta: Raja

(11)

Semua manUSla ketika melakukan perkawinan mendambakan dapat membentuk keluarga. Di mana mendambakan keluarga yang sejahtera di elunia dan akhirat..

lkatan dalam keluarga elielasarkan cinta kasih sayang orang tua kepaela anak-anaknya. Sehingga orang tua selalu memberikan bimbingan elan pertolongan kepaela anak-anaknya.

Menurut Alisuf Sabri bahwa: "Penelielikan elalam keluarga elilaksanakan atas elasar cinta kasih sayang kodrati, rasa kasih sayang yang mumi, yaitu rasa cinta kasih sayang seorang tua terhadap anak-nya. Rasa kasih sayang inilah yang menjadi sUll1ber kekuatan serta ll1enjaeli penelorong orang tua untuk tielak jemu-jemunya membimbing dan ll1ell1berikan pertolongan yang dibutuhkan anak-anaknya".3

Jaeli elapat elikatakan bahwa, keluarga ll1erupakan lingkungan sosial pertall1a yang elikenalkan kepaela anak. Seorang anak ll1engenal kehielupan sosial pertama-tama eli elalam lingkungan keluarga. Aelanya interaksi antara anggota keluarga yang satu elengan laimlya menyebabkan anak menyadari akan elirinya bahwa ia berfungsi sebagai indivielu elan juga sebagai makhluk sosial. Sebagai inellvidu dia harns ll1emenuhi segala kebutuhan untuk kelangsungan hidupnya. Sebagai ll1akhluk sosial ia elituntut untuk ll1enyesuaikan eliri elengan kehielupan bersama. Melalui orang tua anak belajar tolong menolong, ll1engenal aelat istiadat, baik eli lingkungan keluarga maupun masyarakat.

Dengan elemikian lingkungan keluarga sangat penting untuk perkembangan anak. Oi mana orang tua harus memperhatikan segala kebutuhan anak. Orang tua harns memberikan naflcah yang cukup, mengetahui perkembangan anak dan adanya interaksi yang baik. Seperti pernyatan sosiolog eli bawah ini.

Menurut Abu Ahmaeli bahwa:

Faktor-faktor yang sangat ll1ell1pengaruhi perkembangan anak eli kemukakan sebagai berikut: keaelaan sosial ekonomi keluarga mempunyai peranan terhaelap perkembangan anak-anaknya, misalnya keluarga yang perekonomiaill1ya cukup, menyebabkan lingkungan materiil yang elihaelapi

(12)

oleh anak di dalam keluarganya akan lebih luas, sehingga ia dapat kesempatan yang luas di dalam memperkenalkan bermacam-macam kecakapan, yang mana kecakapan-kecakapan tersebut tidak mungkin dapat dikembangkan kalau tidak ada alat-alatnya. Selain itu salah satu faktor utama yang lain yang mempengaruhi perkembangan sosial anak ialah faktor keutuhan keluarga. Yang dimaksud dengan faktor keutuhan keluarga terutama ditekankan kepada strukturnya yaitu keluarga yang masih lengkap, acla ayah, ibu, clan anak. Di samping keutuhan keluarga yang terbentuk struktur-struktur tersebut c1iperlukan keutuhan interaksi hubungan antara anggota satu c1engan anggota keluarga yang lain, clan faktor peranan keluarga terhadap perkembangan sosial anak-anak tidak hanya terbatas kepada situasi sosial ekonominya, atau kebutuhan struktur dan interaksinya, tetapi cara-cara dan sikap-sikap c1alam pergaulannya memegang peranan penting di c1alam perkembangan sosial anak-anak mereka. Jadi misalnya orang tua yang selalu bersikap otoriter, yaitu memaksakan kehendak kepada anak-anak mereka, maim anak-anak akan berkembang menjadi manusia pas if, tak berinisiatif, kurang percaya kepada diri sendiri, bersifat ragu-ragu, rasa takut dan sebagainya.4

Banyak faktor yang menjadikan seseorang c1apat mengembangkan berbagai

potensi c1iri. Orang tua adalah orang pertama clalam memberikan dukungan kepacla

anaknya, clukungan itu bisa berupa materi ataupun non materi. Dengan adanya

materi kebutuhan mareri anak bisa terpenuhi, serta perhatian orang tua clapat

menjaclikan anak clari segi psikologis menjacli semangat mcngembangkan

potensinya.

Dengan clemikian clukungan orang tua berupa materi clan non materi haws

seimbang. Karena dengan aclanya kescimbangan maka anak akan berkembang

secara wajar. Interaksi orang tua dan anak harus selalu berjalan baik. Sclain

interaksi, kebutuhan materi juga harus dipenuhi. Seperti yang dikcmukakan oleh

Gerungan:

Menurut Gerungan bahwa, hubungan orang tua clcngan anaknya clalam status so,ial-ekonomi serba cukup dan kurang mengalami tekanan-tekanan funclamental seperti dalam memperoleh nafkah hiclupnya yang memadai. Orang tuanya dapat mencurahkan perhatian yang lebih menclalam kepada pencliclikan anaknya apabila ia ticlak clisulitkan dengan perkara kebutuhan-kebutuhan primer kehiclupan man usia. Kiranya hal ini clapat clianggap

(13)

benar secara umumnya, tentulah status sosial-ekonomi ini tidak mempakan faktor mutlak dalam perkembangan 50sial, sebab hal ini tergantung kepada sikap-sikap orang tuanya dan bagaimana corak interaksi di dalam keluarga itu. Walaupun status sosial-ekonomi orang tua memuaskan, tetapi apabila mereka tidak memperhatikan didikan anaknya atau senantiasa bercekcok, hal ini juga tidak menguntungkan perkembangan sosial anak-anaknya. Pada akhimya, perkembangan sosial anak itu turut di tentukan pula oleh sikap-sikap anak sendiri terhadap keadaan keluarganya. Mungkin sekali status sosial ekonomi orang tua mencukupi, serta corak interaksi sosial di rumah pun tidak kekurangan, namun anak itu berkembang tidak wajar. Perkembangan sosial memang ditentukan oleh saling pengaruh dari banyak faktor di luar dirinya dan di clalam clirinya, sehingga ticlak mudah menentukan manakah yang menyebabkan kesulitan clalam perkembangan sosial seseorang, yang pacla suatu saat mengalami kegagalan5

Keaclaan ekonomi memaclai maka orang tua clapat memenuhi segala

keperluan yang clibutuhkan oleh anak-anak mereka. Seperti clalam masalah

pencliclikan, kesehatan, dan lain sebagainya. Dengan clemikian anak-anak juga

merasa segala kemampuan yang climiliki tersalurkan dengan baik. Hal ini karena

tersec!ianya alat-alat bagi perkembangan mereka. Selain itu komunikasi yang baik

antara orang tua clan anak akan mempengaruhi perkembangan atau prestasinya.

Seperti penelitian yang dilakukan oleh peneliti Jerman:

Peneliti Jerman Prestel, telah membanclingkan prestasi anak-anak sekolah kelas pertama clari beberapa sekolah clasar cli Jerman Barat. Ia menghitung angka rata-rata rapor kelas pertama dari anak-anak yang berasal clari rumah tangga yang status sosial-ekonominya renclah, clibanclingkan clengan angka rata-rata rapor kelas peliama anak-anak yang berasal clari keluarga yang statusnya agak tinggi. Yang menjacli kriterium renclah tingginya status sosial-ekonomi clalam percobaan ini antara lain ialah macam dan tempat rumahnya, penghasilan keluarga, dan beberapa kriterium lainnya mengenai kesejahteraan keluarga. Sebagai hasil dari percobaan ini dikemukakan bahwa prestasi anak-anak dari keluarga yang rendah status sosial-ekonominya pacla akhir kelas pertama lebih tinggi claripacla prestasi anak-anak clari keluarga yang status sosial ekonominya mencukupi.

5Gerungan,Psikologi sosial, (Bandllng: Eresco, 1988), Cet. I I, h. 182.

(14)

Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti terse but dapat disimpulkan

bahwa rupanya latar belakang sosial-ekonomi yang sangat tinggi, di mana

anak-anak sudah biasa hidup mewah sekali dan cenderung dimanja-manja oleh

lingkungan sosialnya akan menghambat prestasi belajarnya. Hal ini mempunyai

pengaruh negative terhadap perkembangan sosial anak-anak tersebut. Serta

keadaan keluarga yang rendah status sosial-ekonominya malah mendapat prestasi

tinggi. Hal ini dikarenakan anak dari keluarga status sosialnya rendah sudah

terbiasa menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cepat.

Seluruh manusia membutuhkan pendidikan sebagai bekal di hari nanti. Akan

tetapi biaya pendidikan pada saat ini sangat tinggi. Oleh karena itu, orang tua

mempunyai tanggung jawab untuk perkembangan anak-anaknya. Tapi pada

kenyataan orang tua banyak yang kurang memperhatikan masalah anak-anaknya.

