• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI PENDUDUK BERMUKIM DI BANTARAN SUNGAI WAY AWI KELURAHAN KELAPA TIGA KECAMATAN TANJUNG KARANG PUSAT KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESKRIPSI PENDUDUK BERMUKIM DI BANTARAN SUNGAI WAY AWI KELURAHAN KELAPA TIGA KECAMATAN TANJUNG KARANG PUSAT KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

DESKRIPSI PENDUDUK BERMUKIM DI BANTARAN SUNGAI WAY AWI KELURAHAN KELAPA TIGA

KECAMATAN TANJUNG KARANG PUSAT KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2012

Oleh

Ake Redona Afrilyanti

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang deskripsi penduduk bermukim di bantaran Sungai Way Awi Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung Tahun 2012. Titik tekan kajian penelitian pada lokasi, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dan hubungan keluarga.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 470 kepala keluarga dan diambil sampel sebanyak 70 kepala keluarga dengan menggunakan tehnik proposional random sampling. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Tehnik analisis data yang digunakan adalah tabulasi dan presentase sebagai dasar interpretasi dan deskripsi data dalam pembuatan laporan ini.

(2)

DESKRIPSI PENDUDUK BERMUKIM DI BANTARAN SUNGAI WAY AWI KELURAHAN KELAPA TIGA

KECAMATAN TANJUNG KARANG PUSAT KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2012 (Skripsi)

Oleh

Ake Redona Afrilyanti

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

DESKRIPSI PENDUDUK BERMUKIM DI BANTARAN SUNGAI WAY AWI KELURAHAN KELAPA TIGA

KECAMATAN TANJUNG KARANG PUSAT KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2012

Oleh

Ake Redona Afrilyanti

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... x

I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian... 8

D. Kegunaan Penelitian... 8

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ... 11

A. Tinjauan Pustaka ... 11

B. Populasi dan Sampel ... 24

1. Populasi ... 24

2. Sampel ... 25

C. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Penelitian ... 27

D. Teknik Pengumpulan Data ... 29

1. Observasi ... 29

2. Kuesioner... 30

3. Dokumentasi... 30

E. Teknik Analisis Data ... 31

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 32

A. Keadaan Geografis Kelurahan Kelapa Tiga ... 32

1. Letak Astronomis ... 32

2. Letak Administrasi ... 32

3. Sejarah Singkat Kelurahan Kelapa Tiga ... 35

4. Iklim ... 37

(5)

6. Keadaan Penduduk Kelurahan Kelapa Tiga... 41

a. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk... 41

b. Kepadatan Penduduk ... 44

c. Komposisi Penduduk ... 45

1. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin... 46

2. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 48

B. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 49

1. Identitas Kepala Keluarga ... 49

a. Umur ... 49

b. Jumlah Anggota Keluarga ... 51

c. Pendidikan ... 52

d. Etnis ... 53

2. Lokasi ... 56

3. Jenis Pekerjaan ... 58

4. Tingkat Pendapatan ... 60

5. Hubungan Keluarga... 62

V. SIMPULAN DAN SARAN... 66

A. Simpulan... 66

B. Saran... 67 DAFTAR PUSTAKA

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2010. Monografi Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjungkarang Pusat Kota Bandar Lampung.

__________ 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Balai Pustaka. Jakarta. Arif Sukadi Sadiman. 1990.Metode dan Analisa Penelitian Mencari Hubungan.

Erlangga. Jakarta.

Aris Ananta. 1993.Ciri Demografis Kualitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi. Lembaga Demografi LPFEUI. Jakarta.

Bintarto. 1977.Geografi Sosial. U.P Spring. Jogjakarta

. 1998.Geografi Penduduk dan Demografi. Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.

Bisri Mustofa dan Inung Sektiyawan.2008.Kamus Lengkap Geografi. Yogyakarta. Panji Pustaka Yogyakarta.

Daldjoeni. 1997.Geografi Kota dan Desa untuk Mahasiswa dan Guru SMU. Alumni. Bandung.

Djamari. 1980.Pengantar Geografi Transportasi.IKIP Bandung.

Fredrik Barth. 1988.Kelompok Etnik dan Batasannya. Diterjemahkan Oleh Nining I. Soesilo dari Ethnic Groups and Boundaries Little Brown and Company. 1969. UI Presss. Jakarta.

Ida Bagoes Mantra. 2003.Pengantar Studi Demografi. Nur Cahya. Yogyakarta. I Gede Sugiy Buku AjarProgram Studi Pendidikan

Geografi. Bandar Lampung.

Kartini Kartono. 1980.Pengantar Metodologi Riset. Alumni Bandung. Masri Singarimbun. 1997.Penduduk dan Kemiskinan. LP3Es. Jakarta. Moh. Pabundu Tika.2005.Metode Penelitian Geografi.Jakarta. Bumi Aksara. Muhammad Ali. 1985.Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa.

Bandung.

(7)

Mulyanto Sumardi. 1985.Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. CV. Rajawali. Jakarta.

Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers. 1985. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Rajawali. Jakarta.

Nursid Sumaatmadja. 1998.StudiSuatuPendekatan dan Analisa Keruangan. Alumni. Bandung.

R Bintarto, dan Hadi Sumarno Surastopo. 1986.Metode Analisa Geografi. LP3SES. Jakarta.

Rustian Kamaludin. 1987.Ekonomi Transportasi. Ghalia Indonesia. Jakarta. Sosiologi Kota dan Desa. Usaha Nasional. Surabaya. Sisdjiatmo Kusumowidho. 1981.Angkatan Kerja Dalam Dasar-dasar Geografi.

Disunting Oleh Lembaga Demografi FE-UI: Jakarta.

Subarjo. 2006.Meteorlogi dan Klimatologi. Diktat. FKIP Unila. Bandar Lampung.

Suharsimi Arikunto. 2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta. Jakarta.

Sumadi. 2003.Filsafat Geografi.Buku AjarProgram Studi Pendidikan Geografi. Bandar Lampung.

Sumadi dan Bambang Sumitro. 1989.Geografi Regional Indonesia. Diktat. FKIP Unila. Bandar Lampung.

