• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK

KEANEKARAGAMAN HAYATI

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Padang Cermin Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh

EVRIANA DARMAYANTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK

KEANEKARAGAMAN HAYATI

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Padang Cermin Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012)

Oleh

EVRIANA DARMAYANTI

Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 2 Padang Cermin, diketahui bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa belum dikembangkan secara optimal. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu dengan menggunakan media kartu bergambar dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh penggunaan media kartu bergambar melalui model

pembelajaran kooperatif tipe STADterhadap kemampuan berpikir kreatif siswa; (2) mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa yang lebih tinggi antara

(3)

Evriana Darmayanti

mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model kooperatif tipe STAD.

Penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X1 dan siswa kelas X2 yang diambil dari populasi secara cluster random sampling. Data penelitian terdiri dari data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa data

kemampuan berpikir kreatif siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Data kualitatif berupa data aktivitas dan tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa; (2) rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen yaitu 66,30 lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu 55,23; (3) rata-rata aktivitas siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 77,43 dibandingkan kelas kontrol yaitu 70,58; dan (4) sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap media kartu bergambar dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan media kartu bergambar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pokok Keanekaragaman Hayati memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

(4)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK

KEANEKARAGAMAN HAYATI

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Padang Cermin Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012)

Oleh

EVRIANA DARMAYANTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Padang Cermin Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : Evriana Darmayanti Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024028

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd. NIP 19700327 199403 2 001 NIP 19831015 200604 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.

(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si. ……….………

Sekretaris : Berti Yolida, S.Pd., M.Pd. ……….

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed. ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Taman Asri pada tanggal 30 April 1990 sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Danuri dan Ibu Suwarsi.

Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah TK PKK Taman Asri (1995-1996), SD Negeri 3 Taman Asri (1996-2002), SMP Negeri 2 Purbolinggo (2002-2005), dan SMA Negeri 1 Purbolinggo (2005-2008). Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswi Universitas Lampung melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi.

Penulis pernah menjadi asisten praktikum pada mata kuliah Genetika. Dan pada tahun 2011, penulis melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA N 2 Padang Cermin dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa Wates

(8)

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, kupersembahkan karya ini sebagai tanda cintaku kepada:

& Bapak dan Mamak tercinta yang tak pernah lelah mendidik dan membesarkanku dengan penuh cinta dan kasih sayang . Terima Kasih atas do’a, dukungan, dan pengorbanan yang telah diberikan selama ini. Mudah-mudahan nduk dapat membanggakan Bapak dan Mamak.

& Adikku tersayang Riczky Ramadan, yang selalu memberikan cinta dan do’a.

Terimakasih atas canda, tawa, tangis, dan do’a yang diberikan. Mudah-mudahan mbak bisa menjadi kakak terbaikmu.

& Keluarga besarku, yang selalu memotivasi dan mendukungku.

& Para pendidik, terimakasih atas ilmu yang diberikan.

& Sahabatku (Rindi Antika Saimona, Dewi Eka Susilowati, Dwi Susanti), yang tak pernah jenuh memberi masukan, motivasi, dan bantuan kepadaku dalam segala hal serta mendengarkan ceritaku. Terimakasih atas kebersamaannya selama ini.

& Pendampingku kelak.

(9)

M O T T O

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah

keadaan mereka sendiri”

(Q.S. Ar-Ra’d: 11)

“Kegagalan adalah satu-satunya kesempatan untuk memulai lagi dengan lebih cerdik”

(Henry Ford)

“Setiap pekerjaan yang kita lakukan harus disertai dengan niat ikhlas dan rasa tanggung jawab

sehingga hasil yang diperoleh maksimal”

(Irgi A. Fahrezi)

(10)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Evriana Darmayanti

Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024028

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau

ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, Juli 2012 Yang menyatakan

(11)

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Kartu Bergambar melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Pokok

Keanekaragaman Hayati (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Padang Cermin Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung. 3. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi sekaligus Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan saran hingga skripsi ini dapat selesai.

4. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan saran hingga skripsi ini dapat selesai.

(12)

6. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembimbing Akademik serta dosen uji ahli materi, terima kasih atas kritik dan saran yang telah diberikan.

7. Bapak dan Ibu dosen pengajar serta staf di Jurusan PMIPA FKIP Unila, atas ilmu dan segala bantuan yang telah diberikan

8. Tamzir Zamka, S.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 2 Padang Cermin dan Embang Yuniar Rosmanawati, S.Pd., selaku guru mitra yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian.

9. Teristimewa Bapak, Mamak, adikku, dan keluarga besarku yang selalu

mendukung, memotivasi, dan mendo’akanku. Terima kasih untuk segalanya. 10.Team kartu bergambar dan teman seperjuanganku (Rindi, Eka, Dwi, Aulia,

Ardi, Prisilia A, Misriyanti), atas kerjasama dan pengertian yang diberikan. 11.Teman-teman di Pendidikan Biologi (Mandibula), kakak dan adik tingkat. 12.Keluargaku di asrama Sofi (Dewi Eka, Rita Asiah, Yunita Mustiani,

Rina Utami, Melinda Dwi, Mahfudziah, Titik, Laras Sewesti, dan Nurul Maghfiroh) atas kebersamaan dan persaudaraan yang diberikan.

13.Teman-teman KKN dan PPL (Bina Yusha, Yunida Aryani, Febriani Zulaika, Happy Komike, Nesty Rahayu, Nurrokhmah, Eti Nopita, Desi Ariyani, dan Rina Widia), terima kasih untuk kerjasamanya.

14.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Juli 2012 Penulis

(13)

DAFTAR ISI

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 13

C. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 18

G. Mendeskripsikan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 37

H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa ... 38

I. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Media Kartu Bergambar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 40

(14)

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 43

B. Pembahasan ... 51

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN 1. Silabus Pembelajaran ... 75

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 79

3. Lembar Kerja Kelompok ... 89

4. Soal Pretes Postes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 106

5. Angket Tanggapan Siswa ... 112

6. Data Hasil Penelitian ... 113

7. Analisis Statistik ... 129

8. Foto Penelitian ... 140

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perhitungan skor perkembangan ... 16

2. Tingkat penghargaan kelompok ... 17

3. Indikator berpikir kreatif ... 20

4. Kriteria N-gain ... 35

5. Kriteria % peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa ... 35

6. Lembar penilaian kemampuan berpikir kreatif siswa ... 38

7. Kriteria kemampuan berpikir kreatif siswa ... 38

8. Lembar observasi aktivitas siswa ... 39

9. Klasifikasi persentase aktivitas siswa ... 39

10.Angket tanggapan siswa ... 40

11.Skor per soal angket ... 40

12.Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD . 41 13.Kriteria persentase angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD ... 42