Misalnya dalam masalah pendidikan, anak mempunyai potensi akademik baik.

Tetapi orang tua tidak menyediakan alat-alat yang dapat menyalurkan potensinya.

Misalkan buku-buku pelajaran, alat-alat tulis, tas, sepatu, baju seragam sekolah,

dan lain sebagainya. Dikarenakan faktor ekonomi atau penghasilan orang tua

sangat rendah. Sehingga anak tidak bisa mengembangkan keahlian yang dimiliki.

Dengan demikian, karena kebutuhan pendidikan tidak tersedia bagi anak, maIm

prestasi belajarnya di sekolah rendah.

Sedangkan bagi orang tua yang mempunyai penghasilan memadai, mereka

sangat memperhatikan perkembangan anak-anaknya. Orang tua menyediakan

berbagai keperlLlan yang dibutuhkan anak, termasuk alat-alat sekolah. Sehingga

mereka dapat menyalurkan berbagai potensinya dengan baik tennasLlk

prestasinya. Oleh karena itLl anak yang mempunyai orang tua berpenghasilan

cukup pada kenyataannya mendapatkan prestasi belajar tinggi.

Dari permasalahan yang muncul di dunia pendidikan yaitu orang tua dari

sosial ekonomi rendah maIm prestasi belajar anak rendah. Dan orang tua

(15)

pada kenyataannya mendapatkan prestasi belajar tinggi.

Dari permasalahan yang muncul di dunia pendidikan yaitu orang tua dari sosial ekonomi rendah maka prestasi belajar anak rendah. Dan orang tua berpenghasilan tinggi maka prestasi anak tinggi. Tetapi hal tersebut tidak mutlak teljadi karena penelitian terdahulu mengatakan bahwa anak dari keluarga ekonomi rendah prestasinya tinggi dari pada anak yang status ekonomi keluarganya tinggi. Hal terse but mllncul masalah sehingga harllS diselesaikan dengan penelitian.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumllsan Masalah I. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah:

a. Terdapat hubungan motivasi orang tua dengan prestasi belajar siswa di Mts Rllhlll Bayan

b. Terdapat hllbllngan ekonomi orap.g tlla dengan belajar siswa di Mts Ruhul Bayan

c. Tidak acla hubungan lingkungan sosial dengan prestasi belajar siswa di Mts Rllhlll Bayan

d. Ticlak acla hllbllngan sikap orang tlla clengan prestasi belajar siswa di Mts Rllhlll Bayan

e. Terclapat hllbllngan kelengkapan orang tlla dengan prestasi belajar siswa di MTs Rllhul Bayan

II. Pembatasan Masalah

(16)

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut: Adakah hubungan antara ekonomi keluarga dengan prestasi belajar siswa di MTs Ruhul Bayan?

C. Tlljuan dan Kegllnaan Penelitian 1. Tujnan Penelitian

a. Untuk memperkaya khazanah kepustakaan, ilmu pengetahuan, khuslIsnya bagi pcnulis.

b. Untuk mengetahui kondisi ekonomi orang tua siswa di Mts Ruhul Bayan kelas 2 serta hubungannya dengan prestasi belajar siswa.

c. Untuk mengembangkan data ten tang ekonomi orang tua, sehingga di pertimbangkan dalam menentukan segala kebijakan mengenai pembiayaan pendidikan di sekolah tersebut.

2. Kegunaan Penelitian

a. Sebagai bahan informasi bagi para peneliti yang akan mengcmbangkan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan selia yang berkaitan dcngan itu.

(17)

HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Elwnomi

Ekonomi, "ekolJomic, oikolJomikos, oikolJomia dari oikos= rumah; nemein= mengurus, mengelola). Ekonomi ilmu yang membahas: a. obyek ekonomi sumber-sumber langka, terbatas, sementara dipih8k lain keinginan dan kebutuhan manusia ticlak terbatas. b. kegiatan langsung menyangkut produksi, konsumsi c1istribusi barang dan jasa dengan tujuan akhir adalah mensejahterakan masyarakat

"J

umum.

llmu ekonomi itu membahas sumber-sumber langka atau terbatas sedangkan kebutuhan manusia yang diperlukan tidak terbatas. Kegiatan produksi adalah untuk memenuhi berbagai kebutuhan, menghidupi clan mensejahterakan masyarakat pacla umumnya.

Ekonomi adalah "ilmu mengenm asas-asas procluksi clistribusi clan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti hal keuangan, perindustrian dan perclagangan), Pemanfaatan uang, tenaga, waktu, clan sebagainya yang berharga, tata kehidupan perekonomian suatu negara"?

lacli ekonomi adalah ilmu yang membahas tentang kebutuhan manusia baik berupa procluksi, clistribusi, barang, jasa, dengan maksud memberikan kemudahan clan kesejahteraan masyarakat pacla umumnya.

Di bawah ini adalah dalil yang berkaitan dengan masalah perekonomian. Dalam AI-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 275 berbunyi:

I Save M. Dagull, "Kamus Besar I/mu Pengetahuan", (Jakarta: Lembaga Pengkajian

Kebllclayaan Nlisantara, LPKN), h. t 999.

(18)

iIセ

セエ

Rjjセ

:rJI

iJt\C:',

\I

\_セi

r;';

G-

uセ セ[[G[

J

L;)

ftt

jNセi

セ セセ セNNL ... " ; ' . . . 0 セ '" セ j c 0

JL

G

ili

セl[

セセ

セy

;"k :;..;

L;)I

セG[MZL

(;II

セij|

eY-

1:'

セI

J::

(;11

lZjGセ

セIセセ

セ セ

/JI

ケセヲ

RjェIセLセZ[ZL

JJI

jセ [セZNヲZL

"Orang-orang yang makan (mengambil) riba lidak dapal berdiri melainkan seperii berdirinya orang yang kemasukan selan lanlaran penyakil gila. Keadaan mereka yang demikian ilu adalah disebabkan mereka berkala, sesungguhnyajual beli ilu sama dengan riba, padahal Allah lelah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang lelah sampai kepadanya IW'angan dari Tuhan-nya lalu lerus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang lelah diambilnya dahulu (sebelum dalang lm'angan), dan urusannya lerserah kepada Allah. Orang yang mengulang mengambil riba, maka orang ilu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal didalamnya. (QS. Al-Baqarah: 275)

Oalam kehiclupan manusia, banyak dari masyarakat melihat tingkat ekonomi clan penghasilan tinggilah yang dapat memberi kebahagiaan bagi anggota

keluarga. Seperti pernyataan dari Made Piclarta di bawah ini:

Menurut Made Piclarta bahwa, pacla umumnYd orang mengatakan kehidupan seseorang meningkat atau mcnurun selalu c1ikaitkan dengan perekonomian orang tersebut. Meningkat atau menurunnya kehidupan dimulai c1ari rumah yang c1imiliki, jenis kendaraan yang c1ipakai, perhiasan atau maeam pakaian yang biasa dipakai, menu makanan sehari-hari, clan gaya hid up. Jarang sekali orang mengkaitkan naik turunya kehidupan dengan tingkat keclamaian hati. Kebahagiaan keluarga, kejujuran, atau kesucian hidup seseorang, padahal kondisi batin manusia yang merupakan suatu kchidupan3

Jadi c1apat c1isimpulkan bahwa, kalau kehidupan manusia itu meningkat atau menurun selalu c1ikaitkan dengan perekonomian. Oi mana hanya dilihat dari scgi harta kekayaan yang c1ipunya bukan dilihat c1ari keclamaian hati. Menurut penulis kehiclupan seseorang menurun atau meningkat tidak hanya di lihat c1ari harta kekayaan yang dimiliki. Akan tetapi faktor utamanya dari keclamaian atau ketentraman c1alam kchidupan keluarga khususnya clan kehiclupan masyarakat pada umumnya.

(19)

Oleh karena itu kehidupan seseorang bukan hanya di lihat dari pendapatan dan penerimaan. Akan tetapi harus dilihat dari Faktor lain. Dengan demikian perlu diketahui tentang pendapatan dan penerimaan. Seperti yang dikemukan oleh Mulyanto Sumardi dan Hans-Dieter Evers di bawah ini.