Sumadi Suryabrata. 2009.Metodologi Penelitian. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Suparno Sastra M dan E. Marlina. 2005.Perencanaan dan Pengembangan Perumahan. Yogyakarta. Andi Offset.

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Kepala Keluarga di Kelurahan Kelapa Tiga yang Bermukim di Bantaran Sungai Way Awi... 3 2. Jenis Pekerjaan Penduduk di Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan

Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung ... 5 3. Pendapatan Pada 10 Kepala Keluarga Yang Bermukim di Bantaran

Sungai Way Awi Berdasarkan Pra Survey Peneliti di Kelurahan Kelapa Tiga ... ... 6 4. Jumlah Populasi Kepala Keluarga di Kelurahan Kelapa Tiga Yang

Bermukim di Bantaran Sungai Way Awi Pada Tahun 2011... ... 27 5. Zone/ Tipe Iklim Berdasarkan Klasifikasi Schmidtht-Ferguson ... 40 6. Data Curah Hujan Bulanan di Kota Bandar Lampung Tahun 2002-2011 40 7. Pertumbuhan Penduduk Kelurahan Kelapa Tiga Kacamatan Tanjung

Karang Pusat Kota Bandar Lampung Tahun 2006-2010 ... 43 8. Komposisi Penduduk Kelurahan Kelapa Tiga Menurut Jenis Kelamin.. 47 9. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan

Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung

Tahun 2010………... 49

10. Komposisi Umur Kepala Keluarga Bermukim Di Bantaran Sungai Way Awi Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung Tahun 2012... 51 11. Jumlah Anggota Keluarga Yang Dimiliki Kepala Keluarga Bermukim

(9)

12. Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga yang Bermukim di Sungai Way Awi Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung Tahun 2012... 53 13. Etnis Kepala Keluarga yang Bermukim di Bantaran Sungai Way Awi

Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung Tahun 2012 ... 55 14. Lokasi Tempat Tinggal Kepala Keluarga yang Bermukim di Sungai

Way Awi Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung Tahun 2012 ... 56 15. Jenis Pekerjaan Kepala Keluarga yang Bermukim di Sungai Way Awi

Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung Tahun 2012 ... 58 16. Tingkat Pendapatan Kepala Keluarga yang Bermukim di Sungai Way

Awi Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung Tahun 2012... 61 17. Hubungan Kepala Keluarga pada Kepala Keluarga yang Bermukim di

(10)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan seutuhnya yaitu tercapainya kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan tersebut dapat tercapai bila seluruh kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal dapat terpenuhi dengan baik dengan segala fasilitas yang mendukungnya.

Kebutuhan manusia berbeda-beda sesuai dengan kondisi wilayah tempat tinggalnya. Tempat tinggal pada dasarnya merupakan wadah bagi manusia atau keluarga dalam melangsungkan kehidupannya. Permukiman yang berhubungan dengan tempat tinggal berserta sarana dan prasarananya untuk tempat tinggal merupakan suatu kebutuhan manusia. Pemerintah membuat peraturan undang-undang tentang perumahan dan permukiman, untuk memberikan arahan bagi pembangunan sektor permukiman. Undang-undang tersebut yaitu UU Nomor 4 tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan hutan lindung. Baik berupa kawasan perkotaan maupun kawasan pedesaan yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

(11)

tanah dan pola curah hujan di daerah tertentu, ataupun fenomena sosial budaya seperti pola permukiman, pola persebaran penduduk, pola pendapatan, pola mata pencaharian, jenis rumah tempat tinggal dan sebagainya (Sumadi, 2003:45).

Setiap wilayah lokasi permukiman secara geografi memiliki berbagai potensi fisik dan non fisik yang berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh perbedaan geografis secara fisik maupun sosial, adanya perbedaan potensi di setiap wilayah dapat mempengaruhi perkembangan kesalah satu wilayah yang ada. Kebutuhan akan lahan untuk tempat tinggal baik untuk permukiman, fasilitas sosial, prasarana, dan sarana serta kebutuhan lainnya semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan akan tanah bagi manusia, kebutuhan tempat tinggal makin mendesak karena tidak seimbangnya antara penyediaan lahan dengan rumah sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi.

(12)

Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung.

Kelurahan Kelapa Tiga yang merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung dengan luas wilayah sekitar 167 Ha. Kelurahan Kelapa Tiga memiliki jumlah penduduk pada tahun 2008 sebesar 13.080 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 2.639 KK, kemudian pada tahun 2010 jumlah penduduknya mengalami peningkatan menjadi 13.285 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 2.847 KK (Profil Kelurahan Kelapa Tiga tahun 2008 dan 2010). Kelurahan Kelapa Tiga memiliki tiga lingkungan, yaitu Lingkungan I memiliki 15 Rukun Tetangga (RT), Lingkungan II memiliki 13 Rukun Tetangga (RT), dan Lingkungan III memiliki 10 Rukun Tetangga (RT). Adanya aliran Sungai Way Awi menyebabkan terdapatnya pola permukiman di sepanjang sungai yang terletak di Kelurahan Kelapa Tiga. Untuk lebih jelasnya jumlah kepala keluarga yang bermukim di sepanjang bantaran Sungai Way Awi dijelaskan pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Jumlah Kepala Keluarga yang Bermukim Di Bantaran Sungai Way Awi Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung Tahun 2011

No Lingkungan Jumlah Kepala Keluarga

1 I 208

(13)

3 III 102

Jumlah 470

Sumber : Hasil Wawancara Ketua-ketua RT Kelurahan Kelapa Tiga, Agustus 2011

Berdasarkan Tabel 1 di atas, dapat dijelaskan bahwa jumlah kepala keluarga yang paling banyak terdapat pada Lingkungan I yaitu sebanyak 208 kepala keluarga, Lingkungan II yaitu sebanyak 160 kepala keluarga dan jumlah kepala keluarga yang paling sedikit terdapat di Lingkungan III yaitu sebanyak 102 kepala keluarga. Dalam hal ini jumlah penduduk di Kelurahan Kelapa Tiga yang bermukim di bantaran Sungai Way Awi berjumlah 470 kepala keluarga.