14.Hasil uji normalitas nilai pretes, postes, dan N-gain kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 43

15.Hasil uji homogenitas nilai pretes, postes, dan N-gain kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 44

(16)

xvi

17.Hasil analisis rata-rata N-gain setiap indikator kemampuan berpikir

kreatif pada kelas eksperimen dan kontrol ... 46

18.Data peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 47

19.Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 48

20.Nilai pretes, postes, dan N-gain kelas eksperimen ... 113

21.Nilai pretes, postes, dan N-gain kelas kontrol... 114

22.Perhitungan skor kelompok... 115

23.Analisis butir soal pretes dan postes kelas eksperimen ... 116

24.Analisis butir soal pretes dan postes kelas kontrol ... 118

25.Analisis perindikator kemampuan berpikir kreatif pada soal pretes dan postes kelas eksperimen ... 120

26.Analisis perindikator kemampuan berpikir kreatif pada soal pretes dan postes kelas kontrol ... 122

27.Data aktivitas belajar siswa kelas eksperimen (pertemuan 1) ... 124

28.Data aktivitas belajar siswa kelas eksperimen (pertemuan 2) ... 125

29.Data aktivitas belajar siswa kelas kontrol (pertemuan 1)... 126

30.Data aktivitas belajar siswa kelas kontrol (pertemuan 2)... 127

31.Analisis data angket tanggapan siswa ... 128

32.Hasil uji normalitas pretes ... 129

33.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata pretes ... 129

34.Hasil uji perbedaan dua rata-rata pretes ... 130

35.Hasil uji normalitas postes ... 131

36.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata postes .... 131

37.Hasil uji perbedaan dua rata-rata postes... 131

(17)

xvii

39.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata N-gain ... 132

40.Hasil uji perbedaan dua rata-rata N-gain ... 133

41.Hasil uji normalitas N-gain indikator berpikir lancar (fluency) ... 133

42.Hasil uji kesamaan dua varians dan dan kesamaan dua rata-rata

N-gain indikator berpikir lancar (fluency)... 134

43.Hasil uji normalitas N-gain indikator berpikir luwes (flexibility) ... 135

44.Hasil uji kesamaan dua varians N-gain indikator berpikir luwes

(flexibility) ... 135

45.Hasil uji Mann-Whitney U indikator berpikir luwes (flexibility) ... 136

46.Hasil uji normalitas N-gain indikator berpikir orisinal (originality) ... 136

47.Hasil uji kesamaan dua varians dan dan kesamaan dua rata-rata

N-gain indikator berpikir orisinal (originality) ... 136

48.Hasil uji normalitas N-gain indikator kemampuan memerinci

(elaboration) ... 137

49.Hasil uji kesamaan dua varians dan dan kesamaan dua rata-rata

N-gain indikator kemampuan memerinci (elaboration) ... 137

50.Hasil uji normalitas N-gain indikator kemampuan menilai

(evaluation) ... 138

51.Hasil uji kesamaan dua varians dan dan kesamaan dua rata-rata

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 23 2. Desain pretes-postes kelompok non ekuivalen ... 26 3. Aktivitas belajar siswa ... 49 4. Tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar

melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD ... 50

5. Contoh jawaban siswa untuk indikator berpikir luwes (kelas

eksperimen) ... 58

6. Contoh jawaban siswa untuk indikator berpikir luwes (kelas kontrol) 59

7. Contoh jawaban siswa untuk indikator memerinci (kelas eksperimen) 60

8. Contoh jawaban siswa untuk indikator memerinci (kelas kontrol) ... 61

9. Contoh jawaban siswa untuk indikator berpikir lancar (kelas

eksperimen) ... 62

10.Contoh jawaban siswa untuk indikator berpikir lancar (kelas kontrol) 62

11.Contoh jawaban siswa untuk indikator berpikir orisinal (kelas

eksperimen) ... 64

12.Contoh jawaban siswa untuk indikator berpikir orisinal (kelas

kontrol) ... 64

13.Contoh jawaban siswa untuk indikator menilai (kelas eksperimen) .... 65

14.Contoh jawaban siswa untuk indikator menilai (kelas kontrol) ... 66

15.Siswa mengerjakan pretes/postes (kelas eksperimen) ... 140

16.Siswa berdiskusi menggunakan media kartu bergambar (kelas

eksperimen) ... 140

(19)

xix

18.Siswa melakukan presentasi (kelas eksperimen) ... 141

19.Siswa memperoleh penghargaan (kelas eksperimen) ... 142

20.Siswa mengerjakan pretes/postes (kelas kontrol) ... 142

21.Siswa berdiskusi menggunakan media gambar (kelas kontrol) ... 143

22.Siswa melakukan presentasi (kelas kontrol) ... 143

23.Contoh kartu bergambar (fauna asiatis) ... 144

24.Contoh kartu bergambar (fauna peralihan) ... 144

25.Contoh kartu bergambar (fauna australis) ... 144

26.Contoh kartu bergambar (flora Indonesia barat) ... 144

27.Contoh kartu bergambar (flora Indonesia tengah) ... 145

28.Contoh kartu bergambar (flora Indonesia timur) ... 145

29.Contoh kartu bergambar (kerusakan keanekaragaman hayati) ... 145

(20)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan diberbagai bidang kehidupan menuntut manusia agar mampu

beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Indonesia sebagai negara

berkembang menuntut adanya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM) agar dapat menghadapi era globalisasi ini. Berpikir kreatif merupakan

modal dasar dalam menghadapi era globalisasi ini. Peningkatan SDM dapat

dilakukan dengan adanya pendidikan yang baik. Menurut Ruseffendi (dalam

Nugraha, 2010:1), salah satu indikator peningkatan SDM adalah terbentuknya

manusia yang kreatif. Liliasari (dalam Wulandari, 2011:1) menambahkan

bahwa proses pendidikan sains harus mempersiapkan siswa yang berkualitas

yaitu siswa yang sadar sains, memiliki nilai, sikap, dan keterampilan berpikir

tingkat tinggi sehingga akan muncul SDM yang dapat berpikir kritis, berpikir

kreatif, membuat keputusan, dan memecahkan masalah.

Pelajaran Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai

pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Salah satu

tujuan dari mata pelajaran Biologi agar peserta didik memiliki kemampuan

mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif dengan

(21)

2

membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif, dan mandiri (BSNP,

2006:iv).