2. Pengertian Pendapatan dan Penerimaan

Menurut biro pusat statistik pendapatan dan penerimaan dibedakan dalam: a. Pendapatan faktor yang didisribusikan

b. Transfer yang bersifat redistributif

Pendapatan golongan pertama dapat dibagi lagi menullJt sumbernya menjadi "(1) Penghasilan sebagai gaji dan upah (2) penghasilan dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas, (3) penghasilan dan pernilikan harta,,4

Golongan kedua transfer redistributif, tellJtama terdiri atas "transfer pendapatan yang tidak bersifat mengikat dan biasanya bukan merupakan irnbalan atas penyerahan barang dan jasa atau harta rnilik". 5

Sedangkan menurut Mulyanto dan Hans-Dieter Evers clinyatakan bahwa penclap1tan clibagi menjacli cllla, yaitu:

I. Penclapatan berupa liang adalah segal a penghasilan clari pada uang yang sifatnya regliler clan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontra prestasi sumber-sumber yang utama adalah gaji clan upah serta lain-lain balas jasa serupa dari majikan; pendapatan bersih dari usaha sencliri dan pekerjaan bebas, pendapatan dari penjualan barang yang dipelihara di halaman rumah, hasil investasi seperti bunga modal, tanah, uang pensiunan, jaminan sosiai serta keuntungan sosial.

2. Sedangkan pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang sifatnya reguler dan biasa, akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterimakan dalam bentuk barang atau jasa. Misalnya penjualan

·1 Mulyanto Sumardi dan Hans-Dieter Evers, (ed), Kemiskinan ((an Keoufuhan Pokok,

(Jakarta: Rajawali. 1986), Cet, II,h. 92

5 Mulyanto Sumardi dan Hans-Dieter Evers,. (ed.), Kemiskinan dan Kebu!uhan Pokolc.,

.

(20)

barang-barang yang dipakai, pInJaman uang, hasil undian, warisan, penagihan piutang, kiriman uang, menang judi.6

Oleh karena itu pendapatan seseorang dapat dibagi menjadi dua yaitu, Pendapatan berupa gaji atau upah yang diperoleh dari usaha seseorang, serta

pendapatan yang diperoJeh dari penjualan barang atau jasa, seperti perolehan dari warisan, utang piutang, menang undian dan sebagainya.

Biro pusat statistik merinci pendapatan dan pengeluaran dalam kategori sebagai berikut:

I. Pendapatan berupa uang yaitu: (1) dari gaji dan upah yang diperoleh dari kelja pokok, kerja sampingan, kerja lembur dan kelja kadang-kadang. (2) dari usaha sendiri, yang meliputi: hasil bersih dari usaha sendiri, komisi, penjualan, kerajinan rumah. (3) hasil investasi, yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah dan (4) dari keuntungan sosial yakni pendapatan yang diperoleh dari kerja sosia!.

2. Pendapatan berupa barang yaitu pendapatan berupa, (I) bagian pembayaran upah dan gaji yang dibentukkan dalam: beras, pengobatan, transportasi, perumahan, rekreasi; (2) barang yang diproduksi dan konsumsi di rumah, antara lain: pemakaian barang yang diproduksi di rumah, sewa yang seharusnya dikeluarkan oleh rumah sendiri yang ditempati.

3. Penerimaan yang bukan mempakan pendapatan, yaitu: penerimaan yang bempa: pengambilan tabungan, penjualan barang-barang yang dipakai, penagihan piutang, pinjaman uang, kiriman uang, hadiah atau pemberian, warisan, menang judi.

4. Pengeluaran makanan 5. Pengeluaran perumahan 6. Pengeluaran pakaian

7. Pengeluaran barang-barang dan jasa.

8. Pengeluaran konsumsi seperti jasa-jasa pengeluaran untuk usaha dan pengeluaran non konsumsi dan lain-lain pembayaran7

Dari rincian biro statistik di atas pendapatan dapat disimpulkan menjadi: pendapatan uang berasal dari uang gaji atau upah pekerjaan, pendapatan barang dari pembayaran berbagai kebutuhan yang diperlukan, penerimaan uang dan

(, Mulyanto Sumardi dan Hans-Dieter Evers, (ed.), Kemiskinan dan Kebuluhan Po/wk ... ,

h.92-93

(21)

penjualan berbagai barang. Sedangkan pengeluaran dapat dibagi menjadi pengeluaran untuk pangan, tempat tinggal, sandang, barang-barang dan jasa, serta pengeluaran konsumsi.

Dari berbagai pengeluaran dan pendapatan seseorang maka banyak masyarakat menentukan dari golongan bawah dan golongan atas. Hal ini karena perbedaan status sosial yang terjadi di masyarakat.

3. Cara-Cara Menentulmn Golongan Sosial

Konsep tentang golongan sosial tergantung pada cara seseorang menentukan golongan sosial itu. Adanya golongan sosial timbul karena perbedaan status 'dikalangan golongan masyarakat. Untuk menentukan stratifikasi sosial dapat

cliikuti tiga metocle yakni:

a. Metocle obyektif, yaitu stratifikasi clitentukan berdasarkan kriteria obyektif antara lain jumlah penclapatan, lama atau tinggi penclidikan, jenis pekerjaan

b. Metode subyektif, dalam metode ini golongan sosial dirumuskan menuru£ pandangan anggota masyarakat menilai dirinya dari hirarki kedudukan dalam masyarakat itu

c. Metode reputasi, metode ini dikembangkan oleh W. Lioyd Warner cs. Dalam metode ini golongan sosial dirul11uskan l11enurut bagaimana anggota masyarakat l11enel11patkan l11asing-masing dalam stratifikasi masyarakat itu. Kesulitan penggolongan obyektif dan subyektif ialah bahwa penggolongan itu sering tidak sesuai dengan tanggapan orang dalam kehidupan sehari-hari yang nyata tentang golongan sosial

masing-. 8

masmg.

Selain itu l11etode yang digunakan untuk berbagai kriteria sosial ekonomi dibedakan dalal11 beberapa hal. Seperti jabatan, jumlah dan sumher pendapatan, tingkat pendidikan, agama, jenis dan luas rumah, lokasi rumah, asal keturunan, partisipasi dalam kegiatan organisasi, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan status sosial seseorang. Tidak ada satu metode yang secara umum berlaku untuk menentukan golongan sosial dalal11 berbagai masyarakat di dunia ini. Mungkin

(22)

Juga tidak ada kriteria sama yang berlaku bagi masyarakat. Rumah bagus, pendapatan banyak bagi orang desa be1um tentu dianggap rumah bagus atau pendapatan banyak bagi orang kota.

Selain itu dalam menganalisis masyarakat Warner menemukan enam golongan yakni "golongan upper-upper, lower-upper, upper-middle, lower-middle, upper-lower, lower-lower". Jadi dapat dibedakan golongan atas, menengah, dan bawah sehingga terdapat enam golongan. Besar tiap kelompok tidak sama, biasanya golongan paling atas kecil jumlah anggotanya, misalnya terdiri atas keturunan feodal kaya raya, yang sangat dihonnati, sedangkan golongan rendah pada umumnya besar jumlahnya dan lazim disebut orang kebanyakan9

Oi sekitar kehidupan masyarakat banyak sekali penyebutan golongan sosial diantaranya golongan masyarakat atas, menengah, dan bawah. 8 iasanya yang tergolong masyarakat tingkat atas adalah orang-orang golongan ningrat, sedangkan dari golongan menengah ditempati oleh orang-orang kebanyakan yaitu tingkat sedang-sedang saja, dan untuk golongan bawah ditempati oleh orang-orang yang dari segi ekonominya sangat kekurangan.

Selain dari penyebutan status sosial atau golongan masyarakat, ada juga yang menyebutnya dengan kelas sosial yaitu kedudukan seseorang dalam

lingkungan keluarga atau masyarakat.

4. Kelas Sosial (Social Class)

Kelas sosial merupakan kedudukan seseorang atau keluarga dalam suatu lapisan masyarakat, di mana kedudukan itu diketahuinya secara sadar serta diakui oleh masyarakat umum.

Beberapa pakar berpendapat mengenai kelas sosial, yaitu sebagai berikut: a. Mayer, mengartikan "keJas sosial sebagai lapisan masyarakat

berdasarkan unsur-unsur ekonomi. Jadi keJas sosial mendudukan individu-individu dan keluarga dalam posisi ekonomi yang sama".IO

9Nasution,Sosiologi Pendidikan.,., h. 28

10 Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan suatu anahsi.S' .':.osiologi tentang berbagai

(23)

Jadi dapat diartikan kelas ekonomi adalah di mana ditempatkannya seseorang dalam lapisan masyarakat sesuai ekonomi dan pendapatan yang diperolehnya.

b. Menurut P.A. Sorokin ada tiga kelas yang saling berhubungan yaitu: I. "Kelas berdasarkan ekonomi

2. Kelas berdasarkan politik 3. Kelas berdasarkan pekerjaan"ll

Dalam kehidupan manusia kelas berdasarkan ekonomi itu ada hubungannya dengan kelas berdasarkan politik dan kelas berdasarkan pekerjaan. Hubungannya berasal dari ruang lingkup yang digeluti.

c. Menurut Max Weber ada tiga tipe kelas, yaitu:

I. Property class, ialah status kelas bagi para anggota yang ditentukan oleh perbedaan 、セャ。ュ kepemilikan alat perlengkapan hidup (properti) atau kepemilikan tanah dan barang-barang.

