PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK
KEANEKARAGAMAN HAYATI
(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Padang Cermin Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012)
(Skripsi)
Oleh
EVRIANA DARMAYANTI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK
KEANEKARAGAMAN HAYATI
(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Padang Cermin Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012)
Oleh
EVRIANA DARMAYANTI
Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 2 Padang Cermin, diketahui bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa belum dikembangkan secara optimal. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu dengan menggunakan media kartu bergambar dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh penggunaan media kartu bergambar melalui model
pembelajaran kooperatif tipe STADterhadap kemampuan berpikir kreatif siswa; (2) mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa yang lebih tinggi antara
Evriana Darmayanti
mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model kooperatif tipe STAD.
Penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X1 dan siswa kelas X2 yang diambil dari populasi secara cluster random sampling. Data penelitian terdiri dari data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa data
kemampuan berpikir kreatif siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Data kualitatif berupa data aktivitas dan tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa; (2) rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen yaitu 66,30 lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu 55,23; (3) rata-rata aktivitas siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 77,43 dibandingkan kelas kontrol yaitu 70,58; dan (4) sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap media kartu bergambar dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan media kartu bergambar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pokok Keanekaragaman Hayati memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK
KEANEKARAGAMAN HAYATI
(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Padang Cermin Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012)
Oleh
EVRIANA DARMAYANTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI
(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Padang Cermin Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012)
Nama Mahasiswa : Evriana Darmayanti Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024028
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd. NIP 19700327 199403 2 001 NIP 19831015 200604 2 001
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M.Si.
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si. ……….………
Sekretaris : Berti Yolida, S.Pd., M.Pd. ……….
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed. ………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Taman Asri pada tanggal 30 April 1990 sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Danuri dan Ibu Suwarsi.
Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah TK PKK Taman Asri (1995-1996), SD Negeri 3 Taman Asri (1996-2002), SMP Negeri 2 Purbolinggo (2002-2005), dan SMA Negeri 1 Purbolinggo (2005-2008). Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswi Universitas Lampung melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi.
Penulis pernah menjadi asisten praktikum pada mata kuliah Genetika. Dan pada tahun 2011, penulis melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA N 2 Padang Cermin dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa Wates
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, kupersembahkan karya ini sebagai tanda cintaku kepada:
& Bapak dan Mamak tercinta yang tak pernah lelah mendidik dan membesarkanku dengan penuh cinta dan kasih sayang . Terima Kasih atas do’a, dukungan, dan pengorbanan yang telah diberikan selama ini. Mudah-mudahan nduk dapat membanggakan Bapak dan Mamak.
& Adikku tersayang Riczky Ramadan, yang selalu memberikan cinta dan do’a.
Terimakasih atas canda, tawa, tangis, dan do’a yang diberikan. Mudah-mudahan mbak bisa menjadi kakak terbaikmu.
& Keluarga besarku, yang selalu memotivasi dan mendukungku.
& Para pendidik, terimakasih atas ilmu yang diberikan.
& Sahabatku (Rindi Antika Saimona, Dewi Eka Susilowati, Dwi Susanti), yang tak pernah jenuh memberi masukan, motivasi, dan bantuan kepadaku dalam segala hal serta mendengarkan ceritaku. Terimakasih atas kebersamaannya selama ini.
& Pendampingku kelak.
M O T T O
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah
keadaan mereka sendiri”
(Q.S. Ar-Ra’d: 11)
“Kegagalan adalah satu-satunya kesempatan untuk memulai lagi dengan lebih cerdik”
(Henry Ford)
“Setiap pekerjaan yang kita lakukan harus disertai dengan niat ikhlas dan rasa tanggung jawab
sehingga hasil yang diperoleh maksimal”
(Irgi A. Fahrezi)
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Evriana Darmayanti
Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024028
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau
ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.
Bandar Lampung, Juli 2012 Yang menyatakan
SANWACANA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Kartu Bergambar melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Pokok
Keanekaragaman Hayati (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Padang Cermin Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012)”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung. 3. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi sekaligus Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan saran hingga skripsi ini dapat selesai.
4. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan saran hingga skripsi ini dapat selesai.
6. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembimbing Akademik serta dosen uji ahli materi, terima kasih atas kritik dan saran yang telah diberikan.
7. Bapak dan Ibu dosen pengajar serta staf di Jurusan PMIPA FKIP Unila, atas ilmu dan segala bantuan yang telah diberikan
8. Tamzir Zamka, S.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 2 Padang Cermin dan Embang Yuniar Rosmanawati, S.Pd., selaku guru mitra yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian.
9. Teristimewa Bapak, Mamak, adikku, dan keluarga besarku yang selalu
mendukung, memotivasi, dan mendo’akanku. Terima kasih untuk segalanya. 10.Team kartu bergambar dan teman seperjuanganku (Rindi, Eka, Dwi, Aulia,
Ardi, Prisilia A, Misriyanti), atas kerjasama dan pengertian yang diberikan. 11.Teman-teman di Pendidikan Biologi (Mandibula), kakak dan adik tingkat. 12.Keluargaku di asrama Sofi (Dewi Eka, Rita Asiah, Yunita Mustiani,
Rina Utami, Melinda Dwi, Mahfudziah, Titik, Laras Sewesti, dan Nurul Maghfiroh) atas kebersamaan dan persaudaraan yang diberikan.
13.Teman-teman KKN dan PPL (Bina Yusha, Yunida Aryani, Febriani Zulaika, Happy Komike, Nesty Rahayu, Nurrokhmah, Eti Nopita, Desi Ariyani, dan Rina Widia), terima kasih untuk kerjasamanya.