Berpikir kreatif berkaitan erat dengan kualitas hidup seseorang. Seseorang

akan memiliki kemampuan untuk melihat hidup sebagai pendidikan yang

berproses dan akan terus-menerus belajar untuk meningkatkan kualitas

hidupnya. Kemampuan berpikir kreatif dapat dikembangkan dalam pelajaran

IPA, termasuk Biologi. Menurut Jarvis (dalam Fauziah, 2011:99), siswa harus

diperkenalkan dengan IPA sebagai mata pelajaran yang menarik karena bisa

membantu memahami dunia dan diri sendiri. Oleh sebab itu, penting bagi

siswa mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya sehingga terjadi

transformasi pembelajaran IPA yaitu dari belajar dengan menghafal menjadi

belajar berpikir (Suastra dalam Fauziah, 2011:99). Pembelajaran IPA harus

bisa meningkatkan daya imajinasi, kreasi, dan logis dalam berpikir. Guru

memegang peranan penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir

kreatif siswa di sekolah (Sanjaya dalam Fauziah, 2011:99).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan dengan guru

biologi yang mengajar di kelas X SMA Negeri 2 Padang Cermin, diketahui

bahwa selama ini guru kurang mengembangkan kemampuan berpikir kreatif

siswa terutama materi Keanekaragaman Hayati. Dari lima indikator berpikir

kreatif yang diamati yaitu fluency, flexibility, originality, elaboration, dan

evaluation, yang terlihat hanya indikator fluency pada aktivitas bertanya dan

menjawab pertanyaan. Hanya siswa tertentu yang menunjukkan aktivitas

(22)

3

pembelajaran masih rendah serta kurangnya keterampilan guru dalam

mengkombinasikan media dengan model yang sesuai dengan materi

pembelajaran.

Guru masih menggunakan metode ceramah yang disertai dengan diskusi.

Seharusnya guru mengubah paradigma pembelajaran yang semula berpusat

pada guru (teacher centered ), menjadi pembelajaran yang berpusat pada

siswa (students centered). Namun pada kenyataannya, proses pembelajaran

masih cenderung teacher centered sehingga siswa lebih banyak mendengarkan

penjelasan guru dan mencatat. Akibatnya siswa cenderung pasif, hanya

datang duduk diam, jarang bertanya, dan potensi yang dimiliki siswa kurang

berkembang terutama kemampuan berpikir kreatif siswa. Selain ceramah,

guru sesekali menggunakan diskusi, namun diskusi hanya didominasi oleh

siswa yang aktif berbicara serta membosankan bagi siswa yang lain karena

bersifat teoritis.

Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi dirasa tidak

cocok diterapkan pada materi Keanekaragaman Hayati, sebab karakteristik

materi tersebut tidak hanya menekankan pada penguasaan konsep saja, tetapi

juga keterampilan dalam memecahkan masalah. Materi tersebut berhubungan

dengan kehidupan sehari-hari. Pada materi tersebut banyak materi berupa

gambar, sehingga penyampaiannya tidak cukup dengan ceramah. Hal ini

dapat diatasi dengan adanya media pembelajaran. Salah satu media yang

dapat digunakan untuk mengatasi kerumitan materi tersebut adalah kartu

(23)

4

Gambar yang ada pada kartu merupakan perwakilan dari wujud aslinya yang

tidak dapat dihadirkan di dalam kelas. Gambar-gambar tersebut dapat

memperjelas konsep yang abstrak dan tidak jelas menjadi konkret dan jelas.

Adanya kartu bergambar dapat menggantikan obyek yang sebenarnya dan

obyek yang berbahaya untuk diamati. Penggunaan media kartu bergambar

akan mempermudah penyampaian materi karena siswa tidak harus

membayangkan materi yang dipelajari.

Selain itu, guru belum memanfaatkan media dalam proses pembelajaran,

sehingga pembelajaran dirasakan kurang menarik perhatian siswa. Hal

tersebut membuat siswa bosan dan cenderung pasif. Kebosanan siswa

ditunjukkan dengan melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kegiatan

pembelajaran seperti mengobrol dan bercanda. Oleh karena itu, guru

diharapkan mampu memanfaatkan dan memilih media yang tepat untuk

memperlancar proses pembelajaran dalam upaya menguasai kompetensi yang

diharapkan sehingga terjadi pembelajaran yang menyenangkan untuk

membangkitkan keinginan, minat serta motivasi siswa dalam belajar.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa

umumnya relatif rendah. Kenyataan di SMA Negeri 2 Padang Cermin juga

menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah.

Suparman (2005:ii) melakukan penelitian tentang berpikir kreatif pada siswa

SMP Negeri 12 Bandung dan didapatkan hasil yang menunjukkan

(24)

5

penelitian Wulan (2010:78) juga menunjukkan bahwa kemampuan berpikir

kreatif siswa SMP Negeri 4 Cimahi masih berada pada kategori rendah.

Banyak ahli berpendapat bahwa 75% dari pengetahuan manusia sampai ke

otaknya melalui mata dan yang selebihnya melalui pendengaran dan

indera-indera yang lain (Suleiman, 1988:12). Salah satu media yang dapat digunakan

untuk memenuhi harapan tersebut adalah kartu bergambar. Media kartu

bergambar merupakan media berbasis visual dimana pesan disajikan dalam

bentuk kartu yang berisi gambar dan tulisan sehingga menumbuhkan minat

siswa serta memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia

nyata (Yani, 2011:42). Hasil penelitian Muzaffar (2011:2) juga menunjukkan

bahwa penggunaan media kartu bergambar dapat meningkatkan kreativitas

menulis pada pembelajaran Bahasa Inggris.

Menurut Suyitno (2000:37), untuk menunjang kelancaran pembelajaran

disamping pemilihan metode yang tepat juga perlu digunakan suatu media

pembelajaran yang sangat berperan dalam membimbing abstraksi siswa.

Salah satu model pembelajaran yang dapat dikombinasikan dengan media

kartu bergambar untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa

yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division

(STAD). Hal ini didukung oleh Vygotsky (dalam Muliyani, 2011:4) yang

menyatakan bahwa STAD dapat membantu siswa memahami konsep-konsep

IPA yang sulit serta menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis dan

(25)

6

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hasil

penelitian Mustami (2007:ii) menunjukkan bahwa STAD dalam pembelajaran

sains, khususnya biologi pada siswa SMP kota Makassar dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif, sikap kreatif, dan penguasaan materi biologi.

Demikian pula dengan penelitian Muliyani (2011:ii), bahwasanya model

STAD meningkatkan kemampuan berpikir kreatif serta prestasi belajar siswa.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 2

Padang Cermin menggunakan media kartu bergambar melalui model STAD,

sehingga diharapkan akan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif

siswa. Dalam hal ini, peneliti akan memfokuskan pada materi

Keanekaragaman Hayati yang dipelajari pada kelas X semester genap.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah:

1. Adakah pengaruh yang signifikan dari penggunaan media kartu bergambar

melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan

berpikir kreatif siswa?