2. Acquistion class, situasi kelas untuk anggota-anggota e1itentukan oleh kesempatan untuk menggunakan kecakapannya.

3. Social class, ialah kelas berdasarkan kedudukannya dalam

k . 112

masyara at atau sosm .

Ada juga tipe-tipe kelas dalam lingkungan masyarakat yaitu tipe kelas berelasarkan perlengkapan barang yang e1imiliki, tipe kelas berelasarkan kesempatan dalam menggunakan kecakapan dan tipe kelas berdasarkan keeludukan sosial e1alam masyarakat.

Dengan demikian, peranan ekonomi keluarga sangat menentukan perkembangan kepribadian anak, sehingga anak akan memperoleh penghidupan layak dan mampu mengembangkan berbagai potensi-potensi yang sudah aela e1alam e1irinya. Hal ini juga harus dielukung dengan adanya perhatian orang tua atau kelompok keluarga lain. Yaitu terdapat komunikasi yang baik e1alam hubungan sosialisasi dengan keluarga Iainnya. Karena tanpa aela e1ukungan dari

11 Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikon suatu analisis sosi%gi fen lang berbagai

problem pendidikan ... , h. 43

12 Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan suahl analisi.... sosiologi rentang herbagai

(24)

keluarga potensi-potensi yang ada dalam pribadi anak bisa terhambat yaitu tidak dapat mencapai tujuan yang maksimal. Keluarga yang mempunyai kelebihan dalam faktor ekonomi segala kebutuhan anak terpenuhi. Akan tetapi sosialisasi atau komunikasi dalam keluarga tidak baik, maka hal itu juga akan menghambat perkembangan anak dalam meraih cita-citanya, begitu juga sebaliknya.

Setelah mengetahui berbagai teori yang berkaitan dengan ekonomi, sebagai variabel X. Selanjutnya penulis membahas mengenai prestasi belajar, sebagai variabel Y.

5. Pengertian Prestasi Belajar

Sebelum mengetahui pengertian prestasi maka harus tahu dahulu pengertian belajar. Belajar adalah "modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is detlned as the modification ar strengthening of behavior through experiencing)".

lvlenurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Basil belajar itu bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuall. Selain itu pengertian lain bahwa "belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya.13

ladi dapat clisimpulkan belajar adalah suatu proses dalam melakukan sebuah perubahall pada diri seseorang. Serta proses clalam menclapatkan pengetahllall baik pengetahllan kognitif, afektif, clan psikomotorik.

Setelah mengetahui pengertian belajar maka dapat diketahui pengertian dari prestasi, prestasi belajar menurut pengertian kamlls besar bahasa Indonesia aclalah "hasil yang telah dicapai (clari yang telah dikerjakan/clilakukan), clalam bidang akademik=hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan persekolahan yang bersifat kognitif dan biasanya clitentukan melalui pengukuran dan penilaian. Dalam belajar=penguasan pengetahuan/keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran

(25)

Jazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh

a ,,14

ouru .

Oleh karena itu prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah meJakukan proses belajar mengajar, dan biasanya ditentukan dengan penilaian hasil tes serta ditulis pada buku rapor.

Menurut Nana Sujana apa yang dicapai oJeh siswa dalam buku Tohirin adaJah "setelah melakukan kegiatan belajar sering disebut prestasi belajar, tentang apa yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar, ada juga yang menyebutkan dengan istilah hasil beJajar, pencapaian prestasi belajar adalah hasil belajar siswa, merujuk kepada aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik".15

Dengan demikian, hasil belajar siswa tersebut mencakup pada tiga ranah yaitu, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut.

I. Tipe prestasi belajar bidang kognitif

Tipe-tipe prestasi belajar bidang kognitif mencakup: tipe prestasi pengetahuan hafalan materi, tipe prestasi belajar pemahaman menangkap makna atau arti suatu konsep. tipe prestasi belajar penerapan suatu konsep/memecahkan masalah baru, tipe prestasi belajar anaJisis atau nalar, tipe prestasi belajar sintesis/mampu menyatukan sebuah unsur menjadi satu kesatuan, tipe prestasi belajar evaJuasi, di mana seseorang mampu menilai suatu permasalahan.

2. Tipe prestasi belajar bidang afektif

Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nil ai, tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe prestasi belajar mencakup:

(26)

Pertmna, kepekaan dalam menenma rangsangan dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah, situasi, dan gejala.

Kedua, memberi respon terhadap masalah yang ada. Ketiga, memberikan penilaian terhadap suatll masalah.

Keempat, pengembangan nilai ke dalam suatu sistem organisasi.

Kelima, keterpaduan dari semua nilai yang dimiliki akan mempengaruhi kebribadian seseorang.

3. Tipe prestasi psikomotorik

Tipe prestasi belajar bidang psikomotorik bisa dalam bentllk keterampilan (skill), dan kemampuan bertindak seseorang, yaitll keaktifan yang ada pada diri siswa.

Oalam kegiatan belajar mengajar seseorang harus mencapai prestasi belajar secara keselumhan. Oi mana prestasi belajar mencakup pada tiga tipe yaitu, prestasi pengetahuan, sikap dan nilai serta prest'lsi keterampilan.

Setelah mengetahui tipe-tipe prestasi yang hanls dicapai oleh siswa ketika melakukan proses belajar mengajar, maka harus mengetahui penghantar ll111nculnya prestasi belajar. Oi ll1ana prestasi belajar akan mllncul ketika adanya hal-hal yang bisa membangkitkan semangat seseorang ketika melakukan usaha.

6. Penghantar Munculnya Prestasi Belajar

Berdasarkan pengalaman banyak sekolah sekiranya dapat dipahami bahwa penghantar muncllinya prestasi bertalian erat dengan hal-hal sebagai berikut, yaitll:" potensi diposisikan sebagai aCllan, memberikan reward dan punishment, bersinergi dalam pemberdayaan, memberlakukan sistem organik, dan terciptanya rasa keadilan".16

16 Nursisto,Peningkatan Prestasi Sekolah Menengah, (Insan Cendekia, 2002), Cet. I, h.

(27)

a. Potensi sebagai acuan

Sekolah adalah tempat berkumpul begitu banyak potensi guru, kepala sekolah, dan pegawai tata usaha sudah meliputi berbagai aspek kehidupan. Mereka melakukan kerja sama satu dengan yang lainnya. Dalam lingkungan sekolah, bila berbagai potensi ada di dalamnya, sebuah harapan adalah ditunggunya berbagai prestasi yang dimiliki masing-masing orang. Oleh karena itu antara prestasi dan potensi pada hakikatnya sulit untuk dipisahkan, hal tersebut seperti dua mata uang yang menyatu.

b. Memberi reward dan punishment

Ganjaran dan hukuman harus diberikan kepac!a semua warga sekolah tanpa pilih kasih, ganjaran dan hukuman dikaitkan dengan prestasi kerja yang dia lakukan. Artinya, kalau ada tenaga kerja yang benar-benar rajin bekerja, entah dia guru atau pegawai haruslah diberi penghargaan. Kalau sebaliknya yang terjadi tanpa boleh pilih-pilih. perlakuan adil harus dilakukan. Sistem reward dan punishment akan mendorong semua orang eli lingkungan kerja untuk berlomba-Iomba tampil berprestasi dan mempunyai semangat melakukan pekerjaan, sehingga penyakit malas sudah tidak ada lagi.

c. Bersinergi dalam pemberdayaan

(28)

d. Sistem organik

Sistem organik adalah sebuah sistem yang menganggap bahwa semua bagian di dalam organisasi sekolah semuanya adalah penting. Dengan sistem organik dimaksudkan bahwa dalam lingkungan sekolah pada dasarnya tidak ada satu peran yang paling dominan, melainkan semuanya penting, Bukan hanya kepala sekolah dianggap penting. Melainkan sampai tukang sapu dan penjaga malam semuanya penting, Sehingga semua anggota yang ada di dalam lembaga mempunyai tugas

rnaslng-masing.

e, Terciptanya rasa keadilan

Rasa keadilan biasanya tcrkait dengan dua hal yaitu, berkenaan dengan materi dan berkenaan dengan penentuan persona yang didudukkan dalam suatu tim. Baik yang tergolong untuk kepentingan besar maupun keci!. lIntuk menciptakan rasa keadilan itu beberapa langkah yang bisa dilakukan ialah sebagai berikut:

I, Deskripsikan dengan jelas semua peran yang dilakukan oleh guru dan semua karyawan di sekolah

2, Melakukan pembagian materi secara proposional

3. Dalam pembagian harus melibatkan orang-orang yang bijaksana 4, Dalam hal non materi dudukan persona yang mempunayal

kompetensi sehingga diharapkan dapat membawa kemajuan sekolah di hari depan

5, Hindarkan persona tertentu yang terkesan dominan 6. Adanya kaderisasi

7. Melaksanakan musyawarah sebelum mengambil keputusan

(29)

7. Ukuran Prestasi Belajar

Ada beberapa alternatif norma pengukuran prestasi belajar sebagai implikasi keberhasilan belajar siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Diantara norma-norma pengukuran menurut Tohirin adalah:

Pertama, norma skala angka dari

°

sampai 10 Kedua, norma skala angka dari0 sampai 100 Ketiga, norma skala angka dari0,0 sampai 4,0 Keempat, norma skala huruf dari A sampai E

Angka terendah yang menyatakan kelulusan atau keberhasilan belajar (passing grade) skala 0 sampai 10 adalah 5 atau 6, sedang untuk skala

°

sampai lOO adalah 55 atau 60, untuk skala 0,0 sampai 4,0 aclalah 1,0 atau

l,2, dan untuk skala huruf adalah D.

