PENGARUH PENYUNGKUPAN TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) PADA INTERVAL WAKTU TERTENTU DALAM 24 JAM
TERHADAP TINGKAT SERANGAN KUMBANG DAUN (Chrysomelidae)
Oleh
N
N
o
o
v
v
i
i
t
t
a
a
s
s
a
a
r
r
i
i
D
D
a
a
r
r
w
w
i
i
n
n
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Proteksi Tanaman
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PENGARUH PENYUNGKUPAN TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) PADA INTERVAL WAKTU TERTENTU DALAM 24 JAM
TERHADAP TINGKAT SERANGAN KUMBANG DAUN (Chrysomelidae) Oleh
Novitasari Darwin
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penyungkupan tanaman sawi pada interval waktu tertentu dalam 24 jam terhadap tingkat serangan kumbang daun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2010 pada pertanaman sawi di kawasan Perumnas Way Kandis, Tanjung Senang, Bandar Lampung. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), dengan delapan perlakuan penyungkupan dan tiga ulangan, sehingga terdapat 24 satuan
percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterjadian serangan kumbang daun pada tanaman yang disungkup terus (kontrol 1) lebih rendah secara nyata daripada keterjadian pada tanaman yang tidak disungkup, yaitu 40,0% versus 91,4%. Keterjadian serangan pada tanaman yang disungkup pada waktu fajar (pukul 02.00 – 06.00) atau pagi (pukul 06.00 – 10.00) tidak berbeda nyata dengan keterjadian pada kontrol 2 (tanaman tidak disungkup). Sementara itu keterjadian serangan pada tanaman yang disungkup pada waktu siang (pukul 10.00 – 14.00) atau sore (pukul 14.00 – 18.00) tidak berbeda nyata dengan keterjadian pada kontrol 1 (tanaman disungkup terus-menerus). Hal itu berarti bahwa
penyungkupan tanaman pada waktu fajar atau pagi tidak efektif dalam menekan keterjadian serangan kumbang daun. Sebaliknya, penyungkupan tanaman pada waktu siang atau sore hari efektif dalam menekan keterjadian serangan hama tersebut.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah ... 1
B. Tujuan Penelitian …... 2
C. Kerangka Pemikiran ... 2
D. Hipotesis ... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Sawi ... 5
B. Kumbang Daun (Phyllotetra vittata) ... 5
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 7
B. Alat dan Bahan ... 7
C. Pelaksanaan Penelitian ... 7
1. Penyiapan lahan dan penanaman... 7
2. Penyungkupan ……… 9
3. Rancangan Percobaan, pengamatan, analisis data …………. 10
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan ………... 13
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……… 17 B. Saran ………. 17
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Sawi (Brassica juncea L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang banyak ditanam di Indonesia (Pracaya, 2005). Tanaman ini mengandung zat gizi lengkap yang diperlukan tubuh, setiap 100 gram bagian sawiyang dapat dimakan mengandung 2,3 gr protein, 0,3 gr lemak, 4,0 gr karbohidrat, 220,0 mg kalsium, 38,0 mg fosfor, 2,9 mg zat besi, 1940,0 mg vitamin A, 0,09 mg vitamin B, dan 102 mg vitamin C. Selain itu, sawi juga bermanfaat untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan bagi penderita batuk, penyembuh penyakit kepala, pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar
pencernaan (Haryanto et al., 2007).
Sawi tergolong kedalam kelompok sayuran yang paling populer di kalangan masyarakat (Williams et al., 1993). Namun keberadaannya tidak terlepas dari serangan serangga hama tanaman yang dapat menurunkan hasil produksi baik kualitas maupun kuantitas sehingga berdampak kerugian bagi petani.
Serangga hama yang paling merugikan tanaman adalah dari ordo Lepidoptera dan ordo Coleoptera. Dari ordo Lepidoptera adalah Crocidolomia binotalis
(Noctuidae) (Kalshoven, 1981). Sedangkan dari ordo Coleoptera adalah kumbang daun (Chrysomelidae).
Sampai saat ini petani menanggulangi hama yang menyerang tanaman sawi dengan penyemprotan insektisida ke tanaman, baik sebelum (preventif) maupun setelah diserang (kuratif). Petani sebenarnya dapat memberdayakan agensia hayati yang ada di alam untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya serangan hama-hama ini. Namun hal ini belum dapat dilakukan karena mereka masih banyak yang belum bisa membedakan antara serangga hama dan serangga sebagai agensia hayati di lapangan. Alternatif pengendalian lainnya yang dapat dilakukan adalah pengendalian secara mekanik, yaitu dengan melakukan penyungkupan tanaman (Haryanto et al., 2007).