14.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Juli 2012 Penulis
DAFTAR ISI
B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 13
C. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 18
G. Mendeskripsikan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 37
H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa ... 38
I. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Media Kartu Bergambar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 40
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 43
B. Pembahasan ... 51
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 68
B. Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 70
LAMPIRAN 1. Silabus Pembelajaran ... 75
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 79
3. Lembar Kerja Kelompok ... 89
4. Soal Pretes Postes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 106
5. Angket Tanggapan Siswa ... 112
6. Data Hasil Penelitian ... 113
7. Analisis Statistik ... 129
8. Foto Penelitian ... 140
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Perhitungan skor perkembangan ... 16
2. Tingkat penghargaan kelompok ... 17
3. Indikator berpikir kreatif ... 20
4. Kriteria N-gain ... 35
5. Kriteria % peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa ... 35
6. Lembar penilaian kemampuan berpikir kreatif siswa ... 38
7. Kriteria kemampuan berpikir kreatif siswa ... 38
8. Lembar observasi aktivitas siswa ... 39
9. Klasifikasi persentase aktivitas siswa ... 39
10.Angket tanggapan siswa ... 40
11.Skor per soal angket ... 40
12.Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD . 41 13.Kriteria persentase angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD ... 42
14.Hasil uji normalitas nilai pretes, postes, dan N-gain kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 43
15.Hasil uji homogenitas nilai pretes, postes, dan N-gain kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 44
xvi
17.Hasil analisis rata-rata N-gain setiap indikator kemampuan berpikir
kreatif pada kelas eksperimen dan kontrol ... 46
18.Data peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 47
19.Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 48
20.Nilai pretes, postes, dan N-gain kelas eksperimen ... 113
21.Nilai pretes, postes, dan N-gain kelas kontrol... 114
22.Perhitungan skor kelompok... 115
23.Analisis butir soal pretes dan postes kelas eksperimen ... 116
24.Analisis butir soal pretes dan postes kelas kontrol ... 118
25.Analisis perindikator kemampuan berpikir kreatif pada soal pretes dan postes kelas eksperimen ... 120
26.Analisis perindikator kemampuan berpikir kreatif pada soal pretes dan postes kelas kontrol ... 122
27.Data aktivitas belajar siswa kelas eksperimen (pertemuan 1) ... 124
28.Data aktivitas belajar siswa kelas eksperimen (pertemuan 2) ... 125
29.Data aktivitas belajar siswa kelas kontrol (pertemuan 1)... 126
30.Data aktivitas belajar siswa kelas kontrol (pertemuan 2)... 127
31.Analisis data angket tanggapan siswa ... 128
32.Hasil uji normalitas pretes ... 129
33.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata pretes ... 129
34.Hasil uji perbedaan dua rata-rata pretes ... 130
35.Hasil uji normalitas postes ... 131
36.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata postes .... 131
37.Hasil uji perbedaan dua rata-rata postes... 131
xvii
39.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata N-gain ... 132
40.Hasil uji perbedaan dua rata-rata N-gain ... 133
41.Hasil uji normalitas N-gain indikator berpikir lancar (fluency) ... 133
42.Hasil uji kesamaan dua varians dan dan kesamaan dua rata-rata
N-gain indikator berpikir lancar (fluency)... 134
43.Hasil uji normalitas N-gain indikator berpikir luwes (flexibility) ... 135
44.Hasil uji kesamaan dua varians N-gain indikator berpikir luwes
(flexibility) ... 135
45.Hasil uji Mann-Whitney U indikator berpikir luwes (flexibility) ... 136
46.Hasil uji normalitas N-gain indikator berpikir orisinal (originality) ... 136
47.Hasil uji kesamaan dua varians dan dan kesamaan dua rata-rata
N-gain indikator berpikir orisinal (originality) ... 136
48.Hasil uji normalitas N-gain indikator kemampuan memerinci
(elaboration) ... 137
49.Hasil uji kesamaan dua varians dan dan kesamaan dua rata-rata
N-gain indikator kemampuan memerinci (elaboration) ... 137
50.Hasil uji normalitas N-gain indikator kemampuan menilai
(evaluation) ... 138
51.Hasil uji kesamaan dua varians dan dan kesamaan dua rata-rata
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 23 2. Desain pretes-postes kelompok non ekuivalen ... 26 3. Aktivitas belajar siswa ... 49 4. Tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar
melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD ... 50
5. Contoh jawaban siswa untuk indikator berpikir luwes (kelas
eksperimen) ... 58
6. Contoh jawaban siswa untuk indikator berpikir luwes (kelas kontrol) 59
7. Contoh jawaban siswa untuk indikator memerinci (kelas eksperimen) 60
8. Contoh jawaban siswa untuk indikator memerinci (kelas kontrol) ... 61
9. Contoh jawaban siswa untuk indikator berpikir lancar (kelas
eksperimen) ... 62
10.Contoh jawaban siswa untuk indikator berpikir lancar (kelas kontrol) 62
11.Contoh jawaban siswa untuk indikator berpikir orisinal (kelas
eksperimen) ... 64
12.Contoh jawaban siswa untuk indikator berpikir orisinal (kelas
kontrol) ... 64
13.Contoh jawaban siswa untuk indikator menilai (kelas eksperimen) .... 65
14.Contoh jawaban siswa untuk indikator menilai (kelas kontrol) ... 66
15.Siswa mengerjakan pretes/postes (kelas eksperimen) ... 140
16.Siswa berdiskusi menggunakan media kartu bergambar (kelas
eksperimen) ... 140
xix
18.Siswa melakukan presentasi (kelas eksperimen) ... 141
19.Siswa memperoleh penghargaan (kelas eksperimen) ... 142
20.Siswa mengerjakan pretes/postes (kelas kontrol) ... 142
21.Siswa berdiskusi menggunakan media gambar (kelas kontrol) ... 143
22.Siswa melakukan presentasi (kelas kontrol) ... 143
23.Contoh kartu bergambar (fauna asiatis) ... 144
24.Contoh kartu bergambar (fauna peralihan) ... 144
25.Contoh kartu bergambar (fauna australis) ... 144
26.Contoh kartu bergambar (flora Indonesia barat) ... 144
27.Contoh kartu bergambar (flora Indonesia tengah) ... 145
28.Contoh kartu bergambar (flora Indonesia timur) ... 145
29.Contoh kartu bergambar (kerusakan keanekaragaman hayati) ... 145
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan diberbagai bidang kehidupan menuntut manusia agar mampu
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Indonesia sebagai negara
berkembang menuntut adanya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) agar dapat menghadapi era globalisasi ini. Berpikir kreatif merupakan
modal dasar dalam menghadapi era globalisasi ini. Peningkatan SDM dapat
dilakukan dengan adanya pendidikan yang baik. Menurut Ruseffendi (dalam
Nugraha, 2010:1), salah satu indikator peningkatan SDM adalah terbentuknya
manusia yang kreatif. Liliasari (dalam Wulandari, 2011:1) menambahkan
bahwa proses pendidikan sains harus mempersiapkan siswa yang berkualitas
yaitu siswa yang sadar sains, memiliki nilai, sikap, dan keterampilan berpikir
tingkat tinggi sehingga akan muncul SDM yang dapat berpikir kritis, berpikir
kreatif, membuat keputusan, dan memecahkan masalah.