Apabila siswa dalam ujian clapat menjawab atau menyelesaikaan lebih dari separuh clari soal-soal ujian (tugas-tugas) di anggap telah memenuhi syarat target minimal keberhasilan belajar. Namun clemikian perlu clipel1imbangkan oleh para guru atau sekolah tertentu, penetapan passing gracle yang lebih tinggi misalnya 70 atau 75 untuk pelajar-pelajar inti (core subject).

Dewasa ini telah terjadi peningkatan ukuran terenclah keberhasilan belajar siswa. Siwa yang berhasil menyelesaikan soal-soal l.ljian sebanyak 75% sampai 80% clari seluruh soal-soal, clianggap memenuhi stanclar kelulusan. Peningkatan ukuran seperti itu akan menentukan grade sekolah atau maclrasah tertentu.l?

Berclasarkan norma-norma ukuran cli atas, ticlak acla keharusan bagi para guru untuk menggunakan satu norma secara kaku. Norma-norma ukuran mana pun bisa c1igunakan sebagai acuan dalam memberikan ukuran terhadap prestasi belajar siswa sepanjang sesuai aturan yang c1itetapkan oleh lembaga berwenang.

Dengan aclanya penghantar munculnya prestasi belajar serta ukuran prestasi yang telah c1itentukan maka suatu lembaga pencliclikan muclah dalam mengukur prestasi peserta diclik. Selain itu tujuan belajar siswa akan terorganisir secara baik dalam mencerclaskan peselta cliclik.

(30)

8. Tujuan Belajar

Belajar Menurut Alisuf Sabriadalah "suatu aktifitas yang bertujuan. Tujuan belajar ada yang benar-benar disadari dan ada pula yang kurang begitu disadari oleh orang belajar Tujuan belajar itu erat kaitannya dengan perubahan atau pembentukan tingkah laku tertentu. Dan tujuan belajar positif dapat dicapai secara efektifhanya mungkin terjadi dalam proses belajar mengajar di sekolah"I8

Tujuan belajar adalah untuk perubahan tingkah laku pada diri orang yang belajar. Dengan adanya kegiatan beiajar mengajar seseorang akan mengalami perubahan baik dari segi fisik atau psikologi. Sehingga yang sebelumnya masih minim dengan pengetahuan setelah masuk sekolah semakin matang clan clewasa l11enerima berbagai pengetahuan yang diberikan.

Menurut Winarno Surachmacl dalam buku Alisuf Sabri, tujuan belajar di sekolah clitujukan untuk mencapai:

a) "Pengumpuian pengetahuan

b) Penanal11an konsep dan kecekatan atau keterampilan c) Pembentukan sikap clan perbuatan"I9

Tujuan belajar tersebut dalam dunia pencliclikan sekarang lebih dikenal clengan tujuan penclidikan menumt taksonol11i bloom. Yaitu tujuan belajar siswa cliarahkan untuk mencapai ketiga ranah: kognitif, afektif clan psikomotorik, yaitu pengetahuan, sikap, dan keteral11pilan yang dapat digunakan untuk kehiclupan masa clepan.

Tujuan belajar "kognitif untuk memperoleh pengetahuan faktalingatan, pemahaman, aplikasi, kemampuan berfikir anal isis, sintesis dan evaluasi. Tujuan belajar afektif untuk memperoleh sikap, apreSIaSI, karakterisasi. Tujuan psikomotorik untuk memperoleh keterampilan fisik yang berkaitan dengan keterampilan gerak maupun keterampilan ekspresi verbal dan non verbal,,20

" Alisu[Sabri,Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedomau Hum Jaya. 1996), eel. I, h. 58 19AlisufSabri,Psikologi Pendidikan ... ,h. 58

(31)

Semua tujuan belajar yang diinginkan adalah untuk membentuk pribadi-pribadi anak didik menjadi manusia bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Sehingga bekal yang diperoleh dari bangku sekolah dapat digunakan untuk kepentingan-kepentingan sosia!.

Dalam dunia pendidikan segal a sesuatu mempunyai tujuan, termasuk kegiatan belajar mengajar. Dntuk mencapai tujuan belajar mengajar pasti ada faktor-faktor pendukung dan yang menghambat. Oleh karena itu dalam kajian pustaka perlu untuk dibahas.

9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Ada berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah yang secara garis besarnya dapat dibagi dalam dua bagian yaitu:

I. "Faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar diri siswa terdiridari faktor lingkungan dan faktor instrumental

2. Faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri siswa, berupa faktor fisiologis dan faktor psikologis pada diri siswa"21

Dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah berasal dari luar diri siswa yaitu pengaruh dari Jingkungan sekitar. Selain itu ada pula faktor yang berasal dari dalam diri siswa yaitu terkait dengan proses belajar mengajar yang berJangsung dilingkungan sekolah. Seperti media belajar, keadaan guru mengajar dl!.

a) Faktor-faktor lingkungan

Faktor Jingkungan siswa dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: faktor lingkungan alam/non sosial dan faktor lingkungan sosial, yang termasuk faktor lingkungan non sosial/alami ini ialah seperti: keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, malam), tempat letak gedung sekolah, dan sebagainya. Faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia dan presentasinya termasuk budayanya akan mempengamhi proses dan hasil belajar siswa.

b) Faktor instmmental

Faktor instmmental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, saranalalat pengajaran, media pengajaran, gum dan kurikulum/materi pelajaran serta

(32)

Faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan dan kebugaran fisik dan kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran.22

Perlu diketahui bahwa semua faktor lingkungan yang ada disekitar siswa akan mempengaruhi belajarnya. Di mana kalau keadaan kondusif tanpa ada gangguan maka siswa belajar dengan baik sehingga menunjang prestasinya. Dan sebaliknya, lingkllngan yang kurang kondusif atau banyak ganggllan maka mengganggll belajar siswa.

Adaplln faktor psikologis siswa yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah faktor: "minat, bakat, intelegensi, motivasi dan kemampllan-kemampllan kognitif seperti: kemampllan persepsi, ingatan, berfikir, dan kemampllan dasar pengetahuan (bahan appersepsi) yang dimiliki siswa".23

Selain faktor lingkllngan ycng dapat mempengaruhi belajar siswa, faktar psikologis siswa juga mempengaruhi belajar siswa. Seperti segala kemampuan atall potensi yang slldah ada pada diri siswa. Kemampuan-kemampllan tersebut akan tenlS berkembang dengan adanya belajar.

Faktor-faktor keslilitan belajar menurut Muhibbin Syah, melipllti:

1. Faktor intern siswa, melipllti gangguan atau kurangmampllan psiko-fisik siswa, yakni:

a. Yang bersifat kognitif (ranah cipta), seperti rendahnya kapasitas intelektllallintelegensi siswa

b. Yang bersifat afektif(ranah rasa), seperti labilnya emosi dan sikap c. Yang bersifat psikomotor (ranah rasa), seperti terganggllnya

alat-alat indera penglihat dan pendengar

2. Faktor ekstern siswa, meliputi semlla sitllasi dan kondisi lingkllngan sekitar yang tidak mendllkung aktivitas belajar siswa, yakni:

a. Lingkungan keillarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara, dan rendahnya kehidllpan ekonomi keillarga

b. Lingkllngan perkampllanganlmasyarakat contohnya: perkampllngan kumuh, dan teman pennainan yang nakal

22Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan .. , h. 59

(33)

c. Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah24

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, faktor intern dan ekstern siswa sangat mempengaruhi belajar siswa. Di mana belajar yang terganggu akan menimbulkan dampak yang negatifuntuk prestasi siswa di sekolah.