2. Apakah kemampuan berpikir kreatif siswa dengan media kartu bergambar

dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi jika

dibandingkan dengan diskusi dan gambar?

3. Adakah pengaruh penggunaan media kartu bergambar melalui model

(26)

7

4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar

melalui model kooperatif tipe STAD?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran

kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

2. Kemampuan berpikir kreatif siswa yang lebih tinggi antara pembelajaran

yang menggunakan media kartu bergambar dan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dibandingkan dengan diskusi dan gambar.

3. Pengaruh penggunaan media kartu bergambar melalui model kooperatif tipe

STAD dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

4. Tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui

model kooperatif tipe STAD.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi guru biologi yaitu dapat menambah pengetahuan dalam menerapkan

model pembelajaran yang bervariasi dan menjadikan media kartu

bergambar sebagai alternatif media pembelajaran untuk menggali

(27)

8

2. Bagi siswa yaitu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan

bermakna, serta mendapatkan pengalaman belajar yang berbeda, sehingga

mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar.

3. Bagi peneliti yaitu memberikan wawasan dan pengalaman bagi peneliti

sebagai calon guru untuk menggali kemampuan berpikir kreatif siswa.

4. Bagi sekolah yaitu meningkatkan mutu pembelajaran biologi sekolah

dalam rangka perbaikan proses pembelajaran khususnya mata pelajaran

biologi.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Media kartu bergambar yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu

set kartu yang berisi gambar dan keterangan mengenai Keanekaragaman

Hayati Indonesia dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya

alam dengan ukuran 10x7 cm.

2. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD yang digunakan

dalam penelitian ini sebagai berikut: penyampaian tujuan pembelajaran,

membentuk kelompok yang beranggota enam sampai tujuh orang secara

heterogen, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan

penghargaan kelompok.

3. Indikator kemampuan berpikir kreatif yang diamati adalah berpikir lancar

(fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinal (originality),

(28)

9

4. Aktivitas belajar siswa yang diamati pada saat diskusi dan presentasi

adalah mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengajukan

pendapat atau bertahan terhadapnya, dan bekerjasama dalam kelompok.

5. Materi dalam penelitian ini adalah materi pokok Keanekaragaman Hayati

dengan kompetensi dasar mengkomunikasikan Keanekaragaman Hayati

Indonesia, dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam (KD

3.2).

6. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Padang

Cermin dengan subyek penelitian siswa kelas X1 sebagai kelas eksperimen

(29)

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Kartu Bergambar

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau penghantar.

Menurut bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari

pengirim kepada penerima pesan (Arsyad, 2007:3).

Briggs (dalam Sadiman, 2008:6) berpendapat bahwa media adalah segala alat

fisik yang dapat menyampaikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2007:3) mengatakan bahwa media secara

garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun siswa

mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Sedangkan

Gagne (dalam Sadiman, 2008:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai

jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk

belajar.

Solihatin (2007:23) menyatakan bahwa manfaat media dalam proses

pembelajaran adalah untuk memperlancar interaksi antara guru dengan siswa

sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Hamalik (dalam

Arsyad, 2007:15) menambahkan bahwa pemakaian media pembelajaran

(30)

11

baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan

membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Berdasarkan pendapat Sadiman (2008:17-18), secara umum media pendidikan

mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam

bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:

a. Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan gambar, film, atau

model.

b. Objek yang kecil bisa dibantu dengan film, gambar, dan sebagainya.

c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan

timelapse.

d. Kejadian yang terjadi di masa lampau bisa ditampilkan lagi lewat

rekaman film, video, dan foto.

3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi

sikap pasif siswa. Media pendidikan berguna untuk:

a. Menimbulkan kegairahan belajar.

b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan

lingkungan dan kenyataan.

c. Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan

minatnya.

Sudjana dan Ahmad (2010:3) mengungkapkan bahwa ada beberapa jenis

(31)

12

media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun,

komik, dan lain-lain. Media grafis disebut juga media dua dimensi yaitu

media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Kedua, media tiga dimensi

yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model

penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama, dan lain-lain.

Ketiga, media proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP, dan

lain-lain. Keempat, penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.

Salah satu media pembelajaran adalah kartu bergambar. Berdasarkan

pendapat tersebut, kartu bergambar termasuk ke dalam media grafis. Media

kartu atau flash card diperkenalkan oleh Glenn Doman, seorang dokter ahli

bedah otak dari Philadelpia, Pennsylvania. Flash card adalah kartu-kartu

bergambar yang dilengkapi oleh kata-kata (Herlina, 2011:8). Menurut KBBI,

kartu adalah kertas tebal yang berbentuk persegi panjang. Media bergambar

ini terbuat dari kertas tebal atau karton berukuran 17×22 cm yang tengahnya

terdapat gambar materi yang sesuai dengan pokok bahasan dan dirancang

untuk membantu mempermudah dalam belajar (Prapita, 2009:5).

Yani (2011:42) menyatakan bahwa kartu bergambar merupakan salah satu

implementasi dari media berbasis visual yakni pesan yang dituangkan dalam

bentuk tulisan dan gambar yang disajikan dalam ukuran seperti kartu. Kartu

bergambar biasanya berukuran 8x12 cm atau disesuaikan dengan besar

kecilnya kelas yang dihadapi. Arsyad (2007:120-121) menambahkan bahwa

gambar yang terdapat pada kartu menjadi petunjuk dan rangsangan bagi siswa

(32)

13

Sadiman (2008:29-30) menyatakan beberapa kelebihan media bergambar

diantaranya adalah :

1. Sifatnya konkret, lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan

dengan media verbal semata.

2. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek, atau

peristiwa dapat dibawa ke kelas dan tidak selalu dapat siswa dibawa ke

objek atau peristiwa tersebut.

3. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.

4. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat

usia berapa saja sehingga dapat mencegah kesalahpahaman.

5. Harganya murah, mudah diperoleh, dan digunakan tanpa memerlukan

peralatan khusus.

Sedangkan kelemahan dari media bergambar menurut Sadiman (2008:31)

yaitu:

1. Hanya menekankan persepsi indera mata.

2. Benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.

3. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Model cooperative learning beranjak dari dasar pemikiran getting better

together yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih

luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh dan

mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan-keterampilan

(33)

14

siswa tidak hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam

pembelajaran, tetapi bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus

mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain. Model ini

mampu merangsang dan menggugah potensi siswa secara optimal dalam

suasana belajar pada kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari dua sampai

enam orang siswa (Stahl dalam Komalasari, 2010:217).