Pelajaran Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai
pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Salah satu
tujuan dari mata pelajaran Biologi agar peserta didik memiliki kemampuan
mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif dengan
2
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif, dan mandiri (BSNP,
2006:iv).
Berpikir kreatif berkaitan erat dengan kualitas hidup seseorang. Seseorang
akan memiliki kemampuan untuk melihat hidup sebagai pendidikan yang
berproses dan akan terus-menerus belajar untuk meningkatkan kualitas
hidupnya. Kemampuan berpikir kreatif dapat dikembangkan dalam pelajaran
IPA, termasuk Biologi. Menurut Jarvis (dalam Fauziah, 2011:99), siswa harus
diperkenalkan dengan IPA sebagai mata pelajaran yang menarik karena bisa
membantu memahami dunia dan diri sendiri. Oleh sebab itu, penting bagi
siswa mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya sehingga terjadi
transformasi pembelajaran IPA yaitu dari belajar dengan menghafal menjadi
belajar berpikir (Suastra dalam Fauziah, 2011:99). Pembelajaran IPA harus
bisa meningkatkan daya imajinasi, kreasi, dan logis dalam berpikir. Guru
memegang peranan penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir
kreatif siswa di sekolah (Sanjaya dalam Fauziah, 2011:99).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan dengan guru
biologi yang mengajar di kelas X SMA Negeri 2 Padang Cermin, diketahui
bahwa selama ini guru kurang mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
siswa terutama materi Keanekaragaman Hayati. Dari lima indikator berpikir
kreatif yang diamati yaitu fluency, flexibility, originality, elaboration, dan
evaluation, yang terlihat hanya indikator fluency pada aktivitas bertanya dan
menjawab pertanyaan. Hanya siswa tertentu yang menunjukkan aktivitas
3
pembelajaran masih rendah serta kurangnya keterampilan guru dalam
mengkombinasikan media dengan model yang sesuai dengan materi
pembelajaran.
Guru masih menggunakan metode ceramah yang disertai dengan diskusi.
Seharusnya guru mengubah paradigma pembelajaran yang semula berpusat
pada guru (teacher centered ), menjadi pembelajaran yang berpusat pada
siswa (students centered). Namun pada kenyataannya, proses pembelajaran
masih cenderung teacher centered sehingga siswa lebih banyak mendengarkan
penjelasan guru dan mencatat. Akibatnya siswa cenderung pasif, hanya
datang duduk diam, jarang bertanya, dan potensi yang dimiliki siswa kurang
berkembang terutama kemampuan berpikir kreatif siswa. Selain ceramah,
guru sesekali menggunakan diskusi, namun diskusi hanya didominasi oleh
siswa yang aktif berbicara serta membosankan bagi siswa yang lain karena
bersifat teoritis.
Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi dirasa tidak
cocok diterapkan pada materi Keanekaragaman Hayati, sebab karakteristik
materi tersebut tidak hanya menekankan pada penguasaan konsep saja, tetapi
juga keterampilan dalam memecahkan masalah. Materi tersebut berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari. Pada materi tersebut banyak materi berupa
gambar, sehingga penyampaiannya tidak cukup dengan ceramah. Hal ini
dapat diatasi dengan adanya media pembelajaran. Salah satu media yang
dapat digunakan untuk mengatasi kerumitan materi tersebut adalah kartu
4
Gambar yang ada pada kartu merupakan perwakilan dari wujud aslinya yang
tidak dapat dihadirkan di dalam kelas. Gambar-gambar tersebut dapat
memperjelas konsep yang abstrak dan tidak jelas menjadi konkret dan jelas.
Adanya kartu bergambar dapat menggantikan obyek yang sebenarnya dan
obyek yang berbahaya untuk diamati. Penggunaan media kartu bergambar
akan mempermudah penyampaian materi karena siswa tidak harus
membayangkan materi yang dipelajari.
Selain itu, guru belum memanfaatkan media dalam proses pembelajaran,
sehingga pembelajaran dirasakan kurang menarik perhatian siswa. Hal
tersebut membuat siswa bosan dan cenderung pasif. Kebosanan siswa
ditunjukkan dengan melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kegiatan
pembelajaran seperti mengobrol dan bercanda. Oleh karena itu, guru
diharapkan mampu memanfaatkan dan memilih media yang tepat untuk
memperlancar proses pembelajaran dalam upaya menguasai kompetensi yang
diharapkan sehingga terjadi pembelajaran yang menyenangkan untuk
membangkitkan keinginan, minat serta motivasi siswa dalam belajar.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa
umumnya relatif rendah. Kenyataan di SMA Negeri 2 Padang Cermin juga
menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah.
Suparman (2005:ii) melakukan penelitian tentang berpikir kreatif pada siswa
SMP Negeri 12 Bandung dan didapatkan hasil yang menunjukkan
5
penelitian Wulan (2010:78) juga menunjukkan bahwa kemampuan berpikir
kreatif siswa SMP Negeri 4 Cimahi masih berada pada kategori rendah.
Banyak ahli berpendapat bahwa 75% dari pengetahuan manusia sampai ke
otaknya melalui mata dan yang selebihnya melalui pendengaran dan
indera-indera yang lain (Suleiman, 1988:12). Salah satu media yang dapat digunakan
untuk memenuhi harapan tersebut adalah kartu bergambar. Media kartu
bergambar merupakan media berbasis visual dimana pesan disajikan dalam
bentuk kartu yang berisi gambar dan tulisan sehingga menumbuhkan minat
siswa serta memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia
nyata (Yani, 2011:42). Hasil penelitian Muzaffar (2011:2) juga menunjukkan
bahwa penggunaan media kartu bergambar dapat meningkatkan kreativitas
menulis pada pembelajaran Bahasa Inggris.
Menurut Suyitno (2000:37), untuk menunjang kelancaran pembelajaran
disamping pemilihan metode yang tepat juga perlu digunakan suatu media
pembelajaran yang sangat berperan dalam membimbing abstraksi siswa.
Salah satu model pembelajaran yang dapat dikombinasikan dengan media
kartu bergambar untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa
yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division
(STAD). Hal ini didukung oleh Vygotsky (dalam Muliyani, 2011:4) yang
menyatakan bahwa STAD dapat membantu siswa memahami konsep-konsep
IPA yang sulit serta menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis dan
6
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hasil
penelitian Mustami (2007:ii) menunjukkan bahwa STAD dalam pembelajaran
sains, khususnya biologi pada siswa SMP kota Makassar dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif, sikap kreatif, dan penguasaan materi biologi.