Selain itu menurut Fadilah Suralaga, dkk ada beberapa macam penyebab kesulitan belajar adalah:

a. Rendahnya kemampuan intelektual siswa b. Kurangnya motivasi

c. Gangguan-gangguan perasaan

d. Kurangnya kematangan untuk bel ajar

e. Latar belakang sosial yang kurang menunjang

f. Kebiasaan belajar yang kurang baik g. Kemampuan mengingat yang lemah h. Terganggunya alat indera

1. Proses belajar yang tidak sesuai

J. Tidak adanya dukungan dari lingkungan belajar25

Menurut penulis sebab dari kesulitan belajar siswa adalah beilim cllkup umur, kllrang motivasi/dukungan dari orang tua, perekonomian yang kurang

menunjang, adanya gangguan-gangguan panea indera/cacat, kebiasaan belajar

yang kurang baik dan intelektual yang rendah.

Oleh karena itu, setelah mengetahui faktor-faktor yang menghambat belajar siswa maka perlu adanya solusi untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa:

a. Melakukan observasi kelas untuk melihat prilaku menYlmpang Slswa ketika mengikuti pelajaran

b. Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khusllsnya yang diduga mengalami kesulitan belajar

24 Ivluhibbin Syah) Psikologi Pendidikan Sua/u pendekatan Bart!. (Sandung: Remaja

Rosda Karya, 1995), CeLl, h. 173-174

(34)

c. Mewancarai orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar

d. Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa

e. Memberikan tes kemampuan intelegensi (lQ) khususnya kepada siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar26

Dengan melakukan berbagai langkah-langkah tersebut maka penyebab kesulitan belajar akan terselesaikan. Sehingga siswa dapat melakukan proses belajar mengajar dengan tenang, tanpa ada gangguan. Serta mampu mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang dicita-citakan.

Oleh sebab itu seorang pendidik harus mengetahui siapa saja yang terdapat dalam lingkungan pendidikan. Menurut Alisuf Sabri menjelaskan bahwa "faktor-faktor pendidikan adalah "faktor-faktor pendidik, "faktor-faktor anak didik atau pesel1a didik, dan faktor lingkungan"27

a. Faktor pendidik

Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pendidikan atau kedewasaan anak didiknya, Yang termasuk faktor pendidik adalal1 orang tua, guru, atau orang dewasa yang diserahi untuk mendidik anak. Akan tetapi orang tualkeluarga adalah orang yang pertama bel1anggung jawab dalam mendidik anak-anaknya. Karena orang tua aclalah pendidik pertama dan utama sebelum diserahkan kepada sekolah,

b, Faktor anak didik atau peserta didik

Anak didik adalah orang yang belum dewasa, oleh sebab itu anak tersebut masih menjadi tanggung jawab seorang pendidik. Anak didik adalah anak yang memiliki sifat ketergantungan kepada pendidiknya, karena secara alami ia tidak berdaya. la sangat memerlukan bantuan pendidiknya untuk menyelenggarakan dan melanjutkan hidupnya baik jasmani 111aupun rohani, Sehingga dapat berinteraksi di lingkungan keluarga dan masyarakat dengan bailc

26Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan Sualu pendekalan Baru, " h. 175

(35)

c. Faktor lingkunganJmilieu

Menurut wujudnya lingkunganJ milieu ini dibagi menjadi empat yaitu: I. Lingkungan yang berwujud manusia seperti orang tuaJkeluarga,

ternan-ternan bermain, tetangga, ternan sekolah dan kenalan-kenalan lain.

[image:35.528.48.456.117.491.2]

2. Lingkungan kesenian berupa macam-macam pertunjukan seperti gambar hidup, wayang, ketoprak, sandiwara, dan lain-lain.

3. Lingkungan berwujud kesusasteraan, seperti bermacam-macam tulisan, atau bacaan yang ada di koran, majalah dan buku-buku lain. 4. Lingkungan berwujud te1I1pat yaitu seperti tempat tinggal di mana

anak di besarkan, iklim dan tempat/claerah di mana anak tinggal, dan lain-lain.

Diantara pendidik, anak didik dan lingkungan semuanya saling terkait. Karena dengan adanya anak didik, mereka membutuhkan bimbingan dan pengajaran. Sehingga muncul pendidik untuk memberikan pendidikan dan pengetahuan kepada peserta didik. Serta menggunakan lingkungan yang kondusif sebagai tempat belajar.

Setelah mengetahui berbagai faktor-faktor kesulitan belajar Slswa maka perlu diadakan evaluasi. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui kemaj uan Slswa selama belajar.

10. Evaluasi Hasil Belajar

Tujuan dilakukannya evaluasi menurut Muhibbin Syah adalah:

a. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam kurun waktu proses belajar tertentu.

b. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya

c. Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar d. Untuk mengetahui sejauh mana siswa telah mendayagunakan kapasitas

kognitifnya (kemampuan kecerdasan yang dimiliki) untuk keperluan belajar.

(36)

Setiap orang yang melakukan proses belajar mengaJar harus mempunyal tujuan Tujuan pembelajaran diantaranya untuk mencerdaskan peselia didik setelah adanya belajar. Dengan tercapainya kegiatan belajar yang dilakukan maka dapat dikatakan telah mencapai keberhasilan dalam pendidikan.

Karena pembelajaran merupakan suatu proses yang kondisional, artinya terkait erat dengan kondisi-kondisi tertentu. Oleh sebab itu pencapaian hasil pembelajaran (hasil belajar) juga terkait dengan kondisi-kondisi tertentu baik yang ada dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa sepelii yang telah diuraikan di atas.

Dalam mengevaluasi terhadap kegiatan belajar siswa atau hasil belajar siswa, hendaknya gum memperhatikan aspek-aspek psikologis siswa. Kondisi psikologis siswa sangat mempengaruhi aktifitas clan hasil belajarnya. Siswa yang pintar clalam kesehariannya, apabila di saat mengikuti ujian dalam kondisi yang tidak prima, bisa saja memperoleh hasil yang bumk (ticlak memuaskan). Apabila guru hanya memberikan nilai berclasarkaan hasil yang diperoleh siswa secara riil, maim akan menimbulkan dampak psikologis (keccwa dan kurang puas) terhadao

.

.

Slswa.

Dalam mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa seorang guru harus memperhatikan clari berbagai faktor. Diantaranya aclalah faktor yang menghambat clan penclukung hasil belajar siswa. Sehingga akan cliketahui clata yang riil tentang perkembangan clan kemajuan peserta diclik setelah mengikuti proses belajar mengajar.

Konclisi psikologis siswa hams menjacli pertimbangan bagi para gum (terlebih guru pendiclikan agama islam) dalam memberikan penilaian hasil belajar kepada siswa. Penilaian hasil pembelajaran yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor harus dijiwai oleh psikologi, khususnya psikologi pembelajaran sehingga tidak menimbulkan dampak psikologis yang bumk pada siswa. Faktor-faktor psikologis seperti intelegensi (kecerclasan), kemampuan, minat belajar, motivasi belajar, bakat, sikap dan lain-lain sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Selain itu kondisi-kondisi di luar siswa juga tumt mempengamhi hasil belajar siswa. Kesemua faktor-faktor di atas hendaknya menjadi pertimbangan bagi guru clalam menilai hasil belajar siswa.30

(37)

Setiap proses pendidikan dan pembelajaran, terlibat didalamnya unsur peserta didik, guru, materi serta media pembelajaran. Selain itu faktor pisik dan psikologis juga sangat mempengamhi hasil belajar. Seorang guru dalam memberikan penilaian dari segi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Mereka harus mempunyai ilmu psikolog, sehingga penilaian itu tidak membuat anak jadi merasa rendah dari yang lain serta tidak menjadi sombong bagi yang pintar.

Dari banyaknya faktor-faktor pendidikan, yaitll mlilai dari ekonomi keillarga, tujuan belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sampai pada evaluasi hasil belajar. Semuanya merupakan satu kesatllan dalam masalah pendidikan. Supaya belajar mempunyai tlljllan untllk mencerdaskan kehidupan bang sa. Maka dalam dunia pendidikan harus adanya keadilan bagi setiap orang. Orang kaya dan miskin harus mempunyai kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan. Bagaimana caranya merupakan tugas bagi pemerintah dalam masalah ini.