Tidak semua belajar kelompok bisa dianggap cooperative learning. Ada lima

unsur model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan agar mendapat

hasil yang maksimal, yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab

perseorangan, tatap muka, komunikasi antaranggota, dan evaluasi proses

kelompok (Roger dan Johnson dalam Muliyani, 2011:3). Walaupun prinsip

dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah, namun terdapat beberapa variasi

dari model tersebut, dan salah satu diantaranya adalah STAD (Student Team

Achievement Division).

Menurut Slavin (dalam Soetjipto, 2009:53-55) pada pembelajaran kooperatif

tipe STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat sampai

lima orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin,

dan suku. Guru menyajikan pelajaran, siswa bekerja dalam tim mereka untuk

memastikan seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut dan

seluruh siswa dikenakan kuis mengenai materi itu. Dinyatakan juga bahwa

dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, terdapat lima komponen utama

yang harus diterapkan yaitu pengaturan kelompok, penyajian kelas, tes atau

(34)

15

Rusman (2010:215) menyatakan bahwa langkah-langkah pembelajaran

kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:

1. Penyampaian tujuan dan motivasi

Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran

tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.

2. Pembagian kelompok

Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya

terdiri dari enam sampai tujuh siswa yang memprioritaskan heterogenitas

(keragaman) kelas dalam prestasi akademik, jenis kelamin, dan ras atau

etnik.

3. Presentasi dari guru

Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan

tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta

pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi

siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Di dalam proses

pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan atau

masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan juga

tentang keterampilan yang diharapkan dikuasai siswa, tugas, dan pekerjaan

yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya.

4. Kegiatan belajar dalam tim

Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan

lembar kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua

anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama

(35)

16

dorongan, dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri

terpenting dari STAD.

5. Kuis (evaluasi)

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi

yang dipelajari juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja

masing-masing kelompok. Siswa diberikan kuis secara individual untuk

menjamin agar siswa secara individu bertanggungjawab kepada diri sendiri

dalam memahami bahan ajar tersebut.

6. Penghargaan prestasi tim

Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan

angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas

keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru.

Menurut Slavin (dalam Trianto, 2011:71-72) penghargaan kelompok dapat

dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Menghitung skor individu

Perhitungan perkembangan skor individu dimaksudkan agar siswa terpacu

untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai dengan kemampuannya.

Adapun perhitungan skor perkembangan individu dihitung seperti pada

Tabel 1.

Tabel 1. Perhitungan Skor Perkembangan

Nilai Tes Skor Perkembangan

Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 10 hingga 1 poin di bawah skor awal Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal Lebih dari 10 poin di atas skor awal

Nilai sempurna (tanpa memerhatikan skor awal)

(36)

17

2. Menghitung skor kelompok

Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan

anggota kelompok yaitu dengan menjumlah semua skor perkembangan

yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota

kelompok. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok,

diperoleh kategori skor kelompok seperti tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Tingkat Penghargaan Kelompok

Rata-rata Tim Predikat

0 ≤ X ≤ 5 5 ≤ X ≤ 15 15 ≤ X ≤ 25 25 ≤ X ≤ 30

- Tim baik Tim hebat Tim super

3. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok

Setelah masing-masing kelompok memperoleh predikat, guru memberikan

hadiah/penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan

predikatnya.

Menurut Slavin (dalam Sunarto, 2009:9) kelebihan STAD antara lain: siswa

lebih mampu mendengar, menerima, dan menghormati orang lain; siswa

mampu mengidentifikasi akan perasaannya, juga perasaan orang lain; siswa

dapat menerima pengalaman dan dimengerti orang lain; siswa mampu

meyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu orang lain dan

meyakinkan dirinya untuk saling memahami dan mengerti; serta mampu

mengembangkan potensi yang berdaya guna, kreatif, dan bertanggungjawab.

(37)

18

C. Kemampuan Berpikir Kreatif

Arifin (dalam Siti, 2010:9) menyatakan bahwa keterampilan berpikir

dikelompokkan menjadi dua golongan besar yaitu keterampilan berpikir dasar

dan keterampilan berpikir kompleks. Costa (dalam Siti, 2010:9)

menambahkan bahwa keterampilan berpikir dasar meliputi kualifikasi,

klasifikasi, hubungan variabel, transformasi, dan hubungan sebab akibat.

Sedangkan keterampilan berpikir kompleks meliputi pemecahan masalah,

pengambilan keputusan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif.

Menurut Sizer (dalam Johnson, 2007:181-182) sekolah artinya belajar

menggunakan pikiran dengan baik, berpikir kreatif menghadapi

persoalan-persoalan penting, serta menanamkan kebiasaan untuk berpikir.

Menggunakan keahlian berpikir dalam tingkatan yang lebih tinggi dalam

konteks yang benar mengajarkan kepada siswa kebiasaan berpikir mendalam,

kebiasaan menjalani hidup dengan pendekatan yang cerdas, seimbang, dan

dapat dipertanggungjawabkan. Berpikir kreatif adalah kegiatan mental yang

memupuk ide-ide asli dan pemahaman-pemahaman baru.

Guilford (dalam Munandar, 2004:10) menyatakan bahwa ciri-ciri berpikir

kreatif meliputi kelancaran, kelenturan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam

berpikir. Senada dengan Guilford, Filsaime (dalam Fauziah, 2011:100)

menyatakan bahwa berpikir kreatif adalah proses berpikir yang memiliki

ciri-ciri kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), dan

memerinci atau elaborasi (elaboration). Kelancaran adalah kemampuan

(38)

19

Keluwesan adalah kemampuan untuk mengeluarkan banyak ide atau gagasan

yang beragam dan tidak monoton dengan melihat dari berbagai sudut pandang.

Originalitas adalah kemampuan untuk mengeluarkan ide atau gagasan yang

unik dan tidak biasanya, misalnya yang berbeda dari yang ada di buku atau

berbeda dari pendapat orang lain. Elaborasi adalah kemampuan untuk

menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi dan menambah detail dari ide

atau gagasannya sehingga lebih bernilai.

Cropley (dalam Munandar, 2004:9) mengemukakan bahwa kemampuan

berpikir kreatif adalah kemampuan menciptakan gagasan, mengenal

kemungkinan alternatif, melihat kombinasi yang tidak diduga, memiliki

keberanian untuk mencoba sesuatu yang tidak lazim, dan sebagainya.

Sedangkan Johnson (2007:214-215) berpikir kreatif adalah sebuah kebiasaan

dari pikiran yang dilatih dengan memerhatikan intuisi, menghidupkan

imajinasi, mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru, membuka sudut

pandang yang menakjubkan, dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga.

Berpikir kreatif membutuhkan ketekunan, disiplin diri, dan perhatian penuh

yang meliputi aktivitas mental seperti:

1. Mengajukan pertanyaan.

2. Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan

pikiran terbuka.