Demikian pula dengan penelitian Muliyani (2011:ii), bahwasanya model
STAD meningkatkan kemampuan berpikir kreatif serta prestasi belajar siswa.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 2
Padang Cermin menggunakan media kartu bergambar melalui model STAD,
sehingga diharapkan akan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
siswa. Dalam hal ini, peneliti akan memfokuskan pada materi
Keanekaragaman Hayati yang dipelajari pada kelas X semester genap.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Adakah pengaruh yang signifikan dari penggunaan media kartu bergambar
melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan
berpikir kreatif siswa?
2. Apakah kemampuan berpikir kreatif siswa dengan media kartu bergambar
dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi jika
dibandingkan dengan diskusi dan gambar?
3. Adakah pengaruh penggunaan media kartu bergambar melalui model
7
4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar
melalui model kooperatif tipe STAD?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran
kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.
2. Kemampuan berpikir kreatif siswa yang lebih tinggi antara pembelajaran
yang menggunakan media kartu bergambar dan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dibandingkan dengan diskusi dan gambar.
3. Pengaruh penggunaan media kartu bergambar melalui model kooperatif tipe
STAD dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.
4. Tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui
model kooperatif tipe STAD.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi guru biologi yaitu dapat menambah pengetahuan dalam menerapkan
model pembelajaran yang bervariasi dan menjadikan media kartu
bergambar sebagai alternatif media pembelajaran untuk menggali
8
2. Bagi siswa yaitu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan
bermakna, serta mendapatkan pengalaman belajar yang berbeda, sehingga
mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar.
3. Bagi peneliti yaitu memberikan wawasan dan pengalaman bagi peneliti
sebagai calon guru untuk menggali kemampuan berpikir kreatif siswa.
4. Bagi sekolah yaitu meningkatkan mutu pembelajaran biologi sekolah
dalam rangka perbaikan proses pembelajaran khususnya mata pelajaran
biologi.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Media kartu bergambar yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu
set kartu yang berisi gambar dan keterangan mengenai Keanekaragaman
Hayati Indonesia dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya
alam dengan ukuran 10x7 cm.
2. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD yang digunakan
dalam penelitian ini sebagai berikut: penyampaian tujuan pembelajaran,
membentuk kelompok yang beranggota enam sampai tujuh orang secara
heterogen, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan
penghargaan kelompok.
3. Indikator kemampuan berpikir kreatif yang diamati adalah berpikir lancar
(fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinal (originality),
9
4. Aktivitas belajar siswa yang diamati pada saat diskusi dan presentasi
adalah mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengajukan
pendapat atau bertahan terhadapnya, dan bekerjasama dalam kelompok.
5. Materi dalam penelitian ini adalah materi pokok Keanekaragaman Hayati
dengan kompetensi dasar mengkomunikasikan Keanekaragaman Hayati
Indonesia, dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam (KD
3.2).
6. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Padang
Cermin dengan subyek penelitian siswa kelas X1 sebagai kelas eksperimen
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Kartu Bergambar
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau penghantar.
Menurut bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan (Arsyad, 2007:3).
Briggs (dalam Sadiman, 2008:6) berpendapat bahwa media adalah segala alat
fisik yang dapat menyampaikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2007:3) mengatakan bahwa media secara
garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Sedangkan
Gagne (dalam Sadiman, 2008:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk
belajar.
Solihatin (2007:23) menyatakan bahwa manfaat media dalam proses
pembelajaran adalah untuk memperlancar interaksi antara guru dengan siswa
sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Hamalik (dalam
Arsyad, 2007:15) menambahkan bahwa pemakaian media pembelajaran
11
baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Berdasarkan pendapat Sadiman (2008:17-18), secara umum media pendidikan
mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
a. Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan gambar, film, atau
model.
b. Objek yang kecil bisa dibantu dengan film, gambar, dan sebagainya.
c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan
timelapse.
d. Kejadian yang terjadi di masa lampau bisa ditampilkan lagi lewat
rekaman film, video, dan foto.
3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif siswa. Media pendidikan berguna untuk:
a. Menimbulkan kegairahan belajar.
b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan
lingkungan dan kenyataan.
c. Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan
minatnya.
Sudjana dan Ahmad (2010:3) mengungkapkan bahwa ada beberapa jenis
12
media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun,
komik, dan lain-lain. Media grafis disebut juga media dua dimensi yaitu
media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Kedua, media tiga dimensi
yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model
penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama, dan lain-lain.
Ketiga, media proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP, dan
lain-lain. Keempat, penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.
Salah satu media pembelajaran adalah kartu bergambar. Berdasarkan
pendapat tersebut, kartu bergambar termasuk ke dalam media grafis. Media
kartu atau flash card diperkenalkan oleh Glenn Doman, seorang dokter ahli
bedah otak dari Philadelpia, Pennsylvania. Flash card adalah kartu-kartu
bergambar yang dilengkapi oleh kata-kata (Herlina, 2011:8). Menurut KBBI,
kartu adalah kertas tebal yang berbentuk persegi panjang. Media bergambar
ini terbuat dari kertas tebal atau karton berukuran 17×22 cm yang tengahnya
terdapat gambar materi yang sesuai dengan pokok bahasan dan dirancang
untuk membantu mempermudah dalam belajar (Prapita, 2009:5).
Yani (2011:42) menyatakan bahwa kartu bergambar merupakan salah satu
implementasi dari media berbasis visual yakni pesan yang dituangkan dalam
bentuk tulisan dan gambar yang disajikan dalam ukuran seperti kartu. Kartu
bergambar biasanya berukuran 8x12 cm atau disesuaikan dengan besar
kecilnya kelas yang dihadapi. Arsyad (2007:120-121) menambahkan bahwa
gambar yang terdapat pada kartu menjadi petunjuk dan rangsangan bagi siswa
13
Sadiman (2008:29-30) menyatakan beberapa kelebihan media bergambar
diantaranya adalah :
1. Sifatnya konkret, lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan
dengan media verbal semata.
2. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek, atau
peristiwa dapat dibawa ke kelas dan tidak selalu dapat siswa dibawa ke
objek atau peristiwa tersebut.
3. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
4. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat
usia berapa saja sehingga dapat mencegah kesalahpahaman.
5. Harganya murah, mudah diperoleh, dan digunakan tanpa memerlukan
peralatan khusus.