Perkembangan permukiman yang sangat pesat sering kurang terkendali dan tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang mengakibatkan bantaran sungai telah berubah menjadi daerah permukiman yang dihuni penduduk. Permukiman yang terdapat di bantaran Sungai Way Awi pada dasarnya tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No 47/1997 yang menetapkan bahwa untuk daerah permukiman, lebar bantaran adalah sekedar untuk jalan inspeksi, yaitu 10 -15 meter sedangkan pada daerah bantaran Sungai Way Awi permukiman penduduk berada mengenai daerah bantaran Sungai Way Awi.

Penduduk bermukim atau mendirikan rumah di bantaran sungai tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung, diantaranya lokasi permukiman bantaran sungai yang dekat dengan pusat kegiatan yaitu daerah pertokoan, perkantoran, gedung kesenian, dan bank.

(14)

dapat dilihat dari tabel jumlah penduduk menurut jenis pekerjaan kepala keluarga berikut ini:

Tabel 2. Jenis Pekerjaan Penduduk di Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung Tahun 2010

No Mata Pencaharian Jumlah Jiwa Presentase (%)

1 PNS dan POLRI 2282 37,98

2 Pedagang 1983 32,97

Sumber: Profil Kelurahan Kelapa Tiga Tahun 2010

(15)

Tabel 3. Pendapatan Pada 10 Kepala Keluarga Yang Bermukim di Bantaran Sungai Way Awi Berdasarkan Pra Survey Peneliti di Kelurahan Kelapa Tiga Tahun 2011

1 Santo 50 Jawa Pengusaha 5 10.000.000

2 Sartono 55 Jawa PNS 5 3.000.000

3 Sumiati 60 Jawa Pedagang 8 3.000.000

4 Syamsudi 49 Minangkabau Pedagang 7 5.000.000

5 Surami 38 Jawa Pedagang 3 3.000.000

6 Hendrik 40 Jawa Pedagang 4 3.000.000

7 Supriatin 50 Jawa PNS 3 3.000.000

8 Asnidar 38 Minangkabau PNS 4 2.700.000 9 Dayun 45 Minangkabau Pedagang 5 3.000.000 10 Darwis 42 Minangkabau Pedagang 5 6.000.000

Jumlah 49 41.700.000

Sumber: Hasil Wawancara Kepala Keluarga yang Bermukim di Bantaran Sungai Way Awi Tahun 2011

Berdasarkan Tabel 3, dapat dijelaskan bahwa kepala keluarga yang bermukim di bantaran sungai rata-rata memiliki jumlah anggota keluarga yang besar yaitu lima orang, dan rata-rata pendapatan yang diperoleh tiap bulannya adalah sebesar Rp. 4.170.000 mayoritas jenis pekerjaan sebagai pedagang. Keberadaan saudara atau famili yang lebih dahulu tinggal di bantaran Sungai Way Awi diduga mendukung penduduk untuk bermukim atau menetap di bantaran Sungai Way Awi.

(16)

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permukiman penduduk di bantaran Sungai Way Awi yang berjudul Deskripsi Penduduk Bermukim Di bantaran Sungai Way Awi Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung Tahun 2011.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah lokasi penduduk yang bermukim di bantaran Sungai Way Awi Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung?

2. Apakah jenis pekerjaan penduduk yang bermukim di bantaran Sungai Way Awi Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung?

3. Berapakah tingkat pendapatan penduduk yang bermukim di bantaran Sungai Way Awi Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung?

4. Bagaimana hubungan keluarga penduduk yang bermukim di bantaran Sungai Way Awi Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung?

C. Tujuan Penelitian

(17)

2. Untuk mendapatkan informasi jenis pekerjaan penduduk bermukim di bantaran Sungai Way Awi Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung.

3. Untuk mendapatkan informasi tingkat pendapatan penduduk bermukim di bantaran Sungai Way Awi Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung.

4. Untuk mendapatkan informasi hubungan keluarga penduduk bermukim di bantaran Sungai Way Awi Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung.

D. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Universitas Lampung.

2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam aplikasi materi geografi khususnya geografi permukiman terhadap perkembangan permukiman disuatu wilayah permukaan bumi.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis.

4. Sebagai suplemen bahan ajar Geografi di bidang pendidikan dan pengajaran mata pelajaran Geografi kelas XI dan XII SMA dengan pokok bahan antroposer, pola keruangan desa dan kota serta konsep wilayah dan pusat pertumbuhan.

(18)

a. SMA kelas XI Semester I pada pokok bahasan antroposfer dengan sub pokok bahasan dinamika penduduk dimana dibahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, migrasi penduduk dan macam-macam migrasi penduduk.

b. SMA kelas XII Semester I pada pokok bahasan konsep wilayah dan pusat pertumbuhan dengan sub pokok bahasan perwilayahan berdasarkan fenomena geografis dimana dibahas mengenai kota dan lokasi pusat kegiatan seperti kawasan permukiman, sistem pengangkutan dan perhubungannya dan sarana serta prasarana yang menunjang.

c. SMA kelas XII Semester I pada pokok bahasan pola keruangan kota dan desa dengan sub pokok bahasan menganalisis dampak pertumbuhan permukiman terhadap kualitas lingkungan, ciri permukiman desa dan kota serta mengidentifikasi dampak pertumbuhan permukiman penduduk di perkotaan terhadap keadaan sosial ekonomi penduduk.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup obyek penelitian adalah deskripsi penyebab penduduk bermukim di bantaran Sungai Way Awi Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung.

2. Ruang lingkup subyek penelitian adalah kepala keluarga (KK) yang bermukim di bantaran Sungai Way Awi Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung.