B. Tujuan
Penilitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penyungkupan tanaman sawi pada interval waktu tertentu dalam 24 jam terhadap tingkat serangan kumbang daun.
C. Kerangka Pemikiran
3
mencapai ketinggian hingga 1 m dan memiliki daya makan yang tinggi (Feryanto, 2012).
Selama ini pengendalian yang dilakukan adalah pengendalian kimiawi dengan cara mengaplikasikan insektisida. Sudah diketahui bahwa penggunaan insektisida sintetik memberikan dampak negatif untuk jangka pendek dan jangka panjang, namun ada dampak positif yaitu apabila penggunaanya tepat waktu dan selektif. Dampak negatifnya adalah meninggalkan residu (dalam tanah, air, dan udara) yang tidak baik untuk tanaman dan makhluk disekitarnya, dapat terjadi resurjensi hama, dan resurjensi hama sekunder, serta merugikan petani dari segi materi dan tenaga. Untuk menanggulangi masalah ini diperlukan pengendalian yang efektif dan relatif aman bagi lingkungan. Salah satunya pengendalian secara mekanik (penyungkupan). Cara ini merupakan tindakan preventif untuk mencegah hama sebelum menyerang, pengendalian ini akan efektif apabila dilakukan pada waktu yang tepat (Oka, 1998).
D. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah penyungkupan tanaman sawi pada berbagai interval waktu menekan tingkat serangan kumbang daun di
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Sawi (Brassica juncea L.)
Sawi (Brassica juncea L.) termasuk ke dalam kelompok tanaman sayuran daun yang mengandung zat-zat gizi lengkap yang memenuhi syarat untuk kebutuhan gizi
masyarakat. Sawi hijau bisa dikonsumsi dalam bentuk mentah sebagai lalapan
maupun dalam bentuk olahan dalam berbagai macam masakan. Selain itu berguna
untuk pengobatan (terapi) berbagai macam penyakit (Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1979).
Di Indonesia sawi sudah tergolong familiar, walaupun bukan tanaman asli Indonesia. Keadaan alam Indonesia dengan iklim serta keadaan tanahnya
memungkinkan tanaman luar tersebut dapat dikembangkan dengan baik (Haryanto
et al., 2007).
B. Kumbang Daun (Phyllotetra vittata)
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2010 pada pertanaman sawi di kawasan Perumnas Way Kandis, Tanjung Senang, Bandar Lampung.
B. Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, benang, botol film, gergaji, hand-tally counter, jarum tangan, kaca pembesar/lup, kamera digital, lampu senter, mikroskop, palu, dan penggaris. Sedangkan bahan yang digunakan adalah bambu, kawat, paku, kain strimin, dan tanaman sawi.
C. Pelaksanaan Penelitian
1. Penyiapan lahan dan penanaman
1,5 m
14 m
2 m 1
2
3
4 5
6 7 8
II
3IV
4III
3III
2SS
6KK
4I
4IV
20,3 m 9 10 11 12 13
14 15 16
I
3I
1SS
3V
3VI
2KK
1N
5III
130cm 17 18 19 20 21 22 23 24
VI
4N
2SS
2I
5I
6V
2I
2KK
613,5m
25
26 27
28
29
30 31
32
SS
4V
1II
1N
3KK
3KK
5III
4II
433 34 35
36 37
38 39 40
I
4N
4SS
1SS
5IV
1II
2N
1I
341 42 43 44 45 46 47 48
I
1V
4N
6VI
1I
2VI
3IV
3KK
2 [image:14.595.114.563.82.481.2]
Gambar 1. Denah gabungan Keterangan :
Novita Imas Mirra
Benih sawi disemai di persemaian (Gambar 2) dan setelah berumur 10 hari bibit sawi dicabut dengan hati-hati dan dipindahtanam pada bedengan – bedengan yang telah disiapkan (Gambar 3). Tindakan pemeliharaan meliputi penyiraman,
9
Gambar 2. Penyemaian
Gambar 3. Pemindahan Tanaman
2. Penyungkupan
[image:15.595.186.446.325.483.2]Gambar 4. Penyungkupan Tanaman
3. Rancangan percobaan, pengamatan dan analisis data
Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Percobaan terdiri atas delapan perlakuan penyungkupan (S1, S2, S3, S4, S5, S6, ST, TS) (Tabel 1) dan tiga ulangan, sehingga terdapat 24 satuan percobaan (Gambar 1, Novita).