Sedangkan kelemahan dari media bergambar menurut Sadiman (2008:31)
yaitu:
1. Hanya menekankan persepsi indera mata.
2. Benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
3. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Model cooperative learning beranjak dari dasar pemikiran getting better
together yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih
luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh dan
mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan-keterampilan
14
siswa tidak hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam
pembelajaran, tetapi bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus
mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain. Model ini
mampu merangsang dan menggugah potensi siswa secara optimal dalam
suasana belajar pada kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari dua sampai
enam orang siswa (Stahl dalam Komalasari, 2010:217).
Tidak semua belajar kelompok bisa dianggap cooperative learning. Ada lima
unsur model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan agar mendapat
hasil yang maksimal, yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab
perseorangan, tatap muka, komunikasi antaranggota, dan evaluasi proses
kelompok (Roger dan Johnson dalam Muliyani, 2011:3). Walaupun prinsip
dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah, namun terdapat beberapa variasi
dari model tersebut, dan salah satu diantaranya adalah STAD (Student Team
Achievement Division).
Menurut Slavin (dalam Soetjipto, 2009:53-55) pada pembelajaran kooperatif
tipe STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat sampai
lima orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin,
dan suku. Guru menyajikan pelajaran, siswa bekerja dalam tim mereka untuk
memastikan seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut dan
seluruh siswa dikenakan kuis mengenai materi itu. Dinyatakan juga bahwa
dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, terdapat lima komponen utama
yang harus diterapkan yaitu pengaturan kelompok, penyajian kelas, tes atau
15
Rusman (2010:215) menyatakan bahwa langkah-langkah pembelajaran
kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:
1. Penyampaian tujuan dan motivasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran
tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
2. Pembagian kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya
terdiri dari enam sampai tujuh siswa yang memprioritaskan heterogenitas
(keragaman) kelas dalam prestasi akademik, jenis kelamin, dan ras atau
etnik.
3. Presentasi dari guru
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan
tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta
pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi
siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Di dalam proses
pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan atau
masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan juga
tentang keterampilan yang diharapkan dikuasai siswa, tugas, dan pekerjaan
yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya.
4. Kegiatan belajar dalam tim
Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan
lembar kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua
anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama
16
dorongan, dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri
terpenting dari STAD.
5. Kuis (evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi
yang dipelajari juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja
masing-masing kelompok. Siswa diberikan kuis secara individual untuk
menjamin agar siswa secara individu bertanggungjawab kepada diri sendiri
dalam memahami bahan ajar tersebut.
6. Penghargaan prestasi tim
Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan
angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas
keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru.
Menurut Slavin (dalam Trianto, 2011:71-72) penghargaan kelompok dapat
dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Menghitung skor individu
Perhitungan perkembangan skor individu dimaksudkan agar siswa terpacu
untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai dengan kemampuannya.
Adapun perhitungan skor perkembangan individu dihitung seperti pada
Tabel 1.
Tabel 1. Perhitungan Skor Perkembangan
Nilai Tes Skor Perkembangan
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 10 hingga 1 poin di bawah skor awal Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal Lebih dari 10 poin di atas skor awal
Nilai sempurna (tanpa memerhatikan skor awal)
17
2. Menghitung skor kelompok
Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan
anggota kelompok yaitu dengan menjumlah semua skor perkembangan
yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota
kelompok. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok,
diperoleh kategori skor kelompok seperti tercantum pada Tabel 2.
Tabel 2. Tingkat Penghargaan Kelompok
Rata-rata Tim Predikat
0 ≤ X ≤ 5 5 ≤ X ≤ 15 15 ≤ X ≤ 25 25 ≤ X ≤ 30
- Tim baik Tim hebat Tim super
3. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok
Setelah masing-masing kelompok memperoleh predikat, guru memberikan
hadiah/penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan
predikatnya.
Menurut Slavin (dalam Sunarto, 2009:9) kelebihan STAD antara lain: siswa
lebih mampu mendengar, menerima, dan menghormati orang lain; siswa
mampu mengidentifikasi akan perasaannya, juga perasaan orang lain; siswa
dapat menerima pengalaman dan dimengerti orang lain; siswa mampu
meyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu orang lain dan
meyakinkan dirinya untuk saling memahami dan mengerti; serta mampu
mengembangkan potensi yang berdaya guna, kreatif, dan bertanggungjawab.
18
C. Kemampuan Berpikir Kreatif
Arifin (dalam Siti, 2010:9) menyatakan bahwa keterampilan berpikir
dikelompokkan menjadi dua golongan besar yaitu keterampilan berpikir dasar
dan keterampilan berpikir kompleks. Costa (dalam Siti, 2010:9)
menambahkan bahwa keterampilan berpikir dasar meliputi kualifikasi,
klasifikasi, hubungan variabel, transformasi, dan hubungan sebab akibat.
Sedangkan keterampilan berpikir kompleks meliputi pemecahan masalah,
pengambilan keputusan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif.
Menurut Sizer (dalam Johnson, 2007:181-182) sekolah artinya belajar
menggunakan pikiran dengan baik, berpikir kreatif menghadapi
persoalan-persoalan penting, serta menanamkan kebiasaan untuk berpikir.
Menggunakan keahlian berpikir dalam tingkatan yang lebih tinggi dalam
konteks yang benar mengajarkan kepada siswa kebiasaan berpikir mendalam,
kebiasaan menjalani hidup dengan pendekatan yang cerdas, seimbang, dan
dapat dipertanggungjawabkan. Berpikir kreatif adalah kegiatan mental yang
memupuk ide-ide asli dan pemahaman-pemahaman baru.
Guilford (dalam Munandar, 2004:10) menyatakan bahwa ciri-ciri berpikir
kreatif meliputi kelancaran, kelenturan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam
berpikir. Senada dengan Guilford, Filsaime (dalam Fauziah, 2011:100)
menyatakan bahwa berpikir kreatif adalah proses berpikir yang memiliki
ciri-ciri kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), dan
memerinci atau elaborasi (elaboration). Kelancaran adalah kemampuan
19
Keluwesan adalah kemampuan untuk mengeluarkan banyak ide atau gagasan
yang beragam dan tidak monoton dengan melihat dari berbagai sudut pandang.
Originalitas adalah kemampuan untuk mengeluarkan ide atau gagasan yang
unik dan tidak biasanya, misalnya yang berbeda dari yang ada di buku atau
berbeda dari pendapat orang lain. Elaborasi adalah kemampuan untuk
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi dan menambah detail dari ide
atau gagasannya sehingga lebih bernilai.