(19)

4. Waktu penelitian adalah Tahun 2012.

5. Ruang lingkup ilmu adalah Geografi Permukiman.

Dalam penelitian ini penulis tertarik untuk mendeskripsikan dan menganalisis mengenai deskripsi penduduk bermukim di bantaran Sungai Way Awi Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung. Adapun pengertian Geografi Permukiman menurut Nursid Sumaatmadja, ( 1988:55), adalah sebagai berikut :

(20)
(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Untuk lebih terarahnya penelitian ini sebagai landasan teori akan penulis kemukakan tinjauan pustaka sebagai berikut:

1. Geografi

Menurut Bintarto dalam Trisnaningsih (1998:7) mendefinisikan bahwa geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi baik fisik maupun yang menyangkut mahkluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, ekologi, kewilayahan untuk keberhasilan pembangunan.

Secara garis besar geografi mempunyai aspek pokok yaitu aspek fisik dan aspek manusia. Menurut Bisri Mustofa dan Inung Sektiyawan (2008:200-201) adalah:

(22)

Kajian geografi dibagi menjadi dua yaitu geografi fisik yang titik tekan kajiannya pada bentang alam dalam penelitian ini seperti lokasi dan geografi human atau sosial dengan titik tekan kajiannya adalah penduduk dalam penelitian ini seperti permukiman penduduk. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan hutan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan dan pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan yang mendukung perekonomian dan penghidupan.

Geografi dan permukiman mempunyai hubungan atau kolerasi yang sangat erat dengan demikian geografi permukiman merupakan bagian dari ilmu geografi yang pembahasannya yaitu bilamana suatu wilayah mulai dihuni manusia, bagaimana perkembangan permukiman itu selanjutnya, bagaimana bentuk pola permukiman, dan faktor-faktor geografi apakah yang mempengaruhi perkembangan daerah. Kemudian kelangsungan hidup untuk menentukan tempat permukiman harus memperhatikan tempat tersebut dalam memenuhi kebutuhan dan perencanaan.

2. Faktor Geografis

Daldjoeni (1997:22), mengemukakan bahwa faktor geografis adalah jenis-jenis di dalam faktor alam yang mempunyai pertalian dengan kehidupan manusia dalam arti memberikan fasilitas untuk menghuni permukaan bumi sebagai wilayah.

(23)

Para geograf menunjuk kepada adanya delapan faktor: relasi ruang (lokasi, posisi, bentuk, luas, jarak), relief atau topografi (tinggi rendahnya permukaan bumi), iklim (dengan permusimannya), jenis tanah (kapur, liat, pasir, gambut), flora dan fauna, air tanah dan kondisi pembuangan air, sumber-sumber mineral (barang-barang tambang) dan relasi dengan lautan.

Faktor-faktor geografis tersebut di atas dapat dibedakan kembali dalam lingkungan geografis berdasarkan unsur-unsur lingkungan geografi. Seperti yang dikemukakan Daldjoeni (1997:21) bahwa:

Di dalam geografi dikenal empat jenis unsur lingkungan:

a. Unsur Fisik yang meliputi pantai, cuaca, iklim, relief, tanah, mineral, air tanah, jalur pantai, samudera, dan sebagainya.

b. Unsur-unsur biotis, misalnya: tetumbuhan, hewan, dan mikroorganisme (jasad renik).

c. Unsur teknis seperti pergedungan, jaringan jalan, alat transportasi dan komunikasi.

d. Unsur-unsur abstrak seperti bentuk (persegi, bulat, memanjang) dan luas wilayah, lokasi tempat, jarak antara tempat.

Adanya empat jenis unsur-unsur lingkungan menyebabkan adanya pembagian lingkungan geografis atas empat jenis, yaitu lingkungan fisis, lingkungan biotis, lingkungan teknis (artefak), dan lingkungan abstrak.

Berdasarkan pernyataan di atas menunjukkan bahwa yang dipelajari dalam geografi ternyata sangat luas. Geografi membagi dalam dua faktor, yaitu faktor fisik dan non fisik. Yang pertama, geografi fisik mempelajari gejala-gejala alam di permukaan bumi yang meliputi atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan biosfer. Gejala-gejala alam tersebut berkaitan dengan bentuk, relief, iklim, dan segala sesuatu tentang bumi, serta tentang proses-proses fisik yang terjadi di darat, laut, dan udara yang berpengaruh pada kelangsungan hidup manusia.

(24)

ekonomi, maupun budaya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa geografi sosial (geografi manusia) mempelajari dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan dan dampak lingkungan terhadap manusia.

3. Sosial Ekonomi

Menurut I Gusti Ngurah Agung dan Akhir Matua Harahap dalam Aris Anata (1993:21) bahwa keadaan sosial mencakup status keluarga, tempat lahir, tingkat pendidikan dan lain sebagainya, dan keadaan ekonomi meliputi: aktivitas ekonomi, jenis pekerjaan, status pekerjaan, lapangan pekerjaan, dan pendapatan.

Dalam penelitian ini keadaan sosial ekonomi yang yang dikaji yaitu mengenai jenis pekerjaan yang merupakan sumber pendapatan kepala keluarga dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya, tingkat pendapatan yang merupakan hasil usaha yang diperoleh setiap kepala keluarga dari pekerjaan pokok dalam setiap bulannya dan dihitung dalam nilai rupiah, dan keberadaan keluarga di Kelurahan Kelapa Tiga.

4. Permukiman

Permukiman menurut Nursid Sumaatmadja (1988:191) adalah bagian dari permukaan bumi yang dihuni manusia, yang meliputi segala prasarana dan sarana yang menunjang kehidupan penduduk yang menjadi satu kesatuan dengan tempat tinggal yang bersangkutan.

(25)

pelayanan segala hal yang menyangkut pendidikan, pasar, kesehatan, rekreasi, dan kebudayaan yang menjadi satu kesatuan dengan tempat tinggal.

Menurut Dwi Sukanti (2004:128), pola permukiman penduduk yang ada diberbagai daerah sangatlah beragam dan bergantung dari bentang alam yang ada. Pola dan bentuk-bentuk permukiman penduduk sangat tergantung dengan kondisi lingkungan seperti memanjang aliran sungai, memanjang jalan dan memanjang jalur kereta api. Berubahnya pola permukiman di suatu tempat dibagi atas 3 kategori yaitu pola memanjang (linier), pola permukiman terpusat (nucleated), dan pola permukiman menyebar (dispersed).