Tabel 1. Interval waktu pembukaan dan pemasangan (penutupan) sungkup
Perlakuan Penyungkupan
Ditutup (pukul) Dibuka (pukul)
S1 02:00 06:00
S2 06:00 10:00
S3 10:00 14:00
S4 14:00 18:00
S5 18:00 22:00
S6 22:00 02:00
ST - -
TS - -
Keterangan: ST: Kontrol 1 (disungkup terus) TS: Kontrol 2 (tidak disungkup)
S1: Penyungkupan pada waktu fajar S2: Penyungkupan pada waktu pagi
[image:16.595.112.511.474.630.2]11
Pembukaan dan penutupan sungkup dilakukan setiap minggu selama tiga minggu berturut-turut (7, 14, dan 21 hari setelah tanam, hst), sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan (S1– S6).
Variabel yang diamati adalah intensitas serangan dan keterjadian serangan kumbang daun (Chrysomelidae). Intensitas serangan dihitung dengan cara sebagai berikut (Ferawati, 2009).
Σ ( ni x vi )
I = x 100 %
N x Z
dengan catatan I = intensitas serangan, ni = jumlah tanaman dalam baris sampel
[image:17.595.113.509.446.542.2]dengan skala kerusakan vi, vi = nilai skala kerusakan sampel ke-i (Tabel 2), N = jumlah daun tanaman sampel yang diamati, Z = nilai skala kerusakan tertinggi (=4)
Tabel 2. Nilai skala kerusakan tanaman sawi (vi)
Nilai Skala (vi) Keterangan
0 Tidak ada serangan
1 Serangan ringan
2 Serangan sedang
3 Serangan berat
4 Serangan sangat berat
Sedangkan keterjadian serangan dihitung dengan rumus sebagai berikut a
K = x 100 %
b
Data intensitas dan keterjadian serangan dianalisis dengan analisis ragam dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Analisis ragam dilakukan pada taraf nyata 1% atau 5% sedangkan Uji BNT dilakukan pada taraf nyata 5%.
36
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa penyungkupan tanaman sawi pada interval waktu tertentu tidak berpengaruh terhadap intensitas serangan kumbang daun. Penyungkupan tanaman yang dilakukan pada waktu siang dan sore hari sangat efektif dalam menekan tingkat keterjadian serangan dan penyungkupan pada waktu malam hari dan tengah malam cukup efektif dalam menekan keterjadian serangan hama tersebut. Tetapi penyungkupan pada waktu fajar dan pagi hari tidak mampu menekan tingkat keterjadian serangan kumbang daun.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M. T. 2009. Pengaruh Penyungkupan Tanaman Sawi (Brassica juncea
L.) pada Berbagai Interval Waktu terhadap Populasi Hama dan Kerusakan Tanaman Sawi. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1979. Kandungan Zat Gizi Dalam 100 Gram Sawi. Penerbit Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
Ferawati, A. 2009. Uji Penyungkupan Untuk Mengendalikan Hama Utama Tanaman Sawi (Brassica juncea L). Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Feryanto, I. 2012. Kumbang Anjing, hama yang Meresahkan Petani Sawi Di Kecamatan Merawang. Diakses tanggal 10 Juli 2013.
http://indraferyanto.ubb.ac.id/?p=275.
Haryanto, E., Suhartini, T., & Rahayu, E. 2007. Sawi & Selada. Penebar Swadaya. Jakarta. 112 hlm.
Kalshoven, L. G. E. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Rev. & trans by Van Der Laan & G. H. L. Rothschild. PT Ichtiar Baru – Van Hoeve.
Jakarta. 701 hlm.
Murni, I. V. M. 2011. Dinamika Populasi Kumbang Daun(Chrysomelidae)pada Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) dalam Kurun Waktu 24 Jam.
Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas lampung. Bandar Lampung. Octavianty, M. 2010. Efikasi Penyungkupandan Insektisida Nabati Terhadap
Serangan dan Populasi Hama Penting Tanaman Sawi (Brassica juncea
L.). Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Oka, I. N. 1998. Pengendalian Hama Terpadu. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 255 Halaman.
19
Williams, C. N., J. O. Uzo dan W. T. H. Peregrine. 1993. Produksi Sayuran di