II. Tiadanya Persamaan Kesempatan

Apa yang telah dinyatakan sampai saat ini rneminta perhatian terhadap kenyataan tentang diakuinya hampir secara universal, prinsip dari persamaan formi! dari pada kesempatan menuntut pendidikan. Sebagaimana seorang ahli sosiologi Halsey mengatakan:

Revolusi pemikiran Eropa di akhir abad 19 dan 20, kini telah menjadi titik tolak yang pasti bagi penilaian terhadap sistem pendidikan modern. Namun persamaan dengall itu .... , kemampuan menarik keuntungan clari pendiclikan itu sencliri semakin banyak clijumpai sebagai akibat pengalaman sosial. Sebagaimana clibllktikan oleh pellinjauan psikologi clan sosiologis, maim pengamh faktor-faktor sosial atau in'elegensi yang ditakar dan atas dicapainya sesuatu clalam pendidikan adalah seclemikian rupa hingga clitarik kesimpulan moril bahwa persamaan dalam kesempatan hanls cliuraikan kembali dengan pengertian yang tajam agar meliputi kesempatan mengatasi kesulitan terhaclap pengembangan kecakapan seseorang.

I-Iubungan erat antara kecakapan yang di ukur clan latar belakang sosial

(38)

Penemuan ini telah diterapkan secara universal. Di tiap negeri, orang-orang yang tinggal di kota mendapat lebih banyak pendidikan dan lebih sukses pula dari mereka yang ada di desa. Di tiap negeri anak-anak dari keluarga yang orang tuanya mempunyai mata pencahariannya berdasarkan keahlian atau sebagai pegawai kantor, akan lebih berhasil dalam pendidikan daripada mereka yang orang tuanya bekerja sebagai pekerja-pekerja kasar.

Oleh karenanya, dalam kebanyakan negeri informasi pendidikan sebagian besar tergantung pada pengadaan kesempatan, yang semula tersedia bagi golongan yang istimewa kedudukan dan haknya, tapi dapat juga digunakan oleh semua anak.31

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya kesempatan dalam dunia pendielikan elikarenakan ekonomi keluarga mempunyai tingkat penghasilan tinggi. Sehingga anak menelapat kesempatan belajar yang baik pula. Di mana seorang anak yang mempunyai orang tua berpenghasilan tinggi akan lebih sllkses elari paela anak berasal elari orang tua berpenghasilan kurang. Oleh karena itu anak yang orang tuanya bekerja eli kantor berelampak paela prestasi anaknya. Seelangkan bagi anak yang orang tua bekerja kasar akan berelampak paela prestasi yang kllrang berhasil.

(39)

Pada masa kanak-kanakpun hubungan antara anak-anak dan orang-tua mungkin berpengaruh terhadap prestasi pendidikan kelak dengan membentuk keinginan belajar. Anak yang ingatannya ada hubungannya dengan dendam tidak dapat diharapkan bersaing dengan sukses terhadap mereka yang ingatannya ada hubungannya dengan perasaan yang kita namakan kepuasan diri atau pengertian berprestasi. Banyak bukti dapat diberikan bahwa penjagaan orang tua yang eerdik dan berpengertian dalam tahun-tahun permulaan memberi latar belakang dan arti pada apa yang dipelajari. Perbedaan pokok terletak antara anak-anak karyawan-bukan-pekerja-kasar dan anak-anak para pekerja kasar. Yang tersebut terdahulu rata-rata relative sedikit yang berpenyakit infeksi pada masa kanak-kanak; mereka dirumah mendapat perawatan amat baik dan ibu mereka seeara teratur membawa mereka ke pusat kesejahteraan anak-anak dan pada umumnya mereka menggunakan kesempatan yang diberikan oleh jasa-jasa dinas kesehatan sebaik-baiknya. Dengan perkataan lain mereka mempunyai apa yang mungkin dapat dinamakan pol a perawatan tingkat menengah. Sebaliknya anak-anak dari pekerja kasar lebih sering sakit terutama infeksi paru-paru dan para ibu mereka oleh para pejabat dinas kesehatan yang mengunjungi mereka, dinyatakan telah memberikan perawatan yang rendah mutunya bagi anak-anak dan rumah tangga mereka, relative sedikit menggunakan jasa pusat kesejahteraan anak-anak, dan jarang sekali memberikan pengebalan anak-anak mereka terhadap difekteri. Keluarga-keluarga yang meningkat ataupun menurun kedudukan sosialnya mempunyai sifat khas dan aspirasi golongan-golongan yang mereka masuki dan bukannya golongan yang mereka tinggalkan. lnipun berlaku pula bagi keeakapan anak-anaknya seperti yang telah diukur dengan ujian-ujian itu. Anak-anak dari para keluarga yang meningkat kedudukan sosialnya, memiliki ukuran kecakapan lebih baik dari mereka yang ditinggalkan meski agak rendah dibanding dengan golongan yang mereka masuki.32

Kesimpulan dari pernyataan para peneliti di atas ialah bahwa perhatian orang tua terhadap anak-anaknya dalam pendidikan sangat mempengaruhi hasil belajar anak atau terhadap prestasinya. Sehingga anak yang mendapat perhatian dari orang tuanya akan mempunyai keeakapan dalam hal pengetahuan. Sikap .anak-anak terhadap pekerjaan sekolah mereka sangat dipengaruhi oleh besar keeilnya dorongan dari orang tua mereka dan oleh tingkat kestabilan emosi mereka sendiri. Anak-anak yang orang tuanya kurang perhatian serta pengadaan

(40)

peralatan belajar yang tidak menunjang akan berpengamh terhadap prestasinya, Selain itu kebanyakan keluarga yang kurang perhatian kepada anak-anaknya kurang juga rnernperhatikan kesehatan anak, Sehingga kebanyakan rnereka mudah terserang penyakit, berbeda dengan keluarga rnampu sangat rnernperhatikan kesehatan anak-anaknya.

B. KERANGKA BERPTI<IR

Pendiclikan aclalah milik dari semua manusia clengan pencliclikan seseorang mempunyai pengerahuan atau wawasan, Pendidikan rnerubah clari kepribadian clan akhlak ticlak baik menuju akhlak baik. Menjaclikim kehidllpan kurang baik rnenllJlI kehidupan yang memadai/layak. serta clapat rneningkatkan kebutuhan/clilingkungan sosial menjacli lebih baik. Karena dalarn kehidupan sosial semlla orang tidak bisa dilepaskan dari kebutllhan ekonomi ataupun pemenuhan keblltuhan L1ntuk makan, minum, pakaian, JUmah dan lain sebagainya.

Dengan dernikian keluarga adalah wadah yang pertama untuk bertanggllng jawab bagi pencliclikan anak-anaknya. Keluarga mempllnyai banyak fimgsi, salah satllnya timgsi ekonomi. Dalam memenuhr berbagai keblltllhan yang cliperlukan oleh anak-anaknya adalah untuk pemenuhan berbagai keperluan sekolah. Karena tanpa dana yang rnencukupi rnaka berbagai alat-alat atau biaya adrninistrasi anak tidak dapat terpenuhi, Oleh karena itu berbagai potensi atau kernarnpllan yang dimiliki anak tidak bisa tersalurkan dengan bail" Sehingga dapat rnenghambat cita-cita atall prestasi yang diinginkan,

(41)

yang berasal dari keluarga ekonomi rendah. Maka kemungkinan untuk berprestasi dalam belajar bisa terhambat. Hal itu disebabkan kekurangan dalam hal peralatan yang dibutuhkan oleh siswa.

Jadi ada kemungkinan hubungan yang positif antara ekonomi keluarga dengan prestasi belajar siswa. Tetapi bisa jadi ekonorni bukanlah pendukung prestasi belajar, karena ada faktor lain yang mempengaruhinya. Dengan clemikian diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara ekonomi orang tua dengan prestasi belajar.

Oleh karena itu, jib ekonomi orang tua siswa mampu maka prestasi belajar siswa akan tinggi, dan sebaliknya jika ekonomi orang tua rendah maim prestasi belajar siswa juga rendah.

C. PERUMUSAN HIPOTESIS

Berdasarkan kajian teori dan kerangka bertikir, maim dapat di rumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ho: Tidak ada hubungan yang positif an tara ekonomi orang tua dengan prestasi belajar siswa

(42)

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang digunakan untuk penelitian ini adalah di MTs Ruhul Bayan

Cisauk, Tangerang. Sedangkan waktu untuk melakukan penelitian dimulai pada

bulan April-Juni, 2008.

B. Metode Penelitian

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah "kausal

komparatif". Penelitian ini bertujuan membandingkan dua atau tiga peristiwa yang

sudah terjadi melalui hubungan sebab akibat dengan cara mencari sebab-sebab

terjadinya peristiwa berdasarkan pengamatan akibat-akibat yang mungkin tampak

dan teramati".l Selanjutnya penulisan penelitian ini mengacu pada buku pedoman

penulisan skripsi, yang diterbitkan oleh DIN Jakarta tahun 2007.

C. Variabel

Dalam penelitian ada dua variabel yaitu:

a. Variabel bebas (dependent) yaitu variabel ekonomi orang tua. Variabel

ini disimbolkan dengan hurufX.

b. Variabel terikat (independent) yaitu variabel prestasi belajar siswa.