Berdasarkan pendapat di atas, permukiman penduduk bergantung dari bentang alam yang ada dan sangat tergantung dengan kondisi lingkungan. Secara umum manusia akan memilih wilayah yang dapat menunjang dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia akan memilih wilayah yang berkecukupan air bersih, tanahnya subur, memberi kemudahan lalu lintas dan angkutan, memberi kemudahan lapangan kerja, terlindungi dari gangguan kejahatan.

5. Bantaran Sungai

Sungai adalah bagian dari permukaan bumi yang rendah dan miring berupa alur tempat air tawar mengalir, baik ke laut maupun ke sungai induknya, atau sungai adalah air yang mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah yang lebih rendah pada suatu tempat yang relative tetap di atas permukaan daratan atau tanah (I Gede Sugiyanta, 2003:56).

(26)

Sasrodarsono dan Maseteru Tominaga (1985:347) bantaran merupakan bagian dari daerah sungai yang bermanfaat untuk menampung dan mengalirkan sebagian dari aliran banjir.

Berdasarkan pendapat di atas, bantaran sungai bermanfaat untuk menampung dan mengalirkan sebagian dari aliran banjir. Pada kenyataannya, pada daerah bantaran sungai banyak terdapat permukiman penduduk yang dibangun sehingga dapat mengganggu keadaan ekologis dan hidrologis sempadan sungai.

Bantaran sungai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daerah yang berada di pinggiran sungai dan masih terpengaruh terhadap naik turunnya permukaan air Sungai Way Awi pada Kelurahan Kelapa Tiga merupakan daerah pemukiman penduduk yang dijadikan penduduk sebagai tempat tinggal.

6. Lokasi Relatif

(27)

Mengenai lokasi relatif, Nursid Sumaatmadja (1988:119) lebih lanjut menjelaskan bahwa lokasi relatif suatu tempat memberikan gambaran tentang keterbelakangan, perkembangan dan kemajuan wilayah yang bersangkutan bila dibandingkan wilayah lain sekitarnya.

Selanjutnya dalam lokasi relatif dapat pula dilihat site dan situation. Site adalah kedudukan fisikal yang dimiliki suatu tempat, sedangkan situation adalah berkenaan dengan posisi geografi dari suatu tempat, seperti bagaimana hubungan suatu daerah dengan daerah sekitarnya. Sehubungan dengan lokasi tersebut, maka ada daerah yang mempunyai lokasi relatif strategis (sentral), cukup strategis (cukup sentral), kurang strategis (kurang sentral) dan tidak strategis (sajogyo dan pudjiwati sajogyo, 1984:157).

Lokasi permukiman seharusnya memiliki relasi dengan daerah lain agar perkembangan daerah permukiman yang bersangkutan dapat lebih maju di berbagai bidang ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Seperti dikemukakan Burgess (1925) dalam Bintarto (1977:46) tentang teori kosentris bahwa pola keruangan daerah perkotaan pada zone 1 yaitu zone daerah pusat kegiatan (central bussines distric). Dalam zone pusat daerah kegiatan ini terdapat bangunan-bangunan utama untuk melakukan berbagai kegiatan, baik sosial, ekonomi, politik, maupun budaya, seperti pertokoan, perkantoran, gedung kesenian, dan bank.

(28)

Menurut Hangkueng (2001:56) jarak dikatakan dekat apabila jarak tempuh penduduk dengan berjalan kaki kurang atau sama dengan 1km dan jarak dikatakan jauh apabila jarak tempuh penduduk lebih dari 1 km. waktu tempuh penduduk dikatakan sebentar apabila kurang dari atau sama dengan 15 menit, dan lama lebih dari 15 menit. Sedangkan menggunakan kendaraan jarak tempuh penduduk dikatakan jauh apabila lebih dari 2 km, dan waktu tempuh penduduk dikatakan sebentar apabila kurang dari atau sama dengan 15 menit dan dikatakan lama apabila lebih dari 15 menit.

Berdasarkan pendapat tersebut, lokasi dekat dengan pusat kegiatan pada sebuah permukiman akan menunjang dan meningkatkan kemajuan permukiman itu sendiri. Lokasi yang dekat dengan pusat kegiatan tersebut maka akan memudahkan penduduk dalam melakukan aktivitas seperti aktivitas ekonomi, sosial, dan pendidikan. Dalam penelitian ini lokasi dikatakan strategis apabila berada dekat pusat kegiatan yang jarak tempuh penduduk dengan berjalan kaki. Lokasi yang dilihat yaitu pada bantaran Sungai Way Awi Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung.

7. Jenis Pekerjaan

(29)

Menurut Sisdjiatmo Kusmowidho (1981:200) bahwa jenis pekerjaan adalah macam pekerjaan yang sedang atau pernah dilakukan oleh orang-orang yang termasuk golongan bekerja atau orang-orang yang mencari pekerjaan dan pernah kerja.

Lebih lanjut Mulyanto Sumardi (1985:92) mengklasifikasikan jenis pekerjaan secara umum sebagai berikut : pegawai negeri (termasuk ABRI), petani (termasuk buruh), dan wiraswasta. pegawai negeri adalah orang-orang yang bekerja pada instansi pemerintah, petani adalah orang-orang yang bekerja sebagai penggarap tanah atau buruh yaitu orang-orang yang bekerja sebagai pekerja usaha orang lain. Sedangkan wiraswasta adalah orang-orang yang mempunyai usaha dalam berbagai bidang yang sifatnya pribadi, misalnya usaha perdagangan, bidang jasa dan lain-lain.

Berdasarkan pendapat di atas, jenis pekerjaan dapat diartikan suatu aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia yaitu suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang dalam hal mempertahankan hidupnya untuk memperoleh taraf hidup yang layak.

Jenis pekerjaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenis pekerjaan yang merupakan sumber pendapatan kepala keluarga dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya. Dengan adanya jenis pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam suatu permukiman yang mendukung jenis pekerjaan tersebut. Hal ini dapat menjadi penyebab penduduk untuk bermukim di suatu wilayah tersebut.