Cropley (dalam Munandar, 2004:9) mengemukakan bahwa kemampuan
berpikir kreatif adalah kemampuan menciptakan gagasan, mengenal
kemungkinan alternatif, melihat kombinasi yang tidak diduga, memiliki
keberanian untuk mencoba sesuatu yang tidak lazim, dan sebagainya.
Sedangkan Johnson (2007:214-215) berpikir kreatif adalah sebuah kebiasaan
dari pikiran yang dilatih dengan memerhatikan intuisi, menghidupkan
imajinasi, mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru, membuka sudut
pandang yang menakjubkan, dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga.
Berpikir kreatif membutuhkan ketekunan, disiplin diri, dan perhatian penuh
yang meliputi aktivitas mental seperti:
1. Mengajukan pertanyaan.
2. Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan
pikiran terbuka.
3. Membangun keterkaitan, khususnya di antara hal-hal yang berbeda.
4. Menghubungkan berbagai hal dengan bebas.
5. Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan
20
6. Mendengarkan intuisi.
Menurut William (dalam Munandar, 1985:88-90) ciri-ciri kemampuan berpikir
kreatif (aptitude) meliputi berpikir lancar, luwes, orisinal, kemampuan
memperinci, dan menilai. Tabel berikut menguraikan aptitude dengan
memberikan perumusan (definisi) yang menjelaskan konsepnya serta contoh
perilaku siswa yang mencerminkan ciri-ciri tersebut sebagai tuntunan bagi
guru.
Tabel 3. Indikator Berpikir Kreatif menurut William (dalam Munandar, 1985:88-90)
No. Indikator Berpikir
Kreatif Definisi Perilaku Siswa 1. Berpikir lancar
(fluency) Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian
masalah atau pertanyaan.
Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai
Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan. Mempunyai banyak gagasan
mengenai suatu masalah. Lancar mengungkapkan
gagasan-gagasannya. Bekerja lebih cepat dan
melakukan lebih banyak daripada anak-anak lain. Dapat dengan cepat melihat
kesalahan atau kekurangan pada suatu obyek atau situasi. 2. Berpikir luwes
(flexibility) Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi.
Dapat melihat suatu masalah dari sudut
Memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak lazim terhadap suatu obyek. Memberikan macam-macam
penafsiran (interpretasi) terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah.
Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang
berbeda-beda.
21
mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai posisi yang berbeda atau bertentangan dari mayoritas kelompok.
Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan
macam-Mampu mengubah arah berpikir secara spontan. 3. Berpikir
orisinal (originality)
Mampu melahirkan ungkapan yang baru atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain. Mempertanyakan cara-cara
yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru.
Memilih asimetri dalam menggambar atau membuat desain.
Memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain.
Setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan penyelesaian yang baru. Lebih senang mensintesis
daripada menganalisa situasi.
Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban
Mencoba atau menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan ditempuh.
22
Memberi pertimbangan atas dasar sudut pandangnya sendiri.
Menentukan pendapat sendiri mengenai suatu hal.
Menganalisis masalah atau penyelesaian secara kritis dengan selalu menanyakan “Mengapa ?”.
Mempunyai alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk mencapai suatu keputusan.
Merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang tercetus.
Pada waktu tertentu tidak menghasilkan gagasan-gagasan tetapi menjadi peneliti atau penilai yang kritis.
Menentukan pendapat atau bertahan terhadapnya.
D. Kerangka Pikir
Kemampuan berpikir kreatif siswa SMA Negeri 2 Padang Cermin masih
rendah. Hal ini disebabkan oleh pembelajaran yang masih teacher centered,
sehingga diperlukan model pembelajaran yang dapat mengubah paradigma
pembelajaran teacher centered menjadi students centered.
Salah satu model pembelajaran yang dapat mengubah pembelajaran menjadi
students centered yaitu STAD. STAD dapat mengembangkan kemampuan
berpikir kreatif siswa. Seluruh tahapan STAD kemungkinan dapat melatih
aspek fluency, flexibility, originality, dan elaboration dalam kemampuan
23
Media kartu bergambar yang digunakan dalam model pembelajaran kooperatif
tipe STAD kemungkinan dapat meningkatkan kreativitas siswa karena kartu
bergambar menyajikan gambar yang disertai kata-kata sesuai dengan materi
sehingga siswa memiliki cara berpikir yang berbeda-beda dalam
mengungkapkan keterkaitan antara gambar dengan materi. Keanekaragaman
Hayati memuat konsep berupa klasifikasi makhluk hidup yang beraneka
ragam, sehingga tidak memungkinkan untuk menghadirkan obyek asli sebagai
sumber belajar. Adanya kartu bergambar membantu siswa dalam
memperjelas konsep yang abstrak menjadi konkret.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang menggunakan dua
kelas. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk membandingkan
kemampuan berpikir kreatif siswa yang pembelajarannya menggunakan media
kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
pembelajaran yang menggunakan metode diskusi pada materi pokok
Keanekaragaman Hayati. Hubungan antara variabel tersebut digambarkan
dalam diagram berikut ini:
Keterangan: X = Media kartu bergambar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD;
Y= Kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pokok Keanekaragaman Hayati.
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
24
E. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. H0 = Tidak ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan media kartu
bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD
terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.
H1 = Ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan media kartu
bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD
terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.
2. H0 = Kemampuan berpikir kreatif siswa pada penggunaan media kartu
bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD sama
dengan diskusi dan gambar.
H1 = Kemampuan berpikir kreatif siswa pada penggunaan media kartu
bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih
tinggi jika dibandingkan dengan diskusi dan gambar.
3. Penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran
kooperatif tipe STAD meningkatkan aktivitas belajar siswa.
4. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan
media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe
25
III. METODE PENELITIAN
A.Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2012 semester genap tahun
ajaran 2011/2012 di SMA Negeri 2 Padang Cermin.
B.Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap
SMA Negeri 2 Padang cermin tahun ajaran 2011/2012. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sampel tersebut adalah
siswa kelas X1 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X2 sebagai kelas
kontrol yang masing-masing berjumlah 36 dan 33 siswa. Margono (2005:127)
menyatakan bahwa cluster random sampling yaitu populasi tidak terdiri dari
individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau
cluster misalnya kelas sebagai cluster.
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes
kelompok tak ekuivalen. Kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
menggunakan kelas yang ada dengan kondisi yang homogen. Kelas
26
pembelajaran kooperatif tipe STAD, sedangkan kelas kontrol menggunakan
diskusi dan gambar. Hasil pretes dan postes pada kedua kelas subyek
dibandingkan.
Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kelompok pretes perlakuan postes I O1 X O2 II O1 O2
Keterangan: I = Kelompok eksperimen; II = Kelompok kontrol; O1 = Pretes; O2 = Postes; X = Perlakuan media kartu bergambar dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (dimodifikasi dari Hadjar, 1999:335).
Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok non ekuivalen
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut:
a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan
diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
d. Membuat media pembelajaran yang akan di uji ahli. Media yang
27
Cara membuat kartu bergambar sebagai berikut:
1. Membagi materi pokok Keanekaragaman Hayati ke dalam tujuh
tema: fauna asiatis, fauna peralihan, fauna australis, flora Indonesia
barat, flora Indonesia tengah, flora Indonesia timur, dan peran
keanekaragaman hayati.
2. Menentukan gambar dan materi yang akan disajikan dalam kartu
untuk tiap-tiap tema. Masing-masing tema terdiri dari empat buah
kartu. Masing-masing kartu terdiri dari satu gambar dan cuplikan
materi.
3. Mendesain kartu dengan menggunakan program Microsoft Office
Publisher.
4. Mendesain logo belakang kartu dengan menggunakan program
AAA Logo 2010.
5. Mencetak kartu dengan menggunakan printer di atas kertas bc
berwarna putih polos.
6. Menggunting kartu dengan rapi.
7. Melaminating kartu agar kartu lebih awet dan mudah digunakan.
e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus
Pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar
Kerja Kelompok (LKK) dan soal pretes/postes berupa soal uraian.
f. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.
g. Membuat angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan media kartu bergambar dan model pembelajaran
28
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran yang menggunakan media kartu
bergambar dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk kelas
eksperimen, dan menggunakan diskusi dan gambar untuk kelas kontrol di
SMA Negeri 2 Padang Cermin. Penelitian ini direncanakan sebanyak dua
kali pertemuan, pertemuan pertama membahas tentang keanekaragaman
hayati Indonesia dan pada pertemuan kedua membahas tentang usaha
pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam, dengan langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut:
A. Kelas Eksperimen
1) Pendahuluan
a. Siswa mengerjakan pretes berupa soal uraian pada pertemuan I
mengenai keanekaragaman hayati Indonesia dan usaha
pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam.
b. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran.
c. Siswa diberikan apersepsi:
Pertemuan I: “Apa yang dimaksud dengan biogeografi? Apa
yang dimaksud spesies endemik? Berikan contohnya!”
Pertemuan II: “Sebutkan kegiatan manusia yang dapat merusak
dan melestarikan keanekaragaman hayati?”
d. Siswa diberikan motivasi:
Pertemuan I: “Apa yang kalian ketahui mengenai keragaman
29
terbentuk? Bagaimana dampak sistem pertanian monokultur
terhadap keanekaragaman hayati?”
Pertemuan II: “Bagaimana cara kalian mencintai alam? Apa
yang akan terjadi jika manusia terus menerus mengeksploitasi
sumber daya secara berlebihan? Lalu bagaimana cara
memanfaatkan sumber daya alam tetapi tidak merusak
keanekaragaman hayati?”
e. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai
langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran.
2) Kegiatan inti
a. Siswa dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok,
masing-masing kelompok terdiri dari enam sampai tujuh orang secara
heterogen. Siswa diminta bergabung dengan kelompok
masing-masing.
b. Siswa diberikan materi pelajaran mengenai keanekaragaman
hayati Indonesia (pertemuan I), dan usaha pelestarian serta
pemanfaatan sumber daya alam (pertemuan II).
c. Setiap kelompok dibagikan satu set kartu bergambar beserta
Lembar Kerja Kelompok (LKK). Kartu bergambar digunakan
sebagai panduan dalam mengerjakan LKK.
d. LKK harus dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
Anggota yang sudah mengerti menjelaskan kepada anggota
30
anggota kelompok akan menentukan perkembangan skor
kelompok.
e. Setelah LKK selesai dikerjakan, siswa diminta mengumpulkan
LKK. Selanjutnya, diadakan presentasi LKK.
f. Penyajian dari tiap kelompok dievaluasi dan menambahkan jika
ada materi yang terlewatkan oleh kelompok penyaji.
3) Penutup
a) Mengulas kembali materi yang telah dipelajari.
b) Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
c) Siswa diberi informasi tentang materi untuk pertemuan yang
akan datang.
d) Siswa diberikan postes pada akhir pembelajaran di pertemuan II
berupa soal uraian yang sama dengan soal pretes.
e) Siswa diberikan penghargaan kelompok seperti tim super, tim
hebat, dan tim baik.
B. Kelas Kontrol
1) Pendahuluan
a) Siswa mengerjakan pretes pada pertemuan I berupa soal uraian
mengenai keanekaragaman hayati Indonesia dan usaha
pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam.
31
c) Siswa diberikan apersepsi:
Pertemuan I: “Apa yang dimaksud dengan biogeografi? Apa
yang dimaksud spesies endemik? Berikan contohnya!”
Pertemuan II: “Sebutkan kegiatan manusia yang dapat merusak
dan melestarikan keanekaragaman hayati?”
d) Siswa diberikan motivasi:
Pertemuan I: “Apa yang kalian ketahui mengenai keragaman
dan keanekaragaman? Bagaimana keanekaragaman hayati dapat
terbentuk? Bagaimana dampak sistem pertanian monokultur
terhadap keanekaragaman hayati?”
Pertemuan II: “Bagaimana cara kalian mencintai alam? Apa
yang akan terjadi jika manusia terus menerus mengeksploitasi
sumber daya secara berlebihan? Lalu bagaimana cara
memanfaatkan sumber daya alam tetapi tidak merusak
keanekaragaman hayati?”
2) Kegiatan inti
a) Siswa dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok (setiap
kelompok berjumlah enam sampai tujuh orang dan pembagian
kelompok dilakukan pada pertemuan pertama).
b) Setiap kelompok dibagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK)
mengenai keanekaragaman hayati Indonesia (pertemuan I), dan
usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam
32
c) Guru berkeliling untuk membimbing setiap kelompok dalam
mengerjakan LKK.
d) Setelah LKK selesai dikerjakan, siswa diminta
mengumpulkannya.
e) Setiap kelompok melakukan presentasi LKK.