3. Membangun keterkaitan, khususnya di antara hal-hal yang berbeda.

4. Menghubungkan berbagai hal dengan bebas.

5. Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan

(39)

20

6. Mendengarkan intuisi.

Menurut William (dalam Munandar, 1985:88-90) ciri-ciri kemampuan berpikir

kreatif (aptitude) meliputi berpikir lancar, luwes, orisinal, kemampuan

memperinci, dan menilai. Tabel berikut menguraikan aptitude dengan

memberikan perumusan (definisi) yang menjelaskan konsepnya serta contoh

perilaku siswa yang mencerminkan ciri-ciri tersebut sebagai tuntunan bagi

guru.

Tabel 3. Indikator Berpikir Kreatif menurut William (dalam Munandar, 1985:88-90)

No. Indikator Berpikir

Kreatif Definisi Perilaku Siswa 1. Berpikir lancar

(fluency) Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian

masalah atau pertanyaan.

Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai

Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan. Mempunyai banyak gagasan

mengenai suatu masalah. Lancar mengungkapkan

gagasan-gagasannya. Bekerja lebih cepat dan

melakukan lebih banyak daripada anak-anak lain. Dapat dengan cepat melihat

kesalahan atau kekurangan pada suatu obyek atau situasi. 2. Berpikir luwes

(flexibility) Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi.

Dapat melihat suatu masalah dari sudut

Memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak lazim terhadap suatu obyek. Memberikan macam-macam

penafsiran (interpretasi) terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah.

Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang

berbeda-beda.

(40)

21

mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai posisi yang berbeda atau bertentangan dari mayoritas kelompok.

Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan

macam-Mampu mengubah arah berpikir secara spontan. 3. Berpikir

orisinal (originality)

 Mampu melahirkan ungkapan yang baru atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain.  Mempertanyakan cara-cara

yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru.

 Memilih asimetri dalam menggambar atau membuat desain.

 Memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain.

 Setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan penyelesaian yang baru.  Lebih senang mensintesis

daripada menganalisa situasi.

 Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban

 Mencoba atau menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan ditempuh.

(41)

22

 Memberi pertimbangan atas dasar sudut pandangnya sendiri.

 Menentukan pendapat sendiri mengenai suatu hal.

 Menganalisis masalah atau penyelesaian secara kritis dengan selalu menanyakan “Mengapa ?”.

 Mempunyai alasan yang dapat

dipertanggungjawabkan untuk mencapai suatu keputusan.

 Merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang tercetus.

 Pada waktu tertentu tidak menghasilkan gagasan-gagasan tetapi menjadi peneliti atau penilai yang kritis.

 Menentukan pendapat atau bertahan terhadapnya.

D. Kerangka Pikir

Kemampuan berpikir kreatif siswa SMA Negeri 2 Padang Cermin masih

rendah. Hal ini disebabkan oleh pembelajaran yang masih teacher centered,

sehingga diperlukan model pembelajaran yang dapat mengubah paradigma

pembelajaran teacher centered menjadi students centered.

Salah satu model pembelajaran yang dapat mengubah pembelajaran menjadi

students centered yaitu STAD. STAD dapat mengembangkan kemampuan

berpikir kreatif siswa. Seluruh tahapan STAD kemungkinan dapat melatih

aspek fluency, flexibility, originality, dan elaboration dalam kemampuan

(42)

23

Media kartu bergambar yang digunakan dalam model pembelajaran kooperatif

tipe STAD kemungkinan dapat meningkatkan kreativitas siswa karena kartu

bergambar menyajikan gambar yang disertai kata-kata sesuai dengan materi

sehingga siswa memiliki cara berpikir yang berbeda-beda dalam

mengungkapkan keterkaitan antara gambar dengan materi. Keanekaragaman

Hayati memuat konsep berupa klasifikasi makhluk hidup yang beraneka

ragam, sehingga tidak memungkinkan untuk menghadirkan obyek asli sebagai

sumber belajar. Adanya kartu bergambar membantu siswa dalam

memperjelas konsep yang abstrak menjadi konkret.

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang menggunakan dua

kelas. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk membandingkan

kemampuan berpikir kreatif siswa yang pembelajarannya menggunakan media

kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

pembelajaran yang menggunakan metode diskusi pada materi pokok

Keanekaragaman Hayati. Hubungan antara variabel tersebut digambarkan

dalam diagram berikut ini:

Keterangan: X = Media kartu bergambar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD;

Y= Kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pokok Keanekaragaman Hayati.

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

(43)

24

E. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. H0 = Tidak ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan media kartu

bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD

terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

H1 = Ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan media kartu

bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD

terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

2. H0 = Kemampuan berpikir kreatif siswa pada penggunaan media kartu

bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD sama

dengan diskusi dan gambar.

H1 = Kemampuan berpikir kreatif siswa pada penggunaan media kartu

bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih

tinggi jika dibandingkan dengan diskusi dan gambar.

3. Penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran

kooperatif tipe STAD meningkatkan aktivitas belajar siswa.

4. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan

media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe

(44)

25

III. METODE PENELITIAN

A.Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2012 semester genap tahun

ajaran 2011/2012 di SMA Negeri 2 Padang Cermin.

B.Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap

SMA Negeri 2 Padang cermin tahun ajaran 2011/2012. Pengambilan sampel

dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sampel tersebut adalah

siswa kelas X1 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X2 sebagai kelas

kontrol yang masing-masing berjumlah 36 dan 33 siswa. Margono (2005:127)

menyatakan bahwa cluster random sampling yaitu populasi tidak terdiri dari

individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau

cluster misalnya kelas sebagai cluster.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes

kelompok tak ekuivalen. Kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol

menggunakan kelas yang ada dengan kondisi yang homogen. Kelas

(45)

26

pembelajaran kooperatif tipe STAD, sedangkan kelas kontrol menggunakan

diskusi dan gambar. Hasil pretes dan postes pada kedua kelas subyek

dibandingkan.

Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kelompok pretes perlakuan postes I O1 X O2 II O1 O2

Keterangan: I = Kelompok eksperimen; II = Kelompok kontrol; O1 = Pretes; O2 = Postes; X = Perlakuan media kartu bergambar dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (dimodifikasi dari Hadjar, 1999:335).

Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok non ekuivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan

penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut:

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,

untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan

diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

d. Membuat media pembelajaran yang akan di uji ahli. Media yang

(46)

27

Cara membuat kartu bergambar sebagai berikut:

1. Membagi materi pokok Keanekaragaman Hayati ke dalam tujuh

tema: fauna asiatis, fauna peralihan, fauna australis, flora Indonesia

barat, flora Indonesia tengah, flora Indonesia timur, dan peran

keanekaragaman hayati.