(30)

Menurut Masri Singarimbun (1976:3) Pendapatan adalah arus kesempatan untuk membuat pilihan-pilihan diantara berbagai alternatif penggunaan sumber-sumber yang langka. Pendapatan juga merupakan suatu gambaran yang lebih tepat tentang posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat yang merupakan jumlah seluruh pendapatan dan kekayaan keluarga (termasuk barang-barang dan hewan yang dipakai untuk membagi ekonomi keluarga dalam tiga kelompok yaitu pendapatan rendah, pendapat sedang, dan pendapatan tinggi).

Dalam penelitian ini pendapatan yang dimaksud adalah hasil usaha yang diperoleh setiap kepala keluarga yang berasal dari pekerjaan pokok dalam setiap bulannya dan dihitung dengan nilai rupiah.Tingkat pendapatan kepala keluarga dikelompokan menjadi 3 yaitu:

1) Rendah 2) Sedang 3) Tinggi

Kriteria tingkat pendapatan tersebut dapat berdasarkan interval dengan rumus:

Pendapatan tertinggi per bulan Pendapatan terendah per bulan

Kategori

(31)

9. Hubungan Keluarga

Keluarga adalah kelompok terkecil. Ia terwujud dari ikatan batin antara dua pihak yakni laki-laki dan perempuan dengan landasan agama yang sifatnya sakral dan disaksikan oleh anggota masyarakat yang lain. Masing-masing pihak memiliki hak dan tanggung jawab bersama dalam membina rumah tangga dan sosialisasi anak-anak mereka yang akan lahir serta kebutuhan-kebutuhan lainnya.

garis besar keluarga tergolong dua jenis, yakni keluarga inti yang terdiri dari suami (ayah), isteri (ibu), dan anak-anak. ada juga yang disebut keluarga luas dan disebut juga kerabat (sanak sedulur) ialah sekelompok orang yang mempunyai hubungan darah atau ikatan keturunan dari nenek moyang yang sama.

Adanya hubungan keluarga merupakan salah satu faktor penyebab penduduk untuk tetap bermukim di suatu wilayah, Menurut Mitchael (1961) dalam Ida Bagus Mantra (2003:184) bahwa ada beberapa kekuatan yang menyebabkan orang-orang terikat pada daerah asal. Kekuatan yang mengikat orang-orang untuk tinggal di daerah asal tersebut dengan kekuatan sentripetal, yaitu :

1. Terikat warisan

2. Menunggu orang tua yang sudah lanjut 3. Kegotong royongan yang sudah baik

4. Daerah asal merupakan tanah kelahiran nenek moyang

(32)

dalam penelitian ini adalah orang-orang yang terikat pada daerah asal yaitu penduduk bermukim di Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung.

B. Kerangka Pikir

Berbagai macam faktor terutama dari segi geografis atau non geografis merupakan unsur penting bagi suatu keputusan untuk memilih kawasan permukiman. Dalam memilih kawasan permukiman yang bukan sekedar tempat tinggal tetapi juga dapat memberikan ketentraman dan kenyamanan bagi penduduk itu sendiri.

Faktor-faktor geografis tersebut diantaranya lokasi dekat daerah pusat kegiatan yang dapat memudahkan penduduk dalam melakukan aktivitas seperti aktivitas ekonomi, sosial dan pendidikan. Selain faktor geografis, faktor non geografis yang juga harus dipertimbangkan yaitu disebabkan permukiman yang dekat dengan jenis pekerjaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang layak. Tingkat pendapatan rendah dan tinggi serta adanya hubungan keluarga yang menyebabkan penduduk untuk tetap bermukim di suatu wilayah tertentu.

(33)
(34)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Moh. Pabundu Tika (2009:76) penelitian deskriptif adalah penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis. Penelitian deskritif perlu memanfaatkan ataupun menciptakan konsep-konsep ilmiah, sekaligus berfungsi dalam mengadakan suatu spesifikasi mengenai gejala-gejala fisik maupun sosial yang dipersoalkan.

Metode penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi penduduk bermukim di bantaran Sungai Way Awi Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

(35)

terjadi, karena itu merupakan variabel yang diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah atau menunjang keberhasilan penelitian.

Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh kepala keluarga yang bermukim di wilayah bantaran Sungai Way Awi Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung. Untuk lebih jelasnya jumlah populasi kepala keluarga yang bermukim di bantaran Sungai Way Awi dijelaskan pada Tabel 4 berikut:

Tabel 4. Jumlah Populasi Kepala Keluarga yang Bermukim Di Bantaran Sungai Way Awi Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung Tahun 2011

No Lingkungan Jumlah Populasi (KK)

1 I 208

2 II 160

3 III 102

Jumlah 470

Sumber : Hasil Wawancara Ketua-ketua RT di Kelurahan Kelapa Tiga, Agustus 2011

Berdasarkan Tabel 4 di atas, dapat dijelaskan bahwa lingkungan I jumlah populasi sebanyak 208 Kepala Keluarga, Lingkungan II jumlah populasi sebanyak 160 Kepala Keluarga, dan Lingkungan III jumlah populasi sebanyak 102 Kepala Keluarga. Dalam hal ini jumlah populasi di Kelurahan Kelapa Tiga yang bermukim di wilayah bantaran Sungai Way Awi yaitu 470 Kepala Keluarga.

2. Sampel

(36)

penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar atau lebih dari 100, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Berdasarkan pendapat di atas, maka pengambilan jumlah sampel menggunakan teknik proporsional random sampling yaitu pengambilan sampel dengan memperhatikan jumlah populasi tiap-tiap lingkungan yang dilakukan secara acak (random) untuk menentukan jumlah sampel tiap-tiap lingkungannya.

Teknik ini digunakan karena pada setiap lingkungan mempunyai jumlah populasi yang berbeda-beda, sehingga dapat diperoleh sampel yang dapat mewakili dengan banyaknya subjek dalam tiap-tiap lingkunganya. Berdasarkan jumlah populasi yang ada yaitu berjumlah 470 kepala keluarga, diambil sebesar 15% dari populasi. Lingkungan I jumlah populasi sebesar 208 KK x 15% = 31 sampel, Lingkungan II jumlah populasi sebesar 160 KK x 15% = 24 sampel, dan Lingkungan III jumlah populasi sebesar 102 KK x 15% = 15 sampel. Sehingga sampel dapat diambil dari populasi sebesar 70 kepala keluarga.