Prestasi tersebut dilihat dari nilai rapor. Variabel ini disimbolkan

dengan hurufY.

Hubungan antara kedua variabel ini jib diamati dari segi arahnya dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitu hubungan yang sifatnya searah dan

hubungan yang sifatnya berlawanan arah. Hubungan yang sifatnya satu arah

1 Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Selia, 2001), Cet. I, Hal.

(43)

dinamakan korelasi positif sedangkan hubungan yang berlawanan arah disebut

korelasi negatif.

D. Definisi Konsep, Definisi Operasional dan Kisi-kisi Instrumen Penelitian

1.Definisi Konsep

a. Ekonomi Orang Tua

Ekonomi orang tua adalah tingkat ekono111i dan penghasilan atau pendapatan

yang diperoleh dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga serta memberi

kebahagiaan bagi anggota keluarganya.

b. Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar siswa adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah

dikerjakan/dilakukan), dalam bidang akademik hasil pelajaran yang diperoleh dari

kegiatan persekolahan yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui

pengukuran dan penilaian.

2. Definisi Operasional

a. Ekonomi Orang Tua

Ekonomi orang tua adalah yang terkait dengan pendidikau anak, tingkat

ekonomi, dan pekerjaan.

1. Ekonomi orang tua yang terkait dengan pendidikan anak meliputi:

memberikan makanan yang bergizi, memenuhi perlengkapan sekolah,

memperhatikan kesehatan, memenuhi biaya sekolah, memenuhi sarana dan

prasarana belajar, tinggi pendidikan, partisipasi dalam organisasi, dan gaya

hidup. ,

2. Ekonomi orang tua yang terkait dengan tingkat ekonomi meliputi: rumah

yang dimiliki, kendaraan yang digunakan, dan perhiasan atau pakaian yang

(44)

3. Ekonomi orang tua yang terkait dengan pekerjaan meliputi: jenis

pekerjaan, kedudukan atau jabatan, jumlah pendapatan dan status dalam

masyarakat.

b. Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar siswa adalah pencapaian hasil belajar yang diperoleh melalui

kegiatan belajar mengajar di kelas selama semester1.

3. Kisi-Idsi Instrumen Penelitian

NO VariabeI Dimensi Indikator

I

BlItir-blltir

Angket

1 Ekonomi Orang Tingkat

-

Rumah yang dimiliki 1, 2, 3, 4, 5, 6,

Tua ekonomi

-

Jenis kendaraan digunakan 7,8,9, 10, 11,

-

Perhiasan atau pakaian 12, 13, 14.

yang biasa dipakai

-

Menu makanan sehari-hari

-

Sarana rumah tangga

2

Pendapatan

-

Jenis pekerj aan 15,16, 17, 18,

yang

-

Kedudukan atau jabatan 19, 20, 21.

diperoleh dalam pekerj aan

dari

-

Jumlah pendapatan

pekerjaan

-

Status dalam masyarakat

atau usaha

3

Tingkat

-

Tinggi pendidikan 22, 23, 24, 25,

pendidikan

-

Partisipasi dalam 26, 27, 28, 29,

Organisasi 30, 31, 32, 33,

(45)

E. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah "keseluruhan data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan,,2

Selain itu populasi dapat diartikan "semua anggota kelompok manusJa, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian". 3

Populasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu populasi target dan populasi akses.

a. Populasi target adalah populasi yang direncanakan dalam rencana penelitian. Yang termasuk populasi target adalah siswali kelas II MTs Ruhul Bayan yang berjumlah 133 siswa.

b. Populasi akses adalah orang-orang atau benda yang dapat ditemui ketika dalam penentuan jumlah populasi berdasarkan keadaan yang ada. Populasi yang ditemui berjumlah 42 siswa.

Sampel adalah "sebagai bagian dari populasi, yang di ambil dengan menggunakan cara-cara tertentu". Masalah sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan hal berikut ii1i:

I. Penelitian bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah populasi, sehingga hams meneliti sebagian saja dari populasi.

2. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil kepenelitiannya, dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada objek, gejala, atau kejadian yang lebih luas.4

Sampel adalah sebagian dari populasi, diambil sebagian karena besarnya jumlah populasi, mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada objek yang lebih

luas.

I

2 Margollo, Meiodologi Penelilian Pendidikan, (Jakarta: Rilleka Cipta, 2004), Cet. IV,

l1al/1I8

3 Sukarcli,Meiodolagi penelitian Pendidikan Kampelensi dan Prakliknya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet. I, hal. 53

(46)

Matrik Populasi danSam pel

Kelas Populasi Jumlah Sampel

VIII 133 133 42

Dalam hal ini penulis menggunakan teknik random sampling atau dengan

cara acak dalam pengambilan sampel dari siswa yang akan diteliti.

Metode pengambilan sampelnya dilakukan dengan cara undian, yaitu

pengambilan secara acak dengan cara menulis nama-nama siswa pada

potongan-potongan kertas, kemudian mengocoknya dan mengambil nama yang keluar untuk

dinyatakan sebagai obyek penelitian,

F.Teknik Pengumpulan, Pengolahan data dan Analisa Data

1, Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui

tahap-tahap, yaitu:

a, Tahap perslapan yaitu dengan cara menJanng data yang telah

dikumpulkan melalui sistem acak kemudian melakukan pengambilan

data dengan teknik kuesionec

b, Tahap pelaksanaan yaitu dengan cara melakukan pengambilan data

terhadap sampel yang telah ditentukan melalui angket beserta jawaban

yang telah disediakan,

2, Teknik pengolahan data

Untuk mengolah data penelitian ini, penulis menggunakan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Editing, yaitu penulis meneliti sedetail mungkin terhadap angket yang

akan disebarkan kepada populasi yang ada, Hal itu dilakukan agar

angket terhindar dari kesalahan dan diharapkan hasilnya diperoleh

(47)

b. Skoring, setelah melalui tahap editing, maka langkah selanjutnya

dengan memberikan skor terhadap pernyataan yang terdapat pada

angket

e. Tabulating, penulis melakukan perhitungan terhadap hasil skor yang

telah ada.

3. Teknik Analisa Data

Setelah data-data dalam penelitian terkumpul, peneliti selanjutnya mengolah

dan menganalisa data-data tersebut untuk mengungkap pokok masalah yang

diteliti, sehingga dapat diperoleh kesimpulan. Teknik analisa data yang digunakan

adalah dengan teknik korelasional dengan rumllS product moment.

Rllmusnya:

LxY-(Lx)(LY) rxy= MMMイ]]]B]]]セセ]]]]

セョlクR (Lx)2 - (n2::y' _(Ly)2)

Keterangan:

rxy= Angka Indeks Korelasi "r" Product Moment.

n = Number Of Cases

LXY

= Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

LX

= Jumlah seluruh skor X

LY

= Jumlah seluruh skor

Kemudian dalam memberikan interpretasi seeara sederhana terhadap angka

indeks korelasi "r" product moment (rxy), pada umumnya dipergunakan pedoman

(48)

Gambar

gambar hidup, wayang, ketoprak, sandiwara, dan lain-lain.
Tabel Ilabatan
イM]MセMMMMMMTabel IIJabatan/Bidang
NoTabel IIINama SekolahUsiaUsia
+7

Referensi

Dokumen terkait

siswa yang dimulai dari administrator yang melakukan login untuk masuk Gambar 4.5 System Flow Proses Persetujuan Perijinan Siswa.. ke dalam sistem kemudian administrator

Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) merupakan salah satu persyaratan yang harus diikuti oleh siswa dalam menyelesaikan pendidikannya di jenjang Sekolah Menengah

Dalam berbagai peraturan perundang-undangan telah dijelaskan bahwa mem- beri atau menerbitkan izin atau kuasa pertambangan dalam suatu usaha per- tambangan bahan galian, pada

Tekanan oleh gaya sebesar F 1 terhadap pipa 1 yang memiliki luas penampang pipa A 1 , akan diteruskan oleh fluida menjadi gaya angkat sebesar F 2 pada pipa 2 yang memiliki

pemilhan kata atau diksi, dalam penggunaan tanda baca, pembentukan kata, penggunaan ejaan dan penguasaan kalimat efektif, sebagai salah satu faktor kebahasaan yang

Dari ketiga formulasi variasi jumlah asam sitrat dan asam tartrat dan natrium bikarbonat berpengaruh terhadap kadar air, kecepatan alir, sudut diam dan waktu

b. Pelaksanaan tes : pasang beberapa cone sesuai dengan gambar yang ada disamping. Subjek mulai dari cone A. Ketika ada aba-aba dari pencatat waktu, subjek melakukan

Langkah pertama dalam perhitungan umur bantalan adalah dengan mencari besar beban baik radial maupun aksial yang bekerja pada bantalan (biasanya diketahui dari analisis