3) Penutup
a) Mengulas kembali materi yang telah dipelajari.
b) Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
c) Siswa diberi informasi tentang materi untuk pertemuan yang
akan datang.
d) Siswa mengerjakan postes pada akhir pembelajaran pertemuan
II berupa soal uraian yang sama dengan soal pretes.
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:
1) Jenis Data
a) Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu berupa data kemampuan berpikir kreatif siswa
pada materi pokok Keanekaragaman Hayati yang diperoleh dari nilai
pretesdan postes. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan
33
b) Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data aktivitas siswa selama proses pembelajaran
dan tanggapan siswa terhadap media kartu bergambar dan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2) Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:
a) Pretes dan Postes
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tenik tes. Kemampuan
berpikir kreatif siswa diukur dengan memberikan soal tes berbentuk
uraian. Tes ini dapat menuntut kemampuan berpikir kreatif siswa untuk
dapat memunculkan ide baru, gagasan atau jawaban yang bervariasi
sehingga sangat cocok untuk menguji kemampuan berpikir kreatif
siswa. Data kemampuan berpikir kreatif berupa nilai pretes dan postes.
Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik
eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postesdiambil di akhir
pembelajaran pada pertemuan kedua setiap kelas, baik eksperimen
maupun kontrol.
Teknik penskoran nilai pretes dan postesyaitu :
S=RN x 100
34
b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang
diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin
kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar
observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang
diamati yaitu mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan,
mengungkapkan pendapat atau bertahan terhadapnya, dan bekerja
sama dalam kelompok.
c) Angket Tanggapan Siswa
Angket tanggapan siswa berisi semua pendapat siswa mengenai
penggunaan media kartu bergambar dan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran yang dilakukan. Angket
berisi tujuh pernyataan, empat pernyataan positif dan tiga pernyataan
negatif. Siswa diberikan dua pilihan jawaban yang terdiri dari setuju
dan tidak setuju.
F. Teknik Analisis Data
Data penelitian berupa nilai pretes, postes, dan skor N-gain. Skor N-gain
diperoleh dengan menggunakan rumus Hake (1999:1) yaitu:
N-gain=Spost-Spre
Smax-Spre
35
Tabel 4. Kriteria N-gain
N-gain Kriteria
Sedangkan untuk mengukur peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa
digunakan rumus sebagai berikut:
Peningkatan= Nilai akhir - Nilai awal
Tabel 5. Kriteria Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif oleh Siswa
Nilai pretes, postes, dan skor N-gain pada kelompok kontrol dan eksperimen
dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 16 yang
sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:
1) Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program
SPSS versi 16.
a) Hipotesis
Ho : Sampel berdistribusi normal
36
b) Kriteria Pengujian
Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga
yang lainnya (Pratisto, 2004:5).
2) Uji Homogenitas Data
Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan
dengan uji kesamaan dua varian dengan menggunakan uji Barlett melalui
program SPSS versi 16.
a) Hipotesis
Ho : Kedua sampel mempunyai varian sama
H1 : Kedua sampel mempunyai varian berbeda
b) Kriteria Uji
- Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima
- Jika F hitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak
(Pratisto, 2004:13).
3) Pengujian Hipotesis
Hipotesis diuji dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji
perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 16.
1) Uji Kesamaan Dua Rata-rata
a) Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama
H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama
b) Kriteria Uji
37
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak
(Pratisto, 2004:13).
2) Uji Perbedaan Dua Rata-rata
a) Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen sama dengan
kelas kontrol.
H1 = Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen lebih tinggi dari
kelas kontrol.
b) Kriteria Uji
- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak
(Pratisto, 2004:10).
G. Mendeskripsikan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran Biologi dideskripsikan
dengan langkah sebagai berikut:
1) Menjumlahkan skor seluruh siswa.
2) Menentukan skor tiap indikator kemampuan berpikir kreatif dengan
menggunakan rumus:
S=NR×100
38
3) Menentukan kriteria kemampuan berpikir kreatif siswa sebagai berikut:
Tabel 6. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
No. Nama
Siswa Berpikir Skor pada Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Lancar Berpikir Luwes Berpikir Orisinal Memerinci Mengevaluasi
No.
Catatan : Berilah skor pada setiap item yang sesuai (dimodifikasi dari Paidi, 2010:8).
4) Setelah data diolah dan diperoleh nilainya, maka kemampuan
berpikir kreatif siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut:
Tabel 7. Kriteria Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Nilai Kriteria (dimodifikasi dari Hake, 1999:1).
H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data
yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis menggunakan
indeks aktivitas siswa. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:
1) Menghitung persentase aktivitas menggunakan rumus:
39
Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai (dimodifikasi dari Arikunto, 2009:183).
Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa: A. Mengajukan pertanyaan:
1) Tidak mengajukan pertanyaan
2) Mengajukan pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi 3) Mengajukan pertanyaan yang relevan dengan materi B. Menjawab pertanyaan:
1) Tidak menjawab pertanyaan
2) Menjawab pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi 3) Menjawab pertanyaan yang relevan dengan materi
C. Mengungkapkan pendapat atau bertahan terhadapnya: 1) Tidak mengungkapkan pendapat
2) Mengungkapkan pendapat tetapi tidak relevan dengan materi 3) Mengungkapkan pendapat yang relevan dengan materi
D. Bekerjasama dalam kelompok:
1) Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja)
2) Bekerjasama tetapi hanya dengan satu atau dua teman 3) Bekerjasama dengan semua anggota kelompok
2) Menafsirkan atau menentukan kategori persentase aktivitas siswa sesuai
klasifikasi pada Tabel 9.
Tabel 9. Klasifikasi Persentase Aktivitas Siswa
40
I. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Media Kartu Bergambar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Data tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan media
kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD
dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi tujuh
pernyataan yang terdiri dari empat pernyataan positif dan tiga pernyataan
negatif. Daftar pernyataan dalam angket tanggapan siswa adalah sebagai
berikut:
Tabel 10. Angket Tanggapan Siswa
No Pernyataan-pernyataan S TS
1. Saya senang mempelajari materi pokok keanekaragaman hayati melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru.
2. Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru. 3. Media dan model pembelajaran yang diberikan kepada saya
tidak memberi kesempatan untuk berpikir kreatif.
4. Saya belajar menggunakan kemampuan sendiri melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru.
5. Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
6. Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKK melalui media dan model pembelajaran diberikan oleh guru.
7. Saya dapat mengarahkan sendiri cara belajar saya melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:
1) Skor angket
Tabel 11. Skor per Soal Angket
Skor per soal angket
1 0
Pernyataan positif S TS
Pernyataan negatif TS S