2. Menentukan gambar dan materi yang akan disajikan dalam kartu

untuk tiap-tiap tema. Masing-masing tema terdiri dari empat buah

kartu. Masing-masing kartu terdiri dari satu gambar dan cuplikan

materi.

3. Mendesain kartu dengan menggunakan program Microsoft Office

Publisher.

4. Mendesain logo belakang kartu dengan menggunakan program

AAA Logo 2010.

5. Mencetak kartu dengan menggunakan printer di atas kertas bc

berwarna putih polos.

6. Menggunting kartu dengan rapi.

7. Melaminating kartu agar kartu lebih awet dan mudah digunakan.

e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus

Pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar

Kerja Kelompok (LKK) dan soal pretes/postes berupa soal uraian.

f. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.

g. Membuat angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan

menggunakan media kartu bergambar dan model pembelajaran

(47)

28

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran yang menggunakan media kartu

bergambar dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk kelas

eksperimen, dan menggunakan diskusi dan gambar untuk kelas kontrol di

SMA Negeri 2 Padang Cermin. Penelitian ini direncanakan sebanyak dua

kali pertemuan, pertemuan pertama membahas tentang keanekaragaman

hayati Indonesia dan pada pertemuan kedua membahas tentang usaha

pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam, dengan langkah-langkah

pembelajaran sebagai berikut:

A. Kelas Eksperimen

1) Pendahuluan

a. Siswa mengerjakan pretes berupa soal uraian pada pertemuan I

mengenai keanekaragaman hayati Indonesia dan usaha

pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam.

b. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran.

c. Siswa diberikan apersepsi:

Pertemuan I: “Apa yang dimaksud dengan biogeografi? Apa

yang dimaksud spesies endemik? Berikan contohnya!”

Pertemuan II: “Sebutkan kegiatan manusia yang dapat merusak

dan melestarikan keanekaragaman hayati?”

d. Siswa diberikan motivasi:

Pertemuan I: “Apa yang kalian ketahui mengenai keragaman

(48)

29

terbentuk? Bagaimana dampak sistem pertanian monokultur

terhadap keanekaragaman hayati?”

Pertemuan II: “Bagaimana cara kalian mencintai alam? Apa

yang akan terjadi jika manusia terus menerus mengeksploitasi

sumber daya secara berlebihan? Lalu bagaimana cara

memanfaatkan sumber daya alam tetapi tidak merusak

keanekaragaman hayati?”

e. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai

langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD yang akan

digunakan dalam proses pembelajaran.

2) Kegiatan inti

a. Siswa dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok,

masing-masing kelompok terdiri dari enam sampai tujuh orang secara

heterogen. Siswa diminta bergabung dengan kelompok

masing-masing.

b. Siswa diberikan materi pelajaran mengenai keanekaragaman

hayati Indonesia (pertemuan I), dan usaha pelestarian serta

pemanfaatan sumber daya alam (pertemuan II).

c. Setiap kelompok dibagikan satu set kartu bergambar beserta

Lembar Kerja Kelompok (LKK). Kartu bergambar digunakan

sebagai panduan dalam mengerjakan LKK.

d. LKK harus dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.

Anggota yang sudah mengerti menjelaskan kepada anggota

(49)

30

anggota kelompok akan menentukan perkembangan skor

kelompok.

e. Setelah LKK selesai dikerjakan, siswa diminta mengumpulkan

LKK. Selanjutnya, diadakan presentasi LKK.

f. Penyajian dari tiap kelompok dievaluasi dan menambahkan jika

ada materi yang terlewatkan oleh kelompok penyaji.

3) Penutup

a) Mengulas kembali materi yang telah dipelajari.

b) Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

c) Siswa diberi informasi tentang materi untuk pertemuan yang

akan datang.

d) Siswa diberikan postes pada akhir pembelajaran di pertemuan II

berupa soal uraian yang sama dengan soal pretes.

e) Siswa diberikan penghargaan kelompok seperti tim super, tim

hebat, dan tim baik.

B. Kelas Kontrol

1) Pendahuluan

a) Siswa mengerjakan pretes pada pertemuan I berupa soal uraian

mengenai keanekaragaman hayati Indonesia dan usaha

pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam.

(50)

31

c) Siswa diberikan apersepsi:

Pertemuan I: “Apa yang dimaksud dengan biogeografi? Apa

yang dimaksud spesies endemik? Berikan contohnya!”

Pertemuan II: “Sebutkan kegiatan manusia yang dapat merusak

dan melestarikan keanekaragaman hayati?”

d) Siswa diberikan motivasi:

Pertemuan I: “Apa yang kalian ketahui mengenai keragaman

dan keanekaragaman? Bagaimana keanekaragaman hayati dapat

terbentuk? Bagaimana dampak sistem pertanian monokultur

terhadap keanekaragaman hayati?”

Pertemuan II: “Bagaimana cara kalian mencintai alam? Apa

yang akan terjadi jika manusia terus menerus mengeksploitasi

sumber daya secara berlebihan? Lalu bagaimana cara

memanfaatkan sumber daya alam tetapi tidak merusak

keanekaragaman hayati?”

2) Kegiatan inti

a) Siswa dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok (setiap

kelompok berjumlah enam sampai tujuh orang dan pembagian

kelompok dilakukan pada pertemuan pertama).

b) Setiap kelompok dibagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK)

mengenai keanekaragaman hayati Indonesia (pertemuan I), dan

usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam

(51)

32

c) Guru berkeliling untuk membimbing setiap kelompok dalam

mengerjakan LKK.

d) Setelah LKK selesai dikerjakan, siswa diminta

mengumpulkannya.

e) Setiap kelompok melakukan presentasi LKK.

3) Penutup

a) Mengulas kembali materi yang telah dipelajari.

b) Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

c) Siswa diberi informasi tentang materi untuk pertemuan yang

akan datang.

d) Siswa mengerjakan postes pada akhir pembelajaran pertemuan

II berupa soal uraian yang sama dengan soal pretes.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

1) Jenis Data

a) Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa data kemampuan berpikir kreatif siswa

pada materi pokok Keanekaragaman Hayati yang diperoleh dari nilai

pretesdan postes. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan

(52)

33

b) Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data aktivitas siswa selama proses pembelajaran

dan tanggapan siswa terhadap media kartu bergambar dan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2) Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:

a) Pretes dan Postes

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tenik tes. Kemampuan

berpikir kreatif siswa diukur dengan memberikan soal tes berbentuk

uraian. Tes ini dapat menuntut kemampuan berpikir kreatif siswa untuk

dapat memunculkan ide baru, gagasan atau jawaban yang bervariasi

sehingga sangat cocok untuk menguji kemampuan berpikir kreatif

siswa. Data kemampuan berpikir kreatif berupa nilai pretes dan postes.

Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik

eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postesdiambil di akhir

pembelajaran pada pertemuan kedua setiap kelas, baik eksperimen

maupun kontrol.

Teknik penskoran nilai pretes dan postesyaitu :

S=RN x 100

(53)

34

b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang

diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin

kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar

observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang

diamati yaitu mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan,

mengungkapkan pendapat atau bertahan terhadapnya, dan bekerja

sama dalam kelompok.

c) Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa berisi semua pendapat siswa mengenai

penggunaan media kartu bergambar dan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran yang dilakukan. Angket

berisi tujuh pernyataan, empat pernyataan positif dan tiga pernyataan

negatif. Siswa diberikan dua pilihan jawaban yang terdiri dari setuju

dan tidak setuju.

F. Teknik Analisis Data

Data penelitian berupa nilai pretes, postes, dan skor N-gain. Skor N-gain

diperoleh dengan menggunakan rumus Hake (1999:1) yaitu:

N-gain=Spost-Spre

Smax-Spre

(54)

35

Tabel 4. Kriteria N-gain

N-gain Kriteria

Sedangkan untuk mengukur peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

digunakan rumus sebagai berikut:

Peningkatan= Nilai akhir - Nilai awal

Tabel 5. Kriteria Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif oleh Siswa

Nilai pretes, postes, dan skor N-gain pada kelompok kontrol dan eksperimen

dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 16 yang

sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program

SPSS versi 16.

a) Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal

(55)

36

b) Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga

yang lainnya (Pratisto, 2004:5).

2) Uji Homogenitas Data

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan

dengan uji kesamaan dua varian dengan menggunakan uji Barlett melalui

program SPSS versi 16.

a) Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varian sama

H1 : Kedua sampel mempunyai varian berbeda

b) Kriteria Uji

- Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima

- Jika F hitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004:13).

3) Pengujian Hipotesis

Hipotesis diuji dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji

perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 16.

1) Uji Kesamaan Dua Rata-rata

a) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama

H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama

b) Kriteria Uji

(56)

37

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004:13).

2) Uji Perbedaan Dua Rata-rata

a) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen sama dengan

kelas kontrol.

H1 = Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen lebih tinggi dari

kelas kontrol.

b) Kriteria Uji

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004:10).

G. Mendeskripsikan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran Biologi dideskripsikan

dengan langkah sebagai berikut:

1) Menjumlahkan skor seluruh siswa.

2) Menentukan skor tiap indikator kemampuan berpikir kreatif dengan

menggunakan rumus:

S=NR×100

(57)

38

3) Menentukan kriteria kemampuan berpikir kreatif siswa sebagai berikut:

Tabel 6. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

No. Nama

Siswa Berpikir Skor pada Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Lancar Berpikir Luwes Berpikir Orisinal Memerinci Mengevaluasi

No.

Catatan : Berilah skor pada setiap item yang sesuai (dimodifikasi dari Paidi, 2010:8).

4) Setelah data diolah dan diperoleh nilainya, maka kemampuan

berpikir kreatif siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut:

Tabel 7. Kriteria Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Nilai Kriteria (dimodifikasi dari Hake, 1999:1).

H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data

yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis menggunakan

indeks aktivitas siswa. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

1) Menghitung persentase aktivitas menggunakan rumus:

(58)

39

Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai (dimodifikasi dari Arikunto, 2009:183).

Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa: A. Mengajukan pertanyaan:

1) Tidak mengajukan pertanyaan

2) Mengajukan pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi 3) Mengajukan pertanyaan yang relevan dengan materi B. Menjawab pertanyaan:

1) Tidak menjawab pertanyaan

2) Menjawab pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi 3) Menjawab pertanyaan yang relevan dengan materi

C. Mengungkapkan pendapat atau bertahan terhadapnya: 1) Tidak mengungkapkan pendapat

2) Mengungkapkan pendapat tetapi tidak relevan dengan materi 3) Mengungkapkan pendapat yang relevan dengan materi

D. Bekerjasama dalam kelompok:

1) Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja)

2) Bekerjasama tetapi hanya dengan satu atau dua teman 3) Bekerjasama dengan semua anggota kelompok

2) Menafsirkan atau menentukan kategori persentase aktivitas siswa sesuai

klasifikasi pada Tabel 9.

Tabel 9. Klasifikasi Persentase Aktivitas Siswa

(59)

40

I. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Media Kartu Bergambar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Data tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan media

kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi tujuh

pernyataan yang terdiri dari empat pernyataan positif dan tiga pernyataan

negatif. Daftar pernyataan dalam angket tanggapan siswa adalah sebagai

berikut:

Tabel 10. Angket Tanggapan Siswa

No Pernyataan-pernyataan S TS

1. Saya senang mempelajari materi pokok keanekaragaman hayati melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru.

2. Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru. 3. Media dan model pembelajaran yang diberikan kepada saya

tidak memberi kesempatan untuk berpikir kreatif.

4. Saya belajar menggunakan kemampuan sendiri melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru.

5. Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

6. Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKK melalui media dan model pembelajaran diberikan oleh guru.

7. Saya dapat mengarahkan sendiri cara belajar saya melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru.

Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:

1) Skor angket

Tabel 11. Skor per Soal Angket

Skor per soal angket

1 0

Pernyataan positif S TS

Pernyataan negatif TS S

Gambar

Tabel 1.  Perhitungan Skor Perkembangan
Tabel 2.  Tingkat Penghargaan Kelompok
Tabel 3.  Indikator Berpikir Kreatif menurut William (dalam Munandar, 1985:88-90)
gambarnya sendiri atau
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat, Hidayah serta Karunia- Nya, sehingga penulis

[r]

Pada bab ini berisi tentang : latar belakang masalah yang merupakan uraian tentang aspek-aspek yang diungkapkan berupa fenomena- fenomena yang menjadi masalah penelitian;

mahabbatullah ini, antara lain: konsep cinta ilahi muncul dalam kehidupan Rabi’ah lebih disebabkan pada faktor intern, yaitu karena kerasnya hidup yang ia lalui, sedangkan

Berdasarkan hasil penelitian penulis melalui angket yang telah dibagikan kepada mahasiswa fakultas hukum UMS tahun angkatan 2003 s/d 2006 selaku responden, sebanyak 100 angket,

konsep, menyelesaikan soal, dan memecahkan masalah matematika.. Aktivitas belajar Matematika pada siswa kelas IV SD Negeri I Mojoreno,. Sidoharjo, Wonogiri. Aktivitas siswa

[r]

Pada Mega Electronik Store, pengolahan data dalam hal pemesanan barang electronik masih dilakukan secara manual, dalam penulisan ilmiah ini akan dibahas tentang pembuatan