(37)

Nama yang sudah keluar dimasukkan lagi ke dalam kotak, sehingga setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Selanjutnya dilakukan pengundian lagi untuk mendapatkan nama responden sampai sejumlah sampel yang telah ditentukan jumlahnya terpenuhi.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian ataupun yang menjadi titik perhatian suatu penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2006 :118). Berdasarkan pendapat tersebut, maka variabel dalam penelitian ini adalah deskripsi penduduk bermukim di bantaran Sungai Way Awi Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung, yang meliputi : lokasi, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, adanya hubungan keluarga.

2. Definisi Operasional Variabel

a. Lokasi Relatif

Yang dimaksud lokasi relatif dalam penelitian ini adalah lokasi suatu tempat terhadap tempat atau wilayah-wilayah yang ada disekitarnya. Lokasi relatif ini dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Dikatakan strategis apabila berada dekat tempat bekerja, pusat pelayanan kesehatan (puskesmas atau rumah sakit), dan tempat perbelanjaan pasar, instansi pemerintahan (Kantor Kelurahan atau Kantor Kecamatan) dengan jarak tempuh kurang dari 1 km.

(38)

pasar, instansi pemerintahan (Kantor Kelurahan atau Kantor Kecamatan) dengan jarak tempuh lebih dari 1 km.

3. Dikatakan cukup strategis apabila berada dekat tempat bekerja, pusat pelayanan kesehatan (puskesmas atau rumah sakit), dan tempat perbelanjaan pasar, instansi pemerintahan (Kantor Kelurahan atau Kantor Kecamatan) dengan jarak tempuh lebih dari 2 km.

b. Jenis Pekerjaan

Dalam penelitian ini yang dimaksud jenis pekerjaan adalah jenis pekerjaan pokok kepala keluarga yang digunakan untuk menompang kehidupan keluarganya. Jenis pekerjaan ini dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Pegawai negeri 2. Buruh

3. Wiraswasta 4. Pedagang

c. Tingkat Pendapatan

Dalam penelitian ini yang dimaksud tingkat pendapatan adalah hasil usaha yang diperoleh setiap kepala keluarga yang berasal dari pekerjaan pokok dalam setiap bulannya dan dihitung dengan nilai rupiah. Tingkat pendapatan kepala keluarga dikelompokan menjadi 3 yaitu:

(39)

3. Tinggi

Kriteria tingkat pendapatan tersebut dapat berdasarkan interval dengan rumus:

Pendapatan tertinggi per bulan Pendapatan terendah per bulan Kategori

d. Hubungan Keluarga

Dalam penelitian ini yang dimaksud hubungan keluarga adalah adanya hubungan darah atau ikatan keturunan karena kekuatan sentripental. Kekuatan yang mengikat orang-orang untuk tinggal di daerah asal yaitu bermukim di bantaran Sungai Way Awi. Hubungan keluarga berdasarkan kekuatan sentripental ini dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Terikat warisan

2. Menunggu orang tua yang sudah lanjut 3. Kegotong royongan yang sudah baik

4. Daerah asal merupakan tanah kelahiran nenek moyang

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

(40)

yang diselidiki disebut observasi langsung. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diselidiki. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di lokasi penelitian yaitu di Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung.

2. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu cara untuk memperoleh data primer dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan. Menurut Kartini Kartono (1980:85), kuesioner adalah suatu penyelidikan mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak), dilakukan dengan jalan mengedarkan daftar pertanyaan berupa formulir, yang diajukan secara tertulis kepada subyek untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan (respon seperlunya). Teknik kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data primer seperti lokasi relatif, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dan hubungan keluarga.

3. Dokumentasi

(41)

E. Teknik Analisis Data

Menurut Masri Singarimbun (1987:263), analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tabulasi frekuensi dan presentase sebagai dasar interpretasi dan deskripsi dalam pembuatan laporan ini. Menurut Arif Sukadi Sadiman (1990:96), distribusi presentase adalah distribusi yang frekuensinya diubah dalam persentase dengan langkah berikut ini. Langkah pertama dalam penyusunan distribusi presentase adalah membagi jumlah Hasil observasi masing-masing pada kategori variable (f) dengan jumlah Frekuensi (N), setelah pembagian dilakukan hasilnya dikaitkan 100 untuk menghasilkan persentase.

Berdasarkan data yang telah diolah atau dianalisa tersebut, sebagai dasar untuk membuat deskripsi secara sistematis sebagai laporan hasil penelitian, dan membuat kesimpulan akhir dari laporan penelitian. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

Keterangan: % = Presentase N = Jumlah frekuensi f = Katagori variabel 100 = Konstanta

(42)

MOTTO

(Q.S Al-Baqarah : 153)

Lakukan yang terbaik yang kita bisa, percayalah waktu tak pernah menyediakan kesia-siaan bagi mereka yang berjuang dan bekerja keras

(43)

Judul Skripsi :DESKRIPSI PENDUDUK BERMUKIM DI

BANTARAN SUNGAI WAY AWI KELURAHAN KELAPA TIGA KECAMATAN TANJUNG KARANG PUSAT KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

Nama Mahasiswa :AKE REDONA AFRILYANTI No. Pokok Mahasiswa : 0743034003

Jurusan : Pendidikan IPS Program Studi : Pendidikan Geografi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,

Drs. Yarmaidi, M.Si. Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. NIP. 19590926 198503 1 002 NIP. 19570725 198503 1 001

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ketua Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Geografi

(44)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Drs. Yarmaidi, M.Si.

Sekretaris :Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si.

Penguji Bukan Pembimbing

Bukan Pembimbing :Drs. Budiyono, M.S.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(45)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Sumantri Brojonegoro No. 1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145

Telepon (0721)704624 Faximile (0721)704624

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ake Redona Afrilyanti

NPM : 0743034003

Program studi : Pendidikan Geografi Jurusan / Fakultas : Pendidikan IPS / KIP

Alamat : Jl. Turi Raya Gg. Kelapa Puan No.12 Tanjung Senang Bandar Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skipsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Juli 2012 Yang membuat pernyataan

(46)

PERSEMBAHAN

Sembah dan Syukur pada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, ridho, dan karuniaNya kepadaku. Dengan tidak mengurangi rasa syukur kupersembahkan

karya kecilku ini pada:

Ayah Abdul Halim dan Ibu Lundriaty

Yang telah ikhlas dan sabar membesarkanku, mendidikku, dan selalu

tercurah untuk menanti kelulusanku. Adikku Yoga Septia tercinta,

(47)

RIWAYAT HIDUP

Ake Redona Afrilyanti dilahirkan pada tanggal 18 April 1989 di Tanjung Karang, dari pasangan Bapak Abdul Halim, S.Pd. dan Ibu Lundriaty, S.Pd. merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

Pendidikan formal yang telah ditempuh yakni Pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Al-Azhar 2 Bandar Lampung, Pendidikan Sekolah Dasar di SD Al-Azhar 1 Bandar Lampung diselesaikan Tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama di SMP Al-Kautsar Bandar Lampung diselesaikan Tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung diselesaikan Tahun 2007.

(48)

SANWACANA

Bismillahirohmanirrohim,

yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat Bermukim Di Bantaran Sungai Way Awi Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang

salah satu syarat untuk menyelesaikan studi tingkat sarjana kependidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Yarmaidi, M.Si., Selaku pembimbing utama sekaligus Pembimbingan Akademik yang telah banyak memberikan masukan-masukan dan pengarahan sekaligus motivasi selama penulis menyelesaikan skripsi maupun studi di Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, serta kepada Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., Selaku pembimbing pembantu yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan sekaligus petunjuk selama penulis menyelesaikan penyusunan skripsi dan Bapak Drs. Budiyono, M.S., selaku penguji.

(49)

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang berharga kepada penulis.

8. Seluruh aparat Pemerintah Kelurahan Kelapa Tiga yang telah memberikan bantuan selama penelitian.

9. Keluarga besarku yang selalu mendoakan dan memotivasi serta menanti kesuksesanku.

(50)

11. Sahabat-sahabatku Dwi, Yulia, Nia, Dila, Susi, Dian, Fitri, Aya, Ummah, dan Lisna. Terima kasih atas doa, dukungan, bantuan dan kebersamaanya selama ini.

12. Sahabat-sahabatku dalam melaksanakan Program Pengalaman Lapangan, Reni, Putri, Ria, Yanti, Zelly, Fahmi, Hastian, Sufiroh dan Widya. Terima kasih atas doa, dukungan, bantuan dan kebersamaanya selama ini.

13. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian studi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis hanya dapat menyampaikan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya.

Semoga Allah SWT memberikan berkah dan rahmat-Nya serta mebalas kebaikan kita semua. Akhir kata dengan penuh harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan Allah SWT akan selalu memberikan kekuatan kepada kita semua, amin.

Bandar Lampung, Juli 2012 Penulis

(51)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan tentang Deskripsi Penduduk Bermukim Di Bantaran Sungai Way Awi Kelurahan Kelapa Tiga kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung Tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa :

1. Lokasi di bantaran Sungai Way Awi Kelurahan Kelapa Tiga merupakan lokasi strategis karena dekat dengan daerah pusat kegiatan yaitu berada dekat dengan pusat perbelanjaan, pusat pelayanan kesehatan, dan instansi pemerintah.

2. Jenis pekerjaan kepala keluarga yang bermukim di bantaran Sungai Way Awi sebagian besar memiliki pekerjaan sebagai pedagang karena lokasi tempat tinggal mereka dekat dengan pusat perdagangan seperti pasar Bambu Kuning, pasar SMEP, dan Pasar Tamim.

3. Berdasarkan data penelitian kepala keluarga yang bermukim di bantaran Sungai Way Awi, tingkat pendapatan kepala keluarga sebagian besar berpendapatan rendah yaitu kurang dari Rp. 3.200.000 per bulan.

4. Hubungan keluarga mempengaruhi seseorang untuk bertempat tinggal di bantaran Sungai Way Awi karena sebagian besar kepala keluarga mendapatkan warisan berupa tempat tinggal di bantaran Sungai Way Awi.

(52)

Gambar

Tabel 2. Jenis Pekerjaan Penduduk di Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan TanjungKarang Pusat Kota Bandar Lampung Tahun 2010
Tabel 3. Pendapatan Pada 10 Kepala Keluarga Yang Bermukim di BantaranSungai Way Awi Berdasarkan Pra Survey Peneliti di Kelurahan KelapaTiga Tahun 2011
Tabel 4. Jumlah Populasi Kepala Keluarga yang Bermukim Di Bantaran SungaiWay Awi Kelurahan Kelapa Tiga Kecamatan Tanjung Karang PusatKota Bandar Lampung Tahun 2011

Referensi

Dokumen terkait

17- Testu moten bilakaera argitaletxeenarekin dago lotuta, izan ere, Estatuko argitaletxeen argitalpen gehienak haur eta gazte narratiba izan dira, eta Euskal

Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan cenderamata wisata Pasir Putih Situbondo antara lain plat logam tembaga dengan ketebalan 0,1 mm sebanyak satu

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, juga tidak terlepas dari pengaruh vital informasi khususnya, yang berhubungan dengan layanan publik, maka prinsip

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah model pembelajaran problem solving berbantuan web yang

Dengan demikian, pembelajaran matematika yang dilakukan dengan Model Eliciting Activities berbantuan APPEM di kelas IV SDN 6 Klumpit telah terbukti meningkatkankemampuan

Oppilaan oikeus osallistua oppimisympäristöjen suunnitteluun nähdään myös perusopetuslaissa, joka vuoden 2014 alussa täydentyi momentin 47 a § mukaan:

Myös sosiaalityö ammattina osallistuu hallintaan ja asiakkaitaan normaalistaviin käytän- töihin. Sosiaalityössä työskennellään asiakasryhmien kanssa, jotka määrittyvät